perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERUBAHAN TINGKAHLAKU ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh DWI SUPRIATNO K6403020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERUBAHAN TINGKAHLAKU ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh DWI SUPRIATNO K6403020
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah di setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Hassan Suryono, M.Pd, S.H, M.H
Drs. Suyatno, M.Pd
NIP. 19560515 198503 1 002
NIP. 19470312 198003 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dr.Triyanto, SH, M.Hum
1 ....................
Sekretaris
: Moh. Muchtarom, S.Ag. M.sI
Anggota I
: Drs.Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd
Anggota II : Drs. Suyatno, M.Pd
2 .....................
3 .....................
4 .....................
Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd commit to user NIP. 19621126 198103 1 002
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSRAK Dwi Supriatno. PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2O10/2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Apakah jenis-jenis perilaku menyimpang yang terjadi SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen 2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang siswa SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. 3) . Apakah Pendidikan Kewarganegaraan berperan dalam merubah tingkahlaku anak berperilaku menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, metode angket dan metode observasi. Populasi penelitian adalah siswa SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yang mengalami penyimpangan perilaku, sedangkan teknik sampling yang dipergunakan adalah Teknik Creterion Based Selection. Sedangkan untuk menentukan validitas datanya menggunakan validitas logis. Sehubungan penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dan mengalir. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Ada beberapa jenis perilaku menyimpang yang di alami oleh anak-anak sampel penelitian antara lain: bandel, suka mengambil tanpa izin, suka menggangu teman, sering membolos, tidak bisa diam,dan suka berkelahi. Anak-anak berperilaku menyimpang tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kondisi ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua,perhatian orang tua dan hubungan sosial anak di sekolah, di rumah dan lingkungan. Untuk mengatasi penyimpangan perilaku tersebut dilakukan dengan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih. Dengan perlakuan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih anak- anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku terjadi perubahan menuju kebaikan. Maka dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran untuk merubah anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSRACT Dwi Supriatno. ROLE OF EDUCATION TO CITIZENSHIP BEHAVIOUR CHANGES IN CHILDREN deviating behavior SOMOMORODUKUH 2 SD STATE DISTRICT SUB PLUPUH SRAGEN 2O10/2011 ACADEMIC YEAR. The purpose of this study are to determine: 1) Are the types of deviant behavior that occurred Elementary District Somomorodukuh Plupuh, Sragen regency 2) What factors are causing the occurrence of deviant behavior of elementary school students Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen. 3). What is Citizenship Education plays a role in changing the behavior of the deviant behavior of children at primary school Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen. This research used interviews, questionnaires and methods of observation methods. The study population were primary school students Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen Regency who experience deviant behavior, while the sampling technique used is Creterion Technique Based Selection. As for determining the validity of data using logical validity. In relation to this research is qualitative research, the analysis of data in this study using the technique of interactive analysis and flow. Based on the results of this study concluded that: There are several types of deviant behavior that experienced by children of the study sample are: stubborn, likes to take without permission, like disturbing friends, often absent, can not be silent, and bellicosity. The children behave in deviant was caused by several factors, parents' economic condition, educational level of parents, parental and social relationships of children at school, at home and environment. To overcome the deviant behavior is done by granting citizenship education with more servings. With the treatment of Citizenship Education with more servings of children who experience behavioral deviation change for the better. Then it can be concluded Citizenship Education has a role to change the children who have behavioral irregularities.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orangorang yang beruntung” (Q.S. Al Imran : 104)
Imam adalah seorang pengatur dan pemelihara maka dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengaturan dan pemeliharaanya. (HR Muslim)
Kebaikan adalah apa saja yang diridhoi oleh Allah, sedangkan keburukan adalah apa saja yang dimurkai (dibenci) oleh Allah. (Taqiyuddin an-Nabhani)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan Kepada : · Ayah dan Ibu tercinta · Kakak tersayang · Sahabat-sahabat yang baik · Kost Kere Ayem · PKn Angkatan 2003 commit to user · Almamater
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Semoga amal kebaikan semua pihak yang membantu penyelesaian ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof.Dr. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Drs.Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan
izin dalam penyusunan
skripsi ini. 3. Ketua Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS Surakarta Dr. Sri Haryati, M. Pd, yang memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini. 4. Pembimbing I, Drs. Hassan Suryono, S.H, M.Pd, M.H atas segala bimbingan dan pengarahannya. 5. Pembimbing II, Drs Suyatno, M.Pd, atas segala bimbingan dan pengarahannya. 6. Bapak/Ibu dosen program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraanyang telah memberikan bekal ilmu pemgetahuan. 7. Almamater PKn angkatan 2003 yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Keluarga di Batang yang selalu memberikan semangat dan motivasi. 9. Teman seperjuangan Agung, Joko, Himawan, Iis, Agos, Danang, Supri, Ima terima kasih untuk semangatnya. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Kelurga besar kost Kere Ayem, Phoekil, Agoeng, Sindo, Amri, Yoga, Dika, Meyer, Tengkyu tumpanganya. 11. Teman-teman terbaiku yang tidak bisa penulis tulis satu persatu, terima kasih untuk dukungan dan kepercayaanya. 12. Berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini. Tiada sesuatu yang sempurna di dunia selain yang Maha Kuasa dan Maha Sempurna. Untuk itu penulis sadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, tetapi diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta,
commit to user
x
April 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
ABSTRAK ............................................................................................................
v
ABSTRACT............................................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................
viii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
4
B. Perumusan Masalah .................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................
6
1. Hakikat pendidikan Kewarganegaraan ............................................
6
a. Pengertian pendidikan kewarganegaraan.......................................
6
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ...........................................
6
c. Standar Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan SD ...............
7
2. Tinjauan Tentang anak Berperilaku Menyimpang ...........................
8
a. Pengertian Tentang anak Berperilaku Menyimpang.....................
8
b. Karakteristik Perilaku Menyimpang ..............................................
9
c. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang.......................................
11
d. Jenis-jenis Deviasi / Perilaku Menyimpang ..................................
14
e. Usaha Penanggulangancommit Perilaku Menyimpang ............................. to user
17
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengertian peranan ..............................................................................
19
B. Kerangka Berpikir....................................................................................
20
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................
22
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................
22
B. Bentuk dan Srategi Penelitian .................................................................
23
C. Sumber Data .............................................................................................
24
D. Teknik Sampling ......................................................................................
25
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
26
F. Validitas Data ...........................................................................................
28
G. Analisis Data ............................................................................................
29
H. Prosedur penelitian ..................................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian..............................................................
33
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .........................................................
34
C. Temuan Studi ...........................................................................................
37
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan...............................................................................................
39
B. Implikasi ...................................................................................................
39
C. Saran .........................................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
41
LAMPIRAN .........................................................................................................
43
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 23 Tabel 2. Daftar Jumlah Murid .......................................................................... 30 Table 3. Daftar guru SD Somomorodukuh 2 ................................................... 30 Tabel 4. Struktur Kurikulum
SD Somomorodukuh 2.................................. 31
Table 5. Jenis-jenis perilaku menyimpang SD Smomorodukuh 2.................. 32 Tabel 6. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Sampel Penelitian ....................... 33 Tabel 7. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang di berikan dengan Porsi Lebih ............................................................................ 35 Tabel 8. Frekuensi Penyimpangan Sebelum Mendapat Perlakuan dan Sesudah Mendapat Perlakuan ................................ 36
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1.
Skema Kerangka Pemikiran........................................................... 21
Gambar 2.
