300
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
PERAN PEKERJA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA THE ROLES OF SOCIAL WORKERS TOWARDS YOUTH COACHING AT BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA Oleh:
Icha Fatma Novita, Pendidikan Luar Sekolah
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) peran pekerja sosial terhadap rehabilitasi dan pembinaan remaja binaan sosial khususnya remaja yang bermasalah dengan hukum di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta, 2) pelayanan perlindungan yang diperoleh remaja binaan sosial di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah pekerja sosial dengan informan pekerja sosial, pengurus lembaga dan pramu sosial, serta remaja yang bermasalah dengan hukum. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang digunakan adalah dengan menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan: 1) peran pekerja sosial dalam pembinaan remaja di balai perlindungan dan rehabilitasi sosial remaja : a) peran pekerja sosial dalam pembinaan remaja khususnya remaja bermasalah dengan hukum menunjukkan bahwa pekerja sosial berperan aktif dalam pembinaan sebagai konselor, motivator, pembina, pendamping, sekaligus sebagai teman dan orang tua kedua, pembinaan membantu penyelesaian kasus remaja dan juga dapat membantu merubah perilaku remaja b) pengaruh pembinaan untuk remaja bermasalah dengan hukum menunjukkan bahwa remaja yang sudah mengikuti pembinaan mulai menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik ditunjukan dengan perubahan perilaku yang lebih baik, c) faktor pendorong adalah faktor dari dalam diri remaja seperti keterbukaan remaja dan mudahnya beradaptasi, faktor penhambat adalah tertutupnya remaja dan dukungan keluarga yang kurang, d) remaja dikatakan berhasil apabila masalah yang dialami remaja sudah selesai dan remaja dapat dikembalikan ke orang tua dengan sikap yang sudah berubah ke arah yang lebih baik, 2) pelayanan perlindungan yang diperoleh remaja berupa perlindungan secara keamanan dan kerahasiaan identitas dari remaja yang tinggal di balai perlindungan dan rehabilitasi sosial remaja yogyakarta.
Kata kunci : peran pekerja sosial, remaja bermasalah dengan hukum Abstract
This study aimed to describe: 1) the roles of social workers towards the rehabilitation and development of adolescents especially young people who have problems with laws in the Central of youth Protection and Social Rehabilitation of Yogyakarta, 2) protection services which is obtained by youth at The central of youth protection and social rehabilitation of yogyakarta. This study used a qualitative approach with descriptive qualitative method. The subject of this research was social workers with the informants including social workers, institution committee and assistants of social worker, and youth in troubles with laws. The data was collected through observation, interviews and documentation. Techniques used to analysis the data were reduction, data presentation, and conclusion. Triangulation used in this study are triangulation of sources and methods.The results showed: 1) the roles of social workers in guiding young people in the central of youth protection and social rehabilitation : a) the roles of social workers in coaching the youths, especially those who have problems with laws show that social workers play actively as a counselor, coach, mentor, friend, and parents at the same time, coaching helps to solve youths’ problems and change their behavior b)the effects of coaching for youths in trouble with laws showed that they who had already join the coaching started to show a better improvement by having a better behavior c) honesty and well adaption skill belong to
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)301
supportive factors while introvert character and the lack of family supports belong to obstacle factors, 2) protection service obtained by them is in the form of confidentiality identity and security during their stayed at the central of youth protection and social rehabilitation of yogyakarta. Keywords: the role of social workers, youth in trouble with laws
menurut
PENDAHULUAN
sumber
Balai
Kependudukan
dan
Remaja adalah generasi muda penerus
Keluarga Berencana Nasional. Untuk wilayah
bangsa yang akan menjadi tonggak utama
DIY sendiri, sampai pada Mei 2016, jumlah
kemajuan dari bangsa. Sebuah bangsa yang
remaja di DIY dengan rentang usia 10-24 tahun
memiliki banyak remaja berarti memiliki banyak
mencapai kurang lebih 682.500 jiwa. Dengan
generasi penerus yang akan bias membawa
jumlah
bangsa tersebut ke sebuah perubahan baik itu
Indonesia bisa mengarah ke kemajuan dibantu
kemajuan maupun kemunduran. Remaja sebagai
oleh generasi muda yang masih segar dan bisa
generai penerus bangsa memiliki tanggung jawab
memberikan nuansa baru serta menyalurkan ide
besar
kearah
dan pikiran nya untuk terus memajukan Negara
kemajuan. Tanggung jawab yang besar ini yang
nya sendiri yaitu Indonesia. Harus diakui pada era
membuat
sebelum
untuk
membawa
remaja
bangsanya
harus
siap
menerima
remaja
remaja
pengalaman baru di dunia luar. Dilihat dari segi psikologi, remaja adalah
kemerdekaan sangat
sehingga
sekian
banyak
Republik
berperan
Indonesia
seharusnya
aktif
bisa
Indonesia,
dan
penting
merdeka
sampai
suatu periode transisi dari masa awal anak anak
sekarang. Pada masa itu, remaja memberikan ide
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada
dan tenaga mereka untuk melawan penjajah dan
usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
membawa Indonesia ke perubahan yaitu sebuah
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
kebebasan atau kemerdekaan.
