PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB
Oleh ARIEF PRIANDONO A34101054
PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN ARIEF PRIANDONO. Perancangan Kebun Produksi Berbasis LEISA untuk Pemenuhan Kebutuhan Gizi Sehat: Kasus Mahasiswa Asrama TPBIPB. (Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH). Penelitian ini bertujuan (1) membuat suatu perancangan pola kebun produksi IPB untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi mahasiswa asrama TPB-IPB dengan mengoptimalkan sumber daya alam sekitar dan meminimalkan penggunaan masukan dari luar (LEISA), (2) menerapkan pengetahuan umum mahasiswa dalam pembuatan studi kelayakan kebun produksi yang akan digunakan sebagai masukan bagi IPB dalam pemanfaatan aset-aset IPB, (3) membuat program spread sheet berbasis Microsoft Excel dalam bentuk CD untuk perancangan kebun berbasis LEISA. Penelitian ini dilaksanakan dengan mensurvei mahasiswa asrama TPB-IPB tentang kebutuhan kalori mahasiswa dan petani di sekitar kampus IPB Darmaga Bogor, mengenai teknik budi daya komoditas yang terkait dengan menu makan. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2005. Hasil survei terhadap mahasiswa asrama TPB-IPB menunjukkan bahwa kebutuhan energi mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan angka kecukupan energi (AKE) rata-rata tingkat nasional untuk golongan 16-19 tahun yang sebesar 2 100 kkal, dengan rata-rata kalori mahasiswa asrama putra maupun putri adalah 2 572 kilokalori. Hasil perancangan hanya dapat menggunakan lahan kebun IPB dengan luas optimal yang dapat dikelola sekitar 9 hektar. Kebun yang akan diusahakan berada di daerah Cikarawang dan Babakan Sawah Baru, Kampus IPB Darmaga. Hasil perancangan kebun produksi IPB menunjukkan bahwa luas lahan dan kesesuaian lahan terhadap komoditas terkait tidak sesuai dengan target kebutuhan pangan mahasiswa asrama, sehingga produksi tidak optimal dan tidak mencukupi keperluan gizi sehat seluruh mahasiswa. Hal tersebut dapat diatasi, salah satunya dengan cara melakukan kemitraan dengan petani setempat. Namun, bila dilihat dari segi analisis finansial pada tingkat diskonto 20% kebun produksi berbasis LEISA ini layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat
dari perolehan NPV= Rp 220 235 623 (NPV>0), IRR=52% (IRR>20%), dan net B/C=1.62 (net B/C>1).
PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Arief Priandono A34101054
PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB
Nama
: Arief Priandono
NRP
: A34101054
Program Studi : Agronomi
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. NIP. 130422691
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130422698
Tanggal lulus : 06 Juni 2006
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak H. Soejatno H.S. dan Ibu Hj. Suprihatin. Tahun 1995 penulis lulus dari SD Negeri I Ciputat, Tangerang, kemudian pada tahun 1998 penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 85 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan studi ke SMU Negeri 34 Pondok Labu, Jakarta Selatan, dan lulus pada tahun 2001. Tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui jalur UMPTN, pada Program Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian (kini Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian. Selama kuliah di IPB, penulis turut aktif pada Himpunan Mahasiswa Agronomi
(Himagron).
Tahun
2002-2003
penulis
menjadi
Staf
Divisi
Kesekretariatan dan Administrasi Himagron. Pada tahun yang sama penulis juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Buletin Ranting, dan pada tahun 2004 penulis menjadi Koordinator Publikasi Umum Festival Tanaman XXV. Pada periode kepengurusan 2003-2004, penulis menjabat sebagai Kepala Divisi Kesekretariatan dan Administrasi, Himagron. Penulis juga turut aktif sebagai asisten dosen. Pada semester ganjil tahun ajaran 2004-2005, penulis menjadi asisten dosen mata kuliah Ekologi Tanaman, dan pada semester genap tahun ajaran 2004-2005, penulis menjadi asisten dosen mata kuliah Tanaman Perkebunan Utama. Tahun 2005 penulis turut aktif sebagai tim pendamping perwakilan dari IPB dalam rangka sosialisasi Gerakan Hijau Royo-Royo (GIR) di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi hasil penelitian ini berjudul Perancangan Kebun Produksi Berbasis LEISA untuk Pemenuhan Kebutuhan Gizi Sehat: Kasus Mahasiswa Asrama TPB-IPB, yang dibuat sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir program sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ide penelitian ini berawal dari keinginan untuk memanfaatkan lahan pertanian yang dimiliki IPB sebagai kebun produksi yang mampu mencukupi kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB sehingga terpenuhi pula kebutuhan gizi sehat bagi setiap mahasiswa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr, selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini; 2. Dr. Ir. Suwarto, MS, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran bagi kelengkapan skripsi; 3. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran bagi kelengkapan skripsi; 4. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, M.Agr, selaku koordinator Program Studi Agronomi dan pembimbing akademik; 5. Dr. Ir. Bonny Poernomo Wahyu Soekarno, MS, selaku Kepala Badan Pengelola Program Akademik dan Multi Budaya dan Asrama Mahasiswa TPB-IPB atas kerja samanya; 6. Bapak dan Ibu, atas do’a dan nasihatnya selama ini; 7. Kakak-kakak, Asih Damayanti, S.Kom dan Retno Susilowati, S.Pd, dan adik, Hendro Purnomo, atas semangat yang diberikan; 8. Eka Wahyudin, selaku rekan verja dalam pembuatan skripsi ini; 9. Rekan-rekan ’SR’ di Asrama Putra dan Putri; 10. Rekan-rekan mahasiswa di asrama putra dan putri TPB-IPB Angkatan 41 yang menjadi responden;
11. Bapak-bapak petani desa Cikarawang, Situ Gede, Babakan Sawah Baru, Cibanteng, dan Ciherang atas kesediaannya untuk diwawancara; 12. “F6+ crew”: Yiyi, Adie, Luqman, Hafiz, Fandi, dan Ochied atas kebersamaan dan persahabatannya yang tidak ternilai selama ini, “Keep on our fight guys!!”; 13. Arlette, Siska, Ani, Intan, Retty, Lala, Ossy, Evi, Fifi, Mia, Inke, Achi, Eev, Endank, Cici, Emi, Atin, Fifin, Iis, Nana, Opik, Heri, dan Prima atas bantuannya dalam penelitian ini; 14. Rekan-rekan Agronomi 38, Horti 38, PMT 38, Lanskap 38, Agronomi 39, Horti 39, PMT 39, dan Lanskap 39 yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu; 15. Rekan-rekan di Himagron IPB; 16. Teman-teman sedesa KKP 2004: Dadang, Budi, Yud ha, Indah, Uswatun, dan Lestari; 17. Tim sosialisasi Gerakan Penghijauan 2005 di Kepulauan Seribu. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Bogor, Juni 2006
Penulis
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1 Tujuan…………………………………………………………………... 3
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………... 4 Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi………………………………... 4 Perencanaan dan Perancangan Produksi………………………………... 5 Pertanian Berkonsep LEISA……………………………………………. 6
BAHAN DAN METODE………………………………………………………. 8 Waktu dan Tempat……………………………………………………… 8 Asumsi dan Pendekatan………………………………………………… 8 Bahan dan Alat…………………………………………………………. 8 Metode Penelitian………………………………………………………. 9 Pengolahan dan Analisis Data Mahasiswa Asrama……………………. 11 Analisis Kelayakan Finansial Perancangan Kebun Produksi................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 14 Kondisi Umum Responden Mahasiswa Asrama TPB-IPB....................... 14 Kebutuhan dan Konsumsi Energi Mahasiswa Asrama............................. 14 Status Gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Mahasiswa Asrama............ 17 Menu Makan Mahasiswa Asrama Sehari- hari.......................................... 18 Perancangan Menu Makan Mahasiswa Asrama TPB-IPB....................... 21 Penetapan Komoditi Pangan dan Luas Lahan dalam Rancangan............. 22 Penentuan Lokasi dan Tapak Unit Kebun Produksi................................. 25 Perancangan Kebun Produksi Berbasis LEISA........................................ 27 Penetapan Pola Tanam Tanaman dan Ternak di Kebun Produksi……… 30 Perancangan Tata Letak dan Aliran Proses Produksi Tanaman................33 Perancangan Tugas Pekerjaan................................................................... 36
Strategi Produksi dan Seleksi Kapasitas Produksi Tanaman.................... 37 Organisasi Pengadaan Pangan Asrama..................................................... 39 Biaya yang Dibebankan kepada Mahasiswa............................................. 41 Analisis Finansial Kebun Produksi........................................................... 42
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 47
LAMPIRAN…………………………………...................................................... 51
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman Teks
1. Persamaan untuk Menghitung Energi Aktivitas Manusia dari Bobot Badan.................................................................................................... 11 2. Data Umum Responden……………………………………………… 14 3. Faktor Aktivitas Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan........ 15 4. Jumlah dan Rata-Rata Angka Metabolisme Basal (AMB) dan Kebutuhan Kalori Mahasiswa............................................................... 16 5. Sebaran Status Gizi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).................................................................................................... .
18
6. Daftar Menu Makan Sehari Mahasiswa Asrama..................................
21
7. Penentuan Jenis Komoditas dan Luas Lahan dalam Rancangan.......... 23 8. Biaya yang Dibebankan kepada Mahasiswa Asrama...........................
41
Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005............. 92 2. Hasil Survei Petani di Sekitar Kampus IPB, Darmaga......................... 99 3. Pedoman Menu Makan Sehari-Hari Menurut Kelompok Umur Remaja..................................................................................................
100
4. Daftar Menu Makan Alternatif Ke-1.................................................... 101 5. Daftar Menu Makan Alternatif Ke-2.................................................... 101 6. Data Klimatologi Darmaga, Bogor, Tahun 2004.................................. 102 7. Asumsi Teknis dalam Usaha Tani di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (Ha/Th).............................................................
103
8. Analisis Usaha Tani Tanaman dan Ternak di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru ( 9 ha)................................................................. 104 9. Analisis Penyusutan Biaya Investasi di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha).................................................................. 111
10. Analisis Pendapatan Sistem LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha).................................................................. 111 11. Pinjaman ke Bank dan Angsurannya per Tahun selama 5 Tahun Proyek LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha) 112 12. Analisis Cash Flow dan Perhitungan Parameter Kelayakan Sistem LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha)........... 113 13. Rekapitulasi Kelayakan Finansial LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha).................................................................. 114 14. Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 Ha), Biaya Naik 10%.........
115
15. Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 Ha), Harga Produk Turun 10%....................................................................................................... 116 16. Analisis Rugi- Laba Sistem LEISA di Kebun Cikarawang dan Babakan Sawah Baru (9 ha).................................................................. 117 17. Analisis dan Konversi Kebutuhan Pangan Mahasiswa Asrama dengan Faktor Koreksi.......................................................................... 118
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman Teks
9. Kegiatan Survei dan Pengambilan Data di Asrama Putra dan Putri....... 15 10. Histogram Preferensi Menu Makan Pagi................................................ 19 11. Histogram Preferensi Menu Makan Siang.............................................. 19 12. Histogram Preferensi Menu Makan Malam............................................ 20 13. Data Curah Hujan Darmaga, Bogor, Tahun 2004................................... 26 14. Daur Produksi dan Arus Materi pada Kebun dengan Sistem LEISA..... 28 15. Pola Tanam dan Pemeliharaan Ternak di Kebun Cikarawang dan Sawah Baru............................................................................................. 31 16. Gliricidia sepium.................................................................................... 32 17. Lamtoro (Leucaena leucocephala)......................................................... 32 18. Sesbania sesban dan Crotalaria sp. ..................................................... 32 19. Tephrosia sp. ......................................................................................... 33 20. Lapangan Jemur dan Kantor Jaga........................................................... 33 21. Saluran Air Irigasi................................................................................... 34 22. Lahan Kebun Produksi Sawah Baru dan Cikarawang............................ 34 23. Kandang Ayam....................................................................................... 35 24. Daur Materi LEISA di Kebun Produksi.................................................. 36 25. Organisasi Pengadaan Pangan Asrama TPB-IPB................................... 40
Lampiran 18. Sketsa Kebun Produksi IPB, Cikarawang............................................... 119 19. Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Cikarawang............................................................................................. 120 20. Sketsa Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru................................ 121 21. Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru ............................................................................. 122 22. Organisasi Pengadaan Pangan Asrama dengan Melibatkan Lahan Pertanian Milik Petani ............................................................................. 123
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Kuisioner Usaha Tani Tanaman Semusim ........................................
51
2. Kuisioner untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Mahasiswa TPB-IPB ..
65
3. Koefisien Teknis Beberapa Komoditi Terkait dalam Rancangan .....
68
4. Resep Menu Makan Asrama TPB-IPB .............................................
86
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 25 Ta hun 2004, salah satu unsur masyarakat yang berpotensi besar sebagai penggerak pembangunan bangsa adalah mahasiswa (http://www.menegpp.go.id/admin/upload/legal/undang/1109215076/ UU%20No.25%20Tahun%202004.pdf, 16 Maret 2005). Agar dapat mewujudkan potensinya tersebut, mahasiswa seharusnya memiliki kualitas yang tinggi. Mahasiswa yang berkualitas memiliki ciri-ciri beriman, bertakwa, cerdas, kreatif, terampil, maju, mandiri, disiplin, produktif, dan beretos kerja tinggi, sedangkan dari sisi kesehatan mahasiswa harus sehat jasmani dan rohani sehingga mampu mendukung upaya-upaya peningkatan produktivitas. Dalam mendukung upaya-upaya peningkatan produktivitas mahasiswanya, Institut Pertanian Bogor (IPB) membentuk suatu wadah pembinaan mahasiswa yang bersifat akademis dan multi budaya, yang diwujudkan dalam bentuk asrama tingkat persiapan bersama (TPB-IPB). Asrama TPB-IPB juga memiliki tujuan meningkatkan jalinan hubungan yang baik antarmahasiswa IPB yang berbeda program studi, fakultas, dan atau daerah asalnya. Selain itu, asrama ini juga bertujuan mencegah mahasiswa baru dari adanya ketidakseimbangan dalam proses adaptasi mereka terhadap lingkungannya yang baru sehingga akan memberikan
rasa
aman
dan
nyaman
bagi
penghuninya
(http://student.ipb.ac.id/asrama/asrama3.htm, 31 Januari 2005). Asrama yang berkapasitas 3000 mahasiswa baru ini diharapkan na ntinya dapat menciptakan mahasiswa yang berkualitas. Untuk menciptakan mahasiswa yang berkualitas, banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain, faktor pangan dan unsur gizi, kesehatan, pendidikan, informasi, dan teknologi. Dari sekian banyak faktor tersebut, faktor pangan dan unsur gizi sebagai faktor fisik memegang peranan yang paling penting. Oleh karena itu, usaha penyediaan pangan berkualitas dan sehat mutlak diperlukan agar kebutuhan gizi sehat bagi mahasiswa asrama dapat terpenuhi. Dalam upaya penyediaan pangan untuk mahasiswa asrama, perlu diperhatikan nilai- nilai kecukupan gizi yang baik. Menurut Almatsier (2002),
makanan yang disediakan bagi manusia terdiri dari menu makan empat sehat lima sempurna dan terpenuhinya unsur-unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Apabila kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB telah terpenuhi, diharapkan setiap mahasiswa dapat melakukan berbagai aktivitas dengan kondisi tubuh dan kesehatan yang prima. Pemenuhan kebutuhan pangan mendasar tersebut dapat dilakukan secara mandiri oleh IPB atau dengan cara membeli dari luar IPB. Kebiasaan makan setiap mahasiswa secara umum sama, yakni makan tiga kali dalam sehari. Jika diasumsikan setiap mahasiswa mengeluarkan biaya makan sebesar Rp 10 000 untuk memenuhi kebutuhan makan pagi, siang, dan malam, selama setahun mereka akan mengeluarkan uang sebesar Rp 3 650 000 per mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa asrama TPB-IPB yang berjumlah 3 000 orang tersebut akan mengeluarkan uang sebesar Rp 10 950 000 000. Hal ini merupakan suatu potensi yang sangat menguntungkan jika pengadaan pangan mahasiswa asrama TPB dapat dikelola dengan baik oleh IPB. IPB, sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang berbasis pertanian terbesar di Indonesia, semestinya dapat menjadi contoh dalam usaha penyediaan kebutuhan pangan bagi institusinya sendiri, termasuk mahasiswa yang berada di asrama. Apabila usaha tersebut dijalankan, diharapkan aset-aset IPB yang berupa kebun-kebun produksi, alat-alat, serta mesin- mesin pertanian dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha perancangan kebun produksi IPB yang, antara lain, mampu menghasilkan kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB. Perancangan
suatu
unit
kebun
produksi
perlu
memperhatikan
keberlanjutan pertanian dan lingkungannya dalam memanfaatkan sumber daya alam yang berada di sekitar kebun produksi. Menurut Ito (2000), pertanian berkelanjutan merupakan pertanian yang memanfaatkan fungsi perputaran energi atau materi dan diselaraskan dengan kebutuhan produksi. Konsep pertanian ini mengupayakan pemanfaatan sumber daya yang terdapat di dalam sistem secara optimum, yang dikenal dengan istilah LEISA (low-external-input and sustainable agriculture). Sistem LEISA ini bertujuan mengurangi dan me ningkatkan efisiensi penggunaan input eksternal yang meliputi sumber energi dari fosil, menekan
biaya produksi, meningkatkan kemampuan berswasembada, meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi pada kesehatan manusia, dan melestarikan lingkungan (Adnyana, 2001). Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah (1) membuat suatu rancangan pola kebun produksi IPB untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi mahasiswa asrama TPB-IPB dengan mengoptimalkan sumber daya alam sekitar dan meminimalkan penggunaan masukan dari luar (LEISA), (2) menerapkan pengetahuan umum mahasiswa dalam pembuatan studi kelayakan kebun produksi yang akan digunakan sebagai masukan bagi IPB dalam pemanfaatan aset-aset IPB, dan (3) membuat program spread sheet berbasis Microsoft Excel dalam bent uk CD untuk perancangan kebun berbasis LEISA.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi (Nurzaini, 1997). Menurut Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1996, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (http://www.deptan.go.id/HomePageBBKP/Riau/uu_pangan_no_7_th__1996.htm, 16 Maret 2005). Zat gizi merupakan unsur atau senyawa kimia yang terkandung dalam pangan dan diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Menurut Suhardjo (1989), konsumsi pangan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut akan menentukan status gizi seseorang, apakah termasuk ke dalam status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, atau gizi berlebih. Jika konsumsi pangan rendah, keadaan gizi seseorang juga rendah. Hal ini terjadi karena dalam mengkonsumsi pangan juga berarti mengkonsumsi zat gizi. Mengingat pentingnya kebutuhan zat gizi yang diperoleh dari pangan, kelebihan atau kekurangan zat tersebut dalam jangka waktu yang lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan seseorang (Almatsier, 2002). Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994), kecukupan zat gizi antarindividu sebetulnya sangat bervariasi, dipengaruhi, antara lain, oleh jenis kelamin, bobot badan, umur, tinggi badan, keadaan fisiologis, aktivitas, dan metabolisme. Harper, Deaton, dan Driskel (1985) menyatakan bahwa konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan mulai dari tingkat wilayah sampai tingkat rumah tangga. Bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi harus memiliki nilai kecukupan gizi yang seimbang, yaitu terdiri dari tiga unsur pokok, yakni zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Almatsier, 2002). Ketiga unsur tersebut, yang terkandung dalam beberapa jenis kebutuhan pokok seperti beras, sayurmayur, daging, ikan, dan buah-buahan, sangat diperlukan oleh tubuh.
Pemenuhan kebutuhan pangan dan kecukupan gizi dapat didasarkan pada Daftar Kecukupan Gizi (DKG) yang disusun oleh Widya Karya Pangan dan Gizi pada tahun 1978 (LIPI, 1984). DKG adalah daftar yang memuat angka-angka kecukupan gizi rata-rata per orang per hari bagi orang sehat (Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi RS Dr Cipto Mangunkusumo, 1999). Berdasarkan DKG tersebut, kebutuhan energi pria dan wanita yang berumur 16-19 tahun masing- masing adalah 2500 dan 2000 kkal energi. DKG yang dianjurkan dapat dimanfaatkan untuk tujuan sebagai berikut (Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi RS Dr Cipto Mangunkusumo, 1999): 1. merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk; 2. menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok; 3. merencanakan pemberian makana n di suatu institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri, perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo, dan lembaga pemasyarakatan.
Perencanaan dan Perancangan Produksi Pemenuhan kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB secara mandiri dapat diupayakan melalui perencanaan dan perancangan pola tanam kebun produksi. Menurut Assauri (1976), tujuan perencanaan produksi adalah untuk dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum. Perencanaan kegiatan produksi merupakan kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi tanaman untuk mencapai tujuan. Menurut Lubis (1994), semua jenis usaha baik yang berskala besar maupun kecil harus mempunyai perencanaan (planning). Tanpa perencanaan, tujuan yang akan dicapai mungkin tidak diperoleh atau dapat menjadi lebih lama, lebih panjang prosedurnya, tidak efisien dan efektif, serta dapat menyebabkan biaya produksi menjadi lebih mahal. Perancangan
kebun
produksi
tanaman
diperlukan
untuk
dapat
menghasilkan produk tertentu dalam jumlah, mutu, waktu, tempat, dan harga yang
tepat (Mugnisjah, 1999). Perancangan tersebut meliputi penyiapan sistem produksi tanaman agar dapat diseleksi dan dip utuskan produk apa yang akan dihasilkan dan bagaimana disainnya sehingga spesifikasinya dapat ditetapkan pula. Mugnisjah (1999) mengemukakan bahwa penyusunan rencana produksi mencakup kegiatan penetapan target produksi, penjadwalan kerja/proses (scheduling), penetapan urutan pekerjaan (routing), penyampaian perintah (dispatching), dan pengecekan kelancaran produksi (follow-up). Prosedurprosedur
yang
harus
dijalankan
untuk
mengoptimalkan
perancangan
agroekosistem adalah analisis faktor lingkungan, pemilihan dan penataan spesies yang tepat di lapang, perhatian atas kondisi masyarakat, dan pengendalian atas sistem yang dibangun secara keseluruhan dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (Mugnisjah, 2000).
