92
PERANAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Oleh : Rini Indriashari Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
[email protected]
Abstract Financial management and of all the company's activities related to how the company obtained the funds, use of funds and assets in accordance with the company's overall objectives. Corporate Financial Management is about the theory, according to experts in the field, what is the meaning of financial management, financial management history, function and role and duties, and financial activities. This paper, background by the general public who do not know how to shape the company's financial management, the ultimate goal of this paper because it made a deeper understanding longer a financial management within a company. Keywords: Role, Function, Corporate Financial Manajemen
A.
PENDAHULUAN
Tulisan ini membahas tentang manajemen keuangan pada perusahaan. Dibuatnya tulisan ini, dilatarbelakangi karena masih banyak masyarakat umum yang belum mengetahui bagaimana bentuk manajemen keuangan pada perusahaan, dan tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk mengetahui peran, fungsi, prinsip manajemen keuangan pada perusahaan, metode penulisan ini dengan cara mengumpulkan berbagai informasi yang bersumber dari internet maupun dari buku. Berdasarkan hasil pencarian manajemen keuangan perusahaan dari berbagai sumber, hal itu sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat umum yang ingin mendirikan suatu usaha supaya mengetahui apa saja yang diperlukan untuk mendirikan suatu usaha bisnis.
93
Dibuatnya tulisan ini adalah agar masyarakat umum sedikitnya lebih mengetahui dan tidak begitu awam tentang bagaimana manajemen keuanagan suatu perusahaan itu berjalan. Agar masyarakat yang ingin mendirikan usaha bisnis dapat mengetahui bagaimana cara mengelola manajemen keuangan dalam suatu perusahaan. I. Rumusan Masalah Untuk rumusan masalah adalah bagaimana peran dan fungsi manajemen perusahaan dapat diketahui dan bermanfaat bagi masyarakat. II. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan dan mafaat dari penulisan ini adalah menginformasikan tentang peran dan fungsi dari manajemen perusahaan, sehingga memberi manfaat bagi masyarakat atau orang awam yang ingin mengetahui tentang manajemen perusahaan. III. Metodologi Penulisan Metode penulisan ini adalah dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi yang bersumber dari internet maupun dari buku. IV. Tinjauan Pustaka Menurut Agus Sartono, manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Manajemen Keuangan adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan, dimulai dari cara memperoleh dana dan mempergunakannya. Yang mana penggunaannya harus tepat sasaran, efisien, dan efektif agar tujuan keuangan suatu organisasi atau perusahaan dapat tercapai sesuai rencana dari organisasi atau perusahaan. B. PEMBAHASAN 1. Sejarah Manjemen Keuanggan Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
94
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia. Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase, yaitu: 1)
Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2)
Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886.
3)
Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan
sistem manajemen indonesia? Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu kala, sebagai warisan akar budaya bangsa oleh RajaRaja Nusantara yang dapat kita sebut dengan sistem manajemen partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong royong. Ada juga yang mengatakan bahwa sistem manajemen Indonesia sangat dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang. sistem pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik adalah salah satu contoh dari birokrasi topdown yang dianut oleh VOC. Jepang sejak menduduki Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen bottom-up contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Ada penulis yang mencatat sejarah perkembangan manajemen diawali dari pra industrialisasi, ada yang mengawalinya sejak aliran klasik dan ada juga yang memulai dari manajemen ilmiah. Demikian juga jika kita lihat dari banyaknya aliran atau periode manajemen, ada yang menuliskan tiga periode, empat periode dan lebih dari empat periode. Di samping itu, pengelompokkan penulis yang termasuk di dalam setiap periode atau aliran juga bermacam-
95
