PERANCANGAN FILM KARTUN 3 DIMENSI “THE LEGEND OF DANTORI” DENGAN PARTICLE SYSTEM UNTUK MEMBERIKAN EFEK REALISTIK PADA ANIMASI Naskah Publikasi
diajukan oleh Rian Hidayanto 07.11.1796
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
DESIGN OF CARTOON MOVIE 3 DIMENSIONS “THE LEGEND OF DANTORI” WITH THE PARTICLE SYSTEM TO PROVIDE REALISTIC EFFECTS IN ANIMATION PERANCANGAN FILM KARTUN 3 DIMENSI “THE LEGEND OF DANTORI” DENGAN PARTICLE SYSTEM UNTUK MEMBERIKAN EFEK REALISTIK PADA ANIMASI Rian Hidayanto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Development in the world of animation and film industry is growing rapidly in line with advances in information and computer technology. The use of animation has become commonplace and the more often we see around us, through television commercials, movies, and animated cartoons itself. With the development of animation, this time animated increasingly in demand and consumption are not only children, but can be enjoyed by all circles. Animation industry in Indonesia seems to have started to show progress, it is marked by more and more companies looked at this industrial land, and are competing in producing animation to meet the needs of the market in the country and even abroad.This is very positive impact on the absorption of human resources in Indonesia, particularly domestic animators and animation for the progress of Indonesia. With the 3D processing software is expected to facilitate the animators in the animation production process.Therefore, in this paper the author tries to make the work of 3-dimensional animation using Autodesk software 3D Studio Max 2009 with through several stages of making an animation that is pre-production, production, and postproduction. Keywords: animation, 3-D animated film, design and production.
1.
Pendahuluan
Dengan semakin berkembangnya software komputer pengolah 3D dan animasi membuat kreator film semakin tertantang untuk membuat film animasi tingkat tinggi yang bisa diminati banyak kalangan. Disisi lain konsumen film semakin pintar, penilaian mereka tentang film animasi bukanlah hanya dari jalan cerita yang menarik atau karakterkarakter yang ada pada film, tapi tuntuan kerealistisan penggambaran karakter dan environtmentnya pun menjadi tolak ukur mereka untuk menilai bagus tidaknya suatu film animasi. Hal ini juga menjadi sebuah tantangan bagi para kreator ketika akan membuat film animasi terutama untuk film animasi 3 Dimensi. Maka dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini penulis mengambil judul Perancangan Film Kartun 3 Dimensi “The Legend of Dantori” Dengan Particle System Untuk Memberikan Efek Realistik Pada Animasi. Disini penulis membuat animasi dengan mengoptimalkan fasilitas Particle System pada software 3D Studio Max 2009, agar animasi yang dibuat terlihat lebih realistis.
2.
Landasan Teori
2.2 Pengertian Animasi
Animasi diambil dari kata animation, berasal dari kata dasar to animate, dan apabila
diterjemahkan
dengan
kamus
umum
inggris-indonesia
memiliki
arti
menghidupkan (Wojowasito, 1997). Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda mati. Suatu benda mati
diberikan dorongan
kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
1
Animasi yang banyak dikenal adalah animasi 2D dan 3D. Animasi 2D dan 3D dapat dibedakan dari sudut pandangnya. Animasi 2D dapat dilihat pada sisi tinggi dan panjang atau secara matematis pada koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D dapat dilihat pada sisi tinggi, panjang, dan lebar atau secara matematis pada koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang obyek secara lebih nyata.
2.3 Beberapa Jenis Teknik Film Animasi 2.3.1.
Berdasarkan Materi Film Animasi Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, teknik film
animasi digolongkan menjadi 2 bagian. 1
G. Jalie, Zaharrudin, 2007. 3D Animation Movie Using 3DStudioMax. Bandung: Penerbit Informatika Bandung, hal 5.
2.3.1.1. Film Animasi Dwi-Matra (2 Dimensi) Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar sebab semua objek animasinya melalui runtun kerja gambar Semua runtun kerja jenis film animasi ini 2
dikerjakan diatas bidang datar atau papar. Beberapa jenis film animasi 2 Dimensi adalah : 2.3.1.1.1.
