PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY AND ENVIRONMENT

PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY AND ENVIRONMENT

2013

Laporan Tahunan Terintegrasi Integrated Annual Report PERTAMINA EP Standard Chartered Tower Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 - Indonesia Telp: (021) 3815111, 3816111 (86 Saluran) Fax: (021) 3633585, 3843882 Telex: 44152, 44302, 46549, 46552, 46554 www.pertamina-ep.com

2013

Laporan Tahunan Terintegrasi Integrated Annual Report


DAFTAR ISTILAH Glossary B BBLS

Barel minyak | Barrels of Oil

BCFG

Miliar kaki kubik gas bumi | Billion Cubic Feet of Gas

BOPD

Barel minyak per hari | Barrel Oil Per Day D

DELINEASI

Pemetaan suatu batas tertutup pada komponen tanah Mapping closed boundaries of soil component E

EXISTING

Sedang berjalan | Ongoing L

LIFTING

Minyak/gas yang ditransaksikan dengan pihak ketiga Oil/gas transacted with a third party M

MBBLS

Juta barel minyak | Million barrels

MMBO

Juta barel minyak mentah | Million barrels of crude oil

MMBOE

Juta barel minyak ekuivalen | Million barrels of oil equivalent

MBOPD

Juta barel minyak per hari | Million barrels of oil per day

MMBOEPD

Juta barel minyak ekuivalen per hari Million barrels of oil equivalent per day

MSCF

Juta kaki kubik standar gas | Million standard cubic feet

MMSCFD

Juta kaki kubik gas per hari | Million standard cubic feet per day R

RJPP

Rencana Jangka Panjang Perusahaan | Long Term Corporate Plan

RKAP

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Corporate Work Plan and Budget S

SEISMIC

Metode eksplorasi untuk memperkirakan bentuk, jenis dan ketebalan lapisan-lapisan batuan bawah permukaan dengan cara mempelajari penjalaran gelombang getaran Exploration method to estimate the shape, type and thickness of subsurface rock by means of studying the vibrational wave propagation

SUBSURFACE

Berkaitan dengan aspek di bawah permukaan tanah

SURFACE

Berkaitan dengan aspek di atas permukaan

SURFACTANT

Bahan yang menurunkan tegangan permukaan, biasanya adalah senyawaan sintetik-organik yang memperlihatkan aktivitas permukaan dan berperan dalam pembasahan, pembersihan, perembesan, penembusan, pembusaan, dan sebagainya. Material that lowers the surface tension, usually synthetic-organic compounds, that displays surface activity and serves as wetting, cleansing, infiltration, penetration, foaming, etc.

SUSPENDED WELL Sumur yang operasinya telah dihentikan A well with halted operations W WILD CAT

Sumur eksplorasi yang dibor di daerah baru yang berdasarkan pertimbangan geologis diharapkan mempunyai akumulasi hidrokarbon Exploration well that is drilled in new area that based on geological considerations is expected to have accumulated hydrocarbons

PEOPLE

PROCESS

TECHNOLOGY

ENVIRONMENT

275%

5.47%

4

155

Pencapaian knowledge sharing Knowledge sharing achievement

Penghematan pengelolaan rantai pasokan dari nilai OE/ PR Supply chain saving of OE/PR value

Field telah menerapkan SSOP untuk meningkatkan produksi Fields have applied POSS to increase production

Kabupaten tercakup dalam program Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina Regencies covered in Pertamina Community Development program

6.92 Rata-rata learning days setiap pekerja Average learning days per employee

3.22 Hasil survei kepuasan pekerja Employee satisfaction survey result

87,594,329 Jam kerja selamat Safe working hours

59.7 Rata-rata penilaian sistem HSE Kontraktor Average evaluation score on Contractor HSE system

100%

45%

Pemanfaatan kembali Penghematan biaya air terproduksi dan beroperasi secara zero percetakan Printing cost saving discharge Produced water reused and zero discharge operation

87.2% Penurunan minyak mentah yang hilang di Tempino - Plaju Decline in crude oil losses at TempinoPlaju

615 Solar cell telah dipasang Solar cells installed

392,587 Pohon yang ditanam dan dipastikan tumbuh dengan baik Planted trees and grow properly

25.7% Pemanfaatan kembali limbah non-B3 Reuse of Non-hazardous waste

83% Peningkatan realisasi anggaran CSR di wilayah kerja Pertamina EP Increase in CSR budget realization at Pertamina EP’s working areas

TENTANG LAPORAN TERINTEGRASI PT PERTAMINA EP About PT Pertamina EP Integrated Report Laporan Tahunan Terintegrasi 2013 merupakan integrasi dari Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan yang dipublikasi setiap tahun. Meskipun laporan keberlanjutan bersifat voluntary, Pertamina EP melaporkan keberlanjutan didalam laporan tahunan dan merupakan kesinambungan laporan terintegrasi yang dipublikasi sebelumnya pada April 2013. Melalui pelaporan terintegrasi ini, Pertamina EP selangkah di depan menjadi perusahaan global dan perusahaan milik negara yang taat pada hukum. [G4-29] [G4-30]

The 2013 Integrated Annual Report is an integration of the Annual Report and Sustainability Report, which is published every year. Although sustainability reporting is voluntary, Pertamina EP reports the sustainability efforts in the annual report and as a continuation of the integrated report published earlier in April 2013. Through this integrated reporting, Pertamina EP is a step ahead into becoming a lawabiding global company and state-owned company. [G4-29] [G4-30]

STANDAR PELAPORAN

REPORTING STANDARDS

• Peraturan Bapepam-LK No.X.K.6, yang telah disesuaikan dengan kondisi Pertamina EP sebagai Perseroan Terbatas yang tertutup (non-listed company).

• Bapepam-LK Rule No.XK6, which has been adapted to the conditions of Pertamina EP as a non-listed Limited Liability Company.

• Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah direvisi dan berlaku efektif thaun 2011.

• Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) and the Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) which has been revised and is effective in 2011.

• Sustainability Reporting Guidelines (SRG) versi G4.0 yang diterbitkan Global Reporting Initiatives (GRI).

• Sustainability Reporting Guidelines (SRG) G4.0 version issued by the Global Reporting Initiatives (GRI).

• Oil and Gas Sector Supplemen (OGSS) versi G4.0 yang diterbitkan GRI.

• Oil and Gas Sector Supplements (OGSS) of G4.0 version issued by the GRI.

RUANG LINGKUP Laporan ini mencakup kinerja keuangan dan kinerja keberlanjutan dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2013. Informasi dalam laporan tahunan terintegrasi ini berasal dari seluruh unit operasional dan unit bisnis di wilayah kerja PT Pertamina EP, melalui sistem pengendalian, khususnya Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (ICoFR). Dengan perubahan signifikan dalam menggunakan panduan laporan GRI 4.0, terutama penentuan materialitas, laporan kedua ini hanya akan menampilkan topik bahasan yang material dengan analisa lebih dalam. [G4-28] [G4-20]

SCOPE This report contains financial and sustainability performance in the period January 1 to December 31, 2013. The information in this integrated annual report is collected from all operating and business units in the working areas of PT Pertamina EP, through the control system, particularly the Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). With significant changes in the use of the GRI 4.0 reporting guidelines, especially materiality determination, this second report will only display material issues with deeper analysis. [G4-28] [G4-20]

Ruang lingkup Laporan Tahunan Terintegrasi PERTAMINA EP 2013

Distributor Inside Org. Parent Company

Scope of PERTAMINA EP 2013 integrated report

PERTAMINA EP Joint Venture

Customer

Supplier Outside Org.

2

PERTAMINA EP LAPORAN TAHUNAN TERINTEGRASI 2013

Subsidiary

LAPORAN INTEGRASI PERTAMINA EP MERUPAKAN INTEGRASI LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEBERLANJUTAN Pertamina EP Integrated Report is an Integration between Annual Report and Sustainability Report

Ruang lingkup pelaporan meliputi seluruh WK Perusahaan dan tidak menyertakan material dari entitas PT Pertamina (Persero) selaku induk perusahaan, pemasok, mitra maupun entitas lainnya. Namun demikian, dalam hal ketenagakerjaan, beberapa informasi terbatas pada area operasi yang dioperasikan sendiri (own operation), Unit Bisnis EP (UBEP) dan pada proyek pengembangan, termasuk pekerja paruh waktu tertentu (PPWT) PT Pertamina (Persero). Sementara dalam laporan hasil produksi minyak dan gas terkait nilai dari mitra kerjasama TAC & KSO, kami tampilkan dalam tinjaun produksi perusahaan. [G4-17] [G4-20] [G4-21] [G4-22]

The scope of the report covers all of the Company’s working areas and does not include material from PT Pertamina (Persero) as the parent company, suppliers, partners and other entities. However, in terms of employment, some information is limited to the areas of own operation, EP Business Unit (UBEP) and development projects, including permanent employees (PPWT) of PT Pertamina (Persero). Meanwhile the reports of the production of oil and gas values of TAC and KSO partners, are presented in the Company’s production review. [G4-17] [G4-20] [G4-21] [G4-22]

Mata uang yang digunakan untuk nilai moneter dalam laporan ini adalah USD. (Untuk setiap dolar, nilai tukar rupiah rata-rata sebesar Rp9.380 pada tahun 2012, dan Rp10.451 di tahun 2013.)

The currency used for monetary values in this report is USD. (For every dollar, the average exchange rate in 2012 was Rp9,380 and Rp10,451 in 2013).

Sebagai bagian dari bentuk tata kelola perusahaan yang baik, kami berkewajiban menerbitkan laporan tahunan terintegrasi. Seiring kebijakan PT Pertamina (Persero) sebagai pemegang saham yang menyelenggarakan RUPS lebih awal, maka penerbitan Laporan Tahunan Terintegrasi 2013 diselesaikan lebih cepat. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri mengingat informasi material yang diperlukan, berada dalam sebaran area operasional PT Pertamina EP yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.

As a form of good corporate governance, we are obliged to publish an integrated annual report. In line with the policy of PT Pertamina (Persero) as a shareholder who held GMS earlier, the 2013 Integrated Annual Report is completed at an earlier time. This is undoubtly a challenge given the required material information is collected from PT Pertamina EP’s operational areas spread across the regions of Indonesia.

Laporan ini telah disertakan dalam proses penjaminan (assurance) bersamaan dengan pelaksanaan audit pelaporan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Price Waterhouse Coopers. Proses penjaminan dilakukan pada tingkatan moderat melalui pemeriksaan dokumen. [G4-33]

This report has been submitted for assurance along with the reporting audit conducted by the Public Accountant Firm (PAF) Price Waterhouse Coopers. The assurance process was performed at a moderate level through examination of documents. [G4-33]

OPSI PELAPORAN Dengan diterapkannya pedoman GRI 4.0, opsi aplikasi laporan kini terbatas pada pilihan core & comprehensive. Dengan menyadari keterbatasan dan informasi material yang kami rumuskan, kami menyatakan laporan ini telah merujuk pada standar GRI 4.0 – pada opsi “CORE” yang menyajikan informasi dari setiap aspek yang dinilai material. [G4-32]

REPORTING OPTION With the application of the GRI 4.0 guidelines, the reporting application now only limited to options of core & comprehensive. Aware of the limitations and material information that we compile, we declare this report is in accordance with GRI 4.0 standards – at “CORE” option, which presents information of every aspect deemed as material. [G4-32]

INTEGRATED ANNUAL REPORT 2013 PERTAMINA EP

3


4


Sepanjang tahun 2011-2014 kegiatan usaha PT Pertamina EP difokuskan dalam upaya pembangunan fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan. Pada tahun 2013, kami mengambil tema “People, Process, Technology, Environment”, untuk memaknai tahun perubahan struktur Perusahaan sehingga mampu mengembangkan kembali kompetensi tenaga kerja dalam Pertamina Leadership Model, tetap efektif dalam beroperasi dengan teknik enhanced oil recovery (EOR) dan pengeboran terkini yang didukung sistem informatika real time terintegrasi. Sekaligus sebagai keberlanjutan pencapaian pada tahun 2011 sebelumnya, Perusahaan merangkul masyarakat untuk ikut tumbuh dan menyelesaikan kasus gangguan aset Perusahaan. Perubahan dan pengembangan perusahaan ini ikut disertai apresiasi, terutama PROPER yang kian membaik sehingga Perusahaan dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi negara, serta nilai bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, PT Pertamina EP memperkuat komitmen dalam beroperasi dengan tetap memastikan keamanan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan visi menjadi “World Class Company”. Throughout the years of 2011-2014 PT Pertamina EP’s business activities have been focused on the efforts to develop foundation for sustainable growth. In 2013, we took the theme “People, Process, Technology, Society”, to signify the year of restructuring that allows the company to make another effort in employee competency development in Pertamina Leadership Model, maintains effectiveness in operation with EOR and the latest drilling techniques supported by integrated real time informatics system. As part of achievement sustainability in 2011, the Company engaged the community to take part to grow and solve the company’s asset disturbance cases. Changes and development of the company are also followed by appreciation, especially PROPER that continues to improve so that the company can generate economic value to the state, and value for the society and environment. Thus, PT Pertamina EP strengthens the commitment to operate while ensuring the safety, health, and environmental sustainability to realize the vision of becoming the “World Class Company”.


5

“PENCAPAIAN MENGHADAPI TANTANGAN” Achievements in facing Challenges Penemuan Sumber Daya Migas dan Hasil Test Terbesar di Tahun 2013 | The largest Oil and Gas Resource Discovery and Test Results in 2013 Pemboran Jati Asri (JAS)-1 di Jawa Barat memiliki sumber daya migas sebesar 67 MMBOE (RR) dan merupakan sumberdaya migas terbesar dengan hasil test sebesar 3.110 BOPD. Jati Asri (JAS)-1 drilling in West Java has 67 MMBOE (RR) of oil and gas resources. It is the largest oil and gas resources with test results of 3,110 BOPD. Penemuan Sumberdaya Gas Terbesar Tahun 2013 | Largest Gas Resource Discovery in 2013 Sumur Azalea (AZL)-1 di Jambi memiliki sumber daya kontijen gas sebesar 156 BCFG (RR). Azalea well (AZL)-1 in Jambi has the gas contingent resource of 156 BCFG (RR). Play Stratigrafi Eksplorasi Tahun 2013 | Exploration Stratigraphic Play in 2013 Dengan terbuktinya konsep baru stratigrafi pada penemuan tambahan cadangan terbukti dalam pemboran JAS-1 maka peluang untuk mencari tambahan cadangan migas semakin besar. With the proven new concept of stratigraphic play by discovering proven additional reserves in JAS-1 drilling, there will be greater opportunity to find additional oil and gas reserves. Pengamanan Aset | Protection of Assets Bekerjasama dengan pemangku kepentingan, Perusahaan berhasilkan mengamankan penurunan sekitar 87,2% minyak mentah yang hilang di Tempino - Plaju. By cooperating with stakeholders, Company has managed to reduce the crude oil losses at Tempino - Plaju to approximately 87.2%.

6


People

Process

Technology

Environmen

nt

3,219

Pekerja | Employees Perubahan organisasi dan penetapan jabatan pekerja. Tim Talent Mangement dibentuk untuk mengelola pengembangan pekerja yang lebih baik. Organizational changes and employee job appointment. Management Talent Team was established to better manage employee development.

5

Assets Restrukturisasi organisasi dan pengelompokan asset yang memampukan pencapaian Strategi Induk dalam meningkatkan produksi. Organizational restructuring and grouping of assets enable the Grand Strategy achievement in increasing production.

45% Penghematan biaya percetakan melalui managed printing services, yang menjadi salah satu pencapaian ICT Master Plan. ICT memiliki peranan besar dalam memenuhi kebutuhan perubahan organisasi 2013. Printing cost saving through managed printing services that becomes one of ICT Master Plan achievements. ICT plays a big role in fulfilling the needs of organizational changes in 2013.

1,000

Pohon/Sumur | Trees/Well Penanaman pohon untuk setiap sumur pengeobran merupakan salah satu CSR strategic Perusahaan. Deklarasi untuk Bumi merupakan bentuk integrasi program CSR kedalam bisnis Perusahaan Tree planting of every drilling well is one the Company’s strategic CSR programs. Declaration for Earth is a form of CSR integration into Company business.


7

INFORMASI MATERIAL LAPORAN Materiality & Boundaries

Dengan digunakannya panduan penyusunan laporan berdasarkan SRG versi 4.0, maka laporan hanya menampilkan informasi yang bersifat material, disertai pembahasan mendalam pada aspek-aspek dimaksud. [G4-23]

With reference to reporting guidelines based on SRG version 4.0, this report only displays material information, complemented with in-depth discussion on such aspects. Qualifying Material. [G4-23]

Mekanisme penentuan aspek-aspek materialitas dilakukan melalui uji materialitas dengan cara tanya jawab, yang dilaksanakan dalam grup diskusi terfokus (focus group discussion atau FGD). Pelaksanaan FGD melibatkan perwakilan unit kerja Pertamina EP yang berkontribusi dalam penyusunan laporan sebelumnya selaku pihak internal, dan akademisi selaku pihak eksternal. [G4-18]

Mechanism to determine materiality aspects is done through materiality test in question and answer session in focus group discussions (FGD). The FGD involves representatives of Pertamina EP’s units who contributed to the preparation of the previous report as the internal party and academics as external party. [G4-18]

Dari hasil FGD, notulen menyiapkan laporan penilaian materialitas kepada Sekretaris Perusahaan selaku pejabat senior Perusahaan, guna menentukan persetujuan atas informasi kinerja keberlanjutan yang disampaikan dalam laporan ini. Hasil penilaian uji materialitas juga menjadi bagian dari penyampaian hal-hal yang sepatutnya menjadi prioritas dari kinerja keberlanjutan Perusahaan pada kurun waktu berikutnya. [G4-48] [G4-49]

The FGD results are compiled as materiality assessment report by transcriber and submit it to Corporate Secretary as the Company’s senior officer for approval on sustainability performance information presented in this report. The results of the materiality test assessment are also part of the disclosure of issues that should become priorities of the Company’s sustainability performance in the following period. [G4-48] [G4-49]

Hasil Tes Materialitas Result of Materiality Test

Proc

ess o

f Ma teria

lity T est

O2

Qualifying Material Information Reviewed By Senior Management

O3

Determining Material Information In Adjacent To Reporting Standards

Low


More Important

2 4

Less Important Low

8

1

Important

Manajemen senior | Senior Management

O1

Focus Group Discussion Covering Strategic Group Representative

High

Perwakilan Unit Kerja | Work unit representative

3 5

Important High

INFORMASI LAINNYA Laporan terintegrasi Pertamina EP tahun 2013 ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Informasi tambahan dapat dilihat di website kami: www.pertamina-ep. com. Untuk pertanyaan, silahkan mengisi lembar umpan balik yang telah disediakan di laporan ini atau menghubungi kami pada alamat: [G4-31]

OTHER INFORMATION Pertamina EP 2013 integrated report is published in Indonesian and English languages. Additional information can be viewed on our website: (www.pertamina-ep.com). For inquiries, please fill out the feedback sheet that has been provided in this report or contact us at the address: [G4-31]

5 TOPIK MATERIAL DENGAN KATEGORI “SANGAT TINGGI” DARI 22 INFORMASI MATERIAL YANG DIINDENTIFIKASI: (G4-19) 5 material topics in “Very High”category out of 22 identified material information: (G4-19)

ECONOMIC PERFORMANCE PEOPLE

• Occupational Health & Safety • Training & Education

PROCESS

• Study, ICoFR & Funneling • Grand Strategy 2013

TECHNOLOGY

• Production Integrated Operating System • ICT Masterplan

PERTAMINA EP KANTOR PUSAT | HEAD OFFICE [G4-31] VP. Legal & Relations Standard Chartered Tower Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 - Indonesia Telp: (021) 57893199 Fax: (021) 57946279 ajiprayudi@ pertamina.com

ENVIRONMENT

• Pertamina Community Development Center • Management Impacts on Society • Energy Efficiency and Biodiversity


9

DAFTAR ISI CONTENTS

Sangkalan dan batasan tanggung jawab Laporan ini berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dianggap sebagai pandangan masa depan (forward looking statements) sehingga hasil-hasil nyata perusahaan, pelaksanaan atau pencapaian-pencapaiannya dapat berbeda dari hasil yang diperoleh melalui pandangan masa depan (forward looking statements) yang antara lain merupakan hasil dari perubahan perubahan ekonomi dan politik baik nasional maupun regional, perubahan nilai tukar valuta asing, perubahan harga dan permintaan dan penawaran pasar komoditas, perubahan kompetisi perusahaan, perubahan undang-undang atau peraturan dan prinsip-prinsip akuntansi, kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman serta perubahan asumsi-asumsi yang digunakan dalam membuat pandangan masa depan (forward looking statements). Disclaimer and limitation of liability This report contains statements that may be considered as forward looking statements so that the company’s actual results, implementation or achievements may differ from results obtained through the forward looking statements, which, among others, are impact of both national and regional economic and political changes, changes in foreign exchange rates, changes in the price as well as market demand and supply of commodities, changes in corporate competition, changes in laws or regulations and accounting principles, policies and guidelines, also changes in the assumptions used in making these forward looking statements.

KINERJA PERTAMINA EP 2013 Pertamina EP 2013 Performance

1

14 SEKILAS PERTAMINA EP Pertamina EP at a Glance 30 VISI, MISI, DAN NILAI PERUSAHAAN Vision, mission and corporate values 32 STRUKTUR ORGANISASI Organizational structure 34 PEJABAT SENIOR PERUSAHAAN Corporate senior officers 42 IKHTISAR KINERJA KEUANGAN, OPERASIONAL, KEBERLANJUTAN Financial, Operational and Sustainability Performance Highlights 46 PERISTIWA PENTING 2013 Significant Events 2013

MANAJEMEN RISIKO Risk Management

5

199 TOP 50 RISKS Top 50 Risks 200 TOP 10 RISKS DAN RISIKO STRATEGIS Top 10 Risks and Strategic Risks 201 UPDATING RISK REGISTER & MONITORING MITIGASI RISIKO 2013 Updating Risk Register & Risk Mitigation Monitoring 2013

10


LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN LAPORAN DIREKSI Board of Commissioners’ Report and Board of Directors’ Report

2

54 PENILAIAN KINERJA DIREKSI 2013 Board of Directors’ 2013 Performance Assessment 56 PANDANGAN DAN REKOMENDASI ATAS KINERJA PERUSAHAAN Review and recommendation on company performance 59 PERUBAHAN KOMPOSISI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ composition change 70 KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP TARGET Company performance against target 72 PANDANGAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate governance implementation review 73 PERUBAHAN KOMPOSISI ANGGOTA DIREKSI Board of Directors’ composition change

PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY, ENVIRONMENT People, Process, Technology, Environment

6

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

3

Management discussion and analysis

80 TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA Operational Review per Business Segment 81 SEGMEN MINYAK DAN TARGET PRODUKSI Oil Segment and Production Target 83 SEGMEN GAS DAN TARGET PRODUKSI Gas Segment and Production Target 85 KEGIATAN EKSPLORASI Exploration Activities 96 TINJAUAN KEUANGAN DAN KOMERSIALITAS Financial Review and Commerciality 118 PERKARA HUKUM Litigation cases

INFORMASI LAIN PERUSAHAAN Our Other Information

TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

4

125 IMPLEMENTASI TATA KELOLA Governance Implementation 126 PENINGKATAN TATA KELOLA 2013 Governance improvement 2013 129 PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate governance implementation assessment 132 STRUKTUR TATA KELOLA Governance structure 133 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM General Meeting of Shareholders 143 DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners 151 DIREKSI Board of Directors 163 KOMITE PENUNJANG DEWAN KOMISARIS BOC Secretary and Supporting Committees

7

175 SEKRETARIS PERUSAHAAN Corporate Secretary 177 PENGENDALIAN INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO Internal Control and Risk Management

208 PEOPLE People

288 TONGGAK SEJARAH KAMI Our Milestones

231 PROCESS Process

289 KEMITRAAN PERUSAHAAN Company Partnership

244 TECHNOLOGY Technology

296 DAFTAR ALAMAT KANTOR ASSET, LAPANGAN, FASILITAS PRODUKSI DAN PIPA JALUR TRANSPORTASI List of addresses of Asset offices, Fields, Production Facilities and Transport Pipeline

253 ENVIRONMENT Environment

300 TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN Company Financial Health Indicator 302 REFERENSI PERATURAN BAPEPAM - LK DAN GRI 4.0 Bapepam-LK Regulation and GRI 4.0 Reference INTEGRATED ANNUAL REPORT 2013 PERTAMINA EP

11

KINERJA 2013 2013 Performance

12


KINERJA 2013 2013 Performance PENGELOMPOKAN MENJADI 5 ASET MERUPAKAN STRATEGI PERUSAHAAN MENGHADAPI TANTANGAN MASA DEPAN Grouping into 5 Assets is the Company’s Strategy to Face Future Challenges


13

SEKILAS PT PERTAMINA EP PT Pertamina EP at a Glance

KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN SESUAI ANGGARAN DASAR [G4-4]

NAMA PERUSAHAAN [G4-3] Corporate name PT Pertamina EP (Pertamina EP) KINERJA 2013 2013 Performance

KANTOR PUSAT [G4-5] Head Office Jakarta ALAMAT PERUSAHAAN Corporate Address Standard Chartered Tower Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 - Indonesia Telp: (021) 57893199, Fax: (021) 57946279 VP. Legal & Relations ajiprayudi@ pertamina.com www.pertamina-ep.com TANGGAL PENDIRIAN Date of Establishment 13 September 2005

298.5 MBOEPD Produksi setara minyak 2013 2013 Oil equivalent production

Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir kali dan termuat dalam akta yang dibuat notaris Marianne Vincentia Hamdani SH di Jakarta, dan telah memperoleh surat Persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan HAM No.AHU-47131.AH.01.01 Tahun 2013, Tanggal 6 September 2013, dinyatakan bahwa Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah menyelenggarakan usaha di sektor hulu bidang minyak, gas bumi, coal bed methane dan shale gas, meliputi eksplorasi dan eksploitasi serta penjualan produksi minyak, gas bumi, coal bed methane dan shale gas, hasil kegiatan usaha eksplorasi dan eksploitasi. Khusus untuk penyelenggaraan usaha di bidang coal bed methane dan shale gas, belum dilaporkan dalam laporan ini. Sampai akhir periode pelaporan Pertamina EP belum melakukan kegiatan aktivitas terkait dengan eksplorasi, produksi maupun penjualan coal bed methane dan shale gas.

COMPANY BUSINESS OPERATIONS ACCORDING TO ARTICLES OF ASSOCIATION [G4-4] According to the most recent Articles of Association and contained in a deed signed by notary Marianne Vincentia Hamdani SH in Jakarta, and has received acceptance notification letter of Articles of Association amendment from Justice Minister No. AHU-47131. AH.01.01 Year 2013, Dated September 6, 2013, stating the Company’s Purpose and Objective are conducting business operations in the upstream oil and gas sector, including exploration and exploitation, as well as sales of oil, natural gas, coal bed methane and shale gas productions of exploration and exploitation business activities.

The operation of coal bed methane and shale gas business has not been particularly disclosed in this report. Until the end of the reporting period Pertamina EP has yet to carry out activities related to the exploration, production and sale of coal bed methane and shale gas.

REALISASI OPERASIONAL DAN KOMERSIALITAS 2013 2013 Operational and commerciality realization

EKSPLORASI Exploration KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM [G4-7] Share Ownership Composition

0.01%

99.99%

PT Pertamina (Persero) Pertamina Dana Ventura

14

EKSPLOITASI Exploitation

Temuan cadangan 432 (2C-Inplace atau 161 MMBOE (2C-RR)

Produksi gas Gas production 1,031 MMSCFD

Reserve discovery of 432 (2C-Inplace) or 161 MMBOE (2C-RR)

Produksi minyak Oil production 120.6 MBOPD

KEPEMILIKAN SAHAM [G4-7] [G4-13] Pada kurun waktu periode pelaporan telah terjadi pengalihan kepemilikan saham Perusahaan dari Koperasi Energi Indonesia kepada Pertamina Dana Ventura.


KOMERSIALITAS Commerciality Penjualan minyak mentah Crude oil sales 43,159 MBBLS Penjualan gas Gas sales 287,171 MMSCF

Share Ownership [G4-7] [G4-13] During the reporting period there has been a transfer of the Company’s ownership of shares from Koperasi Energi Indonesia to Pertamina Dana Ventura.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Nama dan alamat Perusahaan • Name and address of the Company • Riwayat singkat Perusahaan • Brief history of the Company

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Kegiatan usaha • Business activities • Persentase kepemilikan pemegang saham • Percentage of shareholding

2013 2012 2011 2007 2005

Established

Pencapaian produksi minyak sebesar 110,3 MBOPD Oil production achievementof 110.3 MBOPD

Pencapaian produksi migas sebesar 310 MBOEPD Oil and gas production achievement of 310 MBOEPD

Penemuan cadangan migas 2C recoverable 229 MMBOE Discovery of Oil and gas 2C recoverable reserves 229 MMBOE

Pembentukan organisasi baru Establishment of new organization

SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN Pendirian PT Pertamina EP pada 13 September 2005, adalah pelaksanaan Undang-Undang No.22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). Sesuai UU, PT Pertamina (Persero) kemudian mendirikan anak perusahaan sebagai entitas bisnis, yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan usaha di sektor hulu, meliputi: eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas dan panas bumi; pengelolaan transportasi migas; jasa pemboran; dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Pada 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang berlaku surut sejak 17 September 2005, atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Dengan demikian sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) menjadi Wilayah Kerja Pertamina EP. Pada tanggal yang sama, Pertamina EP juga menandatangani Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina dengan BP Migas (sekarang SKK Migas). Kontrak berlaku selama 30 tahun sejak penandatanganan.

COMPANY BRIEF HISTORY PT Pertamina EP was established on September 13, 2005, as the implementation of Law No.22 of 2001 on Oil and Gas. Pursuant to the law, PT Pertamina (Persero) established a subsidiary as a business entity, which is an arm of the business activities management in the upstream sector that include: exploration and exploitation of oil, gas and geothermal; management of oil and gas transportation; drilling services; and portfolio management in the upstream sector. On September 17, 2005, PT Pertamina (Persero) signed a Production Sharing Contract (PSC) with the Upstream Oil and Gas Agency (BP Migas) retroactive since September 17, 2005, on the entire area of Oil and Gas Mining Concessionhanded over through applicable laws. Thus most of the area of PT Pertamina (Persero) has become Pertamina EP’s Working Area. On the same day, PT Pertamina EP also signed Pertamina Oil and Gas Contract with BP Migas (now SKK Migas). The contract is valid for 30 years since the signing.


15

SEKILAS PERTAMINA EP PT Pertamina EP at a Glance


TRANSFORMASI KEGIATAN OPERASI PERUSAHAAN PT Pertamina EP mengelola wilayah kerja seluas ±113.629 km2 dengan pola kerjasama bagi hasil dengan pemerintah berdasarkan kontrak minyak dan gas bumi Pertamina dengan BP Migas pada tanggal 17 September 2005 untuk wilayah kerja Pertamina EP melalui suatu pola pengoperasian sendiri (own operation) dan beberapa kerja sama kemitraan yakni Technical Assistance Contract (TAC) dan Kerja Sama Operasi (KSO). Produksi minyak mentah, baik dari hasil operasi sendiri maupun mitra TAC dan/atau KSO, seluruhnya disalurkan untuk diolah pada kilang domestik PT Pertamina (Persero). Produksi gas bumi, disalurkan langsung kepada konsumen di dalam negeri. [G4-8]

COMPANY OPERATIONAL TRANSFORMATION PT Pertamina EP manages ± 113,629 km2 working area under production sharing contract with government based on Pertamina oil and gas contract with BP Migas on September 17, 2005 for Pertamina EP’s own operation working areas and some Technical Assistance Contract (TAC) and Joint Operation (KSO) partners. Production of crude oil, either from own operation or TAC and/or KSO partners, is entirely distributed for processing at domestic refineries of PT Pertamina (Persero). Production of natural gas is distributed directly to domestic consumers. [G4-8]

Sebelumnya, pengoperasian eksplorasi dan eksploitasi dilakukan di 3 Region dan 7 UBEP. Sejak tanggal 28 Februari 2013, Pertamina EP melakukan restrukturisasi yang dikukuhkan manajemen, area operasi sendiri kini dikelompokan menjadi lima (5) Asset. Khusus untuk Proyek Pengembangan Gas Suban di Sumatra Selatan, pada tahun 2013 telah menjadi Unitisasi dan pengelolaannya dilaksanakan oleh Conocco Philips. [G4-13]

Exploration and exploitation operations were previously carried out in 3 regions and 7 UBEP. Since March 1, 2013, Pertamina EP has been performing restructuring endorsed by the management, which grouped own operation areas into five (5) Assets. Meanwhile, Suban Gas Development Project in South Sumatra has particularly become a Unitization operated by Conoco Phillips. [G4-13]

WILAYAH KERJA SEBELUM PERUBAHAN OPERASI, 1 MARET 2013 Working areas prior to operational changes, March 1, 2013

AREA OPERASI OPERATION AREA

SUMATERA Sumatera

JAWA Java

KTI KTI

JUMLAH TOTAL

Field

4

4

3

11

Unit Bisnis EP (UBEP) EP business unit (UBEP)

5

0

2

7

Proyek Pengembangan Development project

2

2

1

5

Area unitisasi Unitization area

2

2

1

5

Area kemitraan TAC TAC partnership area

15

3

5

23

Area kemitraan KSO KSO partnership area

15

6

4

25

RESTRUKTURISASI AREA PENGOPERASIAN SENDIRI DI DALAM ASSET Restructuring of own operation area into asset

ASSET

FIELD

Asset 1

Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Ramba

Asset 2

Prabumulih, Pendopo, Limau, Adera

Asset 3

Subang, Jatibarang, Tambun

Asset 4

Cepu, Poleng

Asset 5

Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan, & Papua

16


SEJAK 28 FEBRUARI 2013, PERTAMINA EP MELAKUKAN RESTRUKTURISASI DAN KINI AREA OPERASI DIKELOMPOKKAN MENJADI 5 ASSET. Since February 28, 2013, Pertamina EP conducted restructuring and operating areas are currently grouped into 5 Assets.

WILAYAH KERJA AKHIR DESEMBER 2013 [G4-9] Partnerships in operating areas as of December 2013

AREA OPERASI SENDIRI Own operation area

ASSET 1

ASSET 2

ASSET 3

ASSET 4

ASSET 5

JUMLAH Total

Field

5

4

3

2

6

20

Proyek pengembangan

0

1

1

1

1

4

3

1

1

1

1

7

Development project Area unitisasi Unitization area Kemitraan Partnership Area kemitraan TAC

SUMATERA 16

JAWA 4

KTI 6

26

17

9

4

30

TAC partnership area Area kemitraan KSO KSO partnership area


17



Beberapa alasan perubahan area operasi dan pembentukan organisasi, antara lain:

Some of the reasons for the change of operating areas and organization formation are as follows:

1. Kewajiban Pertamina EP menyisihkan dan mengembalikan minimum 10% (sepuluh persen) dari luas Wilayah Kerja awal kepada Pemerintah melalui BP Migas (SKK Migas) berdasarkan Kontrak Kerjasama dengan BP Migas (SKK Migas) pada akhir Tahun Kontrak ke-10. Kewajiban yang seharusnya dilakukan pada tahun 2015 telah dilaksanakan oleh Pertamina EP pada tahun 2013. PT Pertamina EP semula mengelola ±138.611 km2 dan telah mengembalikan ±24.982 km2 atau setara 18% total wilayah kerja berdasarkan surat persetujuan Dirjen Migas tanggal 31 Juli 2013. Kini Perusahaan mengelola wilayah kerja seluas ±113.629 km2. Perubahan wilayah kerja, perusahaan wujudkan melalui pengelompokan aset dan organisasi baru.

1. Pertamina EP’s obligations to allocate and return a minimum of 10% (ten percent) of the total initial Working Area to the Government through BP Migas (SKK Migas) based on the Cooperation Agreement with BP Migas (SKK Migas) at the end of the 10th Year of Contract. Obligations that should be met in 2015 has been carried out by Pertamina EP in 2013. PT Pertamina EP previously operated ±138,611 km2 and has returned ±24,982 km2 or 18% of total working area based on the Director General of Oil and Gas approval letter dated July 31, 2013. The company is currently operating working area of ±113,629 km2. The Company applied the changes of working area by grouping the assets and new organization establishment.

2. Pengoperasian field perusahaan yang tergolong tua dan merupakan penyerahan dari PT Pertamina (Persero), memiliki kondisi yang beragam dan digolongkan berdasarkan wilayah geografis. Selanjutnya sejak 2005, dengan kemajuan teknologi, perusahaan terus berinovasi dalam proses produksinya hingga menghasilkan pemetaan kondisi produksi yang komprehensif untuk kemudian dapat di kelola lebih baik. Pengelompokan Asset dan organisasi baru merupakan bentuk wujud nyata pengembangan yang dilakukan perusahaan untuk memberi manfaat kesetaraan kegiatan produksi bersama mitra dan memantau langsung atas kondisi khusus yang dibawakan oleh masing-masing Asset.

2. Operations of the Company’s old fields that were handed over by PT Pertamina (Persero), have varied conditions and are grouped by geographic regions. Since 2005, with technology development, the Company continues to make innovation in its production process that resulted in comprehensive mapping of production conditions for better management. Grouping of assets and new organization establishment is a form of concrete manifestation of the Company’s development to provide equalilty benefits of production operations with partners and directly monitor special conditions brought by each Asset.

18


Wilayah kerja (WK) kelima Asset meliputi pengoperasian sendiri (own operation) dan beberapa kerja sama kemitraan, yaitu 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan 56 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 26 kontrak Technical Assistant Contract (TAC), 30 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. [G4-6]

The working area of the five Assets include own operation and several partnership cooperations, which are 4 oil and gas development projects, 7 unitization areas and 56 partnership contract areas consisting of 26 contracts of Technical Assistance Contract (TAC) and 30 contracts of Joint Operation Contract (KSO). Geographically, Pertamina EP operates in nearly all parts of Indonesia, from Sabang to Merauke. [G4-6]

Untuk WK Pertamina EP yang dioperasikan bersama perusahaan mitra, baik TAC maupun KSO, juga mengalami perubahan jumlah kemitraan. Hal ini dikarenakan adanya terminasi pada beberapa kemitraan yang dilaksanakan, yakni:

Pertamina EP’s working areas jointly operated with partner companies, both TAC and KSO, also saw changes in the numbers of partnership. This was due to the termination in several partnerships, namely:

1. Terminasi KSO PEP – Pacific Oil and Gas area operasi Perlak pada tanggal 24 April 2013.

1. Termination of KSO PEP - Pacific Oil and Gas of Perlak operating area on April 24, 2013.

2. Terminasi KSO PEP – Kendal Oil and Gas area operasi Kendal pada tanggal 24 April 2013.

2. Termination of KSO PEP - Kendal Oil and Gas of Kendal operating area on April 24, 2013.

3. Terminasi TAC PEP – Korea Development Co Ltd area operasi Poleng pada tanggal 21 Desember 2013.

3. Termination of TAC PEP - Korea Development Co. Ltd. of Poleng operating area on December 21, 2013.

4. Terminasi TAC PEP – PT Medco Sembakung area operasi Sembakung pada tanggal 21 Desember 2013.

4.

5. Terminasi TAC PEP – Salamander Energi North Sumatra area operasi Glagah Kambuna Ltd pada tanggal 31 Desember 2013.

5. Termination of TAC PEP - Salamander Energy North Sumatra Ltd of Glagah Kambuna operating area on December 31, 2013.

Termination of TAC PEP - PT Medco Sembakung of Sembakung operating area on December 21, 2013.


19



Kegiatan Usaha Eksplorasi Perusahaan dengan agresif melakukan upaya penemuan cadangan baru di wilayah kerjanya, yaitu Asset 1, Asset 2, Asset 3, Asset 4, dan Asset 5 melalui implementasi konsep eksplorasi yang baru. Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakukan Perusahaan diawali dengan kegiatan studi Geologi dan Geofisika (G&G) yang meliputi studi prospect generation, studi reservoir dan perangkap hidrokarbon, studi batuan induk. Hasil studi yang positif kemudian dilanjutkan dengan pematangan lead dan prospek, dan kegiatan survei seismik 2D dan 3D, untuk pemetaan cadangan sumber daya migas di bawah tanah. Selanjutnya, untuk pembuktian potensi cadangan yang telah dipetakan, maka Perusahaan menargetkan untuk melaksanakan pemboran eksplorasi wild cat dan delineasi. Kegiatan pencarian dan penemuan cadangan migas berlangsung membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dipetakan serta dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas dan dibuktikan keberadaannya dengan aktivitas pemboran eksplorasi. Proses produksi baru berlangsung bila keberadaan cadangan yang ditemukan telah dipastikan memiliki potensi kandungan migas yang signifikan. Pemboran & Eksploitasi Kegiatan eksploitasi diawali dengan pengembangan target dan fasilitas pemboran dengan kapasitas yang sesuai dengan potensi cadangan yang ditemukan. Dengan demikian, proses eksploitasi setiap area operasi, baik yang dimiliki sendiri dan kemitraan memiliki kapasitas fasilitas dan pola teknik pemboran yang berbeda berdasarkan kondisi geologi dan geofisika masing-masing. Selanjutnya dalam masa pemboran, Pertamina EP selalu memantau perubahan permukaan di bawah tanah dan menyesuaikan teknik pemboran yang efektif. Kegiatan Eksploitasi Pertamina EP selama tahun 2013 meliputi kegiatan pemboran pengembangan sumur minyak dan gas; work over; operasi sumur meliputi reparasi, reopening, stimulasi, injeksi, penelitian, perawatan sumur; dan survei seismik eksploitasi.

20


PROSES OPERASI EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI

EXPLORATION PHASE - EXPL

EXPLORATION TO POD 1-8 YEARS

STUDY

DEVELOPMENT Build -Up 1-5 Years

DEVELOPMENT WELLS

Dengan memahami sifat penurunan alami cadangan minyak sepanjang masa pemboran, Pertamina EP menggunakan metode pengurasan minyak tahap lanjut dengan mengubah area pemboran dengan secondary recovery dan tertiary recovery. Dengan demikian minyak mentah dan gas yang dieksploitasi kemudian siap dikirim ke kilang dan konsumen. Dalam kegiatan komersial, PT Pertamina EP tidak mengelola pipa transportasi gas, karena merupakan aset PT Pertagas dan difungsikan sebagai open access pipe. Perusahaan dikenakan biaya berdasarkan tarif penyaluran gas dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), untuk pemanfaatan fasilitas tersebut guna transportasi gas ke konsumen.

OPERATING PROCESS OF EXPLORATION AND EXPLOITATION

LOITASI/PRODUCTION

PLATEAU Facility Capacity 2-8 Years

PLATEAU Facility Capacity 2-8 Years

UPDATED & EVALUATE GGR

BROW N FIELD

Furthermore, to prove potential reserves that have been mapped, the Company has set a target to carry out wild cat exploration drilling and delineation. Oil and gas reserves search and discovery will take many years before being mapped and proceed with facility construction and prove its existence with exploration drilling. The new production process takes place when the discovered reserves has been confirmed to have significant oil and gas deposit potential. Drilling & Exploitation Exploitation begins with development of targets and drilling facilities with a capacity according to the discovered potential reserves. Thus, the exploitation process of each area of operation, both own operation and partnership has the different facilitycapacity and drilling techniques based on their respective geological and geophysical conditions. During drilling period, Pertamina EP constantly monitors subsurface changes and making adjustments to effective drilling techniques. Pertamina EP’s exploitation activities during 2013 include oil and gas well development drilling; work over; well operations covering repairs, reopening, stimulation, injection, study, well service; and exploitation seismic surveys.

Exploration Business Activities The Company aggressively seeks discovery of new reserves within its working areas which are asset 1, asset 2, asset 3, asset 4, dan asset 5, through the implementation of new exploration concept. Oil and natural gas exploration conducted by the Company starts with Geological and Geophysical (G&G) studies that include prospect generation study, reservoir and hydrocarbon trap study, as well as source rock study. The positive results of the studies are then followed by lead and prospect maturation, and 2D and 3D seismic surveys, for underground oil and gas reserves mapping.

By understanding the character of natural decline of oil reserves during the drilling stage, Pertamina EP uses enhanced oil recovery method by changing the drilling area with secondary recovery and tertiary recovery. Thus the exploited crude oil and gas are then ready to be sent to refineries and consumers. In commercial activities, PT Pertamina EP does not manage the gas transportation pipeline, as it is the asset of PT Pertagas and functioned as an open access pipe. The Company is charged based on gas distribution rates by the Downstream Oil and Gas Agency (BPH Migas), to use these facilities to transport gas to consumers.


21


1

2

3


WILAYAH KERJA [G4-6] Working Areas

4 5

3

4

2 3

Asset 1


1

GEOGRAFIS Geographic

P1

3

FIELD 1. Field Rantau

Aceh

2. Field Pangkalan Susu

Sumatera Utara

3. Field Lirik

Riau

4. Field Jambi

Jambi

5. Field Ramba

P2 1

2 1

2

Sumatera Selatan UNITISASI UNITIZATION Unitisasi Tanjung Laban Unitisasi Suban

Asset 2

Asset 3




FIELD

GEOGRAFIS Geographic FIELD

1. Field Prabumulih

Sumatera Selatan

1. Field Subang

Jawa Barat

2. Field Pendopo

Sumatera Selatan

2. Field Jatibarang

Jawa Barat

3. Field Limau

Sumatera Selatan

3. Field Tambun

Jawa Barat

4. Field ADERA (Abab, Dewa, Raja)

Sumatera Selatan

PROYEK PROJECT P1. Proyek Pengembangan Gas Paku Gajah

Sumatera Selatan

UNITISASI UNITIZATION Unitisasi Air Serdang

22


P3

PROYEK PROJECT P2. Proyek Pengembangan Pondok Makmur

Jawa Barat

UNITISASI UNITIZATION Unitisasi Sukowati Unitisasi MB Unit

20 Fields

4 Proyek Pengembangan Development Projects

2 5

155

1

Kabupaten di seluruh Indonesia Regencies across Indonesia

P4 4

6

Utara : North Timur : East

Asset 4

Barat : West Selatan : South

Asset 5





FIELD

FIELD

1. Field Cepu

Jawa Tengah – Jawa Timur

1. Field Sangatta

Kalimatan Timur

2. Field Poleng

Jawa Timur

2. Field Bunyu,

Kalimantan Timur

3. Field Tanjung

Kalimantan Selatan

4. Field Sangasanga

Kalimatan Timur

5. Field Tarakan

Kalimanatan Timur

PROYEK PROJECT P3. Proyek Pengembangan Gas Jawa

Jawa Tengah

UNITISASI UNITIZATION Unitisasi Sukowati Unitisasi Jambaran-Tiung Biru

6. Field Papua

Papua Barat PROYEK PROJECT

P4. Proyek Pengembangan Gas Matindok

Sulawesi Tengah

Matindok Gas Development Project UNITISASI UNITIZATION Unitisasi Wakamuk


23


WILAYAH OPERASI KEMITRAAN (TAC & KSO) Partnership operational area (TAC & KSO)

FIELD KINERJA 2013 2013 Performance


FIELD

Aceh Timur Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Offshore Natuna

Jatinegara Pabuaran Sukatani Haurgeulis Jatirarangon Kendal Trembes - Sendang Tawun Gegunung Sambidoyong Kawengan, Ledok, Ngelobo & Semanggi Banyubang Block Suci Poleng

Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Cepu Cepu Cepu Cepu Cepu Jawa Timur Jawa Timur

FIELD


SUMATERA Langsa Telaga Said Diski Perlak Glagah Kambuna Merua Senami Tuba Obi Timur Babat, Kukui Sungai Gelam-A, B, D Meruap West Jambi West Jambi II Uno – Dos - Rayu Tanjung Lontar Timur Tanjung Tiga Timur Sungai Lilin Benakat Barat Talang Akar Pendopo Tangai, Sukananti Kampung Minyak Benakat Timur Betun Selo Loyak Talang Gula Sungai Tahan-Batu Keras-Suban Jeriji Struktur Seksi P, Q22,Q51 Tanjung Miring Timur Tanjung Lontar Ramok Senabing Sukaraja, Pendopo Kruh Kaya Pondan, Petanan, Tapus Udang Natuna

GEOGRAFIS Geographic JAWA

KTI Klamono Selatan Wiriagar Sabaku, Salawati-A, D Salawati-C, E, F, N Linda-A, C, G, Sele Mogoi, Waisan Kamundan Semberah Bangkudulis Sembakung WILAYAH UNITISASI Unitization Area

FIELD Tanjung Laban | 74.99% Suban | 10% Air Serdang | 21.95% & 19.93% MB Unit | 47.4% Sukowati | 80% Jambaran-Tiung Biru | 8% Wakamuk | 50%

24


Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur

GEOGRAFIS Geographic Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Jawa Barat Jawa Timur Jawa Timur Papua

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan Awards and certifications received by the company

Prinsip & Sertifikasi yang dipatuhi [G4-15] Principles & Certification Compliance ISO 9001:2008 Pengadaan Barang dan Jasa Procurement of goods and services

OHSAS 18001:2007

ISO 14001:2004

ISO/IEC 27001:2005 Inforrmation Security System for Supply Chain Management

ISO 20000-1:2011 IT Service Management for Data G&G Service

Diperoleh dari beberapa badan sertifikasi* dan berlaku hingga 2016 Received from certified parties* and effective until 2016



Keanggotaan asosiasi [G4-16] Association membership

Nama Organisasi Name of Organization Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Indonesian Geologists Association (IAGI) Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Association of Indonesian Geophysicists (HAGI) American Association of Petroleum Geologists (AAPG) American Association of Petroleum Geologists (AAPG) Indonesian Petroleum Association (IPA) Indonesian Petroleum Association (IPA) Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Association of Indonesian Petroleum Engineers Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) Indonesian Institute of Management Accountant (IAMI) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Indonesian Institute of Accountants (IAI)

Diperoleh dari Bureau Veritas, London dan berlaku hingga 2016 Received from Bureau Veritas, London and effective until 2016

Diperoleh dari British Standard Institution (BSI) dan berlaku hingga 2016 Received from British Standard Institution (BSI) and effective until 2016

* Beberapa badan sertifikasi meliputi | Several certified parties were TUV NORD, IAPMO, TUV RHEINLAND, TUV, BSI, TUV SUD, BEREAU VERITAS


25


Komposisi pekerja [G4-9] [LA1] Employee composition 3%

3%


Total

Total

97%

2011 Pekerja Waktu Tidak Tertentu (PWTT)* Permanent Employee*

Total

3,286

3,379 97%

21

3,667 3,646

2012 Pekerja Waktu Tertentu Direct Contract Employee

2013 * PWTT mencakup rekrutmen Pertamina EP dan PT Pertamina (Persero) Permanent employees include recruitment by Pertamina EP and PT Pertamina (Persero)

PENERIMAAN DAN PENGEMBANGAN PEKERJA PERTAMINA EP Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang menjadi fokus dalam membangun fondasi menuju visi Perusahaan. Pencapaian Perusahaan selama tahun 2013, tidak bisa dilepaskan dari keberadaan para pekerja yang berjumlah 3.667 orang. Mereka ditempatkan tersebar di kantor pusat dan field yang ada. [G4-10]

PERTAMINA EP EMPLOYEE RECRUITMENT AND DEVELOPMENT Human resource is one of the aspects that becomes a focus in building a foundation towards the Company’s vision. The Company’s achievements during 2013, can not be separated from the existence of 3,667 employees. Their placements are spread at the head office and fields. [G4-10]

Pada tahun 2013, sehubungan dengan implementasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) Tahun 2013-2015 telah dilaksanakan perubahan organisasi dan penetapan jabatan pekerja kepada 3.219 orang mengacu pada SK No. Kpts.P-081/EP0000/2013-S8 Tanggal 18 Februari 2013.

In 2013, in line with the implementation of the Manpower Utilization Plan (RPTK) Year 2013-2015, organizational changes has been made and job appointment of 3,219 employees refers to Decree No. Kpts.P-081/EP0000/2013-S8 dated February 18, 2013.

Proses staffing ini mempertimbangkan beberapa hal seperti kesesuaian kompetensi jabatan dengan kompetensi pekerja, keseimbangan kompetensi antar asset, dan waktu penugasan di satu lokasi.

The staffing process considered several matters such as the adequacy between job competencies and employee competencies, competency balance among assets, and assignment period at one location.

Sementara di lingkungan Mitra Kerja Pertamina EP (TAC/ KSO), Perusahaan melaksanakan sosialisasi RPTK kepada 35 Mitra Kerja. Sosialisasi ini meliputi pembahasan Struktur Organisasi di setiap Mitra Kerja Pertamina EP yang diselaraskan dengan kebutuhan operasionalnya, dan pembahasan mengenai pengisian tenaga kerjanya sehingga Mitra Kerja Pertamina EP dapat menyesuaikan organisasinya.

Meanwhile, within Pertamina EP’s Partners (TAC/KSO), the Company conducted RPTK dissemination to 35 Partners. The dissemination included discussion on organizational structure of each Pertamina EP’s Partner according to their operational requirements, and discussion on employee placement so that they can make adjustment in their organization.

26


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya Number of employees and description of their competency development

Komposisi pekerja [G4-10] Employee composition 799 721

702

684

Kantor Pusat Head Office

540

Asset 1 Asset 2 Asset 3

161

Asset 4 Asset 5

60

Proyek Pembangunan Development Project

Jenis Kelamin Gender

Usia Age

10%

14%

Pendidikan Education 31%

7%

51%

28% PWTT

PWTT

3,646

PWTT

3,646

22%

3,646

90%

33% 14%

Wanita Female

Pria Male

> 31

31 - 40

s/d SLTA up to High School

Diploma Associate Degree

41 - 50

> 50

Sarjana S1 Bachelor’s Degree

Sarjana S2 & S3 Master’s & Doctoral Degree

Komposisi Manajemen 2013 [G4-LA12] Management Composition 2013 JENIS KELAMIN GENDER KOMPOSISI MANAJEMEN MANAGEMENT COMPOSITION

TOTAL TOTAL

USIA AGE

LAKI-LAKI MALE

PEREMPUAN FEMALE

<30

31-50

>50

Direksi Directors

5

4

1

0

1

4

VP./GM

26

24

2

0

14

12

Manajer/Manajer Senior Manager /Senior Manager

179

172

7

0

131

48

Total

210

200

10

0

146

64


27



Tingkat perputaran pekerja Pertamina EP dinilai baik dengan rasio kepergian dibanding yang diterima sebesar 1:23 dan tingkat kepergian tidak berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan operasional dan bisnis. Kami secara berkala menerima dan mengembangkan kompetensi pekerja baru pada semua jenjang jabatan. Selama tahun 2013 ada 327 pekerja baru yang diterima, terdiri dari 42 pekerja perempuan dan 285 pekerja laki-laki. Sementara kepergian pekerja sebagian besar dilatarbelakangi selesainya kontrak kerja dan pengembangan karier di perusahaan lain. [G4-LA1]

Pertamina EP’s employee turnover rate was considered good with employee left to newly hired ratio of 1:23 and the leaving rate did not directly affect the operational and business activities. We regularly hire new employees and develop their competencies at all job ranks. During 2013 there were 327 new employees hired, consisting of 42 female employees and 285 male employees. Meanwhile, the employees who left were mostly due to end of working contract and pursuing career development at other companies. [G4-LA1]

Secara berkesinambungan PT Pertamina EP senantiasa meningkatkan kompetensi dan kapabilitas masing-masing pekerja untuk menjadi pemimpin masa depan. Perusahaan mewujudkannya dengan menyelenggarakan pelatihan bagi para pekerja.

PT Pertamina EP continuously improves the competence and capability of each employee to become future leaders. The Company realizes this by organizing training for employees.

Sepanjang tahun 2013, Pertamina EP telah menyelenggarakan sebanyak 23,195 hari pelatihan atau setara 6,92 hari pelatihan untuk setiap pekerja. [G4-LA9]

Throughout 2013, Pertamina EP has conducted 23,195 learning days or equivalent to 6.92 learning days per employee. [G4-LA9] Hari pelatihan bagi pekerja Learning days for employee JENIS PELATIHAN TYPE OF TRAINING

2011

2012

2013

Domestik Domestic

6,443

5,249

7,678

Luar Negeri Overseas Inhouse Sertifikasi Certification Jumlah Total

6.92 Rata-rata hari pelatihan setiap pekerja Average learning days per employee

28


362

1,874

478

9,230

10,096

10,077

6,332

5,291

4,962

22,367

22,510

23,195

Biaya Pendidikan Pekerja direalisasi sesuai dengan RKAP Employee Education Costs are realized according to Corporate Work Plan & Budget

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan Awards and certifications received by the company

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Jumlah Karyawan & deskripsi pengembangan kompetensi Number of employees and description of their competency development

PENGHARGAAN & PENGAKUAN EKSTERNAL Awards & external accolades

NAMA PENGHARGAAN Name of award

PEMBERI PENGHARGAAN Awarding body

The Best Annual Report 2012

PT Pertamina (Persero)

The Best Implementation of Entreprise Risk Management 2012


Nominee of the Best CID 2012


Category ‘Gold’ in Annual Pertamina Quality Award 2013 for Exploration and 4 Fields, as well as ‘Silver’ for 1 FIeld


Category ‘Diamond’ for Exploration & ‘Platinum’ for 4 Fields in Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional XVII 2013


Category Excellence for 2 Fields international Convention on Quality Control Circles 2013

Taipei International Convention Centre

Upstream Improvement and Innovation Award 2013 • Best CIP SS for Exploration • Best CIP PKM for 3 Fields • Best Presentation for Exploration and Field Tarakan


• Best Presentation PKM for 3 Fields • Most Value Creation for 2 Fields • Most Innovation for Field Jatibarang Bidang Manajemen Risiko | Risk Management category • “The Best Implementation of ERM 2012”


• “Best Achievement Organization: The Highest Number of CRMP Graduation, year of 2012” Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko (LSPMR) | Institute of Risk Management Professional Certification (LSPMR) • “Best Achievement Organization: The Highest Passing Rate CRMP Exam, year of 2012”

Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko (LSPMR) | Institute of Risk Management Professional Certification (LSPMR)

• Benchmarking Implementasi Manajemen Risiko oleh PTPN IX (Persero) | Risk Management Implementation Benchmarking by PTPN IX (Persero)

PTPN IX (Persero)

Patra Adikriya Bhumi Madya on HSE management • ‘GOOD’ criteria for 3 fields • ‘FAIRLY GOOD’ criteria for 2 fields


2013 World Environment Day Award

PemKot Prabumulih | Prabumulih City Government

CSR-PKBL AWARDS

BUPATI MUARA ENIM | MUARA ENIM REGENT

IMS PAS 99 : 2006

British Standard Institution (BSI)

Raksa Prasada (Award for environmentally friendly companies)

Gubernur Jawa Barat | West Java Governor

3rd rank on HSE MS Audit Result

Direktorat Hulu Pertamina (Persero) | Upstream Directorate of Pertamina (Persero)

2013 Zero Accident Award

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia | Ministry of Manpower and Transmigration of Republic of Indonesia

Green PROPER achievement 2012-2013

Kementrian Negara Lingkungan Hidup | Ministry of Environment

Environmentally-conscious Company, Bekasi Regency 2013

Pemda kabupaten Bekasi | Bekasi City Government

The Best TKDN Achievement 2013

SKK Migas


29

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Visi dan misi Perusahaan Company vision and mission

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pokok-pokok budaya perusahaan Principles of Corporate culture

VISI, MISI DAN NILAI PERUSAHAAN

[G4-56]

Vision, mission and corporate values


PENDEKATAN PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY & ENVIRONMENT Human Capital, Process Management, Management of System, Management of Technology

2014

WORLD CLASS COMPANY People, Process, Technology & Environment

2011 PENDEKATAN ORBEX ORBEX engagement Technical Side & Social Side

2008

Number 1 Oil & Gas Producer in Indonesia

Respectable Cost Effective & Efficient Oil & Gas Producer

PROGRAM TRANSFORMASI 2011-2014 Transformation Program 2011-2014

2006

VISI Vision REPETITA I (2006-2008) Menjadi perusahaan minyak dan gas bumi yang efektif dan efisien. To be an effective and efficient oil and gas company. REPETITA II (2009-2011) Menjadi produsen migas nomor satu di Indonesia. To be the number 1 oil and gas company in Indonesia. REPETITA III (2012-2014) Menjadi Pertamina EP Kelas Dunia. To be World Class Pertamina EP.

30


MISI Mission Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan. To operate upstream oil and gas sector that is environmentally friendly, healthy with priority to safety and excellence that provide added value for stakeholders.

TATA NILAI

6C

Values

Clean (Bersih) Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. Professionally managed, avoiding conflicts of interest, zero tolerance to bribery, upholding trust and integrity. Guided by the principles of good corporate governance.

Competitive (Kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. Able to compete in the regional and international scale, encouraging growth through investment, build a cost conscious culture and appreciate performance.

Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa. Role in national economic development, becoming a pioneer in the reform of state enterprises, and build national pride.

Customer Focused (Fokus pada Pelanggan) Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Oriented to customers’ interests of and committed to providing the best service to customers.

Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial,mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. Create added value to the commercial orientation, making decisions based on the principles of sound business.

Capable (Berkemampuan)

Tata Nilai Perusahaan (6C) ditetapkan dan diberlakukan berdasarkan Keputusan Direksi No. Prin-030/EP0000/2013-S0, tertanggal 1 Maret 2013. Dalam rangka mewujudkan Pertamina One dengan values 6C, maka nilai perusahaan yang sebelumnya yaitu 3S tidak diberlakukan lagi dan diganti dengan 6C. Terkait dengan hal tersebut, maka Pedoman Etika Kerja dan Bisnis direvisi.

Corporate values (6C) is passed and enacted by the Board of Directors Decree No. Prin-030/ EP0000/2013-S0, dated March 1, 2013. In order to realize Pertamina One with 6C values, then the previous corporate values 3S are no longer apply and replaced by 6C. In this regard, the Ethics Code and Business Conduct is revised.

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan. Managed by professional leaders and workers who have talent and high technical competencies, committed in building capacity for research and development.


31

STRUKTUR ORGANISASI Organizational structure


Changes in the working area and the restructuring of company operations in 2013, are also followed by the establishment of new organizations. Significant changes in the organization include: [G4-13] • In 2013, in line with the implementation of Manpower Utilization Plan (RPTK) Year 2013-2015, there has been organizational changes and job appointment of 3,219 employees, with reference to Decree No. SK. Kpts.P-081/ EP0000/2013-S8 Dated February 18, 2013.

Perubahan wilayah kerja dan restrukturisasi kegiatan operasi perusahaan ditahun 2013, juga disertai pembentukan organisasi baru. Perubahan signifikan dalam organisasi antara lain: [G4-13] • Pada tahun 2013, sehubungan dengan implementasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) Tahun 2013-2015 telah dilaksanakan perubahan organisasi dan penetapan jabatan pekerja kepada 3.219 orang mengacu pada SK No. Kpts.P-081/EP0000/2013-S8 Tanggal 18 Februari 2013. • Penerapan pemberian wewenang sebagai CEO Asset bagi General Manager dan COO bagi Field Manager • Pembentukan HSSE (Health, Safety, Security, dan Environment), dari semula HSE • Pembentukan Internal Audit dari semula Satuan Pengawas Internal (SPI)

• Delegate authority as Asset CEO to General Managers and as COO to Field Managers • Establishment of HSSE (Health, Safety, Security, and Environment), from HSE previously • Establishment of the Internal Audit from previously Internal Control Unit (SPI)

President Director ADRIANSYAH

Exploration & New Discovery Project Director

Development Director

DODDY PRIAMBODO

SATOTO AGUSTONO

Technical Support

HERUTAMA TRIKORANTO

Exploration

Surface Facility

Production & Operation Director

Finance & Business Support Director

Asset (s)

Treasury & Finance Operation

BENI J. IBRADI AD

LUKITANINGSIH

Exploitation

NANANG ABDUL MANAF

JAMSATON NABABAN

New Discovery Project (s) • Jawa Gas Development Project • Matindok Gas Development Project • Pondok Makmur Development Project • Paku Gajah Development Project

• PPGJ • PPGME O R • R.PDM PANJI SUMIRAT • Paku Gajah

Drilling

BAMBANG WIDJANARKO

Business Parthership

ACHMAD MURSJIDI

YELLY HESNETI

Controller & Partnership Financial

ERRY KRISNANTO

ICT

LUKITO SUWARNO

Oil & Gas Monetization

LANDONG PARASI T. SILALAHI

Legal & Relation

AJI PRAYUDI

32

Strategic Planning & Risk Management

MEIDAWATI

OC & OE

TOLINGUL ANWAR

Internal Audit

FIRDAUS BAMBANG SAPUTRA


HSSE

LELIN EPRIANTO

SCM & General Service

ELIZAR P. HASIBUAN

Human Resources

BENNY SYARIF HIDAYAT

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 BAPEPAM-LK NO.X.K.6 BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali perusahaan • Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura • Struktur organisasi perusahaan dalam bagan Information on majority and controlling shareholders of the company Name of subsidiaries, associated companies, venture Organizational structure of the company in chart companies

PEMEGANG SAHAM UTAMA, ENTITAS ANAK, ENTITAS ASOSIASI & PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS Majority shareholder, Subsidiaries, associates and Jointly Controlled Entities Pemerintah Indonesia Government of Indonesia

Menteri ESDM Energy and Mineral Resources Minister

Menteri BUMN SOE Minister

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Direksi Board of Directors Chief Audit Executive

Corporate Secretary

SPV Integrated Supply Chain

Gas Director

Investment Planning & Risk Management Director

Menteri Keuangan Finance Minister

Chief Legal Counsel

Upstream Director

Processing Director

Marketing & Trade Director

Refinery

Fuel, Lubrican, Shipping, Etc.

General Director

Human Resources Director

Finance Director

Shareholder Meeting

Gas Business

Upstream Main Subsidiaries

PT PERTAMINA GAS

Oil & Gas Business

PT PERTAMINA EP Asset 1, Asset 2, Asset 3, Asset 4, Asset 5, Development Project, KSO and TAC PERTAMINA EP CEPU Joint Operation Agreement (JOA) dengan International Oil Company (Exxonmobil)

KKKS

SKK MIGAS

PT PERTAMINA EAST NATUNA

PT Pertamina EP tidak memiliki anak Perusahaan. Dengan demikian, kami tidak melaporkan persentase kepemilikan entitas perusahaan. Pertamina EP has no subsidiary. Therefore we do not report percentage of stake in the Company’s subsidiary entities.

Investment & Partnership

Geothermal

Technology Services

PT PERTAMINA HULU ENERGI JOB-PSC Group Pertamina Participating Interest (PPI) Overseas Coal Bed Methane

Partner

PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI Area Sibayak - Sumatera Utara Area Kamojang - Jawa Barat Area Lahendong - Sulawesi Utara

Directorate General of Mineral, Coal & Geothermal

UPSTREAM TECHNOLOGY CENTER 1. Data Processing; 5. Drilling Technology; 2. Seismic Modelling; 6. Geology; 3. Reservois Simulation; 7. Geophysics ; 4. Production 8. Geodetic Information Optimization; System

Eksternal Internal

Business Services

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

PT ELNUSA


33

PEJABAT SENIOR PERUSAHAAN [G4-35] [G4-36] Corporate senior officers

NANANG ABDUL MANAF VP. Exploration


Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1991 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2003. Menjabat sebagai VP. Exploration sejak tahun 2011.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1991 and joined PT Pertamina EP in 2003. Serving as VP Exploration since 2011.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi di Institut Teknologi Bandung, Bandung. Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai GM Pertamina EP Libya.

Earned a Bachelor of Geological Engineering at Bandung Institute of Technology, Bandung. Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP he previously served as GM of Pertamina EP Libya.

R. PANJI SUMIRAT VP. EOR Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. EOR sejak 01 Oktober 2011.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP EOR since October 1, 2011.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Earned a Bachelor of Petroleum Engineering at Bandung Institute of Technology, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai VP. UBEP Jambi.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as VP of UBEP Jambi

ERRY KRISNANTO VP. Controller and Partnership Financial

34

Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1987 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2009. Menjabat sebagai VP. Controller and Partnership Financial sejak 1 Maret 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1987 and joined PT Pertamina EP in 2009. Serving as VP Controller and Partnership Financial since March 1, 2013.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi (Akuntansi) di Universitas Padjajaran, Bandung.

Earned a Bachelor of Economics (Accounting) at Padjajaran University, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya menjabat sebagai Manajer Akuntansi.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as Accounting Manager.


ELIZAR P. HASIBUAN VP. Supply Chain Management & General Services Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Supply Chain Management & General Services sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP Supply Chain Management & General Services since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Universitas Indonesia, Jakarta dan Master of Business Administration di Arizona State University, Amerika Serikat.

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering at University of Indonesia, Jakarta and Master of Business Administration at Arizona State University, United States.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Internal Support Manager.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as Internal Support Manager.

BENNY SYARIF HIDAYAT VP. Human Resources Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1991 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2008. Menjabat sebagai VP. Human Resources sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1991 and joined PT Pertamina EP in 2008,. Serving as VP Human Resources since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Sosial Politik di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Earned a Bachelor of Social and Political Sciences at Padjajaran University, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manager HR Upstream.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as Upstream HR Manager.

TOLINGUL ANWAR VP. OC & OE Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. OC & OE sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP OC & OE since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Universitas Brawijaya, Malang.

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering at Brawijaya University, Malang.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Pengadaan di PT Pertamina (Persero).

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Previously he served as Procurement Manager at PT Pertamina (Persero).


35

PEJABAT SENIOR PERUSAHAAN Corporate senior officers

MEIDAWATI VP. STGC Plan & Risk Management


Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Strategic Planning & Risk Management sejak tahun 2013.

Started her career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP Strategic Planning & Risk Management since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Earned a Bachelor of Mining Engineering at Sriwijaya University, Palembang.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Perencanaan & Anggaran.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, she previously served as Planning & Budget Manager.

BAMBANG WIDJANARKO VP. Drilling Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2005. Menjabat sebagai VP. Drilling sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2005. Serving as VP Drilling since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi Umum di Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Earned a Bachelor of Geological Engineering at Bandung Institute of Technology, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai General Manager Region Jawa.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as General Manager of Java Region.

AJI PRAYUDI VP. Legal & Relation

36

Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1991 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2010. Menjabat sebagai VP. Legal & Relation sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1991 and joined PT Pertamina EP in 2010. Serving as VP Legal & Relation since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana dan Magister Hukum di Universitas Indonesia, Jakarta.

Earned a Bachelor and Master of Law at University of Indonesia, Jakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina (Persero) menjabat sebagai Legal Manager.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina (Persero), he previously served as Legal Manager.


JAMSATON NABABAN VP. Surface Facilities Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Surface Facilities sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP Surface Facilities since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering at University of North Sumatra, Medan.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Senior Teknik & PF.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as Senior Manager of Technical & PF.

LELIN EPRIANTO VP. Health Safety Security & Environment Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1991 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Health Safety Security & Environment sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1991 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP Health Safety Security & Environment since 2013.

Memperoleh gelar Magister Manajemen di IBII (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi), Jakarta.

Earned a degree in Master of Management at IBII (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi), Jakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai VP. SCM.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as VP SCM.

FIRDAUS BAMBANG SAPUTRA VP. Internal Audit Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1993 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2013 sebagai VP. Internal Audit.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1993 and joined PT Pertamina EP in 2013 as VP Internal Audit.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Earned a Bachelor of Chemical Engineering at Sriwijaya University, Palembang.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina (Persero) menjabat sebagai VP. Investigation Audit.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina (Persero) he previously served as VP Investigation Audit.


37


ACHMAD MURSJIDI VP. Business Parthership


Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Business Partnership sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2006. as VP Internal Audit. Serving as VP Business Partnership since 2013.

Memperoleh gelar Magister Manajemen di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Earned a degree in Master of Management at Padjajaran University, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Vice President Eksploitasi.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as Vice President Exploitation.

MEDIANTO BUDI SATYAWAN GM PPGM Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai GM Matindok Gas Development Project sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as GM Matindok Gas Development Project since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi Umum di UPN Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.

Earned a Bachelor of General Geological Engineering at UPN Veteran Yogyakarta University, Yogyakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Eksplorasi Region Jawa.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as Exploitation Manager of Java Region.

IRWANSYAH GM Asset 1

38

Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1991 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai Asset 1 General Manager sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1991 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as Asset 1 General Manager since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Pengendalian Management di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Earned a Bachelor of Management Control at Sriwijaya University, Palembang.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Field Manager Prabumulih.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as Field Manager Prabumulih.


MUSALAM LATUCONSINA GM Paku Gajah Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1995 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai GM Paku Gajah Development Project sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1995 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as GM Paku Gajah Development Project since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Earned a Bachelor of General Geological Engineering at Hasanuddin University, Makassar.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai GM Pagardewa Development Project.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as GM Pagardewa Development Project.

YELLY HESNETI VP. Treasury & Finance Operation Mengawali karir di Pertamina (Persero) pada tahun 1992 dan bergabung di Pertamina EP pada tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Treasury & Finance Operation sejak 1 Maret 2013.

Started her career at PT Pertamina (Persero) in 1992 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP. Treasury & Finance Operation since March 1, 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1988 dari Universitas Andalas, Padang.

Earned a Bachelor of Accounting in 1988 from Andalas University, Padang.

Menempati berbagai posisi strategis di PT Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Perbendaharaan.

Occupying various key positions at PT Pertamina EP. At PT Pertamina EP, she previously served as Treasury Manager.

LANDONG PARASI T. SILALAHI VP. Oil & Gas Monetitation Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Oil & Gas Monetization sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as VP Oil & Gas Monetization since 2013.

Memperoleh gelar Magister Manajemen di Universitas Indonesia, Jakarta.

Earned a Master of Management at University of Indonesia, Jakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Senior Technical Support.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as Technical Support Senior Manager.


39


ARIEF WAHIDIN GM PDM


Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai GM Pondok Makmur Development Project sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006. Serving as GM Pondok Makmur Development Project since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi Umum di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Earned a Bachelor of General Geological Engineering at Padjajaran University, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Senior PAFE Rengasdengklok.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as PAFE Rengasdengklok Senior Manager.

HERUTAMA TRIKORANTO VP. Exploitation Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP. Exploitation sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2006.  Serving as VP Exploration since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di University of Texas A&M, USA.

Earned a Bachelor of Petroleum Engineering at University of Texas A&M, USA.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai General Manager UBEP Sanga-Sanga & Tarakan.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. At PT Pertamina EP, he previously served as General Manager UBEP SangaSanga & Tarakan.

LUKITO SUWARNO VP. ICT

40

Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1990 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2010. Menjabat sebagai VP. Information & Comm. Technology sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1990 and joined PT Pertamina EP in 2010. Serving as VP Information & Comm. Technology since 2013.

Memperoleh gelar Magister Teknik Industri di Universitas Indonesia, Jakarta.

Earned a Master of Industrial Engineering at University of Indonesia, Jakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina (Persero) menjabat sebagai Manajer Manajemen Data & Tek. Info.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina (Persero), he previously served as Data Management & Information Technology Manager.


PRIBADI MAHAGUNABANGSA GM Asset 4 Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1998 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai Asset 4 General Manager sejak tahun 2013.


Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Universitas Trisakti, Jakarta.

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering at Trisakti University, Jakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai General Manager UBEP Lirik.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as General Manager UBEP Lirik.

ABDUL CHALIK GM Asset 5 Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai Asset 5 General Manager sejak tahun 2013.


Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi Umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Earned a Bachelor of General Geological Engineering at Gajah Mada University, Yogyakarta.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Senior Eksploitasi.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as Exploitation Senior Manager.

TUBAGUS NASIRUDDIN GM Asset 2 Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai Asset 2 General Manager sejak tahun 2013.


Memperoleh gelar Magister Teknik Perminyakan dari Norwegian Technology University, Throndheim, Norwegia.

Earned a Master of Petroleum Engineering at Norwegian Technology University, Throndheim, Norway.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai General Manager Region Sumatera.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as General Manager of North Sumatra.

DODY SASONGKO GM PPGJ Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1998 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2005. Menjabat sebagai GM Proyek Pengembangan Gas Jawa sejak tahun 2013.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1998 and joined PT Pertamina EP in 2005. Serving as GM of Java Gas Development Project since 2013.

Memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) di Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Earned a Master of Business Administration (MBA) at Bandung Institute of Technology, Bandung.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero). Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Field Manager Subang.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero). At PT Pertamina EP, he previously served as Subang Field Manager.


