PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA
Oleh DIANTI AYUNINGTYAS A34204057
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN DIANTI AYUNINGTYAS, A34204057. Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH) Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi. Lanskap resor merupakan hal yang penting untuk dipelajari guna menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap. Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan objek dan atraksi kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina dan juga didukung oleh panoramanya yang indah menjadi nilai jual pariwisata yang tinggi bagi negara ini. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland menjadi tujuan untuk pembangunan resor. Belt Collins International Consultant (Singapore), Pte. Ltd atau disingkat BCI merupakan sebuah perusahaan konsultan berskala internasional yang didirikan pada tahun 1953 di Honolulu (Hawaii). BCI ini terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Tujuan dari kegiatan magang yaitu untuk memperluas dan menambah pengetahuan serta pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Magang bermanfaat dalam mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor. Kegiatan magang dilakukan selama 14 minggu yang dimulai pada minggu ketiga bulan Juni 2008 hingga minggu keempat bulan September 2008. Kegiatan magang ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor (2) Proses perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI) dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September 2008.
2
Kegiatan magang di PT. Envirospace, Bogor dilaksanakan sebelum melakukan magang di BCI. Kegiatan ini merupakan kegiatan keterampilan untuk menunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis, diantaranya adalah pendalaman menggunakan software AutoCAD, Photoshop, Bryce, pembuatan gambar dengan teknik freehand, pewarnaan dengan menggunakan marker, scanning serta mempelajari beberapa buku untuk membuka wawasan tentang desain dan alemen-elemen desain baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kegiatan magang di BCI dilakukan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan studio maupun di lapangan. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka yang berasal dari buku, report serta sumber pustaka lainnya. Tahapan kegiatan berupa pengenalan lembaga dan manajemen, studi pustaka serta kegiatan perancangan pada perusahaan yang terdiri dari Preliminary Concept Design, Final Concept Design, Preliminary Design Development, Final Design Development, Hardscape Working Drawing serta Softscape Working Drawing. Batasan magang berada pada ruang lingkup proses kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China yaitu dimulai pada tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing. BCI membuat batasan ruang lingkup bisnis yang berfokus pada empat aspek yaitu (1) Land Planning, (2) Civil Engeenering, (3) Landscape Architecture dan (4) Environmental Consultant. BCI yang berlokasi di Singapore merupakan cabang perusahaan Belt Collins yang berfokus pada bidang Landscape Architecture. Dalam mengerjakan suatu proyek, perusahaan ini memiliki standar tahapan kegiatan sehingga peroses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan, yaitu (Mobilization), (2) Design Process (Concept Design, Design Development dan Working Drawing), (3) Implementation serta (4) Maintenance. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas : (1) President/Managing Director, (2) Vice President, (3) Associate Director, (4) Associate, (5) Landscape Architect, Project Manager, Horticulturist dan (6) CAD Drafter. Hangzhou Xixi Wetland yang merupakan lokasi tapak terletak di provinsi Zhejiang, China. Daerah ini merupaka suatu bentuk kota air (wetland) dengan beragam kebudayaannya. Wilayah Hangzhou Xixi Wetland ini diresmikan sebagai Xixi Wetland National Park oleh pemerintah setempat dengan tujuan
3
untuk melindungi dari kerusakan lingkungan serta memperkenalkan Xixi Wetland tersebut sebagai daerah pariwisata. Kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China dimulai dari tahap Concept Design hingga Softscape Working Drawing. Hasil dari tahap Concept Design berupa zonasi ruang yang terdiri dari Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wrtland Edge serta Villa Courtyard. Tahap ini dikerjakan dengan menggunakan freehand dan bantuan software Sketch Up dan Photoshop. Tahap Design Development mencakup proses pengembangan perancangan dari tahap Concept Design hingga tahap awal Hardscape dan Softscape. Pada tahap ini dihasilkan Grading and Drainage Plan, Material Plan, Soil Depth Plan, Softscape Plan serta pengembangan dari zonasi yang telah ada. Tahapan Hardscape Working Drawing mencakup pekerjaan yang berkaitan dengan semua elemen hardscape yang ada pada desain, detail dari Grading and Drainage Plan, Material Plan serta pembuatan Dimension Setout Plan. Selain itu dihasilkan gambar detail dari elemen-elemen hardscape yang digunakan dalam tapak, antara lain detail perkerasan, bangku, jembatan dan water feature. Pada tahap Softscape Working Drawing dilakukan pembuatan detail penanaman dan penghitungan tanaman yang digunakan dalam desain tapak yang dimulai dengan berbagai pohon, bambu, semak, ground cover, rumput serta tanaman air. Pada umumnya penerimaan proyek didapatkan dengan melakukan tender process terlebih dahulu. Namun pada perusahaan BCI, khususnya pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China penerimaan proyek dilakukan dengan penunjukkan langsung oleh klien. Hal ini dikarenakan reputasi BCI yang sudah sangat baik di mata dunia sehingga timbul kepercayaan pada masyarakat terhadap kualitas dari pelayanan dan hasil yang diberikan oleh BCI. Dalam proses perancangan yang dilakukan oleh BCI, riset dan analisis dilakukan oleh surveyor dan arsitek. Sistem kerja seperti ini membuat BCI terfokus pada pekerjaan sesuai bidangnya yaitu perancangan arsitektur lanskap. Analisis yang dilakukan oleh BCI adalah site visit untuk melakukan fotografi. Sebenarnya penting sekali bagi BCI untuk melakukan analisis ataupun mengetahui dan mempelajari analisis tapak yang dilakukan oleh arsitek untuk melihat faktor-faktor ekologisnya mengingat wetland merupakan sebuah tapak yang sensitif. Namun dalam proyek ini hasil analisis dari arsitek tidak diberikan
4
kepada BCI. BCI hanya membuat desain lanskapnya dengan meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh arsitek. BCI selalu memberi kepuasan terhadap klien dari hasil pekerjaannya. Hal ini didukung oleh faktor-faktor yaitu teamwork, disiplin waktu, peralatan dan perlengkapan, teknik menggambar freehand, memiliki komitmen untuk memberi kepuasan terhadap klien serta selalu tanggap terhadap perkembangan desain yang berguna untuk membuat gagasan-gagasan konsep perancangan. Hard material dan soft material yang digunakan dalam tapak adalah berdasarkan temanya yaitu tradisional sehingga material yang digunakan adalah material lokal. Hard material yang digunakan dalam desain antara lain jembatan, timber deck, feature lantern, beberapa elemen tradisional sebagai aksen serta paving sangat memperlihatkan budaya lokal sehingga akan sangat terasa atmosfer dari traditional wetland. Soft material yang digunakan pada desain juga sangat mencerminkan kebudayaan lokal seperti reeds, bambu, willow dan tanaman air. Keuntungan dari penggunaan material lokal ini adalah selain mendukung tema resor ini juga memiliki harga yang ekonomis serta mudah didapat.
5
PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DIANTI AYUNINGTYAS A34204057
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
6
Judul
: PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA
Nama
: Dianti Ayuningtyas
NRP
: A34204057
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 130 516 290
Menyetujui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
7
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Ansori Hidayat dan Trisyati. Tahun 1992 penulis lulus dari TK. Nurul Huda, Kedaung, Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 1998 penulis lulus dari SDN VI Ciputat, Tangerang. Selanjutnya pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 2 Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari SMAN I Ciputat, Tangerang. Tahun 2004 penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB. Selama
mengikuti
perkuliahan
penulis
aktif
dalam
organisasi
kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) sebagai anggota. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan beberapa acara kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap.
8
KATA PENGANTAR Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China ini disusun melalui hasil magang di Belt Collins International Consultant, Pte. Ltd. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini antara lain sebagai berikut : 1. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing skripsi atas saran, kritik, perhatian dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr, Ir. Andi Gunawan, Msc dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr sebagai dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Setiahadi, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap IPB. 4. Mama, papa beserta keluarga besar yang telah memberikan doa, nasehat serta dukungan yang tiada henti kepada penulis. 5. Oka Dwipayana, SP atas segala perhatian, dukungan, nasehat, kasih sayang serta berbagai pelajaran hidup yang senantiasa diberikan kepada penulis. 6. Seluruh staf dan pengajar Departemen Arsitektur Lanskap. 7. Seluruh staf perusahaan Belt Collins International Consultant (Singapore). 8. Seluruh staf perusahaan PT. Envirospace, Bogor. 9. Rekan-rekan seperjuangan selama mengikuti kegiatan magang dan teman-teman ARL’41 atas kebersamaannya selama ini. 10. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2009
Penulis
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xi BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Tujuan ............................................................................................. 2 1.3 Manfaat ........................................................................................... 3 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4 2.1 Lanskap .......................................................................................... 4 2.2 Perancangan Lanskap .................................................................... 4 2.3 Permintaan Rekreasi ...................................................................... 6 2.4 Pariwisata ....................................................................................... 7 2.5 Resor .............................................................................................. 7 2.6 Wetland .......................................................................................... 8 2.7 Konsultan Lanskap ......................................................................... 9 2.8 Manajemen Proyek Lanskap .......................................................... 10 BAB III : METODOLOGI .................................................................................... 12 3.1 Lokasi Magang .............................................................................. 12 3.2 Waktu Magang ............................................................................... 12 3.3 Metode Magang ............................................................................. 12 3.3.1 Kegiatan Studio dan Lapang ................................................ 12 3.3.2 Kegiatan Administrasi ........................................................... 15 3.3.3 Data ...................................................................................... 16 3.4 Batasan Magang............................................................................ 16 BAB IV : MAGANG DI PT. ENVIROSPACE, BOGOR ...................................... 19 4.1 Kondisi Umum Perusahaan .......................................................... 19 4.2 Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor ............................... 20 4.2.1 Penggunaan Software AutoCAD ......................................... 21 4.2.2 Penggunaan Software Photoshop ...................................... 21 4.2.3 Penggunaan Software Bryce ............................................... 22 4.2.4 Kegiatan Penunjang Lainnya ............................................... 22
ii
BAB V : MAGANG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT (SINGAPORE) PTE. LTD ................................................................... 24 5.1 KONDISI UMUM PERUSAHAAN .................................................. 24 5.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................................ 24 5.1.2 Lokasi Perusahaan .............................................................. 24 5.1.3 Ruang Lingkup Perusahaan ................................................ 25 5.1.4 Tahapan Pengerjaan Proyek ............................................... 27 a. Mobilization ...................................................................... 27 b. Design Process ................................................................ 27 Concept Design .......................................................... 27 Design Development................................................... 27 Working Drawing......................................................... 29 c. Implementation ................................................................ 29 d. Maintenance .................................................................... 30 5.1.5 Struktur Organisasi .............................................................. 30 5.2 KONDISI UMUM WILAYAH .......................................................... 31 5.2.1 Kondisi Umum Cina ............................................................. 31 a. Geografi dan Iklim ........................................................... 31 b. Kebudayaan .................................................................... 32 Seni dan Literatur ....................................................... 33 Bahasa ....................................................................... 33 Agama ........................................................................ 34 c. Demografi ........................................................................ 34 d. Olahraga dan Rekreasi .................................................... 35 5.2.2 Kondisi Umum Hangzhou, Provinsi Zhejiang ...................... 36 a. Kota Surga ....................................................................... 35 b. Geografi dan Iklim ............................................................ 36 c. Ekonomi ........................................................................... 38 d. Populasi ........................................................................... 38 e. Kebudayaan ..................................................................... 38 f. Sightseeing ....................................................................... 39 5.2.3 Kondisi Umum Xixi Wetland ............................................... 40 5.3 PROSES PERANCANGAN TAPAK HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA................................................ 43 5.3.1 Lokasi tapak ........................................................................ 43
iii
5.3.2 Analisis Tapak .................................................................... 45 a. Analisis Tapak Total ........................................................ 45 b. Analisis Tapak Proyek 708.45 ........................................ 47 5.3.3 Konsep ................................................................................. 49 a. Konsep Tapak Total ........................................................ 49 b. Konsep Pengembangan Tapak (Proyek 708.45) ............ 50 Main Entry Area .......................................................... 52 Main Dining Terrrace .................................................. 60 Central Water Body .................................................... 63 Wetland Edge .............................................................. 66 Villa Courtyard ............................................................ 71 5.3.4 Design Development .......................................................... 73 a. Grading and Drainage Plan ............................................ 73 b. Material Plan ................................................................... 73 c. Soil Depth Plan ................................................................ 75 d. Zonasi pada Design Development .................................. 76 Wetland Boardwalk ..................................................... 76 Baiyun Dining Area ..................................................... 77 Public Courtyard ......................................................... 77 Outdoor Entertainment Area ....................................... 77 Boat Taxi and Boardwalk access ............................... 95 Walkways and Bridges ............................................... 95 Villa Courtyard ............................................................ 95 Standard Villa Courtyard ...................................... 105 Suite Villa Courtyard ............................................. 105 Presidential Suite Villa Courtyard ......................... 105 e. Softscape Plan .............................................................. 118 5.3.5 Hardscape Working Drawing ............................................. 119 a. Dimension Setout Plan .................................................. 120 b. Grading Plan .................................................................. 120 c. Material Plan .................................................................. 121 5.3.6 Softscape Working Drawing (20 %) ................................... 121 BAB VI : PEMBAHASAN ................................................................................. 124 6.1 Penerimaan Proyek ..................................................................... 124 6.2 Riset dan Analisis ........................................................................ 125
iv
6.3 Desain .......................................................................................... 126 6.3.1 Proses Desain .................................................................... 126 6.3.2 Produk Desain .................................................................... 128 6.4 Material ........................................................................................ 130 BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 131 7.1 Kesimpulan ................................................................................. 131 7.2 Saran .......................................................................................... 132 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 133 LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore .. 13 Gambar 2. Proses Kerja Magang .................................................................... 17 Gambar 3. Lokasi Penyebaran Perusahaan BCI ............................................ 24 Gambar 4. Tahapan Pengerjaan Proyek pada Perusahaan BCI Singapore ... 28 Gambar 5. Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore ........................... 30 Gambar 6. Peta Republik Cina ........................................................................ 31 Gambar 7. Chinese Dragon Boat Racing ........................................................ 35 Gambar 8. Grand Canal, Hangzhou ................................................................ 36 Gambar 9. Peta Hangzhou, Propinsi Zhejiang ................................................ 37 Gambar 10. Hamparan Perkebunan Teh Longjing (Dragon Well) .................... 39 Gambar 11. Sunset pada Westlake .................................................................. 40 Gambar 12. Xixi Wetland National Park ............................................................ 41 Gambar 13. Peta lokasi Xixi Wetland ................................................................ 43 Gambar 14. Kondisi Conservation Village, Xixi Wetland ................................... 44 Gambar 15. Peta lokasi tapak (Hangzou Xixi Tourist Resort Hotel Group) ....... 45 Gambar 16. Analisis tapak keseluruhan ............................................................ 46 Gambar 17. Analisis tapak Proyek 708.45 ........................................................ 48 Gambar 18. Resort Character Diagram ............................................................. 50 Gambar 19. Overall Landscape Masterplan ...................................................... 51 Gambar 20. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Preliminary Concept Design) ........................................................................... 53 Gambar 21. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) ......................................................................................... 54 Gambar 22. Aerial Perspective pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) ... 55 Gambar 23. Tampak atas Main Entry Area pada Preliminary Concept Design 56 Gambar 24. Tampak atas Main Entry Area pada Final Concept Design ........... 57 Gambar 25. Potongan Main Entry Area pada Preliminary Concept Design ...... 58 Gambar 26. Potongan Main Entry Area pada Final Concept Design ................ 58 Gambar 27. Perspektif Main Entry Area pada Preliminary Concept Design ..... 59 Gambar 28. Perspektif Main Entry Area pada Final Concept Design ............... 59 Gambar 29. Tampak atas Main Terrace ............................................................ 61 Gambar 30. Potongan Main Terrace ................................................................. 62 Gambar 31. Perspektif Main Terrace pada Preliminary Concept Design .......... 60
vi
Gambar 32. Perspektif Main Terrace pada Final Concept Design .................... 63 Gambar 33. Tampak atas Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design ............................................................................ 64 Gambar 34. Potongan Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design ........................................................................................... 65 Gambar 35. Perspektif Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design ........................................................................................... 66 Gambar 36. Tampak atas Wetland Edge pada Preliminary dan Final Concept Design ........................................................................................... 67 Gambar 37. Potongan 1 Wetland Edge (Dining Pavilion) pada Preliminary dan Final Concept Design..................................................................... 68 Gambar 38. Potongan 2 Wetland Edge (Villa) pada Preliminary dan Final Concept Design ............................................................................ 69 Gambar 39. Perspektif Wetland Edge pada Preliminary Concept Design ........ 70 Gambar 40. Perspektif Wetland Edge pada Final Concept Design ................... 70 Gambar 41. Tampak atas Villa Courtyard pada Preliminary Concept Design ... 71 Gambar 42. Tampak atas Villa Courtyard pada Final Concept Design ............. 72 Gambar 43. Perspektif Villa Courtyard pada Final Concept Design .................. 72 Gambar 44. Tampak atas Wetland Boardwalk pada Preliminary Design Development ................................................................................. 78 Gambar 45. Potongan A Wetland Boardwalk pada Final Design Development 79 Gambar 46. Potongan B Wetland Boardwalk pada Final Design Development 80 Gambar 47. Potongan C Wetland Boardwalk pada Final Design Development 81 Gambar 48. Potongan D Wetland Boardwalk pada Final Design Development 82 Gambar 49 Tampak atas Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development ................................................................................. 83 Gambar 50. Potongan Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development ..........................................................................................84 Gambar 51. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Final Design Development ................................................................................. 85 Gambar 52. Potongan Baiyun Dining Area pada Final Design Development .. 86 Gambar 53. Tampak atas Public Courtyard pada Preliminary Design Development ................................................................................. 87 Gambar 54. Potongan Public Courtyard pada Preliminary Design Development ................................................................................. 88
vii
Gambar 55. Tampak atas Public Courtyard pada Final Design Development .. 89 Gambar 56. Potongan Public Courtyard pada Final Design Development ....... 90 Gambar 57. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development .................................................................... 91 Gambar 58. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development ................................................................................. 92 Gambar 59. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development ................................................................................. 93 Gambar 60. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development ................................................................................. 94 Gambar 61. Tampak atas Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development .................................................................... 96 Gambar 62. Potongan 1 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development .................................................................... 97 Gambar 63. Potongan 2 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development .................................................................... 98 Gambar 64. Tampak atas Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development ................................................................................. 94 Gambar 65. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development ................................................................................ 100 Gambar 66. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development ................................................................................ 101 Gambar 67. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Final Design Development ................................................................................ 102 Gambar 68. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development ................................................................................ 103 Gambar 69. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development ................................................................................ 104 Gambar 70. Tampak atas dan Potongan Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development ................................................. 107 Gambar 71. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development ................................................................................ 108 Gambar 72. Tampak atas Standard Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 109
viii
Gambar 73. Potongan 1 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 110 Gambar 74. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 111 Gambar 75. Potongan 3 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 112 Gambar 76. Tampak atas Suite Villa Courtyard pada Final Design Development ............................................................................... 113 Gambar 77. Potongan 1 Suite Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 114 Gambar 78. Potongan 2 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development ................................................................................ 115 Gambar 79. Tampak atas Presidential Suite Villa Courtyard pada Final Design Development ................................................................... 116 Gambar 80. Presidential Suite Villa Courtyard (Images) pada Final Design Development ................................................................................ 117 Gambar 81. Zonasi dalam tahap Hardscape Working Drawing ...................... 119
ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek 708.45 Hangzhou, Xixi Tourist Resort Hotel Group, China ..................................................... 16 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Magang .................................................................... 18 Tabel 3. Deskripsi Tanaman pada tahap Softscape Working Drawing ............ 122
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Ilustrasi kondisi Conservation Village Lampiran 2. Ilustrasi kondisi tapak Lampiran 3. Grading and Surface Drainage Plan Lampiran 4. Subsoil Drainage Plan Lampiran 5. Materials Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 6. Materials Plan (Final Design Development) Lampiran 7. Soil Depth Plan Lampiran 8. Softscape Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 9. Softscape Plan (Final Design Development) Lampiran 10. Dimension Setout Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 11. Grading Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 12. Material Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 13. Material Board LH-50 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 14. Public Area Section + Detail LD-31 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 15. Paving Typical Details LD-101 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 16. Feature Paving LD-111 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 17. Lake Edge Typical Details LD-131 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 18. Lighting LD-140 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 19. Furniture LD-141 (Hardscape Working Drawing)
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Era globalisasi semakin berkembang di berbagai bidang kehidupan sehingga menuntut dipenuhinya berbagai kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan sekunder yang saat ini sedang meningkat adalah rekreasi. Clawson dan Knetsch (1966) mengemukakan bahwa permintaan rekreasi akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi atau kebutuhan sekunder tersebut. Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi tersebut. Sarana dan prasarana resor terdiri dari lanskap dan infrastruktur fisik (bangunan). Lanskap resor merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap. Untuk itu perlu adanya perencanaan dan perancangan lanskap resor yang baik dengan melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan resor tersebut. Keberhasilan pembangunan resor dapat terlihat dari kepuasan rekreatif para penggunanya, sesuai dengan tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan rekreasi Pembangunan resor telah meluas ke mancanegara. Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina menjadi nilai jual yang tinggi bagi negara ini dan didukung juga dengan panorama yang indah. Hal ini sangat mendukung industri resor yang berkembang di Cina karena kebudayaan dan panorama merupakan hal yang bernilai dalam pembangunan sebuah resor. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland yang sangat terkenal dan menjadi salah satu daerah yang dilestarikan, menjadi tujuan untuk pembangunan resor. Hangzhou selain menampilkan panorama yang indah juga merupakan salah satu daerah di Cina yang kaya akan warisan kebudayaannya. Belt Collins International (Singapore) atau disingkat BCI merupakan perusahaan konsultan berskala internasional yang berfokus pada bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap dan lingkungan. BCI didirikan pada
tahun 1953 di Honolulu (Hawaii) dan terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. BCI merupakan perusahaan konsultan profesional yang telah mengerjakan berbagai proyek, terutama proyek-proyek resor mewah yang ada di dunia, seperti Amerika, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Bentuk tapaknya relatif landai dan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan perairan (wetland). Kebudayaannya sangat unik dan mampu menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung kesana. Oleh karena itu resor ini dirancang untuk dibangun dengan mempertahankan kebudayaan tradisional Cina yang sangat dominan pada lingkungan tapak dan mengembangkannya dalam suatu konsep. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari.