Model Analisis Interaktif ............................................................... 31
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar pertanyaan ............................................................................ 43 Lampiran 2. Hasil Wawancara ............................................................................ 45 Lampiran 3. Trianggulasi Data ............................................................................ 59 Lampiran 4. Daftar Guru ..................................................................................... 61 Lampiran 5. Struktur Kurikulum ........................................................................ 62 Lampiran 6. Daftar Jumlah Murid....................................................................... 63 Lampiran 7. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang.................................................. 64 Lampiran 8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................................ 65 Lampiran 9. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan dengan Porsi Lebih ......................................................................... 70 Lampiran 10. Frekuensi Penyimpangan.............................................................. 71 Lampiran 11. Rencana persiapan mengajar untuk Mengatasi Penyimpangan Perilaku .................................................................. 73 Lampiran 13. Surat Keputusan Dekan tentang Ijin Menyusun Skripsi............. 78 Lampiran 14. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 79
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan
Nasional
Indonesia
adalah
pembangunan
yang
menyeluruh dalam semua aspek kehidupan baik di bidang fisik maupun non fisik, termasuk dibidang pendidikan. Perwujudan pembangunan nasional dibidang pendidikan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta memberikan kesempatan kepada para warganya untuk mengembangkan dirinya dalam semua bidang. Oleh karenannya dalam upaya mengemban dan melaksanakan tujuan nasional di bidang pendidikan itu sangat diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan nasional. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa ”setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan” dan ayat (3) menegaskan bahwa
”pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Selanjutnya berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat: (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib
memuat
:a)
Pendidikan
Agama,
b)
Pendidikan
Kewarganegaraan c). Bahasa d). Matematika e).Ilmu Pengetahuan Alam f) Ilmu Pemgetahuan Sosial
g).Pendidikan Jasmani dan Olah raga ketrampilan
/kejuruan h) Muatan lokal. (2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a)Pendidikan agama;b) Pendidikan kewarganegaraan;dan c) Bahasa.
(3)
kententuan mengenaikurikulum yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Usaha peningkatkan pelayanan pendidikan pada pendidikan dasar, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan dasar moral dari semua mata pelajaran yang ada. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Dalam membentuk sikap pribadi anak Pendidikan Kewarganegaraan memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam pembentukan perilaku siswa yang menuju arah kebaikan. Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar para lulusannya diharapkan mempunyai kompetensi dalam bidang kewarganegaraan antara lain, yaitu: 1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan 2. Memahami dan menerapkan hidup rukun dirumah dan sekolah 3. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah 4. Memahami hidup tertib dan gotong royong 5. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis 6. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai pancasila 7. Memahami sistem pemerintahan baik pada tingkat daerah maupun pusat 8. Memahami makna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kepatuhan terhadap Undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat dan menghargai keputusan bersama. 9. Memahami dan menghargai makna nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia 10. Memahami hubungan Indonesia dengan negara dan politik luar negeri. Akan tetapi di sekolah-sekolah umum banyak ditemukan perbedaan induvidu siswa dengan berbagai macam perilakunya. Banyak ditemukan perilaku anak yang melanggar atau bertentangan dengan aturan-aturan normatif, misalnya anak yang suka menggangu temannya, tidak bisa diam kalau di beri pelajaran, suka mencuri barang milik teman sekelas, suka membuat gaduh, suka melanggar aturan dan membikin permasalahan. Sikap-sikap seperti itulah yeng disebut perilaku menyimpang. Menurut Cohen (1969) yang di kutip oleh commitadalah to usertingkah laku yang melanggar, atau Saparinah Sadli perilaku menyimpang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
bertentangan, atau menyimpang dari aturan normatif, dari pengertian normatif maupun dari harapan-harapan lingkungan yang bersangkutan. Perilaku menyimpang ada tiga kerakteristik yang saling terkait dan banyak dijumpai pada anak-anak, yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas dan impulsivitas. Hiperaktif bergerak terlalu banyak, anak distrakbel tidak dapat memperhatikan secara wajar, dan anak impulsif suka bertindak tanpa banyak pertimbangan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ternyata di sekolah-sekolah umum banyak terdapat anak-anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku. Begitu pula yang terjadi di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen yang dipakai penulis untuk obyek penelitian, di sekolah tersebut ada beberapa anak yang berperilaku menyimpang. Dengan melihat kenyataan yang ada di Sekolah Dasar sangat tepat apabila Pendidikan Kewarganegaraan diberikan dengan porsi yang lebih, dengan tujuan untuk merubah pola tingkah laku anak-anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan ditanamkan nilai-nilai moral di dalam diri siswa, memberikan motivasi kepada siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada. Oleh karena itu dengan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat merubah tingkah laku anak yang berperilaku menyimpang dengan cara pemberian pelayanan yang tepat, pola pengajaran yang menarik bagi anak serta memberikan motivasi-motivasi yang menyentuh perasaan anak sehingga sikapsikap anak yang mempunyai perilaku menyampang dapat teratasi dengan baik, sebab anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian dari guru atau orang tua dapat meyebabkan kenakalan pada anak. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul penelitian : ”Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perubahan Tingkah Laku Anak Berperilaku Menyimpang di Sekolah Dasar Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian
latar belakang masalah
di
atas
muncul
permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah
jenis-jenis
perilaku
menyimpang
yang
terjadi
di
SD
Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen? 2. Apa
saja
faktor-faktor
yang
menyebabkan
terjadinya
perilaku
menyimpang siswa di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen? 3. Bagaimana peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam merubah tingkah laku anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian Adanya penelitian yang jelas akan dapat mempermudah penelitian dalam mencapai sasaran dan maksud penelitian, maka dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mencapai tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui
jenis-jenis
perilaku
menyimpang
di
SD
Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. 2. Untuk mengetahui
faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
perilaku menyimpang siswa di SD Somomorodukuh 2 kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen 3. Untuk mengetahui peranan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perubahan tingkah laku anak di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teorites maupun praktis yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat teorites a
Menambah khasanah dan pekembangan ilmu pengetahuan pada commitmasukan to user bagi bidang kewarganegaraan umumnya serta memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
khususnya mengenai peranan pendidikan kewarganegaraan dalam perubahan tingkah laku anak yang menyimpang, mengingat anak sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan pemikiran serta untuk meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap anak yang berperilaku menyimpang 2. Manfaat praktis a. Memberikan masukan bagi SD Negeri umum dan memberi layanan pendidikan bagi anak yang berperilaku menyimpang. b. Sebagai masukan bagi guru dalam melayani anak yang berprilaku menyimpang melalui Pendidikan Kewarganegaraan. c. Sebagai masukan bagi orang tua agar dapat melayani anaknya yang berperilaku menyimpang. d. Bagi siswa, dengan pendidikan kewarganegaraan diharapka dapat merubah tingkah lakunya menuju kebaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan dalam pendidikan sangatlah perlu diberikan kepada siswa yang menempuh suatu jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi karena pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan moral dan budi pekerti seseorangdalam kehidupan bernegara seperti yang diungkapkan oleh “Sumarsono (2002:3) bahwa ”pendidikan kewarganegaraan adalah dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua ini diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya NKRI”. PKN atau Civic Education adalah program pendidikan/ pembelajaran yang secara programatik prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia atau anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan atau yuridis konstitusional bangsa atau negara yang bersangkutan. (www.e-dukasi.net/mol/mo) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran berdasrkan jurnal internasional menurut pendapat Lavison (2007) mengatakan bahwa “civic education it self also developed the ability to be intellectual abilility and personality ability in politics, law, philosophy and culture and the melitarristic, objective and scientivic to be the good citizenship as the student”.(http://www.wikipedia.com) Artinya , pendidikan dengan sendirinya juga dikembangkan menjadi kemampuan kepribadian dan kemampuan intelektual dalam bidang politik, hokum, filsafat dan budaya yang bersifat militeristik objektif dan ilmiah untuk menjadi warganegara yang baik sebagai commit to user seorang siswa. 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Maka dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi dalam rangka membangun pendidikan yang baik b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewaganegaraan 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara tegas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-kerakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainya 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsungatau tidak langsung dengan memanfaatkan informasi dan komonikasp c. Standar Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan SD Adapun yang menjadi kompetensi pendidikan kewarganegaraan untuk SD yaitu: Kelas 1, Semester 1 1. Menerapkan hidup dalam perbedaan 2. Membiasakan tertip di rumah dan sekolah Kelas 1, Semester 2 1. Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah 2. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Kelas II, Semester 1 1. Membiasakan hidup gotong royong 2. Menampilkan sikap cinta lingkungan Kelas II, Semester 2 1. Menampilkan sikap demokratis 2. Menampilkan nilai-nilai pancasila Kelas III, Semester 1 1. Mengamalkan makna sumpah pemuda 2. Mengamalkan norma yang berlaku di masyarakat Kelas III, Semester 2 1. Memiliki harga diri sebagai induvidu 2. Mememiliki kebanggaan sebagai bangsa indonesia Kelas IV, Semester 1 1. Memahami pemeritah desa dan pemerintah kecamatan 2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi Kelas IV, Semester 2 1. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat 2. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkunganya Kelas V, Semester 1 1. Memahami pentingnya keutuhan NKRI 2. Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah Kelas V, Semester 2 1. Memahami kebebasan berorganisasi 2. Menghargai keputusan bersama Kelas VI, Semester 1 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara 2. Memahami system pemerintahan Republik Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Kelas VI, Semester 2 1. Memahami Peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara 2. Memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalasasi
2. Tinjauan Tentang Anak Berperilaku Menyimpang a. Pengertian tentang perilaku menyimpang Penyimpangan merupakan semua tingkah laku yang sakit secara sosial, sulit diatur dan ditertibkan sebab para pelakunya memakai cara pemecahan sendiri yang nonkonvensional, tidak umum, luar biasa atau abnormal sifatnya. Karena itu deviasi tersebut dapat mengganggu dan merugikan subyek pelaku sendiri atau masyarakat lain. Deviasi tingkah laku ini juga merupakan gejala yang menyimpang dari tendensi sentral,atau menyimpang dari ciri-ciri umum rakyat kebanyakan. Perilaku menyimpang secara sosial juga dapat disebut sebagai diferensiasi sosial, karena terdapat diferensiasi atau perbedaan yang jelas dalam tingkah-lakunya, yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum, dan bertentangan dengan hukum, atau melanggar peraturan formal. ”Sesuatu perbuatan itu di sebut menyimpang apabila perbuatanperbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup, suatu perbuatan yang anti sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif” Simanjuntak (1981:104) Sedangkan menurut Cohen, 1969 dalam Saparinah Sadli,. Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan, atau menyimpang dari aturan-aturan normatif, dari pengertian normatif maupun harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah bertingkah laku melanggar aturan-aturan normatif dan kurang sesuai dengan kondisi lingkunganya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
b.
