Peran Komunitas Kreatif Dalam Pembentukan Identitas Ruang Publik
Marini Saripuspa Dini, Achmad Hery Fuad
1. 2.
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Depok, Indonesia Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Depok, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak
Globalisasi membuat identitas sebuah tempat mulai kehilangan perannya. Pembentukan identitas tempat tidak terlepas dengan kehadiran aktor di dalamnya. Salah satu aktor tersebut adalah komunitas kreatif. Keterkaitan antara tempat dan komunitas kreatif dalam pembentukan identitas tempat ditinjau melalui pengaruh identitas tempat terhadap komunitas kreatif atau sebaliknya serta mengkaji penggunaan ruang dan makna tempat bagi komunitas kreatif. Kolaborasi antara ketiga hal tersebut serta waktu terjadinya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam membahas identitas tempat. Penelitian dilakukan di Taman Fatahillah dan Pasar Baru Jakarta. Sebagai ruang publik, tempat ini memiliki identitas yang kuat dalam memicu kehadiran komunitas kreatif di ruang itu. Keberadaan komunitas kreatif melalui aktivitasnya dalam pembentukan identitas tempat merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan identitas tempat tersebut. Bagi komunitas kreatif, identitas yang dimiliki ruang publik mendukung aktivitas yang dilakukan dan menciptakan interaksi dengan individu yang lain. Sedangkan peran komunitas bagi ruang publik adalah menjadi daya tarik lain bagi masyarakat untuk datang ke tempat itu. Peran komunitas kreatif menambah identitas tempat tersebut.
Kata Kunci: Identitas tempat; komunitas kreatif; ruang publik
The Role of The Creative Community in Shaping of Public Space’s Identity
Abstract
Globalization makes the identity of a place begins to lose its role. The formation of place identity cannot be separated by the presence of actors in it. One of the actors is creative community. Creative community
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
is a group of people having the same interest and having value, purpose, and creating the interaction of either by another individual and physical environment. The relationship between the place and the creative community in shaping of place identity viewed through place identity against creative community or otherwise as well as assessing the use of space and meaning of a place for the creative community. The collaboration among all these three and the time of the occurrence of an entity that cannot be separated in discussing the identity of the place. Research carried out in Taman Fatahillah and Pasar Baru Jakarta. As a public space, this place of having the strong identity to the triggering of the presence of creative community in these space. The existence of the creative community through their activities in shaping of place identity is one effort in improving the identity of the place. For the creative community, the identity which owned by public space support their activities undertaken and create the interaction with other individuals. While the role of the community for public space is becoming another attraction for people to come to that place. The role of the creative community add to the identity of the place.
Keywords: Creative community; place identity; public space
Pendahuluan Placelessness dapat diartikan sebagai tempat yang kehilangan keunikan akan budaya & tradisi yang dimiliki dan menjadi mirip dengan yang lain. Dalam bahasan mengenai placelessness terdapat hal-hal yang saling berhubungan dalam proses terjadinya placelessness seperti globalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Globalisasi budaya yang terjadi memicu isu mengenai identitas tempat (place identity). Konsep mengenai identitas tempat merupakan perpaduan antara konsep identitas dan konsep place. Bagaimana tempat memiliki identitas yang menyatakan distinctiveness tempat tersebut dengan tempat lainnya. Bagaimana identitas membantu lingkungan untuk mengidentifikasi kawasannya. Suatu tempat dapat dikatakan memiliki identitas apabila masyarakat dapat membedakan tempat itu dengan tempat lainnya. Di dalam suatu tempat seperti ruang publik terdapat berbagai macam aktivitas dan interaksi. Aktivitas dan interaksi yang terjadi melibatkan individu maupun komunitas. Komunitas yang ada di tempat tersebut beraneka ragam, salah satunya adalah komunitas kreatif. Komunitas kreatif merupakan sekumpulan orang yang melakukan kegiatan yang melibatkan kreativitas
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
yang mereka miliki. Keterkaitan antara ruang publik dengan kehadiran komunitas kreatif memicu timbulnya pertanyaan mengenai identitas ruang publik antara lain : a. Apakah sebuah tempat sudah dikenal terlebih dahulu akan identitasnya ataukah komunitas kreatif yang membentuk identitas sebuah tempat? b. Bagaimana komunitas kreatif menggunakan ruang di tempat itu? c. Apa makna tempat itu bagi komunitas kreatif? Penulisan ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi dan menganalisa keterkaitan antara komunitas kreatif dan tempat. Melalui penulisan ini diharapkan dapat memahami peranan identitas tempat dalam kehadiran komunitas kreatif atau sebaliknya.