41

Ikhtisar Kinerja Keuangan, Operasional, Keberlanjutan Financial, Operational, Sustainability Performance Highlights LABA BERSIH NET PROFIT KINERJA 2013 2013 Performance

1,940

1,946

1,989

NET PROFIT MARGIN NET PROFIT MARGIN 38,46

36.60

39.78

2.2% Peningkatan Laba Bersih Net Profit Increase

39.78% 2011

2012

2013

EBITDA

2011

2012

2013

JUMLAH ASET TOTAL ASSETS 12,924

3,519

3,532

3,585

2011

2012

2013

PROPER HIJAU GREEN PROPER

10,920 9,890

2011

2012

2013

JAM KERJA SELAMAT SAFE WORKING HOURS

19

87,594,324 75,359,555

12

56,342,935

7

2011

42

2012

2013

2011

2012


2013

Net Profit Margin Net Profit Margin

30.49% Return on Investment Return on Investment

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku Financial data highlights are presented in comparison for 3 (three) financial years

IKHTISAR KINERJA KEUANGAN (juta USD) [G4-9] [G4-17] [G4-EC1] Financial performance highlights (million USD) LABA RUGI (AUDITED) INCOME STATEMENT

2011

2012

2013

Penjualan & Pendapatan Sales and Other Operating Revenues

5,044

5,319

5,001

Beban Pokok Penjualan dan Beban Usaha Cost of Goods Sold and Operating Expenses

1,755

2,142

1,914

Laba Usaha Income from Operations

3,289

3,177

3,086

(4)

62

178

Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan Income /(Loss) before Income Tax

3,285

3,239

3,264

Beban Pajak Penghasilan Income Tax Expenses

1,345

1,293

1,275

Laba Bersih Net Income

1,940

1,946

1,989

EBITDA

3,519

3,532

3,585

NERACA BALANCE SHEET

2011

2012

2013

Jumlah Asset Total Assets

9,890

10,920

12,924

Jumlah Kewajiban Total Liabilities

2,942

3,663

3,677

Jumlah Ekuitas Total Equity

6,948

7,258

9,247

Modal Kerja Bersih Net Working Capital

5,401

5,304

6,765

0

0

0

SATUAN UNIT

2011

2012

2013

Current Ratio

%

487.26

474.79

574.85

Cash Ratio

%

12.33

8.09

14.70

Debt to Equity Ratio

%

42.35

50.47

39.77

Debt to Asset Ratio

%

29.75

33.54

28.45

Long Term Debt to Equity

%

22.27

30.97

24.36

Long Term Debt to Asset

%

15.65

20.58

17.43

ROE

%

38.74

36.65

27.41

ROI

%

39.51

36.04

30.49

%

65,20

59.73

61.72

%

Penghasilan/Beban lain lain – Bersih Other Income /(Expenses) - net

Jumlah Investasi pada Entitas Lain Total Investment in Other Entities RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS

Operating Profit Margin

38,46

36.60

39.78

Collection Period (CP)

Hari Days

52

22

15

Perputaran Persediaan Inventory Turnover

Hari Days

6

8

11

Net Profit Margin

Total Asset Turn Over

%

57.97

55.56

45.10

Total Modal Sendiri terhadap Total Aset

%

70.25

66.46

71.55

9,068

9,670

12,189

8,779

9,380

10,451

Total Equity to Asset Kurs Nilai Tukar Akhir Tahun per USD1,00 – Neraca Year End Exchange Rate per USD1,00 - Balance Sheet Kurs Nilai Tukar Rata-Rata 12 Bulan per USD1,00 - Rugi Laba 12 Month Average Exchange Rate per USD1,00 - Income Statement Keterangan Note:

Data sesuai dengan Laporan Keuangan PT Pertamina EP (Audited) Data is in accordance with PT Pertamina EP Financial Statements (Audited)


43

Ikhtisar Kinerja Keuangan, Operasional, Keberlanjutan Financial, Operational, Sustainability Performance Highlights

Komersialitas [G4-9] Commerciality 2011

2012 *

MINYAK MENTAH (MBBLS) CRUDE OIL

2013

Region Sumatera Sales Sumatra Region Sales

16,464

17,912

Lifting Asset 1*

5,789

Region Jawa Sales Java Region Sales

19,956

18,148

Lifting Asset 2*

8,225

8,600

9,757

Lifting Asset 3*

5,028

45,020

45,817

Lifting Asset 4*

9,814

2011

2012 *

Lifting Asset 5*

7,491

MINYAK MENTAH (MBBLS) CRUDE OIL KINERJA 2013 2013 Performance

Region KTI Sales Eastern Indonesia Region Sales Total lifting Total lifting GAS (MMSCF) GAS Region Sumatera Sales Sumatra Region Sales

161,788

158,630

Total lifting

Region Jawa Sales Java Region Sales

134,676

130,177

GAS (MMSCF) GAS

Region KTI Sales Eastern Indonesia Region Sales Total Sales Total Sales Keterangan Note:

6,812

Mitra (TAC & KSO)

2,312

2,124

298,775

290,931

sesuai restrukturisasi per 28 Februari 2013 based on restructuring as of February 28, 2013

Memahami sifat perusahaan private company, Perusahaan tidak menuliskan informasi saham, meliputi: Understanding the nature of private companies, the Company does not report share information, covering:

43,159 2013

Lifting Asset 1*

31,771

Lifting Asset 2*

123,708

Lifting Asset 3*

115,191

Lifting Asset 4*

5,677

Lifting Asset 5*

1,658 9,168

Mitra (TAC & KSO)

287,171

Total lifting Keterangan Note:

• Jumlah saham beredar Number of outstanding shares • Laba bersih per saham Earnings per share • Harga, volume dan nilai perdagangn saham Price, volume and value of share trading • Harga tertinggi, rata-rata, harga penutupan dan harga terendah saham The highest, average, closing price and lowest prices of the shares • Perdagangan saham Share trading

* Mencakup field dan proyek pengembangan * Covering fields and development projects

Operasional [G4-9] Operational EKSPLORASI EXPLORATION

2011

2012 1)

261

4,054

926

1,549

2,381

1,830

2013

Realisasi Survei Seismik Realization of Seismic Survey • 2D (Km) • 3D (Km2) Realisasi Pemboran Sumur Eksplorasi Realization of c Drilling

11

24

17

Rasio Keberhasilan Sumur Eksplorasi Seismic Survey Success Ratio

83%

79%

73%

Realisasi Temuan Cadangan (2p) inplace (MMBOE)

256

455

432

94

229

161

2011

2012

2013

96

140

118 2)

140

148

156 3)

Realization of Discovery of (2p) inplace Resources (MMBOE) Realisasi Temuan Cadangan (2p) RR (MMBOE) Realization of Discovery of (2p) RR (MMBOE) EKSPLOITASI EXPLOITATION Realisasi Sumur Kerja Ulang Pindah Lapisan Realization of Work Over Well Realisasi Pemboran Sumur Pengembangan Realization of Development Well Drilling Realisasi Produksi Gas (MMSCFD) Realization of Gas Production (MMSCFD)

1,070

1,054

1,031

Realisasi Produksi Minyak (MBOPD) Realization of Oil Production (MBOPD)

124.90

127.31

120.6

310

309

298.5

Realisasi Produksi Setara Minyak (MBOEPD) Realization of Oil Equivalent Production (MBOEPD) Catatan:

17 = 15 Selesai, 2 dalam pelaksanaan 118 = 115 sumur selesai, 3 dalam pelaksanaan 3) 156 = 142 sumur selesai, 14 dalam pelaksanaan 1) 2)

44


Note:

17 = 15 completion wells, 2 on progress 118 = 115 completion wells, 3 on progress 3) 156 = 142 completion wells, 14 on progress 1) 2)

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Informasi mengenai saham setiap 2 (dua) triwulan Information on shares every 2 (two) quarters • Aksi Korporasi terhadap saham Corporate action on shares

• Perdagangan saham Share trading • Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham Chronology of share listing and change of number of shares

• Kronologis pencatatan Efek lainnya dan peringkat Efek Chronology of other securities listing and securities ratings

Ikhtisar keberlanjutan Sustainability highlights KINERJA KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY PERFORMANCE Jam Kerja Selamat Safe Working Hours

2011

2012

2013

56,342,935*

75,359,555

87,594,329

Statistik Kecelakaan Accident Staistics • Tingkat Kekerapan Frequency

0.28

0.09

0.14

322.28

139.49

142.27

• Hijau Green

7

12

19

• Biru Blue

17

14

7

• Merah Red

1

0

0

• >15 BBLS (kali occurences)

0

0

0

• <15 BBLS (kali occurences)

353**

504

578

• Kerugian Losses > USD10,000

0

0

0

• Kerugian Losses < USD10,000

6

6

10

80%

90%

96.55%

• ISO 14001

15

19

19 Field + 1 KSO

• OHSAS 18001

15

19

19 Field + 1 KSO

1:0.7

1:2.7

1:23

6.7

6.6

6.92

2.97

3.01

3.22

• Tingkat Keparahan Severity Rate Peringkat PROPER PROPER Rating

Tumpahan Minyak Oil Spill

Kebakaran Fire

Sertifikasi Fasilitas Produksi Production Facility Certification Sertifikasi Certification

Pengembangan Ketenagakerjaan Pengembangan Ketenagakerjaan • Rasio Turnover (keluar:masuk) Turnover Ratio • Rata-rata hari pengembangan kompetensi setiap pekerja Average competency development days per employee • Survei Kepuasan Pekerja Employee Satisfaction Survey Inisitatif Lingkungan Environmental Initiatives • Pohon yang Ditanam*** Planted Trees***

376,283

199,128

392,587

• Pemanfaatan kembali Limbah non B3 Non-hazardous Waste Reuse

N/A

29.3%

25.7%

• Pemasangan solar cell Solar cell installation

N/A

207

615

* P Pada Tahun 2011 jam kerja selamat kegiatan seismik mulai dimasukkan dalam pencatatan. P In 2011 safe working hours of seismic activities started to be recorded. ** S Sistem pelaporan kejadian di tahun 2011 semakin baik dan lebih lengkap. S Incident reporting system in 2011 has improved and more detailed. *** P Pohon yang ditanam 100% tumbuh dengan baik melalui tehnik sulam yang dibantu masyarakat lokal. 100% of planted trees have grown well through replanting system with support from local community. P


45

PERISTIWA PENTING 2013 Significant Events 2013


Maret March

April

Perubahan Organisasi Pertamina EP Organizational change of Pertamina EP

Penanganan Blowout Talang Jimar Sumur TLJ 25 INF Mitigation of Blowout at Talang Jimar, TLJ 25 INF Well

Mei May

Juli July

Pertamina EP memperoleh Best Annual Report, Best Risk Management Disclosure, 3rd Best CID dalam APSA 2013 Pertamina EP receives Best Annual Report, Best Risk Management Disclosure, 3rd Best CID at APSA 2013

• Relinquish Wilayah Kerja Pertamina EP Seluas 24.981 KM2, dikeluarkan melalui persetujuan Dirjen Migas tanggal 31 Juli 2013. Luas awal 138.611 KM2 menjadi 113.629 KM2 Relinquish of Pertamina EP’s Working Area of 24.981 km2, issued through Director General of Oil and Gas Approval dated July 31, 2013. The initial area of 138.611 km2 becomes 113.629 km2 • Kunjungan Presiden RI ke wilayah kerja Pertamina EP Field Cepu President of Republic of Indonesia’s visit to Pertamina EP’s working area, Cepu Field

Oktober October • Perolehan penghargaan Excellence Award dari ajang internasional ICQCC 2013 Taipei Receiving Excellence Award at the international event ICQCC-2013, Taipei • Best of The Best APQA

46


Desember December • Bantuan korban bencana erupsi Gunung Sinabung Disaster Relief for evacuees of Mount Sinabung eruption • FGD Bersama Pemerintah Daerah Bojonegoro FGD with Bojonegoro Regional Government • Perolehan 19 Proper Hijau Dari Kementerian Lingkungan Hidup Receiving 19 Green PROPER from Environment Ministry • Peresmian Proyek CPP Gundih Inauguration of Gundih CPP project • Memperoleh Penghargaan Best Runner Up CSR Disclosure ISRA Receiving Best Runner Up of CSR Disclosure ISRA

November • Pergantian Jabatan President Director Pt Pertamina EP Inauguration of new President Director of PT Pertamina EP • Mengalirnya Gas Dari Sumur Bgl -01 Sumut Gas blowout from Bgl -01 Well, North Sumatra

• Penandatanganan Kerjasama Dengan BUMD Blora KSO Banyubang Blora Energi Signing of Cooperation wit h Blora regional state enterprise (BUMD) with KSO Banyubang Blora Energi • Penemuan Cadangan Baru Di Struktur Jati Asri 3110 BOPD Discovery of new reserves at Jati Asri Structure of 3,110 BOPD • Terminasi TAC Sembakung & TAC Poleng Termination of TAC Sembakung & TAC Poleng

• Penghargaan Hari Menanam Pohon Indonesia Dari Kementerian Kehutanan Kepada Pertamina EP Indonesian Tree Planting Day award from Forestry Ministry to Pertamina EP • Penghargaan Raksa Prasadha Dari Gubernur Jaba Kepada Ifled Jatibarang Raksa Prasadha award from West Java Governor to Jatibarang Field • Put On Production Sumur BBS-02 Field Subang Put On Production of BBS-02 Well , Subang Field


47

LAPORAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Laporan Dewan Komisaris & Direksi

LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN LAPORAN DIREKSI Board of Commissioner’ Report and Board of Directors’ Report

48


“KAMI TETAP MEMBERIKAN NILAI KEPADA STAKEHOLDERS, DITENGAH PERUBAHAN MENUJU HASIL YANG LEBIH BAIK.” “We continue providing values to stakeholders amid changes for better results.”


49

SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Message

MUHAMAD HUSEN LAPORAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Board of Commissioner’ Report and Board of Directors’ Report

Komisaris Utama President Commissioner

PERUSAHAAN BERHASIL MENJALANI OPERASI DI TAHUN 2013 SESUAI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN YANG TELAH DISETUJUI, DENGAN HASIL CUKUP BAIK. NAMUN DEMIKIAN TARGET PRODUKSI DAN TARGET TEMUAN CADANGAN MASIH BELUM TERCAPAI. The Company successfully carried out its operations in 2013 according to plan and approved budget with fairly good results. The Company successfully carried out its operations in 2013 according to plan and approved budget with fairly good results. However, we have yet to meet production and reserve discovery targets.

50


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan Assessment on Board of Directors’ performance regarding company management

ASSALAMUALAIKUM WR. WB. Tidak tercapainya target produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik terutama internal, karena perencanaan awal yang kurang akurat. Kondisi ini menyebabkan hasil rencana kerja Pemboran dan Kerja Ulang Pindah Lapisan, belum memenuhi sasaran pertumbuhan produksi.

ASSALAMUALAIKUM WR. WB. Production target shortfall was influenced by various factors, which were mainly internal, because of the inaccurate initial planning. This condition has caused the results of Drilling and Workover work plan, have yet met the production growth target.

Sedang faktor yang ikut mempengaruhi tidak terpenuhinya target temuan cadangan baru, terutama disebabkan kendala nonteknis. Salah satunya adalah proses perizinan dan pelaksanaan pembebasan lahan, yang sepatutnya masih menjadi perhatian.

Meanwhile, factors that contributed to the shortfall of new reserves discovery target, were mainly non-technical matters. One of them was the licensing process and execution of land acquisition, which should remains a concern.

Namun demikian, kerja keras Direksi dan segenap pemangku kepentingan PT Pertamina EP semakin kokoh untuk bersama memetik pembelajaran dan melakukan perbaikan pelaksanaan rencana-rencana kerja tahun 2014. Selanjutnya secara bersama-sama pula, PT Pertamina EP akan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan sesuai target.

Nevertheless, the hard work of the Board of Directors and all stakeholders of PT Pertamina EP has become more solid to learn and improve the implementation of work plans in 2014. Then together, PT Pertamina EP will be able to increase the success rate according to target.

Salah satu upaya yang sudah dijalankan pada tahun 2013 adalah perubahan organisasi baru Perusahaan dan berbagai tahapan pencapaian jangka panjang yang meliputi aspek manusia (people), proses (process), teknologi (technology), dan lingkungan & masyarakat (Environment) yang di dalamnya mencakup pula pengelolaan lingkungan hidup.

One of the efforts that have been implemented in 2013 is the Company’s new organizational change and the various stages of long-term achievements that include aspects of people, process, technology, and environment in which also includes environmental management.

Perubahan dan pencapaian jangka panjang telah memampukan Perusahaan melakukan pengendalian biaya operasi yang lebih baik dan memenuhi pencapaian laba. Pencapaian jangka panjang tetap disertai oleh tanggung jawab lingkungan dan sosial yang diapresiasi melalui penghargaan PROPER untuk 19 field dengan PROPER Hijau, dari sebelumnya hanya 12 field dengan PROPER Hijau.

Long-term changes and achievement have enabled the Company to improve operating cost control and income achievement. These achievements are still followed with social and environmental responsibility, which have received appreciation through PROPER awards for 19 fields with Green PROPER, from only 12 fields previously.

Atas perubahan dan pencapaian ditahun 2013, kami yakin Perusahaan telah kembali meninggalkan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan di masa depan yang lebih baik.

The above changes and achievements in 2013, make us believe the Company has again left a solid foundation for better growth in the future.

Segenap anggota Dewan Komisaris menyampaikan terima-kasih kepada para pemegang saham, jajaran Direksi dan pekerja serta segenap pemangku kepentingan atas kerjasama dan dukungannya sehingga perusahaan di tahun 2013.

All members of the Board of Commissioners would like to express our gratitude to the shareholders, the Board of Directors, employees, and all stakeholders for cooperation and support for the company in 2013.

Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan rahmat-Nya di tahun 2014 yang akan dihadapi, sehingga PT Pertamina EP bisa tetap mencapai keberhasilan dan kesuksesan yang lebih baik, serta keberlanjutan di masa mendatang.

May Allah always gives us His guidance and grace to face the year 2014, so that PT Pertamina EP can still accomplish achievements and more success, as well as sustainability in the future.

Dewan Komisaris PT Pertamina EP Komisaris Utama, Muhamad Husen

PT Pertamina EP Board of Commissioners President Commissioner, Muhamad Husen


51

SUSILO SISWOUTOMO

MULYANI WAHYONO

MUHAMMAD HUSEN

Komisaris Commissioner



Sampai dengan 18 Oktober 2013 Until October 18 2013

Sampai dengan 13 Mei 2013 Until May 13 2013

LAPORAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Board of Commissioner’ Report and Board of Directors’ Report

52


M AFDHAL BAHAUDIN

ACHMAD LUTHFI

DR. GDE PRADNYANA


Komisaris Independen Independent Commissioner



Sejak 13 Mei 2013 s/d 18 Oktober 2013 Appointed since May 13 2013 until October 18 2013


53

LAPORAN DEWAN KOMISARIS [G4-1] [G4-2] Board of Commissioners Report

PENILAIAN KINERJA DIREKSI Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kinerja semua jajaran Direksi selama tahun 2013. Beberapa capaian tentunya membanggakan, namun demikian ketidakcapaian juga bukan sesuatu yang harus disesalkan berkepanjangan, selama semangat untuk memperbaiki kinerja selalu menjadi tujuan.

BOD performance assessment Board of Commissioners would like to express our appreciation and gratitude for the performance of all members of the Board of Directors (BOD) in 2013. A number of achievements should make us proud, however we must not prolong our regret about our shortfall, as long as we still have the goal to improve our performance.

REALISASI KESEPAKATAN KINERJA TAHUN 2013 Performance Agreement Realization 2013


INDIKATOR KINERJA UTAMA Key Performance Indicator

FREQUENCY MONITORING Monitoring Frequency

Bobot (%) Weight Value

Kinerja Performance

I. Financial

Bulanan Monthly

35%

36%

II. Operational

Bulanan Monthly

40%

37.7%

III. Business development / customer satisfaction

Bulanan Monthly

15%

11.3%

IV. People Management

Tri-wulanan Quarterly

10%

11.0%

100%

96.3%

Total Bobot Total weight value

INDIKATOR KINERJA LAINNYA Other Performance Indicator

FREQUENCY MONITORING Monitoring Frequency

TARGET

Kinerja Performance

1. GCG Compliance


%

85

88.85

2. PROPER 3. Emission Reduction


Jumlah Total

17

19


% Reduction

8

16.51

4. Energy Effisiensi Improvement


% Reduction

12

17.47

5. Learning Index


%

50

53.57

6. Tindak lanjut temuan audit internal & eksternal


%

80

87.81

7. Tingkat Pencapaian ROA

Bulanan Monthly

%

15

18

8. Knowledge sharing


%

20.00

24

Pencapaian target di tahun 2013 yang kami cermati, antara lain adalah efisiensi biaya operasi, pencapaian investasi, pengelolaan sumber daya manusia, dan kegiatan lain termasuk ketaatan GCG, PROPER, pengurangan emisi, peningkatan efisiensi energi, dan berbagi pengetahuan. Capaian ini kami nilai sebagai hal yang sangat positif karena tidak hanya pada peningkatan kinerja ekonomi, tapi juga pada kinerja sosial dan lingkungan. Hal ini memberikan arti yang lebih, karena keberlanjutan Perusahaan sudah ditopang dengan penurunan risiko sosial dan lingkungan, serta pada saat yang bersamaan juga mendukung kelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia. Kami berharap agar semua capaian pada berbagai aspek ini membuahkan keseimbangan dalam konteks keberlanjutan yang menyeluruh.

54


Our highlights on target achievements in 2013, among others, are the operating cost efficiency, investment achievement, human resources management, and other activities including GCG compliance, PROPER, emissions reduction, energy efficiency improvements, and knowledge sharing. We consider these achievements are very positive as they were not only in economic performance improvement, but also social and environmental performance. This gives a deeper meaning, because the Company’s sustainability has been supported by decline in social and environmental risks, and at the same time also supports environmental preservation and human welfare. We hope that all of the achievements on various aspects of this led to a balance in the context of sustainabilityas a whole.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan Assessment of the Board of Directors’ performance on management of the company

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris Committees under Board of Commissioners’ supervision

96.3%

Realisasi Pencapaian Kesepakatan Kinerja 2013 Realization of 2013 Performance Agreement Achievement

Tantangan di tahun 2013 telah kita lalui bersama, terutama pada perubahan struktur organisasi yang mewarnai berbagai perubahan. Setiap perubahan akan mendapat dukungan dan tantangan, namun tentunya kami semua berharap agar perubahan ini semakin mengoptimalkan kinerja setiap individu dalam Perusahaan. Oleh karena itu, ijinkan kami jajaran Dewan komisaris mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada para pimpinan manajemen yang telah menyelesaikan masa baktinya dan mengucapkan selamat bertugas bagi pimpinan manajemen baru. Harapan kami agar kita semua dapat terus meningkatkan kerjasama dilandasi semangat dan niat yang baik untuk kemajuan Perusahaan.

We have gone through the challenges in 2013 together, especially on changes in organizational structure that characterizes the various changes. Each change will have the support and challenge, but we all hope that this change will further optimize the performance of each individual in the company. Therefore, allow us on behalf of the Board of Commissioners to give our appreciation and gratitude to the management leadership who has completed their tenure and best wishes to the new leadership of the management on their new job. Our hope is that we can all continue to increase our teamwork with a good spirit and motivation for the Company’s success.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh komite-komite. [G4-34]

In performing its duties, Board of Commissioners is assisted by committees. [G4-34]

Komite Audit Membantu Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan untuk memastikan telah terselenggaranya fungsi pengawasan atas proses penyelesaian Laporan Keuangan, Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan dan Keandalan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan. Komite Audit dipimpin oleh M. Afdal Bahaudin.

Audit Committee To assist the Board of Commissioners in oversight to ensure the implementation of oversight function over the completion of the Financial Statements, Audit over Financial Statementsl and Internal Control System Reliability of the Company. Audit Committee is chaired by M. Afdal Bahaudin.

Komite Investasi dan Manajemen Risiko Membantu Dewan Komisaris melaksanakan evaluasi dan pengawasan bidang investasi serta mitigasi risiko, sehingga setiap investasi dan kegiatan operasi yang dilaksanakan dapat memberikan hasil optimal. Komite Investasi dan Manajemen Risiko juga dipimpin oleh M. Afdal Bahaudin.

Investment and Risk Management Committee To assist the Board of Commissioners to carry out evaluation and supervision of investment and risk mitigation, to ensure any investment and operating activities can provide optimal results. Investment and Risk Management Committee is also chaired by M. Afdal Bahaudin.


55

LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Report


PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA Kegiatan Ekplorasi Dewan Komisaris memberi rekomendasi agar kegiatan eksplorasi dilakukan dengan exploration campaign yang agresif, antara lain melalui penerapan peraltan dan teknologi terbaru dan penemuan new play exploration concept. Sementara dalam menghadapi keterlambatan pelaksanaan pemboran, Dewan Komisaris mendukung kebijakan Direksi dalam penyiapan pemboran lebih awal serta penambahan ketersediaan rig. Selain itu Dewan Komisaris selalu berperan aktif memberikan saran dan masukan dalam 12 kali rapat antara Direksi dan Komisaris yang dilaksanakan untuk mencapai target eksplorasi ditahun 2013.

BUSINESS PROSPECT OUTLOOK Exploration Activities Board of Commissioners has made recommendations that the exploration activities are carried out with an aggressive exploration campaign, among others, through the application of the latest technologies and equipment, as well as discovery of new play exploration concept. Meanwhile, to anticipate delays in drilling implementation, the Board of Commissioners supports the Board of Directors’ decision for earlier drilling preparation and availability of additional rigs. Moreover, Board of Commissioners always played an active role in providing advice and input in 12 meetings between the Board of Directors and Commissioners which were held to achieve the exploration target in 2013.

Dewan Komisaris memberi rekomendasi dan saran agar perusahaan mengupayakan akselerasi pada beberapa proyek pengembangan minyak untuk meningkatkan produksi migas Indonesia dan memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan terkait proyek pengembangan gas (PPG), agar dilaksanakan dengan pemboran sumur, re-entry dan pekerjaan rekayasa engineer, pengadaan, dan pembangunan sesuai rencana dan studi yang dilaksanakan di awal.

Board of Commissioners has provided recommendations and advice for the Company to accelerate several oil development projects to improve the Indonesian oil and gas production and meet consumers’ demands. Meanwhile, gas development projects (PPG) were to be implemented by well drilling, re-entry and engineering work, procurement, and construction according to plan and study that has been conducted in the beginning.

Dengan terjadinya beberapa pelamparan reservoir perusahaan memasuki wilayah kerja kontraktor lainnya, Dewan Komisaris merekomendasikan agar perusahaan melakukan perjanjian unitisasi dan kesepakatan operasi untuk negosiasi teknis dan komersialisasi sesuai Peraturan Pemerintah No.35 tahun 2004 tentang kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

With the occurrence of several of the Company’s reservoir extension entering the other contractors’ working area, the Board of Commissioners recommended that the company make unitization and operating agreements for technical and commercialization negotiations in accordance with Government Regulation No. 35 of 2004 on the activities of the Upstream Oil and Gas Business.

56


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan Perusahaan Assessment of the Board of Directors’ performance on management of the Company

Kegiatan Eksploitasi Memahami kondisi aset produksi yang sudah tua, dalam mencapai target produksi Dewan komisaris memberi rekomendasi untuk meningkatkan produksi melalui kegiatan reaktivasi beberapa sumur yang memiliki potensi produksi dan kerjasama pengusahaan minyak bumi pada sumur tua.

Exploitation Activities Aware of old conditions of production assets, in bids to meet the production targets, the Board of Commissioners has made recommendations to increase production through reactivation of wells with production potential and oil joint operation of the old wells.

Dewan Komisaris mendukung kebijakan Direksi dalam menghadapi tantangan teknis, terkait kondisi lapangan yang tergolong tua dan penurunan alamiah rata-rata 18%. Perusahaan menggunakanmetode pengurasan minyak tahap lanjut yang mampu mengoptimalkan faktor perolehan minyak secara keseluruhan hingga lebih dari 50%. Penerapan kegiatan operasi senantiasa tetap memperhatikan aspek lingkungan dan pengelolaan keselamatan kerja demi terwujudnya operasi yang efisien dan aman.

Board of Commissioners supported the Board of Directors in dealing with technical challenges of old field conditions and average natural decline of 18%. The Company uses enhanced oil recovery method that can optimize the overall oil recovery factor by more than 50%. The operational activities have always been conducted with consideration to environmental aspects and occupational safety management in order to realize an efficient and safe operation.

Pendapatan dan Beban Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi dan saran agar perusahaan mengupayakan peningkatan pendapatan yang bersumber penjualan dari dalam negeri baik minyak bumi, gas dan Liquid Petroleum Gas (LPG) sehubungan dengan kewajiban Perusahaan dalam menyediakan minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sesuai dengan Kontrak Kerjasama Migas. Sedangkan penjualan ekspor minyak mentah tetap kami lakukan terbatas hanya sebagian kecil dari produksi sesuai dengan perjanjian unitisasi yang disepakati.

Revenue and Expenses Board of Commissioners always provided recommendations and advice to the Company to make efforts to increase sales revenue from domestic sales of oil, gas and Liquid Petroleum Gas (LPG) related to the Company’s obligation to supply crude oil to meet domestic market demand in accordance with the Oil and Gas Cooperation Agreement. Meanwhile, we continue to carry out crude oil export sales but only limited to a small portion of production in accordance with unitization agreement that has been agreed.

Permodalan Dewan Komisaris merekomendasikan agar pertumbuhan modal perusahaan dioptimalkan bersumber dari laba perusahaan.

Capital Board of Commissioners recommended that the company’s capital growth optimization derived from company profits.

Perubahan Struktur Unit Bisnis Dewan Komisaris memberi rekomendasi penerapan pemberian wewenang sebagai CEO Asset bagi General Manager dan COO bagi Field Manager.

Business Units Structure Changes Board of Commissioners recommended the application of granting authority as CEO of assets for General Manager and COO for Field Manager.

Sumber Daya Manusia Dalam perubahan struktur unit bisnis di tahun 2013, Dewan Komisaris telah memberikan berbagai saran dan rekomendasi kepada Manajemen terkait dengan akselerasi pemenuhan SDM, antara lain tentang pemenuhan sertifikasikasi keahlian/kompetensi teknis SDM sesuai yang diperlukan dan melakukan peningkatan kemampuan engineering, manajerial dan profesionalisme SDM secara berkesinambungan dengan mengedepankan konsep kerjasama tim yang solid dan bersinergi.

Human Resources In the business unit structure changes in 2013, the Board of Commissioners has provided suggestions and recommendations to the Management on acceleration of human resources compliance including the fulfillment of human resources skill/technical competency certifications as required and continually develops engineering capacity, managerial and human resources professionalism by promoting the concept of solid and synergized teamwork.


57

LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Report


Selain itu Dewan Komisaris juga mendukung langkahlangkah perbaikan kebijakan yang telah dilakukan oleh Manajemen guna mendukung strategi bisnis perusahaan melalui operational dan HSSE excellence. Dewan Komisaris menekankan perlunya penerapan budaya dan etos kerja yang berkualitas tinggi dan peran teknologi untuk meningkatkan produktifitas ditengah perubahan yang ada.

In addition the Board of Commissioners also supported policies improvement measures taken by the Management to support the company’s business strategy through operational and HSE excellence. The Board of Commissioners emphasized on the need to apply high-quality culture and work ethic, as well as the role of technology to increase productivity amid changes.

Teknologi Dukungan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi meliputi layanan sistem dan project Geologi dan Geofisika (G&G) sangat penting dalam studi dan mengelola data hasil survei seismik dan laporan akhir sumur. Oleh karenanya Dewan Komisaris memandang perlu untuk mengembangkan dan mengevaluasi teknologi yang dimanfaatkan agar dapat lebih mudah diakses dan terintegrasi.

Technology Technology support in the exploration and exploitation activities include service system and Geological & Geophysical (G&G) project is very important in the study and management of seismic survey data and final report of wells. Therefore, the Board of Commissioners deemed it necessary to develop and evaluate the applied technologies to be more accessible and integrated.

RUJUKAN ATAS INFORMASI LEBIH LANJUT Reference for further information TOPIK PENCAPAIAN Achievement topic

HALAMAN PAGE

Eksporasi & Eksploitasi Exploration & Exploitation Pendapatan, beban dan permodalan Revenues, expenses and capital Perubahan struktur Structure change Sumber daya manusia Human resources Teknologi Technology

80, Bab Analisis & Pembahasan Manajemen 80, Management Discussion & Analysis Chapter 96, Bab Tinjauan keuangan 96, Financial Analysis Chapter

58

16, Bab Sekilas Pertamina EP 16, Pertamina EP at a Glance Chapter 198, Bab People 198, People Chapter 234, Bab Teknologi 234, Technology Chapter


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris Change in Board of Commissioners’ membership composition

PERUBAHAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS Seiring dinamika Perusahaan, pemegang saham pada tahun 2013 telah memutuskan dan menetapkan perubahan susunan keanggotaan Dewan Komisaris, sebagai berikut:

Board of Commissioners’ composition In line with the Company’s dynamics, the shareholders in 2013 have decided and approved changes in the Board of Commissioners’ membership, as follows:

1. Memberhentikan dengan hormat Achmad Lutfi sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung sejak 8 Mei 2013.

1. Respectfully terminated Achmad Lutfi as Commissioner, effective as of May 8, 2013

2. Memberhentikan dengan hormat Mulyani Wahyono sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efeklif terhitung 13 Mei 2013, dan mengangkat Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan.

2. Respectfully terminated Mulyani Wahyono as Commissioner, effective as of May 13, 2013, and appointed Gde Pradnyana as Commissioner.

3. Memberhentikan dengan hormat Susilo Siswoutomo dan Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan terhitung sejak 18 Oktober 2013.

3. Respectfully terminated Susilo Siswoutomo and Gde Pradnyana as Commissioners effective as of October 18, 2013.

Dengan demikian hingga 31 Desember 2013, jumlah pejabat Komisaris ada dua orang. Perusahaan memutuskan belum mengangkat dan menetapkan pejabat baru Dewan Komisaris.

Thus until December 31, 2013, there were only two Commissioners. The Company decided not to elect and appoint any new member of the Board of Commissioners.

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS [G4-34] Board of Commissioners Composition ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Members

JABATAN POSITION

PERIODE Period

Muhamad Husen


Akhir Desember 2013 End of December 2013

Mohamad Afdal Bahaudin



Achmad Luthfi


Hingga 8 Mei 2013 Until May 8, 2013

Mulyani Wahyono



Susilo Siswoutomo


Hingga 18 Oktober 2013 Until October 28, 2013

Gde Pradnyana


13 Mei – 18 Oktober 2013 May 13 – October 18, 2013

HAL PENTING LAINNYA 1. Melakukan perubahan anggota Komite Audit untuk periode 2013 -2014 dengan susunan sebagai berikut : Ketua : M. Afdal Bahaudin Anggota : - Prof. DR. Lindawati Gani CMA Anggota : - DR. Erna Hernawati 2. Melakukan pembentukan Komite Investasi dan Manajemen Risiko untuk periode 2013-2014 dengan susunan sebagai berikut : Ketua : M. Afdal Bahaudin Anggota : - Ir. Mirma Fadjarwati Malik MBA Anggota : - Muhammad Danial SE Ak, MM, CPA

OTHER SIGNIFICANT CHANGES 1. Implemented changes in Audit Committee membership for period of 2013 -2014 with composition as follows: Chairman : M. Afdal Bahaudin Member : - Prof. DR. Lindawati Gani CMA Anggota : - DR. Erna Hernawati 2. Established Investment and Risk Management Committee for the period of 2013-2014 with composition as follows: Chairman Member Anggota

: M. Afdal Bahaudin : - Ir. Mirma Fadjarwati Malik MBA : - Muhammad Danial SE Ak, MM, CPA


59

PROFIL DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Profile MUHAMMAD HUSEN Komisaris Utama President Commissioner Bergabung dengan Pertamina EP pada tahun 2009 Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina EP sejak 12 Agustus 2011.

Joined Pertamina EP in 2009. Serving as President Commissioner of PT Pertamina EP since August 12, 2011.

Meraih gelar Sarjana Geologi di ITB (1984) dan Magister Sains di University of London (1989).

Earned a Bachelor of Geological Engineering from ITB (1984) and Master of Science from University of London (1989).

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP pada 1 Juli 2009 dan Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), 5 Maret 2008. Usia Beliau per 31 Desember 2013 adalah 56 tahun.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Previously, he had been appointed as Commissioner at PT Pertamina EP on July 1, 2009 and as Upstream Director at PT Pertamina (Persero) on March 5, 2008. He is 56 years of age as of December 31, 2013.


M AFDAL BAHAUDIN Komisaris Commissioner Bergabung dengan PT Pertamina (Persero) pada tahun 1985 dan menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 2010.

Joined PT Pertamina (Persero) in 2001 and has been serving as Commissioner of PT Pertamina EP since 2010.

Meraih gelar sarjana Akuntansi di Universitas Padjajaran, tahun 1983 dan gelar Master in Business Administration di University of Illinois at UrbanaChampaign, USA, tahun 1997.

Earned a Bachelor of Accounting from Pajajaran University and Master in Business Administration from University of Illinois at Urbana-Champaign, USA.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina EP, 24 November 2010, dan merangkap sebagai Investment Planning & Risk Management Director PT Pertamina (Persero), 2011. Usia Beliau per 31 Desember 2013 adalah 58 tahun.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Previously, he had been appointed as President Commissioner at PT Pertamina EP on July 1, 2009 and concurrently as Investment Planning & Risk Management Director at PT Pertamina (Persero) in 2011. He is 58 years of age as of December 31, 2013.

ACHMAD LUTHFI Komisaris Independen Independent Commissioner

60

Bergabung dengan PT Pertamina (Persero) pada tahun 1982 dan Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 2011.

Joined PT Pertamina (Persero) in 1982 and has been serving as Commissioner of PT Pertamina EP since 2011.

Meraih gelar Sarjana di Institut Teknologi Bandung jurusan Geologi (1983) dan Master Bisnis Administrasi (MBA) di Maastricht School of Management (1996), Belanda.

Earned a Bachelor of Geology from Bandung Institute of Technology and Master in Business Administration from Maastricht School of Management (1996), Netherlands.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Hingga Februari 2010 menjabat sebagai Deputi Perencanaan BP Migas (sekarang disebut SKK Migas). Usia Beliau per 31 Desember 2013 adalah 58 tahun.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Until February 2010, he served as Deputy of Planning for BP Migas (now SKK Migas). He is 58 years of age as of December 31, 2013.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Profil dewan komisaris Board of Commissioners Profile

MULYANI WAHYONO Komisaris Commissioner Bergabung dengan PT Pertamina (Persero) pada tahun 1984 dan Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 1 November 2011.

Joined PT Pertamina (Persero) in 1984 and has been serving as Commissioner of PT Pertamina EP since November 1, 2011.

Meraih gelar Sarjana di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Kimia dan Magister Manajemen di Universitas Gajah Mada (2000).

Earned a Bachelor of Chemical Engineering from Bandung Institute of Technology and Master of Management from Gajah Mada University.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya menjabat sebagai VP. Representatif tahun 2003 Saat ini Beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Perwakilan BP Migas (sekarang disebut SKK Migas). Usia Beliau per 31 Desember 2013 adalah 56 tahun.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. He previously served as VP of Representative in 2003. He currently serving Head of Representative Division for BP Migas (now SKK Migas. He is 56 years of age as of December 31, 2013.

SUSILO SISWOUTOMO Komisaris Commissioner Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 5 September 2012.

Serving as Commissioner at PT Pertamina EP since September 5, 2012.

Meraih gelar Sarjana di Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Mesin (1974) Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Pada tahun 2007, menjabat sebagai penasihat ahli Wakil Kepala BP Migas (sekarang disebut SKK Migas). Hingga saat ini, menjabat sebagai Kepala Pengawas dan Pengendali Proyek Pengembangan Lapangan Abadi Masela dan Staf Khusus Menteri ESDM.

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering from Bandung Institute of Technology (1974) Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. In 2007, he served as expert advisor for BP Migas (now SKK Migas) deputy head. Up until now hehas been serving as Head of Abadi Masela Field Project Development Supervision and Control and Special Staff for EMR Minister.

DR. GDE PRADNYANA Komisaris Independen Independent Commissioner Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Pertamina EP sejak 13 Mei 2013.

Serving as Independent Commissioner at PT Pertamina EP since May 13, 2013.

Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil di ITB (1984), menerima gelar master di Ocean Engineering dari University College London dan kemudian Doctor of Philosophy di bidang yang sama dari Universitas Oxford , Inggris (1992).

Earned a Bachelor of Civil Engineering from ITB (1984), a Master of Ocean Engineering from University College London and Doctor of Philosophy in the same major from Oxford University, UK (1992).

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya menjabat sebagai VP. Fasilitas Konstruksi dan Operasi BP Migas sejak tahun 2002 , Wakil Manajemen Wakil Presiden BP Migas untuk VICO dan CNOOC South East Sumatera dan kemudian memegang posisi sebagai Advisor Eksekutif BP Migas ( Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Indonesia Kegiatan Usaha ) dan akhirnya menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan SKK Migas.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. He previously served as VP of Construction and Operation Facilities of BP Migas since 2002, Deputy Management of BP Migas Vice President for VICO dan CNOOC South East Sumatera and held a post of Executive Advisor for BP Migas (Upstream Oil and Gas Supervisory Agency) and the most recent post as Corporate Secretary of SKK Migas.


61

SAMBUTAN DIREKSI [G4-1] [G4-2] Board of Directors Message


ADRIANSYAH Presiden Direktur President Director

TRANSFORMASI YANG DILAKSANAKAN PERTAMINA EP DI TAHUN 2013 DIWUJUDKAN MELALUI PERUBAHAN ORGANISASI DAN BERBAGAI TARGET PENCAPAIAN JANGKA PANJANG YANG MELIPUTI ASPEK MANUSIA (PEOPLE), PROSES (PROCESS), TEKNOLOGI (TECHNOLOGY), DAN LINGKUNGAN & MASYARAKAT (ENVIRONMENT) YANG DI DALAMNYA MENCAKUP PULA PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Transformation carried out by Pertamina EP in 2013 was realized through organizational change and various long-term achievement targets in the aspects of people, process, technology, and environment in which also include environmental management.

62


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala yang dihadapi perusahaan The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company.

ASSALAMUALAIKUM WR. WB. Pemegang saham dan pemangku kepentingan yang kami hormati,

ASSALAMUALAIKUM WR. WB. Dear shareholders and stakeholders,

Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang juga merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama, tentunya Pertamina EP memiliki target kinerja yang telah ditetapkan induk perusahaan dan SKK Migas. Kami menyadari bahwa target kinerja tersebut bukanlah hal mudah untuk dicapai, namun kami juga yakin bahwa dengan dorongan dan dukungan semua pihak maka target tersebut akan dapat dicapai.

As a subsidiary of PT Pertamina (Persero) which is also a Production Sharing Contract Contractor, Pertamina EP has performance targets set by the parent company and SKK Migas. We realize that the performance targets are not easy to achieve, but we also believe that with the encouragement and support of all parties we will be able to meet the target.

Secara alamiah, industri hulu migas memiliki tantangan berupa potensi penurunan produksi. Bagi Pertamina EP sendiri, rata-rata penurunan produksi alamiah mencapai 18 persen, dan ini terjadi karena mayoritas lapangan yang dikelola Pertamina EP sudah tergolong lapangan tua. Di sisi lain Pertamina EP tetap diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk peningkatan produksi migas, melalui pemenuhan target yang sudah ditetapkan.

Naturally, the upstream oil and gas industry has a challenge in the form of production decline potential. For Pertamina EP, the average natural production decline reached 18 percent, which is due to majority of fields operated by the Company are already old. On the other hand, Pertamina EP is expected to contribute to the state by increasing oil and gas production, through the achievement of targets that have been set.

Seluruh jajaran manajemen dan pekerja Pertamina EP menyadari bahwa banyak tantangan yang dihadapi sehingga harus dicarikan solusi, demi mencapai target tersebut. Kami sepakat bahwa hal ini tidak bisa dilakukan dengan pendekatan bisnis yang biasa. Ini artinya seluruh lini di Pertamina EP harus melakukan percepatan dan terobosan dengan melakukan transformasi.

The management and employees of Pertamina EP recognize that many challenges must be faced and find a solution, in order to meet the target. We agree that this is not possible with the normal business approach. This means that all lines of Pertamina EP should accelerate and make breakthrough by implementing transformation.

Transformasi perubahan organisasi Pertamina EP, dilaksanakan dengan restrukturisasi area operasi pada wilayah kerja yang semula terdiri dari tiga Region yakni Region Sumatera, Region Jawa, Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) telah direstrukturisasi menjadi lima Asset. Kelima Asset tersebut adalah Asset 1 Sumatera Bagian Utara, Asset 2 Sumatera Bagian Selatan, Asset 3 Jawa Bagian Barat, Asset 4 Jawa Bagian Tengah, Asset 5 Kawasan Timur Indonesia.

Transformation of Pertamina EP’s organization was implemented through restructuring operating areas at working areas that initially consisted of three regions namely Sumatra Region, Java Region, Eastern Indonesia Region (EIR), which have been restructured into five Assets. The five Assets are Asset 1 of Northern Sumatra, Asset 2 of South Sumatra, Asset 3 of Western Java, Asset 4 of Central Java, Asset 5 of Eastern Indonesia Region.

Pencapaian signifikan sepanjang tahun 2013 adalah produksi minyak sebesar 120.588 BOPD dan produksi gas mencapai 1.031 MMSCFD. Kami bersyukur, bahwa di tengah penurunan alamiah produksi minyak dan gas serta kendala operasi yang dihadapi, Pertamina EP tetap mendapat dukungan pemegang saham dan pemangku kepentingan sehingga mampu mengejar target produksi yang telah ditetapkan.

Significant achievements in 2013 were oil production of 121,524 BOPD and gas production that reached 1.031 MMSCFD. We are thankful that amidst the natural decline in oil and gas production and operating hurdles, Pertamina EP still have the support from shareholders and stakeholders to be able to pursue the production target that has been set.

Pencapaian lain adalah penemuan potensi minyak sebesar 3.104 BOPD dan 11 MMSCFD di struktur Jati Asri, serta meresmikan pembangunan Proyek Pengembangan Gas Jawa (Jawa Gas Development Project).

Other significant achievements were the discovery of oil potential of 3,104 BOPD and 11 MMSCFD of gas at Jati Asri structure, as well as commissioned the construction of Java Gas Development Project. In financial aspect, Pertamina EP’s audited EBITDA in 2013 managed to reach USD3,477 million or 96% of target at USD3,593 million.

Akhir kata, atas nama Direksi, manajemen dan seluruh pekerja Pertamina EP, perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pemegang saham, pemangku kepentingan, serta mitra kerja atas dukungan yang diberikan sehingga Pertamina EP dapat mengejar kinerja yang telah ditargetkan pada tahun 2013.

Finally, on behalf of the Board of Directors, management and all employees of Pertamina EP, please allow us to express our highest gratitude and appreciation to shareholders, stakeholders, and partners on the support given to Pertamina EP to pursue performance target that has been set in 2013.

Kami tetap berharap, dukungan yang diberikan akan terus berkelanjutan hingga Pertamina EP bisa menjalani tahapan demi tahapan perjalanan transformasi menuju perusahaan kelas dunia, sekaligus mendukung PT Pertamina (Persero) menjadi Asia Energy Champion 2025.

We still hope, the support will continue until Pertamina EP is able to undergo stages of transformation towards a World Class Company, thus supporting PT Pertamina (Persero) to become Asia Energy Champion 2025.

Wassalamualaikum wr wb

Wassalamualaikum wr wb

Jakarta, Januari 2014 Presiden Direktur

Jakarta, January 2014 President Director

Adriansyah

Adriansyah


63

LUKITANINGSIH

BAGUS SUDARYANTO

SYAMSU ALAM

ADRIANSYAH

Direktur Keuangan & Pendukung Bisnis Finance & Business Support Director

Direktur Operasi Operations Director

Presiden Direktur President Director


Sampai dengan 01 Februari 2013 Until Februari 01 2013

Sampai dengan 20 November 2013 Until November 20 2013

Menjabat sejak 20 November 2013 Appointed since November 20 2013


64


SATOTO AGUSTONO

DODDY PRIAMBODO

BENI JAFILIUS IBRADI AD

Direktur Pengembangan Development Director

Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Exploration & New Discovery Project Director

Direktur Produksi dan Operasi Production & Operation Director

Sebelumnya menjabat Direktur Operasi & Produksi pada 05 Maret 2013 s/d 20 September 2013 Previously appointed as Operation & Production Director on March 05 2013 until September 20 2013

Sebelumnya menjabat Direktur Pengembangan pada 04 April 2013 s/d 20 September 2013 Previously appointed as Development Director on April 04 2013 until September 20 2013


65

LAPORAN DIREKSI

Board of Directors Report


Di PT Pertamina EP (PEP), visi kami adalah menjadi “perusahaan kelas dunia”. Bagi Pertamina EP, tahun 2013 merupakan tahun transformasi untuk menyesuaikan kinerja dengan perubahan di perekonomian Indonesia dan di lingkungan perusahaan. Diiringi dengan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, upaya Pertamina EP menuju pada pertumbuhan berkelanjutan melalui manusia dan teknologi telah memperoleh laba yang signifikan. Hingga akhir tahun 2013 perusahaan telah mencatatkan perolehan laba bersih sebesar USD1.989 juta atau meningkat 2,2% dibandingkan dengan periode tahun 2012. Perolehan laba bersih ini sebagian besar dipengaruhi oleh efisiensi biaya operasi.

At PT Pertamina EP (PEP), our vision is to become a “World Class Company”. For Pertamina EP, 2013 was a year of transformation to adjust our performance with the changes in the Indonesian economy and within the company’s environment. With the implementation of good corporate governance, Pertamina EP’s efforts towards the sustainable growth through people and technology has gained significant income. By the end of 2013, the Company had posted a net profit of USD1,989 million or 2.2% increase compared to the period in 2012. The net profit was largely affected by operating cost efficiency.

KONDISI PEREKONOMIAN DAN MINYAK GAS BUMI INDONESIA 2013 Sektor minyak dan gas bumi (migas) merupakan sektor strategis dalam mendukung perekonomian serta ketahanan energi nasional. Sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero), kinerja Perusahaan secara langsung mempengaruhi pencapaian target produksi maupun lifting minyak mentah dan gas bumi yang sudah ditetapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kepada setiap Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).

Indonesian economic and oil gas conditions 2013 Oil and gas is a strategic sector in supporting the national economy and energy security. As part of PT Pertamina (Persero), the Company’s performance directly affects the production target and the lifting of crude oil and natural gas that has been set by Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business (SKK Migas) to every Production Sharing Contract (PSC) contractors.

Adalah kenyataan bahwa upaya peningkatan produksi migas Pertamina EP, dihadapkan pada kendala berupa penurunan alamiah cadangan migas. Ini terjadi karena sumur-sumur yang dimiliki Perusahaan terbilang tua, sehingga secara alami produksi migas mengalami penurunan rata-rata 18 persen per tahun.

It is a fact that Pertamina EP’s efforts to increase oil and gas production are faced with obstacles in the form of gas reserves natural decline. This occurs because the wells owned by the Company are fairly old that the oil and gas production has naturally declined at an average of 18 percent per year .

Sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero) yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN), Pertamina EP dituntut untuk memberikan kontribusi pada pemenuhan ketersediaan pasokan migas melalui realisasi target produksi maupun lifting yang sudah ditetapkan SKK Migas, demi terjaganya ketahanan energi nasional. Karenanya meski dihadapkan pada berbagai kendala dan tantangan, Perusahaan tetap berupaya untuk mencapai target produksi maupun lifting migas yang sudah ditetapkan SKK Migas.

As part of PT Pertamina (Persero), which is a state-owned enterprise (SOE), Pertamina EP is required to contribute to oil and gas supply through the realization of oil and gas production and lifting targets that have been set by SKK Migas, in order to maintain national energy security. Therefore, although faced with many obstacles and challenges, the Company continues the efforts to achieve oil and gas production and lifting targets as established by SKK Migas.

Sampai dengan akhir tahun 2013, volume produksi maupun lifting migas Pertamina EP tetap memberikan kontribusi terbesar pada volume produksi maupun lifting migas nasional.

As of the end of 2013, the volume of Pertamina EP’s oil and gas production and lifting remains the largest contribution to the national oil and gas production and lifting volume.

REALISASI PRODUKSI MINYAK & GAS NASIONAL Nasional oil & gas production realization

66

REALISASI PRODUKSI Production realization

2011

2012

Minyak (Ribu barel) Oil (thousand barrels)

289,899

279,412

Gas (Ribu MMSCF) Gas (thousand MMSCF)

3.256

3.174


Sumber Source: Kementerian ESDM dan SKK Migas Energy & Mineral Resources Ministry and SKK Migas

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Gambaran tentang prospek usaha Overview on business prospect

PROSPEK USAHA

BUSINESS PROSPECTS

Kebutuhan migas secara nasional diprediksi akan terus memperlihatkan pertumbuhan. Setiap tahun permintaan migas mengalami peningkatan signifikan, seiring bertumbuhnya perekonomian Indoneisa. National oil and gas demand is expected to continue to show growth. Every year the demand for oil and gas has increased significantly, along with Indonesia’s growing economy. Kondisi ini tentu saja menciptakan potensi pasar bagi optimalisasi perolehan pendapatan Perusahaan pada tahun-tahun mendatang. Terlebih harga jual migas di pasar nasional diyakini tidak akan mengalami fluktuasi, mengingat harga jual migas internasional relatif stabil karena tingginya permintaan.

This condition has created a potential market for the optimization of the Company’s revenues in the coming years. Moreover, the selling prices of oil and gas in the national market are believed not to fluctuate, given the international oil and gas selling prices are relatively stable due to high demand.

Tahun 2014 menjadi tahun menentukan bagi Pertamina EP untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia. Berbagai kendala maupun tantangan akan terus dihadapi, terutama di antaranya fasilitas produksi yang sudah tua, infrastruktur kurang memadai, lahan produksi yang sebagian besar sudah mature/depleted, serta banyaknya struktur maupun sumur idle.

The year 2014 is a defining year for Pertamina EP to realize the vision of becoming a World Class Company. Various obstacles and challenges will continue to be faced, especially old production facilities, inadequate infrastructure, production sites that mostly have been mature/depleted, and the large numbers of structures and idle wells.

Tantangan lain dari sisi regulasi adalah implikasi UU No. 22 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, karena masih belum ada petunjuk teknis untuk kegiatan migas. Selain itu juga berbagai retribusi pajak dan peraturan daerah baru yang bermunculan akibat otonomi daerah (UU No. 25 Tahun 1999) yang menambah birokrasi, tumpang tindih lahan, serta regulasi lingkungan yang makin ketat dengan pemberlakuan UU No.32 Tahun 2009.

Another challenge in the regulatory aspect is implications of the Law No. 22 of 2012 on Land Procurement for Development in Public Interest, because there is still no technical guidelines for oil and gas operations. In addition, various taxes and levies as well as new regional regulations emerged as a result of regional autonomy (Law No. 25 of 1999) which adds to more bureaucracy, overlapping land, as well as increasingly stringent environmental regulations with the enactment of Law No. 32 of 2009.

Namun dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas, seluruh jajaran manajemen dan pekerja Pertamina EP senantiasa berupaya untuk mengatasi kendala maupun tantangan tersebut. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi melalui penerapan Enhanced Oil Recovery/Improved Oil Recovery (EOR/IOR) yang lebih masif, serta pemanfaatan teknologi muktahir dalam geoscience, artficial lift, EOR & processing untuk peningkatan produksi dan cadangan. Berbagai upaya peningkatan kompetensi pekerja ikut dilaksanakan melalui pelatihan dan juga transfer pengetahuan (knowledge sharing) yang berkaitan dengan proses maupun teknologi paling muktahir dalam kegiatan operasi hulu minyak dan gas.

But with hard work, intelligence, and sincerity, the entire management and employees of Pertamina EP always strive to overcome the obstacles and challenges. We will continue to strive for production increase through more massive application of Enhanced Oil Recovery/Improved Oil Recovery (EOR/IOR), and the use of advanced technologies in geoscience, artficial lift, EOR & processing for increased production and reserves. Various efforts to enhance employee competencies are also carried out through training and knowledge sharing on process and the latest technology in the upstream oil and gas operations.


67

LAPORAN DIREKSI Board of Directors Report

KEBIJAKAN STRATEGIS 2013 STRATEGIC POLICIES 2013


Atas pertimbangan kondisi masa depan, Pertamina EP berupaya meningkatkan produksi maupun lifting migas. Perusahaan telah memulai langkah-langkah strategis sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan migas nasional. Kebijakan strategis yang dilakukan selama tahun 2013 adalah:

Upon consideration of future conditions, Pertamina EP strives to increase oil and gas production and lifting. The Company has initiated strategic moves in response to the growing national demands for oil and gas. The strategic policies conducted during 2013 are:

• Melakukan restrukturisasi organisasi operasi yang semula terdiri dari tiga Region: Sumatra, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia, menjadi lima Asset.

• Conducting operational organization restructuring which was originally consisted of three Regions: Sumatra, Java and Eastern Indonesia, into five Assets.

• Mengelola kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas pada wilayah kerja yang ada (existing) dengan cara operational excellence, penerapan HSE excellence dan penerapan pengelolaan manajemen risiko terintegrasi.

• Managing oil and gas exploration and exploitation at existing working areas through operational excellence, HSE excellence and integrated risk management implementation.

• Pengelolaan yang lebih efektif dan efisien terhadap kerjasama kemitraan: TAC dan KSO.

• More effective and efficient management of TAC and KSO partnerships.

• Melakukan pembuktikan konsep (play) baru eksplorasi yatu konsep stratigraphic play di Area Melandong Jawa Barat.

• Proof of new play concept, namely stratigraphic play concept, at Melandong Area of West Java.

• Mempercepat siklus temuan eksplorasi ke tahap produksi dibuktikan dengan On Stream POP (Put on Production) Benggala (BGL)-1 di Sumatra Utara yang dicapai dalam waktu 10 bulan sejak release.

• Accelerating the exploration discovery cycle stage to proven production through On Stream POP (Put on Production) of Benggala (BGL)-1 in North Sumatra, which was achieved within 10 months since the release.

• Mempercepat siklus usaha dengan exploration campaign untuk perluasan resources base dan peningkatan reserve replacement ratio melalui Proyek Area Fokus Eksplorasi (PAFE) serta penemuan new play concept exploration.

• Accelerating business cycle with exploration campaign for the expansion of the resources base and increase reserve replacement ratio through Exploration Focused Area Project (PAFE) as well as the discovery of new play concept exploration.

• Meningkatkan laba dengan peningkatan volume produksi migas dan penurunan biaya produksi.

68

• Increasing profits by increasing oil and gas production volume and production costs decrease.

• Mengembangkan dan melaksanakan komersialitas produksi migas pada proyek¬proyek tahap awal yaitu: Pengembangan Gas Jawa Timur, Pengembangan Gas Matindok, Pengembangan Pondok Makmur.

• Developing and implementing commerciality of oil and gas production in the early stages of projects namely: East Java Gas Development, Matindok Gas Development, Pondok Makmur Development.

• Mengembangkan dan memproduksikan migas pada proyek-proyek ke tahap berikutnya yaitu Pengembangan Tiung Biru dan Penerapan EOR full cycle.

• Developing and producing oil and gas of projects to the next stage, namely Tiung Biru Development and Application of full cycle EOR.



Pun halnya dalam penerapan keselamatan kerja, senantiasa menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan. Adalah hal menggembirakan bahwa pada selama tahun 2013 tidak terjadi peristiwa kecelakaan kerja yang bersifat fatal yang menimpa pekerja Pertamina EP.

The occupational safety application is also continues to be a top priority that must be considered. It is encouraging that in 2013 there were no Pertamina EP’s employees involved in fatal work accidents.

Dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial, Pertamina EP telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan. Dengan meningkatnya kesejahteraan, maka masyarakat akan memberikan dukungan bagi segala bentuk kegiatan Pertamina EP di lapangan.

In social responsibility fulfillment, Pertamina EP has implemented corporate social responsibility (CSR) program which aims to improve the welfare of the community in the vicinity of Company’s operations. With improved welfare, the community will support all forms of activities conducted by Pertamina EP at the sites

10%

Peningkatan Produksi Rencana Jangka Panjang Perusahaan Production increase of Long Term Corporate Plan

Kami telah merumuskan inisiatif strategis dalam mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), berupa peningkatan produksi sebesar 10 persen. Upaya inisiatif strategis dimulai sejak tahun 2006, dan secara berkesinambungan akan terus dilaksanakan hingga tahun 2035.

We have formulated strategic initiatives in achieving the targets set out in the Long Term Corporate Plan (RJPP), in the form of production increase by 10 percent. The strategic initiative efforts began in 2006, and will continually to be implemented until 2035.


69


KINERJA BISNIS PERTAMINA EP DI TAHUN 2013 Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak disektor hulu, Pertamina EP menyadari bahwa tantangan utama dalam menjaga keberlanjutan terletak pada keberhasilan perusahaan menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Dengan demikian, Pertamina EP telah menentukan target jangka panjang yang mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terus berkembang dan senantiasa tetap memperhatikan aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja.

PERTAMINA EP BUSINESS PERFORMANCE IN 2013 As a subsidiary company of PT Pertamina (Persero) which is engaged in upstream sector, Pertamina EP is aware of a major challenge in maintaining sustainability lies in the company’s success in discovering oil and gas reserves. Thus, Pertamina EP has set long-term targets that support the growing exploration and exploitation activities while continuing to pay attention to environment, occupational safety and health aspects.

REALISASI RENCANA JANGKA PANJANG DITAHUN 2013 Realization of long-term plan in 2013 LAPORAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Board of Commissioner’ Report and Board of Directors’ Report

RENCANA JANGKA PANJANG PERTAMINA EP Pertamina EP long-term plan

PEMENUHAN RKAP 2013 Fulfillment of Corporate Work Plan & Budget 2013

1. Survei eksplorasi (3D) Exploration survey (3D)

100%

2. Studi G&G G&G Study

100%

3. Pemboran Drilling

54%

4. Produksi Minyak Oil Production

91%

5. Produksi Gas Gas Production

89%

6. Penemuan cadangan eksplorasi (2C- Inplace)

70%

Discovery of exploration reserves (2C-Inplace) 7. Penemuan cadangan eksplorasi (2C- RR)

61%

Discovery of exploration reserves (2C-RR)

Di tahun 2013, kegiatan eksplorasi berhasil menemukan cadangan baru dari dari 15 sumur. Besarnya realisasi tambahan cadangan (2C RR) Pertamina EP adalah 66 MMBO dan 550 BCFG atau setara 161 MMBOE yang mencapai 61% dari target RKAP atau 114% dari target revisi. Penemuan tambahan cadangan didukung oleh pencapaian kegiatan survei, studi dan pengeboran yang memenuhi target. Selain itu, terbuktinya konsep baru eksplorasi yaitu konsep stratigrafi (stratigraphic play) pada pemboran JAS-1. Dengan terbuktinya konsep baru tersebut maka peluang untuk mencari tambahan cadangan migas semakin besar. Pencapaian eksplorasi dan kegiatan pengeboran ikut mendukung kegiatan eksploitasi sehingga berhasil memproduksi gas sebesar 1,031 MMSCFD yang mencapai 89% dari target RKAP. Sementara produksi minyak mencapai 120.588 BPOD dan mengalami penurunan 5,2% dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Kendala atau tantangan utama penurunan produksi minyak tersebut dipengaruhi oleh penurunan alamiah sebesar 18%.

70


In 2013, exploration activities managed to discover new reserves from 15 wells. The amount of Pertamina EP’s realized additional reserves (RR 2C) was 66 MMBO and 550 BCFG or equivalent 161 MMBOE, which reached 61% of the target in Corporate Work Plan & Budget or 114% of the revised target. The discovery of additional reserves was supported by achievement of survey, study and drilling activities that meet the target. In addition, the new exploration concept, stratigraphic play, was also proven at JAS-1 drilling. With the proven new concept, there will be greater opportunities to find oil and gas additional reserves. Achievement of exploration and drilling activities contributed to exploitation activities that were able to produce 1,031 MMSCFD of gas, which was 89% of the target in Corporate Work Plan & Budget. While oil production reached 120,588 BPOD and decreased by 5.2% compared to the previous year’s production. The main obstacle or challenge of oil production decline was affected by 18% natural decline.


89%

Realisasi RKAP produksi gas Gas production realization of Corporate Work Plan and Budget Sementara inisiatif kami dalam mengelola dampak lingkungan telah memperoleh apresiasi PROPER Hijau untuk 19 field. Sementara inistiaf pemanfaatan air kembali dilakukan melalui injeksi sumur dengan jumlah air mencapai 100% konsumsi air kegiatan pemboran. Seluruh unit operasi PT Pertamina EP telah mengimplementasikan zero discharge dimana mayoritas air terproduksi tersebut diinjeksikan kembali sebagai Pressure Maintenance dan Enhanced Oil Recovery (EOR). Kehadiran perusahaan melalui penerapan injeksi sumur berbahan karbon, pemanfaatan energi alternatif dan penanaman pohon, ikut mendukung pengurangan emisi karbon, senilai 518,626 ton GHGCO2 eq. [G4-EN19]

Our initiative in managing the environmental impacts have received appreciation of Green PROPER for 19 fields. Meanwhile, we conducted initiative to reuse water through well injection with the amount of water reaching 100% of operations water consumption. All operating units of PT Pertamina EP have implemented Zero Discharge in which the majority of produced water was reinjected as Pressure Maintenance and Enhanced Oil Recovery (EOR). The Company’s presence through the application of carboninjection wells, the use of alternative energy and tree planting, contributed to the carbon emissions reduction of 518,626 tons GhGCO2 eq. [G4-EN19]

Dengan tetap mempertahankan komitmen dalam mencapai target produksi dan menghadapi perubahan yang ada, Pertamina EP melakukan restrukturisasi pada unit bisnis dan menetapkan beberapa kebijakan untuk menunjang pencapaian target 2014.

While maintaining commitment to achieve production target and facing the current changes, Pertamina EP conducted restructuring at business units and establishing several policies to support 2014 target achievements.

KEBIJAKAN UNTUK MENUNJANG PENCAPAIAN TARGET 2014

Policies to support target achievement in 2014

• Penyediaan fasilitas baru yang handal, aman, ramah lingkungan dan ekonomis di field existing dan field baru yang sesuai dengan standar industri perminyakan dan gas kelas dunia.

• Provision of new facilities that are reliable, safe, environmentally friendly and economical at existing fields and new fields in accordance with world standards of oil and gas industry.

• Pengelolaan sistem pemeliharaan dan improvement fasilitas existing sehingga mempunyai tingkat keandalan (reliability) dan ketersediaan (availability) operasi yang tinggi.

• Management of maintenance system and improvement of existing facilities that have high level of operational reliability and availability.

• Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan fasilitas existing sehingga mempunyai tingkat pemakaian (utilisasi) yang cukup tinggi.

• Optimizing the use and utilization of the existing facilities to reach high level of utilization.

• Peningkatan kompetensi dan keahlian tenaga kerja melalui pelatihan dan sertifikasi yang memenuhi standar industri perminyakan dan gas kelas dunia.

• Improvement of employee competence and skills through training and certification that meet the oil and gas industry world standards.


71



TATA KELOLA PERUSAHAAN Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di Pertamina EP dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan pemahaman secara mendalam dengan menyusun dasar etika kerja dan bisnis yang disesuaikan dengan visi perusahaan. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di Pertamina EP berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta penerapan praktik-praktik terbaik Good Corporate Governance (GCG), Code of Corporate Governance (CoCG), maupun acuan lain yang disusun oleh lembaga tersendiri seperti KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance).

CORPORATE GOVERNANCE Good Corporate Governance (GCG) at Pertamina EP is implemented in stages, starting with in-depth understanding by formulating basis of work and business ethics adapted to the Company’s vision. The policy formulation process and implementation of GCG principles at Pertamina EP refers to the existing rules and regulations as well as the application of Good Corporate Governance (GCG) best practices, the Code of Corporate Governance (CoCG), and other references issued by separate agencies such as the KNKG (National Committee on Governance).

Tahapan penerapan GCG selanjutnya yaitu konsolidasi manusia dan sistem, yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana tata kelola dan sosialisasi internal. Selanjutnya tanpa akhir, perbaikan terus menerus dilakukan untuk peningkatan awareness terhadap GCG, pengembangan GCG berdasarkan prinsip-prinsip GCG meliputi pengendalian internal, whistleblowing system dan GCG assessment.

The next stage of GCG implementation is consolidation of people and system, which includes governance facilities and infrastructure development as well as internal dissemination. Further, continuous improvements made to raise GCG awareness, GCG development based on GCG principles including the internal control, whistleblowing system and GCG assessment.

Saat ini Perusahaan berada pada tahap ketiga dan terus berupaya untuk mewujudkan target penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik yaitu diperolehnya hasil excellence dari hasil penilaian GCG, yang menyatakan suatu kondisi dimana GCG dilaksanakan secara konsisten di seluruh operasi perusahaan. Berdasarkan penilaian yang telah ditentukan oleh lembaga penilai independen, saat ini perusahaan memperoleh kategori “Baik”.

The Company is currently on its third stage and continues to work to realize the target of good corporate governance implementation, which is to achieve excellence result from GCG assessment, stating a condition where the GCG is implemented consistently in the company’s entire operations. Based on the assessment that has been determined by an independent assessment body, the company at present received a “Good” category.

PENINGKATAN TATA KELOLA PERUSAHAAN DITAHUN 2013 1. Melengkapi dan menyempurnakan Standar Tata Kerja (STK), khususnya untuk proses bisnis baru PT Pertamina EP. 2. Melakukan review dan revisi atas Audit Charter. 3. Menyusun board manual untuk disesuaikan dengan Perubahan Organisasi Baru PT Pertamina EP (RPTK) tahun 2013. 4. Peningkatan materi GCG Compliance Online.

72


Improvement of corporate governance in 2013 1. Completing and refining Standard Working Procedures (STK), especially for PT Pertamina EP’s new business process 2. Reviewing and revising the Audit Charter 3. Preparing board manual to be adjusted with the New Organizational Change of PT Pertamina EP’s 2013 Manpower Utilization Plan (RPTK). 4. Improvement of GCG Compliance Online material

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Penerapan Tata kelola Perusahaan Corporate governance implementation • Perubahan Komposisi Direksi dan alasan perubahannya Change in Board of Directors’ membership composition and its reasons

PERUBAHAN KOMPOSISI ANGGOTA DIREKSI Terhitung sejak 20 November 2013, Pemegang saham mengangkat Adriansyah sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP. Pemegang saham memberhentikan dengan hormat Syamsu Alam dari jabatan sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP, karena telah ditetapkan dalam tugas baru sebagai Senior Vice President (SVP) Exploration Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero). Selanjutnya, Pemegang saham menetapkan pejabat definitif Adriansyah sebagai Presiden Direktur Pertamina EP terhitung sejak 30 Desember 2013.

Board of Directors composition changes As of November 20, 2013, Shareholders appointed Adriansyah as President Director of PT Pertamina EP. The shareholders respectfully terminated Syamsu Alam from office as PT Pertamina EP’s President Director, due to his new assignment as Exploration Senior Vice President (SVP) of Upstream Directorate at PT Pertamina (Persero). Shareholders subsequently appointed definitive officer Adriansyah as President Director of Pertamina EP as of December 30, 2013.

Terhitung sejak 1 Februari 2013, Pemegang saham menghentikan dengan hormat Bagus Sudaryanto sebagai Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, karena telah ditetapkan dalam tugas baru sebagai Senior Vice President Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero). Pemegang saham menetapkan pejabat definitif, Beni Jafilius Ibradi AD sebagai Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina EP dan Satoto Agustono sebagai Direktur Pengembangan PT Pertamina EP terhitung sejak 30 Oktober 2013. Direktur Pengembangan merupakan jabatan Direktur baru sesuai dengan RPTK Pertamina EP Tahun 2013. Informasi perubahan komposisi Direksi selengkapnya dapat dilihat dalam pembahasan pelaksanaan RUPS sirkuler.

As of February 1, 2013, Shareholders respectfully terminated Bagus Sudaryanto as Operations and Production Director of Pertamina EP, due to his new assignment as Senior Vice President of Upstream Directorate at PT Pertamina (Persero). Shareholders appointed definitive officer, Beni Jafilius Ibradi AD, as Operations and Production Director of PT Pertamina EP and Satoto Agustono as Development Director of PT Pertamina EP, as of October 30, 2013. Development Director is a new position of Director in accordance with Pertamina EP’s 2013 RPTK. Information on changes in the Board of Directors’ composition can be viewed in the topic of circular GMS implementation.

KOMPOSISI DIREKSI SEBELUM PERUBAHAN (1 FEBRUARI 2013) BOD Composition prior to changes (February 1, 2013)

KOMPOSISI DIREKSI, AKHIR DESEMBER 2013 [G4-34] BOD Composition, end of December 2013

ANGGOTA DIREKSI BOD Member

JABATAN Position


JABATAN Position

Syamsu Alam


Adriansyah


Doddy Priambodo

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan

Doddy Priambodo

Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Exploration and New Reserve Discovery Project Director

Exploration and Development Director Bagus Sudaryanto

Direktur Operasi Operation Director

Lukitaningsih

Direktur Keuangan Finance Director

Beni Jafilius Ibradi AD

Direktur Produksi dan Operasi Production and Operation Director

Satoto Agustono


Lukitaningsih



73

PROFIL DIREKSI

Board of Directors’ Profile ADRIANSYAH Presiden Direktur President Director Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1988 dan Mendapat mandat sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP pada 20 November 2013.

He started his career at PT Pertamina (Persero) in 1988 and has been mandated as President Director of PT Pertamina EP on November 20, 2013.

Adriansyah aktif terlibat dalam kegiatan asosiasi IAGI, dan HAGI.

Adriansyah is actively involved in the association activities of IAGI and HAGI.

Pada tahun 2011 menjadi SVP. Upstream Business Development, dan bulan Mei 2013 beliau bergabung dengan Pertamina Geothermal Energy sebagai Direktur Utama.

In 2011 he was appointed SVP of Upstream Business Development, and in May 2013 he joined Pertamina Geothermal Energy as President Director

SYAMSU ALAM Presiden Direktur President Director LAPORAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Board of Commissioner’ Report and Board of Directors’ Report

Mengawali karir di PT Pertamina EP tahun 2008. Mendapat mandat sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP sejak 26 April 2011.

He started his career at PT Pertamina EP in 2008. He was mandated as President Director of Pertamina EP since April 26, 2011.

Memperoleh gelar Doktor di Texas A&M University, Amerika Serikat (2001). Syamsu Alam aktif terlibat dalam kegiatan asosiasi IAGI, HAGI, serta American Association of Petroleum Geologists (AAPG).

Earned his Doctorate degree from Texas A&M University, US (2001). Syamsu Alam is actively involved in association activities of IAGI, HAGI and American Association of Petroleum Geologists (AAPG).

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di tahun 2008 menjabat sebagai Direktur Eksplorasi dan Pengembangan.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Previously in 2008, he served as Exploration and Development Director.

DODDY PRIAMBODO Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Exploration and New Reserve Discovery Project Director Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2005 Menjabat sebagai Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru sejak tanggal 10 Mei 2011

He started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2005. Serving as Exploration and New Reserve Discovery Project Director since May 10, 2011.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi di Universitas Gajah Mada (1988) dan meraih gelar Master Geologi (2003) di Institut Teknologi Bandung.

Earned a Bachelor of Geological Engineering from Gajah Mada University (1988) and Master of Geology from Bandung Institute of Technology (2003).

Sebelumnya menjabat sebagai Vice President Area Asia & South America di PT Pertamina Hulu Energi.

Previously, he served as Vice President of Asia & South America Area at PT Pertamina Hulu Energi.

BENI JAFILIUS IBRADI AD Direktur Produksi dan Operasi Production and Operation Director

74

Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2005 Menjabat sebagai Direktur Produksi dan Operasi sejak September 2013.

He started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2005 as Production and Operation Director since September 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1988.

Earned a Bachelor of Mine Engineering from Bandung Institute of Technology in 1988.

Sebelumnya menjabat Vice President Drilling PT Pertamina EP di tahun 2008 dan diangkat sebagai Development Director pada April 2013.

Previously, he served as Vice President of Drilling at PT Pertamina EP in 2008 and was appointed Development Director in April 2013.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Profil Direksi Board of Directors’ Profile

SATOTO AGUSTONO Direktur Pengembangan Development Director Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2005 Menjabat sebagai Direktur Pengembangan sejak September 2013 .

He started his career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2005. Serving as Development Director since September 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Trisakti Jakarta (1988) dan Magister Manajemen Universitas DR. Soetomo Surabaya (2003).

Earned a Bachelor of Mechanical Engineering from Trisakti University, Jakarta, in 1988 and Master of Management from DR. Soetomo University, Surabaya (2003).

Sebelumnya pada Februari 2009 dilantik sebagai General Manager UBEP Sangasanga & Tarakan PT Pertamina EP. Pada Maret 2011 dilantik sebagai General Manager Region KTI (sekarang Asset 5).

Previously, he was appointed General Manager of UBEP Sangasanga & Tarakan at PT Pertamina EP. In March 2011, he was inaugurated as General Manager of EIR (now Asset 5).

LUKITANINGSIH Direktur Keuangan Finance Director Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1983 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2008. Menjabat sebagai Direktur Keuangan pada 23 Februari 2012.

She started her career at PT Pertamina (Persero) in 1983 and joined PT Pertamina EP in 2008. Serving as Finance Director since February 23, 2011.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Gajah Mada (1983) dan Magister Manajemen di bidang Ekonomi dari Universitas Gajah Mada (1998).

Earned a Bachelor of Accounting from Gajah Mada University (1983) and Master of Management from Gajah Mada University (1998).

Sebelumnya pada tahun 2003, ditugaskan di Direktorat Keuangan Pertamina sebagai Manajer Pengadaan Valas dan Hutang Jangka Panjang.

Previously in 2003, she was assigned at Finance Directorate of Pertamina as Foreign Exchange Procurement and Long term Debt.

BAGUS SUDARYANTO Direktur Operasi Operational Director Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1986 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2008. Menjabat sebagai Direktur Operasi sejak 29 September 2011.

Started his career at PT Pertamina (Persero) in 1986 and joined PT Pertamina EP in 2008.  Serving as Operation Director since September 29, 2011.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan ITB Bandung (1985), Magister Teknik Perminyakan ITB Bandung (1993), dan Doktor Teknik Perminyakan di California (1998).

