PERAN SANGGAR SENI AGUANG DALAM PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN SENI DI PADANGPANJANG Maryelliwati ISI Padangpanjang, Jl. Bundo Kanduang No. 35 Padangpanjang Sumatera Barat Hp.: 081366940084. E-mail: Peran Sanggar Seni Aguang Dalam Pengembangan Dan Pelestarian Seni DI Padangpanjang. Abstrak: “Kesenian Padangpanjang Sumatera Barat [khususnya] telah berkembang pesat”. Aguang di Padangpanjang secara umum berasal dari seni bela diri yaitu silat/silek tuo (silek Arimau ). Dari dasar–dasar silat tersebut kemudian berkembang menjadi seni tari, randai, dan kesenian Padangpanjang lainnya. Pelopor pengembangan antaralain Sanggar Seni Aguang yang dibina Pemerintah Daerah (PEMDA) dan Dinas Pariwisata kota Padangpanjang. Sanggar tersebut di atas tumbuh dan berkembang di tengah–tengah masyarakat Gunuang Kecamatan Padangpanjang Timur. Aktifitas dan kreatifitas sanggar berakarkan pencak silat tradisional, seperti: karya seni Tari Piriang Suluah, randai, dan seni-budaya lainnya. Prestasi sanggar pernah eksis pada even daerah, nasional, dan internasional. Kata Kunci: Sanggar Seni Aguang, silek tuo.
1
masyarakat dan kebudayaannya. Tidak
PENDAHULUAN Kebudayaan dan Masyarakat Seni
ada suatu masyarakatpun yang statis atau
Perubahan dan dinamika
tetap seperti itu-itu saja dalam arti yang
merupakan ciri yang sangat hakiki dalam
absolute. Masyarakat selalu mengalami
sebuah kebudayaan tak terkecuali di
dinamisasi
dalamnya adalah masyarakat itu sendiri.
fungsi waktu, sehingga tidak ada suatu
Kemunduran
masyarakat
Aguang.
dan
kepunahan
itu
dan
pun
transformasi
yang
dalam
mempunyai
sesungguhnya terjadi secara alamiah.
gambaran yang sama kalau diamati pada
Hal ini ditekankan oleh Malinowski
waktu yang berbeda, baik itu masyarakat
(Sumardjan, 1964) bahwa kebudayaan
tradisional maupun masyarakat modern,
suatu bangsa akan hilang ditelan oleh
meskipun pada laju perubahan yang
waktu
karena
memilikinya
masyarakat
yang
bervariasi (Redfield, 1960; Bec, 1974:
merasa
tidak
Eisentadt,
memerlukannya lagi, dan tidak berfungsi
1992;
Haferkamp
dan
Smelser, 1992). Masyarakat
lagi di tengah-tengah masyarakat.
dan
kebudayaan
(1990),
tradisional Minangkabau bukanlah suatu
menjelaskan bahwa corak khas dari
pengecualian dalam hal ini salah satunya
suatu kebudayaan bisa tampil karena
adalah masyarakat Padangpanjang. Dari
kebudayaan
suatu
masa ke masa dengan adanya perubahan
unsur
yang terus menerus tersebut maka
kebudayaan fisik dengan bentuk yang
“budaya tradisional” di Padangpanjang
khusus baik itu kehilangan sebuah
juga
kebudayaan maupun sebuah perubahan.
mengemukakan bahwa dalam pribahasa
Sementara
Minangkabau
Koentjaraningrat
unsur
itu
yang
menghasilkan kecil
itu
berupa
menurut
Esten
dikenal
(2002)
bahwa
pelestarian suatu
“adat/budaya dipakai baru, kain dipakai
tergantung pada sifat
using”. Pribahasa ini maksudya adalah
(Sumardjan, 1964) kebudayaan
Herskovits
berubah.
fleksibelnya
budaya kalau mau tetap dipakai haruslah
kebudayaan itu sendiri. Jika kebudayaan
selalu diperbaharui, berbeda dengan
itu
terhadap
pakaian semakin dipakai semakin usang.