Tinjauan Teoritis
Komunitas kreatif berarti mereka memiliki sesuatu untuk ditampilkan di masyarakat. Sesuatu yang unik dan orisinal yang berasal dari akal pemikiran mereka yang kemudian menjadi sebuah produk baik fisik maupun non fisik. Tetapi komunitas tersebut tidak benar- benar menghasilkan ide baru begitu saja dari benak mereka. Mereka memerlukan pengetahuan dan hal-hal yang telah ada di sekitar mereka sebagai referensi atau inspirasi mereka dalam menghasilkan karya seperti budaya, pengalaman, dan konteks lain yang berkenaan. Komunitas kreatif dapat pula diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki minat atau ketertarikan yang sama dan memiliki nilai, tujuan, dan menciptakan interaksi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakatdan lingkungan fisik. Hal ini didukung kultur yang ada seiring berjalannya waktu terdapat aktivitas dan interaksi di dalamnya akan berkembang dan memungkinkan munculnya identitas ruang dan tempat dengan cara menghasilkan ide baru yang bermanfaat untuk lingkungan mereka. Dalam jurnalnya, Widiastuti (2010) mengatakan komunitas kreatif dapat membuat ruang publik (public space) yang awalnya tidak berfungsi menjadi berfungsi kembali dengan adanya kehadiran komunitas kreatif di ruang publik itu. Komunitas kreatif dianggap dapat menarik massa untuk datang dan menggunakan ruang terbuka untuk aktivitas yang mereka sukai.
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
Komunitas sebagai contoh aktor yang berperan dalam pembentukan identitas sebuah tempat. Identitas tempat dapat hadir dengan adanya tindakan atau interaksi yang dilakukan oleh aktor yang berada di tempat itu. Kreativitas komunitas berkolaborasi dengan apa yang tersedia di lingkungan sekitar mereka. Sifat kreatif yang dimiliki komunitas dapat menghasilkan ide baru yang mungkin memunculkan identitas ruang dan tempat. Identitas tempat (place identity) merupakan gabungan dari dua hal yang saling terkait yaitu place dan identity yang dalam pembahasan mengenai identitas tempat menekankan pada makna atau pentingnya tempat baik bagi para penghuni maupun pengguna tempat itu. Fisher (2006) mengemukakan bahwa hal yang mendasar dalam konsep mengenai identitas tempat adalah bagaimana lingkungan lokal kita berada yang melingkupi lokasi secara geografis, budaya baik berupa warisan maupun tradisi dalam mempengaruhi hidup kita.1 Dalam usaha mencirikan sebuah tempat, Relph (1976) menggambarkannya melalui pernyataan Wagner (1972) yang mengatakan bahwa tempat, orang, waktu dan bertindak membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Untuk menjadi diri kita sendiri harus berada di tempat tertentu dan melakukan hal-hal tertentu pada waktu yang tepat. Relph menekankan pada hubungan antara konsep tempat, orang dan bertindak dalam mempelajari identitas tempat. Wagner menganggap identitas sebagai hal mendasar dari pengalaman kita akan tempat yang keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman itu. Relph menunjukkan bahwa bukan hanya identitas tempat saja yang penting tetapi juga identitas seseorang atau kelompok yang memiliki tempat itu khususnya apakah mereka merasakan hal itu sebagai ‘orang dalam ataukah orang luar’. Senada dengan yang diungkapkan oleh Wagner (1976), Relph mengusulkan tiga komponen dari identitas tempat menurut mereka yaitu antara lain pengaturan fisik, aktivitas yang ditawarkan oleh tempat dan makna yang dikaitkan dengan tempat itu. Pengaturan fisik mengacu pada hubungan antara objek-objek yang berada di tempat itu seperti rumah, jalan atau area publik. Ketiga hal tersebut serta adanya interaksi manusia menghadirkan sense of place. Identitas tempat yang dimaksud yaitu identitas ruang publik. 1
Dalam Jurnal Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Suatu Tempat milik Jenny Ernawati
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
