perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN MICE DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI SURAKARTA ( Studi dalam tahun 2009
2011 )
LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Dian Eka Wati C9409049
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO KEBAHAGIAAN SEORANG ANAK ADALAH HARTA YANG PALING MAHAL BAGI ORANG TUA ( Penulis )
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini, saya persembahkan untuk : Bapak , Ibu, Adik
adikku dan teman
teman yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat , hidayah serta inayah-Nya sehinnga penulisan Tugas Akhir yang berjudul D sebagai
salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya unutk mahasiswa
Program Diploma III Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Suakarta. Selama proses penyusunan Tugas akhir penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk materi maupun spiritual yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban untuk mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Riyadi Santoso, M.Ed,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret memberikan fasilitas studi selama masa perkuliahan. 2. Ibu Dra. Isnaini WW, M.Pd, selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran, dukungan dan pegarahan sehingga tugas akhir ini terselesaikan. 3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku sekretaris Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 4. Bapak Bambang Ary Wibowo, SH selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan , saran dan pengarahan sampai tugas akhir ini selesai.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku pembimbing Akademik yag telah memberikan pengarahan , motivasi , saran dan kritik yang membangun dari awal perkuliahan sampai akhir studi. 6. Segenap dosen jurusan Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikn bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman selama masa perkuliahan. 7. Seluruh staff UPT Perpustakaan Univesitas Sebelas Maret, Lab.Tour D III UPW, Perpustakaan STP Sahid Surakarta yang memberikan kemudahan bagi penulis untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia. 8. Seluruh staff D III UPW UNS dan seluruh staff Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pelayannan yang baik dalam proses belajar mengajar. 9. Bapak Supriyanto Waluyo, selaku humas Puro Mangkunegaran yang telah banyak memberikan informasi. 10. Bapak Heru Prasetya, selaku pemimpin Mataya Art & Heritage dengan sabar dan baik dalam memberikan masukan dan informasi. 11. Bapak Budi Santoso, selaku Seluruh staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo yang banyak memberikan informasi dan pengarahan yang sangat bermanfaat. 12. Mbak Lina, selaku staff BPPIS ang banyak memberikan masukan dan informasi dalam pengumpulan data. 13. Bapak Daryono selaku pimpinan Sinergi Management dan mas mukhlis yang telah memberikan data dan informasi. 14. Bapak, Ibu, adik
adikku dan seluruh keluargaku yang telah memberikan
dukungan, cinta dan kasih sayang selama ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15. Daniel yang selalu sabar dalam membimbingku, memberi saran, selalu mendukungku dan memberikan pengarahan yang terbaik selama ini. 16. Seluruh mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata angkatan
2009
yang
telah
membantu
dan
mendukung
menyelesaikan tugas akhir ini tanpa kalian semua ini bukan apa
dalam
apa.
17. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna,
karena itu penulis minta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan tugas akhir ini. Demi perbaikan isi tugas akhir ini, kritik dan saran yang membantu kesempurnaan tugas akhir ini penulis harapkan. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Surakarta,
Desember 2012
Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Dian Ekawati. C9409049. 2012. Peran MICE Dalam Mendukung Perkembangan Industri Pariwisata Di Surakarta. Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Alasan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi berkembangnya industri MICE di Surakarta serta mengetahui bagaimana pola pengembangan yang dilakukan semua pihak industri pariwisata dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan MICE di Surakarta. Tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh industri MICE terhadap perkembangan pariwisata di Surakarta. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah observasi dan wawancara langsung kepada pihak pihak yang terkait. Observasi dan wawancara langsung di beberapa tempat yaitu industri yang bergerak dalam jasa pariwisata, seperti Puro Mangkunegaran, Mataya Art & Hertitage, Dinas Pariwisata, BPPIS, PHRI, ASITA ,Sinergi Management sehingga dapat diketahui gambaran umum pariwiwsata di Surakarta, latar belakang berkembangnya MICE serta pengaruh Industri MICE terhadap perusahaan, Instansi maupun masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah seluruh sektor yang bergerak di bidang kepariwisataan mempunyai peran besar dalam meningkatkan pariwisata di Surakarta, baik pemerintah, swasta dan mayarakat. Surakarta mempunyai potensi besar untuk meningkatkan industri MICE terbukti dengan tersediannya fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan MICE. Pihak swasta dan pemerintah bekerjasama meningkatkan kegiatan MICE dan pariwisata dengan cara meningkatkan promosi kota, mempermudah aksesibilitas, menambah atraksi dan daya tarik wisata, selain itu tersedianya akomodasi yang memadai menjadi modal awal untuk menjadikan Surakarta sebagai salah satu daearah tujuan MICE di Indonesia. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah perkembangan MICE di Surakarta dilatarbelakangi beberapa fakor diantaranya tersediannya sarana dan prasarana serta infrastrukur yang memadai, aksesibiltas yang mudah dijangkau, potensi dan daya tarik yang dimiliki, sumber daya manusia dan keunikan atau ciri khas Kota Surakarta. Promosi dan mengikuti tren MICE dunia menjadi pola pengembangan yang dilakukan pemerintah dan industri pariwisata lain guna meningkatkan kegiatan MICE di Surakarta. Selain itu tidak lepas dari peran pemerintah sebagai fasilitator dan motivator membangun kota yang dikenal banyak orang dan pihak swasta yang menyediakan fasilitas tempat penyelenggaraan kegiatan MICE, dalam hal ini hotel merupakan tempat yang dominan untuk diselenggarakan kegiatan MICE. Pengaruh yang ditimbulkan dari kegiatan MICE secara garis besar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebab MICE mempunyai dampak multiganda, semua pihak dapat merasakan pengaruh dari kegiatan MICE baik pemerintah, swasta dan masyarat.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i Halaman Pernyataan ............................................................................................ ii Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii Halaman Pengesahan Panitia Ujian ..................................................................... iv Motto .................................................................................................................. v Halaman Persembahan ........................................................................................ vi Kata Pengantar ................................................................................................... vi Abstrak ............................................................................................................... x Daftar Isi ............................................................................................................. xi ................................................................................................. xiii Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1 a. b. c. d. e. f. g.
Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................... 5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 Manfaat Penelitian................................................................................... 5 Kajian Pustaka ........................................................................................ 6 Metode Penelitian ................................................................................... 13 Sistematika Penulisan Laporan ............................................................... 16
BAB II Sekilas Tentang Surakarta dan Profil Pariwisata ................................... 17 a. b. c. d. e.
Sejarah Singkat Kota Surakarta .............................................................. Profil Pariwisata Surakarta ..................................................................... Sarana Transportasi Kota Surakarta ....................................................... Objek Wisata di Surakarta ...................................................................... Profil MICE Kota Surakarta ...................................................................
17 19 20 21 23
BAB III Peran MICE Terhadap Perkembangan Pariwisata Surakarta ............... 26 a. Latar Belakang Berkembangnya Industri MICE di Surakarta ................ 1. Aksesibilitas ...................................................................................... 2. Sumber Daya Manusia ...................................................................... 3. Fasilitas ............................................................................................ 4. Potensi dan Daya Tarik ..................................................................... 5. Keunikan Daerah ............................................................................... b. Pola Pengembangan MICE Oleh Pemerintah dan Swasta ......................
commit to user xi
28 32 34 35 38 42 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. ....... 48 d. Pengaruh Perkembangan Industri MICE Terhadap Pariwisata Solo....... 50 1. Pengaruh Langsung ........................................................................... 50 2. Pengaruh Tidak Langsung ................................................................. 51 e. ........ 52 BAB IV Penutup ......................................................................................... 58 a. Kesimpulan ............................................................................................. 58 b. Saran ....................................................................................................... 60 Daftar Pustaka ................................................................................................... 62 Daftar Informan ................................................................................................. 63 Lampiran ............................................................................................................ 64
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Penerbangan Maskapai Domestik ................................................. 20 Tabel 2. Data Penerbangan Maskapai Internasional ............................................ 21 Tabel 3. Data Daerah yang menjadi Tujuan MICE ............................................. 25 Tabel 4. Data Sarana Fasilitas Penunjang Pariwisata Kota Solo ......................... 27 Tabel 5. Banyaknya Hotel dan Jumlah Kamar Menurut Klasifikasi di Kota Surakarta Tahun 2009 2011 ................................................................ 36 Tabel 6. Hotel berskala Internasional untuk Meeting ......................................... 37 Tabel 7. Atraksi Budaya Kota Solo Tahun 2012 ................................................. 39 Tabel 8. Jumlah Wisatawan tahun 2009
2011 .................................................. 42
Tabel 9. Jumlah Penyelenggaraan Event Di Solo Tahun 2009
2011 ................ 45
Tabel 10. Strategi Pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE ...................... 53
DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Upaya Pengembangan MICE di Solo ............................................... 24 Diagram 2. Lama Tinggal Wisatawan Solo ( Length of Stay ) LOS ................... 41
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Informan Lampiran 2 : Hotel Skala Internasional Untuk Kegiatan MICE Lmapiran 3 : Brosur Hotel Kusuma Sahid Solo Lampiran 4 : Data Jumlah Hotel Anggota BPC PHRI Lampiran 5 : Gambar 5.1 Fasilitas Hotel Kusuma Sahid Solo Gambar 5.2 Paket Meeting Kusuma Sahid Hotel Solo Gambar 5.3 Brosur Paket Meeting Kusuma Sahid Hotel Solo Gambar 5.4 Ruang Meeting Pantiarjo Kusuma Sahid Hotel Solo Gambar 5.5 Ruang Meeting Wijaya Kusuma Hotel Kusuma Sahid Solo Gambar 5.6 Objek Wisata Pasar Klewer Gambar 5.7 Objek Wisata Keraton Kasunanan Surakarta Gambar 5.8 Kegiatan Exhibiton Sinergi Management
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata, serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan
kepariwisataan
pada
hakikatnya
merupakan upaya
untuk
mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata, yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya, serta peninggalan sejarah dan purbakala. Pengembangan objek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan pengembangan usaha jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan, jasa konvensi, penyediaan akomodasi dan penyediaan transportasi wisata, akan berfungsi di samping meningkatkan daya tarik bagi berkembangnya jumlah wisatawan juga mendukung pengembangan objek dan daya tarik wisata baru. Hasil yang optimal akan diperoleh apabila upaya pengembangan tersebut didukung oleh pembangunan prasarana yang memadai. (Oka A. Yoeti, hlm. 31) Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal itu dibuktikan dalam Statistical Report on Visitor arrivals to Indonesia 2004 2006, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara untuk pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau meeting, incentive, convention,
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
exhibition (MICE) mencapai 41,23% sementara untuk wisatawan liburan 56,49% dan lainnya 2,28%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa perkembangan MICE di Indonesia menunjukkan suatu peningkatan. Indonesia tidak hanya kaya akan potensi wisata tetapi juga potensi untuk dijadikan lahan bisnis komersial di bidang MICE. Hal ini akan menjadi peluang besar bagi pebisnis dan pemerintah Indonesia untuk menciptakan sumber pendapatan. Dari tahun ke tahun tingkat kunjungan wisatawan ke Solo semakin meningkat. Solo menduduki peringkat 8 tujuan wisata nasional dan sekarang telah bergeser ke peringkat 4, selain itu pertumbuhan ekonomi kota Solo dalam 5 tahun terakhir rata-rata 5.6% dengan tingkat investasi tumbuh rata-rata 18% , pebisnis dan
investor
local/asing
banyak
melakukan
kunjungan
rata-rata
10/20
kali/orang/tahun. Selain dari sektor bisnis dan perdagangan potensi Solo dalam MICE di dukung dengan potensi seni budaya lokal. Solo mempunyai potensi untuk menjadi pemain besar di bisnis MICE. (http://eprints.undip.ac.id/ LP3A Solo Convention and Exhibition Center) diakses pada 16 april 2012. Wilayah Solo merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi yang bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan konferensi. Hal ini terbukti bahwa kota Solo mampu mengorganisir berbagai festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya. Hotel di semua kategori, gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom, restoran-restoran, perusahaanperusahaan tour, semuanya mempunyai perlengkapan yang mencukupi untuk mengorganisir MICE secara profesional diadakannya konferensi bertaraf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
internasional seperti Asia Pasific Historian Conference dan Federation Asian Cultural Promotion Conference pada tahun 2012 merupakan suatu bukti dan kebanggaan bagi kota Solo, bahwa dunia percaya Solo mampu menyelenggarakan perhelatan besar. Predikat Solo sebagai kota budaya dan pelajar sekarang berkembang menjadi kota bisnis, budaya dan wisata. Munculnya properti properti baru seperti apartemen, kondotel dan juga hotel berskala internasional seperti Ibis, Solo Paragon, menjadi penanda yang cukup kuat bagi bangkitnya nadi perekonomian di Kota Solo. Hal ini akan menjadi peluang besar yang sangat profitable bahkan akan menaikkan pamor Kota Solo menjadi kota metropolis. Akan tetapi, infrastruktur dan pemasaran MICE secara profesional dan lebih baik masih dibutuhkan untuk menunjang berkembangnya kegiatan mice. Kota Solo merupakan kota yang memiliki banyak potensi pariwisata salah satunya adalah keraton. Terdapat dua keraton yang menjadi salah satu tujuan turisme lokal dan internasional yang didukung oleh berbagai kesenian tradisional yang masih hidup. Disamping itu, masih ada berbagai tempat di Solo dan sekitarnya yang mempunyai potensi jualan dan yang terpenting menurut perhitungan bisnis adalah biaya segala aktivitas yang diselenggarakan di Solo terhitung murah dibanding kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta atau Bali, dari tarif hotel sampai harga makanan, dari biaya transportasi sampai tiket rekreasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga secara langsung dapat menunjukkan kemampuannya sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
daerah otonom. Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dimana salah satu strateginya yaitu Optimalisasi Kinerja Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata. Kinerja yang baik sangat penting untuk pengelolaan/ pengembangan obyek dan daya tarik wisata serta pengembangan sumberdaya manusia bidang pariwisata agar diperoleh hasil kerja yang optimal. Kontribusi sektor pariwisata dalam kegiatan ekonomi global dan ketenagakerjaan diharapkan terus meningkat selama lebih dari sepuluh tahun ke depan. Secara keseluruhan, Ekonomi Travel & Pariwisata diramalkan akan meningkat hingga 4% per tahun dalam jangka waktu antara 2009 hingga 2018, didukung dengan lapangan kerja sebanyak 296 juta hingga 2018
yaitu 9,2% dari
seluruh lapangan kerja dan 10.5% dari GDP global. Jadi Travel & Pariwisata diharapkan terus berkembang menjadi salah satu sektor prioritas tertinggi dunia industri dan penciptaan lapangan kerja. (Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit, Januari 2008) Dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengambil penelitian sebagai bahan penulisan laporan Tugas Akhir yang berjudul Peran MICE Dalam Mendukung Perkembangan Industri Pariwisata Di Surakarta Tahun 2009 - 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang melatarbelakangi berkembangnya industri MICE di kota Solo tahun 2009
2011 ?