Pertanian Berkonsep LEISA Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan lahan yang digunakan untuk areal pertanian menjadi terbatas dan kegiatan pertanian dilakukan dengan cara intensifikasi yang mengakibatkan penggunaan input luar berupa bahan kimia yang tinggi. Input luar buatan seperti pupuk kimia, irigasi, benih hibrida, dan pestisida dapat memainkan peranan penting untuk menyeimbangkan sistem pertanian itu, meningkatkan produktivitas lahan dan tenaga kerja, serta meningkatkan keseluruhan hasil pertanian (Reijntjes, Haverkort, dan WatersBayer, 1999). Reijntjes et al. (1999) menambahkan bahwa sistem pertanian yang tidak menggunakan input luar tidak akan mungkin memiliki konsep terbuka dan berorientasi pasar untuk menyediakan kebutuhan penduduk nonpetani. Namun, tanpa disadari hal- hal tersebut dapat berakibat buruk terhadap keberlanjutan kegiatan pertanian. Gaskell et al. (2002) berpendapat bahwa dalam upaya mencapai pertanian yang berkelanjutan diupayakan agar input berupa bahan kimia produksi pabrik (pupuk dan pestisida) dikurangi bahkan jika mungkin ditiadakan. Menurut Ito (2000), pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang memanfaatkan fungsi perputaran energi dan diselaraskan dengan kebutuhan produksi. Penerapan
teknologi budi daya yang berkelanjutan terjadi jika lahan yang dikelola dapat memberikan produksi tanaman dan atau hewan yang memuaskan tanpa menimbulkan kerusakan atas lahan tersebut sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan oleh sistem pertanian itu sendiri (Mugnisjah, 2001). Konsep pertanian ini mengupayakan pemanfaatan sumber daya yang terdapat di dalam sistem secara optimum, yang dikenal dengan istilah LEISA (low-external-input and sustainable agriculture) (Reijntjes et al., 1999). Pengembangan
konsep
LEISA
untuk
kebun
produksi
harus
memperhatikan keseimbangan ekologis. Prinsip-prinsip ekologi yang perlu diperhatikan, antara lain, adalah (Reijntjes et al., 1999) (1) menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman; (2) mengoptimalkan ketersediaan unsur hara, menyeimbangkan arus unsur hara, dan memanfaatkan pupuk luar sebagai pelengkap; (3) meminimalkan serangan hama dan penyakit tanaman melalui pencegahan dan perlakuan yang aman; (4) menggabungkan sumber daya genetik dalam sistem pertanian terpadu dengan tingkat keanekaragaman fungsional yang tinggi. Sebagai contoh, pengelolaan kebun berkonsep LEISA dapat memadukan berbagai komponen dalam sistem pertanian sehingga diharapkan dapat meminimalkan input luar. Optimalisasi penggunaan sumber daya yang tersedia secara lokal dicapai dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam sistem lapang produksi sehingga pada akhirnya komponenkomponen tersebut saling melengkapi dan memiliki pengaruh sinergi yang maksimal. Dalam sistem LEISA, resiko ekologik dari masukan energi yang tinggi dapat dihindari karena digunakan secara terbatas. Re ijntjes et al. (1999) mengemukakan salah satu contohnya, yaitu pola pertanian kebun yang memadukan tanaman, ternak, dan ikan. Berdasarkan penelitian Tiyar (2001) yang dilakukan di Cianjur, dapat diketahui bahwa di antara ketiga komoditi tersebut, jenis komoditi yang dibudidayakan terlebih dahulu adalah ternak. Dari budi daya ternak ini dapat diperoleh pupuk kandang yang selanjutnya dapat digunakan untuk kegiatan budi daya tanaman.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini mengambil informasi dari mahasiswa TPB-IPB yang tinggal di asrama putra dan putri TPB-IPB dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 20-27 April 2005 dan tahap kedua pada tanggal 26-31 Mei 2005. Survei berikutnya dilakukan pada beberapa kebun percobaan IPB dan petani atau praktisi pertanian di Bogor. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Mei 2005 sampai dengan Agustus 2005.
Asumsi dan Pendekatan Kehidupan sehat mahasiswa asrama TPB-IPB dapat berawal dari terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi secara baik. Batasan mengenai kehidupan sehat tersebut dapat berupa terpenuhinya menu makan empat sehat lima sempurna setiap hari dan kontinuitas pangannya terjamin. Berbagai asumsi diperlukan untuk menetapkan perancangan pola tanam kebun produksi IPB yang dapat memenuhi kebutuhan pangan asrama TPB-IPB. Asumsi-asumsi tersebut didekati dari faktor- faktor sebagai berikut: (1) jumlah mahasiswa asrama TPB-IPB, (2) kebutuhan pangan dan gizi setiap mahasiswa, (3) kontinuitas produksi tanaman, dan (4) efisiensi penggunaan masukan luar pada proses usaha tani.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil survei dari UPT Kebun Percobaan IPB Darmaga mengenai teknik budi daya dan produksi pertanian. Data primer lainnya didapat dari wawancara dan diskusi dengan petani yang tinggal di sekitar kampus IPB Darmaga. Data sekunder didapatkan dari telaah pustaka dan pengumpulan data dari UPT Kebun Percobaan IPB yang mencakup arsip, riwayat kebun produksi, tata letak kebun, dan pergerakan arus barang. Data sekunder lainnya didapatkan dari instansi di luar IPB, yaitu mengenai data iklim dan data harga beberapa komoditi pertanian di pasar. Selain itu, juga diperlukan data sekunder yang berkaitan dengan budi daya
beberapa tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung, dan beberapa jenis sayuran, serta beberapa tanaman tahunan yang akan terpilih dalam perancangan kebun. Data primer dan sekunder tersebut akan digunakan sebagai koefisien masukan untuk analisis usaha tani pada spread sheet Excel. Alat yang digunakan untuk merancang kebun produksi berbasis LEISA ini berupa komputer dengan program aplikasi Microsoft Excel.
Metode Penelitian Pembuatan suatu rancangan kebun produksi untuk memenuhi status gizi makanan mahasiswa asrama TPB-IPB dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. 1. Penetapan kebutuhan energi mahasiswa asrama TPB Tahapan ini dilakukan dengan melakukan survei secara langsung kepada 200 orang mahasiswa TPB-IPB Angkatan 41 yang terdiri dari 100 orang mahasiswa dan 100 orang mahasiswi. Saat survei dilakukan, mereka sedang menjalani semester genap tahun ajaran 2004-2005. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memberikan kuisioner dan mendata mahasiswa yang melewati koridor kantin asrama putra dan putri. Proses pengambilan sampel dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan, bobot badan, serta mengisi kuisioner yang berupa identitas setiap responden. Bobot badan mahasiswa diukur dengan menggunakan timbangan injak, sedangkan tinggi badan mahasiswa diukur dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Hasil dari pengamatan Tahap I ini akan digunakan untuk menentukan jenis aktivitas, angka metabolisme basal (AMB), dan kebutuhan energi dari setiap mahasiswa (kkal). Pada Tahap II, pengamatan di asrama dilakukan dengan cara mengisi kuisioner tentang menu makan sehari yang biasa dimakan oleh setiap individu mahasiswa. Hasil dari pengamatan Tahap II ini akan digunakan untuk menentukan jenis komoditas yang akan dibuat dalam perancangan (lihat kuisioner pada Lampiran 1). 2. Penetapan standar gizi sehat Setelah
diketahui,
data
kebutuhan
energi
mahasiswa
kemudian
dibandingkan dengan standar gizi sehat yang terdapat dalam pustaka (FAO/WHO/UNU,1985; LIPI, 1993).
3. Penetapan komoditi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi sehat (pembuatan menu makan) Tahapan ini dilakukan dengan memperhitungkan nilai tukar energi bahan makanan dalam suatu menu makan yang sebanding dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh mahasiswa TPB-IPB. 4. Penetapan luasan komoditi dalam rancangan Tahapan ini dilakukan dengan perancangan luas lahan dan pola tanam bahan baku untuk menu makan yang akan dibuat. 5. Pengumpulan data primer usaha tani komoditi terkait Tahapan ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap UPT Kebun Percobaan IPB dan petani/praktisi pertanian di sekitar UPT Kebun Percobaan IPB untuk mengetahui lokasi, luas lahan, dan teknik budi daya komoditi terkait. Data yang digunakan mengacu pada hasil survei dan wawancara dengan praktisi pertanian dan staf UPT Kebun Percobaan IPB (lihat kuisioner pada Lampiran 2). 6. Penyusunan rancangan kebun Perancangan perancangan
kebun
produk
dilakukan
tanaman,
dengan
perancangan
tahapan proses
sebagai
produksi
berikut: tanaman,
perancangan lokasi dan tapak unit produksi tanaman, perancangan tata letak dan alir proses produksi tanaman, perancangan tugas pekerjaan, serta strategi produksi dan seleksi kapasitas produksi tanaman. Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap hasil rancangan kebun produksi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: 1. Analisis biaya produksi Tahapan ini dilakukan dengan menghitung jumlah keseluruhan biaya operasional kebun produksi dengan profit sebesar dua kali total biaya produksi, dan biaya pengolahan makanan yang kemudian dibagi dengan jumlah mahasiswa untuk mendapatkan biaya makan yang dibebankan kepada setiap mahasiswa selama berada di asrama. 2. Analisis kelayakan finansial Analisis kelayakan finansial atas usaha tani yang dijalankan dibuat dengan asumsi jika keseluruhan hasil atau produksi dari kebun ini akan dijual dengan harga pasar.
Pengolahan dan Analisis Data Mahasiswa Asrama Data awal didapatkan dari hasil survei mahasiswa asrama TPB-IPB Angkatan 41 tahun 2004-2005. Data yang diambil berupa identitas responden yang meliputi jenis kelamin, bobot badan, tinggi badan, umur, dan jenis aktivitas fisik yang ditabulasikan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan data aktivitas responden dihitung besar energi aktivitasnya per jenis kegiatan per hari (Hardinsyah dan Martianto, 1989). Persamaan untuk menghitung energi aktivitas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persamaan untuk Menghitung Energi Aktivitas Manusia dari Bobot Badan
AMB (kkal/hari)* Laki- laki Perempuan 60.9 B - 54 61.0 B + 51 22.7 B + 495 22.5 B + 499 17.5 B + 651 12.2 B + 746 15.3 B + 679 14.7 B + 496 11.6 B + 879 8.70 B + 829 13.5 B + 487 10.5 B + 596
Kelompok Umur (Tahun) 0-3 3-10 10-18 18-30 30-60 >60
* Sumber : FAO/WHO/UNU (1985), hlm. 71. Keterangan : AMB = Angka Metabolisme Basal B
= Bobot badan dalam satuan kilogram (kg)
Analisis Kelayakan Finansial Perancangan Kebun Produksi Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menghitung dan menganalisis kelayakan finansial yang meliputi analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). NPV merupakan nilai sekarang dari selisih benefit (pendapatan) dengan cost (biaya) pada tingkat suku bunga tertentu. Dengan analisis NPV ini, suatu proyek dapat dinilai layak atau tidak dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika menghasilkan NPV lebih besar daripada nol. Jika suatu rencana investasi menghasilkan nilai NPV lebih kecil daripada nol, rencana tersebut tidak layak dilaksanakan. Rumus perhitungan NPV (Gittinger, 1986) adalah n Bt Ct NPV = ∑ − t (1 + i )t i=1 (1 + i )
dengan
Bt = benefit pada tahun t Ct = biaya pada tahun t t
= 1, 2, 3, …, n
n
= umur proyek
i
= tingkat diskonto
IRR merupakan tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Pencarian nilai IRR dilakukan dengan pendugaan secara acak dari setiap suku bunga yang ditentukan. Jika perhitungan dengan tingkat suku bunga yang terlalu rendah, NPV yang diperoleh bernilai positif dan hal ini kurang baik sehingga suku bunga perkiraan hitungan harus dinaikkan agar NPV mendekati negatif. Pada akhirnya IRR akan menyebabkan bunga potongan (diskonto) membuat jumlah nilai sekarang arus pengeluaran sama dengan jumlah sekarang arus penerimaan. Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar daripada tingkat diskonto yang berlaku, proyek tersebut layak atau dapat dilaksanakan. Namun, apabila nilai IRR lebih kecil daripada tingkat diskonto, proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Tingkat suku bunga bank untuk pertanian digunakan sebesar 20%, yang merupakan tingkat tertinggi yang diambil. Rumus perhitungan IRR adalah
IRR = i'+
dengan
NPV' (i ' '−i' ) NPV' − NPV ' '
NPV’ = NPV negatif
i’ = diskonto untuk NPV’
NPV’’ = NPV positif
i’’= diskonto untuk NPV’’
Ukuran lain yang dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu proyek adalah Net B/C, yaitu diperoleh dengan membagi jumlah present value (PV) yang positif dengan PV yang negatif. Apabila Net B/C lebih besar daripada satu, kegiatan investasi dikatakan layak, dan apabila Net B/C lebih kecil daripada satu, kegiatan investasi dikatakan tidak layak. Rumus perhitungan Net B/C adalah (Gittinger, 1986)
n
Net B / C =
∑ t −1 n
∑
Bt − C t (1 + i ) t = C t − Bt (1 + i ) t
t =1
dengan
n
∑ (B t =1 n
∑ (C t =1
t
− C t ) ( DF )
t
− Bt ) ( DF )
Bt = benefit pada tahun t Ct = biaya pada tahun t t
= 1, 2, 3, …, n
n
= umur proyek
i
= tingkat diskonto
DF = Discount Factor
n
=
∑ ( Net
Benefit Plus ) ( DF )
t =1 n
∑ ( Net t =1
Benefit Minus ) ( DF )
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Responden Mahasiswa Asrama TPB-IPB Berdasarkan pengamatan yang dilakukan baik di asrama TPB-IPB putra maupun putri, rata-rata responden tertinggi berumur lebih dari 18 tahun, yaitu 18.6 tahun. Sebaran umur sampel adalah 19-20 tahun dengan persentase 57.5%, selanjutnya 39% berusia 18 tahun, dan hanya 3.5% responden yang berusia 17 tahun (lihat Tabel 2). Berdasarkan Tabel 2 pula diketahui bahwa setiap mahasiswa memiliki jenis aktivitas yang beragam dengan rata-rata tertinggi sebanyak 59% responden mengaku memiliki aktivitas berat, diikuti dengan 21% mahasiswa memiliki aktivitas sedang, dan sebanyak 20% memiliki aktivitas ringan. Hal ini diduga karena pada saat pengambilan sampel semua mahasiswa TPB-IPB baru saja menyelesaikan ujian tengah semester genap sehingga kebanyakan dari mereka mengisi kuisioner dengan pilihan jenis aktivitas berat. Tabel 2. Data Umum Responden Peubah
Jumlah
Persentase %
7 78 115
3.5 39 57.5
100 100
50 50
40 42 118
20 21 59
Umur : a. 17 tahun b. 18 tahun c. 19-20 tahun Jenis kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan Jenis aktivitas : a. Ringan b. Sedang c. Berat Keterangan : n=200 sampel
Kebutuhan dan Konsumsi Energi Mahasiswa Asrama Jenis aktivitas
responden
akan
menentukan
berapa
nilai
faktor
aktivitasnya. Menurut Almatsier (2002), faktor aktivitas (FA) dibedakan menurut jenis kelamin dan jenis kegiatannya. Laki- laki dengan jenis aktivitas ringan memiliki faktor aktivitas 1.56, yang beraktivitas sedang memiliki faktor aktivitas 1.76, dan yang beraktivitas berat memiliki faktor aktivitas 2.10. Namun,
perempuan memiliki faktor aktivitas yang berbeda dengan laki- laki. Perempuan dengan jenis aktivitas ringan memiliki faktor aktivitas 1.55, yang beraktivitas sedang memiliki faktor aktivitas 1.70, dan yang beraktivitas berat memiliki faktor aktivitas 2.00 (lihat Tabel 3). Tabel 3. Faktor Aktivitas Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Jenis Kelamin Laki- laki
Perempuan
Jenis Kegiatan Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
Faktor Aktivitas 1.56 1.76 2.10 1.55 1.70 2.00
Sumber : Almatsier (2002)
Jenis kegiatan ringan artinya 75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri dan 25% waktu lainnya digunakan untuk berdiri atau bergerak. Jenis kegiatan sedang artinya 25% waktunya digunakan untuk duduk atau berdiri dan 75% waktu lainnya digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu. Jenis kegiatan berat memiliki arti 40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri dan 60% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu.
Gambar 1. Kegiatan Survei dan Pengambilan Data di Asrama Putra dan Putri Berdasarkan survei asrama Tahap I, diketahui bahwa umur responden adalah antara 17-20 dengan rata-rata 18.6 tahun. Dengan demikian, untuk menghitung angka metabolisme basal (AMB) digunakan kelompok umur antara 18-30 tahun (lihat Tabel 1). Menurut FAO (1985), persamaan yang digunakan untuk kelompok ini adalah 15.3 B + 679 untuk laki- laki dan 14.7 B + 496 untuk perempuan, dengan B adalah bobot setiap individu dalam satuan kilogram.
Contoh perhitungan untuk menaksir kebutuhan energi sehari seorang mahasiswa laki- laki yang berumur 19 tahun dengan bobot badan 60 kg dan aktivitas ringan adalah sebagai berikut: (1) kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah AMB = (15.3 x B) + 679 AMB = (15.3 x 60) + 679 = 1 597 kkal (2) kebutuhan energi total (ET) dengan aktivitas fisik ringan adalah ET = AMB x FA ET = 1 597 x 1.56 = 2 491 kkal Jadi taksiran kebutuhan energi sehari adalah sebanyak 2 491 kkal. Hasil survei Tahap I terhadap 200 orang mahasiswa asrama membuktikan bahwa rata-rata AMB mahasiswa adalah 1 366 kkal/hari dengan perincian lakilaki 1 512 kkal/hari dan perempuan 1 220 kkal/hari. Kebutuhan rata-rata kalori mahasiswa asrama putra dan putri adalah 2 572 kkal dengan perincian laki- laki sebesar 2 861 kkal dan perempuan 2 283 kkal (lihat Tabel 4). Kebutuhan energi mahasiswa ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kecukupan energi (AKE) rata-rata tingkat nasional untuk golongan umur 16-19 tahun, yang termasuk dalam kategori remaja dewasa. Angka kecukupan energi rata-rata tingkat nasional untuk golongan laki- laki berumur 16-19 tahun adalah 2 500 kkal/orang/hari, sedangkan untuk golongan perempuan dengan umur yang sama adalah 2 000 kkal/orang/hari, dengan rata-rata angka kecukupan energi tingkat nasional untuk seluruh golongan adalah 2 100 kkal/orang/hari (LIPI, 1993). Tabel 4. Jumlah dan Rata-Rata Angka Metabolisme Basal (AMB) dan Kebutuhan Kalori Mahasiswa Peubah AMB : (kkal/hari) a. Laki- laki b. Perempuan Kebutuhan kalori : (kkal) a. Laki- laki b. Perempuan Keterangan : n = 200
Kalori
Rata-Rata Kalori
1 512 1 220
1 366
2 861 2 283
2 572
Sambas (1991) menyatakan bahwa tingginya kebutuhan energi bagi setiap mahasiswa ini disebabkan oleh kegiatan mahasiswa dalam bidang akademik dan non-akademik yang lebih tinggi pada masa perkuliahan sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk melakukan pekerjaan-pekerjaannya.
