PERANCANGAN INTERIOR PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MOORYATI SOEDIBYO
ERMA TRIASTUTI PARAMITA Alamat : Wisma Pondok Aren Jl. Kasuari Blok A no.16, Tanggerang 15224 Telp : 087877162808 Email :
[email protected] Nama : Erma Triastuti Paramita Nama Dosen :Dra. Atridia Wilastrina, M.Ds Dila Hendrassukma, S.Sn., M.Ds
ABSTRAK
Permintaan pasar yang semakin tinggi dalam industri kecantikan tidak hanya berdampak pada tingginya permintaan akan produk kecantikan tetapi juga membutuhkan wadah untuk pengembangan sumber daya manusia sebagai tenaga profesional. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo sebagai wadah untuk pengembangan tenaga profesional berkaitan erat dengan tradisi dari keraton Surakarta. Dengan tingginya antusias masyarakat tidak dibarengi dengan fasilitas yang ada tetapi dengan penataan ruang yang baik dapat memenuhi seluruh aktifitas yang dibutuhkan. Dengan menggunakan metode survey, wawancara dan data literatur didapat permasalahan pada lembaga pendidikan. Bagaimana menciptakan atmosfir yang diharapkan dapat menimbulkan kreativitas dan rasa antusias serta elemen estetik yang dapat mewakili citra dari lembaga pendidikan tersebut. Permasalahan dapat diselesaikan dengan pemilihan karakter warna yang tepat serta elemen estetik yang memiliki kesamaan karakter antara lembaga pendidikan dengan tradisinya. Karena itu peranan desain interior sangat diperlukan untuk menghasilkan sebuah rancangan yang tidak hanya menampilkan suatu tampilan yang indah melainkan juga fungsi yang diberikan.
Kata Kunci: Jakarta, Kecantikan, Keraton Surakarta, Lembaga Pendidikan
ABSTRACT
Keep increasing demands in industrial beauty not only affected high demands in beauty products but also a need of an institution to develop human resources to be a beautician professionals. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo is an institution that provide training and development for those professional beautician that linked closely with the tradition heritage of Keraton Surakarta. High demand for a well trained beautician professional from this institution is there , with current on going training and development class running in normal page. Notice that a lack in answering public antusiasm to participate in such trainings and developments , is the absent of the institution to provide a special environment of training facilities with appropriate design of comfortable classrooms and other supporting areas. Adopting survey method, interview ,and literatures , problems within the institution can be carefully identified. Creating of an area with surrounding atmosphere and elements of aestetics which can boost the creativity and antusiasm that will specifically represents image of the institution. The initial problems can be minimized by adopting the right color with appropriate characters to be combined with aestetic elements having similar characters between the institution with it traditions heritage. In obtaining a comprehensive plan in term of good design but also an appropriate functions, than adopting an idea of interior designer will be practicaly important.
Keywords : Institution, Jakarta, Beauty, Keraton Surakarta
PENDAHULUAN
Sebagian besar wanita Indonesia saat ini sudah memahami bahwa kecantikan yang telah diberikan sepatutnya dijaga dan dipelihara. Dengan adanya kesadaran untuk merawat kecantikan diri dan sesama serta gairah untuk mendalami ilmu kecantikan itu sendiri menjadikan sekolah kecantikan menjadi salah satu sekolah dengan pendidikan non-formal yang dipilih oleh banyak wanita maupun pria di Indonesia. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo atau yang juga di kenal sebagai LPPMS sebagai salah satu pelopor lembaga pendidikan kecantikan di Indonesia pada perkembangannya membawa kemajuan besar dalam mencetak insan kreatif yang professional dan bermutu international. Dibawah bimbingan Ibu BRA. Mooryati Soedibyo, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo ini semakin berkembang maju dilihat dari akreditasi yang telah diperoleh. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo sebagai lembaga pendidikan resmi yang semula hanya memiliki program pendidikan terfokus pada bidang kecantikan atau hard skills dikembangkan lebih luas dan profesional. Sejalan dengan perkembangannya LPPMS memiliki program soft skills training untuk menunjang perusahaan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusianya terlebih juga untuk menunjang pelayanan kepuasaan pelanggan. Ruang Lingkup Permasalahan, bagaimana merancang interior Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo agar
memiliki tata ruang dan sirkulasi yang baik untuk
memfasilitasi segala aktifitas yang ada, bagaimana menciptakan atmosfir Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo yang diharapkan dapat menimbulkan kreativitas dan rasa antusias untuk menghasilkan tenaga professional, bagaimana menciptakan elemen estetik pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo yang dapat mewakili citra dari lembaga pendidikan yang bersangkutan. Redesain Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo bertujuan sebagai berikut : •
Berperan dalam mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan kecantikan di kota Jakarta yang memiliki fasilitas terlengkap.