2. Bagaimana pola pengembangan industri MICE yang ada di kota Solo ? 3. Bagaimana dampak perkembangan MICE bagi industri jasa pariwisata di Solo ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui latar belakang berkembangnya industri MICE di kota Solo tahun 2009
2011.
2. Untuk mengetahui pola pengembangan MICE yang di kota Solo. 3. Untuk mengetahui dampak perkembangan MICE bagi industri jasa pariwisata di Solo.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ada dua kategori, yaitu teoritis atau akademis dan praktis atau Pragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
serta memperoleh informasi penting tentang peran
MICE dalam mendukung pariwisata di Surakarta. b. Dapat menjadi bahan masukkan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan wacana pemecahan masalah yang diteliti. b. Untuk pribadi penulis dapat menerapkan ilmu
ilmu yang sudah
didapatkan di bangku kuliah. c. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai kepariwisataan Surakarta Khususnya. d. Sebagai pemenuhan syarat kelulusan
Mahasiswa Universitas Sebelas
Maret Surakarta, khususnya Fakultas Sastra dan Seni Rupa Program D3 Usaha Perjalanan Wisata untuk memperoleh gelar Ahli Madya. E.Kajian Pustaka a. Kajian Teori Pariwisata merupakan salah satu sektor di Wilayah Solo yang menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Wilayah Surakarta memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri pariwisata yang sehat, dengan cara: Menciptakan lapangan kerja di bidang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
perhotelan, restoran, transportasi, perusahaan perjalanan wisata (BPW) dan lainlainnya, terutama di daerah terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi. Mendorong tumbuhnya berbagai peluang yang mampu menarik pengusaha - pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi generasi muda. Nyoman S Pendit dalam bukunya Wisata Konvensi, Potensi Gede Bisnis Besar th. 1999 yang berisi tentang perkembangan bisnis MICE yang merupakan bagian dari industri pariwisata masa kini dan telah memberikan warna yang beragam terhadap jeniskegiatan pariwisata yang identik dengan pemberian pelayan/services. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan highquality dan high-yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negaraberkembang. High
Quality
berarti
kualitas
mampumemberikan kepuasan kepada
setiap
pelayanan
yang
diberikan
peserta, high yield
berarti
kegiatanwisata konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar pada penyelenggara wisata konvesi. Berkembangnya industri MICE atau wisata konvensi sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi banyak pihak,karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggaran MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis pariwisata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Istilah MICE di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi, kegiatan wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik darisisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa negara. Sejak tahun
1980-an kegiatan
MICE
di Indonesia menunjukan
peningkatan jumlah peserta yang tinggi dengan jumlah pengeluaran rata-rata perhari sebesar US$ 210 untuk setiap peserta konvensi. Dibandingkan dengan wisatawan yang sengaja datang keIndonesia untuk berwisata, pengeluaran mereka hanya sebesar US$ 400 untuk 7-12 hari. Dengan demikian pengeluaran peserta wisata konvensi juga membawa serta spouse(istrinya), anak atau bahkan temannya yang berdampak pada pengeluaran peserta selamamengikuti kegiatan kovensi menjadi lebih besar . Beberapa pengertian untuk kegiatan MICE dihubungkan dengan kegiatan pariwisata. Usaha jasa konvensi, perjalanan insentive, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,cendikiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umummnya kegiatan kovensi berkaitan denganusaha pariwisata lainnya, seperti transportasi, akomodasi hiburan (entertaiment), perjalanan pra- dan pasca- konfrensi (pre- and post- conference tours).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Kepanjangan
MICE
adalah
Meeting,
Incentive,
Conference
and
Exhibition, yang telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum dalam industri pariwisata. Industri mice merupakan industri yang masih muda, di kenal di Eropa dan AmerikaUtara sekitar 50 tahun yang lalu dan bahkan lebih mudah di beberapa kawasan dunialainnya, tetapi dengan cepat indiustri ini menjadi matang terutama di negara-negara sedang berkembang, karena jelas terlihat perkembangannya mampu memberikan dampak ekonomi yang tinggi. Kegiatan bisnis MICE telah membuka lapangan kerja baru, tidak hanya menciptakan tenaga kerja musiman saja, tetapi juga telah menciptakan pekerjaan yang tetap bagi banyak masyarakat yang memiliki kemampuan tidak berbeda dengan bisnis pariwisata yang banyak diciptakan di negara-negara sedang berkembang. Kegiatan konferensi dan bisnis MICE merupakan bisnis yang memiliki dampak negatif lebih kecil pada lingkungan daripada yang dilakukan mass tourism, karena bisnis ini fokus pada jumlah peserta yang tidak terlalu banyak, sehingga kegunaan transportasi akan lebih berkurang sehingga akan mengurangi kemacetan serta polusi yang ditimbulkan. Kegiatan Industri MICE sebagai industri baru masa kini menunjukan bahwa mice sebagai salah satu sektor dalam bisnis pariwisata, karena kegiatan mice merupakan kegiatan bisnis wisata yang tujuan utama dari para delegasi atau peserta kegiatan MICE adalah menghadiri suatu kegiatan atau event yang berhubungan dengan bisnisnya sambil menikmati kegiatan perjalanan wisata secara bersama-sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Menurut M. Kesrul ( 2004 : 3-108 ) MICE diartikan sebagai suatu kegiatankepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure danbusiness,
biasanya
sama,rangkaian
melibatkan
kegiatannya
sekelompok
dalam
orang
bentuk
secara
bersama-
meetings,
incentive
travels,conventions, congresses, conference dan exhibition. Adapun bentuk MICE adalah sebagai berikut : 1. Meeting Meeting adalah
suatu
kegiatan
kepariwisataan
yang
aktifitasnya
merupakan perpaduan antara leisure dan business , biasanya melibatkan orang secara bersama2. Incentive Incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, ataukonsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang 3. Conference Istilah conference
diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa
Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference . 4. Exhibition Exhibition
berarti
pameran,
dalam
kaitannya
dengan
industri
pariwisata,pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam SuratKeputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata . Adapun pertimbangan dalam pelaksanaan MICE, diantaranya : 1 . Penetapa n lo kasi dan venu e MI CE 2. Perlengkapan Fasilitas MICE Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehinggatidak ada standar yang berlaku umum. Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa
hal berikut: Jenis pertemuan dan lamanya, Jumlah peserta, Jumlah
ruangan yang dibutuhkan, Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan, Bentuk pengaturan tempat duduk dan Akomodasi peserta MICE. 3. Penanganan Transportasi Meeting
planer
atau
PCO
bertanggung
jawab
terhadap
terselenggarakannya event MICE dan pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE menjadi tugas dari sub bagian PCO. Ada enam poin dalam pengaturan transportasi yaitu: Transportasi udara, Airport shuttle service, Multiple property shuttle, VIP transportation, Local tour, Staff transportation. 4.Pelayanan Makanan dan Minuman Agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman, seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage , room service and banquet capabilities . Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
appearance and attractiveness, cleanliness , dan jenis serta variasimakanan dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukanpemesanan terlebih dahulu. Apakah restoran tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut layout dan jenis makanandan minuman. 5. Akomodasi Berikut merupakan
daftar penanganan akomodasi yang harus di cek
dalam kegiatan MICE, antara lain: Akomodasi sesuai harapan peserta, Penginapan: Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur , Kamar gratis untuk panitia atau komite: jumlah, tipe, dan fasilitasyang harus dibayar, Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi: jumlah, tipe,dan harga. b. Penelitian Terdahulu Menurut Rinda Sari dalam penelitiannya Upaya Pengembangan Industri MICE di Solo, Suatu daerah tidak lepas dari peran dan kerjasama yang baik dari segala sektor pariwisata termasuk didalamnya pemerintah dan pihak swsata yang memilikiperanan dan fungsi penting. Industri MICE merupakan suatu industri yang berdampakluas terhadap perekonomian karena MICE merupakan kegiatan bisnis yang tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai usaha
usaha dibidang
kepariwisataan ( akomodasi, transportasi, komunikasi, destinasi wisata, hiburan, informasi, kesehatan, keamanan ) dan berbagai sektor usaha lainnya seperti lingkungan yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Secara umum kemudahan akesibiltas menuju Surakarta untuk semua wisatawan maupun peserta MICE di tunjukan melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo berbanding terbalik negatif dengan kebutuhan kamar hotel yang ada di Surakarta. Dengan melihat kondisi di lapangan bahwa keberadaan hotel bintang di Surakarta, memiliki arti penting dalam penyelenggaraan kegiatan MICE. Industri MICE masih dapat di kembangkan, jika para penggiat pariwisata melakukan tugasnya secara bersama
sama dan dalam pengembanganyya tidak
hanya satu sub kepariwisataan dalam hal ini adalah perhotelan saja melainkan berbagai sub kepariwisataan seperti tujuan wisata, sarana dan prasarana pariwisata, dll. F.Metode Penelitian Metode pembahasan penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran segala permasalahan dan keadaan yang ada, selanjutnya dilakukan analisa. 1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah instansi, perusahan pihak bergerak dibidang MICE di Surakarta pada tahun 2009
pihak yang
2011 antara lain:
Hotel, Event Organizer, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Objek Wisata yang ada di Surakarta. 2. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian adalah kota Solo. Kota Solo merupakan kota yang mempunyai banyak aset budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Selain itu perkembangan MICE Kota Solo dari tahun ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
tahun mengalami peningkatan. Hal itu menjadi bukti bahwa kota Solo layak dikembangkan menjadi salah satu tujuan Kota MICE. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Metode Observasi Pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap perkembangan kegiatan MICE yang diselenggarakan di kota Surakarta, adapun tahap metode observasi antara lain pengamatan dilakukan berdasarkan data tahun 2009 -2011 : 1. Pengumulan data yang dimaksud pengumpulan data dalam metode observasi adalah pada tahap ini peneliti berusaha memprhatikan dn merekam sebanyak mungkin aspek/elemen situasi sosial, sehingga diperoleh gambaran umum tentang apa yang diteliti. 2. Identifikasi
data
yaitu
hal
yang
pengelompokan berdasarkan elemen
dilakukan
terutama
untuk
elemen domain yang telah
dipilih dari hasil pengumpulan data. 3. Pengolahan data biassa dilakukan untuk memperoleh data/ informasi yang diperlukan untuk analisis komponensial sehingga menghasilkan informasi yang lebih detail. 4. Analisis dan Kesimpulan b. Metode Wawancara (interview) Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara tanya jawab dengan narasumber. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa responden yang terkait.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Pihak- pihak yang diwawancarai tersebut seperti staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, pihak hotel, travel, event organizer, restoran serta objek wisata. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah : a. Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai informan primer yang dapat memberikan informasi mengenai bahan penelitian penulis. b. Pihak pihak industri jasa lainnya seperti, hotel, travel, dan restoran sebagai informan
sekunder
yang
