PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATENG JOMBANG INDAHYATI 1211010058 Subject: Peran, Perkembangan, Anak 1-3 tahun DESCRIPTION Masalah dalam perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme dan hiperaktif dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Anak yang kurang mendapatkan perhatian secara khusus dari orang tua dalam pencapaian hal akademis dan fisik hal ini menyebabkan perkembangan anak mengalami keterlambatan. Tujuan penelitian mengetahui peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Rancangan penelitian Analitik Cross Sectional Variabel independen adalah peran orang tua, variabel dependenya adalah perkembangan anak usia 1-3 tahun. Populasinya adalah semua ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sejumlah 143 anak dengan jumlah sampel 36 orang. Teknik sampling Cluster Random Sampling. Instrumen untuk peran orangtua dengan menggunakan skala likert dan untuk perkembangan DDST. Pengolahan data editing, coding, skoring, tabulating. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian di dapatkan sebagian kecil orang tua berperan sebanyak 20 orang (55,6%). Perkembangan anak usia 1 – 3 tahun sebagian kecil adalah adalah normal sebanyak 23 orang (63,9%). Hasil uji chi square, didapatkan bahwa ρ value sebesar 0,012 < 0,05, maka H0 ditolak atau H1 diterima artinya ada hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Hasil penelitian dapat di simpulakan bahwa semakin peran orang tua maka perkembangan anak normal, akan tetapi jika orang tua tua tidak berperan maka perklembangan anak cenderung mengalami masalah. ABSTRACT Various issues of child development, such as delays in motor, language, behavior, autism and hyperactivity in recent years is increasing. Many children who do not receive special attention from parents in terms of academic achievement and physical this led to the development of children experiencing delays. This study aimed to the role of parents in the development of children aged 1-3 years in the village Jatiwates Tembelang District of Jombang. Analytical cross sectional study design The independent variable is the role of parents, dependenya variable is the development of children aged 1-3 years. The population is all the mothers who have children aged 1-3 years in the village of the District Jatiwates Tembelang Jombang number of 143 children with a sample of 36 people. Cluster sampling technique of random sampling. Instruments for the role of
parents by using Likert scale and to the development of DDST. Processing of data editing, coding, scoring, tabulating. Data analysis using chi square test. Based on the research results in a fraction of parents get the role as much as 20 people (55.6%). Development of children aged 1-3 years is the fraction is normal as many as 23 people (63.9%). Results of the chi square test, it was found that ρ value equal to 0.012 <0.05, then H0 rejected H1accepted meaning or no relationship with the development of the role of parents of children aged 1-3 years in the village Jatiwates Tembelang District of Jombang. Results of the study can be concluded that the role of parents, the normal child development, but if the elderly do not contribute the development of children are likely to experience problems Keywords: Strategy, Development, Children 1-3 years Contributor
: 1. Dyah Siwi Hety, S.SiT.,S.KM.,M.Kes 2. Dyah Permata Sari, S.ST, SKM, MM Date : 19 Juni 2015 Type material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Area terbesar perkembangan di usia batita, yaitu diawali dengan kemampuan berjalan, lari, lompat, kemudian melempar. Anak usia 1 – 3 tahun adalah periode dalam pengembangan fisik motorik, peran orang tua yang baik akan memberikan pengaruh pada perkembangan kondisi anak tersebut. Banyak anak yang tidak mendapatkan perhatian secara khusus dari orang tua dalam pencapaian hal akademis dan fisik hal ini menyebabkan perembangan anak mengalami keterlambatan (Hasan, 2009). Berbagai masalah perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme dan hiperaktif dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat, angka kejadian di Amerika Serikat berkisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan di Indonesia antara 13%-18%. Jumlah balita di Indonesia sekitar 10% dari seluruh populasi. Maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan pertumbuhan perkembangan anak secara komperhensif dan berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan pertumbuhan perkembangan balita dilakukan pada “masa kritis“ (Depkes RI, 2005:1). Data diatas analisa situasi orang tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Bejo,2010 : 2). Hasil studi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim bagian anak RSU dr Soetomo Surabaya untuk perkembangan ditemukan normal sesuai dengan usia 53 persen, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13 persen, penyimpangan perkembangan sebanyak 34 persen. Penyimpangan perkembangan, 10 persen terkena motorik kasar (seperti berjalan, duduk dan lain-lain), 30 persen motorik halus (seperti menulis, memegang dan lain-lain), 44 persen bicara bahasa dan 16 persen sosialisasi kemandirian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zihanova (2013) di TK
