PERAN SENI TRADISIONAL DALAM KEPARIWISATAAN (Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya WAHANA, Vol. 1 No. 4 Tahun 2009, ISSN 0854-5876)
Oleh:
Yuyus Rustandi
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2009
PERAN SENI TRADISIONAL DALAM KEPARIWISATAAN
Sudah sejak lama terdapat ironi dalam khasanah kepariwisataan, yaitu
berperan
dalam
pembangunan
kepariwisataan.
bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang sangat kaya akan
KEDUDUKAN
kesenian tradisionalnya, namun para
TRADISIONAL
wisatawan dari manca negara yang
Pada awalnya seni tradisional
ingin menikmati kekayaan budaya
berfungsi
tersebut
kebudayaan
biasanya
kecewa,
karena
SENI
sebagai
suatu
semata-mata.
unsur Karena
keinginan mereka tidak selamanya
kebudayaan berfungsi sebagai alat
terpenuhi.
menyejahterakan
Tulisan ini akan menjelaskan
pemiliknya, maka seni tradisional pun
mengapa ironi itu terjadi, dan berupaya
berfungsi
menyampaikan
memberikan
saran
masyarakat
sama.
Seni
tradisional
kesejahteraan
penanggulangannya. Dalam mencapai
pemiliknya
tujuannya, tulisan ini akan berturut-
kepuasan (rohani) dengan memberi
turut membahas beberapa hal yang
peluang kepada masyarakat
berhubungan dengan kedudukan seni
kegiatan
tradisional
pengungkapan
(ekspresif)
kondisinya dewasa ini, dan upaya yang
penikmatan
(apresiatif).
disarankan agar seni tradisional dapat
tradisional dapat pula memberikan
dalam
pariwisata,
dapat
penciptaan
dalam
pada bentuk
untuk
(kreatif)
dan
maupun Seni
kesempurnaan
kepada
kehidupan
tradisional.
Dalam
masyarakat
masyarakat pemiliknya dengan jalan
kampung-agraris,
menghadirkan keindahan (estetika).
tradisional disangga oleh adat beserta
Hakikat
kebudayaan
adalah
segala
kehidupan
upacaranya.
Para
seniman
perubahan, demikian halnya dengan
tradisional
kebudayaan tradisional Indonesia. Di
sosial-ekonomis yang mantap, karena
dalam perubahan itu berlaku proses
adat
terhadap seni tradisional. Ada seni
warga adat, sementara kegiatan seni
tradisional yang mundur dan musnah,
hanya merupakan salah satu dari
ada yang utuh dan lestari, dan adapula
kegiatan hidup secara keseluruhan, di
yang
dalam melaksanakan kegiatan seninya,
berubah
transformasi.
atau
Bentuk
mengalami hasil
proses
mempunyai
seni
menjamin
seniman
kedudukan
kebutuhan
tradisional
semua
tidak
perlu
itulah yang kita terima untuk kita
diganggu oleh masalah-masalah yang
proses lebih lanjut dalam rangka
berhubungan dengan nafkah. Bukan
menjawab tantangan zaman.
saja
karena
kebutuhan
sandang-
pangan-papan sudah dipenuhi oleh PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL-
struktur
EKONOMIS
melainkan
ekonomi juga
kampung-agraris, karena
dalam
Salah satu perubahan di negeri
berkesenian mereka lebih memusatkan
kita ialah terjadinya pergeseran dari
perhatian kepada urusan adat dan
ekonomi kampung-agraris ke ekonomi
kepercayaan daripada kepada nafkah.
kota-industri-dagang. Pergeseran ini
Kegiatan
membawa dampak yang meluas dan
integral dari kehidupan adat yang
mendalam terhadap berbagai sektor
dilakukan secara teratur di dalam
kehidupan
siklus upacara yang tetap.
lainnya,
termasuk
seni
kesenian
adalah
bagian
Mungkin
sejak
pertengahan
Seni, terutama di kota-kota besar di
abad ke 19 pola kehidupan kampung-
Indonesia akhirnya cenderung menjadi
agraris-tradisional ini sedikit demi
sebuah profesi.
