RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
LATAR BELAKANG 1.
Sebagai Dasar menindak lanjuti program prioritas percepatan pembangunan pariwisata serta MP3EI di kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk Pulau Flores, perlu dilakukan pemetaan dan penilaian yang dapat menghasilakan data dan informasi keanekaragaman potensi sumberdaya alam dan budaya di Pulau Flores.
2.
Data dan informasi potensi dimaksud, sangat penting sebagai landasan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang diperlukan dalam merumuskan kebijakan percepatan pembangunan, sekaligus dalam mewujudkan “kenalilah negerimu Cintailah negerimu” melalui pengembangan pola perjalanan (Travel Patern) wisata (overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores.
PERMASALAHAN 1. Prioritas pembangunan yang masih terfokus pada wilayah Jawa, Bali dan Sumatera, menyebabkan kurang memadai infrastrktur sosial, minimnya data potensi sumberdaya, serta meningkatnya degradasi lingkungan di KTI 2. Belum dirumuskannya kebijakan sebagai arah perencanaan percepatan pembangunan di KTI khususnya Flores sebagai destinasi wisata terpadu dan berkelanjutan
METODOLOGI 1. Pendekatan • Untuk memperoleh gambaran pola perjalanan dengan potensi kepariwistaan di banyak daerah, penelitian dilakukan dengan pendekatan ekspedisi ilmiah. • Eksplorasi data keruangan keanekaragaman potensi kepariwisataan dilakukan dengan cara: perjalanan darat di mulai dari Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores. Pelibatan pejabat pemerintah daerah dalam eksplorasi potensi telah ditentukan daya tarik wisata dan fasilitas-fasilitas yang menjadi prioritas untuk dikunjungi.. 2. Mapping • Pemetaan hubungan/konektivitas antar keanekaragaman potensi komponen pariwisata skala intra dan ekstra daerah dilakukan dengan sistem route tracking • Lokasi Potensi keanekaragaman potensi atraksi, amenitas, aksesibilitas dan masyarakat lingkungan sebagai daya tarik wisata dilakukan secara sptatial keruangan 3. Assessment • Penilaian kelayakan keanekaragaman potensi atraksi, amenitas, aksesibilitas dan masyarakat lingkungan sebagai sumber utama daya tarik destinasi wisata unggulan • Penilaian dilakukan dengan cara observasi langsung, interview dan Focus Group Discussion (FGD), serta pengambilan gambar, film (menggunakan handycam)
SINERGI KOORDINASI 1.
2.
Dilakukan melalui pendekatan lintas disiplin dan lintas sektor meliputi: •
Pemerintah daerah (Dinas Budpar, Taman Nasional, Bapeda, BPS)
•
Industri Pariwisata daerah (PHRI, ASITA, Pemandu Wisata)
•
Masyarakat yang memiliki kemampuan
Dilakukan melalui Koordinasi, Kerjasama dan Pelibatan stakeholder dan shareholder meliputi antara lain: •
Dengan pihak berwenangan (pihak pemerintah)
•
Dengan pihak pengelola (pihak industri)
•
Dengan pihak pemilik masyarakat, tokoh, ketua adat)
•
Dengan pihak pemerhati (pihak LSM, akademisi)
(pihak
PEMANFAATAN HASIL 1.
Bahan masukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang diperlukan daerah
dalam
merumuskan
kebijakan
perencanaan percepatan pembangunan pariwisata daerah secara terpadu dan berkelanjutan. 2.
Acuan
dalam
mewujudkan
program
"Kenalilah Negerimu, Cintailah Negerimu" melalui
program
pengembangan
pola
perjalanan wisata (Travel Patern) di Flores yang
merupakan
bagian
program
pengembangan perjalan wisata (Overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores secara terpadu dan berkelanjutan.
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN 1.
2.
