Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
PERAN GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI Nurtaniawati Sekolah Pascasarjana UPI E-mail :
[email protected]
Abstrak Perkembangan kognitif merupakan bagian strategis dalam aspek perkembangan anak usia dini, aspek kognitif pada anak usia dini mencangkup belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis dan berpikir simbolis. Bertitik tolak dari teori kognitif yang dikembangkan oleh piaget dan vygotsky yang menyatakan bahwa anak membangun pengetahuan dengan pengalaman langsung dengan lingkungan sosial sebagai scaffolding dalam hal ini diartikan dengan bantuan dari orang dewasa kepada anak untuk mencapai kemampuan perkembangannya, khususnya perkembangan kognitif. Bantuan orang dewasa dalam lingkungan sekolah adalah guru selain guru hal lain yang membantu proses perkembangan anak adalah media, dimana media merupakan simbol pengantar bagi anak dalam memperolah pengetahuan mengingat anak usia dini berada pada masa preoperasional. Tulisan ini membahas tentang bagaimana peran guru dan media pembelajaran dalam menstimulasi perkembangan kognitif pada anak usia dini, pentingnya peran guru dan media dalam menstimulasi perkembangan kognitif pada anak usia dini. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah guru mengetahui perannya dalam menstimulasi perkambangan kognitif anak serta dapat memanfaatkan media yang ada untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak sehingga guru mempunyai wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan perkembangan kognitif dan bagaimana menstimulasinya dengan tepat. Kata kunci: peran guru, media pembelajaran, stimulasi kognitif anak
Abstract Cognitive development is a strategic part in aspects of early childhood development, cognitive aspects in early childhood covers learning and problem solving, logical thinking and thinking symbolically. Based on the cognitive theory developed by Piaget and Vygotsky which states that children construct knowledge with direct experience with the social environment as scaffolding in this case be interpreted with the help of adults to children to achieve their development capabilities, particularly cognitive development. Help adults in the school environment are teachers than teachers of other things that help the process of child development is the media, where the media is a symbol of instruction for children in remembering obtain knowledge of early childhood are at Preoperational period. This paper discusses how the role of teachers and instructional media in stimulating cognitive development in early childhood, the importance of the role of teachers and the media in stimulating cognitive development in early childhood. The purpose of this article is the teacher know its role in stimulating children's cognitive development and can utilize existing media to stimulate cognitive development of children so that teachers have insight and knowledge with regard to cognitive development and how to stimulate them appropriately. Keywords: the role of teachers, instructional media, cognitive stimulation of children
1
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Selanjutnya
Pendahuluan Pendidikan merupakan
anak
salah
penyelenggaraan
usia satu
PAUD
yang
kecerdasan
emosi,
daya
dan
satu
cipta,
kemampuan
berfikir
Tahun 2014
membangun cara berpikir mereka dari satu titik perkembangan ke perkembangan selanjutnya. Teori kognitif dikembangkan
kepada anak sejak lahir sampai dengan
oleh Jean Piaget.
usia 6 (enam) yang dilakukan melalui
perkembangan
pemberian rangsangan pendidikan untuk
tahapan;
dan
konkret
dalam
empat
preoperasional, dan
operasional
usia dini berada pada rentang usia 2-7
pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan anak
tahun dimana pada usia ini dalam tahapan
usia dini pada umumnya memberikan dapat
kognitif
formal. (Santrock,2007 hlm 245). Anak
anak memiliki kesiapan dalam memasuki
yang
Piaget membagi
sensorimotor,
operasional
perkembangan jasmani dan rohani agar
pendidikan
bermain
menekankan bagaimana anak secara aktif
yang
suatu upaya pembinaan yang ditujukan
pertumbuhan
konteks
Pendekatan perkembangan kognitif
bahwa, “
Dini,
dalam
(Permendikbud, 2014).
selanjutnya disingkat PAUD, merupakan
membantu
Kemampuan
untuk berkembangnya kematangan proses
tentang Kurikulum 2013 Pendididikan
Usia
kognitif.
adalah
kognitif mencakup perwujudan suasana
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Anak
PAUD
peranan strategis. Program pengembangan
yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan
di
yang
dasar dalam kurikulum PAUD memegang
keunikan dan tahap-tahap perkembangan
Anak Usia Dini menyatakan
pengembangan
kognitif sebagai salah satu kemampuan
perilaku serta agama) sesuai dengan
Indonesia Nomor 146
program
dikembangkan
kecerdasan
Peraturan
nilai
bahasa sosial –emosional dan seni. Salah
spiritual), sosio emosional (sikap dan
Menurut
program-program
agama dan moral, fisik-mototik, kognitif,
(koordinasi motorik halus dan kasar), pikir,
memuat
pengembangan yang mencangkup
pertumbuhan dan perkembangan fisik
(daya
dalam
pasal 5 dinyatakan struktur kurikulum
bentuk
pendidikan
masih
PERMENDIBUD RI No 146 Tahun 2014
dini
mengacu pada peletakan dasar kearah
kecerdasan
Halaman 1 – 20
kognitif piaget berada pada tahapan
menstimulasi
preoperasional dimana anak membangun
aspek-aspek perkembangan anak usia dini.
pengetahuan
dengan
merasakan,
melakukan dan terlibat langsung 2
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
“... children at this stage can
their everyday activities, we can
observe and describle variables
observe concepts being contructed
(properties of an object or aspect of
and used. (hlm 2)
a phenomenon)... “ (Kellough,1996
Dalam pendidikan anak usia dini
hlm 12)
khususnya di Taman Kanak-kanak sesuai
Pada umumnya kognitif merupakan
dengan
Standar
Tingkat
Pencapaian
hal yang berhubungan dengan semua
Perkembangan Anak yang tertera dalam
aspek struktur intelek yang dipergunakan
Peraturan
untuk mengetahui sesuatu. Proses dalam
Kebudayaan Republik Indonesia No 137
kognisi adalah memperoleh pengetahuan
tahun
dan memanipulasi pengetahuan melalui
kognitif; (a) belajar dan pemecahan
aktivitas
masalah,
mengingat,
memahami,
menganalisis,
menilai,
menalar,
2014
kehidupan
atau
fleksibel
diartikan
sebagai
kognisi
umumnya
kecerdasan
Pendidikan
lingkup
dan
perkembangan
mencakup
kemampuan
memecahkan masalah sederhana dalam
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas kemampuan
Menteri
atau
sehari-hari dan
menerapkan
diterima
dengan
cara
sosial
serta
pengetahuan
atau
intelegensi. Charlesworth&Lind (2010)
pengalaman dalam konteks yang baru; (b)
mengatakan bahwa proses pemahaman
berfikir
merupakan hal utama yang harus dimiliki
perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
anak dan terjadi dalam kehidupan sehari-
berencana, dan mengenal sebab-akibat;
hari.
dan (c) berfikir simbolik, mencakup
logis,
mencakup
berbagai
Early childhood is a period when
kemampuan mengenal, menyebutkan, dan
children
in
menggunakan konsep bilangan, mengenal
acquiring fundamental concepts and
huruf, serta mampu merepresentasikan
learning fundamental process skills.
berbagai benda dan imajinasinya dalam
Concepts are the building blocks of
bentuk gambar.
actively
engage
khowladge;they allow people to organize
and
information.