adabtasi dari luar kebudayaannya, maka
Pandangan ini hampir sejalan dengan
kebudayaan itu akan cenderung lestari,
pendapat Sutjiati (2003) bahwa sifat
sebaliknya kebudayaan yang konservatif
kebudayaan itu adalah universal, unik,
dan tertutup akan cepat punah dari
dinamis (berpeluang kearah perubahan)
kehidupan manusianya.
stabil (peluang bagi keberlanjutan suatu
konservatif
atau
fleksibel
dan
Perubahan
terbuka
dan
dinamika
ini
budaya).
tidak
Dari tujuh (7) unsur kebudayaan
terbantahkan. Perubahan dan dinamikan
yang di sampaikan Koentjaraningrat
menjadi suatu fenomena yang selalu
(1985) seperti sistem religi, sistem
mewarnai
organisasi
merupakan
suatu
fakta
perjalanan
yang
sejarah
setiap
masyarakat,
sistem 1
pengetahuan, sistem mata pencaharian
randai dan kesenian Padangpanjang
hidup/ekonomi,
lainnya,
sistem
teknologi/peralatan,
kesenian
ini
dan
berkembang mengikuti selera zaman,
kesenian; kesenian menjadi perhatian
akan tetapi tetap mempertahankan tradisi
penulis kita kali ini. Kesenian memiliki
yang menjadi dasar berpijak karya ini.
fungsi sebagai pengungkap identitas
Salah
masyarakat. Lewat kesenian ini akan
Padangpanjang yang sampai saat ini
diketahui bagaimana kepercayaan, pola
masih
hidup, adat istiadat, dan lainnya dari
kesenian asli Padangpanjang adalah
masyarakat.
Asnimar. Dia salah seorang dosen di
Kesenian
bahasa
menjadikan
dalam
seniman
merpertahankan
Jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI)
Padangpanjang saat ini mulai terkikis
Padangpanjang yang masih eksis sampai
oleh pengaruh modernisasi perubahan
saat sekarang dengan sanggarnya yang
tersebut, sehingga nilai dari kesenian
bernama Sanggar Seni Aguang (Sanggar
tersebut
walaupun
Seni Anak Gunuang) yang berdiri pada
masih ada beberapa kesenian itu yang
tahun 1988 yang didirikan oleh ikatan
bertahan
zaman.
pemuda-pemudi
banyak
muda di nagari Gunuang Kecamatan
menjadi
dengan
ada
eksis
dari
di
Beberapa
yang
seorang
berubah
perubahan
kesenian
itu
Gunuang/generasi
dikembangkan dan diselamatkan oleh
Padangpanjang
Timur.
Dalam
masyarakat pendukungnya.
wawancara dengan Asnimar tanggal 16
Kesenian asli Padangpanjang saat
maret 2013, menurut-(nya) pada awal
ini telah banyak dikembangkan oleh
kegiatan sanggar seni anak Gunuang ini
seniman-seniman terutama di Sumatera
dilaksanakan secara sederhana dengan
Barat.
melakukan latihan beberapa seni tari dan
Awalnya
kesenian
asli
Padangpanjang ini memiliki makna yang
musik
berkaitan
keperluan
dengan
masyarakatnya.
perilaku
Kesenian
yang
tradisi
Minangkabau
pertunjukan
guna
yang
di
laksanakan di Nagari Gunuang Kota
berkembang di Padangpanjang itu secara
Padangpanjang.
umum berasal dari suatu seni beladiri
penampilan perdana sanggar Aguang ini
yaitu silat atau secara umum orang lebih
adalah pada pembukaan Musyawarah
mengenal dengan istilah Silek Tuo atau
Pembangunan
Silek Arimau. Dari dasar-dasar silat
penampilan perdana tersebut
itulah kemudian berkembang menjadi
terbentuklah grup kesenian yang terkenal
beberapa kesenian daerah seperti tari,
dengan Sanggar Seni Aguang.
