PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG CITY BRANDING TEMANGGUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM DAN BUDAYA Vincentius Ritchie Permadi, Harris Effendi Jurusan Desain Komunikasi Visual, School of Design, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ialah mengembangkan pariwisata lokal, menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan menempatkan Kabupaten Temanggung pada persepsi sasaran target sebagai kabupaten yang patut dikunjungi. Metode yang digunakan untuk mencari data antara lain adalah wawancara, penelitian lapangan, dan studi pustaka yang melibatkan masyarakat setempat dan dinas-dinas yang terkait. Dari penelitian dan riset tersebut, serta analisa yang dilakukan terhadap data yang terkumpul, diketahui bahwa Temanggung adalah kota yang dikenal dengan penghasil tembakau berkualitas baik, dan memiliki kontur pegunungan dan tanah yang subur. Selain itu juga memiliki banyak budaya tradisional yang masih dipertahankan. Kemudian strategi disusun atas dasar fakta-fakta lalu diterjemahkan ke dalam bentuk desain identitas dan komunikasi visual yang mencerminkan brand Temanggung sebagai destinasi wisata alam dan budaya Jawa Tengah yang ditujukan kepada turis domestik dan mancanegara. Identitas visual ini harus diterapkan secara konsisten dan harus dipahami oleh semua pihak yang berperan terhadap city branding Temanggung, baik pemerintah maupun masyarakat. Kata Kunci: City Branding, Temanggung, Wisata Alam dan Budaya ABSTRACT The aim of this study is to expand the local tourism to attract both international and domestic tourists, and to place Temanggung Regency into the perception of the target audiences as a Regency that is worth a visit. The methods used to gain data and insight are interviews and field study that involves local citizens and relevant departments, and literature study. From the outcomes and analysis, Temanggung is largely known as high-grade tobacco manufacturer, and has mountainous terrains, which give it fertile soil. Traditional cultures are also still being upheld. Based on these facts, strategies were developed into tangible identity and visual communication designs, which show the Temanggung as natural and cultural tourism in Central Java to potential tourists. This visual identity must be implemented consistently and have to be understood by the parties who have role in branding the city, which are the government and the local citizens. Keywords: City Branding, Temanggung, Natural and Cultural Tourism
PENDAHULUAN Kabupaten Temanggung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Temanggung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Kendal di Utara, Kabupaten Semarang di Timur, Kabupaten Magelang di Selatan, serta Kabupaten Wonosobo di Barat. Kota Temanggung adalah kota kecil yang tenang, maka seharusnya cocok untuk dipromosikan sebagai kota tempat mencari hiburan alternatif di mana turis domestik dan internasional bisa lari dari kesibukan kota yang riuh. Selama ini, Temanggung banyak dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau terbesar di dunia dan merupakan pusat agrobisnis dan agrowisata di kawasan Jawa Tengah, juga sebagai penghasil kopi dan vanili, tetapi belum terlihat ada usaha pemerintah untuk mengekspos potensi-potensi alam Kabupaten Temanggung ini, sehingga belum banyak orang yang mengerti mengapa mereka harus memasukkan Kabupaten Temanggung ke dalam daftar tempat yang harus mereka kunjungi untuk berlibur dan mencari ketenangan. Dilihat dari segi budaya, Temanggung juga memiliki wisata budaya yang tidak kalah menarik. Temanggung masih memiliki dan menjalankan adat tradisional seperti nyadran. Melihat dari kabupaten tetangga, seperti Semarang dan Kendal, mereka sudah menerapkan city branding untuk meningkatkan pariwisata di wilayah mereka. Konsep agrowisata juga pertama kali dipromosikan oleh Kota Batu di Malang, Jawa Timur. Oleh karena itu penulis mengambil inisiatif untuk melakukan hal yang sama dengan menggali potensi lokal yang tersembunyi dari Temanggung itu sendiri sebagai daya tarik agrowisata yang bisa digunakan untuk memikat orang untuk mengunjungi Kabupaten Temanggung. Tujuan desain identitas visual Kabupaten Temanggung adalah untuk mengembangkan pariwisata lokal, menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan menempatkan Kabupaten Temanggung pada persepsi sasaran target sebagai kabupaten yang patut dikunjungi.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk meneliti dalam perancangan ini bermacam-macam, antara lain dengan penelitian lapangan yang dilakukan di ladang pertanian serta objek wisata alam dan budaya, wawancara dengan dinas-dinas terkait, serta studi literatur, baik dari buku-buku referensi, maupun artikel di website yang sesuai dengan topik pembahasan.