dapat
memberikan
informasi
mengenai
perkembanganMICE yang ada di Kota Solo. c. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data dari tempat penelitian berupa buku maupun arsip yang diperoleh dari PHRI berupa data
data
Hotel yang ada di Solo, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta yang berupa data Kunjungan wisatawan, data kegiatan MICE. Selain itu, data-data dari artikel
artikel yang berkaitan dengan judul penelitian, serta data
data yang
diambil dari Internet. d. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan bahan pendukung sebagai pengunpulan data untuk acuan pokok bahasan. Bahan sudi pustaka diperoleh dari perpustakaan program studi D III UPW (Lab Tour ), Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
4. Teknik Analisis Data Setelah pengumpulan data, kemudian menganalisis data. Pada tahap ini data dikumpulkan untuk menjawab permasalahan . Pada penelitian ini ditampilkan penjabaran mengenai perkembangan MICE kota solo berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumen lainnya yang mendukung penulisan laporan tugas akhir ini. G. Sistematika Penulisan Laporan Laporan ini terdir dari empat ( 4 ) bab, setiap bab terdiri dari sub disertai dengan penjelasan. Adapu penjelasan bab
sub bab
bab tersebut sebagai berikut :
Bab pertama bagian awal dalam proses penulisa tugas akhir yang berisi latar belakang, perumusan masalah , tujuan masalah , manfaat penelitian , kajian pustaka, metode penelitian, dan sistemtika penulisan laporan. Bab kedua berisi tentang gambaran umum Kota Surakarta, meliputi sejarah singkat kota Surakarta, pariwisata kota Surakarta yang meliputi profil pariwisata, objek dan daya tarik serta jasa wisata, profil MICE kota Solo. Bab ketiga berisi tentang latar belakang berkembangnya industri MICE, pola pengembangan MICE yang dilakukan pemerintah Surakarta, dampak perkembangan mice terhadap Industri jasa pariwisata lainnya serta strategi pengembangan MICE. Bab keempat merupakan prosess akhir dari penulisan laporan yang berisi penutup dengan pembahasan berupa simpulan dan saran yang bermanfaat untuk perkembangan industri pariwisata Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
BAB II SEKILAS TENTANG SURAKARTA DAN PROFIL PARIWISATA
A. Sejarah Singkat Kota Surakarta Kota Surakarta
diawali
saat
Kesultanan
Mataram
memindahkan
kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Keraton Kasunanan Surakarta secara resmi mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Kota surakarta berdiri dua keraton yaitu Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, dengan hal itu Kota Surakarta menjadi dua bagian admiistratif. Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta ( DIS ), Karesidenan Surakarta. Berkembang
gerakan
antimonarki
di
Surakarta
serta
kerusuhan,
penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1945 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km². Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, sedangkan tanggal 16 Juni diperingati sebagai hari jadi Kota Solo era modern.
Setelah Karesidenan
Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Surakarta disebut juga Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 , terletak di antara 110 45` 15" 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yang masing-masing dipimpin oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang masingmasing dipimpin oleh seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah : Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan, 57140): 11 keluarhan Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, slogan Solo The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
beberapa julukan Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Solo disebut sebagai wong Solo. ( http://id.wikipedia.org/wiki/kota_Surakarta, diakses pada 10 Februari 2012 ). B. Profil Pariwisata Kota Surakarta Sesuai visi pemerintah kota Solo dengan Perda No. 10 Tahun 2001 yaitu terwujudnya Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya Solo menjadi salah satu tujuan wisata utama tingkat nasional yang terkenal dengan warisan budayanya yang unik. Kaya akan keindahan alam dan keramah tamahan penduduknya. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Banyak objek
objek yang menjadi daya tarik di kota solo, dari objek
historian sampai wisata belanja. Keadaan Solo yang masih asri dan belum begitu padat dijadikan sebagai tujuan utama wisatawan untuk berlibur atau berkunjung ke kota ini. Tahun
tahun sebelumnya kota Solo hanya sebagai tempat
persinggahan wisatawan yang berlibur dari Bali atau Jogja, dengan manajemen pemerintahan yang lebih baik sekarang Solo menjadi first destination. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata kota Solo banyak komponen yang menunjang kebijakan pemerintah antara lain : pariwisata bersejarah dan tradisional ( Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran ), komponen kota Kota kolonial ( bangunan peninggalan kolonial Belanda ), komponen kota bercorak etnis Arab dan Cina. Letak geografis kota Solo sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
akomodasi yang menunjang kegiatan MICE seperti Hotel , Restoran /rumah makan/ cafe / jasa boga , Pub / bar / diskotik, Bioskop , Biliard , Travel agent, Event Organizer . Selain itu adanya sungai Bengawan Solo yang mempunyai potensi besar dan sudah terkenal sampai mancanegara. Adanya kemudahaan dalam sarana transportasi merupakan gerbang utama dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. C. Sarana Transportasi Kota Surakarta Solo memiliki sarana transportasi yang lengkap, dari terminal bus hingga terminal udara. Untuk menujang perkembangan pariwisata dan kesejahtern masyarakat, pemerintah Kota Solo menambah armada baru yaitu bus ( Batik Solo Trans ) agar mempermudah masyarakat atau wisatawan berkunjung dari tempat satu ke tempat lainnya. Selain itu dari jalur udara menambah rute baru
isata , industri dan perdagangan. Tabel 1. Data Penerbangan Maskapai Domestik Frekuensi Maskapai
Rute 2009
2010
2011
2012 Maret
Garuda ndonesia
3x / hari
3x / hari
3x /hari
4x / hari
Jakarta
Solo Jakarta
Lion Air
2x / hari
2x / hari
2x /hari
4x / hari
Jakarta
Solo - Jakarta
Sri Wijaya Air
3x / hari
3x / hari
3x /hari
3x / hari
Jakarta
Solo - Jakarta
Batavia Air
-
1x / hari
1x /hari
1x / hari
Jakarta
Solo - Jakarta
Sky Avition
-
-
1x /hari
-
Surabaya
Trigana Air
-
-
-
1x/minggu
Solo - Banjarmasin
Trigana Air
-
-
-
1x/minggu
Solo Pangkalan Bun
IAT Air
-
-
-
1x/minggu
Pangkalan Bun
Solo - bandung
Pangkalan Bun
commit to user
Solo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Sumber : Seminar Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata UNS pada tanggal 4 Mei 2012 Tabel 2. Data Penerbangan Maskapai Internasional Frekuensi Maskapai
Rute 2009
2010
2011
2012 Maret
Garuda Indonesia
88 kloter
88 kloter
91 kloter
99 kloter
Jeddah Solo Jeddah
Silk Air
3x/ minggu
3x/ minggu
3x/ minggu
3x/ minggu
Singapore
Asia Air
1x/ hari
1x/hari
1x/ hari
1x/ hari
Kualalumpur - Solo - kualalumpur
( haji ) Solo - Singapore
Sumber : Seminar Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata UNS pada tanggal 4 Mei 2012 Berdasarkan tabel 1. Dan tabel 2. Diatas dapat diketahui tingkat kebutuhan masyarakat untuk bepergian semakin tahun semakin meningkat. Hal itu menjadi salah satu faktor kebijakan pemerintah kota Solo untuk lebih meningkatkan kemudahan dalam melakukan perjalanan. Selain penambahan rute perjalanan via udara, solo mempunyai alat transportasi baru yaitu sepur kluthuk Jaladara dan bs tingkat Werkudara yang menjadi salah satu daya tarik pariwisata kota Solo. Dan masih banyak lagi alat transportasi lainnya, andong, becak, kereta api. D . Objek Wisata di Surakarta Kota Solo memiliki potensi besar dalam industri pariwisata yang patut dikunjungi, mulai bangunan bersejarah, hingga wisata kuliner dan belanja. Tetapi dalam hal ini, objek wisata di Surakarta pada khususnya masih sedikit diantaranya Keraton Kasunanan Srakarta Hadininggrat, Puro Mangunegaran, Sentra Batik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Laweyan dan Kauman, Pasar Klewer, Pasar Antik Windujenar. Wisatawan yang sering berkunjung ke Surakarta merasa bosan sebab wisata hanya seperti saja. ( wawancara dengan Bp. Budi Sartono pada tanggal 11 November 2012). Untuk mengeksplor pariwisata Surakarta lebih menarik lagi pemerintah Surakarta bekerjasama dengan Pemerintah Soloraya. Atraksi
atraksi wisata
semakin bervariasi anatara lain : terdapat 6 wisata budaya yang menjadi unggulan pariwisata Solo, Candi Cetho, Candi Sukuh, Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Makam Pandanaran dan Museum Manusia Purba dan Fosil Sangiran. Wisata alam tersebar di Soloraya yang menjadi tempat pilihan bagi masyarakat sekitar maupun wisatawan mancanegara. Gunung Merapi, Merbabu, Selo Pass,Grojogan Sewu, Air Terjun Jumog, Wisata Air Waduk Gajah Mungkur, Goa
Goa Karang. Banyak wisata sebagai
minat khusus yang berkembang di Solo seperti Ramayana, Sentra Batik Kauman , Batik Laweyan, Pasar Klewer, Desa Wirun Sentra Pembuatan Gamelan. Objek objek wisata yang menjadi daya tarik kota Solo tidak hanya berpusat di Solo, tetapi tersebar di seluruh Soloraya yang sudah menjadi ikatan kerjasama semua pihak untuk meningkatkan citra dan pariwisata kota Solo. Kerjasama dengan semua pihak pemerintah Soloraya menjadi salah satu alternatif yang dapat meningkatkan elektabilitas Surakarta khususnya dan Soloraya pada umumnya. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pariwisata tidak dapat berdiri sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
E . Profil MICE Kota Solo Kegiatan MICEsudah ada sejak zaman kerajaan, pertemuan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan segala sesuatu yang menjadi permasalahan dan untuk diselesaikan bersama. Seiring berkembangnya zaman MICE ditangani oleh PCO/PEO orang yang mengatur segala sesuatu mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Di Solo kegiatan MICE mulai menggeliat pada tahun 2008, bersamaan dengan Solo Batik Carnival ( SBC ) yang pertama. Melihat kebutuhan orang untuk bertemu, bertukar pengalaman dan berdiskusi semakin meningkat pemerintah kota Solo mulai melirik peluang ini untuk menjadikan Solo sebagai destinasi MICE. Pada tahun 2009 kegiatan MICE yang bertaraf nasional maupun internasional sudah diselenggarakan di hotel
hotel yang mempunyai fasilitas
lengkap dan kapasitas yang memadai. Untuk mendukung kebijakan pemerintah mengenai Solo sebagai destinasi mice, segenap industri jasa lainnya bekerjasama guna mencapai tujuan kota Solo. Pemerintah mulai memanfaatkan pariwisata kota Solo yang sudah mempunyai branding sebagai kota budaya dengan mengadakan dan menambah event tahunan yang menjadi Calender of Event. Hal itu menjadi strategi dan salah satu bahan promosi untuk menarik wisatawan agar berkunjung. Banyaknya event tahunan yang diselenggarakan membuat wisatawan untuk mengadakan kegiatan MICE semakin bertambah. Dari tahun ke tahun tingkat kujungan MICE semakin meningkat hal itu terbukti bahwa kota Solo menduduki peringkat ke destinasi MICE se
6 tahun 2009 kota sebagai
Indonesia. Adapun tingkat kunjungan MICE yang ada di
salah satu hotel Solo, antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Diagram 1. Upaya Pengembangan MICE di Solo
Upaya Pengembangan MICE di SOLO banyak kegiatan
jumlah peserta
4096 3584 562 16
2972 3384
944 12
28
32
24
28
2560 2672 494 14
296 8
20
24
559 7
Sumber : Tugas Akhir Rindha Sari, Upaya Pengembangan MICE di Solo di Best Western Premier Hotel
Perkiraan kegiatan MICE tahun 2011 yang berlangsung di Best Western Premier Hotel dihitung berdasarkan angka rata-rata jumlah kegiatan MICE per minggu di tahun 2012 dikurangi 7%. Banyaknya peserta berkisar 30
500 orang
dan dibandingkan dengan jumlah tamu yang menginap di hotel tahun 2011 yang 85% adalah tamu MICE. Dengan meningkatkan kegiatan MICE di hotel. Kota Solo dideklarasikan sebagai kota MICE gambaran bahwa hotel memberikan arti penting dalam terselenggarakannya kegiatan MICE. Meningkatnya kegiatan MICE di hotel Solo diimbangi dengan kota Solo sebagai salah satu daerah tujuan MICE se-Indonesia. Hal itu terdapat pada tabel berikut, antara lain 10 destinasi utama dan 4 destinasi potensial Indonesia :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Tabel 3. Data Daerah / Kota yang menjadi Tujuan MICE No.
