PERAN WALI KELAS DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA MA AL-ISLAMIYAH PUI JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ruslan NIM. 109018200003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peran Wali kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta disusun oleh RUSLAN, NIM. 109018200003, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Juni 2016
Yang mengesahkan, Pembimbing
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd 19650717 199403 1 0005
Peran Wali kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Ruslan NIM. 109018200003
Di Bawah Bimbingan, Pembimbing
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd 19650717 199403 1 0005
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Peran Wali Kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta disusun oleh Ruslan, Nomor Induk Mahasiswa 109018200003, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 25 Juli 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, Agustus 2016 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
………….
………………
………….
………………
………….
………………
………….
………………
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 1993303 1 004 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi) Takiddin, M.Pd NIP. 19831206 201101 1 005 Penguji I Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd NIP. 19671020 200112 2 001 Penguji II Dr. Zahruddin. Lc.,M.Pd NIP. 1973060 2200501 1 002 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA NIP. 19550421 198203 1 007
ABSTRAK Ruslan, NIM : (109018200003), Peran Wali Kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran wali kelas dalam membina kedisiplinan siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta dengan melihat dari jawaban siswa terhadap kuisinoner yang diberikan serta hasil wawancara terhadap wali kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan peran wali kelas dalam membina kedisiplinan siswa melalui data yang didapatkan, baik berupa angka ataupun penjelasan wali kelas. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan pengisian kuisioner oleh siswa. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal penting: pertama, peran wali kelas dalam memotivasi siswa untuk berdisiplin mengikuti proses belajar berjalan dengan baik. Kedua, peran wali kelas dalam hal mendampingi dan memantau kedisiplinan siswa kurang berjalan dengan optimal. Ketiga, rata-rata nilai yang didapat oleh wali kelas dalam membina kedisiplinan siswa yakni sebesar 70,611% dan termasuk kategori cukup.
Penelitian ini dimaksudkan untuk tujuan akademik dan sosial dengan harapan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh elemen sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
Kata kunci : Wali kelas, Kedisiplinan
i
ABSTRACT
Ruslan, NIM : (109018200003), Homeroom Teacher Assignment in Developing Discipline Students Madrasah Aliyah Al-Islamiyah PUI Jakarta. Thesis Program Strata One (S1) Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University Jakarta 2016. This research aims to describe the homeroom teacher assignment in developing discipline students MA Al-Islamiyah PUI Jakarta with view of the students' answers to the cuisinoner given and the results of interviews with the homeroom teacher. The method used in this research is qualitative descriptive, describing the homeroom teacher assignment in developing discipline of students through the data obtained, either numbers or explanations homeroom teacher. The data collection techniques using interviews and questionnaires by students. The results of the research revealed some important things: first, the homeroom teacher assignment in motivating students to be disciplined to follow the learning process run properly. Second, the homeroom teacher assignment in terms accompany and monitor the students discipline less run optimally. Third, the average value obtained by homeroom teacher in developing student discipline which is equal to 70.611% and the category enough. This study is intended for academic and social purposes in the hope that this research can be beneficial to all elements of the school in improving student discipline.
Key word: homeroom teacher, discipline
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Wali kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf. 2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan. 3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Bapak Bahrullooh, S.Ag selaku kepala MA Al-Islamiyah PUI Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini. 5. Dewan guru dan Staf Tata Usaha MA Al-Islamiyah PUI Jakarta yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian skripsi ini. 6. Ibu dan Bapak tercinta yang telah merawat dan mendidik dengan penuh cinta dan kasih sayang, memberikan motivasi terbaik kepada penulis dalam menjalani kehidupan ini. 7. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi, Ustadz Isya, Helmi, Zulfikar, Widy, Dendi, Abdillah, Alfain, Ilham, Bang Hari, dan Rofiq. 8. Keluarga besar UKM LDK Syahid yang menjadi bagian cerita hidup penulis. Semoga semakin hebat dan Istiqomah menebar kebaikan. iii
9. Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2009. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu atas terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca untuk perbaikan skripsi ini dimasa yang akan datang. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 Juni 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL........................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 5 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 G. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 6 H. Penelitian Relevan ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 8 A. Disiplin Siswa .................................................................................... 8 1. Pengertian Disiplin Siswa .............................................................. 8 2. Tujuan Pembinaan Disiplin Siswa ................................................. 10 3. Manfaat Disiplin Siswa .................................................................. 11 B. Pembinaan Disiplin Siswa ................................................................. 13 1. Pengertian dan Urgensi Pembinaan Disiplin Siswa ....................... 13 2. Sebab dan Bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa dalam Proses Pembelajaran ................................................................................. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 28 A. Tujuan Penelitian ............................................................................... 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28 C. Sumber Data....................................................................................... 28 v
D. Metode Penelitian .............................................................................. 28 E. Variabel Penelitian ............................................................................. 28 F. Populasi dan Sampel .......................................................................... 29 G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 29 H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 32 A. Profil Sekolah..................................................................................... 32 1. Latar Belakang ............................................................................. 32 2. Landasan Hukum ......................................................................... 33 3. Pengembangan Kurikulum........................................................... 34 4. Tujuan MA Al-Islamiyah PUI Jakarta ......................................... 34 5. Lingkungan Madrasah ................................................................. 35 6. Keadaan Madrasah ....................................................................... 36 7. Tenaga Kepegawaian dan Kependidikan ..................................... 36 8. Peserta Didik ................................................................................ 37 9. Fasilitas ........................................................................................ 38 10. Kegiatan Ekstrakulikuler dan Ko-Ekstrakulikuler ....................... 39 11. Program Unggulan ....................................................................... 39 B. Deskripsi, Analisis, dan Interpretasi Data.......................................... 39 1. Mendampingi Siswa dalam Menerapkan Disiplin di Sekolah ....... 39 2. Memotivasis Siswa Untuk Berdisiplin dalam Mengikuti Proses Belajar................................................................................. 43 3. Memantau Kedisiplinan Siswa ...................................................... 53 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 59 A. Kesimpulan ........................................................................................ 59 B. Saran .................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1
Alternatif jawaban positif............................................................. 30
Tabel 4.1
Status Kepegawaian, Jabatan, Golongan, dan Jenis kelamin, Kepala Madrasah dan Tenaga Kependidikan. ..... 36
Tabel 4.2
Daftar Nama Kepala Madrasah MA Al-Islamiyah PUI Jakarta .. 37
Tabel 4.3
Tenaga Kependidikan .................................................................. 37
Tabel 4.4
Distribusi penyebaran Peserta Didik berdasarkan Jenis Kelamin 38
Tabel 4.5
Fasilitas dan Sarana ...................................................................... 38
Tabel 4.6
Kesediaan mengayomi siswa ....................................................... 39
Tabel 4.7
Pemberian pengarahan tentang disiplin kepada siswa ................. 40
Tabel 4.8
Menginspirasi siswa dalam berdisiplin ........................................ 40
Tabel 4.9
Keteladanan dalam berdisiplin ..................................................... 41
Tabel 4.10 Kedekatan dengan siswa .............................................................. 41 Tabel 4.11 Kenyamanan siswa ketika berdiskusi tentang permasalahan belajar .................................................................... 42 Tabel 4.12 Kenyamanan siswa dalam menceritakan hal-hal pribadi kepada wali kelas ......................................................................... 43 Tabel 4.13 Menasihati dalam disiplin berpakaian.......................................... 43 Tabel 4.14 Perhatian terhadap siswa yang melanggar disiplin berpakaian .... 44 Tabel 4.15 Pengingat terhadap disiplin dalam berpakaian............................. 45 Tabel 4.16 Teguran terhadap siswa yang melanggar disiplin berpakaian ..... 45 Tabel 4.17 Pengaruh wali kelas terhadap disiplin berpakaian siswa ............. 46 Tabel 4.18 Pemberian solusi yang bermanfaat dalam disiplin berpakaian .... 46 Tabel 4.19 Nasihat untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu belajar ........ 47 Tabel 4.20 Perhatian kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar ....... 47 Tabel 4.21 Teguran terhadap siswa yang tidak memanfaatkan waktu untuk belajar ...................................................................... 48 Tabel 4.22 Bimbingan terhadap siswa yang menyalahi aturan dalam memanfaatkan waktu belajar ............................................. 48 Table 4.23 Dorongan terhadap siswa untuk memanfaatkan waktu luang ...... 49 vii
Tabel 4.24 Perilaku wali kelas yang menginspirasi siswa untuk Memanfaatkan waktu belajar ....................................................... 50 Tabel 4.25 Tawaran solusi bagi siswa untuk memanfaatkan waktu belajar ................................................................................ 50 Tabel 4.26 Tawaran solusi bagi siswa untuk memanfaatkan waktu belajar ................................................................................ 51 Tabel 4.27 Tawaran solusi bagi siswa untuk memanfaatkan waktu belajar ................................................................................ 51 Tabel 4.28 Dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar ........................... 52 Tabel 4.29 Pengaruh bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar ......... 52 Tabel 4.30 Tawaran solusi bagi siswa yang mengalami masalah prestasi belajar.............................................................................. 53 Tabel 4.31 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan belajar ............................................................................ 53 Tabel 4.32 Perasaan diawasi wali kelas ketika sedang mengikuti kegiatan belajar ............................................................................ 54 Tabel 4.33 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti Kegiatan ekstrakulikuler .............................................................. 54 Tabel 4.34 Pengamatan terhadap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ............................................................... 55 Tabel 4.35 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kokulikuler ..................................................................... 55 Tabel 4.36 Pengamatan terhadap siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar .......................................................... 56 Tabel 4.37 Nilai Rata-rata Skor Penelitian Angket Siswa ............................. 57
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Wali Kelas
Lampiran 3
Angket untuk Siswa
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan peserta
didik serta tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memberi bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab.1 Proses pembelajaran sangat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal dan baik maka output dari proses tersebut akan baik pula. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Pertama, siswa. Siswa merupakan komponen utama dalam setiap roses pembelajaran, karena siswa subjek dan bukan objek dari pengajaran. Pengajaran tanpa siswa tidak mungkin akan berjalan.2 Hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pengajar dalam proses pembelajaran adalah minat, bakat, serta kesulitan-kesulitan dalam menerima pelajaran. Jika para pendidik mengabaikan suatu hal tersebut, maka proses pembelajaran tidak akan optimal. Kedua, adalah guru. Guru sebagai sumber informasi. Guru mengelola kegiatan pembelajaran. Guru menjaga serta mengatur keserasian proses pembelajaran. Guru juga mengarahkan kegiatan, dan sebagai fasilitator. Guru juga dituntut menjadi contoh yang baik.3 Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Ketiga, sarana dan prasarana pendidikan (fasilitas serta infrastruktur), dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran haruslah memadai, karena ketika sarana dan 1
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kapendidikan, (Padang : Angkasa Raya), Cet.10, h.10. Djago tarigan , Proses belajar mengajar pragmatic, (Bandung: Angkasa, 1990), Cet. Ke-1, h. 40 3 Djago tarigan , Proses belajar mengajar pragmatic, (Bandung: Angkasa, 1990), Cet. Ke-1, h. 40 2
1
2
prasarana pendidikan kurang memadai, fasilitas-fasilitas di sekolah sangat terbatas, serta lokasi sekolah sangat berdekatan dengan keramaian, maka proses pembelajaran sangat terganggu. Di era yang sarat dengan informasi dan teknologi, siswa ditantang untuk lebih memacu diri agar keberadaannya lebih berarti bagi kemajuan negara. Karena dengan disiplinlah kunci kesuksessan pendidikan dimasa yang akan datang. Dengan menerapkan sistem disiplin dengan baik di sebuah instansi pendidikan maka akan memacu peserta didik untuk lebih termotivasi dalam berlomba-lomba menuju pendidikan yang lebih baik. Disadari atau tidak, sekolah dianggap tempat yang paling baik untuk mendidik anak dan menanamkan sikap (attitude) dan sifat (value) yang baik. Salah satunya yaitu, pendidikan kedisiplinan di sekolah. Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan pengajaran atau pendidikan.4 Disiplin adalah peraturan atau tata tertib yang diterapkan oleh sekolah, dan harus dipatuhi oleh semua individu yang berada di lingkungan sekolah dan salah satunya peserta didik, karena disiplin merupakan salah satu entitas yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Dengan disiplin, seseorang akan terbiasa untuk hidup secara teratur dan tertib. Maka urgensi disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran adalah setiap siswa akan tahu dan memahami urgensi dari hak dan kewajiban, hak dirinya dan kewajibannya terhadap orang lain. Disiplin juga dapat mendorong siswa melakukan hal yang baik dan benar dan dapat membantu mendorong siswa melakukan yang bermanfaat bagi dirinya dan umumnya bagi lingkungannya Selanjutnya, ada pula akibat dari ketidakdisiplinan siswa antara lain tidak tercapainya target pembelajaran dan gagalnya penanaman nilai-nilai. Dalam target pembelajaran yang tidak tercapai, maka prestasi yang diharapkan pun tidak bisa didapat dan lebih buruk lagi, siswa tidak layak untuk dinaikkelaskan atau diluluskan. Akibat ketidakdisiplinan lain yang sangat besar yaitu kenakalan remaja. BNN (Badan Narkotika Nasional) menemukan bahwa 50-60% pengguna narkoba 4
Sirinam S. Khalsa, Pengajaran Disiplin & Harga Diri, (Jakarta : PT. Indeks, 2008) h. XIX.