Earned a Bachelor of Petroleum Engineering at ITB, Bandung (1985) and Doctor of Petroleum Engineering in California (1998).

Sebelumnya pada Agustus 2008 dilantik sebagai Direktur Operasi, dan selanjutnya ditugaskan sebagai Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Subsidiary Management di PT Pertamina (Persero) dan Staf Ahli Direktur Hulu PT Pertamina (Persero).

Previously, he was appointed as Operation Director in August 2008, and later as Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Subsidiary Management at PT Pertamina (Persero) and as Expert Staff for Upstream Director of PT Pertamina (Persero).


75

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN TERINTEGRASI 2013 [G4-48]

Statement of Responsibility for 2013 Integrated Annual Report

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan Terintegrasi PT Pertamina EP tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

We, the undersigned below acknowledge regarding all information contained in 2013 Integrated Annual Report of PT Pertamina EP is completely correct and take a full responsibility of the validity of this Annual Report. This statement is made truthfully.

Jakarta, 07 Februari 2014


DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

MUHAMAD HUSEN

MOHAMAD AFDAL BAHAUDIN

ACHMAD LUTHFI



Komisaris Independen Independent Commissioner Sampai dengan 08 Mei 2013 Until May 08 2013

76

MULYANI WAHYONO

SUSILO SISWOUTOMO

GDE PRADNYANA





Sampai dengan 18 Oktober 2013 Until October 18 2013

Sejak 13 Mei 2013 s/d 18 Oktober 2013 Appointed since May 13 2013 until October 18 2013


DIREKSI DIRECTORS

SYAMSU ALAM

ADRIANSYAH



Sampai dengan 20 November 2013 Until November 20 2013

Menjabat sejak 20 November 2013 Appointed since November 20 2013

BAGUS SUDARYANTO

DODDY PRIAMBODO



Sampai dengan 01 Februari 2013 Until Februari 01 2013

BENI JAFILIUS IBRADI AD

SATOTO AGUSTONO

LUKITANINGSIH




Sebelumnya menjabat Direktur Pengembangan pada 04 April 2013 s/d 20 September 2013 Previously appointed as Development Director on April 04 2013 until September 20 2013

Sebelumnya menjabat Direktur Operasi & Produksi pada 05 Maret 2013 s/d 20 September 2013 Previously appointed as Operation & Production Director on March 05 2013 until September 20 2013


77

ANALISIS DANPEMBAHASAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAJEMEN Management Discussion & Analysis Analisis dan Pembahasan Manajemen

ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion and Analysis

78


“DI TAHUN 2013, PERTAMINA EP BERHASIL MENEMUKAN CADANGAN BARU SEBESAR 114% DARI TARGET REVISI YANG DIDUKUNG DENGAN KONSEP EKSPLORASI BARU. KONSEP EKSPLORASI INI MENJADIKAN PELUANG UNTUK MENCARI TAMBAHAN CADANGAN MIGAS SEMAKIN BESAR.” “IN 2013, PERTAMINA EP SUCCESSFULLY DISCOVERED RESERVES OF 114% OF REVISED TARGET SUPPORTED BY NEW EXPLORATION CONCEPT. THE EXPLORATION CONCEPT CREATES GREATER OPPORTUNITIES TO DISCOVER ADDITIONAL OIL AND GAS RESERVES.”


79

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan jenis industri Operational review per operational segment based on type of industry

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion & Analysis

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu, Perusahaan melaksanakan pengelolaan kegiatan industri hulu di bidang minyak dan gas bumi, Pertamina EP membagi tiga segmen usaha pokok, yaitu: • Kegiatan ekploitasi terbagi menjadi segmen minyak dan segmen gas bumi (coal bed methane dan shale gas). • Kegiatan ekplorasi dan pengembangan untuk mendapatkan cadangan baru dan menunjang produksi. • Kegiatan komersialitas yang kemudian dibahas dalam tinjauan keuangan.

161 MMBOE ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion & Analysis

Realisasi temuan cadangan (2p) RR Realized (2p) RR reserves

298.5 MBOEPD

Produksi setara minyak Oil equivalent production

80


OPERATIONAL REVIEW PER BUSINESS SEGMENT As a subsidiary of PT Pertamina (Persero) engaged in the upstream sector, the Company carries out upstream industry operations in oil and gas sector, Pertamina EP is divided into three main business segments, namely: • Exploitation, consists of oil and natural gas segments. • Exploration and development to find new reserves and support production. • Commerciality, which is to be described later in financial review.

SEGMEN MINYAK & TARGET PRODUKSI 2014 Minyak mentah yang diproduksi Pertamina EP dihasilkan dari field yang dioperasikan sendiri maupun secara kemitraan, dan dijual untuk memenuhi kebutuhan kilang domestik PT Pertamina (Persero). Selanjutnya melalui proses di kilang tersebut, minyak mentah diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM). Realisasi produksi minyak mentah pada tahun 2013 mencapai 121 MBOPD.

OIL SEGMENT & 2014 PRODUCTION TARGET Pertamina EP’s crude oil is produced from fields of own operation as well as partnership, and sold to meet the needs of domestic refineries belonging to PT Pertamina (Persero). Furthermore, through the process at the refinery, crude oil is processed into fuel oil (BBM). Realized crude oil production in 2013 reached 121 MBOPD.

PRODUKSI MINYAK (BPOD) Oil Production

CADANGAN TERBUKTI MINYAK MENTAH (MSTB) [OG1] Crude oil proven reserves


2013

TARGET 2014

Asset 1

16,821

18,709

Asset 2

22,654

24,147

12,813

15,560

27,665

30,248

Produksi Minyak (BPOD) Oil Production (BOPD)

2012 LAPANGAN FIELD

73,265

Asset 3 Asset 4

20,532

22,607

33,355

1,251

2,889

106,620

101,736

111,271

Asset 5 Proyek pengembangan Development Project Jumlah operasi sendiri Total own operation TAC Jumlah kemitraan

2012

2013 217,317 236,261

Asset 2 742,128

Asset 3

189,654

Asset 4

32,967

Asset 5

117,902 103,261

5,300

TAC

190,865

164,255

KSO

69,085

203,918

1,105,339

1,166,994

Proyek pengembangan Development Project

Total Pertamina EP 9,937

4,075

4,803

6,792

20,869

18,851

16,729

127,309

120,588

128,000

Total partnership Jumlah Pertamina EP

Sisa cadangan Minyak mentah (MSTB) Crude oil remaining reserves

Asset 1

Jumlah Pertamina EP

KEMITRAAN Partnership 14,048 16,614

KSO


Total Pertamina EP

87.9%

Pemenuhan RKAP Produksi minyak Oil production fulfillment of Corporate Work Plan and Budget

Segmen operasi minyak mentah meliputi kegiatan pemboran sumur minyak mentah, pengangkatan cadangan minyak mentah dan proses produksi yang merupakan bagian dari kegiatan eksploitasi oleh Perusahaan. Kegiatan eksploitasi yang dijalankan Pertamina EP tidak terlepas dari ketersediaan cadangan migas.

Crude oil operation segment covers crude oil well drilling, crude oil reserve lifting and production process that are part of the Company’s exploitation activities. Exploitation activities carried out by Pertamina EP relies on the availability of oil and gas reserves.

Bertambahnya sisa cadangan minyak mentah terbukti, menjadikan Pertamina EP optimis dapat meningkatkan dan memenuhi target produksi minyak pada tahun 2014. Taksiran cadangan dilakukan berdasarkan pedoman Society of Petroleum Engineer 2001 dan dapat berubah tergantung ketersediaan informasi baru. Terdapat berbagai ketidakpastian inheren dalam mengestimasi cadangan migas, termasuk faktor-faktor yang berada di luar kendali Perusahaan.

The increased proven remaining reserves of crude oil, has made Pertamina EP more optimistic to raise and meet the target of oil lifting in 2014. Reserves estimates are made based on the Society of Petroleum Engineer 2001 guidelines dan subject to change depending on availability of new information. There are various inherent uncertainties in estimating oil and gas reserves, including factors that are beyond the Company’s control.


81


ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion & Analysis

Minyak mentah yang diangkat berasal dari sumur minyak mentah pada wilayah kerja Pertamina EP, baik di area operasi sendiri maupun area operasi kemitraan dan telah diolah di fasilitas produksi masing-masing. Volume produksi tersebut menjadi bagian dari produksi minyak mentah nasional yang ditargetkan Pemerintah, dalam upaya bersama menciptakan ketahanan energi berkelanjutan. Hingga akhir periode pelaporan ada 20 field yang dioperasikan sendiri dan ada 56 area operasi kemitraan. [G4-8]

Crude oil lifting is from oil wells at Pertamina EP’s working areas, both of own operation and partnership’s areas, and has been processed in each production facility. The production volume contributes to national crude oil lifting targeted by the Government, in a joint effort to create sustainable energy security. Until the end of the reporting period, there were 20 fields of own operation and 56 partnership operating areas. [G4-8]

Selama tahun 2013, hampir seluruh perusahaan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) dihadapkan pada kondisi penurunan kemampuan pengangkatan minyak mentah dari sumur-sumur produksi. Mereka tak bisa serta merta memenuhi target produksi yang ditetapkan Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

During 2013, nearly all production sharing contract (PSC) contractors were exposed to conditions of declining crude oil lifting capability from production wells. They were unable to meet the lifting target set by the Government through Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas).

Kondisi sama juga dihadapi Pertamina EP. Realisasi produksi Pertamina EP untuk tahun 2013 adalah 120.588 BOPD, atau 87,9% dari target produksi yang ditetapkan RKAP sebesar 137.181 BOPD. Hal ini dipengaruhi oleh tantangan teknis dan non-teknis yang dapat dilihat pada bagian Strategi Menghadapi Tantangan.

Similar conditions faced by Pertamina EP. Pertamina EP’s production realization in 2013 was 120,588 BOPD, or 87.9 % of lifting target set by SKK Migas at 132,000 BOPD. This was affected by technical and non-technical challenges that can be viewed in the section of Strategy to Face Challenges.

Dalam menunjang kegiatan komersialitas memenuhi kebutuhan kilang domestik PT Pertamina (Persero), perusahaan memiliki fasilitas pendukung berupa jaringan pipa pengangkutan, untuk mengirim minyak yang dihasilkan dari fasilitas produksi pada masing-masing field ke stasiun pengumpul. Sebagian pipa transportasi tersebut milik Pertamina EP, dan sebagian lagi adalah asset PT Pertagas yang dimanfaatkan Perusahaan.

In support for commerciality activities to meet domestic refinery needs of PT Pertamina (Persero), the Company has support facilities such as transport pipeline, to transport oil production from production facilities at each field to the gathering station. Some of the transport pipeline owned by Pertamina EP, and some others are asset of PT Pertagas utilized by the Company.

Selama tahun 2013 ada beberapa sumur baru yang telah berproduksi dan menambah pasokan bagi produksi minyak Pertamina EP untuk mencapai target produksi 2014. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada informasi kegiatan eksplorasi.

During 2013 there were several new producing wells that have increased supply for Pertamina EP’s oil production to achieve production targets in 2014. Complete information can be viewed in the information of exploration activities.

82


SEGMEN GAS & TARGET PRODUKSI 2014 Segmen operasi gas bumi meliputi kegiatan pemboran sumur gas bumi dan pengangkatan cadangan gas bumi dan proses produksi yang merupakan bagian dari kegiatan eksploitasi oleh Perusahaan.

GAS SEGMENT & 2014 PRODUCTION TARGET Natural gas operations segment includes natural gas well drilling, lifting of natural gas reserves and production process that are part of the Company’s exploitation activities.

Gas bumi yang diangkat berasal dari sumur gas bumi pada wilayah kerja Pertamina EP, baik di area operasi sendiri maupun area operasi kemitraan. Hingga akhir periode pelaporan ada 20 field yang dioperasikan sendiri dan ada 56 area operasi kemitraan.

Natural gas lifting is from natural gas wells at Pertamina EP’s working areas, both of own operation and partnership’s areas. By the end of the reporting period there were 20 fields of own operation and 56 partnership’s operating areas.

Gas bumi yang diangkat kemudian diproses pada fasilitas produksi di atas permukaan meliputi fasilitas dan peralatan dari kepala sumur, flowline, fasilitas pemroses, pipa transportasi, pusat pengumpul produksi, sistem metering, serta fasilitas di titik penyerahan ke konsumen.

Natural gas lifting is then processed at the surface production facilities covering facilities and equipment of the wellhead, flowline, processing facilities, transport pipeline, production gathering center (PPP), metering system, and facilities at custody transfer point to the consumer.

PRODUKSI GAS BUMI Natural gas production

CADANGAN TERBUKTI GAS BUMI [OG1] Natural gas proven reserves


2013

TARGET 2014

Asset 1

111

107

Asset 2

426

429

388

421

26

83

Produksi Gas (MMSCFD) Produksi Gas (MMSCFD)

2012 LAPANGAN FIELD

868.2

Asset 3 Asset 4

13

13

121.5

28

107

989.7

992

1,052

Asset 5 Proyek pengembangan Development project Jumlah operasi sendiri Total own operation TAC

KEMITRAAN Partnership 39 64.1

KSO Jumlah kemitraan

Sisa cadangan gas bumi (MBOE) Natural gas remaining reserves (MBOE)


2012

2013 151,513

Asset 1

465,230

Asset 2 891,381

Asset 3

197,778

Asset 4

7,066

Asset 5

114,140 266,614

253,151

TAC

92,737

192,272

KSO

6,067

49,817

1,256,799

1,430,969

Proyek pengembangan Development project

Jumlah Pertamina EP Total Pertamina EP 15

0

0

3

64.1

39

18

1,053.8

1,031

1,072

Total partnership Jumlah Pertamina EP Total Pertamina EP

89%

Pemenuhan RKAP Produksi Gas Gas Production Fulfillment of Corporate Work Plan & Budget


83



Seluruh volume gas yang diangkat dan telah diolah di fasilitas produksi pada masing-masing area operasi sendiri maupun kemitraan, selanjutnya disalurkan ke konsumen domestik melalui jaringan pipa akses terbuka yang dikelola PT Pertagas dan Perusahaan dikenakan biaya pemanfaatan berdasarkan tarif yang telah ditentukan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Volume yang diangkat tersebut menjadi bagian dari produksi gas bumi nasional yang ditargetkan Pemerintah, dalam upaya bersama menciptakan ketahanan energi berkelanjutan. [G4-8]

The entire volume of gas lifting that has been processed at the production facility in each area of own operation and partnership, will then distributed to domestic consumers through open access pipelines managed by PT Pertagas and the Company is charged with utilization fees based on rates set by Oil and Gas Downstream Regulatory Body (BPH Migas). The lifting volume becomes part of the national gas lifting targeted by the Government, in a joint effort to create sustainable energy security. [G4-8]

Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pada tahun 2013, Pertamina EP memiliki target produksi sebanyak 1.160 MMSCFD untuk gas bumi.

According to Corporate Work Plan and Budget, in 2013, Pertamina EP set a production target of 1,160 MMSCFD for natural gas.

Pada tahun 2013, kegiatan eksploitasi berhasil memproduksi gas sebesar 1,031 MMSCFD yang mencapai 89% dari target RKAP. Produksi gas mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu, sebesar 4%. Hal ini didukung oleh temuan cadangan gas bumi terbukti.

In 2013, exploitation activities successfully produced 1,031 MMSCFD of gas that reached 89% of the Corporate Work Plan and Budget target. The gas production increased by 4% compared to last year. This was supported by the discovery of proven natural gas reserves.

Bertambahnya sisa cadangan gas bumi terbukti, menjadikan Pertamina EP optimis dapat meningkatkan dan memenuhi target lifting gas pada tahun-tahun mendatang, sekaligus menjaga keberlanjutan pertumbuhan. Taksiran cadangan dilakukan berdasarkan pedoman Society of Petroleum Engineer 2001 dan dapat berubah tergantung ketersediaan informasi baru. Terdapat berbagai ketidakpastian inheren dalam mengestimasi cadangan migas, termasuk faktor-faktor yang berada di luar kendali Perusahaan.

The increased proven remaining reserves of gas, has made Pertamina EP optimistic to raise and meet the target of gas lifting in the coming years. Reserves estimates refer to the Society of Petroleum Engineer 2001 guidelines dan subject to change depending on availability of new information. There are various inherent uncertainties in estimating oil and gas reserves, including factors that are beyond the Company’s control.

Selama tahun 2013 ada beberapa sumur baru, yaitu sumur eksploitasi dan sumur POP (Put On Production) yang telah berproduksi dan menambah pasokan bagi produksi gas bumi Pertamina EP untuk mencapai target produksi 2014. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada informasi kegiatan eksplorasi.

During 2013, there were several new wells, including exploitation and POP (Put On Production) wells that have been producing and increased the supply for Pertamina EP’s natural gas production to meet the 2014 production target. Complete information can be viewed in the exploration activities information.

Pengoperasian sumur-sumur baru dibarengi dengan penerapan proses dan teknlogi yang akan mengoptimalkan aliran fluida hidrokarbon mengalir ke permukaan. Pertamina EP akan melaksanakan pekerjaan perforation clean up dan reperforasi pada kedalaman lapisan target, agar gas dapat mengalir sesuai target produksi yang diharapkan.

Operation of new wells is followed with process and technology application that will optimize the hydrocarbon fluids flow to the surface. Pertamina EP will carry out the perforation clean up and reperforation works on the target layer depth to enable gas to flow according to the expected production rate.

84


KEGIATAN EKSPLORASI Bidang usaha Pertamina EP adalah pemanfaatan cadangan minyak mentah dan gas bumi, yang ada di dalam lapisan kulit bumi. Mengingat keberadaan cadangan minyak mentah dan gas bumi bersifat tidak bisa diperbaharui, maka Perusahaan dituntut melakukan pencarian serta penemuan cadangan baru minyak mentah maupun gas bumi.

EXPLORATION ACTIVITIES Pertamina EP’s business field is the utilization of crude oil and natural gas reserves located in the earth’s crust. Given the existence of crude oil and natural gas reserves are nonrenewable, the Company is required to conduct search and discovery of crude oil and natural gas new reserves.

Untuk itulah kami melakukan kegiatan eksplorasi, guna mendapatkan cadangan baru minyak mentah maupun gas bumi yang dapat dimanfaatkan. Tidak hanya untuk keberlanjutan Pertamina EP, tetapi juga menjadi bagian dari strategi ketahanan energi nasional.

Therefore we conduct exploration activities, in order to discover new reserves of crude oil and natural gas that can be exploited. This is not only for the sustainability of Pertamina EP, but also as a part of the national energy security strategy.

STUDI YANG DILAKUKAN DALAM KEGIATAN EKSPLORASI TAHUN 2013 Studi petroleum system • Studi Evaluasi Cekungan Salawati dan Sub Cekungan Jambi • Studi Regional Tertier Carbonate • Studi Play Parigi dan MMC Tinggian Rengasdengklok Utara Studi penunjang lainnya • Studi Reprocessing Seismic 3D Area Pagardewa • Studi Reprocessing Seismic 2D Area KTI • Studi PSDM Reprocessing Seismic 3D Cilamaya • Evaluasi Tatanan Stratigrafi dan Analisa Umur Marbelized Limestone serta Pre-Rift Area Rengasdengklok

Studies conducted in the exploration activities in 2013 Petroleum system studies • Studi Evaluasi Cekungan Salawati dan Sub Cekungan Jambi • Studi Regional Tertier Carbonate • Studi Play Parigi dan MMC Tinggian Rengasdengklok Utara Other supporting studies • 3D Seismic Reprocessing Study in Pagardewa Area • 2D Seismic Reprocessing Study in EIR Area • Cilamaya PSDM 3D Seismic Reprocessing Study • Stratigraphy Setting Evaluation and Age Analysis of Marbelized Limestone and Pre-Rift Studies in Rengasdengklok


85



Kegiatan eksplorasi didahului dengan kegiatan evaluasi subsurface yang meliputi evaluasi cekungan sediment, pembelajaran petroleum system, pengembangan dan penentuan play concept. Hasil studi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan evaluasi pematangan lead dan prospek, dimana untuk beberapa area terlebih dahulu dilakukan kegiatan penambahan data seperti kegiatan survei seismic 2D maupun 3D. Hasil evaluasi pematangan lead dan prospek adalah diperolehnya beberapa kandidat pemboran atau prospek siap bor yang utama memberikan informasi mengenai besaran sumberdaya minyak dan gas bumi yang akan diharapkan akan diperoleh serta tingkat resiko yang akan dihadapi. Pada tahap selanjutnya, pemboran eksplorasi taruhan (wildcat) dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya sumberdaya migas yang disuatu area hasil dari evaluasi sebelumnya. Pada tahap berikutnya untuk menindaklanjuti keberhasilan eksplorasi dari kegiatan pemboran wildcat, untuk beberapa area dilakukan pemboran delineation atau appraisal, sebagai suatu kegiatan untuk menilai atau mencari pelamparan besaran volume sumberdaya migas yang ditemukan.

Exploration activities are preceded by subsurface evaluation covering evaluation of sediment basin, petroleum system study, development and determination of play concept. The results of the studies will be followed up with maturation of lead and prospect evaluation, which to some area is preceded with collecting additional data such 2D and 3D seismic surveys. The results of the maturation of lead and prospect evaluation are several drilling candidates or drill ready prospects that mainly provide the information about the expected amount of oil and gas resources that can be obtained as well as the level of risk to be faced. Then, wildcat exploration drilling is conducted to prove the presence of oil and gas resources in a certain area based on results from the previous evaluation. In the next stage of exploration, to follow up the exploration success from wildcat drilling, some areas will carry out delineation drilling or appraisal, to assess or find extension of oil and gas resources volume that are found.

Beberapa hasil kegiatan studi yang dilaksanakan di tahun 2013 membuka peluang play baru dalam pencarian sumberdaya migas baru, seperti diperolehnya informasi umur batuan dari batuan reservoir dolomitic limestone (berumur cretaceous hasil pengukuran menggunakan Stonsium) yang berbeda dari dugaan saat ini. Dengan informasi ini, peluang eksplorasi untuk mendapatakan hidrokarbon dari batuan berumur Pra Tersier di Cekungan Jawa Barat Utara menjadi terbuka.

Some results of the study conducted in 2013 opened an opportunity of new play in the search for new oil and gas resources, such as obtaining information of the age of dolomitic limestone reservoir rocks (at the cretaceous age based on Stonsium measurement) that was different from current expectations. This information opens the opportunity for exploration to obtain hydrocarbons from Pre-Tertiary era rocks in the North West Java Basin.

AKTUALISASI KEGIATAN EKSPLORASI BERDASARKAN PROSES [OG1] [OG6] Actual exploration activities based on process KEGIATAN EKSPLORASI Exploration activities Survei eksplorasi Exploration survey • Seismik 2D (Km) • Seismik 3D (Km2) Pemboran Drilling • Wild Cat (Sumur Well) • Delineasi (Sumur Well) • On progress Studi geologi geofisika (G&G) Geological & Geophysical Study (G&G) Penemuan cadangan eksplorasi (2C- Inplace) • Minyak Oil (MMBO) • Gas Bumi Natural gas (BCFG) • Migas Oil & gas 70% (MMBOE) Penemuan cadangan eksplorasi (2C- RR) • Minyak Oil (MMBO) • Gas Bumi Natural gas (BCFG) • Migas Oil & gas 61% (MMBOE)

86

2012

2013

PERBANDINGAN VS RKAP 2013

PERBANDINGAN VS TARGET REVISI

TARGET 2014

4,054 2,381

926 1,830

113% 100%

113% 100%

233 2125

9 14+1 TW (Twin Well) 4 11

13 2 15 6

54% (selesai)

94% (selesai)

100%

100%

271 1.067 455

300 766 432

149% (MMBOE)

173 948 337

95 777 229

66 550 161

114% (MMBOE)

54 717 179


9 3 12 11

Dari hasil studi yang dilaksanakan di tahun 2013 telah membuka peluang play baru berdasarkan hasil Studi Evaluasi Tatanan Stratigrafi dan Penentuan Umur Marbelized Limestone serta Pre-Rift Area Rengasdengklok, dimana dari hasil pengukuran umur Stronsium telah diketahui bahwa umur batuan Dolomitic Limestone (Marblelized Limestone) berumur Cretaceous (Kapur) yang telah terbukti sebagai batuan reservoir penghasilkan hidrokarbon (minyak) di sumur eksplorasi Pondok Makmur (PDM-1, PDM-2, PDM-3 dan PDM-5) serta pada sumur-sumur pengembangan (PDM-8, PDM-9, PDM-10 dan PDM-11) yang telah diproduksikan. [OG6]

The results of a study conducted in 2013 has opened opportunities of new play based on the results of Stratigraphic Setting Evaluation Study and Age Determination of Marbelized Limestone as well as Rengasdengklok Pre-Rift area, whereas the results of the Strontium age measurement identified that the age of Dolomitic Limestone (Marblelized Limestone) was Cretaceous, which has been proved as reservoir rocks that produce hydrocarbon (oil) in exploration wells of Pondok Makmur (PDM-1, PDM-2, PDM and PDM-3-5) and development wells (PDM-8, PDM-9, PDM-10 and PDM-11) that have been producing. [OG6]

Kuantitas cadangan minyak mentah dan gas bumi terbukti hanya berupa taksiran dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan nilai yang dapat direalisasikan dan/atau nilai pasar yang wajar dari cadangan Perusahaan. Taksiran ini dapat berubah tergantung ketersediaan informasi baru. Terdapat berbagai ketidakpastian inheren dalam mengestimasi cadangan migas, termasuk faktor-faktor yang berada di luar kendali Perusahaan.

The quantity of proven crude oil and natural gas reserves are only estimates and are not intended to describe the value that can be realized and/or the fair market value of the Company’s reserves. These estimates may change depending on the availability of new information. There are various inherent uncertainties in estimating oil and gas reserves, including factors that are beyond the control of the Company.

Kegiatan pencarian dan penemuan cadangan minyak mentah dan gas bumi dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas dan dibuktikan keberadaannya melalui kegiatan pemboran eksplorasi. Proses produksi baru berlangsung bila keberadaan cadangan yang ditemukan telah dipastikan memiliki potensi kandungan minyak mentah maupun gas bumi yang signifikan.

Activities of search and discovery of crude oil reserves and natural gas are followed by construction of facilities and proving its existence through exploration drilling activities. The production process will only take place when the discovered reserves have been confirmed to have significant crude oil and natural gas deposit potential.


87


REALISASI PENEMUAN CADANGAN BARU Pertamina EP menargetkan pada tahun 2013 memiliki target RKAP mendapatkan temuan cadangan (recorverable reserve) sebanyak 96 MMBO, dan 983 BCFG atau setara 265 MMBOE. Adapun target revisi (2C RR) adalah 45 MMBO dan 558 BCFG atau setara 141 MMBOE.

NEW RESERVE DISCOVERY REALIZATION Pertamina EP set targets in the 2013 Corporate Work Plan and Budget to discover recoverable reserves of 96 MMBO and 983 BCFG or equivalent 265 MMBOE. The revised target (2C RR) was 45 MMBO and 558 BCFG or equivalent 141 MMBOE.

Di tahun 2013, kegiatan eksplorasi berhasil menemukan cadangan baru dari dari 15 sumur. Besarnya realisasi tambahan cadangan (2C RR) Pertamina EP adalah 66 MMBO dan 550 BCFG atau setara 161 MMBOE yang mencapai 61% dari target RKAP atau 114% dari target revisi. Dari penambahan tersebut kontribusi terbesar (42%) berasal dari penemuan migas di sumur Jati Asri (JAS)-1 yang berlokasi di sebelah Barat Lapangan Melandong Jawa Barat. Hasil uji kandung lapisan (UKL) pada Formasi Talang Akar JAS-1 juga menghasilkan nilai (rate) UKL terbesar selama tahun 2013 yaitu 3110 BOPD dan 11 juta MMSCFD pada jepitan 52/64”.

In 2013, exploration activities succeded to find new reserves from 15 wells. The amount of realized additional reserves (2C RR) of Pertamina EP was 66 MMBO and 550 BCFG or equivalent 161 MMBOE, which reached 61% of the Corporate Work Plan and Budget target or 114% of the revised target. The addition was the largest contribution (42%) from the oil and gas discovery at Jati Asri well (JAS)-1 located west of Melandong Field, West Java. The results of drill stem testing (DST) on Talang Akar Formation of JAS-1 also resulted the highest DST rate during 2013 at 3,110 BOPD and 11 million MMSCFD at 52/64” choke.


88


Penemuan tambahan cadangan didukung oleh terbuktinya konsep baru eksplorasi yaitu konsep stratigrafi (stratigraphic play) pada pemboran JAS-1. Dengan terbuktinya konsep baru tersebut maka peluang untuk mencari tambahan cadangan migas semakin besar.

The discovery of additional reserves is supported by the proven new exploration concept, stratigraphic play, at JAS-1 drilling. With the proven new concept, there will be greater opportunities to discover additional oil and gas reserves.

Disisi lain untuk menambah serta mengkonfirmasi prospek area baru (new prospective resources) kegiatan akuisisi survei seismik terus dilakukan selama tahun 2013 yaitu Survei seismik 2D sepanjang 926 km (113% terhadap target RKAP) serta survei seismik 3D seluas 1.830 km2 (100% terhadap RKAP). Dengan pencapaian tersebut, Pertamina EP mendapatkan penghargaan “Realisasi Terbaik Survei Seismik Darat Tahun 2013” dari SKK Migas.

On the other hand, to add and confirm new prospective resources, seismic survey acquisition activities continued during 2013, including 2D seismic survey along the 926 km (113% of the Corporate Work Plan and Budget target) as well as 3D seismic survey covering an area of 1,830 km2 (100% of the Corporate Work Plan and Budget). With these achievements, Pertamina EP has been awarded “Best Realization of Onshore Seismic Survey 2013” from SKK Migas.

Pemboran eksplorasi yang tidak berhasil menemukan hidrokarbon (dry hole) selama tahun 2013 berjumlah 4 sumur. Beberapa faktor yang menjadi penyebab dry hole tersebut diantaranya adanya problem Petroleum System (migrasi, batuan induk, dan kualitas reservoar). Dari sumur dry hole tersebut telah dilakukan evaluasi pasca pemboran (Post Drill Analisis) yang melibatkan tim asessor untuk menjadi pembelajaran dalam melakukan evaluasi subsurface selanjutnya. [OG6]

Exploration drilling that failed to find hydrocarbons (dry hole) during 2013 was at 4 wells. Some of the factors that caused the dry hole include the problems in Petroleum System (migration, source rock and reservoir quality). The dry hole wells have been evaluated with Post Drill Analysis involving an assessor team to become lessons in performing the next subsurface evaluation. [OG6]

Sepanjang tahun 2013 Pertamina EP juga melakukan percepatan siklus fase temuan eksplorasi hingga fase produksi diantaranya dengan melakukan Put On Production (POP) di Sumur Benggala (BGL)-1. POP tersebut memerlukan waktu hanya 10 bulan semenjak rig release BGL-1 (Februari 2013) serta On Stream 22 Oktober 2013 dan merupakan salah satu capaian kinerja selama tahun 2013. POP BGL-1 juga dinilai dapat membantu mengatasi shortage gas yang saat ini terjadi Sumatra Utara.

Throughout 2013, Pertamina EP also accelerated exploration cycle from discovery phase to production phase including Put On Production (POP) at Benggala Well (BGL-1). The POP took only 10 months since rig release at BGL-1 (February 2013) and On Stream on October 22, 2013 and became one of the performance achievements in 2013. The BGL-1 POP is also considered to help overcome the recent gas shortage in North Sumatra.

Dalam kegiatan eksplorasi, metode funneling dan metode tiga titik digunakan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil evaluasi bawah permukaan. Dengan pelaksanaan funneling yang intensif (4 kali setahun), akurasi prognosa risiko maupun perhitungan cadangan semakin meningkat. Selanjutnya metode tiga titik memastikan standarisasi dalam penentuan parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan cadangan. Selama tahun 2013 kegiatan funneling telah menghasilkan usulan Prospek Siap Bor (PSB) dengan sumber daya (P50-RR) sebesar 426 MMBOE.

In exploration activities, funneling and three-point methods are used to improve the quality and quantity of subsurface evaluation results. The implementation of intensive funneling (4 times a year) increases the accuracy of risk prognosis and reserve calculation. Furthermore, the three-point method ensures standardization in determining the parameters used in the reserve calculation. During 2013, funneling activities have resulted in the proposal of Drill Ready Prospects with 426 MMBOE of resources (P50-RR).


89


Penambahan cadangan minyak mentah dan gas bumi yang telah dibuktikan oleh pemboran eksplorasi menjadikan Pertamina EP optimis dapat menjaga keberlanjutan pertumbuhan serta meningkatkan dan memenuhi target lifting minyak dan gas pada tahun-tahun mendatang.

The additional reserves of crude oil and natural gas that have been proven by exploration drilling, has made Pertamina EP optimistic to maintain sustainability of growth as well as improve and meet the oil and gas lifting target in the coming years.

Kebijakan Pertamina EP untuk menemukan cadangan potensial minyak mentah dan gas bumi, tetap memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan. Termasuk biaya pemboran sumur eksplorasi yang dihitung per tapak (cost per foot) berdasarkan dry hole basis (biaya yang harus dikeluarkan selama pemboran sampai logging terakhir pada trayek produksi). Adapun besaran cost per foot rata-rata untuk rencana pemboran pada tahun 2013 adalah 1.018 USD/ft., dan realisasi rata-rata cost per foot untuk pemboran sumur eksplorasi tahun 2013 adalah 1.021 USD/ft.

Pertamina EP’s policy to discover potential reserves of crude oil and natural gas, still considers the costs to be spent. This includes costs of drilling exploration wells which were counted per foot (cost per foot) based on dry hole basis (cost to be incurred during the drilling until the last logging on production trajectory). The amount of average cost per foot for drilling plan in 2013 was USD1,018/ft., and the average realized cost per foot for drilling exploration wells in 2013 was USD1,021/ft.

KEGIATAN PENGEBORAN DAN PENGEMBANGAN Selain dipengaruhi oleh kegiatan eksplorasi, tingkat produksi dari eksploitasi sendiri bergantung pada kegiatan pemboran pengembangan sumur minyak dan gas, Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL), dan operasi sumur yang meliputi optimasi produksi, reparasi, reopening, stimulasi, dan fracturing.

DRILLING AND DEVELOPMENT ACTIVITIES In addition to being affected by exploration activities, production rate of exploitation itself depends on oil and gas well development drilling, workover, and well operations covering production optimization, repair, reopening, stimulation and fracturing.


90


REALISASI KEGIATAN OPERASIONAL 2013 Operational activities realization 2013 AREA OPERASI Operational area

PEMBORAN SUMUR PENGEMBANGAN Development well drilling

Kerja Ulang Pindah Lapisan Workover

RKAP

Realisasi Realization

RKAP

Realisasi Realization

Asset 1

66

33

35

24

Asset 2

38

21

46

17

Asset 3

22

23

13

12

Asset 4

1

3

1

2

Asset 5

38

32

0

6

Proyek Pengembangan Development Project

9

5

6

11

Jumlah operasi Sendiri Total own operation

174

33

101

72

Jumlah Kemitraan Total Partnership

18

39

35

46

Jumlah Pertamina EP Total Pertamina EP

192

1561)

136

1182)

Catatan | Notes: 1) 156 = 142 sumur selesai, 14 dalam pelaksanaan | 156 = 142 completion wells, 14 on progress 2) 118 = 115 sumur selesai, 3 dalam pelaksanaan | 118 = 115 completion wells, 3 on progress

“Tahun 2013 kami berhasil melakukan pemboran di tempat yang telah ditetapkan, namun tantangan pembukaan lahan menjadi tantangan tersendiri. Karenanya kami melakukan perencanaan lebih awal untuk memenuhi target RKAP tahun mendatang” ~VP. Eksploitasi~

94%

Pemenuhan target revisi pemboran Fulfillment of drilling revised target

“In 2013 we managed to carry out drilling at the designated places, but the land clearing issue is quite a challenge. Therefore we made early planning for the coming years to meet the Corporate Work Plan and Budget (RKAP) target “ ~VP. Eksploitasi~

Selama tahun 2013, Pertamina EP melaksanakan pemboran sebanyak 156 sumur pengembangan, KUPL sebanyak 118 Sumur pengembangan, dan kegiatan operasi sumur sebanyak 5.066 kegiatan.

During 2013, Pertamina EP carried out drilling of 156 development wells, workover of 118 development wells, and 5,066 activities of well operations.

Selama tahun 2013, Perusahaan juga melanjutkan pelaksanaan beberapa proyek pengembangan. Hingga akhir periode pelaporan pelaksanaan pengerjaan telah menunjukkan perkembangan signifikan.

During 2013, the Company also continued the implementation of several development projects. Until the end of the reporting period, implementation of the works has shown significant progress.


91


KINERJA PROYEK PENGEMBANGAN Development project performance PROYEK PENGEMBANGAN PONDOK MAKMUR Pondok Makmur development project

PROYEK PENGEMBANGAN GAS MATINDOK Matindok Gas Development Project

PROYEK PENGEMBANGAN GAS JAWA Java Gas Development Project

LOKASI Location Lapangan ini terletak di Cekungan Ciputat yang merupakan salah satu dari sub cekungan yang ada di Cekungan Jawa Barat Utara, ± 35 km arah timur laut kota Jakarta, wilayah Kecamatan Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lapangan ini terletak di Area Matindok pada lapangan Donggi, Matindok, Maleo Raja, Minahaki, yang berada di Kab. Banggai, Prop. Sulawesi Tengah

Lapangan ini terletak di struktur-struktur Kedungtuban, Randublatung dan Kedunglusi di Area Gundih, yang berada di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

This field is located in Ciputat Basin, which is one of the sub-basins in the North West Java Basin, ± 35 km northeast of Jakarta, Cabang Bungin District, Bekasi Regency, West Java

This field is located in Matindok Area at Donggi, Matindok, maleo Raja, Minahaka fields in Banggi Regency, Central Sulawesi Province.

This field is located in Kedungtuban, Randublatung and Kedunglusi structures in Gundih Area, Blora Regency, Central Java.

TUJUAN PENGEMBANGAN Development Goal


Pengembangan lapangan Pondok Makmur dengan target puncak produksi minyak sebesar 2.913 BOPD dan Gas 37 MMSCFD pada tahun 2013.

Monetisasi gas dari area tersebut dengan total sales gas sebesar 105 MMSCFD (nett) dengan rincian: 85 MMSCFD dari Area Senoro dan 29 20 mmscfd bersama-sama dengan gas dari lapangan JOB P-MTS (5 MMSCFD)

Mengembangkan, memproses, dan memproduksi gas di Area Gundih berdasarkan keekonomian lapangan, agar siap untuk dijual sebesar 50 MMSCFD (netto) untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PT PLN (Persero) di Tambak Lorok, Jawa Tengah.

Pondok Makmur field development with peak production target of crude oil at 2,913 BOPD and gas at 37 MMSCFD in 2013.

Gas monetization of the area with a total net sales of gas at 105 MMSCFD consisting of 85 MMSCFD from Senoro Area and 29 20 MMSCFD, collectively with gas from JOB P-MTS (5 MMSCFD) fields.

Developing, processing, and producing gas at Gundih Area based on the field’s economy, in order to be ready for sale at 50 MMSCFD (net) to supply power plant of PT PLN (Persero) in Tambak Lorok, Central Java.

KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TAHUN 2013 Development activities in 2013 Pertamina EP melakukan pemboran 2 sumur pengembangan dan work over 2 sumur, serta melakukan pembangunan block station dan flowline.

Pertamina EP melakukan pemboran 3 sumur pengembangan serta WO 7 sumur, serta melakukan pembangunana fasilitas produksi Donggi.

Pertamina EP melakukan work over 2 sumur, serta melakukan pembangunan CPP dan flowline.

Pertamina EP carried out drilling of 2 development wells, workover of 2 wells and developed block station and flowline.

Pertamina EP carried out drilling of 3 development wells, workover of 7 wells, developed Donggi production facilities.

Pertamina EP conducted workover of 2 wells and developed CPP and flowline.

Sementara untuk Proyek Pengembangan Gas Suban di Sumatera Selatan, pada tahun 2013 telah menjadi Unitisasi dan pengelolaannya dilaksanakan oleh Conoco Phillips.

92


Meanwhile, Suban Gas Development Project in South Sumatra in 2013 has become a Unitization andis operated by Conoco Phillips.

KEGIATAN PROSES UTAMA 2013 2013 MAIN PROCESS ACTIVITIES Meningkatkan Reaktivasi Sumur-sumur Tua di lapangan Existing. Enhance Reactivation of old wells at existing fields. • TAC PEP-PBMSJ. • KSO PEP-Santika Pendopo E. • TAC PEP-Pilona PPTL. Meningkatkan frekuensi pigging untuk mengatasi scaling problem pada pipa produksi. Increase pigging frequency to overcome scaling problems at production pipeline. Optimalisasi transportasi minyak dari road tank menggunakan pipa. Optimization of oil transport from road tank through pipe. Pelaksanaan pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate sosial responsibility). Baik yang difasilitasi dan dilaksanakan sendiri oleh Pertamina EP, maupun oleh induk Perusahaan. Implementation of corporate social responsibility fulfillment, both facilitated and carried out by Pertamina EP, as well as by parent company Optimalisasi dan penggantian fasilitas produksi. Production facilities optimization and replacement • KSO PEP-Santika Pendopo Energy (Pendopo). • TAC PEP-Pilona PTL-Pendopo (Fasilitas Gas Komersil Commercial Gas Facility). Menjalankan program Pressure Maintenance secara konsisten. 28 Lapangan Telah menerapkan nihil air buangan (zero water discharge) untuk menunjang program Pressure Maintenance secara konsisten. Conduct Pressure Maintenance program consistently. Twenty eight fields have implemented zero water discharge to support Pressure Maintenance program consistently.


93



INFORMASI TERKAIT PERJANJIAN UNITISASI Pertamina EP telah melakukan perikatan Perjanjian Unitisasi (Unitisation Agreement/UA) dan Kesepakatan Operasi (Unit Operating Agreement/UOA) dengan beberapa pihak. Hal ini merupakan konsekuensi dari pemberlakuan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

UNITIZATION AGREEMENT INFORMATION Pertamina EP has made Unitization Agreement (UA) and Unit Operating Agreement (UOA) with multiple parties. This is a consequence of the enactment of Government Regulation No. 35 of 2004 on Upstream Oil and Gas Business Activities.

Sesuai ketentuan tersebut, Kontraktor KKS dengan Kontraktor KKS lainnya, diwajibkan melakukan unitisasi apabila terbukti adanya pelamparan reservoir, yang memasuki wilayah kerja kontraktor lainnya. Adapun penentuan operator pelaksana unitisasi mengacu pada penetapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dengan memperhatikan kesepakatan di antara para kontraktor yang melakukan unitisasi setelah mendapatkan pertimbangan SKK Migas.

In accordance with these provisions, among PSC Contractors, are required to form unitization when there is proven reservoir extension, which enters the working area of other contractors. The determination of the operator executing the unitization refers to the determination of the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), with regard to the agreement between contractors who form the unitization after receiving advice from SKK Migas.

PERJANJIAN UNITISASI YANG DIMILIKI HINGGA 2013 Unitization agreement as of 2013 LAPANGAN Field

OPERATOR Operator

KOLEKTIBILITAS KREDIT Credit Collectability

LOKASI Location

Air Serdang Wakamuk Sukowati Suban Tiung Biru MB Unit

Talisman Ogan Komering Ltd PetroChina International (Bermuda) Ltd JOB Pertamina PetroCHina East Java PetroChina International (Bermuda) Ltd PT Pertamina EP Cepu PT Pertamina Hulu Energi-Offshore North West Java (PHE ONJW) PT Pertamina EP

Oil 21.96% & Gas 19.93% Oil & Gas 50% Oil & Gas 80% Oil & Gas 10% Gas 8.06% Oil & Gas 47.4%

Air Serdang, Sumatera Selatan Sorong, Papua Tuban, Jawa Timur Suban, Jambi Jambaran, Jawa Timur Karawang, Jawa Barat

Oil & Gas 74.99%

Ramba, Sumatera Selatan

Tanjung Laban

94


REALISASI OPERASIONAL DAN KOMERSIALITAS 2013 Operational and commerciality realization 2013

EKSPLORASI Exploration

EKSPLOITASI Exploitation

Temuan cadangan 432 (2C-Inplace atau 161 MMBOE (2C-RR) Reserve discovery of 432 (2C-Inplace) or 161 MMBOE (2C-RR)

Produksi gas Gas production 1,031 MMSCFD Produksi minyak Oil production 120.6 MBOPD

KOMERSIALITAS Commerciality Penjualan minyak mentah Crude oil sales 43,159 MBBLS Penjualan gas Gas sales 287,171 MMSCF

Pendapatan 2013 2013 Revenues

5.001 juta USD Profitability Ratio Profitability Ratio

61,72%

“Operasi Pertamina EP di tahun 2013 cukup menantang, banyak kendala yang harus kami hadapi baik dari segi teknis dan non teknis. Namun demikian kami terus bekerja semaksimal mungkin agar produksi minyak dan gas dapat terus meningkat” ~VP. Eksploitasi~

“Pertamina EP’s operations in 2013 was quite challenging, we faced many obstacles both in technical and non-technical aspects. Nevertheless, we will do our best so that oil and gas production can continue to increase.” ~VP. Eksploitasi~


95

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pendapatan • Pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain Revenue expenses, profit (loss), other comprehensive revenues


TINJAUAN KEUANGAN DAN KOMERSIALITAS Financial Review and Commerciality


TINJAUAN KEUANGAN Pembahasan dan analisis berikut mengacu kepada Laporan Keuangan PT Pertamina EP untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Laporan Keuangan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan (member of Price Waterhouse Coopers), dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion).

FINANCIAL REVIEW The following discussion and analysis refer to PT Pertamina EP Financial Statements for the year ended December 31, 2013 and 2012, which are presented in this Annual Report. Financial Statements were prepared in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) in Indonesia. The Financial Statements have been audited by Public Accounting Firm Tanudiredja, Wibisana, and Partners (member of Price Waterhouse Coopers), with an Unqualified Opinion.

Kinerja Keuangan PT Pertamina EP tahun 2013 menggambarkan pencapaian kinerja hasil kegiatan bisnis Perusahaan selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013.

Financial Performance of PT Pertamina EP in 2013 described the performance achievement results of the Company’s business activities during the period of January 1 to December 31, 2013.

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF PENDAPATAN USAHA Selama tahun 2013 perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar USD5,001 miliar menurun sebesar -6% dari tahun 2012 sebesar USD5,318 miliar. Pendapatan ini berasal dari hasil penjualan dalam negeri minyak mentah, gas, dan liquefied petroleum gas (LPG), dan hasil penjualan ekspor minyak mentah dan gas bumi.

COMPREHENSIVE INCOME STATEMENTS OPERATING REVENUES During 2013 the Company recorded operating revenue of USD5.001 billion, a 6% decrease from USD5.318 billion in 2012. The revenues were generated from domestic sales of crude oil, gas, and liquefied petroleum gas (LPG), and export sales of crude oil and natural gas.

Tidak ada pendapatan usaha yang berasal dari bantuan finansial Pemerintah, maupun penerimaan lain sebagai keuntungan dari fenomena perubahan iklim global. [G4-EC2] [G4-EC4]

There were no operating revenues derived from the Government’s financial assistance, nor other revenues as a profit global climate change phenomenon. [G4-EC2] [G4-EC4]

PENDAPATAN USAHA dalam ribuan USD KETERANGAN Penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, dan liquefied petroleum gas (LPG) Penjualan ekspor minyak mentah dan gas bumi TOTAL

REVENUE in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

4.869.684

5.129.432

(5)

131.198

189.100

(31)

Domestic sales of crude oil, natural gas and liquefield petroleum gas (LPG) Export sales of crude oil and natural gas

5.000.883

5.318.532

(6)

TOTAL

Kontribusi utama pendapatan usaha berasal dari penjualan minyak mentah, kemudian diikuti oleh penjualan gas bumi dan LPG. Total penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, dan liquefied petroleum gas (LPG) selama tahun 2013 sebesar USD4,870 miliar menurun sebesar USD259 juta atau sebesar -5% dari tahun 2012.

96


The main contribution of revenues derived from the sales of crude oil, followed natural gas and LPG sales. Total domestic sales of crude oil, natural gas, and liquefied petroleum gas (LPG) during 2013 was USD4.870 billion, a decrease by USD259 million or -5% from 2012.

Penurunan penjualan minyak mentah selama tahun 2013 disebabkan oleh penjualan (lifting) minyak mentah sebesar 43.158 MBBLs menurun sebesar 2.658 MBBLs atau sebesar -6% dari tahun 2012 sebesar 45.817 MBBLs, selain itu harga minyak mentah Pertamina EP (weight average price/WAP) tahun 2013 sebesar USD104,97/BBLs mengalami penurunan sebesar -8% dari tahun 2012 sebesar USD113,98/BBLs.

The decline in crude oil sales during 2013 was due to the sales (lifting) of crude oil of 43,158 MBBLs, decreased by 2,658 MBBLs or by -6% from 45,817 MBBLs in 2012, besides Pertamina EP’s crude oil price (weight average price/WAP) in 2013 was USD104.97/BBLs, declined by -8% from USD113.98/ BBLs in 2012.

BEBAN USAHA Beban usaha terdiri dari beban eksplorasi, beban produksi, beban administrasi dan umum, keuntungan lainnya-bersih, pendapatan keuangan, dan biaya Keuangan. Beban usaha selama tahun 2013 sebesar USD1,737 miliar mengalami penurunan sebesar USD343 juta atau sebesar -16% dari tahun 2012 sebesar USD2,080 miliar.

OPERATING EXPENSES Operating expenses consist of exploration expenses, production expenses, administrative and general expenses, other gains-net, finance income and finance costs. Operating expenses during 2013 of USD1.737 billion, decreased by USD343 million or -16% from USD2.080 billion in 2012.

BEBAN USAHA dalam ribuan USD KETERANGAN Beban eksplorasi Beban produksi Beban umum dan administrasi Keuntungan lainnya-bersih Pendapatan keuangan Biaya keuangan TOTAL

OPERATING EXPENSES in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

145.590 1.604.691 164.142 (246.103) (5.067) 73.409

201.589 1.698.389 241.616 (121.439) (4.691) 64.138

(28) (6) (32) 103 8 14

Exploration expenses Production expenses General and administration expenses Other gains-net Finance income Finance cost

1.736.662

2.079.601

(16)

TOTAL

Beban eksplorasi tahun 2013 mengalami penurunan sebesar USD56 juta atau sebesar -28% dari tahun 2012, penurunan ini disebabkan oleh biaya dry hole dan biaya seismik yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Exploration expenses in 2013 decreased by USD56 million or -28% from 2012, the decline was caused by the dry hole costs and seismic costs, which were lower than the previous year.

Beban produksi tahun 2013 mengalami penurunan sebesar USD94 juta atau sebesar -6% dari tahun 2012, Beban umum dan administrasi tahun 2013 mengalami penurunan sebesar USD74 juta atau sebesar -32% dari tahun 2012, penurunan beban produksi dan beban umum dan administrasi ini menggambarkan upaya Perusahaan untuk melakukan efisiensi selama tahun 2013.

Production expenses in 2013 decreased by USD94 million or -6% from 2012. General and administrative expenses in 2013 decreased by USD74 million or -32% from 2012, a decrease in production expenses, as well as general and administrative expenses reflected the Company’s efforts to improve efficiency during 2013.

Keuntungan lainnya-bersih tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar USD124 juta atau sebesar 103% dari tahun 2012, kenaikan ini disebabkan oleh penurunan beban selisih kurs akibat dari melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (Kurs Desember 2013 sebesar Rp10.451 ; Kurs Desember 2012 sebesar Rp9.380)

Other gains-net in 2013 increased by USD124 million, or by 103% from 2012, due to a decrease in exchange rate expenses resulting from the weakening of rupiah against the US dollar (Exchange rate in December 2013 was at Rp10,451; Exchange rate in December 2012 was Rp9,380).


97

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Profitabilitas Profitability


Pendapatan keuangan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar USD376 juta atau sebesar 8% dari tahun 2012, pendapatan keuangan ini berasal dari pendapatan jasa giro dan deposito bank.

Finance income in 2013 increased by USD376 million or 8% from 2012, the finance income derived from income on current accounts and bank deposits.

Biaya keuangan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar USD9 juta atau sebesar 14% dari tahun 2011, biaya keuangan ini adalah beban akresi ARO, beban bunga sewa pembiayaan atas Barang Milik Negara dan sewa pembiayaan pabrik LPG dan instalasi pipa gas dari pihak ketiga.

Finance costs in 2013 increased by USD9 million or 14% from 2011, the finance cost is ARO accretion expenses, interest expense on finance lease of State Property and finance lease of LPG plant and third party gas pipeline installation.

16% Penurunan beban usaha Decrease in operating expenses


OPERATING INCOME

LABA USAHA LABA USAHA dalam ribuan USD KETERANGAN Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba tahun berjalan

PROFIT in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

3.264.221 (1.274.759) 1.989.462

3.238.930 (1.292.539) 1.946.391

0,78 (1,38) 2,21

Profit before income tax Income tax expenses Profit for the year

Laba sebelum pajak penghasilan merupakan hasil pengurangan pendapatan usaha dengan beban usaha. Laba sebelum pajak penghasilan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar USD25 juta atau sebesar 0,8% dari tahun 2012, hal ini disebabkan oleh penurunan beban usaha selama tahun 2013 sebesar -16% dari tahun sebelumnya.

Profit before income tax is the result from operating revenues deducted by operating expenses. Profit before income tax in 2013 increased by USD25 million or by 0.8% from 2012, this was due to a decrease in operating expenses during 2013 by -16% from the previous year.

Beban pajak penghasilan tahun 2013 mengalami penurunan sebesar USD18 juta atau sebesar -1% dari tahun 2012 menjadi sebesar USD1,274 miliar.

Income tax expense in 2013 decreased by USD18 million or -1% from 2012 to USD1.274 billion.

Laba tahun berjalan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar USD43 juta atau sebesar 2% dari tahun 2012 menjadi sebesr USD1,989 miliar.

Profit for the year 2013 increased by USD43 million or 2% from 2012 to USD1.989 billion.

98


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset Current Assets, non-Current Assets, dan total asset

STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION ASSETS By 2013 the Company’s total assets was USD12,924 billion, which consisted of current assets of USD8,190 billion (56%) and non-current assets of USD4.735 billion (44%), while total assets in 2012 was USD10.920 billion.

LAPORAN POSISI KEUANGAN ASET Pada tahun 2013 total aset perusahaan sebesar USD12,924 miliar yang terdiri dari aset lancar sebesar USD8,190 miliar (63%) dan aset tidak lancar sebesar USD4,735 miliar (37%), sedangkan total aset pada tahun 2012 sebesar USD10,920 miliar.

Aset Lancar jumlah aset lancar per 31 Desember 2013 sebesar USD8,190 miliar naik sebesar 22% dibandingkan tahun 2012. Kenaikan ini menggambarkan adanya peningkatan kegiatan Perusahaan untuk mendukung tercapainya target yang ditetapkan di tahun 2013.

Current Assets Total current assets as of December 31, 2013 was USD8.190 billion, an increase of 22% compared to 2012. This increase indicated an increase in the company’s activities to support the achievement of target set in 2013.

KOMPOSISI ASET LANCAR dalam ribuan USD KETERANGAN Kas dan setara kas Piutang Usaha Piutang dari Pemerintah Piutang lain-lain Persediaan PPN yang dapat ditagihkan kembali Uang muka dan biaya dibayar dimuka TOTAL

• Kebijakan manajemen atas struktur permodalan Management Decision over capital structure

CURRENT ASSET in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

209.461 7.448.323 71.514 45.955 148.550 232.107 33.656

114.554 6.115.794 103.573 22.098 115.916 200.101 47.100

83 22 (31) 108 28 16 (29)

Cash and cash equivalent Trade receivables Ammount due from the government Other receivables Inventories Reimbursable VAT Advances and prepayments

8.189.565

6.719.135

22

TOTAL


99



100

Kas dan Setara Kas Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2013 sebesar USD209 juta meningkat sebesar 83% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD115 juta, kenaikan ini berasal dari penempatan dana perusahaan pada deposito berjangka dan upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional

Cash and Cash Equivalent Balance of cash and cash equivalents as of December 31, 2013 was USD209 million, increased by 83% compared to USD115 million in 2012, this increase was due to the placement of the company’s funds in time deposits and efforts to improve efficiency in the management of operational costs.

Piutang Usaha Saldo piutang usaha per 31 Desember 2013 sebesar USD7,448 miliar naik sebesar 22% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD6,116 juta, kenaikan saldo piutang usaha ini berasal dari hasil penjualan minyak mentah dan gas bumi selama tahun 2013

Trade Receivables The balance of trade receivables as of December 31, 2013 was USD7.448 billion, increased by 22% compared to USD6.116 million in 2012, the increase in trade receivable balance derived from crude oil and natural gas sales during 2013.

Piutang dari Pemerintah Saldo piutang dari Pemerintah per 31 Desember 2013 sebesar USD72 juta menurun sebesar -31% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD104 juta, Penurunan ini disebabkan oleh adanya penyelesaian tagihan DMO kepada pemerintah atas kewajiban perusahaan dalam menyediakan minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak pasar dalam negeri

Amounts due from the Government The balance of accounts receivables from the Government as of December 31, 2013 was USD72 million, decreased by -31% compared to USD104 million in 2012. The decrease was due to the settlement of the DMO fees to the government on the company’s obligation in providing crude oil to meet the domestic market demand for fuel.

Piutang Lain-lain Saldo piutang lain-lain per 31 Desember 2013 sebesar USD46 juta meningkat sebesar 108% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD22 juta, piutang lain-lain sebagian besar merupakan biaya dibayar dimuka yang dibayarkan oleh Perusahaan atas nama Mitra Usaha KBT/ KSO kepada pihak lain

Other Receivables The balance of other receivables as of December 31, 2013 was USD46 million, increased by 108% compared to USD22 million in 2012 amounted, other receivables are mostly prepaid expenses paid by the Company on behalf of the KBT/KSO Business Partner to other parties

Persediaan Saldo persediaan setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan tidak terpakai per 31 Desember 2013 sebesar USD149 juta meningkat sebesar 28% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD116 juta, Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan persediaan material umum selama tahun 2013 dalam rangka proses percepatan investasi

Inventories The inventory balance net of provision for obsolete and unused inventories as of December 31, 2013 was USD149 million, increased by 28% compared to USD116 million in 2012. The increase was due to increasing quantity of general material inventories during 2013 in order to accelerate investment process.

PPN yang Dapat Ditagihkan Kembali Saldo PPN yang dapat ditagihkan kembali per 31 Desember 2013 sebesar USD232 juta meningkat sebesar USD32 juta atau sebesar 16% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD200 juta, PPN yang dapat ditagihkan kembali merupakan jumlah PPN yang akan maupun sedang dalam proses reimbursement ke SKK Migas

Reimbursable VAT The balance of reimbursable VAT as of December 31, 2013 was USD232 million increased by USD32 million or 16% compared to USD200 million in 2012. Reimbursable VAT is the amount of VAT that will be or are in the process of reimbursement to SKK Migas.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Kolektibilitas piutang Receivables collectability

Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Saldo uang muka dan biaya dibayar dimuka per 31 Desember 2013 sebesar USD34 juta menurun sebesar USD13 juta atau sebesar -29% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD47 juta, uang muka pelanggan dan biaya dibayar dimuka berasal dari cash call terhadap mitramitra operator unitisasi

Advances and prepayments The balance of advances and prepayments as of December 31, 2013 was USD34 million decreased by USD13 million or -29% compared to USD47 million in 2012. Customer advances and prepayments derived from cash calls to unitization operator partners.

Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar per 31 Desember 2013 sebesar USD4,734 miliar meningkat 13% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD4,201 juta, peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya nilai aset minyak dan gas bumi sebagai akibat dari kapitalisasi aset selama tahun 2013.

Non-current Assets Total non-current assets as of December 31, 2013 was USD4.734 billion, increased by 13% compared to 4.201 million in 2012. This increase was due to the increase in value of oil and natural gas assets resulting from asset capitalization during 2013.

KOMPOSISI ASET TIDAK LANCAR dalam ribuan USD KETERANGAN Aset minyak dan gas bumi Piutang usaha PPN yang dapat ditagihkan kembali Aset lain-lain TOTAL

NON-CURRENT ASSET in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

4.611.866 122.909

4.117.287 84.070

12 46

Cash and cash equivalent Trade receivables Reimbursable VAT Other asset

4.734.774

4.201.357

13

TOTAL

Aset Minyak dan Gas Bumi Saldo aset minyak dan gas bumi setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Desember 2013 sebesar USD4,612 miliar meningkat sebesar 12% dibandingkan tahun 2012 sebesar USD4,117 miliar, peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya nilai aset minyak dan gas bumi sebagai akibat dari kapitalisasi aset selama tahun 2013

Oil and Gas Assets The balance of oil and gas assets net of accumulated depreciation as of December 31, 2013 was USD4.612 billion, increased by 12% compared to USD4.117 billion in 2012. The increase was due to increased asset value of oil and natural gas resulting from asset capitalization during 2013.

Aset Lain-lain Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2013 sebesar USD123 juta mengalami kenaikan sebesar USD39 juta atau sebesar 46% dari tahun 2012 sebesar USD84 juta, peningkatan terbesar berasal dari pencadangan dana dan penyelesaian material stock on hand adjustment.

Other Assets The balance of other assets as of December 31, 2013 was USD123 million, increased by USD39 million or 46% from USD84 million in 2012. The largest increase was from fund reserves and stock on hand adjustment material settlement.


101

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang Current liabilities, Non-current liabilities


LIABILITAS Pada tahun 2013 total liabilitas perusahaan sebesar USD3,677 miliar yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD1,425 miliar (39%) dan liabilitas jangka panjang sebesar USD2,253 miliar (61%), sedangkan total liabilitas pada tahun 2012 sebesar USD3,663 miliar

LIABILITIES In 2013, the company’s total liabilities was USD3.677 billion, which consisted of current liabilities of USD1.425 billion (39%) and non-current liabilities of USD2.253 billion (61%), while total liabilities in 2012 was USD3.663 billion.

Liabilitas Jangka Pendek Realisasi jumlah liabilitasjangka pendek per 31 Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar 1% jika dibandingkan dengan tahun 2012, peningkatan yang cukup besar terjadi pada pos utang usaha sebesar 45%.

Current Liabilities Realized current liabilities as of December 31, 2013 increased by 1% when compared to 2012, a fairly substantial increase was on the trade payables post by 45%.

KOMPOSISI KEWAJIBAN JANGKA PENDEK dalam ribuan USD KETERANGAN Utang usaha Utang kepada pemerintah Utang lain-lain Pajak penghasilan dan deviden Utang pajak lainnya Biaya yang masih harus dibayar Utang sewa pembiayaan, porsi jangka pendek TOTAL


102

CURRENT LIABILITIES in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

444.242 293.451 28.607 172.401 15.772 469.757 637

306.340 377.439 72.112 193.808 28.339 432.632 4.507

45 (22) (60) (11) (44) 9 (86)

Trade payables Ammount due to the government Other payables Corporate and devidend tax payables aother tax payables Accured expenses Finance lease payables, current portion

1.424.866

1.415.177

1

TOTAL

Utang Usaha Saldo utang usaha per 31 Desember 2013 sebesar USD444 juta meningkat sebesar USD138 juta atau sebesar 45% dari tahun 2012, Peningkatan saldo utang usaha selama tahun 2012 disebabkan oleh transaksi yang berhubungan dengan pembelian material dan jasa untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan

Trade Payables The balance of trade payables as of December 31, 2013 was USD444 million increased by USD138 million or 45% from 2012. The increase, balance of trade payables during 2012 was due to the transactions on purchase of materials and services to support the Company’s operations.

Utang Kepada Pemerintah Saldo utang kepada Pemerintah per 31 Desember 2013 sebesar USD293 juta mengalami penurunan sebesar USD84 juta atau sebesar -22% dari tahun 2012, penurunan saldo utang kepada pemerintah disebabkan oleh penurunan utang PNBP dan efek dari selisih kurs (Desember 2012 Rp9.670 dan Desember 2013 Rp12.189)

Amounts due to the Government The balance of amounts due to the Government as of December 31, 2013 was USD293 million decreased by USD84 million or -22% from 2012. The decrease in the balance of amounts due to the government was due to a decrease in non-tax state revenues and the effect of foreign exchange (December 2012 was Rp9,670 and December 2013 was Rp12,189)

Utang Lain-lain Utang Lain-lain per 31 Desember 2013 sebesar USD29 juta mengalami penurunan sebesar USD44 juta atau sebesar -60% dari tahun 2012, Penurunan saldo utang lain-lain disebabkan adanya penyelesaian atas utang PNBP dari pajak dan GOI.

Other Payables Other payables as of December 31, 2013 were USD29 million, decreased by USD44 million or 60% from 2012. The decrease of other payables balances was due to the settlement of non-tax state revenues payable from taxes and GOI.


Pajak Penghasilan dan Deviden Pajak penghasilan dan deviden per 31 Desember 2013 sebesar USD172 juta mengalami penurunan sebesar USD21 juta atau sebesar -11% dari tahun 2012, Penurunan pajak penghasilan dan deviden pada tahun 2013 disebabkan adanya penurunan current tax liabilities.

Corporate and dividend tax payables Income tax and dividend as of December 31, 2013 USD172 million decreased by USD21 million or -11% from 2012. The income tax and dividend decrease in 2013 was due to a decrease in current tax liabilities.

Utang Pajak lainnya Utang pajak lainnya per 31 Desember 2013 sebesar USD15 juta mengalami penurunan sebesar USD13 juta atau sebesar -44% dari tahun 2012, Penurunan utang pajak lainnya pada tahun 2013 disebabkan adanya penurunan VAT in Payable, PPh 21, dan pajak lainnya.

Other Tax Payables Other tax payables as of December 31, 2013 were USD15 million decreased by USD13 million or -44% from 2012. Other tax payables decrease in 2013 was due to a decrease in VAT Payable, Income Tax PPh 21, and other taxes.

Biaya yang Masih Harus Dibayar Saldo biaya yang masih harus dibayar per 31 Desember 2013 sebesar USD470 juta mengalami kenaikan sebesar USD37 juta atau sebesar 9% dari tahun 2011 sebesar USD433 juta, Peningkatan ini berasal dari peningkatan biaya ke suplier untuk pemenuhan kebutuhan material dan jasa

Accrued Expenses The balance accrued expenses as of December 31, 2013 was USD470 million, increased by USD37 million or 9% from USD433 million in 2012. The increase was due to increase in cost to suppliers to meet needs of material and services.

Utang Sewa Pembiayaan, Porsi Jangka Pendek Saldo utang sewa pembiayaan, porsi jangka pendek per 31 Desember 2013 sebesar USD637 ribu mengalami penurunan sebesar USD3,870 juta atau sebesar -86% dari tahun 2012 sebesar USD4,507 juta, Penurunan ini disebabkan adanya finalisasi dari kontrak sewa pembiayaan di tahun 2013

Finance lease payables, current portion The balance of finance lease payables, current portion as of December 31, 2013 was USD637 thousand, decreased by USD3.870 million or -86% from USD4.507 million in 2012. The decrease was due to the finalization of finance lease contracts in 2013.

Liabilitas Jangka Panjang Jumlah liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,22% dari tahun 2012, kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan saldo liabilitas pajak tangguhan dan provisi imbalan kerja.

Non-current Liabilities Total non-current liabilities per December 31, 2013 increased by 0.22% from 2012, this increase was due to the increase in balance of deferred tax liabilities and provision for employee benefits.

KOMPOSISI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG dalam ribuan USD KETERANGAN Utang kepada pemerintah Utang sewa pembiayaan, porsi jangka panjang Pendapatan yang ditangguhkan Liabilitas pajak tangguhan Provisi imbalan kerja Provisi untuk pembongkaran dan restorasi lokasi aset TOTAL

NON-CURRENT LIABILITIES in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

144.454 3.587 67.064 1.050.273 38.895 948.423

183.283 4.225 66.560 744.607 30.562 1.218.550

(21) (15) 1 41 27 (22)

Ammount due to the government Finance lease payables, non-current portion Deffered revenue Deffered tax liabilities provision for employee benefits Provision for decommisioning and site

2.252.697

2.247.786

0,22

TOTAL


103



104

Utang Kepada Pemerintah saldo utang kepada pemerintah per 31 Desember 2012 sebesar USD144 juta mengalami penurunan sebesar USD39 juta atau sebesar -21% dari tahun 2012, penurunan ini disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah kewajiban sewa pembiayaan pemakaian barang milik negara dimasa yang akan datang.

Amounts due to the Government The balance of amounts due to the government as of December 31, 2013 was USD144 million, decreased by USD39 million or 21% from 201. The decrease was due to reduction in the number of finance lease liabilities for use of state property in the future.

Utang Sewa Pembiayaan, Porsi Jangka Panjang Saldo utang sewa pembiayaan porsi jangka panjang per 31 Desember 2013 sebesar USD3,587 juta mengalami penurunan sebesar USD637 ribu atau sebesar -15% dari tahun 2012 sebesar USD4,225 juta

Finance lease payables, non-current portion The balance of finance lease payables, non-current portion, as of December 31, 2013 was USD3.587 million, decreased by USD637,000 or by -15% from USD4.225 million in 2012.

Liabilitas Pajak Tangguhan saldo liabilitas pajak tangguhan per 31 Desember 2013 sebesar USD1,050 miliar mengalami kenaikan sebesar USD306 juta atau sebesar 41% dari tahun 2012 sebesar USD744 juta, kenaikan ini disebabkan oleh adanya perbedaan perhitungan pajak berdasarkan akuntansi komersial dan perhitungan pajak PSC

Deferred tax liabilities The balance of deferred tax liabilities as of December 31, 2013 was USD1.050 billion, increased by USD306 million or 41% from USD744 million in 2012. The increase was due to the differences in the tax calculation based on commercial accounting and PSC tax calculations.

Provisi Imbalan Kerja saldo provisi imbalan kerja per 31 Desember 2013 sebesar USD38 juta mengalami kenaikan sebesar USD8 juta atau sebesar 27% dari tahun 2012 sebesar USD30 juta. Peningkatan ini merupakan accrual biaya past service liabilities akibat adanya penambahan jumlah pekerja selama tahun 2013.

Provision for employee benefits The balance of provision for employee benefits as of December 31, 2013 was USD38 million, increased by USD8 million or 27% from USD30 million in 2012. The increase was the accrued cost of past service liabilities due to additional number of employees during 2013.

Provisi Untuk Pembongkaran dan Restorasi Lokasi Aset Saldo provisi untuk pembongkaran dan restorasi lokasi aset per 31 Desember 2013 sebesar USD948 juta mengalami penurunan sebesar USD270 juta atau sebesar -22% dari tahun 2012 sebesar USD1,218 miliar, penurunan ini disebabkan oleh penurunan inflation rate dari 2,1% menjadi 1,59% dan kenaikan risk free rate dari 4,3% menjadi 4,8%.

Provision for decommissioning and site restoration The balance of provision for decommissioning and site restoration as of December 31, 2013 was USD948 million, decreased by USD270 million or -22% from USD1.218 billion in 2012. The decrease was due to decline in the inflation rate from 2.1% to 1.59% and an increase of risk free rate from 4.3% to 4.8%.


BAPEPAM-LK • NO.X.K.6 • Ekuitas • Arus kas Equity Cash flow

Equity The balance of equity as of December 31, 2013 was USD9.247 billion, increased by USD1.989 billion or 27% from USD7.258 billion in 2012. The inrease was due to the achievement of the Company’s profit achievement of USD1.989 billion in 2013.

EKUITAS Saldo ekuitas per 31 Desember 2013 sebesar USD9,247 miliar mengalami kenaikan sebesar USD1,989 atau sebesar 27% dari tahun 2012 sebesar USD7,258 miliar, peningkatan ini disebabkan oleh pencapaian laba perusahaan sebesar USD1,989 miliar pada tahun 2013. KOMPOSISI EKUITAS dalam ribuan USD KETERANGAN Modal saham Saldo laba TOTAL

EQUITY in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

24.730 9.222.262

24.730 7.232.800

(2)

Share Capital Retained earnings

9.246.992

7.257.530

(2)

TOTAL

LAPORAN ARUS KAS Posisi saldo kas diakhir tahun 2013 menunjukan angka USD209 juta, angka ini menunjukan kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu mencapai 83,85 % atau setara dengan USD94 juta. Hal ini disebabkan pada tahun 2013 terjadi kenaikan harga penjualan gas dan meningkatnya penerimaan pembayaran dari customer.

STATEMENTS OF CASH FLOW The position of the cash balance at the end of 2013 showed a figure of USD209 million, which indicated a significant increase of 83.85% from USD94 million in 2012. This was due to, an increase of gas sales prices and the increasing receipt of payment from customers in 2013.

ARUS KAS dalam ribuan USD KETERANGAN Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan (Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas Saldo kas dan setara kas pada awal tahun Efek perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas Saldo kas dan setara kas pada akhir tahun

CASH FLOWS in thousand USD 2013

2012

%

DESCRIPTION

1.119.466 (1.004.712) (4.506) 110.246

652.978 (681.341) (23.682) (52.045)

71 47 (81) (312)

114.554 (15.339)

171.999 (5.400)

(33)

209.461

114.554

Cash flows from operating activities Cash flows from investing activities Cash flows from financing activities Net (decrease)/increase in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at beginning of year Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at end of year

184 83

83.85% Peningkatan saldo kas yang dipengaruhi kenaikan harga jual dan penerimaan pembayaran. Increase in cash balance due to increase in sales price and receipt of payments.


105


RASIO KEUANGAN

FINANCIAL RATIO

RASIO KEUANGAN KETERANGAN RASIO PROFITABILITAS Margin pendapatan operasi Margin Laba Bersih Imbalan investasi Imbalan kepada pemegang saham RASIO LIKUIDITAS Rasio Lancar Rasio Kas RASIO SOLVABILITAS Rasio total hutang terhadap modal sendiri Rasio total hutang terhadap total aset Rasio hutang jangka panjang terhadap modal Rasio hutang jangka panjang terhadap asset Rasio total modal sendiri terhadap total aset RASIO PERPUTARAN Perputaran piutang Perputaran persediaan Perputaran Aset

FINANCIAL RATIO 2013

2012

DESCRIPTION

%

RASIO PROFITABILITAS PROFITABILITY RATIO 61,72% 39,78% 30,49% 27,41%

59,73% 36,60% 36,04% 36,65%

PROFITABILITY RATIO Operating profit margin Net profit margin Return on investment (ROI) Return on equity (ROE)

1,98 3,19 -5,55 -9,23

RASIO LIKUIDITAS LIQUIDITY RATIO 575% 15%

475% 8%

LIQUIDITY RATIO Current ratio Cash ratio

100,06 6,61

RASIO SOLVABILITAS SOLVABILITY RATIO 39,77% 28,45% 24,36% 17,43% 71,55%

50,47% 33,54% 30,97% 20,58% 66,46%

SOLVABILITY RATIO Debt to equity ratio Debt to asset ratio Long term debt to equity Long term debt to asset Equity to asset ratio

-10,70 -5,09 -6,61 -3,15 5,09

RASIO PERPUTARAN TURNOVER RATIO 15 Hari 22 hari 32 11 Hari 8 hari -36 45,10% 55,56% -10,46

TURNOVER RATIO Collection period Inventory turnover Total asset turnover


RASIO PROFITABILITAS Rasio profitabilitas mengukur tingkat kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari semua potensi atau sumber daya yang dimiliki.

PROFITABILITY RATIO Profitability ratio measures the Company’s ability to generate profit from all of its potentials or resources.

Margin Pendapatan Operasi Margin Pendapatan Operasi tahun 2013 sebesar 61,72% meningkat 1,98% dari tahun 2012 sebesar 59,73%, kenaikan ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dan melakukan efisiensi pengelolaan biaya selama tahun 2013.

Operating Profit Margin Operating income margin in 2013 was 61.72% increased by 1.98% from 59.73% in 2012, this increase indicated the company’s ability to generate revenue and appy cost management efficiency during 2013.

Margin Laba Bersih Margin laba bersih tahun 2013 sebesar 39,78% meningkat 3,19% dari tahun 2012 sebesar 36,60%, kenaikan ini menunjukkan kemampuan Perusahaan yang semakin baik dalam mendapatkan laba bersih dari hasil penjualan yang diperoleh selama tahun 2013.

Net Profit Margin Net profit margin in 2013 was 39.78% increased by 3.19% from 36.60% in 2012, this increase indicated that the company’s ability has been increasingly better to earn a net profit from sales during 2013.

Imbalan Investasi Imbalan investasi tahun 2013 sebesar 30,49% menurun -55% dari tahun 2012 sebesar 36,04%, penurunan ini menunjukkan tingkat pengembalian investasi Perusahaan yang masih belum maksimal.

Return on Investment Return on Investment in 2013 was 30.49% decreased by -55% from 36.04% in 2012. This decrease indicated that the Company’s return on investment rate has not been optimized.

106


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 kemampuan membayar utang dalam rasio Ability to meet debts in ratio

Imbalan Kepada Pemegang Saham Imbalan kepada pemegang saham tahun 2013 sebesar 27,41% menurun -9,23% dari tahun 2012 sebesar 36,65%, penurunan ini menunjukkan komitmen kinerja perusahaan terhadap para pemegang saham yang masih perlu ditingkatkan.

Return on Equity Return on equity in 2013 was 27.41%, decreased by -9.23% from 36.65% in 2012. This decrease indicated the company’s performance commitment to the shareholders needs to be improved.