Daerah / Kota
Peringkat
1.
Jakarta
1
2.
Bali
2
3.
Medan
3
4.
Batam
4
5.
Yogyakarta
5
6.
Solo
6
7.
Surabya
7
8.
Padang
Bukittinggi
8
9.
Makasar
9
10.
Manado
10
Daerah Potensial
Peringkat
1.
Mataram
1
2.
Balikpapan
2
3.
Bandung
3
4.
Palembang
4
Sumber : GTZ, 2009 Berdasarkan tabel 3. di atas Departemen Pariwisata Indonesia menetapkan 10 daerah / kota destinasi MICE unggulan dan 4 kota sebagai destinasi MICE potensial. Dengan demikian, terdapat 14 kota destinasi MICE yang menjadi prioritas pemerintah untuk dijadikan prioritas wisata MICE.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Jakarta menjadi peringkat pertama sebagai kota tujuan MICE dikarenakan Jakarta menjadi ibukota negara dan industri jasa pendukung lainnya mempunyai fasiitas yang memadai dan memenuhi standar MICE internasional. Peringkat kedua adalah Bali, banyak wisatawan mancanegara yang mengenal Bali sejak dulu, dikarenakan Bali memiliki brand natural equity objek wisata yang khas dan exotic wisatawan lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia. Yogyakarta dan Solo merupakan daerah/ kota yang serumpun berasal dari kerajaan mataram islam, sehingga Solo dan Jogja memiliki banyak kemiripan. Baik dari segi budaya maupun pariwisatanya. Dari tabel diatas terlihat bahwa peringkat 5 6 Jogja dan Solo, hal itu membuktikan bahwa Solo mempunyai peluang besar untuk menjadi kota tujuan MICE dengan potensi yang sangat besar. Adapun potensi yang dimiliki kota Solo antara lain : a. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata kota Solo b. Komponen pariwisata bersejarah dan tradisional ( Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran ), komponen kota Kota kolonial ( bangunan peninggalan kolonial Belanda ), komponen kota bercorak etnis Arab dan Cina. c. Letak geografis kota Solo sangat strategis se
ig
Solo, dan Semarang. d. Banyaknya sarana akomodasi yang menunjang kegiatan MICE.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Tabel 4. Sarana dan Fasilitas Penunjang Pariwisata Solo No . 1.
2.
Penyedia jasa
Jumlah
Hotel -
Bintang
24
-
Melati
114
-
Homestay
10
Restoran / cafe / jasa boga / rumah
207
makan 3.
Travel agent
63
4.
Event organizer
15
5.
Pub / Bar / Diskotik
6
6.
Billiard
12
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Tabel diatas memperlihatkan bahwa Surakarta mempunyai sarana dan fasilitas yang memadai untuk kegiatan wisata. Selain itu keberadaan sarana dan prasarana yang lengkap menjadi kunci utama untuk mendatangkan wisatawan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
BAB III PERAN MICE TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA SURAKARTA
A . Latar Belakang Berkembangnya Industri MICE Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) dalam industri pariwisata masih tergolong baru, akan tetapi perkembangannya sangat signifikan. MICE bermula dari Amerika pada tahun 1960-an yang ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan orang untuk saling bertemu, berdiskusi,
bertukar
pikiran dan pengalaman. Pada dasawarsa 90-an, MICE telah menjadi bagian penting
dalam
perkembangan
kepariwisataan
di
Tanah
Air.
Pesatnya
perkembangan ini seiring dengan semakin terbukanya perdagangan internasional dan berkembangnya teknologi informasi dan transportasi.
Wisata MICE terdiri atas empat pokok kegiatan utama yaitu pertemuan (meetings),
insentif
(incentives),
konvensi
(conventions)
dan
pameran
(exhibitions). Keempat jenis kegiatan itu merupakan usaha untuk memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (para pelaku bisnis, cendekiawan, para eksekutif pemerintah maupun swasta) untuk membahas berbagai masalah berkaitan dengan kepentingan bersama termasuk juga memamerkan produk-produk bisnis.
Bagi Indonesia kehidupan berserikat dan berkumpul sudah ada sejak zaman kerajaan. Secara historis momen terpenting munculnya MICE adalah diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 kemudian
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
disusul dengan berlangsungnya kegiatan Genefo (Games of the New Emerging Forces) tahun 1960, Konferensi PATA tahun 1963 dan 1974 menyusul kemudian OPEC di Bali dan KTT APEC di Bogor tahun 1995, dan diselengarakanya UNFCC di Nusa Dua, Desember 2007. Di level Internasional Indonesia masuk dalam deretan tiga besar sebagai daerah tujuan wisata MICE di Asia Tenggara dan menempati urutan ke-5 di Asia Tenggara atau ke-45 di dunia. Sebelum terjadi krisis tahun 1997, industri MICE sempat mengalami pertumbuhan yang luar biasa pesatnya.
Pada tahun 1995 tercatat ada 991 kegiatan meeting dengan jumlah peserta 165.572 orang. Setelah krisis dan ancaman keamanan dalam negeri yang tidak kunjung stabil, wisata konvensi mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2004 dari 5.321.000 wisatawan, hanya 22.693 (0,43%) orang yang tercatat sebagai wisata konvensi, dan tahun 2005 sebesar 67.147 (1, 34 %) dari total kunjungan wisatawan sebesar 5.002.101 orang (sumber data: GTZ 2009). Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan arah dan kebijakan pengembangan industri MICE, potensi penyelenggaraan/ perkembangan MICE di Indonesia serta peran penerbangan sebagai pendukung industri MICE di Indonesia yang nantinya dapat diharapkan akan terjalin komunikasi dan kerjasama antar stakeholders.
Solo sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang menetapkan diri sebagai kota MICE. Memiliki potensi besar dalam bisnis MICE, mengingat pertumbuhan ekonomi yang mantap, peningkatan tren pariwisata, serta keberhasilan dalam pencitraan kota Solo. Embrio sebagai destinasi wisata MICE telah dirintis melalui beberapa kegiatan skala nasional dan internasional seperti,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
World Heritage Cities Conference ( 2008 ), Asia-Pasific Ministerial Conference Housing and Urban Development/ APMCHUD( 2010 ), Internasional Conference of Child Friendly Aisa-Pasific (2011), Asian Parliamentary Assemblyb/APA (2011), ASEAN Para Games (2011), ASEAN 67th Coordinating Committee on Services/ CCS (2012), Musyawarah Nasional APEKSI, Festival Musik Etnik (SIEM), International Performing Art Mart (IPAM), Solo Batik Carnival dan beberapa event lainnya terkait dengan wisata, seni dan budaya (sumber : Booklet BPPIS Solo ).
Dengan pencitraan ini, stakeho lder pariwisata di wilayah Solo saling bekerjasama guna mengembangkan wisata MICE. Di Solo sendiri MICE mulai terdengar pada tahun 2003 dengan adanya pameran dan 2008 beriringan dengan diadakannya SBC yang pertama. Pemerintah melihat Solo mempunyai peluang yang sangat besar dalam Industri MICE sehingga mulai mempromosikan Solo sebagai destiasi MICE yang merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran dalam suatu rangkaian kegiatan pelayanan bagi pertemuan/berkumpulnya orang-orang atau sekelompok orang pada suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan atau kepentingan bersama.
Meeting merupakan rapat/pertemuan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perusahaan yang memiliki kesamaan minat dengan tujuan dan kepentingan pembahasan suatu permasalahan bersama. Sedangkan Incentives suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
berkaitan dengan penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan atau kegiatan pameran.
Ketiga, conventions. Pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, profesional dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan biasanya dalam jumlah peserta yang besar. Dan exhibition murupakan suatu bentuk kegiatan mempertunjukkan, memperagakan,
memperkenalkan,
mempromosikan
dan
menyebarluaskan
informasi hasil produksi barang/jasa maupun informasi visual di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk disaksikan secara langsung oleh masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari hubungan dagang.
Penyelenggaraan kegiatan MICE melibatkan banyak pihak yang bergerak dibidang jasa maupun industri lainnya seperti pemasok bahan makanan sampai industri properti. Dengan banyaknya kegiatan MICE yang berlangsung berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Kota Solo. Dampak yang dihasilkan luas sehingga semua pihak dapat merasakan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Hotel merupakan salah satu pihak yang merasakan dampak dari penyelenggaran kegiatan MICE, mulai dari venue meeting hingga makan dan minum sudah menjadi satu paket yang praktis. Dalam perhitungan bisnis, penyelenggaran kegiatan MICE di Solo terhitung lebih murah dibanding dengan kota
kota lain dan murah tidak berarti murahan sebab Solo layak
menjadi tujuan MICE Indonesia. ( wawancara dengan Bpk. Daryono pada tanggal 10 November 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Seiring
berjalannya waktu dari tahun ke tahun wisata MICE Solo
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi perkembangan MICE di wilayah Solo terdapat permasalahan yang mendasar yang menghambat upaya pengembangan wisata konvensi salah satu permasalahan utama adalah pengolahan data base mengenai banyaknya kegiatan MICE yang diselenggarakan di hotel hotel belum maksimal.