Concepts
Berlainan dengan tujuan di atas, saat
categorize can
ini tuntutan pembelajaran kognitif bagi
be
anak terutama pada jenjang taman kanak-
applied to the solution of new
kanak justru lebih menekankan kepada
problems that are met in everyday
penguasaan konsep dan keterampilan
experience. As we watch children in
membaca dan berhitung dengan cara
3
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
memberikan kegiatan yang bersifat drill
preoperasional
dan
berpikir dengan cara kongkrit dengan
paper
pencil
test.
Kegiatan
kogkret,
dimana
meraba
anak
pengembangan aspek kognitif yang marak
melakukan,
merasa,
dan
dilakukan di lembaga pendidikan anak
eksplorasi
maka
usia dini saat ini lebih dikenal dalam
pembelajaran menjadi hal yang perlu
kegiatan calistung (membaca, menulis dan
dipertimbangkan
berhitung) yang mendapatkan kritikan dari
perkembangan kognitif anak.
peranan
dalam
media
menstimulasi
para pemerhati pendidikan khususnya
Berdasarkan uraian di atas jelas
pendidikan anak usia dini. Salah satu
bahwa baik guru maupun media memiliki
kritikan terhadap kegiatan calistung ini
peranan
diungkapkan
perkembangan
oleh
Direktur
Jenderal
dalam
menstimulasi
kognitif anak, sehingga
Pendidikan Luar Sekolah, Ace Suryadi,
guru mampu mengoptimalkan perannya
yang menyatakan bahwa pelaksanaan
sebagai pendidik dan media pembelajaran
calistung di PAUD merupakan suatu
yang
kesalahan yang besar karena justru akan
perkembangan kognitif anak, bagaimana
membatasi
peran guru sebagai lingkungan atau orang
interaksi
siswa
dengan
ada
dalam
menstimulasi
lingkungan (dalam Harian Rakyat, 2007:
dewasa yang
25). Lebih lanjut ia menambahkan bahwa
dalam
menstimulasi
perkembangan
kegiatan calistung boleh saja dilaksanakan
kontitif
anak
peran
dengan syarat keinginan belajar calistung
pembelajaran yang ada disekolah dalam
tersebut murni muncul dari anak.
menstimulasi
Selain pada standar pembelajaran
serta
perkembangan
media
kognitif
anak, mengingat pada usia ini anak-anak
kognitif untuk anak, hal yang menjadi
berada
pendukung
kongkret
terjadinya
berinteraksi dangan anak
pembelajaran
pada
tahap
praoperasional
kognitif lebih cenderung menitik beratkan pada membaca, menulis dan berhitung
Teori Kognitif Vygotsky
adalah peran guru sebagai orang dewasa terdekat keterbatasan
dengan dalam
anak
memiliki
Berk(2006)
menstimulasi
Jean
Piaget
menyatakan
dan
Piaget
memiliki pandangan bahwa anak akan
perkembangan kognitif anak. Selanjutnya
membangun
sebagai mana dijelaskan oleh piaget
interaksi aktif dengan lingkungan, dan
berkenaan dengan tahapan kognitif anak
pengalaman belajar anak sejak
pada usia dini berada pada tahapan
sangatlah penting bagi perkembangan 4
pengetahuannya
melalui
dini
Vol.3 | No.1 | April 2017
kecerdasan
anak.
Tunas Siliwangi
memandang
Tahap Praoperasional (2-7 tahun), pada
bahwa proses berpikir anak memiliki
tahap ini, anak mulai memiliki pemikiran
tahapan
setiap
simbolik. Anak mampu menggunakan
perkembangan
simbol tertentu untuk menggambarkan
bahwa
suatu objek yang ia ketahui sesuai dengan
yang
kelompok
Piaget
Halaman 1 – 20
berbeda
usia.
pada
Teori
kognitif
menekankan
memiliki
peran
anak
aktif
dalam
persepsinya
sendiri.
(3)
Tahap
perkembangannya dan secara aktif pula
Operasional Konkrit (7-11 tahun), anak-
membangun
ketika
anak yang berada pada tahap ini umumnya
lingkungan.
telah memahami operasi logis dengan
usia
dini
bantuan benda-benda konkrit. Anak-anak
seharusnya dibangun melalui bermain dan
juga sudah mampu menggunakan symbol-
kondisi alamiah yang ada di sekitar
simbol tertentu seperti huruf dalam belajar
anak(Clement&Samara 2005).
membaca.
pengetahuannya
berinteraksi
dengan
Pengalaman
bagi
anak
Piaget mengemukakan bahwa anak
Berk
2006
mengatakan
bahwa
akan mendapatkan pengetahuan baru dari
seperti halnya Piaget, Vygoysky juga
lingkungan dengan proses asimilasi dan
menekankan bahwa anak-anak secara aktif
mengakomodasi pengetahuan tersebut ke
menyusun pengetahuan mereka. Vygotsky
dalam struktur kognitif yang disebut
meyakini bahwa interaksi sosial memiliki
sebagai skema. Skema akan membentuk
peran yang penting dalam perkembangan
suatu pola penalaran tertentu dalam
kognitif
pikiran anak dan akan dimunculkan
berpendapat bahwa interaksi fisik dan
melalui aksi atau perilaku anak (Ornstein
sosial sangat penting bagi perkembangan
et al, 2011).
individu, dan orang dewasa memiliki
Dalam
Ornstein
dinyatakan
et
al,
berdasarkan
seorang
peran sebagai mediator, sehingga seorang
hasil
guru hendaknya memahami apa yang telah
empat tahap perkembangan kognitif anak
muridnya
usia
pembelajaran.
antara
lain:
(1)
Vygotski
2011
penelitiannya, Piaget mengemukakan ada
dini,
individu.