macam. Penulis empat periode atau aliran sejarah perkembangan manajemen mengatakan bahwa dimulai dari aliran manajemen klasik, behavioristik, model sistem, dan hubungan manusia atau neo-klasik. Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di Indonesia, belum ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style) manajemen yang asli dan khas Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau Amerika dan negara-negara Eropa yang tampaknya sudah menemukan bentuk sistem manajemen yang dijalankannya. Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan administrasi negaradan pimpinan perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen. Apalagi kalau kita mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977: 7), manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan darimasyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Kulturitu bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan manajemen tersebut. Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa Indonesia punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilainilai dasar manajemen. Sehingga menjadi sangat mendesak (urgent) untuk mengembangkan kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Karena bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’ (mis-management) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia juga harus berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau tuntutan global. Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa Indonesia hampir dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan negara-negara yang telah melaksanakannya seperti; Jepang,
96
Cina, Eropa, dan amerika. Kita jangan lagi mengadopsi sistem manajemen dari luar yang sebenarnya tidak semua cocok untuk diterapkan Indonesia, sehingga mengakibatkan kegagalan pengelolaan. Berhasinya manajemen Indonesia, sangat tergantung dari cara penyaringan berbagai budaya (suku/etnis) yang ada dimasyarakat Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan organisasi. Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak ada satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan beberapa sistem manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen situasional”. Dalam implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal dengan “situational leadership” atau kepemimpinan situasional. Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut: 1) Seberapa kompeten karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya? 2) Seberapa mandiri karyawan anda melakukan tugas-tugasnya sendiri? Keefektifan dari seorang manajer tidak ditentukan oleh sistem apa yang cocok bagi dirinya, melainkan apakah sistem manajemen tersebut cocok bagi karyawannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992), “tampaknya akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui situasi dimana kita dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi situasi untuk menyesuaikan sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler tertarik untuk mengembangkan falsafah perekayasaan organisasi (organizational engineering) didalam manajemen, dengan prinsip “lebih mudah mengubah lingkungan kerja seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau sistem seseorang dalam berhubungan dengan orang lain”. Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan situasional terdiri dari empat macam sistem yaitu sistem Directing atau pengarahan, sistem Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan, sistem Supporting/dukungan, dan sistem Delegating/ delegasi.
97
2. Fungsi dan peran dari manajemen keuangan. Fungsi Manajemen keuangan adalah: Pengawasan terhadap biaya Penetapan atas kebijakan harga Peramalan laba dimasa mendatang pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja. Manajemen keuangan merupakan menajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Fungsi-fungsi
keuangan
tersebut
meliputi
begaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. 3. Tujuan dan Prinsip Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan pada perusahaan adalah supaya manajemen keuangan bekerja secara efisien, perusahaan paling tidak harus memiliki sasaran atau tujuan utama yang jelas. Bila kita melihat perkembangan, tujuan dalam perusahaan memiliki beberapa macam tujuan, antara lain: a. Tujuan perusahaan tidak lain tidak bukan adalah memaksimalkan keuntungan atau laba pemilik perusahaan. Tujuan seperti sebenarnya sudah tidak bisa memadai lagi, karena menurut Hampton, (1995): 1. Memaksimalkan keuntungan atau laba (earning per share) tidak mempertimbangkan asas nilai waktu dari uang dan jangka rentang waktu pengembalian (return) modal dimasa mendatang. 2. Risiko atas pengembalian modan (return) dimasa mendatang tidak dengan tepat dipertimbangkan. 3. Kebijakan mengenai dividen yang tidak menjadi pertimbangan. b. Tujuan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham yaitu dijalankan dengan cara memaksimalkan harga pasar dari saham
98
perusahaan. Tujuan tersebut bisa dikata merupakan sebuah tujuan yang tepat, ini dikarenakan: 1.
Harga pasar saham merefleksikan evaluasi oleh pasar terhadap prestasi dari perusahaan tersebut pada saat itu dan masa mendatang.
2.
Tujuan memaksimalkan harga pasar turut memperhitungkan kapan pengembalian modal (return) akan diterima oleh para investor atau pemilik, rentang jangka waktu terjadinya, resiko atas return tersebut, serta kebijakan mengenai dividen.
c. Memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham tidak bisa membebaskan perusahaan tersebut dari pertanggung-jawaban sosial, mengapa? Karena: 1.
Kesejahteraan para pemegang saham serta kehidupan perusahaan tersebut sangat bergantung pada pertanggung-jawaban sosial dari perusahaan.
2.