Karakteristik Perilaku Menyimpang Ada
tiga
karakteristik
anak
berperilaku
menyimpang
yang
diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Heinz Werner dan Alfred Astrauss dalam buku ”tuna laras” oleh Salcha Haltras (1995)yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsifitas
A. Hiperaktivitas Anak-anak yang menunjukkan gerak secara berlebihan, gejala-gejala hiperaktif : a) Lari berkeliaran b) Sulit untuk duduk diam c) Terlalu banyak gerak d) Terlalu banyak gerak waktu tidur B. Distrakbilitas Anak-anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian, gejalagejala distrakbilitas : a) Sering tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang dimulainya b) Sering tampak tidak mendengarkan c) Mudah tertarik/terganggu perhatianya d) Sulit memusatkan perhatian pada tugas atau pekerjaan yang memerlukan perhatian besar C. Impulsifitas Anak-anak yang suka bertindak tanpa banyak pertimbangan, gejalagejala impulsifitas : a) Sering bertindak tanpa berfikir b) Cepat berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain c) Sulit mengatur pekerjaan d) Memerlukan banyak pengawasan e) Sering berteriak di kelas f) Tidak sabar menunggu giliran dalam kegiata-kegiatan kelompok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Dalam buku pegangan kuliah Kriminologi dan Patologi Sosial oleh Salcha Hatrasy (1995 :82-83 )
menyebutkan ciri-ciri tingkah laku yang
menyimpang itu bisa dibedakan dengan tegas yaitu : a) Deviasi lahiriah, yang bisa kita amati dengan jelas. Aspek ini bisa dibagi dalam dua kelompok, yaitu berupa : 1) Deviasi lahiriah yang verbal dalam bentuk kata-kata maki-makian slang (logat, bahasa populer), kata kotor tidak senonoh dan cabul, kriminal, ungkapan-ungkapan sandi, dan lain-lain. Misalnya penamaan ”babi” untuk pegawai negeri atau orang pemerintahan, ”singa” untuk tentara, ”srigala” untuk polisi, ”kelinci” untuk orangorang yang bisa dijadikan mangsa (dirampok atau dicopet, di garong) dan seterusnya. 2) Deviasi lahiriah yang non verbal, yaitu semua tingkah laku yang non verbal yang nyata kelihatanya. b) Aspek-aspek yang tersembunyi. Khususnya mencakup sikap-sikap hidup emosi-emosi, sentimen-sentimen, dan motivasi-motivasi yang mengembangkan tingkah laku menyimpang. Yaitu mens rea (pikiran yang paling dalam yang tersembunyi);atau berupa itikad kriminal dibalik semua aksi-aksi kejahatan dan tingkah laku menyimpang. Lagipula ,hendaknya selalu di ingat , bahwa sebagian besar dari tingkah laku penyimpangan misalnya kejahatan, pelacuran, kecanduan narkotika, dan lain-lain itu tersamar dan tersembunyi sifatnya, tidak kentara atau bahkan tidak bisa diamati. Tingkah laku yang tampak itu bahkan semisal puncak kecil dari sebuah gunung es raksasa yang tampak mengapung di permukaan laut, sedang bagian terbesar gunung itu sendiri tersembunyi di balik permukaan air. c. Faktor Penyebab Perilaku Menyinpang 1) Faktor dalam Keluarga Beberapa faktor dalam keluarga, misalnya jumlah anak, urutan kelahiran, stabilitas, pekerjaan ibu, ada atau tidaknya ayah, hadirnya orang tua tiri, adanya anggota lain dalam keluarga,psikopatologi orang tua,teknik pengendalian oleh orang tua, hubungan perkawinan,dominasi oleh bapak atau ibu,kepribadian dan sikap ”kebapaan dan keibuan”, atau pembagian tugas dalam keluarga, memang diduga berpengaruh terhadap pola dan perkembangan perilaku anak. Tetapi hasil penelitian seperti yang dilakukan Biller dan David, Clausen, Herzog dan Sudia, Rutter, Yarrow, Becher, Bell dalam Kuaffman yang dikutip oleh Salcha Hatrasy commit (1995:62) menyatakan bahwa ”faktor-faktor to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
tersebut di atas secara sendiri-sendiri belum cukup menjadi penyebab munculnya perilaku menyimpang”. Berbagai faktor tadi baru menjadi prediktif atas perkembangan atau perilaku anak setelah secara kompleks saling berinteraksi dan juga berinteraksi dengan faktor lain, seperti kondisi sosial ekonomi,kesukuan,usia, jenis kelamin dan karakteristik temperamen anak. Ada beberapa faktor yang rawan terhadap timbulnya ketunalarasan, seperti perceraian, tidak adanya ayah di rumah, hubungan dalam keluarga yang tegang, saling bermusuhan, dan kondisi-kondisi sosial ekonomi yang rendah. Jika faktor-faktor ini muncul bersamaandengan faktor lain yang juga rawan, seperti kemiskinan , sikap orang tua yang suka bertengkar, penyakit yang memerlukan perawatan di rumah sakit, akibat yang di timbulkanya bukan hanya bertambah, tetapi berlipat ganda. Ada dua model sebenarnya saling melengkapi mengenai proses pengaruh faktor keluarga terhadap munculnya perilaku menyimpang, yaitu model
belajar
(learning
model)
dan
(interaktional-transaktional) (Kauffman
model
interaksssi
transaksional
yang diutip oleh Salcha Hatrasy,
1995:63). Menurut model belajar kedua tersebut di atas semua jenis perilaku, baik positif maupun negatif, pada dasarnya merupakan hasil proses belajar, dan ada beberapa unsur yang mendorong atau menghabat proses belajar, seperti hadiah, hukuman dan proses observasi (misalnya modeling, imitasi), jenis perilaku yang mendapat atau mendatangkan imbalan akan bertahan, apakah perilaku itu menyimpang atau tidak, atau apakah pemberian imbalan itu disengaja atau tidak. Dengan demikian, menuruti anak setelah anak menangis dan marah-marah sebenarnya sama dengan memberi hadiah, memberi perhatian dengan mencaci anak waktu memukul anak tetapi tidak pernah menasehati di luar itu sebenarnya mendorong perilaku agresif, atau tidak memberi contoh keberhasilan akademik tetapi juga tidak memberi imbalan setiap anak menunjukkan prestasi sebenarnya tidak mendorong anak untuk berprestasi. Hipotesa intervensi yang di angkat dari model belajar ialah bila interaksi dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
keluarga dapat ditata kembali sehingga imbalan
diberikan kepada setiap
perilaku yang baik (adaktif). Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa berbagai teknik pemberian imbalan dan dorongan dapat dipakai untuk mengubah anak tuna laras. Namun demikian, Ross, dkk. Kauffman (Salcha Hatasy, 1995:63) menduga bahwa telah terjadi kesalahan dalam menarik kesimppulan. Dengan faktor bahwa pola pemberian dorongan positif yang sesuai dapat mengurangi perilaku negatif, tidak secara mutlak bahwa perilaku tersebut disebabkan oleh pola pemberian dorongan yang keliru. Hal ini dianalogikan dengan pengobatan. Penisilin dapat menyembuhkan sakit kerongkongan, tetapi tidak berarti bahwa saki kerongkongan disebabkan oleh kekurangan penopisilin. Beberapa kasus memperkuat sanggahan Ross ini. Dengan kasus anak autistik, misalnya kesimpulan dari hasi belajar adalah bahwa jenis kelainan ini disebabkan oleh sikap orang tua yang tidak sadar mendorong perilaku ini dan sedikit imbalan diberikan untuk perilaku positif. Padahal autistik disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin juga menyangkut aspek biomedis atau koknitif. Kesimpulan model belajar mempunyai data yang banyak mengenai cara keluarga dapat mengendalikan anak tunalaras dengan menggunakan prinsip belajar sosial, tetapi tidak cukup bukti bagaimana faktor keluarga menyebabkan munculnya ketunalarasan. 2)
Pola Interaksi dalam Keluarga Anak Tunalaras Selama ini, hasil penelitian dalam keluarga yang diduga menjadi