Tahap
dipahami
atau
sebelum
diketahui
melakukan
oleh proses
Sensorimotor (0-18 bulan), pada tahap ini
Seperti halnya Piaget, Vygoysky
bayi memperoleh pengetahuan melalui
juga menekankan bahwa anak-anak secara
aktivitas
fisik
gerakan
aktif menyusun pengetahuan mereka.
anggota
tubuh
yang
Akan tetapi, menurut Vygotsky, fungsi-
koordinasi alat indra. (2)
fungsi mental memiliki koneksi-koneksi
melibatkan
yang dan
berupa sensori
5
Vol.3 | No.1 | April 2017
sosial.
Vygotsky
anak-anak
Tunas Siliwangi
berpendapat
mengembangkan
Halaman 1 – 20
bahwa
Bantuan dari orang dewasa kepada
konsep-
anak
disebut
sebagai
scaffolding.
konsep lebih sistematis, logis dan rasional
Vygotski percaya bahwa semakin banyak
sebagai akibat dari perakapan dengan
anak melakukan kegiatan tanpa bantuan
seorang penolong atau ahli (Tudge, J. &
maka zona perkembangannya pun akan
Winnehoff. 1993)
semakin tinggi, dan scaffolding akan
Lingkungan social anak seperti latar
membantu anak mencapai kemampuan
belakang budaya, latar belakang keluarga,
baru pada perkembangannya (Wortham,
sekolah dan lingkungan masyarakat di
2006).
sekitar anak tentunya akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif
Perkembangan Aspek Kognitif Anak Usia Dini
anak. Vygotski mengemukakan bahwa
pada
anak akan belajar pertama kali melalui
Perkembangan kemampuan dasar
berbagai kegiatan dengan anak lain,
anak usia dini yang meliputi kemampuan
sebelum ia melakukan kegiatan belajar
bahasa, kognitif, fisik-motorik dan seni.
secara individual, selain itu proses belajar
Tujuan perkembangan kemampuan dasar
akan
yang di perlukan anak untuk melanjutkan
memberikan
pengaruh
terhadap
perkembangan anak (Santrock,2011). Hubungan perkembangan
antara
belajar
menurut
pendidikan yang lebih lanjut. Salah satu dan
aspek penting dari perkembangan anak
Vygostsky
usia dini yang harus mendapat perhatian
tertuang dalam konsepnya yaitu Zone of
adalah
Proximal
Perkembangan
Development
perkembangan kognisi
kognisi. merupakan
(Kirova&Bhargava,2002). Dalam konsep
perkembangan yang terjadi pada aspek
ini ia meyakini bahwa perkembangan
mental intelektual.Pengembangan kognitif
merupakan kelanjutan dari perilaku atau
anak
kemampuan yang telah dimiliki oleh anak.
kemampuan berpikir anak untuk dapat
Terdapat
yang
mengolah perolehan belajarnya, dapat
mungkin dimunculkan oleh anak yaitu
menemukan bermacam-macam alternatif
tingkat
pemecahan masalah,
dua
tingkat
yang dapat
perilaku
dipecahkan
atau
bertujuan
mengembangkan
membantu
dilakukan oleh anak seorang dan tingkat
untuk
yang memerlukan bantuan orang lain baik
logika matematis dan pengetahuan akan
dari
ruang
orang
dewasa
maupun
teman
sebayanya.
mengembangkan
anak
dan
waktu,
serta
kemampuan
mempunyai
kemampuan berpikir secara teliti. 6
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Pada umumnya kognitif merupakan
Halaman 1 – 20
dengan
Standar
Tingkat
Pencapaian
hal yang berhubungan dengan semua
Perkembangan Anak yang tertera dalam
aspek struktur intelek yang dipergunakan
Peraturan
untuk mengetahui sesuatu. Proses dalam
Kebudayaan Republik Indonesia No 137
kognisi adalah memperoleh pengetahuan
tahun
dan memanipulasi pengetahuan melalui
kognitif; (a) belajar dan pemecahan
aktivitas
masalah,
mengingat,
memahami,
menganalisis,
menilai,
menalar,
Menteri
2014
atau
fleksibel
diartikan
sebagai
umumnya
kecerdasan
dan
perkembangan
kemampuan
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
kognisi
lingkup
mencakup
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas kemampuan
Pendidikan
atau
sehari-hari dan
menerapkan
dengan
cara
sosial
serta
diterima
pengetahuan
atau
intelegensi. Charlesworth&Lind (2010)
pengalaman dalam konteks yang baru; (b)
mengatakan bahwa proses pemahaman
berfikir
merupakan hal utama yang harus dimiliki
perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
anak dan terjadi dalam kehidupan sehari-
berencana, dan mengenal sebab-akibat;
hari.
dan (c) berfikir simbolik, mencakup
logis,
mencakup
berbagai
Early childhood is a period when
kemampuan mengenal, menyebutkan, dan
children
in
menggunakan konsep bilangan, mengenal
acquiring fundamental concepts and
huruf, serta mampu merepresentasikan
learning fundamental process skills.
berbagai benda dan imajinasinya dalam
Concepts are the building blocks of
bentuk gambar.
actively
engage
khowladge;they allow people to organize
and
information.
Concepts
Pengembangan aspek kognitif pada
categorize can
anak meletakan dasar konsep pemahaman
be
pada anak, anak praoperasional telah
applied to the solution of new
memasuki
problems that are met in everyday
pemikiran simbolik. Secara mental anak
experience. As we watch children in
mampu
their everyday activities, we can
peristiwa, anak dikendalikan oleh apa
observe concepts being contructed
yang mereka lihat dan rasakan. Antara
and used. (hlm 2)
usia
Dalam pendidikan anak usia dini
mengembangkan skema mereka tentang
khususnya di Taman Kanak-kanak sesuai
konsep melalui pengalaman yang diulang
3
dengan 7
masa
yang
mempresentasikan
sampai
5
berbagai
mencakup
objek
tahun,
bahan
dan
anak-anak
untuk
Vol.3 | No.1 | April 2017
mengeksplorasi
Tunas Siliwangi
kemungkinan
Halaman 1 – 20
bahan.
tentang dunia. Anak pada usia ini berada
Kapasitas bawaan anak tidak cukup untuk
pada tahapan kedua dari tahapan kognitif
menyelesaikan kontradiksi antara apa
Piaget
yang diketahui dan informasi baru. Anak
dimana
pra sekolah membutuhkan peran dan
mempresentasikan
bimbingan
dan
menggunakan kata-kata, bayangan dan
interaksi dengan anak-anak lainnya untuk
gambar. Mereka membentuk konsep yang
mengatur
stabil dan mulai bernalar (Santrock,
dari
orang
sistem
dewasa
pemahaman
yang
koheren (Wortham, 2006) Gordon
dan
yaitu
tahapan
praoperasional,
anak-anak
mulai
dunia
dengan
2011).
