PENGARUH INFLASI, PENDAPATAN NASIONAL, SUKU BUNGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA PERIODE 2000-2013
FEBI RAMDAN DAROJAT NPM 113401057
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl.. Siliwangi No.24 kota Tasikmalaya PO BOX 164)
ABSTRACT
The purpose of this study was to know the effect of Inflation, national income, interest rate, economic growth partially and simultaneously on consumption expenditure in Indonesia during period of 2000 – 2013. Method in this study using Multiple Linear Regression Method. Hypothesis testing using the partial test (t test) and simultaneous (F test)The result using partial test (t test) is inflation has a positive corelation and significant on consumption in Indonesia, national income has a positive corelation and significant on consumption in Indonesia, interet rate has a negative corelation and significant on consumption in Indonesia, economic growth has a negative corelation and significant on consumption in Indonesia and the result using simultaneous test (F test) is inflation, national income, interest rate, and economic growth has a significant effect on consumption in Indonesia. Key word : Inflation, National Income, Interet Rate, Economic Growth
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Inflasi, pendapatan nasional, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi secara individu Dansecara bersama – sama terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 2000 – 2013. Meode pada penelitian
ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F) .Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) adalah inflasi mempunyai
korelasi positif dan signifikan terhadap
konsumsi masyarakat Indonesia, pendapatan nasional mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat Indonesia, suku bunga mempunyai korelasi negatif dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia, pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi negatif dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat Indonesia dan hasil dengan menggunakan uji simultan (Uji F) adalah Inflasi, pendapatan nasional, suku bunga, pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap
konsumsi masyarakat di Indonesia Kata kunci : Inflasi, Pendapatan Nasional, Suku Bunga, Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi Masyarakat Indonesia
PENDAHULUAN Keseharian manusia tidak lepas dari kegiatan konsumsi baik konsumsi kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Konsumsi secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa-jasa akhir dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Alasan kedua, konsumsi mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu. Konsumsi seseorang berbanding liris dengan pendapatan. (Sukirno, 2003 : 338) Menurut Keynes, faktor utama yang menentukan prestasi ekonomi suatu negara adalah pengeluaran agregat yang merupakan pembelanjaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka pendek fluktuasi konsumsi memiliki pengaruh terhadap fluktuasi ekonomi dan dalam jangka panjang keputusan konsumsi rumah tangga akan berpengaruh pada variablevariabel makro ekonomi lainnya.
Konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Berdasarkan bebrapa uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Konsumsi Masyarakat di Indonesia Tahun 2000-2013”.
METODE PENELITIAN Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode Archival Research (penelitian arsip), yaitu pengumpulan data yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak d publikasikan. Semua data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Staistik (BPS), serta bergbagai sumber yang relevan. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Tujuannya untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Alat bantu yang digunakan yaitu dengan program
(Eviews) versi 7.0. Dalam penelitian ini akan dilakukan menggunakan
persamaan regresi berganda sebagai berikut : logYt = β0 + β1X1+ β2logX2+ β3X3+ β4X4 + e X1
= inflasi
X2
= pendapatan nasioanal
X3
= suku bunga
X4
= pertumbuhan ekonomi
Y
= konsumsi
e
= variabel gangguan
Pengujian Hipotesis Uji t-Statistik ( Uji Parsial )
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya adalah konstan. (Gujarati, 2004)
Uji F-Statistik Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel tak bebas. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka variabelvariabel bebas independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Analisis Regresi Koefisien determinasi (𝑹𝟐 ) Koefisien determinasi (𝑅 2 ) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar persentase variasi dalam variabel terikat pada model dapat diterangkan oleh variabel bebasnya (Gujarati, 2003). Koefisien determinasi (𝑅 2 ) dinyatakan dalam persentase, nilai 𝑅 2 ini berkisar antara 0 <𝑅 2 < 1.
Pengujian Asumsi Klasik Uji Autokorelasi Menurut Imam Ghozali (2005), uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t -1 (sebelumnya), dimana jika terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi.
