Bul. Agron. 27(3) 23-27(1999)
PERAMALAN PRODUKSI JAMBU MENTE DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BERDASARKAN LUAS AREAL TANAM TAHUN SEBELUMNYA Estimation of cashewnutproduction in YogyakartaSpecialDistrict basedon planting area vastyear before. SarasWinarbawa lnstalasiPenelitianTanamanRempahdanObat,Manoko,Lembang JI. RayaManoko - LembangPO BOX 8405Manoko, Lembang40391 Telp : (022) 2786069 ABSRTACT Estimation of cashewnutproduction in Yogyakarta SpecialDistrict was very important in coming period, as well aswith cost planning, income and marketing. This paper proposed one mathematicalestimation method for estimating of cashewnutproduction in Yogyakarta SpecialDistrict. The result shows that cashewnut production in that district would be 0.62 percent increasing every year on 1996-2001 period. Cashewnut production on 2001 was estimated to reach 315,62 ton. The correlation between estimating production (Y)with yearto-t (X) on 1996-2001 had equation: LnY = 5.7055 + 0.0196Ln X (r=0.74)
Key word: Anacardiumaccidentale,L., planningareavast,productivity.
RINGKASAN Perarnalan produksi jarnbu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta di masa mendatang sangat penting antara lain sehubungan dengan perencanaan pembiayaan, pe~dapatan clan pemasaran. Tulisan ini mengajukan suatu metode perama1anmatematik untuk merarnalkan produksi jarnbu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa produksijambu mentedi propinsi tersebut akan mengalami kenaikan 0,62 persen per tahun dalam peri ode 1996 - 2001. Produksi jarnbu mente tahun 2001 diperkirakan mencapai 315,62 ton. Hubungan antara produksi rarnalan (Y) dengan tahun ke-t (X) selarna tahun 19962001 mempunyai persamaan: Ln Y = 5.7055 + 0.0196LnX (r=0.74)
Kata kunci : Anacardium occidentale, L., luas areal tanam, produkstivitas
PENDAHULUAN
lapangan kerja serta kesempatan berusaha, penghijauan dan pemulihan kembali kondisi tanah kritis. Produksi gelondongjambu mente Indonesia masih sangat rendah dibandingkan produksi India,
Sejak pertengahan tahun 1972 jambu mentetelah dicanangkanoleh Pemerintahsebagai tanamanekspor non tradisional. Potensinyacukup besar untuk dikembangkan terutama di daerah kritis. Tanamanini berperan ganda yakni dalam
Zambia, Kenya dan Mozambique. Rendahnya produktivitas ini disebabkan cara pengusahaanyang sederhana serta penggunaan bahan tanaman yang
rangkapeningkatanpendapatanpetani, perluasan
produktivitasnya memang rendah (Alaudin, 1996).
23
Bul. Agron. 27(3) 23-27(1999)
Tanarnanjambu mente pada saat ini mernpakan salah satu tanaman yang sedang dipacu pengembangannya, terntamauntuk KawasanTimur Indonesia (KTI). Pemilihan prioritas tanamanini berdasarkanprospek pasarnyadi dalamclandi luar negeri yang cukup baik clan didukung oleh sifat tanamannyayang membutuhkaniklim yang kering . padarnasapembungaannya(Wahab,Hasanahclan Dhalimi, 1996). Pengembanganjambumente di Indonesia telahdimulai semenjakPelita I yang diawali dengan program penghijauan'padalahan kritis oleh subsektor kehutanan.Kemudian semenjaktahun 1979 Direktorat lenderal Perkebunan mulai mengembangkanjambu mente melalui pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP), walaupun denga:1input yang sangat terbatas yaitu melalui penyaluran benih kepada petani. Oleh karena itu keterbatasan anggaran, semenjak tahun 1983 penyaluran benih rnelalui OPP tidak dapat disediakan dananya dari APBN, clan untuk beberapa propinsi penyediaan benih tersebut dilakukan melalui anggaran APBD (Nogoseno, 1996).Pengembangankomoditas ini sebagaisuatu usahasecarakomersialbarn dilakukan mulai Pelita II, clansejakitu produksinya terns meningkat dari tahun ke tahun. Di dalam mengambil suatu kebijakan di bidang pembiayaan,pendapatanclanpemasaran, manajer perlu mengetahuivolume produksi yang akari dicapai. "y'olumeproduksi yang akan dicapai dapat diramalkan atas dasar data yang diketahui, yang dapat mencerminkan volume produksi tersebut. Setiap manajer memiliki metode perarnalanyang berbeda.Sellin metodeperamalan yang bersifat subyektif, juga dikenal metode peramalan yang didasarkan 'pada persamaan matematik. Persamaan matematik disusun atas dasarpeubah-peubahyang berkorelasi.Padaabad ke-20 para manajerumumnya memadukankedua metode peramalantersebut (Rosyadi, 1984). Tulisan ini ditujukan untuk meramalkan produksi jambu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode peramalan
SarasWinarbawa
matematik,yang disu~undari peubah-peubahyang menentukantingkat produksi.