Browne
(2011)
Anak
praoperasional
menyatakan bahwa berpikir dan belajar
memasuki
merupakan proses dari interaksi individu
pemikiran simbolik. Secara mental anak
dengan
mampu
lingkungannya,
anak
akan
masa
yang
telah
mempresentasikan
mencakup
objek
dan
membangun pengetahuannya sendiri, saat
peristiwa, anak dikendalikan oleh apa
anak melakukan eksperimen mencoba hal
yang mereka lihat dan rasakan. Antara
yang
usia
baru
informasi
anak dan
akan
menemukan
3
sampai
5
tahun,
anak-anak
mengembangkannya
mengembangkan skema mereka tentang
dengan pengetahuan yang telah dia miliki.
konsep melalui pengalaman yang diulang
“piaget belived chlildren learn best
dengan
when they are actually doing the
mengeksplorasi (Wortham, 2006).
berbagai
bahan
untuk
work (or play) themselves, rather
Anak membutuhkan waktu yang
then being told, shown, or explained
cukup untuk mengeksplorasi, menyelidiki,
to which the dominant teaching
dan
methods
of
the
merefleksi.
Anak
memerlukan
day,
piaget
intervensi yang terampil dari guru yang
concluded that teachers
could
dapat menggunakan berbagai strategi.
prepare a stimulating environment
Anak juga perlu bekerja dalam konteks
and also interact with the children
sosial di mana anak-anak dan guru belajar
to enhance their thinking” (hlm
bekerja sama sebagai mitra,
117)
perlu
diperkenalkan
dan
anak-anak memiliki
pengalaman dengan bahasa dan simbol Pada tahun-tahun pra sekolah, anak-
yang merupakan bagian dari studi ilmu
anak memperluas pengetahuan mereka
pengetahuan dan matematika yang relevan (Wortham, 2006) 8
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Piaget & Vygotsky percaya bahwa anak-anak mereka
membangun
sendiri
dari
mempertimbangkan keterbatasan kognitif
pemahaman
manipulasi
Halaman 1 – 20
anak dan mengurangi penyajian yang sulit
dan
untuk
dipersepsi,
benda-benda
penemuan mereka sendiri. Skema dan
disediakan
konsep setiap individu bervariasi dalam
kehidupana anak sehari-hari seperti :
konten dan
kunci, tutup botol, kelereng dan batu,
frekuensi
tingkat
dan
tergantung pada
konteks
harus
akrab
yang dengan
pengalaman.
objek ini dapat memberikan pengalaman
Kemampuan anak untuk memahamai
yang bermakna pada anak. Waktu harus
konsep-konsep yang berhubungan dengan
memungkinkan
matematika dan ilmu pengetahuan pada
berkesperimen
periode
dikembangkan
merasakan
melalui diskriminasi, klasifikasi dari satu
inderanya.
praoperasional
ke satu korensponden (Berk, 2006) Meskipun kemampuan
anak
tidak
dengan
untuk
melakukan,
menggunakan
Anak-anak
memiliki
berkomunikasi
akan-anak
seluruh
pada
praoperasional
tahap
melibatkan
dan
atau
mengoptimalkan seluruh indera dimana
memproses beberapa perbandingan, anak
hal ini merupakan proses membangun
bisa fokus pada atribut dan perbandingan
pengetahuan tentang konsep-konsep dan
global. Diskriminasi karakteristik dapat
terlibat
dipergunakan untuk objek kelompok dan
(Hedges, 2014) berbagai kegiatan yang
menentukan apa yang menjadi milik atau
bisa dilakukan dapat melalui eksplorasi
bukan milik kelompok. Satu ke satu
pengelompokan dan pemilihan benda,
korespondensi merupakan prasyarat untuk
membuat perbandingan, mengembangkan
dapat
pemahaman penomoran dan mengukur.
menghitung,
mengurangi.
Belajar
menambah, bagaimana
cara
dalam
Anak
pemecahan
masalah
membangun
menghitung merupakan langkah besar
pemahaman
dalam pemahaman., pertama anak belajar
pengamatan, berfikir, dan merefleksikan
bahwa perlu menggunakan jumlah yang
pengalaman dalam keterlibatan dengan
sama kata menghitung. Anak memahami
fenomena lingkungan (Ozdogan, 2011)
bahwa urutan kata-kata menghitung selalu
dalam
mengikuti hubungan antara angka dan
menggunakan pengalaman mereka untuk
proses penghitungan (Copley, 2000)
berhipotesis,
Menyiapkan
pengalaman
yang
kerangka
proses
didasarkan
ilmiah
pada
anak-anak
mengumpulkan
data,
membuat keputusan tentang hipotesis dan
pembelajaran pada anak pra sekolah harus
mengeneralisasi pengetahuan mereka. 9
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi mengembangkan
Berdasarkan beberapa pengertian dan
pendapat
diatas
maka
merupakan
dasar
potensi
dasar
dan
kemampuannya secara optimal.
dapat
Ahmad (2013) menyatakan guru
disimpulkan bahwa pengembangan aspek kognitif
Halaman 1 – 20
sebagai
dari
pendidik
profesioanal,
tugas
pengetahuan anak, pemahaman konsep
utama guru adalah mendidik, mengajar,
dan
membimbing,
analisa,
pengembangan
aspek
mengarahkan,
melatih,
pengetahuan yang berkaitan dengan aspek
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
kognitif
Seorang guru
dalam
lingkup
kemampuan
tidak
memiliki
memecahkan masalah sederhana dalam
kemampuan
kehidupan
logis,
namun seharusnya seorang guru memiliki
mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi
kepribadian yang baik yang bisa menjadi
(Pengelompokan), pola, berfikir simbolik,
teladan bagi lingkunganya, untuk itu guru
mencakup
mengenal,
merupakan jabatan yang memerlukan
menyebutkan, dan menggunakan konsep
keahlian khusus (Setiasih dkk, 2013)
bilangan.