randai dan kesenian Padangpanjang lainnya. Beragamnya
Selanjutnya
Keberhasilan
Nagari.
ia
Setelah akhirnya
menuturkan
bahwa Aguang bemakna Agung di kreasi
yang
angkat dari sebuah alat musik tradisi
dilahirkan oleh silat yang diciptakan oleh
Minangkabau yang diagungkan yakni
seniman Sumatera Barat seperti tari,
Aguang (Gong) yaitu sebuah alat musik 2
dengan ukuran besar dan memiliki bunyi
Pagelaran
dan
prestasi
yang menggema. Sanggar Seni Aguang
diikuti Sanggar Aguang antara lain:
bertujuan
1.
menyiapkan
generasi
yang
Terbaik lomba Tari Galombang
berbudaya sebagai kekayaan bangsa,
se-Sumatera Barat dalam Pekan Budaya
sekaligus
menyelamatkan
seni
Sumatera Barat di Padang tahun 2005.
tradisional
dari
dan
2.
melakukan
kepunahan
pengembangan
untuk
Terbaik pada festival Masyarakat
Peduli Danau Kerinci tahun 2005.
mengangkat tradisi termarjinal menjadi
3.
tradisi yang maju dan berkualitas.
(PKB) tahun 2005. 4.
PEMBAHASAN
Terbaik pada Pesta Kesenian Bali
Penampilan pada Minangkabau
Contemporari Dance festifal (MCDF)
Peran Sanggar Seni Aguang dalam Menghidupkan Seni
Kota
Padangpanjang.
di STSI Padangpanjang tahun 2005. 5.
Penampilan Tari Rantak Marawa
pada Alek Nagari (ma-ambalau pangulu)
Beberapa langkah dan upaya
di nagari Gunuang tahun 2006.
yang dilakukan Asnimar S.Kar., M.Hum.
6.
dan pengurus Sanggar Aguang dalam
Marawa pada peresmian gedung baru
menggali berbagai kesenian tradisi yang
DPR Kota Padangpanjang tahun 2006.
pernah berkembang di nagari Gunuang
7.
pada
Seni Budaya khas daerah pada Pekan
masa
lalu,
melakukan
adalah
dengan
rekonstruksi
dan
Penampilan
Tari
Galombang
Terbaik pada penampilan Paket
Budaya Sumatera Barat tahun 2006.
pengembangan serta pengolahan sesuai
8.
dengan perkembangan seni pertunjukan
pada Indonesian Cultur and Workshop di
dan mengembalikannya
Darwin Australia pada tahun 2007.
masyarakat
selain
generasi muda
ke tengah mempersiapkan
yang cinta akan seni
9.
Duta Seni Budaya Indonesia
Juara 1 lomba karya cipta khas
daerah untuk instruktur sanggar seni, tingkat Sumatera Barat pada Kegiatan
budaya sendiri. Sanggar mempersiapkan
Seni
Aguang
generasi
muda
juga
Program
Tenaga
Pendidik
dan
Pendidikan Nonformal tahun 2007.
dan
mempromosikan seni budaya bangsa ke
10.
berbagai tempat, baik itu di tengah
karya seni berjudul “Gunuang Tempo
masyarakat
dan
Doe Loe“ dalam rangka memeriahkan
Mancanegara. Hal ini dapat dibuktikan
Hari Raya Idul Fitri 1428 Hijryah
dengan
dengan durasi pertunjukan 4 (empat)
Indonesia
dipercayainya
sendiri
sanggar
Seni
Penampilan karya seni Kolosal,
Aguang dalam berbagai efen kesenian.
malam di nagari Gunuang tahun 2007.
Selain
juga
11.
seni
pengukuhan pengurus Ikatan Keluarga
itu
mendapatkan
peserta pelatihan
sanggar berupa
teater, musik, beladiri dan lain lain.