Perusahaan bisa dipandang memproduksi baik barang atau jasa pribadi ataupun barang atau jasa sosial yang nantinya akan sangat menguntungkan bagi para pemegang saham.
Manajemen keuangan tidak hanya pada pencatatan akuntansi saja, manajemen keuangan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dianggap sepele, pada prakteknya manajemen keuangan meruakan aktivitas dan hadir untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. Prinsip-prinsip ini yang menjadi sebuah dasar, diantaranya:
Prinsip Manajemen Keuangan: Konsistensi atau Consistency Didalam prinsip konsistensi ini, pada suatu sistem serta adanya kebijakan keuangan perusahaan mestilah konsisten, tidak ada perubahan pada periode ke periode tetapi mesti diingat bahwa sistem keuangan tidak berarti tak boleh untuk dilakukan suatu penyesuaian apabila ada sebuah perubahan secara signifikan dalam perusahaan. Adanya pendekatan keuangan yang tak konsisten dapat menjadi sebuah tanda
99
bahwa terdapat manipulasi terhadap pengelolaan keuangan pada perusahaan.
Prinsip Manajemen Keuangan: Akuntabilitas atau Accountability Prinsip manajemen keuangan adalah sebuah kewajiban moral ataupun hukum yang telah melekat kepada individu, suatu perusahaan atau kelompok untuk memberikan suatu penjelasan bagaimana dana atau kewenangan yang sudah diberikan untuk pihak ke-3 yang digunakan. Pihak-pihak mesti bisa memberikan penjelasan mengenai adanya penggunaan sumber daya dan apa sajakah yang telah dicapai sebagai suatu bentuk dalam pertanggungjawaban untuk pihak-pihak yang memiliki kepentingan, agar semua mengetahui bagaimana adanya kewenangan dan dana yang dimiliki itu untuk dipergunakan.
Prinsip Manajemen Keuangan: Transparansi atau Transparancy Manajemen mesti transparan terhadap pekerjaan tersebut, memberikan keterbukaan informasi mengenai rencana dan segala aktivitas atau kegiatan kepada yang memiliki kepentingan, termasuk dengan memberikan laporan keuangan yang lengkap, wajar, akurat dan tepat waktu yang dapat diakses secara mudah oleh yang memiliki kepentingan, jika tak transparan maka ini dapat mengindikasikan manajemen sudah menyembunyikan sesuatu.
Prinsip Manajemen Keuangan: Kelangsungan Hidup atau Viability Supaya kesehatan keuangan tetap terjaga pada suatu perusahaan, segala pengeluaran operasional atau pada tingkat yang strategis mesti disesuaikan dengan menggunakan dana yang ada. Keberlangsungan hidup suatu entitas adalah ukuran suatu tingkat keamanan serta adanya keberlanjutan suatu keuangan perusahaan. Manajemen keuangan mesti menyusun rencana sebuah keuangan dimana memberikan petunjuk bagaimana sebuah perusahaan dapat menjalankan rencana strategisnya guna dalam memenuhi kebutuhan keuangan.
Prinspip Manajemen Keuangan: Integritas atau Integrity
100
Segala individu mesti mempunyai tingkat integritas yang mumpuni didalam melaksanakan kegiatan operasional. Selain itu laporan dan catatan keuangan mesti terjaga pada integritasnya dengan adanya kelengkapan dan memiliki tingkat keakuratan pada suatu pencatatan keuangan.
Prinsip Manajemen Keuangan: Pengelolaan Manajemen keuangan mesti dapat melakukan pengelolaan dengan adanya dana yang mumpuni dimana sudah didapatkan dan dapat memberikan jaminan bahwa terdapat dana yang telah diperoleh tersebut akan dapat digunakan dalam merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Pada prakteknya, manajemen dapat melakukannya dengan hati-hati
dalam
membuat
adanya
perencanaan
strategis
dan
mengidentifikasikan adanya resiko keuangan yang ada dan menyusun serta dapat membuat adanya sistem pengendalian keuangan yang betulbetul sesuai.