sehingga
sehari-hari,
berfikir
kemampuan
tehnis
hanya dalam
diperlukan
mengajar
keahlian
dan
kompetensi di bidang pendidikan. Untuk
Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini
profesional
menjadi
guru
maka
guru
yang perlu
meningkatkan kompetensi dirinya sebagai Guru
memegang
peranan
penting
pendidik. Menurut copley, 2001 yang
dalam proses pembelajaran, sebagaimana
telah
tertera dalam Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang
selama
guru , “adalah pendidik
membimbing,
26
tahun,
untuk
menambah
wawasannya sebagai seorang guru copley
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
memiliki pengalaman mengajar
juga
mengarahkan,
mengikuti
beberapa
pelatihan,
membaca buku, melanjutkan pendidikan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
melakukan penelitian. Sebagai seorang
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
guru copley belajar secara khusus tentang
pendidikan
pembelajaran
menengah.”
Guru
sebagai
kognitif
khususnya
pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan
matematika, copley belajar
seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai
bagaimana
macam hal yang baru dan sebagai fasilitator
bagaimana melakukan penilaian terhadap
anak
pemahaman
supaya
dapat
belajar
dan
mengajarkan
anak,
dan
tentang
matematika,
bagaimana
memahami perkembangan anak sesuai 10
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
dengan usianya. Selain menyiapkan diri
mendengarkan dan memperhatikan anak
sebagai seorang guru, copley juga banyak
sebagai bentuk kita menghargai anak
mengambil pelajaran selama berinteraksi
sebagai seorang individu, berdasarkan
dengan anak, copley belajar dari anak
pengamatan copley terhadap anak yang
dengan berinteraksi dengan karakter anak
relatif pendiam
yang beragam mulai dari anak yang
guru perlu memperhatikan anak, karena
pendiam, menyenangi satu titik tertentu
disaat
serta anak yang aktif bergerak.
beberapa orang anak saja anak-anak yang
guru
dia menemukan bahwa
hanya
memperhatikan
Fokus usia anak pada pembelajaran
cenderung pendiam biasanya mengamati
kognitif kali ini anak yang berada pada
sampai ke hal-hal yang mendetail, terakhir
rentang usia 3-8 tahun dan bagaimana
dari
proses berpikir
pada rentang usia
menemukan saat anak hanya tertarik pada
tersebut. Copley membagikan pengalaman
satu apa yang diminatinya maka dia
mengajarnya
belajar untuk melakukan pengamatan atau
saat
anak-anak
belajar
pengalamannya
penelitian
membangun
membangun sebuah konsep yang caranya
sendiri,
adapun ide-ide yang didapat oleh copley
mendalam
copley
memahami sebuah konsep. Anak-anak pengetahuannya
yang
juga
dan
sendiri.
mengenai pembelajaran dia dapat dari
Janice J Beaty (1996) Menjabarkan
membaca buku, melihat tayangan video,
beberapa hal yang dapat guru lakukan
berbgai dengan guru yang lain yang lebih
dalam
berkompeten. Terkadang tidak ada satu
kognitif anak diantaranya :
ide, gagasan, metode yang cocok untuk
1. Membantu anak dalam bertanya
semua anak, diperlukan strategi khusus
dan menjawab pertanyaan dengan
dan
menggunakan daya imajinasi dan
ide-ide
kreatif
dalam
sebuah
pembelajaran.
perkembangan
rasa ingintahu anak.
Dari pengalamannya copley saat berinteraksi
menstimulasi
dengan
dia
anak dengan mendorong anak dalam
menemukan bagaimana anak membangun
mencari jawaban yang berada disekitar
pengetahuannya, dari seorang anak yang
anak, membangkitkan rasa ingin tahu anak
dalam pengamatan keseharian aktif dalam
dengan memberikan kesempatan kepada
bergerak
anak untuk membangun pengetahuannya
copley
anak-anak
Membangun kembali rasa ingin tahu
menemukan
pembelajaran penting yaitu mempunyai
sendiri.
waktu untuk melakukan pengamatan,
pemahaman guru bisa memulai dengan 11
Untuk
membangun
kembali
Vol.3 | No.1 | April 2017
bertanya
tentang
Tunas Siliwangi
semua
hal
Halaman 1 – 20
yang
adalah warna merah, kuning, biru
berhubungan dengan anak, seperti dirinya,
kemudian bisa dilanjutkan dengan
keluarga atau hal lain yang menarik bagi
mengenalkan
anak. Selain mengali dengan bertanya dan
yaitu hijau, hitam. Guru juga bisa
memberi pertanyaan kepada anak, guru
menyediakan buku-buku tentang
juga bisa merancang lingkungan belajar
warna dan melakukan permaianan
baik media atau setting kelas dengan
pencampuran warna.
menarik yang menimbulkan rasa ingin
warna
c. Mengembangkan Konsep Ukuran
tahu anak.
Anak-anak
2. Membantu
anak
mengembangkan
membangun
pengetahuannya
dalam
konsep
orang-orang
ukuran, pola dan angka.
berbagai
a. Mengembangkan Konsep Bentuk bermain
membangun
konsep
bermain,
dalam
dengan
berinteraksi dengan objek dan
yang
terdiri dari konsep bentuk, warna,
Anak-anak
sekunder
disekitarnya.
ukuran
yang
dan
seperti
dengan
besar-kecil,
tebal-tipis,
kasar-halus, banyak-sedikit. Guru
mengenalkan
harus
memberikan
dan
berbagai ukuran disekitarnya,
guru
dapat
mengajak anak bermain dengan
anak
kesempatan
kepada
empat)
pada
umumnya dikenalkan kepada anak
konsep dasar (lingkaran, segitiga segi
Ada
untuk
mengenal
d. Mengembangkan Konsep Pola
bentuk seperti duduk dikarpet
Menentukan
lingkaran, membuat topi segitiga
menstrukturkan
dan membuat mobil dari dus
mengorganisasikan
segiempat atau bermain tekateki.
(termasuk
b. Mengembangkan Konsep Warna
merupakan
pola
dan serta informasi
mengelompokkan) proses
matematika
Anak-anak pada umumnya bisa
yang penting. Menyusun
pola
menyebutkan
seperti
dan
warna
tanpa
abab,
abcabc,
memahami warna yang disebut.
aabbaabb dapat dipelajari oleh
Guru dapat membantu anak dalam
anak usia dini, dan banyak anak di
konsep
bentuk
TK dapat melakukan lebih banyak
permainan yang berkaitan dengan
pola yang lebih kompleks. Belajar
warna,
warna
warna
dikenalkan
pada
dengan
utama
yang
melihat unit dalam arah tertentu
anak
diawal
(dari kiri ke kanan atau dari dari 12
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
bawah ke atas/dari atas ke bawah)
membilang
(ab dalam
merepresentasikan jumlah benda
abab, abc dalam
abcabc)
dan
mengulangnya
kemudian
secara
yang
yang dibilang.
konstan
3. Membantu anak dalam belajar
merupakan inti dari mengulang
dunia sekitar dengan memberikan
pola. Belajar untuk meluaskan
pengalaman
pola yang diberikan pada bentuk
dengan hand on exsperience
langsung,
lain (misalnya dari warna ke
Ketika
bentuk atau ke gerakan tubuh),
pengetahuannya
merupakan proses latihan untuk
bereksplorasi,
mengabstraksikan
percobaan
dan
menggeneralisasikan pola.
dengan
bisa
kegiatan
dengan
sederhana
dan
lingkungan
sekitar
maka peran guru adalah :
Berkenaan dengan pengembangan angka,
membangun
melakukan
mengamati
e. Mengembangkan Konsep Angka
konsep
anak-anak
belajar
a. Membantu membangkitkan dan
dilakukan
memelihara rasa ingin tahu anak
membilang,
dengan meningkatkan rasa ingin
mengurutkan
bilangan,
tahu anak.
menghitung
jumlah
benda.
b. Membantu anak memgembangkan
Membilang
sekelompok
benda
kemampuan berpikir anak dengan
adalah
tugas
yang
kompleks,
berpikir
tentang
melibatkan pemikiran, persepsi,
menanyakan
dan gerakan. Objek yang akan
menemukan solusi dan mencari
dibilang harus diidentifikasi dan
cara dalam memperoleh suatu
dibedakan dari objek yang tidak
pengetahuan.
akan dibilang, juga dari objek yang
c. Membantu
sesuatu
sesuatu,
anak
dan
dalam
telah dibilang sebelumnya. Objek
menggunakan konsep dasar dari
dibilang
memasangkan
bentuk, waena, ukuran, pola dan
setiap objek dengan representasi
angka dalam mengeksplorasi yang
verbal (biasanya nama bilangan).
berhubungan dengan perasaan dan
Lalu perlu dilakukan tindakan
dunia mereka.
dengan
memasangkan setiap objek dengan
d. Membantu
anak-anak
untuk
kata yang diucapkan. Akhirnya,
belajar perduli dengan lingkungan
seseorang perlu memahami hasil
sekitar. 13
Vol.3 | No.1 | April 2017
Dari
Tunas Siliwangi
penjelasan
kita
sebagai pembawa pesan dari komunikator
menyadari bahwa peran guru sangatlah
menuju komunikan.Berdasarkan beberapa
penting untuk mendampingi anak-anak
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan masuk ke dalam dunianya yaitu
media adalah segala sesuatu benda atau
bermain,
memahami
komponen yang dapat digunakan untuk
bagaimana menstimulasi perkembangan
menyalurkan pesan dari pengirim ke
kognitif
penerima sehingga dapat merangsang
dengan
pada
kemampuan
diatas
Halaman 1 – 20
guru
anak
kognitif
diharapkan
anak
dapat
di
pikiran, perasaan, perhatian dan minat
kembangkan pada anak yang tdak terbatas
siswa dalam proses belajar.
hanya mengembangkan aspek membaca,
Media pembelajaran adalah sarana
menulis dan berhitung.
penyampaian
pesan
pembelajaran
kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan
Peran Media Pembelajaran dalam Menstimulasi Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini
sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
Kata media berasal dari bahasa latin
berbagai
medius yang secara harfiah berarti tengah,
media
adalah
perantara
pengirim
atau
penerimapesan
dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4),
garis besar adalah manusia, materi dan
media pembelajaran adalah perantara yang
kejadian yang membangun kondisi yang
pengetahuan,
ketrampilan
membawa pesan atau informasi bertujuan
memperoleh atau
dan
proses belajar. Menurut Heinich yang
(2011), media apabila dipahami secara
mampu
perhatian
sehingga dapat mendorong terjadinya
dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad
siswa
perasaan,
kemampuan atau ketrampilan pebelajar
(Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach
membuat
Media
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
kepada
sesuai.
belajar mengajar. Segala sesuatu yang
pengantar pesan dari
yang
pembelajaran adalah alat bantu proses
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab
media
instruksional atau mengandung maksud-
sikap.
maksud pengajaran antara sumber dan
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
penerima.
lingkungan sekolah merupakan media.
Selain bergantung kepada guru yang
Sedangkan menurut Criticos yang dikutip
berperan
oleh Daryanto (2011:4) media merupakan
dalam pembelajaran, proses
pembelajaran
salah satu komponen komunikasi, yaitu
kognitif
agar
menjadi
menyenangkan bisa bergantung kepada 14
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 1 – 20
media dan alat yang digunakan, sebuah
informasi adalah guru dan penerimanya
penelitian tindakan kelas yang dilakukan
adalah anak.
oleh Triani dkk (2014) menyatakan bahwa
Guru
dapat
menggunakan
media
kemampuan kognitif anak meningkat
sebagai perantara dalam menyampaikan pesan
sebesar 22,01% setelah penerapan media
kepada anak. Media dapat menolong guru
kotak
angka.
Penelitian
lain
memberikan sebagian informasi kepada anak.
yang
Hasil yang positif dalam belajar akan didapat
menyatakan bahwa media merupakan hal lain
yang
kemampuan
dapat
apabila media direncanakan dengan baik
meningkatkan
kognitif
anak
dalam penggunaan dikelas. Suatu kegiatan
adalah
yang digemari oleh anak TK adalah kegiatan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan
bermain.
oleh Jawati (2013), berdasarkan hasil
dilakukan tanpa menggunakan alat permainan,
penelitiannya permainan ludo geometri
tetapi hampir semua kegiatan bermain justru
dapat meningkatkan kemampuan kognitif
menggunakan alat permainan. Alat permainan
anak usia 5-6 tahun dalam mengenal
yang digunakan ada yang dibuat khusus untuk
bentuk geometri, mengenal bilangan, dan
kegiatan bermain, seperti boneka, mobil-
pengembangan dasarnya
digunakan
yang
kognitif
merupakan
anak
media
TK
pada
yang
tidak
Terdapat juga beberapa media
optimal.
Kondisi
fungsi
ini
ini
bermain, bermain terungkap dalam berbagai bentuk.
secara
disebabkan
cakupan
yang
membawa
dikutip
isi
lainnya
melalui
penting
untuk
sangat
oleh
Ratna
Dumilah.
seorang pendidik anak usia dini (prasekolah) adalah
serangkaian
kedalam
pembelajaran
salah satu yang terbaik yang dapat dilakukan
memfasilitasi
serta
berpartisipasi
dalam permainan. Bermain bagi anak adalah
kemampuan awal, sikap dan karakteristik perseorangan
beraktifitas.
usia dini. Menurut J. Ronald Lally yang
dahulu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, anak
sedang
mengembangkan aspek kognitif pada anak
pembelajaran yang telah diterapkan terlebih
dan
anak
strategi
permainan
rumit, karena berhadapan dengan dua variabel yaitu
Bila
Sehingga
oleh
sebagai perancang pembelajaran adalah sangat
kontrolnya,
yang
disekitar anak. Dunia anak adalah dunia
kenyataan bahwa tugas yang diemban guru
diluar
dapat
bisa disiapkan sendiri dari bahan-bahan
dibanyak pengalaman lapangan, seorang guru memanfaatkan
ini
toko mainan.
dalam
berbahaya dan menyenangkan. Akan tetapi
jarang
kegiatan
mobilan dan lain-lain yang di jual di toko-
mengelompokan warna. Media
Walaupun
explorasi experiment, imitasi (peniruan) dan
situasi
penyesuaian (adaptasi).
pembelajaran. Dalam konteks sekolah sumber
15
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Guru menggunakan media permainan
Halaman 1 – 20
dengan
alam
sekitarnya.
Penggunaan
dalam peningkatan perkembangan kognitif
media yan menyentuh aspek kognitif juga
untuk
harus mampu mengimbangi aspek afeksi.
menarik
mempermudah
perhatian siswa
siswa
dalam
dan
kegiatan
Kesimbangan
disekolah. Sehingga pembelajaran akan lebih
antara
perkembangan
afektif dan kognitif sangat penting bagi
menarik dan anak akan lebih memperoleh
perkembangan jiwa anak.
kesempatan mengembangkan semua potensi yang ada, anak akan menemukan dirinya sendiri,
yaitu
kemampuan
kekuatan, dan
Kesimpulan dan Saran
kelemahan,
minatnya
bahkan
Perkembangan kognitif merupakan
kebutuhannya sendiri. Sehingga memberi
perubahan
peluang
berkembang
intelektual. Seperti juga kemampuan fisik.
seutuhnya baik fisik, intelektual dan bahasa
Dalam perkembangan kognitif, berfikir
bagi
anak
untuk
maupun perilaku (psikososial dan emosional).
kemampuan
berfikir
atau
kritis merupakan hal yang penting. Ketika
Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek
anak
panca inderanya sehingga terlatih dengan
tertarik
pada
obyek
tertentu,
ketrampilan berfikir mereka akan lebih
baik, dan secara alamiah memotivasi anak
kompleks. Dilain pihak ketika anak
untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam
mengalami kebigungan terhadap subyek
lagi.
tertentu, ketrampilan berfikir menjadi
Media intruksional saat ini tidak hanya
berfungsi
mengajar
sebagai
melainkan
bantu
lebih itensif. Perkembangan kognitif pada
mampu
anak-anak terjadi melalui urutan yang
alat
juga
berfungsi sebagai pembawa informasi atau
berbeda.
pesan intruksional yang diperlukan anak.
menerangkan
Fungsi guru saat ini mengarah kepada
menyimpan informasi dan beradaptasi
proses memberikan bimbingnan kepada
dengan lingkungannya. Guru
anak sebagai individu yang belajar. Dalam
Tahapan cara
memiliki
ini
membantu
anak
peranan
berfikir,
yang
media
penting dalam proses stimulasi kognitif
digunakan dalam proses belajar mengajar
anak mulai dari perencanaan pelaksanaan
di TK adalah untuk belajar sambil
dan penilaian agar mencapau tujuan
bermain.
pembelajaran. Dalam proses perancanaan
pengembangan
kognitif
anak
bisa
guru melakukan perseiapan pembelajaran
menghadirkan suasana yang kondusif
dimulai dari pemetaan indikator yang
untuk
akan tercapai, persiapan alat dan bahan,
Pendekatan
rekreatif
menggerakan
edukatif
akeakraban
anak
16
Vol.3 | No.1 | April 2017
pendampingan
Tunas Siliwangi
saat
pelaksanaan
Halaman 1 – 20
dalam pembelajaran agar seluruh ranah
pembelajaran dan melakukan penilaian
kognitif
anak dalam melaksanakan pembelajaran.
optimal.
Media
pembelajaran
dapat
terstimulasi
Penyediakan
dengan
sarana
dan
memiliki
prasarana penunjang pembelajaran pada
peranan dalam stimulasi kognitif pada
ranah stimulasi kognitif perlu difasilitasi,
anak dimana media berperan sebagai
misalkan
pengantar, simbol,karena pada masa usia
permainan
atau
4-5 tahun anak-anak berada pada masa
digunakan
dalam
praoperasional kongkret sehingga dengan
sesuai dengan standar.
adanya media membantu kemampuan
dalam
baik
kognitif yang
digunakan
penyediakan media
dalam
yang
kompetensi
menstimulasi pada
mempelajari
yang
guru
pengembangan
anak,
berbagai
alat dapat
pembelajaran
Peningkatan
kognitif pada anak berkembang dengan
Media
dengan
dengan sumber
cara belajar
pengembangan kognitif anak TK pada
ataupun mengikuti Pelatihan. Melakukan
dasarnya merupakan media yang tidak
perencanaan
berbahaya
dengan stimulasi kognitif anak dengan
dan
menyenangkan.
Akan
pembelajaran
tetapi dibanyak pengalaman lapangan,
matang,
seorang guru jarang memanfaatkan fungsi
media pembelajaran dan sumber belajar
ini secara optimal. Kondisi ini disebabkan
yang
oleh
yang
pembelajaran yang mengaktifkan siswa,
perancang
memperbanyak kegiatan yang melibatkan
kenyataan
diemban
guru
bahwa
tugas
sebagai
pembelajaran adalah sangat rumit, karena
lengkap
bervariasi.
dengan
berkenaan
penggunaan
Menerapkan
model
anak.
berhadapan dengan dua variabel diluar kontrolnya,
yaitu
pembelajaran
yang
cakupan telah
isi
Daftar Pustaka
diterapkan
Ahmad,
terlebih dahulu berdasarkan tujuan yang
pembelajaran
yang
dan
guru
profesional. H.Tatat,
A.Mubiar&S.Mubarok
lainnya
(Penyunting),
kedalam situasi pembelajaran. Pengakajian
Menjadi
Dalam
serangkaian kemampuan awal, sikap dan perseorangan
(2013).
berprestasi
ingin dicapai, dan anak yang membawa
karakteristik
S.
Prosiding
Konfrensi Pendidikan Anak Usia
pengembangan
Dini dan Pendidikan Dasar SPS
mengembangkan
UPI
ranah kognitif yang dapat dilakukan 17
Menyongsong
Generasi
Vol.3 | No.1 | April 2017
emas
Tunas Siliwangi
2045
(hlm.
18-26).
mathematics Education Research.
Bandung: UPI Press. Al-Syaibany.
Beaty,
New York
(2004).
Metode
Clements, D & Sarama, J. (2005). Math
Pembelajaran. Bandung: Remaja
play:
Rosdakarya
approach math. Scholastic Early
Janice.J.
(1996).
Preschool
Skill
Teachers,
E.
Young Children.
edition.
Boston: Pearson Education, Inc.
Hedges, H. (2014). Young chindren`s working theoties`: building and
Browne, Kathryn W & Gordon, Ann M
connecting
(2011). Beginnings and Beyond
Journal
Foundation in Early Childhood Education.
Eighth
Early
Childhood
Juita, R. (2014). Peningkatan kemampuan berhitung
Brown, et.al (2013). Aspects of home environments
anak
melalui
permainan menakar air di TK
support
Aisyiah Koto Kaciak Maninjau .
hypotheses about the structure of
Jurnal Pesona Paud, 1(1)
printed words. Journal of Early Childhood Research, 11(3), hlm.
Kellough, Richard.D. (1996). Integrating
262-273
Mathematics and Science for Kindergarden
Charlesworth, Rosalind & Lind, K Karen
Primary
Hall.Inc.
Edition, Amerika Serikat
Kirova, A. & Bhargava, A. (2002).
Clement, H Douglas dan Sarama Julie Early
and
Children. New Jersey: Rentice-
(2010). Math and Science. Six
(2009).
of
inderstandings.
Research, 12/(1), hlm. 35-49
Edition,
Amerika Serikat
literacy
National
Associacion for the Education of
Child
Seventh
children
Copley. (2000). The young Child and Matematics.
(2006).
development.
young
10.
Fifth
imprint of Prentice Hall Laura.
How
Childhood Today, 52 (1), hlm. 2-
for
edition. New Jersey: Merrill, an
Berk,
Halaman 1 – 20
Learning to
chidhood
children`s
18
guide preschool mathematic
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
understanding. Early Childhood
Santrock, Jhon. W. (2011). Life-Span
Research and Practice, 4(1)
Development,
Jilid 1. Jakarta: PT Gelora Aksara
D. E. (2011). Foundation of
Pratama.
Belmont, U.S.A:
Wadsworth, Cengage Learning.
Schweighruber,
play
in
Cross.W.
(2009).
Mathematics Learning in Early
Özdogan, E. (2011). Play, mathematic and mathematical
Perkembangan
Masa Hidup. Edisi Ketigabelas,
Ornstein, A.C., Levine, D. U., & Vocke,
Education.
Halaman 1 – 20
Childhood. Washington,DC: The
early
Natioanal Academies Press
childhood education. Elsevier: Procedia Social and Behavioral
Setiasih, O., Mariyana, R., Eliyawati,C.
Sciences, 15 (4). hlm. 3118–
(2013). Kompetensi guru dalan
3120.
pelajaran
berbasis
pendidikan
karakter
berbasis
pendidikan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
karakter untuk anak usia dini.
Kebudayaan RI No 137 Tahun
Dalam
2014 Tentang Standar Nasional
A.Mubiar&S.Mubarok
Pendidikan Anak Usia Dini Peraturan
Menteri
Pendidikan
H.Tatat,
(Penyunting),
Prosiding
dan
Konfrensi Pendidikan Anak Usia
Kebudayaan RI No 146 Tahun
Dini dan Pendidikan Dasar SPS
2014 Tentang Kurikulum 2013
UPI
Menyongsong
Pendidikan Anak Usia Dini
emas
2045
Generasi
(hlm.
40-48).
Bandung: UPI Press.
Salama & Clement. (2004). Engaging Young Children in Mathematics,
Shanahan, T. & Lonigan, Christopar.J.
standards for Early Childhood
(2010). The nastional literacy
Mathematics Education. United
panel: a summary of process and
Stated of Amerika: Lawrence
the
Erlbaurn Association.Inc
Researchers, 39(4), hlm:279-285
report.
Educational
Santrock, Jhon. W. (2007). Perkembangan
Tudge, J. & Winnehoff. (1993). Vygotsky,
Anak. Edisi Kesebelas, Jilid 2.
pIaget, and Bandura; Perspective
Jakarta: Erlangga.
on the Relations between the Social 19
World
and
Cognitive
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Development.
Human
Development, 1(1), hlm. 61-81. Triani, K., Suarjana, M., Tirtayani, Luh.D. (2014).
Penerapan
pemberian media
tugas
kotak
metode berbantuan
angka
meningkatkan
untuk
kemampuan
kognitif anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 2 No 1, Universitas Pendidikan Ganesha Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab 2 Pasal 2 Usman, Moh.U. (2004). Menjadi Guru Profesional.
Edisi
Kelima.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Wortham, Sue.C. (2006). Early Chidlhood Curriculum: Bases
for
Developmental Learning
and
Teaching. New Jersey: Pearson Educaton, Inc. Zaman, B. & Eliyawati, C. (2010). Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru.
Universitas
Pendidikan
Indonesia, Bandung.
20
Halaman 1 – 20