1.2 Tujuan Magang Tujuan umum dari kegiatan magang ini yaitu untuk mempelajari dan meningkatkan soft skill serta ketrampilan mendesain dalam keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada teknik-teknik perancangan lanskap resor Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group di Cina. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah : 1. Mempelajari dan mengikuti proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan pada salah satu kawasan rekreasi di Cina, yaitu Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group. 2. Mempelajari berbagai masalah yang berhubungan dengan proses perancangan lanskap resor baik di studio maupun di lapangan serta berbagai alternatif pemecahannya. 3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan pada perusahaan Belt Collins International Consultant Pte. Ltd, Singapore.
2
1.3 Manfaat Magang Kegiatan
magang
ini
diharapkan
mempunyai
manfaat
dalam
mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor. Selain itu juga
untuk
meningkatkan
kemampuan
dan
wawasan
mengenai
teknik
perancangan dalam skala yang lebih komplek pada lanskap resor serta menambah pengalaman khususnya yang berkaitan dengan aplikasi ilmu arsitektur lanskap yang telah didapatkan untuk diterapkan di lapangan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Rachman (1984) mengatakan bahwa lanskap adalah wajah dan karakter lahan/tapak dan bagian dari muka bumi dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imjinasi dapat membayangkan. Bentukan-bentukan penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dan dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan elemen lanskap yang dapat diubah diantaranya bukit-bukit, semak belukar, parit, dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds, 2006).
2.2 Perancangan Lanskap Perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami serta kegiatan yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tentang ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetik bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain di dalamnya, selaras dengan faktor ruang, waktu, dan geraknya (Rachman, 1984). Menurut Simonds (2006), perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna,
dan
kualitas
lain.
Semuanya
dapat
mengekspresikan
dan
mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Kemudian Laurie (1986), menyatakan bahwa faktor yang
menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain bentuk tapak itu sendiri, sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan dan pemeliharannya, serta fungsi dan kegunaan yang diinginkan dari tapak. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. (Simonds ,2006) Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (2006) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat
definisi pelayanan dalam suatu
perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program
pengembangan
tapak.
Synthesis
merupakan
tahap
analisis
perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan. Booth (1983) menyatakan bahwa proses perancangan/disain umumnya memiliki tahap-tahap sebagai berikut : 1. Penerimaan Proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal
5
f.
Desain skematik
g. Rencana Induk (Master Plan) h. Design Development 4. Gambar-gambar konstruksi a. Rencana Pelaksanaan (Layout Plan) b. Rencana Bertahap (Grading Plan) c. Rencana Penanaman (Planting Plan) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan (Maintenance) Fungsi dari perancangan tersebut yaitu : 1. Memberikan kerangka kerja yang logis dan terorganisasi untuk membuat suatu solusi perancangan. 2. Membantu untuk meyakinkan segala pihak bahwa solusi yang ada sesuai dengan keterbatasan perancangan (tapak, keinginan klien, anggaran biaya, dll). 3. Membantu menentukan penggunaan lahan yang terbaik bagi klien melalui penelitian dan diberikan solusi alternatif setiap permasalahan. 4. Sebagai dasar penjelasan dan pemikiran suatu perancangan kepada klien.
2.3 Permintaan Rekreasi Permintaan rekreasi adalah sejumlah kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan jika fasilitas-fasilitas rekreasi yang layak tersedia (Basuni dan Soedarjo, 1988). Douglass (1982) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi, yakni (1) masyarakat, unsur-unsurnya terdiri dari jumlah penduduk, tempat tinggal, umur dan pendidikan, (2) uang, berkaitan dengan tingkat pendapatan dan kemakmuran, (3) waktu, berhubungan dengan kesibukan dan mobilitas, (4) komunikasi, berkaitan dengan media massa, status sosial, dan kesenangan pribadi, (5) suplai, yang menyangkut aspek keterjangkauan (accesibility) dan ketersediaan (availability) sumberdaya rekreasi.
6
2.4 Pariwisata Menurut Direktorat Pariwisata Indonesia (1982), pada hakekatnya pariwisata adalah suatu proses bepergian dari seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain, dikarenakan timbulnya dorongan secara naluriah pada diri sendiri untuk dipenuhi dan dirasakan sebagai kepentingan hidupnya, baik ekonomi, sosial, budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya yang bersifat sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar. Abdullah (1983), menjelaskan bahwa perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu, antara lain : a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, dll. b. Pariwisata untuk rekreasi (recreational tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat. Biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap menarik. c. Pariwisata kebudayaan (cultural tourism) : jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar dan studi di pusatpusat pengajaran dan penelitian. d. Pariwisata olahraga (sport tourism) : dapat dibedakan atas : −
Big sport Evens, yaitu pariwisata-pariwisata olahraga besar seperti Olympic Games, kejuaraan dunia.
−
Sport Tourism of the Plactitioners, yaitu peristiwa olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, mancing.
d. Pariwisata untuk urusan usaha (Business Tourism) : suatu bentuk perjalanan wisata karena berkaitan dengan pekerjaan/jabatan. e. Pariwisata untuk tujuan konferensi (Convention Tourism) : jenis pariwisata ini menggunakan tempat-tempat wisata sebagai tempat konferensi, atas dasar kesadaran
akan
besarnya
potensi
ekonomi
yang
didapat
dari
penyelenggaraan konferensi.
2.5 Resor Resor merupakan suatu tempat untuk menampung wisatawan yang akan tinggal dalam beberapa waktu di suatu lokasi dengan maksud untuk berlibur,
7
istirahat dan bersenang-senang yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang (Pusdiklat, Pos dan Telekomunikasi, 1994). Menurut Boovy, Bard dan Lauson (1997), resor merupakan tempat yang dikembangkan untuk peristirahatan para wisatawan, dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi dan kebutuhan lainnya. Melalui konsentrasi dari kebutuhan diatas maka kawasan tersebut dapat membentuk identitas dan karakternya sendiri serta merupakan tempat yang spesifik untuk tujuan pariwisata atau sebagai basis persinggahan ke objek-objek wisata lain. Tan (1995), menyatakan bahwa resor adalah suatu bentukan industri pariwisata yang berkembang. Resor merupakan tantangan bagi arsitektur hotel konvensional yang monoton. Alam resor berbeda dengan yang dimiliki oleh bangunan pada umumnya. Sebagian resor dibangun dengan desain mewah yang memiliki keistimewaan tertentu, dana desain yang tidak terbatas, berlokasi di daerah terpencil dengan tapak yang eksotik, digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan ketenangan dan suasana meditasi. Keunikan lainnya yaitu adanya penggabungan nilai-nilai modern dengan elemen-elemen tradisional dan sejarah. Asia Tenggara memiliki berbagai atribut alam yang mendukung pariwisata seperti banyaknya gunung-gunung, hutan tropis, pantai berpasir dan taman bawah laut, demikian juga sejarah dan keragaman budayanya. Pada umumnya ada 3 hal yang dijual dari sebuah resor, yaitu : 1. Pemandangan (Scene) Potensi fisik kawasan resor yaitu seperti kondisi fisik, kekhasan fisik, flora/fauna dan iklim daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai view, rekreasi, berolahraga dan sebagainya. 2. Budaya (Culture) Merupakan kekhasan daerah setempat, misalnya kehidupan sehari-hari, budaya dan sebagainya. 3. Acara (Event) Merupakan suasana ataupun hal-hal spesifik yang terjadi (hanya terjadi) pada saat tertentu seperti upacara ritual budaya setempat.
2.6 Wetland Wetland adalah sebuah area lahan yang terdiri dari tanah yang telah jenuh air atau sesuatu yang lembab, seperti paya, rawa ataupun tanah berlumpur. Berkaitan dengan kondisi fisik geografi, wetland merupakan
8
lingkungan penghubung antara ekosistem terestrial dengan ekosistem perairan yang berbeda satu sama lain tetapi saling ketergantungan (Wikipedia, 2008). Haslam (2003) mengatakan wetland adalah sebuah lahan yang mana jenuh air merupakan faktor dominan yang menyebabkan terbentuknya tanah secara alami (hydric soil), jenis vegetasi tertentu serta komunitas hewan hidup di atasnya. Ada beberapa tipe wetland, diantaranya diklasifikasikan berdasarkan sumber airnya. Sumber air wetland dapat dibedakan menjadi dua, (1) berasal dari presipitasi (hujan dan hujan salju). Banyak diantara permanent wetland dan semi permanent wetland terisi oleh air hujan ataupun salju yang mencair, (2) barasal dari air tanah. Biasanya wetland yang sumber airnya berasal dari air tanah adalah permanent wetland (Iastate Education, 2008) Menurut Wikipedia (2008), wetland dapat diklasifikasikan de dalam tiga kelas, yaitu : •
Hydrogeomorphic classes Hydrogeomorphic (HGM) mengklasifikasikan wetland berdasarkan tiga
faktor yang mempengaruhi fungsinya, yaitu posisi pada lanskap (geomorphic setting), sumber air (hydrology) serta aliran dan fluktuasi air (hydrodynamics). •
Wetland pada lahan kering Wetland pada lahan kering terbentuk karena pengaruh iklim dan faktor-
faktor lingkungan lain. Tipe wetland ini bisa berupa fresh water atau saline water, permanen ataupun musiman / sementara. Selama musim kering, wetland menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan. •
Intertidal wetland Intertidal wetland merupakan wetland yang terbentuk karena pengaruh
salinitas dan pergerakan pasang surut. Intertidal wetland dapat bertahan pada kondisi ekstrim seperti saline water pada saat pasang, fresh water pada saat surut dan juga pada saat banjir.
2.7 Konsultan Lanskap Menurut Gold (1980), pemerintah lokal dan pengembang swasta memiliki tanggung jawab moral yang sama dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencanaan kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial dalam hal pemberian pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut konsultan memiliki kebutuhan berupa :
9
1) Kemampuan
profesional,
yaitu
kompetensi
secara
teknis,
berupa
kemampuan dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang sudah dikerjakan dan diselesaikannya. 2) Persediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya. 3) Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat dibentuk dalam suatu tim sesuai dengan proyek yang diperlukan. 4) Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai tuntutan muatan kerja. 5) Pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam jenisnya. 6) Hasil kerja yang objektif dan profesional. 7) Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan. Kriteria untuk memilih konsultan yang profesional adalah : (1) Pengalaman dan reputasi (2) Latar belakang dari setiap staf yang ada (3) Kemampuan tingkat muatan kerja (4) Ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu (5) Tanggung jawab secara professional (6) Tanggung jawab sosial.
2.8 Manajemen Proyek Lanskap Manajemen perusahaan sangat berhubungan erat dengan tata laksana kerja. Menurut Kraus dan Curtis (1982), manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif dan saling kerja sama. Selain itu mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip-prinsip yang tepat sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi dan aspirasi seseorang, dalam
10
berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan merupakan seni.
11
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Envirospace, sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang berlokasi di Bogor dan di Belt Collins International Consultant Pte. Ltd (Singapore), sebuah perusahaan konsultan lanskap pada departemen Landscape Architecture. Perusahaan ini berlokasi di Ann Siang Hill, Chinatown, Singapore.
3.2 Waktu Magang Kegiatan magang secara keseluruhan berlangsung selama 14 minggu, dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor, dimulai pada pertengahan Juni 2008 hingga pertengahan Juli 2008. Kegiatan magang ini untuk meningkatkan keterampilan sebelum melakukan magang di BCI Singapore, (2) Proses Perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI), dimulai pada pertengahan bulan Juni 2008 hingga akhir bulan Juli 2008 dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September 2008. Jadwal kegiatan magang keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2.
3.3 Metode Magang Metode magang yang dilakukan di perusahaan Envirospace Consultant, Bogor dan pada perusahaan BCI Singapore untuk kegiatan perancangan lanskap berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan, wawancara dan studi pustaka. Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini secara umum meliputi :
3.3.1. Kegiatan Studio dan Lapang Kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace, Bogor berupa keterampilan pendukung kegiatan studio. Kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pekerjaan beberapa proyek yang sedang dikerjakan, seperti pembuatan gambar potongan dan perspektif dengan meggunakan software AutoCAD dan Photoshop. Selain itu juga meningkatkan keterampilan dalam
12
kegiatan colouring dengan menggunakan marker, pembuatan sketsa dengan freehand dan scanning. Sedangkan kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan BCI yaitu terdiri dari beberapa proyek, dengan proyek utama yaitu perancangan lanskap resor di Hangzhou Xixi Tourists Resort Hotel Group, China (Proyek 708.45). Proses perancangan dilakukan berdasarkan standar yang berlaku di perusahaan (Gambar 1). Preliminary Design Development
Final Design Development
Final Concept Design
Hardscape Working Drawing
Preliminary Concept Design
Softscape Working Drawing
Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore
Preliminary Concept Design merupakan tahap awal dari proses desain yang dilakukan di perusahaan BCI. Kegiatan ini biasanya berupa pembuatan konsep yang masih dituangkan secara umum dalam gambar (sketsa). Kegiatan dilakukan dengan membantu beberapa kegiatan, seperti mewarnai ataupun menggambar. Final Concept Design merupakan penyempurnaan dari Preliminary Concept Design. Dalam hal ini akan ada perbaikan dalam desain yang sebelumnya dibuat ataupun perbaikan presentasi gambarnya. Preliminary
Design
Development
adalah
tahap
memulai
konsep
pengembangan. Gambar-gambar yang ditampilkan lebih detail serta sudah memasuki tahap pemilihan bentuk, warna dan juga jenis material yang digunakan. Sedangkan Final Design Development merupakan tahap akhir dari Design Development. Tahapan ini lebih detail daripada Preliminary Design Development, seperti adanya penambahan dimensi (ukuran) pada gambar serta sudah mulai memasuki pemilihan material yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan lebih banyak menggunakan software AutoCAD. Hardscape Working Drawing adalah tahap perancangan khusus untuk elemen hardscape hingga detail konstruksinya. Kegiatan yang dilakukan menggunakan software AutoCAD. Sedangkan Softscape Working Drawing dikhususkan untuk elemen softscape dengan software pendukung AutoCAD.
13
Pada saat melakukan kegiatan magang, proyek 708.45 Hangzhou, Xixi ini telah mencapai bagian akhir dari tahap Hardscape Working Drawing dan mulai ikut membantu proyek tersebut pada saat mulai memasuki tahap Softscape Working Drawing. Terdapat beberapa proyek yang dikerjakan selama kegiatan magang berlangsung. Berikut ini adalah proyek-proyek yang dikerjakan di studio selain proyek utama (Proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group) : 1. Perancangan lanskap resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand 2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China 3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China 4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh Samui, Thailand 5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India 6. Perancangan Yen So Park, Vietnam 7. Perancangan lanskap di Laem Ka, Thailand. Sedangkan proyek yang dikerjakan melalui kegiatan lapang yang dilakukan selama magang yaitu : 1. Perancangan lanskap apartemen Blossom Condominium, Woodleigh Close, Singapore 2. Perancangan lanskap apartemen Paterson Residences, Singapore
Berikut ini adalah ringkasan dari proyek-proyek tersebut. 1. Perancangan Lanskap Resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan pada proyek ini adalah membantu pembuatan analisis kontur, colouring dengan menggunakan marker serta pekerjaan lainnya dengan menggunakan AutoCAD. 2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Design Development. Penggambaran desain untuk proyek ini sebagian besar dikerjakan dengan cara freehand dan sedikit penggunaan komputer. Kegiatan yang dilakukan yaitu mewarnai, menggambar, photo montage dengan software Photoshop serta scanning dari buku.
14
3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah pekerjaan desain dengan menggunakan Photoshop serta scanning dari buku. 4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh
Samui,
Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu dalam pembuatan gambar detail elemen hardscape dengan menggunakan software AutoCAD. 5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan dalam proyek ini yaitu membantu pewarnaan gambar-gambar desain dengan menggunakan marker. 6. Perancangan Yen So Park, Vietnam Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah photo montage dan scanning dari buku yang akan digunakan dalam gambar.. 7. Perancangan lanskap resor di Laem Ka, Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Final Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah membuat persiapan presentasi produk desain seperti memperbaiki gambar-gambar presentasi dan overlay dari gambar keseluruhan untuk dibuat site plan. Semua kegiatan dilakukan dengan freehand dan menggunakan software Photoshop. Proses kerja magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.
3.3.2. Kegiatan Administrasi Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan tiga hal yang dipelajari oleh mahasiswa magang, yaitu : 1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan. 2. Mempelajari sistem kerja yang digunakan dalam perusahaan.