Harapan Mekar didapatkan perkembangan perilaku sosial anak usia 1-3 tahun sebagian besar perkembangan perilaku sosial anak responden adalah normal sebanyak 16 orang (48,5%). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang di peroleh 8 dari 10 anak mengalami keterlambatan perkembangan. Perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: identitas anak, sosial ekonomi keluarga, kemampuan motorik anak, antropometri dan makan yang di konsumsi anak (Kartika, 2014).Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan anak sebagian besar berasal dari keluarga.Pada dasarnya keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak, selain sebagai pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, secara psikososiologis juga sebagai stimulator bagi pengembangan kemampuan anak (Yusuf, 2010). Ibu berperan penting sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mengerti dan terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak sehingga dapat bersikap positif dalam membimbing perkembang anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Peran orang tua sangat mungkin dilaksanakan khususnya ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang arti penting perkembang anak. Stimulasi sambil bermain misalnya, mengajak anak berlari berkeliling meja, mencoret, menyuapi anak sambil jalan-jalan, mengajak anak berbicara baik bahasa isyarat maupun espresi wajah dan memegang suatu benda. Kegiatan-kegiatan seperti ini sudah menstimulasi beberapa perkembangan anak sehingga anak bisa tumbuh dengan normal dan dapat melatih anak dalam bersosialisasi dengan anak yang lain. Masalah yang terdapat di atas yang perlu di teliti lebih lanjut tentang hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. METODOLOGI Desain penelitian Analitik Cross Sectional. Variabel independen adalah peran orang tua, variabel dependenya adalah perkembangan anak usia 1-3 tahun. Populasinya adalah semua ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sejumlah 143 anak dengan jumlah sampel 36 orang. Teknik sampling Cluster Random Sampling. Instrumen untuk peran orangtua dengan menggunakan skala likert dan untuk perkembangan DDST. Pengolahan data editing, coding, skoring, tabulating. Analisis data menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden yang berperan, 17 (85,0%) memiliki anak dengan perkembangan yang normal, 2 (10,0%) meragukan dan 1 (5,0%) mengalami keterlambatan. Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan bahwa ρ value sebesar 0,012 < 0,05, maka H0 ditolak atau H1 diterima artinya ada hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam perkembangan anak dalam kategori berperan sebanyak 20 (55,6%) responden. Banyaknya orang tua yang berperan terhadap perkembangan anak dapat dilihat dari tingkat kehadiran orang tua dalam penimbangan anaknya ke posyandu. Keterlibatan orang tua sangat penting
dalam pemantauan tumbuh kembang batita. Orang tua yang selalu bertanya pada petugas kesehatan berat badan anak saat ini. Hasil pemeriksaan orang tua sangat senang dengan adanya peningkatan berat badan batita. Peran orang tua dalam perkembangan anak banyak yang berperan karena walaupun orang tua sibuk bekerja, anak tetap datang ke posyandu, dan anggota keluarga baik ibu, ayah, nenek maupun anggota keluarga yang lain membentu proses perkembangan anak dalam berbagai tahap. Peran orang tua yang baik terhadap perkembangan batita dilihat dari banyaknya orang tua yang sangat kooperatif pada saat peneliti melakukan penelitian, selain itu orang tua banyak yang menunggu sampai kegiatan posyandu selesai. Keluarga maupun orang tua selalu menemani anaknya bermain di posyandu dan mengenalkan pada anak berbagai jenis mainan dan bagaimana cara menggunakannya. Peran orang tua terhadap perkembangan motorik halus di jelaskan ibu mengajari anak menulis dengan cara mengambar dan mecoret-coret buku dan ibu lebih suka anak bermain sendiri dari pada belajar mengambil manik-manik kecil untuk mengetahu seberapa baik motorik halus anak berdasarkan penilaian skore rata rata responden adalah 95 dan 94 dari 20 responden yang berperan. Hasil penelitian semua orang tua pernah mengajarkan menulis dan menggambar dan orang tua menyatakan bahwa anak mampu melakukan hal tersebut. Kesibukan bekerja, pendidikan yang rendah serta kurangnya informasi menyebabkan orang tua membiarkan anaknya bermain sendiri tanpa memberikan pengarahan kurangnya sarana dan prasarana seperti manik-manik menyebabkan orang tua tidak dapat berperan secara maksimal. Peran orang tua terhadap perkembangan motorik kasar dapat di jelaskan melalui pernyataan ibu mengajarkan anak berjalan langkah demi langkah dengan penuh kesabaran, skore responden menunjukan teringgi rata-rata 101 dari 20 responden. Keinginan orang tua agar anak lekas berjalan, tetunya orang akan mengajarkan berjalan