Kajian data kegiatan MICE Solo merupakan aktivitas untuk menyediakan informasi mengenai kajian pasar
wisata MICE serta sebagai bahan untuk
perencanaan pengembangan dan kegiatan monitoring yang direncanakan oleh para pemangku kepentingan untuk mengetahui sejauh mana tren wisata MICE di masa depan (baik secara nasional mau pun internasional). Kebutuhan pasar MICE, latar belakang serta strategi pemasaran sebagai acuan dalam pengembangan MICE di wilayah Solo Raya (wawancara dengan Bp. Daryono selaku pimpinan Sinergi Management pada 10 Nov 2012).
Perkembangan kegiatan MICE di Kota solo tidak kalah dengan kota
kota
besar seperti Bali, Jakarta dan Bandung beberapa hal yang melatarbelakangi berkembangnya MICE Kota Solo anatara lain aksesibilitas, Sumber daya manusianya, fasilitas pendukung, daya tarik dan citra daerah yang membuat kota Solo berbeda dengan kota lain. 1. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan sarana untuk mempermudah mencapai daerah tujuan wisata. Tersedianya transportasi untuk menuju ke daerah tersebut, jarak pencapaian, kondisi jalan menjadi pertimbangan wisatawan untuk berkunjung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Kemudahan aksesibilitas kota menjadi point penting bagi kelancaran roda perekonomian masayarakat. Solo memiliki sarana transportasi yang lengkap, dari terminal bus hingga terminal udara. Melalui jalan darat 2 jam dari Yogyakarta, 3 jam dari Semarang dan 7 jam dari Surabaya. Jalan-jalan masuk ke wilayah Solo pada umumnya dalam kondisi yang baik, tapi dipadati oleh kendaraan-kendaraan pengangkut barang sperti truk, pick-up dan juga sepeda motor. Perjalanan melalui jalan darat masih dianggap menyita waktu. Dengan kereta api: jalur kereta api sebelah selatan yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya melalui wilayah Solo 8 jam dari Jakarta, 4 jam dari Surabaya, 1 jam dari Yogyakarta. Masih terdapat jalur tambahan kereta api pulang-pergi yang menghubungkan Solo
Yogyakarta.
Melalui udara: Bandara Internasional Adisumarmo yang berada di luar kota Solo mempunyai jalur hubungan dengan Jakarta Garuda dan Lion Air 4 kali perhari, Sriwijaya Air 1 kali perhari dan Batavia Air sekali per hari, Jalur internasional ke Singapore dilayani oleh Silk Air dan ke Kuala Lumpur oleh Air Asia 3 kali perhari(wawancara dengan Putri Dasaini, Staf Abadi Tour & Travel). Untuk transportasi menujang perkembangan pariwisata dan kesejahteran masyarakat, pemerintah Kota Solo menambah armada baru yaitu bus ( Batik Solo Trans ) agar mempermudah mayarakat atau wisatawan berkunjung dari tempat satu ke tempat lainnya. Selain itu dari jalur udara menambah rute baru yaitu sebagai gerbang gi kegiatan pariwisata , industri dan perdagangan. Lengkapnya armada angkutan yang tersedia mempermudahkan para wisatawan menjajakan diri menikmati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
keindahan kota Solo. Mulai dari becak, andong, bus, taksi, kereta api, pesawat udara, dll mampau memberikan pelayanan baik bagi wisatawan.
Letak Solo
sangat strategis yaitu berada di segitiga emas Semarang dan Jogja, Selain itu mempunyai alat transportasi yang lengkap, infrastruktur dan kondisi jalan cukup bagus.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sebagai pokok penggerak roda perindustrian dan ekonomi. Solo melahirkan banyak orang berprestasi dan berpotensi dalam dunia bisnis. Sumber Daya Manusia yang siap dan mapan mampu mengubah Solo menjadi pusat perekonomian Soloraya yang lebih baik. Dengan berkembangnnya industri MICE di kota Solo berdampak pada semua lini perekonomian mulai dari pemasok makanan hingga industri properti. Akan tetapi, Perkembangan bisnis pariwisata tujuan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) tidak diimbangi dengan cukupnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. (hasil wawancara dengan Bp. Daryono)
Untuk meningkatkan MICE Solo semua pihak SDM perlu mendapatkan pelatihan dan pengarahan tentang kebijakan pemerintah mengenai Solo sebagai salah satu destinasi MICE. Seperti Biro Perjalanan Wisata, Event Organizer, Hotel gerbang utama yang mempunyai peran mendatangkan wisatawan. Dengan adanya pelatiahan dan sertifikasi terhadap tenaga kerja parwisata khususnya Hotel, BPW, EO akan memantapkan perkembangan industri MICE Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Keberadaan sertifikasi menjadi jawaban atas Peraturan Pemerintah (PP) No 52/2012. Di dalam aturan ini disebutkan, baik hotel, professional conference organiser (PCO), event organiser (EO) hingga penyelenggara pameran harus mempekerjakan setidaknya satu karyawan yang telah bersertifikat MICE. (Suara Merdeka, 10 Januari 2013). Selain itu, Masyarakat Surakarta yang terkenal dengan orangnya yang ramah dan sopan santun dengan modal tersebut lebih dikembangan dengan cara memberi pengetahuan tentang arti penting pariwisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Fasilitas
Hotel merupakan fasilitas pokok dalam mendukung terselenggarakannya kegiatan MICE. Para pelaku MICE biasa menggunakan ballroom
ballroom hotel
untuk kegiatan Meeting, Conference maupun Exhibiton fasilitas yang lengkap menjadi salah satu pilihan dan bahan pertimbangan. Tidak hanya ballroom untuk kegiatan pokok tetapi juga tersedia kamar tidur dan restoran yang menjadi satu paket praktis dan mempermudah serta memperlancar jalannya acara. Hotel
hotel
di Solo mempunyai venue yang luas mampu menampung ribuan orang dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.
Venue MICE Solo mempunyai hotel dengan fasilitas yang memadai, tetapi Solo membutuhkan convention hall untuk menyelenggarakan acara MICE yang berskala besar dan convention hall menjadi satu kendala untuk meningkatkan perkembangan MICE solo. Exhition dan conference lebih mudah diselenggarakan dengan adanya convention hall, kegiatan tersebut membutuhkan ruang yang luas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dan memadai. Dengan segala fasilitas yang memadai Solo mampu bersaing dengan kota
kota besar di Indonesia
Tabel 5. Banyaknya Hotel dan Jumlah Kamar Menurut Klasifikasi di Kota Surakarta Tahun 2009 No
Kasifikasi
2009
2011
2010
Hotel Kamar
Hotel -
Kamar
Hotel
Kamar
-
1
138
1
Hotel bintang 5
-
2
Hotel bintang 4
4
481
4
481
5
778
3
Hotel bintang 3
6
197
6
197
8
563
4
Hotel bintang 2
8
78
8
78
6
886
5
Hotel bintang 1
5
176
5
176
4
137
6
Hotel melati 3
23
657
23
657
-
-
7
Hotel melati 2
48
916
48
916
110
2.999
8
Hotel melati 1
42
562
42
562
-
-
9
Blm teridentifiksi
8
73
8
73
10
Pondok wisata
-
-
-
144
3.135
144
Jumlah
-
2011
4
42
-
10
83
3.135
148
4.926
Sumber : BPS Kota Surakarta Untuk menyelenggarakan MICE di suatu kota ketersediaan prasarana pendukung wajib mengimbangi kebutuhan kegiatan MICE. Solo mempunyai banyak hotel untuk keperluan Meeting, terdapat 24 hotel bintang dengan jumlah kamar 2502 dan jumlah hotel melati 114 dengan kapasitas 2999 kamar, 10 pondok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
wisata dengan kapasitas 83 kamar. Dari data diatas dapat dilihat Solo mampu untuk menyelenggarakan konferensi besar dan layak disebut sebagai kota tujuan MICE. Adapun beberapa hotel yang mempunyai fasilitas dan memadai untuk kegiatan meeting.
Tabel 6. Hotel berskala Internasional untuk Meeting
No
Nama Hotel
Kapsitas persons
1
Best Western Premier
730
2
The Sunan
2800
3
Novotel
750
4
Ibis
80
5
Sahid Jaya
600
6
Indah Palace
1000
7
Lor In Business Resort
1000
8
Paragon
1500
9
Agas
170
10
Fave
200
11
Riyadi Palace
125
12
Kusuma Sahid Prince
400
Sumber : Booklet BPPIS Solo
Berdasar tabel 6. Diatas menunjukan bahwa Solo mempunyai hotel
hotel
kelas internasional yang mampu menampung ribuan orang untuk acara MICE. Venue
venue yang ditawarkan sangat beragam dan terpenting pelayanan serta
fasilitas pendukung yang baik dan memadai. Dari beberapa hotel yang ada Solo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
mampu bersaing dengan kota lain, selain venue berskala internasional harga yang ditawarkan relatif lebiih murah dibanding dengan kota lain yang menjadi destinasi.
Infrastrukur
yang
memadai
salah
satu
faktor
pendukung
terselenggarakannya kegiatan wisata maupun MICE di suatu daerah. Kondisi jalan yang bagus, aparatur pemerintah, keamanan kota menjadi bahan pertimbangan pelaku wisata untuk berkunjung di suatu tempat. Solo mampu menyediakan permintaan pelaku MICE mulai dari kondisi jalan yang baik hingga keamanan. Baru
baru ini kondisi keamanan Solo kurang stabil, banyak teror bom dan
kerusuhan massa yang dapat menghambat tingkat kunjungan wisatawan. Hal itu tidak menyurutkan promosi pariwisata dan MICE kepada dunia terlihat peningkatan kegiatan meeting berskala Nasional maupun Internasional di hotel hotel pada awal tahun 2012.
4. Potensi dan daya tarik
Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti: akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya, tetapi objek wisata dan atraksi budaya menjadi salah satu faktor pendukung ( optional tour ) kegiatan MICE. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan. Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai daya tarik agar wisatawan puas terhadap
objek wisata yang dikunjunginya. Berbagai objek
wisata ada di kota Solo mulai wisata sejarah hingga wisata belanja, untuk wisata sejarah Solo mempunyai Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Sangiran. Solo terkenal sebagai kota batik sehingga banyak wisata belanja yang meningkatkan citra kota seperti PGS, pasar Klewer, Batik Danar Hadi, Batik Laweyan dan pusat oleh
oleh lainnya. Kegiatan wisata pre/post conference biasa
peserta MICE menyertakan anak dan istrinya disaat peserta mengikuti meeting anak dan istri berwisata dan berbelanja.
Tabel 7. Atraksi Budaya Kota Solo Tahun 2012
No .
Atraksi Budaya
Tanggal
1.
Grebek Sudiro Pasar Gede
15 Januari
2.
Sekaten
30 Januari
5 Februari , Alun
alun Kraton Surakarta 3.
Grebek Mulud Kraton Surakarta
5 Februari
4.
Festival Ketoprak Balekambang
17 21 Februari
5.
Solo Karnaval
18 Februari
6.
19 Maret
7.
Gunungan Charity boat race Bengawan Solo Mahesa Lawung Kraton Surakarta
22 Maret
9.
Solo Menari
29 April
10.
Mangkunegaran Performing Art
11 12 Mei
11.
SBC ( Solo Batik Carnival )
30 Juni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
12.
SIEM
4 8 Juli
13.
Solo Batik Fashion
13 16 Juli
14.
Pentas Wayang Orang Gabungan
19 22 Juli
15.
Malam selikuran
8 Agustus
16.
Grebeg Poso
9 Agustus
17.
Solo Internasional Performing Art
28 30 September
18.
Kirap Apem Sewu
11 November
19.
Bengawan Solo Gethek Festival
11 November
20.