Status Gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Mahasiswa Asrama Pada masa pubertas, remaja mengalami pertumbuhan yang pesat dalam hal tinggi badan, bobot badan, lemak tubuh dan otot, serta penyempurnaan berbagai sistem organ (O’Dea, 1996). Pertumbuhan tinggi masa anak-anak mencapai 25% dari tinggi badan saat dewasa, sedangkan 40% bobot badan saat dewasa tercapai di masa remaja. Pada masa pertumbuhan ini, status gizi baik menjadi salah satu penentu utama. Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan (Harper et al., 1985). Status gizi dapat mengacu pada indeks massa tubuh (IMT). Menurut Departemen Kesehatan R.I. (1996), penentuan status gizi yang didasari oleh indeks massa tubuh dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu kurus sekali (IMT<17.0), kurus (IMT 17.0–18.4), normal (IMT 18.5–25.0), gemuk (IMT 25.1– 27.0), dan gemuk sekali (IMT>27.0). Untuk mengetahui IMT dapat menggunakan perbandingan antara bobot badan (kg) dan tinggi badan (m) yang dikuadratkan. Rumus IMT adalah IMT =
dengan
BB TB 2
BB = Bobot badan (kg) TB = Tinggi badan (m)
Berdasarkan pengamatan dan survei Tahap I yang disajikan dalam Tabel 5, 12.5% mahasiswa yang tinggal di asrama TPB-IPB berstatus gizi kurus sekali, 23% berstatus kurus, 62% berstatus normal, 1% berstatus gemuk, dan 1.5% berstatus gemuk sekali. Hasil ini terlihat baik karena rata-rata tertinggi mahasiswa (62%) berstatus gizi normal. Tingginya jumlah responden yang berstatus gizi normal diduga karena responden yang dijadikan sampel berasal dari kalangan remaja. Menurut Hurlock (1997), pada masa remaja atau dewasa dini setiap laki-
laki maupun perempuan, akan berusaha mempertahankan daya tariknya dengan menjaga penampilan (performance) tubuhnya. Masih terdapatnya sampel yang berstatus gizi kurus sekali (12.5%) dan kurus (23%) diduga karena tidak seimbangnya antara aktivitas dan konsumsi pangan mahasiswa. Misalnya terdapat sampel yang mempunyai kegiatan akademis dan non-akademis yang tinggi, yang memerlukan energi banyak, tetapi tidak diimbangi dengan konsumsi yang cukup. Tabel 5. Sebaran Status Gizi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Status Gizi Kurus Sekali Kurus Normal Gemuk Gemuk Sekali Jumlah
IMT <17.0 17.0 - 18.4 18.5 - 25.0 25.1 - 27.0 >27.0
Laki- laki 16 23 57 2 2 100
Perempuan 9 23 67 0 1 100
Total 25 46 124 2 3 200
% 12.5 23 62 1 1.5 100
Menu Makan Mahasiswa Asrama Sehari-hari Seperti tertera pada Tabel 4, kebutuhan rata-rata kalori mahasiswa asrama TPB-IPB adalah sebesar 2 572 kkal, hal ini tidak terlepas dari kebutuhan makan sehari- hari mahasiswa penghuni asrama. Pada survei Tahap II, responden diminta untuk mengisi kuisioner tentang menu makan yang biasa mereka makan seharihari. Dalam kuisioner tersebut, menu makan dibagi menjadi tiga, yaitu menu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Berdasarkan menu makan sehari dari survei Tahap II ini diketahui bahwa menu makan sehari-hari mahasiswa TPB-IPB telah sesuai dengan rekomendasi pedoman menu sehari- hari (lihat Tabel Lampiran 3). Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994), pola konsumsi setiap hari untuk remaja pria berumur 16-19 tahun adalah sebesar 4 porsi makan pokok (1 porsi sama dengan 200 gram nasi), 2 porsi protein hewani (1 porsi sama dengan 50 gram daging, ikan atau telur), 4 porsi protein nabati (1 porsi sama dengan 50 gram tempe, tahu atau hasil olahan kacang-kacangan), 2 porsi sayur mayur (1 porsi sama dengan 100 gram sayuran), 1 porsi buah (100 gram) dan 1 porsi kudapan atau jajanan (sebagai selingan mengandung sekitar 150-250 kkal). Pola konsumsi setiap hari untuk remaja
wanita berumur 16-19 tahun adalah sebesar 3 porsi makan pokok (1 porsi sama dengan 200 gram nasi), 2 porsi protein hewani (1 porsi sama dengan 50 gram daging, ikan atau telur), 3 porsi protein nabati (1 porsi sama dengan 50 gram tempe, tahu atau hasil olahan kacang-kacangan), 2 porsi sayur mayur (1 porsi sama dengan 100 gram sayuran), 1 porsi buah (100 gram) dan 1 porsi kudapan atau jajanan (sebagai selingan mengandung sekitar 150-250 kkal). Makan Pagi (A)
70.00 60.00 50.00 40.00
Kebutuhan
30.00 20.00
Jajanan
Sarapan lainnya
Bubur ayam
Lontong sayur
Ketoprak
Susu
Minum lainnya
Sayur lainnya
Teh manis
Kangkung
Sayur tauge
Sayur bayam
Lauk lainnya
Tempe/tahu goreng
Telur ayam
0.00
Nasi putih
10.00 Ayam goreng
Persentase Responden
80.00
Jenis Makanan
Gambar 2. Histogram Preferensi Menu Makan Pagi
Buah lainnya
Melon
Nanas
Tomat
Semangka
Pisang
Pepaya
Sayur lainnya
Sambal goreng ati
Sayur soup
Sayur asem
Tumis kangkung
Sayur bayam
Daging
Lauk lainnya
Ikan
Tempe/tahu
Ayam
Telur ayam
Kebutuhan
Nasi putih
Persentase Responden
Makan Siang (A) 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Jenis Makanan
Gambar 3. Histogram Preferensi Menu Makan Siang Gambar 2 menunjukkan bahwa menu makan pagi yang terbanyak dipilih oleh responden adalah nasi putih (69.52%). Lauk pauk yang biasa mereka makan di pagi hari adalah telur ayam (47.62%), tempe/tahu (31.43%), lauk pauk lainnya (9.52%), dan ayam goreng (33%). Menu sayur terbanyak yang dipilih responden untuk makan paginya adalah sayur bayam (22.86%) yang diikuti oleh sayur tauge (13.33%) dan sayur kangkung (8.10%). Setiap pagi responden lebih suka minum air putih (41.43%) jika dibandingkan dengan minum susu (25.71%) ataupun teh manis (23.33%). Selain menu sarapan tersebut, mereka biasanya juga membeli
jajanan selingan (41.90%) di pagi hari seperti gorengan, bubur ayam (34.76%), ketoprak (14.29%), dan lontong sayur (10.48%). Menu makan siang (Gambar 3) pilihan responden adalah nasi putih (90.95%), dengan lauk tempe/tahu (42.86%), dan sayur yang berkuah seperti sayur sup (52.38%). Menu lauk pauk lainnya yang mereka biasa makan di siang hari, antara lain, telur ayam (39.05%), daging ayam (29.05%), ikan (22.38%), dan daging (2.38%). Selain sayur sup yang menjadi pilihan untuk menu makan siang, terdapat pula sayur tumis kangkung (20.59%), sayur bayam (16.19%), sayur asem (10.95%), dan sambal goreng hati (7.62%). Buah yang biasa mereka makan adalah pepaya (56.67%), diikuti oleh melon, semangka, nanas, dan pisang dengan persentase masing- masing 23.33%, 20.95%, 17.14%, dan 12.86%. Sesuai dengan histogram Gambar 4, menu makan malam yang dominan responden pilih adalah nasi putih (88.10%) dengan lauk tempe/tahu (41.43%), telur ayam (29.05%), daging ayam (28.10%), ikan (17.14%), dan daging hanya 4.29%. Sayur yang mereka pilih untuk makan malam adalah sayur kangkung (20.48%), sayur tauge (18.10%), sayur bayam (16.19%), dan sayur asem (12.38%). Banyaknya sayur kangkung yang dipilih dalam kuisioner diduga karena responden telah mengetahui bahwa pada daun kangkung terdapat zat penenang yang mampu membuat tubuh beristirahat dengan baik di waktu malam (http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1068086389,31737,
15
November 2005). Sebagian responden (sebanyak 41.43%) juga memilih nasi goreng sebagai menu makan malam alternatif lainnya, diikuti oleh 21.90% responden memilih mie rebus, 20.93% responden memilih mie goreng, serta hanya masing- masing 10.48% dan 1.90% responden yang memilih menu malam alternatif nasi + soto ayam dan nasi + soto daging. Makan Malam (A)
90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00
Kebutuhan
30.00
Nasi goreng
Menu lainnya
Nasi+soto daging
Mie rebus
Nasi+soto ayam
Mie goreng
Sayur asem
Sayur lainnya
Sayur tauge
Sayur kangkung
Lauk lainnya
Sayur bayam
Ikan
Daging
Tempe/tahu
Ayam
0.00
Telur ayam
20.00 10.00 Nasi putih
Persentase Responden
100.00
Jenis Makanan
Gambar 4. Histogram Preferensi Menu Makan Malam
Perancangan Menu Makan Mahasiswa Asrama TPB IPB Menurut Wirakusumah (1989), perencanaan menu merupakan suatu proses bertahap yang berguna untuk mengetahui (1) makanan yang akan dihidangkan dan (2) makanan apa yang dapat dipilih berdasarkan kesukaan setiap individu. Kaitan antara kebutuhan energi dan menu makan adalah bahwa makanan yang ideal harus cukup kalorinya untuk memenuhi energi tubuh yang diperlukan untuk beraktivitas. Karbohidrat yang harus terpenuhi sebaiknya sekitar 55-60%, protein sekitar 20-25%, dan lemak sekitar 20% dari energi yang diperlukan (Wirakusumah, 1997). Menu makan empat sehat lima sempurna ini terdapat pada menu makan selama satu hari. Tabel 6. Daftar Menu Makan Sehari Mahasiswa Asrama Menu (Komoditi)
Ukuran
Beras Total
Makan Pagi * Kalori
Bobot
Protein
Lemak
Karbohidrat
(g)
(kkal)
(g)
(g)
(g)
400
1 440
27.2
2.8
315.6
Nasi**
1 porsi
200
Telur ayam ceplok
1 butir
65
248.9
9.8
21.4
5.4
Perkedel jagung
1 potong
25
94.5
3.6
5
9.4
Susu sapi
1 gelas
100 ml
61
3.2
3.45
4.3
Nasi Ayam panggang
1 porsi 1 potong sedang
300 100
214.4
26.4
11.5
1.62
Sayur sup
3/4 gelas
150
112
2.29
5.6
13.02
Tempe goreng
1 potong
25
82
4.6
5.8
0.3
Pepaya
1 porsi
100
46
0.5
0
12.2
Nasi
1 porsi
300
Ikan mas goreng
1 potong
100
188
19.3
12.2
0
Tahu goreng
1 potong
25
32
1.4
2.8
9.4
Tumis kangkung
3/4 gelas
100
52
1.8
3.6
3
Sambal
secukupnya 2 571
100.09
74.15
374.24
Makan Siang *
Makan Malam *
Total Keterangan: * Berdasarkan hasil survei mahasiswa asrama IPB (2005) dan Hardinsyah dan Briawan (1994)
** Bobot nasi = 2 kali bobot beras (rendemen beras menjadi nasi = 50%)
Berdasarkan histogram Gambar 2, menu makan pagi atau sarapan terbanyak yang dipilih responden adalah nasi, telur ayam, dan sayur bayam. Oleh karena itu, pada Tabel 6 dibuat menu makan pagi yang terdiri dari nasi, telur ayam ceplok, dan perkedel jagung, dengan minuman susu. Berdasarkan menu makan siang yang dipilih oleh responden (Gambar 3), dibuat menu makan siang yang terdiri dari nasi, ayam panggang, sayur sup, dan tempe goreng, dengan buah pepaya sebagai penutupnya (lihat Tabel 6). Menu makan malam terpilih disajikan dalam histogram Gambar 4. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat menu makan malam pilihan yang terdiri dari nasi, ikan mas goreng, tumis kangkung, dan sambal sebagai pelengkap (lihat Tabel 6). Keseluruhan menu makan pagi, siang, dan malam ini mampu mencukupi kebutuhan gizi empat sehat lima sempurna. Namun, untuk memberikan penganekaragaman penyediaan dan konsumsi pangan, perlu dibuat jenis menu makan yang beragam untuk hari-hari lainnya. Untuk itu, pada Tabel Lampiran 4 dan 5 dibuat jenis menu makan alternatif untuk hari- hari berikutnya. Menu- menu yang telah dibuat tersebut juga dapat saling ditukar dengan menu yang ada pada hari lain.
Penetapan Komoditi Pangan dan Luas Lahan dalam Rancangan Daftar menu makan mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 kemudian dapat ditentukan jenis komoditi pangan yang akan dimasukkan ke dalam perancangan kebun produksi. Jenis komoditi yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan energi mahasiswa asrama disajikan pada Tabel 7. Komoditi yang sesuai berasal dari golongan tanaman dan hewan. Jenis komoditi yang memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam perancangan kebun produksi IPB Darmaga, antara lain adalah, padi, kedelai, buncis, tomat, jagung manis, pepaya, kangkung, bayam, dan cabai, sedangkan hewan yang ada dalam perancangan meliputi ayam pedaging dan ikan darat (ikan mas). Penetapan komoditi pangan ini juga disesuaikan dengan resep menu makan yang terdapat pada Lampiran 4. Namun, mengingat kurangnya kesesuaian lahan di daerah Darmaga, beberapa jenis komoditi dataran tinggi seperti wortel, kentang, kol, kapri, daun bawang, dan seledri tidak dapat dimasukkan ke dalam rancangan ini.
Tidak tertutup kemungkinan jika komoditi-komoditi tersebut diusahakan di kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas, yang terletak di daerah dataran tinggi. Tabel 7. Penentuan Jenis Komoditi dan Luas Lahan dalam Rancangan No.
Jenis Pangan
1
Beras***
2
Kebutuhan Satuan per Porsi
Konversi ke-
Kebutuhan per Hari**
Luas Lahan yang Dibutuhkan (.../daur)**** 1 846 kg 50 ha
400
gram
Padi
Tempe*
25
gram
Kedelai
150 kg
3
Tahu*
25
gram
Kedelai
300 kg
4
Jagung manis
150
gram
Jagung manis
450 kg
5
Pepaya
100
gram
Buah pepaya
300 kg
5.5 ha
6
Daging ayam
60
gram
Ayam pedaging
180 kg
480 m2
7
Kangkung
100
gram
Kangkung
300 kg
1.2 ha
8
Cabai
1
gram
Cabai merah
3 kg
360 m2
9
Bayam
100
gram
Bayam
300 kg
1.8 ha
10
Buncis
75
gram
Buncis
225 kg
4.1 ha
11
Tomat
100
gram
Tomat
12
Telur ayam
1
buah
Telur ayam
13
Ikan mas
100
gram
Ikan mas
14
Kentang
150
gram
Kentang
450 kg
-
15
Wortel
150
gram
Wortel
450 kg
-
16
Kol
100
gram
Kol
300 kg
-
17
Daun bawang
40
gram
Daun bawang
120 kg
-
18
Seledri
15
gram
Seledri
45 kg
-
19
Susu sapi
100
ml
300 Lt
-
Susu sapi
300 kg 3 000 butir
27.5 ha 8.25 ha
3.4 ha 10 m2
Keterangan : * 1 kg tempe = 2 kg kedelai 1 kg tahu = 4 kg kedelai (Sudaryanto et al., 1994) ** Kebutuhan total untuk 3 000 orang mahasiswa per hari *** Rendemen beras giling = 65% **** Luas lahan ini menjadi rujukan perancangan kebun dan analisis kelayakannya
Perhitungan pada Tabel 7 menggunakan asumsi jika seluruh mahasiswa asrama TPB-IPB mengkonsumsi menu yang dirancang (Tabel 6). Perhitungan dengan pertimbangan adanya faktor koreksi preferensi menu (Gambar 2, 3, dan 4) yang berasal dari hasil survei terdapat pada Tabel Lampiran 17. Penetapan luasan lahan dalam perancangan akan berbeda-beda untuk setiap komoditi. Hal ini disebabkan oleh berbeda-bedanya potensi produksi setiap komoditi. Penetapan luasan lahan untuk tiap-tiap komoditi adalah sebagai berikut. 1. Komoditi padi, jika diasumsikan potensi produksi padi 4.5 ton/ha/daur, rendemen beras giling 65% (Damardjati, 1988), diperlukan luasan 50
hektar untuk kebutuhan selama satu siklus tanam atau 4 bulan untuk memenuhi kebutuhan 3 000 mahasiswa (teknik budi daya dan produksinya pada Lampiran 3). 2. Kedelai merupakan hasil konversi dari tahu dan tempe, jika diasumsikan konsumsi tahu dan tempe setiap hari, dengan rata-rata konsumsi kedelai di asrama sebanyak 450 kg/hari, produksi kedelai 1.5 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 27.5 hektar per daurnya (teknik budi daya dan produksinya pada Lampiran 3). 3. Buncis, jika diasumsikan potensi produksi 5 ton/ha/daur, diperlukan luas 4.1 hektar per daurnya (teknik budi daya dan produksinya pada Lampiran 3). 4. Tomat, jika diasumsikan potensi produksi 8 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 3.4 hektar per daurnya (teknik budi dayanya dan produksi pada Lampiran 3). 5. Jagung manis, jika diasumsikan potensi produksi 5 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 8.25 hektar per daurnya (teknik budi daya dan produksinya pada Lampir an 3). 6. Kangkung, jika diasumsikan memiliki potensi produksi 15 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 1.2 hektar per daur (teknik budi daya dan produksinya pada Lampir an 3). 7. Bayam, jika diasumsikan memiliki potensi produksi 10 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 1.8 hektar per daur (teknik bud i daya dan produksinya pada Lampir an 3). 8. Cabai, jika diasumsikan memiliki potensi produksi 10 ton/ha/daur, diperlukan luas lahan 360 m2 per daur (teknik bud i daya dan produksinya pada Lampiran 3). 9. Pepaya, jika diasumsikan berpotensi 10 ton/ha/daur, diperlukan luas 5.5 hektar per daurnya (teknik budi daya dan produksinya pada Lampiran 3). 10. Budi daya ayam ras pedaging diperlukan satu kandang dengan luasan kandang 480 m2 (teknik budi daya dan produksinya pada Lampiran 3). Kandang ini dapat memuat sekitar 3000 ekor ayam.
11. Budi daya ikan mas diperlukan luasan 10 m2 . Budi daya ikan mas ini bertujuan menambah variasi menu makan di asrama. Budi daya ikan air tawar juga ditujukan sebagai penunjang ekosistem kebun. Luas lahan yang dibutuhkan secara keseluruhan untuk menjalankan kebun produksi dengan komoditi-komoditi terkait adalah 50 hektar/daur atau 150 ha/tahun. Luasan lahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kebun produksi tersebut tidak dapat terpenuhi secara keseluruhan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan lahan yang dimiliki oleh kebun percobaan IPB Cikarawang dan Sawah Baru. Oleh karena itu, perancangan kebun produksi hanya dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan konsumsi mahasiswa asrama. Areal kebun yang dapat dimanfaatkan untuk perancangan kebun produksi saat ini hanya sejumlah 9 hektar, dengan perincian 6 hektar terdapat di kebun Cikarawang dan 3 hektar di kebun Sawah Baru. Hasil produksi dari kebun produksi seluas 9 ha yang dirancang ini hanya dapat memenuhi kebutuhan 180 mahasiswa asrama saja.
Penentuan Lokasi dan Tapak Unit Kebun Produksi Kebun Percobaan Cikarawang dan Babakan Sawah Baru menjadi pilihan lokasi perancangan produksi. Secara umum penentuan lokasi kebun produksi ini didasarkan pada kemudahan produksi seperti adanya akses untuk sarana air, transportasi, dan jarak yang dekat dengan asrama mahasiswa TPB-IPB. Pertimbangan lain yang diambil adalah kebun produksi dikelilingi oleh permukiman penduduk yang mayoritas pekerjaannya adalah petani sehingga ketersediaan tenaga kerja harian lepas tersedia dengan baik. Berikut ini disertakan profil kedua kebun tersebut.
Lokasi dan Batas–Batas Kebun Kebun Percobaan IPB terpilih, terletak di daerah Cikarawang dan Babakan Sawah Baru, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Kedua lokasi tersebut berstatus milik dan di bawah pengelolaan Institut Pertanian Bogor (IPB). Kebun produksi Cikarawang memiliki luas lahan sekitar 14 hektar dengan batas-batas di utara Sungai Cisadane, di selatan Sungai Ciapus, di sebelah barat
pertemuan antara kedua sungai tersebut, dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Situ Gede. Kebun produksi Babakan Sawah Baru memiliki luas lahan keseluruhan ± 7 hektar, dengan batas-batas di sebelah utara, barat, dan timur adalah perkampungan Desa Babakan, sedangkan di sebelah selatan dibatasi dengan Jalan Raya Darmaga.
Aksesibilitas Aksesibilitas untuk mencapai kedua lokasi kebun produksi dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Jalan ini ditunjang dengan sudah tersedianya fasilitas jalan raya dengan lebar 5 m dan kondisi jalan telah beraspal. Hal ini memungkinkan sirkulasi arus barang dan hasil produksi semakin mudah.
Iklim Kebun produksi Cikarawang dan Babakan Sawah Baru, Darmaga, terletak pada ketinggian 250 m dpl. Berdasarkan data dari Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor, tahun 2004, daerah Darmaga memiliki curah hujan rata-rata 352 mm per bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April (640 mm) dan terendah pada bulan Agustus (166 mm), tetapi secara keseluruhan curah hujan terjadi secara merata sepanjang tahun (Gambar 5). Data Curah Hujan Tahun 2004 700
640
Curah Hujan (mm)
600 500
432
404
400
401
392
374
432
327 277
300
209 169
200
166
100 0 1
2
3
4
5
Bulan Januari-Desember
6
7
8
9
10
11
12
Curah Hujan per Bulan
Sumber: Stasiun Klimatologi kelas I, Darmaga, Bogor (2005)
Gambar 5. Data Curah Hujan Darmaga, Bogor, Tahun 2004 Menurut sistem Oldeman (1975), tempat ini termasuk ke dalam iklim tipe A karena memiliki bulan basah lebih besar dari 9 bulan dan tanpa bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang memiliki curah hujan lebih besar dari 200 mm
setiap bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 100 mm setiap bulannya.
Tanah dan Topografi Jenis tanah yang terdapat pada daerah Darmaga, Kabupaten Bogor, tergolong ke dalam jenis Latosol Darmaga. Secara taksonomi tanah, Yogaswara (1977) mengklasifikasikan Latosol Darmaga sebagai Oxic Dystropept. Ciri-ciri utama tanah ini adalah mempunyai sifat fisik baik, yaitu bobot isi sedang, permeabilitas lambat hingga sedang, struktur tanah remah hingga bergumpal, dan konsistensi gembur. Latosol Darmaga tersebar pada fisiografi kipas aluvial Bogor bagian barat, berbahan induk batuan vulkanik kuarter yang berasal dari hasil erupsi Gunung Salak. Bahan induk ini bersusun andesit dengan fraksi berat berasosiasi augit. Mineral- mineral liat tanah ini terdiri dari kaolinit (sekitar 82-100%), metahaolisit (10-12%), serta kristobalit dan gibsit (kurang dari 5%). Latosol Darmaga mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah (4.30-6.97), kejenuhan basa (KB) kurang dari 50% dengan tingkat kemasaman dari masam hingga agak masam (pH 4.5-5.9), dan memiliki KTK kurang dari 25 me/100 g, serta kadar liatnya sekitar 40-70 persen.