Film Animasi Sel (Cel Technique)
Teknik animasi ini memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat diatas lembaran plastik tembus pandang yang disebut ”sel”. Figur animasi digambar sendirisendiri diatas sel untuk tiap perubahan gambar yang bergerak, selain itu ada latar belakang (background) yang digambar memanjang lebih besar dari lembaran sel yang berisi figur animasi. 2.3.1.1.2.
Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)
Figur atau objek animasi dirancang dan digambar pada lembaran kertas lalu dipotong menjadi beberapa bagian sesuai bentuk yang telah dibuat, biasanya terdiri dari tujuh bagian; kepala, leher, badan, dua tangan, dan dua kaki. Kemudian untuk penganimasiannya dengan cara pengubahan bagian-bagian yang terpisah tersebut kemudian dipotret sesuai tuntutan cerita.
2.3.1.1.3.
3
Film Animasi Bayangan (Silhouete Animation)
Figur atau objek animasi berupa bayangan dengan latar belakang terang karena pencahayaannya berada di belakang layar, contohnya seperti pertunjukan wayang kulit. 2.3.1.1.4.
4
Film Animasi Kolase
Merupakan pembuatan animasi dengan teknik bebas. Gambar dan berbagai bahan yang dipakai disusun sedemikian rupa lalu diubah secara berangsur-angsur menjadi bentuk susunan baru, dimana tiap perubahan bentuk dipotret dengan kamera. 2.3.1.1.5.
Penggambaran Langsung Pada Film
Jenis film animasi ini menggunakan teknik penggambaran objek animasi dibuat langsung pada pita seluloid baik positif atau negative, tanpa melalui pemotretan kamera.
5
2.3.1.2. Film Animasi 3 Matra (3 Dimensi) Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan 2
lbid, hal 12. G. Jalie, Zaharrudin, 2007. 3D Animation Movie Using 3DStudioMax. Bandung: Penerbit Informatika Bandung, Halaman 5. 4 lbid. 5 G.Jallie, Zaharrudin, 2007. 3D Animation Movie Using 3DStudio Max. Bandung : Penerbit Informatika Bandung, hal 16. 3
6
nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Berikut adalah beberapa jenis film animasi 3 Dimensi. 2.3.1.2.1.
Film Animasi Boneka Objek animasi yang dipakai dalam animasi ini adalah boneka atau figure lain
yang terbuat dari bahan-bahan yang mempunyai sifat lentuk (plastic) dan mudah digerakan sewaktu melakukan pemotretan per bingkai. Bahan yang digunakan contohnya seperti kayu, tanah liat, lilin, kertas dan lain-lain. 2.3.1.2.2.
7
Film Animasi Model Merupakan bentuk model percontohan karakter dari ukuran yang sebenarnya,
contohnya seperti bola bumi ataupun planet-planet. Jenis animasi ini hanya bersifat menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum. 2.3.1.2.3.
Pixilasi
Pixilasi adalah suatu teknik pemotretan dimana manusia berbuat atau melakukan suatu adegan seperti boneka, sama halnya yang dilakukan dalam film animasi pada 8
umumnya . 2.3.2. Berdasarkan Proses Produksi Berdasarkan materi atau bahan proses produksi animasi yang dipakai, teknik film animasi digolongkan menjadi 3 bagian. 2.3.1.1. Animasi Klasik (Classic Animation) Klasik animasi adalah teknik film animasi yang paling umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan klasik karena teknik film animasi inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Klasik animasi juga sering disebut cell animation karena teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid transparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP. Dengan berkembangnya teknologi komputer, lahir teknik film animasi baru yang seluruh pengerjaannya mengunakan komputer yang kemudian disebut computer animation (animasi komputer) atau lebih dikenal 3D. Untuk membedakan 3D animation yang seluruhnya dikerjakan dengan komputer, cell animation kemudian juga disebut 2D animation. 2.3.1.2. Animasi Stop-Motion (Stop-Motion Animation) Stop-motion
animation
sering
pula
disebut
clay-animation
karena
dalam
perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai obyek yang digerakkan . Teknik stop-motion animation pertama kali ditemukan oleh Stuart 6
Pitoyo, Agus. 2009. Jenis-jenis Animasi. http://raispictures.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=41&Itemid=26. diakses 11 januari 2011. 7 G.Jallie, Zaharrudin, 2007. 3D Animation Movie Using 3DStudio Max. Bandung : Penerbit Informatika Bandung, hal 16. 8 lbid, hal 18.