penyebab ketunalarasan tidak konklusif bahkan bertentangan satu dengan yang lainnya. Ada beberapa sebab, antara lain pola hubungan keluarga yang memang sangat kompleks, jenis variabel yang sangat banyak (misalnya kondisi sosial, ekonomi, jenis kelamin, umur, komposisi dan besarnya keluarga), kelemahan dalam pengukuran variabel. Dalam hal pengukuran variabel, teknik yang dipakai bervariasi untuk setiap penelitian, variabel yang diukur mungkin bukan variabel yang penting, bentuk-bentuk laporan subjektif banyak dipakai, semua ini tidak memungkinkan untuk mengadakan perbandingan. Satu perkembangan baru commit to user dalam penelitian tentang hubungan antara orang tua dan adalah mulai dilihatnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
hubungan antara ayah dengan anak yang semula diabaikan (Kauffman dikutip Salca Hatrasy, 1995 : 65). Hasil penelitian dengan menggunakan observasi langsung dan pengukuran perilaku anak dan orang tua yang dilakukan oleh patterson, Fleischman, Reid, Jones, dan Conger (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy, 1995 : 65 ) ”Menunjukkan pola interaksi yang berbeda dalam keluarga antara yang mempunyai anak tunalaras dengan yang tidak”. Pada keluarga dengan anak agresif, interaksi dalam keluarga ditandai dengan saling bertukar perilaku keras dan tidak ramah, orang tua banyak menggunakan teknik-teknik yang menyakitkan (memukul, berterik, mengancam) dan anak juga banyak menunjukkan perilaku yang menyakitkan dan membuat marah orang tua. Tidak
mencari
negative
reinforvement
ini
justru
semakin
meningkatkan perilaku tidak wajar dalam keluarga. Hasil penelitian oleh Martin, Moore, Athur, Wills, Swanson, dan Walker (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy, 1995 : 65) juga menunjukan bahwa ”pola interaksi pada keluarga dengan anak agresif juga ditandai dengan konflik keluarga, sikap orang tua yang tidak konsisten, sikap tidak sejalan, dan sikap keras antara orang tua dan anak”. Perilaku menyimpang akan semakin menjadijadi sebagai respon terhadap hukuman dari orang tuanya. Untungnya, orang tua ternyata dapat dilatih untuk mengendalikan cara merespons perilaku anaknya untuk mengurangi perilaku agresif, misalnya hanya memberi perintah sekali, memberi pujian, dan dengan menggunakan time out jika terjadi pelanggaran oleh anak. Beberapa peneliti seperti Etzel, Fewits, Hart, Akllen, Buell, Harris, Wolf, Williams, Risley, Mess, dan Baer (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy, 1995 : 66) ”memusatkan penelitiannya pada pola asuh tertentu, yaitu menangani anak menangis”. Menangis memang merupakan perilaku normal pada setiap anak, tetapi jika perilaku ini dilakukan secara berlebihan dan berlanjut sampai anak tumbuh, ini merupakan gejala tisak wajar. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa apabila orang tua memberi perhatian pada tangis anak atau to user bahkan menuruti keinginannya,commit frekuensi tangis akan meningkat, tetapi jika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
tangis anak diabaikan, atau dihukum, frekuensi menangis menjadi berkurang, apalagi apabila juga diberikan imbalan bagi perilaku positif non menangis. Implikasinya jangan diberi perhatian pada waktu anak menangis, tetapi sering beri perhatian pada waktu anak tidak menangis. Kesimpulannya, orang tua tidak perlu khawatir bahwa perilaku yang sensitif dan halus akan memanjakan bayi, termasuk pada waktu anak menangis karen takut, sakit, atau tidak enak, atau tangis bayi. Tetapi tangis cenggeng atau marah-marah tidak boleh diampuni pada usia berapapun, dan ini perlu ditanyai dengan tidak memberi perhatiaan.
d. Jenis-jenis Deviasi/ Perilaku menyimpang Deviasi
atau
penyimpangan
tingkah
laku
itu
sifatnya
bisa
tunggal,misalnya hanya kriminal saja dan tidak alkoholik atau mencandu bahanbahan narkotik. Namun bisa jamak sifatnya, misalnya wanita tuna susila sekaligus juga kriminil. Jadi ada kombinasi dari beberapa tingkah laku menyimpang. Menurut Salcha Hatrasy (1995:84) deviasi dapat dibedakan dalam tiga kelompok yaitu: a) Individu-individu dengan tingkah laku menyimpang yang menjadi masalah merugikan dan desdruktif bagi orang lain, akan tetapi tidak merugikan diri sendiri b) Individu-individu dengan tingkah laku menyimpang yang menjadi masalah bagi diri sendiri, akan tetapi tidak merugikan orang lain,dan c) Individu-individu dengan deviasi tingkah laku yang menjadi masalah bagi diri sendiri dan orang lain. Yang jelas, deviasi tingkah laku itu pernah berlangsung dalam isolasi, tidak berlangsung sui generis (unik khas satu-satunya dalam jenisnya) dan dalam keadaan vakum. Akan tetapi selalu berlangsung dalam satu konteks sosiokultural dan antar personal. Jadi, sifatnya bisa organismis atau fisiologis, juga bisa psikis, interpersonal, antar-personal dan kultural. Sehubungan dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
dengan lingkungan sosio-kultural ini, deviasi tingkah laku ini dapat dibagikan menjadi (1) deviasi induvidual, (2) deviasi situsional, (3) deviasi sistematik. 1) Deviasi Induvidual Beberapa deviasi merupakan gejala personal, pribadi dan induvidual, sebab ditimbulkan oleh ciri-ciri yang khas unik dari induvidu itu sendiri. Yaitu berasal dari anomali-anomali (penyimpangan dari hukum, kelainankelainan), variasi-variasi biologis, dan kelainan-kelainan psikis tertentu, yang sifatnya herediter ada sejak lahir. Kelainan ciri tingkah laku bisa jga disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan. Jika tidak ada deferensiasi biologis, maka deviasi-deviasi itu pastilah disebabkan oleh pengaruh sosial dan kultural, yang membatasi dan merusak kualitas-kualitas psiko-fisik induvidu. Deviasi jenis ini seringkali sifatnya simpotamik , yaitu disebabkan oleh konflik-konflik intrapsikis yang kronis yang sangat dalam, atau berasal dari konflik-konflik
yang ditimbulkan oleh identifikasi-identifikasi
yang
kontroversal bertentangan satu sama lain. Konflik-konflik semacam ini mengakibatkan
keterbelahan
pribadi,orangnya
menjadi
kacau,
dan
kepribadianya tidak terintegrasi dengan baik. Dimasukkan dalam kelompok deviasi induvidual ini antara lain : anak-anak luar biasa, penemu-penemu, genius-genius, fanatisi (orang-orang yang sangat fanatik), idiot savant atau genius-genius yang bersifat idiot dan tidak berperikemanusiaan, dan induvidu-induvidu yang psikotis. Pribadi-pribadi yang sedemikian ini pada dasarnya sudah memiliki predisposisi-predisposisi dan kecenderungan-kecenderungan yang menyimpang, baik secara biolgis maupun psikis, yang kemudian diperhebat oleh rangsangan sosial dan stimuli (stimulus= rangsangan) kultural dari lingkungan hidupnya. 2) Deviasi Situasional Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional atau sosial di luar induvidu, atau oleh pengaruh situasi dalam mana pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integraj daripadanya. to user Situasi tadi memberikan commit pengaruh yang memaksa, sehingga induvidu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
tersebut terpaksa harus melanggar peraturan dan norma-norma umum atau hukum formal. Jika anak-istri hampir-hampir mati kelaparan, dan tidak ada jalan lain untuk mendapatkan bahan makanan kecuali dengan cara mencuri, sehingga pria yang bersangkutan terpaksa harus mencuri, maka jadilah ia seorang
penjahat
Ringkasnya,
situasional.