Kirap Malam 1 Suro
15 November
Sumber : kalender of event Surakarta, 2012 Tabel 7. Sederet atraksi budaya kota Solo yang terangkum dalam calender of event Solo yang mempunyai nilai plus untuk mensugesti wisatawan. Dari kalender event, wisatawan atau para pelaku MICE bisa menyesuaikan diri kapan waktu yang tepat berkunjung ke Solo agar bisa melihat keindahan seni dan atraksi budaya yang disuguhkan. Seiring berkembangnya zaman kegiatan MICE tidak hanya meeting semata, melainkan para pelaku mice meluangkan waktu untuk menikmati pariwisata setempat dan menetap untuk beberapa waktu. Atraksi budaya mempunyai pengaruh besar terhadap pariwisata di suatu daerah, yang dapat meningkatkan PAD dan mempengaruhi tingkat hunian hotel. Wisatawan yang berkunjung dan bisa menikmati pariwisata serta atraksi budaya dapat mempengaruhi lama tinggal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Diagram 2. Lama Tinggal Wisatawan Solo ( Length of Stay ) LOS
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Tabel 9. Menunjukan lama tinggal wisatawan yang setiap tahunnya selalu meningkat baik hotel bintang maupun hotel biasa. Atraksi budaya mempunyai andil besar dalam peningkatan jumlah lama tinggal wisatawan. Dari tahun ke tahun jumlah atraksi dan event tahunan selalu bertambah. Pemerintah tidak mau meninggalkan budaya
budaya jawa yang sudah melekat di kota Solo dan karena
atraksi wisatawan mempunyai rasa ingin tahu terhadap budaya kota Solo. Hal ini menjadi bahan acuan bagi pemerintah kota Solo dalam meningkatkan kegiatan pariwisata.
Potensi dan daya tarik yang dimiliki kota Solo menjadi
faktor
mendatangkan wisatawan, motivasi wisatawan datang ke Solo mayoritas untuk tujuan berwisata, motivasi lainnya adalah untuk mengunjungi saudara (sambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
berwisata), belanja, studi banding, meeting dan bisnis. Adapun data wisatawan sebagai berikut :
Tabel 8. Jumlah Wisatawan tahun 2009 - 2011
Tahun
Mancanegara
Domestik
Total
Prosentase %
2009
14.041
855.090
869.131
2,51
2010
19.875
1.000.050
1.019.925
17,35
2011
13.941
919.607
933.548
-8,46
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Berdasar tabel 9. Terlihat bahwa wisatawan yang datang masih dominan wisatawan domestik akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan promosi pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan manca dan jumlah wisatawan pada tahun 2011 turun sekitar 8,46% dibanding tahun 2010. 60% dari tujuan yang datang adalah untuk kegiatan MICE dan wisatawan domestik seperti Jakarta yang masih dominan untuk mengadakan MICE di Solo.
5. Keunikan Daerah
Faktor terakhir yang melatarbelakangi berkembangnya Industri MICE adalah keunikan suatu daerah. Daerah akan dikenal banyak orang apabila daerah tersebut berbeda dengan daerah lain. Di Solo sendiri yang menjadikan unik adalah karakter masyarakat terkenal dengan ramah, sopan, nyaman, murah dan mudah. Untuk penyelenggaraan kegiatan MICE pelaku akan memilih tempat yang nyaman mudah dijangkau dan murah. Berbeda dengan kota tujuan MICE lainnya, Solo masih asri belum padat tidak teralu macet dibandingkan daerah tujuan MICE
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
lainnya dan mudah dijangkau baik lewat darat maupun udara. Aspek murah dalam kegiatan MICE tidak terlalu dihitungkan tetapi menjadi poin plus bagi kota Solo dengan fasilitas yang murah dan makanan yang enak dan murah membuat sugesti bagi wisatawan.
B . Pola Pengembangan MICE Kota Solo
Produk MICE Solo Raya layak untuk dikembangkan menjadi produk wisata unggulan mengingat rata-rata 4.500 event setiap tahunnya telah terselenggara di hotel dan convention hall di wilayah Solo. Kekuatan budaya lokal serta pasar yang mulai terbentuk dapat dijadikan langkah awal untuk mengembangkan MICE. Posisi Solo Raya yang strategis berada di segitiga emas antara Semarang dan Yogyakarta secara umum dapat mendorong pertumbuhan pasar MICE.
Dari sisi sumber pasar, Semarang memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi aktivitas-aktivitas yang ada di Solo Raya. Perkembangan industri dan posisi Semarang sebagai ibu kota provinsi yang secara tidak langsung berakibat pada meluasnya kesempatan kerja dan usaha. Dari sisi bisnis, Kawasan Solo Raya merupakan kawasan penyangga bisnis untuk Kabupaten/Kota di pantai selatan Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan dari sisi Kepariwisataan Solo Raya merupakan perluasan kawasan wisata dari Yogyakarta.
Kebijakan pemerintah yang menjadikan Solo sebagai kota MICE mendapat dukungan dari semua pihak industri jasa pariwisata. Perkembangan pariwisata di Solo dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
yang cukup signifikan, baik dalam sisi pasar maupun pasokan (supply), seperti hotel, restoran dan usaha lainnya serta pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan. Meningkatkan pariwisata memerlukan peran dan kontribusi dari semua pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta maupun masyarakat. Masing-masing memiliki peran dan kontribusi menurut posisi dan kapasitasnya. Pemerintah secara khususnya berkonsentrasi sebagai fasilitator dan regulator, mendatangkan wisatawan. Pemerintah bersama aparatur lainnya bekerjasama membangun citra Solo menjadi lebih baik. Pemerintah mempunyai peran sebagai pembina pelaku wisata hotel dan BPW sedangkan pihak swasta berperan sebagai server yang siap setiap jam melayani para wisatawan. Istilah MICE yaitu Meeting, Incentive, Conference dan Exhibiton kegiatan mempunyai dampak luas bagi semua pihak yang terkait seperti hotel, EO, objek wisata, dan restoran. Meeting merupakan rapat/pertemuan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perusahaan yang memiliki kesamaan minat dengan tujuan dan kepentingan pembahasan suatu permasalahan bersama. Meeting biasa dilakukan oleh semua orang untuk menyampaikan permasalahan atau hasil dari pemecahan masalah. Intensitas meeting semakin hari semakin meningkat untuk mewadahi kegiatan tersebut perlu adanya faktor pedukung seperti venue yang layak dan memadai. Dari tabel 6. hotel dan tempat meeting yang memadai menjadi modal awal untuk mendatangkan para pelaku meeting. Pola pengembangan yang dilakukan pemerintah bekerjasama dengan swasta membangun hotel
hotel baru dengan
latar belakang hotel MICE aktivitas yang ditawarkan tidak lepas dari kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
MICE misal : di lingkup hotel terdapat mall, kafe, spa, dll seperti halnya hotel Paragon Solo. Dengan hotel
hotel yang berlatarbelakang MICE para pelaku
meeting akan lebih tertarik untuk menyelenggarakan kegiatan di tempat tersebut. Untuk mengembangkan pariwisata sebagai dampak dari perkembangan industri MICE suatu daerah perlu menyiapkan daya tarik yang dapat mensugesti wisatawan. Dari tabel 8 sederet kalender atraksi budaya yang terangkum dalam calender of event Solo disajikan bertujuan untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke kota Solo. Upaya menyiapkan daya tarik ciri khas daerah Solo
Solo di masa depan sama dengan Solo di masa lalu yang nantinya dikenal sebagai kota modern yang unggul namun tetap berpegang pada nilai
nilai budaya luhur
di masa lalu. Tabel 9. Jumlah Penyelenggaraan Event Di Solo Tahun 2009 2011
Event Meeting
2009
2010
2011
3.425
3.486
3.858
Conference
180
162
157
Exhibition
36
38
40
3.641
3.686
4.055
Total
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Berdasarkan tabel 10. Event MICE yang ada di Solo setiap tahunnya mengalami peningkatan, kegiatan paling jelas peningkatannnya adalah kegiatan meeting. Hampir setiap hari di hotel diadakan untuk acara meeting, baik yang bersifat goverment, corporate dan familiy.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Kegiatan MICE conference sama halnya dengan meeting perbedaan terletak pada jumlah pesertanya yang lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan conference pemerintah dan aparatur daerah perlu menyiapkan saranan dan prasarana yang dibutuhkan. Banyak event tahunan yang menjadi agenda dan perhelatan besar bertaraf Nasional maupun Internasional seperti World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE), Solo Batik Carnival, Munas Apeksi, SIEM, Bengawan Solo Fair, Borobudur Travel Mart dan Munas Apeksi. Hal ini akan sangat disayangkan apabila tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, seperti ruangan yang besar dan nyaman dan perlengkapan audio visual yang memadai. Pembangunan convetion center menjadi langkah awal untuk mewujudkan perkembangan MICE di kota Solo dan dengan sendirinya perkembangan itu dapat dirasakan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat lainnya. Incentive kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka yang berkaitan dengan penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan atau kegiatan pameran.
Pada dasarnya Indonesia unggul kegiatan MICE dalam halnya
Incentvice. Beragam budaya dan pariwisata menjadi modal utama untuk kegiatan incentive. Solo menjadi bagian dari Indonesia yang mempunyai pariwisata unik dan berbeda dengan daerah lain mulai dari wisata sejarah hingga wisata alam. Kegiatan incentive di Solo belum sejajar dengan kegiatan MICE lainnya, kurangnya pengelolaan menjadi kendala
perkembangan Incentive. Pola
pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan incentive di kota Solo antara lain dengan mengikuti trend MICE dunia. Pergerakan manusia untuk melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
perjalanan wisata beralih ke Eco-tourism, responsibility tourism meluawaktu untuk bersantai tetapi tetap bertanggung jawab. Apa yang menjadi tren diaplikasikan dengan inventaris daerah sehingga muncul keunikan dan keaslian.
Kegiatan mempertunjukkan,
exhibition
merupakan
memperagakan,
bentuk
kegiatan
memperkenalkan,
dengan
mempromosikan
cara dan
menyebarluaskan informasi hasil produksi barang/jasa maupun informasi visual di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk disaksikan secara langsung oleh masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari hubungan dagang.
Pameran menjadi agenda rutin di kota Solo hampir 3 bulan sekali diadakan sebuah pameran seperti pameran komputer, pameran clothing distro, pameran buku dll, pameran yang berskala kecil Solo masih mempunyai sarana untuk menampung berbagai kegiatan itu. Tetapi untuk pameran berskala besar Solo belum mempunyai fasilitas pendukung, hal ini kembali lagi ke penyediaan fasilitas seperti halnya conference untuk menampung perhelatan besar perlu adanya convenion center. Dengan kemudahan
kemudahan ketersediaan fasilitas
dapat meningkatkan laju perekonomian kota Solo dan peningkatan Pendapatan Daerah Surakarta.
Selain tersedianya fasilitas yang memadai, differensiasi produk baru dan promosi menjadi kunci pokok mendatangkan wisatawan. Promosi merupakan gerbang utama untuk mendatangkan wisatawan, keberhasilan kota dalam meningkatkan pariwisata dan MICE tergantung pada penyampaian promosi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT penting bagi perkembangan pariwisata dan kegiatan MICE di Surakarta, apa yang menjadi kelemahan, kelebihan, ancaman dan peluang dapat menjadi acuan dan strategi untuk mengembangkan
MICE di
Surakarta. Adapun analisis SWOT sebagai berikut :
Strengeth / Kekuatan
1. Kota Surakarta semakin dikenal banyak orang. 2. Mempunyai Sarana dan Prasarana yang memadai untuk kegiatan wisata dan MICE. 3. Solo mempunyai potensi yang sangat besar untuk industri MICE. 4. Aksesibilitas mudah dijangkau dari berbagai penjuru serta sarana transportasi yang beragam. 5. Nyaman, Mudah dan Murah menjadi ciri khas Kota Surakarta. 6. Budaya dan keramahtamahan penduduk menjadi keunggulan komparatif.
Weakness / Kelemahan
1. SDM belum siap terhadap kebijakan pemerintah untuk menjadikan kota Surakarta sebagai kota MICE. 2. Objek dan daya tarik wisata masih terbatas. 3. Paket perjalanan yang ditawarkan masih sedikit. 4. Promosi dan pemasaran produk serta komunikasi pasar masih lemah. 5. Banyak berdirinya hotel sehat.
hotel baru menimbulkan persaingan yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
6. Pengelolaan data base mengenai kegiatan MICE yang ada di Surakarta belum maksimal.
Opportunity / Peluang
1. Kegiatan kepariwisataan yang ramai, lancar, menumbuhkan industri industri kreatif baru. 2. Terselenggaranya event MICE yang lebih banyak lagi dengan fasilitas yang ditawarkan. 3. Perekonomia masyarakat akan lebih baik. 4. Pariwisata penyumbang pendapatan daerah terbesar.
