Peranan Perpustakaan Pesantren Dalam Pendidikan
ABSTRAK Pendidikan didalam masyarakat yang telah maju atau didalam masyarakat yang primitif pun mempunyai tiga aspek yang menonjol : (a) Aspek teknis : yaitu mempersiapkan setiap warga masyarakat untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan halal, (b) Aspek sosial : yaitu mempersiapkan warga masyarakat untuk dapat melanjutkan kehidupan masyarakat itu, (c) Aspek moral dan spiritual untuk mengembangkan akhlaqul karimah dan mencerdaskan setiap warga masyarakat. Ketiga aspek tersebut jalin menjalin menjadi satu, sedang proses mengajar bersifat insidensil dan biasanya terbatas pada soal-soal yang dikerjakan oleh orang dewasa saja. Anak-anak menerima pengetahuan sosial, teknis dan agama dengan cara informal atau dengan jalan meniru-niru, dengan tujuan agar mereka dapat melengkapi dirinya bagi kehidupan di kemudian hari. Kata kunci : Perpustakaan Pendidikan
PENDAHULUAN Perhatian Islam terhadap Ilmu Pengetahuan sudah sama-sama kita ketahui dengan diturunkannya Al-Qur‟an Surat “ Al„Alaq” pada permulaan nubuwwah Nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat lain yang senada dengan Al – „Alaq yang tersebar di dalam Al-Qur‟an. Dengan Al-Qur‟an ( pena ) yang disebutkan dalam Al-„Alaq tersebut maka manusia merumuskan buah fikirannya dan menyatakan pendapatnya. Dengan pena seorang Kepala Negara dapat menyatakan perang dan dapat menyatakan perdamaian. Buah pikiran yang dirumuskan dalam bentuk tulisan inilah yang terdapat di dalam buku-buku yang terdapat di dalam perpustakaan. Dikala Nabi Muhammad SAW harus memusatkan perhatiannya untuk melawan serangan-serangan Kafir Quraisy, sedetikpun beliau tidak pernah alpa terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Tawanan-tawanan perang Badar dibebaskan, apabila mereka dapat mengajarkan tulis baca bagi 10 orang anak muslim. Sebagaimana kita ketahui maklumi bahwa Nabi kita Muhammad SAW mempunyai niat yang mulia yakni memelihara Ilmu Pengetahuan dan Kesusastraan. Sarjanasarjana Islam mendirikan Perpustakaan Islam, Perpustakaan Masjid, Perpustakaan Madrasah, Perpustakan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Pesantren. Demikianlah sekedar suatu fragmenta dari sejarah Perpustakaan Islam di masa yang lalu. Sekarang timbul pertanyaan bagi bangsa kita Indonsia : “Apa usaha umat Islam dalam lapangan perpustakaan sesudah
1
kita mendengar bahkan hafal wahyu Tuhan YME yang menyuruh kita membaca?” Semua sependapat bahwa perpustakaan merupakan barometer kemajuan suatu bangsa, artinya maju dan mundurnya suatu bangsa dapat dilihat dari perpustakaannya. Untuk itu kita mencoba merintis perkembangan Perpustakaan Islam, di dalamnya Perpustakaan Pesantren. Faham atau konsep “ store house period “ yang menganggap bahwa perpustakaan sama dengan gudang buku yang tugasnya hanya untuk “mengumpulkan, merawat dan menyediakan buku “harus sudah ditinggalkan, kalau ingin mengikuti irama perkembangan ilmu pengetahuan. Langkah sejarah telah membawa perpustakaan memasuki zaman “ Educational and Research Function” dengan faham baru yang mengangkat perpustakaan pada kedudukan yang terhormat, yaitu sebagai “Pusat Kegiatan Pendidikan dan Aktifitas Ilmiah “. Demikian pulalah seharusnya Perpustakaan Pesantren sehingga perpustakaan merupakan “ jantung “ pesantren dan dipakai untuk memiliki mutu tidaknya suatu pesantren. Dalam kedudukan sebagai pengemban martabat pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan tujuan pesantren bernaung. Bimbingan dan bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar dan santri merupakan syarat yang diperlukan sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi pusat kegiatan pendidikan dan aktifitas ilmiah. Sistem pendidikan yang ada dalam suatu pesantren akan ikut mewarnai perpustakaannya. Koleksinya disesuaikan dengan
2