•
Dapat menjadi sarana yang menunjang seluruh program pendidikan secara professional, khususnya bagi masyarakat yang berminat menekuni dunia kecantikan seperti tata rias/make up, hair do, spa, massage dan lainnya.
•
Penerapan desain interior yang tercapai diharapkan dapat mendukung aktivitas pengguna didalamnya, sehingga terjadi saling dukung antara pengguna dan ruang serta isinya.
METODE PENELITIAN
A. Literatur Pencarian data melalui literatur untuk memperoleh data-data yang baku dan benar yang dapat digunakan sebagai patokan dasar dalam pembahasan mengenai proyek Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo. Mulai dari jenis, fungsi, sistem sekolah dan semua hal yang berhubungan dengan sekolah kecantikan yang akan membantu dalam perancangan interior, dari sumber-sumber yang tersedia seperti buku referensi, jurnal, internet dan brosur.
B. Metode wawancara Wawancara dilakukan kepada staff, pengajar, pelajar serta pengunjung, yang dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dengan bertanya secara lisan. Agar terjadi interaksi langsung apabila terjadi hal yang tidak sesuai dengan rencana, prosedur, aturan yang berlaku untuk peranan perencanaan interior Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo yang menjadi proyek tugas akhir. C. Observasi Mengamati secara langsung tentang aktifitas yang biasa dilakukan pelajar, pengajar, pengunjung serta staf pendukung dan mengamati kondisi fisik bangunan sekolah kecantikan.
D. Konsultasi teknis (asistensi) Pelaksanaan dilakukan dengan dosen pembimbing dan narasumber yang terkait untuk berkonsultasi tentang data, analisa data, dan proses perencanaanya.
HASIL DAN BAHASAN
4.1
Konsep Perancangan
Diagram 4.1 Mind Map (Sumber : Penulis) Dari mind map diatas terlihat bahwa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo sebagai sebuah lembaga pendidikan tidak lepas dari pengaruh Ibu BRA. Mooryati Soedibyo sebagai pendiri yang lahir dan besar dilingkungan Keraton Surakarta. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo sebagai wadah pengembangan sumber daya manusia tetap menggunakan produk-produk dari brand PT. Mustika Ratu Tbk serta program-program yang menggunakan teknik tradisi Keraton Surakarta. Oleh karena itu terdapat kesamaan sifat dan karakter antara lembaga pendidikan, brand yang digunakan dan Keraton Surakarta. Kesamaan sifat atau karakter tersebut adalah anggun, teratur dan traditional. Kesamaan sifat atau karakter tersebutlah yang dapat mewakili Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo dan dijadikan konsep dalam perancangannya. Unsur elemen interior yang dapat mewakili kesamaan sifat atau karakter yang terdapat pada LPPMS akan dikemas dalam sebuah konsep Elegance Inheritance. Keanggunan yang diwariskan (Elegance Inheritance) merupakan konsep perancangan yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo. Sebuah lembaga pendidikan yang memiliki keteraturan bentuk, pola dan warna pada ruangannya sehingga menghasilkan tata ruang dan sirkulasi yang baik untuk penggunanya, begitupula dengan pengolahan material ruang maupun furniture yang dapat menimbulkan rasa antusias dan inspirasi serta memberikan
elemen dekoratif tradisional Surakarta yang mewakili citra dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo.
4.2
Citra Ruang
KARAKTER
IMAGE
Anggun
Material yang bersifat lembut, soft furnish, elemen dekoratif yang tidak berlebihan dan warna yang netral
Teratur
Berupa perulangan bentuk, warna, pola dan motif. Dapat berbentuk geometris dan organik.
Tradisional
Penggunaan bahan material dan furniture yang biasa digunakan daerah tertentu
Tabel 4.1 Karakter Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo (Sumber : Penulis) Citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memiliki keteraturan bentuk, pola dan warna, dapat merangsang kreatifitas dan rasa antusias penggunanya dengan menggunakan bahan material dan motif dekorasi yang terdapat pada lingkungan keraton Surakarta yang erat
hubungannya dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo. Warna-warna yang dihadirkan dalam ruangan serta furniture dan material yang digunakan diharapkan dapat memberikan dampak positif dan membantu penggunanya dalam melakukan kegiatan.
