PERAN SUKU BUNGA UNTUK MENINGKATKAN KREDIT PERBANKAN NASIONAL GUNA MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI, PENERAPAN SYSTEMS THINKING DAN SYSTEM DYNAMICS
I.
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan (Levine, 1997). Ketika sektor perbankan terpuruk, perekonomian nasional juga ikut porak poranda. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya.
Widjojo
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997 memberikan gambaran nyata betapa peran strategis sektor perbankan adalah suatu keniscayaan. Perkembangan indikator ekonomi makro yang terjaga dengan baik merupakan insentif bagi sektor perbankan dan sektor riil untuk secara bersamasama mengembangkan usahanya. Untuk meningkatkan penyaluran kredit perbankan, salah satu kebijakan yang digulirkan oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter adalah menurunkan tingkat suku bunga secara bertahap dengan tetap memperhatikan tingkat laju inflasi. Penurunan tingkat suku bunga ini diharapkan berdampak mendorong ekspansi kredit perbankan dan menopang pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada pertumbuhan PDB. Namun demikian, melihat data yang tersedia, penurunan tingkat suku bunga tidak serta merta meningkatkan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2006, tingkat suku bunga SBI turun hingga mencapai 9,75 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2005 yaitu 12,75 persen, namun pertumbuhan kredit investasi, modal kerja dan konsumsi justru melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Foto : Sarono, Bappenas
Makalah ini bermaksud menjelaskan keterkaitan hubungan utamanya antara tingkat suku bunga dengan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Metodologi yang dikembangkan adalah pendekatan sistem yaitu systems thinking dan system dynamics. Tahapan-tahapan yang dilakukan
42
E D I S I 0 3 / TA H U N X V I / 2 0 1 0
Nilai Tukar (Rp/USD)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
4.70 10.30
0.82 1.90
4.89 9.35
3.6 12.55
4.5 10.03
4.8 5.06
5.0 6.40
5.7 17.11
5.5 6.60
34.00 23.20 22.20
60.90 62.30 29.20
37.30 11.90 23.20
23.40 15.60 30.13
1. 70 12.99 9.59
8.20 4.72 7.99
20.40 8.12 16.60
19.80 8.14 13.41
20.20 16.42 11.07
23.90 14.87 28.08
20.00 40.70
38.40 39.50
12.50 12.10
14.53 11.40
17.62 15.70
12.93 8.90
8.31 4.70
7.43 3.80
12.75 9.40
9.75 5.97
23.01 25.40 18.90
41.40 34.70 26.20
12.20 20.70 17.80
11.96 17.65 16.86
16.07 19.19 17.90
12.81 18.25 17.82
6.62 15.07 15.68
6.40 13.40 14.05
11.98 16.20 15.66
8.96 15.07 15.1
2,890
10,21 0
7,848
8,405
10,25 6
9,318
8,593
8,940
9,705
9.168
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2006 dan BPS.
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2006 dan BPS.
Selanjutnya kondisi perbankan pada tahun 1998 sebagaimana terlihat dibawah ini ditandai dengan memburuknya indikatorindikator seperti: permodalan yang negatif dalam jumlah yang besar (negatif CAR yang tinggi), tingginya NPL, dan perbankan nasional dalam keadaan merugi. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 1999 Pemerintah melakukan program rekapitalisasi perbankan yang bertujuan agar bank-bank memiliki kecukupan modal untuk kelak dapat beroperasi sebagai bank yang sehat. . Tabel 2. Perkembangan Perbankan Tabel 2. Perkembangan Perbankan Umum, Umum, 19981998 - 2006 - 2006
LDR (%)
(Rp Triliun)
1999
2000
2001
2002
2003
2004
895.7 1,006.7 1,039.9 1,099.7 1,112.2 1,196.2 1,272.3 573.5 625.6 720.4 809.1 845.0 902.3 965.1 -15.7 -8.1 12.5 19.9 22.4 19.4 19.4 -129.8 -41.2 55.3 62.9 90.8 106.6 127.9 -178.6 -75.4 10.5 15.7 21.9 28.9 41.1 n.a. n.a. n.a. n.a. 4.0 3.2 6.3 48.6 32.8 20.1 12.2 7.5 6.8 4.5 72.4
26.2
33.4
33
38.2
43.5
50.0
2005
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Depos 3 bln (Bank Umum)
SBI 3 Bln
KMK
KI