Prinsip Manajemen Keuangan: Standar Akuntansi Sistem akuntansi keuangan yang digunakan mesti disesuaikan dengan menggunakan adanya prinsip-prinsip dan adanya standar peraturan akuntansi yang telah berlaku. Agar laporan keuangan yang dapat dihasilkan bisa secara mudah dimengerti dan dipahami pada semua pihak yang memiliki kepentingan.
4.
Aktivitas Keuangan Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu: Aktivitas penggunaan dana, Aktivitas perolehan dana, dan Aktivitas pengelolaan aktiva. 1). Aktivitas Penggunaan Dana Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Aktivitas investasi (investing activities) mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa, dan untuk tujuan
101
menginvestasikan kelebihan kas. Investasi dalam tanah, bangunan, peralatan, hak legal (paten, lisensi, hak cipta), persediaan, modal tenaga kerja (manajer dan karyawan), sistem informasi, dan aktiva sejenis adalah untuk menjalankan operasi bisnis perusahaan. Aktiva-aktiva ini disebut sebagai aktiva operasi (operating assets). Perusahaan
juga
sering
secara
temporer
atau
permanen
menginvestasikan kelebihan kasnya dalam bentuk efek seperti saham ekuitas perusahaan lain, obligasi perusahaan dan pemerintah, dan reksa dana. Aktiva ini disebut aktiva keuangan (financial assets). Informasi aktivitas pendanaan dan investasi membantu kita mengevalusasi kinerja bisnis. Perhatikan bahwa nilai investasi selalu sama dengan nilai pendanaan yang diperoleh. Kelebihan pendanaan yang tidak diinvestasikan dilaporkan sebagai kas (atau aktiva non kas lainnya). Jumlah komposisi investasi tiap perusahaan berbeda-beda. Banyak perusahaan membutuhkan investasi dalam jumlah sangat besar untuk memperoleh, mengembangkan, dan menjual produk mereka, sementara perusahaan memerlukan sedikit investasi.
Besarnya
investasi
tidak
menentukan
kesuksesan
perusahaan dalam menjalankan operasinya yang menentukan laba dan pengembaliasn kepada pemilik. Keputusan investasi melibatkan beberapa faktor seperti jenis investasi yang diperlukan (termasuk intensitas teknologi dan tenaga kerja), jumlah yang dibutuhkan, waktu perolehan, lokasi aktiva, dan perjanjian kontraktual (beli, sewa, dan sewa guna usaha). Seperti aktivitas pendanaan, keputusan aktivitas investasi menentukan struktur organisasi perusahaan (sentralisasi atau desentralisasi), memengaruhi pertumbuhan, dan memengaruhi risiko operasi. Investasi dalam aktiva jangka pendek disebut aktiva lancar (current assets). Aktiva ini diharapkan terkonversi menjadi kas jangka
102
pendek. Investasi dalam aktiva jangka panjang disebut aktiva tak lancar (noncurrent assets). 2). Aktivitas Perolehan Dana Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
Aktivitas
pendanaan (financing
activities) adalah
metode yang digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor menyediakan pendanaan dengan harapan mendapatkan
pengembalian
mempertimbangkan
pengembalian
atas yang
investasi,
setelah
diharapkan (expected
return) dan risiko. Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham, atau secara
tidak
langsung
melalui
pembelian
kembali
saham.
Pembayaran dividen (dividend payout) mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering dinyatakan dalam rasio atau prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Reinvestasi laba (earnings reinvestment) atau laba ditahan mengacu pada penahanan laba dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisnis perusahaan; yang disebut pula pendanaan internal (internal financing). Reinvestasi laba sering diukur dengan rasio penahanan.
Rasio
laba
ditahan(earnings
retention
ratio) mencerminkan proporsi laba ditahan, yang didefinisikan sebagai satu dikurangi dividend payout ratio.