RASIO LIKUIDITAS Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

LIQUIDITY RATIO Liquidity ratio indicates the rate of the company’s ability to meet its current liabilities.

Rasio Lancar Rasio lancar tahun 2013 sebesar 575% meningkat 100,06% dari tahun 2012 sebesar 475%, peningkatan ini disebabkan jumlah aset lancar pada tahun 2013 yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Current ratio Current ratio in 2013 was 575%, increased by 100.06% from 475% in 2012. The increase was due to higher amount of current assets in 2013 than the previous year.

Rasio Kas Rasio kas tahun 2013 sebesar 15% meningkat 6,61% dari tahun 2012 sebesar 8%, kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan pos kas dan setara kas pada tahun 2013.

Cash ratio Cash ratio in 2013 increased by 15 % from 6.61% in 2012 of 8 %, this increase was due to an increase in cash and cash equivalents post in 2013.

RASIO SOLVABILITAS Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan pendanaan Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

SOLVABILITY RATIO Solvability ratio is used to measure the rate of the Company’s funding management in running its operations.

Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri Rasio total hutang terhadap modal sendiri pada tahun 2013 sebesar 39,77% menurun -10,70% dari tahun 2012 sebesar 50,47%, rasio ini menunjukkan pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang selama tahun 2013 sebesar 40% dari total modal.

Debt to equity ratio Debt to equity ratio in 2013 was 39.77% decreased by -10.70% from 50.47% in 2012, this indidcated the company’s funding from debt during 2013 was 40% of total capital.

Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio total hutang terhadap total aset pada tahun 2013 sebesar 28,45% menurun -5,09% dari tahun 2012 sebesar 33,54%, rasio ini menunjukkan pendanaan Perusahaan yang berasal dari hutang selama tahun 2013 sebesar 28% dari total aset.

Debt to asset ratio Debt to asset ratio in 2013 was 28,45% decreased by -5,09% from 33.54% in 2012, this ratio indicated the Company’s funding from debt during 2013 was 28% of total assets.

Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Modal Rasio total hutang jangka panjang terhadap total modal pada tahun 2013 sebesar 24,36% menurun -6,61% dari tahun 2012 sebesar 30,97%, rasio ini menunjukkan pendanaan Perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang selama tahun 2013 sebesar 24% dari total modal.

Long term debt to equity Long-term debt to equity ratio in 2013 was 24.36%, decreased by -6.61% from 30.97% in 2012. This ratio indicated the Company’s funding from long-term debt during 2013 was 24% of total equity.


107



Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Aset Rasio total hutang jangka panjang terhadap aset pada tahun 2013 sebesar 17,43% menurun -3,15% dari tahun 2012 sebesar 20,58%, rasio ini menunjukkan pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang selama tahun 2013 sebesar 17% dari total aset.

Long term debt to asset ratio Long-term debt to asset ratio in 2013 was 17.43%, decreased by -3.15% from 20.58% in 2012. This ratio indicated the company’s funding from long-term debt during 2013 was 17% of total assets.

Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Rasio total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2013 sebesar 71,55% meningkat 5,09% dari tahun 2012 sebesar 66,46%, rasio ini menunjukkan total modal sendiri selama tahun 2013 sebesar 72% dari total aset Perusahaan.

Equity to asset ratio Equity to asset ratio in 2013 was 71.55%, increased by 5.09% from 66.46% in 2012. This ratio indicated total equity in 2013 was 72% of the Company’s total assets.

RASIO PERPUTARAN Rasio perputaran digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan.

TURNOVER RATIO Turnover ratio is used to measure the efficiency and effectively of the Company’s resources management.

Perputaran Piutang Selama tahun 2013 rasio perputaran piutang sebesar 15 hari meningkat 32% dari tahun 2012 sebesar 22 hari, rasio ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan piutang selama tahun 2013.

Collection period During 2013 collection period ratio was 15 days, increased by 32 % from 22 days in 2012, this ratio indicated an increase in the company’s ability to settle collections in 2013.

Perputaran Persediaan Selama tahun 2013 rasio perputaran persediaan sebesar 11 hari menurun -36% dari tahun 2012 sebesar 8 hari, rasio ini menunjukkan pengelolaan persediaan yang masih perlu ditingkatkan.

Inventory turnover During 2013 inventory turnover ration was 11 days, decreased by -36% from 8 days in 2012. This ration indicated the Company’s inventory management still needs to be improved.

Perputaran Asset Selama tahun 2013 rasio perputaran aset sebesar 45,01% menurun -10,46% dari tahun 2012 sebesar 55,56%, penurunan ini menunjukkan kemampuan aset Perusahaan dalam memperoleh pendapatan yang masih belum maksimal.

Total asset turnover During 2013 asset turnover ratio was 45.01%, decreased by -10.46% from 55.56% in 2012, this decrease indicated the ability of the Company’s assets in generating income has not been maximized.

108


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen per saham Dividend policy and the date and amount of dividend per share

KEBIJAKAN DEVIDEN Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham tertanggal 23 Januari 2014, dividen sebesar USD2.152.051 (USD8,6/saham) telah dibagi. Dividen kepada Pertamina akan saling hapus dengan piutang dari Pertamina dan dividen ke PDV akan dibayar tunai.

DIVIDEND POLICY Based on the Shareholders’ Resolution dated January 23, 2014, dividends paid was USD2,152,051 (USD8.6/share). Dividends to Pertamina will offset with trade receivables from Pertamina and dividends to PDV will be paid in cash.

Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham tertanggal 28 Desember 2012, dividen sebesar USD1.636.462 (USD6,5/ saham) telah dibagi. Dividen kepada Pertamina telah saling hapus dengan piutang dari Pertamina dan dividen ke PDV telah dibayarkan tunai.

Based on the Shareholders’ Resolution on December 28, 2012, the amount of dividends paid was USD1,636,462 (USD6.5/share). Dividends to Pertamina had offset with trade receivables from Pertamina and dividends to PDV had been paid in cash.


109

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya Changes in accounting policy, reasons and its impact



KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Kebijakan akuntansi telah diaplikasikan secara konsisten terhadap semua tahun yang disajikan.

ACCOUNTING POLICY The accounting policies applied in the preparation of the Company Financial Statements are in accordance with Financial Accounting Standards in Indonesia. The accounting policies have been consistently applied to all years presented.

DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Keuangan telah disusun atas dasar harga perolehan, kecuali aset keuangan yang tersedia untuk dijual, aset keuangan dan liabilitas keuangan (termasuk instrumen derivatif ) yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, serta menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.

BASIS OF FINANCIAL STATEMENTS PREPARATION The Financial Statements have been prepared in accordance with Financial Accounting Standards in Indonesia. The Financial Statements based on the historical cost principles, except for financial assets available for sale, financial assets and financial liabilities (including derivative instruments) measured at fair value through loss profit, as well as applying the accrual basis except for cash flows.

PERUBAHAN PADA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Revisi atas PSAK 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, dan pencabutan atas PSAK 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 tidak tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan periode berjalan atau tahun sebelumnya. Penerapan ISAK 21, “Perjanjian Konstruksi Real Estate” dan pencabutan PSAK 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate” yang seharusnya berlaku sejak 1 Januari 2013 telah ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Perusahaan masih menganalisa dampak penerapan PSAK dan ISAK baru berikut yang telah diterbitkan selama tahun 2013 terhadap Laporan Keuangan Perusahaan:

CHANGES TO STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS Revisions to SFAS 38, “ Business Combination under Common Control”, SFAS 60, “Financial Instruments: Disclosures”, and revocation of SFAS 51, “Accounting for Quasi-Reorganization” effective from January 1, 2013 did not result in any changes of accounting policies of the Company and has no impact on the amounts reported for the year or the previous year.

• ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan” • ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas” • ISAK 29, “Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka” • PSAK 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian” • PSAK 66 “Pengaturan bersama” • PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain”” • PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” • PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” • PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan Keuangan tersendiri”

110


Application of IFAS 21, “Real Estate Construction Agreement” and the revocation of SFAS 44, “Accounting for Real Estate Development Activities” that should have been effective since January 2013 has been postponed until further notice by the Indonesian Financial Accounting Standards Board. The Company is still analyzing the impact of the following new SFAS and IFAS application that have been published during 2013 on the Company’s Financial Statements: • IFAS 27, “Transfer of Assets from Customers” • IFAS 28, “Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments” • IFAS 29, “Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mine” • SFAS 65 “Consolidated Financial Statements” • SFAS 66 “Joint arrangements” • SFAS 67 “Disclosure of interests in other entities’” • SFAS 68 “Fair value measurement” • SFAS 1 (revised 2013) “Presentation of financial statements’” • SFAS 4 (revised 2013) “Separate Financial Statements”

• PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” • PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”

• SFAS 15 (revised 2013) “Investments in associates and joint venture” • SFAS 24 (revised 2013) “Employee benefits”

ISAK 27, 28, dan 29 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2014, sedangkan standar baru dan revisi lainnya akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015.”

IFAS 27, 28, and 29 apply to the fiscal year that began January 1, 2014, while the other new and revised standards will be effective in the fiscal year that begins January 1, 2015.”

PENJABARAN MATA UANG ASING Mata uang fungsional dan penyajian Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan Perusahaan diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”). Laporan keuangan disajikan dalam Dolar AS, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Perusahaan.”

FOREIGN CURRENCY TRANSLATION Functional and presentation currency Items included in the financial statements of the Company are measured using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (“functional currency”). The financial statements are presented in US Dollars, which is the Company’s functional and presentation currency.”

BENTURAN KEPENTINGAN Pada setiap awal tahun, Para Dewan Komisaris dan Direksi menandatangani Pernyataan Tidak Berbenturan Kepentingan dimana intinya mereka memberikan jaminan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi akan tunduk kepada seluruh peraturan Perusahaan dan peraturan yang berlaku secara umum dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai benturan kepentingan terhadap PT Pertamina EP.

CONFLICT OF INTEREST At the beginning of each year, the Board of Commissioners and Board of Directors sign a Statement of No Conflict of Interest, in which they essentially guarantee that Board of Commissioners and Board of Directors will be subject to all the Company’s generally applicable rules and regulations and declare that they have no conflict of interest with PT Pertamina EP.

Beberapa komitmen Dewan Komisaris atas benturan kepentingan • Setiap anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan serta keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain honorarium dan fasilitas yang diterimanya sebagai anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang ditentukan RUPS. • Para anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan yang diawasinya.

Commitments of no conflict of interest of the Board of Commissioners • Each member of the Board of Commissioners is prohibited from making any transactions that have a conflict of interest and take the interests and personal gain from the activities of the Company other than honorarium and facilities received as member of the Board of Commissioners as specified by the GMS. • The members of the Board of Commissioners should not be in concurrent position as members of the Board of Directors at the Regional Owned Enterprises (BUMD), Private Owned Enterprises (BUMS) and other positions that may cause a conflict of interest directly or indirectly with the Company under their supervision.


111



Beberapa komitmen Direksi atas benturan kepentingan • Setiap anggota direksi dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan Pribadi dari kegiatan Perusahaan selain gaji dan fasiitas yang diterimanya sebagai anggota Direksi yang ditentukan oleh RUPS. • Apabila terjadi benturan kepentingan antara kepentingan Perusahaan dengan kepentingan salah seorang anggota Direksi, maka dengan persetujuan dewan komisaris, Perusahaan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya. • Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, BUMS dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi / lembaga Pemerintah Pusat dan atau Daerah, jabatan lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. • Anggota Direksi dilarang untuk menggunakan informasi rahasia dan data bisnis Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau dengan cara yang merugikan Perusahaan.

Commitments of no conflict of interest of the Board of Directors • Each member of the board of directors are prohibited from making any transactions that have a conflict of interest and take personal gain from the activities of the Company other than remuneration and facilities received as member of the Board of Commissioners as specified by the GMS. • In the event of a conflict of interest between the interests of the Company and the interests of a member of the Board of Directors, with the approval of the Board of Commissioners, the Company may be represented by other member of the Board of Directors. • Board of Directors’ members are prohibited from holding concurrent position as Members of the Board of Directors of SOEs, BUMD, Private Owned Enterprises and other positions that may cause a conflict of interest, structural and functional positions in the institution/ agency of the central and regional governments, other position in accordance with laws and regulations. • Board of Directors’ members are prohibited from using confidential information and business data of the Company for personal interests or in a manner harming the interests of the Company.

Dalam hal terjadi benturan kepentingan yang menyangkut semua anggota Direksi maka Perusahaan akan diwakili oleh Dewan Komisaris atau oleh salah seorang yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila tidak ada Dewan Komisaris, maka RUPS dapat mengangkat seorang atau lebih untuk mewakili Perusahaan.

In the event of any conflict of interest involving all members of the Board of Directors, the Company shall be represented by the Board of Commissioners or by one whom is appointed by the Board of Commissioners. If there is no Board of Commissioners, the GMS may appoint one or more persons to represent the Company.

INFORMASI KEUANGAN YANG MENGANDUNG KEJADIAN LUAR BIASA Sepanjang tahun 2013 tidak ada kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap keuangan Perusahaan.

FINANCIAL INFORMATION CONTAINING EXTRAORDINARY EVENTS During 2013 there were no extraordinary events that affect the Company’s financial condition.

INFORMASI & FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN Sepanjang tahun 2013 tidak ada informasi dan atau fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Sepanjang tahun 2013 tidak ada informasi dan atau fakta material yang terjadi setelah tanggal neraca.

INFORMATION & MATERIAL FACT THAT OCCUR AFTER DATE OF REPORT During 2013 there were no information or material facts occurring after date of accountant’s report. SIGNIFICANT EVENTS AFTER BALANCE SHEET DATE During 2013, there were no information and or material facts occurring after balance sheet date.

112


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan Marketing aspect of the company’s products and services

PEMASARAN DAN PANGSA PASAR Melalui fungsi Monetisasi/Commercial minyak mentah & gas, Perusahaan melakukan evaluasi pasokan dan ekonomi, melakukan kegiatan beauty contest, proses negosiasi penjualan, pembuatan dokumen formal dan Perjanjian Jual Beli migas, produk sampingan dan produk turunannya serta persetujuan kepada pemerintah dalam rangka memperolah keuntungan yang maksimal bagi Perusahaan dari proses monetisasi produk migas, produk sampingan dan produk turunannya.

• Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan Material information and facts subsequent to the date of the accountant’s report

MARKETING AND MARKET SHARE Through crude oil & gas Monetization/Commerciality function, the Company conducts supply and economic evaluation, beauty contest, sales negotiation process, preparing formal documents and Sale and Purchase Agreement for oil & gas, by-products and derivative products, as well as government approval in order to gain maximum benefit for the Compan from monetization process of oil & gas products, by-products and derivative products.


113


Selama tahun 2013, fungsi Oil & Gas Monetization telah meninjau ulang harga penjualan gas kepada SKK Migas, pemerintah dan sejumlah konsumen sehingga menghasilkan kesepakatan perubahan harga jual gas rata-rata dari kurun waktu sebelumnya. Dasar pertimbangan atas perubahan harga adalah untuk pemenuhan kelangsungan operasi dalam mencari cadangan baru. Selain itu, ada beberapa perjanjian, kontrak maupun kesepakatan baru yang ditandatangani serta amandemen sejumlah perjanjian maupun kontrak lama.


PENINGKATAN HARGA GAS 2013 2013 Gas Price Increase NO TIPE PERJANJIAN Type of Agreement 1 New Gas Sale & Purchase Agreement (GSPA) 2 New GSPA 3 New GSPA 4 GSPA Amendment 5 GSPA Amendment 6 Addendum to 3 GSPA 7 Amendment of 4 GSPA 8 Addendum to GSPA 9 Addendum to 2 GSPA 10 Flare Gas Distribution Mutual Agreement 11 Gas Distribution Mutual Agreement 12 Gas Distribution Mutual Agreement 13 Gas Distribution Mutual Agreement Amendment 14 Gas Distribution Mutual Agreement Amendment 15 Gas Distribution Mutual Agreement Amendment 16 Gas Distribution Mutual Agreement Amendment MONETASI GAS FLARE 2013 2013 Flare Gas Monetization NO TIPE KONTRAK Type of Contract 1 Mutual Agreement/GSPA Renewal

During 2013, Oil & Gas Monetization function had reviewed the sales price of gas to SKK Migas, the government and several consumers resulting in a number of changes in the agreement of average gas price from the previous period. The basic consideration of price changes is for the continuity of operations in the search for new reserves. In addition, there are several agreements, contracts and new agreements that have been signed and amendments to a number of previous contracts and agreements.

PEMBELI Buyer PLN Jambi – Own PEP PT Pertamina (Persero) - BBG Pupuk Sriwijaya PT Media Karya Sentosa PT PLN (Persero) - Gelam PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT Tossa Shakti PT Energasindo Heksa Karya - Bitung PT Energasindo Heksa Karya - Tegal gede PT Pertiwi Nusantara Resources PT Manggala Gita Karya PT PGN (Persero) Tbk. - Sumur BGL-1 PT PGN (Persero) Tbk. - Jkt - Bogor PT PGN (Persero) Tbk. - Sunyaragi PT PGN (Persero) Tbk. - Cirebon PT PGN (Persero) Tbk. - Medan

FIELD

JPH

Kandang Haur Timur

0.7

PERJANJIAN BARU JUAL BELI GAS DAN AMANDEMEN PJBG New Gas Sale & Purchase Agreement and GSPA Amendment NO TIPE PERJANJIAN PEMBELI Type of Agreement Buyer 1 GSPA PT Pertamina (Persero) - BBG Lap Cikarang 2 GSPA PT Pertamina (Persero) - BBG Lap PDT, TBN 3 GSPA PT Pertamina (Persero) - BBG Lap Citarik 4 GSPA PT Pertamina (Persero) - BBG Palembang 5 GSPA Amendment PT Media Karya Sentosa 6 GSPA Amendment PT PLN (Persero) - Lap Sungai Gelam 7 Addendum to 3 GSPA PT Bina Banguna Wibawa Mukti 8 Amendment of 4 GSPA PT Tossa Shakti 9 Addendum to GSPA PT Energasindo Heksa Karya - Bitung 10 Addendum to 2 GSPA PT Energasindo Heksa Karya -Tegal gede

114


HARGA AWAL Initial Price 4.371 3.64 6.40 5.047 5.05 5.974 2.77 2.75 4.00 2.85 5.97 5.97 3.61 6.18

HARGA AKHIR Final Price 5.047 4.720 5.89 7.00 6.000 6.00 7.750 6.36 6.36 5.00 6.45 8.00 7.50 7.06 5.00 7.50

PEMBELI GAS FLARE Flare Gas Buyer PT Pertiwi Nusantara Resources

LOKASI Location Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Sumatera Selatan | South Sumatra Jawa Timur | East Java Jambi Jawa Barat | West Java Jawa Tengah | Central Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal Discussion on material ties for the investment of capital goods

PERJANJIAN BARU KONTRAK PASOKAN GAS 2013 New Agreement of 2013 Gas Supply Contract NO TIPE PERJANJIAN Type of Agreement 1 New Contract of Gas Supply Agreement 2 New Contract of Gas Supply Agreement

SUMBER GAS Gas Source KSO PD Migas Kota Bekasi TAC PT Medco E&P Sembakung

KESEPAKATAN BERSAMA (KB) DAN AMANDEMEN KB Mutual Agreement (MA) and JA Amendment NO TIPE PERJANJIAN Type of Agreement 1 Gas Distribution MA - Pang. Susu Field 2 Sale & Purchase MA of Ex-NGL Plant 3 Gas Price & Distribution MA 4 Temporary Use of Measuring Device MA 5 Gas Distribution MA 6 Gas Distribution MA 7 Gas Distribution MA 8 Gas Distribution MA 9 Gas Distribution MA 10 Gas Distribution MA 11 Gas Spot Sale & Purchase MA 12 Gas Distribution MA – BGL-1 Well 13 Flare Gas Distribution MA 14 Gas Distribution MA Poleng Field 15 Gas Distribution MA Amendment 16 Gas Distribution MA Amendment 17 Gas Distribution MA Amendment 18 Condensate Ex-NGL Plant Sale & Purchase MA Amendment 19 2 Gas Distribution MA Amendment 20 2 Gas Distribution MA Amendment

SUMBER GAS Gas Source PT PGN (Persero) Tbk. - Medan PT Pertamina (Persero) PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT PGN (Persero) Tbk. - Cirebon PT PGN (Persero) Tbk. - Jkt, Bogor PT PGN (Persero) Tbk. - Medan PT Pertamina Gas PT PLN (Persero) PT Manggala Gita Karya PT Pupuk Kujang PT PGN (Persero) Tbk. - Medan PT Pertiwi Nusantara Resources PT Media Karya Sentosa PT PGN (Persero) Tbk. - Cirebon PT PGN (Persero) Tbk. - Jkt, Bogor PT PGN (Persero) Tbk. - Medan PT Pertamina (Persero) PT PGN (Persero) Tbk. - Cirebon PT PGN (Persero) Tbk. - Medan

LOKASI Location Jawa Barat | West Java Kalimantan Timur | East Kalimantan

LOKASI Location Sumatera Utara | North Sumatra Sumatera Selatan | South Sumatra Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Sumatera Utara | North Sumatra Jawa Barat | West Java Jawa Timur | East Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Sumatera Utara | North Sumatra Jawa Barat | West Java Jawa Timur | East Java Jawa Barat | West Java Jawa Barat | West Java Sumatera Utara | North Sumatra Sumatera Selatan | South Sumatra Jawa Barat | West Java Sumatera Utara | North Sumatra


115

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain. Product responsibility, such as consumer health and safety, product information, facilities, number of consumer complaints and their handling, etc.


Memahami sifat perusahaan private company, Perusahaan tidak menuliskan informasi saham, meliputi: • Kebijakan dan pembayaran dividen tunai Understanding the nature of private companies, the Company does not report share information, covering: • Cash dividend policy and payment


DISTRIBUSI & LAYANAN KONSUMEN Distribution & Customer Service adalah fungsi yang bertugas menganalisa, mengimplementasi, dan memonitor rencana dan program kerja distribusi produk migas, produk sampingan, dan produk turunannya dan layanan pelanggan untuk fungsi monetisasi migas yang meliputi pelaksanaan shipping coordination, pemantauan lifting, penyusunan Offtake Procedure, survei pasar dan kebutuhan pelanggan dan menangani keluhan pelanggan dalam rangka memperoleh keuntungan yang maksimal bagi Perusahaan dari proses monetisasi produk migas, produk sampingan dan produk turunannya.

DISTRIBUTION & CUSTOMER SERVICE Distribution & Customer Service is a function in charge of analyzing, implementing, and monitoring the plan and work program of oil and gas products, byproducts, and derivatives products distribution and customer service for the oil and gas monetization function that include the implementation of shipping coordination, lifting monitoring, Offtake Procedure preparation, market survey and customer needs and handle customer complaints in order to obtain maximum benefit to the Company from the monetization process of oil and gas products, by-products and derivative products.

Selama tahun 2013 realisasi lifting minyak mencapai 43,159 MBBLS dan realisasi lifting gas mencapai 287,171 MSCF atau 76 % dari realisasi produksi dan 66 % dibandingkan dengan komitmen volume kontrak Perjanjian Jual Beli Gas.

During 2013, realization of oil lifting reached 43.159 MBBLS and realization of gas lifting reached 287.171 MSCF or 76% of the production realization and 66% compared to the volume commitment of Gas Sale and Purchase Agreement contract.

PROSES PENGADUAN KONSUMEN Seluruh minyak yang diproduksi Perusahaan diolah di kilang milik PT Pertamina (Persero) sebagai pembeli tunggal minyak yang diproduksi. Meski demikian, kami tetap menempatkan relasi komersial yang bersifat khusus ini secara professional. Perusahaan berupaya menjaga kepuasan pelanggan dengan menerapkan mekanisme untuk melayani komplain dari PT Pertamina (Persero) terkait produk minyak yang diserahkan. Komplain disampaikan melalui surat kepada Perusahaan dan ditembuskan kepada SKK Migas. [G4-PR5]

CONSUMER COMPLAINTS PROCESS All of the oil produced by the company is processed at the refineries owned by PT Pertamina (Persero) as the sole buyer. However we still regard the special commercial relations professionally. The company strives to maintain customer satisfaction by applying handling mechanism for complaints from PT Pertamina (Persero) concerning oil products that have been delivered. The complaints may be submitted by mail to the Company with a copy to SKK Migas. [G4-PR5]

Sampai dengan akhir tahun 2013 ada 32 komplain yang disampaikan kepada Pertamina EP langsung maupun melalui SKK Migas. Komplain tersebut terdiri dari: • 6 komplain mengenai volume minyak yang diserahkan. • 4 komplain mengenai spesifikasi minyak yang diserahkan. • 22 komplain mengenai demurrage saat pengapalan.

As of the end of 2013 there were 32 complaints submitted to Pertamina EP, both directly or through SKK Migas. The complaints consist of: • 6 complaints about the volume of oil delivered. • 4 complaints about specifications of oil delivered.

116


• 22 complaints about demurrage time of shipment.

Komplain yang diterima perusahaan langsung ditindaklanjuti melalui : 1. Verifikasi, bila komplain menyangkut jumlah volume yang berbeda. 2. Analisa di laboratorium independen, bila komplain terkait spesifikasi minyak.

Complaints received by the company are directly addressed through: 1. Verification, for complaints concerning different volumes. 2. Analysis at an independent laboratory, for complaints related to oil specification.

Selain pengaduan melalui surat, secara berkala kami juga mengadakan koordinasi penyaluran minyak dan gas, gas coordination meeting, shipper coordination, dan workshop optimalisasi lifting secara berkala. Hal tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari keluhan konsumen dan sebagai kontrol optimalisasi lifting untuk masa-masa mendatang. [G4-PR5]

In addition to the complaint by mail, we also conduct periodic oil and gas distribution coordination, gas coordination meetings, shipper coordination, periodic lifting optimization workshop. These are done as a follow-up of consumer complaints and as lifting optimization control in the future. [G4-PR5]

PERKARA PENTING DAN KEPATUHAN HUKUM Pertamina EP senantiasa memperhatikan aspek hukum dalam melaksanakan kegiatannya, sebagai bentuk ketaatan pada ketentuan hukum yang berlaku. Kepatuhan pada hukum menjadikan Perusahaan tidak pernah mendapatkan sanksi denda finansial maupun sanksi hukum lain terkait dugaan ketidakpatuhan terhadap regulasi yang mengatur pengelolaan lingkungan, persaingan usaha sehat, tanggung jawab produk.

SIGNIFICANT LITIGATION AND LEGAL COMPLIANCE Pertamina EP always pays attention to legal aspects in carrying out its activities, as a form of compliance with the provisions of applicable laws. Compliance with laws has prevented the Company from receiving financial penalties and other legal sanctions over alleged non-compliance with regulations on environmental management, fair competition and product responsibility.

Selama kurun waktu periode pelaporan, Perusahaan telah melakukan tinjauan aspek hukum yang terkait dengan kontrak perjanjian, RUPS, pendapat hukum, dan kebutuhan lainnya. Selain itu Pertamina EP juga masih memiliki beberapa kasus hukum (litigasi) yang signifikan, meski tidak sampai mempengaruhi kondisi operasional dan keuangan Perusahaan. Beberapa di antaranya merupakan pengalihan atau berkaitan dengan PT Pertamina (Persero).

During the reporting period, the Company has reviewed legal aspects of contract agreement, GMS, legal opinions, and other needs. In addition, Pertamina EP still has some significant litigations, though they do not necessarily affect the Company’s financial condition and operations. Some of them are related to transfer or related to PT Pertamina (Persero).

Hal ini terkait ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi Pertamina No.Kpts-042/C00000/2005 tanggal 21 September 2005, yang menetapkan bahwa seluruh hak dan kewajiban PT Pertamina (Persero) sehubungan dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi PT Pertamina (Persero) dialihkan ke Pertamina EP. Sebagai konsekuensi, liabilitas legal PT Pertamina (Persero) sehubungan dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi sebelum 21 September 2005 dialihkan ke Perusahaan.

This is related to the provisions of Pertamina Board of Directors Decree No.Kpts-042/C00000/2005 dated September 21, 2005, which stipulates that all rights and obligations of PT Pertamina (Persero) concerning the upstream oil and gas business of PT Pertamina (Persero) are handed over to Pertamina EP. As a consequence, the legal liability of PT Pertamina (Persero) concerning the upstream oil and gas business activities prior to September 21, 2005 are handed over to the Company.


117

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Perkara penting yang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Significant cases faced by Publicly-listed Company, subsidiaries, members of Board of Commissioners and Board of Directors

• Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan Information on administrative sanction imposed


PERMASALAHAN HUKUM Litigation Cases NO.

INTISARI GUGATAN Lawsuit Summary

STATUS UPAYA HUKUM SAAT INI Legal Action Current Status

1

Perkara perdata terkait masalah kontrak sehubungan dengan Upaya Hukum Partij Verzet sehubungan dengan Klaim PT Lirik Petroleum atas pelaksanaan JOB, EOR LIRIK berkenaan dengan Pipa Buntu, Advanced Payment dan Komersialitas. Civil case on contractual issues in connection with Legal Action of the Defendant concerning the Claim of PT Lirik Petroleum for the implementation of JOB, EOR LIRIK regarding Stuck Pipe, Advanced Payment and Commerciality.

Permohonan Kasasi Pertamina EP ditolak Pertamina EP telah mengajukan PK. Pertamina EP appeal in Cassation was rejected and Pertamina EP has filed for a Judicial Review.

2

Perkara perdata terkait masalah kontrak sehubungan dengan Upaya Hukum Gugatan Perbuatan Melawan hukum sehubungan dengan putusan arbitrase Klaim PT Lirik Petroleum atas pelaksanaan JOB, EOR LIRIK berkenaan dengan Pipa Buntu, Advanced Payment dan Komersialitas. Civil case on contractual issues concerning Legal Action against unlawful act lawsuit regarding arbitration ruling of PT Lirik Petroleum for the implementation of JOB, EOR LIRIK on Stuck Pipe, Advanced Payment Commerciality.

Permohonan Kasasi PEP ditolak Pertamina EP telah mengajukan PK.

Perkara perdata terkait masalah pertanahan sehubungan dengan Gugatan melawan hukum dari Ny. Nortian Purba selaku penggugat terhadap Pemerintah RI Cq Mendteri ESDM Cq PT Pertamina (Persero) Pertamina EP UBEP Jambi selaku Tergugat I dan Pemerintah RI Cq Ka. Badan Pertanahan Nasional Cq Kakanwil Badan Pertanahan Nasional Jambi Cq Ka. Kantor Pertanahan kota Jambi. Civil case on land issues in connection with the lawsuit against unlawful act from Mrs. Nortian Purba as the plaintiff against the Government of Indonesia Cq Minister of Energy and Mineral Resources Cq PT Pertamina (Persero). Pertamina EP UBEP Jambi as Defendant I and the Government of Indonesia Cq Head of National Land Agency Cq Regional Head of Jambi National Land Agency Cq Head of Jambi City Land Agency.

Pertamina EP Menang di tingkat Kasasi.

Perkara perdata terkait masalah kontrak sehubungan dengan Gugatan wanprestasi dengan cara ingkar janji atau tidak konsisten melaksanakan pembayaran sewa peralatan penggugat.

Pertamina EP Menang di Pengadilan Tinggi & Pihak Lawan Mengajukan Kasasi. Pertamina EP Won in High Court & the Plaintiff filed an Appeal.

3

4 ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion & Analysis

Civil case on contractual issues in connection with breach of contract lawsuit by breach of contract or inconsistency in payment of the plaintiff’s equipment rental.

118


Pertamina EP’s appeal was rejected and Pertamina EP has filed for a Judicial Review.

Pertamina EP Won the Appeal.

NO. 5

6

7



Perkara perdata terkait masalah Pertanahan sehubungan dengan Gugatan melawan hukum dari Sdr. Huseng selaku penggugat terhadap PT Pertamina (Persero) selaku tergugat I dan Pertamina EP Kantor Pusat qq. UBEP Jambi selaku Tergugat II dalam perkara No. 48/PDT.G/2010/PN.JBI di PN Jambi. Civil case on Land issues in connection with lawsuit against unlawful act filed by Mr. Huseng as the plaintiff against PT Pertamina (Persero) as Defendant I and Head Office of Pertamina EP qq. UBEP as Defendant II in Case No. No. 48/PDT.G/2010/PN.JBI at Jambi District Court.

Pertamina EP Menang di tingkat Banding Proses KASASI.

Perkara perdata terkait masalah Pertanahan sehubungan dengan Penanganan Perkara Jambi No. 78/Pdt.G/2011/PN.JBI atas gugatan yg diajukan Sdr. Huseng. Civil case on contractual issues concerning the Dispute Settlement of Jambi Case No. 78/Pdt.G/2011/ PN.JBI on lawsuit filed by Mr. Huseng.

Proses Kasasi di Mahkamah Agung.

Perkara perdata terkait masalah Ketenagakerjaan sehubungan dengan Penanganan perkara Hubungan Industrial di PHI PN Banda Aceh dengan perkara No. 02/PHI.G/2011/PN-BNA.

Pertamina EP Menang di tingkat Kasasi Pihak Lawan mengajukan PK melalui 2 (dua) kali permohonan. Pertamina EP Won the Cassation, the Plaintiff Filed for Judicial Review through two appeals.

Civil case on employment issues concerning the Dispute Settlement of Industrial Relations case in Industrial Relations Court of Banda Aceh District Court with case No. 02/PHI.G/2011/PN-BNA. 8

Perkara perdata terkait masalah Pertanahan sehubungan dengan Pengajuan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum di PN Tarakan terhadap Syamsuri dengan no perkara 14/Pdt.G/2011/Pn.Trk. Civil case on Land issues concerning the Filing Lawsuit of Unlawful act at Tarakan District Court against Syamsuri wih Case No. 14/Pdt.G/2011/Pn.Trk.

Pertamina EP Won the Appeal in Cassation.

Cassation Process at Supreme Court.

Pertamina EP Menang di tingkat Banding Pihak Lawan Mengajukan Kasasi dan saat ini masih proses kasasi di MA. Pertamina EP Won the Appeal, the Plaintiff Filed an Appeal and currently in the process of Cassation at Supreme Court.


119


NO. 9

10



Perkara perdata terkait masalah kontrak sehubungan dengan Pengajuan gugatan Intervensi dalam perkara Nomor 454/Pdt.G/2011/PN.Jak.Seltanggal 18 Agustus 2011 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Civil case on contractual issues related to Intervention Filing in case No. 454/Pdt.G/2011/PN.Jak.Sel. dated August 18, 2011 at South Jakarta District Court.

Pertamina EP Menang di tingkat Kasasi – Mahkamah Agung.

Perkara perdata terkait masalah kontrak sehubungan dengan Pengajuan gugatan pembatalan putusan arbitrase perkara Nomor 680/Pdt.G/2011/PN.Jak.Seldi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Civil case on contractual issues concerning the filing of arbitration decision nullification Case No. 680/ Pdt.G/2011/PN.Jak.Sel. at South Jakarta District Court.

Pertamina EP Menang di tingkat Kasasi – Mahkamah Agung.

Pertamina EP Won the Cassation at Supreme Court.

Pertamina EP Won the Cassation at Supreme Court.

11

Perbuatan melawan hukum berupa penyerobotan tanah adat yang terletak di area perumahan dinas lido Jl. Yos Sudarso kota Sorong dalam perkara Perdata No. 38/PDT.G/2012.PN. SRG.

12

Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait Penguasaan tanah di Kelurahan Tempino, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi. Pertamina EP sebagai Tergugat VI. Lawsuit against Unlawful Act on land occupation in Tempino Sub-district, Mestong District , Muaro Jambi Regency, Jambi Province, Pertamina EP as Defendant VI.

Proses di PN Sengeti.

Gugatan mengenai perselisihan pemutusan kerja, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan management proyek pemboran terpadu 7 (tujuh) sumur Eksplorasi di wilayah Regional Jawa II di daerah Kabupaten Subang (PERJANJIAN). Lawsuit on job termination disputes, related to the implementation of an integrated drilling project management work at 7 (seven) exploration wells in Java II Regional area, Subang Regency (AGREEMENT).

PHI pada PN Bandung Pertamina EP Menang.

13

Pertamina EP Menang di Pengadilan Negeri Pihak Lawan mengajukan Banding. Unlawful act of customary land encroachment located in the company residential area Lido on Jl. Yos Pertamina EP Won at District Court, Sudarso, Sorong City in civil case No. 38/PDT.G/2012.PN. SRG. Plaintiff Filed an Appeal.


120


Process at Sengeti District Court.

Pertamina EP Won at Industrial Relations Court of Bandung District Court .

NO. 14

15

16

17

18



Gugatan Perbuatan melawan Hukum dalam perkara No. 47/PDT.G/2013/PN.SRG dengan Penggugat Willem RN Buratehi Bawela selaku Penggugat I dan Jan P J Buratehi Bawela selaku Tergugat II terkait penggunaan lahan seluas + 9.585 M2 yang terletak di Jalan Wigeo Kota Sorong. Lawsuit against Unlawful Act in the case No. 47/PDT.G/2013/PN.SRG with Willem RN Buratehi Bawela as Plaintiff I and Jan PJ Buratehi Bawela as Defendant II relating to use of land of +9,585 M2, located on Jalan Wigeo, Sorong City .

PN Sorong.

Gugatan Perbuatan melawan Hukum dalam perkara No. 48/PDT.G/2013/PN.SRG dengan Penggugat Willem RN Buratehi Bawela selaku Penggugat I dan Jan P J Buratehi Bawela selaku Tergugat II terkait penggunaan lahan seluas + 5.148 M2 yang terletak di Jalan Sam Ratulangi Kota Sorong. Lawsuit against Unlawful act in case No. 48/PDT.G/2013/PN.SRG with Willem RN Buratehi Bawela as Plaintiff I and Jan PJ Buratehi Bawela as Defendant II relating to use of +5,148 M2 land, located on Jalan Sam Ratulangi, Sorong City.

PN Sorong.

Gugatan Perbuatan melawan Hukum dalam perkara No. 54/PDT.G/2013/PN.SRG dengan Penggugat Willem RN Buratehi Bawela selaku Pengguat I dan Jan P J Buratehi Bawela selaku Tergugat II terkait penguasaan sebagian tanah seluas + 5.564 M2 yang terletak di Jalan Raja Ampat Kota Sorong. Lawsuit against Unlawful act in case No. 48/PDT.G/2013/PN.SRG with Willem RN Buratehi Bawela as Plaintiff I and Jan PJ Buratehi Bawela as Defendant II relating to occupation of part of + 5,564 m2 land located on Jalan Raja Ampat, Sorong City.

PN Sorong.

Gugatan Perbuatan Melawan hukum No. 78/PDT.G/2013/PN. JBI oleh M. Ali Rais dkk terkait sengketa kepemilikan tanah di Kasang. Lawsuit against Unlawful act No. 78/PDT.G/2013/PN.JBI by M. Ali Rais et al on land ownership dispute in Kasang.

PN Jambi.

Gugatan Basthoeni Haroen dalam perkara perdata No. 22/PDT.G/2013/PN ME terkait sengketa dalam pelaksanaan kontrak pengadaan Jasa peningkatan Jalan di daerah Talang Akar Asset 2. Haroen Basthoeni lawsuit in civil case No. 22/PDT.G/2013/PN ME on dispute of road improvement service procurement contract in Talang Akar area of Asset 2.

PN Muara Enim.

Sorong District Court.



Jambi District Court.

Muara Enim District Court.


121

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Corporate Governance


122


“PERUBAHAN ORGANISASI DIIRINGI DENGAN PENINGKATAN TATA KELOLA. PENERAPAN GCG COMPLIANCE ONLINE MEMAMPUKAN MANAJEMEN MEMENUHI TARGET SOSIALISASI GCG DAN EKB.” “ORGANIZATIONAL CHANGE IS FOLLOWED BY GOVERNANCE IMPROVEMENT. THE APPLICATION OF GCG COMPLIANCE ONLINE ENABLED MANAGEMENT TO MEET THE TARGET OF GCG AND ECBC DISSEMINATION.”


123


Penerapan prinsip-prinsip dan praktik terbaik tata kelola perusahaan yang baik (GCG) merupakan suatu keharusan bagi PT Pertamina EP, dalam rangka mewujudkan visi menjadi “World Class Company” pada tahun 2014. Penerapan tata kelola perusahaan meliputi seluruh aspek Perusahaan, baik dari sisi struktur organisasi maupun proses bisnis.

Application of corporate governance (GCG) principles and best practices is a must for PT Pertamina EP, in order to realize the vision of becoming a “World Class Company” in 2014. Corporate governance is applied in all aspects of the Company, both organizational structure and business process.

Dari sisi struktur organisasi, penerapan tata kelola perusahaan secara tegas memberikan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang berkepentingan atas Perusahaan. Dari sisi proses, penerapan tata kelola perusahaan menjadikan pengaturan Perusahaan diarahkan dan dikendalikan untuk keberlanjutan bisnis secara bertanggung jawab.

In organizational structure, corporate governance application provides clarity of functions, rights, obligations and responsibilities of interested parties within the Company. In terms of process, corporate governance application provides direction and control to the Company to achieve business sustainability in responsible manner.

Penerapan tata kelola perusahaan didasarkan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penerapan praktik-praktik terbaik GCG. Penerapan sistem tata kelola dimaksudkan untuk membentuk budaya Perusahaan yang mendukung peningkatan kinerja secara optimal, dengan melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan berdasarkan ketaatan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika kerja dan bisnis.

Corporate governance application is based on the rules and regulations of the applicable laws and corporate governance best practices, the Code of Corporate Governance (COCG) or other reference issued by the National Committee on Governance (NCG). The governance system application is intended to establish a Company culture that supports optimal performance improvement by implementing corporate governance principles based on adherence to the rules and regulations of the applicable laws as well as work and business ethical values.

Perubahan organisasi baru diterapkan melalui implementasi tata kelola, salah satunya dengan menyusun kembali board manual


The organizational change has only been applied through governance implementation, such as reformulating board manual

124


IMPLEMENTASI TATA KELOLA Implementasi tata kelola Perusahaan PT Pertamina EP dilakukan melalui tiga tahap yang telah diterapkan sejak 2007 Perusahaan kini berada pada tahap ketiga dan terus berupaya untuk mewujudkan target penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik yaitu diperolehnya hasil excellence dari hasil penilaian GCG, yang menyatakan suatu kondisi dimana GCG dilaksanakan secara konsisten di seluruh operasi Perusahaan.

Pedoman Umum GCG KNK KNK GCG General Guides

GOVERNANCE IMPLEMENTATION PT Pertamina EP’s corporate governance is implemented through three phases that have been implemented since 2007. The Company is currently in the third stage and continues to work to realize the target of good Corporate Governance implementation by achieving excellence in its GCG assessment results, which states a condition where the GCG is implemented consistently in the entire operations of the Company.

Hukum & Peraturan Perundangan

Visi & Misi PT PERTAMINA EP

Regulation & Legislation

Vision & Mission of PT PERTAMINA EP

Praktik Terbaik Eksternal

Praktik Terbaik Internal

External Best Practice

Internal Best Practice

Visi & Misi PT PERTAMINA EP Vision & Mission of PT PERTAMINA EP Hukum & Peraturan Perundangan

Visi & Misi PT PERTAMINA EP

Regulation & Legislation

Vision & Mission of PT PERTAMINA EP

Praktik Terbaik Eksternal External Best Practice

Ulasan Review Peraturan Teknis & Pelaksanaan Technical Rules & Implementation Prosedur & Proses Bisnis Business Process & Procedure Piagam Komite Committee Charter

Sosialisasi & Internalisasi Dissemination & Internalization

Implementasi Implementation

Budaya Perusahaan Corporate Culture


125

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Disclosure that code of conduct is applicable to Board of Commissioners, Board of Directors, and employees


TAHAPAN PENERAPAN TATA KELOLA STAGE OF GCG IMPLEMENTATION 1. Pemahaman mendalam (2007) Kegiatan pemahaman tentang prinsip-prinsip tata kelola perusahaan oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, dan Organ Pendukung Direksi melalui Internalisasi GCG kepada manajemen, dibentuknya Komite Etika & GCG, dan pelatihan GCG kepada Komite Etika & GCG.

1. In-depth Understanding (2007) The activities to gain in-depth understanding of corporate governance principles by the Shareholders, Board of Commssioners, Board of Directors, Management, Corporate Secretary, Internal Control Unit and Ethics & GCG Committee, through GCG internalization to the management, the establishment of Ethics & GCG Committee, and GCG training to the Ethics & GCG Committee.

2. Konsolidasi manusia dan sistem Pembangunan sarana dan prasarana tata kelola perusahaan serta komitmen manajemen melalui penyusunan Etika Kerja & Bisnis, Board Manual, pelaksanaan sosialisasi dan penilaian GCG.

2. Consolidation of people and system development of corporate governance infrastructure and facilities as well as management commitment through the formulation of Work Ethics & Business Conduct, Board Manual, GCG dissemination and evaluation implementation.

3. Perbaikan terus menerus Perusahaan telah memiliki kompetensi dalam praktek bisnis berdasarkan prinsip-prinsip GCG dan berkelanjutan melaksanakan perbaikan praktek bisnis GCG yang baik, learning & sharing GCG, internalisasi & sosialisasi GCG kepada seluruh manajemen dan pekerja, dan assesment GCG setiap tahun oleh assessor independen hingga menjadi budaya perusahaan.

3. Continuous Improvement The Company already has competencies in business practices based on the GCG principles and implement continuous improvement of proper GCG business practices, GCG learning & sharing, GCG internalization and dissemination to all members of management and employees, and annual GCG Assessment by an independent assessor until it becomes the Company’s culture.

PENINGKATAN TATA KELOLA 2013 Peningkatan tata kelola 2013 merupakan hasil dari tindak lanjut rekomendasi hasil penilaian implementasi tata kelola tahun 2012. Peningkatan tata kelola yang dilaksanakan, antara lain


1. Melengkapi dan menyempurnakan Standar Tata Kerja (STK), khususnya untuk proses bisnis baru PT Pertamina EP; 2. Melakukan review dan revisi atas Audit Charter; 3. Menyusun board manual untuk disesuaikan dengan Perubahan Organisasi Baru PT Pertamina EP (RPTK) tahun 2013. Selain itu penggunaan GCG Compliance Online telah dilengkapi dengan materi sosialisasi mengenai tata nilai perusahaan serta teori dan pedoman GCG Perusahaan untuk meningkatkan pemahaman manajemen dan pekerja PT Pertamina EP.

126


2013 GOVERNANCE IMPROVEMENT Governance improvements in 2013 are results of followup measures to recommendations from governance implementation assessment in 2012. The implemented governance improvements are, among others: 1. Complement and enhance Standard Work Procedures (STK), especially for a PT Pertamina EP’s new business process; 2. Conduct reviews and revision of the Audit Charter; 3. Adjust board manual with the New Organizational Change of PT Pertamina EP (RPTK) in 2013.

In addition, the application of GCG Compliance Online has been equipped with dissemination materials of corporate values as well as the Company’s GCG theory and guidelines to improve the comprehension of PT Pertamina EP’s management employees.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pokok pokok kode etik Code of conduct principles

Penerapan GCG Compliance Online Pada pertengahan tahun 2012, melalui portal intranet portal.pertamina-ep.com khusus untuk internal perusahaan, PT Pertamina EP meluncurkan GCG Compliance Online. Tujuannya untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan sosialisasi Etika Kerja & Bisnis (EKB) di seluruh lokasi kerja dan memudahkan pencatatan partisipasi aktif pekerja dalam memahami dan melaporkan temuan pelanggaran. Sebelumnya di tahun 2011, EKB disosialisasikan melalui sosialisasi langsung ke seluruh lokasi kerja dalam bentuk classroom, namun kini melalui pelaksanaan GCG Compliance Online sepanjang tahun 2013, sosialisasi EKB & GCG mencapai rata-rata 85,71%. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 85%. [G4-57] [G4-58]

• Informasi mengenai kode etik dan budaya perusahaan Information on code of conduct and corporate culture

• Bentuk sosialisasi kode etik dan upaya penegakannya Form of code of conduct dissemination and enforcement efforts

GCG Compliance Online application In mid-2012, particularly through the intranet portal portal. pertamina-ep.com for the Company’s internal parties, PT Pertamina EP launched the GCG Compliance Online. The aim was to improve the effectiveness of Ethics Code & Business Conduct (ECBC) dissemination at all work sites and support the recording of employees’ active participation in understanding and reporting the findings of violations. Previously in 2011, the ECBC was disseminated directly to all work sites through classroom sessions, but with GCG Compliance Online applied in 2013, ECBC & GCG dissemination reached an average 85.71%. This achievement surpassed the target set at 85%. [G4-57] [G4-58]

ETIKA KERJA & BISNIS ETHICS CODE & BUSINESS CONDUCT Etika Kerja & Bisnis berisi aturan perilaku yang dinyatakan dalam definisi, batasan, dan perilaku yang harus dilakukan (DO) dan tidak boleh dilakukan (DON’T). Etika Kerja & Bisnis berisi 7 aspek dan setiap aspek terdiri dari beberapa modul yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kesetaraan & Profesionalisme Integritas Bisnis Pengamanan Data dan Informasi Politik Finansial, Kinerja & Perlindungan Aset Kepedulian Terhadap Komunitas Persaingan Usaha

Etika Kerja dan Bisnis (EKB) berlaku untuk seluruh pekerja dari seluruh organisasi PT Pertamina EP tanpa pengecualian, termasuk di dalamnya adalah Dewan Komisaris dan Direksi. Hal ini diperkuat dengan komitmen untuk menandatangani Lembar Pernyataan EKB & Pakta Integritas.

GCG Compliance Online adalah pembelajaran GCG dan Etika Kerja Bisnis secara online yang diakses melalui portal pertamina EP dan berisi konten : 1. 2. 3. 4. 5.

E-Learning EKB LP2P (Laporan Pajak-Pajak Pribadi) Code of Conduct Gratifikasi Conflic of Interest

Ethics Code and Business Conduct contains code of conduct stated in the definition, boundaries, and behavior of DOs and DON’Ts. Ethics Code and Business Conduct contains 7 aspects with every aspect is composed of several modules which include: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Equality & Professionalism Business Integrity Data and Information Protection Politics Financial, Performance & Asset Protection Caring for Community Competition

Ethics Code and Business Conduct (ECBC) is applicable to all employees of all organizations under PT Pertamina EP without exception. This is reinforced by the employees’ commitment to sign the ECBC Declaration Sheet & Integrity Pact.

GCG Compliance Online is an online learning tool of GCG and Ethics Code & Business Conduct that can be accessed through Pertamina EP portal that contains the following: 1. 2. 3. 4. 5.

ECBC E-Learning LP2P (Personal Tax Reports) Code of Conduct Gratification Conflict of Interest


127


GCG Compliance Online wajib diikuti seluruh pekerja dan akan diperbaharui setiap tahunnya. Tujuannya agar pekerja memiliki pemahamam yang akan diimplementasikan dalam aktivitas kerja setiap hari. Sebagai contoh praktek gratifikasi dapat dilaporkan oleh semua pekerja sebab penerimaan maupun pemberian dianggap melanggar ketentuan gratifikasi Pertamina EP.

GCG Compliance Online is mandatory for all employees and will be udpated every year. The aim is to enable employees to have an understanding to be implemented in daily work activities. One of the instances is gratification that can be reported by all employees as receiving or giving violates gratification provisions of Pertamina EP.

Selain dapat melaporkan penerimaan dan pemberian Gratifikasi secara online melalui GCG Compliance Online, pelaporan atas pelanggaran terhadap EKB juga diatur dengan ketentuan sebagai berikut :

Besides being able to report online on the receiving and giving of gratification via GCG Compliance Online, reporting on ECBC violations is also regulated by the following provisions:

1. Semua pekerja memiliki hak dan kewajiban untuk melapor, apabila ada dugaan pelanggaran terhadap EKB yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan.

1. Every employee has the right and responsibility to report suspected violations of the ECBC that could affect the company’s reputation.

2. Hak pelaporan harus dipergunakan secara bertanggung jawab dan dilakukan hanya apabila diyakini terjadi pelanggaran, bukan pelaporan yang bertujuan untuk menjatuhkan seseorang.

2. Rights of reporting must be exercised responsibly and only if the employee is convinced there is a violation, not with the intention to cause one’s disgrace.

3. Pelaporan terhadap pelanggaran EKB dapat dilakukan melalui surat atau email kepada atasan langsung, pengawas etika atau Komite Etika & GCG.

3. ECBC violations can be reported by letter or email to line managers, Ethics Superintendents and/or the Ethics & GCG Committee.

4. Pertanyaan, isu, masukan, saran dan pelaporan dapat dilakukan melalui email: [email protected].

4. Questions, issues, feedback, suggestions and reports may be sent to email: [email protected].

5. Perusahaan tidak memberi toleransi terhadap segala macam bentuk intimidasi yang terkait dengan pelaporan yang benar.

5. The Company will not tolerate any form of intimidation against people making valid reports of violations.

85.71%


Pencapaian rata-rata sosialisasi GCG dan EKB melalui GCG Compliance Online Average achievement of GCG and ECBC dissemination through GCG Compliance Online

128


Sosialisasi ISO 27001:2005 Upaya memenuhi standar ketenagakerjaan dan operasi yang optimal di seluruh di wilayah kerja PT Pertamina EP dan menghasilkan pasokan minyak dan gas yang berkualitas, pemantauan operasi dilakukan secara sistematis dan terintegrasi. Dalam hal ini, tak terkecuali mitra kerja yang ikut memproduksi minyak dan gas PT Pertamina EP. Di tahun 2013, Perusahaan telah memperoleh sertifikasi ISO/IEC 27001:2005 untuk Information Security Management System Related To Physical Document For Supporting Supply Chain Management General Services.

ISO 27001:2005 Dissemination Efforts to meet standards of employment and optimal operation in the entire working area of PT Pertamina EP and produce good quality oil and gas supplies, operations monitoring are carried out systematically and integratedly. There is no exception for partners who jointly produce oil and gas of PT Pertamina EP. In 2013, the Company has received the certification of ISO/IEC 27001:2005 for Information security management system related to the physical document for supporting supply chain management general services.

Penerapan ISO 27001:2005 telah merevisi proses pengadaan kemitraan TAC/KSO yang memiliki nominal lebih dari 2 juta USD sehingga membantu standarisasi proses pengadaan, bahan bakar, pelumas, dan bahan peledak. ISO 27001:2005 diberikan oleh badan audit ekternal; Bureau Veritas, London yang berlaku hingga tahun 2016. Sebagai penerapan tata kelola yang baik, sosialisasi ISO 27001:2005 merupakan perhatian utama untuk memberikan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang berkepentingan atas Perusahaan. Hingga akhir tahun 2013, sosialisasi telah diberikan pada 194 vendor, 17 TAC, dan 32 KSO.

The ISO 27001:2005 application has revised the procurement process of TAC/KSO partners which values more than USD2 million to help standardize the procurement process, fuels, lubricants and explosives. ISO 27001:2005 is given by an external audit body, Bureau Veritas, London, which is valid until 2016. As a part of good governance application, ISO 27001:2005 dissemination is the main concern to clarify the functions, rights, obligations and responsibilities of the interested parties within the Company. By the end of 2013, dissemination has been given 194 vendors, 17 TAC and 32 KSO partners.

“Praktek GCG ditanamkan dalam setiap kegiatan bisnis di Pertamina EP, dengan menerapkan TARIF sebagai pedoman implementasi GCG” ~VP. Internal Audit Firdaus Bambang Saputra~

“GCG practices are embedded in every business activity at Pertamina EP, by applying TARIF as GCG implementation guidelines” ~VP. Internal Audit Firdaus Bambang Saputra~

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Penilaian penerapan tata kelola perusahaan (GCG assessment) bermanfaat untuk menilai kualitas penerapan GCG secara berkesinambungan. Selama tahun 2013, Pertamina EP melakukan independent assessment menggunakan Parameter Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Melalui penilaian tersebut dapat pula diketahui adanya peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG secara berkesinambungan ke dalam proses bisnis internal. [G4-57] [G4-58]

CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION ASSESSMENT Corporate governance implementation assessment (GCG assessment) is useful to evaluate the quality of GCG implementation continuously. During 2013, Pertamina EP conducted an independent assessment using the parameters of SOE Minister Regulation No. PER-01/MBU/2011 on Implementation of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises (SOEs). This assessment can also identify quality improvement of GCG principles implementation continuously into the internal business process. [G4-57] [G458]


129


INDEPENDENT ASSESSMENT PENERAPAN GCG 2013 2013 GCG implementation independent assessment ASPEK PENGUJIAN GCG GCG assessment aspect

NILAI MAKSIMUM Maximum score

SKOR CAPAIAN Achievement score

TINGKAT PEMENUHAN Compliance level

7.000

6.321

Sangat Baik Very Good

Komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan Commitment to sustainable governance

9.000

8.051


Dewan Komisaris Board of Commissioners

35.000

30.475


Direksi Board of Directors

35.000

32.829


9.000

8.056


Pemegang saham dan RUPS Shareholders and GMS

Pengungkapan informasi dan transparansi Information disclosure and transparency Aspek lainnya Other aspect

5.000

Jumlah Total

2013

PENILAI GCG GCG Assessor

SCORE (100 Scale)

KATEGORI Category

88.85

Sangat Baik

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Very Good

Financial and Development Supervisory Board 2012


81.58


84.69

Financial and Development Supervisory Board

Komitmen pelaksanaan GCG Pertamina EP tercermin dalam penetapan Tema Tahunan (Theme of the Year) Pertamina EP Tahun 2013 yaitu “People, Process, Technology, and Environment” sebagai bagian rencana kerja jangka panjang (corporate plan) yang berkesinambungan untuk mencapai visi Perusahaan. Melalui pemilihan tema tahunan tersebut diharapkan dapat menjiwai pelaksanaan rencana kerja dan proses pencapaian sasaran kerja. TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

130

Baik Good

Financial and Development Supervisory Board 2011


We continue to strive to realize the target of GCG implementation, which is to achieve “EXCELLENCE” score from GCG assessment. The target is expected to be achieved at the end of 2014, through assessment by an independent assessor body.

Kami terus berupaya mewujudkan target penerapan GCG, yaitu diperolehnya hasil “EXCELLENCE” dari penilaian GCG. Target tersebut diharapkan bisa dicapai pada akhir 2014, melalui penilaian oleh lembaga penilai independen.

TAHUN Year

3.125 88.857


Baik Good

“Sangat Baik” Kategori atas penilaian Independent assessment GCG

“Very Good” Category by Independent GCG assessment

Pertamina EP’s commitment in GCG implementation is reflected in the determination of Pertamina EP’s Theme of the Year Year 2013 “People, Process, Technology, and Environment” as part of a sustainable long-term corporate plan to achieve the Company’s vision. The theme of the year selection is expected to be reflected in the implementation of work plan and target achievement.

TUJUAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN:

THE PURPOSE OF CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION :

• Mendorong tercapainya kesinambungan Perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.

• Encourage the achievement of the Company’s sustainability through a management based on the principles of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness.

• Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ Perusahaan.

• Encourage empowerment of function and independence of each organ of the Company.

• Mendorong pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

• Encourage shareholders, the Board of Commissioners and Board of Directors in decision making and carry out actions based on high moral values and compliance with laws and regulations.

• Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perusahaan.

• Raise the awareness and corporate social responsibility towards community and the environment, especially around the Company.

• Mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

• Optimize the Company’s value for shareholders as well as other stakeholders.

• Meningkatkan daya saing Perusahaan.

• Raise the Company’s competitiveness.

MANFAAT PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN:

THE BENEFITS OF THE CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION:

• Kejelasan tugas, kewenangan dan tanggung jawab antarfungsi baik di organ utama maupun organ pendukung, sehingga mengarah pada iklim kerja dan budaya koordinasi yang lebih baik.

• Clarity of duties, authority and responsibilities across functions both in main organs and support organs, in order to lead to a better working climate and coordination culture.

• Terciptanya komitmen bersama yang kuat dalam pencapaian visi Perusahaan.

• The creation of a strong collective commitment in achieving the Company’s vision.

• Meningkatnya kepercayaan pemangku kepentingan, terutama pemangku kepentingan utama yakni PT Pertamina (Persero) selaku pemegang saham dan pemerintah.

• Increased confidence of stakeholders, especially key stakeholder, PT Pertamina (Persero) as shareholder and the government.

• Terciptanya iklim kerja yang kondusif yang mendorong pada peningkatan kinerja Perusahaan, yang dibuktikan dengan peningkatan angka produksi serta keuntungan Perusahaan.

• The creation of a conducive working climate that leads to the Company’s improved performance, as evidenced by the increase in the figures of production and profits of the Company.

• Mendorong timbulnya kesadaran nilai moral dan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perusahaan.

• Raise the awareness of moral values and corporate social responsibility towards community and the environment, especially in the Company’s surroundings.

• Mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

• Optimize the Company’s value for shareholders while remaining to pay attention to other stakeholders.


131


STRUKTUR TATA KELOLA Sesuai Undang-Undang (UU) No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur tata kelola PT Pertamina EP terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi.

GOVERNANCE STRUCTURE Pursuant to Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies, PT Pertamina EP’s governance structure comprises General Meeting of Shareholders (GMS), the Board of Commissioners and Board of Directors.

General Meeting of Shareholders

Board of Commissioners

President Director

Board of Commissioners Secretariate

Ethics & GCG Committee

Exploration & New Discovery Project Director


Production & Operation Director

Finance & Business Support Director

Audit Committee

Technical Support

Exploitation

Asset (s)

Treasury & Finance Operation

Investment & Risk Management Committee

Exploration

Surface Facility

Drilling

Controller & Partnership Financial

New Discovery Project (s)

EOR

Partnership

ICT Oil & Gas Monetization

Legal & Relation

Strategic Planning & Risk Management

OC & OE

Internal Audit

HSSE

SCM & General Service

Human Resources


Baik Dewan Komisaris maupun Direksi memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, sesuai Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan perundangundangan yang berlaku. Kami memastikan, tidak ada pejabat Dewan Komisaris yang merangkap jabatan sebagai pejabat Direksi. [G4-34] [G4-39]

The Board of Commissioners and Board of Directors have their respective duties, authorities and responsibilities, according to Articles of Association and the applicable laws. We ensure that there are no member of Board of Commissioners concurrently holds a position as member of Board of Directors. [G4-34] [G4-39]

Sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, masingmasing organ mempunyai peran penting dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing untuk kepentingan Perusahaan. RUPS merupakan wadah para pemegang saham yang memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan Perusahaan sesuai amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang

As stipulated in the Company’s Articles of Association as well as applicable laws and regulations, each organ has an important role in the implementation of GCG and perform their respective functions, duties, and responsibilities for the interest of the Company. GMS is a means for shareholders who have undelegated authorities to the Board of Commissioners and Board of Directors. The Board of Directors are fully responsible for the management of the Company in accordance with its mandate, whereas Board of Commissioners performs adequate oversight of

132


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian program kepemilikan saham oleh karyawan dan manajemen Description on employee stock ownership program

memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja Perusahaan lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.

the management undertaken by the Board of Directors and provides advice for the Company’s better performance. The Board of Commissioners and Board of Directors are appointed and terminated by GMS.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) RUPS merupakan organ Perusahaan tertinggi dan memfasilitasi pemegang saham dalam membuat keputusankeputusan penting atas segala keputusan strategis dan operasional, yang menentukan arah investasi Perusahaan. Setiap pemegang saham memiliki hak yang sama untuk terlibat dalam proses setiap keputusan yang diambil dalam RUPS.

GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS) GMS is the supreme organ of the Company and facilitates shareholders in making important decisions on all strategic and operational matters, which determine the direction of the Company’s investment. Every shareholder has the equal rights to be involved in the process of every decision making in the GMS.

Penyelenggaraan RUPS juga menjadi mekanisme bagi Dewan Komisaris dan Direksi, untuk menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab maupun kewenangan termasuk kinerja dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial, Selanjutnya para pemegang saham melakukan penilaian atas laporan yang disampaikan tersebut, dan menyampaikan hasilnya sebagai keputusan dalam RUPS yang bersifat mengikat. [G4-44]

GMS is also held as a mechanism for the Board of Commissioners and Board of Directors to submit reports on the implementation of their duties, responsibilities and authority, including performance in the implementation of social responsibility. The shareholders then make an assessment of the submitted report, and submit the results as binding resolutions in the GMS. [G4-44]

Memahami sifat perusahaan private company, perusahaan tidak menuliskan informasi saham, meliputi: • Tanggung jawab pemegang saham • Tata cara pembayaran dividen • Informasi kepada pemegang saham • Jumlah saham beredar • Laba bersih per saham • Harga, volume dan nilai perdagangn saham • Harga tertinggi, rata-rata, harga penutupan dan harga terendah saham • Kronologi saham • Program kepemilikan saham

Understanding the nature of private companies, the Company does not report share information, covering: • Shareholders’ responsibility • Dividend payment procedures • Information to shareholders • Number of outstanding shares • Earnings per share • Price, volume and value of share trading • The highest, average, closing price and lowest prices of the shares • Chronology of share • Share ownership program

0.01%

KEPEMILIKAN SAHAM [G4-7] [G4-13] Pada kurun waktu periode pelaporan telah terjadi pengalihan kepemilikan saham Perusahaan dari Koperasi Energi Indonesia kepada Pertamina Dana Ventura.

SHARE OWNERSHIP [G4-7] [G4-13] In the reporting period there has been a transfer of ownership of shares from Koperasi Energi to Pertamina Dana Ventura.

99.99% PT Pertamina (Persero) Pertamina Dana Ventura


133

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Keputusan RUPS tahun sebelumnya dan realisasinya Previous year’s GMS resolutions and their realization


PELAKSANAAN RUPS RUPS terbagi RUPS Sirkuler dan RUPS Tahunan. Selama Tahun 2013, Pertamina EP bersama para pemegang saham telah mengadakan 24 kali RUPS Sirkuler dan 1 kali RUPS Tahunan.

01 Februari 2013 15 Januari 2013 07 Januari 2013 Penetapan Dividen Menetapkan dividen untuk Tahun Buku Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2011 kepada Para Pemegang Saham Perseroan sebesar Rp15.824.590.208.057 (lima belas triliun delapan ratus dua puluh empat miliar lima ratus sembilan puluh juta dua ratus delapan ribu lima puluh tujuh rupiah)

05 Maret 2013 Pengangkatan Direktur Operasi dan Produksi


Mengangkat Sdr. Satoto Agustono sebagai Pj. Direktur Operasi dan Produksi Perseroan berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani, untuk masa jabatan 1 (satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain.

134

Pelepasan Lahan Blok Station Selatan Pondok Tengah kepada PT Pertamina Gas Menyetujui rencana Direksi Perseroan untuk melakukan pelepasan lahan Blok Station Selatan Pondok Tengah seluas 66.101 m2 kepada PT Pertamina Gas untuk keperluan pembangunan LPG Plant Pondok Tengah.

04 April 2013 Pengangkatan Direktur Pengembangan Mengangkat Sdr. Beni Jaffilius Ibradi AD sebagai PJ. Direktur Pengembangan Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler ini ditandatangani, untuk jangka waktu 1 (satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan atau sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain.


Pemberhentian Direktur Operasi dan Produksi Memberhentikan dengan hormat Sdr. Bagus Sudaryanto sebagai Direktur Operasi dan Produksi Perseroan, beriaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadap Perseroan.

29 April 2013 Penetapan penghargaan atas kinerja tahunan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2012 sebesar 28,1 kali gaji/ honorarium tanpa tunjangan yang berlaku pada Tahun Buku 2012

21 Februari 2013 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2013

21 Februari 2013 05 Februari 2013 Persetujuan Pengalihan Saham milik Koperasi Energi Indonesia kepada PT Pertamina Dana Ventura Menyetujui pengalihan 25 (dua puluh lima) lembar saham Perseroan yang dimiliki oleh Koperasi Energi Indonesia kepada PT Pertamina Dana Ventura.

Persetujuan penandatanganan Suban Field Unitization & Unit Operating Agreement Menyetujui Direksi Perseroan untuk melaksanakan penandatanganan Suban field Unitization and Unit Operating Agreement antara Perseroan, PT Pertamina Hulu Energi Corridor, Talisman (Corridor) Ltd dan ConocoPhillips {Grissik) Ltd.

1. Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Perseroan Tahun Buku 2013 Perseroan 2. Menyetujui tingkat kesehatan yang merupakan lampiran tidak terpisahkan dari RKAP Perseroan Tahun Buku 2013 dengan perusahaan Kategori “Eksplorasi” dan klasifikasi tingkat kinerja perusahaan Sehat “A”. 3. Menugaskan Perseroan segera menyusun Key Performance Indicator (KPI) yang akan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan secara terpisah dan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari RKAP Perseroan Tahun Buku 2013. 4. Direksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan RKAP Tahun Buku 2013 dan Dewan Komisaris bertanggung jawab terhadap pengawasan pelaksanaan RKAP Tahun Buku 2013.

03 Juni 2013 13 Mei 2013

08 Mei 2013 Pemberhentian Komisaris

Penggantian Komisaris

Memberhentikan dengan hormat Sdr. Achmad Lutfi sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadap Perseroan.

1. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Mulyani Wahyono sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasajasanya terhadap Perseroan. 2. Mengangkat Sdr. Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler ini ditandatangani, untuk jangka waktu 1 (satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan atau sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain.

Kegiatan komersialitas Gas Di Wilayah Kerja Pertamina dan PT Pertamina EP Memerintahkan Direksi Perseroan untuk melaksanakan Keputusan Direksi PT Pertamina (Persero) No.RRD-81/C00000/2013-S0 tgl 30 April 2013 yang intinya mengatur bahwa kegiatan komersialisasi gas pada Perseroan dilaksanakan oleh Direktorat Gas PT Pertamina (Persero).


135


25 Juni 2013 17 Juni 2013 17 Juni 2013 13 Juni 2013 Persetujuan Penandatanganan Perjanjian KSO Produksi Operasi Lapangan Pandan Petanang-Tapus Menyetujui Direksi Perseroan untuk melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) Produksi Area Operasi Lapangan Pandan-Petanang-Tapus.

Perubahan Anggaran Dasar Menyetujui untuk melakukan perubahan pasal-pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Key Performance Indicator (KPI)/ Kesepakatan Kinerja Tahun 2013 Menyetujui Key Performance Indicator (KPI) / Kesepakatan Kinerja Perseroan Tahun 2013 sebagaimana teriampir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari RKAP 2013 Perseroan.

20 September 2013 Pergantian Direktur Pengembangan dan Direktur Operasi dan Produksi


1. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Satoto Agustono sebagai Direktur Operasi dan Produksi Perseroan, beriaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadap Perseroan. 2. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Beni Jaffilius Ibradi AD sebagai Direktur Pengembangan Perseroan, beriaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadap Perseroan. 3. Mengangkat Sdr. Satoto Agustono sebagai PJ. Direktur Pengembangan Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler ini ditandatangani, untuk jangka waktu 1 (satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan atau sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain. 4. Mengangkat Sdr. Beni Jaffilius Ibradi AD sebagai PJ. Direktur Operasi dan Produksi Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler ini ditandatangani, untuk jangka waktu 1 (satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan atau sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain.

136


Penetapan Pejabat Definitif Direktur Operasi dan Produksi Menetapkan Sdr. Satoto Agustono semula sebagai PJ. Direktur Operasi dan Produksi Perseroan, menjadi Direktur Operasi dan Produksi Perseroan berlaku efektif terhitung mulai tanggal keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani.

18 Oktober 2013 Pemberhentian Komisaris 1. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Susilo Siswoutomo sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasajasanya terhadap Perseroan. 2. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan

26 Juni 2013

26 Juni 2013 Penetapan Pejabat Definitif Direktur Pengembangan Menetapkan Sdr. Beni Jaffilius Ibradi AD semula sebagai PJ. Direktur Pengembangan Perseroan, menjadi Direktur Pengembangan Perseroan berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani.

Persetujuan Penandatanganan Amandemen Terhadap Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina (KKS Pertamina EP) 1. Memberikan wewenang kepada Presiden Direktur Perseroan untuk menjalankan Keputusan / Ketetapan Pemerintah terkait dengan Penetapan Wilayah Kerja (WK) Perseroan yang berhimpitan dengan WK Kalyani. 2. Menyetujui dilaksanakannya amandemen terhadap Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina {KKS Pertamina EP) antara Perseroan dengan SKK Migas untuk WK Perseroan yang berhimpitan dengan WK Kalyani, sesuai dengan Keputusan / Ketetapan Pemerintah terkait dengan Penetapan WK Perseroan yang berhimpitan dengan WK Kalyani. 3. Memberikan kewenangan kepada Presiden Direktur Perseroan untuk menandatangani Amandemen terhadap Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina (KKS Pertamina EP) antara Perseroan dengan SKK Migas untuk WK Perseroan yang berhimpitan dengan WK Kalyani, sesuai dengan Keputusan / Ketetapan Pemerintah terkait dengan Penetapan WK Perseroan yang berhimpitan dengan WK Kalyani.

31 Juli 2013 Revisi (Perbaikan) Luasan Area Penyisihan Wilayah Kerja (Relinquish) Menyetujui Direksi Perseroan untuk melaksanakan revisi luasan area penyisihan wilayah kerja (relinquish) Perseroan di 8 (delapan) Area

20 November 2013 Penggantian Presiden Direktur

30 Oktober 2013 Penandatanganan Perjanjian KSO Produksi-EOR Area Operasi Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi (Perjanjian KSO Area Cepu Cluster) Menyetujui Direksi Perseroan untuk melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) untuk Produksi-EOR untuk Area Operasi Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi antara Perseroan dengan PT Geo Cepu Indonesia.

30 Oktober 2013 Penetapan Direktur Operasi dan Produksi & Direktur Pengembangan Menetapkan: • Sdr. Beni Jaffilius Ibradi AD semula sebagai PJ. Direktur Operasi dan Produksi Perseroan menjadi Direktur Operasi dan Produksi Perseroan • Sdr. Satoto Agustono semula sebagai PJ. Direktur Pengembangan Perseroan menjadi Direktur Pengembangan Perseroan berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani.

1. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Syamsu Alam sebagai Presiden Direktur Perseroan,berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani dan disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadap Perseroan. 2. Mengangkat Sdr. Adriansyah sebagai PJ. Presiden Direktur Perseroan, terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangani untuk jangka waktu 1(satu) periode sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perseroan atau sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan memutuskan lain.

30 Desember 2013 Penetapan Pejabat Definitif Presiden Direktur Menetapkan sdr Adriansyah yang semula sebagai PJ Presiden Direktur Perseroan menjadi Presiden Direktur Perseroan, berlaku efektif terhitung mulai tanggal Keputusan Pemegang Saham secara Sirkuler ini ditandatangan.


137


GMS IMPLEMENTATION GMS is divided into Circular GMS and the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS). During 2013, Pertamina EP together with shareholders have held 24 Circular GMS and 1 AGMS

February 1, 2013 January 15, 2013 January 7, 2013 Dividend Approval Resolved that dividend payment for the Year Ended December 31, 2011, to the Company’s Shareholders amounted to Rp15,824,590,208,057 (fifteen trillion eight hundred twenty four billion five hundred ninety million two hundred eight thousand fifty seven rupiah)

March 5, 2013 Appointment of Operations and Production Director


Appointed Mr. Satoto Agustono as Acting Director of Operations and Production of the Company effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed, for a term of one (1) period as stipulated in the Articles of Association until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise.

138

Release of South Station Block area of Pondok Tengah to PT Pertamina Gas Approved Board of Directors’ plan to release South Station Block area of Pondok Tengah of 66,101 m2 to PT Pertamina Gas for construction of Pondok Tengah LPG Plant

April 4, 2013 Appointment of Developmment Director Appointed Mr. Beni Jaffilius Ibradi AD as Acting Director of Operations and Production of the Company effective from the date of the Circular Shareholders’ Resolution is signed, for a term of one (1) period as stipulated in the Articles of Association until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise.


Termination of Operations and Production Director Respectfully terminated Mr. Bagus Sudaryanto as Operations and Production Director, effective on the date of Shareholders’ Circular Resolution is signed with appreciation on his services to the Company.

April, 29 2013 Approved appreciation for Board of Directors and Board of Commissioners’ performance for the financial year 2012 as much as 28.1 times the applied salary/ honorarium at Financial Year 2012.

February 21, 2013 Corporate Work Plan and Budget Financial Year 2013 1. Resolved and authorized Corporate Work Plan & Budget of the Company for Financial Year 2013 2. Approved financial health indicator as an integral attachment of Corporate Work Plan & Budget of the Company for Financial Year 2013 with the company in “Exploration” Category and performance rate classification of the sound Company “A” . 3. Assigned the Company to prepare Key Performance Indicator (KPI) to be approved by General Meeting of Shareholders (GMS) of the Company separately and to be an integral part of Corporate Work Plan & Budget of the Company for Financial Year 2013. 4. The Board of Directors is responsible for the implementation of Corporate Work Plan & Budget Financial Year 2013 and the Board of Commissioners is responsible for supervising the implementation of Corporate Work Plan & Budget Financial Year 2013

February 21, 2013 February 5, 2013 Approval of Share Transfer of Koperasi Energi Indonesia to PT Pertamina Dana Ventura Approved transfer of 25 (twenty five) shares of the Company controlled by Koperasi Energi Indonesia to PT Pertamina Dana Ventura

Approval of Suban Field Unitization & Unit Operating Agreement Signing Approved Board of Directors to sign Suban Field Unitization and Unit Operating Agreement between the Company, PT Pertamina Hulu Energi Corridor, Talisman (Corridor) Ltd and ConocoPhillips (Grissik) Ltd

June 3, 2013 May 8, 2013

May 13, 2013

Commissioner Termination

Commissioner Replacement

Commerciality Activities in Working Areas of Pertamina and PT Pertamina EP

Respectfully terminated Mr. Achmad Lutfi as Commissioner of the Company, effective from the date of the Shareholders’ Circular resolution is signed with appreciation on his services to the Company.