Penampilan
paket
seni
pada
Tanah Datar ( IKTD) Dumai, Riau tahun 2007. 3
12.
Penampilan
Tari
Galombang
pada pembukaan Festival dan Exspo Serambi Mekkah 2007. 13.
Penampilan
Festival
paket
seni
pada
dan Exspo Serambi Mekkah
tahun 2007. 14.
Penampilan
Tari
Galombang
Sasaran yang Dicapai Sanggar
pada peringatan Hari Lingkungan Hidup
Seni Aguang. Semua kegiatan dan
Sedunia, Padangpanjang 2008.
undangan yang dijalani dan dilaksakan
15.
adalah untuk melestarikan budaya kota
Pagelaran seni untuk masyarakat
oleh Sanggar
Seni Aguang di nagari
Gunuang kota Padangpanjang 2008. 16.
Penampilan
paket
Padangpanjang umumnya dan Sanggar Seni Aguang khususnya. Pengelola dan
seni
pengurus melakukan rekonstruksi dan
Penyambutan Kunjungan Ikatan Bidan
pengembangan serta pengolahan sesuai
seluruh Indonesia di Pusat Dokumentasi
dengan perkembangan seni pertunjukan
Informasi
dan
Kebudayaan
Minangkabau
mengembalikannya
(PDIKM) kota Padangpanjang tahun
masyarakat.
2008.
generasi muda
17. silat
Penampilan Tari Galombang dan pada
Muharram
pembukaan
1429
H
Selain
ketengah
mempersiapkan
yang cinta akan seni
budaya sendiri dengan
beranggotakan
Festival
pemuda dan pemudi dari Sanggar
Padangpanjang
Aguang sendiri dan masyarakat sekitar
tahun 2008.
yang
18.
generasi
Penampilan Paket Seni pada
bertujuan muda
untuk
menyiapkan
yang
berkesenian,
acara Festival Muharram 1429 H dan
berbudaya
penyambutan Tahun Baru 2009 M,
memiliki akan apa yang telah dimiliki
Padangpanjang 2008.
oleh masyarakat itu sebelumnya.
19.
Workshop dan
dan
mempunyai
rasa
pagelaran seni
Karya-karya yang terkenal dari
bersama untuk pertukaran pemuda antar
Sanggar Aguang asuhan Asnimar ini
provinsi JPI-BPAP Tingkat Nasional di
adalah Tari Piriang Suluah, tari yang
Sanggar Seni Aguang tanggal 18 sampai
membuat Padangpanjang terkenal. Tari
dengan 20 Mei 2009.
ini pertama kali ditampilkan di Minang
Foto1 Penampilan Sanggar Seni Aguang
Village/Minangkabau Piriang
Suluah
serta
Village. Tari
Tari Gurau
Salinduang pernah dibawa ke Australia untuk dipertunjukan. Sanggar ini juga mempunyai
Randai
Wahap
Sutan
Mudo. Setiap bermain atau mengisi acara pementasan anggota terdiri dari
4
17 orang termasuk pemain musik dan
sendiri
penari.
pentingnya
Sanggar Seni Aguang ini telah
merupakan
perwujudan
sebuah
kesenian.
Kesenian
dari
peninggalan akan
meliputi
diundang ke Singapura, Malaysia dan
kebudayaan-kebudayaan yang hadir pada
Australia. Musik yang dipakai dalam
masa lalu, yang hari ini peninggalannya
Sanggar Aguang ini memakai alat-alat
masih ada dan perlu dilestarikan.
tradisional
antara
lain:
Gandang,
Canang,
Talempong,
Aguang,
Bansi,
Hal ini akan berkaitan dengan sejarah,
yang
merupakan
titik
Sarunai dan alat-alat tradisional lainnya.