15
3. Mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang sesuai.
3.3.3 Data Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara lebih rinci bentuk-bentuk data yang digunakan dalam kegiatan magang ini (proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China) diuraikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek 708.45 Hangzhou, Xixi Tourist Resort Hotel Group, China
Jenis Data
Data Primer
Data Sekunder
Sumber Data
KONDISI UMUM Kondisi Biofisik Letak dan Luas
Studi pustaka
Topografi
Studi pustaka
Aksesibilitas
Studi pustaka
Vegetasi
Studi pustaka
Kondisi Sosial Sejarah Kawasan
Arsitek Lanskap dan studi pustaka
KELEMBAGAAN Sejarah Perusahaan
Studi pustaka
Struktur Organisasi Sistem Kerja
Wawancara dan Pengamatan
Wawancara dan studi pustaka
PROSES PERANCANGAN Concept Design
Arsitek Lanskap dan studi pustaka
Design Development
Arsitek Lanskap dan studi pustaka
Hardscape
Arsitek Lanskap dan studi pustaka
Softscape
Arsitek Lanskap dan studi pustaka
3.4 Batasan Magang Batasan magang pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China (proyek 708.45) ini yaitu dari tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing. Proyek ini sedang mencapai tahap akhir dari proses desain karena sudah dimulai sejak Oktober 2007
16
Studi Pustaka
-
Persiapan: Proposal Perizinan lokasi magang Kegiatan pra magang ketrampilan Perizinan magang
PRA MAGANG
Persiapan dan pengenalan lembaga: - Perkenalan dengan staf
Praktikal studio dan pengenalan masalah
KEGIATAN STUDIO DAN LAPANG
Membantu mengerjakan beberapa proyek dengan tahap yang berbeda-beda
KEGIATAN ADMINISTRASI
Mempelajari sejarah dan struktur organisasi perusahaan
Concept Design
Design Development
Hardscape WD
Softscape WD
Mempelajari sistem kerja dan proses perancangan pada perusahaan
Hasil Kegiatan Magang
MAGANG
Penyusunan Laporan PASCA MAGANG
Gambar 2. Proses Kerja Magang
17
18
Kegiatan magang di Envirospace, Bogor Persiapan keberangkatan magang di Singapura A. Proses Perizinan dari MOM B. Mengurus Security Bond Kegiatan magang di BCI Singapore A. Kegiatan Inti 1. Kegiatan Studio a. Preliminary Concept Design b. Final Concept Design c. Preliminary Design Development d. Final Design Development e. Hardscape Working Drawing f. Softscape Working Drawing 2. Kegiatan Lapang Construction Review B. Kegiatan Penunjang Orientation
I II
III
JENIS KEGIATAN
No.
JUNI III IV I
JULI II III IV
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Magang
I
AGUSTUS II III IV
SEPTEMBER I II III IV
BAB IV MAGANG DI PT. ENVIROSPACE, BOGOR
4.1 Kondisi Umum Perusahaan PT. Envirospace merupakan sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura yang lebih dikenal dengan Envirospace Consultant Singapore. PT. Envirospace merupakan cabang dari perusahaan Envirospace Consultant Singapore yang merupakan satu-satunya cabang yang berada di Indonesia, berlokasi di Komplek Taman Yasmin, Bogor. PT. Envirospace (Bogor) didirikan pada bulan Februari 2006. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Dewan Komisaris dan seorang Managing Director.. Dewan Komisaris mempunyai wewenang untuk memberi kebijakan perusahaan. Dewan komisaris dan Managing Director membawahi arsitek lanskap, drafter dan bagian administrasi keuangan perusahaan. Bekerjasama dengan Envirospace Consultant Singapore, PT. Envirospace ini telah menangani beberapa proyek yang tersebar di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Sumatera dan Kalimantan hingga ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, India, Cina serta Vietnam. Dalam mengerjakan setiap proyek di Indonesia, selalu dilakukan konsultasi dengan Envirospace Consultant Singapore. Sedangkan untuk proyek yang berada di luar negeri, secara umum ditangani oleh Envirospace Consultant Singapore dan PT. Envirospace Bogor membantu pekerjaan proyek tersebut, khususnya dalam pembuatan Concept Design. Apabila gagasan konsep atau pekerjaan dari PT. Envirospace, Bogor belum disetujui oleh pihak Envirospace Singapore maka pekerjaan tersebut diperbaiki sesuai saran yang diberikan oleh pihak Envirospace Singapore. Kerjasama tersebut dibentuk dengan pembagian tugas dari kedua perusahaan serta dihubungkan dengan komunikasi melalui email. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Envirospace Consultant Singapore yang dilakukan secara berkala untuk memberikan laporan pekerjaan serta mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan. PT. Envirospace (Bogor) berfokus pada bidang perencanaan dan perancangan lanskap. Proyek-proyek pada bidang perencanaan contohnya seperti Perencanaan Ruang Terbuka Hijau yang berlokasi di Jakarta. Sedangkan proyek-proyek perancangan pada umumnya berlokasi di luar Indonesia yang mana ditangani langsung oleh perusahaan Envirospace Consultant Singapore.
Selain itu juga terdapat beberapa proyek perancangan yang berlokasi di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor dan wilayah lainnya. Seperti halnya perusahaan konsultan lain, PT. Envirospace bekerja berdasarkan keinginan klien dan memiliki prosedur pekerjaan seperti pada umumnya yang dimulai Rencana Konsep hingga Design Development dan RAB. Seluruh pekerjaan yang dilakukan disimpan di dalam komputer dengan folderfolder yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi dan nama proyeknya. Di dalam komputer juga tersimpan berbagai koleksi gambar (foto) yang dapat digunakan sebagai referensi desain ataupun dimasukkan ke dalam sebuah gambar produk. Koleksi gambar (library) tersebut didapat dari hasil scan ataupun juga dari internet. Teknik freehand merupakan sebuah teknik yang dilakukan oleh perusahaan ini dalam proyek-proyek perancangan, khususnya saat pembuatan konsep yang masih berupa sketsa. Tools komputer pada perusahaan ini digunakan untuk menyempurnakan gambar freehand dan pembuatan gambar dalam tahap Design Development.
4.2 Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor Magang di PT. Envirospace Bogor dilaksanakan selama 1 bulan sebelum melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore. Kegiatan magang yang dilakukan pada PT. Envirospace, Bogor adalah kegiatan keterampilan penunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis. Kegiatan teknis tersebut dilakukan secara khusus dalam bentuk latihan ataupun dilakukan dengan membantu pengerjaan beberapa proyek yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia kerja pada perusahaan konsultan yang akan berguna untuk melakukan magang di Belt Collins International Consultant (Singapore) Pte. Ltd. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain pendalaman mengenai Software AutoCAD, Photoshop, Bryce yang merupakan softwaresoftware pendukung untuk menghasilkan suatu produk serta pembuatan gambar presentasi dengan software Powerpoint. Selain itu juga membantu pembuatan proposal suatu proyek perencanaan. Berikut adalah penjelasan dari kegiatankegiatan yang dilakukan.
20
4.2.1 Penggunaan Software AutoCAD Software AutoCAD merupakan sebuah software komputer yang berguna untuk membuat gambar kerangka. Dapat dikatakan bahwa software ini merupakan dasar dari pembuatan gambar dengan menggunakan komputer. Pada umumnya, proyek-proyek yang ditangani oleh PT. Envirospace ini dikerjakan dengan teknik freehand yang mana teknik freehand pada perusahaan ini sudah menjadi ciri khas dalam mengerjakan sebuah proyek. Namun penggunaan software AutoCAD berguna untuk memproses gambar masterplan yang biasanya diberikan oleh klien dalam bentuk file AutoCAD ini. Selain itu software AutoCAD ini juga akan sangat membantu pekerjaan ketika sudah memasuki tahap Design Development karena tahapan ini sangat membutuhkan ketelitian dan keakuratan serta gambar-gambar yang dihasilkan dalam tahapan ini harus sesuai dengan skala yang ada. Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
selama
masa
magang
pada
perusahaan ini yang berkaitan dengan penggunaan software AutoCAD antara lain adalah digitasi untuk sebuah peta, mengerjakan sebuah site plan yang menggunakan teknik komputer, membuat gambar perspektif yang mana diawali dengan mambuatnya di software AutoCAD serta berbagai pelatihan dan pendalaman materi tentang penggunaan software AutoCAD.
4.2.2 Penggunaan Software Photoshop Photoshop juga merupakan sebuah program komputer yang digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Software ini berguna untuk memanipulasi gambar yang telah dibuat sebelumnya baik itu dengan menggunakan freehand ataupun dari file AutoCAD agar dihasilkan gambar yang sempurna. Pekerjaan ini disebut juga dengan photo montage. Gambar-gambar sketsa yang dibuat dengan freehand diperbagus dengan menggunakan software ini, seperti memanipulasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada pada gambar sebelumnya, merubah warna, merubah ukuran ataupun memberi efek-efek tertentu sesuai dengan keinginan. Semua ini dilakukan untuk memperbaiki gambar sebelumnya yang dibuat dengan software lain ataupun dengan teknik freehand. Apabila terdapat kesalahan dalam suatu gambar, software ini dapat membantu dengan memanipulasi gambar tersebut yang dimaksudkan agar kesalahan yang ada dapat tertutupi tanpa mengulang gambar sebelumnya.
21
Kegiatan yang dilakukan dalam penggunaan software Photoshop ini selama magang berlangsung diantaranya adalah membuat gambar potongan dalam sebuah konsep suatu proyek, memanipulasi dan menyempurnakan gambar perspektif yang sebelumnya dibuat dengan menggunakan software Bryce, pembuatan elemen-elemen desain yang disimpan sebagai library dan dapat digunakan jika diperlukan setiap saat serta pembelajaran dan pendalaman materi mengenai software Photoshop.
4.2.3 Penggunaan Software Bryce Bryce merupakan sebuah software komputer yang dapat digunakan untuk membuat gambar tiga dimensi atau perspektif. Software ini jarang digunakan dalam perusahaan konsultan arsitektur lanskap karena pada umumnya gambar perspektif dibuat dengan teknik freehand karena gambar dengan menggunakan freehand akan membuat gambar terlihat lebih hidup. Selain itu adanya pilihan software lain yang memiliki fungsi sama dengan Bryce, yaitu Sketch Up dan 3Dmax. Pada PT. Envirospace ini pembuatan gambar perspektif lebih banyak menggunakan teknik freehand sehingga software ini jarang digunakan. Pada saat kegiatan magang berlangsung, kegiatan magang yang berhubungan dengan penggunaan software Bryce diantaranya adalah membuat gambar perspektif pada sebuah proyek perancangan lanskap apartemen yang berlokasi di Singapura. Gambar perspektif ini dibuat dasarnya dengan menggunakan software AutoCAD.dan dibuat perspektifnya pada software Bryce yang selanjutnya disempurnakan pada software Photoshop. Dalam software ini juga dapat diatur arah pandang (angle) perspektifnya sesuai dengan keinginan.
4.2.4 Kegiatan Penunjang Lainnya Kegiatan lain yang dilakukan selama magang di PT. Envirospace, Bogor antara lain adalah kegiatan teknis seperti scanning, menggambar dengan freehand serta pewarnaan. Scanning dilakukan untuk menambah referensi gambar dari buku ataupun majalah ke dalam komputer yang disimpan sebagai library. Selain itu dilakukan pembelajaran teknik gambar dengan menggunakan freehand yang dilakukan dari awal pembuatan gambar hingga pewarnaan dengan alat gambar khusus yaitu marker. Pembelajaran ini sangat bermanfaat karena sebelumnya tidak pernah menggunakan alat-alat gambar penunjang teknik freehand tersebut. Selama masa perkuliahan, alat gambar yang digunakan
22
dalam teknik freehand adalah pensil warna. Marker merupakan alat mewarnai yang sangat membantu dalam pembuatan gambar dengan cara freehand. Selain hasilnya lebih memuaskan, juga gambar dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat. Marker sudah umum digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap, yaitu pada pembuatan gambar dengan cara freehand. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, kegiatan lainnya yang dilakukan sebagai kegiatan penunjang pekerjaan studio yaitu membaca dan mempelajari buku-buku desain yang merupakan koleksi dari PT. Envirospace. Hal ini dapat membuka wawasan mengenai desain dan elemen-elemen desain yang berlokasi di berbagai negara, seperti Tropical Design yang merupakan kumpulan dari desain pada daerah tropis yang bernuansa eksotis, Balinese Garden yaitu kumpulan desain khas Bali, buku yang mengulas berbagai desain bergaya Asia, Singapore Garden yaitu sebuah buku yang berisi kumpulan berbagai desain taman yang berada di Singapura, buku yang berisi tentang berbagai desain elemen air sebagai penghias lanskap serta buku lainnya. Buku-buku tersebut digunakan untuk referensi desain dalam proses pengerjaan proyek yang dilakukan pada perusahaan. Seluruh kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan untuk membantu dalam melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore karena keduanya merupakan perusahaan konsultan yang mana kegiatan teknis yang dilakukan tidak akan jauh berbeda.
23
BAB V MAGANG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT (SINGAPORE) PTE. LTD
5.1 KONDISI UMUM PERUSAHAAN 5.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Belt Collins International (BCI) telah berdiri lebih dari 50 tahun yang lalu. Perusahaan ini didirikan oleh Walter K. Collins, seorang perencana yang karismatik dan Robert M. Belt, seorang teknisi sipil. Mereka bersama-sama mendirikan perusahaan ini saat mereka bekerja bersama di Honolulu. BCI adalah perusahaan pertama di Asia Pasifik yang secara profesional mengkombinasikan teknik perencanaan lahan dan kota, teknik sipil, arsitektur lanskap dan konsultan lingkungan dalam satu organisasi perusahaan. Beberapa faktor yang mendukung prestasi ini diantaranya adalah : (1) Kepemimpinan yang ditunjukkan selama perjalanan karir perusahaan (2) Perusahaan BCI adalah perusahaan yang peduli terhadap kebudayaan lokal, adat istiadat dan lingkungan alam serta segala perubahannya (3) Perusahaan BCI aktif turut serta dalam pembentukan lingkungan fisik yang lebih baik. Kekuatan utama dari perusahaan BCI terletak pada tenaga ahlinya, sangat sesuai dengan julukan yang diberikan kepada BCI yaitu “ketenangan”, “profesionalisme” dan “pengalaman”. Pada awalnya perusahaan BCI hanya berdiri di Honolulu tetapi karena prestasinya yang luar biasa, BCI berkembang hingga ke mancanegara.
5.1.2 Lokasi Perusahaan
Gambar 3. Lokasi penyebaran perusahaan BCI
Perusahaan BCI memiliki lebih dari 450 tenaga profesional yang tersebar di sembilan cabang berbeda dari berbagai negara mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Sembilan cabang perusahaan BCI yaitu Honolulu, Seattle, Boulder, Hongkong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, Guam dan Manila (Gambar 3). Kantor pusat perusahaan BCI terdapat di Honolulu (Hawaii). Beberapa tahun lalu didirikan cabang baru yaitu di Indonesia, berlokasi di Bali. BCI Bali dan BCI Bangkok keduanya berada dibawah pengawasan BCI Singapore. Berikut ini adalah data umum mengenai perusahaan BCI Singapore : Nama Perusahaan
: Belt Collins International Consultant (Singapore) Private Limited
Alamat
: No.4 & 6 Ann Siang Hill Singapore, 069786
No. Tel
: +65 6223 8133
No. Fax
: +65 6222 9602
Email
:
[email protected]
5.1.3 Ruang Lingkup Perusahaan Pada awalnya, BCI hanya memberikan pelayanan dalam bidang teknik sipil dan perencanaan lahan/tapak. Kemudian seiring dengan perkembangannya maka untuk memenuhi keinginan klien BCI memperluas pelayanannya pada departemen arsitektur lanskap pada tahun 1960 dan selanjutnya diikuti dengan penambahan departemen lingkungan. Dengan cakupan yang lebih luas ini, menjadikan perusahaan BCI menunjukkan keahliannya dalam bidang lanskap. • Land Planning BCI memiliki pengalaman yang tinggi dalam bidang perencanaan lahan dan master planning, termasuk juga perencanaan lingkungan dan resor kepada klien swasta maupun umum. Sejak tahun 1953, BCI menangani proyek perencanaan yang berlokasi di berbagai negara, mulai dari Hawaii dan Pasifik ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa. BCI menggabungkan conceptual engineering, environmental analysis dan conceptual landscape design ke dalam satu bagian sebagai dasar untuk membuat perencanaan, yang didukung oleh tenaga ahli yang profesional dan disiplin.
25
• Civil Engineering Departemen teknik sipil BCI menyediakan pelayanan secara menyeluruh baik untuk klien swasta maupun klien umum, termasuk di dalamnya subdivisions, jalan raya, air dan sistem pembuangan air serta manajemen pembuangan limbah. Tenaga ahli teknik sipil BCI mempunyai banyak pengalaman dalam master plan dan juga desain untuk pengembangan lahan (land development) serta telah menyelesaikan desain dan master plan infrastruktur untuk berbagai resor hingga ke wilayah Pasifik. Proyek pengembangan lahan lainnya yaitu residential, high-rise building, pengembangan industri dan komersil serta fasilitas atletik. • Landscape Architecture BCI telah menyediakan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap selama lebih dari 40 tahun yang lalu. Dengan segala prestasi yang didapatkannya, BCI memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk mengerjakan sebuah proyek dari mulai tahap awal conceptual design, sampai construction administration dan post construction evaluation serta jasa konsultasi. BCI memberikan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap termasuk di dalamnya landscape master plan dalam skala besar, conceptual studies, detail perancangan untuk irigasi penanaman dan hardscape, ilmu lingkungan dan visual, program penanaman, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, elemen air dan desain kolam renang serta program pemeliharaan. BCI telah sukses mengerjakan berbagai proyek di berbagai wilayah di dunia dengan kondisi iklim dan bentuk lahan yang bervariasi. Resor-resor dan komunitas residensial yang mewah dan berkualitas internasional merupakan proyek-proyek yang telah sukses dikerjakan oleh perusahaan BCI. Dari tahap awal hingga tahap akhir konstruksi dan selanjutnya, BCI mewujudkan keinginan klien menjadi kenyataan. • Environmental Consulting BCI juga menyediakan pelayanan dalam bidang konsultasi lingkungan. Keahlian BCI pada departemen lingkungan ditunjukkan dengan tenaga ahli yang dimilikinya, yaitu para ahli ilmu pengetahuan alam, biologi, manajemen lingkungan, ilmu tanah, teknik sipil dan ilmu lingkungan.
26
5.1.4 Tahapan Pengerjaan Proyek BCI Singapore merupakan perusahaan BCI yang berfokus pada departemen Arsitektur Lanskap sehingga tahap pengerjaan proyeknya akan berbeda dengan departemen lainnya. BCI Singapore memiliki standar dalam mengerjakan proyek sehingga proses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan (Gambar 4). a. Mobilization Tahap ini merupakan tahap persiapan. Setelah ada perjanjian kontrak mengenai sebuah proyek dan telah dibentuk team kerja, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu memulainya dengan kunjungan ke tapak. Lalu dilanjutkan dengan perundingan dengan pihak-pihak lain untuk membahas proyek yang akan dikerjakan. b. Design Process Tahap ini merupakan proses awal dari suatu pekerjaan proyek. Pada akhir dari tiap tahap diadakan presentasi kepada klien sebelum dilanjutkan ke tahapan
berikutnya.
Hal
ini
memungkinkan
adanya
revisi
ataupun
pengembangan dari desain yang telah dibuat sehingga sesuai dengan keinginan klien. Pada tahap ini terdiri dari tiga tahap besar, yaitu : • Concept Design Tahap ini merupakan proses untuk menghasilkan konsep perancangan suatu proyek agar dapat sesuai dengan yang diinginkan klien. Tahap ini terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Concept Design dan Final Concept Design. Pada tahap Preliminary Concept Design, lebih difokuskan pada ide-ide konsep secara kasar, yaitu berupa gambar-gambar sketsa. Sedangkan tahap Final Concept Design, dilakukan penyempurnaan baik dari gambar-gambarnya maupun desainnya, sesuai dengan persetujuan klien. Namun bila pada Preliminary desainnya telah disetujui maka tidak perlu dibuat Final Concept Design. • Design Development Tahapan ini merupakan tahap penyempurnaan dari konsep. Konsep yang sudah
dibuat
dilanjutkan
dengan
detail
dari
desainnya,
yaitu
mulai
memperhatikan bentuk, ukuran, warna serta jenis hardscape maupun softscape yang akan digunakan. Tahap ini merupakan keseluruhan proses pengembangan dari tahap Concept Design yang telah dipresentasikan kepada klien.
