82 PERANAN KOMPETENSI GURU IPA FISIKA JALUR PLPG TAHUN 2010 SUB RAYON 26 TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA FISIKA SISWA SMP DI KABUPATEN KOLAKA Sitti Kasmiati1) dan Hj. Nurhayati2) 1)Jurusan
PMIPA/Fisika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232 2)Guru Bidang Studi IPA-Fisika SMP Negeri Kolaka
Abstrak: Melalui kajian data pada semua guru fisika SMP se-Kabupaten Kolaka yang disertifikasi melalui jalur PLPG tahun 2010 yang bejumah 8 Orang yang diperoleh dari panitia penyelenggara sertifikasi guru berupa data dokumentasi nilai skor individu keseluruhan dari penyelenggara sertifikasi guru FKIP Universitas Haluoleo dan data prestasi belajar fisika siswa diambil dari nilai rapor siswa yang diajar oleh guru yang bersangkutan sesudah mengikuti kegiatan PLPG. Berdasarkan hasil kajian melalui statistik deskriptif dan inferensial disimpulkan sebagai berikut: (1) kemampuan guru IPA-Fisika untuk aspek profesionalisme guru, pendalaman materi, model-model pembelajaran, penelitian tindakan, partisipasi, teman sejawat, dan peerteaching memiliki nilai rata-rata secara berurutan adalah 75; 50,8; 68,9; 59,4; 87,88; 56,6; dan 85,6; (2) terdapat hubungan asosiasi yang nyata antara prestasi belajar fisika siswa dengan kemampuan guru IPA Fisika yang telah mengikuti kegiatan PLPG dengan 2hit = 2 40,08 tab
0,99(28)
= 18,3 pada α =0,01
Kata Kunci : Kompetensi guru, sertifikasi guru, PLPG, dan Prestasi belajar PENDAHULUAN Kegiatan sertifikasi guru mulai dirintis sejak terbitnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Selain itu, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pemerintah dalam hal ini Depdiknas mewajibkan kepada semua guru mulai dari guru TK, SD, SLTP/MTs dan SMU/MA/SMK untuk disertifikasi secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran yang disediakan oleh pemerintah. Tindak lanjut dari undang-undang tersebut diatas adalah Peraturan Mendiknas Nomor
16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Pendidikan serta Pedoman Sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk Lembaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas pendidikan Kabupaten/Kota, dimana FKIP Universitas Haluoleo Rayon 26 dengan jumlah instruktur kurang lebih 53 orang ditunjuk sebagai tempat penyelenggara kegiatan sertifikasi guru mulai dari guru TK, SD, SLTP/MTs, dan SMU/MA/SMK yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Mengacu pada Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007, tentang proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan diproses melalui tahap yakni, peserta sertifikasi membuat berkas portofolio yang kemudian dikirim kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta dikirim kepada rayon LPTK penyelenggara untuk diseleksi sebagai peserta sertifikasi dan
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 82 - 91
83 apabila berkas portofolio tersebut dinyatakan lulus maka peserta diberikan nomor peserta sertifkasi. Bila peserta sertifikasi tidak lulus maka peserta diwajibkan untuk mengulang sertifikasi yakni Alternatif tersebut adalah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk melangkapi kekurangan portofolio, mengikuti Pendidikan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian (Ardan, 2001: 5). Materi PLPG mencakup empat kompetisi guru, yang meliputi: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial. Kemampuan mereka setelah mengikuti sertifikasi diharapkan dapat diaplikasikan pada saat mengajar di kelas sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa yang diajar. Hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan sertifikasi tersebut, namun kenyataannya berbeda dengan harapan dengan indikator berdasarkan hasil penelitian masih banyak siswa di Kabupaten Kolaka yang memperoleh nilai IPA fisika dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Pada semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 rata-rata prestasi belajar IPA Fisika Siswa adalah 5,8. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peranan Kompetensi Guru Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26
terhadap Prestasi