induvidu-induvidu
Dan
deviasinya
atau
bersifat
kelompok
situasional.
tertentu
bisa
mengembangkan tingkah laku menyimpang dari norma-norma susila atau hukum, sebagai produk dari tranformasi-tranformasi psikologis yang dipaksakan oleh situasi dan kondisi lingkungan sosialnya. Maka, situasi yang eksternal itu memberikan limitasi, tekanan-tekanan serta paksaan-paksaan tertentu,dan mengalahkan faktor-faktor internal(pikiran, pertimbangan akal, hati nurani),sehingga memunculkan deviasi situsional tadi. Maka ruang dan waktu itu merupakan dimensi-dimensi pokok dari situasi sosial, yang memberikan pengaruh menekan-memeksa kepada induvidu. Sampai berapa besar pengaruh menekan-memaksa,dapat kita ketahui apabila induvidu yang menyimpang itu dipindahkan dalam situasi lain. Akan lenyaplah pola-pola devisi tersebut setelah situasi sosialnya dirubah secara drastis. Khususnya, situasi sosial atau sosio-kultural yang repetitif selalu berulangulang dan terus-menerus,akan mengkadisionir dan memperkuat deviasideviasi, sehingga kumulatif (bertimbun, bertumpuk) sifatnya. Seviasi kumulatif seperti ini bisa menjelma menjadi disorganisasi sosial atau disintegrasi sosial khusunya apabila deviasi ini pada bagian terbesar dari populasi atau anggota masyarakat pada umumnya. Peristiwa ini disebut pula sebagai deviasi kumulatif contoh yang mencolok dari deviasi kumulatif ini ialah korupsi. Pada umumnya deviasi situasional yang komulatif itu merupakan produk dari konflik kultural, yaitu merupakan produk dari periode-periode dengan banyak konflik sosial. Konflik budaya/ kultural ini dapat diartikan sebagai : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
a. Konflik antara induvidu dengan masyarakat b. Konflik antara nilai-nilai dan praktek-praktek dari dua atau lebih kelompok-kelompok sosial, c. Konflik-konflik introjektif yang berlangsung dalam diri seorang, yang hidup dalam lingkungan sosial penuh dengan nilai dan norma-norma yang bertentangan. 3) Deviasi Sistematik Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah satu subkultur, atau satu sistem tingkah laku yang disertai : organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, rasa kebanggaan, norma dan moral tertentuyang semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan dan perbuatan yang menyimpang dari norma umum, kemudian dirasionalisir atau dibenarkan oleh semua anggota kelompok dengan pola yang menyimpang itu. Sehingga penyimpangan tingkah laku / deviasi itu berubah menjadi deviasi yang terorganisir atau deviasi sistematik. Pada umumnya kelompokkelompok deviasi itu mempunyai peraturan-peraturan yang sangat ketat, sangsi dan hukum-hukum yang sangat berat yang diperlukan untuk bisa menegakkan konformitas dan kepatuhan anggota-anggotanya. d. Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang Penanggulangan penyimpangan sangatlah komplek . Dari sekian luas penanggulangan yang dapat dilakukan dapat dilakukan dapat dikelompokkan usaha-usaha penanggulangan, yaitu : 1. Pencegahan (preventif) a) Usaha pencegahan yang bersifat umum berupa pendidikan pranata kepada ibu, pemberian agama-mental kepada anak,memberikan pendidikan yang bersifat peningkatan ketrampilandan peningkatan kecerdasan dalam lingkungan keluarga. Disamping itu tidak kurang peranan masyarakat sehingga pemimpin yang merupakan tokoh hendaknya memperlihatkan tingkah laku terpuji. Dalam kaitan ini kiranya pemilihan materi suguhan dari lembaga TV, mass media perlu commit perilaku to user menyimpang. Lingkungan yang terintegrasi untuk menghindari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
formal bertugas menanamkan nilai-nilai ialah lembaga sekolah. Walaupun waktu remaja relatif kecil di lingkungan tapi pengaruhnya cukup banyak, malahan dapat menetralisirtingkah laku menyimpang yang di lakukan di masyarakat. b) Usaha perbaikan lingkungan serta kondisi sosial ke arah kondisi yang membantu terciptanya pertumbuhan anak yang sehat psikis dan psihis. Hal ini menyangkut perbaikan keluarga,sekolah, masyarakat. Namun pun kita akui bahwa tidak semua pengaruh dari lingkungan bersemi dalam induvidu remaja, tetapi sangat tepat tindakan kita menghindari daripada mengobati. c) Usaha mengadakan sarana vital dalam menunjang pembinaan mental (keluarga, sekolah, lingkungan) merupakan hal yang perlu mendapat perhatian semua lapisan masyarakat terutama pemerintah. Pengadaan sarana ini merupakan investasi yang sama mahalnya dengan investasi mental, kalau tidak dapat dikatakan identik d) Usaha yang bersifat khusus bertujuan menegakkan ketertiban umum. Usaha seperti ini sebenarnya tidak akan timbul kalau sejak pagi hari kita sudah berantisipasi. Usaha ini dapat berbentuk penyuluhan dan bimbingan. Selain dari itu bagi yang menunjukkan frekuensi tingkah laku menyimpamg diadakan pendidikan khusus. 2. Usaha Penindakan(represif) Usaha represif ini bisa dihindari mengadakan antisipasi.
bila sejak dini hari sudah
Tetapi pemerintah sering mendahulukan
kenaikan pendapatan-peningkatan pajak agar banyak uang untuk kas negara. Baiklah ini dilakukan akan tetapi jangan lupa akan pembinaan remaja. Sekali remaja jatuh ke lumpur, maka dia telah berlumpur. Oleh karena itu tindakan represif seperti razia, pengusutan, pengembalian pada keluarga, diajukan ke pengadilan sebaiknya dihindari sejak dini. Remaja yang terkena jaring usaha represif akan merasa malu melihat kawankawannya. Malahan kawannya berkemungkinan menghukum sehingga dia merasa diasingkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
3. Usaha khusus (rehabilitasi) Biasanya usaha ini dilakukan setelah usaha represif dengan mengingat perlu rehabilitasi. Bimbingan diberi baik pada anak, orang tua pengasuh sehingga mereka memiliki kesamaan irama menangani. Adapun usaha ini dapat berbentuk; reduksi dalam lembaga pendidikan khusus remaja nakal, pengembalian kemasyarakat setelah mematangkan sikap masyarakat menerima, penyaluran ke pendidikan, dan pengawasan.
3. Pengertian Peranan Menurut W.J.S Poerwodarminto ( 1976 : 735 ) yang dimaksud peranan adalah ”Sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan dalam terjadinya hak/peristiwa” Sedangkan peranan menurut Koentjaraningrat yang dikutip oleh Soerjono Soekamto (1982:88) menyatakan bahwa " Adapun segala cara berlaku dari induvidu-induvidu untuk memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan hak-hak tadi merupakan aspek dinamis dari status atau kedudukan”. Menurut Soerjono Soekamto (1990:221) peranan mencakup 3 hal yaitu: a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilaksanakan oleh induvidu dalam masyarakat sebagai organisasi. c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilakuan induvidu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka yang dimaksud peranan adalah aspek dinamis yang berupa aktivitas pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. B. Kerangka Berpikir Permasalahan anak berperilaku menyimpang adalah permasalahamn yang umum yang pemecahannya memerlukan usaha. Fenomena perilaku menyimpang pada anak di sekolah-sekolah
merupakan kenyataan dalam
masyarakat bahwa masih banyak anak yang mengalami permasalahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Penyebab perilaku menyimpang pada anak dapat ditimbulkan melalui dua faktor yaitu faktor dalam keluarga dan faktor pola interksi. Untuk menanggulangi masalah tersebut memerlukan penanganan yang serius dan berkelanjutan. Dan salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan adanya pendidikan
kewarganegaraan
dengan
porsi
lebih,
sebab
pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran untuk mengarahkan pendidikan moral pada anak yang diharapkan dapat diwujudkan dalan kehidupan sehari-hari. Dalam upaya penanggulangan perilaku menyimpang anak ini dapat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu preventif, represif, maupun rehabilitasi. Dalam hal ini maka di harapkan adanya peranan Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih dalam merubah tingkah laku anak yang berperilaku menyimpang agar berubah menuju kearah yang lebih baik, supaya dalam pergaulan dimana mereka berada dapat diterima lingkungannya.