kondisi di pesantren yang bersangkutan dan diproses dengan cara yang berlaku dengan pedoman pengolahan bahan pustaka baik yang berupa buku maupun non buku dan audio visual serta terbitan berkala. Disamping itu tenaga pengolah nya perlu dilatih/ditatar tentang pengolahan dan pelayanan serta pengadaan bahan pustakanya sehingga dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar, para santri tidak pasif, melalui perpustakaan pesantren santri dapat dilatih kearah pendidikan modern. Peran perpustakaan dalam memberikan bimbingan kepada para santri untuk giat membaca juga sangat menentukan adanya minat baca. Dengan koleksi yang lengkap, Perpustakaan Pesantren akan dapat memperkaya pengetahuan para santri, menyuburkan daya kritik (critischezim) dan membantu pengembangan bakat serta kegemaran para santri. Hal ini akan sejajar dengan sistem pendidikan modern, dimana kegiatan dan kreatifitas santri lebih dipentingkan dari pada menerima secara pasif. Melalui Perpustakaan Pesantren, santri dapat dilatih kearah pendidikan modern. Telah menjadi keyakinan umum bahwa membaca itu adalah suatu hal yang baik. Membaca akan membawa seseorang kepada tujuan-tujuan yang diinginkannya dan bahwa bukubuku itu mempunyai daya kekuatan yang dapat merubah keadaan masyarakat. Oleh karena itu, minat baca harus mendapat perhatian khusus oleh dunia Pesantren. Tidak jarang kita jumpai bahwa para santri banyak membaca karena tuntutan adanya ujian-ujian atau hanya sekedar memenuhi kewajiban yang dibebankan oleh para guru dan kyai. Cara yang baik untuk membina minat baca ini ialah membiarkan para santri memilih buku yang baik oleh mereka dan untuk mereka. Para santri harus dibiasakan membaca buku dan menyampaikan pendapatnya tentang buku yang telah dibacanya. Di samping
3
itu, peranan Perpustakaan Pesantren dalam memberikan bimbingan kepada para santri untuk giat membaca juga sangat menentukan adanya minat baca . Akhrinya perpustakaan juga dapat mengadakan ceramah dalam suatu topik tertentu atau diskusi yang referensi pembicaraannya kembali pada bahan-bahan yang ada di perpustakaan.
PERANAN PERPUSTAKAAN PESANTREN DALAM PENDIDIKAN Pendidikan di dalam masyarakat yang maju atau di dalam masyarakat primitif pun mempunyai tiga aspek yang menonjol, seperti yang disebutkan pada awal pembicaraan (pada abstrak) yaitu : a. Aspek teknis : yaitu mempersiapkan setiap warga masyarakat untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan halal. b. Aspek sosial : yaitu mempersiapkan warga masyarakat untuk dapat melanjutkan kehidupan masyarakat itu. c. Aspek moral dan spiritual untuk mengembangkan akhlaqul karimah dan mencerdaskan setiap warga masyarakat. Ketiga aspek tersebut jalin menjalin menjadi satu, sedang proses mengajar bersifat insidensil dan biasanya terbatas pada soal-soal yang dikerjakan oleh orang dewasa saja. Anak-anak menerima pengetahuan sosial, teknis dan agama dengan cara informal atau dengan jalan meniru-niru, dengan tujuan agar mereka dapat menlengkapi dirinya bagi kehidupan di kemudian hari.
4
Metode mengajar dan belajar pun sederhana sekali, yakni menerangkan dengan media dongeng-dongeng kepada para santri. Dan pelajaran diperteguh dengan senyum atau membentak-bentak atau memukulnya, jika anak didik membuat kesalahan atau memberi sepotong makanan sebagai hadiah bagi yang cakap. Peranan sebuah Perpustakaan Pesantren adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan tujuan perpustakaan. Setiap perpustakaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah : 1.
2.
3.
4.
Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestari khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya ( santri-santrinya ) Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat sekitar pesantren yang dilayani. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para santri. Oleh karena itu apabila tidak ada perpustakaan, atau perpustakaan yang
5
5.
6.
7.
8.
9.
ada kurang berperan dengan baik, mungkin anggota masyarakat/santri yang baru belajar membaca, atau sedang membiasakan diri membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan. Koleksi tersebut dapat dipelajari, diteliti, dikaji, dan dikembangkan oleh generasi sekarang, dan kemudian dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat/santri dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai ( users education ), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak (para santri). perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam
6
10.
11.
keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai dan representative. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalah gunaan obat-obat terlarang, dan tindak indisipliner.