Ruang publik memiliki pengertian sebagai ruang dimana setiap individu atau masyarakat sebagai warga negara memiliki akses terhadap seluruh kegiatan publik, mereka berhak secara bebas
dalam
melakukan
sesuatu
atau
beraktivitas
menggunakannya
termasuk
mengembangkan wacana publik seperti menyampaikan pendapat secara lisan maupun tertulis (A.S Culla, 1999). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Stephen Carr (1992) bahwa ruang publik harus bersifat responsif, demokratis dan bermakna. Responsif memiliki pengertian ruang publik dapat digunakan untuk kegiatan dan kepentingan luas. Sedangkan demokratis berarti ruang publik dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa membedabedakan siapa individu dan darimana asal mereka dan yang terakhir bermakna berarti ruang itu dapat menghubungkan antara manusia, ruang itu sendiri dan konteks lain yang lebih luas. Sebuah ruang dapat digunakan oleh publik jika ruang tersebut dikelola oleh negara, berkaitan dengan publik secara keseluruhan dan terbuka bagi penggunanya guna mendukung aktivitas yang dilakukan publik (Madanipour, 2003). Dalam ruang publik terdapat berbagai macam aktivitas baik yang bersifat positif maupun negatif. Aktivitas yang terjadi melibatkan individu maupun kelompok. Sebagai contoh komunitas kreatif memanfaatkan ruang publik sebagai ruang interaksi mereka dengan melakukan aktivitas kreatif. Proses timbal balik antara ruang publik dan komunitas kreatif didalamnya memungkinkan menciptakan identitas. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia memerlukan kehadiran individu lain. Oleh karena itu, apabila seorang individu dengan individu lain atau kelompok lain bertemu akan tercipta interaksi sosial. Ketika mereka berinteraksi satu sama lain di ruang publik dapat memicu terjadinya aktivitas sosial. Pemahaman akan hubungan antara manusia dan space digambarkan sebagai sebuah proses timbal balik antar keduanya dimana saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain serta dalam prosesnya akan mengalami perubahan. Dalam tulisannya, Hiss (1991) mengatakan bahwa interaksi dengan tempat dapat mempengaruhi perasaan kita akan diri kita, kemampuan kita untuk bekerja dan berfungsi sebagai apa, dan pada akhirnya menjadi siapa kita sebagai individu. Aktivitas yang terjadi, aktor yang berada di tempat, waktu terjadi, elemen estetika menciptakan pengalaman ruang yang berbeda-beda. Hal-hal inilah yang menciptakan identitas tempat. Kusno (2009) mengungkapkan bahwa ruang publik sangat penting untuk membangun
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
kebersamaan komunitas sebab memberi tempat bagi sesama warga untuk berinteraksi dan merajut momen- momen yang dapat diingat bersama. Kehadiran komunitas di ruang publik dapat membentuk proses timbal balik dengan ruang publik itu termasuk komunitas kreatif.
Metode Penelitian
Untuk mempertajam kajian dari tinjuan teori, maka dilakukan pengolahan studi kasus komunitas kreatif yang berada di dalam ruang publik yang memiliki identitas di Kota Jakarta. Lokasi yang terpilih menjadi objek pengamatan adalah: §
Komunitas Manusia Batu di Taman Fatahillah, Kota Tua
§
Komunitas Pelukis dan Penulis Indah di Kawasan Pasar Baru
Dari ruang publik tersebut maka akan dibahas keterkaitan komunitas kreatif di ruang publik dengan identitas tempat dengan mengacu pada teori identitas tempat menurut Relph (1976) dan Wagner (1972). Tiga komponen dari identitas tempat menurut mereka yaitu antara lain pengaturan fisik, aktivitas yang ditawarkan oleh tempat dan makna yang dikaitkan dengan tempat itu. Ketiga hal ini dapat mengidentifikasi peran komunitas kreatif dalam pembentukan identitas ruang publik. Dalam penelitian digunakan metode pengamatan terhadap komunitas kreatif dan identitas ruang publik terkait serta wawancara baik terhadap komunitas kreatif maupun aktor lain didalamnya. Kemudian data yang dihasilkan digunakan untuk menganalisis keterkaitan anatara komunitas kreatif dan identitas ruang publik.