1. Respectfully terminated Mr. Mulyani Wahyono as Commissioner, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed with appreciation to his services to the Company. 2. Appointed Mr. Gde Pradnyana as Commissioner, effective from the date of Circular Shareholders’ Resolution is signed, for a term of 1 (one) period pursuant to Articles of Association of the Company or until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise.

Instructed Board of Directors to carry out Decree of the Board of Directors of PT Pertamina (Persero) No.RRD-81/ C00000/2013-S0 dated April 30, 2013, which essentially requires that the Company’s gas commercialization activities are carried out by the Directorate of Gas PT Pertamina (Persero).


139


June 25, 2013 June 17, 2013 June 17, 2013 June 13, 2013 Approval of KSO Operations Production Pandan PetanangTapus Field Agreement Signing Approved the Board of Directors of the Company to carry out the signing of Joint Operation Agreement (KSO) of Production of Pandan-Petanang-Tapus Field Operating Area.

Amendment to the Articles of Association Approved to make changes to the articles of the Articles of Association of the Company.

Key Performance Indicator (KPI)/ Performance Agreement 2013 Approved Key Performance Indicators (KPIs)/ Performance Agreements of the Company in 2013 as attached and become an integral part of the 2013 Corporate Work Plan & Budget of the Company.

September 20, 2013 Replacement of Development Director and Operations and Production Director


1. Respectfully terminated Mr. Satoto Agustono as Operations and Production Director, effective from the date of Circular Shareholders’ Resolution is signed with appreciation to his services to the Company. 2. Respectfully terminated Mr. Beni Jaffilius Ibradi AD as Development Director, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signedwith appreciation to his services to the Company. 3. Appointed Mr. Satoto Agustono as Acting Director of Development of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed, for a term of 1 (one) period pursuant to Articles of Association of the Company or until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise. 4. Appointed Mr. Beni Jaffilius Ibradi AD as Acting Director of Operations and Production of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signedfor a term of 1 (one) period pursuant to Articles of Association of the Company or until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise.

140


Appointment of Definitive Officer of Operations and Production Director. Appointed Mr. Satoto Agustono, formerly Acting Director of Operations and Production of the Company, to assume position as Operations and Production Director effective from the date of Circular Shareholders’ Resolution is signed.

October 18, 2013 Termination of Commisioner 1. Respectfully terminated Mr. Susilo Siswoutomo as Commissioner of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signedwith appreciation to his services to the Company. 2. Respectfully terminated Mr. Gde Pradnyana as Commissioner of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signedwith appreciation to his services to the Company.

July 26, 2013 Approval of Amendment to Oil and Gas Pertamina Contract (KKS PEP) Signing

June 26, 2013 Appointment of Definitive Officer of Development Director Appointed Mr. Beni Jaffilius Ibradi AD, formerly Acting Director of Development of the Company, to assume position as Development Director effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed.

1. Authorized President Director to carry out the Government Decree related to Determination of the Company’s Working Area (WK) adjacent to Kalyani’s Working Area. 2. Approved the implementation of amendment to Pertamina Oil and Gas Contract (KKS PEP) between the Company and SKK Migas for the Company’s Working Area adjacent to Kalyani’s Working Area, pursuant to Government’s Decree regarding Determination of the Company’s Working Area adjacent to Kalyani’s Working Area. 3. Authorized President Director of the Company to sign Amendment to Pertamina Oil and Gas Contract (KKS PEP) between the Company and SKK Migas for the Company’s Working Area adjacent to Kalyani’s Working Area, pursuant to Government’s Decree regarding Determination of the Company’s Working Area adjacent to Kalyani’s Working Area.

July 31, 2013 Revised Size of Relinquished Working Area Approved the Board of Directors of the Company to revise size of area of the Company’s working area relinquishment at 8 (eight) Areas.

November 20, 2013 Replacement of President Director

October 30, 2013 Signing of Agreement of KSO ProductionEOR Operating Area of Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi (KSO Area Cepu Cluster Agreement) Approved the Board of Directors to sign Agreement of Operation Cooperation (KSO) for Production-EOR at Kawengan, Ledok, Nglobo and Semanggi Operating Areas between the Company and PT Geo Cepu Indonesia.

October 30, 2013 Appointment of Operations and Production Director & Development Director Appointed: • Mr. Beni Jaffilius Ibradi AD, formerly Acting Director of Operation and Production of the Company, as Operation and Production Director of the Company • Mr. Satoto Agustono, formerly Acting Director of Development of the Company, as Development Director of the Company

1. Respectfully terminated Mr. Syamsu Alam as President Director of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed with appreciation to his services to the Company. 2. Appointed Mr. Adriansyah as Acting President Director of the Company, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed for a term of 1 (one) period pursuant to Articles of Association of the Company or until the General Meeting of Shareholders of the Company decides otherwise.

December 30, 2013 Appointment of President Director Definitive Officer Appointed Mr. Adriansyah, formerly Acting President Director of the Company, to assume position as President Director, effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed.

effective from the date of this Circular Shareholders’ Resolution is signed.


141


Tanggal Date Tempat Place

: 25 Februari 2013 February 25, 2013 : Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) Head Office of PT Pertamina (Persero)

NO HASIL RUPS TAHUNAN Annual GMS Resolutions 1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2012 serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada ‘ tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Tanudiredja Wibisana dan Rekan dengan pendapat Wajar dalam semua hal yang material. Approved Annual Report of the Company for financial year 2012 and pass Financial Statements of the Company for year ended December 31, 2012, that have been audited by FAP Tanudiredja Wibisana and Partners with Unqualified Opinion. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan seluruhnya dari tanggung jawab (Acquit et decharge) kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012 sepanjang: tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan (termasuk Laporan Keuangan) untuk tahun buku yangb erakhir 31 Desember 2012 dan tindakan tersebut bukan tindakan pidana Granted full acquittal and discharge from any responsibility (Acquit et decharge) to PT Pertamina EP Board of Directors and Board of Commissioners for performing their oversight duties for the financial year ended December 31, 2012 to the extent are reflected in the Company’s Annual Report (including Financial Statements), the financial year ended December 31, 2012 and the action is not a criminal act. 3. Menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012 sebesar USD1.946.391.450 sebagai cadangan. Approved the appropriation of the Company’s Net Profit for the financial year ended December 31, 2012 of USD1,946,391,450 as reserves. 4. Memberikan kuasa dan melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, berikut nilai jasanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan ketentuan KAP yang ditunjuk adalah sama dengan KAP yang ditunjuk oleh Pertamina (Persero). Authorized the Board of Commissioners of the Company to appoint Public Accounting Firm (PAF) to perform audit on the Company’s Financial Statements for the financial year ended December 31, 2012, including the audit fee, with condition the appointed FAP is the same FAP appointed by Pertamina (Persero).


142


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Dasar penetapan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ basis of appointment

DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris merupakan organ tata kelola yang bertugas mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi. Pelaksanaan tugas, kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan berpedoman pada Anggaran Dasar Perusahaan.

BOARD OF COMMISSIONERS Board of Commissioners is the governance body organ that oversees and provides advices to the Board of Directors. The implementation of duties, authority and responsibilities of the Board of Commissioners is stipulated in the Company’s Articles of Association.

Penentuan dan penetapan pejabat Dewan Komisaris merupakan hak prerogatif pemegang saham, dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas dan kapabilitas setiap kandidat, termasuk dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial. Selain itu juga mempertimbangkan kebutuhan organisasi di lingkungan PT Pertamina (Persero), sebagai entitas induk dan pemegang saham. [G4-40]

Board of Commissioners’ members appointment is the prerogative of shareholders, taking into account the competence, capacity and capability of each candidate, including the social responsibility fulfillment. In addition, it also considers the organizational needs of PT Pertamina (Persero), as the parent entity and its shareholder. [G4-40]

Pejabat Dewan Komisaris yang telah dipilih dan ditetapkan, selanjutnya membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan di awal tahun pengangkatannya. Surat pernyataan ini selanjutnya diperbaharui setiap awal tahun. [G4-41]

Board of Commissioners’ members who have been elected and appointed, will make a statement of no conflict of interest at the beginning of the year of appointment. The statement is renewed in the beginning of each year. [G4-41]

Selama tahun 2013 tidak terdapat situasi dengan potensi benturan kepentingan yang dihadapi pejabat Dewan Komisaris dan/atau Direksi, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam kedudukannya

During 2013, there was no situation with a potential conflict of interest faced by members of the Board of Commissioners and/or Directors, both in their decision making and position.

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS Beberapa komitmen Dewan Komisaris atas benturan kepentingan

BOARD OF COMMISSIONERS’ GUIDELINES Some of the Board of Commissioners’ commitments on conflict of interest

• Setiap anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil kepentingan serta keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain honorarium dan fasilitas yang diterimanya sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditentukan oleh RUPS.

• Each member of the Board of Commissioners is prohibited from conducting any transactions that have a conflict of interest as well as to take personal interest and advantage from the Company’s activities aside from honorarium and facilities received as a member of the Board of Commissioners appointed by the GMS.

• Para anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan abatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan yang diawasinya.

• The members of the Board of Commissioners should not assume a concurrent position as Member of the Board of Directors on Regional-owned Enterprises (BUMD), Private Owned Enterprises (BUMS), and other position that may cause a conflict of interest directly or indirectly with the Company under their supervision.


143


KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS Komposisi Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2013 terdiri dari dua orang yang seluruhnya adalah pria, dan belum ada penetapan pejabat Komisaris Independen baru oleh pemegang saham. [G4-38]

BOARD OF COMMISSIONERS COMPOSITION The Board of Commissioners’ composition on December 31, 2013 consisted of two members who are all men, and there has been no appointment of new Independent Commissioner by shareholders. [G4-38]

Seiring dinamika Perusahaan, pemegang saham pada tahun 2013 telah memutuskan dan menetapkan perubahan susunan keanggotaan Dewan Komisaris, sebagai berikut:

In line with the Company’s dynamics, the shareholders in 2013 have decided and approved changes in the Board of Commissioners’ membership, as follows:

• Memberhentikan dengan hormat Achmad Lutfi sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efektif terhitung sejak 8 Mei 2013.

• Respectfully terminated Achmad Lutfi as Commissioner, effective as of May 8, 2013

• Memberhentikan dengan hormat Mulyani Wahyono sebagai Komisaris Perseroan, berlaku efeklif terhitung 13 Mei 2013, dan mengangkat Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan.

• Respectfully terminated Mulyani Wahyono as Commissioner, effective as of May 13, 2013, and appointed Gde Pradnyana as Commissioner.

• Memberhentikan dengan hormat Susilo Siswoutomo dan Gde Pradnyana sebagai Komisaris Perseroan terhitung sejak 18 Oktober 2013.

• Respectfully terminated Susilo Siswoutomo and Gde Pradnyana as Commissioners effective on October 18, 2013.

Dengan demikian hingga 31 Desember 2013, jumlah pejabat Komisaris ada dua orang. Perusahaan memutuskan belum mengangkat dan menetapkan pejabat baru Dewan Komisaris.

Thus until December 31, 2013, there were only two Commissioners. The company decided not to elect and appoint any new member of the Board of Commissioners.

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Composition ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Members

JABATAN Position

PERIODE Period

Muhamad Husen

Komisaris Utama President Commisioner



Komisaris Commisioner


Achmad Luthfi

Komisaris Independen Independent Commisioner


Mulyani Wahyono



Susilo Siswoutomo



Gde Pradnyana

Komisaris Independen Independent Commisioner



144


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris Description of the Board of Commissioners’ duty implementation

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan tindakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan dan melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada pemegang saham.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Perubahan struktur Dewan Komisaris Change of the Board of Commissioners’ structure

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS 1. Oversee the policies and actions the Board of Directors in carrying out the management of the Company and submit a written report on the performance to the shareholders.

2. Memberi nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Program Kerja dan Anggaran (Work Program and Budget atau WP&B), Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Provide advice to the Board of Directors including on the execution of Long Term Corporate Plan (RJPP), Corporate Work Plan and Budget (RKAP), Work Program and Budget (WP&B), Articles of Association, GMS resolutions and applicable laws and regulations.

3. Menyusun rencana kerja setiap tahun yang memuat sasaran yang ingin dicapai dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemegang saham.

3. Prepare annual work plan that includes targets to be achieved and communicating the results to shareholders.

4. Meninjau kebijakan dan strategi manajemen risiko, serta memberikan masukan atau arahan kepada Direksi terkait dengan pengelolaan risiko.

4. Review risk management policies and strategies, as well as provide input or direction to the Board of Directors regarding risk management.

5. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Dewan Komisaris harus:

5. In performing these duties, the Board of Commissioners shall:

• Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban serta kewajaran.

• Comply with Articles of Association and applicable laws and regulations as well as required to apply the principles of professionalism, efficiency, transparency.

• Bertindak sewaktu-waktu untuk kepentingan dan usaha Perusahaan serta bertanggung jawab kepada Perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh RUPS.

• Act at any time for the Company’s interest and business, as well as answer to the Company, in this case represented by the GMS.

6. Dewan Komisaris tidak boleh mengambil keputusan kegiatan operasional, kecuali dalam keadaan tertentu pada saat Dewan Komisaris menjabat sebagai Direksi sementara.

6. Board of Commissioners is not allowed to make operational decisions, except under certain circumstances when the Board of Commissioners serves as interim Board of Directors.

7. Memastikan bahwa tidak ada jabatan Direksi yang lowong.

7. Ensure that there is no vacant position in the Board of Directors.

8. Melakukan pemanggilan dan penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya jika Direksi berhalangan atau terdapat pertentangan kepentingan antara Direksi dengan Perusahaan.

8. Summon and organize the Annual General Meeting of Shareholders and other General Meeting of Shareholders if the Board of Directors is absent or there is a conflict of interest between the Board of Directors and the Company.

9. Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.

9. Personally liable for the Company’s losses if the concerned party is guilty or negligent in performing their duties.

10. Bersama dengan Direksi memastikan bahwa Auditor Internal maupun Eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang dianggap perlu dalam melaksanakan tugasnya.

10. Together with the Board of Directors ensures that the Internal and External Auditors as well as the Audit Committee have access to necessary information about the Company while performing their duties.


145


11. Anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara bersama:

11. Members of the Board of Commissioners are collegially responsible of the following:

• Bersama dengan anggota Direksi terhadap pihak yang dirugikan apabila laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan.

• Together with members of the Board of Directors to the aggrieved party if the financial statements provided are found incorrect and/or misleading.

• Bersama dengan anggota Direksi, apabila setelah tahun buku berakhir ternyata Perusahaan menderita kerugian dan pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim yang telah dibagikan sebelum tahun buku berakhir.

• Together with members of the Board of Directors, if after the fiscal year end the Company suffers losses and shareholders are unable to return the interim dividend which has been distributed before the fiscal year ends.

• Bersama dengan anggota Direksi membayar seluruh kewajiban Perusahaan akibat kepailitan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dan Direksi jika kekayaan Perusahaan tidak cukup untuk membayarnya.

• Together with members of the Board of Directors settle all obligations of the Company due to bankruptcy caused by the fault or negligence of the Board of Commissioners and the Board of Directors if the Company’s assets is insufficient for the payment.

• Bersama dengan anggota Direksi atas persetujuan dan/atau rekomendasi tertulis yang diberikan terhadap perbuatan tertentu.

• Together with members of the Board of Directors, with written approval and/or recommendations given to certain acts.

12. Memantau efektivitas penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik.

12. Monitor the effectiveness of the good corporate governance practices.

13. Memantau implementasi tanggung jawab sosial.

13. Monitor the implementation of social responsibility.

14. Mengesahkan uraian tugas Sekretaris Dewan Komisaris dan menetapkan indikator kinerjanya.

14. Authorize the job descriptions of the Board of Commissioners Secretary and establish performance indicators.

15. Melaporkan pengangkatan Anggota Komite Audit kepada pemegang saham.

15. Report the appointment of the Audit Committee members to the shareholders.


146


REALISASI PENGAWASAN 2013 Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

OVERSIGHT REALIZATION 2013 Carry out its duties and responsibilities, but not limited to the following:

a. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis dan pengurusan Perseroan, yaitu antara lain mengevaluasi dan menyetujui RKAP 2013, memantau dan mengevaluasi kinerja perusahaan secara periodik dengan Rapat BoC-BoD secara rutin serta mengevaluasi rancangan RKAP 2014.

a. Directing, monitoring and evaluating the implementation of strategic policies and management of the Company, among others, evaluating and approving the 2013 RKAP, monitoring and evaluating the performance of the Company periodically through regular BOC-BOD Meetings and RKAP 2014 draft.

b. Secara rutin melalui rapat bersama BoD, Dewan Komisaris memantau kinerja BoD dalam hal:

b. Board of Commissioners regularly monitoring BoD’s performance through meetings with BOD in the following matters:

• • • • •

Proses dan kinerja eksploitasi Proses dan kinerja produksi Proses dan kinerja EOR Proses dan kinerja keuangan Kinerja HSSE, pengadaan ( SCM), ICT, tata kelola, dan Human Resource.

• • • • •

Exploitation process and performance Production process and performance EOR process and performance Financial process and performance HSSE, procurement (SCM), ICT, governance, and Human Resource performance

c. Dengan prinsip kehati-hatian dan secara independent, memantau dan mengawasi kebijakan Direksi dalam setiap pengambilan keputusan strategis dan mendorong Direksi agar terus berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta memperhatikan aspek safety dan aspek lingkungan (termasuk lingkungan sosial masyarakat sekitar daerah operasi).

c. With the prudential principle and independently, monitoring and overseeing Board of Directors’ policies in making every strategic decision and encourage them to continue increasing productivity and efficiency as well as safety and environmental aspects (including social environment of the community around operational area).

d. Melalui Komite Audit, melaksanakan pengawasan untuk memastikan telah terselenggaranya fungsi pengawasan atas proses pengurusan perusahaan, proses penyelesaian Laporan Keuangan, pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan dan keandalan Sistem Pengendalian Internal Perseroan.

d. Through the Audit Committee, ensuring the implementation of oversight function over the management process of the company, the completion of financial statements, audit of Financial Statements and the reliability of the Company’s Internal Control System.

e. Melalui Komite Investasi dan Manajemen Risiko, melaksanakan evaluasi dan pengawasan bidang investasi serta manajemen risiko risiko sehingga setiap investasi dan kegiatan operasi yang dilaksanakan mempunyai ekspektasi memberikan hasil yang optimal.

e. Through Investment and Risk Management Committee, carried out the evaluation and supervision of investment and risk management so that any operation undertaken can be expected to provide optimal results.

f. Melalui Fungsi Sekretaris, Dewan Komisaris juga melakukan tertib administrasi dan kegiatan Kesekretariatan sesuai Anggaran Dasar dan Tata Kelola Perseroan yang baik dan benar.

f. Through Secretary function, Board of Commissioners also carrying out administrative and secretarial activities in accordance with Articles of Association as well as good and proper Corporate Governance.

Menyampaikan beberapa rekomendasi kepada Pemegang Saham dan Direksi Pertamina EP sebagai berikut :

Providing recommendations to Pertamina EP’s Shareholders and Board of Directors as follows:

a. Kepada Pemegang Saham sebanyak 7 kali.

a. To Shareholders 7 times.

b. Kepada Presiden Direksi sebanyak 1 kali.

b. To the President Director 1 times.


147

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Pelatihan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ training


Melakukan Field Visit yaitu kunjungan ke lapangan-lapangan field Pertamina guna melihat progress pelaksanaan pekerjaan sesuai Rencana Kerja dan melihat operasi perusahaan secara faktual. Adapun Lapangan yang dikunjungi antara lain adalah sebagai berikut :

Conducting field Visit, which is a visit to the Pertamina’s fields to see the implementation progress of the Work Plan and the Company’s operations. The fields that were visited, among others:

a. Jambi b. Cepu c. Prabumulih d. Tanjung

a. Jambi b. Cepu c. Prabumulih d. Tanjung

Memimpin pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada tanggal 25 Februari 2013 jam 15.00-selesai di Ruang Rapat Presiden Direktur Pertamina EP, Menara Standard Chatered Lantai 27 dengan agenda pembahasan Laporan Tahunan PT Pertamina EP tahun 2012.

Leading the the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on February 25, 2013 at 15:00 - finish in Pertamina EP President Meeting Room, Menara Standard Chartered 27th Floor, with the agenda of PT Pertamina EP 2012 Annual Report.

PROGRAM PENGEMBANGAN KEAHLIAN DEWAN KOMISARIS Selama tahun 2013, Perusahaan menyertakan pejabat Dewan Komisaris dalam kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan kompetensi, termasuk dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial. [G4-43]

BOARD OF COMMISSIONERS SKILL DEVELOPMENT PROGRAM During 2013, the Company sent Board of Commissioners in activities aimed at competency development, including social responsibility fulfillment. [G4-43]

PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR OLEH DEWAN KOMISARIS Training/workshop/seminar by Board of Commissioners TOPIK PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR Topics of training/workshop/seminar

Tanggal Date

DEWAN KOMISARIS BOC

1.

Lokakarya Unconventional Gas Unconventional GasWorkshop

4 Mei May 4

Achmad Luthfi

148



NO

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaan Dewan Komisaris Disclosure of the company’s policies and implementation by Board of Commissioners

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KINERJA DEWAN KOMISARIS Pembagian tugas Dewan Komisaris ditetapkan berdasarkan atas peran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai Ketua dan Wakil Ketua dari komite di bawah Dewan Komisaris, sesuai kemampuan, ilmu pengetahuan dan pengalaman.

BOC’S DUTY AND RESPONSIBILITY IMPLEMENTATION PERFORMANCE The Board of Commissioners (BOC) duties are divided by the role of each member as Chairman and Vice Chairman of the committees under BOC, according to ability, knowledge and experience.

Pertanggungjawaban Kinerja Dewan Komisaris berupa Laporan Tugas Pengawasan selama Tahun Buku 2012 dilakukan dalam RUPS tanggal 2 Februari 2014. [G4-44]

BOC’s performance accountability in the form of a Oversight Duty Report for Financial Year 2012 was submitted to the Annual General Meeting of Shareholders on February 2, 2014. [G4-44]

PEMBAGIAN TUGAS DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ division of duties ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Member

FOKUS PENGAWASAN PADA BIDANG Area of oversight focus

Muhamad Husen

1. Mengkoordinasikan tugas-tugas seluruh Dewan Komisaris Coordinating the duties of all Board of Commissioners’ members 2. Mengawasi Kinerja Direksi dalam aspek temuan cadangan dan produksi Overseeing the Board of Directors’ performance in the aspects of reserve discovery and production

Susilo Siswoutomo

1. Mengawasi kinerja Direksi dalam aspek kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan Overseeing the Board of Directors’ performance in the aspect of compliance with laws and regulations 2. Mengawasi kinerja Direksi dalam bidang Pengembangan Overseeing the Board of Directors’ performance in Development area

M. Afdal Bahaudin

1. Mengawasi kinerja Direksi dalam aspek finansial dan bisnis. Overseeing the Board of Directors’ performance in the financial and business aspects 2. Mengawasi kinerja Direksi dalam aspek audit dan manajemen risiko Overseeing the Board of Directors’ performance in the aspects of audit and risk management

Gde Pradnyana

1. Mengawasi Kinerja Direksi dalam aspek operasi dan project Overseeing the Board of Directors’ performance in operational aspect and projects 2. Mengawasi Kinerja dalam aspek HSE Overseeing the Board of Directors’ performance in HSE aspect

Muhamad Husen

1. Mengkoordinasikan tugas-tugas seluruh Dewan Komisaris Coordinating the duties of all Board of Commissioners’ members 2. Mengawasi Kinerja Direksi dalam aspek temuan cadangan dan produksi Overseeing the Board of Directors’ performance in the aspects of reserves and production


149

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Frekuensi rapat Dewan Komisaris Frequency of Board of Commissioners meetings

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Remunerasi Dewan Komisaris Board of Commissioners’ remuneration


BOC MEETING Board of Commissioners meeting is held at least once in every month. A binding resolution is declared valid if the attendees or their representatives are more than ½ (one half ) of total members of the Board of Commissioners. The meeting is also used as mechanism for BOC to assess their duty and responsibility implementation performance, including corporate social responsibility fulfillment. Board of Commissioners meeting may invite BOD, Audit Committee as well as Investment and Risk Management Committee. [G4-47]

RAPAT DEWAN KOMISARIS Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan paling sedikit sekali dalam setiap bulan. Pengambilan keputusan yang bersifat mengikat dinyatakan sah apabila dihadiri atau diwakili lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris. Pelaksanaan rapat juga menjadi salah satu mekanisme evaluasi pelaksanaan tugas, kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris, termasuk dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial. Rapat Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi, dan Komite Audit serta Komite Investasi dan Manajemen Risiko. [G4-47] RAPAT INTERN DEWAN KOMISARIS BOC Internal Meeting

RAPAT DEWAN KOMISARIS – DIREKSI BOC - BOD Meeting

RAPAT DEWAN KOMISARIS – KOMITE BOC - Committee Meeting

agenda rapat sebanyak 2 kali, tingkat kehadiran rata-rata 90%

agenda rapat sebanyak 12 kali, tingkat kehadiran rata-rata 81,67%

agenda rapat sebanyak 19 kali, tingkat kehadiran rata-rata 86,79%

meeting agenda 2 times, average attendance rate 90%

meeting agenda 12 times, average attendance rate 81.67%

meeting agenda 20 times, average attendance rate 95.85%

DAFTAR HADIR RAPAT DEWAN KOMISARIS - DIREKSI BOC meeting attendance list NAMA Name

1 23

Muhamad Husen Mohamad Afdal

2 20

3 21

4 24

5 29

6 20

7 25

8 26

9 24

10 21

1

1

1

1

1

Assignment

1

1

1

1

1

Assignment

Achmad Luthfi

1

1

1

Mulyani Wahyono

1

1

1

Assignment

1

1

-

Susilo Siswoutomo

1

1

1

1

-

-

-

Gde Pradnyana

-

-

-

-

1

1

Meeting

11 29

12 29

1

1

1

1

1

Assignment

1

1

1

1

Assignment

1

Meeting

Meeting

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Inauguration

Meeting

-

JUMLAH HADIR JUMLAH RAPAT % Total attendees Total meetings 12

12

100%

7

12

58%

-

7

9

78%

-

4

4

100%

-

-

4

4

100%

-

-

4

5

80%

Assignment Assignment

Bahaudin

Rata-rata Average 81,67%

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Composition


ANGGOTA DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ MEMBERS

PERIODE PERIOD

Muhamad Husen




Achmad Luthfi


Mulyani Wahyono


Susilo Siswoutomo


Gde Pradnyana


REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris ditentukan dan diberikan berdasarkan basis formula yang ditetapkan oleh RUPS yang sebelumnya, atas rekomendasi yang diberikan Direksi serta Komite Nominasi dan Remunerasi yang berada di Perusahaan induk.

150


BOARD OF COMMISSIONERS’ REMUNERATION The amount of remuneration for the Board of Commissioners is determined and provided based on a formula set by the previous GMS, upon recommendations from Board of Directors as well as Nomination and Remuneration Committee at the parent company.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Dasar penetapan Direksi Board of Directors’ basis of appointment

The Board of Commissioners receives remuneration consisting of honorarium, transport allowance, telephone facilities, health, concession flights, business trip allowance and retirement benefit, in which each amount is decided in the Annual General Meeting of Shareholders. [G4-51]

Dewan Komisaris menerima remunerasi yang terdiri dari: honorarium, tunjangan transportasi, fasilitas telepon, kesehatan, konsesi terbang, uang perjalanan dinas dan santunan purnajabatan, yang masing-masing jumlahnya diputuskan dalam RUPS Tahunan. [G4-51]

HONORARIUM, TUNJANGAN DAN FASILITAS DEWAN KOMISARIS TAHUN 2013 Board of Commissioners’ honorarium, benefits and facilities in 2013

71%

6%

Remunerasi & Fasilitas Remuneration & Facilities

Tunjangan Hari Raya Keagamaan Religious Holiday Allowance TOTAL Rp5.595.950.275

23% TAX TAX

DIREKSI Direksi adalah organ tata kelola yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Masing-masing pejabat Direksi tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham maupun Dewan Komisaris dan sesama Direksi lainnya.

BOARD OF DIRECTORS Board of Directors (BOD) is the Company’s organ in charge of and collegially responsible for managing the Company. Each member of the Board of Directors has no affiliation with shareholders or Board of Commissioners and other members of Board of Directors.

Setiap pejabat Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masingmasing pejabat Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.

Every member of Board of Directors may carry out their duties and make decision according to division of their respective duties and authority. However, the performance of duties by each member of the Board of Directors remains a collegial responsibility.

Sebagai entitas anak PT Pertamina (Persero), Direksi Pertamina EP dipilih dan diangkat berdasarkan prosedur sistematis melalui mekanisme Dewan Pertimbangan Karir Pekerja (DPKP) Pertamina, dan ditetapkan dalam RUPS. Pemilihan calon Direksi mengacu pada Succession Planning Pertamina berdasarkan data kandidat terbaik. Para kandidat akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit & proper test) dan dilakukan DPKP Pertamina, yang terdiri atas para Direksi anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan diketuai Direktur Hulu Pertamina (Persero). Kandidat yang terpilih, akan disahkan dalam Rapat RUPS. [G4-40]

As a subsidiary of PT Pertamina (Persero), members of Pertamina EP’s Board of Directors is selected and elected based on a systematic procedure through Pertamina Employee Career Advisory Council (DPKP) mechanism, and appointed in the AGMS. The selection of BOD candidates refers to Pertamina Succession Planning based on data of best candidates. The candidates will follow the fit and proper performed by DPKP Pertamina, which consists of the Board of Directors of a subsidiary of PT Pertamina (Persero) and chaired by Upstream Director of Pertamina (Persero). The elected candidate will be appointed in the GMS. [G4-40]


151


Direksi yang telah dipilih dan ditetapkan, selanjutnya membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan di awal tahun pengangangkatannya. Surat pernyataan ini selanjutnya diperbaharui setiap awal tahun. [G4-41]

BOD members who have been elected and apppointed, will make a declaration of no conflict of interest in the beginning of year of appointment. The declaration is renewed in the beginning of each year. [G4-41]

Selama tahun 2013 tidak terdapat situasi dengan potensi benturan kepentingan yang dihadapi pejabat Dewan Komisaris dan/atau Direksi, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam kedudukannya.

During 2013 there was no situation with a potential conflict of interest faced by members of Board of Commissioners and/or Directors, both in decision making and position.

PEDOMAN KERJA DIREKSI Beberapa komitmen Direksi atas benturan kepentingan • Board Manual merupakan pedoman mengenai kedudukan dan fungsi hubungan antara 3 (tiga) organ Utama Perusahaan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Para Pemegang Saham serta organ pendukung Dewan Komisaris dan Direksi untuk memastikan terlaksananya fungsi setiap organ perusahaan secara efektif. Board Manual ini selanjutnya disetujui pemberlakuannya oleh suatu Keputusan Para Pemegang Saham.

• Board Manual is a guideline regarding the position and function of the relationship between 3 (three) main organs of the Company, namely Board of Directors, Commissioners and Shareholders as well as BOC and BOD’s supporting organs to ensure the implementation of each company organ’s function effectively. The Board Manual‘s enactment is then approved by a Shareholders’ Resolution.

• Pedoman Hubungan Korporasi antara PT Pertamina (Persero) dengan dan antar Anak Perusahaan Hulu No. A-001/d00000/2011-S0, tanggal 31 Mei 2011, yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur pembagian tugas, wewenang, sinergi, koordinasi dan komunikasi antara Pertamina terutama Direktorat Hulu sebagai penanggung jawab dan pengawas usaha / kegiatan di bawah Direktorat Hulu di Pertama dengan Anak Perusahaan Hulu sebagai Operating Arm dari Pertamina dalam pencapaian strategi maupun pelaksanaan operasional.

• Guidelines for Corporate Relations between PT Pertamina (Persero) with and between Upstream Subsidiaries No. A-001/d00000/2011-S0, dated May 31, 2011, which was prepared with the aim to regulate the division of duties, authority, synergy, coordination and communication between Pertamina, particularly Upstream Directorate as party in charge and supervisor of business/activities under Upstream Directorate of Pertamina with Upstream Subsidiary as the Operating Arm of Pertamina in achievement strategy and operations.


KOMPOSISI DIREKSI Komposisi Direksi pada tanggal 31 Desember 2013, terdiri dari lima pejabat Direktur, dan salah seorang di antaranya adalah perempuan. Tidak ada pejabat Direksi yang melakukan rangkap jabatan sebagai pejabat perusahaan satu tingkat di bawah Direktur. [G4-38] [G4-39]

152

BOARD OF DIRECTORS’ GUIDELINES Some of BOD’s commitment over conflict of interest


BOARD OF DIRECTORS COMPOSITION The Board of Directors’ composition as of December 31, 2013, consisted of five members, and one of them was female. There was no member of BOD concurrently held a position of corporate officer one level below Director. [G4-38] [G4-39]

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Dasar penetapan Direksi Board of Directors’ basis of appointment

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Perubahan struktur Direksi Change of Board of Directors structure

Komposisi dan keragaman pengetahuan serta pengalaman dari Anggota Direksi memungkinkan pengelolaan Perusahaan dilaksanakan secara efisien dan efektif, serta memudahkan pengambilan keputusan secara strategis sesuai dengan kewenangannya. Anggota Direksi menjabat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS tahunan dan berakhir pada penutupan RUPS tahunan yang ke-5 setelah pengangkatannya.

Composition and diversity of knowledge and experiences of BOD members allow the Company’s management to be implemented efficiently and effectively, as well as facilitate strategic decision-making within their authority. BOD members’ term of service commencing from the date of appointment by the Annual General Meeting of Shareholders and ending at the closing of the 5th year after the appointment.

Terhitung sejak 20 November 2013, Pemegang saham mengangkat Adriansyah sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP. Pemegang saham memberhentikan dengan hormat Syamsu Alam dari jabatan sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP, karena telah ditetapkan dalam tugas baru sebagai Senior Vice President (SVP) Exploration Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero). Selanjutnya, Pemegang saham menetapkan pejabat definitif Adriansyah sebagai Presiden Direktur Pertamina EP terhitung sejak 30 Desember 2013.

As of November 20, 2013, the shareholders appointed Adriansyah as President Director of PT Pertamina EP. The shareholders respectfully terminated Syamsu Alam from office as PT Pertamina EP’s President Director, due to his new assignment as Senior Vice President (SVP) Exploration of Upstream Directorate of PT Pertamina (Persero). Furthermore, shareholders appointed definitive officer Adriansyah as President Director of Pertamina EP as of December 30, 2013.

Terhitung sejak 1 Februari 2013, Pemegang saham menghentikan dengan hormat Bagus Sudaryanto sebagai Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, karena telah ditetapkan dalam tugas baru sebagai Senior Vice President Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero). Pemegang saham menetapkan pejabat definitif, Beni Jafilius Ibradi AD sebagai Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina EP dan Satoto Agustono sebagai Direktur Pengembangan PT Pertamina EP terhitung sejak 30 Oktober 2013. Penetapan jabatan definitif anggota Direksi disesuaikan dengan RPTK Pertamina EP Tahun 2013. Informasi perubahan komposisi Direksi selengkapnya dapat dilihat dalam pembahasan pelaksanaan RUPS sirkuler.

As of February 1, 2013, Shareholders respectfully terminated Bagus Sudaryanto as Operations and Production Director of Pertamina EP, due to assignment as Senior Vice President at Upstream Directorate of PT Pertamina (Persero). Shareholders appointed definitive officer, Beni Jafilius Ibradi AD, as Operations and Production Director of PT Pertamina EP and Satoto Agustono as Development Director of PT Pertamina EP, as of October 30, 2013. The appointment of definitive position for BOD members is in accordance with Pertamina EP’s 2013 RPTK. Information on changes in the Board of Directors’ composition can be viewed in the topic of GMS circular implementation.

KOMPOSISI DIREKSI SEBELUM PERUBAHAN (1 FEBRUARI 2013) BOD Composition prior to changes (February 1, 2013)

KOMPOSISI DIREKSI, AKHIR DESEMBER 2013 [G4-34] BOD Composition, end of December 2013


JABATAN Position


JABATAN Position

Syamsu Alam


Adriansyah


Doddy Priambodo

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan

Doddy Priambodo


Exploration and Development Director Bagus Sudaryanto


Lukitaningsih

Direktur Keuangan Finance Director



Satoto Agustono


Lukitaningsih



153

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab Scope of work and responsibilities


Persyaratan dan tata cara pemberhentian dan pengangkatan anggota Direksi Perusahaan sesuai dengan ketentuan dalam PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN harus mengikuti Peraturan Menteri Nomor: PER- 16/MBU/2012 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Nomor: PER-01/ MBU/2012 tanggal 1 Oktober 2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi BUMN. Peraturan tersebut dapat diunduh di situs Kementerian BUMN (www.bumn.go.id). [G4-40]

Requirements and procedures for termination and appointment of the Company’s BOD members in accordance with the provisions of PT Pertamina (Persero) as an SOE must follow Minister of State-Owned Enterprises Regulation No. PER-16/MBU/2012 dated October 1, 2012, amending Minister of State-Owned Enterprises Regulation No. PER-01/ MBU/2012 regarding the terms and procedures to appoint and terminate members of the Board of Directors of StateOwned Enterprises. These regulations can be downloaded from website of the Ministry of SOEs (www.bumn.go.id). [G4-40]

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OFTHE BOARD OF DIRECTORS


1. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan Perusahaan.

1. Lead and manage the Company in accordance with the interests and goals of the Company.

2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan.

2. Control, maintain and manage the Company’s assets.

3. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Comply with applicable laws and regulations.

4. Bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.

4. Personally liable if the concerned party is guilty or negligent in carrying out their duties for the Company’s interest and business.

5. Mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan kekayaan Perusahaan serta mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan Perusahaan, sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan Anggaran Dasar.

5. Represent the company in and out of court and carries out all acts and deeds, both in administration as well as ownership of the Company’s assets and bind the Company with other parties or other parties with the Company, within limits stipulated in the Articles of Association.

6. Melakukan perbuatan-perbuatan tertentu yang membutuhkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris.

6. Perform certain actions that require written approval from the Board of Commissioners.

7. Mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan hutang seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perusahaan (yang bukan merupakan barang dagangan), baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, dengan persetujuan RUPS.

7. Transfer, release of rights or make as collateral of all or majority of Company assets (which is not inventory), either in a single transaction or several individual transactions or are related to one another, with the approval of the GMS.

8. Mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar.

8. Transfer or make as collateral debt or release of rights of the Company’s assets in accordance with the Articles of Association.

9. Melakukan perbuatan-perbuatan tertentu yang membutuhkan rekomendasi tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS.

9. Perform certain actions that require a written recommendation from the Board of Commissioners and GMS approval.

154


10. Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan melalui Rapat Direksi.

10. Establish corporate policy management through the Board of Directors Meeting.

11. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh Rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh Rapat Direksi.

11. Actions taken by the Board of Directors out of which is decided by the Board of Directors Meeting is the concerned individual’s responsibility until the action is approved by the Board of Directors.

12. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakan Presiden Direktur dimaksud telah disetujui oleh Rapat Direksi.

12. President Director is entitled and authorized to act for and on behalf of the Board of Directors and represent the Company with the provisions that all actions of the President Director is approved by the Board of Directors.

13. Anggota Direksi bertanggung jawab secara bersama:

13. The Board of Directors are collegially responsible:

• Bersama dengan anggota Dewan Komisaris, terhadap pihak yang dirugikan apabila laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan.

• Together with members of the Board of Commissioners to the aggrieved party if the financial statements provided are found incorrect and/or misleading.

• Bersama dengan anggota Dewan Komisaris, apabila setelah tahun buku berakhir ternyata Perusahaan menderita kerugian dan pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim yang telah dibagikan sebelum tahun buku berakhir.

• Together with members of the Board of Commissioners, if after the fiscal year end the Company suffers losses and shareholders are unable to return the interim dividend which has been distributed before the financial year ends.

• Bersama dengan anggota Dewan Komisaris, membayar seluruh kewajiban Perusahaan akibat kepailitan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dan Direksi jika kekayaan Perusahaan tidak cukup untuk membayarnya.

• Together with members of the Board of Commissioners, settle all obligations of the Company due to bankruptcy caused by the fault or negligence of the Board of Commissioners and the Board of Directors if the Company’s assets is insufficient for the payment.

• Bersama dengan anggota Dewan Komisaris, atas persetujuan dan/atau rekomendasi tertulis yang diberikan terhadap perbuatan tertentu.

• Together with members of the Board of Commissioners, with written approval and/or recommendations given to certain acts.

• Apabila 2 (dua) anggota Direksi atau lebih bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.

• If two (2) members of the Board of Directors or more are guilty or negligent in performing their duties. Each member of the Board of Directors personally liable for the Ccompany’s losses if the concerned party is guilty or negligent in performing their duties.

14. Bertanggung jawab sepenuhnya apabila Direksi bertindak tanpa persetujuan Dewan Komisaris, dimana tindakan tersebut merugikan Perusahaan atau pihak ketiga.

14. Fully liable if the Board of Directors acts without the approval of the Board of Commissioners, in which such action is detrimental to the Company or a third party.

15. Bersama dengan Dewan Komisaris memastikan bahwa Auditor Internal maupun Eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang dianggap perlu dalam melaksanakan tugasnya.

15. Together with the Board of Commissioners make sure that the Internal and External Auditors and the Audit Committee have access to necessary information about the Company while carrying out their duties.


155


16. Mengkaji dan mengelola risiko usaha.

16. Review and manage business risks.

17. Menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik secara efektif.

17. Apply good corporate governance practices effectively.

18. Memastikan Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

18. Ensure the Company implements corporate social responsibility in accordance with applicable laws and regulations.

19. Melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh RUPS.

19. Carry out the directives given by the GMS.

PROGRAM PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN KEAHLIAN DIREKSI Selama tahun 2013, Perusahaan telah menyertakan pejabat Direksi dalam beberapa kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan kompetensi, termasuk dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial. [G4-43]

BOD INTRODUCTION PROGRAM AND COMPETENCY DEVELOPMENT During 2013, the Company has sent BOD members in a number of activities aimed at competency development, including in social responsibility fulfillment. [G4-43]

Pertamina EP melakukan program pengenalan bagi anggota Direksi yang baru dengan tujuan memberikan gambaran atas aktivitas bisnis, rencana Perusahaan ke depan, panduan kerja dan lainnya yang menjadi tanggung jawab Direksi. Program pengenalan dipersiapkan oleh Sekretaris Perusahaan berupa pengkajian dokumen yang diberikan dalam bentuk soft copy maupun hard copy antara lain board manual, anggaran dasar, Code of Corporate Governance, serta management walkthrough ke lapangan area operasi PT Pertamina EP yang tersebar di setiap Asset.

Pertamina EP conducts the introduction program for new members of the Board of Directors aimed at providing an overview of business activities, Company forward plan, work guidelines and other BOD’s responsibilities. The introduction program in prepared by the Corporate Secretary in the form of documents provided in the form of soft copy and hard copy including board manual, articles of association, Code of Corporate Governance, as well as management walkthrough to PT Pertamina EP’s operational areas of each asset.


156


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pelatihan Direksi • pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaan Direksi Board of Directors’ Disclosure of the company’s policies and implementation by training Board of Directors

PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR OLEH DIREKSI [G4-43] Training/workshop/seminar by BOD NO TOPIK PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR Training/workshop/seminar topic

TANGGAL Date

1. 2.

Presentasi TAC kepada Menteri BUMN | TAC presentation to SOE Minister IPA Convention and Exhibition “Promoting Investment in a Challenging Environment”

Jakarta, 13 Feb 2013 | Feb 13, 2013 Jakarta, 15 Mei 2013 | May 15, 2013

3.

Bandung, 19 Nov 2013 | Nov 19, 2013

4.

Pembicara “How to Build Career as an AOC to be an Optimistic for Indonesia Exploration | Speaker at “How to Build Career as an AOC to be an Optimistic for Indonesia Exploration Top Management Hulu Meeting | Upstream Top Management Meeting

5.

Pembicara UGM | Speaker at UGM

6.

Pertemuan The 5th Indonesia-Thailand Energy Forum (ITEF) ke-14 | The 4th Indonesia-Thailand Energy Forum (ITEF) Finalis The 6th Indogas 2013 | Finalist of the 6th Indogas 2013

7. 8.

Workshop on Managing Greenhouse Gas Emission in Indonesia Oil & Gas Sector

9.

Workshop on Project Sponsorship & Mgt Leadership

Jakarta-KP Pertamina, 6 Des 2013 | Pertamina HO, Dec 6, 2013 Yogyakarta, 16 Des 2013 | Dec 16, 2013

Syamsu Alam

Adriansyah

Bali, 22 – 24 Mei 2013 | May 22-24, 2013 Di JCC – Jakarta, 22 Januari 2013 | At JCC – Jakarta, January 22, 2013 Jakarta, 14 Mei 2013 | May 14, 2013 Singapore, 30 April 2013 | April 30, 2013

10. Raker Operasi | Operations Working Meeting

Bandung, 25 juni 2013 | June 25, 2013

11. Studi EOR & POFD EOR | EOR Study & EOR POFD

Bali, 18 Desember 2013 | December 18, 2013

12. Indonesia Investment Forum 2013 “Preparing for the New Era”

Jakarta, 11 November 2013 | November 11, 2013 17 Desember 2013 | December 17, 2013

13. Peran NOC terhadap Ketahanan Energi Nasional | The role of NOC in National Energy Security 14. Workshop-Percepatan Produksi Migas Nasional | National Oil & Gas Production Acceleration Workshop 15. Indonesian Institute for Corporate Directorship

DIREKSI BOD

Surabaya, 2 Desember 2013 | December2, 2013 Jakarta, 11 Desember 2013 | December 11, 2013

Doddy Priambodo

Satoto Agustono

Lukitaningsih

Beni Jaffilius Ibradi AD.

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KINERJA DIREKSI Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan berdasarkan nama jabatan masing-masing Anggota Direksi sebagaimana ditetapkan berdasarkan pengangkatan anggota Direksi oleh RUPS. Pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi, tetap merupakan tanggung jawab bersama.

BOD DUTY AND RESPONSIBILITY IMPLEMENTATION PERFORMANCE The division of duties and responsibilities of each BOD member is determined based on job title of each member of BOD in accordance with the appointment of the Board of Directors’ members by the GMS. Duty implementation by each member of BOD remains a collegial responsibility.

Direksi bertanggung jawab pada RUPS. Direksi membuat laporan berkala sebagai pertanggungjawaban kinerja yang disampaikan kepada Dewan Komisaris.

The Board of Directors is responsible to the GMS. BOD prepares periodic reports, as performance accountability to be submitted to the Board of Commissioners.


157



Presiden Direktur Menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan sasaran strategis kegiatan eksplorasi, pengembangan, operasi dan produksi migas di wilayah kerja PT Pertamina EP melalui tata kelola kegiatan yang efektif, efisien, aman dan berwawasan lingkungan untuk memaksimalkan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dalam pencapaian sasaran strategis perusahaan.

President Director Establish and control policies and strategic goals of oil and gas exploration, development, operations and production at PT Pertamina EP’s working areas through effective, efficient, safe and environmentally friendly activity governance to maximize added value for stakeholders in achieving the company’s strategic goals.

Direktur Eksplorasi dan Proyek Penemuan Baru Menetapkan dan mengendalikan kebijakan serta sasaran strategis kegiatan eksplorasi dan tindak lanjut temuan sumberdaya kontijen (contingent resources) di wilayah kerja PT Pertamina EP melalui tata kelola kegiatan yang efektif, efisien, aman dan berwawasan lingkungan untuk memastikan ketersediaan cadangan migas dan percepatan produksi dari pengembangan lapangan baru bagi kelangsungan operasi perusahaan.

Exploration and New Discovery Project Director Establish and control policies and strategic goals of exploration activities and follow-up contingent resources discovery at PT Pertamina EP’s working areas through effective, efficient, safe and environmentally friendly activity governance to ensure the availability of oil and gas reserves and production acceleration of new field development for the Company’s operations sustainability.

Direktur Produksi dan Operasi Menetapkan dan mengendalikan kebijakan serta sasaran strategis kegiatan operasi dan produksi migas di wilayah kerja PT Pertamina EP baik yang dioperasikan sendiri maupun yang dikerjasamakan serta kegiatan operasi pemboran Eksplorasi, Eksploitasi dan Workover melalui tata kelola kegiatan yang efektif, efisien, aman dan berwawasan lingkungan untuk memastikan pencapaian target produksi sesuai sasaran strategis perusahaan.

Production and Operations Director Establish and control policies and strategic goals of oil and gas operations and production at PT Pertamina EP’s working areas, both own operations and operated under partnerships, as well Exploration, Exploitation and Workover drilling operations, through effective, efficient, safe and environmentally friendly activity governance to ensure the production target achievement is in line with the Company’s strategic goals.

Direktur Pengembangan Menetapkan dan mengendalikan kebijakan serta sasaran strategis pengelolaan surface facilities, kegiatan eksploitasi dan Enhanced Oil Recovery melalui tata kelola kegiatan yang efektif, efisien, aman dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan engineering dan pengembangan lapangan serta eksekusi proyek sesuai kaidah good oil and gas engineering practice dan standar operation excellence.

Development Director Establish and control policies and strategic goals of surface facility management, exploitation and Enhanced Oil Recovery activities through effective, efficient, safe and environmentally friendly activity governance to increase the success of engineering activities and field development, as well as project execution according to good oil and gas engineering practices and standard operation excellence.

Direktur Keuangan & Pendukung Bisnis Menetapkan dan mengendalikan kebijakan serta sasaran strategis kegiatan pengelolaan keuangan, komersialitas minyak dan gas serta teknologi informasi komunikasi, melalui tata kelola kegiatan yang efektif, efisien, aman dan berwawasan lingkungan untuk memastikan pemenuhan dukungan finansial dan sarana informasi serta komunikasi bagi pencapaian sasaran strategis Perusahaan.

Finance & Business Support Director Establish and control policies and strategic goals of financial management, oil and gas commerciality as well as information communication technology, through effective, efficient, safe and environmentally friendly activity governance to ensure fulfillment of financial support and means of information as well as communication for the achievement of the Company’s strategic goals.

158


Bertanggung jawab atas: • Penyelenggaraan kebijakan dan pengelolaan keuangan.

Responsible for: • Implementation of financial policies and management.

• Pelaksanaan analisis dan evaluasi untuk memberikan informasi kinerja finansial dan rekomendasi bisnis.

• Implementation of analysis and evaluation to provide financial performance information and business recommendations

• Pengendalian RKAP dan WP&B, KKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), pengawasan Authorization for Expenditure (AFE), manajemen risiko dan asuransi, pengendalian kekayaan Perusahaan, perencanaan strategis pendanaan.

• Control of RKAP and WP & B, PSC (Production Sharing Contract), Authorization for Expenditure (AFE) supervision, risk management and insurance, the Company’s wealth management, funding strategic planning.

• Penyelenggaraan pelaporan keuangan untuk kepentingan eksternal dan untuk kepentingan internal.

• Implementation of financial reporting for external and for internal purposes.

• Penyelenggaraan perhitungan pendapatan operasi bersih dalam rangka implementasi Undang-Undang Otonomi Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (PKPD).

• Calculation of net operating income for the implementation of Law on Regional Autonomy and Fiscal Balance between Central and Regional governments (PKPD).


159

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Pengungkapan kebijakan perusahaan tentang penilaian kinerja Direksi Disclosure of the company’s policies on Board of Directors’ performance assessment


PENILAIAN DAN PENCAPAIAN KINERJA DIREKSI Penilaian dan evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris, berdasarkan kriteria target pencapaian dalam indikator kinerja kunci atau KPI yang telah disepakati. Selanjutnya hasil penilaian dan evaluasi, disampaikan dan dilaporkan kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan. [G4-44]

BOD PERFORMANCE ASSESSMENT AND ACHIEVEMENT BOD performance assessment and evaluation is performed by the Board of Commissioners, based on the criteria in the achievement of key performance indicators or KPIs target that have been agreed upon. Furthermore, the results of assessment and evaluation, are presented and reported to the shareholders in the Annual GMS. [G4-44]

REALISASI KESEPAKATAN KINERJA TAHUN 2013 Performance Agreement Realization 2013 INDIKATOR KINERJA UTAMA Key Performance Indicator

FREQ MONITORING Monitoring Freq

BOBOT Weight Value

I. Financial

Bulanan | Mothly

35%

36.0%

II. Operational

Bulanan | Mothly

40%

37.7%

III. Business development / customer satisfaction

Bulanan | Mothly

15%

11.3%

IV. People Management

Tri-wulanan | Quarterly

10%

11.0%

NO

INDIKATOR KINERJA UTAMA Key Performance Indicator

FREQ MONITORING Monitoring Freq

SATUAN Unit

TARGET Target

1.

GCG Compliance


%

85

88.85

2.

PROPER


Jumlah Total

17

19

3.

Emission Reduction


% Reduction

8

16.51

4.

Energy Effisiensi Improvement


% Reduction

12

17.47

5.

Learning Index


%

50

53.57

6.

Tindak lanjut temuan audit internal & eksternal


%

80

87.81

KINERJA Performance

KINERJA Performance

Follow up for internal & external audit findings 7.

Tingkat Pencapaian ROA | ROA Achievement Rate

Bulanan | Mothly

%

15

18

8.

Knowledge sharing


%

20.00

24


Penilaian KPI Direktorat merupakan dasar penerapan penilaian kuantitatif dan objektif dalam perhitungan tantiem, bonus, insentif, sanksi, dan perencanaan karir. Kinerja masing-masing Direktorat selama tahun 2013 telah dievaluasi oleh Dewan Komisaris dan akan disampaikan pada RUPS Tahunan.

Directorate KPI assessment is the application basis for quantitative and objective assessment in the calculation of performance-based bonus, bonuses, incentives, sanctions, and career planning. The performance of each Directorate during 2013 has been evaluated by the Board of Commissioners and will be presented at the Annual GMS.

RAPAT DIREKSI Sebagai bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu dapat melakukan rapat. Baik yang bersifat internal maupun dengan satuan kerja terkait. Pelaksanaan rapat menjadi salah satu mekanisme evaluasi pelaksanaan tugas, kewenangan dan tanggung jawab Direksi, termasuk dalam hal pemenuhan tanggung jawab sosial. Selama tahun 2013 Direksi telah melakukan rapat sebanyak 31 kali. [G4-47]

BOD MEETING As part of the implementation of good corporate governance, the Board of Directors holds meeting regularly and at any time required, both internally and with related units. Implementation of meetings is one of evaluation mechanisms on implementation of BOD’s duties, authorities and responsibilities, including social responsibility fulfillment. During 2013, BOD has held 31 meetings. [G4-47]

160


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Frekuensi rapat Direksi Frequency of Board of Directors meetings

To have the same perceptions and decide on important issues regarding business sustainability and the Company’s strategic decision, the Board of Commissioners and Board of Directors as the Company’s two most important organs always make an agenda for periodic meetings. Coordination between BOC and BOD is conducted through BOC meetings by inviting the Board of Directors.

Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan keputusan strategis Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ Perusahaan terpenting senantiasa mengagendakan pertemuan berkala. Koordinasi antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi. DAFTAR HADIR RAPAT DIREKSI BOD meeting attendance list NAMA Name

1 24/9

2 24/9

3 24/9

4 24/9

5 24/9

6 24/9

7 24/9

8 24/9

9 24/9

10 24/9

11 24/9

12 24/9

JUMLAH HADIR Total attendance

JUMLAH RAPAT Total meetings

%

1

2

50%

Adriansyah

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

1

Syamsu Alam

1

1

2

4

2

3

1

1

3

5

2

-

Doddy Priambodo

1

-

1

2

3

2

3

1

3

5

3

1

25

29

86%

Bagus Sudaryanto

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

25

31

80%


-

-

-

4

3

2

3

1

3

4

2

1

24

26

88%

Satoto Agustono

-

-

2

3

3

3

4

-

3

5

3

1

27

29

93%

Lukitaningsih

1

1

2

3

2

3

4

1

3

5

3

1

29

31

93%

Rata-rata Average

85%

KOMPOSISI DIREKSI BERDASARKAN PERIODE JABATAN BOD Composition by Period ANGGOTA DIREKSI BOD Member

JABATAN Position

PERIODE Period

Adriansyah

Presiden Direktur

Bergabung sejak 20 November

Presiden Direktur

Joined since November 20

Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru

Hingga akhir Desember 2013

Exploration and New Reserve Discovery Project Director

Until December 2013

Presiden Direktur

Menjabat hingga 20 November

Presiden Direktur

Serving until November 20

Direktur Operasi

Menjabat hingga 1 Februari

Operations Director

Serving until February 1

Direktur Pengembangan

Bergabung sejak 4 April hingga 20 September


Joined since April 4 to September 20

Direktur Produksi dan Operasi


Production and Operations Director

Until December 2013

Direktur Produksi dan Operasi

Bergabung sejak 5 Maret hingga 20 September

Production and Operations Director

Joined since March 5 to September 20

Direktur Pengembangan



Until December 2013

Direktur Keuangan & Pendukung Bisnis


Finance and Business Support Director

Until December 2013

Doddy Priambodo Syamsu Alam Bagus Sudaryanto Beni Jafilius Ibradi AD

Satoto Agustono

Lukitaningsih


161

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Remunerasi Direksi Board of Directors’ remuneration


BOARD OF DIRECTORS’ REMUNERATION [G4-51] [G4-52] [G4-53] [G4-54] Board of Directors receives remuneration consisting of salary, housing facility/compensation, vehicle, health allowance, water, gas, electricity, telephone, concession flights, annual leave allowance, representative clothing, daily and travel allowance and retirement benefit. The amount of remuneration is based on the the Board of Commissioners’ recommendations and is ratified in the Annual General Meeting of Shareholders.

REMUNERASI DIREKSI [G4-51] [G4-52] [G4-53] [G4-54] Direksi menerima remunerasi yang terdiri atas gaji, fasilitas rumah jabatan/kompensasi, kendaraan jabatan, kesehatan, fasilitas air, gas, listrik, telepon, konsesi terbang, bantuan istirahat tahunan, pakaian representatif, tunjangan harian dan perjalanan serta santunan purnajabatan. Besaran remunerasi berdasarkan rekomendasi Dewan Komisaris dan ditetapkan dalam RUPS Tahunan.

In its application, the Directors consider the Achievement of Performance Agreement in 2013, which includes an assessment of individual performance, limit key performance indicators (KPIs) and other operational matrix covering the achievement of emission reduction, energy efficiency and knowledge transfer.

Dalam pengajuannya, Direksi mempertimbangkan Pencapaian Kesepakatan Kinerja Tahun 2013, yang mencakup penilaian kinerja individu, batasan key performance indicators (KPI) dan matriks operasional lainnya meliputi keberhasilan pengurangan emisi, efisiensi energi dan transfer pengetahuan.

23%

5%

HONORARIUM, TUNJANGAN DAN FASILITAS DIREKSI TAHUN 2013

TAX TAX

Cuti Leave

Honorarium, Benefits and Facilities of Board of Directors in 2013

5% Tunjangan Hari Raya Keagamaan Religious Holiday Allowance

TOTAL Rp17.827.271.396

66% Remunerasi & Fasilitas Remuneration & Facilities


162


KOMITE PENUNJANG DEWAN KOMISARIS Guna mendukung fungsi pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan dua komite penunjang Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Investasi dan Manajemen Risiko. Sementara Direksi dibantu oleh Sekretaris Perusahaan dan Komite Etika & GCG. [G4-34]

BOC SUPPORTING COMMITTEES In order to support the oversight and advisory function to the Board of Directors (BOD), the Board of Commissioners (BOC) is assisted by Secretary of the Board of Commissioners and two supporting committees, namely Audit Committee, Investment and Risk Management Committee. Meanwhile the BOD is assisted by Corporate Secretary as well as Ethics and GCG Committee. [G4-34]

KOMITE AUDIT Komite Audit dibentuk Dewan Komisaris dan secara struktural berada langsung di bawah Dewan Komisaris. Komite dibentuk untuk membantu dan memperkuat fungsi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas proses penyusunan laporan keuangan, pemilihan auditor eksternal dan proses auditnya, termasuk melakukan evaluasi independensi dari auditor eksternal, proses audit oleh Internal Audit, assessment control dan risiko serta penerapan GCG.

AUDIT COMMITTEE Audit Committee was formed by the Board of Commissioners and structurally is directly under the BOC. The Committee was formed to assist and strengthen the function of BOC in exercising oversight over the preparation process of financial statements, the selection of external auditors and the audit process, including performing evaluation of the external auditor independence, audit by the Internal Audit Unit, control and risk assessment as well as GCG implementation.


163

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Nama, hukum penetapan, riwayat jabatan dan pendidikan Komite Audit Name, legal basis of appointment, history of job and education of Audit Committee

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pengungkapan independensi Komite Audit Disclosure of of Audit Committee’s independence

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Periode Jabatan Komite Audit Office term of Audit Committee


Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan dan operasional. Semua anggota komite adalah independen terhadap Direksi dan auditor internal maupun auditor eksternal. Untuk memenuhi syarat independensi sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia, anggota Komite Audit tidak ditunjuk dari pejabat eksekutif kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit dan/atau jasa non-audit kepada Perusahaan dalam jangka waktu enam bulan terakhir.

Audit Committee collectively has the competence and experience in accounting, finance and operations. All committee members are independent from BOD and auditors, both internal and external. To meet the requirements of independence as stipulated by Indonesian laws, Audit Committee’s members are not appointed from the executive officers of public accounting firms that provide audit services and/or non-audit services to the Company within a period of six months.

Seusai Peraturan Bapepam-LK tentang Komite Audit, maka struktur keanggotaan Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang. Struktur Anggota Komite Audit per 31 Desember 2013 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Pertamina EP No Kpts-046/DK-PEP/2013 tanggal 30 Mei 2013 tentang Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Audit di Lingkungan Dewan Komisaris PT Pertamina EP.

According to Bapepam-LK Regulation on Audit Committee, the Audit Committee’s membership structure consisting of at least three people. Audit Committee’s membership structure as of December 31, 2013 based on PT Pertamina EP Board of Commissioners’ Decree No. Kpts-046/DK-PEP/2013 dated May 30, 2013 on Appointment of Chairman and Members of Audit Committee within the Board of Commissioners of PT Pertamina EP.

M. AFDAL BAHAUDIN

PROF. DR. LINDAWATI GANI CMA

DR. ERNA HERNAWATI

Ketua Komite Audit (2013-2014) Audit Committee Chairman (2013-2014)

Anggota Komite Audit (2013-2014) Audit Committee Member (2013-2014)

Anggota Komite Audit (2013-2014) Audit Committee Member (2013-2014)

Bergabung sebagai Ketua komite audit Pertamina EP pada tahun 2013, mendapatkan gelar Master of Business Administration dari University of Illinois, USA dan Sarjana Ekonomi (Akuntasi) dari Universitas Padjajaran, Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Corporate Senior VP. dan CFO PT Pertamina (Persero).


Joining as Chairman of Pertamina EP’s Audit Committee in 2013, he earned his Master of Business Administration from the University of Illinois, USA and a Master of Economics (Accounting) from Padjadjaran University. He previously served as a Corporate Senior VP and CFO of PT Pertamina (Persero).

164

Bergabung sebagai anggota komite audit PT Pertamina EP sejak tahun 2011 Mendapatkan gelar Doktor of Philosophy dari Universitas Indonesia Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Ketua Program Jurusan Master Akuntasi Universitas Indonesia

Bergabung sebagai anggota komite audit PT Pertamina EP sejak tahun 2011 Mendapatkan gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Airlangga Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Veteran Jakarta.

Joining as member of Pertamina EP’s Audit Committee since 2011. She earned her Doctor of Philosophy from the University of Indonesia. She previously served as Head of Master of Accounting Programs, University of Indonesia

Joining as member of Pertamina EP’s Audit Committee since 2011. She earned a PhD degree in Economics from Airlangga University. She previously worked as a lecturer in the Faculty of Economics, Veteran University, Jakarta.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian tugas dan tanggung jawab Komite Audit Description of duties and responsibilities of Audit Committee

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan berpedoman pada Piagam Audit yang dituangkan dalam bentuk Pedomaan Pelaksanaan Kerja Komite Audit (Audit Committee Charter) No.A-011/DK-PEP/2010-50. Secara keseluruhan lingkup tugas dan tanggung jawab Komite Audit meliputi:

AUDIT COMMITTEE DUTIES AND RESPONSIBILITIES Audit Committee carries out duties and responsibilities based on the Audit Committee Working Implementation Guidelines (Audit Committee Charter) No.A-011/DK-PEP/2010-50. The Audit Committee scope of the duties and responsibilities are as follows:

• Pemantauan Komite Audit Terhadap Audit Internal Secara rutin satu kali dalam setiap bulan, Komite Audit melakukan pertemuan bersama Internal Audit. Pertemuan membahas kinerja bulanan Internal Audit meliputi audit operasional dan kepatuhan untuk field yang dioperasikan sendiri dan field dengan kerjsama kemitraan, audit khusus, audit terminasi dan konsultasi.

• Audit Committee’s Monitoring on Internal Audit Regularly once in every month, the Audit Committee meets with the Internal Audit Unit. The meeting is held to discuss about Internal Audit’s monthly performance of operational audits and compliance for own operations and partnership fields, special audits, termination and consulting audits.

Dalam audit khusus dibahas mengenai penanganan laporan pengaduan (whistleblower), terutama pengaduan yang berkaitan masalah akuntansi, pengendalian internal dan audit, dan pengaduan tanpa nama yang disampaikan berkaitan masalah akuntansi dan audit, sesuai dengan peraturan.

Special audit discusses the whistleblower report handling, particularly reports relating to accounting, internal control and audit, as well as reports by anonymous whistleblower submitted on accounting and audit, in accordance with the regulations.

Fungsi review dilakukan terhadap sistem pengendalian internal mengenai temuan audit rutin dan pemantauan proses penyusunan Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), serta menelaah laporan audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) PricewaterhouseCoopers (PwC) mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Review function is performed on the internal control system of audit findings and routine monitoring of the process of Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) preparation, as well as review on external audit report by the Public Accounting Firm PricewaterhouseCoopers (PwC) regarding the effectiveness of internal control over financial reporting.

• Pemantauan Komite Audit Terhadap Audit Eksternal Komite Audit bertugas meyakinkan apakah Auditor Eksternal telah melaksanakan auditnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Aturan Etika. Pada tahun 2013 KAP yang ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan adalah KAP PricewaterhouseCoopers (PwC). Komite Audit ikut terlibat dalam penyusunan kerangka acuan kerja (KAK) dan penetapan jumlah fee audit yang masih dalam batas kewajaran. Komite Audit memberi usulan kepada Dewan Komisaris atas pemilihan Eksternal Auditor. Dalam melakukan pemantauan atas proses audit eksternal, Komite Audit melakukan koordinasi dalam entry meeting dengan KAP PricewaterhouseCoopers (PwC); penilaian independensi; informasi Auditor Eksternal tentang hal-hal yang berdampak pada perkembangan perusahaan di masa yang akan datang

• Audit Committee’s Monitoring on External Audit The Audit Committee is assigned to ensure whether the External Auditor has conducted its audit in accordance with the Public Accountants Professional Standards (SPAP) and Code of Ethics. In 2013, the PAF assigned to audit the Company’s financial statements was PricewaterhouseCoopers (PwC). The Audit Committee was involved in the preparation of terms of reference (ToR) and the determination of the amount of reasonable audit fees. The Audit Committee proposes to the Board of Commissioners for the selection of the External Auditor. In monitoring the external audit process, the Audit Committee coordinates with PAF PricewaterhouseCoopers (PwC) in the entry meeting; independent appraisal; External Auditor information about matters that have impact on the Company’s development in the future as well as business risks


165


serta risiko bisnis yang dapat menyebabkan material misstatement; hambatan yang dijumpai selama pelaksanaan audit; kelengkapan dokumentasi laporan keuangan Perusahaan untuk tahun 2013; Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi yang Berlaku Umum dan Penyelesaian Laporan Keuangan yang Diaudit (Audited Financial Statements) untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013.

that could lead to material misstatements; obstacles encountered during the auditing process; documentation of the Company ‘s financial statements for the year 2013; Compliance with Generally Accepted Accounting Standards and the Completion of the Audited financial Statements for year Ended December 31, 2013.

Komite Audit melalui pertemuan secara rutin dengan Fungsi Keuangan & Internal Audit memastikan bahwa penyajian Laporan Keuangan Perusahaan telah disusun dan disajikan secara cermat, akurat, wajar dan terbebas dari adanya salah saji yang material. Selain itu Laporan Keuangan Perusahaan juga telah memenuhi prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di sektor industri minyak dan gas bumi, dan kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Audit Committee through regular meetings with the Finance & Internal Audit Function ensures that the Company’s Financial Statements have been prepared and presented carefully, accurate, fair and free from any material misstatement. In addition, the Company’s financial statements has also met the accounting principles applicable in the oil and gas industrial sector, and the established, accounting policies as well as applicable laws and regulations.

• Pemantauan Komite Audit terhadap Pengawasan Internal dan Manajemen Risiko. Komite Audit secara berkala melakukan pemantauan jalannya pengawasan internal melalui fungsi Internal Audit dan mengevaluasi laporan Internal Audit perihal pelaksanaan pengawasan internal.


166

• Audit Committee’s Monitoring on Internal Control and Risk Management. The Audit Committee regularly monitors the internal control implementation through Internal Audit function and evaluates Internal Audit report on internal control implementation.

Komite Audit juga aktif memonitor dengan mengadakan pertemuan dan diskusi bersama pemilik Perusahaan (business owner), Internal Audit dan Konsultan Delloite serta memberikan rekomendasi perbaikan-perbaikan atas perkembangan penerapan ICoFR.

The Audit Committee also actively performs monitoring through meetings and discussions with business owner, Internal Audit unit and Delloite Consultant Auditdan as well as recommends improvements on ICoFR application development.

Komite Audit juga melakukan pemantauan pelaksanaan manajemen risiko dengan komunikasi dan diskusi dengan fungsi Manajemen Risiko terkait pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan. Saat ini fungsi Manajemen Risiko telah membuat program dan melakukan assessment terhadap potensi kejadian risiko dari seluruh fungsi dan juga telah membuat mitigasi risiko yang dimonitor fungsi Manajemen Risiko guna memastikan bahwa mitigasi risiko telah telah dijalankan oleh masingmasing pemilik risiko (risk owner).

The Audit Committee also monitors implementation of risk management through communication and discussion with the Risk Management function regarding the Company’s risk management implementation. Currently Risk Management function has made program and conduct assessment of potential risk events of all functions as well as risk mitigation monitored by Risk Management function in order to ensure that risk mitigation has been implemented by every risk owner.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pengungkapan independensi Komite Audit Disclosure of of Audit Committee’s independence

• Pemantauan Komite Audit terhadap Penerapan GCG Komite Audit melakukan pemantauan penerapan GCG melalui pertemuan rutin dengan Internal Audit, dan dengan agenda khusus membahas perbaikan yang telah diupayakan manajemen mengacu rekomendasi tim eksternal dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pada saat melakukan assessment GCG tahun 2013. Komite Audit bersama Internal Audit telah memiliki mekanisme untuk pemantauan pelaporan pengaduan kepada Perusahaan (whistleblower) serta penanganan setiap pelaporan. Selanjutnya Internal Audit melaporkannya di dalam rapat mengenai tindak lanjut serta hasil pelaporan whistleblower. Sebagian besar kasus yang dilaporkan terkait dengan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, dan semua telah diselesaikan oleh Internal Audit.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Frekuensi rapat Komite Audit Frequency of Audit Committee meetings

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Uraian singkat pelaksaan tugas Komite Audit Brief description of duty implementation of Audit Committee

• Audit Committee Monitoring on GCG implementation Audit Committee monitors GCG implementation through regular meetings with the Internal Audit unit, and with a special agenda to discuss improvements made by management with reference to external team’s recommendations from Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) during GCG assessment in 2013. The Internal Audit Committee with Internal Audit unit have a mechanism to monitor reports from whistleblowers to the Company as well as their handling. Internal Audit unit will report it in meetings regarding follow-up actions and results of the whistleblower reporting. Most of the reported cases were abot compliance with applicable rules, and all have been resolved by the Internal Audit unit.


167

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Nama, hukum penetapan, riwayat jabatan dan pendidikan Komite Investasi dan Manajemen Risiko Name, legal basis of appointment, history of job and education of Investment and Risk Management Committee

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Periode Jabatan Komite Investasi dan Manajemen Risiko Office term of Investment and Risk Management Committee


KOMITE INVESTASI DAN MANAJEMEN RISIKO Komite Investasi dan Manajemen Risiko dibentuk oleh Dewan Komisaris bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam hal pelaksanaan tugas-tugas sesuai Anggaran Dasar Perseroan khususnya dalam bidang review serta pengawasan investasi dan Manajemen Risiko, untuk memastikan tercapainya tujuan investasi dan pelaksanaan manajemen risiko berjalan dengan efektif sehingga dapat menjamin tercapainya target kinerja perusahaan.

INVESTMENT AND RISK MANAGEMENT COMMITTEE Investment and Risk Management Committee was established by the Board of Commissioners Board to assist its duty implementation according to the Company’s Articles of Association, especially in reviewing and overseeing investment and risk management, to ensure the achievement of investment goals and the risk management work implemented effectively so as to ensure achievement of the Company’s performance targets.

Struktur Anggota Komite Investasi & Manajemen Risiko per 31 Desember 2013, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Pertamina EP No. Kpts-084/DK-PEP/2013 tentang Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Investasi dan Manajemen Risiko di Lingkungan Dewan Komisaris PT Pertamina EP.

Investment & Risk Management Committee’s Member Structure as of December 31, on Appointment of Chairman and Members of the Investment and Risk Management Committee within Board of Commissioners of PT Pertamina EP.

M. AFDAL BAHAUDIN

IR. MIRMA FADJARWATI MALIK MBA

MUHAMMAD DANIAL SE AK, MM, CPA

Ketua Komite Investasi dan Manajemen Risiko Chairman of Investment and Risk Management Committee (2013 - 2014)

Anggota Komite Investasi dan Manajemen Risiko Member of Investment and Risk Management Committee (2013 - 2014)

Anggota Komite Investasi dan Manajemen Risiko Member of Investment and Risk Management Committee (2013 - 2014)

Bergabung sebagai Ketua komite Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina EP pada tahun 2013, mendapatkan gelar Master of Business Administration dari University of Illinois, USA dan Sarjana Ekonomi (Akuntasi) dari Universitas Padjajaran. Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Corporate Senior VP dan CFO PT Pertamina (Persero).


Joining as Chairman of Pertamina EP’s Investment and Risk Management Committee in 2013, he earned his Master of Business Administration from University of Illinois, USA and a Master of Economics (Accounting) from Padjadjaran University. He previously served as a Corporate Senior VP and CFO of PT Pertamina (Persero).

168

Bergabung sebagai anggota komite Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina EP pada tahun 2013. Mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Pittsburg State University, Pittsburg, Kansas, U.S.A. dan First degree of Industrial Engineering dari Institut Teknologi Bandung. Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Direktur Operasi dari PT Surveyor Indonesia.

Bergabung sebagai anggota komite Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina EP pada tahun 2013. Mendapatkan gelar Magister Manajemen dari Universitas Padjajaran dan Sarjana Ekonomi (Akuntasi) dari Universitas Indonesia Pengalaman sebelumnya bekerja sebagai Komite Audit di PT Waskita Karya (Persero) dan Pimpinan di KAP Muhammad Danial.

Joining as member of Pertamina EP’s Investment and Risk Management Committee since 2013. She earned her Master of Business Administration from Pittsburg State University, Pittsburg, Kansan, USA, and First degree of Industrial Engineering from Bandung Institute of Technology. She previously served as Operation Director at PT Surveyor Indonesia.

Joining as member of Pertamina EP’s Investment and Risk Management Committee since 2013. He earned a Master of Management from Padjajaran University and Bachelor of Economics (Accounting) from University of Indonesia. He previously served as a member of Audit Committee at PT Waskita Karya (Persero) and Leader of PAF Muhammad Danial.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Uraian tugas dan tanggung jawab Komite Investasi dan Manajemen Risiko Description of duties and responsibilities of Investment and Risk Management Committee

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE INVESTASI DAN MANAJEMEN RISIKO Lingkup tugas dan tanggung jawab Komite Investasi & Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Pengungkapan independensi Komite Investasi dan Manajemen Risiko Disclosure of of Investment and Risk Management Committee’s independence

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Frekuensi rapat Komite Investasi dan Manajemen Risiko Frequency of Investment and Risk Management Committee meetings

INVESTMENT AND RISK MANAGEMENT COMMITTEE DUTIES AND RESPONSIBILITIES The scope of Investment & Risk Management Committee’s duties and responsibilities are as follows:

• Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.

• The Committee reviews and oversees the implementation of PT Pertamina EP’s investment plan to be in line with the expected goals. • Evaluate and oversee the Company’s risk management, both investment and operations risks that may cause decrease in income or increase in expenses, which pose the risk of lowering the achievement level of the company’s profit. • Identify matters relating to investment management and risk management that require the Board of Commissioners’ attention. • Carry out other tasks given by the Board of Commissioners in accordance with the applicable provisions. • Report its duty performance to the Board of Commissioners.