Blakton pada tahun 1906, yaitu dengan menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Teknik stop-motion animation ini sering digunakan dalam visual effect untuk filmfilm di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini. Beberapa contoh film yg menggunakan teknik stop-motion animation adalah Wallace and Gromit, Chicken Run, dan Celebrity Deadmatch di MTV yang menyajikan adegan perkelahian antara berbagai selebriti dunia. Jangan lupakan pula film animasi legendaris Nightmare Before Christmast. 2.3.1.3. Animasi Komputer Animasi
komputer
adalah
seni
menghasilkan
gambar
bergerak
melalui
penggunaan computer dan merupakan sebagian bidang komputer grafik dan animasi. Animasi semakin banyak dihasilkan melalui grafik komputer 3D, walaupun grafik komputer 2D masih banyak ada. Kadangkala sasaran animasi adalah komputer itu sendiri, kadangkala sasaran adalah antara lain, seperti film. Untuk menghasilkan gambar pergerakan, image (gambar) dipaparkan pada screen komputer dan diganti dengan image (gambar) baru yang selaras gambar sebelumnya dengan pantas. Teknik ini serupa dengan bagaimana gambar bergerak dihasilkan melalui televisi dan film. Animasi komputer 3D pada asasnya merupakan pengganti digit bagi seni animasi gerak (stop motion), patung animasi dibina pada screen komputer dan dipasang dengan rangka siber. Kemudian anggota badan, mata, mulut, pakaian, dan lain-lain bagi patung 3D digerakkan oleh juru animasi. Akhirnya, animasi dihasilkan.
3.
9
Analisis
3.1 Analisis SWOT Untuk menemukan masalah-masalah yang akan ditemui maka diadakan analisis terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pembuatan film kartun, yaitu faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau sering disebut dengan analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, and Threat ). Berikut tabel analisis SWOT pada film ini:
9
http://ms.wikipedia.org/wiki/Animasi_komputer
Tabel 3.1 Analisis SWOT Faktor Internal
Strength
Weaknes
Animasi
menggunakan
tambahan
fasilitas
Grafik kurang bagus Durasi singkat
particle system sehingga animasi FaktorEksternal
semakin
mudah dan realistik SO STRATEGI
Opportunity Menggunakan
akan
teknologi
WO STRATEGI
Mengoptimalkan fasilitas
3D
yang
yang
Banyaknya peminat
software
disediakan
yaitu
particle
system
Memanfaatkan teknologi
3D
agar
grafik lebih bagus lagi Menonjolkan tema dan pesan dalam film
Threat Film 3D yang lebih bagus animator lain
ST STRATEGI Meningkatkan
WT STRATEGI potensi
kualitas animator sendiri
Mendalami pembuatan 3D
dalam
teknik animasi jangka
panjang
3.3 Pra Produksi
3.3.1 Ide Cerita Film yang akan dibuat berjudul “The Legend of Dantori”. Dantori adalah seorang calon ninja cilik yang memiliki kepribadian periang dan penuh semangat, tetapi selalu pesimis bila dihadapkan dengan sebuah ujian. Sampai suatu ketika Dantori dihadapkan dengan ujian ninja, mau tak mau pun Dantori harus melewati beberapa rintangan, di dalam melalui rintangan inilah Dantori mendapatkan banyak pelajaran untuk selalu optimis, mau mencoba, dan berusaha pada apa saja yang akan dilakukannya. 3.3.2 Tema Cerita Setelah semua ide terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada sebuah cerita. Film Kartun 3 Dimensi “The Legend of Dantori” mengambil tema “Pertemanan”.