Hasil Penelitian Studi Kasus
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
Gambar 1. Analisis Peran Komunitas Manusia Batu dalam Pembentukan Identitas Tempat di Taman Fatahillah (sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
Pada studi kasus pertama yaitu Komunitas Manusia batu di Taman Fatahillah, Kota Tua. Identitas area Fatahillah sebagai kawasan wisata dengan bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung ke Kota Tua dan lebih memahami mengenai sejarah terbentuknya Kota Jakarta. Dalam bahasan mengenai pembentukan identitas tempat, terdapat tiga faktor yang dapat menimbulkan identitas pada tempat. Jika melihat lokasi, area Fatahillah dapat dikatakan memiliki lokasi yang strategis. Terletak di jantung Kota Tua, orang dapat mudah menemukan area ini. Akses untuk menuju lokasi ini pun mudah. Adanya Taman Fatahillah di area Fatahillah menambah daya tarik pengunjung. Taman ini dapat digunakan untuk berbagai macam aktivitas dan interaksi masyarakat. Komunitas Manusia Batu merupakan salah satu komunitas kreatif yang turut beraktivitas di taman. Halaman depan Museum Fatahillah dipilih komunitas ini untuk beraktivitas setiap harinya. Hal ini dikarenakan Museum Fatahillah yang lebih terlihat menonjol dibandingkan bangunan- bangunan lain disekitarnya. Komunitas mendapat keuntungan dari identitas yang dimiliki area Fatahillah, Kota Tua yaitu area ini menciptakan karakter komunitas yang dikenal masyarakat. Sebaliknya, Taman Fatahillah mendapat keuntungan dari kehadiran mereka yaitu mereka menarik minat pengunjung untuk beraktivitas dan berinteraksi di dalam taman serta menambah keanekaragaman aktivitas. Jadi dapat disimpulkan, area Fatahillah Kota Tua sudah memiliki identitas yang kuat. Hal ini memicu keberadaan Komunitas Manusia Batu untuk beraktivitas di area ini. Identitas area Fatahillah Kota Tua membentuk identitas komunitas ini. Masyarakat mengenal komunitas ini dari tempat mereka berada. Melalui ide kreatif yang dimiliki komunitas untuk ‘masuk’ dalam kawasan, mereka berperan menjadi patung dengan menjadi figur pahlawan yang menjadi
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
identitas tambahan bagi Kota Tua.
Gambar 2. Analisis Peran Komunitas Karikatur dalam Pembentukan Identitas Tempat di Kawasan Pasar Baru (sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
Kemudian studi kasus kedua yaitu KPPI atau komunitas karikatur di kawasan Pasar baru. Kawasan Pasar Baru sudah dikenal dengan pusat perbelanjaannya sejak zaman kolonial hingga kini. Selain itu kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki bangunanbangunan lain peninggalan zaman kolonial seperti Gedung Kesenian Jakarta dan Kantor Pos Filatelli. Sebelum ada pusat perbelanjaan seperti mall, orang akan mengunjungi Pasar Baru jika ingin berbelanja. Pasar baru sebagai pusat perbelanjaan memiliki aneka ragam aktivitas didalamnya yang melibatkan berbagai macam aktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Identitas kawasan Pasar Baru menarik berbagai macam pedagang untuk berjualan, salah satunya adalah pelukis karikatur. Lokasi yang strategis di Jakarta menjadi salah satu faktor penting dari kehadiran komunitas karikatur di sekitar kawasan Pasar Baru yaitu di Jalan Pos. Komunitas setiap harinya beraktivitas dan berinteraksi di kawasan ini dengan lokasi berada di trotoar jalan raya utama. Komunitas ini memiliki tujuan yang sama dengan penjual lain di Pasar Baru hanya saja mereka menggunakan kreativitas mereka dalam menawarkan jasanya. Kreativitas mereka pun tidak hanya berupa ide awal dalam pembentukkan komunitas ini tetapi mereka menggunakannya juga saat mereka menghasilkan lukisan secara berkelanjutan. Kehadiran mereka di area ini mendukung kehadiran penjual lain di area ini seperti penjual warung nasi pinggir jalan, penjual rokok dan pedagang kaki lima yang menjual minuman. Mereka merasa diuntungkan dengan adanya komunitas ini di Pasar Baru. Jadi dapat disimpulkan, sejak dulu Pasar Baru sudah memiliki identitas yang kuat dengan area
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
pusat perbelanjaan, kantor pos Filateli dan Gedung Kesenian Jakarta. Hal ini mengundang kehadiran komunitas ini untuk ikut beraktivitas di area ini. Komunitas karikatur yang telah memiliki identitas sebagai penjual yang menjajakan karya seni hasil kreativitas sehingga menambah identitas kawasan ini. Hal ini menyebabkan tempat ini lebih menarik dengan lukisan yang dipajang di sepanjang kios mereka dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang mengunjungi tempat ini.