Threats / Ancaman
1. Timbulnya persaingan yang tidak sehat antara pelaku bisnis MICE . 2. Kerjasama anatar pelaku bisnis MICE semakin berkurang. 3. Banyaknya bangunan hotel baru menimbulkan kesenjangan sosial masyarakat.
SWOT merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi, keadaan suatu objek, dalam hal ini peluang MICE di Surakarta cukup besar terbukti dengan
tersedianya
sarana
dan
prasarana
yang
memadai
untuk
diselenggarakannya event MICE dengan hotel berskala internasional. Akan tetapi terdapat ancaman
ancaman yang dapat membahayakan peluang MICE di
Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Untuk mengatasi ancaman tersebut para pelaku MICE harus saling bekerjasama dengan cara tidak mementingkan ego perusahaan demi kesuksesan sendiri, selain itu membuat suatu perkumpulan yang bergerak dibidang MICE, mempromosikan Kota Solo tidak hanya dalam negeri melainkan ke luar negeri bahwa Solo layak untuk diadakannya kegiatan MICE yang bertaraf Internasional dan memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang tidak mempunyai basic dalam industri pariwisata untuk meningkatkan pariwisata Kota Surakarta, sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan kesenjangan sosial.
D . Pengaruh Perkembangan Industri MICE Terhadap Pariwisata Solo
MICE merupakan kegiatan yang mempunyai dampak luas banyak pihak yang mendukung terselenggarakannya kegiatan ini. Semua lini perekonomian dapat merasakan dampak dari
industri MICE yang paling utama adalah
kesejahteraan masyarakat lebih baik. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan MICE adalah dampak langsung dan tidak langsung.
1. Pengaruh Langsung
Terjadi pada hotel, transportasi, Event Organizer, Biro Perjalanan wisata yang berkaitan langsung pada penyelenggaraan kegiatan. Hotel merupakan tempat yang paling banyak diselenggarakan kegiatan MICE, Solo mempunayai banyak hotel dengan fasilitas yang memadai. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan MICE yang dilakuan di hotel memberikan keuntungan besar. Mulai venue, kamar, makan dan minum sudah menjadi satu paket. Hotel yang digunakan untuk kegiatan meeting secara tidak langsung memberikan kontribusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
bagi karyawan. Semakin lama tinggal semakin banyak profit yang diperoleh hotel.
Biro Perjalanan dan Event Organizer sebagai garda depan mempunyai peran ganda mendatangkan wisatawan dari penjualan produk wisata, penjualan tiket dan memasarkan MICE. Bersama pemerintah BPW dan EO memasarkan produk unggulan yang menjadi daya tarik. MICE merupakan salah satu produk yang ditawarkan kepada pihak
pihak yang sering mengadakan meeting atau
kegiatan MICE lainnya. Selain hotel dampak yang terjadi terlihat jelas pada jasa transportasi, seseorang atau pelaku MICE akan menggunakan alat transportasi untuk ke tempat tujuan. Semakin sering berpergian semakin banyak keuntungan daerah yang didapatkan.
2. Pengaruh Tidak Langsung
Dampak tidak langsung dapat dirasakan oleh pihak pusat perbelanjaan seperti wisata belanja yang ada di daerah penyelenggaraan kegiatan MICE, objek wisata, tempat wisata kuliner dan penyedia jasa pariwisata lainnya . Di Solo banyak tempat wisata belanja yang menjadi oleh
oleh souvenir khas Solo seperti
seperti pasar Klewer, Kampung Batik, PGS, Beteng, Solo juga mempunyai banyak objek wisata yang dapat dinikmati wisatawan, mulai objek historian sampai wisata belanja. Keraton dan sangiran menjadi objek unggulan
yang
menjadi daya tarik kota Solo. Pada kegiatan meeting kunjungan ke suatu tempat biasa dilakukan guna menyegarkan pikiran setelah beberapa hari melakukan diskusi. Objek
objek wisata banyak mendapatan keuntungan dari kegiatan itu,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
mulai tiket masuk , penjualan souvenir , oleh
oleh hingga penyelenggaraan
welcome dinner atau penutupan acara seperti di Puro Mangkunegaran. Dampak tidak langsung ini mencakup semua pihak yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata, penyelenggaraan kegiatan MICE akan menigkatkan kesejahteraan masyarakat dan kota akan lebih dikenal dengan keberadaan citra yang dimiliki. Berbagai kegiatan yang dilakukan di hotel, objek wisata, retoran maupun tempat wisata lainnya, pemerintah mempunyai peran besar dalam menyelaraskan pendapatan. Dampak dari peran pemerintah terhadap masyarakat dan pengusaha jasa pariwisata lainnya dapat meninggkatkan PAD Surakarta, yaitu dari hasil pajak hotel, pajak restoran, perijinan penyelenggaraan MICE , objek wisata, dll. Semakin banyak tingkat hunian kamar hotel, semakin banyak wisatawan yang perkunjung semakin banyak juga pendapatan daerah yang masuk. Dari pendapatan daerah yang ada menjadi amanah bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan promosi dan pariwisata dari segmentasi terendah.
3. Strategi pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE Strategi MICE dirancang oleh berbagai pihak yang bergerak di sektor pariwisata antara lain Pemerintah, ASITA, PHRI, Pihak Swasta dan pihak lain yang terkait. Adapun strategi pengembangan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Tabel 10. Strategi Pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE
Komponen Penguatan Produk
Rencana Aksi Mendorong Standarisasi, Kualitas SDM, Layanan MICE di Solo Raya
Nama Program
Institusi Pelaksana
1.
Pelatihan MICE Tingkat Dasar
2.
Pelatihan Lanjutan
3.
Pelatihan LO
MICE
Tingkat
4.
Pelatihan Banquet Sales bagi Hotel dan restoran 5. Pelatihan Penyusunan Paket 6. \MICE 7. Pelatihan Teknik Bidding event-Event MICE 8. Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Pelaku Wisata di Level Operational 9. Penyusunan standar venue MICE Solo Raya disertai muatan lokal 10. Monitoring kelengkapan perijinan dan kualitas venue 11. Sertifikasi tenaga kerja yang terlibat (Hotel/Restoran/Convention Hall) Peningkatan Iklim Investasi MICE
1.
2. 3.
4.
Penguatan Kesadaran Masyarakat dan Aparatur Mengenai Aktivitas MICE
1.
2.
3.
Mendorong beberapa PCO di Jakarta dan Bali Untuk membuka perwakilan di Kawasan Solo Raya Penyusunan Buku Panduan Peluang Investasi Mice Pengembangan Fasilitas MICE sekelas JCC (Jakarta Convention Center) melalui investasi swasta dan pemerintah Mendorong venue untuk melakukan investasi di bidang komunikasi dan bisnis center Diseminasi kesadaran tentang wisata MICE bagi aparatur dan masyarakat umum di wilayah Solo Diseminasi kesadaran tentang pentingnya wisata MICE dan Menangani Wisatawan MICE bagi BPW, Travel Agent dan Pramuwisata Diseminasi kesadaran tentang pentingnya wisata MICE dan Menangani Wisatawan MICE bagi Pengusaha Transportasi Modern maupun Tradisional
commit to user
Sumber Dana
ASITA , PHRI Pemerintah ASITA , PHRI Pemerintah
Swadaya Dana Lain tidak mengikat APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
PHRI
Swadaya
ASITA, PHRI Pemerintah
APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
Pemerintah
APBD/APBN
ASITA, PHRI Pemerintah
APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
ASITA, PHRI Pemerintah
APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah Pelaku MICE
APBD/APBN Swadaya
Pemerintah
APBD/APBN
ASITA , PHRI Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah, ASITA
APBD/APBN, Sumber lain tidak mengikat
Pemerintah, Asosiasi terkait
APBD/APBN, Sumber lain tidak mengikat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Komponen
Rencana Aksi Identifikasi dan Pengembangan ProgramProgram dan Pendukung MICE
Nama Program 1.
2.
3.
4. Pengembangan Paket dan produk wisata MICE
1.
2.
3.
Penguatan Kebijakan dan Kelembaga an
Mendorong KebijakanKebijakan yang Mempermudah Perijinan kegiatan maupun usaha MICE
1.
2.
3.
Penguatan Kelembagaan Asosiasi EO dan PCO
1.
Inventarisasi aktivitas kesenian dan budaya di Kabupaten/Kota dikawasan Solo Raya dalam booklet atau Panduan. Inventarisasi Daya Tarik Disekitar Venue Dalam Bentuk Booklet atau Panduan Inventarisasi isu-isu lokal yang dapat diangkat menjadi aktivitas MICE di perguruan tinggi di wilayah Solo Raya guna menarik event-event yang ada. Penyusunan Panduan Ladies Program di Solo Raya Penyusunan Katalog Paket MICE Solo Raya disertai dengan event-event pendamping yang ada. Temu Tokoh Budaya Lokal untuk memperkuat Solo Raya sebagai Ikon Budaya Nasional dan Internasional agar nantinya dapat mendorong event-event MICE bertema budaya di Solo Raya Mendorong beberapa perguruan tinggi di Kawasan Solo Raya untuk secara Intensif menggali isu-isu terkini dan mengangkatnya dalam forumforum workshop dan seminar yang berskala nasional Mendorong masuknya item MICE atau jasa konvensi dalam Peraturan Daerah di masing-masing Kabupaten/Kota di Solo Raya Sinkronisasi penggunaan Lahan dengan Rencana Tata Ruang dan Lingkungan di Kab/Kota di Solo Raya untuk pengembangan kawasan Wisata MICE Memasukkan Produk MICE dalam Rencana Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA prop/kab/kota) dan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (prop/Kab/Kota) Penyelenggaraan forum pertemuan pelaku wisata MICE secara berkala.
commit to user
Institusi Pelaksana
Sumber Dana
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah, Kopertis
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah Pelaku MICE
APBD/APBN Swadaya Dana lain Yang Tidak Mengikat
Pemerintah, ASITA, PHRI, KADIN
APBD/APBN, Swadaya, dana lain tidak mengikat
Pemerintah, Kopertis
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah Pelaku MICE
Swadaya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Komponen
Rencana Aksi
Nama Program 2.
Pemasaran dan Kemitraan
Mendorong Peran Serta Solo Raya Dalam Aktivitas Bidding untuk event-event dalam skala Nasional Maupun Internasional
Memperkuat Citra/Branding Solo Raya Sebagai Destinasi MICE
Mendorong asosiasi-asosiasi yang terkait dengan MICE untuk melaksanakan Pendataan Ulang Anggotanya. 3. Pembinaan Manajemen Usaha MICE 1. Inventarisasi event-event internasional yang ada dalam rentang tahun 2010-2013 2. Membangun Komitmen Pemerintah Daerah di Kawasan Solo Raya untuk Dapat Memberikan Dukungan Untuk PCO/Organisasi/Perguruan Tinggi yang akan mengikuti Bidding MICE Event 1. Penyusunan MICE Branding dan Standar Layananan MICE Solo Raya
Institusi Pelaksana
2.
Melakukan Komunikasi Branding MICE Solo Raya Kepada Masyarakat Solo Raya
3.
Mendorong hotel hotel yang ada di Solo Raya untuk Menjadikan MICE Package Sebagai Komoditas Andalan Melakukan Update Kalender Kegiatan MICE solo raya secara bulanan Public Relations Activity terkait dengan MICE Program
4.
5.
Memperkenalkan Solo Raya Kepada Pengguna Jasa MICE di level nasional dan Internasional
Mengembangkan Portal Informasi MICE Solo Raya Yang Disertai Online Sistem
1.
2.