Untuk lebih jelasnya keringka pemikiran dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Anak
Faktor keluarga
Faktor interaksi
Anak berperilaku menyimpang
PKn dengan persi lebih
Perubahan tingkah laku to user pemikiran Gambar 1. commit skema kerangka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Kualitas dari suatu penelitian tidak tergantung oleh luas tidaknya masalah dan besar kecilnya populasi tetapi ditentukan oleh ketajaman di dalam menganalisa data atau permasalahannya. Sehingga perlu adanya suatu pembatasan tempat
penelitian
yang
jelas.
Dalam
penelitian
kualitatif
memandang
permasalahan yang ada secara menyeluruh dan terkait dengan yang lainnya. Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian akan dlakukan untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diajukan Tempat yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian ini adalah di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Penulis memilih di tempat tersebut, dengan beberapa pertimbangan antara lain : a. SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen di anggap peneliti terdapat fenomena kenakalan anak yang dapat diteliti . b. SD Negeri Somomorodukuh merupakan salah satu Sekolah Dasar yang dekat dengan dimana peneliti berdomisili, sehingga memudahkan peneliti mengambil informan sebagai sumber data untuk mendapatkan data yang diperlukan
2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari pengajuan judul sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian 2010 No
Kegiatan
April Mei – Juni
1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Ijin Penelitian
4
Pengumpulan Data
5
Analisis Data
6
Penyusunan Laporan
2011
Juli -
sep Nov- Jan-
Mart
Agst
Des feb
-Apr
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan tujuan yang dicapai dan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau lainnya) berdasarkan fakta aktual pada masa sekarang. Menurut Lexy J. Moleong (2004:4) yang mengutip pendapat Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai berikut “Metodologi kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Penelitian deskriptif menurut Sanapiah Faisal (2003 : 20) “Penelitian yang dimaksudkan eksplorasi dan klarifikasi menurut sesuatu fenomena atau kenyataan social dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti”. H.B. Sutopo (2002:41) mengemukakan bahwa ”Aktivitas manusia dan organisasi yang ada merupakan kesengajaan lewat apa yang menurut mereka sedang dicapai, maka struktur yang ada menurut konteksnya.” Penelitian ini diperoleh dengan mempertimbangkan kesesuaian objek studi, sehingga penggunaan metode penelitian dipilih secara mendalam agar commit to user metode deskriptif. sesuai dengan metode tersebut yaitu menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Metode kualitatif tidak menggunakan metode statistik atau dengan cara lain dari pengukuran. Metode ini lebih bersifat naturalistik yang lebih mampu mengungkap hubungan wajar antara peneliti dengan responden dan keduanya mempunyai pengaruh imbal balik. Sesuai dengan pendapat di atas, dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan metode deskriptif. 2. Strategi Penelitian Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasar rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu strategi penelitian dapat dimaknai sebagai cara, metode, atau pendekatan yang direncanakan secara cermat untuk menjawab permasalahan penelitian sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. H.B. Sutopo (2002:42) menyebutkan “Penelitian terpancang yaitu penelitian yang sudah menentukan focus penelitian berupa variable utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitian di lapangan studinya”. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian deskriptif ini dapat berupa manusia, kejadian atau peristiwa dalam instansi yang bersangkutan, dokumen dan bendabenda lain. H.B. Sutopo (2002:50-54) menyatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen dan arsip”. 1. Sumber data primer Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, dalam hal ini berupa informasi dan keterangan korban yang pernah mengalami perkara tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh massa, di Kecamatan Jebres Surakarta. Sumber data primer antara lain pelaku demonstrasi, korban kekerasan, kepolisian dan masyarakat Kecamatan Jebres. 2. Sumber data sekunder Merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberi keterangan commit user termasuk bahan kepustakaan, yang bersifat mendukung sumber data toprimer,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dokumen, arsip, literature, serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. sumber data sekunder antara lain masyarakat setempat yang bukan korban dari kekerasan dan kerusuhan. D. Teknik Sampling Maksud pengambilan sampel (tehnik sampling) menurut Lexy J. Moleong (2001: 165) ada 2 : Pertama untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya, kedua untuk menjadi informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul. Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan perimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan. H. B. Sutopo (2002: 57) mengatakan bahwa “ Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi”. Penelitian kualitatif ini penulis mendapatkan jumlah dan kualitas data yang diharapkan. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik yang disebut “ purposive sampling” dimana teknik ini dipandang lebih tepat dari teknik-teknik yang lain karena untuk mengetahui atau mengumpulkan data yang banyak peneliti mencari orang yang dipandang mengetahui lebih banyak tentang data yang dibutuhkan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksud untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini adalah: 1. Studi Lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara wawancara (interview) yaitu berupa tanya jawab dengan responden, dalam hal ini adalah Siswa SD Negeri Somomorodukuh user SD Negeri Somomorodukuh SD 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten commit Sragen.toGuru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Orang tua murid SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.
2. Studi Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen dari Kecamatan maupun Kepolisian, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. F. Validitas Data Validitas data adalah keabsahan data yang diperoleh didalam penelitian atas suatu data yang diakui kebenarannya. Jadi dalam penelitian ini untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka validitas datanya dapat dilakukan berbagai cara, yaitu : trianggulasi, informan review, dan member chek. 1. Trianggulasi Pengertian trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2004: 330) berpendapat bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan datanya memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”. Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, H.B. Sutopo (2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi yaitu : a. Triangulasi data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. b. Tiangulasi metode, jenis triangulasi ini biar dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda. c. Triangulasi peneliti, adalah hasil penelitian yang baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. d. Triangulasi teori, trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2. Informan Review Informan review yaitu laporan penelitian direview oleh infoman khususnya kegiatan informan untuk mengetahui apakah yang telah diteliti merupakan sesuatu yang dapat disetujui mereka atau tidak. 3. Member Check Dalam enelitian kualitatif, disamping sudah menggnakan triangulasi data, review informan belum dirasakan cukup untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh dalam penelitian tersebut benar-benar valid. Untuk itu masih menggunakan member chek, sehingga laporan hasil penelitian diperiksa oleh kelompok atau peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau mencantumkan kekurangan untuk lebih dimantapkan. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data, dimana data penelitian diambil dari berbagai sumber yang berbeda yaitu informan, dokumen, tempat dan peristiwa untuk menghasilkan data yang sejenis. Disamping itu penliti juga menggunakan teknik triangulasi metode yaitu dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda, diantaranya dengan wawancara, analisis dokumen, dan observasi. Alasan memilih menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode adalah untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan data dari salah satu sumber yang dapat dilengkapi dengan data dari sumber lain. D. Analisis Data Untuk mendapatkan data yang obyektif dalam pengumpulan data, maka seorang peneliti harus melakukan teknik analisis data. Menurut Lexy J. Moleong (2004: 280) “Analisis data adalah proses mengorganisasikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. H.B. Sutopo (2002: 91) berpendapat bahwa “Dalam proses analisis data terdapat 4 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, commit to user (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