bermula pada perubahan fisik yang cepat,
Keadaan di atas sangat berbeda dengan
pertambahan berat dan tinggi badan yang
masa sekarang. Saat ini, yang sering terlihat
dramatis,
dan
adalah remaja yang jauh dari gambaran generasi
seperti
penerus bangsa yang bisa membawa Negara ini
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang
lebih maju lagi. Remaja saat ini cenderung berada
dan
Pada
pada keadaan mengkhawatirkan. Keadaan seperti
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
ini dapat terlihat dari kebiasaan remaja zaman
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin
sekarang yang lebih suka kehidupan bebas tanpa
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
aturan atau tanpa menganut nilai sosial dan moral
menghabiskan
yang ada di masyarakat. Bukan hanya itu,
perubahan
perkembangan
kumis,
bentuk
karakteristik
dan
dalamnya
waktu
di
tubuh,
seksual
suara.
luar
keluarga.
(Wikipedia, 2014).
kurangnya kesadaran remaja akan pentingnya
Indonesia adalah Negara maju dengan
dunia pendidikan untuk bekal mereka kelak di
jumlah remaja yang mencapai 67.000.000 jiwa
masa yang akan datang membuat remaja menjadi
302
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
malas untuk belajar sehingga banyak remaja
lingkungan misalnya remaja tersebut tidak bisa
putus sekolah dengan berbagai alasan, seperti
beradaptasi dengan baik di lingkungan tempat ia
kurang biaya, lebih memilih untuk bekerja atau
tinggal, dan masalah-masalah lain. Remaja yang
pun ingin bebas melakukan apapun tanpa aturan
bermasalah dengan hukum adalah remaja yang
seperti yang ada di sekolah.
melakukan perbuatan yang dilarang oleh hukum
Kehidupan
sosial
remaja
sangat
di Indonesia, seperti mencuri, kekerasan seksual,
bergantung dari keadaan lingkungannya. Apabila
tawuran, berkelahi, dan masalah-masalah lain.
keadaan lingkungannya baik dan mendukung
Remaja yang mengalami masalah sosial seperti
remaja untuk tumbuh kembang dengan baik maka
putus sekolah, menjadi anak terlantar, hidup di
remaja juga akan tumbuh dewasa dan menjadi
jalanan, dan masalah sosial yang lain sangat perlu
orang yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila
untuk mendapatkan pembinaan, rehabilitasi, dan
remaja tinggal di lingkungan kurang baik maka
perlindungan. Di Indonesia, pembinaan dan
remaja juga akan tumbuh menjadi orang seperti
rehabilitasi remaja dapat dilakukan di panti sosial
yang kebanyakan ada lingkungannya walaupun
atau balai sosial yang ada. Rehabilitasi dan
itu tidak baik. Oleh karena itu, orang tua dan
pembinaan sosial dilakukan oleh pekerja sosial
keluarga dapat menjadi tumpuan utama dari
yang ada di panti sosial atau balai sosial. Pekerja
perkembangan remaja selain pada remaja itu
sosial memberikan pembinaan kepada remaja
sendiri. Masa remaja adalah masa yang sangat
yang mengalami masalah dengan hukum dan
rentan. Mereka (remaja) cenderung suka dan
sosial.