Komite Investasi dan Manajemen Risiko dalam melaksanakan tugasnya melakukan komunikasi dan rapat dengan Unit Kerja Manajemen Risiko pada PT Pertamina EP. Pada akhir tahun 2012 saat penyusunan RK 2013, Komite Investasi dan Manajemen Risiko telah mendapatkan penjelasan dari Unit Kerja Manajemen Risiko PT Pertamina EP dan memberikan pengarahan atas rencana investasi, Risk Register dan Top 10 Risk, pemetaan Top 10 risk, rencana Mitigasi risiko Top 10 Risk serta kondisi lingkungan kerja internal/eksternal pada Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) 2013. [G4-47]

Investment and Risk Management Committee in carrying out its duties holds communications and meetings with the Risk Management Unit at PT Pertamina EP. At the end of 2012, while drafting Work Plan 2013, the Investment and Risk Management Committee has received explanation from Risk Management Unit of PT Pertamina EP and provide guidance on the investmen plans, Risk Register and Top 10 Risks, Top 10 risk mapping, Top 10 Risk mitigation plans as well as internal/external working conditions of the Corporate Work Plan and Budget (RKAP) 2013. [G4-47]

• Komite melakukan review dan pengawasan pelaksanaan terhadap rencana investasi PT Pertamina EP agar sesuai dengan sasaran yang diharapkan. • Mengevaluasi dan mengawasi pengelolaan manajemen risiko Perusahaan, baik risiko investasi maupun risiko operasi yang dapat berdampak terhadap penurunan pendapatan atau kenaikan biaya, sehingga berisiko menurunkan tingkat pencapaian laba perusahaan. • Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan manajemen investasi dan manajemen risiko yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. • Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan berlaku.

REKAPITULASI RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN KOMITE INVESTASI DAN MANAJEMEN RISIKO Investment and Risk Management Committee meeting recapitulation and attendance rate NAMA Name

JABATAN Position

STATUS INDEPENDENSI Independence status

JUMLAH RAPAT Total meetings

JUMLAH KEHADIRAN Total attendance

TINGKAT KEHADIRAN Attendance rate

M. Afdal Bahaudin

Ketua Komite Committee Chairman Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member

Non independen Non-independent Independen Independent Independen Independent

6

4

67%

6

4

67%

6

4

67%

Ir. Mirma Fadjarwati Malik MBA Muhammad Danial SE Ak, MM, CPA


169

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian singkat pelaksaan tugas Komite Investasi dan Manajemen Risiko Brief description of duty implementation of Audit Committee


Selama tahun 2013 Komite Investasi dan Manajemen Risiko melaksanakan rapat komite sebanyak 6 Kali, meliputi rapat koordinasi Komite-komite Penunjang Dewan Komisaris dengan Dewan Komisaris. Berdasarkan program Kerja tahun 2013, realisasi program kerja telah melampaui agenda pembahasan yang direncanakan dan tingkat kehadiran rapat rata-rata 67%.

During 2013, the Investment and Risk Management Committee held 6 meetings, consisting of coordination meetings of BOC Supporting Committees with the Board of Commissioners. Based on the work program in 2013, its realization has exceeded the planned agenda and average meeting attendance rate was 67%.

REALISASI PROGRAM KERJA KOMITE INVESTASI DAN MANAJEMEN RISIKO Dalam rekapitulasi data investasi RKAP PT Pertamina EP tahun 2013, Anggaran Belanja Investasi (ABI) sebesar USD1.135,7 Juta, Bor Eksplorasi sebanyak 28 sumur, Sumur Pengembangan 174 sumur dan Work Over 101 sumur.

INVESTMENT AND RISK MANAGEMENT COMMITTEE WORK PROGRAM REALIZATION Based on PT Pertamina EP’s investment data recapitulation in 2013, Investment Expenditure Budget (ABI) was USD1,135.7 million, Exploration drilling was 28 wells, 174 development wells, and 101 Work Over wells.

Realisasi kinerja RK 2013 PT Pertamina EP pada tahun 2013 untuk ABI sebesar USD1.117,9 Juta (98% RKAP), Bor Eksplorasi sebanyak 17 sumur (61% RKAP), Sumur Pengembangan 156 sumur (90% RKAP), Work Over 118 sumur (117% RKAP).

Realization of PT Pertamina EP Work Plans in 2013 for ABI was USD1,117.9 million (98% of RKAP), Exploration Drilling for 17 wells (61% of RKAP), 156 Development Wells (90% of RKAP), 118 Workover wells (117% of RKAP).

Pada seluruh kegiatan yang dilaksanakan PT Pertamina EP tahun 2013, Komite Investasi dan Manajemen Risiko telah mendapatkan informasi dan penjelasan dari Unit Kerja Manajemen Risiko PT Pertamina EP terhadap realisasi penerapan rencana mitigasi atas 10 Risiko Utama (Top 10 Risk), dan risiko lainnya yang telah diidentifikasi pada saat penyusunan Rencana Kerja (RK) 2013.

In all activities carried out by PT Pertamina EP in 2013, Investment and Risk Management Committee has received information and explanation from PT Pertamina EP Risk Management Unit for realization of mitigation plan on Top 10 Risks and other main risks that have been identified in 2012 during the preparation of Work Plan 2012.

Implementasi rencana mitigasi risiko top 10 risk pada RK 2013 rata rata tecapai diatas 90%. Uraian lanjut mengenai realisasi implementasi mitigasi risiko tersaji pada bagian yang menjelaskan tentang Manajemen Risiko.

Implementation of top 10 risks mitigation plan in Work Plan 2013 has reached an average of above 90%. Further description on realization of risk mitigation implementation is presented in the Risk Management section.


170


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Nama, hukum penetapan, riwayat jabatan dan pendidikan Komite Etika dan GCG Name, legal basis of appointment, history of job and education of Ethics and GCG Committee

KOMITE ETIKA DAN GCG Komitmen kami menerapkan prinsip-prinsip dan praktik terbaik tata kelola perusahaan juga diwujudkan dengan pembentukan Komite Etika & GCG. Secara struktural, komite berada di bawah Direksi, dan bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan Etika Kerja dan Bisnis (EKB) serta GCG. Komite juga bertanggung jawab dalam memberikan rekomendasi atas pelanggaran praktik EKB dan para teladan dalam implementasi EKB.

ETHICS AND GCG COMMITTEE Our commitment to apply the principles and best practices of corporate governance are also realized by the establishment of Ethics & GCG Committee. Structurally, the committee is under the Board of Directors, and is responsible for overseeing the implementation of the Ethics Code and Business Conduct (ECBC) and GCG. The Committee is also responsible for providing recommendations over violations of ECBC and the exemplary practices in the ECBC implementation.

Keanggotaan Komite Etika & GCG melekat pada jabatan tertentu, dan diangkat berdasarkan Surat Perintah (SP) Presiden Direktur No Prin-030/EP0000/2013-S0, tanggal 1 Maret 2013 tentang Komite Etika & GCG. Ketua dan anggota Komite Etika & GCG menandatangani piagam komite, yang merupakan kesepakatan bersama untuk menjalankan semua nilai dan norma secara independen, sesuai dengan EKB serta mengawasi dan menindaklanjuti pelaksanaan EKB. Komite Etika & GCG beranggotakan 14 personel.

Membership of Ethics & GCG Committee attached to a certain position, and appointed by President Director Letter of Instruction (SP) No. Prin-159/EP0000/2010-S0, dated December 29, 2010 on Ethics & GCG Committee and the Ethics Superintendents. Chairman and members of the Ethics & GCG Committee sign the committee char ter, which is a mutual agreement to carry out all values and norms in accordance with the ECBC and supervise and follow up the implementation of the ECBC. The Ethics & GCG Committee has 14 personnel.

FIRDAUS BAMBANG SAPUTRA VP. Internal Audit & Ketua Komite Etika dan GCG Internal Audit VP. & Ethics and GCG Committee Chairman

Bergabung dengan PT Pertamina EP sejak Mei 2013 dan menjadi pekerja PT Pertamina (Persero) sejak tahun 1993. Selama kurun waktu tersebut, Firdaus Bambang Saputra menduduki posisi kunci: • Manajer Audit Bidang Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) (20092010) • Manajer Business Group M&T Internal Audit PT Pertamina (Persero) (20112012) • VP. Investigation Audit PT Pertamina (Persero) (2012- April 2013) • VP. Internal Audit PT Pertamina EP (Mei 2013-sekarang).

Joining PT Pertamina EP since May 2013 and has become employee of PT Pertamina (Persero) since 1993. During this period, Firdaus Bambang Saputra occupying key positions:

Mendapatkan gelar Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Sriwijaya pada tahun 1991, dan saat ini sedang menjalani program Magister Hukum Bisnis di Universitas Islam Jakarta. Firdaus Bambang Saputra juga telah mendapatkan sertifikasi Qualified Internal Auditor dan Certified Fraud Examiner.

Earning a Bachelor’s degree in Chemical Engineering from Sriwijaya University in 1991, and is currently studying a Masters Degree program in Business Law at Jakarta Islamic University. Firdaus Bambang Saputra is also a certified Qualified Internal Auditor and Certified Fraud Examiner.

• Audit Manager of Marketing & Trade at PT Pertamina (Persero) (2009-2010) • Business Group Manager of M&T Internal Audit at PT Pertamina (Persero) (20112012) • VP of Audit Investigation at PT Pertamina (Persero) (2012 - April 2013) • VP Internal Audit of PT Pertamina EP (May 2013 - present).


171

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian tugas dan tanggung jawab Komite Etika dan GCG Description of duties and responsibilities of Ethics and GCG Committee


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE ETIKA & GCG Lingkup tugas dan tanggung jawab Komite Etika & GCG:

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE ETHICS & GCG COMMITTEE Lingkup tugas dan tanggung jawab Komite Etika & GCG:


1. Mempersiapkan perangkat, mekanisme dan sistem yang dibutuhkan dalam implementasi Etika Kerja & Bisnis.

1. Prepare the required framework, systems and mechanisms to implement the Ethics Code & Business Conduct

2. Mengevaluasi dan mengembangkan secara berkesinambungan Etika Kerja & Bisnis di lingkungan PT Pertamina EP.

2. Evaluate and continuously develop the Ethics Code & Business Conduct within PT Pertamina EP.

3. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Etika Kerja & Bisnis berjalan dengan baik di seluruh wilayah kerja PT Pertamina EP.

3. Supervise and ensure that the Ethics Code & Business Conduct is properly implemented in the entire working areas of PT Pertamina EP.

4. Mensosialisasikan Etika Kerja & Bisnis agar dapat dipahami, dipatuhi dan dilaksanakan dalam setiap aktivitas kerja.

4. Disseminate information regarding Ethics Code & Business Conduct to all employees so that it can be understood, complied with and applied to every work activity.

5. Membantu tugas Direksi dalam pembinaan dan pengawasan efektifitas penerapan praktik GCG di Perusahaan sebagai upaya meningkatkan nilai Pemegang Saham, termasuk sosialisasi dan internalisasi.

5. Assist the Board of Directors in promoting and supervising the effectiveness of the GCG implementation in the Company as part of the effort to provide added value to shareholders, including with the dissemination information and internalization.

6. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas penerapan GCG oleh organ utama dan organ pendukung dan memberikan masukan penyempurnaan serta upayaupaya pemantapannya.

6. Evaluate the effectiveness of GCG implementation by the primary body as well as support bodies, and provide input regarding improvements and consolidation.

7. Memberikan rekomendasi peningkatan penerapan GCG di Perusahaan, sesuai dengan asas-asas GCG di bidang energi.

7. Make recommendations for improvement of GCG implementation in the Company in accordance with GCG principles in the energy sector.

8. Meningkatkan keyakinan para pemangku kepentingan bahwa Perusahaan dikelola dengan baik, professional dan terpercaya.

8. Increase the confidence of the stakeholders that the Company is being managed properly, professionally and reliably.

9. Mengevaluasi dan melakukan penyempurnaan terhadap pedoman-pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan.

9. Evaluate and make improvements to guidelines related to the implementation of GCG at least once a year, or according to the Company’s needs.

10. Membuat rencana kerja dan laporan tahunan pelaksanaan GCG bersama fungsi manajemen GCG organ Direksi, sebagai bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan.

10. Develop work plan and annual report regarding GCG implementation together with GCG management of the Board of Directors, as part of the Annual Report of the Company.

11. Menelaah praktik-praktik terbaik GCG di Perusahaan lain untuk dapat diimplementasikan di PT Pertamina EP.

11. Analyze the best practices of GCG in other companies to be implemented in PT Pertamina EP.

12. Mengumpulkan laporan pelanggaran Etika Kerja&Bisnis dan memberi rekomendasi sanksi kepada atasan langsung pejabat berwenang sesuai peraturan yang berlaku.

12. Collect reports of Ethics Code & Business Conduct violations and recommend sanctions to line managers in accordance with applicable regulations.

172


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Frekuensi rapat Komite Etika dan GCG Frequency of Ethics and GCG Committee meetings

13. Memberi rekomendasi terhadap contoh teladan implementasi Etika Kerja&Bisnis beserta reward/award yang layak diberikan kepada pekerja atau tim kerja.

13. Make recommendations regarding exemplary implementation of Ethics Code & Business Conduct along with appropriate rewards or awards for employee or working team.

14. Memberi rekomendasi mengenai isu-isu yang berkenaan dengan Etika Kerja&Bisnis kepada fungsifungsi terkait (atasan langsung, HRD, legal).

14. Make recommendations regarding issues related to Ethics Code & Business Conduct to the relevant functions (line managers, HRD, and legal staff ).

15. Memantau kinerja para Pengawas Etika di Region/UBEP & Area serta menindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran Etika Kerja & Bisnis yang terjadi di Pusat, Region/UBEP dan Area, sesuai dengan sanksi yang telah ditetapkan.

15. Monitor the performance of Ethics Superintendents in Regions/UBEP and Areas, as well as address the violations of the Ethics Code & Business Conduct that occur at Head Office, in Regions/UBEP and Areas, according to sanctions that have been set.

REKAPITULASI RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN KOMITE ETIKA DAN GCG Recapitulation of Ethics and GCG Committee meeting and attendance rate NAMA Name

JABATAN Position

JABATAN DALAM PERUSAHAAN Position in the Company

JUMLAH RAPAT Total meeting

JUMLAH KEHADIRAN Total attendance

TINGKAT KEHADIRAN Attendance rate

Firdaus Bambang Saputra* Sambodo Handojo H.

Ketua Komite Committee Chairman Sekretaris merangkap anggota Secretary cum member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member Anggota Komite Committee Member

VP. Internal Audit Internal Audit East Area Manager

8 11

7 10

88% 91%

VP. Exploration VP. Exploitation VP. Legal & Relation VP. Organization Capabilities dan Operating Exellence VP. Drilling VP. Human Resource VP. Supply Chain Management & General Services VP. Health, Safety, Security, & Environment VP. Strategic Planning & Risk Management VP. Controller & Partnership Financial VP. Information & Communication Technology System & Process Manager

11 8 11 11 11 11 7 11 11 11 11 11

8 3 9 8 2 6 3 4 5 5 8 11

73% 38% 82% 73% 18% 55% 43% 36% 45% 45% 73% 100%

Nanang Abdul Manaf Herutama Trikoranto* Aji Prayudi Tolingul Anwar Bambang Widjanarko Beni Syarif Hidayat Elizar P. Hasibuan ** Lelin Eprianto Meidawati Erry Krisnanto Lukito Suwarno Deri Safari

* Bergabung sejak Mei 2013 Joining since May 2013 ** Bergabung sejak Juni 2013 Joining since June 2013

Selama tahun 2013 Komite Etika dan GCG melaksanakan rapat komite sebanyak 11 Kali, dengan 1 kali rapat Pemaparan Board Manual, Code of CG, GCG Compliance & Pertamina EP Values dengan Dewan Direksi. Berdasarkan program Kerja tahun 2013, realisasi program kerja telah melampaui agenda pembahasan yang direncanakan dan tingkat kehadiran rapat rata-rata 61%.

During 2013, the Ethics and GCG Committee held 11 meetings including 1 meeting on Board Manual exposure, Code of CG, GCG Compliance & Pertamina EP Values to the Board of Directors. Based on the Work Program 2013, the realization of the work program has exceeded the planned agenda and meeting average attendance rate was at 61%.


173

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian singkat pelaksaan tugas Komite Etika dan GCG Brief description of duty implementation of Ethics and GCG Committee


REALISASI PROGRAM KERJA KOMITE ETIKA & GCG Secara berkala, komite melakukan pertemuan berupa Rapat untuk melakukan pembahasan penerapan EKB dan GCG di Perusahaan. Selama tahun 2013, Komite Etika & GCG telah melaksanakan berbagai kegiatan, meliputi:

ETHICS & GCG COMMITTEE WORK PROGRAM REALIZATION Periodically, the committee holds meetings to discuss ECBC ang GCG implementation in the Company. During 2013, the Ethics & GCG Committee has been carrying out various activities, including:

Melaksanakan Rapat Kerja Komite a. Evaluasi atas Board Manual, EKB, Code of Corporate Governance, GCG Compliance dan nilai perusahaan serta visi misi perusahaan. b. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan pelanggaran pekerja. c. Kondisi yang berkembang dalam lingkungan PT Pertamina EP.

Carry out Committee working meeting a. Evaluation on Board Manual, ECBC, the Code of Corporate Gavernance, GCG Compliance and corporate values as well as the company’s mission and vision. b. Handling of Public Complaint and employee violations.

Tindak lanjut rekomendasi atas assessment GCG tahun 2012 a. Review dan merevisi Board Manual dan Code of Corporate Governance. b. Melakukan revisi atas Pedoman Etika Kerja dan Bisnis. c. Internalisasi dan sosialisasi EKB, GCG dan Nilai Perusahaan melalui e-learning.

Follow-up recommendations on GCG assessment 2012

Monitoring atas pelaksanaan GCG Compliance Pengisian form pelaporan gratifikasi dalam GCG Compliance dilakukan setiap awal bulan. Selama tahun 2013, jumlah pelaporan penerimaan dan pemberian gratifikasi sebanyak 133 kasus Pemberian dan penerimaan gratifikasi tersebut telah diketahui dan disetujui oleh atasan masing-masing Komite Etika dan GCG setiap saat dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan GCG Compliance tersebut.

Monitoring on GCG Compliance implementation Gratification reporting form in the GCG Compliance to be filled at the beginning of every month. During 2013, the number of receiving and giving gratification reports were 133 cases that have been acknowledged and approved by each superior. Ethics and GCG Committee at any time oversees the GCG Compliance implementation.

Penanganan pengaduan Selama tahun 2013, jumlah pengaduan yang melalui email kepada komite etika sebanyak 1 pengaduan. Atas pengaduan tersebut sudah ditindaklanjuti dan saat ini sedang dalam penyusunan laporan.

Complaint handling During 2013, the number of complaints sent via email to the committee was 1 complaint. The complaint has been followed up and is currently in the process of reporting.


174


c. Conditions developing within PT Pertamina EP.

a. Review and revision of Board Manual and the Code of Corporate Governance. b. Revision of the Ethics Code and Business Conduct. c. Internalization and dissemination of ECBC, GCG and Corporate Values through e-learning.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Nama, hukum penetapan, riwayat jabatan dan pendidikan Sekretaris Perusahaan Name, legal basis of appointment, history of job and education of Corporate Secretary

SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan berperan penting sebagai pejabat penghubung antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi dan pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan juga bertindak sebagai sumber informasi dan senantiasa meningkatkan hubungan komunikasi internal dan eksternal terkait dengan kegiatan usaha PT Pertamina EP.

AJI PRAYUDI Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

CORPORATE SECRETARY The Company Secretary plays an important role as a liaison officer between the shareholders, the Board of Commissioners, Board of Directors and stakeholders. Corporate Secretary also acts as information source and constantly improve internal communications and external relations regarding business activities of PT Pertamina EP.

Bergabung dengan PT Pertamina EP sejak Oktober 2010 dan menjadi pekerja PT Pertamina sejak tahun 1991. Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero): • Manajer Perencanaan dan Pengembangan Hukum (2001) • Koordinator Legal Advisor (2004) • Komisaris PT Pertamina Dana Ventura (2005 – 2010) • Manajer Litigasi (2006) • Kepala Hukum Korporat (2007) • Manager Legal PT Pertamina Drilling Services Indonesia • VP. Legal & Relations PT Pertamina EP sejak tanggal 1 Oktober 2010.

Joining PT Pertamina EP since October 2010 and became workers of PT Pertamina since 1991. Held various key positions at PT Pertamina (Persero):

Mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1990, Magister Managemen dari Universitas Gajah Mada pada tahun 2000, dan Magister Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 2006. Beliau juga aktif sebagai anggota tim perumus Undang-undang Minyak dan Gas Bumi UU No.22 tahun 2001.

Earning a law degree from the University of Indonesia in 1990, Master of Management from Gadjah Mada University in 2000, and a Master of Law from University of Indonesia in 2006. He was also an active member of the drafting team forLaw Oil and Gas Law No. 22 of 2001.

• Planning and Legal Development Manager (2001) • Legal Advisor Coordinator (2004) • Commissioner of PT Pertamina Dana Ventura (2005 - 2010) • Litigation Manager (2006) • Head of Corporate Law (2007) • Legal Manager of PT Pertamina Drilling Services Indonesia • VP Legal & Relations of PT Pertamina EP since October 1, 2010.

Berdasarkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) BP Migas (sekarang SK Migas), pada tahun 2013 Sekretaris Perusahaan PT Pertamina EP dijabat oleh VP. Legal & Relations. Secara struktural, kedudukan VP. Legal & Relations sebagai Sekretaris Perusahaan berada di bawah Presiden Direktur.

Based on Manpower Utilization Plan (RPTK) of BP Migas (now SKK Migas), in 2013 the position of PT Pertamina EP Corporate Secretary is held by VP Legal & Relations. Structurally, the position of VP Legal & Corporate Relations as Corporate Secretary is under the President Director.

Kegiatan Sekretaris Perusahaan terbagi dalam tiga kelompok utama, yakni pengelolaan aspek hukum, hubungan dengan pemangku kepentingan, dan keamanan. Dengan pertimbangan demikian maka dalam melaksanakan tugastugasnya, Sekretaris Perusahaan dibantu dan membawahi empat manajer, yakni:

Corporate Secretary activities are divided into three main groups, namely legal aspect management, relationships with stakeholders, and security. With such considerations, Corporate Secretary in carrying out his duties is assisted by and oversees four managers, namely:

1. 2. 3. 4.

Legal Manager Public Relations Manager Formalities Manager Government Relations Manager

: Teguh Pambudi Utama : Agus Amperianto : Sigit Dwi Aryono : Indra Priatna


175

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan Description of duties and responsibilities of Corporate Secretary


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIS PERUSAHAAN Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan tercantum dalam board manual tahun 2011. Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan, meliputi:

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF CORPORATE SECRETARY Corporate Secretary’s duties and responsibilities are stated in the manual board 2011. Duties and Responsibilities of Corporate Secretary are as follows:

1. Bertindak sebagai pejabat penghubung (liaison officer), dengan cara memfasilitasi dan mengatur tata cara komunikasi yang transparan dan efektif diantara pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi dan pemangku kepentingan sebagai berikut:

1. Act as a liaison officer by facilitating and organizing transparent and effective communication procedures between shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors and other stakeholders as follows:

a. Melakukan tinjauan terhadap konsistensi kebijakan yang dikeluarkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi, serta mengkoordinasikannya dengan fungsi-fungsi terkait tentang kebijakan tersebut.

a. Conduct a review of the consistency of the policies issued by the Board of Commissioners and the Board of Directors, as well as coordinate related functions on the policies.

b. Mempunyai program pengenalan dan dapat mengkoordinasikan keseluruhan proses pengenalan dan pelantikan anggota Dewan Komisaris baru, anggota Direksi baru dan anggota komite baru.

b. Have an introduction program and can coordinate the entire process of introduction and inauguration for new members of the Board of Commissioners, Board of Directors and committees.

c. Memastikan semua informasi mengenai kegiatan usaha PT Pertamina EP, berjalan efektif, efisien, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan informasi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.

c. Ensure that all information on the activities of PT Pertamina EP, is delivered effectively, efficiently, accurately and accountable as information material to shareholders and stakeholders.

d. Memastikan konsistensi semua kebijakan yang dikeluarkan oleh Perusahaan.

d. Ensure consistency of all policies issued by the Company.

2. Bertindak sebagai sumber infomasi utama atas semua informasi terkait dengan kegiatan usaha PT Pertamina EP, baik di dalam PT Pertamina EP dan afiliasinya serta institusi eksternal, diantaranya: a. Memelihara dan melakukan update informasi tentang PT Pertamina EP yang disampaikan kepada Pemangku Kepentingan, baik dalam media cetak maupun media elektronik.

a. Maintain and update information about PT Pertamina EP presented to Stakeholders, both in print and electronic media.

b. Memastikan dokumen-dokumen PT Pertamina EP sudah terdaftar dan semua salinannya terkontrol dan teradministrasi dengan baik.

b. Ensure documents of PT Pertamina EP have been registered and all copies are well controlled and organized.

c. Melakukan sosialisasi dan pengawasan pemanfaatan pedoman identitas perusahaan.

c. Conduct dissemination and supervision of the use of corporate identity guidelines.


3. Membantu Direksi dalam mempersiapkan penyelenggaraan RUPS, diantaranya:

176

2. Act as the main information source for all information on the business activities of PT Pertamina EP, both in PT Pertamina EP, its affiliates and external institutions, including:

3. Assist Board of Directors in preparing GMS, include:

a. Menyusun agenda RUPS.

a. Prepare GMS agenda.

b. Menghubungi dan mengundang Dewan Komisaris.

b. Contact and invite the Board of Commissioners.

c. Menghimpun laporan tentang kegiatan usaha PT Pertamina EP untuk dimasukkan dalam Laporan Tahunan dan laporan lainnya yang akan dibahas dalam RUPS.

c. Compile reports on PT Pertamina EP activities to be included in the Annual Report and other reports to be discussed in the GMS.


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Uraian singkat pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan Brief description of corporate secretary’s duty implementation

d. Menyiapkan, mengelola dan menyimpan dokumen risalah RUPS.

d. Prepare, manage and store GMS minutes of meeting documents.

e. Menyiapkan, mengelola, menyimpan dan mendayagunakan dokumen Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar pemegang saham, daftar khusus dan risalah rapat Direksi maupun RUPS.

e. Prepare, manage, store and utilize Corporate documents, including but not limited to list of shareholders, special list and minutes of meeting of Board of Directors meetings and the GMS.

REALISASI TARGET KINERJA SEKRETARIS PERUSAHAAN Selama tahun 2013, Sekretaris Perusahaan dengan dibantu empat manajer telah melaksanakan berbagai tugas, meliputi:

REALIZATION OF CORPORATE SECRETARY PERFORMANCE TARGET During 2013, the Corporate Secretary with the assistance of four managers have performed a variety of tasks, including:

1. Melakukan koordinasi keamanan jalur pipa Tempino-Plaju.

1. Conduct security coordination of Tempino-Plaju pipeline.

2. Melakukan audiensi dan koordinasi dengan Kementerian Kehutanan, diantaranya kerjasama dengan TNI atas kasus tumpang tindih lahan di kawasan Taman Nasional.

2. Conduct hearings and coordination with Forestry Ministry, including cooperation with the Armed Forces on the case of overlapping land within the National Park area.

3. Menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan dan media massa, diantaranya penanggulangan kasus blow-out sumur TLJ 25 di Prabumulih, Sumatera Selatan.Melakukan koordinasi dengan SKK Migas terkait pengadaan tanah.

3. Become a source for various activities and mass media, including the mitigation of blow-out at TLJ 25 well in Prabumulih, South Sumatra. Coordinate with SKK Migas on land acquisition.

4. Melakukan audiensi dan koordinasi dengan kepala pemerintahan daerah maupun musyawarah pimpinan daerah (muspida) lainnya.

4. Conduct hearings and coordination with regional government heads and other regional leaders assembly (Muspida).

5. Mengadakan focus group discussion (FGD) dengan DPR, dan SKK Migas.

5. Conduct focus group discussion (FGD) with the House of Representatives and SKK Migas.

INTERNAL AUDIT Perusahaan membentuk Internal Audit (semula disebut Satuan Pengawas Internal) yang berfungsi melakukan pengawasan/audit keuangan maupun pelaksanaan operasional. Internal Audit juga memastikan bahwa Laporan Keuangan Konsolidasian disusun dalam suatu sistem manajemen risiko yang sehat, memenuhi aturan dan pengendalian internal Perusahaan serta dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

INTERNAL AUDIT The Company formed the Internal Audit (originally referred to as Internal Control Unit) unit to perform supervisory/financial audits and operational implementation. Internal Audit unit also ensures that the Consolidated Financial Statements are prepared in a sound risk management system, and comply with the Company’s rules and internal control as well being implemented in accordance with policies and applicable laws and regulations.

Secara struktural Internal Audit berada di bawah Presiden Direktur, dan dibentuk dengan tujuan membantu Direksi serta jajaran manajemen guna memberikan nilai tambah bagi peningkatan kegiatan operasi Perusahaan. Dalam menjalankan fungsinya, Internal Audit bertindak independen dan objektif dalam memberikan saran/rekomendasi untuk peningkatan nilai dan perbaikan kinerja operasi Perusahaan.

Internal Audit unit is structurally under President Director, and was formed with the purpose of assisting the Board of Directors and management in order to provide added value for the improvement of the Company’s operations. In carrying out its functions, the Internal Audit unit acts independently and objectively in giving advice/ recommendations to increase value and improve operating performance of the Company.


177

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • Nama, hukum penetapan, riwayat jabatan dan pendidikan Audit internal Name, legal basis of appointment, history of job and education of internal audit

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai piagam charter Duties and responsibilities of internal audit unit according to its charter



Independensi Internal Audit dijamin oleh Internal Audit Charter yang antara lain menjelaskan mengenai struktur dan kedudukan, persyaratan dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab, wewenang hubungan dengan pihak lain maupun kode etik yang harus dipatuhi. Internal Audit Charter yang kini berlaku telah disahkan dan ditandatangani Presiden Direktur dan Ketua Komite Audit, pada tanggal 26 Februari 2007. Di tahun 2013 Internal Audit Charter tersebut telah ditinjau ulang kembali dan sedang menunggu pengesahan dan penandatanganan Presiden Direktur dan Ketua Komite Audit.

The Internal Audit unit’s independence is guaranteed by the Internal Audit Charter, which among other things explains structure and position, requirements and obligations, duties and responsibilities, authority and relationship with other parties as well as code of conduct that must be complied with. Internal Audit Charter which is currently in force was passed and signed by the President Director and Chairman of Audit Committee on February 26, 2007. In 2013, the Internal Audit Charter has been reviewed and is awaiting to be passed and signed by the President Director and Chairman of the Audit Committee.

Internal Audit dipimpin seorang VP. Internal Audit yang pada periode Januari – April 2013 dijabat oleh Hazairin dan kemudian terhitung mulai Mei 2013 digantikan oleh Firdaus Bambang Saputra, dengan jumlah anggota sebanyak 19 personel.

Internal Audit unit is led by VP Internal Audit for the period January to April 2013 was held by Hazarin and then starting from May 2013 was replaced by Firdaus Bambang Saputra, with a total of 19 personnel.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDIT 1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF INTERNAL AUDIT 1. Identify and evaluate significant risks and contribute to the improvement of risk management and internal control system.

2. Membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.

2. Assist the organization in maintaining effective internal control by evaluating the adequacy, efficiency and effectiveness of internal control, as well as promote continuous improvement of internal control.

3. Memastikan sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan Perusahaan.

3. Ensure that the goals and objectives of the program as well as operational activities that have been established in line with the goals and objectives of the Company.

178


4. Me-review kegiatan operasi dan program untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

4. Review the operations and programs to ensure the results are consistent with the goals and objectives that have been established.

5. Menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola dalam mencapai tujuan-tujuan berikut :

5. Assess and provide appropriate recommendations to improve governance process in achieving the following objectives:

• Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi.

• Develop adequate ethics and values within the organization.

• Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas.

• Ensure effective and accountable organizational performance management.

• Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi.

• Effectively communicate risk and control to appropriate units within the organization.

• Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasikan informasi diantara Direksi, Dewan Komisaris, auditor internal dan eksternal serta manajemen.

• Effectively coordinate the activities and communicate information between the Board of Directors, the Board of Commissioners, internal and external auditors and management.

6. Mengevaluasi rancangan, implementasi dan efektivitas dari kegiatan program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika organisasi.

6. Evaluate the design, implementation and effectiveness of the organization’s program activities and objectives related to the organization’s ethics.

7. Menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen.

7. Develop and maintain a system to monitor follow-up of assignment results which has been communicated to management.

8. Melakukan review secara berkala atas program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi Internal Audit secara keseluruhan untuk menilai:

8. Conduct periodic review on quality assurance program and internal audit function overall improvement to assess:

• Kepatuhan terhadap charter Internal Audit.

• Compliance with the Internal Audit Charter.

• Kepatuhan terhadap standar.

• Compliance to standards.

• Kepatuhan terhadap kode etik.

• Compliance with the code of conduct.

• Efisiensi dan efektifitas dari fungsi Internal Audit dalam memenuhi kebutuhan para stakeholder.

• Efficiency and effectiveness of the Internal Audit function in meeting stakeholders’ needs.

• Assesment yang dilakukan oleh Assessor Independen yang dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

• Assessment by independent assessor performed at least once within 5 (five) years.


179

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal selama tahun buku Brief description of internal audit unit’s duty implementation during the financial year

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • review efektivitas sistem pengendalian interen; (hasil audit) Review on internal control system effectiveness; (audit findings)


KINERJA AUDIT INTERNAL [G4-SO3] Sesuai dengan Rencana Pemeriksaan Tahun 2013 Audit Internal telah melakukan audit operasional di seluruh Unit/ Unit Bisnis dan beberapa entitas anak, Internal Control Review atas beberapa division, Internal Control Review over Financial Reporting (ICOFR) serta evaluasi atas penerapan manajemen risiko Perusahaan.

INTERNAL AUDIT PERFORMANCE [G4-SO3] In line with Audit Plan 2013, the Internal Audit has conducted operational audits at the entire Units/Business Units and several subsidiaries, Internal Control Review on several divisions, Internal Control over Financial Reporting (ICOFR) as well as the evaluation on the Company’s risk management implementation.

Penerapan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) dilanjutkan perusahaan, berdasarkan koordinasi dengan PT Pertamina (Persero), dan dilaksanakan oleh Deloitte Konsultan Indonesia. Pada tahun 2013, Pertamina EP melanjutkan program penerapan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR), meliputi : 1. Penyempurnaan Risk Control Matrix (RCM) dan Control Self Assessment (CSA) terhadap RCM tersebut untuk TW I – TW IV yang dilakukan oleh masing-masing Control Owner. 2. Pengujian terhadap CSA tersebut untuk TW I – TW III oleh fungsi keuangan (Control Group).

Implementation of Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) was continued by the Company, based on coordination with PT Pertamina (Persero), and conducted by Deloitte Konsultan Indonesia. In 2013, Pertamina EP continued implementation of Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) program, including: 1. Completion of Risk Control Matrix (RCM) and Control Self Assessment (CSA) to the RCM for TW I - TW IV performed by each Control Owner.

Dalam tahun 2013 Internal Audit menyelesaikan penugasan meliputi 37 aktivitas audit serta 1 asesment. Selain itu Internal Audit juga telah menyelesaikan permintaan 53 jasa konsultasi dan melaksanakan pemantauan atas tindak lanjut penyelesaian hasil aktivitas audit internal dan eksternal.

In 2013, Internal Audit unit completed assignments covering 37 audit activities and 1 assessment. In addition, Internal Audit unit also has completed 53 requests of consulting services and monitored resolution of the internal and external audit result follow-up.

Berdasarkan hasil audit pada tahun 2013 terdapat 247 temuan dengan nilai Rp9.352.798.476 serta USD39,785,546 atau keseluruhan setara dengan USD40,55,861. Temuantemuan tersebut disebabkan antara lain: kelemahan dalam hal perencanaan, prosedur, pengawasan, pencatatan/ pelaporan dan pembinaan personil. Atas sejumlah temuan tersebut telah ditindaklanjuti sebanyak 226 temuan dengan nilai Rp7.592.437.930 dan USD31,703,135. [G4-SO3] [G4-SO5]

Based on the results of the audit in 2013, there were 247 findings with values Rp9,352,798,476 and USD39,785,546 or equivalent to USD40,55,861. These findings are attributed to factors such as flaws in planning, procedures, supervision, recording/reporting and personnel development. As many as 226 findings have been followed up with a value of Rp7,592,437,930 and USD31,703,135. [G4-SO3] [G4-SO5]

2. CSA examination for TW I - TW III by Finance function (Control Group)

PELAKSANAAN INTERNAL AUDIT TAHUN 2013 Internal Audit Implementation 2013 PENUGASAN Assignment


JUMLAH OBJEK PENUGASAN Number of Assigment Object

KETERANGAN Description

Audit Audit a. Audit Operasional Operational Audit

24

b. Audit Terminasi Termination Audit c. Audit Khusus Special Audit

7 6

Meliputi 10 audit atas aktivitas internal Perusahaan dan audit atas 14 Mitra (KSO/TAC) Covering 10 audits on the Company’s internal activities and audit on 14 Partners (KSO/TAC) Audit berakhirnya kontrak Mitra KSO/ TAC Audit on KSO/TAC Partners’ contract termination Audit khusus atas permintaan Manajemen / tujuan tertentu / pengaduan masyarakat/ pihak yang terkait dengan kegiatan Perusahaan. Special audit upon Management request/special purpose/public complaints/parties related to the Company’s activities Pemberian konsultasi kepada manajemen. Providing consultation to management. Assessment atas implementasi GCG Assessment on GCG implementation

Konsultasi Consultation Assessment Assessment

180

53 1


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal Professional qualification or certification as internal auditor

PENGEMBANGAN AUDIT INTERNAL DAN SERTIFIKASI PROFESI AUDIT Mengingat fungsi, tugas dan kewenangannya yang strategis, Perusahaan menyertakan para personel Internal Audit dalam program-program pengembangan kompetensi maupun keahlian. Pengembangan audit internal dilakukan Perusahaan dengan cara mewajibkan setiap auditor minimum memiliki sertifikasi profesi audit bertaraf nasional seperti Qualified Internal Auditor, mendorong auditor untuk mengambil sertifikasi profesi audit bertaraf internasional seperti Certified Internal Auditor & Certified Fraud Examiner, mengikutsertakan personil Audit Internal pada pelatihan, seminar, workshop yang relevan dengan tugas-tugasnya untuk mendapat informasi mengenai isu-isu terkini, meningkatkan pengetahuan dan kompetensi auditor.

INTERNAL AUDIT DEVELOPMENT AND AUDIT PROFESSIONAL CERTIFICATION Given its strategic functions, duties and authority, the Company includes the Internal Audit personnel in competency and skill development programs. The Company carries out internal audit development by requiring every auditor to have a minimum of national audit professional certification standard such as Qualified Internal Auditor, encourage auditors to take an international audit professional certification such as Certified Internal Auditor & Certified Fraud Examiner, Internal Audit personnel are also sent to participate in relevant training, seminars, workshops with their duties to obtain information about current issues, improve knowledge and competence of auditors.

PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR OLEH ANGGOTA INTERNAL AUDIT 2013 [G4-SO4] Training/workshop/seminar by Internal Audit Personnel 2013 NO TOPIK PELATIHAN/TRAINING/WORKSHOP/SEMINAR Training/workshop/seminar topic

PENYELENGGARA Organizer

1

Wokshop & Simposium Eksploitasi | Workshop & Symposium on Exploitation

2

Workshop & Up Skilling IcoFR

3

PEP Drilling Scholl – Artificial Lift

4

Seminar Perception is Reality-Working to Enhance the Image and Creating an Ethical Environment-Finding the Fraudster | Seminar on Perception is Reality-Working to Enhance the Image and Creating an Ethical EnvironmentFinding the Fraudster Seminar Peran Auditor Internal dalam Pengungkapan Kasus Tindak Pidana Korupsi : Integritas / Loyalitas | Seminar on Internal Auditor’s Role in Corruption Case Disclosure: Integrity/Loyalty Training Testing ICOFR oleh Internal Audit | Testing ICOFR Training by Internal Audit unit Sertifikasi QIA tingkat Lanjutan II | QIA Advanced II Certification Training Certification Bussiness Process Management Profesional | Training on Certification Bussiness Process Management Profesional Assessment Center for Managerial Assessment Center for Managerial Pelatihan Arus Minyak PEP bagi Pekerja Non Fungsi Operasi Produksi | Training on PEP Oil Flow for Non-functional workers of Production Operation Pelatihan Persiapan & Uji Kompetensi Sertifikasi CRMP | Training on Preparation & Competency test for CRMP Certification Training Certification Bussiness Process Management Profesional Training dan Sertifikasi QIA | QIA Training and Certification Workshop Membuat dan Mengembangkan Audit Program untuk Menguji Kecukupan Penerapan Manajemen Risiko | Workshop on Creating and Developing Audit Program to Test the Adequacy of Risk Management Implementation Training SCM Knowledge for Administrator and Secretary | Training on SCM Knowledge for Administrator and Secretary National Anti Fraud Conference (NAFC)

5

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17

Tanggal Date

Fungsi Exploitation PEP 14- 15 Januari | January | PEP Exploitation Function Corporate Internal Audit 17- 19 Januari | January PT Pertamina (Persero) Fungsi Drilling PEP | PEP 7 – 8 Febuari | February Drilling Function IIA Indonesia 18 Maret | March Asosiasi Auditor Internal (AAI) | Internal Auditor 25 April | April Association (AAI) Fungsi IA PEP & Deloitte | 27 Mei | May PEP IA function & Deloitte YPIA 10-21 Juni | June BPM Institute 22-29 Juni | June PT SHL Indonesia PT SHL Indonesia HR PEP

27 Juni | June 21 Agustus | August

LSPMR

26-31 Agustus | August

BPM Institute YPIA LSPMR

16–23 September | September 2 Sept - 9 Okt | Sept - Oct

19-23 Agustus | August

21 – 22 Oktober | October APPI

18 – 20 Desember | December

ACFE

2 – 3 Desember | December


181

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya Control of finance and operations, and compliance with other laws and regulations

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 • review efektivitas sistem pengendalian interen; (hasil audit) Review on internal control system effectiveness; (audit findings)


AUDITOR EKSTERNAL [G4-SO3] Dalam memastikan integritas penyajian Laporan Keuangan kepada Pemegang Saham melalui fungsi internal audit, Perusahaan menggunakan jasa auditor eksternal. Kegiatan audit eksternal meliputi: • Audit atas penyajian laporan keuangan oleh kantor akuntan publik (KAP). • Pemeriksaan bagi hasil migas oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). • Pemeriksaan atas perhitungan bagian negara oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

EXTERNAL AUDITOR [G4-SO3] In ensuring the integrity of Financial Statements to Shareholders through the internal audit function, the Company uses the services of external auditors. External audit activities include: • Audit on financial statements by public accounting firm (PAF). • Audit on oil and gas production sharing by the Supreme Audit Agency (BPK). • Audit on the government’s share calculations by Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas)

Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP) Penunjukan penugasan KAP sebagai pelaksana audit penyajian laporan keuangan Pertamina EP, dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) selaku pemegang saham berdasarkan keputusan RUPS. Penunjukan KAP oleh PT Pertamina (Persero) mempertimbangkan konsolidasi antarainduk perusahaan dan seluruh anak perusahaan. Biaya pelaksanaan audit ditanggung oleh PT Pertamina (Persero).

Public Accounting Firm (PAF) Audit Appointment of PAF as auditor of Pertamina EP’s financial statements is done by PT Pertamina (Persero) as the shareholder based on GMS resolution. PAF appointment by PT Pertamina (Persero) is based on the consideration of consolidation between parent company and all of its subsidiaries.The audit costs incurred is borne by PT Pertamina (Persero).

Untuk Laporan Keuangan Tahun 2013, PT Pertamina (Persero) telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan menjadi auditor Perusahaan. KAP tersebut telah menyelesaikan tugasnya secara independen sesuai standar profesional akuntan publik, perjanjian kerja, serta ruang lingkup audit yang telah ditetapkan. Selain melakukan audit terhadap laporan keuangan Perusahaan, Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan tidak memberikan jasa konsultasi lain kepada Perusahaan.

For 2013 Financial Statements, PT Pertamina (Persero) has appointed Public Accounting Firm Tanudiredja, Wibisana & Partners to be the Company’s auditor. The PAF has completed its work independently according to public accountant professional standards, contract agreements, as well as the establisahed scope of the audit. Aside from auditing the Company’s financial statements, Public Accounting Firm Tanudiredja, Wibisana & Partners did not provide any other consulting services to the Company.

AUDIT ATAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Audit on Financial Statements TAHUN BUKU Financial year


2013 2012 2011 2110 2009

182

NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) Name of Public Accounting Firm (PAF)

PERNYATAAN PENDAPAT KAP PAF statement

Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Partner PwC) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Partner PwC) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Partner PwC) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Partner PwC) Purwantono, Suherman & Surya (Partner E & Y)

Wajar Tanpa Pengecualian, Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian, Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian, Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian, Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian, Unqualified Opinion


Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pemeriksaan yang dilakukan BPK pada tahun 2013 adalah pemeriksaan pendahuluan atas Kegiatan Investasi Tahun Anggaran 2011, 2012, dan Semester I 2013 pada PT Pertamina EP dan instansi terkait lainnya di Jakarta. Tujuan pemeriksaan pendahuluan ini adalah untuk menentukan lingkup pemeriksaan BPK di PT Pertamina EP pada tahun 2015.

Supreme Audit Agency (BPK) Audit Audit by Supreme Audit Agency in 2013 was the preliminary audit of Investment in Fiscal Year 2011, 2012 and First Half of 2013 at Pertamina EP and other related agencies in Jakarta. The objective of preliminary audit was to determine BPK’s scope of audit at PT Pertamina Ep in 2015.

Pemeriksaan SKK Migas Pemeriksaan yang dilakukan SKK Migas pada tahun 2013 adalah Pemeriksaan akuntansi perhitungan bagian negara KKKS Migas PT Pertamina EP tahun 2012. Pemeriksaan ini mencakup perhitungan bagian negara yang telah dilaporkan dalam FQR tahun 2012 termasuk perhitungan cost recovery dari operasi sendiri dan kemitraan.

SKK Migas Audit Audit conducted by SKK Migas in 2013 was audit on accounting calculations of government’s share of PT Pertamina EP oil and gas PSC in 2012. This audit covers the calculation of the government’s share that has been reported in the Quarterly Financial Report (FQR) in 2011, including the calculation of cost recovery from own operation and partnership.

Sampai dengan saat pelaporan ini, exit meeting atas pemeriksaan belum dilakukan. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan sementara jumlah temuan adalah sebanyak 127 temuan dengan nilai sebesar Rp16.637.188.227 dan USD1,070,873,774.

Until the end this reporting period, exit meeting on the audit has yet to be held. However, based on temporary results, there were 127 findings valued Rp16.637.188.227 and USD1,070,873,774.


183

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko General overview on risk management system


MANAJEMEN RISIKO [G4-45] [G4-46] [G4-47] Pengelolaan risiko merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik, dan secara langsung mempengaruhi keberlanjutan bisnis serta memastikan pencapaian target kinerja Perusahaan. Penerapan manajemen risiko dilaksanakan melalui serangkaian upaya meminimalkan risiko kegagalan/kerugian dan memaksimalkan nilai/laba Perusahaan.

RISK MANAGEMENT [G4-45] [G4-46] [G4-47] Risk management is part of good corporate governance implementation, and directly affects business sustainability as well as ensures the achievement of Company performance targets. Risk management is carried out through a series of efforts to minimize the risk of failure/loss and maximize the Company’s value/profit.

Langkah yang ditempuh adalah dengan membangun infrastruktur manajemen risiko yang komprehensif dan efektif, membangun budaya risiko, memetakan risiko, menyusun rencana tanggap risiko (risk response plan) yang akurat dan melakukan pemantauan secara ketat sehingga tingkat risiko dapat diturunkan pada level yang dapat diterima dan mampu menciptakan peluang menguntungkan sehingga dapat menjamin tercapainya kepentingan pemegang saham serta memenuhi harapan para pemangku kepentingan lainnya.

The step undertaken is to develop a comprehensive and effective risk management infrastructure, build a culture of risk, risk mapping, prepare accurate risk response plan and strict monitoring to lower the risk to an acceptable level and is able to create profitable opportunities so as to ensure the achievement of the shareholders’ interests as well as meet other stakeholders’ expectations.

Penerapan manajemen risiko diawali dengan proses penilaian keadaan (assessment) risiko yang meliputi pendataan potensi risiko (risk register), menganalisa risiko untuk menentukan jenis risiko, peluang terjadinya risiko (risk probability) dan dampak risiko (risk impact), serta akar penyebab dan gejalanya.

Application of risk management begins with risk assessment process that includes recording risk potential (risk register), analyzing risk to determine type of risk, risk probability and risk impact, as well as the root causes and symptoms.


184


Selanjutnya dirancang risk response plan (risk mitigation plan), memonitor pelaksanaan risk response plan melalui system online monitoring dan membuat pelaporan pelaksanaan risk response plan secara periodik. Penerapan risk response plan ke pengendali aset (asset holder) menjadi efektif, karena implementasi pelaksanaan risk response plan menjadi bagian indikator kinerja kunci atau key performance indicators (KPI) dari fungsi atau pengendali aset.

Furthermore, designing risk response plan (risk mitigation plan), monitor the implementation of risk response plan through online monitoring system and report the implementation of risk response plan periodically. Risk response plan application to asset holder can be effective due to its implementation becomes part of key performance indicators (KPI) of the function or asset holder.

Perusahaan mengelola risiko berdasarkan kaidah-kaidah Enterprise Risk Management (ERM) yang merupakan serangkaian prosedur, sistem dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, memetakan dan mengukur risiko, menyusun rencana mitigasi dan melaksanakan respon risiko, memantau pelaksanaan respon risiko secara berkesinambungan dan mengendalikan risiko yang timbul.

The Company manages risk based on Enterprise Risk Management (ERM) principles which are a series of procedures, system and methodology used to identify, map, and measure the risks, prepare mitigation plans and implement risk response, monitor risk response implementation continuously and control the risks.

Kami memiliki sistem tata kerja (STK) pengelolaan risiko Perusahaan yang terdiri dari Traktat Manajemen Risiko, Pedoman Manajemen Risiko dan Tata kerja Organisasi/ Individu. STK manajemen risiko telah mengimplemantasikan ISO 31000 Risk Management Standard.

We have a corporate risk management working procedure system (STK) consists of the Risk Management Treaty, Guidelines of Risk Management and Organization/ Individual Working Procedure. Risk management working procedure system has implemented ISO 31000 on Risk Management Standard.

STRUKTUR MANAJEMEN RISIKO Dalam mengefektifkan pengelolaan risiko, Pertamina EP membentuk struktur organisasi Enterprise Risk Management (ERM), yang terdiri Komite Manajemen Risiko, Unit Kerja Manajemen Risiko, dan Tim & Sub Tim Unit Kerja Manajemen Risiko sesuai dengan Surat Perintah No. 0149/ EP7000/2013-S0 tanggal 9 April 2013.

RISK MANAGEMENT STRUCTURE In order to manage risk effectively, Pertamina EP has formed an organizational structure of Enterprise Risk Management (ERM), comprising Risk Management Committee, Risk Management Unit, and Risk Management Unit Team & Sub Team.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO Risk Management Committee

Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman Manajemen Risiko No. A003/EP4000/2010-S0 susunan Pelaksana Komite Investasi dan Manajemen Risiko 2013 terdiri dari: Ketua Komite Committee Chairman Wakil Ketua Komite Committee Vice Chairman Sekretaris Komite Committee Secretary Anggota Komite Committee Mambers

: : : :

Risk Management Committee based on Risk Management Guideline No. A-003/EP4000/2010-S0, with composition of Investment and Risk Management Committee 2013 comprising:

Presiden Direktur Pertamina EP Pertamina EP President Director Direktur Operasi dan Produksi Operation and Production Director VP. Perencanaan & Manajemen Risiko VP Planning & Risk Management VP. Eksplorasi VP Exploration VP. Eksploitasi Exploitation VP. Health Safety & Environment VP. Health Safety & Environment VP. Kontroler VP Controller VP. Legal & Relations VP. Legal & Relations


185


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE MANAJEMEN RISIKO • Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko yang komprehensif termasuk penetapan, dan persetujuan batas (limit) risiko baik secara keseluruhan (composite), per jenis risiko, maupun per aktivitas fungsional.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF RISK MANAGEMENT COMMITTEE • Establish comprehensive Risk Management policies and strategies including determination and approval of risk limit , both composite, per type of risk and per functional activity.

• Bertanggung jawab atas pemantauan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Perusahaan.

• Responsible for monitoring the implementation of risk management policies and risk exposure taken by the Company.

• Mengevaluasi efektivitas penerapan Manajemen Risiko Perusahaan secara berkala.

• Evaluate the effectiveness of Risk Management in the Company periodically.

• Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities).

• Determine matters related to business decisions that deviate from normal procedures (irregularities).

• Memantau kegiatan yang dilakukan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko.

• Monitor the activities carried out by the Risk Management Unit.

• Mengembangkan budaya sadar risiko (risk consciousness) pada seluruh jenjang organisasi.

• Develop risk consciousness culture at all levels of the organization.

• Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia terkait dengan pelaksanaan Manajemen Risiko.

• Develop human resource competencies on risk management implementation.

UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO Risk Management Unit

Unit kerja Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman Manajemen Risiko No.A-003/EP4000/2010-S0 adalah unit kerja yang beranggotakan: Koordinator Coordinator Wakil Koordinator I Vice Coordinator I Wakil Koordinator II Vice Coordinator II Anggota Member

: : : :

VP. Perencanaan & Manajemen Risiko VP Planning & Risk Management Manajer Manajemen Risiko Risk Management Manager Manajer Evaluasi & Pengendalian Evaluation & Control Manager Risk Management Specialist Operational Risk Specialist. Senior Risk Management Analyst Senior Risk Management Analyst Risk Management Analyst Risk Management Analyst Pekerja Pertamina EP lainnya yang ditunjuk dengan Surat Keputusan atau Surat Perintah Direksi Perusahaan Other Pertamina EP Employees appointed by decree or instruction letter from BOD


186

Risk Management Unit based on Risk Management Guideline No. A-003/EP4000/2010-S0 is a unit members comprising:


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO • Unit Kerja Manajemen Risiko bertanggung jawab kepada Komite Manajemen Risiko. • Menyusun laporan profil risiko Perusahaan secara berkala dan menyampaikannya kepada Komite Manajemen Risiko dengan tembusan Dewan Direksi Perusahaan. • Mengevaluasi aktivitas atau kegiatan usaha yang memerlukan persetujuan Dewan Direksi. • Memantau posisi risiko perusahaan secara korporat, per jenis risiko dan risiko per aktivitas fungsional yang dituangkan dalam bentuk pemetaan risiko dan memberikan rekomendasi kepada Komite Manajemen Risiko. • Memberikan masukan kepada Komite Manajemen Risiko mengenai besaran atau maksimum eksposur risiko untuk dimasukkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. • Mengkaji secara berkala kecukupan dan kelayakan dari Kebijakan, Pedoman, dan Strategi Penerapan Manajemen Risiko, serta menyampaikan rekomendasi perubahan kepada Komite Manajemen Risiko.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF RISK MANAGEMENT UNIT • Risk Management Unit is under Risk Management Committee. • Prepare the Company’s risk profile report periodically and submit it to Risk Management Committee with a copy to the Board of Directors. • Evaluate activities or business activities that require the Board of Directors’s approval. • Monitor the Company’s risk position, per type of risk and per functional activity, which is described in the form of risk mapping and provide recommendations to the Risk Management Committee. • Provide input to the Risk Management Committee on the amount or the maximum risk exposure to be included in the Corporate Work Plan and Budget. • Regularly review the adequacy and appropriateness of Policies, Guidelines, Implementation of Risk Management Strategies, and submit the recommendation of changes to the Risk Management Committee.

PROFIL KOORDINATOR UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO Risk Management Unit Coordinator Profile

MEIDAWATI VP. STGC Plan & Risk Management Mengawali karir di PT Pertamina (Persero) pada tahun 1989 dan bergabung di PT Pertamina EP tahun 2006. Menjabat sebagai VP Strategic Planning & Risk Management sejak tahun 2013.

She started her career at PT Pertamina (Persero) in 1989 and joined PT Pertamina EP in 2006. Served as VP of Strategic Planning & Risk Management since 2013.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Earned a Bachelo of Mining Engineering from Sriwijaya University, Palembang.

Menempati berbagai posisi kunci di PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP. Sebelumnya di PT Pertamina EP menjabat sebagai Manajer Perencanaan & Anggaran.

Occupying various key positions at PT Pertamina (Persero) and Pertamina EP. Previously, she served as Planning & Budget Manager at PT Pertamina EP.


187


TIM & SUB TIM UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO

TEAM & SUB TEAM OF RISK MANAGEMENT

Tim & Sub Tim Unit Kerja adalah pekerja Pertamina EP yang ditunjuk dengan Surat Perintah Direksi Perusahaan No. 013/EP0000/2010-S0 yang berada di Kantor Pusat serta Asset area. Total jumlah keanggotaan Tim/Sub tim Unit Kerja Manajemen Risiko ada 40 orang, dengan Ketua Tim/Sub Tim yang memiliki sertifikasi Enterprise Risk Management Certified Professional (ERMCP) sebanyak 2 orang dan pekerja / Sub Tim yang memiliki sertifikasi Certified Risk Management Professional (CRMP) sebanyak 34 orang.

Unit Team & Sub-team are employees of Pertamina EP appointed based on President Director Letter of Instruction No. 013/EP0000/2010-S0 assigned at the Head Office and Asset area. The total number of Risk Management Unit Team/Sub-team members is 40 people, including 2 Team/Sub-team heads who are Enterprise Risk Management Certified Professional (ERMCP) certification and 34 employees/sub-team members who are Certified Risk Management Professional (CRMP).

KEANGGOTAAN TIM UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO Membership composition of Risk Management Unit Team Penasehat Advisor Koordinator Coordinator Wakil Koordinator Deputy Coordinator Anggota Members

: : : :

Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee VP. Strategic Planning & Risk Management VP. Strategic Planning & Risk Management Strategic Business & Risk Management Manager Strategic Business & Risk Management Manager 17 Manager setiap fungsi pada Kantor Pusat 17 Managers of each function at the Head Office

KEANGGOTAAN SUB TIM UNIT KERJA MANAJEMEN RISIKO Membership composition of Risk Management Unit Sub-team ASSET Penasehat Advisor Koordinator Coordinator Sekretaris Secretary Anggota Members

ASSET Penasehat Advisor Koordinator Coordinator Sekretaris Secretary

: General Manager Asset General Manager Asset : Asset Strategic Planning & Risk Management Manager Asset Strategic Planning & Risk Management Manager : Senior Evaluation & Performance Analyst Senior Evaluation & Performance Analyst : Field Manager Field Manager Operation Planning Assistant Manager Operation Planning Assistant Manager HSSE Assistant Manager HSSE Assistant Manager : General Manager Project General Manager Project : Business Support Manager Business Support Manager : Project Control Analyst Project Control Analyst


Tanggung jawab utama Tim & Sub Tim Unit Kerja Manajemen Risiko, antara lain: • Mempersiapkan dan memastikan agar implementasi Manajemen Risiko Perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target yang direncanakan sesuai dengan Kebijakan Manajemen Risiko Pertamina EP. • Melaksanakan aktifitas Manajemen Risiko pada fungsi masing-masing. • Menyampaikan laporan tertulis secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko.

188


The main responsibilities of Risk Management Unit Team & Sub-teams, among others: • Prepare and ensure the implementation of Enterprise Risk Management run smoothly and according to planned targets in accordance with Pertamina EP’s Risk Management Policy. • Implement Risk Management activities in each function. • Submit a written report regularly to the Risk Management Committee.

SISTEM TATA KERJA Penerapan Manajemen Risiko sesuai arahan dan instruksi yang terdapat pada:

WORKING PROCEDURE SYSTEM Application of Risk Management according to the direction and instructions contained in:

• Pedoman Manajemen Risiko PT Pertamina EP

• Guidelines for Risk Management of PT Pertamina EP

• TKO Manajemen Risiko PT Pertamina EP

• Procedure (TKO) of PT Pertamina EP

• Tata Kerja Individu (TKI) Manajemen Risiko PT Pertamina EP

• Risk Management Individual Working Procedure (TKI) of PT Pertamina EP

KINERJA MANAJEMEN RISIKO Identifikasi Risiko berdasarkan Rencana Kerja tahun 2013 dilaksanakan melalui kegiatan risk register dan penyusunan risk response plan pada akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 yang dilakukan untuk menjamin tujuan dan kinerja Perusahaan tahun 2013 dan sasaran Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2012-2016. Kami membagi prioritas risiko menjadi tiga, yakni:

RISK MANAGEMENT PERFORMANCE Risk identification based on in 2013 Work Plan was carried out through the risk registers and preparation of risk response plan in late 2012 and early 2013 to ensure the achievement of the Company’s goals and performance targets in 2013 and the Long-Term Corporate Plan (RJPP) 2012-2016. We divide priority risks into three categories, namely:

1. Risiko yang terkait langsung dengan rencana kerja opersional Perusahaan terbagi menjadi 30 risiko utama (top 30 risk) dan 10 risiko utama (top 10 risk).

1. Risks directly related to the work plan of the company’s operations composed of top 30 risks and top 10 risks.

2. Risiko Strategis yaitu risiko yang sewaktu-waktu dapat mengganggu tercapainya target utama Perusahaan, baik yang mungkin terjadi sekarang maupun waktu mendatang (tahun jamak), dan dampaknya berpengaruh secara signifikan sehingga perlu penanganan khusus.

2. Strategic risk is the risk that at any time may hinder the efforts to achieve the Company’s main targets, both of which may take place at present time and the future (multi years), and has a significant impact so that requires special handling.

3. Upside Risk yaitu risiko yang tidak berpengaruh langsung terhadap pencapaian laba bersih Perusahaan, namun akan berpengaruh pada kinerja jangka panjang sehingga harus dikelola secara intensif guna menurunkan potensi kerugian di masa datang dan menambah potensi penerimaan.

3. Upside risk is the risk that does not directly affects the achievement of the Company’s net income, but may affect long-term performance and should be managed intensively to reduce the potential future losses and increase earning potential.

Rencana mitigasi risiko tersedia pada bab terpisah dalam laporan.

The risk mitigation plan is available in separate chapter of this report.


189

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) Description on whistleblowing system


SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN [G4-58] Kami telah menerapkan sistem pelaporan pelanggaran, yang dapat menjadi mekanisme bagi segenap pekerja Pertamina EP dan para pemangku kepentingan lain, serta pihak eksternal untuk melaporkan adanya dugaan pelanggaran etika. Sistem pelaporan diatur dalam suatu Tata Kerja Organisasi (TKO) No.B-001/EP6000/2011-S0/Rev-00, yang mulai diberlakuan pada tahun 2011.

WHISTLEBLOWING SYSTEM [G4-58] We have implemented a whistleblowing system, which may serve as a mechanism for employees of Pertamina EP and all other stakeholders, as well as external parties to report any suspected violations of ethics. The whistleblowing system is set in the Organizational Working Procedure (TKO) No. B-001/ EP6000/2011-S0/Rev-00, which has been applied since 2011.

Laporan dugaan pelanggaran etika, dapat disampaikan melalui media yang dijamin independensinya, bebas dari benturan kepentingan, dan bersifat rahasia, yakni: 1. Surat elektronik: [email protected] 2. Situs: www.pertamina-ep.com/en/contact

The report of alleged ethics violations can be submitted through the media with guaranteed independence, free from conflict of interest, and confidential, namely: 1. Email: [email protected] 2. Website: www.pertamina-ep.com/en/contact

Sementara bagi pelapor dijamin dengan suatu komitmen berupa perlindungan, yakni: • Perlindungan kerahasiaan identitas pelapor. • Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. • Informasi pelaksanaan tindak lanjut, berupa kapan dan bagaimana serta fungsi yang menangani tindak lanjut. • Sanksi minimum bagi pelapor yang merupakan bagian dari kasus yg dilaporkan.

Meanwhile the whistleblower is guaranteed by a commitment of protection, namely: • Protection of whistleblower’s identity confidentiality. • Protection of counter action from the reported party or organization. • Information on follow-up action, such as when, how, and which function handles the follow-up. • Minimum sanction for whistleblowers who are part of the reported cases.

Perlindungan di atas tidak diberikan kepada pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan/atau fitnah. Pelapor yang melakukan laporan palsu dan/atau fitnah dapat dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan sanksi terhadap pekerja berdasarkan peraturan internal Perusahaan.

The aforementioned protections are not given to the whistleblower who is found committing false reporting and/ or slander. Whistleblower who commits false reporting and/ or slander may be subject to sanctions in accordance with applicable laws and regulations and sanctions imposed on employees based on internal regulations of PT Pertamina EP.


190


Hal-hal yang dapat dilaporkan adalah pelanggaran pelanggaran yang memenuhi kriteria sebagai berikut: • Melanggar peraturan perundang-undangan, misalnya pemalsuan tanda tangan, korupsi, penggelapan, markup, penyalahgunaan narkoba, perusakan barang.

The issues that may be reported are violations that meet the following criteria: • Violate laws and regulations, such as signature forgery, corruption, embezzlement, mark-ups, drug abuse, vandalism.

• Melanggar pedoman etika Perusahaan, misalnya benturan kepentingan, pelecehan, terlibat dalam kegiatan masyarakat yang dilarang.

• Violate the Company’s ethics code, such as conflict of interest, harassment, engaging in illegal community activities.

• Melanggar kebijakan dan prosedur operasional Perusahaan, ataupun kebijakan, prosedur, peraturan lain yang dianggap perlu oleh Perusahaan.

• Violate the Company’s policies and operating procedures, or other policies, procedures, regulations deemed necessary by the Company.

• Tindakan kecurangan lainnya yang dapat menimbulkan kerugian finansial ataupun nonfinansial.

• Other fraud that could cause financial or nonfinancial losses.

Semua pelaporan yang diterima Perusahaan, selanjutnya ditindaklanjuti oleh Komite Audit bersama dengan Internal Audit. Sampai dengan akhir periode pelaporan, Perusahaan menerima 1 laporan terkait dugaan pelanggaran etika dan ketentuan lain yang berlaku di Pertamina EP. Pengaduan telah ditindak lanjuti dan saat ini sedang dalam penyusunan laporan. [G4-SO5]

All reports received by the Company are then followed up by Audit Committee along with Internal Audit unit. Up to the end of the reporting period, the Company received 1 report on alleged violation of ethics and other rules applied at Pertamina EP. The report has been followed up and currently in the process of reporting. [G4-SO5]

PERJANJIAN KERJA BERSAMA Melalui perwakilan di Serikat pekerja Pertamina EP (SP-PEP), para pekerja dan manajemen secara berkala menyusun, menyepakati dan menetapkan Perjanjian kerja bersama (PKB), yang berlaku untuk periode waktu tertentu.

COLLECTIVE LABOR AGREEMENT Through representation in Pertamina EP workers union (SPPEP), the employees and management periodically prepare, agree and establish a collective labor agreement (CLA), which is valid for a specific period of time.

PKB yang kini berlaku adalah PKB yang telah ditetapkan pada 2012-2015 dan telah mendapatkan pengesahan di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

The current applicable CLA is effective from 2012 to 2015 and was passed by Manpower and Transmigration Ministry.

PKB secara langsung melindungi relasi ketenagakerjaan seluruh pegawai Perseroan. Baik yang menjadi anggota serikat pekerja maupun yang bukan anggota pekerja. [G4-11]

CLA automatically protect labor relations of all of the Company’s employees. This applies to both members and non-members of workers union. [G4-11]


191


REALISASI KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT [G4-12] Pertamina EP menjalin kerjasama dengan perusahaanperusahaan sebagai pemasok barang maupun jasa, sesuai kontrak kerja yang sudah disepakati bersama. Melalui fungsi Supply Chain Management (SCM), perusahaan mengelola rantai pasokan yang mencakup jasa alihdaya, material dan jasa operasional, jasa logistik, serta jasa perkantoran dan perumahan.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PERFORMANCE REALIZATION [G4-12] Pertamina EP cooperated with companies as suppliers of goods and services, according to contract has been agreed. The Company Through manages supply chain through Supply Chain Management (SCM) function, which includes outsourced services, materials and operational services, logistic services, office and residential services.

Selama tahun 2013, SCM telah memproses 45 pemintaan ijin rencana pengadaan dan persetujuan pemenang pengadaan ke SKK Migas. Dalam kegiatan tersebut, SCM memberikan rekomendasi kepada Asset, TAC dan KSO melalui TPPL (Tim Pengkaji Penyelesaian Pelelangan) dalam hal proses dan permasalahan pengadaan sebanyak 462 kali dan konsultansi ke SKK Migas sebanyak 295 kali. Nilai pengadaan barang dan jasa yang disepakati dan direalisasikan mencapai ± 15 triliun rupiah dan berada dibawah nilai yang dianggarkan, atau setara 5,47% cost saving dari nilai yang dianggarkan.

During 2013, SCM has processed 45 applications for procurement plan license and the procurement winners approval to SKK Migas. In these activities, SCM provided 462 recommendations to the Assets, TACs and KSOs through TPPL (Tender Evaluation Team) in procurement process and matters as well as 295 times of consultancy to SKK Migas. The procurement of goods and services value that has been agreed and realized reached approximately Rp15 trillion and is below the budgeted value, or equivalent of 5.47% cost saving from budgeted value.


192


NILAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MENGALAMI PENINGKATAN SIGNIFIKAN Pencapaian cost saving juga disertai jaminan kualitas yang dipantau oleh SCM melalui sistem, mutu, dan HSE. • Sistem Monitoring Pengadaan Melalui pengembangan Portal Pertamina EP dan E-Proc, perusahaan memantau status kinerja pengadaan dan menyediakan saluran pengaduan vendor melalui aplikasi “PEP Help You”. Sistem monitoring mendukung digitalisasi dokumen pengadaan yang ikut mengurangi pengadaan ruang penyimpanan dan memudahkan akses informasi. • Sertifikasi Mutu Dalam menjamin keamanan dan kesesuaian standar kerja dalam pengadaan perusahaan minyak dan gas, perusahaan mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 untuk pengadan barang dan jasa dan ISO 27001:2005 untuk keamanan data dan informasi. Selain itu Perusahaan mematuhi standarisasi kontrak, proses, form, dan instruksi kerja sesuai ketentuan SKK Migas dan PTK 007 Revisi 2. Pemenuhan standar mutu ini, kemudian perusahaan sosialisasikan secara berkesinambungan kepada Vendor, TAC, KSO sebagai bentuk tata kelola yang baik. • Health Safety Environment (HSE) Ketentuan HSE tercantum dalam kontrak jasa dan kesepakatan kerja, serta menjamin pemenuhan kesehatan dan keamanan bagi pekerja kontraktor. Meskipun demikian, perusahaan ikut bertanggung jawab atas peristiwa kecelakaan kerja di wiliyah kerja Pertamina EP. Oleh karenanya, pemenuhan HSE bagi mitra merupakan bagian dari kinerja HSSE (Health, Safety, Security, Environment) perusahaan dan dipantau melalui Sistem Manajemen HSE Kontraktor. Informasi HSSE selengkapnya dapat dilihat pada bab “People”dalam laporan ini.

PROCUREMENT OF GOODS AND SERVICES VALUE HAS INCREASED SIGNIFICANTLY Achievement of cost saving is also accompanied by quality assurance monitored by the SCM through the system, quality and HSE. • Procurement monitoring system Through development of Pertamina EP Portal and E - Proc, the Company monitors status of procurement performance and provide channel for vendor complaints through “PEP Help You” application. The monitoring system supports the digitalization of procurement documents which help reduce the procurement of storage space and provide easy access of information. • Quality Certification In ensuring the safety and the same working standards in oil and gas company procurement, the Company received ISO 9001:2008 for procurement of goods and services and ISO 27001:2005 for data and information security. The Company also complies with standardization of contract, process, form, and working instructions in accordance with the SKK Migas and PTL 007 Revision 2. The compliance with these standards of quality, then the company continuously disseminate to the vendors, TAC, KSO partners as a form of good governance. • Health Safety Environment HSE provisions contained in the contract of service and work contract, and ensure compliance with health and safety for contractors’ workers. However, the Company takes responsible for workplace accidents at Pertamina EP’s working areas. Therefore, the HSE compliance for partners is part of the Company’s HSSE (Health, Safety, Security, Environment) performance and monitored through Contractor HSE Management System. HSSE information can be viewed in the People chapter of this report. 11.52 % 10.21 % 8.31 %

5.25 %

5.47 %

PENGHEMATAN NILAI PENGADAAN DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Procurement value saving in Supply Chain Management 2009

2010

2011

2012

2013


193


PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Pertamina EP senantiasa berikhtiar untuk meminimalkan potensi dampak dan pencegahan penurunan kualitas (degradasi) lingkungan akibat kegiatan operasional Perusahaaan. Kami berinovasi dengan mengembangkan proses dan teknologi menampilkan fasilitas dan produk perbankan berbasis teknologi informasi, sehingga tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan.

ENVIRONMENTAL DAMAGE PREVENTION Pertamina EP strives to minimize the potential impact and prevention of environmental degradation resulting from the Company’s operations. We have made innovation by developing processes and technologies featuring banking facilities and products with information technology-based, so it will not cause a significant impact on the environment.

Pada tahun 2013, fungsi Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Pertamina EP telah menyelesaian buku panduan pengelolaan lingkungan yang memenuhi ketentuan di dalam PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. Melalui langkah ini maka setiap field akan dapat melakukan meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan menjadi lebih baik, sesuai ketentuan dalam PROPER. Dengan demikian potensi dampak lingkungan kian dapat diminimalkan. [G4-14]

In 2013, Pertamina EP’s health, safety, security and environment (HSSE) function has completed a guidebook environmental management that comply with provisions in PROPER of Environment Ministry. This way, each field will be able to improve the quality of environmental management for the better, in accordance with PROPER provisions. Thus potential environmental impacts can be minimized. [G4-14]

Komitmen dan kepatuhan kami pada pengelolaan lingkungan telah membuahkan penghargaan berupa PROPER Hijau yang diterima 16 field yang dioperasikan sendiri, dan 3 field yang dioperasikan mitra. Sementara 3 field yang dioperasikan sendiri dan 4 lapangan yang dioperasikan mitra memperoleh PROPER Biru.

Our commitment and compliance with environmental management has resulted in Green PROPER award received by 16 fields of own operation, and 3 fields operated by partners. While 3 fields of own operation and 2 fields operated by partners received Blue PROPER awards.

PENGHARGAAN PROPER PROPER Awards

7

12 19

20 15 7


2011

2012

2013

JUMLAH PESERTA PROPER PT PERTAMINA EP *) Total PROPER Participants of PT Pertamina EP *) 2011

2012

2013

27

27

26**

* Mencakup 19 field, 6 TAC, dan 1 KSO Covering 19 fields, 6 TAC and 1 KSO ** Field Jambi Utara dan Jambi Selatan menjadi Field Jambi North Jambi Field and South Jambi Field becomes Jambi Field

194


KETERBUKAAN INFORMASI [G4-50] Keterbukaan informasi merupakan faktor penting untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai Perusahaan serta mengungkapkan hal-hal penting bagi segenap pemangku kepentingan. Sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik, khususnya transparansi, Pertamina EP mengelola saluran informasi yang dapat diakses oleh publik atau didistribusikan kepada pemangku kepentingan dalam kesempatan khusus.

INFORMATION DISCLOSURE [G4-50] Disclosure of information is an important factor to provide a complete picture of the Company as well as revealing important matters for all stakeholders. Therefore according to the principles of corporate governance, especially transparency, PT Pertamina EP manages information channels that can be accessed by the public or distributed to stakeholders in special occasion.

Semua aktivitas yang berhubungan dengan penyampaian dan distribusi informasi dilaksanakan di bawah koordinasi fungsi Humas, Legal & Relations Perusahaan. Penyampaian informasi disampaikan secara langsung kepada segenap pemangku kepentingan maupun media massa, dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dan dilakukan konsisten pada setiap periode pelaporan.

All activities related to the delivery and distribution of information are under the coordination of Public Relations, Legal & Corporate Relations. The information consistently delivered directly to all stakeholders as well as mass media, in Indonesian and English languages at each reporting period.

Kami secara berkala menerbitkan berbagai informasi meliputi pelaporan kinerja melalui rilis pers, laporan tahunan, senarai, majalah internal, pertemuan analis dan konferensi. Seluruh publikasi yang dilaksanakan Perusahaan dapat diakses dan diunduh melalui situs internet: www.pep. pertamina.com.

We regularly publish various information including performance reporting through press releases, annual reports, linked lists, internal magazine, analyst meetings and conferences. All of the Company’s publications can be accessed and downloaded via website: www.pep.pertamina. com.

Sedangkan untuk internal penyampaian pesan melalui kolom berita portal dan kanal Pertamina EP melalui portal intranet portal.pep-pertamina.com dan melalui TV internal Pertamina EP Channel.

As for the internal messenger is through news portal and Pertamina EP channel which are intranet portal portal.peppertamina.com and internal TV Pertamina EP Channel.

Di beberapa field, fungsi humas setempat menerbitkan publikasi berkala (bulanan). Selain itu informasi mengenai Perusahaan juga dapat diakses melalui media informasi yang dikelola induk perusahaan, yakni: • Situs internet www.pertamina.com • Media cetak (majalah) Warta Pertamina. • Media audio-visual internal Pertamina TV.