Perpustakaan dengan bahan bacaan yang berisi pendidikan, informasi, dan rekreasi yang sehat dan positif, serta dipahami dan dijiwai oleh pembacanya (para remaja/santri). Selanjutnya materi bacaan tersebut masih mampu menggugah aspirasi, inspirasi, ide-ide dan gagasan dalam mengembangkan minat dan bakat. Mereka kemudian di arahkan untuk melakukan halhal yang positif dan produktif, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Di samping itu bahan-bahan bacaan tersebut berisi hal-hal tentang sebab dan akibat dari perbuatan yang negative, sehingga tidak perlu dilakukan karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika sebagian waktu dan kesempatan di isi dengan kegiatan belajar, membaca, dan melakukan hal-hal yang positif dan produktif, maka tidak ada atau kecil kemungkinan untuk melakukan hal-hal yang negative, di sana perpustakaan dapat ikut berperan serta.
7
Perpustakaan dapat berperan aktif dalam mencari / menelusur, membina dan mengembangkan serta menyalurkan hobi / kegemaran, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh perpustakaan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara lain melalui penelusuran bakat, minat, dan kemampuan yang dilakukan dengan mengadakan berbagai lomba, seperti melukis, baca puisi, mengarang, kuis dan lain-lain sehingga para peserta dapat menyalurkan, mengimplementasikan dan mengembangkan bakat dan kreatifitasnya dengan baik yang kelak dapat dijadikan salah satu pegangan dalam kehidupannya. Tugas pokok dan fungsi sebuah perpustakaan adalah untuk menjabarkan peran sebagaimana diuraikan diatas. Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan atau sesuatu yang ditentukan untuk dikerjakan. Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang menaunginya. Pada dasarnya sebuah perpustakaan tidak beridiri sendiri, melainkan berada di dalam suatu ruang lingkup atau di bawah koordinasi suatu organisasi. Perpustakaan Nasional RI, misalnya, merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Perpustakaan umum merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah ( bupati / walikotamadya ). Perpustakaan Khusus / kedinasan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala unit kerja / instansi yang bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi berada di dalam suatu lembaga pendidikan tinggi, demikian juga perpustakaan
8
pesantren berada di lembaga pesantren yang bersangkutan ( perpustakaan modern maupun tradisional) Oleh karena itu kedudukan sebuah perpustakaan merupakan unsur penunjang dan tugasnya menjalankan sebagian dari tugas pokok organisasi. Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2001, Perpustakaan Nasional ( Perpusnas) RI bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan Perpustakaan Daerah atau lembaga yang sejenis di tingkat provinsi merupakan unsur penunjang pemerintah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah sedangkan tugasnya menyelenggarakan kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi lainnya, terutama bagi masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi, yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan tinggi tersebut dan bertugas memfasilitasi program pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat atau Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan umum yang berada pada tingkat kabupaten / kota mempunyai tugas di bidang layanan informasi, pendidikan, rekreasi, preservasi dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas. Sementara itu perpustakaan sekolah tugasnya adalah menunjang terselenggaranya proses belajar di sekolah yang bersangkutan. Sementara itu perpustakaan yang lain, pada prinsipnya mempunyai tugas menunjang kegiatan organisasi, karena keberadaan perpustakaan merupakan kebutuhan yang tidak kalah pentingnya seperti halnya bagian/perangkat yang lain. Selajutnya tugas-tugas sebuah perpustakaan dapat dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan
9