BAHAN DAN METODE Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penyusunanmodel adalahsebagaiberikut : 1. Pengaruh perluasan areal penanamanjambu mente akan tampak setelah 3 - 6 tahun mendatang.Sebagai akibatnyalluas arealyang digunakanuntuk ~nghitung produktivitastahun
kini adalahluasareal3 - 6 tahunlalu. 2. Produsen akan berusahauntuk meningkatkan tingkat produktivitas clan minimal mempertahankan tingkat produktivitas tertinggi yang telah tercapm. 3. Keadaan produksi normal, tidak tertimpa musibahbencanaalarnatau seranganharnaclan penyakit. Atas dasar asumsi-asums! tersebut rlapat disusun model peramala..q~ebagai berikl.l1 .
Q = y* (A ) ... ... (1) T T-o y* = Max. (YI-o,Y1-1,YI-2'..' Y1-O+1)'.. (2) Y! - I =,I(Q -I .) / ( A 1-0-1+ . I ) (3) T = (t +i) t = tahun.terakhir data yang tersedia i=O, 1,2,3, ,(n-1),n A t - n - i + 1 = luas areal tahun ke- (t -- n -- i --
.
1)
A- = luasarealtahunke-(T - n) 1-0
- i = produksi tahun ke- (t - i) QI =., ramaJanproduk~i tahun ke- T Q!
\71-1 :":
Y~
produktivitas tahunke-(t- i)
= produktivitas
tertinggi yang tela,~tercapai
n = time lag (dalam perhitungan diarnbil n = 6, karena tanamanjambu mente berproduksi normal clanstabiJter.iadipada iahun ke-6 setelahtanam). Persamaan (1) hanya dapat digunakan untuk meramalkanproduksi sampain tahun mendatang.
24
Bul. Agron. 27(3) 23-27(1999)
Data yang digunakan untuk meramalkan produksi jambu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) merupakandata sekunderyang sudah ada. Data terdiri dari luas areal tanaman, luas pallen dan produksi jambu mentetahun 1981 -1995. Data luas areal tanaman, luas pallen dan produksi jambu mente tersebut disajikan dalam Tabel1. Berdasarkan data pada Tabel1 dapat diramalkan produksi jambu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk periode tahun 19962001 denganmenggunakanpersamaan-persamaan tersebut di atas.
BASIL DAN PEMBABASAN Produktivitas jambu mente di DIY pada tahun 1990 - 1995 disajikan di dalam Tabel 2, sedangkanramalanproduksinya padataboo 1996
Tabel
Tahuo 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
-
2001disajikandi dalamTabel3.