At several fields, the local PR function publishes monthly publication. Information about the Company is also accessible through information media run by parent company, namely: • Internet site www.pertamina.com • Print media (magazine) Warta Pertamina. • Internal audio-visual media Pertamina TV.

Kegiatan penyampaian informasi Perusahaan juga dilakukan langsung melalui pelaksanaan kegiatan besar dan berpotensi dihadiri oleh para pemangku kepentingan yang bersifat umum. Kegiatan tersebut antara lain pameran, sosialisasi dan seminar.

The Company’s information delivery activities are also carried out directly through large events which are potentially attended by general stakeholders. These activities include exhibitions, dissemination and seminars.

Terkait dengan Laporan Tahunan Terintegrasi 2013, Pertamina EP juga menyediakan mekanisme evaluasi maupun penyampaian informasi lain, melalui Lembar Umpan Balik, yang disediakan sebagai lampiran di bagian akhir laporan. Selanjutnya segala hal yang disampaikan dalam Lembar Umpan Balik, akan digunakan sebagai masukan demi peningkatan kualitas pelaporan. [G4-49]

In relation with the 2013 Integrated Annual Report, Pertamina EP also provides a mechanism for evaluating or other information delivery, through Feedback Sheet, provided as an appendix at the end of the report. Furthermore, everything stated in the Feedback Sheet, will be used as input to improve the quality of reporting. [G4-49]


195


10 RISIKO UTAMA TOP 10 RISKS Kami kelola untuk menunjang pencapaian People, Process, Technology, dan Environment. We manage them to support the achievement of People, Process, Technology, and Environment.

196




197

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Jenis risiko dan cara pengelolaannya Types of risk and their management

MANAJEMEN RISIKO [G4-44] [G4-45] [G4-46] [G4-47] Risk Management

PT Pertamina EP (PEP) mulai menerapkan Manajemen Risiko secara menyeluruh – Enterprise Risk Management (ERM) sejak tahun 2009 yang diawali dengan pembuatan Risk Register dan penetapan Top Risk Pertamina EP menggunakan metode Delphi. Secara berkelanjutan, proses implementasi ERM di Pertamina EP terus berinovasi dan memberikan perbaikan-perbaikan pada proses, kesisteman serta pemahaman (risk awareness) bagi para pekerja. Hal tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Pertamina EP dimana pada beberapa tahun terakhir ini banyak pihak eksternal yang me-review, menguji bahkan melakukan studi banding terhadap bagaimana dan sejauh apa implementasi ERM telah dilaksanakan di Pertamina EP. Berikut adalah milestone penerapan Manajemen Risiko sejak tahun 2009:

PT Pertamina EP has begun to apply Enterprise Risk Management (ERM) since 2009 which started with Risk Register and determining Top Risks of Pertamina EP using Delphi method. ERM implementation process at Pertamina EP continues to innovate and make improvements to processes, system and risk awareness for employees. It is an achievement for Pertamina EP, as in recent years many external parties reviewed, examined and even performed a comparative study on how and to what extent the ERM has been implemented at Pertamina EP. The milestones of Risk Management implementation since 2009 are as follows:

2013 2009

- FirstRisk Register - Establishing an independent Risk Management Function

2010

-Risk Awareness (Socialization of risk to BoD and BoC PEP) -Updating Risk Register & Risk Monitoring -Certification of Risk Management to Risk Management Staff and Risk Management Team in Field/Other Functions -Establishment of Risk Management Online System

2011

- Continual Improvement of Risk Register & Risk Monitoring

Implementasi ERM di PT Pertamina EP (PEP) melibatkan seluruh fungsi yang ada di lingkungan Pertamina EP baik di fungsi Kantor Pusat, Asset maupun Proyek dimana salah satu aktifitasnya adalah membuat Risk Register dan melakukan monitoring mitigasi risiko secara berkala serta melaporkannya kepada pihak-pihak terkait. Pembuatan Risk Register dilakukan melalui mekanisme Updating Risk Register yang dilaksanakan setahun sekali pada awal tahun.

198

2012


- Risk Based Inspection - Development of Risk Appetite & Risk Tolerance - Risk Based Audit - Continual Improvement of Risk Register & Risk Monitoring

- Implementation of KPI Pengelolaan ManajemenRisiko for BoD and Management Level (VP & GM) - Improvement of Risk Management Online System - Continual Improvement of Risk Register & Risk Monitoring

ERM Implementation at PT Pertamina EP (PEP) involving all functions within the Company both in Functions at the Head Office, Assets and Projects, which one of its activities is to c reate Risk Register and conduct Risk Mitigation periodic monitoring and reporting it to relevant parties. The Risk Register is created through a mechanism of Risk Register Updating, which is performed once a year at the beginning of the year.

The results of Risk Register Updating in 2013 have identified 296 risks, consisting of 139 Carry Over Risks from 2012 and 157 New Risks in 2013. Based on the analysis and review, we divided the priority risks into three, namely:

TOP 50 RISKS Dari total 296 Risiko dipilih 50 risiko tertinggi berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) – perkalian Probability dan Impact – yang dikelompokkan ke 9 jenis risiko sebagai berikut:

TOP 50 RISKS Of the total 296 Risks, 50 top risks are selected based on the Risk Priority Number (RPN) – multiplication of Probability and Impact – that are grouped into 9 types of risk, as follows:

1 Regulatory Compliance Risk

6 Subsurface Risk

11

JENIS RISIKO BERDAMPAK SIGNIFIKAN Type of Risk with significant impact

HSE Risk

5 Social Risk

3 Surface Facility Risk

50 Top Risks 1

Operation Risk

12 Legal Risk

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

HSE Risk Surface Facility Risk Operation Risk Business Risk Financial Risk Legal Risk Social Risk Subsurface Risk Regulatory Compliance Risk

9 2

Business Risk

Financial Risk

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam Top 50 Risk, risiko dengan jumlah terbanyak terdapat pada operation and HSE risk berturut-turut sejumlah 12 dan 11 risiko. Sementara risiko dengan dampak tertinggi terdapat pada HSE Risk, surface facility risk, dan Business Risk.

The above graph indicated that in the Top 50 Risks, risks with the highest numbers are Operations and HSE Risks with 12 and 11 risks respectively. Meanwhile the risks with the highest impact are HSE Risk, Surface Facility Risk and Business Risk.


199


Berdasarkan hasil Updating Risk Register 2013 telah teridentifikasi sebanyak 296 risiko yang merupakan Carry Over Risk tahun 2012 sebanyak 139 risiko dan risiko baru tahun 2013 sebanyak 157 risiko. Berdasarkan analisis dan review, Kami membagi prioritas risiko menjadi tiga, yakni:


TOP 10 RISK Berdasarkan 50 risiko tertinggi Pertamina EP, telah teridentifikasi Top 10 Risk berdasarkan nilai (RPN) – perkalian Probability dan Impact – dan telah diuji dengan metode Delphi dengan hasil sebagai berikut:

PROFIL RISIKO INHEREN TOP 10 RISK PERTAMINA EP Inherent Risk of Pertamina EP Top 10 Risk Profile NO.

KEJADIAN RISIKO Risk Event

1

Potensi Delay Pekerjaan dari pihak Kontraktor Pertamina EP. Work delay potential from Pertamina EP’s contactors.

2

Potensi kebocoran tubing dan X-mast tree akibat CO2 yang tinggi. Potential leak of tubing and X-mast tree due to high level of CO2.

3

Potensi keterlambatan penyelesaian Plan On Development dan Plan Of Further Development 2013. Potential completion delay of 2013 Plan On Development and Plan Of Further Development .

4

Potensi permasalahan pada kegiatan unitisasi. Potential problem in unitization activities.

5

Potensi kerugian pembayaran pajak plus denda terkait status TAC/KSO sebagai KKKS atau Non KKKS atas Audit tahun 2011 oleh Kantor Pelayanan Pajak. Potential losses of tax payment and penalty due to TAC/KSO status as PSC or Non-PSC over 2011 Audit by Taxation Office.

6

Potensi tidak tersalurkannya produksi minyak dari lapangan X-Ray. Potential of undistributed oil production from X-Ray field.

7

Potensi terhambatnya produksi gas dari L-Parigi ke Cilamaya (Re-route). Potential hindrance of gas production from L-Parigi to Cilamaya (Reroute) .

8

Potensi pencurian minyak mentah di jalur transportasi minyak Pertamina EP Tempino Plaju. Potential crude oil theft at oil transport line of Pertamina EP Tempino Plaju.

9

Potensi terjadinya kebocoran pipa transportasi minyak 20 inci Tanjung – Balikpapan, Asset 5. Potential leak of 20-inch oil transport pipe in Tanjung Balikpapan.

10

Potensi terhambatnya operasi pemboran maupun operasi migas lainnya di sektor hulu dalam hal pengadaan lahan. Potential hindrance of drilling operation and other upstream oil & gas operation in land acquisition issue.

200


TOP 10 RISK Based on Pertamina EP’s top 50 risks, Top 10 Risks have been identified based on RPN – multiplication of Probability and Impact - and has been tested with Delphi method with the following results:

PROBABILITY 6

Definitely-6

7

8 2

Almost Certain-5

3

4

1

5 9

Likely-4

10

Moderate-3 Rare-2 Unlikely-1 IMPACT

Insignificant - 1

Low Risk

Minor - 2

Moderate - 3

Medium Risk

Significant - 4

High Risk

Catastrophic - 5

Extreme Risk

Dari Tabel Top 10 Risk di atas, risiko yang tidak dapat dikuantifisir akan berdampak langsung bagi reputasi Perusahaan dalam skala regional maupun nasional. Pada Top 10 Risk, apabila rencana mitigasinya tidak dijalankan maka Surface Facility Risk, Financial Risk dan Regulatory Compliance Risk akan berdampak pada kerugian finansial maupun materil.

From above table of Top 10 Risks, risk that can not be quantified will directly impact the company’s reputation in the regional and national scale. In the Top 10 Risk, ,if mitigation plans are not carried out, then Surface Facility Risk, Financial Risk and Regulatory Compliance Risk will have an impact on the financial and material losses.

STRATEGIC RISK Strategic risk is the risk that can hamper the achievement of the Company’s primary targets at any time, both of which may happen now or in the future (multi-years), and has significant impact that needs special handling.

Sesuai dengan tema bisnis perusahaan tahun 2013 yaitu “People, Process, Technology dan Environment” maka terdapat lima risiko strategis yang menjadi perhatian utama perusahaan, yaitu: • Risiko HSSE (Health, Safety and Environment): Potensi meningkatnya kekerasan dari sosial masyarakat (demonstrasi, sabotase, perusakan) terhadap aset dan kegiatan operasi Pertamina EP. • Risiko Operasional: Potensi gagalnya pelaksanaan proyek Pertamina EP karena belum diterapkannya Project Management Office (PMO) dan Potensi tidak tercapainya target produksi EOR sebesar 3249 BOPD. • Risiko Surface Facilities: Potensi hambatan dalam operasi pemboran akibat services company yang kurang memuaskan. • Risiko Subsurface: Potensi Target R/P (Reserve to Production) Perusahaan akan semakin rendah jika tidak tercapainya target temuan cadangan tahun 2013. • Risiko Bisnis & Finansial: Potensi adanya tuntutan Pemda/pihak ketiga pada pengelolaan sumur tua.

In keeping with the theme of the company’s business in 2013, namely People, Process, Technology and Environment then there are five strategic risk that the company’s main concern, namely: • Risk HSSE (Health, Safety and Environment): The potential for increased violence of the social community (demonstration, sabotage, destruction) of the assets and operations of Pertamina EP. • Operational Risk: Potential failure of Pertamina EP project execution because the application has not Project Management Offi ce (PMO) and the potential failure to achieve production target of 3249 BOPD EOR. • Risk Surface Facilities: Potential obstacles in drilling operations due to the lack Services Company perform

UPDATING RISK REGISTER & MONITORING MITIGASI RISIKO 2013 Berdasarkan hasil Updating Risk Register PT Pertamina EP Tahun 2013 telah diidentifikasi 296 Risk Event (Kejadian Risiko) dari seluruh Asset, Fungsi dan Proyek, dapat dipilih Top 50 Risiko, Top 10 Risiko dan Risiko Strategis.

UPDATING RISK REGISTER & MONITORING RISK MITIGATION 2013 Based on the results of Updating Risk Register PT Pertamina EP in 2013 has been identifi ed 296 Risk Event (Genesis Risk) of all assets, functions and projects, to choose the Top 50 Risks, Top 10 Risk and Strategic Risk.

• Subsurface Risk: Potential target R / P (Reserve to Production) will be even lower if the Company does not achieve the target of finding reserves in 2013. • Business & Financial Risk: The potential of the demands of the local government / third party on the management of old wells.

“Strategi jangka panjang yang kian menantang kami susun bersama, diantaranya kami wujudkan dengan mengevaluasi Risk Register untuk 2014 dengan Draft RJPP 2014-2018 mendatang. Memperoleh apresiasi “The Best Implementation of ERM 2012” menjadi landasan bagi kami untuk tetap menjaga budaya penerapan risiko di tahun depan.” ~VP. SPRM~ “The increasingly challenging long term strategy that we formulated together, is realized by evaluating the Risk Register for 2014 with the upcoming 2014-2018 RJPP Draft. Receiving an appreciation of “The Best Implementation of ERM 2012” became the foundation for us to maintain a culture of risk implementation next year.” ~VP. SPRM~


201


RISIKO STRATEGIS Risiko strategis adalah risiko yang sewaktu-waktu dapat mengganggu tercapainya target utama Perusahaan, baik yang mungkin terjadi sekarang maupun waktu mendatang (tahun jamak), dan dampaknya berpengaruh secara signifikan sehingga perlu penanganan khusus.

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Review atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan Review on the company’s risk management system efectiveness


Sebagai tindak lanjut terhadap seluruh Risk Event tersebut, telah dibuat rencana pelaksanaan mitigasi risiko oleh Risk Owner/Fungsi masing-masing yang dimonitor oleh Fungsi Strategic Planning & Risk Management.

As a follow up to all the Event Risk, has made the implementation of risk mitigation plans by the Risk Owner / functions each of which is monitored by Function Strategic Planning & Risk Management.

Tujuan Monitoring adalah untuk memastikan bahwa Rencana Mitigasi Risiko dijalankan oleh Risk Owner. Untuk memudahkan pemantauan, digunakan Form Monitoring yang dapat diakses pada sistem daring Risk Management kemudian dilakukan update oleh Risk Owner.

The purpose of monitoring is to ensure that the Risk Mitigation Plan is run by the Risk Owner . To facilitate monitoring , use Form which can be accessed on Monitoring Online System Risk Management and then do an update by the Risk Owner .

Dari 296 kejadian risiko, Risk Owner telah membuat 535 rencana mitigasi risiko. Setelah dilakukan monitoring, ditetapkan status rencana mitigasi sebagai berikut: • Mitigasi risiko dengan status “HIJAU” (telah dilaksanakan seluruhnya) sebanyak 464 rencana mitigasi (87%). Status “HIJAU” mencerminkan bahwa rencana mitigasi risiko telah dijalankan dan selesai pada/sebelum periode pemantauan ini berlangsung. • Mitigasi risiko dengan status “KUNING” (telah dilaksanakan sebagian) sebanyak 71 rencana mitigasi (13%). Status “KUNING” diberikan apabila rencana mitigasi telah berjalan dan masih berlangsung sampai periode pemantauan ini selesai.

Of the 296 occurrences of risk , Risk Owner has made 535 risk mitigation plans . After monitoring , set the status of mitigation plans as follows : • Mitigation of risk to the status of “ GREEN “ ( already implemented entirely ) mitigation plans as 464 ( 87 % ) . Status “ GREEN “ reflects that risk mitigation plan has been executed and completed on / before the monitoring period lasts . • Mitigation of risk to the status of “ YELLOW “ ( already partially implemented ) mitigation plans as many as 71 ( 13 % ) . Status “ YELLOW “ is given if the mitigation plan has been running and is still going on until this monitoring period is completed

Terhadap Top Ten Risk Pertamina EP setelah dilakukan monitoring mitigasi risiko dan dengan memperhatikan status mitigasinya, terdapat perubahan pada level risiko yang semula mayoritas terdapat pada extreme risk, maka pada triwulan IV mengalami penurunan yang terdapat pada low sampai high risk sebagai berikut:

The Top Ten Risk Pertamina EP after risk mitigation and monitoring by observing the status of mitigation , there is a change in the level of risk that originally contained the majority of Extreme Risk , then in the fourth quarter declined contained in the Low to High Risk as follows :

RISK PROFILE RESIDUAL 2013 PROBABILITY 6

Definitely-6

7

8 2

Almost Certain-5

4

1

5 2

Likely-4 Moderate-3 Rare-2 Unlikely-1

3

4

1

7

5

3

8

9

10

9 10

6

IMPACT Low Risk

Medium Risk

Posisi Awal Saldo Initial Balance Position

202

High Risk

Extreme Risk

Posisi Setelah Mitigasi Post Mitigation Position


Of infrastructure in the form of Risk Management Policies, Systems Work Procedures and results of the application of Risk Management (Updating and monitoring activities), we carry out an assessment of risk management implementation maturity level. The results of the self assessment, found that the level of maturity level in our company is at stage 3 (discipline) with an explanation as shown below. It is expected that this position can be upgraded to be a culture or stage 5 (culture). Stage 5

NOW Stage 4 Stage 3 Stage 2 Stage 1 Stage 0 • Do Nothing

Awareness

Framework

Discipline

Habit

• Internal Control • Ketergantungan kepada Internal Audit | Reliance on Internal Audit • Program mitigasi individual | Individual mitigation program • Bergantung kepada kualitas orang dan budaya perusahaan | Reliance on people’s quality and corporate culture

• Penentuan risiko | Risk determination • Adanya Operational Risk Manager | The presence of Operational Risk Manager • Pengembanganan alat-alat: Peta Risiko, Manual, Sistem, Komite | Development of tools: Risk Map, Manual, System, Committee • Pengelolaan Loss event tahap awal | Initial stage of loss event management • Model ekonomi sederhana | Simple economic model • Penentuan Value Preposition | Value Preposition determination

• Visi & goal operational risk management yang jelas | Clear vision & goal of operational risk management • KPI & KRI yang jelas & komprehensif | Clear & comprehensive KPI & KRI • Sistem Pelaporan Risiko yang terkonsolidasi | Consolidated Risk Reporting System • Pengembangan kriteria eskalasi usaha | Business excalation criteria development • Training Program

• Leadership • Budaya Perusahaan | Corporate Culture

• Kematangan fungsi unit | Unit function maturity • Independensi | Independence • Penentuan value yang tepat | Determination of appropriate value

• Kualifikasi Risiko | Risk • Sistem informasi quantification pengambilan • Penentuan KPI & KRI | keputusan ERM | KPI & KRI determination ERM Decision Making • Knowledge-based Information System • Leading Indicator Model

• Sasaran kuantitatif dari Pengukuran Risiko | Quantitative target of Risk Measurement • Komite RM yang efektif | Effective RM Committee • Adanya Leading Indicators | The presence of Leading Indicators • Sistem Database & Analisis Loss Event yang komprehensif | Comprehensive Database System & Loss Event Analysis • Model Ekonomi dari Risiko yang bersifat Bottom up | Bottom up Risk Economic Model

Culture

• Risk-Adjusted Corporate Plan • Hubungan kuantitatif antara KPI, KRI & kerugian (Losses) | KPI, KRI, & losses Quantitative relations • Hubungan antara Return - Kompensasi yang sudah Risk Adjusted (EVA) | Return-Risk Adjusted Compensation (EVA) Relations • Hubungan antara Pengelolaan Risiko dengan kompensasi SDM | Risk Management and HR Compensation Relations

• Hubungan RisikoValue | Risk-Value Relations • Hubungan Risiko-Nilai Usaha-Kompensasi Pegawai | Risk-Business Value-Employee Compensation Relations


203


Dari infrastruktur Manajemen Risiko yaitu berupa Kebijakan, Sistem Tata Kerja dan hasil penerapan Manajemen Risiko (kegiatan Updating dan Monitoring), kami melakukan assessment maturity level penerapan manajemen resiko. Hasil dari self assessment tersebut, didapat bahwa tingkat maturity level dalam perusahaan kami berada pada stage 3 (discipline) dengan penjelasan seperti gambar dibawah ini. Diharapkan posisi ini dapat ditingkatkan hingga menjadi budaya atau stage 5 (culture).

PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY, ENVIRONMENT

204



“PERUBAHAN DI TAHUN 2013 MEMAMPUKAN PERUSAHAAN KEMBALI MENGEMBANGKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA DALAM MELAKUKAN PROSES OPERASI YANG DIDUKUNG SISTEM INFORMATIKA REAL TIME TERINTEGRASI. SELAIN ITU, PENCAPAIAN OPERASI PERUSAHAAN DISERTAI OLEH PRESTASI DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DAN TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN.” “CHANGES BACK IN 2013 ENABLE THE COMPANY TO DEVELOP EMPLOYEES’ COMPETENCE IN THE OPERATIONG PROCESS SUPPORTED BY INTEGRATED REAL TIME INFORMATION SYSTEM. IN ADDITION, THE COMPANY’S OPERATING ACHIEVEMENTS FOLLOWED BY ACCOMPLISHMENT IN COMMUNITY ECONOMIC GROWTH AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY.”


205


MENUJU PERUSAHAAN KELAS DUNIA Di tahun 2013, Perusahaan melakukan upaya keras dalam tema “People, Process, Technology, Environment” demi mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia di tahun 2014.

People, Process. Technology, Environment

TOWARDS WORLD CLASS COMPANY In 2013, the Company put a lot of efforts in the theme of “People, Process, Technology, Environment” in order to realize the vision of becoming a World Class Company in 2014.

2013

Growing together with social and environment

2012

People, process, technology approach

2011

NUMBER 1 OIL & GAS PRODUCER IN INDONESIA

WORLD CLASS COMPANY Sepanjang tahun 2011-2014 kegiatan usaha PT Pertamina EP difokuskan dalam upaya pembangunan fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan. Pada tahun 2013, Perusahaan melakukan perubahan organisasi yang memampukan Perusahaan kembali mengembangkan kompetensi tenaga kerja dalam Pertamina Leadership Model, tetap efektif dalam beroperasi dengan teknik EOR dan pengeboran terkini yang didukung sistem informatika real time terintegrasi.

Throughout 2011 to 2014 PT Pertamina EP’s activities are focused on efforts to develop foundation of sustainable growth. In 2013, the Company made organizational changes that will enable the Company to develop employee competencies in Pertamina Leadership Model, remains effective in operation with EOR technique and current drilling supported by integrated real-time informatics system.

Sekaligus sebagai keberlanjutan pencapaian pada tahun 2011, Perusahaan merangkul masyarakat untuk ikut tumbuh dan menyelesaikan kasus gangguan aset perusahaan. Perubahan dan pengembangan perusahaan ini ikut disertai apresiasi, terutama PROPER yang kian membaik sehingga perusahaan dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi negara, serta nilai bagi masyarakat dan lingkungan.

As the sustainable achievements in 2011, the Company engage the society to grow together and resolve the cases of disturbance to the Company’s assets. The Company’s changes and development also received appreciation, especially PROPER that continuously improved so that the Company can generate economic value for the state, as well as the value to society and the environment.

206




207

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain Practices of employment, occupational health and safety, such as gender and job opportunity equality, transfer rate, work accident rate, training, etc;


MANUSIA PEOPLE

Salah satu hal yang mendukung pencapaian visi PT Pertamina EP menjadi perusahaan kelas dunia, adalah keberadaan pekerja. Secara berkesinambungan, kami berupaya untuk terus menerus meningkatkan kemampuan para pekerja sehingga mereka menjadi manusia-manusia pekerja yang tangguh, memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan, berjiwa wirausaha, profesional dan bermoral tinggi. One of the things that support the achievement of PT Pertamina EP’s vision to be a World Class Company, is the employees. We strive to continuously improve the employees’ competencies so that they become reliable employees with sustainable competitive advantage, entrepreneurial spirit, professional and high morals.

208


PEOPLE DEVELOPMENT PT Pertamina EP is supported by good quality human resources potential. The company understands that employees are the main asset. Therefore the Company is committed to the employees’ development as part of an effort to realize the the Company’s vision.

Pembangunan aspek sumber daya manusia diawali dengan proses seleksi dan rekrutmen yang memberikan kesempatan yang sama dan sesuai kebutuhan Perusahaan. Kemudian melalui proses pengembangan dan pengelolaan pekerja, Perusahaan berupaya menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan membina hubungan industrial yang harmonis.

Human resource development begins with the selection and recruitment process that provides equal opportunities and according to the Company’s requirements. Then through employee development and management, the Company seeks to create competent human resources and foster harmonious industrial relations.

Untuk memiliki SDM yang unggul dari segi kapabilitas maupun kuantitas, tentunya harus dikembangkan program yang terukur dan berkesinambungan. Pada tanggal 13 Mei 2013 melalui BoD meeting, Perusahaan mengesahkan pembentukan Talent Management Team (TMT) sebagai wadah pimpinan fungsi dan HR dalam menetapkan program pengembangan pekerja yang sejalan dengan strategi bisnis. Talent Management Team terdiri dari TMT Executive, TMT Cross Function, dan TMT Function. Talent Management Team menentukan seluruh program pengembangan pekerja yang akan dilaksanakan bagi setiap individu.

To have human resources who are outstanding in capability as well as quantity, measureable and sustainable programs need to be developed. On May 13, 2013 through BOD meeting, the Company passed the establishment of Talent Management Team as a forum for function leaders and HR in determining employee development programs that are in line with the business strategy. Talent Management Team consists of TMT Executive, TMT Cross Function, and TMT Function. Talent Management Team determines all employee development programs to be implemented for each individual.

PELAKSANAAN PROGRAM SDM DITAHUN 2013 Implementation of HR programs in 2013 NO 1. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC OUTCOME Outcome

PROGRAM Program

PIC

End year-people review (Performance Management) Promotion recommendation 3x3 matrix mapping • Discussion on Hi-Pot employee • Discussion on low-performance employee & Monitoring • Discussion about employee on the job assignment Discussion on Employee Career Path & Succession Plan Discussion on Transfer/Rotation ManPower Planning/ Staffing Preparation of Training/Learning Matrix Presentation of Individual Training Plan Establish and Monitoring Measure process

All All All Core Core

Performance Assessment Results Approved UKG-list Approved 3x3 Matrix Hi-Pot list + Action Plan Low-Performace list + Action Plan

Core

OJA list + Action Plan Approved Succession Plan

Core Core All Core All Core

Approved RMJ (Rencana Mutasi Jabatan) Approved yearly hiring/Staffing Plan for next year Approved training Matrix for next year Approved individual Yearly Training Plan for next year Plan VS Actual


209


PENGEMBANGAN MANUSIA PT Pertamina EP diperkuat dengan potensi sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan memahami bahwa pekerja merupakan aset utama. Untuk itu Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengembangan pekerja sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Perusahaan.


Sistem Pengembangan Kompetensi Teknis Dasar pengembangan pekerja adalah analisis kesenjangan antara tuntutan kompetensi dengan kompetensi yang dimiliki saat ini. Dari analisis kesenjangan kompetensi, setiap pekerja dapat melakukan Individual Development Plan (IDP) dan dipantau dengan Competency Assessment Tolls (CAT) Petroskills untuk melakukan self-assesment. Sehubungan dengan berakhirnya kontrak Competency Assessment Tools (CAT) Petroskills, software assessment kompetensi baru kini sedang dikembangkan dengan mengacu pada kamus kompetensi Pertamina Persero dan best practices dunia hulu migas. Sistem kemudian secara otomatis akan mengarahkan setiap pekerja kepada jenis pembinaan dengan tema tema tertentu sehingga kesenjangan tersebut dapat dikurangi.

Technical Competence Development System Basic of employee development is the gap analysis between competency requirements and the current existing competencies. The gap analysis showed that each employee can perform Individual Development Plan (IDP) and is monitored by the Competency Assessment Tools (CAT) of Petroskills to perform a self-assessment. As the contract of Competency Assessment Tools (CAT) Petroskills has come to an end, a new competency assessment software is now being developed with reference to Pertamina (Persero) competency dictionary and upstream oil and gas best practices. The system will then automatically direct any employee to type of training with particular theme to narrow the gap.

Dual Career Model and Career Planning Guidelines Model dual career yang memfasilitasi pengembangan potensi pekerja pada jalur spesialis dan jalur manajerial. Model ini memungkinkan seorang spesialis dapat terus mengembangkan karirnya hingga setara Vice President (VP)/ General Manager (GM) pada fungsinya. Pada tahun 2013, untuk memastikan pengembangan kompetensi dan karir pekerja sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pekerja, disusun Career Planning Guidelines untuk setiap fungsi. Panduan ini akan menjadi panduan yang digunakan oleh manajemen fungsi dalam menetapkan pengembangan karir dan kompetensi para pekerja.

Dual Career Model and Career Planning Guidelines Dual career model facilitates potential employee development in specialist and managerial paths. This model allows a specialist to be able to continue developing his/ her career up to similar rank of Vice President (VP)/General Manager (GM) at each function. In 2013, to ensure the competency and career development meet the needs of employees and organization, Career Planning Guidelines was prepared for each function. This guidelines will be used as reference by management function in determining career development and competence of employees.

Program Kepemimpinan Pengembangan pemimpin dibekali dengan pengembangan kompetensi dan dual career yang mendukung peran sebagai pemimpin. Kurikulum program pengembangan kepemimpinan sudah disiapkan yang disesuaikan dengan Pertamina Leader Model dan beberapa modul pengembangan yang sudah diterapkan. Tiga metode yang digunakan dalam pelaksanaan program yaitu training, coaching & feedback dan job assignment.

Leadership program Leadership development is prepared with competency development and dual career that will support the role as a leader. Curriculum of leadership development programs has been prepared and adapted to Pertamina Leader Model and several development modules that have been applied. Three methods used in the implementation of the program are training, coaching & feedback, and job assignment.

210


Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Perusahaan tahun 2013 mencapai 23.195 Learning Days dengan total rata-rata 6,92 Learning Days per pekerja dan telah mencapai target pemenuhan pengembangan kompetensi (Learning Index) tahun 2013 sebesar 53.57%. Pekerja telah memenuhi minimum 6 hari pelatihan dari target Learning Index 50%. [G4-9]

Education and Training implementation at the Company in 2013 reached 23,195 Learning Days with a total average of 6.92 Learning Days per employee and has met competence development (Learning Index) target of 53.57% in 2013. The employees have met the minimum 6 days of training of Learning Index target at 50%. [G4-9]

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI 2013 Competency development programs 2013 BIDANG SERTIFIKASI Certification Areas

26 40 92 52 14 12 79 40 17 21 19

Kompetensi yang dimiliki pemimpin • Mengubah Pola Pikir • Eksekusi yang Baik • Mengembangkan Organisasi & SDM • Komunikasi • Membangun Hubungan Kerja & Kemitraan • Kepemimpinan Strategis • Kepimpinan Perubahan • Menyelaraskan Kinerja untuk Business Success • Memulai Tindakan • Membuat Keputusan • Membangun Mengembangkan yang Lain • Merencanakan & Mengatur • Memotivasi yang Lain

HARI PELATIHAN Learning Days 5 5 5 2 7 5 2 6 4 5 5

6 Hari / Days Minimum pelatihan pekerja dipenuhi. Minimum fulfilled employee training.

Competencies of leaders • Change Mindset • Execute well • Develop Organization & HR • Communication • Build Work Relationships & Partnerships • Strategic Leadership • Leader of Changes • Aligning Performance for Business Success • Initiate action • Making Decision • Develop Others • Plan & Manage • Motivate Others


211


Operasi Produksi Production operations Perawatan Sumur Well Maintenance IADC Wellcap H2S Pemboran (JB III) Drilling (JB III) Pesawat Angkat Crane Juru Las Welder Sea Survival T-BOSIET Fireman (BNSP) Panitia Pengadaan Barang & Jasa (PTK 007) Procurement of Goods & Services Committee POD, WP&B dan AFE

JUMLAH PESERTA Number of participants

LEARNING DAYS

FREKUENSI TRAINING 2013 2013 TRAINING FREQUENCY

21%

43%

Certification Certification

Inhouse Inhouse

22%

47%

23,195

Overseas Overseas

6.83

6.93

2012

2013

Certification Certification

Inhouse Inhouse

5,823

Learning days

2%

HARI PELATIHAN SETIAP PEKERJA (G4-LA9) LEARNING DAYS PER EMPLOYEE

Trainings

33% Domestic Domestic

N/A 2% Overseas Overseas

29% Domestic Domestic

2011

PROGRAM TRANSFER PENGETAHUAN Hal lain yang dilakukan Perusahaan untuk meningkatkan kompetensi pekerja adalah dengan melaksanakan mekanisme knowledge sharing atau transfer pengetahuan.

TRANSFER OF KNOWLEDGE PROGRAM Another effort made by the Company to increase employee competencies is to implement knowledge sharing or transfer of knowledge.

Knowledge sharing merupakan kegiatan berbagi pengetahuan kepada orang lain. Proses berbagi pengetahuan bisa dilakukan melalui berbagai saluran seperti diskusi, rapat, seminar atau pertemuan-pertemuan baik yang bersifat formal dan tidak formal. Selain itu proses berbagi pengetahuan juga bisa dilakukan melalui berbagi media seperti internet, intranet, website, blog ataupun jejaring sosial.

Knowledge sharing is an activity to share knowledge to others. The process of knowledge sharing can be done through various channels such as discussions, meetings, seminars or meetings both formal and informal. In addition, knowledge sharing process can also be done through sharing media such as internet, intranet, website, blog or social networking.

Perusahaan melaksanakan transfer pengetahuan, antara lain melalui mekanisme tatap muka antara pekerja dengan narasumber yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang. Selanjutnya narasumber menyampaikan pengetahuannya kepada pekerja Pertamina EP. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pekerja Pertamina EP bisa mendapatkan pengetahuan dan memahami hal-hal penting yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya. Terutama yang menunjang upaya mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia.

The Company’s transfer of knowledge is conducted through, among others, face-to-face mechanism between employees with speakers who have competence in a particular field. The speakers then transfer their knowledge to Pertamina EP’s employees. Through these activities, Pertamina EP’s employees are expected to gain knowledge and understand essential matters in their areas of work. Especially those that support the efforts to realize the vision of becoming a World Class Company.

212


During 2013 there were several important themes that became topics in transfer of knowledge activities, including sharing knowledge on International Sustainability Rating System (ISRS) version 7, which is held in turn at every Asset, including Asset 4, which has a target of ISRS version 7 application in 2014. Acting as a speaker is Det Norske Veritas (DNV), which has experience in the application of ISRS version 7 in various multinational companies.

Tentu saja Perusahaan juga melakukan evaluasi, untuk memastikan pelaksanaan transfer pengetahuan berjalan dengan baik. Termasuk pemilihan narasumber dengan latar belakang kompetensi yang harus mendukung upaya pencapaian visi Pertamina EP untuk menjadi perusahaan kelas dunia.

The Company also performs evaluations, to ensure transfer of knowledge is implemented properly. This includes the selection of sources with competency background that should support the efforts to achieve the vision of Pertamina EP to be a World Class Company.

Selain itu terhadap para pekerja yang telah menjadi peserta kegiatan ini, juga dilakukan penilaian khusus. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat menambah pengetahuan dari pelaksanaan kegiatan knowledge sharing. Hasilnya dapat disimak dari tabulasi berikut ini.

In addition, the employees who have participated in this activities will be given a special assessment. The goal is to determine how much they can add to their knowledge about the implementation of knowledge sharing activities. The results can be seen in the following tabulation.

275% Terhadap target Pencapaian pelaksanaan sharing knowledge yang terlaksana 70x of target achieved from 70 times sharing knowledge implementation


213


Selama 2013 ada beberapa tema penting yang menjadi bahasan dalam kegiatan transfer pengetahuan, di antaranya sharing knowledge tentang International Sustainability Rating System (ISRS) versi 7, yang dilaksanakan bergiliran pada setiap Asset termasuk di Asset 4, yang memiliki target penerapan ISRS versi 7 pada tahun 2014. Bertindak sebagai narasumber adalah Det Norske Veritas (DNV), yang memiliki pengalaman dalam penerapan ISRS versi 7 di berbagai perusahaan multinasional.


PENILAIAN KINERJA Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan secara objektif, berdasarkan pertimbangan kolektif para pimpinan Fungsi dan Perusahaan. Penilaian kinerja dilakukan dalam kurun waktu satu tahun dan dijalankan berdasarkan pencapaian target individu atas turunan sasaran kerja Perusahaan, dan penilaian kompetensi perilaku.

PERFORMANCE ASSESSMENT The performance assessment is performed objectively, based on the collective judgment of the Company and Function leaders. The performance assessment is conducted within one year and is based on individual target achievement on the Company’s derivative work objectives and behavioral competency assessment.

Penilaian kompetensi hard skills (praktek lapangan) telah dilakukan secara daring (Self Assessment) pekerja di tingkat lapangan. Sedangkan untuk mengevaluasi kompetensi soft skills (manajerial & leadership), digunakan program Assessment Center yang mengacu pada standard kompetensi leadership di perusahaan induk, yaitu Pertamina Leaders Model. Untuk mensosialisasikan pencapaian pekerja dan kompetensinya, performance dialogue dilaksanakan setiap 3 bulan, membahas realisasi KPI pekerja.

Hard skills competency assessment is done online (Self Assessment) for field employees. Meanwhile, soft skills competencies (managerial & leadership) assessment is performed by Assessment Center program that refers to the parent company’s Leadership competency standards, Pertamina Leaders Model. To disseminate the achievement of employees and their competencies, Performance Dialogue is held every 3 months, discusses the realization of employee KPI.

PROSES PENILAIAN KINERJA PERTAMINA EP Process of Pertamina EP Performance Assessment

Strategi dan Rencana Bisnis Business Strategy and Plan KPI

Rewards dan konsekuensi Rewards and Consequences

Target & Kesepakatan Kerja Target & Work Agreement

Performance Dialogue People Review

214

Pemantauan Monitoring


Menghitung Nilai yang Diraih Calculating achieved scores

Sejak terbentuknya Talent Management Team pada 13 Mei 2013, Perusahaan telah melakukan 3 tahapan dari IASDEO, yaitu Identify, Asses, dan Select terhadap konsep komite pengembangan profesi dan pengembangannya termasuk juga sudah memulai pembentukan project team. Pada akhir evaluasi dan penilaian kinerja, Perusahaan memberikan promosi jabatan, mutasi/rotasi bahkan demosi bagi pekerja sesuai hasil penilaian. Penilaian ini memiliki peranan dalam menentukan perubahan struktur organisasi yang diberlakukan mulai 1 Maret 2013. Di tahun 2013, analisis pengukuran kompetensi telah dilakukan terhadap 321 pekerja pada tingkat asisten manajer ke atas. Sebanyak 1 orang pekerja memperolah penurunan golongan (demosi), dan sebanyak 5 orang pekerja memperoleh sanksi tindakan disiplin berupa Surat Peringatan.

HASIL PENILAIAN KERJA Performance assessment results (G4-LA11) Promosi Promotion 1,723

1,089 773

2011

2012

2013


215


Since the establishment of the Talent Management Team on May 13, 2013, the Company has conducted three phases of IASDEO, namely Identify, Asses, and Select for the establishment of professional development concept and its development as well as team projects have already started forming. At the end of the evaluation and performance assessment, the Company grants promotion, transfer/rotation even demotion for employees according to their assessment results. These assessments play a role in determining changes in the organizational structure applied starting on March 1, 2013. In 2013, competency measurement analysis has been performed on 321 employees at the assistant manager level and above. One employee received demotion, and five employees received sanction of disciplinary measure in the form of warning letters.


Dalam proses promosi dan mutasi, pemberitahuan kepada pekerja yang terkait, dilakukan melalui pembuatan SK Mutasi dan atau Surat Mutasi Jabatan. Bagi pekerja yang memegang jabatan asisten manajer/setara ke atas, pemberitahuan dilakukan melalui pembuatan SK Mutasi dan Surat Mutasi Jabatan, sedangkan bagi pekerja level staf, pemberitahuan hanya melalui pembuatan Surat Mutasi Jabatan. [G4-LA4]

In the process of promotion and transfer, the concerned employees are notified through Transfer Decree and/or Transfer Letter. The employees who hold the post of assistant manager/equivalent and above, the notification is given through Transfer Decree and Transfer Notice Letter, while employees at staff levels are notified through Transfer Letter. [G4-LA4]

Selain penilaian kerja, pekerja diberi kesempatan untuk memberikan penilaian atas kondisi dan ekspetasi mereka melalui employee opinion survei. Skor tersebut menggambarkan skor kondisi dan ekspektasi pekerja terhadap pengelolaan HR di Pertamina EP yang didalamnya memperhatikan aspek engagement pekerja, pemahaman pekerja terhadap values Perusahaan, dan program-program pengembangan pekerja yang diterapkan di Perusahaan. Hasil opini tersebut kemudian menjadi bahan pengembangan dalam pengelolaan HR yang lebih baik di masa depan.

In addition to performance assessment, the employees are given the opportunity to assess the conditions and their expectations through employee opinion survey. The score describes the scores of employees’ conditions and expectations of Pertamina EP’s HR management in which employee engagement aspect is regarded, as well as employees’ comprehension of the Company’s values, and employee development programs implemented in the Company. The opinion survey results will be used as materials in development of a better HR management in the future.

EMPLOYEE OPINION SURVERY (SKALA 5 5 SCALE)

216


2.97%

3.01%

2011

2012

3.22%

2013

EMPLOYEE BENEFIT SECURITY PT Pertamina EP applies its remuneration policies in accordance with best practices in the petroleum industry. It aims to create conditions that support industrial peace, support a productive working culture, incite work motivation and reflect fairness based on skills, competencies and the employees’ contribution to the Company. The policy of remuneration and facilities provision is stipulated in the Collective Labor Agreement of PT Pertamina EP.

Pertamina EP menerapkan program kompensasi berdasarkan pencapaian target kerja, sehingga tidak ada perbedaan gaji antara pekerja laki-laki dan perempuan. Kebijakan pemberian kompensasi selalu disempurnakan berasaskan keadilan (internal equity) dengan tetap memperhatikan peraturan ketenagakerjaan, kondisi pasar, dan kemampuan finansial perusahaan. Upaya ini membuahkan hasil tidak adanya kasus diskriminasi dan perbedaan yang terjadi hanya karena adanya status dan fungsi jabatan, tunjangan/fasilitas yang diterima, masa kerja dan hasil penilaian kinerja. [G4HR3] [G4-LA13] [G4-LA16]

Pertamina EP applies a compensation program based on work target achievement, which does not differentiate salaries between male and female employees. The compensation policy is always improving based on fairness (internal equity) with regard to employment regulations, market conditions, and the Company’s financial capabilities. This effort resulted to the absence of discriminatory cases and differences that occur only because of job status and functions, benefits/facilities received, years of service and performance assessment. [G4-HR3] [G4-LA13] [G4-LA16]

FASILITAS UNTUK PEKERJA (G4-LA2) Employee Benefit JENIS FASILITAS Type of Benefit

Upah Kerja Lembur Overtime Fee Tunjangan kesehatan Health Allowance Asuransi Jiwa Life Insurance Tunjangan Kehamilan Maternity Allowance Tunjangan Pensiun Pension Benefit Tunjangan Hari Raya Religious Holiday Allowance Istirahat Tahunan Annual Leave Insentif Tahunan Annual Incentive

PEKERJA WAKTU TIDAK TERTENTU* Permanent Employee*

PEKERJA WAKTU TERTENTU Contract Employee

Ada Provided Ada Provided Ada Provided Tidak Not Provided Ada Provided Ada Provided Ada Provided Ada Provided

Ada Provided Ada Provided Ada Provided Tidak Not Provided Tidak Not Provided Ada Provided Tidak Not Provided Ada Provided

UPAH TERENDAH PERTAMINA EP TERHADAP UPAH MINIMUM 2013 [G4-EC5] Pertamina EP lowest wage to minimum wage 2013 Jakarta

156% 193%

Asset 1

199%

Asset 2

Asset 3

Asset 4

185% 170% 205%

Asset 5 Proyek Pengembangan Development Project

156%

* PWTT mencakup rekrutmen Pertamina EP dan PT Pertamina (Persero) Permanent Employees include recruitment by Pertamina EP and PT Pertamina (Persero)


217


JAMINAN MANFAAT BAGI PEKERJA PT Pertamina EP menerapkan kebijakan remunerasi yang disesuaikan dengan praktek terbaik di industri perminyakan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung industrial peace, menunjang budaya kerja produktif, memacu motivasi kerja serta mencerminkan keadilan sesuai keahlian, kompetensi dan kontribusi pekerja terhadap Perusahaan. Kebijakan remunerasi dan fasilitas yang diberikan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Pertamina EP.


Dalam rangka menciptakan paket remunerasi yang kompetitif, atraktif dan retainable di lingkungan KKKS BP Migas, setiap tahun Perusahaan secara rutin berpartisipasi dalam Indonesian (Oil & Gas) Industry Compensation Survey (IICS). Hasil survei tersebut dievaluasi untuk mengetahui posisi remunerasi PT Pertamina EP baik di 37 perusahaan minyak dan yang menjadi peserta maupun di selected market.

In order to create a competitive, attractive and retainable remuneration package within BP Migas PSC, each year the Company regularly participates in Indonesian (Oil & Gas) Industry Compensation Survey (IICS). The survey results are evaluated to determine PT Pertamina EP’s remuneration position both among 37 oil companies who participanted and in the selected market.

Selama tahun 2013, Perusahaan telah melakukan: • Penyesuaian terhadap total cash melalui mekanisme merit increase. • Pemberian reward baik secara in-kind atau cash terhadap individu ataupun field. • Penganggaran biaya tenaga kerja terkait cost & benefit untuk tahun anggaran 2014. • Pembuatan konsep remunerasi yang mendukung berjalannya organisasi PT Pertamina EP yang baru, dan persiapan alignment single grade remuneration dengan Pertamina (Persero).

During 2013, the Company has conducted the following: • Adjustments to Total Cash through merit increase mechanism. • Providing rewards both in-kind or cash to individuals or fields. • Budgeting of labor costs related to cost & benefit for financial year 2014. • Drafting remuneration concept that support the running of PT Pertamina EP’s new organization, and preparation of single grade remuneration alignment with Pertamina (Persero).

Selain itu, perusahaan memberikan fasilitas cuti melahirkan bagi pekerja perempuan, yang berlaku untuk jangka waktu 90 hari kalender dan cuti ibadah haji, yang beragama Islam sebanyak hari yang dibutuhkan sesuai ketentuan Pemerintah ditambah 3 (tiga) hari untuk melaksanakan Manasik. Perusahaan menjamin penempatan kembali pada jabatan semula dan pemberian seluruh hak pada pekerja yang kembali bekerja setelah menyelesaikan cuti melahirkan ataupun cuti ibadah haji. Selama 2013, ada 33 pekerja mengambil cuti ibadah haji. [G4-LA3]

In addition, the Company provides maternity leave facility for female employees, which is valid for a period of 90 calendar days and hajj pilgrimage leave for Muslim employees for as long as required in accordance with the Government rules with an additional three (3) days to carry out Hajj rituals. The Company assures reemployment to the original positions along with all their rights to employees who return to work after maternity leave or Hajj pilgrimage leave. During 2013, 33 employees took Hajj pilgrimage leave. [G4-LA3]

218




219


KESEHATAN, KESELAMATAN, KEAMANAN DAN LINGKUNGAN KERJA (HSSE) [OG13] Bidang usaha Perusahaan di sektor hulu migas memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya peristiwa kecelakaan kerja dan kebakaran fasilitas produksi. Hal ini menuntut kemampuan SDM dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui fungsi kesehatan, keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan (HSSE). Setiap pekerja bertanggung jawab terhadap pencapaian operation excellence yang dapat meminimalkan atau bahkan menihilkan segala bentuk peluang yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja atau mengganggu kesehatan kerja.

OPERATIONAL EXCELLENCE Penerapan operational excellence mendukung pencapaian menjadi perusahaan migas berstandar kelas dunia dengan tujuan beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan, berproduksi dengan optimal, serta memiliki fasilitas yang handal. operational Excellence diindikasi dengan : • Tanpa kecelakaan kerja. • Ramah lingkungan meliputi zero discharge, zero flaring dan konservasi sumber daya alam (air, energi). • Tanpa gangguan operasi. • Tanpa penyakit akibat kerja.

Kami juga melanjutkan upaya pencapaian operational excellence dengan pemenuhan Keselamatan Operasi Fundamental, yang meliputi tujuh aspek: • Kontrol masuk. • Surat Izin Kerja Aman (SIKA). • Alat pelindung diri (APD). • Analisis keselamatan kerja atau Job Safety Analysis (JSA). • Log Out Tag Out (LOTO). • Material Safety Data Sheet (MSDS). • Housekeeping.

220


OCCUPATIONAL HEALTH, SAFETY, SECURITY AND ENVIRONMENT (HSSE) [OG13] The Company’s business in the upstream oil and gas sector has a high risk of workplace accident incidents and production facility fires. This requires human resources’ capability to manage occupational health and safety (OHS) through the function of health, safety, security and environment (HSSE). HSSE function is responsible for the achievement of operating excellence that can minimize or even nullify any possibilities that can lead to workplace accidents or disturb occupational health.

OPERATIONAL EXCELLENCE is applied to support the achievement of becoming world class oil and gas company with the aim to operate safely, produce optimally, and facility reliability. operational Excellence is indicated by:

• Zero accident. • Environmentally friendly including zero discharge, zero flaring and energy conservation. • Uninterrupted operation. • No occupational disease.

We are also continuing efforts to achieve operational excellence with compliance with Operational Safety Fundamental, which covers seven aspects: • Entry control. • Safe Work Permit (SIKA). • Personal protective equipment (PPE). • Job Safety Analysis (JSA). • Log Out Tag Out (LOTO). • Material Safety Data Sheet (MSDS). • Housekeeping.

Upaya pemenuhan target tanpa kecelakaan kerja, diwujudkan antara lain melalui penerapan standar internasional K3. Hingga akhir tahun 2013, seluruh field beserta fasilitas produksi di area operasi sendiri, telah mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. [G4-15]

Bahasan mengenai K3 tercantum dalam PKB yang berlaku, yaitu Bab IV, meliputi: [G4-LA8] • • • •

Pasal 39 tentang Umum. Pasal 40 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 41 tentang Perlengkapan Kerja. Pasal 42 tentang Kecelakaan Kerja.

SISTEM MANAJEMEN HSSE PERTAMINA EP HSSE management system of Pertamina EP

VISI, MISI & TATA NILAI UNGGULAN VISION, MISSION & CORE VALUES

Discussion on OHS is stipulated in the applicable CLA, Chapter IV, which include: [G4-LA8] • • • •

Article 39 on General issues. Article 40 on Occupational Safety. Article 41 on Work Equipment. Article 42 on Work Accident.

In order to support the implementation of the HSSE function’s duties and responsibilities, the Company has established HSSE Management System) to be a reference for all units at Pertamina EP. The Management Sysem is based on Vision, Mission and Core Values of the Company and is implemented on ongoing basis for continuous improvement.

KEBIJAKAN HSE HSE POLICY

• Komitmen Manajemen | Management Commitment • Keteladanan | Exemplary • Peran dan Akuntabilitas | Role and Accountability

PERENCANAAN PLANNING

PERBAIKAN BERKELANJUTAN CONTINUOUS IMPROVEMENT

• Penilaian Awal | Initial Assessment • Peraturan Perundangan • Pedoman & Standar | Guideline & Standard • Tujuan dan Sasaran | Goal and Target • Program Kerja | Work Program

PENERAPAN IMPLEMENTATION • Implementasi 14 Elemen SMSHSE | Implementation of 14 SMSHSE Elements PENELAAHAN MANAJEMEN MANAGEMENT REVIEW

PEMERIKSAAN & TINDAK KOREKSI AUDIT & CORRECTION • Audit Internal dan Eksternal | Internal and External Audits • Pelaporan | Reporting


221


Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab aspek HSSE , Perusahaan telah menetapkan Sistem Manajemen HSSE yang menjadi acuan bersama seluruh satuan kerja di Pertamina EP. Sistem Manajemen ini berlandaskan pada Visi, Misi dan Tata Nilai Unggulan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga tercipta perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).

One of the efforts to meet zero accident target is realized through the application of international OHS standards. By the end of 2013, all fields along with production facilities at own operation areas, has been awarded OHSAS 18001:2007 certification, on Occupational Safety and Health Management System. [G4-15]


Aspek lain yang diperhatikan Perusahaan dalam HSSE adalah kesehatan kerja. Kami mewujudkannya melalui penyediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Selain itu secara berkala dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada setiap pekerja yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya penyakit yang diderita.

Another aspect that the Company pays attention to in HSSE is occupational health. We implement it through the provision of health facilities and services. In addition, we also carry out periodic medical check up for every employee for early detection of possible disease.

Upaya PT Pertamina EP dalam mewujudkan aspek kesehatan kerja tidak hanya ditujukan kepada para pekerja. Perusahaan juga melibatkan keluarga pegawai dan masyarakat di sekitar area operasi, terutama terhadap pengendalian penyakit serius.

PT Pertamina EP’s efforts in realizing the occupational health aspect are not only intended to employees. The Company also serves families of the employee and communities around the area of operations, particularly in the control of serious diseases.

Selain itu, sebagai dukungan terhadap kebijakan Pemerintah berkenaan pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, khusus untuk Kantor Pusat telah tersedia fasilitas nursery room. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan pekerja perempuan yang sedang menyusui, dan menjadi pencontohan untuk lokasi perkantoran aset operasi Pertamina EP.

In addition, as support of the Government’s policy regarding exclusive breastfeeding, the Head Office especially has provided nursery room. This facility can be used by female employees who are breastfeeding, and became a pilot for offices at Pertamina EP’s asset operations.

PENGELOLAAN RISIKO KESEHATAN KERJA (G4-LA2) Occupational health risk management PROMOTIF Promotive

PREVENTIF Preventive

KURATIF Curative

• • • • • • •

• • • • • •

• Tindak Lanjut Medical Check Up • Layanan Kesehatan di Lokasi Pengeboran • Pemberian Kacamata • Pengobatan Gratis

Penyuluhan Diabetes Mellitus Penyuluhan HIV – AIDS Penyuluhan Kesehatan Gigi dan lomba Gigi Sehat Pelaksanaan Donor Darah Sunatan Massal Pemeriksaan Mata Media Edukasi Kesehatan

Medical Check Up Abatesasi Untuk Pencegahan DBD Fogging Program Papsmear Pembasmian Anjing Liar PMT Balita Gizi Buruk

0.52% Persentase biaya HSSE dari RKAP HSSE costs percentage of RKAP

222


HSSE APPLICATION REALIZATION IN 2013 Pertamina EP in 2013 began to set target that all fields should get a certificate of International Sustainability Rating System (ISRS) and to be met in 2014. At the initial stage, it was unlikely to directly reach the seventh rating, or the best category. By the end of 2013, the highest ISRS rating was only achieved by Rantau field, which was ranked six and Bunyu & Prabumulih field received the rating of 5. In addition, the HSSE achievement has supported the Company to receive Green PROPER at 19 fields. [G4-15]

Pada tahun 2013, Perusahaan melaksanakan Kajian Baseline Assessment Industrial Hygiene and Health Hazard Recognition yang meliputi 5 field di masing – masing Asset. Kajian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran dasar terkait kondisi lingkungan kerja dan identifikasi bahaya kesehatan terkait lingkungan kerja yang kemungkinan berdampak kepada pekerja. Diharapkan melalui perkembangan studi yang dilaksanakan, upaya pencegahan dapat kembali ditingkatkan. [G4-LA7]

In 2013, the Company conducted the Baseline Assessment Study of Industrial Hygiene and Health Hazard Recognition covering 5 fields at each Asset. This study was conducted to gain a basic overview of work environment conditions and identification of occupational health hazards that are likely to impact on employees. The development of this study was expected to be able to enhance prevention efforts. [G4-LA7]

Namun di sisi lain, sistem pengembangan teknologi telah menunjukkan kontribusi nyata bagi penerapan HSSE, diantaranya PEKA Online Pertamina EP yang berhasil mencatat lebih dari 5.000 unsafe condition yang tidak dilaporkan ditahun 2013. PEKA Online Pertamina EP membantu pencatatan peristiwa kecelakaan kerja yang lebih akurat dibandingkan tahun sebelumnya.

On the other hand, technology development system has demonstrated a real contribution to HSSE implementation, including PEKA Online of Pertamina EP that managed to record more than 5,000 unsafe conditions that were not reported in 2013. PEKA Online has helped Pertamina EP record work accidents more accurately than the previous year.

Tercatat dua kecelakaan kerja fatal yang terjadi akibat sengatan listrik pada saat maintenance generator di kapal, field Pangkalan Susu dan maintenance pipa gas di akses jalan area gundih, Proyek Pengembangan Gas Jawa. Investigasi internal menemukan peristiwa kecelakaan dilatarbelakangi ketidaksesuaian praktek kerja dengan peraturan, keahlian, dan instruksi kerja yang telah disosialiasikan. Merespon peristiwa kecelakaan kerja ini, program Road to Zero Accident secara khusus dikembangkan.

Two fatal accidents were recorded that occurred due to electric shock during generator maintenance on the ship, Pangkalan Susu field and maintenance of gas pipelines in the road access of Gundih area, Java gas development project. Internal investigation found the accidents were caused by discrepancy in work practices with regulations, skills, and work instructions that have been disseminated. Responding to these incidents, the Road to Zero Accident program has been specially developed.


223


REALISASI PENERAPAN HSSE 2013 Pertamina EP mulai tahun 2013 menargetkan semua field harus mendapatkan sertifikat International Sustainability Rating System (ISRS) dan akan dapat terpenuhi pada tahun 2014. Penilaian ISRS di tahun 2013 dilakukan oleh Badan Sertifikasi DNV dan mencakup 13 field. Peringkat tertinggi ISRS baru dicapai field Rantau, yang mendapatkan peringkat 6 dari nilai tertinggi 7, sementara field Bunyu & prabumulih berada di peringkat 5. Selain itu, pencapaian HSSE telah menunjang perolehan PROPER Hijau di 19 field. [G4-15]


ROAD TO ZERO ACCIDENT [OG13] Road to Zero Accident merupakan program pengelolaan kecelakaan kerja bertahap yang didukung langsung oleh badan tata kelola tertinggi perusahaan, Direksi dan di pantau oleh agent of change melalui observasi dan sistem monitoring.

ROAD TO ZERO ACCIDENT [OG13] Road to Zero Accident is a gradual work accident management program that is directly supported by the highest corporate governance body, Board of Directors and monitored by the agent of change through.

Di tahun 2013, Road to Zero Accident berada pada tahap pertama yang berfokus pada pemenuhan kesenjangan kompetensi melalui pelatihan HSSE. Pelatihan diberikan kepada seluruh pekerja dan pekarya di Pertamina EP secara bergilir sejak 25 September 2013. Hingga akhir tahun, pelatihan telah dikuti 2.594 pekerja dan pekarya atau 25% dari seluruh pekerja & pekarya perusahaan. Hasil pelatihan setiap individu dilaporkan melalui HSE Passport, yang kemudian menjadi persyaratan ijin masuk wilayah operasi. [G4-LA5]

In 2013, Road to Zero Accident was at the first stage that focused on fulfilling the competency gaps through HSSE training. The training was provided in rotation for all employees and outsources workers at Pertamina EP since September 25, 2013. Until the end of the year, the training was participated by 2,594 employees and outsourced workers or 25% of the Company’s total employees and outsourced workers. The training results of each individual are reported through HSE Passport, which will become a requirement for entry to operational area. [G4-LA5]

Topik pelatihan HSSE tahap pertama Road to Zero Accident meliputi: 1. Basic HSE. 2. Lifting & Rigging. 3. Perlindungan B20 Pengelolaan Lingkungan. 4. Emergency preparedness. 5. Safety driving.

The topics of HSSE first stage training of Road to Zero Accident includes: 1. Basic HSE. 2. Lifting & Rigging. 3. B20 Environmental Protection and Management. 4. Emergency preparedness. 5. Safety driving.

Pada tahap berikutnya, Road to Zero Accident akan menerapkan reward & punishment bagi pejabat yang dalam rentang kendalinya mengalami kecelakaan.

In the next stage, the Road to Zero Accident will apply reward & punishment to officers who in the their span of control have an accident.

Peningkatan penerapan HSSE juga disertai dengan jumlah jam kerja selamat yang membaik. PT Pertamina EP memiliki prosedur untuk menindaklanjuti setiap peristiwa kecelakaan kerja. Peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerugian bagi pekerja yang menjadi korban. Peristiwa kecelakaan kerja juga berpengaruh pada kinerja Perusahaan, karena secara langsung akan menyebabkan hilangnya jumlah jam kerja dan hari kerja.

Improvement in HSSE application is also followed by increasing total safe working hours. PT Pertamina EP has a procedure to follow up each incident of work accidents. Work accidents that occur not only cause harm to employees who become the victims. The work accidents will also affect the Company’s performance, as it will automatically cause losses of working hours and working days.

224


JAM KERJA SELAMAT Safe working hour

KECELAKAAN KERJA [G4-LA6] [OG13] Work accident KECELAKAAN TAMBANG Mine accident Ringan Minor Sedang Injury Berat Major Fatal Fatal

87,594,324

10

75,539,555

2011

2012

2013

15 4 5 3

11 2 4 0

26 6 4 2

56,342,935

2011

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KONTRAKTOR

2012

2013

6

6

2011

2012

2013

HSE FOR PARTNERS We also require the contractors to pay attention to the priority of Occupational Health, Safety, and Environment (HSE) management and application in carrying out the jobs that have been set. The Company applies the Contractor HSE Management based on Contractor HSE Management System Guideline No. A003/EP5000/2009-S0.

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION • • • • • • • • • • •

Pembentukan tim CSMS Peningkatan keahlian tim CSMS Sosialisasi CSMS kepada internal Sosialisasi ke kontraktor Pembuatan penilaian risiko Klinik bimbingan CSMS Prakualifikasi CSMS HSE plan di dalam TOR Pelaksanaan pra kerja Pelaksanaan WIP Evaluasi akhir

60.7

Formation of CSMS team Improvement skills of CSMS team Internal CSMS dissemination Dissemination to contractors Preparation of risk assessment CSMS clinical guidance CSMS prequalification HSE plan in the TOR Implementation of pre-employment Implementation of WIP Final evaluation

59.7 51.4

RATA-RATA PENILAIAN SISTEM PENILAIAN HSE KONTRAKTOR (CSMS) Average score of Contractor HSE Management System (CSMS) Assessmen 2011

2012

2013


225


HSE BAGI MITRA KERJA [G4-LA14] Kami juga mengharuskan para kontraktor untuk memperhatikan keutamaan pengelolaan serta penerapan K3 dan Lindungan Lingkungan (K3LL) dalam melaksanakan pekerjaan yang sudah ditetapkan. Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen HSE Kontraktor dengan dasar Pedoman Sistem Manajemen HSE Kontraktor No. A003/ EP5000/2009-S0.

• • • • • • • • • • •

INSIDEN KEBAKARAN (< USD10,000) Fire incidents (< USD10,000)


226

PENYELAMATAN SUMUR TALANG JIMAR

TALANG JIMAR WELL RESCUE

Salah satu peristiwa yang berkaitan dengan penerapan aspek-aspek K3 dan lindung lingkungan adalah semburan gas atau blowout di sumur Talang Jimar. Sumur ini berada di Field Prabumulih, di bawah Asset 2 Pertamina EP.

One of the incidents related to the adoption of OHS and environment standards was gas blowout in Talang Jimar well. The well is located in Prabumulih Field, under Asset 2 of Pertamina EP.

Di penghujung Maret 2013 salah satu sumur Talang Jimar yang sedang dibor mengalami kick karena adanya gas, diikuti aliran fluida sampai ke permukaan yang mengakibatkan blowout. Kejadian ini ditindaklanjuti dengan upaya menghentikan blowout, yang dipimpin Tubagus Nasiruddin selaku General Manager Asset 2.

At the end of March 2013, a gas kick took place in one of the Talang Jimar wells was being drilled, followed by flowing fluid to the surface resulting in a blowout. These incidents were controlled by attempts to stop the blowout, which led by Tubagus Nasiruddin as the General Manager of Asset 2.


The measure undertaken was setting up an Emergency Rescue Team, which was divided into two. One team was responsible for handling social issues, while another team handling the technical issues.

Penyelamatan sosial menjadi prioritas dengan langkah pertama adalah menuntaskan evakuasi penduduk dan pemenuhan segala kebutuhan di pengungsian. Sementara untuk menangani hal teknis dilakukan koordinasi antardivisi, meliputi tim bawah permukaan (subsurface) dan tim permukaan (surface), Tim Department Drilling dan Tim PDSI. Kesehatan seluruh anggota tim dipantau dan diperiksa setiap hari oleh dokter yang sudah disiapkan.

Social rescue became a priority with the first step was to finish evacuation of residents and the fulfillment of all the needs at the evacuation shelters. Meanwhile, divisions coordinated to handle technical issues, consisting of covering subsurface and surface teams, Drilling Department Team and PDSI Team. The entire team members’ health was monitored and checked daily by doctors who had been readied for the operation.

Upaya standar menghentikan semburan gas di sumur Talang Jimar adalah dynamic killing, dengan menginjeksikan lumpur berat. Namun upaya ini tak membuahkan hasil, sehingga tim kemudian memutuskan melakukan pemboran miring atau perforasi di lapisan yang sama pada jarak yang tidak jauh dari sumur semburan, yang bertujuan untuk mengurangi tekanan semburan.

The standard procedure to stop blowout at Talang Jimar well was dynamic killing, by injecting heavy mud. But this effort was fruitless, so the team then decided to carry out oblique drilling or perforations on the same layer within a short distance with the well where the blowout occurred, which aimed to reduce the blowout pressure.

Setelah tekanan sedikit berkurang, fokus berikutnya melakukan kanalisasi semburan menjauhi gas melalui capping horisontal. Alatnya dibuat sendiri oleh Departemen Driling dan PDSI. Setelah capping berhasil, tekanan semburan gas pun bisa dideteksi sehingga lumpur yang dibutuhkan untuk melakukan killing bisa dihitung.

After the pressure was slightly reduced, the next focus was to canalize blowout away from the gas through horizontal capping. The device was made by Driling Department and PDSI. After the successful capping, pressure of blowout can be detected so that the mud needed for killing can be calculated.

Akhirnya pada 28 April 2013 dilakukan killing dengan memompakan Lumpur SG 1,9 sebanyak 1.500 barrel dengan kecepatan 32 barrel per menit. Upaya ini membuahkan hasil, sehingga operasi penyelamatan Talang Jimar yang berlangsung hampir sebulan setengah, dinyatakan berakhir.

On April 28, 2013, killing was eventually carried out by pumping 1,500 barrels of 1.9 SG mud at a speed of 32 barrels per minute. These effort was successful, so the rescue operation for Talang Jimar that lasted nearly a month and a half was declared completed.

Setelah situasi dinyatakan aman sepenuhnya, penduduk yang bertempat tinggal dalam radius hingga 300 meter dari titik sembur gas diperbolehkan kembali ke rumah mereka.

Once the situation was declared fully safe, the residents who live within a radius of up to 300 meters from the point of blowout, were allowed to return to their homes.



Langkah yang dilakukan adalah membentuk Tim Penyelamatan Keadaan Darurat (Tim PKD), yang dibagi menjadi dua. Satu tim bertanggung jawab menanggulangi persoalan sosial, dan tim lain menangani teknis.

227


PERSIAPAN PENSIUN PEKERJA [G4-EC3] [G4-LA10] Perhatian Perusahaan terhadap para pegawai tidak hanya sebatas saat mereka masih aktif bekerja. Kami juga tetap memperhatikan mereka setelah nantinya memasuki usia pensiun. Sesuai PKB, usia pensiun pekerja PT Pertamina EP adalah 56 tahun. Sepanjang tahun 2013 tercatat ada 54 pekerja yang memasuki usia pensiun.

EMPLOYEE RETIREMENT PREPARATION [G4-EC3] [G4LA10] The Company’s attention for employees is not only limited to the time they still actively work. We also continue to care for them after their retirement. In accordance with CLA, retirement age of PT Pertamina EP’s employees is 56 years old.

Ada beberapa program dan kegiatan yang diselenggarakan Perusahaan untuk para pekerja dalam mempersiapkan mereka memasuki pensiun. Kami menyertakan para pekerja dalam penyelenggaraan pemberian pensiun dan tunjangan kesejahteraan hari tua melalui sejumlah program pensiun, yang diselenggarakan sendiri maupun bekerja sama dengan perusahaan penyelenggara dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) sesuai pilihan pekerja. Salah satu program pensiun adalah imbalan pascakerja iuran pasti yang diselenggarakan Perusahaan adalah Jamsostek.

There are several programs and activities provided by the Company for its employees in preparing for their retirement. We enroll the employees into pension fund institution and old-age welfare benefits through a number of retirement programs, both managed by hits own or in cooperation with the financial institution of pension funds (DPLK/FIPF) of the employees’ choice. One of the pension programs is a defined contribution pension program provided by the Company is Jamsostek.

Ada tiga bentuk program Jamsostek yang dijalankan, yakni:

Three programs of Jamsostek being implemented are:

• Jaminan Hari Tua (JHT) dengan ketentuan besaran premi 3,7 persen dari gaji pokok dibayarkan Perusahaan dan 2 persen lainnya dibayarkan pekerja. • Jaminan kecelakaan kerja dengan ketentuan besaran premi 0,80 persen dari gaji pokok ditanggung Perusahaan. • Jaminan kematian dengan ketentuan besaran premi 0,30 persen dari gaji pokok menjadi tanggungan Perusahaan. Kami juga menyelenggarakan pembekalan atau pra-kondisi sebagai persiapan yang dilakukan sebelum seorang pekerja memasuki usia pensiun. Adapun bentuk pembekalan yang dilakukan adalah: Pembekalan aspek health & psychological. Pengelolaan keuangan (finance management). Kewirausahaan. Kunjungan pengusaha sukses, usaha pertanian, peternakan dan perikanan. • Hak dan kewajiban pekerja setelah pensiun. • • • •

228


• Old Age Security (JHT) program with premium 3.7% of basic salary paid by the Company and another 2% is paid by the employees. • Work-related accident benefit with premium 0.80% of basic salary paid by the Company. • Death benefit with premium 0.30% of the basic salary paid by the Company.

We also hold an orientation or pre-condition as the preparation before an employee retires. The forms of the orientation are:

• • • •

Orientation on health and psychological aspects. Financial management. Entrepreneurship. Visits to successful entrepreneurs, agriculture, livestock and fisheries businesses. • Employee’s rights and obligations after retirement.

PRODUKTIVITAS PEKERJA Employee Productivity

PRODUKSI MINYAK MENTAH (MBOPD) / TOTAL PEKERJA Crude oil production (MBOPD)/Total employees

0.037

0.039 0.033

2012

2013

0.317

0.321 0.281

2011

2012


2011

PRODUKSI GAS (MMSCFD) / TOTAL PEKERJA Gas production (MMSCFD)/Total employees

2013

"Tahun 2013 menjadi tantangan bagi kami untuk menghasilkan produksi yang telah ditetapkan, guna memenuhi target tersebut berbagai metode kami terapkan untuk mencapai hasil yang ditetapkan." ~Beni J Ibradi AD Operation & Production Director~ “The year 2013 was a challenge for us to achieve production targets, in order to meet them, we applied various methods to achieve the targeted output.” ~Beni J Ibradi AD Operation & Production Director~


229

230


PROCESS Process STRATEGI MENGHADAPI TANTANGAN OPERASI Sejak didirikan pada tujuh tahun lalu, PT Pertamina EP mengelola field migas yang masih eksis dan merupakan bekas Wilayah Kerja induk perusahaan, PT Pertamina (Persero). Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan Perusahaan meningkatkan produksi migas, sesuai target yang ditetapkan ditetapkan pemegang saham.

Kendala dan tantangan bersifat nonteknis, meliputi aspek sosial dan lingkungan hidup, yaitu:

STRATEGIES TO FACE OPERATIONAL CHALLENGES Since its establishment seven years ago, PT Pertamina EP has been operating existing oil and gas fields that are former working areas of parent company, PT Pertamina (Persero). This condition is a challenge for the Company in increasing oil and gas production, according to the targets set by shareholders.

Non-technical obstacles and challenges, including social and environmental aspects, namely: • Security issues related to oil theft and production facilities.

• Tumpang tindih lahan dengan penambangan batubara dan kehutanan.

• Overlapped land with coal mining and forestry.

• P enambangan liar pada sumur-sumur milik Perusahaan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

• Illegal mining at wells belonging to the Company by irresponsible parties.

• Pungutan dan biaya sosial.

• Charges and social costs.

• Tuntutan tenaga kerja.

• Labor demands.

• Perubahan regulasi.

• Changes in regulations.

Kendala dan tantangan bersifat teknis, meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, yaitu:


• I su keamanan terkait pencurian minyak dan fasilitas produksi.

Technical obstacles and challenges, including exploration and exploitation activities, namely:

• K endala perizinan, teknis dan pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan eksplorasi.

• Licensing, technical and funding obstacles in exploration activities implementation.

• Sebagian besar field tergolong tua, secara alamiah berpengaruh pada penurunan produksi yang mencapai 18% pertahun. Diikuti kadar air yang tinggi dan masalah kepasiran. Bahkan di beberapa sumur terpaksa dihentikan sementara (suspended) karena dinilai kurang ekonomis.

• Most of the fields are relatively old, which naturally affect the production decline at 18% per year. Coupled with high water content and sand problem. Some of the wells had to be suspended because they were considered less economical.

• I nfrastruktur operasi dan fasilitas produksi yang telah melewati usia produktif.

• Operational infrastructure and production facilities have passed productive age.

• K endala perizinan, peruntukan lahan, perubahan topografi, dan teknis lainnya dalam pelaksanaan reaktivasi sumur suspended.

• Licensing, land use, topography changes, and other technical obstacles in reactivating suspended wells.


231


Non-Technical Challenges In licensing issues, the Company is always trying to coordinate with all stakeholders. This move resulted in the issuance of the required permits, so that throughout 2013 exploration activities were able to be carried out, including preliminary surveys, exploration, development, production, and post-operation. The permits also enabled us to continue the realization of planned exploitation activities.

Tantangan Nonteknis Dalam masalah perizinan, khususnya, Perusahaan selalu berusaha berkoordinasi dengan segenap pemangku kepentingan. Langkah ini membuahkan hasil dengan terbitnya perizinan yang dibutuhkan, sehingga sepanjang tahun 2013 dapat dilakukan kegiatan eksplorasi meliputi kegiatan survei awal, eksplorasi, pengembangan, produksi, dan pasca operasi. Ijin yang diperoleh juga memampukan kami melanjutkan realisasi kegiatan eksploitasi yang sudah direncanakan . PEMENUHAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA HULU MIGAS Fulfillment of Upstream oil and gas business operation licensing

SURVEI AWAL Preliminary Survey

EKSPLORASI Exploration

PENGEMBANGAN Development

PRODUKSI Production

PASCA OPERASI Post Operation

JUMLAH JENIS PERIZINAN Number of Licenses

24

69

95

90

9

72

JUMLAH IZIN TERPENUHI DALAM KEGIATAN E&P Number of Licenses Fulfilled in E&P Activities

Pertamina EP’s operating activities are also faced with the problem of oil theft by irresponsible parties. There were two forms of oil theft modus operandi that occurred during 2013, namely: [G4-SO2]

Kegiatan Pertamina EP dalam beroperasi juga dihadapkan pada kendala pencurian minyak oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Ada dua bentuk modus operandi pencurian minyak yang terjadi selama tahun 2013, yaitu: [G4-SO2] 1. Penjarahan minyak yang dialirkan melalui pipa dengan cara melubangi pipa di dalam tanah (illegal taping), dan mengalirkannya ke lokasi penampungan yang sudah disiapkan. Jalur pipa distribusi yang kerap menjadi sasaran para pelaku adalah jalur pipa Tempino – Plaju.

1. Looting of oil flowed through the pipeline by punching holes into the underground pipe (illegal taping), and flow it into the prepared container. Distribution pipeline that often became the perpetrators’ target was Tempino - Plaju pipeline.

2. Pemboran liar (illegal drilling) pada sumur-sumur produksi milik Pertamina EP.

2. Illegal drilling at the production wells owned by Pertamina EP.

PERBANDINGAN TINGKAT PENCURIAN 2012 & 2013 Theft rate comparison 2012 & 2013

Kabel Cable Minyak Mentah & Kondensat Crude Oil & Condensate

0 8 3 57

Fasilitas Produksi Production Facilities Pipa Pipe

232


2012

36

57 45 8

2013


Kami menyikapi serius kondisi ini dan terus menjalin kerjasama dengan aparat keamanan, baik dari unsur Kepolisian RI (Polri) maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada 28 Agustus 2013 Pertamina EP dan TNI menandatangai perjanjian kerjasama pembinaan teritorial dan penyaluran bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). [G4-SO11]

We are addressing this condition seriously and continue to work closely with the security forces, both from the Indonesian National Police (Polri) and Armed Forces (TNI). On August 28, 2013, Pertamina EP and the Armed Forces signed a territorial development cooperation agreement and corporate social responsibility (CSR) aid distribution. [G4-SO11]

Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Syamsu Alam selaku Presiden Direktur Pertamina EP dan Mayor Jenderal TNI Meris Wiyardi selaku Asisten Teritorial KSAD. Melalui kerjasama ini, TNI akan membantu pengamanan asetaset Pertamina EP melalui program-program pembinaan teritorial yang diselaraskan dengan program-program CSR Perusahaan.