4.3
Konsep Material Lantai, Dinding, Ceiling A. Lantai Menggunakan material lantai keramik dengan pertimbangan bahannya yang tahan air, tidak membekas apabila terkena kotoran atau cairan berwarna, mudah dibersihkan dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Gambar 4.1 lantai keramik (Sumber : tiles.com) B. Dinding Material dinding yang digunakan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo, yaitu gypsum. Gypsum yang dapat meredam gema pantulan suara akan sangat membantu menurunkan kadar kebisingan antar ruangan. Pada beberapa sisi dinding akan diterapkan modul-modul geometris yang memiliki elemen dekorasi bermotif sulur-sulur flora.
Gambar 4.2 Tegel Kunci dan Motif ukiran Surakarta (Sumber : Ornamen ukir kayu tradisional jawa)
C. Ceiling Jenis ceiling yang akan diterapkan adalah Drywall (Gypsum Ceiling). Dengan menggunakan Drywall diharapkan dapat memberikan kesan rapi dan bersih pada ruangan. Pada beberapa tempat terdapat treatment Up Ceiling seperti tumpang yang biasa terdapat didalam keraton.
Gambar 4.3 Tumpang (Sumber : Google dan Aditya Darmasurya) 4.4
Konsep Warna Warna yang akan digunakan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo adalah perpaduan warna-warna terang yang dapat memercikkan energi dan kreativitas yang diharapkan dapat menimbulkan kreativitas dan rasa antusias para pelajar dan pengguna lainnya. Menyeimbangkan warna-warna terang dengan warna netral untuk menghindari dampak negative dari karakteristik warna masing-masing. Warna netral ivory sebagai warna dominan, warna warna light blue dan dark blue sebagai warna sub-dominan, merah dan gold sebagai aksen. WARNA
KARAKTERISTIK Bisa membangkitkan rasa sejarah dan memberi ketenangan, digunakan untuk meringankan warna gelap, tanpa kontras
Ivory Merah
menggunakan putih. Meningkatkan konsentrasi otak pada hal-hal detail. Meningkatkan dan memicu kreativitas. Menenangkan, mengurangi ketegangan, mengisi kembali semangat, menyegarkan tingkat energi
Biru
yang habis dan pikiran positif inspirasi. Mencerminkan kebebasan, kedamaian dan dapat memicu motivasi dalam diri seseorang
Emas/Gold
Termasuk dalam kategori warna hangat. Dapat melambangkan kemenangan, charisma, kekuasaan dan semangat. Tabel 4.2 Karakter Warna (Sumber : edupaint.com dan smashingmagazine.com)
4.5
Konsep Furniture Furniture yang dibutuhkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo adalah furniture yang material dan finishingnya mudah dibersihkan, tahan lama, tidak hanya
terlihat indah tetapi juga harus fungsional, furniture juga sebaiknya dapat dipindah atau digerakan ( mobile) agar ruangan dapat lebih terpakai secara maksimal serta lebih praktis. Terdapat beberapa perbedaan pada furniture yang digunakan sebuah lembaga pendidikan kecantikan. Furniture yang ada pada umumnya dan furniture khusus yang didesain untuk membantu dan mendukung pengguna dalam melakukan aktifitas seperti, beauty bed, backwash unit dan trolley. furniture yang material dan finishingnya mudah dibersihkan, tahan lama, tidak hanya terlihat indah tetapi juga harus fungsional, furniture juga sebaiknya dapat dipindah atau digerakan ( mobile) agar ruangan dapat lebih terpakai secara maksimal serta lebih praktis. 4.6
Konsep Garis dan Bentuk Garis tegas dan melengkung adalah garis yang akan banyak ditemukan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo, garis ini berkesan indah, dinamis tetapi tetap kokoh yang diharapkan dapat memberikan rasa nyaman dan semangat untuk pelajar dan pengajar. Garis lengkung S akan banyak terdapat pada bentuk ukiran maupun pahatan. Sedangkan bentuk yang digunakan akan di dominasi oleh bentuk yang sifatnya stabil, diam dan terarah. Dari sifat-sifat bentuk yang terjadi diharapkan dapat memberikan efek psikologis terutama bagi pelajar dan pengajar agar tetap dapat fokus dalam kegiatan belajar mengajar. Bentuk ini diaplikasikan pada bentuk furniture dan bentuk ruangan kelas.