Perancangan Kebun Produksi Berbasis LEISA Sistem pertanian yang selama ini diusahakan masyarakat Indonesia secara konvensional
dinilai
telah
mengalami
kemunduran,
bahkan
cenderung
menghancurkan lingkungannya (Sudaryanto dan Eishener, 2003). Sistem konvensional tersebut dinilai tidak ramah lingkungan karena penggunaan teknologi yang sarat masukan luar berupa agrokimia, terutama pupuk inorganik dan pestisida buatan yang lambat laun akan mencemari lingkungan. Menurut Reijntjes et al. (1992), pertanian konvensional telah cenderung berkembang menuju sistem yang menggunakan masukan eksternal berlebihan. Adanya kelemahan-kelemahan dari sistem pertanian konvensional telah mengundang terbentuknya sistem pertanian yang bersifat ramah lingkungan, yang merupakan salah satu usaha manusia agar ekosistem alamiah tetap terjaga. Ekosistem alamiah
dinilai sebagai ekosistem yang berkelanjutan dan di antara sistem buatan yang diinginkan itu adalah sistem LEISA, low-external-input and sustainable agriculture (pertanian berkelanjutan yang bermasukan eksternal rendah). Perancangan kebun produksi berbasis LEISA berupaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia secara lokal dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam sistem lapang produksi, seperti tanah, tanaman, hewan, air, iklim, dan manusia, sehingga komponen-komponen tersebut saling melengkapi dan memiliki pengaruh sinergik yang maksimal. Keterkaitan antarkegiatan budi daya dan unsur-unsur alami di dalam kebun produksi yang dirancang di sini dapat dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6, produk-produk ikutan seperti hijauan sisa tanaman dimanfaatkan menjadi masukan organik di dalam sistem produksi komoditi itu sendiri. Selain itu, pemanfaatan hijauan sisa tanaman dapat dilakukan melalui penambahan kotoran ternak atau limbah kolam ikan dalam pembuatan kompos yang kemudian dapat menjadi masukan produksi organik berupa pupuk organik. Tiyar (2001) mengemukakan bahwa rata-rata jerami yang dihasilkan pada saat pemanenan adalah sekitar 65% dari total brangkasan, atau setara dengan 2 kali dari gabah yang diperoleh. Jika areal pertanaman padi diasumsikan dapat menghasilkan jerami dengan persentase yang sama dengan hasil gabah 4.5 ton/ha, banyaknya jerami yang dihasilkan adalah 2 x 4 500 kg = 9 000 kg jerami/ha. Sumadi (1989) menyatakan bahwa kandungan air pada jerami basah adalah 65-70 %. Menurut Taslim et al. (1989) jerami memiliki kandungan N 0.6 %, P 0.09 %, dan K 3.07 %. Jika diasumsikan kandungan air jerami setelah panen adalah 70 %, banyaknya unsur-unsur yang disumbangkan ke areal pertanaman adalah 16.20 kg N, 5.57 kg P2 O5 , dan 99.88 kg K2 O, atau masing- masing setara dengan 36 kg Urea/ha, 15.46 kg SP-36/ha, dan 166.47 kg KCl/ha. Adanya penambahan brangkasan jerami pada pertanaman padi sawah, terjadi penghematan penggunaan pupuk anorganik sebanyak 18% Urea dan 15.46% SP-36. Penambahan jerami ke pertanaman padi juga menyebabkan pertanaman padi sawah tidak perlu ditambahkan pupuk KCl, karena terjadi surplus jumlah unsur K yang ditambahkan ke tanah.
Sistem Produksi Lokal Produksi Padi
Pupuk Kimia
Gabah/Padi Sisa Tanaman
Produksi Jagung
Limbah
Gabah/Padi
Sisa Tanaman
Limbah
Biji Kedelai Produksi Kedelai
Pasar Luar Daerah Sisa Tanaman
Limbah
Input Lingkungan Produksi Tomat
Buah Tomat
Luar Lokasi
Sisa Tanaman
Produksi Buncis
Limbah
Keterangan: : Aliran capital
Limbah
: Aliran biomassa
Daun Kangkung Sisa Tanaman
Produksi Pepaya
Pengumpul/ Pasar Lokal
Konsumsi Asrama
Polo ng Buncis Sisa Tanaman
Produksi Kangkung
Pengolahan
: Input bahan
Limbah
Buah Pepaya Sisa Tanaman
: Proses produksi Limbah
: Hasil proses Input Organik
: Pengguna/konsumen Pakan Organik
Produksi Ayam
Daging Ayam
: Hasil yang diharapkan Limbah
Kotoran Pakan Anorganik
Produksi Ikan Mas
: Batas antara luar dan dalam lokasi produksi
Ikan Mas
Kesehatan Mahasiswa
Investasi
Pendapatan
Outcome Modal Kerja
Gambar 6. Daur Produksi dan Arus Materi pada Kebun dengan Sistem LEISA (Diadopsi dengan Modifikasi dari Departemen Pertanian RI dan Fakultas Pertanian IPB, 2004)
Pada pembuatan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam dapat dihasilkan N, P2O5 , dan K masing- masing sebesar 1.2%, 3.68%, dan 1% (Abdoellah dan Nurkholis, 1994). Berdasarkan hasil wawancara dengan peternak di lapang, setiap ekor ayam mampu menghasilkan 8.3 kg kotoran ayam per daur atau setiap 30-35 hari. Apabila diasumsikan dalam satu kandang ayam terdapat 3 000 ekor ayam, dengan kematian 5% per daurnya, kotoran ayam yang dihasilkan sebanyak 23 655 kg. Jika sebagian kotoran ayam tersebut (10 000 kg murni kotoran ayam) diolah menjadi pupuk kandang dengan asumsi memiliki kandungan unsur yang sama, banyaknya unsur- unsur N, P2 O5 , dan K yang terkandung dalam pupuk kandang ayam adalah masing- masing sebanyak 120 kg, 368 kg, dan 100 kg. Unsur-unsur hara tersebut setara dengan 266.67 kg urea, 1 022.22 kg SP-36, dan 200.83 kg KCl. Berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan limbah-limbah organik berupa brangkasan tanaman dan kotoran ternak dalam sistem LEISA dapat menghemat pengeluaran petani dari segi pembiayaan pupuk inorganik, mengurangi kebergantungan pada masukan eksternal, dapat mendatangkan nilai tambah, dan dapat meningkatkan pendapatan.
Penetapan Pola Tanam Tanaman dan Ternak di Kebun Produksi Pola tanam ditetapkan berdasarkan pola curah hujan daerah Darmaga, Bogor. Berdasarkan pola curah hujan yang ada, daerah Bogor mampu untuk dilakukan tiga kali pengusahaan tanaman semusim secara berturut-turut selama setahun.
Pergiliran
dan
rotasi
tanaman
semusim
dilakukan
dengan
mempertimbangkan perlunya masukan brangkasan atau hasil dekomposisi biomassa, terutama yang berasal dari legum semusim ke dalam tanah setiap tahunnya. Pola tanam tanaman diterapkan dengan siklus dua tahunan sehingga diharapkan dapat tercapai keberlanjutan produksi. Tanaman yang akan diusahakan pada kedua kebun produksi tersebut terdiri dari beberapa jenis tanaman semusim, yaitu padi sawah, jagung manis, kedelai, tomat, buncis, kangkung, cabai, bayam, dan pepaya. Beberapa jenis ternak yang diusahakan adalah ayam pedaging dan ikan air tawar. Dengan terdapatnya bermacam- macam komoditi di dalam kebun produksi, diharapkan
aliran energi dari biomassa dan proses pendaurulangan unsur hara dapat terjadi secara efisien. Rumput gajah (di bibir teras)
Blok A1-A4
Nama Blok dan Jenis Komoditi
Lamtoro (di bibir teras) A
Padi sawah
Padi sawah
Kedelai/Jagung/Bera
B1
Padi sawah
Kedelai/Jagung/Bera
Padi sawah
A1
Kedelai
Jagung/Cabai
Bera
Kangkung
A2
Jagung/Cabai
Bera
Kangkung
Buncis
A3
Kangkung
Buncis
Tomat
Kedelai
A4
Bera
Kedelai
Jagung/Cabai
Tomat
A1
Kedelai
Tomat
Buncis
Jagung/Cabai
A2
Tomat
Kedelai
Jagung/Cabai
Bera
A3
Jagung/Cabai
Bera
Kangkung
Buncis
A4
Kangkung
Buncis
Tomat
Kedelai
A5
Sawah Baru, 3 ha
Cikarawang, 6 ha
Pepaya Ayam siklus 1 Ayam siklus 2 Ayam siklus 3 Ayam siklus 4 Ayam siklus 5 Ayam siklus 6
Ikan mas (10 m2)
404
327
432
1
2
3
Ikan mas (10 m2)
640
374 169 209 166 392 Curah Hujan Bulanan (mm) 4 5 6 7 8 9 Bulan
Ikan mas (10 m2)
277
401
432
10
11
12
Gambar 7. Pola Tanam dan Pemeliharaan Ternak di Kebun Cikarawang dan Sawah Baru
Komoditi yang ditanam kali pertama di lahan kering adalah kedelai, dengan pertimbangan bahwa tanaman kedelai dapat bertindak sebagai pengambil N dan berpotensial membantu mengurangi jumlah N yang tercuci dalam tanah (Varvel dan Peterson, 1992). Pola tanam berdasarkan curah hujan di kebun produksi Cikarawang dan Babakan Sawah Baru disajikan pada Gambar 7. Tanaman legum tahunan dapat ditanam pada bibir teras atau pinggiran bidang tanam. Menurut Sudaryanto dan Eishener (2003) penanaman Leguminosae seperti Gliricidia sepium (Gambar 8), Lamtoro atau Leucaena leucocephala (Gambar 9), Crotalaria sp. dan Sesbania sesban (Gambar 10), dan Tephrosia sp. (Gambar 11) dapat menjaga ketersediaan nitrogen dalam tanah karena tanamantanaman tersebut mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dalam memfiksasi nitrogen. Pada daerah bibir teras juga akan ditanami rumput gajah yang mampu memperkuat pinggiran bidang tanam. Sumber masukan internal lainnya dapat pula yang berasal dari biomassa tumbuhan liar atau gulma yang tumbuh di kebun.
Gambar 8. Gliricidia sepium
Gambar 9. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Gambar 10. Sesbania sesban (kiri) dan Crotalaria sp. (kanan)
Gambar 11. Tephrosia sp.
Perancangan Tata Letak dan Aliran Proses Produksi Tanaman
Rencana Ruang dan Tata Letak Komoditi Rencana zonasi ruang dibagi berdasarkan riwayat penggunaan lahan. Kebun produksi yang digunakan dibedakan pada dua lokasi, yakni Kebun Cikarawang dan Kebun Sawah Baru. Perancangan tata letak komoditi padi akan dilakukan di Kebun Cikarawang dan Kebun Sawah Baru, sedangkan untuk komoditi lainnya akan dilaksanakan di Kebun Cikarawang (lihat di Gambar Lampiran 1, 2, 3, dan 4). 1. Bangunan Pertanian dan Kantor Jaga Bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian dan hasil panen berada di Kebun Cikarawang. Di lokasi ini juga telah tersedia kantor dan lantai jemur yang berfungsi untuk menjemur dan mengeringkan hasil panen, terutama padi.
Gambar 12. Lantai Jemur dan Kantor Jaga
2. Saluran Air Saluran air yang berupa saluran irigasi setengah teknis telah tersedia dengan baik dan mampu mengairi lahan sepanjang tahun. Saluran irigasi ini dikelola oleh seorang ulu-ulu. Menurut petani, irigasi ini tidak pernah mengalami kekeringan karena mendapatkan pasokan air dari beberapa sungai yang ada di Bogor.
Gambar 13. Saluran Air Irigasi
3. Lahan Produksi Lahan produksi yang dapat digunakan seluas 9 ha, terdiri dari kebun Cikarawang 6 ha dan Sawah Baru seluas 3 ha. Peruntukan lahan tersebut adalah sebagai berikut: untuk komoditi padi seluas 6 ha, kedelai 2.5 ha, jagung manis 1.5 ha, buncis 0.5 ha, tomat 0.5 ha, kangkung 0.5 ha, dan pepaya seluas 0.5 ha. Kebun Sawah Baru akan diperuntukkan komoditi padi yang dirotasi dengan kedelai dan jagung.
Gambar 14. Lahan Kebun Produksi Sawah Baru dan Cikarawang
4. Kolam Ikan Kolam ikan yang dibuat saat ini dikhususkan untuk budi daya ikan mas saja. Namun, tidak tertutup kemungkinan nantinya akan dimanfaatkan untuk budi daya jenis ikan lainnya. Kolam ikan yang akan dibuat seluas 10 m2 bertempat di Kebun Cikarawang. 5. Kandang Ayam
Kandang ayam ras pedaging dibangun di Cikarawang dengan luas masingmasing 480 m2 dengan ukuran 12 x 40 m2 . Saat ini telah ada dua buah kandang ayam di Kebun Cikarawang yang dikelola oleh Bapak Hartono dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Untuk kebutuhan kebun produksi ini, jumlah kandang yang diperlukan satu unit. Tidak tertutup kemungkinan membuat kandang baru untuk memasok telur dan daging khusus ke asrama.
Gambar 15. Kandang Ayam
6. Tempat Pengomposan Tempat pengomposan merupakan wadah unt uk membuat pupuk organik berupa kompos yang dihasilkan dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan, sisa tanaman, cacing, dan bakteri. Tempatnya berupa lubang berukuran 2 x 2 m2 dengan kedalaman 1 m. Lokasi pengomposan ini akan dibuat di Cikarawang.
Aliran Proses Produksi Tanaman Aliran
proses
produksi
tanaman
menjelaskan
tentang
aktivitas
pengangkutan barang dan sirkulasi proses produksi yang terjadi di dalam dan di luar kebun produksi. Ketepatan tata letak (lay-out) bangunan dan mesin atau peralatan serta fasilitas penunjang lainnya akan sangat menentukan tingkat efisiensi proses tersebut, di saat ini dan saat yang akan datang dalam pengembangan atau perluasan kegiatan usaha produksi tanaman. Proses produksi tanaman dan ternak di kebun produksi tidak terlepas dari masukan- masukan (inputs) bahan-bahan yang bersifat organik dan inorganik. Untuk permulaan kegiatan budi daya, seluruh keperluan bahan-bahan dibeli dari toko yang menjual sarana pertanian, yang berupa benih, bibit, pupuk organik dan kimia, insektisida dan fungisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman,
serta alat-alat pendukung budi daya pertanian lainnya. Bahan-bahan pertanian tersebut digunakan untuk keperluan produksi beberapa komoditi terkait. Hasil utama dari tanaman yang dipanen dari tiap-tiap komoditi kemudian diolah oleh pengelola makanan asrama TPB-IPB ataupun dijual ke pasar. Hasil tanaman dan ternak yang sudah diterima pengelola kantin asrama, kemudian diolah dan dijadikan makanan yang sesuai dengan menu makan sehari asrama. Hasil sampingannya yang berupa limbah hijauan dan kotoran ternak dapat dipergunakan kembali sebagai masukan organik (pupuk hijau dan pupuk kandang) ataupun dijual setelah dilakukan proses pengomposan. Aliran proses produksi tanaman selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 16.
Keterangan : : Aliran hasil produksi : Aliran input Angka di dalam kurung dalam satuan kilogram, kecuali jika ada keterangan lain.
Gambar 16. Daur Materi LEISA di Kebun Produksi (Diadopsi dengan Modifikasi dari Mugnisjah et al., 2000)
Perancangan Tugas Pekerjaan Berdasarkan wawancara dengan petani, petani responden menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga untuk budi daya padi dan jagung manis. Namun, terdapat kesulitan untuk mendapatkan data primer kebutuhan tenaga kerja tersebut dari petani responden. Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap komoditi terdapat pada Tabel Lampiran 8. Tenaga kerja di dalam kebun produksi dibedakan menjadi dua, yakni tenaga kerja tetap (pegawai tetap) dan buruh tani lepas (BTL). Pegawai tetap berjumlah 3 orang dengan perincian satu orang ditempatkan di kebun Sawah Baru dan dua orang ditempatkan di Cikarawang. Pegawai tetap ini disyaratkan berlatar pendidikan minimal lulusan SLTP dengan memiliki kemampuan dan pengalaman dalam bertani. Pembayaran gaji dilakukan setiap bulan sejumlah Rp 500 000. Tugas pekerjaan mereka adalah memelihara, merawat, dan menjaga tanaman dan ternak mulai dari awal penanaman hingga masa panen. Pekerjaan budi daya lainnya selama musim tanam dilakukan oleh BTL di bawah pengawasan pegawai tetap. BTL dapat diambil dari penduduk sekitar kebun yang mayoritas adalah petani penggarap. Pembayaran upah BTL berdasarkan hari kerja yang mereka dapat. Upah tenaga kerja harian yang diberikan kepada mereka adalah Rp 20 000 untuk tenaga kerja laki- laki dan Rp 15 000 untuk tenaga kerja perempuan.
Strategi Produksi dan Seleksi Kapasitas Produksi Tanaman Komoditi pertanian yang akan diusahakan di kebun produksi IPB menggunakan siklus produksi dua tahunan. Lahan produksi dibedakan menjadi dua, yakni lahan basah dan lahan kering. Diharapkan dengan siklus dan perbedaan lahan tersebut target produksi masing- masing komoditi dapat terpenuhi.
1. Lahan Basah Pada lahan basah akan diusahakan komoditi padi sawah untuk pemenuhan kebutuhan beras mahasiswa asrama TPB-IPB. Luas lahan Kebun Sawah Baru dan Cikarawang yang dapat dimanfaatkan untuk komoditi ini hanya 6 hektar, dengan pembagian 3 hektar di Sawah Baru dan 3 hektar di Cikarawang.
Luas lahan yang sangat terbatas ini menyebabkan kapasitas produksi padi sawah tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan yang diharapkan. Untuk produksi padi sawah ini menggunakan asumsi teknis bahwa kebun produksi dapat menghasilkan 4.5 ton beras/ha/daur, dengan daur penanaman selama 4 bulan atau 120 hari. Pentingnya fungsi karbohidrat pada beras menyebabkan komoditi padi ditanam sebanyak dua kali berturut-turut selama satu tahun kemudian dirotasi dengan komoditi palawija seperti kedelai dan jagung sehingga didapatkan bahwa kapasitas produksi padi sawah seluas 6 hektar adalah 54 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Luas lahan tersebut tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Seharusnya lahan yang diusahakan untuk penanaman padi sawah ini adalah 50 hektar per daurnya. Dengan demikian kebutuhan beras untuk asrama tidak dapat dipenuhi secara keseluruhan jika mengandalkan produksi dari kebun produksi ini.
2. Lahan Kering Lahan kering yang digunakan adalah Kebun Cikarawang. Luas lahan kering keseluruhan yang dapat dijadikan kebun produksi hanya seluas 2-2.5 hektar. Komoditi yang akan diusahakan di lahan kering antara lain, kedelai 0.5 ha, jagung manis 0.5 ha, buncis 0.5 ha, tomat 0.5 ha, kangkung 0.5 ha, dan pepaya seluas 0.5 ha. Keempat komoditi tersebut di awal ditanam pada satu plot dan diterapkan sistem rotasi dan tanam gilir. Lahan yang digunakan sebanyak lima petak dan masing- masing seluas 0.5 ha. Pola tanam di lahan kering ini dapat dilihat pada Gambar 7. Komoditi kedelai menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 1.5 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 3 bulan atau 90 hari. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak 2-3 kali per tahun. Penanaman kedelai memanfaatkan lahan kering seluas 0.5 ha dan lahan padi sawah seluas 4 ha sehingga bila dijumlahkan hasil kedelai keseluruhan adalah 7.5 ton/tahun (lihat Tabel Lampiran 7). Komoditi jagung manis menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 5 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 3 bulan atau 90 hari. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak 2-3 kali per tahun. Penanaman jagung manis
ini memanfaatkan lahan kering seluas 0.5 ha dan lahan padi sawah seluas 2 ha sehingga kapasitas produksi jagung manis secara keseluruhan adalah 22.5 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Komoditi buncis menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 5.5 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 3 bulan atau 90 hari. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak dua kali per tahun sehingga kapasitas produksi buncis seluas 0.5 hektar hanya 5.5 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Komoditi bayam dan kangkung ditanam secara tumpang sari dalam bedengan yang sama. Bayam menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 10 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 2 bulan atau 60 hari. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak tiga kali per tahun sehingga kapasitas produksi bayam seluas 0.5 hektar adalah 15 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Kangkung menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 15 ton/ha/daur, dengan daur penanaman sama dengan bayam. Kangkung ditanam sebanyak tiga kali per tahun sehingga kapasitas produksi kangkung seluas 0.5 ha adalah 22.5 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Komoditi tomat menggunakan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 15 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 3 bulan atau 90 hari. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak dua kali per tahun sehingga kapasitas produksi tomat seluas 0.5 hektar adalah 15 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7). Untuk komoditi pepaya ditanam pada petak yang terpisah dengan asumsi teknis bahwa kebun dapat menghasilkan 10 ton/ha/daur, dengan daur penanaman selama 6 bulan. Komoditi ini dapat ditanam sebanyak dua kali per tahun sehingga kapasitas produksi pepaya seluas 0.5 hektar adalah 10 ton per tahunnya (lihat Tabel Lampiran 7).
Organisasi Pengadaan Pangan Asrama Berkaitan dengan akan adanya pembentukan kebun produksi berbasis LEISA untuk memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa asrama secara mandiri, perlu adanya kerja sama yang terstruktur. Kerja sama tersebut melibatkan
berbagai pihak, yaitu, IPB, pengelola kebun, dan pihak pengelola katering mahasiswa asrama. Pengelolaan Kebun Produksi IPB harus melalui persetujuan Rektor IPB selaku pimpinan IPB yang kemudian memberikan mandat kepada Dekan Fakultas Pertanian, Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Kepala Bagian University Farm, dan Kepala Bagian Rumah Tangga IPB untuk menjalankan program Kebun Produksi IPB. Pada pelaksanaannya, kebun produksi dipimpin oleh seorang Pengelola Utama Program Kebun Produksi yang membawahi Pengelola Kebun LEISA. Pengelola Kebun LEISA yang akan bertugas langsung mengawasi jalannya berbagai kegiatan budi daya di kebun. Proses produksi kebun dijalankan dengan mempekerjakan tenaga kerja harian yang merupakan warga di sekitar kebun produksi. Tenaga kerja ini diperlukan agar kegiatan budi daya dan produksi berjalan optimal.
Gambar 17. Organisasi Pengadaan Pangan Asrama TPB-IPB (Diadopsi dengan Modifikasi dari Mugnisjah, 2002)
Pelaksanaan proses budi daya kebun produksi juga dapat melibatkan mahasiswa (sebagai praktikan) yang sedang menjalankan tugas praktikum mata kuliah yang terkait dengan produksi tanaman pangan. Setiap mahasiswa harus secara serius menjalankan praktikumnya agar target produksi dapat tercapai. Dalam hal ini, seorang Pengelola Utama Kebun Produksi harus berkoordinasi dengan Koordinator Program Studi. Pengadaan komoditi-komoditi pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan petani-petani yang ada di sekitar kebun produksi. Petani-petani tersebut dapat bersifat sebagai mitra yang bertugas memproduksi komoditi pangan, nantinya hasil pertanian mereka akan dibeli oleh katering asrama. Kerja sama antara IPB dengan petani-petani digambarkan pada Gambar Lampiran 5. Penyediaan pangan ke asrama putra dan asrama putri dapat dikelola oleh Katering Asrama. Pengelola katering asrama mendapatkan bahan baku makanan yang berasal dari hasil produksi kebun IPB. Namun, jika terdapat kekurangan jumlah dan jenis komoditinya, pihak pengelola akan mendapatkannya dengan cara membeli dari pasar. Usaha penyediaan pangan oleh pengelola katering juga harus mendapatkan izin dan pengawasan dari Direktur Asrama TPB-IPB. Hal ini dimaksudkan agar pangan yang disajikan terjamin kebersihan dan kualitas gizinya. Organisasi penyediaan pangan asrama secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 17. Biaya yang Dibebankan kepa da Mahasiswa Sumber dana kebun yang diajukan dalam skripsi ini berasal dari iuran asrama yang dibebankan kepada setiap mahasiswa asrama TPB yang baru masuk. Dana tersebut akan digunakan sebagai biaya untuk makan mahasiswa selama satu tahun tinggal di asrama. Biaya yang dikenakan terhadap setiap mahasiswa baru adalah sebesar Rp 3 137 556/tahun. Biaya tersebut juga digunakan sebagai dana investasi kebun produksi IPB. Perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 8. Total biaya kebun produksi berasal dari jumlah biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya kebun produksi ini akan digunakan untuk operasional kegiatan budi daya di kebun produksi. Profit kebun produksi menggunakan asumsi bahwa selama ini kebun produksi mengambil keuntungan
sebesar 50% dan pihak katering mengambil keuntungan sebesar 100%. Jika dirata-ratakan keuntungan dari keduanya sebesar 75%. Dengan pertimbangan tersebut, kebun produksi ini akan mengambil profit sebesar 2 kali total biaya kebun produksi. Tabel 8. Biaya yang Dibebankan kepada Mahasiswa Asrama No.