Kesimpulan
Gambar 3. Diagram kesimpulan (sumber: Dokumentasi pribadi, 2014)
Ruang publik menyediakan ruang yang dapat digunakan masyarakat untuk beraktivitas yang memiliki sifat responsif, demokratis dan bermakna. Kehadiran ruang publik menarik masyarakat untuk beraktivitas di dalamnya mulai yang bersifat komersil hingga non komersil yang dapat dilakukan perseorangan maupun kelompok. Kolaborasi antara tempat, aktor, aktivitas dan waktu yang dilakukan dalam ruang publik memunculkan identitas tempat. Identitas yang dimiliki sebuah tempat mulai kehilangan perannya, dibutuhkan usaha untuk meningkatkan identitas. Identitas tempat terbentuk daripengaturan fisik tempat, aktivitas yang ditawarkan oleh tempat dan makna yang dikaitkan dengan tempat itu. Salah satu faktor dalam
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
kolaborasi adalah kehadiran aktor. Keberadaan aktor memiliki peran untuk menghadirkan aktivitas di ruang publik. Aktor membaur di tempat tersebut dengan membawa identitas diri. Dalam studi kasus Komunitas Manusia Batu di Taman Fatahillah, Kota Tua, tempat dengan identitas sebagai kawasan yang memiliki banyak bangunan bersejarah. Kota Tua merupakan tempat yang memiliki nilai sejarah yang tinggi mengenai Kota Jakarta. Kawasan ini identik dengan bangunan yang masih memperlihatkan bentuk bangunan pada zaman kolonial dulu. Kota Tua memiliki banyak museum yang menarik masyarakat untuk datang dan mempelajari tentang sejarah Kota Jakarta. Area Fatahillah merupakan area yang banyak didatangi pengunjung dan merupakan ruang publik yang banyak dimanfaatkan oleh berbagai macam komunitas untuk beraktivitas, salah satunya adalah Komunitas Manusia Batu. Komunitas Manusia Batu terbentuk dari identitas Kota Tua. Komunitas ini berada di area Fatahillah tepatnya di Taman Fatahillah. Area ini merupakan salah satu tempat individu untuk mengabadikan momen melalui lensa kamera. Berfoto dengan latar belakang bangunan tua zaman kolonial ataupun menjadikan bangunan tua itu menjadikan sebagai objek utama. Di area ini juga terdapat aktivitas lain seperti berjualan, bersepeda dan sebagainya. Area Fatahillah, Kota Tua sudah lama dikenal masyarakat luas sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta. Hal ini memberi pengaruh penting dalam terbentuknya Komunitas Manusia Batu. Komunitas ini merupakan salah satu dari komunitas kreatif yang ada di Taman Fatahillah yang menggunakan tempat ini untuk melakukan aktivitas publik. Komunitas ini memanfaatkan nama dan elemen yang dimiliki tempat ini untuk mendukung peran yang dilakoni. Kehadiran komunitas tersebut memberikan nilai tambah bagi Kota Tua. Melalui peran yang dilakoni (tokoh sejarah), komunitas menarik perhatian wisatawan untuk datang dan ikut beraktivitas di area Taman Fatahillah. Komunitas ini juga menarik minat masyarakat untuk menjadikan mereka sebagai objek foto yang mendukung kehadiran bangunan-bangunan tua bersejarah disana. Identitas area Fatahillah Kota Tua sebagai kawasan wisata merupakan hal yang sudah diketahui masyarakat. Area ini memiliki identitas yang kuat dan berperan mengangkat sejarah terbentuknya Kota Jakarta. Kehadiran Komunitas Manusia Batu memberikan nilai tambah bagi di area Taman Fatahillah Kota Tua sebagai objek wisata. Sedangkan Kota Tua berperan dalam terbentuknya identitas komunitas ini serta menguatkan keberadaan mereka. Pada studi kasus kedua mengenai Komunitas Karikatur di Pasar Baru. Identitas tempat yang
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