4.7
Konsep Pencahayaan Pencahayaan yang di gunakan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo adalah pencahayaan buatan dan alami. Bagi ruangan yang kurang memiliki pencahayaan alami dan ruangan yang memang sebaiknya tidak terkena pencahayaan alami seperti make up classroom memerlukan pencahayaan buatan. Jenis lampu yang digunakan adalah LED, LED merupakan lampu hemat energi, tidak mengandung radiasi UV, tahan lama, tidak mudah rusak, efisien, ramah lingkungan. Untuk jenis pencahayaan yang di gunakan di dominasi general lighting yaitu sebagai sumber penerangan utama, hasil cahaya merata dan terang. Untuk ruang-ruang tertentu membutuhkan jenis pencahayaan yang lebih spesifik seperti jenis Task Lighting digunakan pada saat proses facial, jenis accent lighting digunakan untuk menyinari elemen atau obyek tertentu agar ruangan terasa lebih hidup (spotlight, tungsten, halogen, dan mini-spot). Dengan fluorescent /warm white, /living white dan kisaran ranges lux 500-750-1000.
Gambar 4.5 Pencahayaan pada meja rias (Sumber : dexnewyork.com dan makeupforever.com)
4.9
Konsep Penghawaan Keadaan Kota Jakarta yang termasuk daerah tropis beriklim panas, umumnya beriklim panas dengan suhu udara maksimum berkisar 32,7°C - 34,°C pada siang hari. Sehubungan dengan itu, maka sistem penghawaan buatanlah yang akan digunakan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo. Penghawaan buatan yang digunakan yaitu AC (AirConditioning), AC central. Penggunaan AC juga memiliki perhitungan secara matang agar tiap ruang yang terdapat di sekolah ini tidak mengalami kelembapan atau kerusakan material serta menurunkan produktivitas penggunanya. AC central dengan suhu 20˚C - 25˚C adalah suhu penghawaan yang diincar yaitu sejuk ke dingin agar menjaga kelembapan, memperkecil kemungkinan kerusakan material serta meningkatkan produktivitas penggunanya.
4.10
Konsep Akustik Akustik pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo ini sebaiknya memiliki pantulan suara yang merata dan tingkat redamnya yang sebaiknya tinggi. Sumber kebisingan biasanya muncul dari suara hairdryer, percakapan pengguna ruangan bahkan suara peletakan peralatan yang sedang digunakan, oleh karena itu sebaiknya sekolah memiliki pantulan suara yang merata dan tingkat redamnya yang tinggi agar proses pembelajaran pada suatu ruang tidak terdengar oleh ruangan lain yang sedang melakukan proses pembelajaran. Begitu pula dengan pemilihan material furniture yang dapat mengurangi tingkat noise dalam sebuah ruangan.
4.11
Konsep Keamanan dan Signage •
Konsep Keamanan Sistem keamanan didalam Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo diperlukan
untuk keselamatan manusia serta barang-barang yang terdapat di dalamnya. Bagi pengunjung atau tamu hanya memiliki kebebasan di area public saja, untuk masuk ke area private para pengunjung harus di antar dengan staf yang bersangkutan. Untuk memenuhi tingkat keamanannya, berikut sistem keamanan dan pemadam kebakaran yang akan digunakan: A. Kamera CCTV B. Radio Frequency Identification (RFID) C. Smoke Detector D. Sprinkler E. Access Card System F.
Satpam atau Security
G. Fire Extinguish H. Fire Alarm
•
Konsep Signage Material signage menggunakan bahan kayu, logam atau stainless stell. Signage diletakan pada
beberapa bagian didalam Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo, yaitu pada dinding, ceiling dan furniture. Signage yang ada pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo merupakan signage umum dan signage inisiatif. Signage umum bertujuan untuk menunjukan arah, memberikan instruksi hal-hal yang tidak dapat dilakukan didalam kelas dan apa yang harus diperhatikan. Sedangkan signage inisiatif hanya untuk menjelaskan instruksi atau inisiatif tentang pemakaian dan penggunaan fasilitas di dalam Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo. Contohnya, seperti pada Whirlpool Jacuzzi dan Shower room yang mengingatkan untuk menggunakan air secukupnya. Bahasa signage yang digunakan yaitu logo dan penjelasan. Signage penjelasan diperlukan untuk signage green serta untuk menunjukan ruang-ruangan yang ada didalam LPPMS. Untuk signage lainnya hanya berupa logo, contoh pada toilet wanita dan toilet pria. Berikut contoh signage yang dapat di terapkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Moooryati Soedibyo.