ingin mencoba hal-hal baru dari yang mereka
Remaja yang memiliki masalah harus
lihat atau mereka dengar entah itu baik atau tidak
dibantu dalam menyelesaikan permasalahan atau
untuk mereka kedepannya. Remaja adalah masa
kasus yang sedang dihadapi, terutama apabila
yang
seseorang
kasus tersebut berkaitan dengan hukum. Remaja
mengekspresikan diri atau mencari jati dirinya
perlu pendampingan orang yang lebih dewasa
sendiri.
agar ia tidak merasa sendiri dan tidak ada yang
sangat
baik
untuk
Bukan hanya orang dewasa saja yang bisa
bisa ia ajak untuk berbicara sehingga ia merasa
memiliki masalah, remaja juga bisa memiliki
seorang diri dan tidak mendapatkan perhatian.
masalah. Masalah yang dihadapi remaja bisa
Saat menghadapi kasus yang menyangkut hukum,
bermacam-macam, seperti masalah
remaja
hukum,
membutuhkan
orang
yang
dapat
masalah hukum yang dimaksud adalah misalkan
mendampingi dan membantunya melewati kasus
remaja
dan
yang sedang dihadapi, entah itu di kantor pilisi, di
sebagainya kemudian masalah tersebut dibawa ke
pengadilan, maupun dilingkungan masyarakat
kantor polisis atau meja hijau oleh pihak terkait
sekalipun. Disinilah pekerja sosial dapat berperan
yang mungkin merasa dirugikan. Masalah sosial,
membantu remaja. Dalam peneyelesaian kasus
masalah sosial yang dialami remaja seperti
pada remaja, biasanya pihak terkait seperti
masalah dengan sebaya, misalnya berkelahi,
kepolisian atau kejaksaan akan melimpahkan
masalah
remaja atau menempatkan remaja pada balai-balai
mencuri,
dengan
berkelahi,
keluarga,
tawuran,
masalah
dengan
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)303
sosial untuk selanjutnya remaja tersebut dibina agar
permasalahan
dapat
akan pentingnya pekerja sosial atau seberapa
diselesaikan dengan baik dengan bantuan pekerja
besar pekerja sosial berperan dalam sebuah
sosial yang bekerja di balai terkait.
lembaga
Pekerja
yang
adalah
Masyarakat
belum
begitu
mengerti tentang peran dari pekerja sosial
membantu
terhadap penyelesaian masalah dari klien-klien
seseorang atau kelompok keluar dari kesulitan
yang ada di lembaga sosial. Mereka masih
yang
menganggap
memecahkan
dihadapi.
Pekerja
orang
sosial.
yang
membantu
sosial
dialami
Banyak masyarakat yang belum mengerti
atau
sosial
merupakan
remeh
dan
menggampangkan
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk
pekerja sosial dengan pekerjaan sosial yang
membantu
dilakoninya. Pekerja sosial bekerja dibawah
orang
atau
kelompok
dalam
masyarakat. Pekerja sosial atau biasa disebut
lembaga
sosial
pemerintah.
Pekerja
sosial
social walker masih sangat awam atau asing
melaksanakan pekerjaan sosial sesuai dengan
ditelinga masyarakat Indonesia. Padahal, pekerja
focus yang diambil atau digali oleh lembaga
sosial banyak ditemui deberbagai tempat. Selain
sosial tersebut.
itu, pekerja sosial merupakan profesi yang tidak
Pekerja sosial merupakan sebuah profesi
begitu dikenal karena istilah yang dipakai tidak
yang memiliki potensi yang cukup besar sekarang
spesifik
biasanya
ini. Pekerjaan sosial yang dilakukan oleh pekerja
menyangkut pekerjaan sosial yang dilakukan
sosial sangat focus pada upaya untuk mencapai
dengan sukarela, tidak dibayar, sehingga muncul
keberfungsian sosial dari individu, keluarga,
kesan tidak professional. Akibatnya profesi ini
kelompok,
tidak begitu dihargai dan kurang diminati oleh
Pekerja sosial merupakan profesi yang masih
masyarakat. (Miftachul Huda, 2009:5).
belum begitu banyak diminati oleh masyarakat
dan
juga
pekerja
sosial
maupun
masyarakat.