3
di Indonesia adalah kalangan remaja yakni kalangan pelajar dan mahasiswa, total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. (detikHealth, rabu 6/6/2012). 5 Pada tahun 2013, dari 37 jenis tindak kejahatan yang dihimpun Polresta Samarinda, 12 di antaranya dilakukan oleh remaja. Kejahatan tersebut meliputi pemerkosaan, perzinahan, cabul, penganiayaan ringan, berat, hingga pengeroyokan, termasuk tindak kejahatan seperti pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian kendaraan bermotor dan membawa lari anak perempuan. 6 Selanjutnya, sepanjang 2014 terdapat 135 anak di bawah umur yang tersangkut masalah hukum di wilayah Gunungkidul dan Bantul. Jumlah tersebut, 103 di antaranya berakhir di balik jeruji besi, sisanya 32 anak mendapatkan sanksi pembinaan.7 Kepala Badan Pemasyarakatan Kelas II Wonosari Anggraini Hidayat mengatakan lembaganya membawahi dua kabupaten, yakni Gunungkidul dan Bantul. Di tahun lalu ada 135 kasus pidana yang melibatkan anak. Kasus yang terjadi didominasi kasus asusila, disusul pencurian dan penganiayaan. Kasus-kasus remaja yang sedang marak diberitakan saat ini adalah perilaku remaja dalam geng motor. Menurut data Neta S Pane selaku ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) sepanjang tahun 2014 terdapat 38 kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota geng motor, yang mengakibatkan 28 orang tewas dan 24 orang mengalami luka-luka (Harian Terbit, 2014).8 Kenakalan remaja tersebut tentu saja dilakukan di luar sekolah. Jika mereka tercatat sebagai salah seorang siswa disebuah sekolah, maka kenakalan yang mereka lakukan berarti tanpa sepengetahuan guru. Hal ini berarti sekolah tidak mampu menanamkan sifat disiplin pada siswa. Setiap lembaga pendidikan memiliki tata aturan dalam rangka menegakan disiplin baik bagi siswa, guru pegawai sekolah yang terus menerapkan kedisiplinan yaitu di MA Al-Islamiyah PUI.
5
http://www.syababindonesia.com/2012/11/kenakalan-remaja-di-negeri-ini-kian.html http://www.kompasiana.com/lidwinaeka/dampak-pertumbuhan-penduduk-terhadappeningkatan-kenakalan-remaja_54f38329745513972b6c7986 7 http://www.harianjogja.com/baca/2015/01/08/kenakalan-remaja-135-anak-tersandungkasus-hukum-566123 8 http://psikologiforensik.com/2015/01/30/ada-apa-di-balik-kriminalitas-remajaindonesia/ 6
4
MA Al-Islamiyah PUI merupakan salah satu sekolah yang mengharapkan siswa-siswanya agar dapat menerapkan sikap disiplin dalam belajar karena disiplin merupakan kunci sukses belajar, akan tetapi pada kenyaataanya masih ada saja siswa yang sikap disiplin belajarnya masih rendah, masih ada siswa yang tidak masuk ke sekolah tanpa keterangan (Alpa). Berdasarkan pada keterangan yang penulis
dapat dari wali kelas bahwa tingkat kedisiplinan siswa secara
keseluruhan belum dapat dikatakan tinggi. Penyebab ketidakdisiplinan adalah kurangnya kesadaran siswa dan kurangnya kesadaran siswa ini disebabkan oleh kurang nya ketegasan dari pihak sekolah. Salah satu pembentuk dari karakter pada umumnya yaitu punishment dan reward. Maka pihak sekolah ketika menginginkan siswanya disiplin dan mengikuti aturan yang berlaku di sekolah harus menerapkan 2 hal pembentuk karakter tersebut. Peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Antara peraturan dan tata tertib merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun di luar kelas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mendisiplinkan siswa adalah dengan memberdayakan peran wali kelas. Setiap kelas pasti memiliki siswa di kelas dan biasanya walikelas inilah yang diharapkan jadi penghubung antara siswa dan pihak sekolah hingga kebanyakan siswa dekat dengan siswanya bahkan walikelas lebih ditakuti dibanding guru lain atau kepala sekolah. Namun demikian, fenomenanya makin banyak dijumpai wali kelas yang belum mampu menjalankan perannya secara baik, mereka lebih banyak menjalankan peran administratif dibanding peran pembinaan siswa. Hal ini disebabkan karena masih terdapat wali kelas yang merangkap tugas tambahan, baik sebagai guru di tempat lain maupun sebagai Pembina kegiatan ekstrakulikuler. Realitas kedisiplinan siswa saat ini sangat variatif namun hanya sekolahsekolah yang terklasifikasi unggulan yang memang bagus kedisiplinannya. Biasanya sekolah yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi mempunyai
5
input siswa yang memang sudah baik. Selain sekolah unggulan tersebut, mayoritas sekolah tidak mempunyai tingkat kedisiplinan siswa yang bagus. Dengan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Peran Wali Kelas Dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA AlIslamiyah PUI Jakarta.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1. Kurangnya peran pembinaan oleh wali kelas berkaitan dengan kedisiplinan
siswa di sekolah. 2. Penegakan peraturan yang tidak efisien berkaitan dengan kedisiplinan siswa di
sekolah. 3. Wali Kelas kurang mengetahui tugas-tugas sebagai wali kelas. 4. Wali kelas tidak fokus dikarenakan tugas-tugas tambahan lainnya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini memfokuskan pada: 1. Peran wali kelas. 2. Penguasaan konsep diri siswa di sekolah. 3. Tingkat kedisiplinan siswa.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana peran wali kelas terhadap tingkat kedisiplinan siswa MA AlIslamiyah PUI tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah terdapat pengaruh penguasaan konsep diri terhadap tingkat kedisiplinan siswa kelas MA Al-Islamiyah PUI tahun ajaran 2015/2016?
6
E. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan Peran Wali Kelas dalam membina kedisiplinan siswa. 2. Pengaruh penguasaan konsep diri tingkat kedisiplinan siswa MA Al-Islamiyah PUI tahun ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis bermanfaat untuk bahan referensi awal bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih dalam tentang disiplin siswa. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan bagi wali kelas dalam upaya membina disiplin siswa di sekolah. b. Bagi guru MA agar dapat mengerti bahwa masing-masing siswa memiliki konsep diri yang berbeda-beda, sehingga guru dapat menciptakan peraturan berupa tata tertib sekolah yang lebih baik lagi guna meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. c. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah, bahwa dengan penguasaan konsep diri yang baik pada siswa dan penegakan peraturan yang efektif akan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. d. Siswa Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memberikan pemahaman tentang pengusaan konsep diri yang positif terhadap siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian dimensi pendidikan nilai moral pancasila. 2. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah : Penguasaan konsep diri siswa di sekolah, peran pembinaan wali kelas, dan tingkat kedisiplinan siswa.
7
3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa MA Al-Islamiyah PUI tahun ajaran 2015/2016 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Islamiyah PUI tahun ajaran 2015/2016
H. Penelitian Relevan Peneliti mengkaji dua hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Pertama, skripsi dengan judul “Efektifitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran Siswa SMP Islamiyah Ciputat” oleh Imaniyah jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Skripsi ini menggunakan teknik analisis statistic deskriptif (prosentase). Hasil penelitian ini menggambarkan tentang nilai rata-rata efektivitas kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat berkategori Baik, hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP Islamiyah Ciputat memiliki kedisiplinan yang baik dalam proses pembelajaran. Kedua, skripsi dengan judul “Peranan Pendidikan Akhlaq Dalam Pembinaan Disiplin Belajar Siswa Kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah Ciputat” oleh Aziz Rodiyansyah jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2010. Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan dua variabel yaitu variabel peranan pendidikan akhlaq dan variabel pembinaan disiplin belajar siswa. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kontribusi yang ditimbulkan dari pendidikan akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah Ciputat ini menunjukan peranan positif dalam membantu membina disiplin belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Disiplin Siswa 1. Pengertian Disiplin Siswa Disiplin sangat penting bagi kehidupan manusia, karena itulah harus ditanamkan terus menerus terhadap individu. Dengan penanaman yang terus menerus, maka disiplin akan menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang-orang yang gagal umumnya tidak disiplin. Menurut Sirinam S. Khalsa, disiplin mempunyai akar pada kata ”disciple” dan berarti ”mengajar dan melatih”. Salah satu definisi adalah ”melatih melalui pengajaran atau pelatihan”.9 Menurutnya, kita lebih cenderung sukses membantu siswa mengubah perilaku mereka yang tak terduga ketika kita menggunakan prosedur disiplin yang efektif. Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan pengajaran atau pendidikan. Dari pendapat ini, dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pelatihan bagi siswa untuk membentuk siswa yang taat pada peraturan atau tata tertib serta bertanggung jawab melalui pengajaran atau pelatihan dan disiplin tersebut merupakan bagian proses pembelajaran siswa. Secara terminologi, pengertian disiplin dari beberapa ahli berpendapat sebagai berikut: Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah disiplin dimaknai sebagai, tata tertib dan kepatuhan kepada peraturan.10 Selanjutnya menurut Chester Harris disiplin adalah: ”discipline refest fundamentally to the principle that each organisme lerns in some degree to control it self so as to con form to to the forces around it with
9
Sirinam S. Khalsa. Pengajaran Disiplin &Harga Diri, (Indonesia: PT. Indeks 2008) h.
XIX. 10
Bambang Mujiharto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, ( Surabaya : Terbit Terang, 1999), h. 92.