4.12
Konsep Local Content Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo mengedepankan program-program yang mengusung teknik dari keraton Surakarta. Dengan adanya kesamaan sifat atau karakter tersebut maka lokal konten yang dipilih berhubungan dengan keraton Surakarta. Selain sifat dan karakter dari keraton yang traditional, anggun dan teratur yang dapat diterapkan pada elemen interior, begitu pula dengan materialnya. Material seperti kayu Jati dan kayu Sanakeling banyak digunakan sebagai bahan material pada lingkungan keraton Surakarta. Untuk memberikan kesan kayu solid yang sama digunakan finishing veneer dengan serat kayu Sanakeling dan Jati.
Elemen dekoratif pada dinding dan ceiling
menggunakan motif ukiran dan pahatan yang merupakan ciri khas dari Surakarta. Elemen dekoratif hanya sebagai pemanis dalam sebuah ruangan, karena untuk perancangan sebuah lembaga pendidikan aspek fungsional lebih diutamakan.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Masalah-masalah yang timbul di pecahkan dengan semaksimal mungkin melalui perancangan yang dapat memecahkan masalah yang ada, mulai dari tata ruang dan sirkulasi, pengolahan ruangan yang dapat menimbulkan kreativitas dan rasa antusias serta penempatan elemen estetik yang dapat mewakili citra dari lembaga pendidikan tersebut. B. Ruangan yang tertata dengan furniture yang tepat dapat menambah kenyamanan penguna ruangan tersebut sehingga menghasilkan sirkulasi yang baik. C. Pengolahan ruangan yang dapat menimbulkan kreativitas dan rasa antusias pada pelajar dan pengajar dapat dicapai dengan menggunakan warna-warna yang berkarakter membangun konsentrasi dan kreatifitas serta lokal konten yang dapat menginspirasi para pelajar. D. Sebuah lembaga pendidikan yang berkaitan dengan kecantikan memiliki beberapa perbedaan dengan lembaga pendidikan pada umumnya, sehingga memerlukan pembahasan yang lebih mendalam. E. Dibukanya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo di Kemang, diharapkan akan memudahkan para pelajar, pengajar dan staf. Lokasi yang lebih strategis tentu diharapkan dapat membuat lembaga pendidikan ini lebih berkembang serta dapat menambah minat para beauty enthusiast dan profesional untuk mendalami ilmu kecantikan pada lembaga ini.
REFERENSI
Anita Naik. (2007). The Lazy Girls Guide to Beauty. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Aceng Ridwan Fauzi dan Nurmalina. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Elex Media Komputindo Dewi Muliyawan dan Neti Suriana. (2013). A-Z tentang Kosmetik. Jakarta: Elex Media Komputindo Dr. Rachmi Primadiati. (2002). Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Joseph De Chiara, Julius Panero dan Martin Zelnik. (1991). Time-Saver Standards For Interior Design And Space Planning. United States Of America. McGraw-Hill. Kim Mi-kyung. (2011). Fantastic Cosmetics. Jakarta: Elex Media Komputindo Soepratno, B.A. Ornamen Ukir Kayu Traditional Jawa. PT.Effhar Semarang. Suptandar, J.Pamudji. (1999). Desain Interior Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain Dan Arstitektur. Jakarta. Djambatan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. UU, Sisdiknas. (2003). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Jakarta. Alfabeta. USPN.No.2 Tahun 1989. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Sekolah Swasta. http://edupaint.com http://www.sephora.com http://www.gadis.co.id http://sahabathawa.com http://klubnova.tabloidnova.com
http://www.smashingmagazine.com/2010/01/28/color-theory-for-designers-part-1-the-meaning-of-color/
RIWAYAT PENULIS
Nama : Erma Triastuti Paramita Tempat, tanggal lahir : Tanggerang, 28 Oktober 1990 Menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara Dalam Bidang Ilmu Desain Interior pada tahun 2014