27
Gambar 4. Tahapan Pengerjaan Proyek pada Perusahaan BCI Singapore
28
Tahapan ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Design Development dan Final Design Development. Pada tahap Preliminary Design Development hasil dari presentasinya lebih banyak berupa gambar Photoshop sehingga terlihat lebih berwarna, namun detailnya belum terlihat. Sedangkan pada tahap Final Design Development tampilannya lebih detail sehingga semua pengerjaan dalam tahap ini menggunakan software AutoCad karena butuh ketelitian dan keakuratan. • Working Drawing Working Drawing merupakan tahapan akhir dari proses desain. Tahap ini meliputi pekerjaan Hardscape dan Softscape dalam skala studio. Tahap Hardscape mencakup semua pengerjaan elemen hardscape, baik itu jenis material yang digunakan beserta deskripsinya, ukuran maupun warna yang digunakan pada masing-masing elemen tersebut. Selain itu akan dijelaskan pula konstruksi dari elemen hardscape yang digunakan, seperti konstruksi perkerasan ataupun elemen hardscape lainnya. Untuk konstruksi bagian-bagian yang lebih detail dan butuh keahlian khusus dilakukan oleh teknisi khusus. Sedangkan Tahap Softscape adalah suatu tahap yang hanya berisi tentang elemen softscape (tanaman). Hasil dari tahap ini berupa planting plan, deskripsi dari tiap tanaman yang digunakan (tipe, jumlah, ketinggian) serta konstruksi penanamannya. Pada dasarnya tahap Softscape pada perusahaan BCI Singapore dilakukan oleh divisi tersendiri, yaitu divisi Softscape. Namun ada beberapa proyek dalam perusahaan BCI yang mengerjakan sampai tahap softscape. Atau dengan kata lain, pengerjaan tahap softscapenya tidak diserahkan ke divisi Softscape. Keputusan itu tergantung dari Project Manager yang juga disetujui oleh Director dan anggota timnya. c. Implementation Implementation merupakan tahapan setelah proses desain selesai. Tahap ini meliputi Tender Process dan Site Supervision Process. Tender Process meliputi beberapa tahapan, yaitu : (1) Undangan kepada pihak-pihak yang mengikuti tender yang sebelumnya diawali dengan persiapan berbagai dokumen, baik undangan maupun gambar untuk kegiatan tender (Calling Tender), (2) Tender Interview, (3) Evaluasi dari pihak konsultan berdasarkan penawaran dari pihak kontraktor yang diundang (Tender Review and Evaluation) dan (4) Penentuan pemenang tender (Tender Report and Reccomendation for Award). Tender Process dilakukan oleh arsitek dan BCI tidak ikut serta.
29
Tahap
Site
Supervision
Process
merupakan
tahap
pengecekan
berdasarkan proses konstruksi yang dilakukan di lapangan. Pada masing-masing proses ini dilakukan inspeksi ke lapang dan pengecekan fungsi setiap konstruksi bangunan hard material dan instalasi softscape serta memastikan kontraktor yang ditunjuk pada suatu proyek mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar, detail dan spesifikasi kontrak yang telah disetujui. d. Maintenance Tahapan ini merupakan tahap pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pengelola. Pihak konsultan, dalam hal ini BCI melakukan pengecekan ke lapang yang dilakukan secara periodik, berkaitan dengan proses pemeliharaan tersebut. Pihak konsultan juga memberikan referensi pemeliharaan kepada pihak pengelola mengenai dengan desain yang telah dibuat.
5.1.5 Struktur Organisasi BCI Singapore dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing Director yang mempunyai tanggungjawab penuh atas perusahaan dan mambawahi
Vice
President/Director.
Selanjutnya
Vice
President/Director
membawahi Associate yang dipimpin oleh Associate Director. Associate adalah orang-orang yang memimpin dan mengawasi kerja para Landscape Architect, Designer, Project Manager, Horticulturist dan CADD Designer / Drafter serta dapat menjadi seorang Project Manager dalam sebuah tim kerja (Gambar 5). Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Chairman/President/Managing Director Allen Kerton
Vice President/Director
Vice President/Director
Vice President/Director
John Anderson
Gregory Kunak
Kim Cheong Lam
Associate Director Patrick Ng
Associate
Associate
Associate
Associate
Peter Chen
Toby Kyle
Dzaki Mustafi
Chakrit Ounvises
Landscape Architect/Designer/Project Manager/Horticulturist
CAD Designer/Drafter
Gambar 5.Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore
30
5.2 KONDISI UMUM WILAYAH 5.2.1 Kondisi Umum Republik Rakyat Cina
Gambar 6. Peta Republik Rakyat Cina (Sumber :Google, 2008)
a. Geografi dan Iklim Cina didominasi oleh dataran tinggi dan pegunungan di sebelah barat hingga sampai akhirnya menjadi dataran yang lebih rendah di sebelah timur. Beberapa sungai besar mengalir dari arah barat ke timur, termasuk Sungai Yangtze (berada di tengah), Sungai Huang Ho (Sungai Kuning, utara – tengah) dan Sungai Amur (timur laut). Dan ada pula yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Pearl, Sungai Mekong dan Brahmaputra. Di sebelah timur, di sepanjang daerah pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur merupakan dataran aluvial. Di pinggir dataran tinggi Mongolia di sebelah utara, hamparan rumput bisa terlihat. Bagian selatan Cina didominasi oleh perbukitan dan pegunungan yang relatif rendah. Di wilayah tengah – timur merupakan delta dari 2 sungai utama yang mengalir di Cina, yaitu Sungai Huang Ho dan Yangtze. Di sepanjang sungai ini merupakan daerah yang kering. Sungai besar lainnya yaitu Pearl River, Mekong River, Brahmaputra dan Amur. Propinsi Yunnan merupakan bagian dari Mekong Subregion, yang mana termasuk juga Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam.
Pada bagian barat, sebelah utaranya merupakan dataran aluvial yang sangat indah, di sebelah selatannya berupa deretan perbukitan dengan ketinggian berbeda-beda, termasuk juga pegunungan Himalaya, yang mana terdapat puncak tertinggi bumi yaitu Mount Everest. Di bagian barat laut juga berupa dataran tinggi dengan beberapa lanskap gurun yang merupakan daerah kering, seperti Takla-Makan dan Gobi Desert. Selama berlangsung beberapa dinasti, perbatasan sebelah barat daya Cina, yaitu pegunungan dan lembah yang curam di daerah Yunnan, menjadi pemisah antara Cina dari Burma, Laos dan Vietnam. Iklim di negara Cina bervariasi. Di wilayah utara (termasuk Beijing) memiliki musim panas dengan temperatur harian rata-rata lebih dari 30 ° C dan musim dingin Arctic. Di wilayah tengah (termasuk Shanghai) memiliki iklim suhu kontinental, yaitu musim panas dengan suhu yang sangat tinggi dan musim dingin yang sangat dingin. Di wilayah selatan (termasuk Guangzhou) memiliki iklim subtropis dengan musim panas yang sangat panas dan musim dingin sedang. Kekeringan yang berkepanjangan dan rendahnya kualitas pertanian menyebabkan udara yang berdebu menjadi hal yang tidak asing lagi dirasakan pada musim semi di Cina. Debu-debu tersebut bertiup ke arah selatan Cina dan Taiwan hingga mencapai bagian barat Amerika Serikat. Oleh karena itu pengendalian air, erosi dan juga polusi menjadi hal yang sangat penting di negara Cina berkaitan dalam hubungannya dengan negara lain (Wikipedia, 2008).
b. Kebudayaan Konfusianisme merupakan filosofi utama selama sejarah Imperial China. Nilai tradisional Cina banyak diambil dari beberapa versi aliran Konfusius. Ada konflik yang terjadi, pada dinasti Song, Neo Confucians meyakini Legalism. Beberapa tahun yang lalu, sejumlah Neo Confucians mempercayai bahwa demokrasi dan hak manusia cukup dirasakan dengan nilai tradisional Confucian. Peningkatan perekonomian dan kekuatan militer negara-negara barat yang dimulai pada pertengahan abad ke 19 membawa pengaruh bagi negara Cina. Organisasi politik dan sosial dari luar sedikit demi sedikit sampai ke negara Cina. Beberapa diantaranya secara keseluruhan diubah karena penolakan dari pihak pemerintah kebudayaan di Cina sedangkan yang lainnya dikombinasikan
32
antara kebudayaan Cina dan barat. Pada abad ke 20, Cina merupakan salah satu negara yang diujicobakan dengan sistem sosial, ekonomi dan politik yang baru dengan tujuan untuk memulihkan kondisi negara dari keruntuhan dinasti sebelumnya (Wikipedia, 2008)
Seni dan Literatur Tulisan Cina bervariasi seperti halnya sejarah di Cina. Sepuluh dari seribu leluhur Cina menulis dokumen masih dengan cara tradisional, menggunakan tulang sebagai alat tulis. Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula seni kaligrafi. Kaligrafi merupakan seni yang tingkatannya diatas melukis atau drama. Bahkan arsip-arsip klasik dan bersifat keagamaan, seperti arsip Confucian, Taoist dan Buddhist, ditulis dengan tinta dan kuas sebagai alat bantunya.
Seni kaligrafi akhirnya dikomersilkan dan banyak dilakukan oleh
seniman-seniman terkenal. Cina juga memiliki keunikan dalam hal seni musik. Alat-alat musik tradisional Cina diantaranya zheng (sitar), sheng (sejenis organ), xiao (flute) dan jenis alat musik lainnya telah berkembang hingga ke Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya ke negara Jepang, Korea dan Vietnam (Wikipedia, 2008).
Bahasa Terdapat beberapa macam bahasa yang dipergunakan di negara Cina ini. Namun bahasa yang paling banyak digunakan adalah Sino-Tibetan, digunakan oleh 29 kelompok etnik yang ada. Selain itu terdapat juga beberapa dialek yang berbeda-beda diantara sesama bahasa itu sendiri. Dialek yang paling umum digunakan adalah Mandarin (digunakan oleh lebih dari 70% populasi, Wu (Shanghainese), Yue (Cantonese), Min, Xiang, Gan dan Hakka. Non-sinitic languages digunakan secara luas oleh etnik-etnik minoritas seperti Zhuang (Thai), Mongolian, Tibetan, Uyghur (Turkic), Hmong dan Korean. Bahasa Cina klasik dijadikan sebagai standar bahasa di Cina selama ribuan tahun dan dijadikan sebagai komunikasi tertulis dari berbagai bahasa dan dialek yang ada di Cina. Bahasa Cina modern atau baihua adalah standar tertulis berdasarkan dialek Mandarin, yang dipopulerkan dalam novel-novel pada dinasti Ming. Bahasa Cina klasik masih merupakan bagian dari kurikulum sekolah menengah dan juga dipelajari di beberapa universitas (Wikipedia, 2008).
33
Agama Ada beberapa aliran kepercayaan yang dianut rakyat Cina. Diantaranya Taoisme, merupakan aliran yang terdahulu di RRC ini. Filosofinya yaitu pemahaman tentang bagaimana mengenal alam jagat raya yang sebenarnya. Beberapa ide-ide yang diciptakan oleh aliran ini adalah Feng Shui, Sun Tzu’s Art of War dan juga akupuntur. Aliran Buddha di Cina pertama kali diperkenalkan dari India dan Asia Tengah selama dinasti Han dan menjadi sangat populer di masyarakat Cina. Kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat di RRC dan RRC merupakan negara dengan penduduk yang menganut agama Buddha terbanyak sedunia. Kebudayaan Cina tradisional, Taoisme, Konfusianisme dan Buddha memiliki tujuan yang sama, yaitu menyembah leluhur atau nenek moyangnya. Kegiatan ibadah yang dilakukan untuk menyembah leluhurnya yaitu sembahyang dengan mempersembahkan offerings (biasanya berupa makanan) untuk leluhurnya. Aktivitas ini biasa dilakukan di pemakaman, kuil dan juga di rumah mereka masing-masing. Agama Kristen masuk ke Cina pada akhir abad ke tujuh yang diawali dengan pembangunan tempat ibadah gereja Assyrian di wilayah timur. Sedangkan agama Islam masuk ke wilayah Cina pada 651, 18 tahun setelah wafatnya Muhammad. Orang-orang Islam masuk ke Cina untuk perdagangan, mendominasi
industri
ekspor/impor
selama
dinasti
Song.
Mereka
juga
berpengaruh terhadap pimpinan dalam pemerintahan di RRC, termasuk Zheng He, Lan Hu dan Yeheidie’erding, para tokoh yang membentuk dinasti Yuan, Khanbaliq. Nanjing merupakan daerah pusat pembelajaran Islam (Wikipedia, 2008).
c. Demografi Ratusan kelompok etnik di Republik Rakyat Cina telah ada sejak dahulu. Kelompok etnik yang paling besar jumlahnya adalah suku Han. Kelompok ini karena jumlahnya yang besar dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam tiga ribu tahun terakhir, banyak kelompok-kelompok etnik yang lain ikut ke dalam kelompok orang-orang Han, akibatnya semakin memperluas kelompok etnik ini. Akan tetapi banyak nilai-nilai adat dari kelompok Han ini mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Sebagai contoh dalam hal berpakaian, gipao
34
menjadi adat berpakaian yang baru pada abad ke-17, menggantikan gaya berpakaian Han sebelumnya yaitu Hanfu (Wikipedia, 2008).
d. Olahraga dan Rekreasi
Gambar 7.Chinese Dragon Boat Racing (Sumber : Wikipedia, 2008)
Banyak sejarawan meyakini bahwa sepak bola berasal dari negara Cina. Olahraga populer lainnya diantaranya adalah seni bela diri, tenis meja, badminton dan juga golf. Selain itu yang sedang banyak digemari sekarang ini, khususnya oleh para remaja yaitu olahraga bola basket. Terdapat juga beberapa olahraga tradisional. Chinese Dragon Boat Racing, salah satunya adalah jenis olahraga tradisional yang banyak diminati. Sudah menjadi kebiasaan bagi warga RRC untuk menampilkan olahraga ini pada acara festival. Selain sudah menjadi tradisi, olahraga ini juga dinikmati sebagai hiburan. Olahraga sejenis catur (catur Internasional) dan juga Chinese Chess (Xiangqi) juga merupakan jenis olahraga yang diminati. Berbagai jenis olahraga banyak dimainkan di RRC, bahkan ibukota RRC, yaitu Beijing menjadi tuan rumah dalam Olympic Games 2008, sebuah kompetisi olahraga tingkat internasional yang bergengsi (Wikipedia, 2008).
5.2.2 Kondisi Umum Hangzhou, Provinsi Zhejiang a. Kota Surga Hangzhou sejak dahulu dianggap sebagai The Paradise City of China yang terlihat dari kanal dan waterway yang begitu indah, perbukitan, hamparan
35
perkebunan teh Longjing, pagoda, kuil, pavilion dan tentunya keindahan West Lake.
Gambar 8. Grand Canal, Hangzhou (Sumber : Van Dijk, 1991)
Marco Polo pernah mengunjungi Hangzhou pada saat masa Dinasti Yuan. Beliau begitu kagum akan keindahan danau dan dipadu dengan bangunan-bangunan bersejarah yang indah yang mengelilinginya dan ia menterjemahkannya dalam jurnalnya yang menjadi populer yaitu sebuah pepatah lama mengatakan “Shang you tiantang, xia you Suhang” yang berarti dalam “Dalam surga ada surga yang lebih indah, di bumi ialah Suzhou dan Hangzhou”. Hangzhou telah berkembang selama berabad-abad yang menghasilkan berbagai karya seni seperti puisi, lukisan serta literatur yang menggambarkan keindahan alamnya. Kota Hangzhou juga telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Cina bahkan pernah menjadi dua peringkat besar dari tempat-tempat tujuan wisata di Cina yang memberikan pemasukan devisa yang luar biasa bagi pemerintah lokal. Hal ini menyadarkan akan pentingnya peduli lingkungan dan melestarikan budaya karena merupakan aset yang harus dijaga (Van dijk, 1991)
b. Geografi dan Iklim Kota Hangzhou yang berlokasi di sebelah selatan delta sungai Yangtze, di wilayah timur Cina, adalah ibukota dari propinsi Zhejiang. Letak Hangzhou
36
tepatnya di sebelah selatan kota Shanghai. Antara kota Shanghai dan kota Hangzhou berjarak kira-kira 150 km dan bisa ditempuh dalam waktu dua jam.
Gambar 9. Peta Hangzhou, Propinsi Zhejiang (Sumber : Google, 2008)
Kota Hangzhou berbatasan dengan sungai Qiantang di sebelah selatan, kota Shanghai di sebelah utara. Di sebelah barat dibatasi oleh perbukitan yang memanjang ke arah utara dan bersatu dengan rangkaian pegunungan di Propinsi Anhui. Wilayah Hangzhou memiliki luas berkisar antara 3.068 km2 yang terbagi menjadi delapan wilayah administratif. Hangzhou termasuk wilayah yang beriklim subtropis dan terbagi menjadi empat musim. Suhu rata-rata pada umumnya adalah 16°C (60°F) dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 1500 mm dan kelembaban nisbi rata-rata 74-85 %. Musim panas selalu terjadi dalam waktu yang berkepanjangan dan akan terasa lebih panas dan menyengat. Suhu pada musim panas dapat mencapai setinggi 40°C (104°F). Musim dingin yang terjadi tidak akan terlalu dingin hingga membekukan seluruh daerah tetapi tetap selalu menurunkan hujan salju. Pada musim semi akan menurunkan cukup hujan yang dengan indahnya akan jatuh ke West Lake. Pemandangan ini melukiskan keindahan yang memberikan kesan romantis dari birunya perairan yang dikelilingi perbukitan yang hijau serta pohonpohon yang berbunga indah. Pada akhir bulan September mencirikan suhu normal yang memberi kenyamanan. Langit yang cerah dipadukan dengan daundaun berguguran merupakan sebuah penataan alam yang sempurna untuk
37
menyaksikan bulan purnama yang menandakan akan datangnya Festival Musim Semi (Van dijk, 1991)
c. Ekonomi Dibandingkan dengan ibukota propinsi yang lain di Cina, peringkat kekuatan ekonomi Hangzhou merupakan yang kedua setelah Guangzhou di Canton. Industri yang paling maju di Hangzhou adalah industri kerajinan sutera. Industri tradisional sutera terus berkembang hingga memenuhi kebutuhan ekspor dan membawa kesejahteraan baru bagi pemerintah daerah. Hal ini membawa kota Hangzhou menjadi salah satu kota yang memiliki GDP per kapita tertinggi diantara kota-kota lainnya. Keberhasilan West Lake Expo pada tahun 2000 telah memainkan peranan penting dalam meningkatkan investasi luar negeri serta dalam menjaga nilai pertumbuhan GDP yang telah mencapai dua digit. Sebagai salah satu pusat industri terkenal di Cina, Hangzhou telah menjadi lokasi pilihan bagi banyak pabrik internasional. Saat ini Hangzhou merupakan peringkat keempat dalam hal industri, setelah Beijing, Shenzhen dan Shanghai (Van dijk, 1991)
d. Populasi Jumlah penduduk kota Hangzhou berkisar hingga 4.5 juta jiwa dengan total dari seluruh wilayah Hangzhou yaitu 6.8 juta jiwa. Pepatah Cina mengatakan “lahir di Suzhou, makan di Guangzhou, tinggal di Hangzhou serta meninggal di Liuzhou”. Hangzhou dianggap sebagai kota yang sangat nyaman ditinggali, Hal ini didukung oleh pemandangannya yang indah, warisan kebudayaan yang kaya serta ekonomi dan industri yang sangat maju. Sebagai kota yang paling nyaman sebagai tempat tinggal di Cina, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi penduduknya. Untuk mempertahankannya maka Hangzhou menjadi daerah yang dilestarikan berkaitan dengan kebanggaan akan kebudayaannya dan sebagai traditional cityscapes (Van dijk, 1991)
e. Kebudayaan Sejak masa pemerintahan Dinasti Song, Hangzhou merupakan daerah pusat produksi sutera dan keramik. Selain itu Hangzhou juga terkenal dengan industri percetakan, pembuatan kertas dan pengolahan teh. Tidak hanya itu,
38
Hangzhou juga menjadi pusat spiritual pada abad ke 13, yaitu sebagai tempat pengembangan kuil-kuil kuno untuk Buddhist dan Taoist. Desa-desa yang mengitari Hangzhou merupakan daerah perkebunan teh. Hamparan hijau teh Longjing melengkapi indahnya pemandangan di Hangzhou. Longjing Tea dikenal juga sebagai Dragon Well, teh hijau Cina yang paling terkenal. Upacara teh khas Cina sudah menjadi tradisi kebudayaan masyarakat Hangzhou yang turun temurun. Selain itu banyak teahouse yang tersebar di kota ini.