8
9
wich it has expriences”11 Definisi tersebut mengandung makna berisi idee. Ada beberapa unsur pengertian di dalam definisi tersebut: a) Berisi moral yang mengatur tata kehidupan. b) Pengembangan
ego
dengan
segala
masalah
intrinsik
yang
mengharuskan orang untuk menentukan pilihan. c) Pertumbuhan kekuatan untuk memberi jawaban terhadap setiap aturan yang disampaikan. d) Penerimaan autoritas eksternal yang membawa seseorang untuk membentuk kemampuan dan keterbatasan hidup.12 Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya. 13 Ahmad Rohani berpendapat: ”dalam arti luas disiplin adalah mencakup setiap macam pengaturan yang ditujukan untuk membantu setiap peserta didik agar dia dapat memenuhi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan juga penting tentang penyelesaiannya tuntutan yang ini ditujukan kepada peserta didik terhadap lingkungannya. 14 Disiplin merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah atau di kelas di mana mereka berada.15 Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pokok dasar dari tiap-tiap organisasi (keluarga, sekolah, lingkungan, dan lain sebagainya) dalam mempelajari tanggung jawab secara terpaksa yang harus 11
Piet Sahertian. Dimensi-dimensi administrasi Di Sekolah, (surabaya: usaha nasional 1994), h. 123. 12 Piet Sahertian. Dimensi-dimensi Administrasi…., h. 123. 13 Conny Semiawan, penerapan pembelajaran pada anak, (PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008), Cet. Ke-2 h. 27-28. 14 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2, h. 133-134. 15 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) cet. Ke-1, h. 166
10
dijalankan dengan memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri agar memberikan
pengalaman
yang
mengandung
makna
berisi
moral,
pengembangan ego, pertumbuhan kekuatan, dan penerimaan autoritas. Lembaga pendidikan khususnya pendidikan formal merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk mengembangkan sikap kedisiplinan yaitu dengan adanya pemberian hukuman dan hadiah. Kedisiplinan merupakan dasar pembinaan sikap dan jiwa setiap anak didik. Apabila sekolah mampu membina sikap dan jiwa positif terhadap anak didik (siswa) dan berhasil membentuk pribadi dan akhlak anak tersebut menjadi anak yang bertanggung jawab, maka siswa tersebut telah mempunyai bekal dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi baik di dalam maupun di luar sekolah. Dan dapat di katakan bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau masyarakat. Dalam konteks ini disiplin berarti hukuman atau sangsi yang berbobot mengatur dan mengendalikan prilaku manusia. Jadi pada dasarnya disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan.
2. Tujuan Pembinaan Disiplin Siswa Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak ketergantungan dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal. Menurut Elsbree sebagaimana dikutip Piet, ada 2 tujuan disiplin, yaitu: 16 a) Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat ketergantungan kearah tidak ketergantungan.
16
Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1 h. 126-127.
11
b) Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang ada dengan penuh perhatian. Dalam kaitan ini Piet Sahertian lebih lanjut mengatakan bahwa disiplin dalam sekolah modern adalah merupakan pertolongan kepada murid-murid supaya dapat berdiri sendiri (help for self help). Menolong dalam mengenal dirinya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik maupun menegakkan disiplin diri yang timbul dari dalam diri anak untuk mencapai cita-cita hidup.17 Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan dan disiplin tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk mereka dimasa yang akan datang. Dengan adanya praktek yang dilakukan siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih dalam mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu sendiri. Seperti dikatakan oleh Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah.18 Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan juga bahwa kedisiplinan digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
3. Manfaat Disiplin Siswa Fungsi utama dari disiplin adalah untuk belajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas.19 Fungsi disiplin tersebut di atas, apabila dikaji secara sepintas, maka akan memberikan kesan yang negatif. Belajar seolah-olah bertingkah laku untuk 17
Piet Sahertan, Dimensi-Dimensi Administras, Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2,,
18
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2,., h.
h.127. 134
19
Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Pembimbing, (Jakarta : BBPK, Gedung Mulia, 2000), cet. IX, h. 138
12
menghormati
dan
mematuhi
otoritas
dan
seringkali
otoritas
itu
cenderung menggunakan kekuatan. Oleh karena itu perlu ditegaskan kembali, bahwa pengendalian diri dengan mudah bukanlah suatu hal yang langsung terjadi dalam diri seseorang, melainkan ia harus benar-benar berusaha untuk melatihnya, yang akhirnya timbul kesadaran untuk mematui dan mentaati peraturan tersebut. Dengan demikian disiplin belajar tumbuh dalam diri siswa melalui proses latihan yang akhirnya timbul kesediaan dan ketaatan yang didasari dengan rasa tanggung jawab dan konsekwen yang tinggi. Singgih D. Gunarsa, menyatakan bahwa disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah: a) Meresapkan
pengetahuan
dan
pengertian
sosial
antara
lain
mengenai hal milik orang lain. b) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan. c) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk. d) Belajar
mengendalikan
keinginan
dan
berbuat
sesuatu
tanpa
terancam oleh hukum. e) Mengorbankan kesenangan diri sendiri.20 Kartini Kartono juga menerangkan bahwa : “Disiplin dalam belajar sangat diperlukan agar siswa dapat hidup dalam teratur dan mengerjakan semua tugas tepat pada waktunya, sehingga tidak akan mengalami kesulitan apabila mengahadapi pelajaran dan tentamen-tentamen. Belajar yang efisien menuntut belajar secara teratur dan berdisiplin".21 Latihan disiplin telah menjadi milik umat Islam seluruh dunia adalah shalat, seperti yang terdapat dalam surat an-Nisa ayat 103 yang berbunyi:
20
Ibid, h. 137 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : Rajawali, 1985), cet. I, h. 90. 21
13
… Artinya: ”Sesungguhnya
shalat
itu adalah
fardlu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman”. Banyak firman Allah yang sejalan denga arti disiplin, sebagai “taat pada aturan”. Di antara ayat secara tegas dan jelas menyuruh manusia untuk berdisiplin, adalah sebagaimana terdapat pada surat an-Nisa ayat 59. …
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu ….” Banyak prilaku dan perikehidupan Rasul saw dan para sahabatnya yang setia dalam mengamalkan al-Qur’an menjadi contoh untuk membina sikap disiplin. Oleh karena itu, pembinaan disiplin dalam Islam harus selalu bersumber pada ajaran-ajaran Ilahi dan sunnah Rasul. Siswa
yang
sempat
melatih
diri
berdisiplin
dalam
belajar
khususnya dan dalam segala hal umumnya akan merasakan hasilnya, apabila kelak menjadi petugas yang tidak terlalu sering berbuat tidak benar, bahkan menghindarkan diri dari segala penyelewengan yang tentu akan merugikan diri sendiri. Dengan memperhatikan fungsi disiplin dalam belajar, jelas disiplin itu harus dibina dan ditanamkan dalam diri seseorang, baik itu di sekolah, keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Dengan demikian, disiplin dalam belajar mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa, membiasakan diri berdisiplin menjadikan seseorang itu akan lebih teratur dalam segala sesuatunya yang terutama dalam belajar.
B. Pembinaan Disiplin Siswa 1. Pengertian dan Urgensi Pembinaan Disiplin Siswa Pembinaan berasal dari kata bina, artinya didik, latih atau mendidik secara terus menerus, melatih mengarahkan secara teratur. Pembinaan adalah suatu
14
proses hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan evaluasi / berbagai kemungkinan atas sesuatu.22 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “pembinaan diartikan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.23 Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Disiplin merupakan suatu keadaan tertib, ketika orang-orang bergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang ada diselenggarakan disekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri Suatu sikap disiplin sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun sekolah. Sikap disiplin penting karena dengan adanya disiplin siswa-siswi dapat dengan teratur menjalankan tata tertib sekolah dengan baik. Disiplin adalah sebuah potret keberhasilan seseorang dalam mengolah lembaga atau sumber daya. Dalam dunia pendidikan, sikap disiplin sangat diperlukan sebagai salah satu sarana pendukung terciptanya efisiensi pendidikan, akrena dengan disiplin maka pembuangan waktu yang sia-sia akan terminimalisir. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, sikap disiplin haruslah dimiliki oleh setiap komponen organisasi, dalam sekolah untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Disiplin sekolah bertujuan adalah agar teriptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan perilaku yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah dan upaya agar siswa dapat belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan 22
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal :
139 23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal:134
15
bermanfaat.
Sehingga
semua
dapat
terorganisir
dengan
teratur.
Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan kedisiplinan sekolah.Peran guru menumbuhkan disiplin siswa dapat dilakukan dengan cara membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk diri siswa itu sendiri, membantu siswa meningkatkan standar perilakunya dalam hal ini guru dapat menjadi pembimbing ataupun konselor, menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat. Pentingnya disiplin adalah akan
sangat
membantu
proses
penerapan
sistem
di
sekolah.
Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan merupakan kepentingan disiplin yang pertama karena patuh merupakan salah satu bukti yang sangat nyata orang tersebut mendisiplinkan dirinya sendiri. Kepentingan selanjutnya adalah upaya untuk menanamkan kerja sama, kebutuhan untuk berorganisasi (kebutuhan orang lain untuk memahami), rasa hormat terhadap orang lain, keinginan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan, memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin. Karena disiplin merupakan slah satu hal yang menunjang keberhasilan sekolah. Untuk itu, setipa pihak-pihak yang terkait seperti guru, kepala sekolah harus membuat peraturan sekolah haruslah rinci dan jelas, agar siswa dapat dengan benar-benar patuh terhadap tata tertib sekolah dan bagi siswa yang melanggar harus diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Penerapan kedisiplinan ini harus diterapkan dengan bijaksana. Dengan memberikan sanksi yang sesuai tindakannya.