Komponen yang Dianalisis
Nilai
Keterangan
per Tahun (Rp) A
Biaya investasi
B
Modal kerja :
60 585 000
a. Biaya tetap
18 000 000
b. Biaya variabel
275 479 735
1
Total biaya kebun produksi
354 064 735
A+B
2
Profit kebun produksi
708 129 470
2 x total biaya kebun produksi
3
Pembiayaan katering
182 500 000
500 000/hari x 365 hari/tahun
4
Pembelian bahan baku katering lainnya
7 719 750 000
C
Subtotal (1+2+3+4)
8 964 444 205
5
Over head cost
D
Jumlah pembiayaan (C+5)
448 222 210
5% x sub total
9 412 666 415
Biaya yang dibebankan kepada setiap mahasiswa
Pembiayaan
katering
3 137 556
untuk
memenuhi
D/3000
kekurangan
komoditi
menggunakan asumsi setiap harinya katering akan membutuhkan uang sebesar Rp 500 000/hari sehingga total pembiayaan katering adalah sebesar Rp 500 000 x 365 = Rp 182 500 000 per tahun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian peralatan masak dan ongkos tenaga kerja. Selain itu diperlukan pula sejumlah dana untuk membeli kekuranga n komoditi-komoditi bahan baku makanan atau beberapa komoditi yang tidak dapat diproduksi sendiri dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Dana yang diperlukan adalah sebesar Rp 7 719 750 000. Berdasarkan perhitungan tersebut, mahasiswa asrama TPB-IPB dapat melakukan penghematan biaya makan sebesar 14% selama setahun.
Analisis Finansial Kebun Produksi Pembuatan analisis finansial kebun produksi dilakukan agar dapat diketahui layak atau tidaknya usaha tani kebun produksi ini jika dijalankan. Analisis usaha tani ini dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan hasil produksi dari kebun dijual kepada pihak pengelola katering atau ke pasar dengan harga pasaran. Analisis Pendapatan Usaha Tani Analisis usaha tani ini digunakan untuk membandingkan kelayakan kebun produksi apabila hasil pertanian secara keseluruhan dapat dijual ke pasaran. Analisis pendapatan usaha tani pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha tani, dengan tujuan untuk membantu perbaikan pengelolaan usaha tani (Soekartawi et al., 1986). Pendapatan usaha tani merupakan ukuran imbalan atau keuntungan yang diperoleh kebun produksi. Nilai pendapatan usaha tani kebun produksi ini diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya total usaha tani. Perhitungan penerimaan usaha tani ini dilakukan dengan cara mengalikan produksi dengan harga pasar masing- masing komoditi. Rincian total penerimaan usaha tani kebun produksi IPB terdapat dalam Tabel Lampiran 10. Biaya total usaha tani merupakan nilai semua input yang dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya total usaha tani dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah pengeluaran usaha tani yang tidak bergantung pada besarnya produksi, sedangkan biaya variabel berkaitan dengan produksi. Biaya tetap usaha tani di kebun produksi IPB terdiri dari biaya pembelian alat-alat pertanian, biaya pembuatan bangsal, pembuatan kandang ayam, pembuatan kolam, dan pembelian bibit ikan. Biaya variabel usaha tani kebun produksi meliputi biaya sarana produksi tanaman, biaya tenaga kerja harian, biaya tenaga kerja tetap, biaya pascapanen, dan biaya lain- lain. Investasi
awal
yang
dilakukan
kebun
produksi
IPB
sebesar
Rp 354 064 735. Rincian biaya tetap dan biaya variabel usaha tani kebun produksi IPB terdapat pada Tabel Lampiran 8, dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel didapatkan biaya total. Dari selisih penerimaan total dan biaya total, dapat diperoleh pendapatan usaha tani. Nilai pendapatan merupakan keuntungan
yang diperoleh usaha tani kebun produksi. Nilai pendapatan usaha tani dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10. Berdasarkan Tabel Lampiran 10 didapatkan bahwa sistem usaha tani tersebut akan diperoleh pendapatan total sebesar Rp 698 379 600.
Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial untuk 9 hektar lahan dengan tingkat diskonto 20%, nilai NPV yang diperoleh adalah Rp 220 235 623, hal ini berarti bahwa usaha tani di kebun produksi yang dilakukan menurut nilai sekarang layak untuk dilaksanakan karena nilainya positif atau NPV>0. Nilai IRR yang diperoleh di kebun produksi adalah sebesar 52% yang berarti layak juga untuk dilaksanakan karena berada di atas tingkat bunga yang berlaku. Net B/C yang diperoleh bernilai 1.62, berarti investasi usaha tani untuk setiap satu rupiah akan memberikan manfaat sebesar 1.62, dapat diartikan pula bahwa manfaat yang diperoleh 1.62 kali biaya yang dikeluarkan sehingga kegiatan usaha tani di kebun produksi tersebut dapat dikatakan layak untuk dijalankan atau net B/C>1. Perolehan NPV>0, IRR>20%, dan net B/C>1 menunjukkan bahwa usaha tani dengan sistem LEISA untuk semua komoditi di kebun produksi secara finansial layak untuk dijalankan pada tingkat diskonto 20%. Analisis finansial kebun produksi IPB dapat dilihat pada Tabel Lampiran 13. Analisis Sensitivitas Nilai NPV, IRR, dan net B/C yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya menunjukkan bahwa usaha tani di kebun produksi adalah layak untuk dilakukan. Namun, seringkali proyeksi-proyeksi yang telah dilakukan mengandung ketidakpastian dalam beberapa hal, seperti perubahan biaya produksi dan perubahan harga produksi. Dalam penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan jika terjadi perubahan-perubahan pada harga input atau harga output, yakni biaya naik 10% dan harga produk turun 10%. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 14 dan 15. Tabel Lampiran 14, menunjukkan apabila biaya naik sebesar 10% maka NPV (20%), IRR, dan net B/C akan turun menjadi sebesar Rp 68 807 408, 41%, dan 1.19. Namun, usaha tani ini masih tetap layak untuk dijalankan karena
NPV>0, IRR>20%, dan net B/C>1. Hal yang sama juga terjadi apabila harga produk turun sebesar 10%, yakni terjadi penurunan pada NPV, IRR, dan net B/C. Untuk NPV (20%) yang didapat sebesar Rp 11 377 372, IRR sebesar 34%, dan net B/C sebesar 1.03. Namun, usaha tani ini masih pula layak untuk dijalankan karena NPV>0, IRR>20%, dan net B/C>1 (lihat Tabel Lampiran 15).
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Mahasiswa asrama TPB-IPB yang tergolong ke dalam kategori remaja aktif, secara umum memiliki kond isi tubuh sehat dan mampu mencukupi kebutuhan kalorinya sendiri. Hal ini terlihat dari rata-rata kalori yang mereka terima, yaitu sebesar 2 572 kilokalori jika dibandingkan dengan kebutuhan kalori tingkat nasional sebesar 2 500 kilokalori. Berdasarkan hasil survei tentang menu makan sehari mahasiswa, komoditi tanaman yang ditetapkan dan dapat diusahakan di kebun produksi terdiri dari padi sawah, kedelai, jagung manis, tomat, kangkung, bayam, buncis, cabai, pepaya, ayam ras pedaging, dan ikan. Adanya kombinasi jenis tanaman dan ternak dalam satu kebun produksi menghasilkan sinergi yang maksimal dalam membentuk ekosistem lingkungan yaang alamiah dan mampu meningkatkan penghasilan. Perancangan kebun produksi berbasis LEISA untuk pemenuhan gizi sehat mahasiswa asrama TPB-IPB memiliki kendala teknis, yaitu minimnya luas lahan kebun IPB. Hal ini menyebabkan tidak dapat terpenuhinya kuantitas produksi komoditas terkait secara optimal. Kekurangan jumlah komoditi terkait dapat dipenuhi dengan cara membeli di pasar. Sumber dana investasi dan operasional Kebun Produksi IPB dapat berasal dari pinjaman bank ataupun dibebankan kepada mahasiswa baru yang akan tinggal di asrama TPB-IPB. Jika dibebankan kepada mahasiswa, dengan asumsi jumlah mahasiswa yang tinggal di asrama sebanyak 3 000 orang, maka biaya yang dikenakan untuk makan selama di asrama sebesar Rp 3 137 556/orang/ tahun. Berdasarkan perhitungan spread sheet yang dibuat, Jika sumber dana berasal dari pinjaman bank dan dengan asumsi semua hasil produksi dari kebun dijual dengan harga pasar, analisis kelayakan kebun produksi IPB seluas 9 hektar dengan sistem LEISA layak untuk dijalankan. Hal ini dilihat dari NPV sebesar Rp 220 235 623 (NPV>0), IRR sebesar 52% (IRR>20%), dan net B/C sebesar 1.62 (net B/C>1) pada tingkat diskonto 20%.
SARAN Perlu adanya peran IPB selaku institusi di bidang pertanian untuk menjalankan model perancangan kebun produksi ini. Manfaat yang akan didapat adalah dapat dimanfaatkannya kebun percobaan IPB secara optimal, dapat terpenuhinya kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB secara mandiri, dan terjaganya kesehatan mahasiswa selama di asrama. Kebun produksi IPB ini nantinya akan dapat menjadi sarana pembelajaran mahasiswa IPB dan dari luar IPB dalam hal budi daya tanaman dan manajemen kebun produksi secara optimal sehingga dapat menjadi sarana pelatihan dan rekreasi bagi tamu yang berkunjung ke IPB.
DAFTAR PUSTAKA Abdoellah, S. dan Nurkholis.1994. Sifat kimia beberapa jenis pupuk kandang. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, (18): 18-22. Abdurachman, A dan F. Agus. 2001. Konservasi tanah dan air melalui pengelolaan bahan organik. Majalah Alami, VI (1): 35-43. Adnyana, M.O. 2001. Pengembangan sistem usaha pertanian berkelanjutan. FAE XIX (2): 38-49. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Assauri, S. 1976. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Damardjati, D.S. 1988. Struktur kandungan gizi beras. Hal 103-165. Dalam Padi (buku 1). Ba lai Penelitian Tanaman Pertanian. Bogor. Departemen Kesehatan RI. 1996. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2002. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Departemen Pertanian RI. 1995. Analisa dan Perumusan Pola Pengembangan Usaha Benih Kedelai (Laporan Akhir). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta. Departemen Pertanian RI dan Fakultas Pertanian IPB. 2004. Analisis Pengembangan Usaha Tani Tanaman Pangan Terpadu Cianjur Selatan (Laporan). Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Departemen Tenaga Kerja RI. 1985. Penyelenggaraan Kantin dan Ruang Makan di Perusahaan dan Bidang Jenis Usaha Sejenis. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jakarta. FAO.
1985. Energy and Protein Requirements: Report FAO/WHO/UNU Expert Consultation. WHO, Geneva.
of
A
Joint
Gaskell, M., J. Mitchell, R. Smith, dan S.T. Koike. 2002. Soil Fertility Management for Organic Crops. University of California. Division of Agriculure and Natural Resources. Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (terjemahan), edisi kedua. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Hardinsyah dan D. Martianto. 1989. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Wirasari. Jakarta. Hardinsyah dan D. Briawan. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Harper, L.J., B.J. Deaton, dan J.A. Driskel. 1985. Pangan, Gizi, dan Pertanian (Suhardjo, penerjemah). UI-Press. Jakarta. Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. http://student.ipb.ac.id/asrama/asrama3.htm. 31 Januari 2005. http://www.deptan.go.id/HomePageBBKP/Riau/uu_pangan_no_7_th__1996.htm. 16 Maret 2005 http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1068086389,31737. November 2005.
15
http://www.menegpp.go.id/admin/upload/legal/undang/1109215076/UU%20No.2 5%20Tahun%202004.pdf. 16 Maret 2005. Ito, H. 2000. Status and issues with respect to sustainable agriculture in Japan. p 82-106. Environmental Impact Assessment for Farms. Asian Productivity Organization. Tokyo, Japan. LIPI. 1984. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, Buku III: Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Pangan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. LIPI. 1993. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Lubis, A.U. 1994. Perencanaan: Pengantar Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Mugnisjah, W.Q. 1999. Manajemen Produksi Tanaman: Pengantar. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Mugnisjah, W.Q. 2000. Manajemen Produksi Tanaman: 2. Perancangan Sistem Produksi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Mugnisjah, W.Q. 2001. Ekofisiologi Tanaman Tropika. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mugnisjah, W.Q. 2002. Pembangunan Agroekosistem Terpadu sebagai Teaching Laboratory Bagi Program Studi Pertanian Terpadu. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Mugnisjah, W.Q., Suwarto, dan A.S. Solihin. 2000. Agribisnis terpadu berbasis LEISA di lahan basah: Model hipotetik. Buletin Agronomi, XXVIII (2): 49-61. Nurzaini, H. 1997. Analisis kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Majalah Kultum V & VI (16 & 17): 119-136. O’Dea, J.A. 1996. A healthy weight range chart for adolencent self assessment. Journal of Neutrition Education, 28 (5): 293-294. Oldeman, L.R. 1975. An Agroclimatic Map of Java and Madura. Central Research Institute of Agriculture, Bogor-Indonesia. Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 1999. Penuntun Diit, Buku Pertama, Edisi Kedua. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Reijntjes, C., B. Haverkort, dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (terjemahan). Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sambas, E.S. 1991. Manajemen Makanan dan Gizi Institusi. Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor. Sarono, S. Sa’ud, dan C. Tsai. 2001. Corn production in Indonesia. In K.J. Park (ed). Corn Production in Asia : p. 35-53. Food and Fertilizer Technology Center for The Asian and Pasific Region, Taiwan. Soekartawi, A. Soeharjo, J.L. Dillon, dan J.B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Sudaryanto, T., Erwidodo, A., Purwoto. 1994. Pola konsumsi beras, jagung, dan kedelai serta implikasi terhadap proyeksi permintaan. Dalam Ekonomi Kedelai di Indonesia. 1996. IPB Press, Bogor. Sudaryanto,Y.P., dan A. Eishener. 2003. Pemberdayaan ekonomi masyarakat petani melalui penerapan konsep LEISA: Prospek dan tantangan penerapannya. Wacana Organis, I (3): 2-4. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.
Sumadi, S.U. 1989. Pengaruh pengenceran dan penambahan jerami dalam slurry sapi peranakan ongole terhadap produksi gas bio. Oryza, XIV (24): 125137. Taslim, H., S. Partohardjono, dan Djunainah. 1989. Pemupukan padi sawah. Hal 445-479. Dalam M. Insmunadji, M. Sya m, dan Yuswadi (eds.). Padi (buku 2). Balai Penelitian Tanaman Pertanian. Bogor. Tiyar. 2001. Peran Tanaman dalam Kegiatan Usaha Tani yang Menerapkan Konsep LEISA (Low-External-Input and Sustainable Agriculture). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Varvel, G.E. and T.A. Peterson. 1992. Nitrogen fertilizer recovery by soybean in monoculture and rotation systems. Agronomy Journal, 84: 215-218. Wirakusumah, E.S. 1989. Manajemen Gizi Institusi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Wirakusumah, E.S. 1997. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yogaswara, A.S. 1977. Seri-Seri Tanah dari Tujuh Tempat di Jawa Barat. Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Usaha Tani Tanaman Semusim
No. : ………………..
SURVEI USAHA TANI TANAMAN SETAHUN/SEMUSIM
Jenis Komoditi : .................................................................... Nama Petani
: ....................................................................
Alamat
: .................................................................... ................................................................ ................................................................
Nama Pewawancara : ............................................................ Tanggal Wawancara : ............................................................
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
DAFTAR PERTANYAAN CATATAN USAHA TANI Pilih dengan menandai v di tempat yang tersedia: [ ] MH 2004/2005 [ ] MK I 2005 [ ] MK II 2005 [ ] MH 2005/2006 I. DATA DASAR USAHA TANI SAWAH (A)
Data Petani 1. Keluarga a. Nama petani : ............................................................................... b. Umur petani : ......................... tahun c. Jumlah keluarga : ......................... orang d. Anggota keluarga yang aktif dalam usaha tani (1) Laki-laki : ......................... orang (2) Perempuan : ......................... orang (3) Jumlah
: ......................... orang
2. Pendidikan a. Umum : Universitas/SLA/SLP/SD/lainnya ....................... b. Pertanian : Universitas/SLA/SLP/SD/lainnya ....................... c. Kursus pertanian (umum, budidaya): (1) Sebutkan ..…………………………………………………………..... Lamanya ………… tahun/bulan/minggu/hari (2) Sebutkan ..…………………………………………………………..... Lamanya ………… tahun/bulan/minggu/hari (3) Sebutkan ..…………………………………………………………..... Lamanya ………… tahun/bulan/minggu/hari d. Kursus perbenihan: (1) Sebutkan ..…………………………………………………………..... Lamanya ………… tahun/bulan/minggu/hari (2) Sebutkan ..…………………………………………………………..... Lamanya ………… tahun/bulan/minggu/hari 3. Alamat/Lokasi Petani a. Kampung : ............................................................... b. Desa : ............................................................... c. Kecamatan : ............................................................... 4. Kelompok Tani (KT) a. Nama Kelompok Tani b. WKPP
: ........................................................ : ........................................................
c. WKBPP d. Status dalam Kelompok Tani
: ....................................................... : Ketua/anggota/seksi ..................
5. Pengalaman sebagai petani sejak tahun : ........................................... (B)
Data Usaha tani 1. Status sawah a. Milik b. Sewa c. Sakap
: ................................ ha : ................................ ha : ................................ ha
2. Luas sawah yang digarap
: ................................ ha
3. Sumber pengairan: a. Musim hujan b. Musim kemarau
: teknis / ½ teknis / tadah hujan : teknis / ½ teknis / tadah hujan
4. Jarak ke jalan raya
: ................................. km
5. Mudah dicapai dengan mobil: [ ] Ya
[ ] Tidak
6. Pola tanam dan varietas tanamannya [Lanjutkan dengan (P), jadwal pola tanammya] Nyatakan!: ................. .................
à à
................. .................
à à
................. .................
à à
................. .................
7. Luas tanam padi dan atau palawija (sebutkan!) Padi MH 2004/2005 MK (I) 2005 MH 2005/2006
.................. ha .................. ha .................. ha
MK I 2005 MK II 2005
Palawija (1) ............... .................. ha .................. ha
(2) ............... .................. ha .................. ha
Palawija (1) ............... .................. kg .................. kg
(2) ............... .................. kg .................. kg
8. Produksi padi dan atau palawija (sebutkan!): Padi MH 2004/2005 MK (I) 2005 MH 2005/2006
.................. kg .................. kg .................. kg
9. Masalah utama: a. Padi MH 2004/2005 MK 2005 MH 2005/2006
MK I 2005 MK II 2005
: ....................................................................... : ........................................................................ ........................................................................ : ........................................................................ ........................................................................
b. Palawija (1) .................................. MK I 2005 : ...................................................... MK II 2005 : ...................................................... Palawija (2) .................................
MK I 2005 MK II 2005 a.
: .............................................................. : ..............................................................
Keperluan Pelatihan 1. Apakah Bapak memerlukan pelatihan pertanian? [ ] Ya [ ] Tidak Jika Ya, pelatihan apa yang Bapak perlukan? Nyatakan: a. ............................................................................................................... b. ............................................................................................................... c. ............................................................................................................... d. ............................................................................................................... e. ............................................................................................................... f. ............................................................................................................... 2. Apakah Bapak mengetahui: a. Cara menghitung kebutuhan pupuk, benih, dan pestisida untuk luasan tertentu jika kebutuhan per hektarnya telah diketahui? [ ] Ya [ ] Tidak b. Cara membuat larutan pestisida atau pupuk (PPC) dengan konsentrasi tertentu? [ ] Ya [ ] Tidak c. Cara penggunaan pestisida yang aman bagi keselamatan manusia (misalnya ketika menyemprot dan menyimpannya)? [ ] Ya [ ] Tidak d. Cara pertolongan pertama akibat keracunan pestisida? [ ] Ya [ ] Tidak e. Cara membersihkan sprayer? [ ] Ya [ ] Tidak f. Cara menduga hasil panen? [ ] Ya [ ] Tidak g. Cara pengaturan air bagi tanaman? [ ] Ya [ ] Tidak h. Tanda-tanda tanaman terserang hama penyakit tertentu? [ ] Ya [ ] Tidak i. Tanda-tanda tanaman kekurangan hara (pupuk) tertentu? [ ] Ya [ ] Tidak
II. DATA TEKNIS BUDI DAYA Pilih dengan menandai v di tempat yang tersedia: [ ] MH 2004/2005 [ ] MK I 2005 [ ] MK II 2005 [ ] MH 2005/2006 Nyatakan jenis tanamannya Luas
: ................................................................................. : ....................... ha.
(A) Pengolahan Tanah 1. Cara pengolahan tanah a. Tahapan dan lamanya pekerjaan per hektar No. Tahapannya 1. 2. 3.