Belajar IPA Fisika Siswa SMP Di Kabupaten Kolaka. KERANGKA TEORITIK 1. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) a) Pengertian Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah kegiatan akademik yang melibatkan proses belajar mengajar dan evaluasi. Di dalamnya ada penilaian semua aspek yang dimiliki peserta didik. Nilai didapat dari prestasi peserta didik pada saat pelaksanaan PLPG, baik yang ditemukan peserta sendiri (pada saat ujian tulis), yang ditentukan instruktur (misal pada saat peer teaching atau penugasan yang lain), atau yang ditentukan sesama peserta (pada penilaian skor sejawat), serta dari nilai portofolio. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah diklat yang diperuntukan bagi para peserta sertifikasi yang gagal dalam penilaian portofolio. PLPG dilaksanakan selama 9 hari dengan bobot materi 30 jam teori dan 60 jam praktek. Dalam PLPG peserta dikelompokan sesuai dengan mata pelajaran dan jenjang yang jumlahnya setiap kelas kurang lebih 30 orang. Materi PLPG mencakup empat kompetensi guru, yang meliputi: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial. Jabaran rinci materi PLPG ditentukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Pada pelaksanaan PLPG tahun 2008 Skor Akhir Kelulusan
Peranan Kompetensi Guru IPA Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26 Terhadap Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa SMP di Kabupaten Kolaka (Sitti Kasmiati dan Hj. Nurhayati)
84 (SAK) PLPG 25 % diantaranya ditentukan dari hasil penilaian portofolio. Artinya, bagi mereka yang memiliki skor penilaian portofolio lebih dari 850 berarti memiliki sumbangan yang signifikan terhadap skor akhir Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG (Ardan, 2010: 6). b) Tujuan Tujuan PLPG adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan kompetensi guru yang belum lulus dalam penilaian portofolio, dan (2) Untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus dalam penilaian portofolio. c) Peserta Peserta PLPG adalah peserta sertifikasi yang belum lulus pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG oleh Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan. d) Penilaian Penialain
dilakukan
secara
obyektif
oleh
dua
orang
instruktur
dengan
menggunakan instrumen yang standar. Aspek yang dinilai meliputi, aspek profesionalisme guru dalam hal ini nilai teori yang berupa aspek pendalaman materi yakni penilaian teori, praktek dan partisipasi; aspek model-model pembelajaran yakni penilaian teori praktek dan partisipasi; aspek penilaian tindakan kelas yakni penilaian teori, praktek dan partisipasi; dan aspek peer teaching penilaian praktek dan partisipasi serta penilaian teman sejawat, dengan menggunakan pesamaan: (Depdiknas, 2009: 25). Keterangan: SAP : Skor akhir PLPG SUT : Skor ujian tulis (skor maksimum 100) SUP : Skor ujian praktek pembelajaran (skor maksimum 100) SP : Skor partisipasi dalam teori & praktek pembelajaran (skor maksimum 100) SS : Jumlah skor dari sejawat (skor maksimum 100) 2. Tugas Guru di Sekolah Apabila dikelompokkan, maka terdapat tiga jenis tugas guru yaitu: 1)
bidang
profesi, 2) bidang kemanusiaan, dan 3) bidang kemasyarakatan. Guru merupakan jabatan/profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Oleh karena itu guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. Tugas pokok seorang guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik memiliki tujuan meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai atau norma-norma
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 82 - 91
85 yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Mengajar memilki tujuan meneruskan dan mengembangakn ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa, sedangkan melatih bertujuan mengembangkan keterampilan yang dimiliki seorang siswa. Selain itu mengajar adalah perbuatan komplit yang merupakan pengintegrasian secara untuh berbagai komponen kemampuan berupa pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru yang bersifat umum dan abadi ataupun suatu pembawaan
yang
dipengaruhi
oleh
pembelajaran
dan
pengalaman.