2. Sebab
dan
Bentuk
Pelanggaran
Disiplin
Siswa
dalam
Proses
Pembelajaran. a. Sebab Pelanggaran Disiplin dalam Pembelajaran Pada dasarnya kedisiplinan dibentuk karena adanya kebutuhan dari diri individu. Pengenalan terhadap kebutuhan seorang peserta didik secara baik merupakan andil yang paling besar bagi pengendalian disiplin. Maslow mengemukakan teori ”Hierarki Kebutuhan Manusia” sebagai berikut:
16
1) Kebutuhan
fisik
manusia
merupakan
kebutuhan
dasar
bagi
kelangsungan hidupnya seperti makan, minum, perlindungan, fisik, sex, dan sebagainya. 2) Kebutuhan akan rasa aman baik fisik, dan perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapi. 3) Kebutuhan akan cinta kasih, mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan, pembenaran, dan cinta kasih orang lain pada dirinya. 4) Kebutuhan akan penghargaan dan untuk dikenal oleh orang lain, merasa berguna bai orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dan sebagainya. 5) Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, terhadap berbagai hal agar individu dapat mengambil berbagai kputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif. 6) Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk berpengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar dari pengalamannya ia akan lebih korektif, toleran, dan spontan.24 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Bila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui cara-cara yang ada dalam masyarakat, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada diri individu, dan yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan caracara lain yang kurang diterima masyarakat. Sama halnya dengan pelanggaran disiplin di sekolah yang bersumber pada lingkungan sekolah itu sendiri. Misalnya: 1) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik akan mengakibatkan peserta didik jadi submisif, apatis, atau sebaliknya agresif ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan tidak manusiawi yang mereka terima, 24
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 135-136
17
2) Kelompok besar anggota dikurangi hak-haknya sebagai peserta didik yang seharusnya menentukan rencana masa depannya dibawah bimbingan guru, 3) Tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas atau di bawah rata-rata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah, 4) Kurang dilibatkan dalam diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah, 5) Latar belakang kehidupan dalam keluarga yang kurang diperhatikan dalam kehidupan sekolah, 6) Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua, dan antara keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab. Pada kenyataannya sebab-sebab pelanggaran disiplin tersebut sangat unik, bersifat sangat pribadi, kompleks, dan kadang-kadang mempunyai latar belakang yang mendalam lain dari sebab-sebab yang tampak. Walaupun demikian memang ada juga sebab-sebab yang bersifat umum , misalnya: 1) Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. Mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan hanya itu saja. Harus diusahakan agar peserta didik tetap sibuk
dengan
kegiatan
bervariasi
sesuai
dengan
tarap
perkembangannya, 2) Perasaan kecewa dan tertekan karena peserta didik dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai remaja, 3) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan, atau status.25 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pelanggaran disiplin pada diri peserta didik, hadir bukan hanya karena peraturan semata. Akan tetapi pelanggaran disiplin ada, karena adanya suatu kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi secara benar, melainkan kebutuhan yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan dan tidak dapat diterima oleh lingkungan sekolah. Sejalan dengan penjelasan di atas, Prayitno dan Erman Amti dalam 25
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,......., h. 136-137
18
bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan konseling memberikan gambaran tentang sebab-sebab melanggar tata tertib adalah sebagai berikut: 1) Tidak begitu memahami kegunaan masing-masing atau tata tertib yang berlaku di sekolah, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga siswa hanya terpaksa mengikutinya; 2) Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun di masyarakat, 3) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa mereaksi secara tidak wajar (negatif), 4) Ciri khusus perkembangan remaja yang agak ”sukar diatur” tetapi ”belum dapat mengatur diri sendiri” 5) Ketidaksukaan mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.26 Kedisiplinan juga dapat dilihat dari tingkah laku siswa itu sendiri. Tingkah laku anak didik amatlah bervariasi. Variasi perilaku anak didik itu menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab. Faktor-faktor penyebabnya adalah : 1) pengelompokan (pandai, sedang, bodoh), kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan, atau apatis. 2) karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, ketidakpuasan atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya. 3) kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri yang tidak sesuai dengan harapan sekolah. 4) dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tenang atau cemas. Karena itu perilaku menyimpang seorang atau dua orang bisa ditoleransi asal tidak merusak kesatuan.
26
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 60.
19
5) dari organisasi kurikulum tentang tim teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru ke guru yang lain dan dari kelompok satu ke kelompok yang lain. Sehingga tenaga mereka dipakai berjalan, harus menyesuaikan diri berkali-kali, tidak ada kstabilan, dan harus menyesuaikan terhadap guru dan metode-metodenya. Pengembangan diri yang sesungguhnya bersumber dari hubungan sosial menjadi terhambat.27 Berdasarkan beberapa sebab-sebab pelanggaran disiplin yang telah disebutkan di atas dapat terlihat bahwa siswa yang dapat melanggar disiplin bukan karena siswa tersebut ingin melakukan pelanggaran disiplin itu sendiri melainkan siswa yang terpaksa melakukan suatu tata tertib yang tidak didiskusikan kepada siswa terlebih dahulu, sehingga siswa tersebut melakukan pelanggaran disiplin. Dari pelanggaran disiplin tersebut, dapat memungkinkan berakibat sebagai berikut: 1) Tingkah laku siswa makin tidak terkendali, 2) Terjadi kerenggangan hubungan antara guru dam murid, 3) Suasana sekolah dirasakan kurang menyenangkan bagi siswa, 4) Proses belajar-mengajar terganggu, 5) Kegiatan belajar siswa terganggu, 6) Nilai rendah, 7) Tidak naik kelas, dikeluarkan dari sekolah.28 Dapat disimpulkan bahwa setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh siswa, sudah tentu ada sebab musababnya. Dengan demikian, siswa yang melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah dapat menimbulkan akibat yang bukan hanya dirasakan oleh pihak sekolah tetapi dampaknya sangat besar terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tersebut.
27 28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,..., h. 195-196. H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling....., h. 61.
20
b. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat di sekolah merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan-batasan dalam bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung pula ketaatan dan mematuhi segala peraturan dan tanggung jawab misalnya disiplin dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang telah ditetapkan. Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap kegiatan pembelajarannya serta taat terhadap peraturan yang ada di sekolah. Menurut Kanisius dalam bukunya Pengelolaan Kelas yang Dinamis mengatakan; secara umum, siswa di kelas dari segi kedisiplinan dapat digolongkan menjadi dua kelompok. 29 Kelompok pertama adalah siswa yang pada dasarnya baik, mau belajar, hormat pada guru, dan taat padanya. Tetapi hidup mereka tidak teratur. Kerja mereka acak-acakan. Tugas di kelas tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Atau bila selesai, selesainya pun asal selesai. Perhatian mereka belum terpusat pada pelajarandan mudah terpecah ke arah lain. Mereka cepat merasa bosan terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Kelompok kedua adalah murid yang memang mudah membuat masalah dan melanggar disiplin. Mereka nakal dan mudah berperilaku yang mengganggu kelas. Mereka mudah dan gemar membuat gaduh.mereka cenderung menolak tugas guru. Dalam mengerjakan tugas di kelas, mereka enggan untuk memulai. Entah bagaimana bentuknya, mereka mudah merusak sarana dan prasarana pendidikan di sekolah Dari kelompok manapun, perilaku yang tidak disiplin pada waktu proses belajar mengajar dan mengganggu proses belajar sangat membuat kita merasa prihatin, maka itulah dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung perlu adanya tata tertib.
29
Kanisius, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (yogyakarta: KANISIUS Anggota IKAPI 2007), Cet. Ke-1, h. 83.
21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar bentuk-bentuk pelanggaran disiplin dibedakan menjadi dua yaitu bersifat individual dan kelompok.30 1) Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual adalah sebagai berikut: a) Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain, siswa yang bertingkah laku untuk menarik perhatian orang lain, adalah siswa yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan, siswa tersebut biasanya berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dikiranya dapat menarik perhatian orang lain. Apabila perilaku tersebut tidak dapat menarik perhatian orang lain (temannya), maka ia bisa saja mencari cara lain yang brutal. Tingkah lau tersebut misalnya seperti ; membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba lamban (pasif), sehingga siswa tersebut harus diberi bantuan ekstra. b) Tingkah laku untuk menguasai orang lain, tingkah laku untuk menguasai orang lain adalah tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang lain. Tingkah laku tersebut dapat bersifat aktif dan ada juga yang bersifat pasif. Perilaku yang bersifat aktif misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis). Sedangkan tingkah laku yang bersifat pasif misalnya selalu lupa pada peraturan-peraturan yang sudah disepakati sebelumnya. c) Perilaku yang membalas dendam, dan siswa yang berperilaku membalas dendam adalah siswa yang merasa dirinya lebih kuat, dan yang menjadi sasaran adalah orang yang lebih lemah. Tingkah laku seperti ini di antaranya mengatai, mengancam, mencubit, memukul, menendang, dan sebagainya. d) Peragaan ketidakmampuan.
30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,..., h. 201.
22
Peragaan ketidakmampuan disini maksunya adalah siswa yang tidak mau tahu (masa bodoh) terhadap pekerjaan apapun, misalnya menolak mentah-mentah untuk melakukan suatu pekerjaan, karena ia yakin akan menemui kegagalan. Kalaupun mau, ia melakukan tidak dengan sepenuh hati bahkan cenderung berusaha menyontek hasil pekerjaan teman yang ada di sampingnya. 2) Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat kelompok adalah sebagai berikut: a) Kelas kurang kohesif (akrab), hubungan antarsiswa kurang harmonis yang dapat memunculkan kelompok yang tidak bersahabat. Persaingan yang tidak sehat di antara kelompok menimbulkan keonaran-keonaran yang dapat menyebabkan proses pembelajaran mengalami hambatan. Terjadi kurang kohesifan atau keakraban biasanya disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan atau kekeliruan dalam setiap kegiatan. b) Kesebalan terhadap norma-norma yang telah disepakati sebelumnya, tingkah laku yang secara sengaja dilakukan oleh siswa untuk melanggar norma-norma yang disepakati sebelumnya, apabila berhasil, siswa yang melakukannya merasa senang, tidak perduli orang merasa terganggu karena perbuatannya itu. c) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggota, d) Menyokong anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena dianggap tugas yang di berikannya kurang wajar. f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Sejalan dengan pembahasan di atas, Aunurrahman lebih jelas mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:
23
a) belajar tidak teratur b) daya tahan belajar rendah c) belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian d) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap e) tidak terbiasa membuat ringkasan f) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran g) senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas h) sering datang terlambat i) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).31
3) Strategi Pembinaan Siswa Ada beberapa langkah untuk membantu mengembangkan disiplin yang baik di kelas yaitu sebagai berikut: a) Perencanaan Ini meliputi membuat aturan dan prosedur dan menentukan konsekuen untuk aturan yang dilanggar. b) Mengajar siswa bagaimana mengikuti aturan Pekerjaan ini harus dimulai pada hari pertama masuk kelas. Hasil dari penelitian yang kita bahas dalam bab ini menunjukan bahwa minggu
pertam
dalam
kelas
adalah
masa
kritis
dalam
mengembangkan pola-pola disiplin yang efektif dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. c) Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul Contoh, apa yang akan kita lakukan ketika siswa menantang kita secara terbuka di muka kelas ketika siswa menanyakan kita bagaimana
31
185.
menyelesaikan masalah yang sulit, ketika
kita
Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-4, h.
24
menangkap seorang siswa yang menyontek ketika seorang siswa hilang dan tidak mau berpartisipasi. 32 Selain itu ada tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas yaitu: a) Teknik inner control Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam membina disiplin siswa. Teknik ini menumbuhkan kepekaan akan tata tertib dari pada akhirnya disiplin harus tumbuh dari peserta didik itu sediri. b) Teknik eksternal control Teknik ini yaitu mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan.