Gambar 1. Pergerakan Tingkat Suku Bunga Deposito, SBI, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, 1996 – 2006. PDB
Dari sisi 10 penghimpunan dana, bank umum masih cukup menarik bagi masyarakat. Bila tahun 1998 jumlah dana 5 tabungan,0 deposito dan giro adalah sebesar Rp. 573,5 trilliun, PDB 1998 1999 2000 2001mencapai 2002 2003 Rp. 2004 1.298,8 2005 2006trilliun. maka pada tahun 2006 telah %
1999
13.13 77.60
1998
20
Tahun
1998
Indikator
25
1996
1997
Aset Dana Pihak Ketiga CAR (%) Modal **) Laba/Rugi Sebelum Pajak Net Interest Income NPL gross (%
30
0
(pertumbuhan dalam persen)
Tahun
35
5
Tabel 1. Perkembangan Makro 1997-2006 Tabel 1. PerkembanganEkonomi Ekonomi Makro 1997-2006 PDB (Tahun dasar 1993) - Laju Inflasi Moneter: - Uang Primer - M2 - M1 Suku Bunga: (%) - SBI (1 bulan) - PUAB (o/n) - Deposito (1 bulan) - KMK - Kredit Investasi
40
10
Krisis ekonomi Indonesia 1997/98 berawal dari krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian merambah dengan cepat sehingga menjadi krisis perekonomian secara nasional. Indikator-indikator ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi yang negatif pada tahun 1998, tingginya laju inflasi, dan tingginya pertumbuhan uang yang beredar terlihat melemah sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini.
Tahun
45
15
II. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN NASIONAL
Uraian
agar turun, namun dengan tetap memperhatikan laju inflasi sebagaimana dilihat pada gambar berikut.
(%)
sebagaimana yang dirangkum dari Sterman (2000) dan Barlas (2000) adalah: identifikasi dan definisi permasalahan, memformulasikan hipotesis dinamik dan konseptualisasi model, pembuatan model dinamik (model simulasi), pengujian dan validasi model, serta desain kebijakan dan evaluasi.
2006
1,469.8 1,693.5 1,134.1 1,298.8 19.3 21.3 138.2 172.3 33.9 n.a. 6.2 7.7 7.6 6.1 59.7
61.6
*) Tidak termasuk pinjaman antarbank, pinjaman kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk, serta nilai lawan valuta asing pinjaman investasi dalam rangka bantuan proyek.
**) Modal tahun 2006 sudah termasuk cadangan dan rugi/laba.
Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2006, Bank Indonesia.
Sejalan dengan itu berbagai tingkat suku bunga telah diarahkan
43
-5
-10
Ekspansi kredit perbankan berupa kredit konsumsi, kredit investasi,-15dan kredit modal kerja selama lima tahun terakhir telah Tahun menunjukkan perkembangan yang cukup baik walaupun agak melambat dalam dua tahun terakhir ini. Sejak tahun 2002 hingga tahun 2004, kredit tumbuh 26,4 persen. Namun setelah periode tersebut, pertumbuhannya mulai melemah hingga mencapai 14,1 persen di tahun 2006. Kenyataannya masih terdapat kendala di dalam sektor perbankan antara lain : masih tingginya proporsi suntikan dana pemerintah yang berbentuk obligasi rekapitalisasi di dalam komposisi aktiva produktif perbankan, serta sukarnya penilaian kredit yang dilakukan oleh bank di dalam penyaluran kredit yang terbentur pada pengelompokan prospek usaha berdasarkan komoditas. Sedangkan kendala dari sisi iklim usaha adalah: belum jelasnya kepastian hukum, masih tingginya biaya transaksi perusahaan karena adanya pungutan liar, dan masih belum terselesaikannya masalah ketenagakerjaan.
III. MODEL DINAMIK PERAN SUKU BUNGA A. Data, Variabel Kunci, dan Model Referensi Data yang digunakan dalam hal ini adalah data sekunder yang bersumber pada berbagai laporan dan publikasi yang resmi, antara lain Laporan Bank Indonesia, Laporan Statistik BPS, dan sumber lainnya. Variabel-variabel kunci adalah: Tingkat Suku Bunga Perbankan, yaitu: tingkat SBI, tingkat suku bunga Deposito, tingkat suku bunga Investasi, dan tingkat suku bunga Modal Kerja; Dana Pihak Ketiga; Jumlah Kredit Investasi, Konsumsi, dan Modal Kerja; dan Pertumbuhan Ekonomi (PDB).