3.3.3 Logline Adapun logline dari film kartun 3D ini yaitu “ Bagaimana jika Dantori mengikuti ujian dan kemudian mendapatkan bantuan dari teman-temannya. 3.3.4 Sinopsis Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Untuk mengembangkan cerita, ada 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab. 3.3.6 Skenario/Script Pada skenario, sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan kamera, hingga FX (suasanariuh, angin, petir, dan lain-lain). 3.3.7 Story Board Setelah scenario sudah selesai, sekarang saatnya membuat ide tersebut dalam bentuk visual atau biasa disebut storyboard sehingga bisa lebih dipahami apa yang maksud dari skenario di atas. 3.3.8 Concept Art 1.Desain Character a.
Dantori Dantori (15) adalah seorang anak remaja yang memiliki tinggi 165 cm. Dantori
memiliki ciri-ciri memakai kacamata dan hobi memakai baju lengan panjang. Dantori memiliki sifat periang dan penuh semangat. Berikut adalah sketsa dari Dantori.
Gambar 3.4 Konsep dan Desain Awal Dantori b.
Tina
Tina (15) adalah sahabat Dantori dari kecil. Tina memiliki ciri-ciri tinggi 160 cm, dengan rambut berponi danterurai panjang dan memakai ban dada. Tina merupakan tipe orang yang penyemangat. Berikut adalah sketsa dari Tina.
Gambar 3.5 Konsep dan Desain Awal Tina 2.
Desain Tempat/Environment Design Selanjutya adalah environment. Sketsa lingkungan sekitar yang akan dijadikan
background dan tempat serta suasana yang mengelilingi objek utama. Konsep awal sketsa denah seperti terlihat pada gambar berikut. 1)
Sekolah Ninja
Gambar 3.6 Sketsa Sekolah Ninja 2)
Hutan
Gambar 3.7 Sketsa Hutan
3)
Trainer Area
Gambar 3.8 Trainer Area
4)
Taman Sekolah
Gambar 3.9 Sketsa Taman Sekolah
3.
Property Properti adalah objek pendukung yang digunakan. Beberapa desain property dapat
dilihat seperti pada gambar berikut, seperti Spirit coin, shuriken, dan papan tuju.
Gambar 3.10 Konsep dan Desain Awal Property
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.1
Modeling dan Texturing Adapun hasil dari desain karakter dan pemberian tekstur para pemain,
environment, dan property dalam bentuk 3D adalah sebagai berikut. 1.
Desain Karakter Dalam modeling desain karakter dibuat sesuai dengan konsep dan desain awal
masing-masing
karakter.Teknik
modeling
yang
digunakan
untuk
modeling
ada
bermacam-macam seperti manipulation object, modeling 3D object from 2D object, dan duplication object. a)
Dantori Teknik yang digunakan dalam modeling karakter Dantori adalah dengan
memanipulasi beberapa primitive object seperti box, sphere, dan cylinder untuk kemudian dibuat semirip mungkin degan konsep awal.
Gambar 4.1 Model 3D Dantori b)
Tina Sama seperti teknik modeling pada karakter Dantori, teknik yang digunakan dalam
modeling karakter Tina adalah dengan memanipulasi beberapa primitive object seperti box, sphere, dan cylinder.
Gambar 4.2 Model 3D Tina 2.
Environment Desain Dalam modelling environment skala object environment menyesuaikan ukuran dari
karakter Dantori dan Tina. Perbandingan ukuran environment dibuat sereal mungkin seperti aslinya. a)
Sekolah Ninja Model 3D Sekolah ninja dibuat dengan memanipulasi
object box dan
menggunakan teknik Loft.
Gambar 4.3 Model 3D Sekolah Ninja b)
Hutan Modeling environment Hutan bisa diawali dengan membuat object 1 pohon terlebih
dahulu untuk kemudian digandakan melalui teknik duplication object dalam jumlah banyak sampai terbentuk Hutan.