Awalnya,
Pekerja sosial membantu menyelesaikan
akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang
masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pada
memilih pekerja sosial sebagai profesi mereka.
remaja, pekerja sosial membantu menyelesaikan
Seiring dengan perkembangan yang terjadi,
masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja
jumlah pekerja sosial terutama di Indonesia
melalui balai atau lembaga sosial yang khusus
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
menangani masalah yang dihadapi oleh remaja.
kebutuhan
Pada lembaga atau balai sosial tersebut, pekerja
menyelesaikan maslah sosialnya dengan bantuan
sosial membantu menyelesaikan masalah dengan
para pekerja sosial.
masyarakat
untuk
dapat
melakukan pembinaan kepada remaja yang
Kurang pahamnya masyarakat tentang
memiliki masalah baik masalah sosial maupun
fungsi dan tugas serta seberapa pentingnya
masalah yang lain. Pembinaan yang dilakukan
pekerja sosial untuk membantu menyelesaikan
dapat dengan berbagai cara tergantung dari
masalah
kebutuhan remaja tersebut dan tergantung dari
mengakibatkan pekerja sosial kurang baik dalam
masalah yang dihadapi.
menjalankan tugasnya dengan baik. Akan tetapi
sosial
yang
ada
di
masyarakat
masyarakat juga kurang tahu bahwa untuk
304
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
menjadi
seorang
pekerja
sosial
juga
Objek dalam penelitian ini adalah peran
membutuhkan kompetensi yang memenuhi dan
pekerja sosial terhadap pembinaan
remaja di
dapat mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
pemerintah atau pihak terkait. Pekerja sosial
Remaja Yogyakarta.
sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah sosial yang dialami oleh masyarakat.
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data Dalam
METODE PENELITIAN
penelitian
ini
ini
yang
menjadi
instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri
Jenis Penelitian Penelitian
penelitian
dibantu dengan pedoman observasi sebagai acuan yang dapat
telah
dikemukakan,
digolongkan
sebagai
penelitian deskriptif kualitatif.
dalam
melaksanakan
pedoman
pengamatan
lapangan,
berupa
instrumen
wawancara
wawancara sebagai acuan dalam melaksanakan wawancara
Waktu dan Tempat Penelitian
yang
wawancara
Waktu penelitian untuk mengumpulkan data tentang peran pekerja sosial terhadap pembinaan remaja ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Juni 2016. Penelitian ini dilakukan di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta yang beralamatkan di Beran, Tridadi, Sleman, DIY.
memungkinkan
tersebut
dapat
instrumen berkembang
dilapangan, dan pedoman dokumentasi sebagai acuan dokumentasi
yang diperlukan dalam
penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang
sangat
dibutuhkan
dalam
melaksanakan suatu penelitian untuk memperoleh data. Dalam pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
(observasi),
wawancara
dan
dokumentasi. Subjek dan Objek Penelitian Untuk subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pekerja sosial di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta dan ada beberapa pihak yang dilibatkan sebagai informan pendukung yaitu pihak pengurus Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.
Sosial
Balai
Perlindungan
dan
Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta, pengurus Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta, Remaja Binaan Sosial Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.
Data
yang
siperoleh
dianalisis
dengan
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta keabsahan data. Dalam penelitian ini trianggulasi data dilakukan dengan trianggulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data dilakukan
Informan dalam penelitian ini antara lain, pekerja
Teknik Analisis Data
dengan
cara
membandingkan
data
hasil
wawancara terhadap remaja dengan data hasil wawancara terhadap pengurus lembaga, pekerja sosial, pramsos, remaja. Triangulasi metode dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)305
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata
1. Peran Pekerja Sosial terhadap Pembinaan Remaja di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta
latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
Pekerja sosial pada dasarnya memiliki tujuan untuk membantu seseorang atau kelompok memecahkan dihadapi
masalah-masalah
dalam
masyarakat.