organisasi yang bersangkutan. Satu hal yang paling substansial adalah dalam rangka melayani dan memenuhi kebutuhan informasi pemakai perpustakaan. Adapun volume, bobot, variasi, dan intensitas kegiatan perpustakaan tergantung kepada besar-kecilnya struktur organisasi, jumlah koleksi, karyawan, dan masyarakat yang dilayani. Namun yang tidak kalah penting adalah penerapan prinsip efisiensi yang didasarkan kepada konsep ramping struktur dan kaya fungsi. Maksudnya adalah untuk menghindarkan pemborosan, baik waktu, tenaga, barang, uang dan sebagainya yang juga disebut sumber daya perpustakaan. Fungsi atau fungsi-fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai tiga kegiatan utama yaitu : (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka. Selanjutnya fungsi-fungsi perpustakaan dapat dirinci sebagai berikut : Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan : (a) menghimpun / mengumpulkan, (b) membeli, (c) menerima sumbangan / bantuan, (d) tukar –menukar, (e) menggandakan, (f) menerbitkan, (g) kerja sama koleksi. Pengolahan mencakup : (a) registrasi, (b) pengecapan, (c) katalogisasi, (d) klasifikasi, (e) pengetikan kartu buku, (f) pengetikan kartu catalog, (g) pembuatan nomor barcode (sistem computer), (h) pembuatan perlengkapan buku ( label, slip buku, slip tanggal, sampul, dll ), (i) pembuatan lembar kerja, (j) penjajaran kartu (file), (k) penyusunan koleksi pada tempat tertentu (rak buku, majalah, Koran, lemari / laci dll ), (l) pemasukan data (data entry) Layanan, meliputi kegiatan : (a) sirkulasi (peminjaman / pengembalian), (b) keanggotaan, (c) referensi, (d)
10
-
-
-
-
-
-
-
bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, (e) layanan pembaca, (f) layanan unit perpustakaan keliling (perpustakaan umum) / layanan eksistensi, (g) penelitian, (h) layanan lain yang mungkin dilakukan, (i) pendidikan pemakai. Pemasyarakatan / sosialisasi meliputi : (a) publikasi, (b) promosi, (c) mengundang tokoh, pakar, figure publik, (d) dan lain-lain. Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan ; (a) pengolahan, (b) katalog induk, (c) pembinaan dan pengembangan profesi, (d) system jejaring / jaringan Untuk perpustakaan tertentu, dikembangkan fungsi: (a) penyusunan dan penerbitan bibliografi (b) abstrak, (c) indeks, (d) kumpulan karangan ilmiah ( makalah, skripsi, tesis, disertasi dll), (e) artikel, kliping, (f) dan lain-lain. Pengembangan Sumber Daya Manusia, mencakup: (a) seminar, loka karya, pendidikan dan pelatihan, (b) program pendidikan formal, (c) keanggotaan organisasi profesi, (d) dan lain-lain. Pembinaan dan Pengembangan Organisasi : (a) penelitian dan pengembangan, (b)pengelolaan/ manajemen perpustakaan, (c) studi banding, (d) menjalin mitra kerja, (e) dan lain-lain. Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain: (a) memelihara bahan pustaka, (b) merawat bahan pustaka, (c) melakukan penyiangan,(d) melakukan fumigasi, (e) menjaga temperature / suhu agar stabil, (f) mengatur ventilasi udara, (g) menjaga koleksi supaya tetap baik, (h) menjaga kebersihan perpustakaan, (i) dan lain-lain. Membuat peraturan / tata tertib meliputi: (a) jadwal layanan, (b) persyaratan anggota, (c) peminjaman /
11
-
-
pengembalian, (d) penghargaan dan sanksi, (e) apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pengunjung dalam perpustakaan,(f) suasana tertib di perpustakaan. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk: (a) seleksi dan pengolahan koleksi, (b) pengolahan, (c) layanan, (d) penelusuran, (e) akses informasi, (f) jaringan, (g) komunikasi dan kerja sama, (h) promosi dan publikasi, (i) sosialisasi, promosi, dan publikasi. Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar: (a) masyarakat tahu tentang arti, kegunaan, kegiatan perpustakaan, (b) masyarakat tertarik, berminat, tergugah untuk ke perpustakaan, (d) pengunjung merasakan dilayani dengan baik dan memuaskan, (e) merasa nyaman (betah / tahan) di perpustakaan, (f) ingin sering kembali ke perpustakaan, (g) merasa mendapatkan perhatian, bimbingan atau bantuan oleh petugas perpustakaan, (h) merasa mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, (i) memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.¹ 1
Keberadaan, peran, tugas dan fungsi perpustakaan yang telah dilaksanakan tersebut dimaksudkan dan diarahkan untuk melayani masyarakat pemakai. Pada umumnya layanan perpustakaan bersifat sosial dan nirlaba. Perpustakaan didirikan tidak untuk mencari keutungan materi atau bersifat komersial, meskipun di dalamnya tidak menutup kemungkinan memerlukan biaya. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan menyelenggarakan perpustakaan seperti untuk pengadaan koleksi, tenaga pengelola dan biaya operasional tidak mungkin ditutup dengan “pendapatan” perpustakaan. 1
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta: Peprusnas RI, 2001)
12