Gambar 4.4 Model 3D Hutan c)
Trainer Area Pemodelan Trainer area dengan hanya menambahkan property seperti object
obor, panggung dan papan tuju. Pembuatan property terbantu dengan adanya Standard Primitive object.
Gambar 4.5 Model 3D Trainer Area d)
Taman Sekolah Hampir sama dengan teknik modeling environment lainnya, environment taman
sekolah dibuat dengan memanfaatkan standard primitive object.
Gambar 4.6 Model 3D Taman sekolah 3.
Property Property sangat berperan penting dalam jalannya cerita. Model 3D property dibuat
dengan teknik manipulation object dan duplication object. Skala dari object property disesuaikan dengan karakter dan environment.
Gambar 4.7 Model 3D Property 4.1.2 Rigging menggunakan CAT (Character Animation Toolkit) Rigging adalah proses memberikan rangka pada karakter. Dalam melakukan rigging karakter menggunakan plugin tambahan berupa software rigging bernama CAT. Kelebihan dari CAT adalah disediakannya berbagai macam model rigging, mulai dari manusia, binatang, serangga, sampai robot.
4.1.3
Skinning
4.1.4
Animasi Secara Manual
4.1.5
Animasi menggunakan Particle System
4.1.6
Rendering
Rendering adalah tahap terakhir dari proses produksi.
4.2
Pasca Produksi
4.2.1
Editing pada Adobe Premiere Pro CS 3 Pada tahap ini, penulis meng-import file-file hasil render 3D Studio Max 2009 dan
file-file audio untuk backsound dan sound fx yang sudah di siapkan untuk di-load ke Adobe Premiere Pro CS 3.
4.2.2
Merekam Suara untuk Suara Karakter atau Dubbing
Untuk merekam suara, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat track kosong yang akan diisi oleh hasil rekaman.
4.2.3
Rendering & Codec Process Mengekspor file merupakan tujuan akhir dari proyek film animasi pendek ini.
Adobe Premiere Pro CS 3 dapat meng-eksport animasi ini menjadi file VCD/mpeg1-VCD, DVD/mpeg2-DVD, dan juga file movie yaitu avi dan mov.
5
Kesimpulan Setelah menyelesaikan film kartun 3D “The Legend of Dantori” ini maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1.
Pembuatan film kartun 3D ini terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap
pra produksi yaitu menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan film ini seperti ide cerita, tema, sinopsis, skenario, story board, concept art dan sebagainya. Tahap kedua adalah tahap produksi, pada tahap inilah pembuatan film kartun 3D yang sebenarnya berlangsung. Tahap yang terakhir adalah tahap pra produksi, semua file 3D hasil render dan file-file audio di satukan sesuai storyboard yang telah dibuat. 2.
Rigging menggunakan plugin tambahan seperti CAT (Character Animation
Toolkit) akan lebih mempermudah dalam pembuatan animasi, karena sudah terdapat berbagai macam model rigging, mulai dari manusia, binatang, serangga, sampai robot. tetapi software ini masih belum begitu familiar, sehingga untuk orang yang pertama kali menggunakannya pasti akan mengalami kesulitan. 3.
Pembuatan spesial effect dalam film kartun 3D ini dapat dibuat menggunakan
fasilitas Particle System yang tedapat di dalam aplikasi 3D Studio Max. Pembuatan animasi menggunakan fasilitas Particle System walaupun akan terlihat sulit dalam penggunaanya, tetapi akan dihasilkan animasi yang realistik
Daftar Pustaka
Aditya, ST. 2007. 50 Kreasi modeling & Animasi 3D Spektakuler. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. AMC Computer.Harga Hardware. 19 Januari 2011. G. Djalle, Zaharuddin. 2007. 3D Animation Movie using 3DstudioMax. Bandung: Informatika. Hendratman, Hendi.2008. The Making Of 3D Studio Max Edisi Revisi. Bandung: Informatika. KurniawanP., Mei. 2005. Modul Multimedia, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Yogyakarta. Suyanto, M.. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto, M. dan Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset. http://raispictures.com/main/ diakses tanggal 11 Januari 2011.