103
Selain dari investor, perusahaan juga bias memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor: (1) kreditor hutang, yang secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan, dan (2) kreditor operasi, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan hutang sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi. Pemberi hutang meliputi organisasi seperti bank, institusi simpan pinjam, dan institusi keuangan atau non keuangan lainnya. Pendanaan kreditor berbeda dengan pendanaan ekuitas dalam hal perjanjian atau kontrak, yang umumnya mensyaratkan pembayaran kembali pinjaman dengan bunga pada tanggal tertentu. Bunga tidak selalu dinyatakan dalam kontrak tersebut melainkan secara implicit. Periode pinjaman bervariasi dan tergantung pada keinginan kreditor dan perusahaan. Pinjaman dapat berjangka waktu 50 tahun atau lebih, atau kurang dari seminggu. Seperti investor ekuitas, kreditor berkepentingan atas pengembalian dan risiko, namun berbeda dari investor ekuitas, pengembalian kreditor umumnya ditentukan dalam kontrak pinjaman. Sedangkan pengembalian dari investor ekuitas tidak dijamin dan tergantung pada tingkat laba di masa depan. Risiko kreditor adalah kemungkinan kegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga. 3). Aktivitas Pengelolaan Aktiva Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin. Aktivitas operasi (operating activities) mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi melibatkan lima komponen yaitu penelitian dan pengembangan (litbang), pembelian, produksi, pemasaran, dan administrasi. Aktivitas operasi perusahaan merupakan sumber
104
utama laba perusahaan. Laba mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam membeli dari pasar input dan menjual dalam pasar output. 5.
Laporan Keuangan Mencerminkan Aktivitas Bisnis Pada akhir periode (kuartal atau tahunan) laporan keuangan disiapkan untuk melaporkan aktivitas pendanaan dan investasi pada saat tersebut, dan untuk meringkas aktivitas operasi selama periode sebelumnya. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari beberapa laporan berikut: Neraca (balance sheet), Laporan laba rugi, Laporan ekuitas pemegang saham, dan Laporan arus kas. Berikut ini dijelaskan lebih lanjut terkait masing-masing laporan. 1. Neraca (balance sheet) Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan). 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca laporan ini
mencerminkan aktivitas
operasi
perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk satu periode waktu. Di bagian bawah, laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan
profitabilitas
perusahaan.
Laba
mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan
105
kontribusi dari pemegang ekuitas. Laporan laba rugi memuat beberapa indikator profitabilitas lainnya. Laba kotor (gross profit) yang
disebut
margin
kotor (gross
margin).
Laba
kotor
mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutup biaya produknya. Indikator ini tidak relevan khususnya untuk perusahaan jasa dan teknologi, dimana biaya produksi hanyalah bagian kecil dari total biaya. 3. Laporan ekuitas pemegang saham Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. 4. Laporan arus kas Arus kas penting dalam pengambilan keputusan, diperlukan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama periode tertentu. Informasi arus kas operasi, yang termuat dalam laporan arus kas mencakup konsep yang lebih luas. Laporan arus kas tidak hanya memfokuskan diri pada biaya dan penghasilan, melainkan juga berfokus pada kebutuhan kas pada aktivitas yang dilakukan perusahaan, seperti investasi pada piutang pelanggan dan persediaan. Laporan arus kas memfokuskan pada aspek likuiditas dan tidak mengukur profitabilitas, karena tidak mencakup pos-pos biaya dan penghasilan. Sebagai pengukur kinerja, arus kas tidak mengalami distorsi dibandingkan dengan angka laba bersih. Hal ini terjadi karena sistem akrual yang menghasilkan angka laba bergantung pada akrual, defferal, alokasi dan penilaian, yang semuanya ini melibatkan subyektifitas yang lebih tinggi. Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasifikasikan
106
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode akuntansi tertentu. C.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Setelah melakukan penjabaran terkait hal-hal di atas, didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Tujuan manajemen keuangan pada perusahaan adalah supaya manajemen keuangan bekerja secara efisien, perusahaan paling tidak harus memiliki sasaran atau tujuan utama yang jelas.
Saran Manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk mengindentifikasi prinsipprinsip manajemen keuangan yang baik. Daftar Pustaka Agus Sartono (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 3, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, BPFE, Yogyakarta. Keown, J. Arthur dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa Indonesia Ketujuh, Salemba empat, Jakarta. Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi), Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogtakarta. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi 8, Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.