Biaya yang mungkin diperlukan biasanya dapat terjangkau oleh pemakai perpustakaan. Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa dan bukan barang. Perpustakaan perlu memperhatikan sejumlah factor agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik. Faktor – factor itu antara lain adalah: (1) layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, (2) diusahakan agar pelanggan merasa senang dan puas, (3) prosesnya mudah, sederhana, dan efisien, (4) caranya cepat dan tepat waktu dan tepat sasaran, (5) diciptakan suasana ramah, supel, dan menarik, (6) bersifat membimbing, namun tidak terkesan menggurui, (7) dapat menimbulkan perasaan ingin tahu lebih jauh buat pelanggan, (8) menimbulkan kesan baik, sehingga terdorong ingin sering ke perpustakaan. Untuk dapat menciptakan suatu system layanan perpustakaan seperti yang diinginkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perpustakaan, sifatnya manusiawi, administrative, teknis, dan non teknis. Hal-hal tersebut antara lain: suasana kerja yang kondusif, (2) tim kerja yang solid dan kompak, (3) komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, antara bawahan dan bawahan, antara sesama atasan, ke dalam dan ke luar organisasi, (4) ketenangan dan kesenangan bekerja pegawai, (5) kesejahteraan pegawai, (6) perhatian dan perlindungan pimpinan terhadap bawahan, (7) kebersamaan dan perasaan senasib seperjuangan, (8) faktor kemungkinan pengembangan karier dan promosi, (9) keteladanan pemimpin, (10) kelengkapan sarana dan prasarana, (11) keamanan dan keselamatan kerja.
13
Sebuah perpustakaan yang sehat antara lain dapat diamati dari sudut kinerja yang mekanistis, proporsedural, dalam suasana yang harmonis. Pada gilirannya akan menunjukkan citra yang baik dari pandangan masyarakat. Semua itu memerlukan proses, kerja keras, yang berlangsung berkelanjutan. Melihat hal-hal tersebut diatas maka tujuan pendidikan hanya untuk memelihara tradisi yang ada di dalam masyarakat atau dengan lain perkataan agar “ the way of life “ masyarakat tetap intact dan sebagai akibat masyarakat semacam ini tetap statis. Didalam masyarakat yang sudah maju, ketiga aspek pendidikan tersebut ada dan pendidikan dipandang sebagai hal yang ampuh yang akan mengantar masyarakat kearah perubahan dan pertumbuhan yang konstruktif dan alat mekanisme yang memungkinkan kelompok manusia selalu memperbaharui dirinya. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perubahan seseorang maupun kebudayaan sesuatu masyarakat, seperti urbanisasi, kemajuan tehnik mass communication dan lain-lain. Karena pendidikan dan anak didik selalu “involve” didalamnya, yaitu perubahan-perubahan yang ada di luar dinding sekolah maka pendidikan baru akan berhasil apabila pendidik sanggup menempatkan diri digaris depan dari perubahan-perubahan ini. Inilah fungsi utama dari pendidikan yang hanya mungkin untuk menanggapi perubahan-perubahan ini dimiliki pengetahuan yang luas tentang manusia dan dunianya. Berhubung dengan hal-hal tersebut, maka lembaga-lembaga pendidikan harus dilengkapi dengan perpustakaan yang up to date dengan laboratorium, studio dan lain-lain fasilitas. Untuk
14
mendapatkan anak didik yang skilled dan wel adjusted, maka didalam profesi guru pun terjadi banyak perubahan dan spesialisasi. Dalam hal yang demikian ahli perpustakaan ikut pula berkepentingan, seperti dalam perencanaan dan pembinaan sistem pendidikan, penyuluhan dan bimbingan bagi anak didik di dalam proses belajar mengajar.
Pada waktu yang silam para guru banyak memakai metode verbalistis dan memakai papan tulis, para anak didik belajar secara mengulang-ulang bahan pelajaran, menghafal tidak mengetahui secara pasti akan manfaat baginya. Proses belajar semacam ini menjadikan para siswa jemu terhadap pelajarannya.
Pada waktu ini cara-cara tersebut telah berubah kearah perbaikan. Para guru dan petugas perpustakaan sudah seharusnya menitik beratkan kepada individualized instruction suatu metode yang lebih menekankan kontak jiwa dengan jiwa ( contact of mind ) antara guru dengan petugas perpustakaan disatu pihak dengan siswa dilain pihak. Dengan sistem ini si pendidik tidak lagi menjadi “ a walking encyclopedia” didalam kelas tetapi bersifat sebagai pembimbing yang baik. Demikian pula seorang petugas perpustakaan diluar kelas. Dengan metode ini anak didik dipandang sebagai seorang individu yang penuh. Sehingga dapat menghasilkan sfeer belajar yang baik. Partisipasi yang aktif dari anak didik didalam proses pendidikan ini akan tercipta dan pendidikan menjadi two way traffic yang menyenangkan bagi guru maupun siswa.