sedikit telah mencair. Pola kesenian
Perubahan
struktur
sosial-
pun berubah. Terjadi percampuran
ekonomis ini tak ayal merupakan salah
bentuk yang setengahnya bersifat adat
satu tantangan zaman yang dihadapi
setengahnya bersifat dagang. Seniman
oleh seni tradisional kita. Apakah suatu
tradisional, baik perorangan maupun
jenis seni tradisional akan musnah,
kelompok,
diundang
lestari, atau berkembang, tidak hanya
pementasan
oleh
melakukan yang
tergantung pada nilai-nilai intrinsik-
baik
estetisnya, akan tetapi di antaranya
keramaian itu masih ada hubungannya
juga tergantung pada penyesuaian cara
dengan adat (khitanan, perkawinan,
menyajikannya
dsb) atau sama sekali lepas dari
yang tidak bersifat adat-tradisional
padanya. Transaksi yang dilakukan
lagi.
mengadakan
mereka
keramaian,
kepada
masyarakat
antara seniman dan penyelenggara keramaian juga bersifat samara-samar,
PERAN
tidak lagi bersifat adat akan tetapi juga
DALAM PARIWISATA
belum sepenuhnya bussineslike. Namun dengan lebih cepatnya
SENI
TRADISIONAL
Di samping keindahan alam, kebudayaan merupakan salah satu
perubahan ke arah struktur ekonomi
modal
kota-industri-dagang semakin tampak
Indonesia. Ujung tombak kebudayaan
pula
sebagai modal kepariwisataan adalah
hubungan
tradisional
dengan
antara
seniman
penyelenggara
semakin bersifat lugas dan ekonomis.
seni
utama
tradisonal.
kepariwisataan
Terutama
bagi
wisatawan mancanegara, akan tetapi
juga bagi wisatawan Nusantara, seni
menghadapinya. Kesulitan eksternal
tradisional merupakan salah satu daya
lebih
tarik utama.
kebijakan pemerintah yang kurang
Namun tradisional
demikian sebagai
seni modal
banyak
lagi
di
antaranya
kondusif dalam bidang perizinan, dan penyediaan sarana prasarana lain.
kepariwisataan sebagian besar masih
Ketidak
mampuan
bersifat potensial. Agar seni tradisional
tradisional
menjadi
aktual
perubahan struktur sosial-ekonomis ini
diperlukan unsur-unsur lain dalam
di antaranya tampak pada pandangan
pengemasannya sebagai modal wisata.
dan praktek-praktek mereka dalam
Adapun unsur-unsur itu di antaranya:
berorganisasi..Mereka
tempat yang tetap, waktu yang tetap,
pernah
harga yang wajar, dan panduan yang
angggaran dasar perkumpulan mereka
profesional. Justru untuk memenuhi
bahwa perkumpulan mereka itu adalah
adanya
suatu badan ekonomi atau perusahaan.
daya
tarik
yang
unsur-unsur
seniman
itulah
tradisional
para
menghadapi
kesulitan yang tidak kecil. Kesulitan dalam
seni
Di
dalam
seniman
menghadapi
hampir
mencantumkan
dalam
praktek
tidak dalam
pengelolaan
perkumpulan mereka hampir tidak tradisional
mengaktualisasikan
dirinya
pernah menerapkan kelugasan yang menjadi sifat manajemen modern.
menjadi modal wisata bersifat internal
Akibatnya,
maupun eksternal. Kesulitan internal
memiliki dinamika ‘ekonomis’ sedang
terletak pada ketidak mampuan para
hubungan
seniman tradisional untuk menyadari
anggota atau anggota dengan pengurus
perubahan
sangat
struktur
sosial-ekonomis
dan mengorganisasikan
diri
untuk
perkumpulan
antara
rapuh.
perpecahan
tidak
anggota
dengan
Bentrokan serta
dan
bubarnya
perkumpulan adalah suatu kejadian
Mengenai sarana ini, kasus di Kota
yang teramat naïf.
Bandung merupakan contoh yang
Kebijakan
pemerintah
yang
menonjol.
