PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI (Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak Tahun 2011/ 2012)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh TRISNO EKO RIYANTO 072411081
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
2
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Telp./Fax. (024) 7601291. 7615387 Semarang 50185 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eks Hal
: Naskah Skripsi An. Sdr Trisno Eko Riyanto Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan melakukan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara: Nama
: Trisno Eko Riyanto
NIM
: 072411081
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul
: PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI. (Studi Kasus Di Koperasi Pondok
Pesantren
At-Taslim
Desa
Bintoro
Kecamatan Demak Kabupaten Demak) Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian harap menjadikan maklum Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Djohan Masruhan, MM
H. Ahmad Furqon, LC, MA.
NIP. 19510510 198203 1 002
NIP. 19751218 200501 1 002
3
4
ABSTRAK Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi, mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di Pondok Pesantren At-Taslim, yang diteliti adalah pondok pesantren At-Taslim. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yaitu sebuah metode analisis dengan mendiskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat, dengan teknik pengumpulan data, interview, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim adalah ikut serta dalam pendidika manajemen keuangan para santri, hal tersebut sesuai dengan tujuan dari didirikannya pondok pesantren At-Taslim yaitu mendidik para santri dengan ilmu agama dan juga ilmu perekonomian. Diberikannya fasilitas pembiayaan diluar konsumtif bagi para santri, pembiayaan ini diberikan apabila ada kekurangan atau keterlambatan pemberian/pengiriman uang dari orang tua. Pengabilan simpanan dengan syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok pesantren dan pengurus koperasi menanyakan buat keperluan apa uang tersebut, apabila untuk berfoya-foya atau untuk hal yang penting maka koperasi tidak akan mencairkan uangnya. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk santri langsung masuk ketabungan, hal tersebut dilakukan agar orang tua tidak kecolongan dalam mentasarubkannya. Pengelolaan simpanan para santri menjadi satu dengan simpanan yang lainnya untuk di putar. Pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk ketabungan, untuk pengambilannya terserah para santri mau di ambil kapan, dan untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.
Kata Kunci: Peran Koperasi, Mengatur Cash Flow
5
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 30 Desember 2011 Deklarator,
Trisno Eko Riyanto Nim. 072411081
6
MOTTO
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2)
7
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.
Ayah dan Ibunda tercinta (Sururi, dan Hidayah Dien Fatimah) yang telah memberikan segalanya bagi penulis, terima kasih atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat penulis berikan. Jazakumullah khoirukum khoirol jaza,’ semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda, Amin.
2.
Adik-adikku tercinta Tri Wahyuni dan Robbiatus Shofiyah, yang menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini.
3.
Para Guru dan Dosen yang senantiasa selalu penulis harapkan barokah ilmunya.
4.
Sahabat-sahabat dan teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007, khususnya paket EIB’07 (Ekonomi Islam kelas B angkatan 2007) yang selalu berbagi dalam suka maupun duka.
5.
Teman dekatku yang selalu mensuport serta membantuku.
6.
Almamater dan Pengelola Prodi Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.
7.
Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas mendo’akan dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT selalu memberi limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada semua dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
8
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyanyang, yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PERAN KOPERASI DALAM
MENGATUR CASH FLOW PARA
SANTRI” (Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak), dengan baik dan lancar, Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat dan para pengikut beliau. Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku Sekjur Ekonomi Islam. 4. Drs. H. Djohan Masruhan, MM, selaku Dosen Pembimbing I, serta H. Ahmad Furqon, LC, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, para dosen, karyawan beserta staf-stafnya. 6. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membesarkan penulis, atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. 7. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya. 8. Pihak Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
9
9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini. Teriring do’a semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, dan mudah–mudahan apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 30 Desember 2011 Penulis
Trisno Eko Riyanto Nim. 072411081
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK ..............................................................................
iv
HALAMAN DEKLARASI ..........................................................................
v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI ...........................................................................
x
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................
xiii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II :
A.
Latar Belakang .....................................................................
1
B.
Permasalahan ........................................................................
8
C.
Tujuan Penelitian ..................................................................
8
D.
Manfaat Penelitian ................................................................
9
E.
Tinjauan Pustaka ..................................................................
9
F.
Metode Penelitian .................................................................
12
G.
Sistematika Penulisan ...........................................................
16
KETENTUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN CASH FLOW A. Koperasi ................................................................................ 1.
Pengertian Koperasi Secara Umum ..............................
2.
Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen
18 18
Koperasi ........................................................................
19
3.
Landasan Hukum Islam Tentang Koperasi ...................
26
4.
Koperasi dalam Teori Prinsip Syari’ah .........................
30
11
B. Al- Wadi’ah ..........................................................................
32
1.
Pengertian Al-Wadi’ah ..............................................
32
2.
Dasar Hukum Al-Wadi’ah.........................................
35
3.
Rukun dan Syarat Al-Wadi’ah ..................................
36
4.
Hukum Menerima Benda Titipan ..............................
36
C. Koperasi Pondok Pesanteren ................................................
37
1.
Kolektifitas Pondok Pesantren ..................................
37
2.
Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren ...............
45
D. Sisa Hasil Usaha ...................................................................
46
1.
Pengertian Sisa Hasil Usaha ......................................
46
2.
Pembagian Sisa Hasil Usaha .....................................
46
E. Cash Flow .............................................................................
48
1.
Pengertian Cash Flow ..............................................
48
2.
Keterbatasan Cash Flow...........................................
49
3.
Manfaat Cash Flow ..................................................
50
4.
Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow ..............
50
F. Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi ................................
51
1.
Kewajiban Anggota Koperasi....................................
51
2.
Hak Anggota Koperasi ..............................................
51
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim......
53
B. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim .
53
C. Organisasi dan Manajemen Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim..............................................................................
55
1. Keanggotaan ....................................................................
55
2. Pengurus, Pengawas dan Penasehat ................................
55
D. Unit-Unit Usaha....................................................................
55
1. Unit Simpan Pinjam Syari’ah ..........................................
55
2. Unit Usaha Warung Telkom............................................
56
3. Unit Usaha Perkayuan .....................................................
56
12
4. Unit Usaha Grosir ............................................................
56
5. Unit Usaha Bengkel dan Sparepart .................................
57
6. Unit Usaha Warung Serba Ada LPNU (WASERDA LPNU)…………………………………………………...
57
7. Unit Usaha Depo Isi Ulang Air Minum (DAMIU QIA)................................................................................
57
E. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim........
58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Terhadap Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren AtTaslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak).. ...............................................................................
60
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
64
B. Saran-saran ...........................................................................
65
C. Penutup .................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Akta Pendirian Koperasi. Lampiran 2 : Struktur Organisasi Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim. Lampiran 3 : Nama Anggota Dan SHU Simpanan Anggota Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim. Lampiran 4 : Surat Perjanjian Akad Pinjaman Dan Akad Nadzar. Lampiran 5 : Neraca Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010. Lampiran 6 : Laporan Rugi/Laba Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010. Lampiran 7 : Daftar Perincian SHU Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010. Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Pengantar Wawancara.
14
MOTO
1. Berlomba-lombalah untuk mencari ilmu, jangan harta yang kita cari, karena ilmulah yang akan mengatur kita, sedangkan harta kitalah yang mengatur. 2. Jadilah orang yang baik, dan jangan jadi orang yang sekedar kelihatan baik. 3. Teruslah berusaha untuk mencapai cita-cita, pantang menyerah, semangat dan janganlah mudah putus asa. 4. Tiada pernah suatu kejadian menimpa tanpa ada pelajaran yang dapat kita ambil darinya.