sosial
yang
Pekerja
sosial
memiliki fungsi pembinaan yakni melakukan pembinaan atau pendekatan dengan seseorang atau
kelompok
yang
mereka
bantu
untuk
memecahkan masalah sosial dalam masyarakat. Pembinaan perlu dilakukan agar pekerja sosial dapat memahami sejauh mana masalah sosial yang seseorang atau kelompok alami sehingga pekerja sosial dapat berdiskusi dengan seseorang atau kelompok yang memiliki masalah sosial tersebut
tentang
penyelesaian
bagaimana
masalah
yang
solusi tepat
atau
sehingga
masalah sosial yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok dapat terselesaikan. Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi professional dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya melalui pendidikan formal atau pengalaman praktek di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas professional pekerjaan
dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja bermasalah dengan hukum atau biasa
disebut
dengan
Anak
Bermasalah
Hukum (ABH) adalah setiap perbuatan atau tindakan seorang anak di bawah usia dewasa, biasanya 18 tahun, yang terlibat melawan hukum. Jenis-jenis atau macam-macam anak bermasalah hukum (ABH) beragam, mulai dari kasus
pencurian,
kekerasan
seksual,
penganiayaan, perkelahian, lakalantas hingga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Peran pekerja sosial terhadap pembinaan remaja di BPRSR adalah sebagai motivator yang selalu memotivasi ABH agar selalu kuat
kasus yang sedang dihadapi. Peksos berperan sebagai konselor, peksos melakukan konseling untuk membuka ruang bagi ABH agar mereka bisa sharing apa saja terutama mengenai kasus yang
sedang
pendamping, pendamping
mereka peksos
ABH
saat
hadapi.
Sebagai
berperan
sebagai
ABH
mengikuti
persidangan di pengadilan ataupun saat ABH
sosial (Kepmensos No. 10/HUK/2007). Remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu remaja
kematangan mental, emosional, sosial,
dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi
a. Peran Pekerja Sosial dalam Pembinaan Remaja
perkembangan
mencakup
menuju
dimintai keterangan oleh kepolisian. Selain sebagai pendamping, peksos juga membantu ABH saat menjalani proses persidangan. Sebagai orang tua, sahabat, teman, peksos berperan sebagai orang tua, sahabat, sekaligus teman ABH selama mereka tinggal di asrama BPRS agar ABH merasa lebih nyaman selama tinggal di asrama.
306
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
Pekerja sosial memiliki peran aktif dalam
remaja jadi lebih terbuka terhadap orang
pembinaan remaja. Pekerja sosial terjun
lain terutama terhadap pekerja sosial dan
langsung
terhadap
teman sebaya mereka yang tinggal di
remaja. Pekerja sosial menggunakan beberapa
asrama balai. Remaja yang awalnya malas
metode dalam melakukan pembinaan terhadap
melakukan
remaja atau disini biasa disebut dengan ABH.
menjadi
Peran pekerja sosial terhadap pembinaan
mengikut kegiatan. Remaja menjadi lebih
remaja adalah, pekerja sosial melakukan
rajin ibadah, bersih-bersih, dan olah raga.
pembinaan dengan cara konseling/sharing
Remaja menjadi remaja yang berkembang
dengan remaja bermasalah dengan hukum atau
ke arah yang lebih baik.
melakukan
pembinaan
biasa disebut dengan anak bermasalah dengan hukum (ABH), dari hasil konseling tersebut pekerja sosial dapat memperoleh informasi
c.
kegiatan
lebih
Faktor
rajin
pendukung
dan
hal-hal
dan
bersemangat
dan
lain
penghambat
pembinaan terhadap remaja Faktor
pendukung
pembinaan
yang dapat membantu remaja selama remaja
terhadap remaja sangat penting untuk
menjalani proses persidangan atau proses-
keberhasilan remaja itu sendiri. faktor
proses lain yang berkaitan dengan hukum.
pendukung adalah faktor-faktor
b. Pengaruh pembinaan terhadap remaja
mendukung berlangsungnya pembinaan.
yang
Pembinaan yang diberikan oleh
Sedangkan faktor penghambat adalah
pekerja sosial terhadap remaja sangat
faktor yang dapat menghambat proses
berpengaruh terhadap remaja itu sendiri.
pembinaan remaja.
dengan mengikuti pembinaan, remaja dapat
Faktor pendukung pembinaan antara lain:
merubah kebiasaan kebiasaan buruk mereka
1) Mudahnya remaja menerima pekerja
menjadi kebiasaan baik dan bermanfaat
sosial
baik bagi mereka maupun bagi orang lain.
selama tinggal di asrama BPRSR dan
Setelah mengikuti pembinaan remaja leboh
menjalani kasus hukum
berpikir positif terhadap apa yang harus mereka lakukan. Remaja menjadi lebih
yang
lingkungan asrama 3) Mudahnya
masalah yang sedang dihadapi. Remaja
pembinaan 4) Dapat
remaja
tebukanya
mengikuti
Remaja cenderung mau berubah setelah
pekerja sosial di BPRSR
pembinaan bersama
pekerja sosial dan bersama sama teman yang ada di balai.