pada anak langkah demi langka dengan penuh kesabaran di samping itu, orang tua juga memberikan alat bantu seperti lingkaran dengan roda atau stimulasi kayu yang dapat di pegangi anak saat berjalan sehingga anak tidak mudah terjatuh. Peran orang tua terhadap perkembangan bahasa dapat ditunjukan pada peryataan anak di biarkan ibu untuk meyebut berbagai gambar tanpa memberi tahukan betuk gambar apa dilihat, pada perkembangan bahasa ibu skore responden ditunjukan rata-rata 100 dari 20 responden yang berperan. Bahasa merupakan hal yang sangat komplek semua anak akan berbicara menggunakan gaya bahasa masingmasing, lingkungan dan orang tua sangat berpengaruh sebab seorang anak akan berusaha meniru bentuk kata yang pernah dia dengar, sebagian orang tua pernah mengajarkan anak untuk belajar bicara akan tetapi hanya beberapa kata, yang sering di ucapkan anak. Peran orang tua terhadap perkembangan perilaku sosial hal tersebut dinyatakan ibu lebih suka menyuapi anak dari pada mengajari anak untuk makan sendiri, hal tersebut dapat di lihat melalui pernyataan responden dengan skore 99 dari 20 ibu yang berperan. Perilaku sosial anak di tunjukan melalui aktifitas, jika anak mengalami kesulitan dalam aktifitas tentunya berusaha untk meminta pertolongan ibu atau orang yang ada di sekitarnya, akan tetapi ibu lebih memanjakan anak dengan menyuapi yang cenderung bersifat memaksa sehingga perilaku sosial anak cenderung tertlinggal di banding anak lain. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata anak memiliki perkembangan normal sebanyak 23 orang (63,9%). Rata-rata anak memiliki perkembangan normal hal itu di dapat melalui wawancara orang tua dan observasi dengan DDST anak dapat
melakukan tugas perkembangan melalui 4 sektor antara lain personal sosial seperti menggosok gigi dengan batuan dan cuci tangan, motorik halus anak dapat mengambil manik-manik ditunjukan, menumpuk kubus dan mencoret-coret. Sektor bahasa anak dapat menyebut 1 gambar, menyebut 4 gambar dan berbicara dengan mengerti. Pada sektor motorik kasar anak dapat mendang bola kedepan, melompat, berlari da berjalan mundur. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil sebagian anak mengalami perkembangan meragukan sebanyak 7 orang ( 19,4%). Perkembangananak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar, seperti kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil sebagian anak keterlambatan perkembangan sebanyak 6 orang ( 16,7%). Pada penelitian ditemukan beberapa kesenjangan yaitu banyak anak yang tidak dapat mencapai tugas perkembangannya seperti menulis, menggunakan pakaian sendiri, menaiki tangga sendiri, dan menggosok gigi tanpa bantuan. Khusus dalam hal menulis dan menendang bola ada beberapa anak yang pada dasarnya dapat melakukannya di rumah, akan tetapi pada saat penelitian anak tidak dapat melakukannya mungkin karena perasaan malu dan takut dengan peneliti yang belum dikenal oleh anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden yang berperan, 17 (85,0%) memiliki anak dengan perkembangan yang normal, 2 (10,0%) meragukan dan 1 (5,0%) mengalami keterlambatan. Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan bahwa ρ value sebesar 0,012 < 0,05, maka H0 ditolak atau H1 diterima artinya ada hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dari hasil penelitian adalah mayoritas orang tua berperan dan perkembangan batita dalam kategori sesuai. Kesesuaian ini dikarenakan pengaruh stimulus orang tua yang terus mengasah dan mengajarkan anak terhadap beberapa tugas perkembangan berdasarkan usia anak sehingga anak dapat mencapai tugas tepat pada waktunya. SIMPULAN Hasil penelitian di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang dapat di simpulan bahwa peran orang tua di Desa Jatiwates kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sebagian kecil adalah berperan sebanyak 20 orang (55,6%). Perkembangan anak usia 1 – 3 tahun di Desa Jatiwates kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sebagian kecil adalah berperan sebanyak 20 orang (55,6%) ratarata adalah normal sebanyak 23 orang (63,9%). Ada hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang.
REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selajutnya Penelitian lain sebagai acuan peneliti selanjutnya dalam meneliti faktor lain yang berhubungan dengan tumbuh kembang. 2. Bagi Teoritis Penelitian ini sebagai acuan dalam memberikan pelayanan materi mengajar pada mahasiswa yang berhubungan dengan perkembangan anak 3. Bagi Praktis a. BagiTempat pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan dapat menyediakan peralatan stimulasi perkembangan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. b. BagiTenaga Kesehatan Tenaga kesehatan lebih aktif melakukan skrening tumbuh kembang sehingga deteksi tumbuh kembang dapat dilakukan secara maksimal sehingga anak dangan keterlambatan tumbuh kembang dapat diberikan stimulasi atau terapi. ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No. Hp : 087757001069 Alamat : Desa sememu kec. Pasirian kab. lumajang