15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok Pesantren (Ponpes) adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, keberadaan dan perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa telah diakui oleh masyarakat. Dalam perkembangannya Pondok Pesantren berfungsi sebagai pusat bimbingan dan pengajaran ilmuilmu agama Islam (tafaqquh fi al din) yang telah banyak melahirkan ulama, tokoh masyarakat dan mubaligh. Seiring dengan laju pembangunan dan tuntutan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Ponpes telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan peran dan sekaligus memberdayakan potensinya bagi kemaslahatan lingkungannya. Salah satu bentuk adaptasi nyata yang telah dilaksanakan adalah pendirian koperasi di lingkungan Ponpes dan dikenal dengan sebutan koperasi pondok pesantren (Kopontren). Keberadaan gerakan koperasi di kalangan pesantren sebenarnya bukanlah cerita baru, sebab pendiri koperasi pertama di bumi Nusantara adalah Patih Wiriatmadja, seorang muslim yang sadar dan menggunakan dana masjid untuk menggerakan usaha simpan pinjam dalam menolong jama’ah yang membutuhkan dana. Tumbuhnya gerakan koperasi di kalangan santri merupakan salah satu bentuk perwujudan dari konsep ta‟awun (saling
16
menolong), ukhuwah (persaudaraan), tholabul ilmi (menuntut ilmu) dan berbagai aspek ajaran Islam lainnya. 1 Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini diadakan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama itu.2 Bentuk kerjasama tersebut untuk mewujudkan pembangunan Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan tersebut merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang dilakukan bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa membangun usaha yang sesuai adalah koperasi.3 Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang 1
Azra Azyumardi, Pesantren, Kontinuitas dan Perubahan, dalam Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: paramadina, 1997, h. 1. 2 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2007, h. 1. 3 Ibid, h. 9.
17
dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan salah satu wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya, untuk bekerjasama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4 Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni; berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah satu orang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama rata dan proporsional. Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula. Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini
4
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h. 4.
18
berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat, walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada sendi-sendi yang khas, yaitu: Mengutamakan kesejahteraan para anggotanya dengan gerakan cepat dan tepat.5 Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas maka untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang banyak tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama
berdasarkan
fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit, koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok orang-orang yang secara homogen mempunyai kelompok yang sama (koperasi pegawai negeri, koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lain-lain, Ketiga berdasarkan jenis barang yang diolah atau dijadikan objek kegiatan (koperasi kopra, koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi tembakau, koperasi perikanan/ peternakan, dan lain-lain). Selanjutnya untuk mendukung terwujudnya iklim yang sehat (kondusif) dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga didukung dengan berbagai peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah
No. 9 tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, Peraturan 5 6
G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005, h. 1. Ibid, h. 3.
19
Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan pada koperasi. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan koperasi dapat berkembang seperti badan usaha yang lain.7 Selain Peraturan Pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan dan memperluas
kesempatan
berusaha
melalui
koperasi,
pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas, prinsip dan semangat murni yang dianut dan dikembangkan oleh koperasi. Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati (genuine co-operatives) bukan koperasi yang direkayasa (pseudo cooperatives) oleh pemerintah atau siapapun.8 Dalam GBHN 1988 juga menyatakan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri, yang pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan
7
Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren, Jakarta: Deartemen Agama RI, 2003, h. 1. 8 Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori Dan Praktik,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 342
20
dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi.9 Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk terlaksananya proses ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan pengelolaan organisasi yang lebih efektif. Terutama dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pondok pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan sebagai media pendidikan bagi para santri, tujuannya untuk memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan koperasi pondok pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini juga memberikan kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan mereka.
9
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara,1989, h. 5
21
Bila suatu koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya dengan koperasi pondok pesantren, jika koperasi pondok pesantren mempunyai keunggulan dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor akan menanamkan dananya kepada koperasi pondok pesantren. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa anggota dan masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit usaha dalam rangka hubungan bisnis.10 Dari jenisnya koperasi pondok pesantren At-Taslim termasuk jenis koperasi fungsional karena usaha yang di geluti adalah jasa simpan pinjam, anggotanya terdiri dari santri, alumni dan masyarakat di sekitar pondok pesantren. Penelitian ini akan membahas tentang peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri. Karena dulu pernah ada kejadian seorang santri kehilangan uang, untuk mencegah kejadian tersebut terjadi kembali koperasi bekerja sama dengan pengurus pondok pesantren untuk mewajibkan para santri menyimpan uangnya di koperasi, hal tersebut dilakukan agar keamanan uang para santri dapat terjamin, sebab hampir seluruh santri sekolahnya tidak di dalam lingkungan pondok pesantren tapi sekolahnya diluar lingkungan pondok pesantren, kalau di simpan di kamar takutnya nanti bisa hilang atau dicuri orang, dan menurut ibu Hidayah Dien Fatimah pengurus Koperasi Pegawai
10
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta : FE-UI,1999, Cet. Kelima, h. 7
22
Negeri Kecamatan Guntur berpendapat bahwa pendapatan sisa hasil usaha itu tergantung pada setoran awalnya, apabila setoran awalnya besar maka pendapatan sisa hasil usahanya juga besar dan sebaliknya apabila setoran awalnya kecil maka pendapatan sisa hasil usahanya juga kecil. Atas dasar pertimbangan yang telah dikemukanan di atas, maka peneliti memberi judul “Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para Santri” (Studi Kasus di Koperasi Pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak).
B. Permasalahan Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalaha yang akan diteliti adalah: Bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka tujuan yang yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
23
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menarik minat anggota untuk menabung dan pemberian sisa hasil usaha (SHU) demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau cakrawala
berfikir
dalam
hal
wawasan
dibidang
ekonomi
dan
perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek di lapangan. 3. Bagi pembaca dan almamater Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam rangka pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok pesantren.
E. Telaah Pustaka Telah menjadi sebuah ketentuan di dunia akademis, bahwa tidak ada satupun bentuk karya seseorang yang terputus dari usaha intelektual yang dilakukan generasi sebelumnya, yang ada adalah kesinambungan pemikiran
24
dan kemudian dilakukan perubahan yang signifikan. Penulisan ini juga merupakan mata rantai dari karya-karya ilmiah yang lahir sebelumnya. Namun sejauh informasi yang penulis ketahui penelaahan terhadap masalah yang penulis angkat belum pernah penulis temui. Hal tersebut tercermin dalam hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini, antara lain skripsi-skripsi yang ada kaitannya dengan tema skripsi penulis diantaranya adalah: 1.
Skripsi yang yang ditulis oleh Agus Taufik Ismail yaitu “ pengaruh partisipasi anggota tehadap sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Negeri
Republik
Indonesia (KPRI) Tumbal
Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis” dalam skripsi ini Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi.11 2.
Skripsi yang disusun oleh Reni Anggraeni yaitu “ Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri (Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam Sukabumi)” dalam skripsi ini dijelaskan tentang Pengelolaan Koperasi Pesantren sangat bermanfaat dan melatih tanggung jawab santri terhadap suatu pekerjaan, Minat santri dalam mengelola koperasi pesantren sangat baik
11
Agus Taufik Ismail, Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Pegawai Negeri Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2007
25
dan pengelolaan koperasi pesantren yang berkualitas dapat menambah media pendidikan bagi para santri.12 3.
Thesis yang disusun oleh Nur Azizah yaitu “ Pengaruh Modal Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Al-Ikhlas MAN Semarang “ dalam skripsi ini dijelaskan bahwa modal secara nyata berpengaruh positif terhadap peningkatan perolehan SHU KPRI AlIkhlas MAN I Semarang dengan menggunakan analisis regresi di peroleh thitung sebesar 3,514 > ttabel (2,00) dengan probabilitas 0,001 < 0,05 yang berarti ada pengaruh positif perkembangan modal terhadap peningkatan perolehan SHU anggota KPRI Al Ikhlas MAN I Semarang.13
4.
Skripsi yang disusun oleh Galih Tri Purnomo yaitu “Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta” dalam skripsi ini disimpulkan bahwa modal sendiri mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel modal sendiri sebesar 2,037214. Modal luar mempunyai pengaruh yang negatif terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel modal luar sebesar -5,385923. Jumlah anggota tidak mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI. Volume usaha mempunyai pengaruh yang positif
12
Reni Anggraeni yaitu, Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri (Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam Sukabumi), Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 13 Nur Azizah yaitu, Pengaruh Modal Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Al-Ikhlas MAN Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2005
26
terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel volume usaha sebesar 4,632199.14 Dari penelaahan di atas, maka dapat jelaslah pokok permasalahan yang akan penulis kaji dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan penulisan atau penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
F. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan suatu metode guna memperoleh data-data tertentu sebagai suatu cara pendekatan ilmiah agar diperoleh suatu hasil yang baik, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode sebagai berikut : 1.
Jenis penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.15
14
Galih Tri Purnomo yaitu , Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 2009 15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, h. 18
27
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren AtTaslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. 16 2.
Sumber data Adapun sumber data dalam penelitian ini, adalah : a.
Sumber data primer Yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama.17 Data yang penulis butuhkan adalah data yang terkait dengan peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak, data ini penulis uraikan di bab III. Data primer ini sangat menentukan pembahasan skripsi ini adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa informasi dari pengurus koperasi dan anggota koperasi pondok pesantren AtTaslim.