Teknik
ini
menumbuhkan
disiplin
cenderung
melakukan pengawasan. c) Teknik cooperative control Dengan teknik ini, pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan bekerjasama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana guru dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap pelanggaran disiplin.33
4) Peran Wali Kelas Wali kelas merupakan wakil dari pihak sekolah yang senantiasa diharapkan dapat mendampingi, memotivasi dan memantau kegiatan siswa baik kegiatan KBM di kelas maupun kegiatan ekstra yang diselenggarakan di sekolah. Wali kelas merupakan tugas tambahan yang diberikan kepala sekolah selain sebagai tenaga pendidik dan juga merupakan pengganti orang tua (wali murid) saat-saat siswa di sekolah. Seorang wali kelas sudah seharusnya memantau bagaimana perkembangan kelas dan siswa serta memahami bagaimana karakter siswa. Seorang wali kelas 32 33
Eka prihatin, Mnajemen Peserta Didik, Alfabeta, Bandung 2011, hal. 95 Ibid, hal.96
25
mempunyai peranan yang besar dalam setiap diri siswa, wali kelas yang baik akan membantu siswa yang sulit dalam menghadapi ketinggalan dalam belajar dikelas. Adapun tugas-tugas dari wali kelas yaitu: 34 a) Membuat denah tempat duduk b) Mengatur daftar piket kelas c) Merekap absensi siswa d) Mengontrol buku kegiatan pembelajaran/buku jurnalis e) Mengontrol tata tertib kelas f) Mengisi daftar nilai siswa (legger) g) Membimbing pelaksanaan 5K bagi kelasnya h) Menyusun catatan khusus tentang siswa i) Mengisi buku legger dan laporan hasil belajar (rapor) j) Membagi buku LHBS (rapor) secara langsung kepada orang tua siswa dengan tepat waktu k) Dan seterusnya. Sebagai seorang wali kelas, ia menjadi figure orang tua bagi muridmurid di kelasnya, tempat mengadu, berkeluh kesah, tempat mencurahkan dirinya, teman bahkan orang tuanya di rumah. Ciri-ciri wali kelas yang berhasil menjadi figure bagi siswa-siswinya di kelas adalah: 35 a) Ada keterbukaan infomasi antara siswa dan wali kelas b) Terciptanya suasana kelas yang harmonis saling menghargai dan tolong menolong c) Siswa segan untuk berbuat sesuatu yang membuat sesuatu yang merusak nama baik kelas dan wali kelas d) Siswa dapat bergaul dengan sesamanya tanpa memandang suku, agama, rasa tau golongan\motivasi belajar akan meningkat seiring dengan kondisi dalam kelas yang menyenangkan
34
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, PT Indeks, Jakarta 2013, hal.231 35 Ibid, hal.202
26
e) Sedapat mungkin, siswa akan tinggal di kelasnya lebih lama, dari pada di kelas lain atau kantin. Kegiatan belajar mengajar (KBM) akan berjalan lancar dan kondusif, apabila situasi di dalam kelas mendukung, yaitu:36 a) Sarana belajar berupa bangku siswa harus dalam keadaan baik dan bagus sehingga siswa menjadi nyaman dalam proses belajar. b) Situasi kelas dalam keadaan bersih, tenang, damai dan jauh dari kebisingan. c) Ketersediaan alat peraga sebagai pendukung proses belajar mengajar, seperti penggaris panjang, penggaris segitiga, busur dan jangka. d) Ketersediaan papan tulis (white broad) dalam keadaan baik tanpa cacat dan dapat dipergunakan dalam proses belajar serta spidol dan penghapus. e) Ketersediaan perlengkapan kebersihan untuk menunjang proses belajar mengajar berjalan lancar. f) Ketersediaan papan data siswa dan kondisinya dalam keadaan baik dan sudah terisi. g) Ketersediaan denah bangku siswa. h) Ketersediaan gambar-gambar yang menunjang proses belajar mengajar, seperti gambar presiden, gambar wakil presiden, gambar pahlawan. i) Ketersediaan jurnal kelas. j) 10) Ketersediaan jam dinding dan lemari penyimpan. Untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar dengan prestasi yang memuaskan, semua pihak memiliki kontribusi. Maka dengan itu pihak sekolah bersama-sama dengan komite sekolah hendaknya bertindak mencari solusi semua permasalahan yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan KBM yang berupa pengadaan sarana dan prasarana kelas.
36
http://www.masri.my.id, 2015/12/ program-kegiatan-wali-kelas.html
27
Berdasarkan dari teori yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa peran wali kelas terkait upaya membina disiplin siswa meliputi: Melakukan pendampingan terhadap siswa dalam pembelajaran, memotivasi siswa agar disiplin, memantau kedisiplinan siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), memantau kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah. Peran tersebut tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Diantaranya dibutuhkan suatu kerja keras bukan hanya dari wali kelas tetapi dari semua pihak yang terkait, yaitu orang tua (wali murid, guru mata pelajaran, BK dan Kepala sekolah. Keinginan/harapan dari wali kelas adalah peserta didikannya yang berbudi pekerti luhur, mampu menghormati orang tua, guru dan sesama peserta didik dan juga memiliki wawasan luas dalam segala bidang melalui teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan penguasaan berbahasa asing sebagai bekal dalam bersaing dalam persaingan pasar global.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran wali kelas. Peran tersebut meliputi: 1. Mendampingi siswa. 2. Memotivasi siswa. 3. Memantau kedisiplinan siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Islamiyah PUI Jakarta yang beralamatkan di Jalan Pancoran Barat XI Pancoran Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai bulan April 2016.
C. Sumber Data Sumber data atau key information dalam penelitian ini adalah wali kelas dan siswa MA Al-Islamiyah PUI Jakarta.
D. Metode Penelitian Adapun dalam penulisan penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian yaitu menghimpun data dan fakta dari objek yang diteliti.
E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian.37 Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu variable peran wali kelas merupakan variable X sebagai variable bebas dan variable membina kedisiplinan siswa merupakan variable Y sebagai variable terikat. 37
Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998) hal. 205
28
29
F. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian. Populasi yang akan menjadi penelitian yaitu keseluruhan kelas X MA Al-Islamiyah PUI Jakarta. Sampel penelitian adalah sebagian populasi agar cukup mewakili sifat dan karakter
yang mewakili sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul
mewakili populasinya. Untuk itu, yang diambil dan dijadikan sampel peneliti yaitu siswa kelas X yang berjumlah 20 siswa dari 45 siswa dan siswa kelas XI yang berjumlah 20 siswa dari 32 siswa.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Interview (Wawancara). Wawancara adalah proses Tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.38 Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang dianggap perlu, sehingga lebih meyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya. 2. Angket/kuesioner Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.39 Instrument ini disusun sebagai bentuk pernyataan positif mengenai efektifitas pembinaan disiplin siswa oleh wali kelas, sedangkan model datanya adalah:
38 39
Ibid, h.83. Ibid, h.78.
30
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Positif No.
Alternatif Jawaban
Nilai
1 Selalu
4
2 Sering
3
3 Kadang-Kadang
2
4 Pernah
1
5 Tidak Pernah
0
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Fokus Penelitian
Dimensi
Peran Wali Kelas dalam Membina Kedisiplinan Siswa
1. Mendampingi siswa dalam menerapkan disiplin sekolah
2. Memotivasi siswa untuk berdisiplin dalam mengikuti proses belajar
Indikator 1. Menjadi figur orang tua bagi siswa 2. Menjadi teman bagi siswa 1. Memotivasi siswa agar disiplin berpakaian 2. Memotivasi siswa agar memanfaatkan waktu belajar 3. Memotivasi siswa agar berprestasi di sekolah
Butir Soal 1, 2, 3, 4
5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24,25
31
3. Memantau kedisiplinan siswa di sekolah
1. Memantau siswa dalam kegiatan belajar
26, 27
2. Memantau siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
28, 29
3. Memantau siswa dalam mengikuti kegiatan koekstrakulikuler
30,31
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut: a.
Editing Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.40 Tujuannya untuk merapihkan data agar bersih dan rapih sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.
b.
Scoring Yaitu pemberian score terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, dengan memperhatikan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi score.
40
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) h. 153.
32
c.
Tabulasi Pekerjaan tabulasi adalah pekerja membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.41 Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah tabel yang mempunyai kolom dalam setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain.
2. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif prosentase sebagai berikut:
P = F x 100 N P: Persentase F: Frekuensi N: Number of case (Banyaknya responden)
41
Ibid, h.155.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah 1. Latar Belakang Persatuan umat islam (PUI) lahir pada tanggal 5 April 1952 bertepatan dengan 9 Rajab 1371 H di Bogor, sebagai hasil fusi antara dua organisasi besar di Jawa Barat yaitu antara Persikatan Ummat Islam (PUI) yang berpusat di Majalengka dengan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) yang berpusat di Sukabumi. Sebagai salah satu organisasi pergerakan islam, PUI bergerak dan beramal di bidang Pendidikan, Sosial, dan Kesehatan Masyarakat, Ekonomi dan Dakwah. Pada tahun 1982 para tokoh Persatuan Ummat Islam (PUI) DKI Jakarta bersama masyarakat bersepakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam tingkat SLTA, maka didirikanlah Madrasah Aliyah dengan nama Madrasah Aliyah Al-Islamiyah PUI yang berupaya tampil menjadi lembaga pengkaderan generasi muda Muslim Robbani, yang dapat menegakkan kembali nilai-nilai Islam `ditengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda krisis multi dimensi serta menyiapkan dan membekali siswa agar dapat menguasai ilmu pengetahuan yang luas dan memiliki keterampilan sehingga dapat hidup mandiri kreatif dan produktif. Dalam peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mewajibkan tiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuyan Pendidikan (KTSP) secara mandiri. KTSP dapat diartikan sebagai kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan disentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benarbenar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan
global.
Sejalan
dengan
semangat
Manajemen
Berbasis
Sekolah/Madrasah, maka MA Al-Islamiyah PUI Jakarta mengembangkan 32
33
Kurikulum MA Al-Islamiyah PUI Jakarta yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di MA Al-Islamiyah PUI Jakarta. Kebijakan pemerintah tentang otonomi sekolah yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola kurikulumnya sendiri, memberi motivasi bagi MA Al-Islamiyah PUI untuk mewarnai kurikulumnya dengan ciri khas dengan mengembangkan mata pelajaran agama islam, bahasa Arab dan Tahfizul Qur’an dengan lebih optimal. Dalam mengembangkan KTSP MA Al-Islamiyah PUI mengacu pada prinsip-prinsip: i. Berpusat pada potensi peserta didik untuk dikembangkan dan dibina menjadi insan kamil. ii. Tanggap terhadapperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. iii. Relevan dengan kebutuhan hidup yang terus berkembang. iv. Menyeluruh, berkesinambungan dan istiqomah. v. Belajar sepanjang hayat. vi. Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat.
2. Landasan Hukum Pengembangan KTSP di MA Al-Islamiyah PUI mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terditi dari: Syandar Isi, proses kompetensi lulusan, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan
MA
Al-Islamiyah
PUI
dalam
pengembangan
kurikulumnya mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Isi (SI) serta berlandaskan pada: UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasinoal Pendidikan. Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI). Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
34
Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Peraturan Mendiknas No. 6 tentang perubahan peraturan Menteri Pendidikan nasional No. 24 tahun 2006. Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008 tentang Standar isi Mata Pelajaran Agama dan Bahasa Arab. Keputusan Kepala Kantor Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta nomor: KW.09.4/1/HK.00.5/5740/2012 tentang Kalender Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, dan MA Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Pengembangan Kurikulum Pengembangan Kurikulum MA Al-Islamiyah PUI Jakarta bertujuan agar MA Al-Islamiyah PUI Jakarta memiliki pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan guna mencapai tujuan madrasah. Kurikulum MA Al-Islamiyah PUI Jakarta diharapkan pula dapat mengatur dan mengarahkan prosaes pembelajaran yang berlangsung beserta semua pihak yang ikut dalam proses ini untuk kepentingan bersama.
4. Tujuan MA Al-Islamiyah PUI Jakarta a. Visi MA Al-Islamiyah PUI Tebentuknya insan yang bertaqwa, mandiri, kreatif, berpengetahuan dan berakhlaqul karimah. b. Misi MA Al-Islamiyah PUI
Membentuk peserta didik yang bertaqwa.
Membentuk kepribadian yang berakhlaqul karimah.
Membentuk peserta didik yang kreatif dan terampil.
Membentuk kepribadian yang mandiri.
Membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
35
c. Tujuan MA Al-Islamiyah PUI
Mewujudkan insan yang bertaqwa.
Mewujudkan insan yang berakhlaqul karimah.
Menjadikan lulusan Madrasah Aliyah yang kreatif dan terampil.
Menjadikan lulusan Madrasah Aliyah yang mandiri.
Menjadikan lulusan Madrasah Aliyah yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan jenjang yang lebih tinggi.
Meningkat dan melatih kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam
mengadakan
hubungan
timbal
balik
dengan
lingkungan social, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama islam.