Uji Multikoliniearitas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Apabila nilai R 2 yang dihasilkan dalam suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual
variabel-variabel
independen
banyak
yang
tidak
signifikan
mempengaruhi variabel dependen, hal ini merupakan salah satu indikasi terjadinya multikolinearitas (Imam Ghozali, 2005).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent, variabel dependent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas lebih sering terjadi pada data cross section (Imam Ghozali, 2005).
PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hail pengolahaan data didapat persamaan regresi dalam bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut : LogYt = 2.110579 +0.002255X1 + 0.822269 logX2 - 0.004058X3 - 0.010839X4 + e Prob t-statistik
(0.0058)
R-Squer
(0.999669)
F Statistik
(6803.587)
(0.0000)
(0.0043)
(0.0015)
Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien tiap variabel bebas adalah 0.002255 untuk variabel Inflasi, 0.822269 untuk variabel pendapatan nasional, 0.004058 untuk variabel Suku Bunga dan -0.010839 untuk variabel pertumbuhan ekonomi, yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel tetap yaitu variabel konsumsi masyarakat Indonesia, maka penulis menganalisisnya melalui beberapa parameter dan pengujian sebagai berikut:
Uji t Statistik Berdasarkan hasil regresi, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada level of significance 5% variabel inflasi, pendapatan nasional, suku bunga dan pertumbuhan
ekonomi berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu konsumsi masyarakat Indonesia, Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 berarti pengaruhnya signifikan, Adapun besarnya probabilitasnya masing-masing adalah sebagai berikut : Tabel Hasil Uji t Pengaruh Inflasi, Pendaptan Nasional, Suku Bunga, Pertumbuhan Ekonomi terhadap Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2000Dependent Variable: LOG(C_RT_ADHK) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 19:48 Sample: 2000 2013 Included observations: 14 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
2.110579
0.127335
16.57499
0.0000
INF
0.002255
0.000628
3.592949
0.0058
LOG(PDB_ADHK)
0.822269
0.008726
94.23486
0.0000
BI_RATE
-0.004058
0.001073
-3.782746
0.0043
PE
-0.010839
0.002404
-4.508887
0.0015
R-squared
0.999669
Mean dependent var
13.92979
Adjusted R-squared
0.999522
S.D. dependent var
S.E. of regression
0.004060
Akaike info criterion
-7.902686
Sum squared resid
0.000148
Schwarz criterion
-7.674452
Log likelihood
60.31880
Hannan-Quinn criter.
-7.923814
F-statistic
6803.587
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.000000
0.185803
1.346039
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Uji F Statistik Dari hasil perhitungan diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah 6803,587 dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf nyata 5% adalah 3,63 Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 6803,587> 3,63 artinya bahwa pengaruh Variabel Inflasi , Pendapatan Nasional , Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Konsumsi Masyarakat di Indonesia Periode 2000-2013 secara bersama sama adalah signifikan. Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil regresi diketahui bahwa nilai R2 adalah 0.999669, yang berarti variasi variabel inflasi (β1X1), pendapatan nasional (β2X2), suku bunga (β3X3) dan pertumbuhan ekonomi (β4X4), mempengaruhi variabel konsumsi masyarakat Indonesia sebesar 99,97%. Sedangkan sisanya (0,03%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model regresi.
Uji Asumsi Klasik Uji Autokolerasi Pada regresi pengaruh inflasi, pendapatan nasional, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi terhadap Konsumsi Masyarakat di Indonesia tahun 2000-2013 dengan nilai degree of freedom (df) sebesar 14 – 5 = 9 dan menggunakan α = 5 persen maka diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 16.91898. Dibandingkan dengan nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) Test hasil regresi yaitu sebesar 1.822038, maka nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) Test lebih kecil dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokorelasi. Tabel Hasil Uji Autokorelasi F-Statistic
0.523662
Prob F
0.6139
Obs*R-squared
1.822038
Prob.Chi-Square
0.4021
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Uji Multikolinieritas Berdasarkan analisis Correlogram of Residuals maka dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tiap variabel yang tidak lebih dari 0,5.