E D I S I 0 3 / TA H U N X V I / 2 0 1 0
25 20 15 10 5 0 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun Depos 3 bln (Bank Umum)
SBI 3 Bln
KMK
KI
Model Referensi (pola perilaku) salah satu dari variabel-variabel kunci yang diidentifikasi berdasarkan data yang ada yaitu PDB sebagai berikut ini.
Diagram simpal kasual ini akan dijadikan sebagai model dasar dalam rangka mempelajari bagaimana Peran Suku Bunga Untuk Meningkatkan Kredit Perbankan Nasional Guna Memacu Pertumbuhan Ekonomi. Utamanya, diagram simpal kausal tersebut terdiri dari tiga simpal balikan penguatan (Reinforcing), yaitu R1, R2, R3, dan dua simpal balikan penyeimbangan utama (Balancing), yaitu B1 dan B2.
PDB 10 5
%
(%)
30
0 -5
PDB
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Kredit perbankan nasional dapat dibagi ke dalam tiga bagian (R1, R2, dan R3), yaitu kredit untuk konsumsi, kredit untuk investasi, dan kredit untuk modal kerja (KMK). Jumlah kredit dipengaruhi oleh besarnya jumlah Dana Pihak Ketiga dan tingkat suku bunga kredit yang berasal dari tingkat suku bunga SBI, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat suku bunga kredit untuk investasi dan modal kerja.
-10 -15 Tahun
Gambar 2. Model Referensi untuk PDB Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk variabel-variabel suku bunga, dana pihak ketiga, dan jumlah kredit perbankan.
Selanjutnya, jumlah kredit tersebut akan berpengaruh pada besarnya jumlah kredit untuk konsumsi, investasi, dan modal kerja. Jumlah kredit konsumsi akan mempengaruhi besarnya tingkat konsumsi masyarakat, sedangkan jumlah kredit investasi dan kredit modal kerja akan mempengaruhi tingkat investasi, yang selanjutnya secara bersama-sama akan berpengaruh pada tingkat PDB. Tingkat PDB itu sendiri akan mempengaruhi Tingkat Harga Umum atau Inflasi, yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat permintaan uang (M0, M1, dan M2). Tingkat permintaan uang bersama-sama dengan tingkat penawaran uang yang dipengaruhi oleh kebijakan Bank Sentral dan tingkat resiko usaha akan mempengaruhi besarnya tingkat suku bunga perbankan (B1).
B. Formulasi Hipotesis Dinamik dan Konseptualisasi Model Hipotesis Dinamik •
Penurunan tingkat resiko usaha akan menyebabkan penurunan pada tingkat suku bunga perbankan. Penurunan tingkat suku bunga perbankan menyebabkan penambahan jumlah kredit perbankan yang dikucurkan. Penambahan jumlah kredit perbankan menyebabkan peningkatan pada pertumbuhan ekonomi.
• •
Membangun Diagram Simpal Kausal
Pada sisi lain, untuk simpal B2, Jumlah Kredit yang dikucurkan akan berpengaruh pada tingkat kesehatan perbankan nasional. Tingkat kesehatan perbankan nasional ini selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat stabilitas sistem perbankan nasional. Tingkat stabilitas sistem perbankan nasional bersama-sama dengan dukungan berbagai kebijakan yang tertuang dalam RPJPN/RPJMN/RKP akan mempengaruhi tingkat stabilitas keuangan secara keseluruhan. Selanjutnya tingkat stabilitas sistem keuangan ini akan mempengaruhi iklim usaha dan tingkat resiko usaha nasional. Semakin tinggi tingkat stabilitas sistem keuangan nasional, akan semakin baik iklim usaha serta semakin rendah tingkat resiko usaha, selanjutnya akan memicu turunnya tingkat suku bunga kredit perbankan nasional.