16
Anselm Straus, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Surabaya: PT Bina Ilmu offset,
1997, h. 11 19
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995,
20
Ibid., h. 85
h. 84
28
b.
Sumber data sekunder Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.18 Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat berupa dokumen yang ada pada koperasi pondok pesantren At-Taslim.
c.
Pengumpulan data Agar diperoleh data yang valid, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Wawancara (Interview) Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksikaan mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua
pihak
antara
pewawancara
dengan
orang
yang
diwawancarai.19 Wawancara ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren
At-Taslim
Desa
Bintoro
Kecamatan
Demak
Kabupaten Demak. 2) Observasi Observasi peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan terhadap obyek sebagai instrumen penelitian
18
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfa Beta, cv, 2011, h. 225 19 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, h. 155
29
untuk
mendapatkan
pengumpulan
datanya
data
yang
disebut
akurat.20
panduan
Adapun
observasi,
alat yang
digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan baik terhadap benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses, penampilan atau tingkah laku yang ada di koperasi pondok pesantren AtTaslim.21 3) Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.22 Dokumentasi ini digunakan untuk menggali data tentang laporan keuangan, laporan pembagian sisa hasil usaha, data jumlah anggota, akta pendirian, anggaran dasar, surat perjanjian akad pinjaman dan akad nadzar koperasi pondok pesantren At-Taslim. 3.
Analisis data Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis dengan mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual secara sistematis dan akurat.23 Deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan pelaksanaan, dalam hal ini difokuskan pada peran
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998, h. 204 21 Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial, Dasar-dasar dan aplikasi, Jakarta, CV. Rajawali, 1992, h. 136 22 Suharsimi Arikunto, Op. cit, h. 135 23 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 41
30
koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim, analisis ini akan digunakan pada bab IV.
G. Sistematika Penulisan Untuk mendapat gambaran yang mudah dimengerti, maka sebelum memasuki materi permasalahan, terlebih dahulu akan penulis uraikan tentang sistematika penulisan yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI Bab ini akan membahas tentang pengertian koperasi, koperasi dalam teori islam dan teori umum, koperasi pondok pesantren, sisa hasil usaha, cash flow, serta hak dan kewajiban anggota koperasi. BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum koperasi pondok pesantren At-Taslim, meliputi sejarah koperasi, letak geografis koperasi, pengurus koperasi, dan struktur organisasi di koperasi pondok pesantren At-Taslim.
31
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai Analisis terhadap peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak. BAB V : PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
32
BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI
A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi secara umum Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan koperasi.24 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian bahwa pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang
atau
badan
hukum
koperasi
dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.25 Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga yang sangat rendah.26 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan 24
Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta,
2005, h. 1. 25
G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, h.
26
Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 19.
10
33
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. 2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen Koperasi a. Asas Koperasi Menurut Undang-Undang No.25/1992, pasal 2 menetapkan bahwa kekeluargaan sebagai asas koperasi, hal tersebut sejalan dengan penegasan ayat 1 pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya. 27 Hal
tersebut
juga
menurut
pedoman
penghayatan
dan
pengamalan Pancasila bahwa manusia Indonesia memang mengakui kodrat kemanusiaannya sebagai mahluk pribadi yang mempunyai potensi, inisiatif, daya kreasi yang harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kesadaran mengenai kodrat manusia seperti itu, maka setiap manusia Indonesia percaya bahwa dirinya tidak akan dapat berkembang dengan baik bila ia tidak bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong tumbuhnya sikap mental yang mengarah kepada semangat kekeluaegaan. Dengan diangkatnya semangat kekeluargaan sebagai asas koperasi, maka ia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masung orang yang terlibat dalam organisasi koperasi, untuk senantiasa bekerja sama
27
Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, Yogyakarta, BPFE, 1997, h. 45
34
dengan anggota-anggota koperasi lainnya dengan rasa setia kawan yang tinggi.28 Rasa setia kawan yang tinggi sangatlah penting artinya bagi perkembangan usaha koperasi, sebab hal tersebut akan mendorong setiap anggota koperasi untuk merasa sebagai satu keluarga besar yang senasib dan sepenanggungan dalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya. Dalam pengembangan koperasi rasa setia kawan tersebut harus didukung oleh unsur penting lainnya, yaitu adanya kesadaran akan harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri, ketiga unsur itu, rasa setia kawan, kesadaran akan harga diri dan kepercayaan pada diri diharapkan akan saling memperkuat setiap anggota koperasi dalam melakukan usaha untuk meningkatkan kemakmuran bersama.29 b. Landasan Koperasi Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, mengemukakan bahwa landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya, landasan mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi.30 Menurut Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha28
Ibid. h. 46 Ibid. h. 47 30 Ibid. h. 43 29
35
usaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga landasan yaitu sebagai berikut: 1) Landasan idiil koperasi berupa pancasila 2) Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya 3) Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran berpribadi. Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama berdasarkan pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi mempunyai harga diri pada diri sendiri.31 c. Fungsi Koperasi Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yaitu: 1) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945 serta penjelasannya. 2) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia Indonesia.
31
Ibid. h. 44
untuk
mewujudkan
demokrasi
ekonomi
nasional
36
3) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat untuk mensukseskan pembangunan nasional
Indonesia
serta
menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia. 4) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran bersama rakyat Indonesia. 5) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.32 d. Tujuan Koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.33 e. Prinsip Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4) Pemberian
32 33
Ibid. h. 48-49 Ibid. h. 47
37
balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6) Pendidikan koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.34 f. Manajemen Koperasi Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning) Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek yaitu pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan. 2) Pengorganisasian (organizing) Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi yang inti seperti: a) Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang diperlukan. b) Memperhatikan rentang kendali. c) Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
34
Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE, 1988, h. 2.
38
3) Pelaksanaan (actuating) Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah yang berupa organisasi dengan uraian tugas dan hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari tugas dalam organisasi tersebut, Terry menyebutkan actuating means move to action. 4) Pengawasan (controlling) Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan di luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus. Prinsip controlling ini harus dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain controlling tersebut dilakukan oleh pengawas, pengurus wajib menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa disebut build in control, sistem kerja yang mengandung build in control ini perlu dijabarkan dalam organisasi.35 Dalam pengelolaan koperasi perlu adanya manajemen koperasi yang sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi manajemen koperasi yang terdiri atas fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Kemudian dalam garis besarnya fungsi manajemen koperasi dapat dibedakan atas:
35
h. 66
Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2.
39
a) Manajemen operasi Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen koperasi yang memusatkan perhatianya terhadap pengelolaan variabelvariabel kunci yang menentukan tercapainya efisiensi dan efektifitas kegiatan utama koperasi secara optimal.36 b) Manajemen keuangan Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap pengelolaan berebagai aspek keuangan suatu usaha sebagai salah satu sumber daya strategis untuk menjalankan usaha, maka masalah pengelolaan keuangan ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup koperasi. 37 c) Manajemen keuangan Pada hakikatnya manajemen keuangan adalah mengupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana dan penggunaannya. Pengertian seimbang dalam hal ini adalah keseimbangan antara sisi aktiva dengan pasiva di neraca, dengan keseimbangan tersebut maka koperasi dapat di katakana sehat dilihat dari segi liquiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.38 Liquiditas adalah kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi. Solvabilitas adalah kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan kepada pihak ketiga, baik utang jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rentabilitas adalah kemampuan dalam 36
Revrisond Baswir, Op.cit. h. 194 Ibid. h. 195 38 Ibid. h. 196 37
40
menghasilkan keuntungan, baik dengan menggunakan dana eksternal maupun dengan menggunakan dana internal.39 d) Manajemen pemasaran Manajemen pemasaran adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan koperasi untuk menimbulkan permintaan terhadap barang dan jasa yang di hasilkan.40 3. Ladasan Hukum Islam Tentang Koperasi a.
Koperasi Melalui Pendekatan Sistem Syari’ah 1) Sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 208 yang bunyinya: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208) 2) Bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur bidang perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari aspekaspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 3 yang bunyinya:
39 40
Ibid. h. 197 Ibid. h. 202
41
b.