Sejak
tahun
70-an
kurang kondusif untuk kepentingan
gedung-gedung sandiwara Sunda
aktualisasi seni tradisional sebagai
tergusur dan pemain-pemainnya
modal
terpaksa
pariwisata
merupakan
bukan
pula
yang
kecil.
hambatan
menyelenggarakan
sandiwara mereka dalam bentuk
Dengan mengambil kasus Kota Bogor
‘sandiwara
gembol’,
yaitu
kesulitan itu dapat dirinci:
sandiwara
keliling
yang
1. Perizinan
menggantungkan diri pada kerja
Seni tradisional umumnya didanai
sama dengan Kelurahan-kelurahan
oleh para seniman (dari kampung)
atau
yang
pendidikan
berbagai panitia di luar kota.
maupun sosial-ekonomis lemah.
Peluang operasi mereka nyaris
Kewajiban
mengurus
izin
hilang
pertunjukkan
yang
dan
mewabahnya ‘panggung hiburan
memerlukan dana berada di bawah
modern’ yang didanai oleh produk-
jangkauan
produk
baik
secara
pelik
kemampuan
mereka.
Kecamatan-kecamatan
dengan
dagang,
bagai
jamur
dimusim
terhambat dalam berkarya, dan
meyakinkan. Seandainya keadaan
hanya berkarya kalau ada uluran
ini dibiarkan, niscaya sandiwara
tangan
Sunda akan ‘wafat’ dalam waktu
maupun swasta. 2. Sarana
dari
pemerintah
semarak
dan
Akibatnya jelas bahwa mereka
baik
hujan
muncul
dan
dan
yang sangat singkat, dan salah satu modal wisata pun kembali musnah.
Sampai awal tahun 70-an Kota Bandung
masih
memiliki
lapangan-lapangan dipergunakan
yang
menjadi
aktual
tradisonal
seni
menghadapi
hambatan-hambatan
di
seniman-
antaranya di bidang manajemen
untuk
perusahaan dan kewirausahaan,
berpentas. Dengan meningkatnya
perizinan pentas, sarana dan
pembangunan
prasarana.
seniman
oleh
biasa
2. Untuk
tradisional
lapangan
gedung-gedung,
dan
taman
semakin
3. Hambatan-hambatan ini tidak
terdesak. Bersamaan dengan itu
saja
terdesak pula seniman tradisional.
aktualisasi
Kiranya
sebagai
jelas,
hambatan
tersebut
ditanggulangi, sebagai
seandainya
seni
modal
tidak
melainkan
tradisional
akan
melainkan
proses
seni
tradisional
modal
pariwisata,
kalau
dibiarkan
tradisional
dalam jangka panjang akan
kepariwisataan
menjadi penyebab kemusnahan
bukan saja tidak akan menjadi aktual,
memperlambat
justru
seni
merosot
lalu
musnah.
seni tradisional.
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
berikut disampaikan beberapa saran penanggulangan, yaitu:
KESIMPULAN dan SARAN
1. Selain
upaya
Dari uraian di atas dapat ditarik
kepada
kesimpulan sebagai berikut:
tradisional, perlu pula diberikan
1. Sebagai modal wisata, seni tradisional
masih
bersifat
potensial bukan bersifat aktual.
para
pembinaan seniman
penataran, pelatihan mengenai manajemen kewirausahaan.
2. Perlu ada upaya terpadu dari Dinas
Pariwisata,
Kesenian Kepolisian kembali
Bidang
Diknas untuk dan
dan meninjau
melonggarkan
syarat perizinan pementasan seni tradisional. 3. Perlu
disediakan
tempat-tempat bagi
seni
kembali
pertunjukkan
tradisional,
baik
tertutup maupun terbuka seperti lapangan dan taman-taman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Juarsa Derlan, Pola Produksi Teater Rakyat Jawa Barat, Proyek ASTI-IKI, Bandung, 1976. 2. J.M. Juran, Merancang Mutu, terjemahan Bambang Hartono, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995. 3. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001. 4. Yudistira K. Garna, Kasepuhan Sirnaresmi, Universitas Padjadjaran, 1982.