Mengacu pada variabel-variabel kunci dan hipotesis dinamik yang dibangun, selanjutnya dibuat diagram simpul kausal, dengan menggunakan paket program vensim versi 5.3.dan hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut:
UU SPPN
Kualitas RPJPN/ RPJMN/RKP
Kualitas Kebijakan Bidang Polhukam
Kualitas Kebijakan Bidang Perekonomian
Kualitas Kebijakan Bidang Kesra
Tk Stabilitas Sistem Perbankan Nasional Tk Kesehatan Perbankan Nasional
Tk Stabilitas Sistem Keuangan Iklim Usaha
B2
O O Tk Resiko Usaha
Jl Kredit Konsumsi
Jl Kredit Perbankan Nasional
Jl Dana Pihak Ketiga
R2
Tk Sk Bunga SBI
Tk Sk Bunga Deposito
R1
Tk Suku Bunga O
Jl Kredit Investasi
Jl Kredit Modal Kerja
Tk Konsumsi Masyarakat
Analisis Penentuan High Leverage Analisis Penentuan High Leverage ( pengungkit tertinggi ) dalam diagram simpal kausal dilakukan dengan cara mencari variabel yang terbanyak dilalui loop. Dua pengungkit tertinggi dalam hal ini adalah variabel Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Kredit Perbankan Nasional.
R3
Tk Investasi
Tk PDB
B1 O Tk Permintaan Uang
Tk Penawaran Uang Kualitas Kebijakan Bank Sentral
Tk Sk Bunga Kredit
Tk Harga Umum/Inflasi
UU BI
Gambar 3. Diagram Simpal Kausal Peran Suku Bunga Untuk Meningkatkan Kredit Perbankan Nasional Guna Memacu Pertumbuhan Ekonomi
44
E D I S I 0 3 / TA H U N X V I / 2 0 1 0
C. Membangun Model Dinamik
Sedangkan model skenario kebijakan berdasarkan hasil uji sensitivitas dan kajian terhadap model dinamik yang dilakukan adalah: • Kebijakan Bank Sentral yang akan mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan yang memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah kredit perbankan untuk dikucurkan, sehingga nantinya dapat memacu pertumbuhan ekonomi. • Pelaksanaan RPJPN/RPJMN/RKP yang terkait dengan berbagai kebijakan pada umumnya dan kebijakan moneter dan ekonomi pada khususnya yang akan berpengaruh pada iklim usaha dan tingkat resiko usaha, yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Untuk melengkapi diagram simpal kausal tersebut diatas selanjutnya dibangun model stock and flow (paket program Powersim Constructor 2.51) seperti terlihat pada gambar berikut.
Faktor_Iklim_Usaha
RPJPN_RPJMN_RKP Stabilitas_Sistem_Perbankan_Nasional
NPL
Tingkat_Iklim_Usaha Faktor_Konversi_NPL_l Faktor_Resiko
Tk_Stabilitas_Sistem_Keuangan
Tk_Resiko_Usaha Tk_Kesehatan_Perbankan_Nasional
Faktor_NPL
Auxiliary_41 Dana_Pihak_Ketiga Total_Kredit_Perbankan_Nasional Peningkatan_Kredit
Penurunan_Kr
Fr_Pn_Kr2 Kredit_Bank
Jumlah_Kredit
Fr_Png_Kr
Fr_PDPK Pnk_DPK
Peningkatan_Kr Pengaruh_SB_Deposito
Pgaruh_Tk_SB_Kredit
Fr_Pn_Kr1 Fr_Peningkatan_Kr
Pgaruh_Tk_SB_Dep Pgaruh_Tk_SBI
Penurunan_Kr_K
Kedua pengungkit utama ini diidentifikasi berdasarkan potensi pengaruhnya terhadap sistem untuk merefleksikan kemungkinan perubahan lingkungan dalam ‘dunia nyatanya’ serta dari hasil uji sensitivitas yang dilakukan dengan mengubah parameter-parameter dalam menggerakkan peningkatan kredit perbankan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang menggunakan model dinamik yang telah dibangun sebelumnya.