Mengembangkan data spatial potensi sumber daya kepariwisataan Flores melaui Geographic Information System (GIS) Melanjutkan tahapan perencanaan program overland Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, di Pulau Sumbawa.
3.
arah perencanaan percepatan pembangunan pembangunan pulau Flores secara terpadu dan berkelanjutan
4.
Acuan dalam memperkuat upaya promosi investasi di Pulaua Flores sebagai destinasi pariwisata.
5. 6. 7.
acuan dalam mempromosikan paketpaket wisata darat di pulau Flores alat dalam menumbuhkan program Kenalilah Negerimu Cintailah Negerimu bahan dasar sektoral yang harus disampaikan ke Bakosurtanal sebagai koordinator Jaringan Data Spatial Nasional
TRAVEL PATTERN Mapping dan Assessment Sumber daya Kepariwisataan Flores
Peta Rupa Bumi
Peta Pola wisata Peta Tataguna Lahan
Peta Potensi Budaya • Suku bangsa • Kesenian
Peta • Adat Istiadat Sumberdaya • Bahasa alam
• Atraksi Gejala Alam Bentang Alam Flora Fauna Endemik
•Amenitas •Aksesibilitas •Sarana Pendukung
• Kepercayaan • Sejarah • Arkeologi
DESTINASI WISATA FLORES
GAMBAR/FOTO HASIL RISET Pola Perjalanan
PENUTUP
Rekomendasi 1. Kemudahan
bagi
stakeholder
khususnya
masyarakat
dalam
memanfaatkan
sumberdaya alam dan budaya dalam rangka mengakselerasi pembangunan pariwisata berkelanjutan. 2. Percepatan pembangunan flores harus dilihat secara utuh satu kesatuan dari kawasan sebagai satu landasan mencapai pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan. 3. Arah kebijakan pemanfaatan Potensi Sumberdaya Kepariwisataan daerah di Flores perlu mengedepankan proses pemanfaatan berbasis konservasi lingkungan alam dan pelestarian lingkungan budaya setempat.
5. Acuan kemudahan bagi perencana dalam menentukan konsep pembangunan, investor dalam melakukan investasi, dan wisatawan dalam melakukan perjalanan.
Tindak Lanjut 1. Dalam menyusun rencana tindak, dibutuhkan pemutakhiran basis data dan informasi sebagai bahan acuan lintas sektor. 2. Mengembangkan pulau Flores sebagai bagian wilayah tertinggal dan terpencil melalui program pendampingan di bidang pariwisata; 3. Mendorong percepatan pembangunan Pulau flores melalui pendekatan skala prioritas terhadap daerah yang mempunyai potensi i; 4. Menyediakan prasarana dan sarana sosial dasar melalui program kegiatan riset terpadu yang bersifat riset sosial. 6. Terkait dengan masalah penataan ruang, langkah utama yang perlu dilakukan adalah: a. Riset Daya Dukung (carrying Capacity) bidang kebudayaan dan pariwisata b. Pelibatan masyarakat dalam membangun daerah c. Melengkapi peraturan penataan ruang dengan peraturan lain yang terkait; d. melengkapi dan menyerasikan berbagai data keruangan (spatial) terkait dengan potensi kepariwisataan sebagai dasar penyusunan e. Mendukung proses penyelesaian cakupan peta rupabumi Indonesia dibidang pariwisata, sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang wilayah; 7. Terkait dengan masalah pertanahan, langkah kebijakan yang diambil adalah: a. Mengkaji kepentingan di bidang pariwisata yang adil dengan memperhatikan kepemilikan tanah untuk rakyat; b. menguatkan kelembagaan dalam setiap destinasi dan kewenangannya melalui kerja sama intensif dengan lembaga pemerintah, masyarakat dan industri terkait.
Peneliti/perekayasa: •
Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT
•
Drs. Bambang Budi Utomo
•
Basuki Antariksa SH, MT
•
Ir. M. Fadlan S
•
Dr. Ali Akbar