proses
mengikuti
remaja
masalah yang sedang mereka hadapi.
mereka mengikuti
mereka
2) Mudahnya remaja beradaptasi dengan
terbuka dalam menghadapi persoalan atau
menjadi lebih realistis dan tidak larut dalam
mendampingi
pembinaan
selama oleh
5) Kemauan remaja untuk berubah kearah yang lebih baik Yang
paling
menjadi
faktor
Pembinaan yang diberikan oleh pekerja
pendukung adalah faktor dari dalam diri
sosial sangat berpengaruh terhadap remaja,
remaja itu sendiri, kemauan dari dalam
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)307
diri untuk berubah dan mau menerima
mau anaknya berbuat kejahatan lagi. Hal
keadaan sangat menjadi faktor utama.
ini mengakibatkan mental anak berkurang
Selain
dan anak tersebut menjadi lebih tertutup
itu,
apabila
remaja
mampu
beradaptasi dengan lingkungan asrama
dan sulit menerima orang lain.
dengan baik, ia akan dengan mudah mengikuti dan menerima keadaan dan
d.
ABH Dikatakan Berhasil
peraturan yang ada di asrama. Faktor keterbukaan
ABH
kata
berhasil
menurut
mengikuti
KBBI adalah, mendatangkan hasil, ada
konseling juga menjadi faktor pendorong
hasilnya. Dalam proses pembinaan, ABH
utama. Apabila anak mau terbuka kepada
dikatakan berhasil apabila kasus hukum
pekerja sosial tentang masalah atau yang
yang
sedang dihadapi dan mau terbuka tentang
ditangani dan ABH tidak lagi tinggal di
yang sedang ia rasakan, pekerja sosial
asrama balai. ABH dikatakan berhasil
akan dapat membantunya menyelesaikan
mengikuti pembinaan apabila ABH sudah
masalah atau kasus yang sedang dihadapi.
bisa berubah ke arah yang lebih baik.
Selain
dalam
Makna
faktor
pendukung
dihadapi
ABH
sudah
selesai
atau
Tidak ada kriteria atau peraturan dari balai
pendorong, ada juga faktor penghambat
mengenai ABH yang berhasil dalam
selama pembinaan, antara lain:
mengikuti pembinaan, akan tetapi ABH
1) Dukungan keluarga yang kurang
dapat dikatakan berhasil apabila pekerja
2) Ketidakmauan
sosial
remaja
mengikuti
arahan dari peksos
peksos saat proses konseling
kearah yang lebih baik
mau
beradaptasi
walinya dda nadajaminan dari orang tua
membuat kasus yang akan membawanya berhadapan dengan hukum lagi.
dengan
lingkungan asrama Yang
dan
atau wali bahwa ABH tersebut tidak akan
4) Sulitnya remaja melakukan perubahan
sulit
berani
mengembalikan ABH ke orang tua atau
3) Kurang terbukanya remaja kepada
5) Remaja
sudah
2. Pelayanan Perlindungan yang diperoleh Remaja Binaan Sosial atau ABH
menjadi
faktor
pembinaan
remaja
Pelayanan adalah suatu bentuk bantuan
adalah dukungan dari keluarga, tidak
atau perbuatan yang diberikan kepada klien,
semua keluarga mau menerima dengan
dalam hal ini pelayanan yang dimaksudkan
baik kasus yang sedang dihadapi anak
adalah pelayanan dari pekerja sosial sebagai
atau salah satu anggota keluarga mereka,
pemberi pelayanan kepada Anak Bermasalah
tidak sedikit orang tua yang lebih senang
dengan Hukum (ABH) sebagai klien.
penghambat
paling dari
anaknya tinggal di
asrama daripada
kembali kerumah karena mereka tidak
Perlindungan
adalah
suatu
bentuk
pencegahan atau antisipasi atau penjagaan untuk
308
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
memberikan rasa aman dan nyaman kepada klien
motivator, konselor, pendamping. Peksoso
agar klien tidak merasa terancam. Dalam hal ini,
juga berperan sebagai orang tua, sahabat,
perlindungan diberikan oleh peksos dan balai
teman, peksos berperan sebagai orang tua,
kepada ABH.