15
KESIMPULAN DAN SARAN Fungsi utama dari pendidikan yang hanya mungkin untuk menanggapi perubahan-perubahan ini dimiliki pengetahuan yang luas tentang manusia dan dunianya. Berhubung dengan hal-hal tersebut, maka lembaga-lembaga pendidikan harus dilengkapi perpustakaan yang up to date dengan laboratorium, studio dan lain-lain fasilitas terutama Perpustakaan Pesantren yang ada pada saat ini. Saran : - Hendaknya pihak pengasuh Pesantren terhadap Perpustakaannya mengalokasikan dana yang memadai atau yang jelas berapa % dari anggaran Pesantren. - Perlu bimbingan dan penyuluhan bagi para santri dalam memanfaatkan Perpustakaan bagaimana cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan melalui membaca. Sekian Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juni 2007 Iskandar Sulaiman
16
BAHAN BACAAN -
-
-
-
-
Alamul Maktabah ( Library World ) 1 ( 5 ) 1959 : 44-5 CHENEY, FRANCES NEEL, Fundamental reference sources. Chicago, ALA, 1971 GAZALBA, SIDI, Pengantar kebudajaan sebagai ilmu. Djakarta, Pustaka Antara, 1963 HARDJASAPUTRA, A. SOBANA, “ Perencanaan mebiler perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia menuju ke arah standarisasi Thesis ( Sarjana Ilmu Perpustakaan ) Jakarta, 1975 IDRIS, SAFWAN. “Perpustakaan Pusat IAIN Syarif Hidayatullah: probleme masa kini dan prospeknya masa depan” Thesis ( Sarjana Ilmu Perpustakaan ). Jakarta, 1973 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JAKARTA. Bahan-bahan penataran tenaga perpustakaan IAIN angkatan ke – II . Jakarta, 1974. KARTAWIRANA, A. Expansion of UDC : number 297 ( draft ) KATZ, WILLIAM, A. Introduction to reference work : basic information sources. New york, Mac Gaw Hill, 1969. vol. I NEEDHAM, C.D. Organizing knowledge in libraries. London, Andre Deutch, 1964 NICHOLSON, REYNOLD A. Literary History of Arab. PERPUSTAKAAN NASIONAL RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, Jakarta, 2006 PERPUSTAKAAN NASIONAL RI, Pedoman Penyelenggaraan Umum, Jakarta, 2006 SUTARNO, NS. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta, 2006 SHORES, LOUIS. Basic reference sources.
17
-
-
-
-
-
Chicago, ALA, 1954. SJAHRIAL PAMUNTJAK, RUSINA. Pedoman penjelenggaraan perpustakaan. Djakarta, Djambatan, 1972 SOMADIKARTA, LILY K. Prinsip-prinsip katalogisasi bahan pustaka dalam The Anglo American Cataloging Rules. Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI, 1973 STRAUSS, LUCILLE J. Scientific and technical libraries New York, John Wiley & Sons, 1964. SUTONO, URIP. Pengantar ke organisasi dan administrasi perpustakaan universitas di Indonesia. Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI, 1973. TAUBRR, MAURICE F. and Associates. Technical services in libraries : acquisitions, cataloging, classification, binding, photographic reproduction and circulation operations. New York, Columbia University Press, 1953. UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan-bahan Up Grading Perpustakaan angkatan ke- VII. Yogyakarta, 1974. WYNAR, BOHDAN S. Introduction to cataloging and classification. 4 th ed. Littleton, Libraries Unlimited, 1971.
18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A.