keberangkatan tempat kesenian itu ada,
Sasaran dari Sanggar Aguang ini adalah
seperti
berupaya
kebudayaan
yakni
padepokan yang dapat menampilkan seni
kesenian
tradisi
pertunjukan, yakni tari piriang kas kota
Menurut Pelly dkk (1994), menyebutkan
Padangpanjang
bahwa
mewujudkan
yaitu
Tari
sebuah
Piriang
peninggalan-peninggalan seni
pelestarian
pertunjukan
Padangpanjang.
warisan
budaya
Suluah yang tidak dimiliki oleh grup
bangsa bukan suatu obsesi yang akan
seni lainnya. Kegiatan ini diagendakan
menghantarkan kembali masyarakat kita
dan disuguhkan kepada tamu yang
ke koridor sejarah masa lalu atau
berkunjung ke Padangpanjang bahkan ke
menemukan masa silam itu, melainkan
Sumatera Barat. Dengan demikian selain
usaha untuk menemukan makna identitas
menambah semangat anggota, apresiasi
dirinya sendiri.
pengunjungpun semakin bertambah juga.
Dalam
melihat
identitas
Kehadiran “kesenian Aguang” berimbas
masyarakat Padangpanjang khususnya,
positif terhadap ekonomi anggota dan
dan Minangkabau umumnya, maka salah
masyarakat sekitarnya.
satu cara adalah harus melihat fungsi
Pengembangan dan Pelestarian
dari kesenian dan tentu saja dari
Seni Kota Padangpanjang. Warisan
perjalanan
harta
memiliki fungsi sebagai pengungkap
kebudayaan,
tradisi
ini
seperti
kesenian
merupakan
konsep
identitas
historisnya.
masyarakat
Kesenian
Padangpanjang.
kebudayaan diperluas dan didinamisir.
Lewat kesenian ini akan diketahui
Memang ada kebudayaan yang oleh
bagaimana kepercayaan, pola hidup, adat
sebagian masyarakat merupakan takdir
istiadat, dan lainnya dari masyarakat
yang tak terelakkan dan sulit untuk
Padangpanjang. Kesenian pada saat ini
dirubah, namun pergeseran nilai akan
jarang dipakai dalam
selalu
dengan
sunatan, pesta adat dan budaya tetapi
pengembangan dan pelestarian kesenian
lebih banyak digunakan untuk hiburan.
di Padangpanjang ini, maka pembicaraan
Kesenian itu bisa saja menjadi tidak
akan mengarah pada persoalan makna
bermakna
identitas
itu
disampaikan cenderung hanya untuk
sendiri. Makna identitas budaya itu
hiburan belaka. Akan tetapi pada sisi lain
ada.
budaya
Berkaitan
Padangpanjang
karena
turun mandi,
gerak
yang
5
tentu
ada
juga
menciptakan
yang
mencoba
kesenian
dengan
menghadapi kebudayaan, lingkungan, masyarakat,
dunia, yang
dan
sejarah.
dibawa
seniman
mempertimbangkan makna budaya yang
Kreativitas
melingkupinya. Sama halnya dengan
pembaharu, juga mengubah komunikasi
kesenian yang lain yang mendapat
karya
pengaruh dari budaya lain.
kesenian yang dulunya hanya untuk
yang
dihasilkan.
Komunikasi
Seni tradisi bersanding dengan
melepaskan penat setelah lelah bekerja,
seni modern tanpa ada salah satu di
telah berubah menjadi komunikasi seni
antara mereka melecehkan yang lain.
yang universal. Seniman pembaharu
Mereka bergerak pada wilayah yang
dengan daya kreativitasnya yang luar
berbeda dengan fungsi yang berbeda.
biasa mencoba menciptakan kesenian
Seni
baru,
tradisi
berfungsi
sebagai
tetapi
bukan
revolusi
spiritualitas manusia dengan alam yang
menghancurkan
tidak kelihatan, sedangkan seni modern
Seniman pembaharu hanya melakukan
berfungsi sebagai seni yang memiliki
pengembangan terhadap potensi-potensi
nilai jual atau ekonomi yang tinggi.
yang sudah ada dalam kesenian.