sahabat, sekaligus teman ABH selama mereka
BPRSR terutama pekerja sosial sebagai pendamping langsung ABH sangat menjaga
tinggal di asrama BPRS agar ABH merasa lebih nyaman selama tinggal di asrama.
keamanan dan sangat melindungi ABH yang tinggal
di
asrama
BPRSR
dan
sedang
Pekerja sosial memiliki peran aktif dalam pembinaan remaja. Pekerja sosial terjun
mengahadapi kasus hukum. Walaupun ruang
langsung
gerak ABH menjadi sedikit terbatas, tetapi ini
remaja.
menjadi suatu upaya untuk menjaga ABH agar
pembinaan remaja adalah, pekerja sosial
tetap aman dan terlindungi selama tinggal di
melakukan
asrama BPRSR dan sampai kasus yang sedang
konseling/sharing dengan remaja bermasalah
mereka hadapi dapat terselesaikan dengan tuntas.
dengan hukum atau biasa disebut dengan anak
Keamanan dan perlindungan ABH sangat
melakukan Peran
pembinaan
pekerja
terhadap
sosial
pembinaan
terhadap
dengan
cara
bermasalah dengan hukum (ABH), dari hasil
diperlukan agar ABH dapat menyelesaikan kasus
konseling
hukum yang sedang mereka hadapi dengan baik.
memperoleh informasi yang dapat membantu
Dengan memberikan perlindungan dan keamanan
remaja
yang ketat, BPRSR terutama pekerja sosial dapat
persidangan atau proses-proses lain yang
menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik
berkaitan dengan hukum.
dan tidak menimbulkan ancaman bagi ABH
b.
sehingga ABH dapat tinggal dengan aman, nyaman dan tidak merasa terancam selama di asrama BPRSR.
tersebut
selama
pekerja
remaja
sosial
menjalani
dapat
proses
Pengaruh pembinaan terhadap remaja Pembinaan
pada
remaja
sangat
berpengaruh pada remaja itu sendiri, remaja dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Remaja
Simpulan Berdasarkan
disampaikan oleh pekerja sosial sehingga hasil
penelitian
mampu
menerima
apa
yang
dan
mereka mampu dibantu untuk diarahkan ke
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
perubahan yang lebih baik. Remaja yang
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
cenderung tertutup bisa lebih bersikap terbuka,
1. Peran Pekerja Sosial terhadap Pembinaan
mereka menjadi mau bergabung dengan teman
Remaja di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi
yang lain serta menjadi lebih terbuka kepada
Sosial Remaja (BPRSR) DIY
pekerja sosial yang akan membantu dan
a. Peran Pekerja Sosial terhadap Pembinaan
mendampingi menyelesaikan masalah mereka.
Remaja Peran
Remaja menjadi lebih rajin dan tidak pekerja
sosial
terhadap
pembinaan remaja di BPRSR adalah sebagai
malas,
mereka
menjadi
mau
melakukan
kewajiban yang seharusnya mereka lakukan
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)309
selama mereka tinggal di asrama balai. Mereka
Dalam
proses
pembinaan,
ABH
juga menjadi ikhlas menerima masalah yang
dikatakan berhasil apabila kasus hukum yang
sedang mereka hadapi dan mereka berusaha
dihadapi ABH sudah selesai ditangani dan
bersama-sama dengan pekerja sosial dan pihak
ABH tidak lagi tinggal di asrama balai. ABH
terkait untuk menyelesaikan masalah yang
dikatakan
sedang mereka hadapi.
apabila ABH sudah bisa berubah ke arah yang
c.
Faktor
pendukung
dan
penghambat
pembinaan terhadap remaja
mengikuti
pembinaan
lebih baik. 2.