1. Pengumpulan Data Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimatkalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. 2. Reduksi Data Menurut H.B. Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa: “Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”. 3. Sajian Data Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja kegiatan, dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. 4. Penarikan Kesimpulan /Verivikasi Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebh kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Berdasarkan model analisa tersebut, apabila digambarkan adalah sebagai berikut:
1 Pengumpulan Data 2 Reduksi Data
3 Sajian Data 4 Verifikasi/Pengambilan Kesimpulan
commit to user Gambar 2. Metode Analisis Interaktif (H.B. Sutopo, 2002: 96)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir sebagai berikut : 1. Tahap Pra Lapangan Tahap ini terbagi dalam enam kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menyusun Rencana Penelitian b. Memilih Lapangan Penelitian c. Mengurus Perijinan d. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan e. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian f. Memilih dan Memanfaatkan Informan 2. Tahap Penelitian Lapangan a. Memahami Latar Belakang Penelitian dan Persiapan b. Memasuki Lapangan c. Berperan Serta dalam Mengumpulkan Data Dari Informan d. Mencari Informasi Melalui Pengamatan Praktek di Lapangan 3. Tahap Analisis Data Tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan yang berupa mengatur mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengorganisasikan data. Kemudian setelah itu data yang sudah terkumpul, maka data tersebut akan dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan dugaan sementara ataupun adanya temuan studi. 4. Tahap Penulisan Laporan Setelah tahap penganalisaan data, maka langkah yang akan dilakukan selanjutnya yaitu menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti kemudian hasil dari penelitian tersebut nantinya akan ditulis dalam bentuk laporan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti akan mendiskripsikan lokasi penelitian yang meliputi: 1. Peserta didik SD Negeri Somomorodukuh 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang disajikan pada tabel di bawah ini: Table 2.Daftar jumlah murid No
Kelas
Banyak
Keadaan murid
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
1
5
3
8
2
II
1
11
4
15
3
III
1
7
6
13
4
IV
1
6
10
16
5
V
1
13
6
19
6
VI
1
10
13
23
6
52
42
94
Ket
2. Keadaan Guru SD Negeri Somomorodukuh 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 yang disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Daftar guru SD Negeri Somomorodukuh 2 tahun pelajaran 2010/2011 No
1
2
3
Nama /NIP Sunarso,S.Ag
Ijazah Terakhir S1 01
Kepala
195805081979121004 Supinah
Jabatan
Mengajar
Bidang
Kelas
Keahlian
I
Sekolah SPG
Guru
III
S2
Guru
VI
195507041977012003 Susilowati,S.Pd,M.Pd 195909151978022001
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
4
5
6
Sri Nurhayati,S.Pd
S1
Guru
II
D2
Guru PAI
PAI
D2
Guru
V
195701071979112001 Suradi 195207091979121001 Hj.SP.Mulyani 196502031987032008
7
Nuri wahyuningsih
D2
Guru OR
PJOK
8
Aprilia Nawangsari
SMU
Guru
MULOK
9
Danang Prasetyo U
D2
Guru
IV
3. Kurikurum SD Negeri Somomorodukuh 2
Tabel 4. Struktur Kurikulum SD Negeri Somomorodukuh 2 Kelas dan Alokasi waktu
Komponen
I
II
III
IV
V
VI
1. Pendidikan Agama
2
2
2
3
3
3
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
3
3. Bahasa Indonesia
6
6
7
5
5
5
4. Matematika
6
6
7
5
5
5
5. Ilmu Pengetahuan Alam
2
2
2
4
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
2
2
2
3
3
3
7. Seni Budaya dan Keterampilan
2
2
2
4
4
4
8. Pend. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2
2
2
4
4
4
1. Bahasa Jawa
2
2
2
2
2
2
2. Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
3. Komputer
2
2
2
2
2
2
4. Budi Pekerti dan Kewirausahaan
1
1
1
1
1
1
A. Mata Pelajaran
B.Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1. Pramuka
2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)
2. Palang Merah Mula
2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)
JUMLAH
31
31
33
37
37
37
*) Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran Dengan melihat susunan program
kurikulum sekolah dasar terlihat
bahwa pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas I-VI dibrikan alokasi waktu 12 jam pelajaran per minggu, bagi sekolah yang mempunyai anak didik yang berperilaku menyimpang alokasi tersebut dirasa kurang untuk merubah pola tingkah lakuanak yang mengalami penyimpangan. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti memberikan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tambahan di luar jam pelajaran untuk merubah perilaku anak berperilaku menyimpang.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Yang Terjadi di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan bahwa ternyata terdapat banyak murid-murid
di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen yang mengalami perilaku menyimpang. Akan tetapi kebanyakan yang dijumpai adalah perilaku menyimpang yang berupa kenakalan. Beberapa karakteristik perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada muridmurid yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsifitas. a. Jenis Perilaku Menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2 Tabel 5. Jenis Perilaku Menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2. No
Nama
Jenis
Kelas
Jenis Penyimpangan
kelamin 1
Ardi prasetyo
L
IV
Tidak bisa duduk diam di kelas, bandel
2
Bintang K.
L
IV
Suka mengganggu teman, membolos
3
Niko
L
IV
kurniawan
Suka mondar-mandir di kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
4
Yoga
L
IV
Bandel, males
kusdianto 5
Upika P
P
IV
Sering bolos, pemurung
6
Ardiyanto
L
V
Bandel, membolos
7
Agus budi
L
V
Tidak bias diam, bandel, malas
8
Desi W
P
V
Pemurung, menutup diri
9
Handoyo
L
V
Suka mondar-mandir di kelas
10
Irfan W.
L
V
Males, bandel suka membolos, merokok
11
Sidiq C.M.
L
V
Suka membolos
12
Adi S.
L
VI
Males, bandel, membolos
13
Danang A.
L
VI
Suka membolos
14
Ervan
L
VI
Bandel, Suka menggangu, membolos , tidak bisa diam
15
Rina
P
VI
Suka membolos, pendiam dan menutup diri
16
Rohmad
L
VI
Bandel suka mencuri, bandel
17
triyanto
L
VI
Bandel suka membolos
b. Anak-anak yang dijadikan Sampel Penelitian. Adapun sampel penelitian yang dilakukan peniliti Tabel 6. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Sampel Penelitian No Nama 1
AP
Jenis kel. L
kelas IV
Jenis penyimpangan Bandel ,tidak bias diam,mengganggu teman (kenakalan).
2
BK
L
IV
Bandel, suka membolos (kenakalan)
3
UP
P
IV
Pemurung, menutup diri ,sering bolos
4
AB
L
V
Bandel ,suka mengganggu (kenakalan.
5
DW
P
V
Pemurung,menutup diri,sering bolos.
6
IF
L
V
Tidak bias diam, bandel, malas (kenakalan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
7
AS
L
VI
Malas ,bandel,sering bolos ,merokok.