Artinya: pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah: 3) Tujuan Sistem Koperasi Syariah 1) Mensejahterakan Ekonomi Anggota sesuai norma dan moral Islam, sesuai firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 168 yang bunyinya: Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)41 Dan surat al-Maidah ayat 87-88 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maidah: 87-88)
41
Http//bmt-syari’ah, blogspot. Com/2009/II/ landasan - dasar - system - koperasisyari’ah. h. 1
42
Dan juga surat Al-Jumuah ayat 10 yang bunyinya: Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S Al-Jumuah: 13) 2) Persaudaraan dan Keadilan Bersama, sesuai firman Allah SWT dalam surat al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi: Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujarat: 13) 3) Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata dan Agama Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan karena manusia
tidak
sama
dalam
hal
karakter,
kemampuan,
kesungguhan dan bakat. Perbedaan diatas tersebut merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal ini dapat terlihat pada Al Qur’an surat al-An’am ayat 165 yang bunyinya:
43
Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujarat: 165) 4) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d ayat 36 yang bunyinya:
c.
Artinya: Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali" (Q.S Ar Ra’d: 36). Kaidah Ushul Fiqih Yang Dipakai 1) Kemaslahatan masyarakat lebih besar harus didahulukan dari pada kemaslahatan individu yang lebih sempit. 2) Meskipun “menghilangkan bahaya kesukaran” dan “mendorong kemaslahatan” kedua-duanya merupakan tujuan pokok syari’ah, namun yang pertama harus lebih didahulukan. 3) Kerugian yang lebih besar tidak dapat ditimpakan untuk menghindari kerugian yang lebih sempit atau kemaslahatan yang lebih
besar
tidak
dapat
dikorbankan
kemaslahatan yang lebih kecil.42
42
Ibid. h. 2
untuk
mendapatkan
44
4. Koperasi Dalam Teori Prinsip Syari’ah a. Pengertian Baitul Mal Wa Tamwil Dalam prinsip syari’ah koperasi dinamakan baitul mal wa tamwil (BMT), baitul mal wa tamwil secara harfiyah/ lughowi baitul mal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha, dari pengertia tersebut dapat ditarik pengertian yang menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial.43 b. Visi Dan Misi Baitul Mal Wa Tamwil 1) Visi Baitul Mal Wa Tamwil Mewujudkan
lembaga
yang
profesional
dan
dapat
meningkatkan kualitas ibadah yang mencakup aspek ritual peribadatan dan segala aspek kehidupan. 2) Misi Baitul Mal Wa Tamwil Membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian Indonesia
dan
struktur
masyarakat
madani
yang
adil
berkemakmuran-berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syari’ah dan ridho Allah SWT.44 c. Tujan, Prinsip dan Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil 1) Tujuan baitul mal wa tamwil
43
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Yogyakarta, UII Press, 2004,
44
Ibid., h. 127
h. 126
45
Tujuan baitul mal wa tamwil adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.45 2) Prinsip Baitul Mal Wa Tamwil Dalam melaksanakan usahanya BMT berpegang teguh pada prinsip utama yaitu sebagai berikut: a) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. b) Keterpaduan, yakni menggerakan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia. c) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. d) Kebersamaan, yakni kesatuan pola piker, sikap, dan cita-cita antar semua elemen BMT. e) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik. f) Profesionalime, yakni semangat kerja yang tinggi („amalus sholihah/ahsnu amala), yakni di landasi dengan dasar keimanan. g) Istiqomah; konsisten, konsekuen, kontinuitas/ berkelajutan tanpa henti dan tanpa pernah putus asa.46 3) Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil Dalam rangka untuk mencapai tujuannya, baitul mal wa tamwil berfungsi:
45 46
Ibid., h. 128 Ibid, h. 130
46
a) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan kemampuan potensi ekonomi anggota. b) Meningkatkan kualitas SDM anggota. c) Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota d) Menjadi perantara keuangan (financial inter mediary) antara agniya
sebagai
shohibul
maal
dengan
du‟afa
sebagai
mudhorib.47 d. Asas dan landasan Baitul Mal Wa Tamwil Baitul mal wa tamwil (BMT) berasaskan pancasila dan UUD1945 serta berlandaskan prinsip syari’ah islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/ koperasi, kebersamaan, kemandirian, serta profesionalisme.48
B. Al-Wadi’ah 1. Pengertian Al-Wadi‟ah Secara bahasa al-wadi‟ah memiliki dua makna, yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan penerimaannya (I‟tho‟u al-Mal Liyahfadzahu wa fi Qobulihi), menurut istilah al-wadi’ah dijelaskan oleh para ulama sebagai berikut:
47 48
Ibid, h. 131 Ibid, h. 130
47
a. Menurrut Malikiyah al-wadi‟ah memiliki dua arti, yang pertama ibarah perwakilan untuk pemeliharaan harta secara mujarad.49 dan yang kedua ibarah pemindahan pemeliharaan sesuatu yang dimiliki secara mujarad yang sah dipindahkan kepada penerima titipan. b. Menurut Hanafiyah al-wadi‟ah berarti al-Ida‟ yaitu ibarah seseorang menyempurnakan harta kepada yang lain untuk dijaga secara jelas atau dilalah, dan sesuatu yang ditinggalkan pada orang terpercaya supaya dijaganya. c. Menurut Syafi’iyah yang dimaksud dengan al-Wadi‟ah ialah akad yang dilaksanakan untuk Mengatur sesuatu yang dititipkan. d. Menurut
Hanabilah
yang
dimaksud
dengan
al-Wadi‟ah
ialah
titipan,perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu secara bebas. 50 Al-Wadi‟ah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.51 Akad berpola alWadiah di bagi menjadi dua yaitu al-Wadi‟ah yad al-amanah dan alWadi‟ah yad adh-dhamanah, pada awalnya al-Wadi‟ah muncul dalam bentuk yad al-Amanah, yang kemudian dalam perkembangannya memunculkan yadh-dhamanah (tanagn penanggung). Akad al-Wadi‟ah yadh-dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam aplikasi perbankan syari’ah dalam produk-produk pendanaan.
49
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Pustaka, 2002, h. 179 Ibid, h. 180 51 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani, 2009, h. 85 50
48
Secara umum al-Wadi‟ah yad amanah (tangan amanah) adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi‟) yang mempunyai barang/ asset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. 52 Dalam hal ini si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.53 Dari
prinsip
yad
al-Amanah
(tangan
amanah)
kemudian
berkembang prinsip al-Wadi‟ah yad adh-dhamanah (tangan penanggung) yang berarti bahwa pihak penyimpan dana bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/ asset titipan,54 dan barang/ asset yang dititipkan seperti simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka dapat dimanfaatkan oleh pihak bank untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.55 Sebagai konsekuensinya semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik si penerima titipan, dalam hal ini yang dimaksud si penerima titipan adalah Bank, BMT atau koperasi simpan pinjam yang menggunakan prinsip syari’ah, dan sebagai imbalannya si
52
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.