Sedangkan
keterampilan adalah suatu derajat kemantapan (kesiapan) yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melakukan teknik-teknik mengajar secara tepat guna dan efektif. 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajarnya, untuk mengetahui prestasi belajar fisika siswa yakni dengan diadakannya tes. Winkel (1984: 120) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah salah satu indikator dari perubahan yang terjadi pada diri manusia setelah mengalami proses belajar, dimana untuk mengungkapkan belajarnya menggunakan alat yang disusun oleh guru.Prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa dapat menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Selanjutnya menurut Mappa (1979: 94) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat ukur untuk mengukur keberhasilan seorang siswa. METODE PENELITIAN 1) Tempat dan Subyek Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian terdiri atas dua yaitu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unhalu Rayon 26 Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari, dan di SMP di Kabupaten Kolaka.Subyek penelitian ini meliputi semua guru fisika SMP yang disertifikasi melalui jalur PLPG tahun 2010 yang berjumah 8 Orang, 2) Teknik Pengumpulan Data a. Data Skor kompetensi guru ; Data tersebut diperoleh dari panitia penyelenggara sertifikasi guru yang melalui jalur PLPG berupa data dokumentasi nilai skor individu dari semua aspek yang dinilai selama mengikuti PLPG. b. Data Skor Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa ; Data tersebut
diambil dari
dokumentasi nilai IPA Fisika siswa yang akan dimasukkan ke nilai rapor yang diajar oleh guru yang bersangkutan sesudah mengikuti kegiatan PLPG.
Peranan Kompetensi Guru IPA Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26 Terhadap Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa SMP di Kabupaten Kolaka (Sitti Kasmiati dan Hj. Nurhayati)
86 3) Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pengelolahan secara statistik deskriptif dan inferensial. Untuk distribusi pengkategorian nilai, dapat dilihat pada Tabel 1. berikut: Rentang Nilai 80 – 100 66 – 79 56 – 65 40 – 55 30 – 39
K eterangan Baik Sekali/Tinggi Sekali Baik/Tinggi Cukup/Sedang Kurang/Rendah Gagal/Rendah Sekali (Arikunto, 2002: 245).
a. Untuk menentukan besar persentase digunakan rumus:
b. Untuk mengetahui hubungan asosiasi antara prestasi belajar siswa dengan kompetensi guru yang telah mengikuti kegiatan PLPG, digunakan uji independen antara dua faktor (uji kontingensi) yaitu : Eij = (nio x noj)/n Pasangan hipotesis yang diuji berdasarkan data adalah : H0 : Kedua faktor bebas statistik H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik Adapun statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah tolak H0 jika
χ2(1-α) < B 1K 1 dalam taraf nyata = α dan derajat kebebasan dk untuk chi-
kuadrat = B 1K 1 . Dalam hal lainnya terima hipotesis H0. Untuk menghitung nilai chi-kuadrat digunakan persamaan statistik berikut : 2
Oij Eij / Ei j B
K
2
(Sudjana, 2000: 280)
i j j 1
Selanjutnya, untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor digunakan koefisien kontingensi C yaitu C = Harga C maksimum ini dihitung dengan rumus
=
Dengan : m = harga minimum antara B dan K (yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom)
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 82 - 91
87 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1) Gambaran Rata-Rata Perolehan Nilai PLPG Guru IPA-Fisika Fisika Tingkat SMP di Kabupaten Kolaka Kuota 2010 Tabel 2. Gambaran Rata-Rata Perolehan Nilai Materi PLPG Guru IPA-Tingkat SMP di Kabupaten Kolaka Kuota 2010 NILAI PLPG PER BIDANG Nama No. Peserta PG PM MP PTK NP TS PT 1 2 3 4 5 6 7 8