HASIL DAN BAHASAN Sebelum melakukan riset, fakta yang sudah banyak ditemui tentang Temanggung adalah, Temanggung dikenal sebagai penghasil tembakau dengan kualitas yang sudah mendunia. Ini adalah karena tanah yang subur, berbukit-bukit. Temanggung sebenarnya juga memiliki objek wisata alam dan budaya. Dari hasil penelitian, berikut adalah gambar lambang Kabupaten Temanggung. Selain gambar di bawah, belum ada logo/simbol apapun yang membuat orang ingat akan Temanggung.
Gambar 1 Lambang Kabupaten Temanggung Setiap elemen dari lambang tersebut memiliki arti. Berdasarkan informasi dari website resmi Kabupaten Temanggung (http://www.temanggungkab.go.id), makna dari lambang Kabupaten Temanggung: 1. Bentuk perisai melambangkan ketentuan dalam menanggulangi segala kesulitan. 2. Segi lima didalamnya melambangakan pancasila sebagai Dasar Negara dan falsafah bangsa Indonesia. 3. Lukisan bintang bersegi lima melambangkan keagungan Tuhan, yang mengandung arti bahwa rakyat Kabupaten Temanggung bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Lukisan-lukisan dua buah gunung adalah Gunung-gunung Sumbing dan Sindoro. 5.
6.
7. 8. 9. 10.
Lukisan nyala api melambangkan semangat pejuang Rakyat dalam mencapai cita-citanya, sedangkan jumlah delapan buah lidah api yang terlukis pada masing-masing sisi sebagai peringatan bahwa terciptanya Lambang ini pada waktu DPRD-GR Kabupaten Temanggung berusia satu windu (8 tahun). Lukisan-lukisan buah padi berjumlah 17 butir, rantai bermata 8 buah, kapas berbunga 4 kuntum dan berdaun 5 helai meningatkan saat Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Lukisan rantai melambangkan jiwa dan kepribadian Rakyat Kabupaten Temanggung yang penuh solidaritas dan persatuan yang tidak terpatahkan. Lukisan-lukisan padi, kapas melambangkan kemakmuran, sedangkan vanili, kopi dan tembakau merupakan tanaman khas Daerah Kabupaten Temanggung melambangkan kesejahteraan Daerah. Lukisan sebuah bambu runcing melambangkan perjuangan Rakyat Daerah Kabupaten Temanggung pada waktu revolusi fisik, khususnya terkenal bambu runcing parakan. Bilangan-bilangan pada lukisan-lukisan lainya tidak mempunyai makna, melainkan hanya untuk membentuk keserasian dan keaslian seluruh lukisan.
11.
12.
Tulisan Lambang berbunyi : "Swadaya Bhumi Phala" berasal dari bahasa Sansekerta mengandung arti : o Swadaya terdiri atas dua kata swa dan daya. Swa berarti sendiri dan daya berarti : kekuatan/kemampuan/usaha o Bhumi berarti : bumi tempat kita berpijak . o Phala berarti : buah atau hasil o Arti keseluruannya : "Dengan kekuatan sendiri (berdikari) mempertinggi hasil bumi" Tata warna yang dipakai didalam Lambang mengandung makna sebagai berikut : o Hijau berarti kemakmuran o Putih berarti kesucian o Merah berarti keberanian o Kuning berarti keagungan, keluhuran dan kekayaan o Kuning emas berarti kemuliaan, kejayaan o Biru berarti ketenangan o Hitam berarti kemantapan, ketegasan, ketangguhan, kekekalan
Dari sini muncullah masalah utama, yaitu lambang Kabupaten dinilai tidak cukup untuk mewakili pariwisata Temanggung, di samping kurangnya usaha untuk mempromosikan Temanggung. Maka pada riset selanjutnya penulis melakukan penelitian lapangan ke berbagai tempat wisata alam dan budaya yang dimiliki Temanggung, dari situ kemudian diketahui bahwa Temanggung memiliki potensi-potensi daerah sebagai berikut: 1. Tembakau 2. Vanili 3. Kopi Arabika & Robusta 4. Ayam Kedu / Ayam Cemani 5. Agrowisata 6. Berbagai Perkebunan 7. Prospek Pengembangan & Investasi Potensi-potensi tersebut belum sepenuhnya digarap oleh pemerintah, tetapi usaha tersebut harus dilakukan untuk mengangkat brand Temanggung sebagai kota tempat pelarian turis dari kepenatan dan hiruk pikuk aktivitas di kota. Maka lebih lanjut, berdasarkan landasan teori yang ada mengenai branding, identitas visual, teori warna, tipografi, layout, serta semiotik, penulis menyusun strategi sebagai berikut:
USP (Unique Selling Proposition) Temanggung merupakan destinasi wisata alam dan budaya Jawa Tengah, yang bisa menjadi tempat pelarian dari rutinitas sehari-hari di kota.