Pengerjaan tiap tahap (hari)
4. 5. b. Selang tiada kegiatan antartahapan pengolahan tanah: Tahapan: ke-1 – ke-2 : ................................................ hari ke-2 – ke-3 : ................................................ hari ke-3 – ke-4 : ................................................ hari ke-4 – ke-5 : ................................................ hari c. Total hari yang diperlukan untuk pengolahan tanah: ............... hari/hektar 2. Status cara pengolahan tanah tersebut di atas: [ ] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang 3. Bagaimana cara pengolahan tanah yang terbaik, nyatakan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 4. Peran cara pengolahan tanah terhadap hasil panen, nyatakan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ (B) Varietas, Benih, Keragaman Tanaman 1. Varietas: a. Nama : ......................................................., luas : ............................. ha b. Nama : ......................................................., luas : ............................. ha 2. Asal Benih: a. Membeli dari: BBI/BBU/Penangkar/lainnya ................................................ b. Memproduksi benih sendiri c. Menyisihkan dari padi untuk konsumsi sendiri d. Lainnya: ......................................................................................................... 3. Keragaman pertanaman: a. Persemaian b. Pertumbuhan vegetatif c. Pembungaan d. Pengisian biji e. Pemasakan/pematangan
: : : : :
[ [ [ [ [
] Baik ] Baik ] Baik ] Baik ] Baik
[ [ [ [ [
] Sedang ] Sedang ] Sedang ] Sedang ] Sedang
[ [ [ [ [
] Jelek ] Jelek ] Jelek ] Jelek ] Jelek
(C) Persemaian 1. Menggunakan/tidak menggunakan 2. Waktu menyemai
: bulan .......................
3. Umur bibit sewaktu dipindah (transplanting)
: ............................ hari
4. Luas persemaian per hektar sawah
: ............................. m2
5. Pemotongan bibit saat dipindahkan (transplanting): a. Dilakukan/tidak dilakukan b. Alat pemotong, sebutkan .............................................................................. c. Perlakuan saat pemotongan (1) terhadap alat pemotong : ........................................................................ (2) terhadap bibitnya : ........................................................................
6. Umur bibit terbaik saat dipindah dari persemaian: ...................... hari 7. Pengaruh umur bibit terhadap hasil panen atau petumbuhan tanaman: a. Jika terlalu cepat dipindahkan : .................................................................. b. Jika terlalu lambat dipindahkan : .................................................................. c. Jika tepat saatnya dipindahkan : .................................................................. (D) Pemupukan 1. Waktu memupuk, banyaknya (% dari total) dan umur tanaman (HST) Dasar Susulan I Susulan II Jenis Pupuk (%) (%) HST (%) HST a. Urea b. ZA c. TSP d. TSP (+Zn) e. KCl f. PPC g. ZPT 2. Cara memupuk (sebutkan jenis pupuknya) a. Disebar, tidak dibenam : ............................................................... b. Disebar, dibenam : ................................................................ c. Disemprot lewat daun : ................................................................ 3. Pengaruh pemupukan terhadap peningkatan hasil panen: Besar/sedang/kecil (..........................%) (E) Pengendalian Gulma 1. Cara pengendalian gulma: a. Dengan tangan (dicabut) b. Dengan alat sederhana c. Dengan bahan kimia d. Lainnya 2. Jenis, alat, dan bahan kimia untuk memberantas gulma: a. Alat : ............................................................................................. b. Bahan kimia : ............................................................................................. 3. Jenis gulma dari yang paling merugikan sampai yang tidak merugikan: a. ............................... c. ............................... e. ...................... b. ............................... d. ............................... f. ....................... 4. Waktu pengendalian gulma: a. Stadium pertanaman b. Umur tanaman (hari setelah tanam)
: :
......................................................... .........................................................
5. Pengaruh gulma terhadap pengurangan hasil panen: Besar/sedang/kecil (..........................%) (F) Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Jenis hama dan atau penyakit dari yang paling merugikan sampai yang tidak merugikan: a. ........................................... d. ........................................... b. ........................................... e. ...........................................
c. ...........................................
f.
...........................................
2. Bahan kimia atau cara lain yang dipakai untuk pengendalian hama dan atau penyakit: a. ........................................... c. ........................................... b. ........................................... d. ........................................... 3. Pengaruh hama dan atau penyakit terhadap penurunan hasil panen: Besar/sedang/kecil (..........................%) 4. Apakah Bapak melaksanakan pengendalian hama terpadu (PHT)? [ ] Ya [ ] Tidak (G) Pengairan (Irigasi dan Drainase) 1. Cara pengairan No.
Tinggi Air Genangan (cm)
Stadium Tanaman
Periode (hari)
1. 2. 3. 4. 5. 2. Pengaruh pengairan pada tingkat hasil panen, isi dengan: (a) mengurangi hasil (b) tidak berpengaruh (c) meningkatkan hasil No.
Stadium Tanaman
Jika Air Kurang
Jika Air Cukup
Jika Air Lebih
1. 2. 3. 4. 5. (H) Panen dan Hasil 1. Cara panen a. Alat yang digunakan b. Kriteria
: ............................................................................. : .............................................................................
2. Hasil panen a. Gabah kering panen b. Gabah kering giling
: .............. kg/.............. bata = ......................t/ha : .............. kg/.............. bata = ..................... t/ha
3. Posisi hasil terhadap hasil rata-rata a. Yang diperoleh petani : di atas/sama/di bawah b. Yang diperoleh wilkel : di atas/sama/di bawah 4. Faktor yang berpengaruh terhadap hasil, diurut dari yang paling berpengaruh sampai yang tidak berpengaruh a. ...................................................................................................................... b. ...................................................................................................................... c. ......................................................................................................................
d. ...................................................................................................................... e. ...................................................................................................................... 5. Hasil tertinggi dan terendah yang pernah dicapai: a. Tertinggi ....................... kg/ ........ bata = ............. t/ha, kapan ............. b. Terendah ....................... kg/ ........ bata = ............. t/ha, kapan ............. 6. Bagaimana sistem pembagian upah bagi tenaga permanen? Borongan/bawon (bagi hasil) Jika bawon, nyatakan: ................................... (perbandingan) (I) Pascapanen 1. Bagaimana proses pascapanen dilaksanakan? a. Panenà dikeringkan sementara (di sawah) à ditumpuk (di sawah) à dirontok (di sawah) à dikeringkan/dijemur (di sawah) à dibersihkan (di sawah) à diangkut ke rumah b. Panenà dirontok (di sawah/di rumah) à dikeringkan (di sawah/di rumah) à dibersihkan (di sawah/di rumah) à diangkut ke rumah c. Panenà dikeringkan (di sawah/di rumah) à dirontok (di sawah/di rumah) à dibersihkan (di sawah/di rumah) à diangkut ke rumah d. Lainnya, nyatakan : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. Padi ditumpuk dulu di sawah setelah panen? Jika Ya, berapa lama (......................jam/hari)
[ ] Ya
3. Padi langsung dikeringkan di sawah setelah panen? [ ] Ya Jika Ya berapa lama pengeringan (.......................jam/hari)
[ ] Tidak [ ] Tidak
4. Cara merontok padi : diinjak/dibanting/dengan thresher/lainnya ................. 5. Kehilangan karena perontokan : a. diinjak ............................. % b. dibanting ................................ % c. thresher ............................. % 6. Penyebab kehilangan dalam perontokan, nyatakan : a. ............................................................................................................. b. ............................................................................................................. c. ............................................................................................................. (J) Masalah-Masalah dalam Teknik Budi Daya (nyatakan) 1. Pola Tanam
: ...................................................................
2. Ketersediaan Benih
: ...................................................................
3. Pengolahan Tanah
: ...................................................................
4. Persemaian
: ....................................................................
5. Pemupukan
: ....................................................................
6. Pengendalian Gulma
: ....................................................................
7. Pengendalian Hama
: ....................................................................
8. Pengendalian Penyakit
: ....................................................................
(K)
9. Pengairan
: ....................................................................
10. Panen
: ....................................................................
11. Pascapanen
: ....................................................................
12. Lainnya
: ....................................................................
Ketersediaan Saprodi di Pasaran 1. Apakah sarana produksi berikut tersedia di pasaran pada saat diperlukan? a. Benih [ ] Ya [ ] Tidak b. Pupuk dan PPC [ ] Ya [ ] Tidak c. Insektisida [ ] Ya [ ] Tidak d. Fungisida [ ] Ya [ ] Tidak e. Herbisida [ ] Ya [ ] Tidak f. Rodentisida [ ] Ya [ ] Tidak g. Alat-alat pertanian [ ] Ya [ ] Tidak h. ZPT [ ] Ya [ ] Tidak 2. Apakah sarana produksi berikut mampu Bapak beli? a. Benih [ ] Ya b. Pupuk dan PPC [ ] Ya c. Insektisida [ ] Ya d. Fungisida [ ] Ya e. Herbisida [ ] Ya f. Rodentisida [ ] Ya g. Alat-alat pertanian [ ] Ya h. ZPT [ ] Ya
[ [ [ [ [ [ [ [
] ] ] ] ] ] ] ]
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3. Apakah sarana produksi berikut digunakan sebagaimana rekomendasi dari Diperta Pangan? a. Benih [ ] Ya [ ] Tidak b. Pupuk dan PPC [ ] Ya [ ] Tidak c. Insektisida [ ] Ya [ ] Tidak d. Fungisida [ ] Ya [ ] Tidak e. Herbisida [ ] Ya [ ] Tidak f. Rodentisida [ ] Ya [ ] Tidak g. Alat-alat pertanian [ ] Ya [ ] Tidak h. ZPT [ ] Ya [ ] Tidak (L) Modal Usaha Tani 1. Apakah Bapak kekurangan modal usaha tani?
[ ] Ya [ ] Tidak
2. Apakah Bapak menerima kredit usaha tani?
[ ] Ya [ ] Tidak
3. Siapa pemberi kredit usaha tani? a. KUD b. Bank, nyatakan : ................................................................ c. Koperasi lain, nyatakan : ................................................................ d. Lainnya, nyatakan : ............................................................... (M) KUD 1. Apakah Bapak anggota/pengurus/bukan anggota KUD? 2. Tanggapan Bapak terhadap KUD?
a. Misalnya untuk pelayanan, perlukah ada pembedaan pelayanan untuk anggota dan bukan anggota? [ ] Ya [ ] Tidak b. Tanggapan lainnya : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 3. Saran Bapak untuk KUD? a. ........................................................................................................................ b. ........................................................................................................................ c. ........................................................................................................................ d. ........................................................................................................................
(N) JADWAL POLA TANAM 1. Tahun 2004/2005 Pilih dengan menandai v di tempat yang tersedia: [ ] Padi – Padi – Palawija (Jenis palawijanya: ................................................) [ ] Padi – Palawija – Palawija (Jenis palawijanya: .........................................) [ ] Padi – Palawija – Bera (Jenis palawijanya: ................................................) [ ] .................................... (Jenis palawijanya .................................................) Musim Tanam
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MH 2004/2005 MK I 2005 MK II 2005 2. Tahun 2004/2005 Pilih dengan menandai v di tempat yang tersedia: [ ] Padi – Padi – Palawija (Jenis palawijanya: ................................................) [ ] Padi – Palawija – Palawija (Jenis palawijanya: .........................................) [ ] Padi – Palawija – Bera (Jenis palawijanya: ................................................) [ ] .................................... (Jenis palawijanya .................................................) Musim Tanam MH 2005/2006 MK I 2006 MK II 2006
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
III. BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TANI (A) Tenaga Kerja 1. Penggunaan tenaga kerja untuk komoditi ............................; luas .......... ha; musim tanam (pilih dengan melingkari): MH / MK I / MK II No.
Kegiatan Pria
Total Tenaga Kerja (HOK) Dalam Keluarga Luar Keluarga WaTerMePria WaTernita nak1) sin nita nak1)
Mesin
A.
Prapanen 1. Pesemaian 2. Penyiapan lahan -cangkul -bajak -garu -........................... 3. Tanam 4. Pemeliharaan -Peng. Gulma -Pemupukan dasar -Pemupkan susulan -............................. -Peng. Hama -............................. -Peng. Penyakit -.............................. -Pengelolaan air -Perbaikan galeng -.............................. B. Panen C. Pascapanen 1. Perontokan 2. Pembersihan 3. Pengeringan 4. Pengarungan 5. .............................. D. Lain-lain -Pengangkutan -............................... Jumlah 1) Termasuk orang yang mengoperasikannya 2. Upah tenaga kerja untuk komoditi .................................; luas ........... ha; musim tanam (pilih dengan melingkari): MH / MK I / MK II No.
Kegiatan Pria
A.
Prapanen 1. Pesemaian
Total Tenaga Kerja (HOK) Dalam Keluarga Luar Keluarga WaTerMePria WaTernita nak1) sin nita nak1)
Mesin
2. Penyiapan lahan -cangkul -bajak -garu -........................... 3. Tanam 4. Pemeliharaan -Peng. Gulma I -Peng. Gulma II - .......................... -Pemupukan dasar -Pemupukan I -Pemupukan II -............................. -Peng. Hama I -Peng. Hama II -.............................. -Peng. Penyakit I -Peng. Penyakit II -.............................. -Pengelolaan air -Perbaikan galeng -.............................. B. Panen C. Pascapanen 1. Perontokan 2. Pembersihan 3. Pengeringan 4. Pengarungan 5. .............................. D. Lain-lain -Pengangkutan -............................... Jumlah 1) Termasuk orang yang mengoperasikannya (B) Penggunaan input No.
1. 2.
3.
Jenis Input
Benih Pupuk inorganik -Urea -SP36 -KCl -ZA -................................. -................................. Pupuk organik -Pupuk hijau
Satuan1)
Total Bobot/ Volume
Harga/ Satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Pengadaan2) MS
B
4.
5.
6.
1)
-Pupuk kandang -.................................. Pestisida/Biopestisida -.................................. -.................................. -.................................. -.................................. -.................................. Herbisida -.................................. -.................................. -.................................. -.................................. Lainnya -Zat pengatur tumbuh -.................................. -.................................. -.................................. -..................................
Jumlah Satuan: kg/g/liter/ml/pikul/ dsb; 2)MS = milik sendiri; b = membeli
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
(C) Biaya lain Jenis Pengeluaran
Satuan1)
Total Bobot/ Volume/dll
Harga/ Satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Sewa lahan/tahun Sewa lahan/musim Pajak lahan/tahun Iuran P3A Bunga kredit
Jumlah
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
(D) Penyusutan ala t dan bangunan Jenis Umur Pakai Alat/Bangunan1)
Nilai Awal
Nilai di Akhir Proyek
Penyusutan (%/th)
10. 11. 1) Sebutkan nama alat/bangunannya No.
(E) Produksi dan Nilainya Jenis Produk1) Satuan1)
Total Bobot/ Volume/dll
Harga/ Satuan (Rp)
Total Pendapatan (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1)
Jumlah Sebutkan nama produk dan satuannya
No.
(F) Produksi Limbah dan Nilainya Jenis Produk1) Satuan1)
Total Bobot/ Volume/dll
Harga/ Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1)
Jumlah Sebutkan nama jenis limbah dan satuannya Limbah apa saja yang dihasilkan dari usaha ini, sebutkan: a. Limbah padat : .................................................................................................... b. Limbah cair : .................................................................................................... c. Limbah gas : .................................................................................................... 1.2 a. Di mana limbah itu dibuang dan adakah pengolahan untuk masing-masing jenis limbah itu: Tempat Jenis Limbah Cara Penanganan Pembuangan
b. Pembuangan limbah yang Saudara lakukan ini mengganggu atau tidak [ ] mengganggu [ ] tidak mengganggu
Lampiran 2. Kuisioner untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Mahasiswa TPB-IPB
Kuisioner untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Mahasiswa TPB-IPB
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
Kuisioner untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Mahasiswa TPB-IPB
Nama
: ..........................................................................................................
Jenis Kelamin : .........................................................................................................
Bobot badan : ..........................................................................................................
Tinggi badan : ..........................................................................................................
Umur
: ..........................................................................................................
Pilih (√) jenis kegiatan yang biasa anda lakukan, lebih mendekati yang mana? 75% waktu anda digunakan untuk duduk atau berdiri. 25% waktu anda berdiri atau bergerak. 25% waktu anda digunakan untuk duduk atau berdiri. 75% waktu anda digunakan untuk aktivitas tertentu. 40% waktu anda digunakan untuk duduk atau berdiri. 60% waktu digunakan untuk aktivitas tertentu.
Survei Lanjutan Mengenai Pola Kebiasaan Makan Mahasiswa TPB-IPB Nama : Jenis Kelamin : Gedung/Kamar :
1.3.3. Sayur soup 1.3.4. Sayur asem 1.3.5. Sambal goreng hati 1.3.6. Lainnya, sebutkan : ………
Makan Pagi
…………………………………….
1.1. Nasi putih
1.4. Buah-buahan:
1.2. Lauk pauk:
1.4.1. Pepaya
1.2.1. Ayam goreng
1.4.2. Pisang
1.2.2. Telur ayam
1.4.3. Tomat
1.2.3. Tempe/tahu goreng
1.4.4. Semangka
1.2.4. Lainnya, sebutkan : ……… ………………………………………………… 1.3. Sayur: 1.3.1. Sayur bayam
1.4.5. Nanas 1.4.6. Melon 1.4.7. Lainnya (sebutkan):…………….. ……………………………………..
1.3.2. Kangkung 1.3.3. Tauge 1.3.4. Lainnya, sebutkan : ………
Makan Malam
………………………………………………… 1.4. Minuman: 1.4.1. Teh manis
1.1. Nasi putih 1.2. Lauk pauk:
1.4.2. Susu
1.2.1. Ayam
1.4.3. Lainnya, sebutkan : ………
1.2.2. Telur ayam
…………………………………………………
1.2.3. Tempe/tahu
2.1. Sarapan lainnya:
1.2.4. Ikan……………………….
2.1.1. Ketoprak
1.2.5. Daging…………………….
2.1.2. Bubur ayam
1.2.6. Lainnya, sebutkan : ………
2.1.3. Lontong sayur
…………………………………….
2.1.4. Jajanan (pisang goreng, dsb.)
1.3. Sayur:
2.1.5. Lainnya, sebutkan : ……… ………………………………………………………
1.3.1. Sayur bayam 1.3.2. Sayur kangkung 1.3.3. Tauge 1.3.4. Sayur asem
Makan Siang
1.3.5. Lainnya, sebutkan : ……… …………………………………….
1.1. Nasi putih 1.2. Lauk pauk:
2.1. Menu lainnya:
1.2.1. Ayam
2.1.1. Mie goreng
1.2.2. Telur ayam
2.1.2. Mie rebus
1.2.3. Tempe/tahu
2.1.3. Nasi+Soto ayam
1.2.4. Ikan………………………….
2.1.4. Nasi+Soto daging
1.2.5. Daging………………………
2.1.5. Nasi goreng
1.2.6. Lainnya, sebutkan : ………
2.1.6. Lainnya, sebutkan : ………
……………………………………. 1.3. Sayur: 1.3.1. Sayur bayam 1.3.2. Tumis kangkung
…………………………………….
Keterangan: **Beri tanda (√) pada kolom yang disediakan. Pilihan berdasarkan pola kebiasaan makan anda.
Lampiran 3. Koefisien Teknis Beberapa Komoditi Terkait dalam Rancangan
Koefisien Teknis Beberapa Komoditi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
1. Koefisien Teknik Budi Daya Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas
:
§ IR 64, Fatmawati, Membramo, Raja Lele, Cianjur, Pandan Wangi, Pelita, dan PB 48.
Syarat Tumbuh
§ Tanaman padi tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450
:
LU sampai 450 LS. § Curah hujan 1 500-2 000 mm/tahun dengan empat bulan musim hujan. § Penyinaran matahari penuh, tanpa naungan. § Di dataran rendah pada ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-270 C dan di dataran tinggi pada ketinggian 650-1 500 m dpl dengan temperatur 19-230 C. § Tanah berlumpur yang subur dengan kedalaman 18-22 cm dan pH 4.0-7.0. Pembibitan
:
§ Kebutuhan benih 25-40 kg/hektar, bergantung pada jenis padinya. § Daya berkecambah benih 80%. § Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. § Luas persemaian sekitar 1 /20 dari areal sawah yang akan ditanami. § Persemaian ditaburi pupuk urea dan SP-36 masingmasing 10 gram/m2 , ketinggian air 5 cm. § Pada umur 25-40 hari bibit siap untuk dipindahtanamkan.
: § Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 cm x
Jarak Tanam
20 cm, 25 cm x 25 cm, 22 cm x 22 cm, atau 30 cm x 20 cm. Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 5 ton/ha. Pupuk
:
§ Urea=300 kg/ha, SP-36=75-175 kg/ha, dan KCl=50 kg/ha. § Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8
minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk SP-36 diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali ya itu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai. Umur Panen
:
§ 95-110 Hari Setelah Tanam, sesuai dengan varietas.
Produktivitas
:
§ Saat ini hasil yang didapat sekitar 4-5 ton/ha. Namun, dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif produksi dapat mencapai 7 ton.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
2. Koefisien Teknik Budi Daya Jagung (Zea mays L.) § Hibrida C-1, Hibrida C-2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2,
Varietas
IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna, Baster Kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula, CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1, dan Semar 2. Syarat Tumbuh
:
§ Tanaman jagung tumb uh di daerah tropis/subtropis pada 0-500 LU sampai 0-400 LS. § Curah hujan 85-200 mm/bulan dan merata. § Penyinaran matahari penuh, sebaiknya tanpa naungan. § Suhu optimum yang dikehendaki tanaman jagung antara 23-300 C. § Tanah harus gembur, subur, dan kaya humus dengan pH 5.6-7.5. § Ketinggian tempat yang optimum antara 0-600 m dpl. : § Kebutuhan benih 20-30 kg/hektar.
Penanaman
§ Kedalaman lubang tugalan 10-15 cm. § Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%. § Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida seperti Benlate apabila diduga ada serangan jamur. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya benih dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G. : § Jarak tanam 75 cm x 25 cm setiap lubang ditanam satu
Jarak Tanam
tanaman dan 75 cm x 50 cm dengan dua tanaman setiap lubangnya. Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 2 ton/ha. Pupuk
:
§ Dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, SP-36=75100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha. § Pupuk dasar diberikan bersamaan dengan waktu tanam. § Pupuk susulan I diberikan setelah tanaman jagung
berumur 3-4 minggu setelah tanam. § Pupuk susulan II diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar. Umur Panen
:
§ 90-100 Hari Setelah Tanam.