BRN SWR ERN LDI DKR NRB ALD MRM Rata-rata
Kategori Keterangan:
PG PM MP PTK
80 75 85 85 75 75 60 65 75
40.0 63.8 35.0 58.8 67.5 55.0 40.0 46.3 50.8
50.0 83.3 56.7 73.3 80.0 73.3 68.8 65.6 68.9
60 80 50 75 90 30 30 60 59.4
Tinggi
Rendah
Tinggi
Sedang
: : :
Profesionalisme Guru Pendalaman Materi Model-Model Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas
86,5 87,5 92,5 92,5 86,5 87,5 85 85 87,88 Tinggi Sekali NP : TS : PT :
53.3 66.81 52.3 55 61.78 54.5 53.3 56.1 56,6
88.7 90.1 81.3 86.3 91.3 84.6 72.1 90.5 85,6 Tinggi Sedang Sekali Nilai Partisipasi Teman Sejawat Peer Teaching
Bila memperhatikan data nilai peserta PLPG Guru IPA-Fisika Tingkat SMP di kabupaten kolaka kuota 2010, terlihat bahwa rata-rata aspek peer teaching adalah 85,6 dengan kategori tinggi sekali; rata-rata aspek profesionalisme guru adalah 75,0 dengan kategori tinggi; rata-rata aspek pendalaman materi adalah 50,8 dengan kategori rendah ; rata-rata aspek model-model pembelajaran adalah 68,9 dengan kategori tinggi; rata-rata aspek PTK adalah 59,4 dengan kategori sedang; dan rata-rata aspek teman sejawat adalah 56,6 dengan kategori sedang. 2) Gambaran Skor Akhir PLPG Guru IPA-Fisika Fisika Tingkat SMP di Kabupaten Kolaka Kuota 2010 Tabel 3. Gambaran Rata-Rata Perolehan Skor Akhir PLPG Guru IPA-Fisika Tingkat SMP di Kabupaten Kolaka Kuota Tahun 2010 No. Nama Peserta SUT SUP SP SS SAP 1 2 3 4 5 6 7 8
BRN SWR ERN LDI DKR NRB ALD MRM Rata-rata
Kategori
57,5 75,525 56,675 73,025 78,125 58,325 49,7 59,225 63,51
Sedang
88,7 90,1 81,3 86,3 91,3 84,6 72,1 90,5 85,61 Tinggi Sekali
86,5 87,5 92,5 92,5 86,5 87,5 85 85 87,88 Tinggi Sekali
53,3 66,81 52,3 55 61,78 54,5 53,3 56,1 56,64
72,25 81,25 69,45 77,58 81,78 71,18 62,73 73,84 73,76
Sedang
Tinggi
Peranan Kompetensi Guru IPA Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26 Terhadap Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa SMP di Kabupaten Kolaka (Sitti Kasmiati dan Hj. Nurhayati)
88 3) Deskripsi Prestasi Belajar Siswa setelah Guru Mengikuti Kegiatan PLPG Tabel 4. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa setelah Guru Mengikuti Kegiatan PLPG INTERVAL NILAI
BRN
F P (%) 80-100 66-79 37 46,84 56-65 42 53,16 40-55 30-39 JUMLAH 79 100 Sambungan Tabel 4 . . . INTERVAL DKT NILAI F P (%) 80-100 66-79 39 47,56 56-65 42 51,22 40-55 1 1,22 30-39 JUMLAH 82 100
K T S -
K T S -
F 43 40 1 84
F 2 44 38 84
SWR
P (%)
51,19 47,62 1,19 100 NRB
P (%)
2,38 52,38 45,24 100
KODE GURU K T S R -
F 5 35 36 76
KODE GURU K ST T S -
F 42 36 78
ERN
P (%)
6,57 46,05 47,37 100 ALD
P (%)
53,85 46,15 100
K TS T S -
F 50 27 77
K T S -
F 41 35 76
LDI
P (%)
64,94 35,06 100 MRM P (%)
53,95 46,05 -
K T S -
K T S -
4) Hasil Analisis Hubungan antara Kompetensi Guru setelah mengikuti PLPG dengan Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Hasil anaisis inferensial diperoeh hasil anaisis 2hit = 40,08. Dengan α 2 = 0,01 dan dk = (5-1)(8-1) = 28, diperoleh tab 0,99(28) = 18,3, Nilai ini jauh lebih kecil dari 2 hit
40,08,sehingga disimpulkan bahwa
bahwa terdapat hubungan sangat nyata antara
Prestasi belajar siswa dengan Kemampuan guru yang telah mengikuti kegiatan PLPG. B. Pembahasan Deskripsi hasil pelaksanaan sertifikasi guru jalur PLPG guru IPA-Fisika Tingkat Kabupaten Kolaka Tahun 2010, dari 6 aspek yang dinilai
diperoleh 3 orang peserta