Faktor pendukung pembinaan antara
berhasil
Pelayanan Perlindungan yang Diperoleh Remaja di BPRSR
lain:
BPRSR terutama pekerja sosial sebagai
1) Mudahnya
remaja
menerima
pekerja
pendamping langsung ABH sangat menjaga
sosial yang mendampingi mereka selama
keamanan dan sangat melindungi ABH yang
tinggal di asrama BPRSR dan menjalani
tinggal
kasus hukum
mengahadapi kasus hukum. Walaupun ruang
2) Mudahnya remaja beradaptasi dengan lingkungan asrama
di
asrama
BPRSR
dan
sedang
gerak ABH menjadi sedikit terbatas, tetapi ini menjadi suatu upaya untuk menjaga ABH agar
3) Mudahnya remaja mengikuti pembinaan
tetap aman dan terlindungi selama tinggal di
4) Dapat tebukanya remaja selama mengikuti
asrama BPRSR dan sampai kasus yang sedang
proses pembinaan oleh pekerja sosial di
mereka hadapi dapat terselesaikan dengan tuntas.
BPRSR
Keamanan dan perlindungan diberikan dengan
5) Kemauan remaja untuk berubah kearah yang lebih baik
adanya pengamanan dari segi keamanan remaja, dokumen, serta keamanan di asrama dengan
Selain faktor pendukung atau pendorong, ada
adanya satpam dan petugas keamanan lain.
juga faktor penghambat selama pembinaan, Saran
antara lain:
Hasil penelitian tentang Peran Pekerja
1) Dukungan keluarga yang kurang 2) Ketidakmauan remaja mengikuti arahan dari peksos 3) Kurang terbukanya remaja kepada peksos saat proses konseling 4) Sulitnya remaja melakukan perubahan kearah yang lebih baik 5) remaja
sulit
beradaptasi
lingkungan asrama d.
ABH Dikatakan Berhasil
dengan
Sosial terhadap Pembinaan Remaja di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta, terdapat beberapa masukan. Berikut beberapa masukan/saran yang dapat diajukan oleh peneliti:
1. Saran Praktis a. Untuk dalam
meningkatkan mengikuti
semangat proses
remaja
pembinaan
sebaiknya pihak Balai Perlindungan dan
310
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No. 8, Tahun 2016
Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat digunakan oleh remaja maupun pekerja sosial untuk menunjang proses pembinaan. b. Pekerja
sosial
sebaiknya
dapat
lebih
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Arti Kata Peran. Diakses di Kamus Besar Bahasa Indonesia Online pada tanggal 5 Januari 2016. Kepmensos No. 10 Tahun 2007 PPL STKS. 2008. Definisi Pekerjaan Sosial. Diakses dari http://blogs.unpad.ac.id pada tanggal 5 Januari 2016.
berinovasi dalam melakukan pembinaan agar remaja tidak mengalami kejenuhan selama
mengikuti
Inovasi
dapat
proses
pembinaan.
dilakukan
dengan
penggunaan media atau permainan yang sesuai untuk pembinaan. 2. Saran Teoritis a. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan peneliti tidak dapat menggunakan metode dokumentasi dikarenakan tidak mendapatkan ijin dari pihak Balai sehingga data
yang
peneliti
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
peroleh
terbatas.
Sebaiknya pihak Balai mampu memberikan informasi lebih banyak kepada peneliti agar
Suharto, Edi. 2011. Pekerjaan Sosial di Indonesia Sejarah dan Perkembangan. Yogyakarta: Samudra Biru. Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: CV. Alfabeta. Wikipedia Bahasa Indonesia. Teori Peran. Diakses dari Wikipedia Bahasa Indonesia Online pada tanggal 5 Januari 2016. Wikipedia Bahasa Indonesia. Pengertian Remaja. Diakses dari Wikipedia Bahasa Indonesia Online pada tanggal 5 Januari 2016.
peneliti tidak mengalami kesulitan saat melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Aminah, Shobichatul. 2014. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Padukuhan Kali Tengah Kidul Desa Glagaharjo Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Skripsi S1 pada Jurusan PLK FIP UNY. Huda, Miftachul. 2009. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar. Yogyakartaa: Pustaka Pelajar.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Pekerja Sosial. Diakses dari Wikipedia Bahasa Indonesia Online pada tanggal 5 Januari 2016. Yasin, Muhammad. Pengertian Peran Menurut Para Ahli. Diakses dari http://muhammad.yasin.blogspot.com pada tanggal 5 Januari 2016. Undang-undang Kesejahteraan Sosial No. 11 Tahun 2009. Diakses dari www.kemensos.go.id//UU-Kesos-No112009 pada 6 Januari 2016
Peran Pekerja Sosial .... (Icha Fatma Novita)311