1.
2. Membangun kemitraan dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan organisasi internasional dan organisasi nasional
1.
2.
Pemerintah Pelaku MICE Pemerintah, ASITA, PHRI
Sumber Dana APBD/APBN Swadaya Dana lain yang tidak mengikat APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
Pemerintah Pelaku MICE
Swadaya
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah, ASITA, PHRI Pelaku MICE Pemerintah, ASITA, PHRI Pelaku MICE
Pemerintah, PHRI
APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat APBD/APBN, Swadaya Hotel Dana lain tidak mengikat
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
Pemerintah, ASITA, PHRI Pelaku MICE
APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat
Pemerintah Pelaku MICE
APBD/APBN Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat
Pemerintah ASITA, PHRI
APBD Swadaya
Pemerintah ASITA, PHRI
APBD Swadaya
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Penyusunan MICE Catalog
Mendorong Keikutsertaan Solo Raya Dalam kegiatan pertemuan Buyer and Seller MICE (internasional MICE Forum) Mengembangkan Web MICE Solo yang disertai informasi venue dan obyek-obyek pendukung yang ada. Pengembangan sistem booking online terpadu untuk venue Menyelenggarakan forum koordinasi MICE antara pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah. Mendukung secara aktif eventevent nasional/negara yang akan diselenggarakan di Solo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Komponen
Rencana Aksi
Penguatan Kerjasama dengan Beberapa Destinasi Diantaranya Yogyakarta, Bali dan Jakarta dalam bidang MICE
Nama Program
1.
Sumber Dana
Pemerintah, Stakeholder terkait
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
2. Pemasangan Iklan di Telivisi Nasional mengenai Solo Raya sebagai Destinasi MICE
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
3. Iklan Bersama Venue Solo Raya di Harian Nasional
ASITA, PHRI
Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
ASITA, PHRI, Asosiasi MICE
Swadaya
ASITA, PHRI, Asosiasi MICE
Swadaya
8. Pemasangan Iklan di majalahmajalah wisata dan gaya hidup (lifestyle)
Pemerintah, ASITA, PHRI, Asosiasi MICE
APBD/APBN, Swadaya
9. Penyelenggaraan Fam Trip bagi PCO di Jakarta dan Bali serta Travel Writer Asing
Pemerintah, ASITA, PHRI, Asosiasi MICE
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
2.
Publikasi Di Media Nasional/Regional/Interna sional/ Reguler
Raya dalam bentuk penyelenggaraan event pendamping yang difasilitasi oleh pemerintah daerah dan pelaku swasta di Solo Raya Menyelenggarakan Rapat koordinasi MICE antara DIY, Jawa Tengah dan Solo Raya yang mengikutsertakan masingmasing stakeholder
Institusi Pelaksana
1.
Pengiriman bahan promosi dan informasi mengenai MICE Solo Raya kepada pelaku MICE di Jakarta dan Bali Pemasangan Iklan di Surat Kabar Nasional Mengenai Solo Raya Sebagai Destinasi MICE
4. Mengundang Wartawan dan Travel writer untuk menulis tentang Solo Raya 5. Fasilitasi kemudahan bagi journalis untuk mengadakan peliputan-peliputan terkait dengan kegiatan-kegiatan MICE yang ada di Solo Raya 6. Pemasangan Iklan Bersama Venue di harian regional dan nasional 7. Iklan MICE Solo di TV lokal di Jogja dan Semarang
10. Pembuatan MICE News Letter Solo Raya yang dikeluarkan bulanan 11. Pengiriman Tim Pemasaran Ke Beberapa PCO di Jakarta dan Bali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Komponen
Rencana Aksi
Nama Program
Institusi Pelaksana
Sumber Dana
12.
Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektoral
1. 2.
3.
4. 5. 6.
7.
Beberapa Kota Besar asal wisatawan MICE Solo (Yogyakarta, Jakarta, Semarang dan Bandung) Kerjasama dengan Airline Untuk Mempromosikan MICE. Membangun kerjasama dengan Pihak Karantina dan Imigrasi untuk mempermudah layanan bagi Peserta dan Pendukungpendukung MICE Membangun Sistem Keamanan Terpadu terkait dengan pelaksanaan pengamanan event dan perijinan dengan Kepolisian, Pengelola Bandara, dan pihak-pihak terkait. Membangun Kesepakatan dan Prosedur Penanganan Peristiwa Peristiwa Tak Terduga Terkait dengan Pelaksanaan MICE Membangun kerjasama dengan Provider Telekomunikasi Untuk mempermudah akses komunikasi apabila terdapat event-event yang membutuhkan jaringan komunikas Pembuatan Panduan Public Transport Solo Raya dari dan menuju venue mice
Pemerintah, ASITA, PHRI
APBD/APBN, Swadaya
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah Pelaku MICE
APBD/APBN Swadaya
Pemerintah Pelaku MICE
APBD/APBN Dana Lain Yang Tidak Mengikat
Pemerintah
APBD/APBN
Pemerintah
APBD/APBN
Sumber : BPPIS Surakarta
Tabel 11. merupakan sederet program pemerintah yang terangkum dalam upaya dan strategi pengembangan Solo sebagai destinasi MICE. Banyak rencana pemerintah untuk meningkatkan pariwisata Solo, bersama aparatur pemerintah lainnya siap mempromosikan Solo ke penjuru dunia dan siap untuk bersaing. Citra Solo yang dipandang sebelah mata oleh wisman maupun wisdom sebagai kota teroris membuat pemerintah gencar untuk mempromosikan kota dan potensi pariwisata yang dimiliki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
BAB IV PENUTUP
A . Simpulan Seiring berjalannya waktu kebutuhan pertemuan semakin meningkat terlihat banyaknya event yang terselenggara di Solo. Pada tahun 2009 event MICE 3.641, tahun berikutnya meningkat menjadi 3.686 dan tahun 2011 event MICE mencapai 4.055. Keadaan ini menjadi tolok ukur bagi pemerintah dan pemangku kepentingan bisnis MICE untuk lebih meningkatkan industri MICE di Solo. Beberapa hal yang melatarbelakangi berkembangnya MICE Kota Solo anatara lain aksesibilitas, Sumber daya manusianya, fasilitas pendukung, daya tarik dan citra daerah yang membuat kota Solo berbeda dengan kota lain. Letak Solo yang strategis menjadi gerbang masuknya wisatawan dari berbagai penjuru daerah. Kemudahan aksesibilitas kota merupakan salah satu alasan wisatawan berkunjung ke Solo. Sarana transportasi yang dimiliki Solo lengkap mulai becak, bus, taksi, kereta api maupun pesawat udara. Selain itu sarana dan fasilitas pendukung menjadi salah satu pertimbangan para pelaku MICE untuk mengadakan kegiatan MICE di Solo. Pada tabel 5 dan 6 menunjukan bahwa Solo mampu untuk menyelenggarakan kegiatan MICE berskala Nasional maupun Internasional. Dengan banyaknya hotel yang ada dan fasilitas pendukung kegiatan MICE menjadi salah satu Inventarisasi kota Solo.
Pola pergerakan dan pengembangan kota Solo menjadi kota tujuan MICE tidak lepas dari peran masyarakat mendukung kebijakan pemerintah untuk
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
mewujudkan Kota solo menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat Solo sudah terkenal dengan orangnya yang ramah dan sopan santun dengan citra seperti itu pemerintah lebih mudah untuk mengembangakan pariwisata kota Solo. Faktor terakhir yang melatarbelakangi perkembangan MICE kota Solo adalah potensi wisata dan keunikan atau ciri khas kota.
Banyak potensi pariwisata yang menjadi daya tarik kota Solo diantaranya atraksi budaya. Solo masih menjujung tinggi nilai
nilai budaya, sehingga banyak
event budaya yang disajikan di kota solo seperti Kirab malam 1 Suro, Gunungan Charity boat race Bengawan Solo , Solo Batik Carnival, dll. Potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki menjadi ciri khas Kota Solo.
Pola pengembangan MICE kota Solo tidak lepas dari sarana pendukung, seperti venue, tren pasar MICE dan promosi. Kegiatan Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition di Solo belum seimbang, hal itu dikarenakan kurangnya fasilitas pendukung seperti convention center. Dari segi hotel Solo mampu menampung ribuan orang, akan tetapi untuk conference maupun exhibition yang berskala besar Solo belum bisa menghandle dan biasa kegiatan seperti itu dialihkan ke tempat lain yang mempunyai convention center.
Pengaruh dari kegiatan MICE sangat luas, semua lini perekonomian dapat merasakan dampak yang terjadi. Mulai dari penyedia fasilitas hingga pemerintah. Dampak terlihat jelas pada perubahan sosial, budaya dan ekonomi. Untuk tempat penyelenggaraan kegiatan MICE semakin dikenal banyak orang. Selain itu dengan banyaknya kegiatan MICE yang diselenggarakan mempengaruhi PAD kota Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
B . Saran
Setelah melakukan penelitian langsung dan wawancara dengan beberapa sumber peneliti memiliki beberapa saran yang membangun seperti :
1. Pemerintah lebih memperhatikan terhadap kebijakan yang dikeluarkan dalam meningkatkan pariwisata maupun menguatkan diri sebagai kota tujuan MICE sebab pengelolaan data base mengenai kegiatan yang sudah dilakukan belum maksimal. Tolok ukur yang akurat dapat menjadi bahan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan yang sudah dilakukan. 2. Fasilitas pendukung MICE sangat penting untuk menyelenggarakan kegiatan MICE. Solo mempunyai banyak hotel dengan kapasitas room yang memadai tetapi solo belum mempunyai convention center. Suatu perhelatan besar membutuhkan venue yang besar untuk dapat menampung ribuan orang. Kelemahan kota Solo menjadi kekuatan kota lain untuk melirik wisatawan yang akan datang ke Solo. 3. Banyaknya potensi wisata kota Solo dapat meningkatkan jumlah kujungan wisatawan. Hal ini harus diimbangi dengan peran BPW yang pandai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
mengemas paket
paket wisata dan mempromosikan agar wisatawan lebih
tersugesti dan tertarik untuk berkunjung ke Solo. 4. Indonesia kuat akan potensi kegiatan Incentive berbagai ragam budaya dan wisata alam yang eksotik ada di Indonesia. Solo sebagai bagian dari Indonesia mempunyai potensi wisata yang beragam. Untuk meningkatkan kegiatan Incentive, para pemangku kegiatan MICE harus peka terhadap apa yang menjadi tren MICE dunia seperti Eco tourism, respobility tourism. Hal ini
menjadi
peluang
bagi
kota
Solo
untuk
meningkatkan
dan
menyeimbangkan incentive dengan kegiatan MICE lainnya 5. Masyarakat merupakan faktor penggerak yang dapat mengubah kota menjadi lebih baik. Pihak pihak yang berperan dalam meningkatkan pariwisata Solo selalu diberi pengarahan dan monitoring agar semua pihak dapat bekerjasama mewujudkan visi dan misi kota Solo. 6. Penguatan kesadaran masyarakat dan aparatur lainnya mengenai pentingnya kegiatan MICE bagi pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kota Solo dengan cara memberikan pelatihan dan pengetahuan dasar bagi masyarakat, sebab kegiatan MICE berdampak multiganda semua elemen masyarakat dapat merasakan dampak yang ditimbulkan. 7. Branding adalah alat promosi yang diunggulkan. Citra Solo sebagai kota batik, kota budaya, kota liwet sudah dikenal baik oleh masayarakat Indonesia, akan tetapi citra Solo sebagai kota teroris sudah melekat di telingga orang asing. Semua aspek masyarakat dan aparatur pemerintah harus bisa meyakinkan wisatawan mancanegara bahwa Solo tidak seperti yang mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
pikirkan. Sebab keamanan suatu tujuan wisata menjadi kunci keberhasilan pariwisata. 8. Image daerah lebih ditingkat, kesan nyaman dan ramah tamah menjadi modal untuk mendatangkan wisatawan sebab kepuasaan menjadi tujuan utama.
commit to user