Uji Heteroskedastis Berdasarkan hasil residual kuadratnya terhadap fitted kuadrat maka diperoleh Obs*R squared 2.059556 yang nilainya lebih kecil dari nilai tabel Chi-Square (χ2) dengan α = 5 % dan df = 9 sebesar 16.91898, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test : White
F Statistic
0.388093
Prob. F
0.8122
Obs*R-Square
2.059556
Prob Chi-Square
0.7248
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Uji Normalitas Untuk
mengetahui
residualnya
berdistribusi
normal
adalah
dengan
membandingkan nilai Jarque-Bera dengan 𝑥 2 tabel .Pada pengujian ini nilai jarque-bera sebesar 0,730421 lebih kecil dari nilai 𝑥 2 tabel sebesar 16.91898 yang berarti memenuhi asumsi Normalitas.
Gambar Hasil Uji Normalitas 6
Series: Residuals Sample 2000 2013 Observations 14
5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4
3
2
Jarque-Bera Probability
1
0 -0.0075
-0.0050
-0.0025
0.0000
0.0025
-3.99e-16 0.000200 0.004674 -0.006399 0.003378 -0.491199 2.464237 0.730421 0.694051
0.0050
Inflasi di indonesia yang diukur menggunakan persen memberikan korelasi positif dan signifikan dalam jangka panjang tingkat Inflasi berpengaruh positif terhadap konsumsi masyarakat karena masyarakat telah menyesuaikan tingkat kebutuhannya dengan tingkat harga yang ada yang artinya dalam jangka panjang kenaikan inflasi dapat dipicu oleh naiknya tingka daya beli masyarakat yang juga ikut meningkat. Kenaikan harga merupakan masalah bagi masyarakat, namun mau tidak mau mereka harus tetap melakukan pengeluaran konsumsi demi memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan demikian tingginya tingkat Inflasi
akan memberikan peningkatan
terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia. Pada saat inflasi yang terus meningkat menyebabkan kenaikan harga-harga barang dan jasa. Kenaikan harga-harga yang terus meningkat dirasa sebagai masalah bagi masyarakat tetapi untuk memenuhi kebutuhan maka masyarakat mengambil keputusan untuk berkonsumsi walaupun harga-harga naik.
Kemudian pendapatan nasional berpengaruh dan berhubungan positif dan signifikan . Dengan demikian, variabel pendapatan nasional berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa hasil telah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Keynes dalam Sukirno (2003 : 338) bahwa “konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya”. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa variabel pendapatan nasional berpengaruh secara positif dan signifikan, artinya apabila pendapatan nasional meningkat maka secara otomatis nilai konsumsi masyarakat juga akan bertambah. Hal ini bisa disebabkan karena kuatnya kinerja ekspor dan peran investasi yang meningkat dalam pembentukan PDB. Dengan dorongan permintaan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor pengangkutan menjadi motor pertumbuhan dengan sumbangan terhadap pertumbuhan PDB. Pada kondisi ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan pendapatan nasional yang pada akhirnya mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi. Pendapatan nasional semakin meningkat maka semakin besar pengeluaran konsumsi masyarakat dan sebaliknya Sementara itu suku bunga di Indonesia yang diukur menggunakan persen memberikan korelasi negatif dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pandangan klasik dimana tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga.dimana tingginya minat masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tingginya tingkat bunga. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsi masa sekarang guna menambah tabungannya. Perilaku ini juga berlaku untuk investasi dimana investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Artinya bahwa seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya jika keuntungan yang diharapkan (expected return) dari melakukan investasi lebih besar dari tingkat bunga. Dengan demikian pengusaha akan cenderung berinvestasi karena biaya penggunaan dana (cost of capital) semakin kecil. Dan pertumbuhan ekonomi yang di ukur menggunakan persen memberikan korelasi negatif terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis karena menunjukan hubungan pertumbuhan ekonomi negatif dan signifikan. Dengan demikian peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meurunkan