Gambar 10. Hamparan Perkebunan Teh Longjing (Dragon Well) (Sumber : Van dijk, 1991)
f. Sightseeing Hangzhou memiliki beragam tempat yang menarik untuk dikunjungi sehingga sangat tepat menjadi sasaran para wisatawan yang ingin berwisata sambil menambah pengetahuan tentang kebudayaan tradisional Cina. Tempat paling menarik di Hangzhou diantaranya adalah West Lake, Leifeng Pagoda yang membingkai danau di sebelah selatan, Lingyin Temple dan gua peninggalan Buddha yang terdapat pada puncak Flying dari Afar, Six Harmonies Pagoda, Xixi Wetland National Park dan tentunya Grand Canal. Hangzhou juga memiliki beberapa tempat bersejarah. Qinghenfang Historic Street merupakan salah satu tempat bersejarah. Kesan yang ditimbulkan dari tempat ini yaitu kisah bersejarah pada zaman nenek moyang. Wisatawan yang datang ke Hangzhou juga bisa menambah pengalaman mereka dengan berwisata ke perkebunan teh sambil memetik daun teh untuk mereka sendiri. Selain itu pengalaman menarik yang didapat adalah melihat langsung cara pembuatan sutera dari bahan dasar ulat sutera yang merupakan industri paling berkembang di Hangzhou. Di Hangzhou terdapat pabrik sutera terbesar di dunia. Selain itu juga terdapat pabrik keramik serta musium Traditional Chinese
39
Medicine. Semua itu adalah tempat-tempat yang tidak bisa dilewatkan oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang ke Hangzhou. (Van dijk, 1991).
Gambar 11. Sunset pada Westlake (Sumber : Van dijk, 1991)
5.2.3 Kondisi Umum Xixi Wetland Xixi Wetland merupakan salah satu bentuk kota air tradisional yang ada di Hangzhou dan melintasi aliran West Lake. Daerah wetland ini terbentuk lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Kemudian dalam kurun waktu tersebut terbentuk pula ekosistem wetland yang sangat alami. Karena keberadaannya yang dinilai sebagai warisan yang harus dilestarikan maka dibentuklah Xixi Wetland National Park yang dibangun pada tahun 2005. Tujuannya adalah untuk melindungi lingkungan alami tersebut dari kerusakan dengan meningkatkan rasa kepedulian terhadap Xixi Wetland tersebut. Wilayah wetland yang dilindungi tersebut memiliki luas sekitar 10 km2. Setiap harinya Xixi Wetland National Park selalu didatangi pengunjung yang cukup banyak bahkan pernah mencapai 3.000 per harinya. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan bahwa Xixi Wetland Hangzhou memang memiliki daya tarik bagi pengunjung untuk datang. Pengunjung juga dapat menikmati wisata wetland dengan menggunakan perahu yang telah disediakan. Boat Tour merupakan sebuah fasilitas untuk memanjakan para pengunjung akan keindahan alamnya. Perahu tersebut bisa disewa sendiri ataupun dengan ditemani seorang guide. Dengan perahu tersebut
40
pengunjung dapat berkeliling melintasi perairan wetland sambil menikmati pemandangan dan kebudayaan yang ada disana. Ekosistem wetland yang terbentuk sangatlah alami, terlihat dengan adanya vegetasi khas wetland, seperti Willow Trees dan Reeds. Lingkungan seperti ini ternyata mengundang banyak burung yang datang. Dalam sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 150 jenis burung merupakan bagian dari ekosistem Xixi Wetland ini.
Gambar 12. Xixi Wetland National Park (Sumber : Van dijk, 1991)
Xixi Wetland dipercaya sangat erat kaitannya dengan West Lake. Menurut kepercayaan, air wetland dan West Lake yang misterius dan sakral telah menjadi tema dalam 2 novel terkenal Cina yaitu Dream of Red Chamber dan Outlaws of the Marsh. Berbagai fasilitas ditawarkan di Xixi Wetland National Park, seperti jembatan, jalan setapak, museum, restoran dan teahouse serta dilengkapi pula
41
dengan penyediaan hotel. Hal ini menunjukkan bahwa Xixi Wetland memiliki potensi untuk dijadikan resor. Teahouse merupakan restoran khas Cina yang khusus menyediakan teh tradisional. Pada musim panas, teahouse menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari panasnya sengatan matahari dan hiruk pikuk keramaian kota. Museum-museum yang ada di Xixi Wetland National Park menawarkan para pengunjung untuk dapat melihat berbagai informasi mengenai wetland, rawa dan sejenisnya dari segi sejarah, potensi maupun pelestariannya. Salah satu dari museum tersebut juga menyediakan informasi yang berkaitan dengan Dragon Boat yang digunakan sebagai kendaraan untuk mengelilingi wetland. Dragon Boat ini telah menjadi kebudayaan bagi daerah Hangzhou dan banyak diselenggarakan oleh desa-desa sekitarnya , khususnya pada acara khusus atau festival. Sebagai contohnya, desa Jiangcun merupakan salah satu desa yang selalu menyelenggarakan Dragon Boat sebagai olahraga tradisional (Van dijk, 1991). Xixi Wetland juga berkaitan dengan sejarah budaya Cina. Sejak 4000 tahun yang lalu telah menjadi air minum yang dianggap suci oleh orang-orang Buddha kemudian seiring dengan waktu berjalan didirikan bangunan-bangunan kuil di sekitarnya. Keindahan alam Xixi Wetland sangat dihargai oleh masyarakat sekitar dan dituangkan ke dalam bentuk puisi dan lukisan-lukisan. Hal ini sangat mendukung kebudayaan seni di Cina. Selain itu di Xixi Wetland ini juga ditemukan beberapa vegetasi yang tumbuh seperti willow serta pohon mulberry. Daun dari pohon mulberry ini merupakan makanan bagi ulat sutera. Budidaya ulat sutera yang menjadi industri paling maju di Hangzhou menggunakan daun mulberry untuk perkembangbiakkannya.
42
5.3 PROSES PERANCANGAN TAPAK HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA 5.3.1 Lokasi Tapak Proyek 708.45 ini berlokasi di Xixi Wetland, tepatnya di bagian barat Hangzhou, propinsi Zhejiang (Gambar 13). Kota Hangzhou sebagai ibukota propinsi Zhejiang terletak berdekatan dengan Westlake yang merupakan danau yang terkenal di Hangzhou. Xixi Wetland merupakan sebuah ekosistem yang unik yang terbentuk selama ribuan tahun. Pada tahun 2005 wilayah wetland tersebut dilegalkan sebagai National Park dengan tujuan untuk melindungi ekosistem tersebut dari kerusakan lingkungan. Ekosistem tersebut banyak dihuni oleh satwa-satwa dan tumbuhan-tumbuhan khas, seperti berbagai jenis burung serta satwa liar lainnya.
Gambar 13. Peta lokasi Xixi Wetland (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Vegetasi khas yang tumbuh disana diantaranya adalah reeds dan willow trees. Semua yang hidup di dalamnya menjadi satu kesatuan membentuk kealamian ekosistem ini. Xixi Wetland yang merupakan tempat tinggal bagi
berbagai jenis burung dan satwa lainnya ternyata juga mendukung kehidupan manusia di dalamnya. Terdapat desa-desa yang tumbuh di wilayah wetland tersebut, diantaranya adalah Conservation Village. Desa-desa tersebut berlokasi di atas perairan wetland dan sedikit diantaranya bertempat di daratan. Oleh karena itu lebih tepat desa-desa tersebut disebut sebagai kampung air tradisional. Conservation Village yang terletak di tengah wilayah Xixi Wetland merupakan “best-preserved village” yang ada di area Xixi Wetland. Desa ini sangat terjaga keasliannya, terlihat dari arsitektur bangunan yang merupakan khas tradisional Cina, didukung juga oleh bangunan jembatan-jembatan yang melintas diantara perairan wetland, merupakan satu kesatuan lingkungan wetland yang alami. Bunga-bunga reeds yang bertebaran tertiup angin pada musim gugur menambah keindahan dari lingkungan wetland. Sedangkan willow dan bambu membatasi daratan dari perairan. Kondisi Conservation Village dapat dilihat pada Gambar 14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 14. Kondisi Conservation Village, Xixi Wetland (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Conservation Village letaknya berdekatan dengan area wetland yang dilindungi dan dijadikan objek wisata, yaitu Xixi Wetland National Park. Sedangkan tapak proyek 708.45 berlokasi di sudut tenggara wilayah Xixi Wetland (Gambar 15).
44
Gambar 15. Peta lokasi tapak (Hangzou Xixi Tourist Resort Hotel Group), (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Lokasi tapak berada di sudut tenggara, tepatnya dekat perbatasan area Xixi Wetland ini, berdekatan dengan jalan raya (Gambar 15). Tapak yang berlokasi di wetland ini merupakan kumpulan dari tiga hotel resor, oleh karena itu dinamakan Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group. Dari ketiga hotel tersebut salah satunya adalah proyek 708.45 ini dan dua diantaranya adalah Sheraton Hotel dan Ownership Style Hotel. Foto-foto kondisi tapak dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.3.2 Analisis Tapak a. Analisis Tapak Total Tapak proyek 708.45 ini tepatnya berlokasi di barat laut dari tapak keseluruhan. Tapak keseluruhan yang dimaksud adalah tapak yang terdiri dari tiga hotel yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu hotel proyek 708.45, Sheraton Hotel dan Ownership Style Hotel (Gambar 16).
45
46
Gambar 16. Analisis tapak keseluruhan (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Lokasi ini merupakan posisi yang eksklusif dengan pemandangan luas ke wilayah wetland. Berlokasi di sebelah tenggara Xixi Wetland, menjadikan tapak ini berada di posisi strategis dan mudah dijangkau karena berhubungan langsung dengan dua jalan utama (highway) yang mengarah ke utara dan ke timur. Ke arah timur tapak, akan terhubung dengan highway yang selanjutnya akan terhubung dengan terminal. Ke arah selatan, akan terhubung dengan sebuah Wetland Museum. Jalan raya yang bercabang dari highway menghubungkan masing-masing dari tiga hotel resor yang ada di tapak dan selanjutnya mengarah ke selatan sampai ke pemukiman-pemukiman di sekitarnya. Transportasi air juga menghubungkan komponen-komponen baik itu di dalam tapak maupun ke luar tapak. Tapak proyek 708.45 terletak di sudut tapak dengan Sheraton Hotel di sebelah timurnya dan Ownership Style Hotel di sebelah selatan. Masing-masing tapak hotel memiliki view ke luar yang merupakan wilayah wetland yang mana mempunyai view lanskap yang sangat unik. View tersebut yaitu ke arah utara dan barat. Tapak proyek 708.45 ini terletak di sudut sehingga dapat menikmati potensi pemandangan wetland yang ada di sebelah utara, barat laut dan juga barat. Wilayah wetland di luar tapak ini juga menjadi lintasan transportasi air sehingga para pengunjung pada masing-masing resor dapat berkeliling ke wilayah wetland di luar tapak tersebut dengan menggunakan transportasi air. Iklim yang ada di wilayah ini adalah suhu hangat akan terasa pada musim panas dan suhu dingin akan terasa pada musim dingin. Banyak diantara vegetasi yang hidup di wilayah ini adalah tanaman musiman yang akan mengubah tampilan lanskap dari musim ke musim.
b. Analisis Tapak Proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group Berlokasi di sudut tapak, resor proyek 708.45 memiliki panorama atau pemandangan ke tiga arah menuju wetland di sekitar tapak, yaitu ke arah utara, barat laut serta barat. Kesan tradisional juga membentuk view di dalam tapak. Badan air yang berada di tengah (Central Water Body) terpisah dengan perairan wetland di luar tapak. Central Water Body juga menyediakan kendaraan yang disebut sebagai “water taxis” untuk membawa pengunjung mengelilingi resor tersebut. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17.
47
48
Gambar 17. Analisis tapak Proyek 708.45 (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Bentuk tapak resor proyek 708.45 ini menyerupai bujur sangkar yang terbentuk dari dua diagonal. Pintu masuk utama dari resor ini terletak di sudut diagonal yang mengarah ke ujung akhir diagonal (membentuk axial). Posisi seperti ini akan mengarahkan pandangan pengunjung ke arah tengah (central water body) dan diteruskan ke arah sudut barat laut tapak, yaitu mengarah ke wetland sekitarnya. View utama ke arah wetland yang terdapat dalam tapak adalah terletak di sudut barat laut tapak yang mana tidak dibangun villa disana. Sedangkan dari arah villa juga akan tercipta view baik itu ke arah wetland di sekitarnya maupun ke dalam tapak (central water body). Sirkulasi di dalam tapak (pathway) yang dapat dilewati oleh buggy, membentuk rute sirkulasi yang mengelilingi tapak dan menghubungkan semua villa yang ada dalam tapak ke central hotel facilities. Di bagian tengah tapak, terdapat pedestrian walkways (ditandai oleh jalur berwarna hijau pada Gambar 17), merupakan jalan pintas dari guest rooms menuju ke central hotel facilities pada bagian depan. Hal ini akan memberi alternatif bagi para pengunjung untuk menuju ke central hotel facilities tersebut selain melewati buggy circulation yang mengitari tapak. Pada bagian utara dan barat dibangun villa-villa yang memiliki pandangan luas ke arah wetland sekitarnya. Hal ini tentu saja akan menjadi nilai jual yang sangat tinggi bagi resor proyek 708.45 ini.
5.3.3 Konsep a. Konsep tapak Total Pembangunan masing-masing hotel resor memiliki karakter tersendiri Karakter tersebut akan tercermin hingga pada desain lanskap masing-masing hotel. Konsep lanskap keseluruhannya yaitu membangun tiga buah resor yang akan memberikan pengalaman menarik bagi pengunjung ketika mengelilingi wetland dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan transportasi air. Tujuannya adalah untuk membangun jaringan transportasi air dan jalan setapak sehingga memungkinkan pengunjung untuk berkeliling secara bebas
ke
daerah
sekitarnya,
seperti
pemukiman-pemukiman
terdekat,
conference centre dan juga wetland museum. Para pengunjung bisa berkeliling mengitari wetland dengan menggunakan perahu ataupun dengan berjalan di timber boardwalk. Timber boardwalk direncanakan sebagai alternatif sirkulasi yang dapat digunakan para pengunjung selain menggunakan transportasi air. Berikut ini adalah gambar yang menunjukan diagram konsep tapak keseluruhan
49
(Gambar 18). Sedangkan konsep lanskap keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 19 .
Gambar 18. Resort Character Diagram (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Karakter
dari
resor
proyek
708.45
tidak
jauh
berbeda
dengan
perkampungan air yang mana menjadi ciri khas di wilayah Cina selatan. Sedangkan
Sheraton
Hotel
dan
Ownership
Style
Hotel
lebih
banyak
menggunakan elemen tanaman dan green space sebagai desain lanskapnya. Dengan karakteristik-karakteristik ini, aspek alamiah wetland yang melingkupi tapak menjadi faktor dominan yang akan terangkat sebagai tema dari resor proyek 708.45.
b. Konsep Pengembangan Tapak (Proyek 708.45) Konsep tapak proyek 708.45 berangkat dari tema wetland itu sendiri. Menggabungkan konsep kampung air tradisional dengan sentuhan modern akan dihasilkan sebuah resor yang menarik wisatawan. Dengan mengambil konsep traditional wetland villages sebagai inspirasi, area-area selain bangunan membentuk koneksitas antara air dan daratan ; alami dan buatan.
50
51
Gambar 19. Overall Landscape Masterplan (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
Elemen-elemen keras seperti jalan setapak, dinding dan jembatan terlihat sangat kontras dengan vegetasi alami di perbatasan tapak yang bersifat melembutkan. Selain vegetasi ditanam pada area paving, vegetasi juga tumbuh secara alami pada badan air (tanaman air) sehingga ada ikatan kuat antara daratan (paving) dan perairan. Pola desain yang terbentuk adalah simetris dengan diagonal yang berasal dari Arrival Court membelah tapak menjadi dua bagian yang sama besar. Saat memasuki main arrival, para pengunjung akan disambut oleh perairan wetland, yaitu central water body. Central water body selain sebagai view, juga digunakan untuk jalur transportasi air di dalam tapak (Gambar 20, 21 dan 22). Sebagai hotel resor, proyek 708.45 ini dilengkapi dengan penambahan beberapa focal point untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Selain itu ada wetland boardwalk (timber deck walkway) yang melintas di sebelah utara dan barat tapak yang dibuat untuk akses para pengunjung agar dapat menyusuri dan menikmati keindahan wetland di luar tapak selain dengan menggunakan perahu. Wetland boardwalk ini juga menghubungkan antara resor proyek 708.45 ini dengan dua hotel lainnya. Pola desain terbentuk dari berbagai kebutuhan yang akan dituangkan dalam tapak, yaitu sirkulasi darat dan air, views dan screening, aktivitas serta kebudayaan dan bentuk bangunan. Hasilnya adalah sebuah desain lanskap resor yang unik dengan tetap mempertahankan kesan tradisional Cina. Desain ini juga dikembangkan dengan mempertahankan beberapa existing trees yang ada pada tapak diantaranya adalah Persimmon, dan Camphor tree. Desain lanskap resor ini dibagi ke dalam beberapa zona, yaitu Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wetland Edge dan Villa Courtyard. Zona-zona ini adalah beberapa area yang dirancang khusus dan akan diteruskan pengembangannya sampai tahap selanjutnya.
Main Entry Area Pengunjung akan disambut oleh pohon beringin yang ditanam pada bagian depan. Kemudian pohon bambu di kanan dan kiri jalan akan menuntun hingga ke arrival court. Reflective pool di tengah-tengah arrival court adalah pandangan pertama yang dijumpai oleh pengunjung dan di tengah reflective pool tersebut diletakkan fire bowl yang melambangkan kehangatan dan kemewahan hotel (Gambar 23).