(37,5%) memperoleh nilai berkategori sangat tinggi, 3 orang peserta (37,5%) memperoleh nilai berkategori tinggi, dan 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategori sedang. Pada aspek ini tidak ada peserta yang memperoleh nilai berkategori rendah maupun rendah sekali. Hal ini berarti semua peserta telah memahami aspek-aspek yang menunjukkan sifat profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut Jurnal Educational Leadership (Maret 1994) seperti yang dikutip oleh Saratri Wilonoyudho disebutkan, ada lima ukuran seorang guru dinyatakan masuk kategori profesionalisme. Pertama, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya. Ketiga, bertanggungjawab memantau
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 82 - 91
89 kemajuan belajar siswa melalui beberapa teknik evaluasi. Keempat, mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugasnya. Kelima, seyogianya menjadi bagian masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Sementara itu pada aspek pendalaman materi adalah 50,8 berada pada kategori rendah. Dimana 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori tinggi, 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategtori sedang, 4 orang peserta (50%) memperoleh nilai berkategori rendah, dan 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori rendah sekali. Pada aspek ini, tidak ada peserta yang memperoleh nilai berkategori tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa pada aspek pendalaman materi mata pelajaran yang sudah dikuasai oleh guru masih kurang antara proporsi teori dan praktek yang juga disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa nilai rata-rata untuk aspek pendalaman materi adalah 50,8 yang berada pada kategori rendah. Pada aspek model-model pembelajaran adalah 68,9 berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada sebaran nilai perolehan peserta, dimana 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategori tinggi sekali, 4 orang peserta (50%) memperoleh nilai berkategori tinggi, 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori sedang, dan 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori rendah. Ini menunjukkan bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran berupa model-model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta pemanfaatan media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, teknologi dan seni termasuk keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Sementara itu, pada aspek penelitian tindakan kelas diperoleh nilai rata-rata 59,4 berada pada kategori sedang. Dimana 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategori sangat tinggi, 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori tinggi, 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategori sedang, 1 orang peserta (12,5%) memperoleh nilai berkategori rendah, dan 2 orang peserta (25%) memperoleh nilai berkategori sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa praktek penyusunan dan penulisan karya ilmiah dalam hal rancangan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan pembelajaran telah cukup dikuasai oleh guru. Untuk nilai teman sejawat berada pada kategori rendah, yaitu 55,6. Rendahnya nilai ini disebabkan rendahnya nilai yang diberikan oleh masing-masing teman sejawat. Sedangkan pada aspek skor akhir kelulusan PLPG diperoleh bahwa rata-rata skor akhir
Peranan Kompetensi Guru IPA Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26 Terhadap Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa SMP di Kabupaten Kolaka (Sitti Kasmiati dan Hj. Nurhayati)