5. Lingkungan Madrasah a. Lokasi MA Al-Islamiyah PUI terletak di wilayah Jakarta Selatan yang berbatasan dengan: Sebelah Utara: Madrasah Ibtidaiyah & Madrasah Tsanawiyah AlIslamiyah Sebelah selatan: Kawasan Rumah Penduduk Sebelah Timur: Jalan Pancoran Barat & Kantor PP PUI Sebelah Barat: Kawasan Rumah Penduduk Sekitar +-50m sebelah utara terdapat Jalan Gatot Subroto b. Kondisi Lingkungan Madrasah Berdasarkan jenis-jenis bangunan yang mengelilingi Madrsah Aliyah AlIslamiyah PUI Jakrta, yang sebagian besar adalah Rumah penduduk. Maka kondisi lingkungan MA Al-Islamiyah PUI Jakarta cukup kondusif sebagai fasilitas pendidikan karena jauh dari kemungkinan pencemaran suara dan kecil lemungkinan adanya pengaruh negative dari tata pergaulan lingkungan luar.
36
6. Keadaan Madrasah. a. Nama
: Madrasah Aliyah Al-islamiyah PUI
b. Alamat
: Jl. Pancoran Barat XI-A Rt.004/003 Pancoran
c. Nomor Statistik
: 131231740013
d. Tahun beroprasi
: 1982
e. Status Tanah
: Hibah / Wakaf
f. Luas Tanah
: 182 m2 (belum bersertifikat)
g. Fasilitas
: Kelas, Laboratorium, Asrama, Masjid,
Perpustakaan, Lapangan Olahraga.
7. Tenaga Kepegawaian dan Kependidikan a. Tenaga Kepegawaian Tabel 4.1 Status Kpegawaian, Jabatan, Golongan, dan Jenis kelamin, Kepala Madrasah dan Tenaga Kependidikan.
Status Kepegawaian
Jabatan
Kepala Madrasah dan Guru Tetap Gol. Gol.IV III GTT BPNS PNS L
P
Kepala 1 0 Madrasah Tetap Guru 11 5 PNS Guru Tidak Tetap Tidak 0 0 Tetap Jumlah 12 5
Jumlah Sub Jml
L
P
L
P L P
L
P
Kepala Madrasah dan Guru L+P
0
0
1
0 0 0
2
0
2
0
1
11 5 0 0 22 11
33
0
0
0
3
9
0
1
12 5 6 3 30 14
44
0 6 3
6
37
b. Tenaga Kepedidikan 1) Kepala Madrah Tabel 4.2 Daftar Nama Kepala Madrasah MA Al-Islamiyah PUI Jakarta No.
Nama
Masa Tugas
1
RO. Mahmud, BA
1982-1992
2
KH. Cholid Fadullah
1991-1994
3
Prof. Dr. H. Hasan Mu'arif Ambari
1994-1995
4
Drs. H.M.U. Zaenudin Kori
1995-2005
5
Jaenal Arifin, S.Ag.
2005-2010
6
Baharulloh, S.Ag.
2010Sekarang
2) Tenaga Kependidikan Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan No.
1
2
Nama
Tugas
Status Kepegawaian
MA Al-Islamiyah
Karyawan
Zulafhmi, S.Ag.
PUI
Tetap
Ridwan
MA Al-Islamiyah
Karyawan
Abdullah
PUI
Tetap
8. Peserta Didik a. Jumlah Peserta Didik Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2015/2016 seluruhnya berjumlah 108 orang. Kelas X berjumlah 45 orang terbagi dalam dua rombongan belajar. Kelas XI berjumlah 32 orang yang terkumpul dalam satu rombongan belajar. Demikian pula Kelas XII yang terdiri atas 31
38
orang dan terbagi dalam dua rombongan belajar. Berikut adalah table distribusi penyebaran peserta didik berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.4 Distribusi penyebaran Peserta Didik berdasarkan Jenis Kelamin KELAS
LAKI-
PEREMPUAN JUMLAH
LAKI
X-A
9
14
23
X-B
8
14
22
XA
14
18
32
XII-A
5
11
16
XII-B
6
9
15
JUMLAH
42
66
108
9. Fasilitas
Tabel 4.5 Fasilitas dan Sarana Item
Jumlah
Ruang kelas
5
Perpustrakaan
1
Lab komputer
1
Asrama Putra
1
Asrama putri
1
Lapangan
1
Masjid
1
Wifi
Unlimited
Koperasi Sekolah
1
Sarana dan Prasarana olahraga Aula
Lengkap 1
39
10. Kegiatan Ekstrakulikuler dan Ko-Ekstrakulikuler a. Beladiri b. Bahasa c. Teater d. Pramuka e. PMR f. Mentoring g. Tahsin quran
11. Program Unggulan a. Tahfidz dan Tahsin b. Bahasa Inggris c. Bahasa Arab d. Akuntansi
B. Deskripsi, Analisa, dan Interpretasi Data Data diperoleh melalui wawancara dengan guru dan penyebaran angket kepada anak didik, berisi 31 pertanyaan yang dijawab oleh 40 responden. Setelah data terkumpul hasil dari wawancara dan angket yang penulis bagikan kepada anak didik, kemudian data diolah dengan menggunakan rumus prosentase yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini: 1. Mendampingi Siswa dalam Menerapkan Disiplin di Sekolah Tabel 4.6 Kesediaan mengayomi siswa No
1
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
15
37,5 %
b. c. d. e.
Sering Kadang-kadang Pernah Tidak Pernah
18 4 3 -
45 % 10 % 7,5 % -
Jumlah
40
100 %
40
Diantara peran wali kelas yaitu mengayomi siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan terbimbing di sekolah. Hal ini pula yang dapat meningkatan kedisiplinan siswa. Presentasi pilihan jawaban sangat sering dan sering yaitu sebesar 37,5 % dan 45 %. Hal ini menggambarkan bahwa wali kelas menjalankan tugas nya yakni mengayomi siswa berjalan dengan baik.
Tabel 4.7 Pemberian pengarahan tentang disiplin kepada siswa No
2
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
28
70 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
-
-
d. Pernah
2
5%
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Melalui pengarahan, wali kelas dapat membentuk kedisiplinan siswa. Pilihan jawaban yang diberikan oleh siswa sangat baik mengenai pengarahan yang diberikan oleh wali kelas tentang kedisiplinan. Hal ini tercermin dari presentasi pilihan jawaban sangat sering dan sering yaitu sebesar 70 % dan 25 %. Tabel 4.8 Menginspirasi siswa dalam berdisiplin No
3
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
17
42,5 %
b. Sering
18
45 %
c. Kadang-kadang
2
5%
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
41
Tidak hanya melalui pengarahan, pribadi wali kelas pun dapat menjadi inspirasi bagi siswa dalam berdisiplin di sekolah. Pilihan jawaban yang dipilih siswa cukup menggambarkan bahwa wali kelas menjadi seseorang yang menginspirasi bagi siswa dalam berdisiplin di sekolah. Sebesar 42,5 % untuk jawaban sangat sering dan 45 % untuk jawaban sering. Tabel 4.9 Keteladanan dalam berdisiplin No
4
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
18
45 %
b. Sering
20
50 %
c. Kadang-kadang
1
2,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Menjadi figur utama di sekolah menjadikan sosok wali kelas sebagai contoh teladan bagi siswa. Begitu pula contoh keteladanan dalam hal berdisiplin di sekolah. Presentasi jawaban yang dipilih siswa yakni sebesar 45 % untuk jawaban sangat sering dan 50 % untuk jawaban sering cukup menggambarkan bahwa wali kelas benar-benar menjadi panutan dalam berdisiplin di sekolah. Tabel 4.10 Kedekatan dengan siswa No
5
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
5
12,5 %
b. Sering
20
50 %
c. Kadang-kadang
14
35 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
42
Kedekatan wali kelas dengan siswa mempengaruhi kedisiplinan siswa. Pengarahan atau dorongan yang diberikan wali kelas lebih berpengaruh terhadap diri siswa jika ada kedekatan dengan wali kelas. Pilihan jawaban yang diberikan siswa yaitu 50 % untuk jawaban sering, kadang-kadang 35 %, sangat sering 12,5 % dan pernah 2,5 %. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari responden merasa dekat dengan wali kelas dan sebagian lainnya merasa hanya kadangkadang saja dekat dengan wali kelas.
Tabel 4.11 Kenyamanan siswa ketika berdiskusi tentang permasalahan belajar
No
6
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
7
17,5 %
b. Sering
16
40 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Pernah
6
15 %
e. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Merasa nyaman ketika berdiskusi dengan wali kelas, membuat siswa dapat dengan mudah menceritakan tentang permasalahan belajar yang dialami nya. Pilihan jawaban yang diberikan siswa yaitu 40 % untuk jawaban sering, kadangkadang 22,5 %, sangat sering 17,5 %, pernah 15 % dan tidak pernah sebesar 5 %. Hal ini menggambarkan bahwa jawaban siswa bervariasi mengenai kenyamanan saat berdiskusi dengan wali kelas perihal permasalahan belajar. Namun jawaban sering masih mendominasi pilihan siswa.
43
Tabel 4.12 Kenyamanan siswa dalam menceritakan hal-hal pribadi kepada wali kelas No
7
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
-
-
b. Sering
5
12,5 %
c. Kadang-kadang
14
35 %
d. Pernah
3
7,5 %
e. Tidak Pernah
18
45 %
40
100 %
Jumlah
Merasa nyaman ketika berdiskusi dengan wali kelas, membuat siswa dapat dengan mudah menceritakan tentang permasalahan yang dialami nya. Tidak terkecuali permasalahan pribadi. Pilihan jawaban yang diberikan siswa yaitu 12,5 % untuk jawaban sering, kadang-kadang 35 %, pernah 7,5 % dan tidak pernah sebesar 45 %. Hal ini menggambarkan bahwa jawaban siswa bervariasi mengenai kenyamanan saat berdiskusi dengan wali kelas perihal permasalahan pribadi siswa. Namun dari jawaban siswa menggambarkan bahwa sebagian besar siswa tidak merasa nyaman ketika menceritakan permasalahan pribadi kepada wali kelas. 2. Memotivasi Siswa Untuk Berdisiplin dalam Mengikuti Proses Belajar Tabel 4.13 Menasihati dalam disiplin berpakaian No
8
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
23
57,5 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
1
2,5 %
d. Pernah
3
7,5 %
e. Tidak Pernah
3
7,5 %
40
100 %
Jumlah
44
Berdisiplin dalam berpakaian adalah sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan oleh setiap siswa. Berdisiplin dalam arti menggunakan pakaian sesuai peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Wali kelas dalam hal ini memiliki tanggung jawab untuk menasihati siswa untuk disiplin dalam berpakaian. Pilihan jawaban yang dipilih siswa secara garis besar menyebutkan bahwa wali kelas sangat sering menasihati siswa untuk berdisiplin berpakaian. Sebesar 57,5 % untuk jawaban sangat sering dan 25 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.14 Perhatian terhadap siswa yang melanggar disiplin berpakaian No
9
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
22
55 %
b. Sering
13
32,5 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Pernah
2
5%
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Penanganan yang dilakukan ketika siswa melakukan pelanggaran haruslah tepat. Sehingga siswa dapat menyadari kesalahannya serta akan memperbaiki kesalahan yang telah dibuatnya. Memberi perhatian kepada siswa yang melanggar aturan berpakaian merupakan cara yang dapat ditempuh oleh wali kelas dalam upaya menyadarkan siswa akan pentingnya mentaati peraturan yang berlaku mengenai berpakaian di sekolah. Pilihan jawaban yang dipilih siswa secara garis besar menyebutkan bahwa wali kelas secara rutin memberikan perhatian bagi siswa yang melanggar aturan berpakaian di sekolah. Sebesar 55 % untuk jawaban sangat sering dan 32,5 % untuk jawaban sering.