Keberagaman tersebut hanyalah varian dari
kesenian
yang
sudah
ada
adat
dan
yang
budaya.
Dari kedudukan seni tradisi yang sudah mengindividu dalam diri seniman
sebelumnya, sejauh kesenian tersebut
tersebut,
tidak melenceng dari akar tradisinya,
kehidupan yang lebih baik bagi dirinya
maka kreasi menjadi alat kreativitas
sendiri maupun keseniman tersebut,
seniman dalam menyikapi budaya yang
terutama di dalam pertumbuhan dan
sedang berkembang. Manusia kreatif
perkembangan serta pelestarian Sanggar
adalah manusia yang menghayati dan
Seni Aguang di daerah Gunuang kota
menjalankan kebebasan dirinya secara
Padangpanjang.
mutlak.
(2000:80)
finansial
kreativitas adalah suatu kondisi, suatu
individu
sikap atau keadaan mental yang sangat
memiliki akses serta beradaptasi dalam
khusus sifatnya dan hampir tidak bisa
perwujudan citra penyandang dana.
Menurut
Jakob
dirumuskan.
maka
sudah
Dari
mungkin saja
ada
yang
harapan
penghargaan
baru
beberapa
sudah
mampu
Hal ini bisa kita lihat pada
Dengan demikian, seorang yang
Sanggar Seni Aguang yang dibina oleh
kreatif selalu dalam kondisi mencari dan
Asnimar
mencoba untuk menemukan sesuatu
Padangpanjang yang menitik beratkan
yang belum pernah ada dari tatanan
pada seni tradisi. Dalam pengembangan
budaya yang pernah dipelajarinya. Itulah
dan pelestarian seni tradisi di sanggar
sebabnya dalam kreativitas diperlukan
seni Aguang tetap berpijak pada pencak
keberanian
hanya
silat. Asnimar telah mengolah sebuah
keberanian dalam dirinya yang kuat,
tarian berdasarkan pencak silat menjadi
melainkan
sebuah Tari Piriang Suluah, Tari Gurau
kreatif.
juga
Bukan
keberanian
dalam
dosen
Tari
di
ISI
6
Salinduang, Tari Rantak Marawa yang
mendarah daging di dalam kebudayaan
ditampilkan dalam acara Alek Nagari
yang mereka miliki.
(ma-ambalan
Pangulu)
di
nagari KESIMPULAN
Gunuang tahun 2006.
Pengalaman
Pada tahun 2007 sanggar Seni
seorang
seniman
Aguang di undang ke Australia sebagai
seni tradisi di masa lalu terlihat menjadi
Duta Seni Budaya Indonesia pada
bagian yang sangat menarik untuk
Indonesian Culture and Workshop di
diketahui tidak semata mata sebagai
Darwin. Pada tahun yang sama (2007)
sebuah album kenangan, namun lebih
Sanggar Seni Aguang mendapat juara 1
lagi
lomba karya cipta tingkat Sumatera
proses kreatifnya yang sangat peka dan
Barat pada program tenaga pendidik dan
beragam. Kekayaan pengalaman ini
pendidikan. Karya cipta tersebut tetap
membuat seseorang tidak lagi berkutat
berpijak pada akar tradisi yaitu pencak
dengan masalah bentuk, namun sudah
silat dengan pengembangan gerak yang
meloncat pada permasalahan isi dan
sesuai dengan tema garapan.
telah
sebagai
bagian
melihat
pengembaraan
pada
pandangan
Pada tahun 2008 banyak efen
masyarakat penikmatnya. Disini akan
kesenian yang diisi oleh Sanggar Seni
terlihat bagaimana seorang seniman seni
Aguang antara lain
tradisi yang telah matang mendudukkan
penampilan Tari
Gelombang dalam rangka peringatan
dirinya
Hari Lingkungan Hidup, penampilan
modern di masa kini.