Dan basil peramalan didapatkan bahwa produksi jambe mente di Daerah Istimewa Yogyakarta t3hun 1996-2001 akan meningkat denganlaju 0,62 persenper tahun. Laju kenaikan sebesar 0,62 persen ini disebabkan oleh meningkatnyaluas arealpertanamanjambu mente tahun 1990-1995. Disamping itu diduga adanya kegiatan pengembangan jambu mente yang bersumberdari danaAPBN melaui proyek P2WK yang dilaksanakan sejak tahun anggaran 1990/ 1991 sampaidengan1994/1995,yang diantaranya dilakukandi DaerahIstimewa Yogyakartasehingga berperan di dalam meningkatkan luas areal pertanaman jambu mente di daerah tersebut (Aludin, 1996). Kebijakan pengembanganjambu menteyang dilaksanakanpadadasarnyadiarahkan untuk meningkatkanpendapatandan tarafhidup
Luas Lahan clan produksi rata-rata tanamanjambe mente rakyat di Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta(Tahun 1981- 1995) Luas tanaman (ha) (A) 19.147,50 19.231,50
Luas panen (ha) 3.768,00 6.435,00
Produksi(ton) (Q)
I
779,74 1.566,29 18.906,50 6.737,50 1.948,16 18.567,00 2.902,00 548,67 7.084,00 3.072,00 749,89 6.436,00 1.282,50 216,43 5.363,00 1.089,50 235,19 5.317,00 1.257,40 276,31 5.187,00 1.342,50 222,04 5.131,00 1.466,50 228,89 5.092,00 1.624,50 289,01 5.091,00 1.470,85 186,21 5.190,00 2.089,70 279,054 5.243,50 2.318,70 315,09 5.322,50 1.916,15 181,21 Sumber Data Statistik Dinas Perkebunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996. Dalam : Sugeng, 1996. Sambung Samping Merupakan Langkah Alternatif untuk Meningkatkan Produksi Jambu Mente Rakyat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Komoditas jambu Mente. Balai Penelitian Tanaman Rempah clanObat. Hal : 198 - 202
Peramalan Produksi Jambu Mente,
;
r:~..;
25
~
r"'"'~~ i i.
"
Bul. Agron. 27(3) 23-27(1999)
I
petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,mengisi dan memperluas pasar,baik dalarnnegeri maupun luar negeri serta menunjang pembangunan wilayah (Nogoseno, 1996). Masalah utama yang dihadapi secara nasional terletak pada teknologi budidaya yang belum sepenuhnyamendukung usahatanijambu mente sehinggaproduktivitas masihrendah,tidak berkelanjutan, yang berakibat pada pendapatan perkebunanjarnbu mentemasihrendah.Identifikasi terhadapfaktor produksi dalamupayamemahami penyebabrendahnyaproduksi, memberipetunjuk bahwa faktor varietas unggul, kesesuaian agroklimat (iklim dan tanah), sarana produksi (pupuk, pestisida) dan faktor pola tanam (khususnya jarak tanam) sangat mempengaruhi tinggi rendahnyaproduktivitas gelondong mente (Lubis dan Mansur, 1996). Produksi ramalan jambu mente di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebuttahun 2001 sebesar315,62ton. Hubungan antaraproduksi ramalan(Y) dengantahunke-t (X) selarnatahun 1996-2001 mempunyai persarnaan Ln Y = 5,7055 + 0,0196 LnX (FO.74) Tanamanjambu mente sangat menyukai sinar matahari, hila temaungi produksi buah akan menurun, bahkan tidak berproduksi sarnasekali. Bila cuaca berawan pada musim berbunga, serangannyarnuk He/ope/tis sp.padabunga dapat mengakibatkankaranganbungamenjadi layu dan akhimya kering (Rosmeilisa daDAbdullah, 1990).
SarasWinarbawa
Beberapa peneliti menekankan bahwa pertumbuhan yang berbeda nyata merupakan indikator produksi; demikian pula luas daun berasosiasidenganproduktivitasnya.Pembungaan maksimum terdapat pada pohon-pohon yang bercabang ~anyak. Efisiensi asimilasi tanaman jambu ment~ ditentukan oleh perbedaanbentuk tajuk clanlua$permukaannya.Tajuk tanamanyang luas permukaannya dengan asimilasi optimum berproduksi tinggi. Bunga hanya muncul pada permukaantajuk yanglangsungtesentuholeh sinar matahari. Cara mengelolatajuk untuk memperoleh efisiensiasiffiilasioptimum adalahjarak tanamyang tepat sesuai~enganproyeksi diameter tajuk pada pola monokultur, atau jarak tanam rapat clan renggangpadapolatanarncampuran;pemangkasan batangipohonsesuaijalur(pagar) padapola tanarn pagarpadasaattajuknya salingbertemu(Abdullah, 1990). Penelitian mengenai teknik budidaya penjaranganclanpemupukanpadatanamanjambu menteyang diberi perlakuan pemupukanN = 270 gram, PZ05 = 160 gram, clan KzO = 270 gram! pohon/tahun dapat meningkatkan produksi dari 245 kg menjadi 473 kg gelondongihektar/tahun. Pada areal tanaman dengan jarak tanam tidak beraturantanarnandapatdijarangkan75 %. Di sini terjadi penurunan produksi dari 180 kg menjadi 45 kg gelondongiha/tahun(Lubis, 1996).