Data Pribadi 1. 2. 3. 4. 5. Hidayatullah Jakarta
Nama : Drs. H. Iskandar S. Tempat/tgl lahir : Kutoarjo, 11 Mei 1943 Jabatan : Pustakawan Utama Pangkat/Gol .: Pembina Utama/IVd Unit Kerja : UIN Syarif tullah
6. Alamat Rumah
: Jl. Ibnu Sina II / 37 Komp. UIN Ciputat Tangerang, Banten 15412 7. Telepon : ( 021 ) 742 01 63 8. Status Keluarga : Menikah 9. Agama : Islam 10. Pekerjaan : 1. Pustakawan Utama UIN Jakarta 2. Dosen UIN Fak. Adab & Humaniora ( tidak tetap ) B. RIWAYAT PENDIDIKAN a. Sarjana Lengkap Fakultas Adab & Humaniora Jurusan Sastra Arab & Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Jakarta 1973 b. Diklat / Kursus / Upgrading / D1 : Perpustakaan Yayasan Teruna Pembangunan Departemen P & K Jakarta 1971 a. Perpustakaan Universitas Gajah Mada 1975 b. Pusdokinfo III Universitas Indonesia Jakarta 1990 c. Perpustakaan ISSCO Damaskus Syiria 1992 d. Workshop Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi dengan McGill University di Jakarta 1998 C. Riwayat Pekerjaan :
19
Tahun 1973 di Perpustakaan IAIN bagian Pengadaan Tahun 1978 di Perpustakaan IAIN bagian Sirkulasi Tahun 1982 di Perpustakaan IAIN bagian Referensi Tahun 1984 di Perpustakaan IAIN bagian Pengolahan Teknis s/d tahun 2000, Tata Usaha Perpustakaan tahun 2000 s/d 2002 Sebagai Pustakawan sejak Impassing tahun 1989 s/d sekarang Jabatan Fungsional Pustakawan yang ada sekarang sebagai Pustakawan Utama golongan IV / d Wakil Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dari tahun 2002 s/d 2006 Dosen Fakultas Adab & Humaniora bidang Perpustakaan Koordinator Pustakawan UIN Jakarta tahun 2007 D. Pengalaman Organisasi Kepustakawanan : Sebagai Nara Sumber : Penatar Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta tingkat DKI tahun 1994, 1996, 2005, dan terakhir 2006 Sebagai Tenaga Sosialisasi Perolehan Angka Kredit Departemen Agama tahun 1999, 2002 2004. di Sumatera Barat, tahun 1999, 2002, 2004 di Jakarta. Sebagai Anggota Redaksi Al-Maktabah Perpustakaan IAIN Jakarta 1980 Sebagai Ketua Redaksi Al-Maktabah 1982 Sebagai Ketua Panitia Bulan Ilmiah & Cinta Buku Perpustakaan Utama UIN Jakarta bekerjasama dengan Departemen Agama tahun 2004 Sebagai Peserta Seminar : Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi yang diselenggarakan oleh Pengurus IPI
20
Pusat, Daerah maupun Cabang sejak adanya IPI dari tahun 1992 s/d tahun 2005 di Indonesia E. Pengalaman Lain – Lain : Kepanduan / Pramuka di KMI Gontor Ponorogo tahun 1957-1963 Pelajar Islam Indonesia (PII) di Gontor Ponorogo tahun 1957 – 1963 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 1967 s/d sekarang, pernah menjabat Sekretaris PMII Cabang Ciputat tahun 1969 – 1972 Sekretaris Klub Jantung Sehat IAIN Jakarta dari tahun 1980 – 1983, dan tahun 1983 – 1986 ( 2 periode ) Anggota Klub Jantung Sehat IAIN menjadi UIN dari tahun 1980 s/d 2007 F. Pengalaman Mengajar & Memberi Kuliah : Di Pesantren Al-Makmur Pisangan Kreo Ciledug Tangerang Banten tahun 1970 – 1975, materi yang disampaikan : a. Bahasa Arab b. Agama c. Ilmu Perpustakaan, yang bersangkutan termasuk salah satu pendiri Pesantren tersebut. Di Universitas Islam Darul Mukminin, pernah menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah dari tahun 1982-1984, memberi materi kuliah : a. Bahasa Arab b. Tarjamah c. Perpustakaan Sekolah Tinggi Yusufiyah Pondok Gede Fakultas Tarbiyah dari tahun 1975-1980, materi kuliah : a. Bahasa Arab 21