42 53
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 180 54 Ascarya, op.cit., h. 43 55 Kasmir, op.cit., h. 180
49
penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya. 56 Dan juga mendapat fasilitas-fasilitas seperti insentif atau bonus, artinya si penerima titipan tidak dilarang untuk memberikan jasa atas pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus dengan catatan tanpa perjanjian dimuka atau terlebih dahulu baik nominal maupun persentasenya dan ini murni merupakan kebijakan Bank, BMT, atau koperasi simpan pinjam yang menggunakan prinsip syari’ah sebagai pengguna uang (dana). 57 2. Dasar Hukum Al-Wadi’ah Al-Wadi‟ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali, seperti firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 58 yang bunyinya: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS. an-Nisa:58).58 Dan surat al-Baqarah ayat 283 yang bunyinya: Artinya: akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (QS Al-Baqarah: 283).59 Dan hadits nabi juga menyebutkan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda “sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang
56
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 87 Kasmir, op.cit., h. 181 58 Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., h. 85 59 Hendi Suhendi, op.cit., h. 182 57
50
yang telah mengkhianatimu”. (HR Abu Dawud).60 Diriwayatkan juga oleh Imam Dar al-Quthni dan Aarar bin Syu’aib, dari kakeknya bahwa Nabi SAW bersabda “siapa saja yang dititipi, Ia tidak berkewajiban menjamin”, (Riwayat Daruquthni). Dan “tidak ada kewajiban menjami untuk orang yang diberi amanat”. (Riwayat al-Baihaqi).61 3. Rukun dan Syarat al-Wadi’ah Menurut Hanafiyah bahwa rukun al-Wadi’ah adalah satu, yaitu ijab dan qobul, adapun yang lainnya adalah termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Sedangkan menurut Syafi’iyah bahwa al-Wadi’ah memiliki tiga rukun, yaitu: a. Barang yang dititipkan, syarat pada barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’. b. Yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan pada penitip dan yang menerima titipan sudah baligh, berakal serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil. c. Shigat ijab dan qabul al-Wadi’ah, disyaratkan pada ijab qabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.62 4. Hukum Menerima Benda Titipan Dijelaskan oleh Sulaiman Rasyid, bahwa hukum menerima bendabenda titipan ada empat macam yaitu sunat, haram, wajib, dan makruh, secara lengkap dijelaskan sebagai berikut: 60
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 86 Hendi Suhendi, op.cit, h. 182 62 Ibid., h. 183 61
51
a. Sunat, disunatkan menerima titipan bagi orang yang percaya kepada dirinya bahwa dia sanggup untuk Mengatur benda-benda yang dititipkan kepadanya. b. Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi seseorang yang percaya bahwa dirinya sanggup menerima dan Mengatur benda-benda tersebut, sementara tidak ada orang lain yang dapat dipercaya untuk memelihara benda-benda tersebut. c. Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak sanggup memelihara benda-benda titipan, maka bagi orang seperti ini diharamkan menerima benda-benda titipan, sebab dengan menerima benda-benda titipan berarti memberikan kesempatan (peluang) kepada kerusakan atau hilangnya benda-benda titipan, sehingga akan menyulitkan pihak yang menitipkan. d. Makruh, dimakruhkan menerima benda-benda titipan bagi orang yang percaya pada dirinya sendiri bahwa dia mampu Mengatur benda-benda titipan, tetapi dia kurang yakin (ragu) pada kemampuannya. 63
C. Koperasi Pondok Pesantren 1. Kolektifitas pondok pesantren Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan menyelenggarakan aktivitas ekonomi secara bersama-sama. Kolektifitas (kekuatan koperasi)
63
Ibid., h. 184
52
adalah modal sosial (social capital) yang menentukan maju mundurnya sebuah koperasi, maka dari itu harus dijaga dan dipertahankan seoptimal mungkin agar jangan sampai terjadi perpecahan dalam koperasi. Hal demikian sesuai dengan yang diajarkan dalam ajaran Islam sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Hasyr ayat 14 berikut: Artinya: Mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14) Maju mundurnya sebuah koperasi ditentukan oleh seberapa mampu para anggota mempertahankan kolektivitas itu. Kolektivitas (jama’ah) juga merupakan anjuran syari’ah sebagaimana dinyatakan dalam surat Ali Imran ayat 103 yang bunyinya: Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
53
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)64 Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam ibadah ritual pun seperti
shalat
lima
waktu,
umat
muslim
diperintahkan
untuk
mengerjakannya secara bersama-sama. Kolektivitas adalah modal sosial yang amat diperlukan untuk mencapai kemajuan.65 Adapun prinsip-prinsip kolektivitas dalam koperasi yaitu: a. Keterbukaan, bahwa siapapun bisa menjadi anggota koperasi tanpa memandang agama, etnis, politik dan perbedaan lainnya. Prinsip ini adalah perwujudan dari perintah syari’ah agar perbuatan manusia menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang merangkap konsep keseimbangan dasar ekonomi islam, yang tercantum dalam QS. al Hujarat: 13 yang bunyinya: Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al Hujarat: 13)66 Pesan ayat diatas berhubungan dengan prinsip keterbukaan, bahwa antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya harus saling
64
Abdul Bashith, Islam Dan Manajemen Koperasi, Malang, UIN-Malang Press, 2008, h.
65
Ibid. h. 11 Ibid. h. 12
10 66
54
mengenal, saling berinteraksi, dan saling bekerja sama. Ini mengisyaratkan adanya prinsip ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.67 b. Keadilan, bahwa distribusi manfaat ekonomi dikalangan anggota harus sesuai dengan intensitas si anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Dengan kata lain, dalam koperasi setiap orang memperoleh hasil ekonomi sesuai dengan usahanya, bukan berdasarkan proporsi modal anggota dalam koperasi. Hal ini sesuai firman Allah dalam QS. alIbrahim: 51 Artinya: Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. al-Ibrahim: 51)68 c. Penghormatan terhadap kemanusiaan. Dalam syari’ah, manusia adalah makhluk paling mulia. Karena itu, kerja sebagai wujud kemanusiaan, harus lebih dihargai dibanding modal sebagai wujud harta. Dalam koperasi, prinsip ini diberlakukan dengan cara membatasi keuntungan dari saham yang ditanam anggota di koperasi. Dengan prinsip ini, pengaruh harta dibatasi, tetapi tidak dengan pengaruh kerja. Anggota memperoleh manfaat dari koperasi sebanding dengan kerjanya, disamping dengan modal yang disimpan di koperasi. Firman Allah dalam QS. Al-Zumar: 39 dan QS. Al-Insyiqqaq: 6, didalamnya menerangkan tentang kesejahteraan ekonomi untuk bersama.
67 68
Ibid. h. 13 Ibid. h. 16
55
Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui. (QS. Al-Zumar: 39) Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya. (QS. Al-Insyiqqaq: 6)69 d. Otonomi, yaitu anggota mengendalikan sepenuhnya kearah mana dan bagaimana usaha koperasi diselenggarakan. Otonomi adalah bentuk lain dari kemerdekaan atau kebebasan. Syari’ah memandang kemerdekaan atau kebebasan sebagai bagian asasi dalam kehidupan manusia. Ini tidak terdapat dalam perusahaan kapitalistik, dimana pada umumnya kebebasan hanya dimiliki majikan, sementara buruh terikat oleh berbagai peraturan yang wajib dipenuhi, yang tidak jarang peraturan itu rendahkan derajat kemanusiaan mereka. Allah SWT memberikan kebebasan kepada manusia itu sendiri, apakah mereka lebih suka memilih jalan kefasikan atau jalan ketaqwaan, seperti firman Allah dalam QS. Al-Syams: 8 dan QS. Al-Jin: 14 yang bunyinya: Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. Al-Syams: 8) Artinya: Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. Al-Jin: 14)70 e. Kebebasan mengemukakan pendapat atau keinginan. Dalam koperasi prinsip ini disebut satu orang satu suara. Prinsip ini tidak berarti segala 69 70
Ibid. h. 17-18 Ibid. h. 19
56
keputusan diambil dengan jalan voting. Justru kecenderungan dalam koperasi, prinsip satu orang satu suara ini diterapkan melalui musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh anggotanya. Keadaan ini hanya bisa berlaku jika ada kesetaraan. f. Pendidikan anggota, yaitu pendidikan untuk menanamkan karakter positif seperti sifat tekun, pantang menyerah, aktif melakukan inovasi, solider terhadap sesama, serta karakter lain yang diperlukan untuk kemajuan, sekaligus pendidikan untuk mengasah wawasan dan keahlian anggota dalam mengelola koperasiny, seperti firman Allah dalam QS. Al-Mukmin: 83 dan QS. Al-Mujaadalah: 11 yang berbunyi: Artinya: Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. (QS. Al-Mukmin: 83) Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. Al-Mujaadalah: 11)71 71
Ibid. h. 21
57