Produktivitas
:
§ Rata-rata sekitar 5-9 ton/ha.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
3. Koefisien Teknik Budi Daya Kedelai (Glycine max L.) Varietas
:
§ Wilis, Burangrang, Leuser, Argomulyo, Lawu, Kerinci, Tampomas, Kawi, Galunggung, dan Pangrango.
Syarat Tumbuh
§ Tanaman kedelai tumbuh di daerah tropis/subtropis.
:
§ Curah hujan 100-400 mm/bulan, optimum pada 100-200 mm/bulan. § Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-340 C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-270 C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 300 C. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan tidak terlalu basah dengan pH 5.8-7.0. § Ketinggian tempat yang optimum antara 400 m dpl. : § Kebutuhan benih 20-30 kg/hektar.
Penanaman
§ Kedalaman lubang tugalan 10-15 cm. § Daya tumbuh benih 90%. § Sebelum ditanam, sebaiknya benih dicampur dengan bakteri Rhizobium. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya benih dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G. : § Monokultur : Jarak tanam 20 cm x 30 cm, 40 cm x 15 cm,
Jarak Tanam
40 cm x 20 cm, setiap lubang ditanam 3-4 benih. § Tumpang sari dengan jagung : 30 cm x 30 cm dan jagung 90 cm x 90 cm. Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 2 ton/ha. Pupuk
:
§ Urea=100 kg/ha, SP-36=200 kg/ha dan KCl=150 kg/ha.
Umur Panen
:
§ 75-120 Hari Setelah Tanam.
Produktivitas
:
§ Rata-rata sekitar 1-1.5 ton/ha.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
4. Koefisien Teknik Budi Daya Tomat (Solanum lycopersicum L.) Varietas
:
§ Berlian, Mutiara, Kada, Intan, Ratna, LV, CLN, GH 2, dan GH 4.
Syarat Tumbuh
§ Curah hujan 750-1 250 mm/tahun.
:
§ Suhu yang dikehendaki tanaman tomat pada siang hari adalah 18-290 C dan pada malam hari 10-200 C. § RH 25%. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan mudah merembeskan air dengan pH 5.5-7.0. § Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Pembibitan
:
§ Kebutuhan benih 1-2 benih/lubang, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. § Kedalaman lubang tugalan 1-2 cm. § Daya tumbuh benih 90%. § Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih disemaikan terlebih dahulu di persemaian. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya bibit dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G.
Jarak Tanam
: § Jarak tanam 80 cm x 100 cm, 80 cm x 80 cm, 100 cm x 100 cm. Dapat juga dibuat jarak antarbarisan 100 cm dan di dalam barisan berjarak 50-60 cm.
Penanaman
: § Bibit dipindahtanamkan pada umur 30-45 hari. § Diberi mulsa plastik berwarna hitam-perak atau sisa tanaman yang telah mati. § Kedalaman lubang 15 cm dan diameter 7-8 cm. § Perlu pemasangan ajir setinggi 100-175 cm. § Pengairan teratur.
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 10 ton/ha atau 0.5-1 kg/lubang. Pupuk
:
§ Urea=175 kg/ha, SP-36=350 kg/ha dan KCl=200 kg/ha.
Umur Panen
:
§ 70-100 Hari Setelah Tanam.
Produktivitas
:
§ 5-10 ton/ha.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
5. Koefisien Teknik Budi Daya Pepaya (Carica papaya L.) Varietas
:
§ Pepaya Semangka, Pepaya Burung, IPB I, IPB II.
Syarat Tumbuh
:
§ Curah hujan 1 000-2 000 mm/tahun. § Suhu udara optimum adalah 22-260 C. § RH 40%. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan mudah merembeskan air dengan pH 6.0-7.0. § Tanaman pepaya dapat tumbuh di ketinggian 700-1 000 m dpl.
Pembibitan
:
§ Kebutuhan benih 60 gram/hektar atau 2 000 tanaman. § Benih direndam dahulu di larutan fungisida (Benlate T) 0.5 gram/liter. § Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih disemaikan terlebih dahulu di persemaian. § Kedalaman lubang tugalan 1-2 cm, jarak antarbaris 5-10 cm. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya bibit dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G.
Jarak Tanam
: § Jarak tanam 2 m x 2.5 m dengan ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm.
Penanaman
: § Bibit dipindahtanamkan pada umur 2-3 bulan.
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 10 ton/ha atau 0.5-1 kg/lubang. Pupuk
:
§ Setiap minggu setelah tanam diberi pupuk kimia urea=25 g/tanaman, SP-36=50 g/tanaman, dan KCl=25 g/tanaman. § Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan dengan komposisi urea=50 g/tanaman, SP-36=75 g/tanaman, dan KCl=50 g/tanaman. § Umur 6 bulan dan seterusnya, setiap bulannya diberi pupuk urea=60 g/tanaman, SP-36=75 g/tanaman, dan KCl=75 g/tanaman. § Aplikasi dengan cara melingkari setiap tanaman.
Umur Panen
:
§ 6 bulan setelah tanam, kemudian dapat dipanen setiap 10 hari sekali.
Produktivitas
:
§ 30-150 buah/pohon dengan bobot rata-rata 1-3 kg/buah.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
6. Koefisien Teknik Budi Daya Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Syarat Tumbuh
§ Curah hujan 1 500-2 500 mm/tahun.
:
§ Memerlukan cahaya matahari penuh, tanpa naungan. § Suhu yang dikehendaki tanaman buncis 20-250 C. § RH 55%. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan drainase baik dengan pH 5.5-6.0. § Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Penanaman
: § Kebutuhan benih 2-3 benih/lubang, kemudian ditutup tanah. § Kedalaman lubang tugalan 4-6 cm. § Daya tumbuh benih 80-85%. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya benih dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G. § Perlu pemasangan ajir setinggi 100-175 cm § Pengairan teratur.
Jarak Tanam
: § Jarak tanam 20 cm x 50 cm (lebar) dan 20 cm x 40 cm (sempit).
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 15-20 kg/10 m2 . Pupuk
:
§ Urea=200 kg/ha, SP-36=600 kg/ha dan KCl=120 kg/ha.
Umur Panen
:
§ 60-80 hari setelah tanam.
Periode Panen
: § Secara bertahap setiap 2-3 hari sekali hingga 80 HST.
Produktivitas
:
§ Hingga 15 ton/ha polong segar.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
7. Koefisien Teknik Budi Daya Kangkung (Ipomoea aquatica L.) Varietas
:
§ Kangkung darat : Sutra, Bangkok, dan Reptans.
Syarat Tumbuh
:
§ Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun § Curah hujan 500-5 000 mm/tahun. § Memerlukan naungan agar kualitas serat batangnya baik. § Suhu yang dikehendaki tanaman kangkung 20-250 C. § RH 40%. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan drainase baik dengan pH 5.5-7.0. § Tanaman kangkung dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya.
Penanaman
: § Kebutuhan benih 2-3 benih/lubang, kemudian ditutup tanah. § Kedalaman lubang tugalan 4-6 cm. § Daya tumbuh benih 80-85%. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya benih dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G. § Pengairan teratur.
Jarak Tanam
:
§ Jarak tanam 20 cm x 20 cm.
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 10 ton/ha. Pupuk
:
§ Urea=200 kg/ha, SP-36=200 kg/ha dan KCl=10 kg/ha.
Umur Panen
:
§ 60-80 hari setelah tanam.
Periode Panen
: § Secara bertahap setiap 2 minggu sekali hingga 80 HST.
Produktivitas
:
§ Hingga 12-40 ton/ha.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
8. Koefisien Teknik Budi Daya Bayam (Amaranthus sp. L.) Varietas
:
§ Bayam cabut (Amaranthus tricolor L.)
Syarat Tumbuh
:
§ Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun § Curah hujan 1 000-2 000 mm/tahun. § Memerlukan naungan agar kualitas serat batangnya baik. § Suhu yang dikehendaki tanaman bayam adalah 20-300 C. § RH 60%. § Tanah harus gembur, subur, kaya humus, dan drainase baik dengan pH 6.0-7.0. § Tanaman bayam dapat tumbuh pada elevasi 5-2 000 m dpl.
Penanaman
: § Benih disebar dalam barisan. § Jarak antarbarisan 20 cm. § Daya tumbuh benih 80-85%. § Saat penanaman, sebaiknya benih dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G. § Pengairan teratur.
Jarak Tanam
:
§ Jarak antarbaris 20 cm. § Jarak bedengan 1 m x 15 m.
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 10 ton/ha. Pupuk
:
§ Urea=100 kg/ha, SP-36=50 kg/ha dan KCl=40 kg/ha.
Umur Panen
:
§ 21 hari setelah tanam.
Periode Panen
: § Secara bertahap 3 kali dalam seminggu.
Produktivitas
:
§ Hingga 1 ton/ha /minggu.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
9. Koefisien Teknik Budi Daya Cabai (Capsicum annum L.) Varietas
:
§ Hot Beauty, Hero, Long Chilli, Arimbi, Hibrid TM-999, Hybrid TM-888.
Syarat Tumbuh
§ Curah hujan 1 500-2 500 mm/tahun.
:
§ Intensitas cahaya cukup tinggi. § Suhu yang dikehendaki tanaman cabai adalah 24-280 C. § RH 80%. § Tanah harus gemb ur, subur, kaya humus, dan mudah merembeskan air dengan pH 5.5-6.8. § Tanaman cabai dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 1 400 m dpl Pembibitan
:
§ Kebutuhan benih 1-2 benih/lubang, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. § Kedalaman lubang tugalan 1-2 cm. § Daya tumbuh benih 90%. § Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih disemaikan terlebih dahulu di persemaian. § Saat penanaman, di lubang tanam sebaiknya bibit dicampur dengan insektisida sistemik seperti Furadan 3G.
Jarak Tanam
: § Jarak tanam 40 cm x 60 cm.
Penanaman
: § Bibit dipindahtanamkan pada umur 30-45 hari. § Diberi mulsa plastik berwarna hitam-perak atau sisa tanaman yang telah mati. § Kedalaman lubang 15 cm dan diameter 7-8 cm. § Pengairan teratur.
Dosis dan Aplikasi § Pupuk kandang 10 ton/ha atau 0.2-1 kg/lubang tanam. Pupuk
:
§ Pupuk dasar : urea=5 g/tanaman, SP-36=20 g/tanaman. § Pupuk susulan I (3 MST) : urea=5 g/tanaman, KCl=5 g/tanaman. § Pupuk susulan II (6 MST) : urea=5 g/tanaman, KCl=5 g/tanaman.
Umur Panen
:
§ 75-85 Hari Setelah Tanam.
Produktivitas
:
§ 18-28 ton/ha.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
10. Koefisien Teknik Budi Daya Ayam Ras Pedaging Syarat Lokasi
:
§ Lokasi cukup jauh dari keramaian. § Mudah terjangkau dari pusat pemasaran. § Lokasi bersifat menetap dan tidak mudah terganggu dari keperluan lain.
Syarat Kandang
:
§ Suhu kandang antara 32-350 C. § RH 60-70%. § Kandang harus mendapat sinar matahari pagi. § Ukuran kandang 12 m x 48 m. § Alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering dengan ketebalan 10 cm, diberi kapur dan pasir seperlunya. § Tempat makan dan minum harus tersedia.
Pembibitan
§ Day old chicken (DOC) atau ayam berumur satu hari
:
harus berasal dari induk yang sehat. § Ukuran badan normal dengan berat badan antara 35-40 gram. § Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya. Pakan
: § Jumlah pakan pada fase starter (0-4 minggu) adalah 1 520 gram/ekor. § Jumlah pakan pada fase finisher (30-57 hari) adalah 3 829 gram/ekor. § Pemberian minum untuk fase starter adalah 122.6 liter/hari/100
ekor
dengan
penambahan
gula
50
gram/liter. § Pemberian minum untuk fase finisher adalah 333.4 liter/hari/100 ekor. § Pemberian vaksin pada ternak harus dilakukan secara
Pemeliharaan Ternak
:
§ Pembersihan kandang (sanitasi) dilakukan setiap hari
Pemeliharaan Kandang
teratur dengan dosis yang dianjurkan.
:
terutama setelah panen besar. § Pemberian kapur perlu dilakukan setelah panen besar
§ Pemeliharaan kandang harus mengikuti persyaratan dari poultry shop. Umur panen
:
§ 35-55 hari.
Produktivitas
:
§ Antara 3 000-3 200 ayam/kandang.
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
11. Koefisien Teknik Budi Daya Ikan Mas
Syarat Lokasi
:
§ Lokasi cukup dekat dengan sumber air yang mengalir. § Saluran pemasukan dan pengeluaran air dibatasi dengan saringn kawat atau bambu. § Ketersediaan air mencukupi, baik di musim hujan maupun musim kemarau. § Mudah terjangkau dari pusat pemasaran. § Lokasi bersifat menetap dan tidak mudah terganggu dari keperluan lain.
Pembibitan
§ Bibit ikan mas dibeli dari pasar dengan ukuran 3-5 cm.
:
§ Populasi bibit ikan mas sebanyak 200 ekor/m2 . § Derajat kelangsungan hidup sebesar 60-70%. Pakan
: § Pemberian pakan berupa dedak sebanyak 2-4 kg/ha/hari.
Pemeliharaan
: § Tidak ada persyaratan khusus dalam pemeliharaan ikan.
Umur panen
:
§ 3-4 bulan setelah pendederan.
Produktivitas
:
§ Hingga 520 kg/10 m2 .
Sumber : Disarikan dari CD-ROM Teknologi Tepat Guna: Seri Basis Data Warintek. http://www.ristek.go.id.
Lampiran 4. Resep Menu Makan Asrama TPB-IPB
Resep Menu Makan Asrama TPB-IPB
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
1. Nasi Kukus
No.
Bahan
Bobot
1
Beras
200 g
2
Air mendidih
75 ml
Cara memasak: 1. Dandang diisi 1/3 bagian dengan air, lalu dijerengkan sampai mendidih. 2. Beras yang sudah dicuci dimasukkan ke dalam dandang yang sudah disiram dengan air panas. 3. Ditutup dan dikukus sampai setengah masak, beras dituang dalam baskom dan diaru dengan air sampai mendidih. 4. Jika air sudah meresap semuanya, beras dikukus kembali sampai masak.
2. Telur Ceplok Mata Sapi
No
Bahan
Jumlah/Berat
1
Telur
2
Garam halus
5g
3
Lada halus
5g
4
Minyak
Keterangan
1 butir
50 ml
Untuk menggoreng telur
Cara memasak : 1. Minyak dipanaskan. 2. Kulit telur dipecah, isi telur dimasukkan ke minyak panas sambil disiram minyak di atas telur. 3. Atasnya ditaburi garam dan lada.
3. Sup Sayuran
No
Bahan
Bobot
Keterangan
1
Daging sapi
400 g
Ambil bagian dada atau yang ada lemak kerasnya.
2
Kaldu sapi
2.5 l
Disaring
3
Kentang
150 g
Dipotong kotak-kotak kecil
4
Wortel
150 g
Dikupas dan diiris bulat-bulat
5
Kol
100 g
Dipotong segi empat
6
Buncis
75 g
Dipotong kecil-kecil
7
Tomat
8
Kacang kapri
9
Garam
5g
10
Merica
10 g
11
Vetsin
5g
12
Pala halus
10 g
13
Daun bawang
40 g
14
Seledri
15 g
15
Bawang goreng
5g
2 buah. Diiris bundar-bundar 100 g
Dibersihkan dan diambil yang muda
Dipotong pendek
Cara memasak: 1. Bersihkan dan cuci bersih bahan. 2. Rebus daging sampai lunak, lalu dipotong dalam bentuk kotak-kotak kecil. Saring kaldunya sebanyak 2.5 l. 3. Didihkan lagi kaldu dalam panci, masukkan wortel, kol, buncis, kacang kapri, rebus sampai matang. 4. Tambahkan tomat, kentang, daun bawang, merica, vetsin dan pala halus secukupnya. 5. Sajikan dengan irisan seledri dan bawang goreng di atasnya.
4. Sayur Tumis Kangkung
No.
Bahan
Bobot
Keterangan
1
Bawang putih
1 siung
Dirajang halus
2
Bawang merah
2 butir
Dirajang halus
3
Telur puyuh rebus
4
Kangkung
3-5 ikat
5
Garam
5-10 g
6
Kecap asin
7
Air
8
Minyak sayur
6-10 butir Dibersihkan
5 ml 300 ml 20-30 ml
Untuk menumis
Cara memasak: 1. Bersihkan dan cuci bahan. 2. Tuang minyak sayur ke penggorengan lalu panaskan. 3. Tumis bawang merah dan putih sampai warnanya kecoklatan. 4. Masukkan kangkung dan telur puyuh, lalu masukkan garam, kecap asin, dan air. 5. Tutup penggorengan kurang lebih 5 menit atau sampai kangkung menjadi layu. 6. Angkat dan siap dihidangkan. 7. Sajikan panas-panas. Sumber : www.melroseflowers.com/mkic/resep/sayur/oseng_oseng_kangkung.html , 20 Desember 2005.
5. Tempe -Tahu Goreng
No. 1
Bahan Tempe/Tahu
Bobot
Keterangan
15 potong dan berat per potong
Digaris-garis dengan pisau
25 g 2
Bawang putih
4 siung
Dihaluskan dan diberi air
3
Garam
10 g
setengah gelas
4
Minyak goreng
50 ml
Cara memasak: 1. Tempe/tahu dimasukkan ke dalam cairan bumbu, lalu digoreng sampai masak.
6. Perkedel Jagung
No.
Bahan
Bobot
Keterangan
1
Jagung manis
4 buah
Berukuran sedang, sisir tipis
2
Udang tipis
100 g
Udang dikupas
3
Daun bawang
4
Telur ayam besar
1 butir
5
Tepung terigu
100 g
6
Gula pasir
10 g
7
Merica halus
5g
8
Ketumbar
5g
9
Garam
5g
10
Minyak goreng
100 ml
11
Bawang merah
4 butir
12
Bawang putih
2 siung
13
Kencur
1 cm
14
Kemiri
2 butir
2 batang
Cara memasak: 1. Semua bahan dicampur rata.
Diiris kecil-kecil
Dihaluskan
2. Goreng adonan sesendok demi sesendok dengan api sedang sampai berwarna coklat muda. 3. Tiriskan. Untuk 12 potong (Sumber: Intisari Menu Sehat, Gramedia 02/Th 2004)
7. Ayam Panggang Kecap
No.
Bahan
Bobot
1
Ayam segar
1 ekor (8 kg)
2
Margarin
10-20 g
3
Bawang merah
4 butir
4
Bawang putih
2 siung
5
Kencur
6
Cabai merah
7
Cabai rawit
8
Kecap manis
20 ml
9
Lengkuas
1 cm
10
Daun salam
11
Air
200 ml
12
Mentimun
4 buah
1 ruas jari 2 buah
Keterangan Berukuran sedang, dibersihkan, belah dadanya
Bersihkan Buang bijinya Kalau suka
Memarkan
4 lembar
Cara memasak: 1. Panggang ayam setengah matang, sambil diolesi sedikit margarin. 2. Tumis bumbu-bumbu dengan maegarin sampai harum. 3. Masukkan air jeruk dan kecap manis, aduk rata. 4. Masukkan ayam panggang, aduk sebentar. 5. Masukkan air, daun salam dan lengkuas. Didihkan sampai air asat. 6. Saat akan disajikan, singkirkan daun salam dan lengkuasnya. Santap dengan lalap mentimun.