b. Agama c. Mengelola Perpustakaan SMK Islamiyah Ciputat dari tahun 1980 s/d sekarang, materi yang diberikan : a. Dokumentasi dan Perpustakaan , Kearsipan b. Pelayanan Produktif IAIN Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris dari tahun 1975 – 1980, materi yang diberikan : a. Bahasa Arab dengan program b. Bahasa Arab dengan program di Fakultas Ushuluddin UNIS Jakarta dari tahun 1990 – 1992 a. Bahasa Arab b. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi SMK Al-Fajar Kebayoran Lama Jakarta Selatan 19851990, materi yang diberikan: Dokumentasi dan Perpustakaan UNIAT Jakarta sejak tahun 1989 – 2004, jabatannya : Kepala Perpustakaan, memberikan kuliah antara lain : a. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi b. Fiqh Lughah c. Tarjamah SMK YMJ tahun 1995 s/d sekarang, materi yang diberikan antara lain: a. Dokumentasi dan Perpustakaan b. Pelayanan Produktif STI Al- Ghozi Jakarta tahun 1998 – 1999 a. Mengelola Perpustakaan Perguruan Tinggi b. Bahasa Arab / Agama STI Azziyadah Jakarta tahun 1998 – 2000, materi yang diberikan : Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi UIN Jakarta Fakultas Adab & Humaniora dari tahun 2001 22
s/d sekarang Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, materi yang diberikan : - Pelestarian Bahan Pustaka - Transliterasi dan Transkripsi ARAB - LATIN G. Karya Tulis : 1. Berupa Makalah : a. Sistem Informasi mendukung kelancaran Tugas Perpustakaan / Pusat Informasi b. Buku ajar perpustakaan terbitan Indonesia Pandangan Seorang Pengajar c. Perpustakaan sebagai Learning Resource, Pembahasan tentang Aspek Jasa dan Kerjasamanya. d. Jabatan Pustakawan Problem dan Prospeknya. e. Pendidikan Perpustakaan di Indonesia f. Kebijakan Pengadaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan IAIN g. Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar dan Profil Pimpinan serta Tenaga Pustakawan yang diharapkan h. Perpustakaan Proaktif i. Perpustakaan Ideal bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi Swasta j. Sikap dan Peran Pimpinan Kampus, Staf Pengajar dan Mahasiswa dalam Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi k. Staf dalam Manajemen Perpustakaan Faktor-faktor yang mempengaruhi l. Kemudahan Akses Informasi IPTEK m. Masyarakat Informasi n. Proses penulisan Ilmiah / Populer o. Manajemen Kepegawaian di Perpustakaan p. Memanfaatkan Sumber Informasi Ilmiah
23
q. Mempersiapkan Generasi Muda memasuki Era Informasi r. Perpustakaan merupakan Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional dalam mengembangkan kebudayaan s. Kedudukan dan Peran Perpustakaan dalam Era Informasi 2. Berupa Diktat ( Bahan Penataran / Workshop / Pendidikan Perpustakaan ) a. Perpustakaan Sekolah; Sarana dan Prasarana e. Perpustakaan Pesantren f. Katalogisasi Buku Berbahasa Arab g. Layanan Sirkulasi h. Klasifikasi i. Pemeliharaan Bahan Pustaka j. Layanan Referensi k. Katalogisasi l. Literatur dan Bibliografi m. Transliterasi & Transkripsi Arab Latin n. Pelestarian Bahan Pustaka o. Layanan Pembaca p. Minat Baca 3. Berupa Buku : a. Daftar Tajuk Subyek Islam & Klassifikasi Islam b. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan c. Daftar Istilah Dokumentasi & Perpustakaan 1999 d. Daftar Tajuk Subjek Agama Islam di Perpustakaan IAIN Jakarta 1999 e. Daftar Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi 1995 f. Proposal Pengembangan Perpustakaan IAIN Jakarta 1996
24
4. Daftar Artikel yang Dimuat di Al-Maktabah UIN Jakarta a. Peranan Peneliti, Pimpinan Instansi Dalam Penelitian Bahan Pustaka di Perpustakaan Khusus b. Peranan Perpustakaan dalam rangka Penulisan Artikel Ilmiah c. Manajemen Kepegawaian di Perpustakaan d. Tata cara Penyusunan Index H. Tanda Kehormatan : a. Satya Lencana Karya Satya ( X tahun 1977, XX tahun 1996, XXX tahun 2005 b. Pustakawan Teladan III tingkat DKI untuk golongan III a keatas tahun 1997 c. Keluarga Teladan III KORPRI DKI 1986 d. Keluarga Sehat tingkat DKI Juara II 1989 I. Keluarga : Menikah : 29 Mei 1972 Istri : Ny. Henny Iskandar Anak dan Menantu ( 2 pasangan ) : 1. Sri Kumalasari, SP - Agung Dirgantara 2. Irfan Riyadi, SI Lisye Cucu yang Lahir sampai dengan tahun 2007, 3 orang antara lain : 1. Ezra Rizqi Dahya Qolbi 2. Ibnu Alfi Fajri Ramadhan 3. Syauqi Muhammad.
25