g. Kerjasama aktif antar sesama koperasi. Ikhtiar untuk mencapai perbaikan ekonomi pasti menghadapi banyak tantangan. Semakin berat tantangannya akan semakin sulit dihadapi sendirian. Karena itu satu koperasi harus merapatkan barisan dan mengembangkan kerjasama yang solid dengan koperasi lainnya. Merapatkan barisan, atau bersatu dengan pengorganisasian yang baik, adalah prinsip syari’ah yang utama dalam kehidupan sosial. Syari’ah sama sekali tidak menganjurkan prinsip yang sebaliknya, yaitu pecah-belah, apalagi persaingan untuk saling menjatuhkan, namun menganjurkan untuk menjalin persatuan, seperti firman Allah dalam QS. Yunus: 19 dan QS. Al-Baqarah: 148 yang bunyinya: Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu pastilah telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS. Yunus: 19)72 Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 148)
72
Ibid. h. 23
58
Komitmen
islam
yang
demikian
mendalam
terhadap
persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan (falah) bagi semua umat manusia sebagai suatu pokok ajaran islam. Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia.73 Ketujuh prinsip koperasi tersebut nyata-nyata merupakan perwujudan dari syari’ah islam, Undang-undang tentang koperasi No. 25 tahun 1990 dibangun dari UUD 1945, konstitusi tersebut memuat akidah ketuhanan yang maha esa yang merupakan landasan dari ketauhidan. Selain itu juga banyak bukti telah menunjukkan bahwa kemanfaatan koperasi telah dirasakan masyarakat di berbagai belahan dunia. Kolektivitas menjadi prinsip dasar yang memberi banyak keuntungan bagi para anggota koperasi. Secara tegas keberadaan prinsip tersebut membuat koperasi menjadi sama sekali berbeda dari lembaga ekonomi berbasis kapitalis.74 2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren Koperasi pondok pesantren dapat melakukan kegiatan disemua bidang usaha, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anggotanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai anggaran dasar dan
73 74
M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: Gema Insani, 2005, h. 7. Abdul Bashith, Op.cit., h. 23
59
anggaran rumah tangga. Kegiatan usaha yang dapat dikelola oleh koperasi pondok pesantren antara lain: a. Unit usaha warung telekomunikasi (sesuai kesepakatan bersama antara Dirjen Pos dan telekomunikasi dengan Dirjen Kelembagaan Agama Islam). b. Unit usaha warung pangan dan toko pangan (sesuai kesepakatan bersama antara Mentri Negara Urusan Pangan/ Kabulog dengan induk koperasi pondok pesantren). c. Unit usaha agrobisnis (sesuai naska kerjasama antara Induk Koperasi Pondok Pesantren, yayasan pusat pendidikan latihan swadaya masyarakat, dan pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian, Departemen Agama, Departemen Koperasi dan PPK dan Departemen dalam Negeri). d. Unit usaha perbankan dengan Sistem Syariah Islam (sesuai dengan kesepakatan bersama antara Mentri Agama, Mentri Koperasi dan PPK, Menteri
Keuangan
dan
Gubernur
Bank
Indonesia,
tentang
Pemasyarakatan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Di lingkungan Pondok Pesantren). Antara lain; 1) Unit usaha simpan pinjam. 2) Unit usaha angkutan. 3) Unit usaha perbengkelan. 4) Unit usaha percetakan. 5) Unit usaha konveksi. 6) Unit usaha lainnya. 75
75
Deartemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003, h. 54
60
D. Sisa Hasil Usaha 1. Pengertian Sisa hasil Usaha Dalam Undang-undang no. 25/ 1992 pasal 34 ayat (1) menyebukan bahwa, sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan, dan biayabiaya dari tahun buku yang bersangkutan. Dan dari pasal yang sama ayat (2) juga menyebutkan bahwa sisa hasil usaha berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota.76 2. Pembagian sisa Hasil Usaha (SHU) Adapun cara dan besarnya pembagian sisa hasi usaha (SHU) di atur dalam UU. No. 12/1967 yang bunyinya bahwa dan besarnya pembagian sisa hasi usaha (SHU) diserahkan kepada kesepakatan para anggota koperasi saat rapat akhir anggota (RAT) yang kemudian dituangkan dalam AD/ ART koperasi. Selain itu pendapatan yang diperoleh dari pelayanan anggota dan pelayanan pihak ketiga harus dipisahkan, karena SHU yang diperoleh dari pelayanan pihak ketiga itu tidak di bagikan untuk anggota tetapai untuk cadangan koperasi, dana pengurus, pegawai/ karyawan, pendidikan, sosial, dan dana pembangunan daerah kerja.77 Dengan demikian pembagian sisa hasil usaha koperasi supaya diatur sebagai berikut:
76 77
Sudarsono dan Edilius, op. cit., h. 112 Ibid., h. 115
61
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk : 1) Cadangan koperasi. 2) Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan. 3) Dana pengurus. 4) Dana pegawai atau karyawan. 5) Dana pendidikan koperasi. 6) Dana sosial 7) Dana pembangunan daerah kerja. b. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan bukan anggota dibagi untuk : 1) Cadangan koperasi 2) Dana pengurus 3) Dana pegawai / karyawan 4) Dana pendidikan 5) Dana sosial 6) Dana pembangunan daerah kerja.78 Dan juga di jelaskan dalam Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 5, bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/
78
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. h. 157
62
kecilnya modal yang dimasukan/ diserahkan anggota koperasi melainkan harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi modal yang diberikan anggota kepada koperasinya. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota.79
E. Cash Flow 1. Pengertian Cash Flow Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
e.
Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
79
Hendrojogi, Koperasi, Asas-asas, Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 343
63
f.
Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
g.
Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi
menjadi tiga kelompok yaitu: a.
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
b.
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c.
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
2. Keterbatasan Cash Flow Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain: a.
Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
64
b.
Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
c.
Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
3. Manfaat Cash Flow Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya: a. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas. b. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit. c. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial. d. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya. 4. Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow yaitu: a.
Menentukan minimum kas.
65
b.
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
c.
Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari utang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d.
Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya fransaksi financial dan budget kas yang final.80
F. Kewajiban Dan Hak Anggota Koperasi 1. Kewajiban Anggota Koperasi Sebagaimana ditegaskan di dalam pasal 20 Undang-undang No. 25/ 1992, kewajiban-kewajiban anggota koperasi meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua keputusan yang telah di sepakati besama dalam rapat anggota. b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan.81 2. Hak anggota koperasi Seperti halnya dengan kewajiban anggota, hak anggota koperasi juga sudah di tetapkan di dalam undang-undang koperasi dan ada pula
80
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow, Rabu, 2 Februari 2012, Jam 16.07 WIB 81 Revrisond Baswir, op.cit, h. 129
66
yang diatur di dalam AD/ ART koperasi. Hak-hak anggota koperasi meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Hak berbicara dalam rapat anggota untuk mengemukakan usul dan pendapat. b. Hak memilih dan di pilih sebagai anggota pengurus, maupun anggota badan pemeriksa. c. Hak meminta diadakan rapat anggota koperasi menurut ketentuanketentuan dalam anggaran dasar. d. Hak mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota dalam koperasi.82 e. Hak mengawasi jalannya organisasi dan usaha Koperasi menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar koperasi.83 f. Hak untuk mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.84
82
Ninik Widyawati, dan Y.W Sunindhia, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003, h. 121 83 Ibid., h. 122 84 Revrisond Baswir, op.cit., h. 130
67
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Letak Geografis Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Letak kantor koperasi pondok pesantren At-Taslim berada di jantung kota, tepatnya di sebelah timur pasar Bintoro Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak atau di Jalan Kalijajar No. 9 Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak kode pos 59511 kurang lebih 400 m dari alun-alun Kabupaten Demak. Letak kantor koperasi pondok pesantren At-Taslim sangat strategis karena berada dipinggir jalan raya yang mudah dijangkau dengan semua jenis kendaraan, di samping letaknya berada dijantung kota Demak koperasi pondok pesantren At-Taslim
letaknya juga dekat dengan pasar
tradisional yaitu pasar Bintoro. Hal ini sangatlah membantu jalannya perekonomian disana. Koperasi pondok pesantren At-Taslim buka setiap hari mulai dari jam 08.00 sampai jam 16.00 kecuali hari minggu dan hari-hari besar umat islam libur.
B. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Pondok pesantren At-Taslim merupakan Lembaga Pendidikan yang didirikan oleh Romo KH. Sa’dullah Taslim Al Hafidh sekaligus sebagai wakif dan putra beliau adalah KH. Muhammad Nurul Huda, MA yang ditunjuk sebagai nadhir pada tanggal 11 Maret 1986. Di samping bidang pendidikan keagamaan (Tarbiyyah Diniyyah) yang dikembangkan oleh
68
pesantren, pondok pesantren At-Taslim juga mengembangkan bidang pendidikan Ekonomi (Tarbiyyah Iqtishodiyyah) untuk meningkatkan kesejahteraan para santri dan masyarakat sekitarnya, pendidikan tersebut di berikan kepada santri sebagai bekal ketrampilan berwira usaha bagi para santri. Dalam pengembangan di bidang pendidikan ekonomi, pondok pesantren mendirikan perkoprasian (Syirkah) dan koperasi tersebut diberi nama koperasi pondok pesantren At-Taslim, pada awal pendiriannya koperasi pondok pesantren At-Taslim kegiatan usaha yang didirikan adalah pertokoan yang menyediakan alat-alat tulis, kitab-kitab dan kebutuhan sehari-hari bagi santri, koperasi pondok pesantren At-Taslim berdiri pada tahun 1986 dan sampai sekarang masih aktif, pada awal pendirian koperasi saham yang di tanamkan sebesar Rp. 5000,- tiap anggota. Karena koperasi terus mengalami perkembangan dengan baik, pada akhir tahun 1995 tepatnya pada tanggal 6 Desember 1995 koperasi pondok pesantren AtTaslim resmi terdaftar secara hukum dengan mendapatkan badan hukum dengan Nomor 125/ BH/ KWK.11/ XII/ 1995. Berdirinya koperasi pondok pesantren At-Taslim itu tidak terlepas dari peraturan perkoperasian No. 12 tahun 1967 yang berbunyi bahwa koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban, karena hal tersebut sesuai dengan arah dan tujuan pondok pesantren At-Taslim.85
85
Profil Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim, h. 1
69
C. Organisasi Dan Manajemen Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim 1. Keanggotaan Anggota koperasi pondok pesantren At-Taslim terdiri dari para santri, pengasuh, dewan guru, karyawan, alumni, dan masyarakat di sekitar pondok pesantren, Alhamdulillah sampai RAT ke- 6 anggota koperasi pondok pesantren At-Taslim sudah mencapai 358 anggota yaitu 227 lakilaki dan 131 perempuan. 2. Pengurus, Pengawas, dan Penasehat Perjalanan koperasi pondok pesantren At-Taslim secara organisasi di kelola oleh: Penasehat
: KH. Muhammad Nurul Huda, MA
Pengawas
: Bapak Rochwan Bapak Drs. Murman. M Bapak Yatin Ch.
Ketua
: Bapak Karyono
Sekretaris
: Bapak Hariri
Bendahara
: Bapak Nur Sa’id.86
D. Unit – Unit Usaha 1. Unit Simpan Pinjam Syari’ah Unit usaha simpan pinjam At-Taslim adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang keuangan yang berlandaskan pada aturan-aturan
86
Ibid. h. 2
70
syari’at islam, bertempat di Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak yang dikelola oleh Bapak Nur Sa’id dengan tiga karyawan berasset Rp. 849.439.295,00. 2. Unit Usaha Warung Telkom Unit usaha yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi memberikan pelayanan komunikasi kepada masyarakat umum, bertempat di Jl. Sultan fatah No. 01 Bintoro Demak yang dikelola oleh Bapak Hariri dengan tiga karyawan berasset Rp. 32.000.000,00, tetapi setelah banyaknya
masyarakat
yang mempunyai
handpone
unit
tersebut
mengalami kemunduran dan akhirnya di tutup. 3. Unit Usaha Perkayuan Unit usaha ini diberi nama mu’awanah bergerak di bidang penjualan kayu Kalimantan bagi masyarakat umum, usaha ini dikembangkan di dua tempat, mu’awanah I bertempat di Desa Wonosalam yang dikelola oleh Bapak Nur Hamid dengan empat karyawan yang memiliki asset sebesar Rp. 120.000.000,00. Sedangkan mu’awanah II bertempat di Desa Karang Melati yang dikelola oleh Bapak Ali Efendy dengan empat karyawan yang mempunyai asset sebesar Rp. 90.000.000,00. 4. Unit Usaha Grosir Unit usaha ini berlokasi di lantai I kantor pusat koperasi pondok pesantren At-Taslim di Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak yang bergerak di bidang penjualan kebutuhan sehari-hari (sembako dll) kepada para santri maupun masyarakat umum dengan harga grosir (bakul), usaha ini dikelola
71
oleh Bapak Subhan dengan dua karyawan yang berasset sebesar Rp. 90.000.000,00. 5. Unit Usaha Bengkel dan Spareparts Unit usaha ini bergerak di bidang jasa perbaikan (servis) kendaraan roda dua (motor) dan roda empat (mobil) dan penjualan onderdil, usaha ini diberi nama Bintoro Bangkit yang berlokasi di Jl. Raya Demak-Bonang sebelah makam pahlawan Demak, yang dikelola oleh Bapak S. Riyadi dengan tiga karyawan, modal yang ditanamkan pada unit usaha ini sebesar Rp. 32.000.000,00. 6. Unit Usaha Warung Serba Ada Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (WASERDA LPNU) Warung serba ada LPNU Kabupaten Demak adalah mitra usaha koperasi pondok pesantren At-Taslim yang bertempat di Ruko Bintoro No. 17-18 Kabupaten Demak (depan pasar Bintoro). Lembaga usaha ini bermodalkan dari saham warga Nadhiyin Kabupaten Demak yang pengelolanya didukung oleh koperasi pondok pesantren At-Taslim sebanyak delapan karyawan, modal yang ditanamkan sebesar Rp. 200.000.000,00. Lembaga perekonomian nahdlatul ulama adalah badan otonom dibawah naungan organisasi nahdlatul ulama yang bergerak di bidang persoalan ekonomi. 7. Unit Usaha Depo Isi Ulang Air Minum (DAMIU QIA) Unit ini bergerak di bidang usaha isi ulang dan penjualan air minum bagi santri dan masyarakat umum, usaha ini di kembangkan di dua tempat
72
unit usaha yang DAMIU QIA I bertempat di sebelah utara kantor pusat koperasi pondok pesantren At-Taslim Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak yang di kelola oleh Bapak M. Nasih Syarifudin dengan tiga karyawan dengan modal yang ditanamkan sebesar Rp. 15.000.000,00. Sedangkan DAMIU QIA II bertempat di Desa Wonosalam yang dikelola oleh Bapak Nakhrowi dengan tiga karyawan modal yang di tanamkan juga sebesar Rp. 15.000.000,00, unit usaha ini di buka setiap hari mulai jam 08.00 sampai jam 21.00 WIB.87
E. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren A-Taslim Sejak berdirinya koperasi pondok pesantren At-Taslim pada tahun 1986 Alhamdulillah koperasi pondok pesantren At-Taslim terus mengalami peningkatan walaupun sedikit, yang agak kelihatan terjadi pada tahun 1996 saat membuka unit usaha simpan pinjam yang berprisip syari’ah yaitu prinsip Nadzar Hibah, karena usaha tersebut tidak hanya untuk para santri tetapi juga untuk masyarakat umum. Maksud dari prinsip nadzar hibah adalah pengurus koperasi boleh menggunakan dana dari anggota untuk kegiatan perekonomian dan bertanggung jawab atas dana yang di gunakan, dan apabila mendapatkan keuntungan pengurus bernadzar memberikan hibah kepada anggota, dan hibah yang di berikan terserah dari pengurus besar kecilnya, prinsip tersebut hampir sama dengan akad Wadi‟ah yadh dhamanah, yaitu bahwa pihak
87
Ibid. h. 3
73
penyimpan dana bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/asset titipan, dan apabila mendapat keuntungan si penitip atau pemilik dana mendapatkan bonus dari pihak penyimpan dana, nominal pemberian bonus atas dana yang digunakan itu terserah dari pihak penyimpan dana, dalam hal ini penyimpan dana adalah bank, BMT dan KSP yang menggunakan prinsip syari’ah. Setelah membuka unit usaha simpan pinjam yang berprinsip syari’ah Alhamdulillah koperasi pondok pesantren At-Taslim bisa membuka unit usaha yang lain seperti warung TELKOM, perkayuan, grosir, bengkel dan spareparts, WASERDA (warung serba ada), dan DAMIU QIA (depo air minum aqua), walaupun perkembangannya kurang begitu pesat jumlah anggota pada tahun 2009 sudah mencapai 373 orang dengan jumlah asset yang di miliki koperasi mencapai Rp. 2.183.953.617,00. Dan pada tahun 2010 jumlah anggota 358 orang dan assetnya sebesar Rp. 1.878.874.415,00. Koperasi pondok pesantren At-Taslim berusaha mengembangkan unit usahanya sesuai dengan prinsip yang dimiliki koperasi yaitu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari pada hari ini yang didasari dengan kejujuran dan amanah. Dan berbekal semangat kebersamaan serta adanya dorongan dari pemerintah khususnya kantor koperasi, usaha kecil dan menengah dan masyarakat sekitar pesantren, dengan secerca harapan kami akan gapai kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.88
88
Bapak Nur Said, Jum’at, 18 November 2011, Jam 10.00
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Terhadap Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak Koperasi adalah suatu badan yang mengelola kegiatan usaha. Pengertian lain dari koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perorang atau badan berlandaskan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi, merupakan penjabaran dari Undang Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1), koperasi berkedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, maka untuk mengembangkannya koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota. Dan koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin untuk menjalankan prinsip-perinsip koperasi serta kaedah-kaedah ekonomi,89 untuk menjalankan hal-hal yang diuraikan di atas maka koperasi memerlukan anggota, karena apabila suatu koperasi tidak ada anggotanya maka koperasi