45
Tabel 4.15 Pengingat terhadap disiplin dalam berpakaian No
10
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
22
55 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
7
17,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Mengingatkan akan pentingnya berdisiplin berpakaian kepada siswa merupakan tugas semua guru, khususnya wali kelas. Pilihan jawaban yang dipilih siswa secara garis besar menjelaskan bahwa wali kelas senantiasa mengingatkan akan pentingnya disiplin berpakaian di sekolah. Sebesar 55 % untuk jawaban sangan sering dan 25 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.16 Teguran terhadap siswa yang melanggar disiplin berpakaian No
11
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
27
67,5 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Pernah
-
-
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Selain mengingatkan dan memberi perhatian, wali kelas dapat menegur siswa yang melanggar disiplin dalam berpakaian. Pilihan jawaban yang dipilih siswa menyatakan bahwa wali kelas secara rutin menegur siswa yang melakukan pelanggaran. Sebanyak 27 responden atau 67,5 % memilih jawaban sangat sering dan jawaban sering sebesar 25 %.
46
Tabel 4.17 Pengaruh wali kelas terhadap disiplin berpakaian siswa No
12
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
13
32,5 %
b. Sering
18
45 %
c. Kadang-kadang
5
12,5 %
d. Pernah
3
7,5 %
e. Tidak Pernah
1
2,5 %
40
100 %
Jumlah
Sikap dan kepribadian wali kelas dapat memberikan pengaruh bagi siswa dalam disiplin berpakaian di sekolah. Jika wali kelas memiliki kepribadian yang baik dalam disiplin berpakaian maka hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang optimal bagi diri siswa. Pilihan jawaban yang dipilih siswa terlihat beragam.. Namun sebanyak 13 responden dan 18 responden memilih jawaban sangat sering dan sering dari 40 responden yang ada.
Tabel 4.18 Pemberian solusi yang bermanfaat dalam disiplin berpakaian No
13
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
17
42,5 %
b. Sering
21
52,5 %
c. Kadang-kadang
2
5%
d. Pernah
-
-
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Selain wali kelas menegur siswa yang melakukan pelanggaran, maka tugas wali kelas selanjutnya adalah memberikan solusi bagi siswa untuk meningkatkan kedisiplinan berpakaiannya. Pilihan jawaban siswa menggambarkan bahwa wali
47
kelas selalu memberikan solusi kepada siswa. Sebesar 42,5 % untuk jawaban sangat sering dan 52,5 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.19 Nasihat untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu belajar No
14
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
27
67,5 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Aspek kedisiplinan tidak hanya dalam hal berpakaian saja, memanfaatkan waktu belajar seharusnya juga menjadi perhatian wali kelas. Prestasi belajar dapat diraih oleh siswa jika siswa disiplin dalam memanfaatkan waktu belajar. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa menggambarkan bahwa wali kelas senantiasa menasihati siswa untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu belajar. Sebesar 67,5 % untuk jawaban sangat sering dan 22,5 % untuk jawaban sering. Tabel 4.20 Perhatian kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar
No
15
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
24
60 %
b. Sering
14
35 %
c. Kadang-kadang
-
-
d. Pernah
2
5%
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
48
Memberikan perhatian kepada siswa bisa menjadi cara yang efektif dalam memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya memanfaatkan waktu belajar. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa menyatakan bahwa wali kelas selalu memberikan perhatian kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar. Sebesar 60 % untuk jawaban sangat sering dan 35 % untuk jawaban sering. Tabel 4.21 Teguran terhadap siswa yang tidak memanfaatkan waktu untuk belajar No
16
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
16
40 %
b. Sering
20
50 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Menegur siswa yang tidak memanfaatkan waktu untuk belajar merupakan tanggung jawab wali kelas. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa menggambarkan secara jelas bahwa wali kelas secara rutin menegur siswa yang tidak memanfaatkan waktu belajar. Sebesar 40 % untuk jawaban sangat sering dan 50 % untuk jawaban sering. Tabel 4.22 Bimbingan terhadap siswa yang menyalahi aturan dalam memanfaatkan waktu belajar No
17
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
14
35 %
b. Sering
23
57,5 %
c. Kadang-kadang
2
5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
49
Selain menegur siswa, tugas wali kelas berikutnya adalah membimbing siswa untuk memanfaatkan waktu belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki kesalahannya. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa secara garis besar menerangkan bahwa guru setelah menegur kesalahan siswa juga memberikan bimbingan kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar. Sebesar 35 % untuk jawaban sangat sering dan 57,5 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.23 Dorongan terhadap siswa untuk memanfaatkan waktu luang No
18
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
22
55 %
b. Sering
15
37,5 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Pernah
-
-
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Wali kelas selain memberikan dorongan agar siswa memanfaatkan waktu belajar, juga dapat memberikan dorongan kepada siswa agar memanfaatkan waktu luang dengan berbagai kegiatan positif. Seperti kegiatan olahraga, gotong royong menjaga kebersihan lingkungan dan kegiatan positif lainnya. Pilihin jawaban yang dipilih oleh siswa menunjukan bahwa wali kelas selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk memanfaatkan waktu luang dengan berbagai kegiatan positif. Sebesar 55 % untuk jawaban sangat sering dam 37,5 % untuk jawaban sering.
50
Tabel 4.24 Perilaku wali kelas yang menginspirasi siswa untuk memanfaatkan waktu belajar No
19
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
20
50 %
b. Sering
18
45 %
c. Kadang-kadang
2
5 %
d. Pernah
-
-
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Perilaku wali kelas juga dapat menjadi sarana efektif untuk memberikan pemahaman kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar. Faktor keteladanan menjadi kunci bagi wali kelas untuk memberikan inspirasi kepada siswa untuk memanfaatkan waktu belajar. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa menyatakan bahwa wali kelas menjadi inspirasi bagi siswa dalam memanfaatkan waktu belajar. Sebesar 50 % untuk jawaban sangat sering dan 45 % untuk jawaban sering. Tabel 4.25 Tawaran solusi bagi siswa untuk memanfaatkan waktu belajar No
20
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
16
40 %
b. Sering
16
40 %
c. Kadang-kadang
4
10 %
d. Pernah
4
10 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Solusi dapat diberikan wali kelas kepada siswa guna memanfaatkan waktu belajar. Sehingga dengan begitu prestasi belajar siswa akan meningkat. Pilihan jawaban yang menyatakan bahwa wali kelas memberikan solusi kepada siswa memiliki
51
jawaban yang beragam. Akan tetapi jawaban sangat sering dan sering masih mendominasi pilihan siswa masing-masing sebesar 40 %.
Tabel 4.26 Nasihat untuk meningkatkan prestasi belajar No
21
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
23
57,5 %
b. Sering
13
32,5 %
c. Kadang-kadang
2
5%
d. Pernah
2
5%
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Nasihat yang diberikan wali kelas dapat berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan arahan positif seperti disiplin dalam belajar, memanfaatkan waktu untuk diskusi kelompok dan arahan positif lainnya. Pilihan jawaban siswa menggambarkan bahwa wali kelas senantiasa memberikan nasihat kepada siswa guna meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Sebesar 57,5 % untuk jawaban sangat sering dan 32,5 % untuk jawaban sering. Tabel 4.27 Perhatian siswa untuk meningkatkan prestasi belajar kepada No
22
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
24
60 %
b. Sering
15
37,5 %
c. Kadang-kadang
-
-
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Perhatian dari wali kelas kepada siswa dapat membuat siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Pilihan jawaban yang dipilih siswa
52
menjelaskan bahwa wali kelas selalu memberikan perhatian kepada siswa. Sebesar 60 % untuk jawaban sangat sering dan 37,5 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.28 Dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar No
23
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
20
50 %
b. Sering
18
45 %
c. Kadang-kadang
1
2,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Wali kelas bertugas mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Salah satu nya yaitu dengan memberikan motivasi kepada siswa. Pilihan jawaban yang dipilih oleh siswa secara garis besar menjabarkan bahwa wali kelas melaksanakan tuigas tersebut dengan baik. Sebesar 50 % untuk jawaban sangat sering dan 45 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.29 Pengaruh bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar No
24
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
17
42,5 %
b. Sering
21
52,5 %
c. Kadang-kadang
1
2,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Wali kelas sebagai figure di sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri siswa. Pengaruh wali kelas dapat membuat siswa meningkatkan prestasi
53
belajarnya di sekolah. Pilihan jawaban siswa secara umum menjelaskan bahwa wali kelas memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Sebesar 42,5 % untuk jawaban sangat sering dan 52,5 % untuk jawaban sering. Tabel 4.30 Tawaran solusi bagi siswa yang mengalami masalah prestasi belajar No
25
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
15
37,5 %
b. Sering
19
47,5 %
c. Kadang-kadang
5
12,5 %
d. Pernah
1
2,5 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Solusi yang diberikan wali kelas bisa menjadi masukan bagi siswa yang mengalami permasalahan presatai belajar. Solusi yang ditawarkan dapat berupa mengikuti bimbigan belajar atau pun pendalaman materi yang diadakan oleh guru bidang studi. Pilihan jawaban siswa terlihat beragam, namun kecenderungan sebagian besar siswa memilih jawaban sangat sering dan sering sebesar masingmasing 37,5 % dan 47,5 %. 3. Memantau Kedisiplin Siswa di Sekolah Tabel 4.31 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan belajar No
26
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
20
50 %
b. Sering
16
40 %
c. Kadang-kadang
4
10 %
d. Pernah
-
-
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
54
Memeriksa kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan belajar merupakan satu diantara banyaknya tugas seorang wali kelas. Pilihan jawaban siswa menyatakan bahwa wali kelas senantiasa
memeriksa kehadiran siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar. Sebesar 50 % untuk jawaban sangat sering dan 40 % untuk jawaban sering.