52
53
Gambar 20. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Preliminary Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
54
Gambar 21. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
55
Gambar 22. Aerial Perspective pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
56
Gambar 23. Tampak atas Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
57
Gambar 24. Tampak atas Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd
58
Gambar 26. Potongan Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 25. Potongan Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Tahap yang dikerjakan sampai saat ini sudah memasuki tahap Preliminary Concept Design. Hanya ada sedikit perbedaan antara tahap Preliminary Concept Design dengan tahap Final Concept Design karena keduanya adalah tahap konsep hanya ada penyempurnaan pada tahap Final Concept Design. Terlihat pada Gambar 24 bahwa ada perubahan desain dari reflective pool. Reflective pool yang pada awalnya berbentuk meyerupai segitiga dan di dalamnya diletakan tanaman bambu yang ditanam dengan pola acak mengalami perubahan hingga akhirnya bentuk reflective pool tidak lagi segitiga melainkan persegi panjang dan ada penambahan water wall skylights yang mengarah ke bawah sebagai aksen. Untuk gambar potongannya dapat dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26. Sedangkan ilustrasi perspektifnya dapat dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28.
Gambar 27. Perspektif Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 28. Perspektif Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
59
Main Dining Terrace Main Dining Terrace adalah tempat untuk beraktivitas, untuk makan, minum dan merupakan stasiun untuk menaiki perahu yang mengitari central water body. Main dining terrace terletak di belakang central hotel, sebagai kantor pusatnya serta terdapat spa center di dalamnya. Main dining terrace juga merupakan tempat untuk memandang ke arah seberang resor melalui garis imajiner yang membentuk diagonal axis. Dari sini pengunjung bisa melihat badan air yang berada di tengah resor (central water body). Sambil melakukan aktivitas di
main
terrace
ini,
para
pengunjung
bisa
dengan
santai
menikmati
pemandangan wetland yang ada tepat di depannya. Di pinggir teras ini terdapat reflection pool bertingkat yang airnya mengalir ke bawah menuju ke central water body. Lalu adanya stepping stone di pinggir air menuntun pengunjung untuk turun ke air. Pohon bambu yang tertanam vertikal seolah membingkai pemandangan. Tepat di tengah central water body terdapat jembatan yang membentuk lengkungan di atas air yang memungkinkan perahu-perahu untuk lewat di bawahnya. Di kejauhan akan terlihat viewing tower dan hijaunya wetland di luar tapak. Suasana ini diperlengkap dengan adanya feature lantern yang menerangi jembatan pada saat malam hari. Zona main terrace ini tidak mengalami perubahan pada desainnya antara tahap Preliminary Concept Design dengan tahap Final Concept Design. Hanya ada penyempurnaan gambar perspektifnya agar lebih sempurna. Suasana di main terrace dapat tergambar pada Gambar 29, 30, 31 dan 32.
Gambar 31. Perspektif Main Terrace pada Preliminary Concept Design (Sumber : pustaka perusahaan BCI)
60
61
Gambar 29. Tampak atas Main Terrace (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
62
Gambar 30. Potongan Main DiningTerrace (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 32. Perspektif Main Terrace pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Central Water Body Badan air di tengah tapak membawa kesan wetland yang sangat kuat pada resor ini. Bentukan daratan (land) dan vegetasi yang tumbuh di badan air adalah sebuah miniatur wetland yang ada di luar tapak. Pola lanskap ini membentuk view focal points dan menyediakan privacy screening bagi pengunjung. Jenis vegetasi yang digunakan pada central water body ini merupakan vegetasi lokal khas wetland. Bambu, Willow, Reeds dan Teratai menggambarkan karakter dasar dari wetland. Dinding jembatan yang ada di tengah central water body memberi kesan kuat terhadap elemen tanaman yang tertanam di badan air. Di bagian pinggir walkway central water body ini terdapat area tempat duduk dengan beberapa buah anak tangga yang menuju ke badan air. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesan lembut dari elemen keras walkway tersebut serta membuat para pengunjung merasa lebih dekat dengan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 33, Gambar 34 dan Gambar 35. Dalam zona central water body ini tidak mengalami perubahan konsep sehingga hasil yang dikerjakan pada Preliminary Concept Design sama dengan hasilnya pada tahap Final Concept Design.
63
64
Gambar 33. Tampak atas Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
65
Gambar 34. Potongan Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 35. Perspektif Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Wetland Edge Wetland edge ini adalah area terbuka di pinggir batas tapak yang memisahkan tapak dengan wetland di sekitarnya. Wetland edge ini ditempatkan beberapa focal point, yaitu beberapa pavilion dan area makan di atas timber deck. Area makan ini menjadi suatu focal point yang menarik karena letaknya yang sangat eksklusif dan para pengunjung bisa menyantap makanan sambil menikmati matahari terbenam di sebelah barat. Di sebelah barat daya terdapat viewing tower yang mana bisa digunakan oleh para pengunjung untuk naik ke atasnya dan menikmati pemandangan wetland sekelilingnya dari atas. Selain itu terdapat stasiun perahu yang dapat digunakan pengunjung untuk bisa berkeliling hingga ke National Park. Penjelasan mengenai wetland edge terlihat pada Gambar 36, 37, 38, 39 dan 40. Pada gambar tampak atas dan potongan pada Preliminary Concept Design dan Final Concept Design tidak ada perubahan. Perubahan hanya ada pada gambar perspektif yang disempurnakan pada Final Concept Design.
66
67
Gambar 36. Tampak atas Wetland Edge pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
68
(Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 37. Potongan 1 Wetland Edge (Dining Pavilion) pada Preliminary dan Final Concept Design
69
(Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 38. Potongan 2 Wetland Edge (Villa) pada Preliminary dan Final Concept Design
Gambar 39. Perspektif Wetland Edge pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 40. Perspektif Wetland Edge pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
70
Villa Courtyard Tiap vila di resor ini memiliki courtyard. Desain dari bangunan vila mengikuti arsitektur khas Cina. Privacy dari masing-masing vila sangat terjaga dengan adanya dinding pemisah antar vila. Stepping stone yang berada di depan courtyard menuntun pengunjung untuk memasuki gerbang vila. Sebuah private courtyard akan menyambut pengunjung sebelum memasuki vila. Bagian dasar courtyard adalah air dengan beberapa stepping stone yang terpasang menyeberangi courtyard. Adanya penanaman bambu yang menutupi sebagian dinding berfungsi melembutkan kesan keras yang ditimbulkan oleh paving dan dinding courtyard. Sebuah day bed diletakan di dalam courtyard. Hal ini menunjukan bahwa villa courtyard ini benar-benar merupakan tempat bersantai yang eksklusif dan private. Di belakangnya terdapat sebuah water cascades yang mengalir secara perlahan ke bawah yang mana suara aliran air tersebut dapat menutupi kebisingan ataupun suara-suara yang berasal dari luar vila. Semua ilustrasi vila courtyard ditunjukan oleh Gambar 41, 42 dan 43.
Legenda :
Skala 1 : 100
Gambar 41. Tampak atas Villa Courtyard pada Preliminary Concept Design (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
71
Legenda :
Skala 1 : 100
Gambar 42. Tampak atas Villa Courtyard pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 43. Perspektif Villa Courtyard pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
72
Desain villa courtyard pada awalnya (Preliminary Concept Design) menggunakan elemen air sebagai bagian dasar courtyard tetapi mengalami perubahan pada tahap selanjutnya (Final Concept Design). Courtyard tidak lagi dipenuhi air seluruhnya tetapi lebih banyak diletakan paving dan tanaman ground cover sehingga elemen air hanya berada di bagian bawah day bed saja.
5.3.4 Design Development a. Grading and Surface Drainage Plan Grading dan Surface Drainage Plan merupakan suatu pengerjaan yang berkaitan dengan menaikan atau menurunkan level tanah sesuai dengan desain yang telah direncana. Pada area tertentu dilakukan grading tetapi ada juga yang secara alami tanpa dilakukan grading. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Lampiran 3. Grading and drainage dilakukan pada Design Development namun akan disempurnakan
lagi
pata
tahap
Hardscape.
Grading
berkaitan
dengan
perencanaan aliran drainase tapak. Untuk arah aliran drainase dibuat level yang lebih rendah agar air dapat mengalir. FL pada gambar menunjukan Finish Level, yaitu daratan yang dinaikan atau diturunkan sampai ketinggian tertentu untuk dibuat paving di atasnya. Sedangkan FG merupakan Finish Grade, yaitu daratan yang dinaikan atau diturunkan sampai ketinggian tertentu tapi tidak untuk diletakan paving di atasnya. Penaikan dan penurunan level tergantung dari desain yang telah direncana. WL menunjukkan Water Level, pada tapak water level menunjukkan angka 4.00 yang artinya 4 meter kedalaman badan air wetland termasuk dengan ketebalan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Pada gambar tersebut terlihat tapak proyek 708.45 dengan grading dan surface drainage plan. Grading dan Surface Drainage Plan dilakukan pada tahap Preminary Design Development kemudian pada tahap Final Design Development dilengkapi dengan Subsoil Drainage Plan (Lampiran 4). Subsoil Drainage Plan memperlihatkan arah-arah dari drainase bawah tanah. Titik tujuan untuk mengalirnya air (outlet) dibuat dengan grading yang lebih rendah sehingga air bisa mengalir.
b. Material Plan Material Plan adalah perencanaan material-material yang digunakan dalam desain (Lampiran 5). Pada Lampiran 5 terlihat berbagai material yang
73
digunakan dalam tapak, sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh, Main Entry Area memiliki feature paving yang berbeda dengan area sekitarnya yang dimaksudkan untuk menonjolkan arrival court tersebut sebagai focal point yang dijumpai pengunjung saat memasuki gerbang hotel. Selain itu juga diletakan beberapa feature paving yang berada di sepanjang buggy pathway dengan tujuan untuk menghilangkan kesan monoton di sepanjang jalan tersebut. Jenis material yang digunakan dalam tapak diantaranya adalah : 1. Flagstone paving. Pada desain resor ini yang dimaksud dengan flagstone paving adalah perkerasan berbahan dasar granit dengan ukuran 300X900 mm dan berwarna abu-abu muda serta menggunakan chisel finish. Pemasangan tipe paving ini yaitu dengan menggunakan close joint karena dari proses finishing dihasilkan permukaan yang cukup halus. Flagstone paving menjadi dasar pada area sepanjang buggy pathway dan main dining terrace. 2. Cobble paving, merupakan perkerasan berbahan granit yang berukuran lebih kecil dari flagstone paving yaitu 80X80 mm serta berwarna abu-abu tua. Cobble paving dipasang pada kedua sisi pinggir buggy pathway dan area menuju ke pintu courtyard vila. Cobble paving digunakan sebagai aksen dalam desain tapak resor ini. Cobble paving pada desain berpola grid. 3. Pebble paving merupakan jenis paving yang berbahan dasar batuan pebble. Pebble paving digunakan untuk semua feature paving yang ada dalam desain. Batu pebble yang disusun sehingga berbentuk motif akan menjadi aksen yang indah dalam perkerasan. Untuk feature paving ini batu pebble direkatkan dengan menggunakan mortar. Pada umumnya batu pebble selalu dijadikan material untuk feature paving karena bentuk, ukuran serta warnanya sangat beragam. . 4. Brick paving, merupakan perkerasan berukuran 225x40 mm dan berwarna coklat keabuan. Berbeda dengan flagstone dan cobble, brick terbuat dari clay. Brick paving adalah jenis perkerasan yang dihasilkan oleh pabrik dengan cara dicetak. Dalam desain resor ini brick paving digunakan sebagai perkerasan pada main entry area yang juga dipadukan dengan flagstone paving. 5. Timber deck, merupakan material kayu yang digunakan dalam desain pada area yang berada di atas air, baik itu sebagai akses jalan ataupun sebagai
74
area makan. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu yang tahan terhadap cuaca dan dipilih warna yang natural. Area yang menggunakan dek kayu diantaranya adalah pada Main Dining Terrace, Baiyun Dining Area, Boat Taxi and Boardwalk Access dan Wetland Boardwalk. Timber deck dipasang dengan pola linear planks. Dalam desain dipilih warna-warna natural kayu. 6. Pool tile, Pool tile, merupakan jenis material keramik yang digunakan pada kolam. Seperti halnya brick, tile (keramik) merupakan material yang dicetak tetapi ukuran yang dihasilkan lebih tipis dan ringan. Selain itu banyak jenis dari tile menggunakan finish. Pada desain resor ini, pool tile digunakan pada reflective pool di main entry area dan beberapa kolam teratai yang terletak pada main dining terrace dan secondary gate. Pool tile yang dipilih dalam desain ini adalah warna hitam. 7. Stepping stone, merupakan material berbahan dasar granit yang digunakan untuk sirkulasi di atas rumput maupun di atas air. Untuk di atas rumput, stepping stone menggunakan sambungan grass joint sedangkan yang berada di atas air stepping stone menggunakan sambungan open joint. Kedua jenis stepping stone tersebut dipasang dengan jarak minimal 100 mm dan maksimal 300 mm yang memisahkan antar stepping stone. Jenis material yang digunakan untuk stepping stone adalah granit berwarna abuabu muda. Ada sedikit perbedaan pada material plan dalam Preliminary Design Development dan Final Design Development, yaitu pada Final Design Development terlihat lebih detail dan disertai dengan images dari materialmaterial yang akan digunakan (Lampiran 6).
c. Soil Depth Plan Soil Depth Plan dibuat dengan maksud untuk menunjukkan berapa kedalaman tanah tersedia untuk penanaman. Pada gambar terlihat soil depth plan hanya terdapat pada bagian Main Entry Area saja. Hal ini dikarenakan di bawah Main Entry Area akan ada bangunan basement yang telah direncanakan oleh arsitek. Oleh karena itu dibutuhkan soil depth plan untuk memperlihatkan kedalaman yang tersedia setelah adanya basement di bagian bawah Main Entry Area tersebut. Untuk area lainnya tanaman ditanam secara normal di atas tanah dan tidak memerlukan soil depth plan karena tidak dibangun basement di
75
bawahnya. Pada gambar terlihat beberapa variasi dari kedalaman tanah (Lampiran 7) •
200 – 600 mm soil depth berarti area ini baik untuk ditanam groundcover dan semak
•
300 mm soil depth berarti hanya memungkinkan untuk ditanami groundcover dan rumput
•
600 mm soil depth menunjukan area tersebut bisa ditanami semak
•
1000 mm soil depth menunjukan area tersebut bisa ditanami pohon
d. Zonasi pada Design Development Pada tahap Concept Design telah dilakukan pembagian zona tetapi masih secara garis besar saja. Zona-zona tersebut antara lain Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wetland Edge dan Villa Courtyard. Kemudian pada tahap Design Development pembagian zona tersebut diperluas dan dikerjakan lebih detail. Perluasan tersebut dikarenakan desain telah mengalami pengembangan sesuai dengan revisi dari klien. Perluasan dari zonazona tersebut antara lain, Wetland Boardwalk, Baiyun Dining Area, Public Courtyard, Outdoor Entertainment Area, Boat Taxi and Boardwalk Access dan Villa Courtyard. Untuk zona yang telah dikembangkan pada tahap konsep tetap dikerjakan pada tahap Design Development ini. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing zona yang dikerjakan pada tahap Design Development beserta gambar-gambarnya.
Wetland Boardwalk Wetland boardwalk terletak memanjang mengitari batas tapak di sebelah utara dan barat tapak. Wetland boardwalk ini merupakan sebuah akses dengan menggunakan dek kayu yang dapat digunakan para pengunjung untuk berjalanjalan mengelillingi area wetland di sekitar tapak. Wetland boardwalk ini juga menghubungkan hotel proyek ini dengan dua hotel lainnya. Di sudut wetland boardwalk terdapat pintu masuk menuju ke dalam resor. Walaupun pintu masuk ini bukan pintu utama tetapi dilengkapi dengan pos keamanan sehingga keamanan akan tetap terjaga. Wetland boardwalk dibuat untuk menikmati pemandangan wetland yang luas di luar tapak dengan setting wetland sesungguhnya. Walaupun banyak dilakukan penambahan vegetasi tetapi keaslian wetland akan tetap terasa karena
76
vegetasi yang digunakan adalah vegetasi lokal. Wetland boardwalk dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti lookout point, bird watching cabin serta boat jetty untuk menaiki perahu. Tidak ada perubahan desain pada Wetland boardwalk dalam Preliminary Design
Development
dan
Final
Design
Development.
Namun
ada
penyempurnaan hasil gambar yang dibuat. Pada Final Design Development dilengkapi dengan gambar potongan (Gambar 44-48).
Baiyun Dining Area Baiyun dining area merupakan area makan yang barada di dekat sudut wetland boardwalk. Konsepnya adalah sebuah tempat makan di atas timber deck sambil menikmati pemandangan ke arah central water body. Desainnya mengalami perubahan bentuk pada Final Design Development, yaitu bentuk feature paving yang terletak di depan pintu menuju ke wetland boardwalk (Gambar 49-52).
Public Courtyard Public courtyard terletak di sudut barat daya tapak, tepatnya di depan area Suite Villa. Disebut public courtyard karena terdapat area tempat duduk dengan beberapa feature paving dan feature tree. Public courtyard ini merupakan salah satu tempat berkumpul yang ada di resor proyek 708.45 (Gambar 53-56).
Outdoor Entertainment Area Outdoor entertainment area merupakan area yang cukup luas untuk berkumpul. Fasilitas yang ada pada outdoor entertainment area ini adalah open lawn yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan seperti acara ulang tahun, api unggun ataupun acara gathering lainnya. Outdoor entertainment area terletak di luar batas tapak hotel, berdekatan dengan wetland boardwalk. Outdoor entertainment area menyerupai sebuah pulau kecil yang ada di tengah wetland. Akses untuk menuju kesana dengan menggunakan timber walkway dari arah area vila. Gambar tampak atas dan potongan outdoor entertainment area ini dapat dilihat pada Gambar 57 dan 58. Pola paving pada area ini mengalami perubahan bentuk. Pada Gambar 57 dan 58 (Preliminary Design Development) pola paving yang digunakan adalah dengan adanya area rumput di bagian tengahnya.
77
Gambar 44. Tampak atas Wetland Boardwalk pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
78
79
Gambar 45. Potongan A Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
80
Gambar 46. Potongan B Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
81
Gambar 47. Potongan C Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
82
Gambar 48. Potongan D Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
83
Gambar 49. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
84
Gambar 50. Potongan Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
85
Gambar 51. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
86
Gambar 52. Potongan Baiyun Dining Area pada Final Design Development( Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
87
Gambar 53. Tampak atas Public Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
88
Gambar 54. Potongan Public Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
89
Gambar 55. Tampak atas Public Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
90
Gambar 56. Potongan Public Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
91
Gambar 57. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
92
Gambar 58. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
93
Gambar 59. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
94
Gambar 60. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Boat Taxi and Boardwalk access Boat taxi dan boardwalk. Area ini merupakan area penghubung antara area hotel dengan wetland boardwalk yang berada di luar area hotel. Area ini menjadi sebuah zonasi tersendiri karena memiliki fungsi selayaknya main entry area sebagai pintu masuk ke dalam area hotel. Namun boat taxi and boardwalk access ini merupakan puntu belakang (secondary gate). Dinamakan boat taxi karena di ujung area ini merupakan stasiun perahu (boat taxi) untuk bisa berkeliling mengitari wetland di luar tapak dengan menggunakan perahu. Untuk berkeliling dengan berjalan kaki dapat dilakukan di wetland boardwalk yang juga terletak bersambungan dengan area ini (boardwalk access). Jadi dapat dikatakan bahwa area ini merupakan jalur bagi para pengunjung yang akan menggunakan wetland boardwalk ataupun boat taxi (Gambar 61, 62 dan 63).
Walkways and Bridges Walkways dan bridges ini terletak di tengah-tengah tapak resor, yaitu tepatnya di area central water body. Terdapat tiga buah jembatan yang menghubungkan main terrace dengan area villa yang ada di depannya. Jembatan dan walkway ini dapat digunakan para pengunjung sebagai akses menuju ke main dining terrace. Desain jembatan sangat mencirikan desain khas Cina. Di kedua ujung jembatan diletakan feature lantern yang selain berfungsi untuk keindahan juga menerangi area ini pada malam hari. Kemudian ditanam beberapa buah willow tree di pinggir jembatan tersebut. Untuk lebih menggambarkan dapat dilihat pada Gambar 64-69. Pada kedua gambar tersebut terlihat ada peubahan bentuk desain jembatan. Pada awalnya (Preliminary Design Development), bentuk jembatan terlihat kaku, juga disertai balustrade dan seating. Pada Final Design Development bentuk jembatan tersebut diubah melengkung tetapi tanpa menggunakan balustrade dan seating.
Villa Courtyard Villa courtyard pada tahap Concept Design merupakan courtyard untuk seluruh vila. Kemudian pada tahap Design Development ini, tepatnyapada tahap Final Design Development, vila yang ada dalam resor dibagi-bagi menjadi beberapa tipe, yaitu Standard Villa, Suite Villa dan Presidential Suite Villa.
95
96
Gambar 61. Tampak atas Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
97
Gambar 62. Potongan 1 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
98
Gambar 63. Potongan 2 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
99
Gambar 64. Tampak atas Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
100
Gambar 65. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 66. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant) Pte. Ltd)
101
102
Gambar 67. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
103
Gambar 68. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 69. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
104
a. Standard Villa Courtyard Standard villa merupakan tipe vila yang paling sederhana yang ada dalam resor ini. Vila ini terletak di bagian tengah tapak, dekat dengan central water body. Mengikuti desain arsitektur bangunan vila, villa courtyard ini didesain sesuai arsitektur Cina. Flagstone paving menuntun pengunjung untuk memasuki gerbang vila dan sesampainya di dalam courtyard, akan terlihat feature paving serta elemen-elemen tanaman bambu, groundcover dan elemen air menghiasi courtyard vila. Courtyard vila ini tidak ditanami pepohonan hanya berbagai semak serta bambu. Selain itu courtyard vila juga dihiasi oleh hiasan batu dan carved wall untuk menambah kesan alami dan tradisional Cina pada desain. Kesan private juga akan terasa karena tiap vila courtyard pada resor ini berbentuk tertutup oleh dinding, seperti halnya pada desain arsitektur atau taman-taman bergaya Cina (Gambar 70-75). b. Suite Villa Courtyard Suite villa tergolong ke dalam vila yang mewah. Vila ini terletak di sebelah pinggir tapak, tepatnya berdekatan dengan wetland boardwalk di sebelah barat tapak. Vila ini tergolong mewah karena selain dari segi arsitekturnya, juga memiliki arah pandangan luas ke wetland di luar tapak. Courtyard vila ini didesain dengan konsep yang sama seperti courtyad vila lainnya namun memiliki desain yang berbeda. Courtyard vila ini dilengkapi dengan pohon Prunus sebagai pohon deciduous yang akan memberikan efek daun berguguran pada musim gugur. Courtyard vila ini berukuran lebih besar dari vila standar. Courtyard vila dihiasi dengan feature paving di depan gerbang, carved wall, berbagai jenis semak serta feature lantern untuk menerangi pada malam hari. Seluruh gambar tampak atas dan potongan suite villa courtyard dapat terlihat pada Gambar 76-78. c. Presidential Suite Villa Courtyard Presidential suite villa merupakan tipe vila yang paling mewah yang ada di resor ini. Selain ukurannya yang besar, juga didesain dengan arsitektur yang mewah serta terletak strategis dengan view menghadap ke wetland di luar tapak. Vila ini juga berada dekat dengan akses menuju ke secondary gate, wetland boardwalk serta baiyun dining area. Vila ini memiliki tiga courtyard dengan satu courtyard utama yang terletak di tengah. Saat memasuki courtyard utama, pengunjung akan disambut dengan adanya feature paving pada bagian tengah dan kolam teratai di kedua sisi kanan
105
dan kirinya. Di kolam teratai tersebut juga dihiasi dengan enam buah feature lantern sebagai aksen yang akan terpancar indah saat malam hari. Sedangkan pada dua courtyard lainnya, tidak disertai dengan elemen air tetapi lebih banyak menonjolkan elemen tanaman dan feature paving serta feature lantern (Gambar 79 dan 80).
106
Gambar 70. Tampak atas dan Potongan Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
107
Gambar 71. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
108
Gambar 72. Tampak atas Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
109
Gambar 73. Potongan 1 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
110
111
Gambar 74. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
112
Gambar 75. Potongan 3 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
Gambar 76. Tampak atas Suite Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
113
114
Gambar 77. Potongan 1 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
115
Gambar 78. Potongan 2 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
116
Gambar 79. Tampak atas Presidential Suite Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
117
Gambar 80. Presidential Suite Villa Courtyard (Images) pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd)
e. Softscape Plan Perencanaan softscape mulai dikerjakan pada tahap Preliminary Design Development, namun pada tahap ini masih belum sesempurna pada tahap Final Design Development. Pada Preliminary Design Development gambar ditampilkan berwarna dan dilengkapi imeges dari tanaman-tanaman yang akan digunakan. Sedangkan pada tahap Final Design Development gambar ditampilkan lebih detail dan juga dilengkapi images yang lebih banyak. Selain itu pembedaan tanaman tidak dilakukan berdasarkan warna tetapi untuk lebih akurat tanaman dibedakan berdasarkan kode-kode tanaman masing-masing (Lampiran 8, dan 9). Konsep vegetasi pada desain tapak ini adalah menggunakan tanaman lokal, yaitu berupa tanaman evergreen trees, deciduous trees dan bambu. Dengan memperhatikan kondisi iklim di tapak yang mana tapak berlokasi di sebelah timur Cina dan berdekatan dengan utara Cina, memiliki iklim subtropis dengan musim dingin yang sangat dingin. Oleh karena itu pada tapak lebih banyak ditanam evergreen trees agar hijau sepanjang tahun dan dapat menahan angin pada musim dingin sedangkan deciduous trees gugur pada musim dingin. Beberapa evergreen trees yang digunakan adalah Camphor tree, Banyan tree, Japanese medlar dan lain-lain. Deciduous tree digunakan pada desain sebagai ornamental tree. Pada desain dipilih deciduous trees dengan warna daun yang memikat serta akan mengalami perubahan warna pada musim tertentu. Sebagai contoh Japanese maple, pada awal musim gugur daunnya berwarna
jingga dan sebikit demi
sedikit berubah hingga berwarna merah, setelah itu kemudian daun berguguran dan memasuki awal musim dingin. Tanaman-tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang berasal dari Cina ataupun Jepang. Beberapa deciduous tree yang digunakan dalam desain adalah Maple, Persimmon, Mulberry dan Willow. Evergreen trees pada tapak lebih banyak digunakan di sekitar jalan ataupun buggy pathway sedangkan deciduous trees lebih banyak digunakan pada vila. Selain fungsi-fungsi tersebut, tanaman yang digunakan pada desain juga memiliki fungsi pengarah jalan. Tanaman tersebut adalah bambu pagar yang ditanaman di kanan dan kiri jalan menuju ke arrival court yang berfungsi menuntun pengunjung untuk masuk ke dalam main entry area hingga arrival court. Fungsi tanaman sebagai pembentuk ruang juga terlihat dalam tapak yang ditunjukkan dengan tanaman bambu pada area central water body. Central water
118
body yang merupakan badan air dipadukan dengan beberapa penanaman bambu di pinggirnya sehingga tanaman bambu tersebut seolah-olah membingkai pemandangan central water body. Pemandangan ini terbentuk dari rendah dan landainya perairan central water body dan tanaman bambu yang tumbuh vertikal ke atas. Fungsi lainnya yang dibentuk dari penanaman vegetasi pada tapak adalah memberikan identitas tapak yang terlihat dari tanaman-tanaman lokal yang digunakan, yaitu bambu, willow serta tanaman air wetland. Tanaman bambu merupakan ciri khas dari daerah Cina, Willow menunjukkan tanaman khas wetland yang berada di daratan sedangkan tanaman air merupakan tanaman wetland pada badan air. Dari vegetasi-vegetasi tersebut akan sangat dirasakan kesan Chinese wetland. Selain itu konsep pananaman pada wetland boardwalk adalah adanya pengelompokan tanaman pada beberapa area di sepanjang
wetland
boardwalk.
Pengelompokan
ini
dimaksudkan
untuk
menghilangkan kesan monoton atau menambah variasi di sepanjang wetland boardwalk
tersebut.
Tanaman
yang
digunakan
diantaranya
adalah
pengelompokan bambu, persimmon, maple serta mulberry.
5.3.5 Hardscape Working Drawing Tahap Hardscape Working Drawing meliputi Setout Plan, Grading Plan dan Material Plan. Untuk terlihat secara jelas dan dapat dikerjakan secara detail maka tapak dibagi ke dalam enam zona besar. Keenam zona tersebut dapat dilihat pada Gambar 81.
Gambar 81. Zonasi dalam tahap Hardscape Working Drawing (Sumber : Belt Collins International Cfonsultant Pte. Ltd)
119
Dalam penulisan ini akan dicontohkan satu zona mengenai pekerjaan hardscapenya, yaitu zona 5. Zona 5 terletak di sudut
barat daya tapak
berdekatan dengan wetland boardwalk dan suite villa. Area yang termasuk dalam zona ini yaitu public courtyard.
a. Dimension Setout Plan Dimension
Setout
Plan
merupakan
pekerjaan
Hardscape
yang
berhubungan dengan detail ukuran atau dimensi. Dalam gambar akan terlihat ukuran-ukurannya pada masing-masing zona. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 10. Dalam gambar tersebut terlihat ukuran-ukuran dan untuk lebih detail lagi maka ada beberapa elemen yang diperbesar. Sebagai contoh, elemen bangku pada Lampiran 10 bertuliskan LD 141 yang artinya detail elemen bangku tersebut terdapat pada lembar LD 141. Untuk gambar potongan dari dimension setout plan serta detail elemen-elemen lainnya pada zona 5 terdapat dalam Lampiran 14-19. Lampiran 14-19 menunjukkan detail dan konstruksi dari elemen hardscape pada zona 5, diantaranya yaitu elemen bangku, tree with seating around dan elemen perkerasan. Elemen perkerasan pada zona 5 yaitu perkerasan pada buggy circulation. Buggy circulation ini juga merupakan area untuk emergency fire way. Di bagian tepi area perkerasan ini atau di sekitar cobble paving ditanami oleh rumput. Oleh karena itu konstruksi dari perkerasan tersebut harus disesuaikan untuk tumbuhnya rumput di atasnya. Pada Lampiran 15 terlihat detail konstruksi dari perkerasan pada zona 5 ini. Pada konstruksi digunakan turfpave. Turfpave merupakan sebuah elemen hardscape yang berfungsi untuk menjaga pertumbuhan rumput di atasnya. Turfpave melindungi tanah dari pencucian dan pemadatan yang dapat terjadi karena dilalui oleh benda berat, seperti mobil pemadam kebakaran ataupun buggy. Turfpave juga memiliki ruang atau rongga sehingga memungkinkan akar-akar untuk tumbuh.
b. Grading Plan Grading Plan merupakan gambar yang memperlihatkan ukuran ketinggian elemen tertentu, baik itu badan air, pathway, dinding ataupun curb. Grading Plan pada zona 5 dapat dilihat pada Lampiran 11. Pada gambar terlihat buggy circulation memiliki ketinggian (FL) 4.5 yang artinya ketinggian 4.5 meter dari dasar perairan wetland (central water body) atau dapat dikatakan lebih tinggi 0.5
120
meter dari perairan wetland. Hal ini telah diperhitungkan dengan ketinggian air dimana berdasarkan data didapatkan bahwa tidak ada perubahan level air pada perairan wetland di Xixi ini. Selain itu pada zona 5 ini terdapat tree with seating around dengan ketinggian (TW atau Top of Wall) 4.95 yang artinya berbeda 0.95 meter ketinggian dari permukaan badan air. Tree with seating around ini merupakan area duduk dengan planter yang ditanami pohon di tengahnya.
c. Material Plan Material Plan merupakan gambar yang berisi material-material yang digunakan dalam desain beserta deskripsinya (Lampiran 12). Dari gambar terlihat jenis material yang digunakan pada zona 5. Sepanjang pathway menggunakan material flagstone paving sedangkan pada kedua sisi pinggirnya hingga pintu masuk ke dalam tiap vila menggunakan cobble paving serta feature paving pada bagian public courtyard menggunakan pebble stone paving. Area duduk pada zona tersebut menggunakan cobble stone paving. Jenis-jenis material yang digunakan dapat dilihat gambarnya pada Material Board LH-50 (Lampiran 13).
5.3.6 Softscape Working Drawing Softscape Plan telah dibuat pada tahap Design Development namun itu hanya mencakup desainnya saja. Sedangkan tahap Softscape Working Drawing ini adalah tahap yang mengerjakan penghitungan jumlah tanaman yang ada dalam desain yang telah dibuat pada tahap Design Development. Untuk mempermudah, penghitungan ini dilakukan dengan membagi tanaman menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe tanaman, yaitu (1) pohon dan bambu serta (2) tanaman penutuk tanah, semak dan tanaman air. Untuk melakukan penghitungan tanaman penutup tanah, semak dan tanaman air perlu ada standar jumlah tanaman tertentu per m2. Standar tersebut telah dibuat oleh divisi Softscape sehingga akan membantu dalam penghitungan. Setelah dihitung luasnya dan diketahui jenis tanamannya lalu bisa dilakukan penghitungan jumlahnya. Dengan melihat standar jumlah tanaman yang dibuat oleh divisi Softscape maka dapat diketahui jumlah tanaman tiap jenisnya per meter perseginya yang telah diperhitungkan jarak penanamannya. Kemudian jumlah tersebut dikalikan dengan luas (L) yang telah dihitung sebelumnya.
121
Setelah itu akan didapat NOS (numbers) dari tanaman pada area yang ditentukan. Berikut ini rumus penghitungannya : NOS (Jumlah) : L x Jumlah tanaman per m2 Hasil dari pekerjaan tahap Softscape ini adalah penghitungan jumlah tanaman serta detail penanamannya. Hasil dari penghitungan jumlah tanaman akan terlihat seperti tabel berikut. Tabel 3. Deskripsi Tanaman pada tahap Softscape Working Drawing Code
Description
Type of Plant
S-HRS
Hibiscus rosa-sinensis
Evergreen Shrub
1000 mm height, @ 400 mm o.c Bushy, multi – branching Flowering G-CC
Chlorophytum comosum
Evergreen Ground Cover
300 mm height, 200 mm o.c Bushy, Multi - branching Cynodon dactylon 50 %
Lawn
Lolium perema 50 % Close turfing Free of weeds W-NN
Nelumbo nucifera
Aquatic plant
(Lotus) 800 mm spread Min. 8 leaves per plant Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd.
Tabel tersebut merupakan contoh dari penghitungan dari beberapa tanaman. Pada kode terlihat S-HRS artinya adalah Shrub - Hibiscus rosasinensis dengan ketinggian 1000 mm dan memiliki jarak tanam sebesar 400 mm, daun lebat, memiliki banyak cabang serta berbunga. Sedangkan G menunjukkan Ground cover serta W adalah water plant. Pada tabel tersebut juga akan ditambahkan NOS (numbers) atau jumlah tanaman yang telah dihitung berdasarkan rumus. Namun pada tabel tersebut belum tertulis karena proses penghitungan belum selesai. Tabel tersebut menunjukkan deskripsi dari tiap spesies tanaman yang akan dipesan. Oleh karena itu jumlah (NOS) yang tertera dalam tabel merupakan jumlah dari keseluruhan tanaman per spesiesnya yang tersebar di berbagai area sehingga harus dilakukan penjumlahan per spesiesnya
122
dari jumlah tanaman per area yang dihitung. Seluruh deskripsi ini akan berguna bagi pemesanan tanaman kepada supplier. Pada saat kegiatan magang berakhir, proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China sampai pada tahap Softscape (20%), yaitu pada proses penghitungan tanaman penutup tanah dan semak.
123
BAB VI PEMBAHASAN UMUM 6.1 Penerimaan Proyek Pada umumnya penerimaan proyek didapatkan dengan melakukan tender process terlebih dahulu. Namun pada perusahaan BCI, khususnya pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China penerimaan proyek dilakukan dengan penunjukkan langsung oleh klien. Hal ini dikarenakan reputasi BCI yang sudah sangat baik di mata dunia sehingga timbul kepercayaan pada masyarakat terhadap kualitas dari pelayanan dan hasil yang diberikan oleh BCI. Kepercayaan tersebut membuat BCI relatif lebih mudah untuk mendapatkan proyek, terutama pada proyek – proyek besar seperti resor yang tersebar di dunia mulai dari Hawaii dan Pasifik ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa. Kepercayaan tersebut terbangun selama lebih dari 50 tahun lamanya semenjak BCI didirikan. Pada awalnya BCI mengikuti tender process terlebih dahulu untuk mendapatkan sebuah proyek. Namun seiring dengan berjalannya waktu akhirnya BCI mampu menunjukkan profesionalismenya dalam bidang Landscape Architecture dengan terus memberikan pelayanan yang baik dan membuat apa yang diharapkan klien menjadi kenyataan. Reputasi tersebut juga ditunjukkan dengan berbagai reward yang diterima oleh BCI selama ini. Masyarakat memiliki penilaian tersendiri terhadap BCI, diantaranya adalah sebuah ungkapan "the amount of talent under one roof", "their ability take what we want and translate it into reality" sangat sesuai dengan julukan "patience", "professionalism", and "experience". Satu hal yang dapat dipelajari adalah bahwa reputasi yang baik menciptakan sebuah “trust” atau kepercayaan dan dengan adanya kepercayaan maka akan mempermudah dan memperlancar sebuah pekerjaan. Seperti halnya BCI, kepercayaan dari masyarakat terbentuk dengan pekerjaan yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pekerjaan dengan baik dari segi waktu, hasil, presentasi serta komunikasi yang baik dengan klien sehingga dengan sendirinya masyarakat (klien) percaya akan kemampuan BCI dalam bidangnya. Dengan reputasi baik seperti ini akan semakin meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat melakukan pekerjaan dan memberikan pelayanan dengan baik yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas kerja dan tentunya kepercayaan dari masyarakat. Kontrak proyek Hangzhou Xixi Tourist Center Resort Hotel Group, China pada perusahaan BCI (Singapore) dimulai pada Oktober 2007 dan kontrak berakhir pada Desember 2009 (28 bulan) sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Apabila dalam waktu yang telah ditetapkan tersebut BCI belum dapat menyelesaikan tugasnya atau mengalami penundaan jadwal maka BCI akan menerima negosiasi ulang mengenai biaya (professional fee).