89
indonesia, h. 1
Http//koperasi&UKM,blogspot.Com/2009/II/peran-koperasi-dalam-perekonomian-
75
tidak akan bisa berjalan dengan baik, bisa-bisa koperasi tersebut akan gulung tikar. Dari beberapa data yang peneliti peroleh di lapangan khususnya di koperasi pondok pesantren At-Taslim ternyata peran yang dilakukan koperasi dalam mengatur cash flow para santri sangatlah bagus, karena yang dilakukan koperasi dapat melatih para santri untuk menghemat uang dan melatih para santri agar menggunakan uangnya dalam hal yang penting atau kebutuhankebutuhan yang di perlukan saja untuk sekolah, makan, membeli kitab dan lain-lain. Dan juga rata-rata para santri di pondok pesantren At-Taslim masih di bangku SMA dan SMP kalau mengelola uangnya sendiri dengan baik belum bisa. Hal tersebut dilakukan karena merujuk pada tujuan dari pendirian pondok pesantren yaitu mendidik santri-santri ilmu agama dan ilmu perekonomian agar suatu saat setelah para santri keluar dari pondok dapat menggunakan ilmu tentang agama dan perekonomian yang santri dapat di daerah asal para santri, misalnya untuk wira usaha atau yang lainnya. Di koperasi pondok pesantren At-Taslim peran yang dilakukan dalam Mengatur cash flow para santri adalah: 1. Ikut serta dalam pendidikan manajemen keuangan para santri.90 Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari di dirikannya pondok pesantren At-Taslim yaitu mendidik para santri dengan ilmu agama dan ilmu perekonomian. 90
Wawancara dengan Bapak Karyono (Selasa, 30 januari 2012, Pukul 08.30 WIB), Bapak Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB), Bapak Usman (Kamis, 1 Februari 2012, Pukul 08.30), dan Bapak Noor Said (Kamis, 1 Februari 2012, Pukul 10.00 WIB)
76
2. Diberikannya fasilitas pembiayaan di luar konsumtif bagi para santri.91 Fasilitas tersebut diberikan apabila ada kekurangan atau keterlambatan pemberian/pengiriman uang dari orang tua. 3. Apabila para santri mau mengambil simpanannya dari pihak koperasi menanyakan untuk keperluan apa uang tersebut dengan syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok pesantren AtTaslim, jika uang tersebut akan di gunakan dalam hal konsumtif atau berhura-hura maka koperasi tidak akan mencairkan uang para santri.92 4. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk para santri langsung masuk kekoperasi (tabungan) baik bagi santri yang rumahnya dekat maupun yang jauh.93 5. Pengelolaan simpanan para santri menjadi satu dengan penyimpan yang lain (alumni maupun masyarakat) untuk diputarkan.94 6. Untuk pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk kesimpanan atau tabungan.95 Untuk pengambilan hibahnya terserah para santri mau diambil kapan, asalkan di gunakan untuk biaya sekolah maupun 91
Wawancara dengan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB) Wawancara dengan Bapak Usman (Kamis, 1 Februari 2012, Pukul 08.30), dan Bapak Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB) 93 Wawancara dengan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB), dan Bapak Karyono (Selasa, 30 januari 2012, Pukul 08.30 WIB) 94 Wawancara dengan Bapak Noor Said, Op.cit. 95 Wawancara dengan Bapak Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB), dan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB) 92
77
untuk biaya pondok pesantren misalnya untuk membayar SPP pondok pesantren, makan dan pembelian kitab. 7. Untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.96 Kalau boleh memberi masukan untuk pengurus koperasi para santri juga diberikan kesempatan untuk menjadi pengurus koperasi agar dapat mempraktekkan ilmunya yang diperoleh di pesantren dan untuk daftar anggota yang khusus santri tolong dipisah walaupun dalam memutarkan uang simpanannya dijadikan satu dengan anggota yang lain agar apabila lain kali ada peneliti yang mau minta data tentang berapa jumlah santri yang menabung dapat langsung di dapat. Kemudian terus dipertahankan dan ditingkatkan tentang pengelolaan simpanan baik yang dari santri maupun yang bukan dari santri.
96
Wawancara dengan Bapak Karyono, Op.cit
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari beberapa uraian yang telah penulis sajikan di bab IV, merupakan hasil penelitian lapangan yang kemudian dilengkapi dengan dokumendokumen yang ada terhadap peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim. Dengan demikian dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim adalah ikut serta dalam pendidika manajemen keuangan para santri. Diberikannya fasilitas pembiayaan diluar konsumtif bagi para santri. Pengabilan simpanan dengan syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok pesantren dan pengurus koperasi menanyakan buat keperluan apa uang tersebut, apabila untuk berfoya-foya maka koperasi tidak akan mencairkan uangnya. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk santri langsung masuk ketabungan. Pengelolaan simpanan para santri menjadi satu dengan simpanan yang lainnya untuk di putar. Pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk ketabungan, dan untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.
79
B. Saran-saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk koperasi pondok pesantren At-Taslim supaya lebih meningkatkan koperasi baik di bidang usaha maupun sumber daya manusianya, untuk prinsip yang di gunakan segera di perjelas dan didaftarkan ke Dinas Perkoperasian Kabupaten Demak. 2. Bagi masyarakat jangan takut untuk bekerjasama dengan koperasi, karena dengan bekerjasama dengan koperasi bisa memperbaiki perekonomian masyarakat dan berbondong-bondonglah mendatangi koperasi dan menjadi anggotanya. 3. Untuk peneliti selanjutnya, supaya bisa lebih menyempurnakan skripsi ini dan teruslah berusaha.
C. Penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ”PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI” (Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak). Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat.
80
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat diterima guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar strata 1 (satu). Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
81
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007. Antonio, Muhammad Syafi’I Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2009. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998. Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Azyumardi, Azra Pesantren, Kontinuitas dan Perubahan, dalam Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: paramadina, 1997. Bashith, Abdul Islam Dan Manajemen Koperasi, Malang: UIN-Malang Press, 2008. Baswir, Revrisond Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997. Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007. Basu, Swastha Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002. Chapra, M. Umer Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: Gema Insani, 2005. Danim, Sudarwan Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002. DEPAG RI, Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003. Faisal, Sanapiah Format-format penelitian sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi, Jakarta: CV. Rajawali. 1992. Kartasapoetra, G Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005. Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta : FE-UI. Cet. Kelima, 1999. Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori Dan Praktik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
82
Persada, 2003.
Reksohadiprodjo, Sukanto Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1988. Ridwan, Muhammad Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004. Partomo, Titik Sartika Ekonomi Dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, cet 2, 2004. Sudarsono dan Edilius Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV. Alfa Beta, 2011. Suhendi, Hendi Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 2002. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1992. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995. Straus, Anselm Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1997. UU RI No 25 tahun 1992 pasal 5 Widiyanti, Ninik Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989. Widiyanti, Ninik Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Widyawati, Ninik dan Y.W Sunindhia Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003. Http//bmt-syari’ah, blogspot. Com/2009/II/ landasan - dasar - system - koperasisyari’ah.
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Trisno Eko Riyanto
Tempat, Tanggal Lahir
: Demak, 02 Oktober 1988
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Laki-laki
Golongan Darah
:
Alamat
: Desa Temuroso Rt 05 Rw 04 Kecamatan
-
Guntur Kabupaten Demak
Riwayat Pendidikan SDN 1 Temuroso
Tahun 2000/2001
SLTP Negeri 1 Guntur
Tahun 2003/2004
MAN Semarang 1
Tahun 2007/2008
Organisasi yang pernah diikuti
:
Ketua Rebana Nahdlotul Fata
Tahun 2010-Sekarang
Sekertaris jamaah mauludiyah putra dukuh perbalan Seksi humas jamaah manaqibiyah dukuh perbalan, Seksi futsal UKM Binora Seksi Rebana UKM JQH.