K_Konsumsi K_In
Pgaruh_Tk_SB_KMK Pengaruh_Tk_SB_KIn
Tk_Konsumsi_Masyarakat K_MK Tk_Investasi
Tk_SkBunga Png_Tk_SB
Arsum_Fr_Tk_SkB
Penurunan_Tk_SB_
Tk_Resiko_Usaha
Kebijakan_BI_
Gap_Sk_Bunga_
Fr_P_Tk_SB_
Fr_Png_PDB
Peningkatan_PDB
Constant_33 Faktor_Penawaran_Permintaan_Uang_thd_Tk_SB
Tk_PDB
Tk_Permintaan_Uang_M0_M1_M2 Tk_Harga_Umum_Inflasi Gap_Permintaan_Penawaran_Uang
Fr_Pnr_PDB Penurunan_PDB
M1_dan_M2 Tk_Penawaran_Uang_M0
Inflasi
Faktor_Inflasi
Data_PDB_sd_th_2006
Skenario PertamaTingkat PDB
Gambar 4. Model Stock and Flow Suku Bunga Untuk Meningkatkan Kredit Perbankan Nasional Guna Memacu Pertumbuhan Ekonomi
5
Adanya kebijakan Bank Sentral yang salah satunya adalah penentuan suku bunga. Jika tingkat suku bunga tahun 2007 diubah dari masing-masing untuk tingkat suku bunga SBI, Deposito, Kredit Modal Kerja, dan Investasi dari sebesar 9 persen, 8 persen, 15 persen, dan15 persen menjadi sebesar 8 persen, 7.5 persen, 12 persen, dan 12.5 persen, maka gambar berikut memperlihatkan Tahun skenario hasil pola perilaku tingkat PDBnya. %
0
D. Pengujian dan Validasi Model
-5
-10
Untuk uji struktur model dianggap valid jika dapat merepresentasikan dunia nyatanya. Model konseptual (diagram simpal kausal) ini dibangun melalui berbagai diskusi dengan pihakpihak yang memahami permasalahan ini. Dengan demikian secara konseptual model dinilai valid. Uji kinerja perilaku model bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana “kinerja” model sesuai dengan “kinerja” sistem nyatanya. Berikut adalah uji kinerja salah satu variabel yaitu PDB. Untuk uji statistik, digunakan Average Mean Error yang bertujuan memperoleh gambaran berapa error atau kesalahan output model dibandingkan dengan data historisnya.
2,000
2,005
2,010
Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
7.0
6.5
%
2 1
2
2
Tk_PDB Tk_PDB_1
1 6.0
E. Design Kebijakan dan Evaluasi
1
1 2
2,007
2,010
2,013
Tahun
Analisis hasil simulasi model stock and flow untuk variable PDB dari tahun 1998 sampai tahun 2015 adalah berikut ini:
Gambar 6. Skenario Hasil Simulasi Pola Perilaku Tingkat PDB Pertumbuhan Ekonomi (PDB) Garis 1 merupakan pola perilaku Tingkat PDB tanpa adanya perubahan kebijakan, sedangkan garis 2 adalah pola perilaku untuk Tingkat PDB setelah adanya perubahan kebijakan tingkat suku bunga. Tingkat PDB di akhir simulasi yaitu tahun 2015 adalah sebesar 6.59, bandingkan dengan besarnya tingkat PDB pada tahun 2015 hanya sebesar 6.24. 6.5
Tingkat PDB
2
6.3
5
6.0
%
%
0
1
2
1 2
1
5.8
1 2
-5
Tk_PDB
Tk_PDB_2
5.5
5.3
-10
2,000
2,005
2,010
Gambar 5. Hasil Simulasi Pola Perilaku PDB Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
7.0
6.5
Skenario Kedua 5.0 2,000
2,015
Tahun
2,005
2,010
%
1 2
Skenario kedua yang dapat dikembangkan adalah dengan membuat kualitas perencanaan dan pelaksanaan RPJPN/ RPJMN/RKP yang terkait dengan berbagai kebijakan stabilitas
Tk_PDB Tk_PDB_1
1 1 2
1
45
2,015
Tahun
2
2
6.0
2,015
E D I S I 0 3 / TA H U N X V I / 2 0 1 0
-5
-10
2,000
2,005
2,010
2,015
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (PDB) 7.0
B. Rekomendasi
moneter dan ekonomi masuk peningkatan iklim usaha dan tingkat stabilitas sistem keuangan yang akan berpengaruh pada tingkat resiko usaha, dan pada gilirannya akan berpengaruh pada perekonomian nasional secara keseluruhan. 6.5
Koordinasi dengan tingkat yang sangat tinggi dan berkesinambungan serta terfokus (agar hasilnya dapat tajam, efektif, dan efisien) antara otoritas fiskal dan moneter mutlak diperlukan demi tercapainya keserasian dan sinergi daripada kebijakan yang dihasilkan, baik pada tingkat perencanaan maupun dalam pelaksanaannya. Kajian yang terbatas ini, kiranya dapat dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan guna kepentingan bagi para pengambil keputusan kebijakan baik di tingkat nasional maupun ditingkat daerah.