konsumsi masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan rata-rata di suatu negara. Namun, pertumbuhan ekonomi tidak selalu menjamin kesejahteraan penduduk karana adanya globalisasi. Globalisasi adalah salah satu penyebab ketimpangan kesejahteraan, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Globalisasi dapat menaikkan pendapatan rata -rata, tetapi menimbulkan masalah yaitu distribusi pendapatan. Globalisasi hanya menguntungkan tenaga kerja yang terlatih, dan terdidik. Mereka yang tidak terlatih akan tertinggal dan bahkan pendapatan mereka akan turun. Hal ini terjadi karena ketidakmerataan pada hasil pembangunan dan pendapatan masyarakat. Sehingga pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang atau sekelompok kecil masyarakat lapisan atas saja. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu mencerminkan pendapatan perkapita yang diterima masyarakat tinggi dan distribusi pendapatan yang adil dan merata diantara masyarakat.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan dan pembahasan, penelitian dapat menarik kesimpulan sebgai berikut: Variabel inflasi dan pendapatan nasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variable konsumsi masyarakat Indonesia. Sedangkan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel konsumsi masyarakat di Indonesia. Disimpulkan bahwa secara bersama-sama keempat variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2013. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran bagi berbagai pihak terkait. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut : Pertumbuhan ekonomi yang meningkat namun menyebabkan menurunnya konsumsi ini bisa diakibatkan karena kurang meratanya distribusi pendapatan, maka
pemerintah perlu memberikan insentif terhadap sektor-sektor produktif atau sektor riil, memperluas lapangan pekerjaan, dan pembangunan yang merata. Serta melakukan upaya menaikkan pendapatan nasional sebagai salah satu faktor yang menentukan besarnya pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia. Dengan program pemerintah yang mampu memicu produktivitas masyarakat, semisal program padat karya, PNPM Mandiri, kredit lunak UMKM, dll diharapkan dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan kebijakan moneter pemerintah dan Bank Indonesia dapat menstabilkan suku bunga dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat inflasi. Peningkatan inflasi yang ringan dapat berdampak positif dalam meningkatkan pendapatan nasional. Agar tidak terjadi hasil yang sma dengan peneliti sebelumnya, peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian yang sama dapat menambahkan faktor lain yang diduga mempunyai hubungan yang positif dengan konsumsi masyarakat Indonesia. Mengganti lingkup penelitian menjadi provinsi atau kota dan Menambahkan atau mengganti data menjadi kuartal agar dapat membandingkan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta : BPFE Dumairy. 1996, Perekonomian Indonesia, Cetakan kelima, Penerbit Erlangga,Jakarta. ----------, 2004. Perekonomian Indonesia, Cetakan Kelima, Jakarta : Erlangga. Gujarati, Damodar. 2004. Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Alih bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang, Universitas Diponegoro. Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : Rajawali Press. Kusuma Brilliant Vanda, 2008. Analis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia. Universitas Islam Indonesia Lincolyn. 2004, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : STIE – YKPN. Mangkoesoebroto, Guritno. Dan Algifari (1998), Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta : STIE YKPN
Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta : PT. Pustaka Utama, Jakarta Mankiw Gregory, 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Salemba Empat Jakarta. Nurhuda. 2013. analisis konsumsi dan pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Barat.Universitas Negeri Padang. Ragandhi Asrhad.2009. pengaruh pendapatan nasional, inflasi, dan suku bunga deposito terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Reksoprayitno, 2000. Ekonomi Makro, Yogyakarta : BPFE. Sugiharto Ario, 2010. Analisis kepekaan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap variable makro ekonomi di Indonesia tahun 2000-200. Universitas Siliwangi. Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung : CV. Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Pembangunan. Jakarta : UI-Press. ----------, 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi (Edisi Ketiga). Jakarta : Grafindo.. ----------, 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa Suparmoko, M. 1991. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta : BPFE.
Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta : UPP STIM YKPN Waluyo, Dwi Eko, 2003. Teori Ekonomi Makro. Malang : Penerbit UMM
6 Maret 2015 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24344&val= 1489 7 Maret 2015 http://metablog-dj.blogspot.com/2010/01/suku-bunga-kredit.html 7 Maret 2015 http://si-renaldi.blogspot.com/2014/04/definisi-pendapatan nasional.html 5 April 2015 http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/teori-konsumsi.html 5 April 2015 http://www.scribd.com/doc/140412594/Jurnal-PENGARUHPENDAPATAN-TERHADAP-TINGKAT-KONSUMSI-PADA-PEGAWAINEGERI-SIPIL-DI-KANTOR-BUPATI-KABUPATEN-BIREUEN#scribd 15 Mei 2015 http://www.bps.go.id/ 17 Mei 2015 www.bi.go.id