Tabel 4.32 Perasaan diawasi wali kelas ketika sedang mengikuti kegiatan belajar No
27
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
13
32,5 %
b. Sering
12
30 %
c. Kadang-kadang
11
27,5 %
d. Pernah
4
10 %
e. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100 %
Jika wali kelas selalu memantau kelas yang menjadi tanggung jawabnya, siswa akan merasa diawasi ketika sedang mengikuti kegiatan belajar. Pilihan jawaban siswa beragam mengenai hal ini. Sebesar 32, 5 % untuk jawaban sangat sering, 30 % untuk jawaban sering, 27,5 % untuk jawaban kadang-kadang dan 10 % untuk jawaban pernah. Tabel 4.33 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler No
28
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
1
2,5 %
b. Sering
6
15 %
c. Kadang-kadang
15
37,5 %
d. Pernah
5
12,5 %
e. Tidak Pernah
13
32,5 %
40
100 %
Jumlah
55
Selain memeriksa kehadiran siswa pada kegiatan belajar, wali kelas bertugas untuk memeriksa kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Pilihan jawaban siswa beragam mengenai hal ini dikarenakan sekolah tempat penulis melakukan penelitian sangat minim sekali kegiatan ekstrakulikulernya. Tabel 4.34 Pengamatan terhadap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler No
29
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
1
2,5 %
b. Sering
5
12,5 %
c. Kadang-kadang
17
42,5 %
d. Pernah
3
7,5 %
e. Tidak Pernah
14
35 %
40
100 %
Jumlah
Selain memeriksa kehadiran, wali kelas bertugas melakukan pengamatan terhadap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Pilihan jawaban siswa mengenai hal ini begitu beragam. Namun sebagian besar siswa memilih jawaban kadangkadang sebesar 42,5 % dan tidak pernah sebesar 35 %.. Tabel 4.35 Pemeriksaan kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kokulikuler No
30
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
6
15 %
b. Sering
6
15 %
c. Kadang-kadang
17
42,5 %
d. Pernah
4
10 %
e. Tidak Pernah
7
17,5 %
40
100 %
Jumlah
Memeriksa kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan koesktrakulikuler merupakan tugas seorang wali kelas. Pilihan jawaban siswa mengenai hal ini begitu beragam. Namun sebagian besar siswa memilih jawaban kadang-kadang
56
sebesar 42,5 %, hal ini dikarenakan kegiatan koekstrakulikuler di sekolah tersebut masih sangat sedikit. Tabel 4.36 Pengamatan terhadap siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar No
31
Alternatif Jawaban
S
P%
a. Sangat Sering
9
22,5 %
b. Sering
8
20 %
c. Kadang-kadang
14
35 %
d. Pernah
7
17,5 %
e. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Bagi siswa yang memiliki kekurangan dalam hal presatsi akademik, wali kelas dapat memberikan masukan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar atau remedial. Sekaligus melakukan pengamatan terhadap siswa yang melakukan kegiatan tersebut. Pilihan jawaban yang dipilih siswa begitu beragam, sebesar 22,5 % untuk jawaban sangat sering, 20 % untuk jawaban sering, 35 % untuk jawaban kadang-kadang, 17,5 % untuk jawaban pernah dan 5 % untuk jawaban tidak pernah.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai ratarata setiap dimensi variabel penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, sehingga diketahui secara umum persepsi siswa terhadap peran wali kelas dalam meningkarkan kedisiplinan siswa. Untuk itu digunakan pedoman interprestasi menurut Suharsimi Arikunto, yaitu: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 - 100%. 2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 - 80%. 3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 - 60%.
57
4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%.42
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. c. Menentukan kategori, yakni dengan menggunakan rumus:43 P=
NS X 100 0 0 NH
Berikut ini data dari hasil penyebaran angket terhadap 40 siswa yang terdiri dari 3 dimensi yaitu: Tabel 4.37 Nilai Rata-rata Skor Penelitian Angket Siswa Butir Soal
Skor
Mendampingi siswa dalam menerapkan disiplin di sekolah
1-7
Memotivasi siswa untuk berdisiplin dalam mengikuti proses belajar Memantau kedisiplinan siswa di sekolah
No
Dimensi
1
2
3
796
Nilai Harapan (NH) 7 x 4 = 28
796 : 40 = 19,9
19,9 x 100% = 71,07% 28
8-25
2419
18 x 4 = 72
2419 : 40 = 60,475
60,475 x 100% = 83,99% 72
Baik
26-31
545
6 x4 = 24
545 :40 = 13,626
13,626 x 100% = 56,775% 24
Kurang
70,611%
Cukup
Rata-Rata
42
Nilai Skor (NS)
NSx100% NH
Kategori Nilai Cukup
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-3, hal. 35 43 Aldiyan Saputra, Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Islam Ruhama Ciputat Timur Tangerang Selatan, hal. 87
58
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas yang dikolerasikan dengan pedoman interpretasi menurut Suharsimi Arikunto dapat diketahui bahwa peran wali kelas dalam mendampingi siswa menerapkan kedisiplinan di sekolah tergolong cukup. Hal ini dikarenakan wali kelas menerapkan beberapa strategi dalam mendampingi siswa, seperti bertanya, berdiskusi, dan pendekatan persuasif. Peran wali kelas dalam memotivasi siswa untuk berdisiplin mengikuti proses belajar tergolong baik. Hal ini dikarenakan wali kelas memberikan reward bagi yang disiplin dan pemberian hukuman bagi yang melanggarnya. Selain itu, pendekatan personal juga menjadi strategi yang dipilih wali kelas untuk mengajak siswa berdisiplin dalam mengikuti proses belajar. Peran wali kelas dalam memantau kedisiplinan siswa di sekolah tergolong kurang. Hal ini dikarenakan bahwa kegiatan seperti ekstrakulikuler masih sangat minim di sekolah tersebut dan siswa tidak semua mengikutinya. Sehingga wali kelas hanya memantau sebagian kecil saja yang mengikuti kegiatan tersebut dan sebagian siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tidak merasa dipantau oleh wali kelas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa temuan sebagai berikut: 1. Peran wali kelas dalam mendampingi siswa belum berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan siswa belum merasa nyaman dalam berinteraksi dengan wali kelas, seperti menceritakan permasalahan belajar yang siswa alami. Selain itu wali kelas belum optimal dalam melakukan pendekatan kepada siswa secara menyeluruh. 2. Peran wali kelas dalam memotivasi siswa untuk berdisiplin mengikuti proses belajar berjalan baik. Terutama dalam hal menasihati dan menegur siswa yang melakukan pelanggaran. 3. Peran wali kelas dalam memantau kedisiplinan siswa di sekolah berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan kegiatan di sekolah tersebut masih sedikit sekali, sehingga wali kelas hanya memantau siswa pada kegiatan belajar mengajar saja. Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa wali kelas belum optimal dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terutama pada aspek mendampingi dan mengamati kedisiplinan siswa di sekolah.
B. Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Wali kelas a. Hendaknya wali kelas melakukan pendekatan kepada siswa secara baik dan menyeluruh. b. Hendaknya wali kelas memberikan rasa nyaman kepada siswa ketika siswa menceritakan permasalahan yang dimilikinya.
59
60
2. Kepala sekolah a. Hendaknya Kepala sekolah melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja wali kelas. b. Hendaknya Kepala sekolah menyusun job description wali kelas yang berisikan peran dan fungsi wali kelas di sekolah. c. Hendaknya Kepala sekolah meminta laporan tentang kedisiplinan siswa secara berkala. d. Hendaknya kepala sekolah memantau kehadiran wali kelas dalam menjalankan tugas-tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar, Cepi. “Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. III, 2009. Aunurrahman. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-4, 2010 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1990. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Gunarsa, Singgih D.
Psikologi untuk Pembimbing. Jakarta : BBPK, Gedung
Mulia. Cet. IX, 2000. H. Prayitno dan Amti, Erman. Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. II, 2004. Hadi, Amirul dan Haryono,. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.1998. http://psikologiforensik.com/2015/01/30/ada-apa-di-balik-kriminalitas-remajaindonesia/ http://www.harianjogja.com/baca/2015/01/08/kenakalan-remaja-135-anaktersandung-kasus-hukum-566123 http://www.kompasiana.com/lidwinaeka/dampak-pertumbuhan-pendudukterhadap-peningkatan-kenakalan-remaja_54f38329745513972b6c7986 http://www.masri.my.id, 2015/12/ program-kegiatan-wali-kelas.html http://www.syababindonesia.com/2012/11/kenakalan-remaja-di-negeri-inikian.html Idris, Zahara. Dasar-Dasar Kapendidikan. Padang : Angkasa Raya. Cet.X. Kanisius. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: KANISIUS Anggota IKAPI. Cet. Ke-1, 2007. Kartono, Kartini. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta :Rajawali. Cet. I, 1985. Khalsa, Sirinam S. Pengajaran Disiplin & Harga Diri. Jakarta : PT. Indeks. 2008.
Mujiharto, Bambang. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya : Terbit Terang. 1999. Narbuko , Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 2004. Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Alfabeta: Bandung. 2011. Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. II, 2004. Sahertian, Piet. Dimensi-dimensi administrasi Di Sekolah. Surabaya: usaha nasional .1994. Santoso, Slamet. Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010. Saputra, ldiyan . Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Islam Ruhama Ciputat Timur Tangerang Selatan. Semiawan, Conny. Penerapan pembelajaran pada anak. PT. Macanan Jaya Cemerlang. Cet. II, 2008. Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. Ke-1, 1999. Syaifurahman dan Ujiati, Tri. Manajemen Dalam Pembelajaran. PT Indeks: Jakarta 2013. Tarigan , Djago. Proses belajar mengajar pragmatic. Bandung: Angkasa. Cet. I, 1990.
LAMPIRAN
Lampiran 2 Pedoman wawancara untuk wali kelas Peran Wali Kelas Dalam Membina Kedisiplinan Siswa
Karakteristik Narasumber Nama narasumber
:
Pendidikan terakhir
:
Wali kelas
:
Masa kerja di sekolah :
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi wali kelas? Wali kelas berapa saja? ……………………………………………………………………………………………… 2. Adakah pelatihan wali kelas yang bapak/ibu ikuti sebelum menjadi wali kelas? ……………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana cara melakukan pendekatan terhadap siswa agar merasa dekat dengan bapak/ibu? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………....... 4. Menurut bapak/ibu, apa saja peran wali kelas dalam meningkatkan kedisiplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
5. Menurut bapak/ibu, selain wali kelas siapa saja yang memiliki peran dalam meningkatkan kedisiplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 6. Strategi apa yang bapak/ibu gunakan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 7. Mengapa bapak/ibu memilih strategi tersebut? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 8. Kegiatan apa saja yang menjadi perhatian bapak/ibu dalam memantau kedisplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 9. Bagaimana dukungan dari pihak sekolah dalam membantu bapak/ibu meningkatkan kedisplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
10. Menurut bapak/ibu, mengapa kedisiplinan harus ditanamkan secara baik pada diri siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 11. Menurut bapak/ibu, kapan seharusnya kedisiplinan itu ditanamkan pada diri siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 12. Menurut bapak/ibu, selain di sekolah dimanakah kedisiplinan harus diajarkan kepada siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 13. Apa hambatan yang bapak/ibu alami dalam menegakkan kedisiplinan siswa di sekolah? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 14. Solusi apa saja yang bapak/ibu gunakan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 15. Apa kesan wali kelas terhadap kedisiplinan siswa? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 Total
1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 1 1 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 0 1 4 1 3 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 1 2 4 4 4 2 1 3 4 3 3 2 2 3 4 2 4 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 0 3 4 3 3 2 1 4 1 4 1 3 4 1 4 4 4 3 1 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 2 125 147 134 135 109 100 Mendampingi
Butir Soal 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 0 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 0 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 0 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 0 1 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 0 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 0 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 0 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 0 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 4 1 3 4 1 4 1 1 4 3 3 4 1 1 1 1 3 0 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 0 1 3 3 3 1 3 2 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 0 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 3 3 0 0 2 2 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 0 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 46 127 135 133 144 122 135 142 140 131 130 140 138 125 137 141 137 134 796 Memotivasi
25 26 27 28 29 3 4 4 3 3 4 4 4 0 0 3 4 4 0 0 3 4 3 0 0 3 4 3 0 0 4 3 3 0 0 4 4 4 0 0 4 4 4 0 0 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 3 4 4 2 2 3 4 3 0 0 3 3 2 0 0 4 4 3 3 3 4 4 4 0 0 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 2 3 2 2 4 3 1 1 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 4 2 2 2 2 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 0 0 2 3 2 2 1 4 3 2 3 3 4 2 2 1 1 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 0 3 3 2 0 0 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 128 136 116 58 56 2419 Memantau
30 3 0 0 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 0 3 3 2 4 0 4 1 1 3 1 2 2 0 2 2 2 0 3 2 2 2 3 0 2 1 81
31 4 0 4 2 0 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 1 3 1 2 98 545