Profil Khalayak Sasaran Sasaran utama dari perancangan identitas ini adalah untuk menarik turis domestik yang secara psikografis mencari ketenangan dan ketentraman, udara yang sejuk, dan pecinta alam. Temanggung sangat cocok bagi orang yang gemar traveling dan ingin melarikan diri sejenak dari rutinitas. Secara demografis, sasaran perancangan identitas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: - WNI - Berusia 21 – 45 tahun - Jenis kelamin laki-laki dan perempuan - SES A – B
Key Message - Temanggung adalah salah satu penghasil tembakau berkualitas terbaik di dunia - Temanggung memiliki potensi agrowisata dan budaya yang luar biasa - Temanggung menawarkan petualangan dengan keadaan alam yang berkontur pegunungan - Temanggung memiliki suasana tenang, bersih, dan sejuk
Positioning Untuk wisatawan domestik yang penat akan hingar-bingar dan kesibukan kota, Temanggung adalah destinasi wisata Jawa Tengah dan tempat mendekatkan diri kembali kepada alam serta budaya.
Big Idea “escape to the natural & cultural heritage of Java”
Keyword - Alam - Budaya - Escapade (pelarian)
Strategi Verbal Dalam mengkomunikasikan brand Temanggung, digunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, untuk mengakomodasi turis mancanegara agar tetap bisa menikmati pengalaman berwisata di Temanggung. Dalam setiap materi promosi tidak menggunakan kalimat deskriptif, tetapi lebih kepada ajakan untuk “lari” dari kejenuhan dan hiruk pikuk sehari-hari kepada alam dan budaya Temanggung yang kaya. Untuk memperkuat identitas brand, penyebutan nama Temanggung juga harus diperhatikan. Logotype menggunakan huruf kecil sebagai tanda keramahan dan kerendahan hati, tetapi dalam penulisan biasa, sesuai dengan EYD. Temanggung harus dituliskan dengan huruf awal kapital. Tulisan dengan huruf kapital semua tidak diperkenankan, dan hal ini harus secara konsisten dijalankan di semua media komunikasi visual Temanggung. Trueline atau kalimat yang menjelaskan bisnis brand Temanggung, sesuai dengan big idea dalam strategi komunikasi: “escape to the natural & cultural heritage of Java” Kalimat trueline di atas kemudian bisa dipersingkat sebagai tagline yaitu: “Natural and Cultural Escapade” tagline ini lalu bisa dicabangkan lagi untuk keperluan khusus/tematik. 2 diambil dari aspek alam, dan 2 dari aspek budaya. Variasi tagline tersebut yaitu: - indulge in bountiful nature - enjoy the marvelous view - experience traditional culture - start a historic adventure
Strategi Visual Warna identitas brand Kabupaten Temanggung mengandung warna-warna cerah dan diambil dari alam dan budaya Temanggung. Warna utama / primer terdiri dari hijau (Temanggung Jade), biru (Temanggung Azure), oranye (Temanggung Amber), dan abu-abu (Temanggung Quartz), yang masing-masing bersama melambangkan 4 aspek dari pariwisata Temanggung, yaitu kesuburan alam, pemandangan yang indah, budaya, dan petualangan sejarah. Warna pendukung / sekunder terdiri dari hitam 80% untuk teks, serta gabungan warna-warna primer yang dimultiply dan ditumpuk satu sama lain, sehingga menghasilkan warna baru. Typeface yang digunakan sebagai logo adalah Triplex bold, dengan tinggi 90% dan dimodifikasi pada bagian tertentu untuk menggambarkan kontur tanah Temanggung yang terletak di daerah pegunungan dan diapit dua gunung, Sumbing dan Sindoro. Triplex bold dipilih karena modern, tetapi kurvanya mengingatkan kita akan aksara hanacaraka yang berkelok-kelok dan membulat. Logotype diharapkan dapat menimbulkan kesan sesuai dengan apa yang audiens bisa dapatkan dengan berwisata ke Temanggung: Alam yang indah di daerah pegunungan dan petualangan budaya. Typeface untuk heading adalah Triplex Bold Italic, dan untuk body text menggunakan Daxline Pro Temanggung tidak memiliki brandmark, akan tetapi logotype dan tagline yang membentuk signature dapat diaplikasikan secara bebas, baik dari segi warna, pola, dan bentuk background. Untuk seluruh elemen visual Temanggung, bentuknya dibuat organik dan natural, sintaktik di seluruh implementasi desain dan memiliki makna yang menunjukkan Temanggung sebagai destinasi wisata alam dan budaya di Jawa Tengah. Dalam aplikasinya, selalu terdapat 2 gabungan antara elemen-elemen utama yang menjadi atribut brand Temanggung yang kemudian menjadi pattern supergrafik tematik yang bisa diterapkan dalam setiap materi promosi.