paket seni Penyambutan Kunjungan
Dalam
Ikatan
Bidan
seluruh
Indonesia
dalam
konteks
kehidupan
kebudayaan
dan
masyarakat Sanggar Seni Aguang dapat
(PDIKM), begitu juga penampilan Tari
dilihat
Gelombang dan Silat pada pembukaan
berkembang di kota Padangpanjang
festival
H
umumnya dan Sanggar Seni Aguang
serta
khususnya masih tetap berpijak pada
pagelaran seni bersama untuk pertukaran
dasar pencak silat (silek tuo) dan
pemuda
kemudian baru dikembangkan menjadi
Muharram
Padangpanjang,dan
antar
1429
workshop
provinsi
JPI-BPAP
bahwa
kesenian
yang
Seni
Tari Piriang Suluah, dan randai Wahap
Aguang yang di adakan tanggal 18 – 20
Sutan Mudo, serta tari Galombang
Mei
Marawa.
Tingkat
Nasional
2009.
di
Sanggar
Semua
kegiatan
dan
Karya
cipta
sudah
undangan yang dijalani dan dilaksakan
berkembang
adalah untuk melestarikan budaya kota
perkembangan zaman, akan tetapi tetap
Padangpanjang umumnya dan Sanggar
mempertahankan isi, makna serta dasar
Seni
tradisi kota Padangpanjang umumnya
Aguang
khususnya.
masyarakat
tidak
kehilangan
kesenian
beberapa
kesenian
Sehingga
akan
merasa
lagi, asli
ini
karena
mengikuti
ini
selera
dan Sanggar Seni Aguang khususnya. BIBLIOGRAFI
telah 7
Ardika, I Wayan dan I Made Sutabe. 1999. Dinamika Kebudayaan Bali. Denpasar: Upada Sastra Ayarohaedi (ed.). 1991. Kepribadian Budaya Bangsa. Jakarta: Pustaka Jaya. Giddens, Antony. 2000. The Third Way; Jalan Ketiga Pembaruan Demokrasi Sosial. Jakarta: Gramedia. Haverkamp, hanz and neil, Smelser, 1992. “Introduction”, dalam hanz Haverkamp dan Neil J.Smelser. Social change and modernity, Berkeley, the University California Press. 1 – 33 Haviland, William A. 1988. Antropologi. Jilid I dan II. Terj. R.G. Sukardjito. Jakarta: Erlangga. Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Terj. Prof. Dr. R.M. Soedarsono. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press. ---------1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: PT Rineka Cipta. Malinowski, Bronislaw. 1983. Dinamika Bagi Perubahan Budaya: Satu Penyiasatan Mengenai Perhubungan Ras di Afrika. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia: Malaysia. Melville J. Herskovits. 1964. “The Reality of Culture”, dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi, ed. Selo Soemardjan dan Sulaiman Soemardi, edisi pertama. Jakarta: Fak Ekonomi. Univ Indonesia Pelly, Usman dan Asih Menanti. 1994. Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Peursen, C.A. van. 1992. Strategi Kebudayaan. Cetakan ke-2. Trj. Dick Hartoko. Yogyakarta: Kanisius. Sanderson, Stepen K. 1995. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Terj. Farid Wajidi dan S. Menno. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Soedarso. 1998-2001. “Kreativitas Seni Pertunjukan Indonesia”. Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia 24-25 Juli 2001. Surakarta: STSI. Sumardjan, Selo (ed.). 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: FEUI. Sumardjo. Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB
Suriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta. Tedjoworo, H. 2001. Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat Postmodern. Yogyakarta: Kanisius. Toffler, Alvin. 1992. Kejutan Masa Depan. Terj. Sri Koesdiyatinah SB. Jakarta: PT. Pantja Simpati. Sumardjo. Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB Suriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta. Tedjoworo, H. 2001. Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat Postmodern. Yogyakarta: Kanisius. Toffler, Alvin. 1992. Kejutan Masa Depan. Terj. Sri Koesdiyatinah SB. Jakarta: PT. Pantja Simpati.
8