6.2 Riset dan Analisis Riset dan analisis penting untuk mengawali sebuah konsep karena mempertimbangkan keberlanjutan dan kelestarian tapak, khususnya pada proyek ini yaitu ekosistem dari wetland sehingga perlu adanya analisis baik di dalam maupun di luar tapak. Menurut Booth (1983), riset dan analisis termasuk ke dalam bagian proses desain. Riset dan analisis didapatkan dan diolah dari data hasil inventarisasi (pengumpulan data) serta wawancara dengan pemilik (klien). Namun dalam sistem kerja yang dilakukan oleh BCI, riset dan analisis ini tidak termasuk dari proses desain atau dapat dikatakan berada di luar lingkup pekerjaan BCI. Pekerjaan ini ditangani oleh surveyor dan arsitek dan BCI hanya melakukan analisis berupa fotografi (site photograph) saja. Hal ini disebabkan karena BCI adalah sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang berfokus pada perancangan. BCI sebagai perusahaan konsultan yang telah menangani berbagai proyek besar di dunia selalu bekerja sama dengan konsultan-konsultan lain seperti arsitek, civil engineer, mechanical & electrical engineer, interior designer serta surveyor dalam mengerjakan sebuah proyek. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik karena dikerjakan menurut keahlian masing-masing. Sistem kerja seperti ini membuat BCI selalu terfokus pada pekerjaan sesuai bidangnya yaitu perancangan arsitektur lanskap. Proses desain yang dilakukan pada perusahaan BCI terutama terdiri dari design process. Hal ini menunjukkan bahwa BCI merupakan perusahaan dengan spesialisasi desain lanskap. Analisis memang merupakan bagian dari proses perancangan seperti yang dikemukakan oleh Booth (1983). BCI melakukan analisis melalui kunjungan
125
ke tapak dan hasilnya berupa site photograph. Merekam informasi (data) dari tapak merupakan hal yang penting. Hal ini dapat dilakukan dengan fotografi yang akan berguna untuk mengingat kondisi tapak yang dimaksudkan (Booth, 1983) Analisis dari hasil rekaman site visit tersebut dilakukan untuk proyek yang memiliki bangunan untuk dibangun pada tapak tersebut sehingga analisis harus dilakukan oleh arsitek. Sedangkan untuk proyek – proyek taman yang artinya tidak memiliki bangunan, analisis dilakukan sendiri oleh BCI
sebagai arsitek
lanskapnya. Proyek besar seperti resor dilakukan dengan koordinasi dengan pihak – pihak lain untuk memudahkan pekerjaan dengan adanya spesialisasi pekerjaan sesuai bidangnya. Sebenarnya penting sekali bagi BCI untuk melakukan analisis ataupun mengetahui dan mempelajari hasil analisis tapak yang dilakukan oleh arsitek untuk melihat faktor-faktor ekologisnya mengingat wetland merupakan sebuah tapak yang sensitif. Hasil analisis sangat diperlukan untuk mengawali sebuah konsep. Namun dalam proyek ini hasil analisis dari arsitek tidak diberikan kepada BCI dan BCI hanya membuat desain lanskapnya dengan meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh arsitek. BCI hanya melakukan analisis faktor-faktor lingkungan
seperti iklim, sirkulasi dan mempertahankan beberapa vegetasi
existing pada tapak. Dengan melihat kepentingan ekologisnya dapat dikatakan bahwa pembangunan resor ini kurang memadai bagi keberlanjutan wetland karena dalam kurun waktu yang cukup lama dapat merusak wetland dan menyebabkan keberadaan wetland tersebut tidak dapat kembali lagi seperti semula. Diketahui bahwa wetland merupakan ekosistem yang peka terhadap gangguan. BCI melakukan pekerjaan ini karena mendapat tawaran dari klien sehingga BCI sebagai konsultan arsitektur lanskap hanya melakukan pekerjaan sesuai permintaan klien.
6.3 Desain 6.3.1 Proses Desain Desain terdiri dari proses desain dan produk desain. BCI selalu memberikan produk yang baik dengan melalui proses desain yang baik. Proses desain pada perusahaan BCI dilakukan dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan pada perusahaan BCI itu sendiri. Proses desain berjalan dengan baik yang didukung oleh tim kerja (teamwork) yang sangat baik. Teamwork yang baik
126
ini ditunjukkan dengan kerja sama dan komunikasi serta kekompakan dalam melakukan pekerjaan untuk sebuah proyek. Teamwork merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi hasil pekerjaan. Teamwork yang solid merupakan sebuah kunci keberhasilan dalam melakukan sebuah pekerjaan, khususnya pekerjaan proyek yang mana satu proyek ditangani oleh sebuah kelompok sehingga diperlukan adanya kerja sama yang baik. Selain itu disiplin waktu juga merupakan kunci keberhasilan dari proses pekerjaan yang dilakukan oleh BCI karena BCI memiliki komitmen untuk memuaskan keinginan klien sehingga seluruh pekerjaan dilakukan dengan jadwal (deadline) yang telah ditetapkan agar dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Faktor lain yang dapat mendukung proses kerja di BCI adalah peralatan dan perlengkapan yang mutakhir dengan teknologi tinggi. Hal ini memudahkan BCI dalam melakukan pekerjaan. Tools yang digunakan untuk membuat desain pada perusahaan BCI ini adalah teknik freehand dan komputer. Walaupun zaman telah berkembang dan perkembangan teknologi komputer semakin maju, keahlian freehand dalam proses desain tetap menjadi salah satu kunci keberhasilan. BCI menggunakan teknik freehand untuk mengerjakan sebuah proyek, khususnya untuk presentasi grafis. Dalam desain, freehand dianggap sebagai sebuah teknik gambar yang dapat menghasilkan produk yang bagus dan menarik dan BCI merupakan sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang menjadikan freehand sebagai kekuatan dalam presentasi grafisnya. Freehand yang dikerjakan oleh BCI menunjukkan karakter dari presentasi grafisnya sedangkan komputer merupakan alat pendukung dari proses perancangan. Teknik freehand pada perusahaan BCI dilakukan tergantung dari proyeknya. Pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group ini yang digunakan adalah teknik komputer. Adapun freehand dilakukan pada pembuatan konsep yang mana gambar masih berupa sketsa. Teknik pekerjaan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan tim kerja dimana ada proyek yang menggunakan teknik freehand sebagai teknik gambar dalam pembuatan perancangannya dan ada
juga
proyek
yang
menggunakan
teknik
komputer
untuk
seluruh
pengerjaannya. Semua ini tergantung dari kesepakatan oleh tim kerjanya. BCI juga memiliki komitmen yang kuat untuk memuaskan klien. Pekerjaan yang dilakukan oleh BCI sangat berorientasi kepada keinginan klien sehingga
127
seluruh pekerjaan dikerjakan dengan sebaik mungkin untuk memberikan citra yang baik. Oleh karena itu setiap revisi dari klien dijadikannya sebagai bagian dari pekerjaan untuk kebutuhan klien. Kantor perusahaan BCI juga dilengkapi dengan perpustakaan yang mana memuat banyak buku-buku sebagai referensi desainnya. BCI mengikuti perkembangan desain dengan selalu menambah referensi di perpustakaan yang dapat digunakan untuk menambah ide bagi desainernya. Hal ini mendukung pencapaian hasil yang baik dalam desainnya dengan kretivitas serta ide – ide desain yang inovatif. 6.3.2 Produk Desain Menurut Abdullah (1983), terdapat beberapa jenis pariwisata dilihat dari motivasi dan tujuannya. Proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group merupakan sebuah tempat pariwisata untuk rekreasi (recreational tourism) yang mana didefinisikan sebagai pariwisata yang dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap menarik. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group merupakan sebuah proyek hotel resor yang berlokasi kawasan wetland yang terletak di Hangzhou, propinsi Zhejiang. Proyek ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan rekreatif manusia (pengunjung) yang dilengkapi dengan kebudayaan Cina sebagai dasar perancangan. Tapak dikembangkan dengan tema traditional chinese wetland dimana wetland sebagai background dari tapak memperlihatkan karakter yang sangat kuat. Hal ini terlihat dengan adanya vegetasi khas wetland dan boat ride sebagai transportasi air. Resor ini didesain dengan memasukkan kebudayaan lokal sebagai temanya sehingga ada keharmonisan ruang antara tapak dengan wilayah sekitarnya. Namun sebenarnya pembangunan resor di kawasan wetland ini kurang mendukung keberlanjutan wetland itu sendiri. Proyek ini dinilai baik dari segi pariwisatanya tetapi kurang baik untuk segi ekologisnya. Dalam perancangannya proyek ini dikembangkan dengan pembagian ruang menurut fungsi dan aktivitasnya, yaitu main entry area, main dining terrace, central water body, wetland boardwalk, boat taxi and boardwalk access, public courtyard, baiyun dining area, outdoor entertainment area serta villa courtyard. Masing-masing area dihubungkan oleh sistem sirkulasi. Pada desain proyek ini sistem sirkulasi yang dirancang membentuk sebuah pola yang mengikuti bentuk tapak yaitu persegi empat. Seperti yang dikemukakan Laurie
128
(1986), sirkulasi disamping menghubungkan tempat-tempat dan fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda, sebenarnya dapat membatasi dan memisahkan daerahdaerah serta memberi bentuk pada daerah-daerah tersebut. Ruang-ruang yang ada dipisahkan dan dihubungkan dengan sistem sirkulasi, baik itu berupa perkerasan untuk pejalan kaki, untuk jalur buggy ataupun sirkulasi di atas air dengan
menggunakan
timber
deck.
Sistem
sirkulasi
pada
resor
ini
memperlihatkan pola atau bentuk yang sangat manarik, mengikuti bentuk tapak yang cukup simetris. Pada desain digunakan elemen air pada beberapa area, seperti reflective pool yang selain berfungsi sebagai aksen juga dapat meningkatkan kualitas ruang dengan adanya pantulan dari kolam tersebut. Menurut Laurie (1986), kualitas pemantulan air selalu menarik perhatian sehingga dapat meningkatkan kualitas visual. Reflective pool merupakan sebuah kolam dengan permukaan rata sehingga dapat menghasilkan pantulan yang maksimal. Pantulan air ini dijadikan sebagai aksen yang dapat menjadi point of interest. Elemen lainnya yang digunakan dalam desain adalah tanaman. Tanaman dalam perancangan memiliki berbagai fungsi, diantaranya membentuk susunan ruang arsitektural serta menunjukkan identitas dari suatu daerah (Laurie, 1986). Dalam desain proyek ini, mayoritas tanaman yang digunakan adalah bambu, tanaman air dan reeds. Ketiga jenis tanaman ini adalah salah satu bentuk tanaman khas wetland dan termasuk dalam kelompok chinese vegetation sehingga diterapkan dalam tapak dapat memperkuat identitas dari tapak yaitu wetland yang berlokasi di Cina. Selain itu identitas dari tapak juga terlihat dengan penanaman pohon camphor dan persimmon yang merupakan vegetasi existing dari tapak. Pohon serta bambu yang tertanam tegak juga berfungsi sebagai pembentuk ruang. Elemen cahaya juga digunakan di beberapa area, seperti pada central water body yang dihiasi dengan feature bridges serta dilengkapi dengan feature lantern pada kedua sisi jembatan. Feature lantern sebagai elemen cahaya utama ditonjolkan sebagai aksen pada malam hari. Booth (1983), mengatakan pantulan cahaya berinteraksi dengan air untuk mempengaruhi karakter visual. Feature lantern terletak di atas elemen air pada central water body sehingga pada malam hari akan membentuk karakter visual yang menarik.
129
6.4 Material Material yang digunakan dalam proyek ini terdiri dari hard material dan soft material. Hard material dan soft material yang digunakan dalam tapak didasarkan
pada
temanya
yaitu
tema
tradisional
Cina.
Pada
desain
menggunakan elemen – elemen tradisional sehingga sangat terasa kekentalan dari budaya daerah setempat, yaitu kebudayaan Cina. Proyek ini mengangkat kebudayaan tradisional Cina sebagai temanya karena seperti yang dikemukakan oleh Tan (1986) bahwa kebudayaan merupakan salah satu nilai jual dalam pembangunan suatu resor. Selain itu, Hangzhou yang merupakan lokasi dari tapak resor ini adalah salah satu daerah tujuan pariwisata di Cina yang sangat kaya akan kebudayaan Cina (Van dijk, 1991). Sesuai dengan tujuannya, resor ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rekreatif maka sangat memperhatikan halhal yang dapat mendukung peningkatan kualitas tapak untuk mendukung keberhasilan dari pembangunan resor tersebut. Hard material yang digunakan dalam desain antara lain jembatan, timber deck, feature lantern, beberapa elemen tradisional sebagai aksen serta paving sangat memperlihatkan budaya lokal sehingga akan sangat terasa atmosfer dari traditional chinese wetland. Pada umumnya pemukiman (pedesaan) ataupun Xixi Wetland National Park yang merupakan wilayah di sekitar tapak, menggunakan elemen – elemen tersebut sebagai sarana dan prasarana seperti misalnya jembatan dengan arsitektur khas Cina banyak digunakan pada area sekitar tapak kemudian lantern sebagai penerangan merupakan elemen penerangan yang digunakan pada area setempat. Soft material yang digunakan pada desain juga sangat mencerminkan kebudayaan lokal seperti reeds, bambu, willow dan tanaman air. Semua tanaman ini merupakan tanaman lokal yang banyak digunakan di area sekitar tapak baik itu dalam desain maupun tumbuh secara liar. Penggunaan material yang merefleksikan kebudayaan lokal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu selain mendukung tema resor traditional chinese wetland yang dapat menjadi nilai jual juga tingkat keberhasilan ekonomis sangat tinggi. Hal ini disebabkan material lokal mudah didapat dan harganya pun lebih ekonomis karena telah tersedia di wilayah tersebut.
130
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kegiatan magang ini memiliki tujuan untuk meningkatkan softskill serta keterampilan dalam keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada perancangan lanskap resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China yang terlatak di Hangzhou, propinsi Zhejiang. Dengan mengikuti proses perancangan yang dilakukan sebagai kegiatan studio maka dapat meningkatkan keterampilan dalam hal teknik-teknik perancangan yang berskala internasional. Keterampilan tersebut tidak hanya diperoleh dari satu proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China melainkan dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan selama magang dengan pekerjaan beberapa proyek. Selain itu kegiatan magang dapat menambah pengetahuan tentang desain bergaya Cina khususnya dan desain berskala internasional lainnya serta pengetahuan tentang dunia kerja pada sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah sebuah proyek resor yang dikerjakan oleh BCI dengan melalui proses desain sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu dari awal Preliminary Concept Design hingga Softscape Working Drawing. Proyek ini dimulai pada Oktober 2007 dan kontraknya berlangsung selama 28 bulan. Pada saat kegiatan magang berlangsung proyek ini sedang mencapai tahap akhir dari Hardscape Working Drawing dan pada saat kegiatan magang berakhir sedang mencapai tahapan Softscape Working Drawing (20%). Sampai saat kegiatan magang berakhir, proyek ini telah berjalan selama 13 bulan. Dapat dikatakan bahwa proyek ini
mencapai tahap Softscape Working Drawing dalam waktu kurang
lebih 1 tahun kemudian sisa waktu kontraknya adalah merupakan tahap site supervision process dan maintenance. Proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China memiliki konsep traditional chinese wetland. Konsep dan desainnya dinilai cukup baik dan dapat menarik wisatawan namun jika dilihat dari aspek lingkungannya, perancangan proyek ini kurang baik untuk mendukung keberlanjutan wetland itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan seperti kondisi ekologis tapak kurang diperhitungkan dalam pembuatan rancangannya. Kasus seperti ini
merupakan hal yang kurang baik karena bagaimanapun juga sebaiknya diperhitungkan fungsi ekologisnya terlebih lagi tapak ini adalah wetland yang sifatnya sensitif akan gangguan. Apabila ingin membuat suatu perancangan sebaiknya memperhatikan aspek-aspek terutama yang terkait dengan berbagai bentuk ekosistem yang peka terhadap gangguan atau kerusakan. Dalam proses perancangan proyek ini tidak terlepas dari masalah yang secara umum berasal dari klien. Masalah seperti ini merupakan bagian dari proses desain yang pada akhirnya akan memberi kepuasan terhadap klien. Di bagian akhir dari tiap tahap dilakukan presentasi kepada klien yang memungkinkan adanya perubahan desain sesuai keinginan klien. Solusinya adalah dengan diadakan meeting oleh satu tim kerja untuk memperbaiki desain atau produk perancangan sesuai dengan yang diharapkan klien.
7.2 Saran Dari hasil kegiatan magang, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu : 1. Sebagai konsultan profesional, BCI sebaiknya mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerjanya dengan manajemen tim kerja yang lebih baik serta lebih meningkatkan kedisiplinan waktu bagi staf agar pekerjaan dapat selesai sesuai dengan target yang ditetapkan. 2. Dalam perancangan proyek apapun BCI sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor ekologis yang dapat dilakukan dengan mempelajari analisis tapak yang telah dilakukan oleh arsitek sehingga dihasilkan rancangan tapak yang tidak hanya baik dalam segi fungsi untuk kebutuhan manusia tetapi juga baik dalam segi fungsi ekologisnya. 3. Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan tetap mempertahankan kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa.
132
DAFTAR PUSTAKA Basuni, S. dan S. Soedarjo.1988. Beberapa Pengertian dan Terminologi dalam Rekreasi. Media Konservasi. Booth, N. K. 1983. Basic Elements of Landscape Architecture Design. Illinois : Waveland Press Inc. 315 p. Boovy, M Bard and F. Lawson. 1997. Tourism and Recreation Development. The Architecture Press. Ltd. 62 p. Clawson, W and J. L Knetsch. 1996. Economics of Outdoor Recreation. Baltimore, USA : The John Hopkins Press. 328 p. Harris, W Charles and N. T Dines. 1988. Time Saver Standards for Landscape Architecture : Design and Construction Data. New York : McGraw – Hill Book Company. Kraus, R. G. and J. E. Curtis. 1982. Creative Management In Recreation and Parks. Edisi Ketiga. London : The C.V. Mosby Company. Direktorat Jenderal Pariwisata. 1982. Petunjuk Perjalanan Dalam Negeri. Douglass, W. R. 1982. Forest Recreation. New York : Pergaman Press. 326 p. Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. New York : McGraw – Hill Book Company. 164 p. Haslam, S. M. 2003. Understanding Wetlands : fen, bog and marsh. London : Taylor and Francis Inc. Iastate
Education,
2008.
About
Wetland.
http://www.ag.iastate.edu/centers/iawetlands/About.html Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (terjemahan). Bandung : Intermatra. 133 hal. Pusdiklat Parpostel. 1984. Sarana Kepariwisataan Bidang Akomodasi Aneka Wisata. Jakarta. Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Pertamanan. Makalah Diskusi pada Festival Tanaman VI Himagron. Institut Pertanian Bogor: Bogor. (Tidak dipublikasikan). Simonds, J. O. 2006. Landscape Architecture – A Mannual of Site Planning and Design. New York : McGraw – Hill Book Company.. 331 p. Tan, H. B. 1995. Tropical Resort. Singapore : Page One Publishing. Van Dijk, Monique and M. Alexandra. 1991. China through the looking Glass HANGZHOU. London : Atomic Energy Press
Wikipedia, 2008. China. http://en wikipedia.org/wiki/china Wikipedia, 2008. Xixi Wetland. http://en wikipedia.org/wiki/xixiwetland Yusup, A. 1983. Tipe-tipe Kepariwisataan. Majalah Teknis Pariwisata Vol.VII No. 1-2. 22 hal.
134
LAMPIRAN
135
Lampiran 1. Ilustrasi kondisi Conservation Village
136
Lampiran 2. Ilustrasi kondisi tapak
137
Lampiran 3. Grading and Surface Drainage Plan
Lampiran 4. Subsoil Drainage Plan
134
Lampiran 5. Materials Plan (Preliminary Design Development)
135
Lampiran 6. Materials Plan (Final Design Development)
136
Lampiran 7. Soil Depth Plan
137
Lampiran 8. Softscape Plan (Preliminary Design Development)
138
Lampiran 9. Softscape Plan (Final Design Development)
139
Lampiran 10. Dimension Setout Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing)
140
Lampiran 11. Grading Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing)
141
Lampiran 12. Material Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing)
142
Lampiran 13. Material Board LH-50 (Hardscape Working Drawing)
143
Lampiran 14. Public Area Section + Detail LD-31 (Hardscape Working Drawing)
144
Lampiran 15. Paving Typical Details LD-101 (Hardscape Working Drawing)
145
Lampiran 16. Feature Paving LD-111 (Hardscape Working Drawing)
146
Lampiran 17. Lake Edge Typical Details LD-131 (Hardscape Working Drawing)
147
Lampiran 18. Lighting LD-140 (Hardscape Working Drawing)
148
Lampiran 19. Furniture LD-141 (Hardscape Working Drawing)
149