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jenis Kelamin L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
Bobot Badan (Kg) 56 51 54 47 52 61 54 55 53 49 53 78 61 55.5 50 55 56 53 56 55 50 55 49.5 64 47
Tinggi Badan (cm) 170 170 175 168 173 167 168 165 171 160 155 176 171 163 178 169 168 164 168 163 174 175 161 181 165
Umur (Thn) 19 18 19 19 18 19 18 18 19 19 18 18 18 19 19 19 18 19 18 18 19 18 19 18 19
Jenis Kegiatan
3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3
Berat Ringan Sedang Berat Sedang Ringan Sedang Sedang Ringan Sedang Berat Berat Berat Berat Berat Ringan Sedang Sedang Ringan Ringan Berat Berat Berat Berat Berat
Faktor Aktivitas 2.10 1.56 1.76 2.10 1.76 1.56 1.76 1.76 1.56 1.76 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 1.56 1.76 1.76 1.56 1.56 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
AMB (Kkal/hari) 1 535.80 1 459.30 1 505.20 1 398.10 1 474.60 1 612.30 1 505.20 1 520.50 1 489.90 1 428.70 1 489.90 1 872.40 1 612.30 1 528.15 1 444.00 1 520.50 1 535.80 1 489.90 1 535.80 1 520.50 1 444.00 1 520.50 1 436.35 1 658.20 1 398.10
Kebutuhan Energi (Kkal) 3 225 2 277 2 649 2 936 2 595 2 515 2 649 2 676 2 324 2 515 3 129 3 932 3 386 3 209 3 032 2 372 2 703 2 622 2 396 2 372 3 032 3 193 3 016 3 482 2 936
IMT
Status Gizi
19.38 17.65 17.63 16.65 17.37 21.87 19.13 20.20 18.13 19.14 22.06 25.18 20.86 20.89 15.78 19.26 19.84 19.71 19.84 20.70 16.51 17.96 19.10 19.54 17.26
Normal Kurus Kurus Sangat Kurus Kurus Normal Normal Normal Kurus Normal Normal Gemuk Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Kurus Normal Normal Kurus
Tabel bersambung
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 26 L 56 169 19 2 Sedang 1.76 27 L 65 168 19 1 Ringan 1.56 28 L 60 163 19 3 Berat 2.10 29 L 54 163 18 3 Berat 2.10 30 L 45 167 17 2 Sedang 1.76 31 L 75 174 18 3 Berat 2.10 32 L 65 174 19 2 Sedang 1.76 33 L 62 175 18 3 Berat 2.10 34 L 52 170 19 1 Ringan 1.56 35 L 48 158 19 1 Ringan 1.56 36 L 49 175 18 2 Sedang 1.76 37 L 51 160 19 2 Sedang 1.76 38 L 51 164.5 20 3 Berat 2.10 39 L 53.5 175 20 1 Ringan 1.56 40 L 53 172 18 1 Ringan 1.56 41 L 52 169 19 3 Berat 2.10 42 L 85 170 18 3 Berat 2.10 43 L 53 167 19 1 Ringan 1.56 44 L 58 168 19 2 Sedang 1.76 45 L 45 168 18 3 Berat 2.10 46 L 51 162 19 3 Berat 2.10 47 L 50 166 18 3 Berat 2.10 48 L 55 165 19 3 Berat 2.10 49 L 52 165 19 2 Sedang 1.76 50 L 51 165 19 1 Ringan 1.56 51 L 47 163 18 3 Berat 2.10 52 L 75 168 19 3 Berat 2.10 53 L 60 170 19 3 Berat 2.10 54 L 55 183 18 2 Sedang 1.76 55 L 83 169 19 2 Sedang 1.76 56 L 52 161 19 3 Berat 2.10
1 535.80 1 673.50 1 597.00 1 505.20 1 367.50 1 826.50 1 673.50 1 627.60 1 474.60 1 413.40 1 428.70 1 459.30 1 459.30 1 497.55 1 489.90 1 474.60 1 979.50 1 489.90 1 566.40 1 367.50 1 459.30 1 444.00 1 520.50 1 474.60 1 459.30 1 398.10 1 826.50 1 597.00 1 520.50 1 948.90 1 474.60
2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3
703 611 354 161 407 836 945 418 300 205 515 568 065 336 324 097 157 324 757 872 065 032 193 595 277 936 836 354 676 430 097
19.61 23.03 22.58 20.32 16.14 24.77 21.47 20.24 17.99 19.23 16.00 19.92 18.85 17.47 17.92 18.21 29.41 19.00 20.55 15.94 19.43 18.14 20.20 19.10 18.73 17.69 26.57 20.76 16.42 29.06 20.06
Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Normal Kurus Normal Sangat Kurus Normal Normal Kurus Kurus Kurus Gemuk Sekali Normal Normal Sangat Kurus Normal Kurus Normal Normal Normal Kurus Gemuk Normal Sangat Kurus Gemuk Sekali Normal
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
50 53 52 54 50 50 51 55 55 43 55 45 44 60 53 55 53 50 55 56 52 48 55 55 60 48 65 45 68 65 41
165 163 172 167 163 173 167 165 165 157 165 145 165 170 165 172.5 162 173 171 172 171 161 160 170 175 160 172 168 174 175 150
19 19 18 18 19 19 20 19 18 19 19 20 18 18 19 19 18 20 18 18 18 19 19 18 18 19 18 18 18 19 20
3 3 1 1 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 1 1 3 3 1 3 3 3 2 1
Berat Berat Ringan Ringan Sedang Ringan Sedang Sedang Berat Berat Berat Sedang Berat Sedang Berat Berat Berat Berat Sedang Ringan Sedang Ringan Ringan Berat Berat Ringan Berat Berat Berat Sedang Ringan
2.10 2.10 1.56 1.56 1.76 1.56 1.76 1.76 2.10 2.10 2.10 1.76 2.10 1.76 2.10 2.10 2.10 2.10 1.76 1.56 1.76 1.56 1.56 2.10 2.10 1.56 2.10 2.10 2.10 1.76 1.56
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
444.00 489.90 474.60 505.20 444.00 444.00 459.30 520.50 520.50 336.90 520.50 367.50 352.20 597.00 489.90 520.50 489.90 444.00 520.50 535.80 474.60 413.40 520.50 520.50 597.00 413.40 673.50 367.50 719.40 673.50 306.30
3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2
032 129 300 348 541 253 568 676 193 807 193 407 840 811 129 193 129 032 676 396 595 205 372 193 354 205 514 872 611 945 038
18.37 19.95 17.58 19.36 18.82 16.71 18.29 20.20 20.20 17.44 20.20 21.40 16.16 20.76 19.47 18.48 20.20 16.71 18.81 18.93 17.78 18.52 21.48 19.03 19.59 18.75 21.97 15.94 22.46 21.22 18.22
Kurus Normal Kurus Normal Normal Sangat Kurus Kurus Normal Normal Kurus Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Kurus
Tabel bersambung
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
L L L L L L L L L L L L L P P P P P P P P P P P P P P P P P P
50 50 52 49 60 50 51 40 65 40 50 47 63 56 55 55 56 39 44.5 55 55 51 44 48 45 55 54 47 45 46.5 48
168 168 175 168 171 170 174 173 172 169 172 170 172 161 154 162 158 150 162 162 168 161 152 164 162 166 167 158 150 157 158
18 22 18 17 17 18 18 18 19 19 19 19 18 19 17 18 18 19 19 17 19 19 19 18 19 18 19 18 19 18 18
3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Berat Berat Berat Berat Berat Ringan Berat Ringan Berat Berat Berat Berat Sedang Berat Berat Ringan Berat Berat Berat Sedang Sedang Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Sedang
2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 1.56 2.10 1.56 2.10 2.10 2.10 2.10 1.76 2.00 2.00 1.55 2.00 2.00 2.00 1.70 1.70 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.70
1 444.00 1 444.00 1 474.60 1 428.70 1 597.00 1 444.00 1 459.30 1 291.00 1 673.50 1 291.00 1 444.00 1 398.10 1 642.90 1 319.20 1 304.50 1 304.50 1 319.20 1 069.30 1 150.15 1 304.50 1 304.50 1 245.70 1 142.80 1 201.60 1 157.50 1 304.50 1 289.80 1 186.90 1 157.50 1 179.55 1 201.60
3 032 3 032 3 097 3 000 3 354 2 253 3 065 2 014 3 514 2 711 3 032 2 936 2 892 2 638 2 609 2 022 2 638 2 139 2 300 2 218 2 218 2 491 2 286 2 403 2 315 2 609 2 580 2 374 2 315 2 359 2 043
17.72 17.72 16.98 17.36 20.52 17.30 16.85 13.36 21.97 14.01 16.90 16.26 21.30 21.60 23.19 20.96 22.43 17.33 16.96 20.96 19.49 19.68 19.04 17.85 17.15 19.96 19.36 18.83 20.00 18.86 19.23
Kurus Kurus Kurus Kurus Normal Kurus Sangat Kurus Sangat Kurus Normal Sangat Kurus Sangat Kurus Sangat Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Tabel bersambung
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
52 45 47.5 44 49 47 47.5 48.5 46 60.5 47 59 48 45 67 43 44 46 53 48 63 53 45 49 58 45 49 46 67 44 50
152 158 166 163 158 153 162 153 152 160 156 161 155 154 165 164 155 159 154 157 167 156 164 159 162 153 161.5 160 170 158.5 159
19 19 18 18 19 17 18 18 19 18 18 18 19 19 18 19 18 19 18 18 20 19 19 19 19 19 19 17 19 19 19
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 2 1 3 3 1 1 3 3 3 3
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Ringan Ringan Berat Berat Berat Berat Ringan Sedang Ringan Berat Berat Ringan Ringan Berat Berat Berat Berat
2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.55 1.55 2.00 2.00 2.00 2.00 1.55 1.70 1.55 2.00 2.00 1.55 1.55 2.00 2.00 2.00 2.00
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
260.40 157.50 194.25 142.80 216.30 186.90 194.25 208.95 172.20 385.35 186.90 363.30 201.60 157.50 480.90 128.10 142.80 172.20 275.10 201.60 422.10 275.10 157.50 216.30 348.60 157.50 216.30 172.20 480.90 142.80 231.00
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2
521 315 389 286 433 374 389 418 344 771 374 727 403 315 295 749 286 344 550 403 204 168 794 433 697 794 885 344 962 286 462
22.51 18.03 17.24 16.56 19.63 20.08 18.10 20.72 19.91 23.63 19.31 22.76 19.98 18.97 24.61 15.99 18.31 18.20 22.35 19.47 22.59 21.78 16.73 19.38 22.10 19.22 18.79 17.97 23.18 17.51 19.78
Normal Kurus Kurus Sangat Kurus Normal Normal Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Kurus Normal
Tabel bersambung
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
49 42 45.5 46 52 55 55 39 58 49 41 51 50 39 48 44 51 42 43 57 49 54 49 48 47 48 46 48 52 50 47
122.5 156 155 155 162 158 154 151 160 155 167 169 163 154 158 149 160 162 153 164 165 159 164 155 154 162 162 148 161 157 156
18 19 19 18 18 19 19 19 18 19 19 18 19 19 18 19 18 18 19 19 19 19 19 20 19 20 19 18 18 18 19
3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3
Berat Berat Berat Berat Sedang Ringan Berat Sedang Sedang Berat Sedang Berat Berat Berat Berat Ringan Berat Berat Sedang Sedang Berat Ringan Ringan Berat Ringan Ringan Berat Ringan Berat Berat Berat
2.00 2.00 2.00 2.00 1.70 1.55 2.00 1.70 1.70 2.00 1.70 2.00 2.00 2.00 2.00 1.55 2.00 2.00 1.70 1.70 2.00 1.55 1.55 2.00 1.55 1.55 2.00 1.55 2.00 2.00 2.00
1 216.30 1 113.40 1 164.85 1 172.20 1 260.40 1 304.50 1 304.50 1 069.30 1 348.60 1 216.30 1 098.70 1 245.70 1 231.00 1 069.30 1 201.60 1 142.80 1 245.70 1 113.40 1 128.10 1 333.90 1 216.30 1 289.80 1 216.30 1 201.60 1 186.90 1 201.60 1 172.20 1 201.60 1 260.40 1 231.00 1 186.90
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2
433 227 330 344 143 022 609 818 293 433 868 491 462 139 403 771 491 227 918 268 433 999 885 403 840 862 344 862 521 462 374
32.65 17.26 18.94 19.15 19.81 22.03 23.19 17.10 22.66 20.40 14.70 17.86 18.82 16.44 19.23 19.82 19.92 16.00 18.37 21.19 18.00 21.36 18.22 19.98 19.82 18.29 17.53 21.91 20.06 20.28 19.31
Gemuk Sekali Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Normal Sangat Kurus Kurus Normal Sangat Kurus Normal Normal Normal Sangat Kurus Kurus Normal Kurus Normal Kurus Normal Normal Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal
Tabel bersambung
Tabel Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun 2004-2005 (lanjutan) 181 P 51 182 P 51 183 P 60 184 P 56 185 P 42 186 P 49 187 P 50 188 P 33 189 P 54 190 P 44 191 P 56.5 192 P 53 193 P 47 194 P 39 195 P 50 196 P 48 197 P 50 198 P 46 199 P 48 200 P 46 Rata-rata kebutuhan kalori (kkal)
158 158 155 163 168 151 149 142 166 155 157 189 162 150 146 155 158 158 157 150
19 18 18 19 18 18 19 19 18 19 19 18 18 19 19 19 18 19 19 19
3 3 3 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2
Berat Berat Berat Ringan Berat Sedang Ringan Sedang Berat Berat Sedang Sedang Sedang Ringan Berat Berat Berat Berat Sedang Sedang
2.00 2.00 2.00 1.55 2.00 1.70 1.55 1.70 2.00 2.00 1.70 1.70 1.70 1.55 2.00 2.00 2.00 2.00 1.70 1.70
1 245.70 1 245.70 1 378.00 1 319.20 1 113.40 1 216.30 1 231.00 981.10 1 289.80 1 142.80 1 326.55 1 275.10 1 186.90 1 069.30 1 231.00 1 201.60 1 231.00 1 172.20 1 201.60 1 172.20
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2
491 491 756 045 227 068 908 668 580 286 255 168 018 657 462 403 462 344 043 993 572
20.43 20.43 24.97 21.08 14.88 21.49 22.52 16.37 19.60 18.31 22.92 14.84 17.91 17.33 23.46 19.98 20.03 18.43 19.47 20.44
Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Sangat Kurus Normal Kurus Normal Sangat Kurus Kurus Kurus Normal Normal Normal Kurus Normal Normal
Tabel Lampiran 2. Hasil Survei Petani di Sekitar Kampus IPB, Darmaga
Peubah 1. Umur : (thn) a. 30-40 b. 41-49 c. = 50 2. Jumlah Keluarga : (orang) a. = 4 b. 5-7 c. = 8 3. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SLTP c. = SLTA 4. Status Kepemilikan Lahan : a. Sewa b. Paro c. Milik 5. Luas Lahan : (m2 ) a. = 10 000 b. 5 000-9 999 c. 2 000-4 999 d. < 2 000 6. Pola Tanam a. Padi-Padi-Palawija b. Padi-Palawija-Palawija c. Palawija-Palawija-Palawija 7. Kelompok Tani a. Mengikuti Kelompok Tani b. Tidak Mengikuti
n=30
Persentase %
5 8 17
17 27 57
6 14 10
20 47 33
17 3 10
57 10 33
8 11 11
27 37 37
7 6 12 5
23 20 40 17
9 5 16
30 17 53
3 27
10 90
Tabel Lampiran 3. Pedoman Menu Makan Sehari-Hari Menurut Kelompok Umur Remaja Kelompok Umur
Makanan Pokok
Lauk Pauk
Sayur
Buah
Kudapan
10-12
3 Pm
2 Pl
1 Ps
1 Pb
½ Pk
13-15
4 Pm
2 Pl
1 Ps
1 Pb
1 Pk
16-19
4 Pm
2 Pl
2 Ps
1 Pb
1 Pk
10-12
3 Pm
2 Pl
1 Ps
1 Pb
½ Pk
13-15
3 Pm
3 Pl
1 Ps
1 Pb
1 Pk
16-19
3 Pm
2 Pl
2 Ps
1 Pb
1 Pk
Laki-Laki Remaja:
Wanita Remaja:
Sumber : Hardinsyah dan Briawan (1994) Keterangan : 1 Pm = Satu porsi makanan pokok = 100 gram beras = 200 gram nasi 1 Pl = Satu porsi lauk pauk = 50 gram lauk pauk 1 Ps = Satu porsi sayur hijau = 100 gram sayur 1 Pb = Satu porsi buah = 100 gram buah 1 Pk = Satu porsi kudapan atau jajanan = mengandung 150-250 kalori
Tabel Lampiran 4. Daftar Menu Makan Alternatif Ke-1 Menu
Bobot
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
(kkal)
(g)
(g)
(g)
Nasi
800 gram
1 440
27.2
2.8
315.6
Ati ayam goreng
100 gram
77
13.8
1.9
0.7
Sayur bayam
75 gram
17.25
1
0.68
2.78
Tempe goreng
50 gram
164
9.2
11.6
0.6
Pepaya
100 gram
46
0.5
0
12.2
Kudapan
120 gram
264
2.8
2.8
7.6
2 008.25
55.5
19.78
339.48
Total
Sumber : Hardinsyah dan Briawan (1994)
Tabel Lampiran 5. Daftar Menu Makan Alternatif Ke-2 Menu
Bobot
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
(kkal)
(g)
(g)
(g)
Nasi
800 gram
1 440
27.2
2.8
315.6
Ayam goreng
75 gram
302
18.2
25
0
Sayur Sup
150 gram
112
2.29
5.6
13.02
Tahu goreng
50 gram
64
2.8
5.6
0.6
Pepaya
100 gram
46
0.5
0
12.2
Kudapan
120 gram
264
2.8
2.8
7.6
2 228
53.79
41.8
349.02
Total Sumber : Hardinsyah dan Briawan (1994)
Tabel Lampiran 6. Data Klimatologi Darmaga, Bogor, Tahun 2004 BULAN
TEMPERATUR (C) WAKTU PENGAMATAN MAKSIMUM 07.00 13.00 18.00 RT2 RT2 ABS 23.4 29.9 25.9 25.6 30.9 32.6 23.3 28.2 26.2 25.3 30.3 32.5 23.3 30.1 26.5 25.8 31.8 35.2 23.7 31.4 26.5 26.3 32.6 35.0 23.4 31.0 26.4 26.1 32.4 33.9 21.9 30.7 27.2 25.4 31.9 33.9 22.3 30.4 27.0 25.5 31.7 33.1 21.7 31.3 28.3 25.7 32.5 33.8 22.6 31.5 26.5 25.8 32.5 33.3 22.9 32.0 27.3 26.3 33.1 33.8 23.6 31.2 26.2 26.1 32.0 33.7 23.5 30.0 26.2 25.8 30.7 34.1 276 367 320 310 382 405 23.0 30.7 26.7 25.8 32.0 33.7
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JML RATA2
Keterangan : RT2 ABS LP KA CH HH
: : : : : :
Rata-rata Absolut Lama Penyinaran Kecepatan Angin Curah Hujan Hari Hujan
MINIMUM RT2 ABS 22.5 21.2 22.9 20.7 23.0 22.0 23.2 22.0 23.1 20.5 21.7 18.0 22.2 20.5 21.4 20.5 22.3 21.0 22.4 21.0 26.1 22.5 23.1 20.8 274 250.7 22.8 20.9
KELEMBABAN NISBI PENGWAKTU PENGAMATAN UAPAN 07.00 13.00 18.00 96 71 88 4.2 97 77 87 3.3 94 69 84 4.3 96 65 88 4.7 96 66 85 4.0 94 60 78 3.5 95 63 81 3.5 92 52 70 4.3 95 58 81 4.7 92 56 79 4.7 95 66 87 4.2 95 69 86 3.5 1136.6 772.9 995.2 48.7 95 64 83 4.1
LP
KA
HH
CH
57 30 53 76 70 75 79 87 82 88 64 35 794.7 69.0
2.1 1.8 2.3 2.3 1.7 1.8 1.7 2.1 2.2 2.3 2.3 2.3 24.8 2.0
26 28 24 25 23 13 15 6 22 21 27 25 255 21
404 327 432 640 374 169 209 166 392 277 401 432 4221 351.8
Tabel Lampiran 7. (klik di sini) Tabel Lampiran 8. (klik di sini) Tabel Lampiran 9. (klik di sini) Tabel Lampiran 10. (klik di sini) Tabel Lampiran 11. (klik di sini) Tabel Lampiran 12. (klik di sini) Tabel Lampiran 13. (klik di sini) Tabel Lampiran 14. (klik di sini) Tabel Lampiran 15. (klik di sini) Tabel Lampiran 16. (klik di sini)
Tabel Lampiran 17. Analisis dan Konversi Kebutuhan Pangan Mahasiswa Asrama dengan Faktor Koreksi
No.
Jenis Pangan
Kebutuhan
Satuan
Konversi ke-
per Porsi
Kebutuhan per hari ** (g)
(kg)
FK****
Luas Lahan yang Dibutuhkan (ha)
1
Beras***
400
gram
Padi 4)
1200000
1846
0.83
41.43
2
Tempe*
25
gram
Kedelai 2)
150000
150
0.43
11.77
3
Tahu*
25
gram
Kedelai 3)
300000
300
4
Telur ayam
1
buah
Telur ayam 1)
3000
butir
5
Kentang
150
gram
Kentang
450000
450
6
Wortel
150
gram
Wortel
450000
450
7
Kol
100
gram
Kol
300000
300
8
Buncis
75
gram
Buncis 2)
225000
225
0.52
2.14
9
Tomat
100
gram
Tomat
2)
300000
300
0.52
1.78
120000
120
10
Daun bawang
40
gram
Daun bawang
11
Seledri
15
gram
Seledri
12
Jagung
150
gram
13
Pepaya
100
14
Daging ayam
15
Kangkung
16
Cabai
17
0.48
45000
45
Jagung 1)
450000
450
0.48
5.26
gram
Buah papaya 2)
300000
300
0.57
2.08
60
gram
Ayam pedaging 2)
180000
180
0.3
100
gram
Kangkung 3)
300000
300
0.21
1
gram
Cabai merah 3)
Bayam
100
gram
Bayam 2)
300000
300
0.16
18
Susu
100
ml
Susu sapi 1)
300000
300
0.26
19
Ikan mas
100
gram
Ikan mas 3)
300000
300
0.17
Keterangan : * 1 kg tempe = 2 kg kedelai 1 kg tahu = 4 kg kedelai (Sudaryanto et al., 1994) ** Kebutuhan total untuk 3000 orang mahasiswa per hari *** Rendemen beras giling = 65% **** Faktor koreksi (FK) berdasakan preeferensi menu makan hasil survei asrama (Gambar 2, 3, dan 4) 1) FK berdasarkan preferensi menu makan pagi 2) FK berdasarkan preferensi menu makan siang 3) FK berdasarkan preferensi menu makan malam 4) FK berdasarkan rata-rata preferensi menu makan pagi, siang, dan malam
3000
3
0.51 0.03 0.58
U Skala 1 : 24 000
Blok Situ Burung
Jagung/ Kedelai
Situ Burung
Keterangan : : Kantor dan Lapangan Jemur
: Lokasi Kebun Produksi (4 Ha)
Luas keseluruhan : 7 ha
Gambar Lampiran 1. Sketsa Kebun Produksi IPB, Cikarawang (Sumber : UPT Kebun Percobaan IPB)
Jagung
B
A1 A2
B A3
A4
Keterangan :
Tanpa Skala
Luas kebun dalam rancangan : 4 ha : Kolam ikan : Kandang ayam
B A1-A4
: Lahan basah (padi) : Lahan kering (palawija)
Gambar Lampiran 2. Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Cikarawang
Keterangan :
: Blok B (0.91 ha) : Blok C (0.79 ha) : Blok A (3.02 ha) : Blok D (0.60 ha) : Blok E (1.1 ha, Agro Teko) : Saluran Irigasi
Skala 1 : 24 000
Gambar Lampiran 3. Sketsa Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru (Sumber : UPT Kebun Percobaan IPB)
Keterangan :
Tanpa Skala
: Tanaman padi sawah : Tanaman tahunan (lamtoro) : Tanaman pinggir/teras (rumput gajah)
Gambar Lampiran 4. Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru
PASAR
KEBUN PRODUKSI IPB
PENGELOLA KEBUN PRODUKSI IPB
LAHAN PERTANIAN MILIK PETANI
PENGELOLA KATERING ASRAMA
PANGAN MAHASISWA ASRAMA
Gambar Lampiran 5. Organisasi Pengadaan Pangan Asrama dengan Melibatkan Lahan Pertanian Milik Petani Keterangan : Pengelola kebun produksi IPB bertindak sebagai regulator yang akan menentukan output dari kebun produksi IPB maupun dari lahan pertanian milik petani. Pengelola kebun produksi IPB juga bertindak sebagai pemasok sarana-sarana produksi pertanian dan teknologi produksinya ke kebun produksi IPB dan petani-petani yang menjadi mitra. Selanjutnya, hasil pertanian dari kedua kebun tersebut ditentukan oleh pengelola kebun produksi, apakah dijual ke pasar atau di olah lebih lanjut oleh pengelola katering asrama untuk dijadikan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB.