PERAN GURU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA SISWA YANG MENGALAMI SYNCOPE DI SMP MUHAMMADYAH 2 SURAKARTA Triyadi1), Wahyuningsih Safitri2), Galih Setia Adi3) 1) Mahasiswa Progam Study S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Progam Study S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) Progam Study S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Syncope merupakan masalah klinis yang umum pada anak-anak, dan remaja, masalah kardiovaskuler yang mendasar dan menyebabkan resiko kematian mendadak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam pertolongan pertama pada siswa yang megalami syncope. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini guru di SMP Muhammadyah 2 Surakarta berjumlah 3 orang, diambil dengan tehnik purposive sampling. Analisis data dengan metode collaizi. Hasil penelitian di dapatkan 7 tema: 1) Definisi syncope, 2) Penyebab syncope, 3) Penanganan syncope, 4) Cara mencegah syncope, 5) Penurunan sirkulasi, 6) Hambatan sarana dan prasarana, 7) Upaya pertolongan efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para guru yang mengajar disekolah. Untuk dapat menangani kejadian pingsan yang terjadi disekolah maupun diluar sekolah dengan baik dan benar. Kata kunci: Guru, Syncope, Pertolongan Pertama
Teachers’ Role in the First Aid of the Students Experiencing Syncope at Muhammadiyah Junior Secondary School 2 of Surakarta ABSTRACT Syncope is a common clinical problem experienced by children and adolescents. The most common cause of syncope is a basic cardiovascular problem and causes a high risk of sudden mortality. The objective of this research is to investigate the teachers’ role in the first aid to the students experiencing syncope. This research used the descriptive qualitative phenomenological method. The samples of research were 3 teachers of Muhammadiyah Junior Secondary School of Surakarta. They were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were analyzed by using the Collaizi’s method. The result of research shows that there were 7 themes, namely: (1) definition of syncope, (2) causes of syncope, (3) handling of syncope, (4) prevention of syncope, 5) reduction of circulation, 6) constraints of facility and infrastructure, and (7) effort of effective aid. Thus, the result of this research is expected to give information to the teachers to handle the syncope taking place at school or outside of school. Keywords: Teachers, syncope, first aid
1
1. PENDAHULUAN Syncope merupakan masalah klinis
terjadi pada umur 15-19 tahun, lebih
yang umum pada anak-anak, dan remaja,
sering pada wanita, sedangkan pada
dan sebanyak 15% anak-anak mengalami
penelitian Framingham pada tahun 2005
setidaknya satu episode sebelum akhir
mendapatkan kejadian syncope 3% pada
masa remaja (Wieling, 2004). Syncope
laki-laki dan 3,5% pada wanita. Syncope
merupakan masalah yang tidak terlalu
yang
berbahaya, namun dalam beberapa kasus
vasovagal (21,1%),
berkaitan dengan masalah kardiovaskular
(9,5%) dan 36,6% syncope yang tidak
yang mendasar dan menyebabkan risiko
diketahui penyebabnya. Sedangkan di
kematian mendadak. Jenis-jenis syncope
Eropa dan Jepang kejadian syncope
antara lain syncope vaskuler, syncope
adalah
kardiak,
merupakan
syncope
neurologic
atau
sering
terjadi
1-3,5%.
adalah
syncope
syncope cardiac
Syncope
penyebab
vascular
syncope
yang
serebrovaskuler, syncope metabolic dan
terbanyak, kemudian diikuti oleh syncope
syncope situasional (Hardisman, 2014).
kardiak (Alimurdianis 2010).
Penyebab pingsan atau syncope
Studi pendahuluan yang dilakukan
tidak diketahui secara pasti dan berkaitan
di SMP Muhammadyah 2 Surakarta,
dengan kekurangan darah dalam otak,
didapatkan informasi dari guru yang
masalah neurologis atau masalah patologi
bertugas di UKS bahwa setiap upacara
metabolic yang menyebabkan pingsan
bendera hari Senin ada kurang lebih 7
(Steinberg,
pemicu
siswa yang mengalami pingsan atau
penyebab syncope adalah kurang tidur,
syncope dalam tiga bulan terakhir ini
melihat darah, keracunan alkohol, angkat
(Oktober sampai Desember). Informasi
berat, gelisah, berdiri terlalu lama dalam
yang didapat dari guru penyebab siswa
antrian keramaian terutama di musim
syncope
panas (Khadilkar, 2013).
langsung sinar matahari saat upacara hari
2005).
Faktor
Angka kejadian di Amerika tahun
antara
lain
siswa
terpapar
Senin, siswa belum sarapan saat berangkat
2003 di perkirakan 3% dari kunjungan
sekolah,
pasien di gawat darurat di sebabkan oleh
kardiovascular (jatung lemah). Dari hasil
syncope
wawancara dengan tiga guru pada tanggal
seseorang
dan
merupakan
datang
ke
6%
alasan
rumah
sakit.
4
siswa
Desember
mempunyai
2014
penyakit
tindakan
yang
Penelitian yang dilakukan Hamilton pada
dilakukan guru saat siswa pingsan adalah
tahun 2003 mendapatkan syncope sering
melakukan pertolongan pertama dengan
2
cara sederhana membaringkan siswa di
mencegah
tempat tidur, melonggarkan baju yang
sirkulasi,
dipakai siswa, mengoleskan minyak kayu
prasarana, 7) Upaya pertolongan efektif.
syncope, 6)
5)
Hambatan
putih, jika sudah siuman memberikan air
a. Definisi syncope
minum dan siswa di suruh istirahat.
Hasil
Penurunan sarana
penelitin
dan
menyatakan
Pernah ada siswa tidak segera siuman dan
bahwa definisi syncope merupakan
guru membawanya ke puskesmas atau
kehilangan kesadaran yang meliputi
rumah sakit.
gangguan
Berdasarkan
uraian
kesadaran
berupa
diatas
kehilangan kesadaran, tidak sadar,
melandasi penulis meneliti tentang peran
tidak sadarkan diri. Dalam penelitian
guru dalam pertolongan pertama pada
guru mengatakan bahwa pingsan itu
siswa yang mengalami syncope di SMP
gejala
Muhammadyah 2 Surakarta.
kesedaran.
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammdyah
2
Surakarta
yang
di
laksanakan pada tanggal 2 maret sampai 16 maret 2015. Jenis penelitian adalah dengan
rancangan
penelitian
deskriptif study fenomenologi. Tehnik pengumpulan wawancara
data yang
menggunakan berisi
tentang
pengetahuan guru dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami syncope. Subjek penelitian ini guru di SMP
karena Pingsan
kehilangan merupakan
kehilangan kesedaran yang bersifat
2. METODE
kualitif
medis
Muhammadyah
2
Surakarta
berjumlah 3 orang, diambil dengan tehnik purposive sampling. Analisis data dengan metode collaizi. 3. HASIL dan PEMBAHASAN
sementara,
dengan
konsekuensi
terjadi pemulihan spontan (Fuentes, 2012). Kehilangan kesedaran tersebut terjadi akibat penurunan aliran darah ke sistem aktivitas retikuler yang berlokasi di batang otak dan akan membaik tanpa membutuhkan terapi kimiawi maupun elektrik (Longo D, at all 2011). b. Penyebab syncope Hasil penelitian bahwa penyebab pingsan meliputi faktor fisik berupa kecapekan, lemah jantung, meriang, dan dari faktor lingkungan meliputi kepanasan,
tersorot
matahari
langsung, dalam kasus penelitian guru mengtakan bahawa penyebab
Hasil penelitian di dapatkan 7
syncope itu karena saat upacara siswa
tema: 1) Definisi syncope, 2) Penyebab
kecapekan, badanya kurang sehat
syncope, 3) Penanganan syncope, 4) Cara
dari rumah dan saat upacara terpapar
3
sinar matahari langsung maka dari itu
pertolongan medis. Dari penelitian
anak bisa terjadi syncope.
guru
Penyebab syncope ada 2 faktor yaitu
faktor
fisik
dan
mengatakan
saat
pingsan
tindakan yang pertama dilakukan
faktor
evakuasi korban dari tempat kejadian
lingkungan (David, 2010). Faktor
di bawa ketempat yang teduh, setelah
fisik antara lain rasa lapar yaitu suatu
sampai
keadaan
kemudian
dimana
penderita
ditempat
yang
siswa
teduh
dibaringkan
di
kekurangan asupan makanan, bisa
tempat yang datar dan kemudian kaki
dikarenakan tidak sarapan saat pagi
ditinggikan, lepas ikat pinggang,
hari, kandisi fisik yang jelek yaitu
kendorkan
dimana
bebauan
penderuta
mengalami
pakaian, yang
dan
diberi
menyengat
untuk
kecapekan atau mempunyai riwayat
merespon kesadaran. Jika korban
penyakit misalnya lemah jantung.
tidak segera sadar maka guru akan
Faktor
membawa siswa ke puskesmas.
lingkungan
adalah
suatu
keadaan dimana penderita itu berada
Penanganan
pingsan
siswa
meliputi lingkungan yang panas yaitu
dibaringkan dengan kaki ditinggikan
suatu
keadaan
mengalami
dimana
penderita
untuk memperlancar aliran darah
kepanasan
karena
keotak, jaga aliran darah disekitar
penderita terpapar matahari secara
cukup
langsung dalam jangka waktu yang
pakaianya. Pasien yang kemudian
lama.
menyatakan
terlihat sadar langsung diberikan
penyebab penyebab syncope adalah
minuman manis untuk meningkatkan
kecapekan,
fisik
kadar gula darahnya, jika seseorang
lingkungan
mengalami kehilangan kesadaran dan
Teori
lemah)
jantung
dan
lemah,
faktor
(kepanasan, langsung,
lain
terpapar lembab)
matahari (Hardisman,
2014).
dan
siuman,
pertolongan
melonggarkan
segera
pertama
lakukan
dan
bawa
kerumah sakit (Smith 2006).
c. Penanganan syncope Hasil
belum
baik,
penelitian
d. Cara mencegah syncope mengatakan
Hasi
penelitian
mengatakan
bahwa penanganan syncope meliputi
bahwa
tindakan
tindakan
meliputi
mengontrol
sebelum
media
upacara,
pemberian
istirahat.
evakuasi,
memperlancar merangsang memperlancar
pernafasan, kesadran, sirkulasi
cara
tindakan
Berdasarkan
dan
mengatakan
mencegah
penelitian bahwa
syncope
guru
pencegahan
4
syncope
guru
mengontrol
siswa
ditangani maka gejala shocknya akan
sebelum upacara dengan tindakan
muncul karena sirkulasi darah dan
memilih dan menyortiir siswa yang
oksigen ke otak kurang maximal.
kondisi fisiknya kurang sehat.Saat
Menurut Paula et all, (2009)
upacara guru memberikan istirahat
shock adalah keadaan dimana tidak
bagi siswa yang terlihat pucat untuk
cukup cairan dalam pembuluh darah,
mencegah agar siswa tidak terjadi
sehingga
syncope.
peredaran darah ke organ vital
pasokan
oksigen
dan
Cara mencegah syncope antara
terutama otak, jantung, dan ginjal
lain pemberian istirahat yang cukup,
tidak cukup. Shock ialah suatu
memberikan asupan nutrisi yang
keadaan dimana sistem peredaran
cukup,
penderita
darah terganggu sehingga tidak dapat
(Iskndar, 2011). Pencegahan syncope
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat
merupakan tindakan yang dilakukan
gizi dan oksigen yang terdapat
seseorang sebelum terjadi syncope
didalam
dengan melakukan berbaring dalam
kekurangan darah maka alat-alat vital
posisi kaki lebih tinggi dari kepala
organ tubuh akan kehilangan cairan
atau dengan posisi duduk dan kepala
dan zat-zat yang diperlukanya. Hal
ditundukan
serendah-rendahnya
itu mengakibatkan fungsi alat-alat
pertahankan posisi ini sekitar 10
vital itu pun terganggu sehingga
menit. Tujuanya yaitu memanfaatkan
terjadi
gravitasi untuk membantu jantung
Menurut WHO (2003) gangguan
memmompa
sirkulasi
membaringkan
darah
dan
oksigen
darah.
shock
Tubuh
(Iskandar,
yang
2011).
darah adalah gangguan
kebagian tubuh bagian atas. Istirahat
kelancaran peredaran darah yang
di daerah yang sejuk atau nyaman
dapat diakibatkan oleh gangguan
dan hindari kerumunan orang (John,
pada jantung dan pembuluh darah di
2010).
seluruh tubuh, termasuk arteri yang
e. Penurunan sirkulasi Hasil
menuju ke otak. Oksigen (O2) adalah
penelitian
mengatakan
salah satu komponen gas dan unsur
bahwa penurunan sirkulasi meliputi kondisi sirkulasi.
shock
dan
gangguan
Berdasarkan
penelitian
vital dalam proses metabolisme. f.
Hambatan sarana dan prasarana Hasil
penelitian
mengatakan
guru mengatakan bahwa jika siswa
bahwa hambatan sarana prasarana
yang mengalami pingsan tidak segera
meliputi faktor lingkungan, faktor
5
penolong.
Berdasarkan
penelitian
dari
penolong
maka
kita
guru mengatakan bahwa faktor yang
mengangkatnya
menghambat saat pertolongan pada
orang tidak hanya 3 sampai 4 orang
siswa
saja.
yang
mengalami
syncope
antara lain jalan evakuasi tempat
Secara
dengan
ideal
banyak
jalan-jalan
kejadian ke tempat yang teduh.
penyelamat
Kemudian saat mengangkat siswa
dipelihara bersih, tidak terhalang
penolong kurang siap.
oleh barang-barang dandiberi tanda
Jalur evakuasi adalah jalur yang
demikian
harus
yang jelas (suma’mur, 2006). Ruang
digunakan untuk membawa korban
uks
apabila terjadi kecelakaan menuju
penanganan dini peserta didik yang
tempat penanganan (Hanif, 2012).
mengalami
gangguan
Hambatan
kejadian
disekolah.
Ruang
uks
harus
kecelakaan disekolah ada beberapa
dilengkapi
dengan
tempat
tidur,
antara lain alat yang tersedia kurang
catatan kesehatan, perlengkapan p3k,
memadai, jumlah penolong kurang
tandu, selimut, meja, kursi, almari,
dari kebutuhan, penolong yang ada
termometer
kurang siap, jalur evakuasi kurang
pendidikan nasional, 2007).
evakuasi
memadai, perlengkapan p3k kurang,
berfungsi
sebagai
tempat
kesehatan
(Peraturan
Penatalaksanaan
korban
mentri
yang
tempat penangan kurang (Martunus,
mengalami syncope dapat diatasi
2013).
dengan cara sederhana yang bisa
g. Upaya pertolongan efektif Hasil
penelitian
dilakukan oleh orang awam misalnya
mengatakan
guru. Pasien dibaringkan dengan kaki
bahwa upaya pertolongan efektif
ditinggikan
meliputi jalur evakuasi, penggunaan
aliran darah ke otak, melonggarkan
alat
penolong.
pakaianya. Pasien yang kemudian
guru
terlihat sadar langsung diberikan
mengatakan bahwa saat melakukan
minuman manis untuk meningkatkan
evakuasi kita harus mengelilingi
kadar gula darahnya, jika seseorang
barisan upacara karena barisan sangat
mengalami kehilangan kesadaran dan
sempit. Kemudian jika ada siswa
belum
yang pingsan kita memakai tandu
pertolongan
yang
kerumah sakit (Smith 2006).
dan
Berdasarkan
biasnya
jumlah penelitian
dipakai
pasien.
untuk
siuman,
memperlancar
segera
pertama
dan
lakukan bawa
Kemudian jika korban lebih besar
6
Berdasarkan analisa yang telah
4. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dari kata kunci
dilakukan dalam penelitian tema-
yang telah di dapat dalam penelitian
tema
ini, maka di peroleh kesimpulan
penurunan
sebagai berikut.
kondisi
a. Pengetahuan
guru
dalam
melakukan pertolongan pertama pada
siswa
yang
mengalami
yang
dihasilkan sirkulasi
shock
adalah meliputi
dan
gangguan
sirkulasi. d. Mengetahui factor penghambat saat dilakukan pertolongan
pingsan
Berdasarkan analisa yang telah
Berdasarkan analisa yang telah di
dilakukan dalam penelitian tema-
lakukan dalam penelitian tema-
tema
tema
hambatan
yang
dihasilkan
pengertian
pingsan
adalah meliputi
gangguan kesadaran. Tema yang kedua penyebab pingsan meliputi factor fisik dan factor lingkungan. b. Tindakan guru dalam pertolongan pertama
pada
siswa
yang
yang
dihasilkan sarana
adalah
prasarana
meliputi factor lingkungan dan factor penolong. e. Mengetahui mengatasi
tindakan factor
untuk
penghambat
pertolongan Berdasarkan analisa yang telah
mengalami pingsan
dilakukan dalam penelitian tema-
Berdasarka nanalisa yang telah
tema
dilakukan dalam penelitian tema-
upaya
tema
meliputi
yang
dihasilkan
penanganan tindakan
pingsan evakuasi,
memperlancar
adalah
yang
dihasilkan
adalah
pertolongan jalur
efektif evakuasi,
meliputi
pengguanaan alat dan jumlah
tindakan
penolong
pernafasan,
5. SARAN
tindakan memperlancar sirkulasi,
a. Bagi institusi sekolah
media merangsang kesadaran dan
Guru
dapat
mengetahui
pertolongan medis. Tema yang
tentang kejadian pingsan yang
kedua cara mencegah pingsan
dialami siswanya dan guru dapat
meliputi
menangani
mengontrol
sebelum
upacara dan pemberian istirahat. c. Mengetahui dampak pingsan jika tidak
segera
pertolongan
dilakukan
mengalami terjadi
korban pingsan.
pingsan
yang Sebelum
guru
bias
mencegah terjadinya pingsan. b. Bagi institusi pendidikan
7
Sebagai
masukan
bagi
institusi prodi S1 Keperawatan
pihak
yang
telah
banyak
membantu.
Stikes Kusuma Husada Surakarta dalam memberikan ilmu terkait kegawat
daruratan
komunitas,
sehingga sebagai acuan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan c. Bagi peneliti lain Sebagai acuan bagi peneliti lain untuk dapat meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pingsan antara lain kondisi
tubuh
lingkungan,
dan
kondisi
sehingga
dapat
menambah pengetahuan dalam melakukan pertolongan pertama pada pingsan.
Menambah pengetahuan tentang pertolongan
pertama yang
pada
mengalami
pingsan. Sehingga peneliti dapat mengaplikasikan di masyarakat. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Terima
kasih
kepada
dosen
pembimbing dan penguji yang telah
membantu
penyusunan isntansi
Alimurdianis. (2010). Diagnosis dan piñata laksanaan sinkop kardiak. Skripsi. Naskah tidak dipublikasikan. Sub Bagian Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran UNAND, Padang. Indonesia David b. (2010) vasodepressor syncope di tempat praktek dokter gigi: bagaiman mencegah dan mengatasinya?. Jurnal PDGI, 59 (1), 8-13 Fuentes VL. (2012). Pre-hospital care medicalcontrol protocols and procedures. Italy. Rimini Hanif Lyonnais. (2012). Metode Pencarian Lintasan Terpendek Graf untuk Evakuasi Bencana. Makalah IF2091. 1-4 Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medik Praktis. Yogyakarta: pustaka baru
d. Bagi peneliti
seseorang
DAFTAR PUSTAKA
skripsi pendidikan
dalam ini
serta
Iskandar. (2011) Pedoman Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat Gawat dan Darurat Medis. Yogyakarta: Mitra Setia Khadilkar, et al. (2013). ‘ Are Syncopes in sitting and supine Position Diferent? Body Position Syncope :A Study Of III Patients’, Indra original article Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, Harrison’s. (2011). Internal Medicine, Part 11 Section 2. Edisi ke-18. New York: Mc Grawhill
SMP
Muhammadyah 2 Surakarta yang telah memberikan tempat dan kesempatan kepada peneliti untuk
Martunus. (2013). peran pelaksana usaha kesehatan sekolah dalam kesehatan anak SD Negri No.026 Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan Ilir. Ejournal, 1 (2), 51-64
melakukan penelitian dan semua
8
Peratuaran Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2007). No 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah. Smith, Tonu (2006). Dokter Dirumah Anda. Jakarta: Dian Rakyat Steinberg LA, Knilans TK (2005). Syncope in children: diagnostic testshave a high cost and low yield. J Pediatr, 146, 355-358. Suma’mur P.K. (2006). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung Wieling W, Ganzeboom KS, Saul JP (2004). Reflex syncope in children and adolescents. See comment in PubMed Commons below Heart, 90: 10941100. WHO. (2003). Risk Factor Blood Presure. World Health Organitation
9