90 kelulusan PLPG 73,76 dan berada pada kategori tinggi. Sementara itu pada aspek peerteaching diperoleh 87,5% (7 orang) berada pada kategori tinggi sekali, dan 12,5% (1 orang) berada pada kategori rendah sekali. Dengan demikian materi pada aspek pelaksanaan pembelajaran (peer teaching) telah dikuasai dan dipahami karena sering dilaksanakan secara paralel. Adanya perbedaan pada aspek-aspek tersebut di atas kemungkinan disebabkan oleh buruknya manajemen terhadap penanganan peserta PLPG, beratnya beban belajar peserta PLPG yang waktu pelaksanaannya lebih singkat yaitu 9 hari dengan bobot materi 90 jam terbagi atas 30 jam materi teori dan 60 jam materi praktek. Selain itu tidak didukung juga dengan sarana dan prasarana berupa kelengkapan referensi dan buku-buku penunjang untuk materi-materi PLPG, alat peraga dan sarana-sarana pendukung lainnya. Sementara itu berdasarkan hasil analis data hubungan antara prestasi belajar siswa dengan guru IPA-Fisika yang telah mengikuti kegiatan PLPG diperoleh hubungan asosiasi yang sangat berkaitan. Hal tersebut dapat diketahui melalui uji statistik uji chikuadrat atau uji independen Secara umum tugas pokok seorang guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik memiliki tujuan meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai
atau
norma-norma
yang
berlaku
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Mengajar memilki tujuan meneruskan dan mengembangakn ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa, sedangkan melatih bertujuan mengembangkan keterampilan yang dimiliki seorang siswa. Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat
Munandar (2007) bahwa dalam
proses belajar mengajar guru dituntut untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena hasil siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan guru dan kompetensi guru. Guru yang memilki kompetensi yang memadai akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Dalam hal ini keberhasilan siswa akan dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif yang berkenaan dengan keberhasilan siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka nilai hasil pelaksanaan Sertifikasi Guru IPA- Fisika Sub Rayon 26 Jalur PLPG tahun 2010 tingkat SMP di Kabupaten Kolaka disimpulkan sebagai berikut : (1) Kemampuan guru IPA-Fisika untuk aspek profesionalisme guru, pendalaman materi, model-model pembelajaran, penelitian
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 82 - 91
91 tindakan, Nilai partisipasi, teman sejawat, dan peerteaching memiliki nilai rata-rata secara berurutan adalah 75; 50,8; 68,9; 59,4; 87,88; 56,6; dan 85,6 dan (2) Terdapat hubungan asosiasi yang nyata antara prestasi belajar fisika siswa dengan kemampuan 2 guru IPA Fisika yang telah mengikuti kegiatan PLPG dengan 2hit = 40,08. Lebih besar tab
0,99(28)
= 18,3 pada α =0,01.
DAFTAR PUSTAKA Ardan,
2010. Pelaksanaan Sertifikasi mailto:
[email protected].
Guru.
Rayon
11
UNY,
P3
A1-UNY.
Arikunto, 2002. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Tarsito. Ditjen Dikti Depdiknas, 2007. Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. Depdiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Sertifikasi Guru. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas, 2009. Pendidikan Latihan Profesi Guru. Jakarta: Ditjen Dikti. Fadil, Hasan., 2009. Pengertian Tujuan, Manfaat, dan Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Http://Laboranxp.Blogspot.Com/2009/06/Tanya-Jawab.Html). Harahap, 2010. Sertifikasi Guru Tidak Http://www.Pdf.Co.Id/Web/detail.Php?Sid=182308&Actmenu=39.
Akurat.
Purwanto, 2010. Data Publikasi Riil Pendidikan Jawa Timur dalam Dunia Pendidikan. Http://sekretasis.didikjatim.net/Daur/edisi6.pdf. Santoso, Singgih., 2003. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sudjana, 1996. Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Peranan Kompetensi Guru IPA Fisika Jalur PLPG Tahun 2010 Sub Rayon 26 Terhadap Prestasi Belajar IPA Fisika Siswa SMP di Kabupaten Kolaka (Sitti Kasmiati dan Hj. Nurhayati)