%
2
1
2
2
Tk_PDB Tk_PDB_1
1
Jika kualitas perencanaan dan pelaksanaan RPJPN/RPJMN/ RKP tersebut berubah dari skala semula sebesar 0.6 menjadi 0.9, maka hasil-hasil perubahan tersebut berujung pada peningkatan PDB sebesar 0.16 persen dan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 6.0
1
1 2
2,007
2,010
2,013
Tahun
6.5
Pertumbuhan Ekonomi (PDB) 2
6.3
6.0
%
1 2 1 2
1
5.8
1 2
Widjojo adalah Widyaiswara Utama, Bappenas.
Tk_PDB Tk_PDB_2
5.5
DAFTAR PUSTAKA
5.3
5.0 2,000
2,005
2,010
2,015
Tahun
Gambar 7. Skenario Hasil Simulasi Pola Perilaku Tingkat PDB
IV. PENUTUP A. Kesimpulan Model diagram simpal kausal dibangun untuk memetakan permasalahan peran suku bunga untuk meningkatkan kredit perbankan guna memacu pertumbuhan ekonomi. Melalui model sistem dinamik yang dibangun yang dilanjutkan dengan simulasi dapat diperlihatkan sejauh mana peran dan hubungan antara varibel suku bunga dan jumlah kredit dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Faktor pengungkit dari model diagram simpal kausal tersebut adalah variabel-variabel Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Kredit Perbankan Nasional. Sementara itu, berdasarkan uji sensitivitas model dinamik yang menjadi variabel pengungkit adalah variabel kebijakan Bank Sentral dan variabel pelaksanaan RPJPN/RPJMN/RKP. Hipotesis pertama : menurunnya tingkat resiko usaha akan menyebabkan menurunnya tingkat suku bunga perbankan. Hasil uji simulasi hipotesis dapat diamati bahwa tingkat suku bunga akan menurun jika faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat resiko usaha menurun. Hipotesis kedua : penurunan tingkat suku bunga menyebabkan meningkatnya jumlah kredit perbankan yang dikucurkan. Hasil simulasi menunjukkan penurunan tingkat suku bunga akan meningkatkan jumlah kredit perbankan yang disalurkan secara signifikan. Hipotesis ketiga : penambahan jumlah kredit perbankan menyebabkan peningkatan pada pertumbuhan ekonomi. Hasil simulasi menunjukkan meningkatnya jumlah kredit perbankan akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
46
Bank Indonesia, Program Rekapitulasi Perbankan, Laporan Tahunan 1998/99. Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2006, Laporan Bank Umum, 2006. Bappenas, Perekonomian Indonesia Tahun 2008 : Prospek dan Kebijakan, Bappenas, 2007. Barlas, Y.(2000) System Dynamics: Systemic Feedback Modeling for Policy Analysis. Dokumen RPJP/RPJM/RKP, Bappenas, Jakarta 2007. Fauzi, Indra N., Persepsi Pelaku Usaha Terhadap Iklim Usaha di Era Otonomi Daerah. Regional Economic Development Institute (REDI). Disampaikan dalam seminar Decentralization Regulatory Reform, and The Business Climate, Hotel Borobudur, 12 Agustus 2003 diselenggarakan oleh USAID dan Deperindag. Lawrence D. Schall, Charles W Halley, Financial Management, Third Edition, Mc. Grow-Hill, Inc, 1983. Levine, Ross, Financial Development and Economic Agenda, Journal of Economic Literature vol. 35, Tahun 1997 Sekretariat Negara Republik Indonesia, LoI 10 April 1998. Sterman, J. D, (2000). Business Dynamics: System Thinking and Modeling for a Complex World, Irwin McGraw-Hill : Boston, MA. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, tentang Bank Indonesia.
E D I S I 0 3 / TA H U N X V I / 2 0 1 0