8
EV
L
VI
Bandel malas,suka mengganggu,mencuri (kenakalan)
9
RN
P
VI
Suka membolos,malas
2. Faktor penyebabkan terjadinya perilaku menyimpang siswa di
SD
Somomorodukuh 2 kecamatan Plupuh kabupaten Sragen. Berbagai faktor yang menjadi prediktif atas perkembangan atau perilaku anak secara kompleks saling berinteraksi dan juga berinteraksi dengan faktor lain, seperti kondisi sosial ekonomi, kesukuan, usia, jenis kelamin dan karakteristik temperamen anak. Ada juga faktor yang rawan terhadap timbulnya ketunalarasan, seperti perceraian, tidak adanya ayah di rumah, hubungan dalam keluarga yang tegang, saling bermusuhan, dan kondisi-kondisi sosial ekonomi yang rendah. Jika faktor-faktor ini muncul bersamaan dengan faktor lain yang juga rawan, seperti kemiskinan , sikap orang tua yang suka bertengkar, penyakit yang memerlukan perawatan di rumah sakit, akibat yang di timbulkanya bukan hanya bertambah, tetapi berlipat ganda. Hasil wawancara peniliti secara deskriptif dari salah satu orang tua murid bahwa faktor penyebab terjadinya penyimpangan adalah dalam pergaulan sehari-hari yang tidak sepenuhnya di kontrol oleh orang tua murid. Selain itu, ada beberapa faktor yang berkaitan, antara lain; kedekatan murid dengan orang tua masih kurang, dikarenakan orang tua sibuk mencari nafkah. Sebagian orang tua murid merupakan orang-orang yang berpenghasilan menengah kebawah, dengan hanya dibekali pengetahuan yang rendah pula. Wawancara juga dilakukan kepada guru di SD Somomorodukuh 2, mengatakan bahwa pengawasan murid tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah saja melainkan sepenuhnya dilakukan oleh orang tua murid disaat jam luar sekolah, kebanyakan dari pihak orang tua murid menganggap dan mempercayakan pendidikan anaknya kepada pihak sekolahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Dari pihak sekolah juga sudah memaksimalkan pendidikan, perhatian juga pengarahan terhadap murid-murid. 3. Peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam merubah tingkah laku anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Dalam penelitian ini peneliti memberikan tambahan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di luar jam pelajaran dengan porsi lebih.,setiap minggu diberikan 2 kali pertemuan. Adapun materi-materi yang diberikan tertuang dalam tabel di bawah ini: Tabel 7. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang di berikan dengan Porsi Lebih No
Hari/tanggal
Pokok bahasan
waktu
1
Sabtu 17 juli 2010
Menerapkan
2
Kamis,22 juli 2010
perbedaan
2 x 40’
3
Sabtu, 24 juli 2010
Norma dalam masyarakat
2 x 40’
4
Kamis, 29 juli 2010
Menghargai keputusan bersama
2 x 40’
5
Sabtu, 31juli 2010
Menunjukkan
hidup
rukun
sikap
dalam 2 x 40’
terhadap 2 x 40’
globalisasi 6
2x 40’
Kamis,5 agustus 2010 Mengamalkan makna Sumpah Pemuda Menampilkan nilai-nilai Pancasila
b. Perubahan-perubahan tersebut dapat di ketahui melalui pengamatan secara terprogram selama 1 bulan. Selanjutnya aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Hubungan sosial anak. 2) Frekuensi kejadian menganggu teman. 3) Kebiasaan mengambil tanpa ijin. 4) Sifat menutup diri. 5) Kebiasaan suka membolos 6) Sifat tidak bisa diam 7) Etika sopan santun 8) Sifat bandel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
9) Rasa tanggung jawab 10) Semangat belajar 11) Rasa patuh dan taat Berdasarkan checklist tersebut selama 1 bulan penulis melakukan pengamatan terhadap anak yang menjadi sample. Pengamatan dilakukan dengan pengamatan langsung pada saat di kelas, istirahat dan bermain serta wawancara dengan guru dan teman sekelas yang bersangkutan. Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 8. Frekuensi Penyimpangan Sebelum Mendapat Perlakuan dan Sesudah Mendapat Perlakuan Frekuensi sebelum No
Nama anak
mendapat
Jenis Penyimpangan
1
AP
Bandel
BK
UP
5
AB
DW
IF
AS
V
Bandel
V
V V
Menutup diri
V
V V
V
V
Bandel
V
V
Suka mengganggu
V
V
Pemurung
V
V V
V
Tidak bias diam
V
V
Bandel
V
V
Bandel sering bolos
V V commit to user
R
V
V
bolos 7
S
V
Sering bolos 6
T
Tiak bias diam
Sering bolos 4
R
V
Suka membolos 3
S
V
Suka mengganggu
2
mendapat perlakuan
perlakuan T
Frekuensi sesudah
V V
V
V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
merokok 8
9
EV
RN
V
Suka mengganggu
V
V
Mencuri
V
V
Sering bolos
V
V
malas
V
V
Keterangan: T =Frekuensi penyimpangan tinggi terjadi <3 kali dalam satu minggu S = Frekuensi penyimpangan sedang terjadi1-2 kali dalam dalam satu bulan R = Frekuensi penyimpangan rendah terjadi<1 kali dalam satu bulan Setelah ke 9 anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku mendapatkan perlakuan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih terdapat perubahan-perubahan tingkah lakuyang sangat positif. Perubahanperubaan tersebut diantaranya adalah: 1) Hubungan sosial anak bias diterima di lingkunganya. 2) Kebiasaan menggangu teman berkurang. 3) Kebiasaan suka mencuri dapat teratasi. 4) Sifat menutup diri bisa berubah. 5) Kebiasaan suka membolos berkurang. 6) Sifat tidak bias diam berkurang. 7) Etika sopan santun bertambah. 8) Kebiasaan merokok teratasi. 9) sifat bandel berkurang. 10) Rasa tanggung jawab bertambah. 11) Semangat rajin belajar bertambah. 12) Rasa taat dan patuh bertambah.
C. Temuan Studi Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa temuan studi sebagai berikut : 1. Jenis perilaku menyimpang siswa yang terjadi di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen sangat bervariasi sehingga dapat diketahui berbagai jenis perilaku yang menyimpang mulai dari tingkatan yang ringan sampai dengan tingkatan yang berat. Jenis perilaku menyimpang yang paling banyak ditemui di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen berupa jenis penyimpangan kenakalan ringan yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas,dan impulsifitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2. Penyebab perilaku menyimpang siswa di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen di pengaruhi berbagai faktor baik dari faktor internal maupun faktor eksternal sehingga munculnya berbagai faktor tersebut sangat dominan untuk mendorong munculnya tindakantindakan yang menyimpang dari siswa. 3. Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan kepada siswa di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dengan penambahan
jam
pelajaran
maka
dapat
berpengaruh
pembentukan perilaku siswa yang lebih positif bagi siswa.
commit to user
terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah peneliti mengadakan penelitian tentang peranan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perubahan tingkahlaku anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1. Diketahui bahwa ada beberapa jenis perilaku menyimpang yang dialami oleh anak-anak ialah: a. Bandel b. Suka mengambil tanpa izin c. Suka mengganggu teman d. Tidak bisa diam e. Suka berkelahi f. Malas g. Merokok 2. Anak berperilaku menyimpang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab antara lain: a. Kondisi orang tua siswa b. Tingkat pendidikan orang tua c. Perhatian orang tua d. Hubungan sosial anak di sekolah, di rumah dan lingkungan bermain. 3. Bahwa dengan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih ternyata dapat mempengaruhi menurunya perilaku menyimpang terhadap anak-anak di sekolah dasar. Dengan demikian PendidikanKewarganegaraan dengan porsi lebih memiliki peranan yang baik terhadap penyimpangan tingkah laku.
B. Implikasi 1. Pendidikan Kewarganegaraanmerupakan salah satu pelajaran yang dapat digunakan untuk merubah pola tingkah laku anak berperilaku menyimpang. Sebab dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan memuat pokok bahasan yang erat hubunganya pola tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari. Pokok bahasan materi Pendidikan Kewarganegaraan seperti yang terlampir. Dengan melihat materi pendidikan Kewarganegaraan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat tepat untuk merubah pola tingkah laku anak yang berprilaku menyimpang.dari kesimpulan tersebut maka bagi sekolah yan mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya para guru perlu sekali untuk memberikan materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam porsi lebih di luar jam pelajaran untuk merubah perilaku menyimpang. commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
2. Dari penelitian juga diketahui bahwaperhatian orang tua terhadap anak berperilaku menyimpang pada umumnya rendah, sehingga mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Dari temuan tersebut implikasinya adalah orang tua perlu berikan pembekalan, penyuluhan tentang pentingnya pendampingan terhadap pendidikan dan perilaku anak. 3. Temuan yang lain dari studi ini adalah bahwa sebagian besar anak-anak berperilaku menyimpang berasal dari keluarga kurang perhatian,ekonomi rendah dan pendidikan rendah. Implikasi dari temuan tersebut adalah perlunya peningkatan wawasan orang tua terhadap pendidikan sehingga meskipun pendidikan rendah tidak harus wawasanya juga rendah, selanjutnya tentang status sosial ekonomiyang rendah orang tua dapat didorong untuk melakukan prioritas dalam memenuhi kebutuhan sehigga efisiensi dapat dilakukan, dari efisiensi itu dapat lebih diarahkan terhadap pendidikan. C. Saran Setelah peneliti mengadakan penelitian tentang peranan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perubahan tingkah laku anak berperilaku menyimpang maka peneliti akan memberikan saran kepada: 1. Sekolah yang mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya para gurumemberikan perlakuan secara khusus kepada anak yang mengalamipenyimpangan tingkah laku dengan memberikan Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebihdi luar jam pelajaran. 2. Orang tua yang mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya: a. Memberikan perhatian secara khusus b. Tidak membeda-bedakan perlakuan kepada anak yang berperilaku menyimpang. 4. Anak yang berperilaku menyimpang hendaknya harus belajar menghormati orang lain ,meningkatkan sopan santun,disiplin dan menghindari perbuatan yang di kategorikan sebagai penyimpangan. 5. Peneliti lain penelitian ini hanya mengambil sampel dalam jumlah kecil.untuk peneliti lain yang berminat melakukan pengkajian terhadap anak berperilaku menyimpang untuk memperluas sampel penelitian yang diambil.
commit to user