26
Bul. Agron. 27(3) 23-27(1999)
KE SIMP ULAN Dari uraian tersebut di alas dapat ditarik kesimpulansebagaiberikut : 1. Metode peramalan tersebut di atas hanya dapat digunakanuntuk meramalkanproduksi sampai n tahun mendatang. Nilai n diambil sarna dengan 6, karena produksi normal tanaman jambu mente yang baru ditanam terjadi padatahun ke-6. 2. Produksi jambu mente di Daerah Istimewa Yogyakartatahun 1996-2001akanmeningkat 0.62 persenpertahun, produksijambu mente di propinsi tersebut tahun 2001 diperkirakan mencapai315.62 ton. 3. Hubungan antara produksi ramalan (Y) dengan tahun ke-t (X) selama tahun 19962001 mempunyai persamaanLn Y = 5.7055 + 0.0196 Ln X (r= 0.74).
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A. 1990. Perbaikan PengadaanBahan Tanaman Jambu Mente. Edisi Khusus Penelitian TanamanRempah dan Dbat VI (No.2): 16-29. Alaudin. 1996. Statusdan..pengembangan nasional -
komoditasjambu mentedi Indonesia. ~: ProsidingForumKomunikasillmiah Komoditas JambuMente. Balai Penelitian TanamanRempahclanDbat. Hal: 1-16.
Mente
Jarnbu
Produksi
Perarnalan
Lubis, M. Y. 1996. Penelitian teknologi budidaya tanamanjambu mentedi lahankering Nusa Tenggara Barat. Hal : 86-95. Dalam : Pro siding Forum Komunikasi llmiah Komoditas Jambumente. Balai Penelitian TanamanRempahdaDDbat.
Lubis, M. Y. dan M. Mansur. 1996. Penelitian teknologi terpadu untuk peningkatan produktivitasjambu mente.Hal : 251-264. ~ : ProsidingForumKomunikasiDmiah Komoditas Jambumente.Balai Penelitian TanamanRempahdan Dbat. Nogoseno. 1996. Pengembanganjambu mente di Indonesia. Hal :37-45. ~:
Prosiding
Forum Komunikasi llmiah Komoditas Jambu mente. Balai Penelitian Tanaman Rempah clan Ghat.
Rosmeilisa,P. dan A. Abdullah. 1990.Analisis UsahataniJambuMente. Edisi Khusus PenelitianTanamanRempahdan Gbat. Hal: 40-53. Rosyadi, A.I. 1984. Metode PeramalanProduksi TehBerdasarkanLuas Areal TanamTabun Sebelumnya.Juroal Agroekonomi. 3 (2) : 18-23. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Sugeng. 1996. Sarnbung samping merupakan langkah altematif untuk meningkatkan produksi jarnbu mente rakyat di Propinsi Dae.rahIstimewa Yogyakarta. Hal : 198202. ~ : ProsidingForum Komunikasi Ilmiah Komoditas Jarnbu mente. Balai PenelitianTanarnanRempahclanGhat. Wahab,M.I., M. Hasanah,daDA. Dhalirni. 1996. StatusdaDperkembanganpenelitianjambu mente.Hal : 22-36. ~ : ProsidingForum Komunikasi Ilmiah Komoditas Jambu mente.Balai Penelitian TanamanRempah dan Ghat.
27