Tone & Manner - Natural - Clean / Modern - Adventurous
Strategi-strategi tersebut bermuara pada desain identitas Brand Temanggung yang baru, yang dianggap bisa mewakili promosi pariwisata Temanggung. Berikut contoh-contoh rancangan komunikasi visual yang dihasilkan: Brand Signature
Gambar 2 Brand Signature
Brand Book
Gambar 3 Brand Book
Poster Lentikular
Gambar 5 Poster Lentikular 1
Gambar 6 Poster Lentikular 2
SIMPULAN DAN SARAN Dari semua materi komunikasi visual yang telah penulis kerjakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa identitas visual merupakan hal yang sangat penting bagi brand, karena identitas visual adalah ujung tombak brand. Identitas visual dari brand bisa diibaratkan seperti muka dari seseorang, yang pertama kali dilihat dan menarik pandangan. Tentu saja tidak hanya identitas visualnya yang harus bagus, tetapi identitas visual tersebut harus bisa dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga di persepsi konsumen, terbentuk pandangan tertentu terhadap brand. Dalam upaya untuk mendukung city branding ini, banyak proses yang perlu dilakukan, karena banyaknya titik temu brand dengan konsumen. Pengunjung kota ini bisa siapa saja, pejabat negara, pedagang, petani, karyawan, ataupun turis mancanegara. Jadi harus dipersiapkan segala kemungkinan-kemungkinan komunikasi yang perlu dilakukan, misalnya undangan yang ditujukan khusus bagi pejabat negara, aplikasi komunikasi visual yang hampir semua menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional agar turis yang datang dari luar negeri tetap dapat menikmati Temanggung sebagai destinasi wisata. Sebagai saran, city branding bukanlah proses yang instan. Hasil karya penulis tidak akan ada gunanya jika usaha untuk mempertahankan citra Temanggung tidak dijalankan secara konsisten. Saran penulis adalah, jika diimplementasikan, aplikasi-aplikasi ini terus digunakan secara konsisten sebagaimana mestinya sesuai dengan media utama hasil desain penulis, yaitu Brand Book, yang berisi panduan mengenai Brand Temanggung beserta segala aturan mengenai identitas visual Brand Temanggung yang juga harus diikuti dengan seksama. Yang kedua, harus diingat pembagian waktu antara riset dan implementasi, keduanya harus seimbang, terlalu banyak eksplorasi juga tidak akan ada habisnya karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas.
REFERENSI Airey, D. (2009). Logo Design Love: A Guide to Creating Iconic Brand Identities, Indianapolis, IN: New Riders Press. Asylum (2012). The Asylum Book: All You Wanted to Know About Asylum But Were Too Shy to Ask, Berlin: Die Gestalten Verlag. Badil, R. (2011). Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya,Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Basjir, W.W. et al. (2010). Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota, Yogyakarta: Indonesia Berdikari. BPS (2012). Temanggung Dalam Angka, Temanggung: BPS Kabupaten Temanggung. Bringhurst, R. (2008). The Elements of Typographic Style, Vancouver, Canada: Hartley & Marks. Caballero, T. (2009). Big Book of Boxes, Vancouver: Evergreen. Crow, D. (2010). Visible Signs: An Introduction to Semiotics in the Visual Arts, Switzerland: AVA Publishing. Godfrey, J. (2006). The Best of Brochure Designs 9, Gloucester, MA: Rockport. Millman, D. (2012). Brand Bible: The Complete Guide to Building, Designing, and Sustaining Brands, Beverly, MA: Rockport Publishers. Neumeier, M. (2006). Zag: The Number One Strategy of High-Performance Brands, Berkeley, CA: Peachpit Press. Rustan, S. (2011). Hurufontipografi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sagmeister, S. (2009). Sagmeister: Made You Look, New York, NY: Abrams.
Sagmeister, S. (2011). Sagmeister: Another Book About Promotion and Sales Material, New York, NY: Abrams. Samara, T. (2005). Publication Design Workbook: A Real-World Design Guide, Gloucester, MA: Rockport. Wheeler, A. (2009). Designing Brand Identity, New York: Wiley.
RIWAYAT PENULIS Vincentius Ritchie Permadi lahir di kota Jakarta pada tanggal 9 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Jurusan New Media pada tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai desainer freelance.