dalam sejarahnya dikenal sebagai pusat perbelanjaan sejak zaman kolonial hingga kini. Terdapat banyak aktivitas jual beli yang melibatkan berbagai macam penjual yang datang dari berbagai daerah. Penjual yang hadir menjajakan dagangannya baik berupa benda maupun jasa. Banyaknya penjual yang terdapat di tempat ini menciptakan berbagai aktivitas yang bermacam- macam di dalamnya. Salah satu penjual yang memanfaatkan nama dari tempat itu adalah Komunitas Karikatur. Dalam menjual jasanya Komunitas Karikatur dituntut terus memberikan inovasi ide untuk menghasilkan karya seni, sehingga dapat ditampilkan menarik perhatian pengunjung Pasar Baru untuk menggunakan jasa mereka. Identitas Pasar Baru berperan sebagai pemicu kehadiran Komunitas Karikatur. Pada awalnya hanya sekumpulan penjual yang menawarkan jasa membuat sebuah karya seni selanjutnya mereka membentuk komunitas. Pasar Baru memberikan pengaruh dalam hal terbentuknya identitas komunitas ini. Komunitas menggunakan identitas Pasar Baru yang sudah dikenal masyarakat luas sebagai tempat mereka beraktivitas untuk membantu mereka lebih dikenal masyarakat. Pasar Baru juga mendapat dampak dari kehadiran komunitas. Kehadiran komunitas yang memamerkan karya seni lukisan hasil kreativitas mereka menghiasi sepanjang trotoar yang digunakan menjadi pemandangan tersendiri bagi Pasar Baru. Tersedianya lahan untuk mereka didukung oleh Pemerintah DKI dengan tujuan meningkatkan aspek pariwisata Kota Jakarta. Maraknya pusat perbelanjaan modern seperti mall membuat Pasar Baru mulai kehilangan perannya. Oleh karenanya dibutuhkan usaha untuk meningkatkan peran tersebut. Kehadiran komunitas kreatif berkontribusi dalam memperkuat identitas Pasar Baru sebagai pusat perbelanjaan melalui kreativitas seni lukisan dan komunitas kreatif juga berlaku sebaliknya. Dari kedua kasus di atas terdapat dua hal yang berbeda mengenai keberadaan komunitas kreatif. Di Taman Fatahillah, Kota Tua, keberadaan komunitas kreatif memberikan nilai tambah bagi area taman. Kota Tua sendiri sudah memiliki identitas dan peran yang kuat sebagai kawasan wisata dengan bangunan tua bersejarah. Sedangkan di Pasar Baru, komunitas kreatif saling memperkuat peran dengan tempat tersebut. Pasar Baru sudah dikenal memiliki identitas namun peran sebagai pusat perbelanjaan mulai menurun sehingga keberadaan komunitas kreatif disini menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan kembali peran Pasar Baru sebagai pusat perbelanjaan.
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
Saran
Skripsi ini dapat dilanjutkan dengan menelaah lebih tajam makna komunitas kreatif dan definisi identitas tempat sebagai dua faktor yang terkait terhadap keterkaitan antara keduanya. Selain itu perlu juga untuk mencari kajian teori tambahan terkait pemaknaan ruang oleh aktor baik komunitas kreatif maupun aktor lain yang terkait di ruang publik itu. Hal ini dapat dikaji melalui aktivitas yang dilakukan, pola interaksi dan konfigurasi ruang. Sehingga menghasilkan resume pemaknaan yang lebih komprehensif. Demikian juga pada bagian studi kasus yang masih dirasakan kurang sehingga perlu ditambahkan untuk menghasilkan perbandingan yang lebih akurat. Melalui pemahaman pemaknaan tersebut, terdapat harapan bahwa kehadiran komunitas kreatif memberikan peranan yang penting dalam pembentukkan identitas sebuah ruang publik.
Daftar Referensi
Carr, S. (1992). Public space. Cambridge [England]: Cambridge University Press. Carmona, et al. (2003). Public places, urban spaces. Oxford: Architectural Press. Carmona, et al. (2008). Public Space: The Management Dimension. New York, USA: Routledge, Taylor & Francis Group. Culla, A. (1999). Masyarakat madani. Jakarta: Raja Grafindo Persada Fisher, J. J. (2006). Creating Place Identity: It’s Part of Human Nature. Course Description of Place, Identity and Difference. Built Environment Geography. Hiss, T. (1991). The experience of place. New York: Vintage Books Kusno, et al. (2009). Ruang publik, identitas, dan memori kolektif. Yogyakarta: Ombak. Madanipour, A. (2003). Public and private spaces of the city. London: Routledge
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014
Memasyarakatkan arsitektur. memasyarakatkan arsitektur. Accessed on March 7, 2014 from http://membacaruang.com Relph, E. (1976). Place and placelessness. London: Pion. Wagner, P., L. (1972) Environments and Peoples. Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ
Peran komunitas..., Marini Saripuspa Dini, FT UI, 2014