The cooperation agreement was signed by Syamsu Alam as President Director of Pertamina EP and Maj. Gen. Meris Wiyardi as Assistant Territorial of Army Chief of Staff. Through this cooperation, the Armed Forces will help secure Pertamina EP’s assets through territorial development programs that are aligned with the Company’s CSR programs.

Sebagai tindak lanjut dari perjanjian kerjasama tersebut, Pertamina EP telah dapat meminimalkan kasus-kasus pencurian minyak, sehingga tingkat kerugian juga dapat ditekan. Di Tempino – Plaju pada bulan Juli 2013, sekitar 87,2%. [OG13]

As the outcome the cooperation agreement, Pertamina EP has been able to minimize the oil theft cases, which also reduced the losses at Tempino - Plaju in July 2013, to approximately 87.2%. [OG13]


233


87.2% Penurunan minyak mentah yang hilang di Tempino - Plaju Decrease in crude oil losses at Tempino - Plaju

Selain itu dengan dibantu personel Polri dan TNI, Pertamina EP berhasil mengamankan kembali sumur-sumur yang selama ini dimanfaatkan untuk kegiatan pemboran liar, yakni:

In addition, with the support of the Police and Armed Forces personnel, Pertamina EP managed to secure the wells that had been targeted for illegal drilling activities, namely:

1. Sumur-sumur di field Ramba, Sumatra Selatan di wilayah kerja Pertamina EP Asset 2, yang memiliki potensi menambah kapasitas produksi hingga 200 BPOD.

1. The wells at Ramba field, South Sumatra in Pertamina EP’s Asset 2 working area, which has the potential to increase production capacity up to 200 BPOD.

2. Selain meningkatkan potensi lifting minyak, pengambilalihan kembali sumur-sumur tersebut dapat mencegah dampak kerusakan terhadap lingkungan karena selama ini dikerjakan tanpa memperhatikan aspek HSSE (health, safety, security, and environment atau kesehatan, keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan).

2. Besides increasing the oil lifting potential, the takeover of wells can prevent damage to the environment as they previously had been operated without regard to HSSE (health, safety, security, and environment) aspect.

3. Penertiban terhadap para penambang sumur minyak di Kecamatan Malo dan Kadewan, Kabupaten Bojonegoro yang masuk field Cepu di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4. Aksi penertiban dilakukan dengan membongkar menara tripod yang berada di lokasi sumur tersebut.

3. The control over miners at oil wells in Malo and Kadewan districts, Bojonegoro Regency who entered Cepu field within Pertamina EP’s Asset 4 working area. The measure was done by dismantling the tripod tower located at the well site.

234


Tantangan Teknis Sebagai tindak lanjut tantangan bersifat teknis, Pertamina EP selama kurun waktu tahun 2013 melanjutkan pelaksanaan grand strategy pembenahan simultan kondisi fasilitas produksi di seluruh area, sehingga sesuai standar perusahaan kelas dunia. Ada empat program yang secara berkesinambungan telah dilaksanakan sejak tahun 2011, yakni: 1. Program peningkatan (improvement) fasilitas produksi eksisting. 2. Program penerapan pengelolaan proyek fasilitas produksi (project system). 3. Program pemeliharaan inovasi (innovative/correction maintenance). 4. Program peningkatan perangkat, sistem dan sumber daya manusia (SDM).

Technical Challenges As a follow-up measure to technical challenges, Pertamina EP during 2013 continued the implementation of grand strategy to simultaneously revamp the production facilities conditions at all areas, to meet the World Class Company standard. There are four programs that have been implemented continuously since 2011, namely:

Penerapan program tersebut memberikan dampak nyata hingga di tahun 2013, meliputi peningkatan produksi, kompetensi pekerja, efisiensi energi dan waktu, serta terjaganya ketersediaan pasokan gas.

The implementation of the programs has a real impact in 2013, including increase in production, employee competencies, energy and time efficiency, as well as the maintained gas supply availability.

1. Improvement program for existing production facilities. 2. Project management implementation program for production facilities (project system). 3. Innovative/correction maintenance program.


4. Device, system and human resources (HR) enhancement program.

“Di pertengahan Tahun 2013, kami berhasil melakukan Rerouting Pipa L-Parigi - Cilamaya tanpa ada shutdown, dan dapat menyelesaikan waktu 4 bulan lebih cepat dari yang ditetapkan.” ~VP. Surface Facilities Jamsaton Nababan~ “In mid 2013, we successfully conducted Re-routing of L-Parigi - Cilamaya pipeline without shutdown, and completed the work four months earlier than the initial plan.” ~VP. Surface Facilities Jamsaton Nababan~


235


BEBERAPA PROGRAM PENCAPAIAN GRAND STRATEGY DI TAHUN 2013 Grand Strategy achievement programs 2013 PROGRAM

URAIAN PROGRAM | Program description

MANFAAT | Benefit

Improvement

• Program peningkatan meliputi pengantian sumber energi penerangan bersumber solar dari semula genset, • Penggabungan sistem WebGIS pada database untuk seluruh fasilitas produksi • Optimalisasi klausul-klausul losses penalty kepada transporter dan sharing cost dalam facility sharing agreement antara Pertamina EP dan mitra

• Penghematan energi • Data komprehensif untuk pelaporan real-time • Penurunan losses dari rata-rata 10.7% menjadi 0.83%

• Improvements program include substitution of the energy source for lighting to diesel fuel from genset previously • Integrating WebGIS system on the database for the entire production facilities • Optimization clauses of losses penalty to transporter and in cost sharing agreement between the PEP and Partners

• Energy savings • Comprehensive data for real-time reporting • Impairment losses from average of 10.7% to 0.83%

• Pemasangan pipa bypass dengan cara tie-in point sebagai antisipasi total shutdown • Pemasangan gas kompresor untuk mempertahankan produksi gas di field Musi Barat dan field Betung

• Menjaga pasokan gas sebesar 75 MMSCFD ke konsumen di Jawa Barat • Meningkatkan produksi gas dari semula 104 MMSCFD menjadi 170 MMSCFD

• Installation of a bypass pipe by tie-in point in anticipation of a total shutdown • Installation of gas compressors to maintain gas production at Musi Barat field and Betung field

• Maintain gas supply at 75 MMSCFD for consumers in West Java • Increase gas production from 104 MMSCFD to 170 MMSCFD

• Pengemabngan Maintenance Management System berbasis program MySAP • Pembuatan jadwal program PM & OH untuk peralatan gas dan alat berat dengan timeline • Pemeliharaan fasilitas produksi CO2 removal plant Merbau secara berkala setiap 5 tahun sekali

• Tersedianya sistem pemeliharaan terpada dengan sistem pengadaan dan keuangan • Meningkatkan kehandalan dan ketersediaan peralatan gas dan alat berat • Mengembalikan kinerja CO2 removal plant sesuai kondisi awal

• Development of Maintenance Management System based on MySAP program • Preparation of PM & OH program schedule for gas and heavy equipment with timeline • Production facilities maintenance of Merbau CO2 Removal plant periodically once every 5 years

• Availability of maintenance system integrated with procurement and financial systems • Improving the reliability and availability of gas and heavy equipment • Restore the of CO2 Removal Plant performance to the initial conditions

• Pelatihan Safety Operation dan Maintenance • Pelatihan Offshore Structure, Pipeline, dan Terminal • Pelatihan dasar-dasar terkait Risk Based Inspection

• Meningkatkan basic competency Pekerja SF tentang Safety Operation dan Maintenance

• Operation and Maintenance Safety Training • Offshore Structure, Pipeline and Terminals Training • Risk Based Inspection basics training

• Improving SF Employee Basic Competency on Safety Operation and Maintenance

Project system

Maintenance

People Development

Pencapaian Grand Strategy ikut menunjang percepatan proyek pengembangan yang berjalan sesuai target dan Pelaksanaan Sistem Sinergi Optimalisasi Produksi (SSOP) yang ikut perpengaruh dalam meningkatkan produksi migas.

236


The Grand Strategy achievements will support the development project acceleration to run according to target and Production Optimization Synergy System (POSS) implementation, which also contributed in increasing oil and gas production.

PENGEMBANGAN PROYEK PERCEPATAN PAGARDEWA, KUANG, GAJAH BERINGIN (PKG/ PAKU GAJAH) Upaya menambah cadangan migas baru, diantaranya melalui penerapan konsep eksplorasi target dangkal pada reservoir batu pasir formasi Muara Enim (MEF). Percepatan fase eksplorasi ke fase pengembangan dapat menemukan dan menambahkan cadangan untuk kemudian menuju fase eksploitasi untuk pemenuhan kebutuhan gas Sumatera Selatan.

2013

PENCAPAIAN

PROJECT DEVELOPMENT ACCELERATION OF PAGARDEWA, KUANG, GAJAH BERINGIN (PKG/PAKU GAJAH) Efforts to add new oil and gas reserves, including through the application of shallow target exploration concept at sandstone reservoir of Muara Enim Formation (MEF). Accelerating the exploration phase to the development phase can discover and add reserves for later exploitation phase to meet the gas needs in South Sumatra.

2014

Achievement

TARGET Target

2015

TARGET Target

Produksi minyak Oil production


1,000 BOPD

1,420 BOPD

1,420 BOPD

Produksi gas Gas production



41 MMSCFD

72 MMSCFD

PELAKSANAAN SISTEM SINERGI OPTIMALISASI PRODUKSI (SSOP) Dalam pelaksanaannya, SSOP mempertimbangkan segala aspek dari bawah permukaan GGRP (Geophysics, Geology, Resevoir and Production) sampai permukaan (fasilitas produksi), termasuk aspek HSE. Hasil dari SSOP adalah potensi peningkatan produksi secara berkelanjutan sampai batas teknis yang diizinkan, sehingga menjadi referensi dalam penyusunan Rencana Kerja maupun revisi Rencana Kerja.

Field Pangkalan Susu



97 MMSCFD

PRODUCTION OPTIMIZATION SYNERGY SYSTEMS (POSS) IMPLEMENTATION In its implementation, POSS takes into account all aspects from GGRP (Geophysics, Geology, Reservoir and Production) subsurface to surface (production facilities), including HSE aspect. The POSS results are the potential of sustainable production increase to the extent technically permitted, to be used as reference in the preparation of the Work Plan and revised Work Plan.

Field Tambun

Field PPEJ

Penambahan produksi minyak Additional oil production



1,481 BOPD

7,710 BOPD

13,460 BOPD

Penambahan produksi gas Additional oil and gas production



37.4 MMSCFD

4 MMSCFD

10.6 MMSCFD


237


REAKTIVASI SUMUR SUSPENDED Upaya lain untuk meningkatkan kemampuan lifting minyak adalah reaktivasi sumur-sumur suspended yang masih memiliki potensi untuk diproduksikan. Terdapat 5.144 sumur suspended yang tersebar pada 17 Field di seluruh Wilayah Kerja PT Pertamina EP. Total rekomendasi untuk Implementasi reaktivasi sumur hasil evaluasi surface & subsurface engineering serta evaluasi fasilitas produksi adalah sebanyak 1.755 sumur.

SUSPENDED WELL REACTIVATION Other efforts to increase lifting capability is reactivation of suspended wells that still have potential to produce. There are 5,144 suspended wells in 17 across working areas of PT Pertamina EP. Total number of wells recommended for well reactivation implementation as results of the evaluation of surface and subsurface engineering as well as production facility evaluation was 1,755 wells.

Sejak tanggal 16 Februari 2011 sampai dengan Desember 2013, total hasil reaktivasi sumur suspended dari seluruh Wilayah Sumatera, Jawa dan KTI sebanyak 938 sumur terdiri dari 740 sumur reaktivasi produksi minyak, 32 sumur reaktivasi produksi gas, 148 sumur reaktivasi untuk injeksi serta 18 sumur reaktivasi P&A. Tingkat keberhasilan terhadap total reaktivasi 772 sumur minyak dan gas adalah: yang mempunyai gain hanya 370 sumur (48%) dan yang no gain sebanyak 402 sumur ( 52%). Total initial gain produksi minyak sebesar 9062.4 BOPD dan initial gain produksi gas sebesar 31.8 MSCFD sehingga didapatkan rata-rata initial gain produksi setiap sumurnya sebesar 16.5 BOPD untuk sumur minyak dan 1 MSCFD untuk sumur gas.

Since February 16, 2011 to December 2013, the total number of reactivated suspended wells in all areas of Sumatra, Java and Eastern Indonesia Region (EIR) was 938 wells, consisting of 740 reactivated wells for oil production, 32 reactivated wells for gas production, 148 reactivated wells for injection and 18 reactivated wells for P&A. The success rate of total reactivation of 772 oil and gas wells are: Gain was only achieved by 370 wells (48%) while No Gain was 402 wells (52%). Total initial gain of oil production was 9,062.4 BOPD and initial gain of gas production was 31.8 MSCFD, and the average production initial gain per well was 16.5 BOPD for oil wells and 1 MSCFD for gas wells.

Dengan demikian persentase total realisasi reaktivasi sumursumur suspended terhadap total kandidat rekomendasi reaktivasi sebesar 53 %.

Thus the percentage of the total actual reactivation of suspended wells to total reactivation recommendation candidates was 53%.

Perkiraan produksi terhadap rencana reaktivasi sumur suspended pada tahun berikutnya seperti berikut : • Implementasi reaktivasi Sumur Suspended di tahun 2014 sebanyak 110 sumur, perkiraan initial gain produksi sebesar 10 BOPD/well. • Implementasi reaktivasi Sumur Suspended di tahun 2015 sebanyak 110 sumur, perkiraan initial gain produksi sebesar 10 BOPD/well.

Estimated production of suspended well reactivation plan in the following years is as follows: • Suspended well reactivation implementation in 2014 is at 110 wells, with estimated production initial gain of 10 bopd/well. • Suspended well reactivation implementation in 2015 is at 110 wells, with estimated production initial gain of 10 bopd/well.

2013 • Reaktifasi 404 sumur. • Total kumulatif 938 reaktivasi sumur. • Total produksi awal 9,062 BOPD dari 740 sumur dengan ratarata awal produksi minyak per sumur 16,5 BOPD. • Rata-rata awal produksi gas 0,6 MMSCFD.

238

PENCAPAIAN Achievement

• Reactivation of 404 wells. • Total cumulative 938 reactivated wells. • Total Initial Production 9,062 BOPD from 740 wells with Average Initial Production of oil per well 16.5 BOPD. • Average initial production of gas 0.6 MMSCFD.

2014

TARGET Target

2015

TARGET Target

Produksi Production

Produksi Production

1,329 BOPD

1,329 BOPD




239


PROYEK ENHANCED OIL RECOVERY Selanjutnya langkah yang dilakukan untuk menjaga keberlanjutan produksi di field minyak, terutama mengatasi masalah penurunan alami cadangan minyak adalah melakukan metode pengurasan minyak tahap lanjut, dengan secondary recovery dan tertiary recovery. Metode ini diterapkan pada field yang sudah tergolong tua, dan diharapkan dapat lebih mengoptimalkan perolehan minyak hingga lebih dari 50%.

PENCAPAIAN

TARGET

2013

Penambahan Produksi Additional Production

ENHANCED OIL RECOVERY PROJECT Another measure undertaken to maintain sustainability of production at the oil field is by conducting enhanced oil recovery method, with secondary recovery and tertiary recovery. This method is applied to the fields that are categorized as ols, and is expected to further optimizel oil recovery factor by more than 50%.

TARGET

2014

2015

26,537 BOPD



Penambahan Cadangan Additional Reserves

6,937 BPOD

15,374 BPOD

31 MMSTB Proyek mencakup studi dan implementasi pilot secondary recovery & tertiary recovery yang dilaksanakan sesuai Rencana Kerja POFD Fullscale waterflood dan injeksi surfaktan yang disetujui oleh SKK Migas, bekerjasama dengan universitas dalam negeri.

The project covering study and implementation of the Secondary Recovery & Tertiary Recovery Pilot is implemented according to the full scale waterflood POFD Work Plan and surfactant injection approved by SKK Migas, in collaboration with universities in the country.

Metode pengurasan minyak tahap lanjut atau dikenal Enhanced Oil Recovery (EOR) telah dilakukan di field Pertamina EP sejak tahun 1976 dan meliputi fase pengurasan sekunder dengan menggunakan injeksi air.

Enhanced Oil Recovery (EOR) method has been applied at Pertamina EP’s fields since 1976 and including secondary recovery phase using water injection.

SKEMA METODE PENGURASAN MINYAK TAHAP LANJUT Enhanced oil recovery method scheme

MONITOR & UPDATE GGR MODELING

PREPARATION OF SECONDARY & TERTIARY: • Advanced Seismic processing • 3D seismic aquititions • Updating data • New Concept applications • Modeling • Choosing technology • Pilot project

MONITOR & UPDATE GGR MODELING

TERTIARY SECONDARY PRIMARY

240


Penerapan metode ini pada prinsipnya dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa tekanan bawah permukaan yang sudah menurun menyebabkan kurang maksimalnya proses pengurasan minyak. Hingga kemudian memanfaatkan air terproduksi dari fields untuk di injeksi dan membantu proses pengurasan minyak.

The application of this method is in principle based on consideration that the drop in subsurface pressure will cause less than maximum oil recovery process. Therefore produced water from the fields is reused to be injected and help the process of oil recovery.

Sebagai bentuk inovasi, sejak tahun 2007, penerapan metode pengurasan tersier mulai diberlakukan di beberapa field berdasarkan kajian bersama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada dan Konsultan. Hingga 2013, telah dilakukan 11 pilot injeksi dengan metode waterflood ataupun injeksi surfaktan.

As a form of innovation, since 2007, the application of tertiary recovery method has been applied in several field based on joint studies with the Bandung Institute of Technology (ITB), Bogor Agricultural Institute (IPB), Gajah Mada University and Consultant. Until 2013, 11 injection pilots have been done with waterflood or surfactant injection methods.


PENERAPAN METODE PENGURASAN TERSIER 2013 Tertiary recovery method application 2013 FIELD BAJUBANG

FIELD LIMAU

Uji coba penerapan injeksi surfaktan jenis lain telah dilakukan dengan metode injeksi secara huff & puff sejak 2010

Penerapan injeksi ASP (AlkalineSurfactant-Polymer) di blok seksi P, Q-22 dan Q-51. Dimulai sejak tahun 2013 dengan bekerja-sama dengan Mitra.

Trial application of other type of surfactant injection has been done with huff & puff injection method since 2010.

11

Application of ASP (Alkaline-SurfactantPolymer) injection in the block’s section P, Q-22 and Q-51. Starting in 2013 cooperation with partners.

Pilot Injeksi dengan metode waterflood dan injeksi surfaktan telah dilaksanakan. injection pilots with waterflood and surfactant injection methods have been carried out.

Diantara pilot program tersebut, Pertamina EP memanfaatkan CO2 sebagai injeksi untuk kegiatan studi dalam pengurasan tertier. CO2 yang digunakan berasal dari gas ikutan dalam proses produksi minyak mentah, yang selanjutnya diinjeksikan ke sumur yang akan dikuras. Studi tersebut telah menjadi pilot injeksi pada tahun 2012 di field Jatibarang, dengan pertimbangan lapangan memiliki potensi CO2 dari fields PT Pertamina EP yang ada di sekitarnya. [G4EN5]

In these pilot programs, Pertamina EP using CO2 as injection for studies in tertiary recovery. The CO2 gas that is used comes from associated gas in the crude oil production process, which is subsequently injected into wells to be recovered. The study was an injection pilot in 2012 at Jatibarang Field, with consideration that the field has CO2 potential from PT Pertamina EP’s surrounding fields. [G4-EN5]

Studi injeksi CO2 terus dikembangkan untuk menciptakan proses daur ulang (recycle) dan pemanfaatan kembali (reuse) CO2 yang dihasilkan. Dengan demikian CO2 yang dihasilkan sebagai gas ikutan dalam proses produksi minyak mentah, tidak akan dilepas ke udara sebagai emisi sehingga secara langsung kami ikut mengurangi keberadaan emisi gas rumah kaca. [G4-EN19]

CO2 injection studies continue to be developed to create a recycling and reusing processes of generated CO2. Thus the CO2 that is generated as associated gas in crude oil production process, will not be released into the air as emission so that we directly help reduce greenhouse gas emissions. [G4-EN19]


241


PENCAPAIAN MENGHADAPI TANTANGAN OPERASI ACHIEVEMENTS IN FACING CHALLENGES Penemuan Sumber Daya Migas dan Hasil Test Terbesar di Tahun 2013 The largest Oil and Gas Resource Discovery and Test Results in 2013 Pemboran Jati Asri (JAS)-1 di Jawa Barat memiliki sumber daya migas sebesar 67 MMBOE (RR) dan merupakan sumberdaya migas terbesar dengan hasil test sebesar 3.110 BOPD. Jati Asri (JAS)-1 drilling in West Java has 67 MMBOE (RR) of oil and gas resources. It is the largest oil and gas resources with test results of 3,110 BOPD. Penemuan Sumberdaya Gas Terbesar Tahun 2013 | Largest Gas Resource Discovery in 2013 Sumur Azalea (AZL)-1 di Jambi memiliki sumber daya kontijen gas sebesar 156 BCFG (RR). Azalea well (AZL)-1 in Jambi has the gas contingent resource of 156 BCFG (RR). Play Stratigrafi Eksplorasi Tahun 2013 | Exploration Stratigraphic Play in 2013 Dengan terbuktinya konsep baru stratigrafi pada penemuan tambahan cadangan terbukti dalam pemboran JAS-1 maka peluang untuk mencari tambahan cadangan migas semakin besar. With the proven new concept of stratigraphic play by discovering proven additional reserves in JAS-1 drilling, there will be greater opportunity to find additional oil and gas reserves. Pengamanan Aset | Protection of assets Bekerjasama dengan pemangku kepentingan, Perusahaan berhasilkan mengamankan penurunan sekitar 87,2% minyak mentah yang hilang di Tempino - Plaju. By cooperating with stakeholders, Company has managed to reduce the crude oil losses at Tempino Plaju to approximately 87.2%.

242


STRATEGI LAINNYA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN OPERASI OTHER STRATEGIES IN FACING OPERATIONAL CHALLENGES

Menyikapi kendala dan tantangan teknis dan nonteknis tersebut, selama tahun 2013 Perusahaan menerapkan beberapa strategi. Terutama dalam menghadapi tantangan teknis, kami telah merumuskan inisiatif strategis dalam mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), berupa peningkatan produksi sebesar 10 persen. Upaya inisiatif strategis dimulai sejak tahun 2006, dan secara berkesinambungan akan terus dilaksanakan hingga tahun 2035.

1

Enhance Reactivation of old wells at existing fields. • TAC PEP-PBMSJ. • KSO PEP-Santika Pendopo E. • TAC PEP-Pilona PPTL.

2 Menjalankan program pressure maintenance secara konsisten.

3

Meningkatkan frekuensi pigging untuk mengatasi scaling problem pada pipa produksi. Increase pigging frequency to overcome scaling problems at production pipeline.

4

Pelaksanaan pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate sosial responsibility). Baik yang difasilitasi dan dilaksanakan sendiri oleh Pertamina EP, maupun oleh induk Perusahaan. Implementation of corporate social responsibility fulfillment, both facilitated and carried out by Pertamina EP, as well as by parent company.

5

28 Lapangan Telah menerapkan nihil air buangan (zero water discharge) untuk menunjang program pressure maintenance secara konsisten. Conduct Pressure Maintenance program consistently. Twenty eight fields have implemented zero water discharge to support Pressure Maintenance program consistently.

Mengamankan keberadaan aset beserta kegiatan operasi bekerjasama dengan pemangku kepentingan 87,2% Penurunan minyak mentah yang hilang di Tempino - Plaju. Secure the assets and operations in collaboration with stakeholders 87.2% decrease in crude oil losses at Tempino - Plaju

6

Melakukan simulasi reservoir untuk mengidentifikasi minyak dan gas yang belum terproduksi. Conduct reservoir simulation to identify the unproduced oil and gas. • Region KTI: Klamono. • KSO PEP-GEO Minergy S. Lilin, Jambi.

7

Optimalisasi transportasi minyak dari road tank menggunakan pipa. Optimization of oil transport from road tank through pipe.

8

Optimalisasi dan penggantian fasilitas produksi. Production facilities optimization and replacement. • KSO PEP-Santika Pendopo Energy (Pendopo). • TAC PEP-Pilona PTL-Pendopo (Commercial Gas Facility).

9

Mengubah lifting method dari gaslift ke lifting method lain (ESP).

Change lifting method from gaslift to another lifting method (ESP). • Region KTI (Bunyu)

10

Program Enhanced Oil Recovery (EOR). 11 kick-off pilot. injeksi waterflood dan surfaktan sejak 2007. Enhanced Oil Recovery (EOR) Program. 11 waterflood and surfactant injection pilot kick-off since 2007.


243

PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY, SOCIETY

Meningkatkan reaktivasi sumur-sumur tua di lapangan existing.

In bids to address the technical and nontechnical obstacles and challenges during 2013, the Company implemented several strategies. In facing the technical challenges, we have particularly formulated strategic initiatives to meet the targets set in the Long-Term Corporate Plan (RJPP), which was 10 percent increase in production. The strategic initiative efforts have begun since 2006, and will continue to be implemented until 2035.


TECHNOLOGY Technology

VISI Vision Menjadi penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) berkelas dunia pada industri hulu minyak dan gas To become a world class service provider of information and communication technology (ICT) in the upstream oil and gas industry

MISI Mission 1. Memposisikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendaya strategis untuk mencapai sasaran bisnis dengan berfokus pada efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, integritas, ketersediaan, kepatuhan dan kehandalan. Positioning the information and communication technology as a strategic driver to achieve business targets by focusing on effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability, compliance and reliability.

2. Secara terus menerus meningkatkan kontribusi dan nilai teknologi informasi dan komunikasi bagi bisnis Pertamina EP Continuously increasing the contribution and value of information and communication technology for Pertamina EP’s business

3. Menyediakan teknologi Informasi, pengembangan dan pemeliharaan aplikasi serta memproses proses bisnis Pertamina EP Providing information technology, application development and maintenance as well as Pertamina EP’s business process

244


Sasaran yang menjadi target pencapaian fungsi ICT adalah:

Targets for ICT function achievement are:

1. Tersedianya layanan end-user computing yang memuaskan pelanggan.

1. Availability of end-user computing services that satisfy customers.

2. Menjadi ICT Service Provider yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. To be an ICT Service Provider that is able to meet customer needs.

3. Meningkatkan kualitas Tata Kelola TI (IT Governance) didasarkan pada best practice standards.

3. To improve the quality of IT Governance based on best practice standards.

4. Meningkatkan infrastruktur Teknologi Informasi yang mempunyai keamanan tangguh dengan availability dan reliability yang tinggi.

4. To improve Information Technology infrastructure that has strong security with high availability and reliability.

5. Memiliki sumber daya manusia berkualitas, yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip operational excellence.

5. To have qualified human resources, who work based on the principles of operational excellence.

The working areas of Pertamina EP that are spread from Sabang to Merauke, has empowered more than 3,000 employees in various fields. Pertamina EP’soperations ranging from exploration, drilling, development to exploitation, has provided energy for Indonesia. Therefore, in coping with every challenge in the field and operate optimally, reliable infrastructure is needed and that is where “Technology” complements the company’s production facilities.

Fungsi Teknologi dan Informasi (TI) telah memampukan Perusahaan melakukan studi termutakhir dalam ekplorasi, percepatan proyek pengembangan yang optimal, dan peningkatan produksi yang efisien. Kebutuhan komunikasi, proses otomatis, kemudahan mengakses informasi, serta pelaporan konsolidasi administrasi dan operasi telah sepenuhnya menjadi tanggung jawab TI. Untuk mampu melayani kebutuhan energi Indonesia dan memenuhi RJPP, Pertamina EP, dilengkapi Information and Communication Technology Master Plan.

Information Technology (IT) Function has enabled the Company to conduct the latest studies in exploration, project development optimal acceleration, and efficient production increase. The needs for communication, automated process, easy access to information, as well as the consolidated reporting of administration and operations has been entirely the responsibility of IT. To be able to serve Indonesia energy needs and meet Long Term Corporate Plan, Pertamina EP is equipped with Information and Communication Technology Master Plan.

INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY MASTER PLAN Perencanaan untuk pengembangan sistem dan teknologi Pertamina EP berpedoman pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) Master Plan yang tercantum dalam RJPP Pertamina EP 2011-2015, menuju perusahaan kelas dunia. ICT Master Plan PT Pertamina EP berisi Enterprise Architecture (EA) yang memenuhi kebutuhan bisnis melalui akses informasi, pemanfaatan aplikasi, dan fasilitas infrastruktur teknologi informasi untuk mencapai visi, misi, dan sasaran organisasi.

INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY MASTER PLAN Planning for Pertamina EP’s system and technology development refers to Information and Communication Technology (ICT) Master Plancontained in Pertamina EP Long Term Corporate Plan 2011 to 2015, towards a World Class Company. ICT Master Plan of PT Pertamina EP contains the Enterprise Architecture (EA) that meets business needs through access to information, the use of applications, information technology infrastructure facilities to achieve vision, mission, and goals of the organization.


245


Wilayah kerja Pertamina EP dari Sabang hingga Merauke, telah memberdayakan lebih dari 3.000 pekerja di berbagai field yang beragam. Operasi Pertamina EP dari kegiatan eksplorasi, pengeboran, pengembangan hingga eksploitasi, telah memberikan energi bagi Indonesia. Untuk itu, dalam menyelesaikan setiap tantangan di lapangan dan beroperasi optimal, dibutuhkan infrastruktur yang handal dan di sanalah “Teknologi” melengkapi fasilitas produksi perusahaan.


OPERATIONAL EXCELLENCE

SISTEM OPERASI TERPADU Integrated Operational System

PEDOMAN RENCANA KERJA Work Plan Guidelines

BUSINESS PROCESS MANAGEMENT

AUTOMATION DATABASE Automation Database

BUSINESS PROCESS MANAGEMENT

INFRASTRUCTURE Infrastructure

SUVEILLANCE & SERVICE MANAGEMENT Suveillance & Service Management

ICT MASTER PLAN 2011 - 2015

246


PENINGKATAN TEKNOLOGI 2013 TECHNOLOGY IMPROVEMENT 2013 Upgrade Kapasitas dan Penambahan Link Jaringan MPLS PEP Network

Capacity upgrade and Additional Link of MPLS PEP Network

Di tahun 2013 ini ICT telah melakukan penambahan kapasitas bandwidth jaringan WAN MPLS inter office Pertamina EP dan penambahan lokasi yang terkoneksi jaringan MPLS yaitu Jatibarang, Buatan, Ukui dan Bentayan. Dengan penambahan kapasitas ini, diharapkan meningkatkan performansi akses jaringan baik intranet maupun internet. In 2013 the ICT has upgraded MPLS WAN network inter office bandwidth capacity of Pertamina EP and the additional locations that are connected with MPLS networks, such as Jatibarang, Buatan, Ukui and Bentayan. With the additional capacity, the performance of network access both intranet and internet is expected to improve. Peningkatan aplikasi pengelolaan studi permukaan Geofisika, Geologi, Resevoir, dan Produksi (GGRP) melalui Software Asset Management

Production Optimization Synergy System

Upgrade of management application for Geophysics, Geology, Reservoir, and Production (GGRP) surface studies through Software Asset Management

Teknologi Webhosting Aplikasi GGRPFDE

Merupakan suatu solusi sistem yang didesain untuk dapat menjalan seluruh aplikasi GGRPFDE dari beberapa penyedia aplikasi yang berbeda. Sistem webhosting ini dipasang dalam sistem baru yang merupakan sistem hosting aplikasi berbasis web.

GGRPFDE Application Web hosting Technology

This is a system solution designed to be able to run the entire GGRPFDE application from several different applications providers. This web hosting system is installed in a new web-based application hosting system.

Managed Print Service

Penyediaan teknologi print, scan, copy dan fax yang ramah lingkungan dan aman disertai efisiensi biaya sampai 45%.

Managed Print Service

Provision of print, scan, copy and fax technology that is environmentally friendly and secure with cost efficiency up to 45%.

Aplikasi WEB GIS PEP

Implementasi Pertamina EP Asset Data Information System berdasarkan data spasial berbasis web yang didukung oleh infrastruktur yang handal untuk mengelola data geospatial secara terpadu untuk mendukung kegiatan operasi di Pertamina EP. Dengan data yang berbasis web yang mudah diakses dimanapun, akan mudah pengambilan keputusan yang terkait informasi spasial.

PEP GIS WEB Application

Implementation of Pertamina EP Asset Data Information System based on web-based spatial data supported by reliable infrastructure for integrated management of geospatial data to support operations at Pertamina EP. With a web-based data that is accessible anywhere, it will be easier for decision making on matters related to spatial information.

Dilakukan pemetaan area seismic Karbela di area Sumatera bagian selatan untuk mendapatkan profil 3D dengan teknologi LIDAR. Dari data ini diperoleh informasi spasial lengkap meliputi data 2D dan 3D untuk mendukung efektivitas kegiatan operasi seimik yang lebih nyata sehingga dapat dibuat rencana operasi yang lebih efektif.

Development of Digital Elevation Model (DEM) at Karbela Seismic Area

Karbela seismic area has been mapped in southern Sumatra area to obtain 3D profile with LIDAR technology. This data was obtained from the comprehensive spatial information including 2D and 3D data to support the effectiveness of more tangible seismic operations to formulate more effective operations plan.

Sistem Operasi Terpadu Produksi

Menggantikan Sistem Informasi Operasi (SIO) dalam memenuhi kebutuhan data sesuai himbauan BP Migas dan menyiapkan dashboard sesuai SOT SKK Migas dan proses kerja Pertamina EP

Integrated Production Operating System

Replacement of the Operations Information Systems (SIO) in meeting data needs according to appeal from BP Migas and prepare a dashboard in accordance with SOT SKK Migas and Pertamina EP’s work process

Enterprise Project Management

Pertamina EP telah menggunakan EPM sebagai tool untuk memonitor realisasi project terhadap perencanaan awal dari setiap fungsi di Pertamina EP, dan memproyeksikan target penyelesaian project. Target 2014, EPM akan diintegrasikan dengan SAP dan aplikasi integrated planning.

Enterprise Project Management

Pertamina EP has been using EPM as a tool to monitor project realization against initial plan from each function at Pertamina EP, dan projecting completion target of projects. The 2014 target, EPM will be integrated with SAP and integrated planning application.

Data dan Teknologi G&G G &G Data and Technology

Sertifikasi ISO/IEC 20000-1:2011 IT Service Management untuk layanan data Geologi & Geofisika Certification of ISO/IEC 20000-1:2011 on IT Service Management for Geological and Geophysical data service

Reposisi Sumur Eksisting

Fungsi ICT melakukan survei sumur-sumur eksisting untuk memperoleh data spasial yang valid diseluruh wilayah kerja Pertamina EP. Di tahun 2013, survei dilakukan di area Tanjung, Sangatta, Matindok dan Papua, dan akan dilanjutkan di tahun 2014 untuk area Sumatra. Dengan data sumur yang valid dan terintegrasi dalam sistem global, akan meningkatkan efektivitas kegiatan analisa G&G dan operasi pemboran.

Existing Well Reposition

ICT function conducts a survey on existing wells to obtain valid spatial data of all working areas of Pertamina EP. In 2013, the survey was conducted in Tanjung, Sangatta, Matindok and Papua areas, and will be continued in 2014 for Sumatra area. With valid data of the wells and integrated into global system, it will improve effectiveness in G&G analysis and drilling operation.


247


Sistem Sinergi Optimalisasi Produksi

Pembangunan Digital Elevation Model (DEM) Area Seismik Karbela


SOFTWARE ASSET MANAGEMENT [G4-PR1] Dalam menyusun Rencana Kerja, setiap lapangan operasi perusahaan mempertimbangkan segala aspek, yang berawal dari studi hingga fasilitas produksi. Mengingat bentang alam dan kondisi keragaman yang dimiliki setiap lapangan, konsolidasi informasi menjadi terintegrasi merupakan tantangan tersendiri. Berdasarkan tantangan yang dihadapi, perusahaan melaksanakan Sistem Sinergi Optimalisasi Produksi (SSOP) yang menjadi referensi dalam penyusunan rencana kerja dan revisi rencana kerja. Hingga tahun 2013, pelaksanaan SSOP telah dilakukan di 4 lapangan dan memberikan kemudahan dalam mengevaluasi informasi sehingga memberikan penambahan produksi.

SOFTWARE ASSET MANAGEMENT [G4-PR1] In preparing the Work Plan, every operating field of the company consider all aspects, which started from study to production facility. Given the diverse landscape and condition of every field, to integrate consolidated information can become quite a challenge. Based on these challenges, the Company implements Production Optimization Synergy System (POSS) as a reference in the preparation of work plans and work plan revision. Until 2013, the POSS has been implemented in 4 fields and has made it easier to evaluate information that led to oil production increase.

Namun dalam penerapan SSOP, kompleksitas informasi yang tinggi masih dapat ditemukan, terutama pada pengelolaan aplikasi proses studi permukaan Geofisika, Geologi, Resevoir, dan Produksi (GGRP) pada manajemen kontrak dan teknikal yang berjumlah besar dan beragam. Hal ini menciptakan keterbatasan kemampuan pengguna aplikasi dalam menyimpulkan referensi yang sesuai standar perhitungan untuk menyusun rencana kerja yang tepat.

However, in the POSS application, the high complexity of the information can still be found, especially in the management at the application process of Geophysics, Geology, Resevoir, and Production (GGRP) surface studies on contract and technical management that is large in numbers and diverse. This created limitations in the application user’s ability to conclude the right reference according to calculation standard for appropriate work plan.

Sebagai upaya peningkatan, perusahaan berinovasi menciptakan solusi sistem informasi dalam aplikasi Software Asset Management (SAM) yang memberikan akses bagi user asset untuk mendapatkan informasi mengenai asset aplikasi GGR yang dimiliki oleh Pertamina EP. SAM beralamat di http://home.pertamina-ep.com/sites/mdgti/mdg/ext/SAM. Secara Umum, informasi yang ditampilkan oleh SAM memberikan katalog, manual, dan duplikasi aplikasi yang sama untuk memudahkan pengguna aplikasi GGRP serta sekaligus menunjang Pertamina EP dalam pendataan ijin kepemilikan aset dan pemantauan trend utilitasi masingmasing aplikasi GGRP. [G4-PR3]

As an improvement effort, the Company made an innovation to create information system solutions in the Software Asset Management (SAM) application that provides access to information for user asset to information onthe asset’s GGR application owned by Pertamina EP. SAM’s address is at http://home.pertamina-ep.com/sites/mdgti/mdg/ext/SAM. Generally, SAMdisplays information on catalogues, manuals, and duplication of the same application to make it easier for GGRP application users and at the same time supportPertamina EP in collecting asset ownership license data and monitoring utilization trend of each GGRP application. [G4-PR3]

SAM menyediakan akses informasi yang dibutuhkan oleh user dalam satu portal baik dari sisi technical information dan administration information seperti kontrak, harga, dan trend hingga ke supporting information seperti informasi training, workshop. Dengan demikian, SAM telah menjadi knowledge base bagi manajemen Asset untuk mampu melakukan perencanaan ke depan.

SAM provides access to information needed by user in a single portal both on technical information and administration information such as contracts, prices, and trends up to supporting information such as training and workshop information. Thus, SAM has become a knowledge base for Asset management to be able to make future planning.

248


SERTIFIKASI IT SERVICE MANAGEMENT ISO/IEC 20000-1:2011 [G4-15] Di bulan September 2013, fungsi ICT Pertamina EP berhasil mendapatkan sertifikasi IT Service Management System – ISO/IEC 20000-1:2011 dari BSI (British Standards Istitution) untuk layanan data Geologi dan Geofisika. Sertifikat ini berlaku hingga tanggal 6 September 2016. Dengan adanya sertifikasi ISO 20000-1:2011, maka jaminan fungsi ICT adalah:

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan audit surveillance ISO 20000 dan menargetkan perolehan sertifikasi ISO 27000, untuk bidang keamanan informasi.

1. Perform a real-time delivery of Geology and Geophysics data service. 2. Produce a good service design to meet customer expectations without much hassles in the process of providing services. 3. Ensure the required resources are provided for service preparation. 4. Conduct appropriate mitigation for any risks that may occur as a consequence of the fulfillment of Geology and Geophysics data services. The next step is to prepare ISO 20000 surveillance audit dan set a target to obtain ISO 27000 certification, on information security.


249


1. Melakukan penyampaian layanan data Geologi dan Geofisika tepat pada waktunya. 2. Menghasilkan rancangan layanan yang baik sehingga harapan pelanggan dapat terpenuhi tanpa menimbulkan kesulitan yang berarti dalam proses penyediaan layanan. 3. Memastikan sumber daya yang dibutuhkan untuk penyusunan layanan tersedia. 4. Melakukan mitigasi yang sesuai untuk segala risiko yang mungkin terjadi sebagai konsekuensi dari pemenuhan layanan data Geologi dan Geofisika.

IT SERVICE MANAGEMENT CERTIFICATION ISO/IEC 20000-1:2011 [G4-15] In September 2013, the ICT function of Pertamina EP managed to obtain IT Service Management System-ISO/ IEC 20000-1:2011 Certification from BSI (British Standards Institution) for Geology and Geophysics data services. The certificate is valid until September 6, 2016. With the ISO 20000-1:2011 certification, the assurance of ICT functionincludes:


SISTEM OPERASI TERPADU (SOT) PRODUKSI SKK MIGAS Pada waktu yang sama, kami juga mempersiapkan Sistem Operasi Terpadu (SOT) Produksi. SOT ini diperlukan oleh SKK Migas untuk memantau produksi KKKS secara tepat waktu (real time). SOT menjadi sebuah rancangan baru yang akan menggantikan Sistem Informasi Operasi (SIO) yang selama ini digunakan. Dengan SOT maka sinergi kebutuhan data diharapkan dapat mengacu pada struktur data Pedoman Umum Pelaporan Operasi (PUPO) sesuai himbauan dari BP Migas. Dalam mempersiapkan penerapan SOT, fungsi ICT telah membuat dashboard berdasarkan PFD (Process Flow Diagram) yang akan digunakan untuk pelaporan produksi sesuai standar Production Mark Language (PRODML) dan SOT SKK Migas.

PRODUCTION INTEGRATED OPERATING SYSTEM (IOS) SKK MIGAS At the same time, we also prepared the Production Integrated Operating System (SOT). The SOT is required by SKK Migas to monitor PSC productionin real time. IOS is a new design that will replace the Operations Information System (SIO) which has been used earlier. With SOT, the data requirement synergy is expected to refer to data structure of the General Guidelines for Operations Reporting (PUPO) according to the call from BP Migas. In preparing the SOT application, ICT function has developed dashboard based on PFD (Process Flow Diagram), which would be used for the production reporting according to Production Mark Language (PRODML) standards and SOT of SKK Migas.

PENERAPAN MANAGED PRINT SERVICE (MPS) Implementasi Managed Print Service adalah penyediaan layanan print, scan, copy, fax dengan pengelolaan terukur yang efektif dan efisien. Pengelolaan biaya terintegrasi melalui konsep biaya print per lembar meliputi biaya device dan consumable.

APPLICATION OF MANAGED PRINT SERVICES (MPS) Application of Managed Print Services is the provision of print, scan, copy, fax with efficient and effective measured management. Cost management is integrated through concept of print cost per sheet covers the cost of devices and consumable.

Beberapa keuntungan dari Implementasi Managed Print Service ini antara lain : ----------------------------------------------------------------------------------Efisiensi Biaya • Menerapkan teknologi dengan running cost lebih rendah. • Meningkatkan utilisasi perangkat dengan right-sizing melalui pengukuran volume cetak per lantai. • Menerapkan teknologi ramah lingkungan (go green). • Mengurangi konsumsi listrik dan emisi karbon. ----------------------------------------------------------------------------------Produktifitas Kerja • Penerapan mobile printing/print anywhere. • Penyederhanaan proses pengelolaan perangkat. • Menerapkan paperless fax. • Proaktif pemantauan terhadap perangkat yang ada. • Menerapkan teknologi yang dapat di-integrasi-kan dengan sistem elektronik yang ada. ----------------------------------------------------------------------------------Kontrol dan Keamanan Dokumen [G4-PR8] • Menerapkan otorisasi penggunaan perangkat. • Memberikan laporan penggunaan perangkat. • Penerapan SLA yang standard dalam pengelolaan perangkat.

Some of the advantages of Managed Print Service implementation include: ----------------------------------------------------------------------------------Cost Efficiency • Applying technology with lower running costs. • Improve device utilization by right-sizing through measurement of print volume per floor. • Applying environmentally friendly technology (go green) • Reduce electricity consumption and carbon emissions. ----------------------------------------------------------------------------------Productivity • Application of mobile printing / print anywhere. • Simplification of device management process. • Implement paperless fax. • Proactive monitoring of existing devices. • Applying technology that can be integrated with existing electronic systems. ----------------------------------------------------------------------------------Document Control and Security [G4-PR8] • Applying authorization of the use of device. • Provide reports on the use of device. • Application of the standard SLA in device management.

250


PENGHEMATAN BIAYA DARI PENERAPAN MPS [G4-EN6] Cost Saving from MPS Application PENGHEMATAN Saving Biaya Rata-rata per Halaman Hitam Putih Average Cost per Page B/W Biaya Rata-rata per Halaman Warna Average cost per Page Color Jumlah Perangkat Bukan Jejaring Number of non-network Device Keterpakaian Perangkat Device Utilization Jumlah Biaya Kepemilikan per Bulan Total Cost of Ownership/Month

SEBELUM MPS Before MPS

SESUDAH MPS Sesudah MPS

Rp597

Rp88.77

Rp3,342

Rp630

48.58 %

0%

1.35 %

2.14 %

Rp708,347,218

Rp380,996,186


iADMS (INTEGRATED AUTOMATED DATA MANAGEMENT SYSTEM) DI FIELD TAMBUN Tahun 2013 ini kami juga menerapkan perangkat lunak iADMS di Field Tambun sebagai proyek awal untuk memantau data teknis secara tepat waktu.

iADMS (INTEGRATED AUTOMATED DATA MANAGEMENT SYSTEM) AT TAMBUN FIELD In 2013 we also applied iADMS software at Tambun Field as a pilot project to monitor the technical data in real-time.

Diharapkan pada tahun 2014, kami dapat menerapkan iADMS ke seluruh field di wilayah Asset 3 sebagai Pilot Project, dan pada tahun 2015, untuk semua field di wilayah yang lain.

It is expected that in 2014 we can apply iADMS at the entire fields in Asset 3 region as a Pilot Project, and all fields in other region in 2015.

Sehingga diharapkan pelaporan produksi dapat dilakukan secara real-time dan segala permasalahan yang terjadi dengan proses operasi produksi dapat segara diketahui untuk kemudian dicari solusinya dengan cepat dan efektif.

Therefore, it is also expected that production reporting can be done in real-time and all the problems that occur in the production process can be immediately known to find a solution quickly and effectively.


251


252


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahanlimbah perusahaan, sertifi kasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain The environment, such as the use of environmentally friendly and recyclable materials and energy, the company’s waste treatment systems, environmental certification, etc.

ENVIRONMENT Lingkungan PT Pertamina EP melaksanakan operasional bisnisnya berdasarkan peraturan dan kode etik bisnis yang bertanggung jawab. Tidak hanya menekankan pada proses pencapaian ekonomi, namun juga memelihara lingkungan hidup dan masyarakat yang berada di sekitar proyek Perusahaan. Kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sudah menjadi bagian penting yang selalu dipertimbangkan dalam menjalankan proses bisnis, terutama kegiatan proses utama 2013. PT Pertamina EP carries out its business operations according to responsible ethics code and business conduct. The Company does not only emphasize in the process of economic achievement, but also environmental preservation and welfare of community residing around the company’s projects. The environmental preservation and community welfare have become an important part that should always to be considered in carrying out the process of this business.

Selama tahun 2013, jumlah anggaran yang disediakan Perusahaan mencapai Rp150.648.378.776. Meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar lebih dari Rp145 miliar. [G4-EN31] PRESERVING THE ENVIRONMENT PT Pertamina EP strives to embody the commitment to environmental preservation. In addition to applying good mining practices, the commitment to preserving the environment is also realized by earmarking a special budget to finance environmental preservation programs and activities. During 2013, the amount of budget allocated by the Company reached Rp150,648,378,776. It was an increase compared to more than Rp145 billion in 2012. [G4-EN31]


253


MELESTARIKAN LINGKUNGAN PT Pertamina EP bersungguh-sungguh mewujudkan komitmen menjaga kelestarian lingkungan. Selain menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik, komitmen untuk melestarikan lingkungan juga diwujudkan melalui penyediaan anggaran khusus bagi pembiayaan berbagai program dan kegiatan pelestarian lingkungan.


BESARAN BIAYA LINGKUNGAN TAHUN 2013 [G4-EN31] 2013 Environmental Expenditure

22% Pengelolaan Emisi Udara Air Emission Management

28% Manajemen Pencegahan Prevention Management

TOTAL 150,648,378,776

3% Perlindungan Keanekaragaman Hayati dan Penghijauan Biodiversity Conservation and Reforestation

21% Pengelolaan Limbah Cair Liquid Waste Management

6% Pengelolaan Limbah Non B3 (Sampah) Non-Hazardous Waste (Garbage) Management

20% Pengelolaan Limbah B3 Hazardous and Toxic Waste Management

Pertamina EP juga terus berupaya menerapkan pemanfaatan teknologi terbaru, yang dapat menunjang program Perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kami telah menerapkan konsep pembangunan yang ramah lingkungan pada proses pengerjaan central processing plant (CPP) Area Gundih yang ada di Asset 4.

Pertamina EP also continues to use of the latest technology, which can support the Company’s program to preserving the environment. We have applied the concept of environmentally friendly development in the construction of central processing plant (CPP) of Gundih area in Asset 4.

Desain bangunan CPP dan teknologi yang digunakan, telah mengacu pada konsep bangunan ramah lingkungan (green plant). Penerapan konsep bangunan ramah lingkungan, akan dapat meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar, pengurangan emisi dan nihil air buangan.

The CPP building design and technology have complied with the environmentally friendly building concept (green plant). Application of the green plant concept, will be able to improve the fuel efficiency, reduced emissions and achieve zero waste water.

Produksi dan Penggunaan Energi Kegiatan utama Pertamina EP adalah memproduksi minyak mentah dan gas bumi, yang termasuk sebagai sumber energi. Perusahaan juga menggunakan sumber energi dalam bentuk lain untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, termasuk proses produksi.

Production and Energy Usage The main activity of Pertamina EP is producing crude oil and natural gas, which are categorized as energy sources. The Company also uses other forms of energy source to support its exploration and exploitation activities, including the production process.

Meski masih terbatas, kami telah memulai pengembangan dan penggunaan energi yang berasal dari sumber energi alternatif. Di beberapa lapangan, Pertamina EP mengembangkan pemanfaatan tenaga surya sebagai pembangkit listrik guna menambah pasokan kebutuhan listrik untuk penerangan. [G4-EN6]

Although still in limited scale, we have started the development and use of alternative energy sources. In some fields, Pertamina EP has been developing the use of solar power as power generator in order to increase electricity supply for lighting needs. [G4-EN6]

Khusus untuk pelaporan konsumsi energi dalam bentuk listrik, kami baru dapat menyajikan data volume pemakaian listrik di dalam Perusahaan yang meliputi field dalam area operasi sendiri. Kami belum dapat menampilkan data volume pemakaian listrik di luar Pertamina EP yang berasal dari mitra TAC maupun KSO. [G4-EN3] [G4-EN4]

Especially for energy consumption of electricity reporting, we can only present the data on electricity consumption volume in the Company covering the fields in the own operation areas. We have not been able to present data on electricity consumption volume outside Pertamina EP which derived from TAC and the KSO partners. [G4-EN3] [G4-EN4]

254


KONSUMSI ENERGI (GJ) DI DALAM DAN DI LUAR PERUSAHAAN* [G4-EN3] [G4-EN4] Energy Consumption (GJ) Within and Outside the Company* JENIS ENERGI Type of Energy

Minyak Oil Gas Listrik Electricity Jumlah Total

2011

2012

2013

55,698,421 4,838,854,955 926,310

54,302,336 5,890,906,504 846,841

52,580,199 6,746,511,802 165,282

4,895,479,686

5,946,055,682

6,799,257,286

*Mencakup area operasi sendiri dan kemitraan Covering own operation and partnership areas

PEMASANGAN SOLAR CELL Solar Cell Installation

168

152

615

129 86 65 15

Asset 1

Asset 2

Asset 3

Asset 4

Asset 5

Head Office

Kami mendukung pemanfaatan gas bumi sebagai alternatif sumber energi untuk menggantikan pemakaian energi fosil. Melalui Proyek Pengembangan Gas Jawa, Pertamina EP akan memasok gas sebesar 50 MMSCFD selama 12 tahun untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tambaklorok. Pemanfaatan gas dari Blok Gundih akan berdampak pada potensi efisiensi energi sekitar Rp21,4 triliun. Konversi bahan bakar high speed diesel (HSD) ke gas pada PLTGU Tambaklorok juga dapat mereduksi CO2 sebesar 800 ton ekuivalen per hari. [G4-EN7] [G4-EN19]

We support the use of natural gas as an alternative energy source to substitute fossil energy consumption. Through the Java Gas Development Project, Pertamina EP will supply 50 MMSCFD of gas over 12 years for combined cycle power plants (PLTGU) Tambaklorok. Gas utilization from Gundih block will have an impact on the energy efficiency potential of around Rp21.4 trillion. Fuel conversion of high speed diesel (HSD) to the PLTGU Tambaklorok gas can also reduce the CO2 equivalent of 800 tons per day. [G4-EN7] [G4-EN19]

Kami melanjutkan upaya-upaya untuk menghemat pemakaian energi. Upaya yang telah dilaksanakan selama tahun 2013 menjadikan intensitas pemakaian energi menjadi lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya. Ini menggambarkan tingkat pemakaian energi oleh Perusahaan menjadi semakin efisien.

We continue efforts to save the use of energy. The efforts that have been implemented during 2013 led to lower intensity of energy consumption than the previous period. This showed the Company’s energy consumption rate become more efficient.

INTENSITAS ENERGI [G4-EN5] Energy intensity KRITERIA Criteria

SATUAN Unit

Total Penggunaan Energi Total energy usage Intensitas Energi Energy intensity

BTU BTU/Produksi BOE BTU/Production BOE

2011

2012

2013

6,957,582,919,707.04

7,149,209,373,861.62

6,734,182,550,557.92

86,301.02

87,238.90

79,291.82


255


Solar Cell telah dipasang di wilayah kerja Pertamina EP. Energi yang dihasilkan mencapai 338 ribu KWh. Solar cells have been installed at Pertamina EP’s working areas. The energy generated reached 338,000 KWh


Pengelolaan Air Perusahaan berupaya mengelola penggunaan air seefektif mungkin dan senantiasa menjaga ketersediannya di alam. Pemanfaatan air terutama digunakan untuk kebutuhan domestik dan proses produksi.

Water Management The Company strives to manage the use of water as effectively as possible and always maintain the availability in the nature. Water is mainly used domestic needs and production processes.

Kebutuhan air untuk keperluan domestik di area operasi diperoleh dari air permukaan dengan pengelolaan yang memenuhi baku mutu, sedangkan di Kantor Pusat melalui pengelolaan yang dilakukan pemilik gedung tempat Perusahaan berkantor. Untuk proses injeksi sumur produksi, kebutuhan air dipenuhi dari air terproduksi yang dimanfaatkan kembali dan tidak ada yang dibuang ke badan air sehingga tidak membahayakan keanekaragaman hayati di dalamnya. [G4-EN9] [G4-EN26]

Water for domestic needs in the operational areas is witthdrawn from surface water with management that complies with the quality standards, while at the Head Office is managed by management of the building where the Company’s offices are located. Water needs for injection process of production wells are met by produced water that is reused and is not discharged into water body, thus it will not harm biodiversity in it. [G4-EN9] [G4-EN26]

Secara keseluruhan total penggunaan air di area operasi yang masuk dalam 5 Asset adalah selama tahun 2013 adalah 9.277.113,89 meter kubik (m3). Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 6.678.534 m3, seiring peningkatan kegiatan operasional Perusahaan. Adapun sumber air yang digunakan 87,9% adalah air permukaan dan hanya sebagian kecil saja yang merupakan air hasil proses daur ulang, yang dimanfaatkan di field Limau, Asset 2. [G4EN8] [G4-EN10]

Overall, total water use in the operating areas under the 5 Assets during 2013 was 9,277,113.89 cubic meters (m3). The amount was an increase from 6,678,534 m3 in 2012, in line with increases in the Company’s operations. The water sources used consisted of 87.9 % surface water and only a small portion was water resulting from the recycling process, which is used at Limau Field, Asset 2. [G4-EN8] [G4-EN10]

Kami tidak menyertakan laporan pemakaian air di lingkungan lokasi operasi mitra TAC maupun KSO. Selain itu pelaporan ini juga tidak menyertakan informasi pemakaian air di Kantor Pusat Pertamina EP, mengingat Perusahaan hanya menjadi pihak penyewa gedung.

We did not include reports of water use in the operating sites of TAC and the KSO partners. In addition, this report did not include information on the water consumption at Pertamina EP’s Head Office, considering the company is a tenant in the building.

TOTAL VOLUME PENGGUNAAN AIR BERDASARKAN SUMBER [G4-EN8] [G4-EN10] Total Volume Water Use By Sources AREA OPERASI OPERATING AREA

Jumlah Total

256

AIR PERMUKAAN SURFACE WATER 8,155,016.47

SUMBER AIR DAN VOLUME WATER SOURCES AND VOLUME (m3) AIR TANAH PDAM AIR HUJAN LAINNYA GROUND MUNICIPAL RAIN WATER OTHERS WATER WATER

1,082,128.77


0

6,812

29,756.65

AIR DAUR ULANG RECYCLED WATER 3,400

Pengambilan air dan pemanfaatannya dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan secara teratur. Kondisi ini menjadikan PT Pertamina EP tidak pernah menghadapi keluhan dari masyarakat maupun pihak berwenang, terkait dengan terganggunya sumber air di sekitar lokasi operasi. [G4-EN9]

Water withdrawal and uses are regularly supervised and monitored. This conditions prevented PT Pertamina EP from receiving any complaints from community or authorities, related to disturbance to water resources around operating sites. [G4-EN9]

Dalam kegiatan pemboran digunakan air tanah dengan sistem sirkulasi tertutup, guna mengoptimalkan pemakaian air, sehingga tidak terus menerus mengambil air permukaan. Seluruh unit operasi PT Pertamina EP telah mengimplementasikan zero discharge dimana mayoritas air terproduksi tersebut diinjeksikan kembali sebagai pressure maintenance dan enhanced oil recovery (EOR). [G4-EN10] [OG5]

Water in drilling activities is used through closed circulation system, to optimize the water consumption, to reduce continuous water withdrawal from surface water. The entire operating units of PT Pertamina EP have implemented zero discharge whereas the majority of produced water is reinjected as pressure maintenance and enhanced oil recovery (EOR). [G4-EN10] [OG5]

AREA OPERASI OPERATING AREA Jumlah Total

2013

2012

2011

62,175,910.23

62,866,351.29

54,783,605.33


VOLUME INJEKSI AIR TERPRODUKSI (m3) Produced Water Injection Volume

Keterangan: Data dari 5 Kemitraan TAC/KSO | Note: Data from 5 TAC/KSO Partners

100% Pemanfaatan kembali air terproduksi dan beroperasi secara zero discharge Reuse of produced water and zero discharge operation


257


Pengendalian Emisi Pertamina EP mendukung kebijakan Pemerintah yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) secara nasional. Kami melanjutkan studi penggunaan kembali CO2 yang dihasilkan dari sumur produksi. Sebagian CO2 digunakan kembali menjadi materi injeksi dan dimanfaatkan untuk dijual. Melalui kebijakan yang masih dalam tahapan studi ini, diharapkan nantinya CO2 yang dilepaskan ke udara sebagai emisi GRK dapat dikurangi. [G4-EN19]

Emission Control Pertamina EP supports the Government’s policy that set a target of national greenhouse gas (GHG) emission reduction. We continue the study to reuse CO2 generated by production wells. Some of CO2 is reused for injection material and for sale. Through this policy, which is currently still in study stage, the CO2 released into the air as GHG emission is expected to be reduced. [G4-EN19]

Secara berkesinambungan, Perusahaan melakukan pemantauan dan pengukuran kadar emisi GRK serta emisi gas lainnya. Baik yang dihasilkan dari kegiatan operasional maupun kegiatan pendukung lainnya. [G4-EN15, G4-EN16, G4-EN17]

The Company also continuously monitors and measures GHG emissions as well as emissions of other gases. Both generated from operating activities and other supporting activities. [G4EN15, G4-EN16, G4-EN17]

INTENSITAS EMISI GRK [G4-EN18] [EN19] GHG Emission Intensity KRITERIA Criteria

SATUAN Unit

Intensitas Beban Emisi Emission Load Intensity GHG Emission Reduction GHG Emission Reduction Base 2010 : 7.808.448,54 ton CO2 eq

ton CO2 eq/BOE ton CO2 eq %

2013

2012

2011

0.0374

0.0378

0.0474

518,626.27

770,736.75

475,630.16

16.51

9.87

6.09

Penguasaan Lahan & Keanekaragaman Hayati Dari seluruh luasan area wilayah kerja Pertamina EP yang sudah operasional, sebagian ada yang berlokasi di kawasan yang dilindungi Undang-Undang (UU) No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sebagian lagi ada yang terletak berdekatan dengan kawasan terlindung.

Land Tenure and Biodiversity Some of Pertamina EP’s working areas that have been operating, are located in protected area under Law No. 5 of 1990 on the Conservation of Bio Natural Resources and Ecosystems. Some others are located adjacent to protected areas.

Kami tetap berkomitmen untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan. Luas lahan yang digunakan untuk berkegiatan dalam satu area sumur tidak lebih dari dua hektar, sehingga kondisi di sekitarnya tetap terjaga dengan baik dan dapat meminimalkan area terdampak terutama perubahan habitat bagi spesies yang ada. [G4-EN11] [G4-EN12]

We remain committed to maintaining biodiversity in the vicinity of the Company’s activity. The area of land used for operations of a well is no more than two hectares, so that the condition of its surroundings is well preserved and can minimize affected areas, especially changes in habitat of existing species. [G4-EN11] [G4-EN12]

258


The Company also fulfills the allocation of replacement land twice the size of area used for operating activities. During 2013 we have provided replacement land with area reached 63 hectares. [G4-EN13]

Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan No.P.38/MenhutII/2012, pemilihan lahan pengganti harus memenuhi kriteria tertentu, di antaranya: 1. Terletak berbatasan langsung dengan kawasan hutan, kecuali lahan kompensasi tersebut dapat dikelola dan dijadikan satu unit pengolahan hutan; 2. Terletak dalam daerah aliran sungai, pulau, dan/atau provinsi yang sama; 3. Dapat dihutankan kembali dengan cara konvensional; 4. Tidak dalam sengketa dan bebas dari segala jenis pembebanan dan hak tanggungan; 5. Mendapat rekomendasi Gubernur atau Bupati.

Pursuant to Forestry Minister Regulation No.P.38/MenhutII/2012, the selection of replacement land must meet the following criteria: 1. Located directly adjacent to the forest, unless the compensation land can be managed and merged into a single forest management unit; 2. Located in the same watershed, island, and/or province; 3. Can be reforested by conventional methods; 4. Not in dispute and free from any kind of charges and the right of land mortgage; 5. Recommended by Governor or Regent.

Adapun pemanfaatan lahan pengganti antara lain untuk: • Dijadikan kawasan hutan sebagai pengganti kawasan hutan yang digunakan untuk area operasi. • Seluruh lahan kompensasi setelah dikukuhkan sebagai kawasan hutan diserahkan kepada Perum Perhutani, sebagai pengelola kawasan hutan di Pulau Jawa.

Replacement land is utilized for the following purposes: • To function as forestry area to replace the forest land used as operating area. • All compensation land after being designated as forest area is handed over to Perum Perhutani, as the forest area management on Java Island.

Selain menyediakan lahan pengganti, secara berkesinambungan Perusahaan juga melakukan upaya pemulihan habitat pada area yang menjadi lokasi kegiatan operasi. Upaya pemulihan habitat yang dilaksanakan adalah penanaman pohon atau revegetasi, yang menjadi bagian dari program induk perusahaan: PT Pertamina (Persero). Hingga akhir periode pelaporan telah ditanam sebanyak 392.587 pohon yang di dalam maupun di luar wilayah operasi Perusahaan. Selanjutnya kini dalam proses pemantauan dan pemeliharaan untuk memastikan tumbuh dalam keadaan baik. [G4-EN13]

In addition to providing replacement land, the Company continuously made habitat restoration efforts in the operating areas. Habitat restoration efforts are undertaken through tree planting or revegetation, which also part of a program of parent company, PT Pertamina (Persero). Until the end of the reporting period, a total of 392,587 trees that have been planted, spread both inside and outside of the Company’s operating areas. They are currently in the process of monitoring and maintenance to ensure their proper growth. [G4-EN13]

JUMLAH POHON DITANAM [G4-EN13] Number of Planted Trees

18%

Asset 1

29% Kantor Pusat* Head Office

22% Asset 5

Total

392,587

* Penanaman pohon mencakup wilayah diluar WKP Tree planting covers areas outside Working Area

5%

Asset 2

13% Asset 4

14% Asset 3


259


Perusahaan juga memenuhi ketentuan penyediaan lahan pengganti berupa dua kali luas lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan operasional. Selama tahun 2013 kami telah menyiapkan lahan pengganti dengan cakupan luas mencapai 63 Ha. [G4-EN13]


260

Pada wilayah kerja tertentu di kawasan atau berbatasan dengan daerah terlindung, kami menyadari maraknya pembukaan lahan, pembalakan liar, dan perburuan satwa langka. Lingkungan Perusahaan kerap dihadapi konflik antara masyarakat setempat dan spesies flora maupun fauna yang dilindungi. Oleh karenanya bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan Taman Nasional, seperti Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Kerinci-Seblat (TNKS), dan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Pertamina EP melakukan konservasi hutan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penanaman buah sehingga hewan yang dilindungi tidak lagi mengganggu kebun penduduk dan hidup dengan damai. Hingga 2013, Pertamina EP telah menanam 500 batang mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) di kota Tarakan. [G4EN14]

In particular areas within or adjacent to protected areas, we are aware of rampant land clearing, illegal logging, and rare animal hunting. The Company’s environment is often faced with conflict between local community and protected flora and fauna species. Therefore, in collaboration with local government and National Parks, such as Mount Leuser National Park (TNGL), Kerinci-Seblat National Park (TNKS), and Mount Ciremai National Park (TNGC), Pertamina EP has conducted efforts of forest conservation. One of the efforts include fruit planting, which aims to stop protected animals damaging residents’ gardens and live peacefully. Until 2013, Pertamina EP has planted 500 mangrove trees in Mangrove and Bekantan Conservation Area (KKMB) in Tarakan City. [G4-EN14]

Selanjutnya Pertamina EP membantu pelestarian beberapa satwa langka melalui pelepasliaran seperti burung maleo (Macrochepalon maleo) dan Owa Jawa. Di tahun 2013, Perusahaan melepasliarkan sepasang Owa Jawa dan 32 ekor burung maleo. [G4-EN14]

Pertamina EP later supports several rare animals through the release of maleo birds (Macrochepalon maleo) and Owa Jawa (Javan Gibbon). In 2013, the Company released a pair of Owa Jawa and 32 maleo birds. [G4EN14]

Komitmen pelestarian satwa langka menjadi kebijakan CSR perusahaan dan dilaksanakan melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan kesadaran dalam melestarikan lingkungan dan membentuk budaya ramah lingkungan.

The commitment to preserve rare animals becomes the company’s CSR policy and carried out through dissemination to community to raise awareness in preserving the environment and create an environmentally friendly culture.




261


Pengelolaan Limbah Sejalan dengan Visi PT Pertamina EP untuk menjadi perusahaan kelas dunia di sektor pertambangan, kami berkomitmen untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari setiap kegiatan operasional yang dilaksanakan. Baik limbah mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun limbah non-B3.

Waste Management In lne with PT Pertamina EP’s vision to become a World Class Company in mining sector, we are committed to managing waste generated from every operational activities. This includes waste containing hazardous and toxic substances and non-hazardous waste.

Secara umum tidak ada limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional, karena seluruh air bekas pakai termasuk air terproduksi, disuntikkan kembali ke dalam sumur. Sementara untuk limbah padat, pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan prinsip reduce (mengurangi), reuse (memanfaatkan kembali) dan recycle (daur ulang). [G4-EN22] [G4-EN23] [G4-EN26]

Generally, there is no liquid waste generated from operations as all water waste including produced water is reinjected to the wells. Meanwhile, solid waste is managed with regard to principles reduce, reuse and recycle. [G4-EN22] [G4-EN23] [G4-EN26]

Pertamina EP juga menerapkan praktik-praktik terbaik dalam kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi yang dilaksanakan. Termasuk dalam hal pengendalian ceceran ataupun tumpahan minyak mentah, hasil kegiatan pengeboran. Perusahaan sedapat mungkin mencegah terjadinya tumpahan minyak tanah yang berpotensi merusak lapisan atas permukaan tanah. Hingga tahun 2013, tidak ada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar yang terjadi dan berpotensi menimbulkan kerusakan lapisan permukaan tanah. [G4-EN24]

Pertamina EP also applies best practices in the exploration and exploitation activities are carried out. Including the control of crude oil spills, resulting from drilling activities. The Company tries its best to prevent an oil spill that could potentially damage surface of soil. Until 2013, there was no oil spill incident that occured in large numbers and could potentially cause damage to the soil surface. [G4-EN24]

Khusus untuk limbah mengandung B3, proses penyimpanan dilakukan pada lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) pada masing-masing field. Setiap TPS yang ada telah memiliki izin dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) di masing-masing daerah.

Especially for waste categorized as Hazardous and Toxic Waste, the storage is done at the temporary disposal site (TPS) in each field. Each TPS has a license from the Environment Agency (BLH) in each region.

Pengelolaan limbah mengandung B3 juga memanfaatkan pihak ketiga yakni pengolah dan pemanfaat akhir limbah B3 yang telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

The Hazardous and Toxic Waste management also uses services of third parties such as waste processing agency and end user of Hazardous and Toxic Waste who have license from Environment Ministry.

25.7% Pemanfaatan kembali limbah non-B3 sebagai bahan konstruksi dan kompos, serta pakan ikan Non-hazardous waste reused as construction material and compost, and fish feed

262


PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON-B3 [G4-EN23] Non-Hazardous Solid Waste Management VOLUME DIHASILKAN Volume Generated (ton)

VOLUME DIKELOLA volume managed (ton)

SISA Residue (Ton)

Besi bekas Scrap metal Limbah Organik Organic Waste

57,897.83

57,871.6

26.23

16,053.48

15,846.38

207.10

Limbah Anorganik Inorganic Waste

15,004.80

14,760.69

244.12

Kemasan non B3 Non-hazardous packaging

29,786.62

29,786.62

-

118,742.73

118,265.30

477.44

Jumlah Total

PENGELOLAAN Management

Sebagai bahan konstruksi bangunan. As building construction material. Dimanfaatkan sebagai kompos dan dibakar di incinerator. Used as compost and burned in the incinerator. Dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang dikelola pemda setempat. Sent to final disposal site (TPA) managed by local government. Dimanfaatkan dan dikirim ke TPA yang dikelola pemda setempat Reused and sent to TPA managed by local government

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 [G4-EN23] [G4-EN25] [OG7] Hazardous and Toxic Solid Waste Management JENIS LIMBAH Type of Waste

Sludge oil, tanah terkontaminasi Sludge Oil, Contaminated Soil Oli bekas pakai Oil waste Majun bekas pakai Cotton waste Kemasan bekas pakai Used packaging Filter & aki bekas pakai Filter & battery waste Limbah pemboran Drill cuttings Lain-lain Others Jumlah Total

VOLUME DIHASILKAN Volume Generated (ton)

REUSE & RECOVERY (ton)

DIKELOLA PIHAK KETIGA Managed By Third Party (ton)

DISIMPAN DI TPS LIMBAH B3 Stored In Hazardous Waste TPS (ton)

13,492.83

590.87

10,451.44

2,450.52

214.18

-

189.38

24.80

4.58

-

4.12

0.46

19.56

7.40

10.15

2.00

1,146.94

-

1,141.51

5.43

2,133.00

-

1,466.73

666.27

64.70

-

17,075.80

598.27

64.70 13,263.33

3,214.19


263


JENIS LIMBAH Type of Waste


Masyarakat di sekitar lokasi PT Pertamina EP berkegiatan, adalah pemangku kepentingan yang tak bisa diabaikan keberadaannya. Hingga akhir tahun 2013, Perusahaan memiliki 20 field dan 4 proyek pengembangan, yang tersebar pada 155 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. The community in the vicinity of PT Pertamina EP operations, are stakeholders whose existence should not be disregarded. By the end of 2013, the Company had 19 fields and 4 development projects across 155 regencies/cities in Indonesia. LINGKUNGAN MASYARAKAT Umumnya lokasi berkegiatan Perusahaan berada pada daerah-daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur maupun fasilitas pendukung lainnya. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi taraf hidup dan tingkat kesejahteraan mereka.

COMMUNITY ENVIRONMENT The Company’s operating sites are generally in the areas with limited infrastructure and other supporting facilities. This condition certainly affects their standard of living and welfare.

Karenanya kehadiran Pertamina EP diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Bentuk kontribusi Pertamina EP pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan, diwujudkan melalui pemenuhan pelaksanaan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

Therefore the presence of Pertamina EP is expected to contribute to the improvement of the local community’s welfare. Pertamina EP’s form of contribution to improve the welfare of the Company’s operations surrounding community, is realized through the implementation of the fulfillment of social responsibility (CSR).

Kami meyakini, dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan, akan dapat meminimalkan hal-hal yang bisa menghambat kegiatan operasi dan meningkatkan citra serta reputasi Pertamina EP, sehingga menjamin kelanjutan bisnis Perusahaan.

We believe that the welfare improvement of the community in the vicinity of the Company’s operations, will be able to minimize the issues that may hamper Pertamina EP’s operations as well as enhance its image and reputation, thus ensuring the continuation of the Company’s business.

264


BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain Social and community development, such as employment of local manpower, empowerment of the company’s surrounding community, social facilities and infrastructure improvements, other forms of donations, etc.


VISI CSR CSR Vision [G4-42] [G4-56] Menjadi Perusahaan di sektor hulu migas yang berorientasi terhadap kelestarian lingkungan serta memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan di sekitar kerja operasi Perusahaan. To be a Company in upstream oil and gas sector with orientation to environmental preservation and provides added value for stakeholders surrounding the Company’s operations.

TUJUAN CSR CSR Goal Menciptakan suasana yang kondusif agar kegiatan operasi Perusahaan berjalan lancar serta meningkatkan citra dan reputasi Perusahaan. To create conducive atmosphere for the Company’s smooth operations and improve the image and reputation of the Company.

MISI CSR CSR Mission Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan untuk pengembangan masyarakat dan kelestarian lingkungan serta menciptakan hubungan yang harmonis, iklim sosial dan usaha yang kondusif serta berkesinambungan untuk mendukung kegiatan operasi Perusahaan. To implement Corporate social and environmental responsibility for community development and environmental preservation, as well as create harmonious relationship, social and conducive business climate to support the Company’s operations.


265


KEBIJAKAN CSR PT PERTAMINA EP Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi PT Pertamina EP yang ditetapkan pada 19 September 2013, manajemen berkomitmen mengelola bisnis Perusahaan melalui perilaku yang beretika dengan memperhatikan 3 pilar utama, yaitu People, Profit, dan Planet.

CSR POLICY OF PT PERTAMINA EP In order to realize the Vision and Mission of PT Pertamina EP which is established on September 19, 2013, the management is committed to operate the Company’s business through ethical behavior with regard to three pillars: People, Profit, and Planet.

Pertamina EP berkomitmen mengintegrasi Program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ke dalam bisnis perusahaan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui DEKLARASI UNTUK BUMI yang menjadi CSR Strategic Perusahaan untuk meningkatkan nilai Perusahaan. CSR Strategic Perusahaan adalah sebagai berikut: [G4-42] 1. Komitmen menjaga keseimbangan operasi dan tanggung jawab sosial. 2. Mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup. 3. Komitmen penanaman 1.000 pohon untuk setiap 1 sumur pemboran. 4. Instruksi penggunaan solar cell untuk lampu penerangan di daerah operasi. 5. Ajakan kepada anggota keluarga Pertamina EP untuk menggiatkan penanaman pohon dan membuat biopori di tempat tinggal masing-masing. 6. Memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi Perusahaan melalui program Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina.

Pertamina EP is committed to integrate CSR Program or Social and Environmental Responsibility into the company’s business. This commitment is realized through DECLARATION FOR EARTH which is the Company’s Strategic CSR to increase the Company’s value. The Company’s Strategic CSR is as follows: [G4-42] 1. Commitment to maintain the balance of operations and social responsibility. 2. Support environmental preservation efforts. 3. Commitment to plant 1,000 trees for every 1 drilling well. 4. Instructions to use solar cell for lighting in theoperating areas. 5. Invitation to members Pertamina EP’s families to encourage tree planting and biopores making in each residence. 6. Provide social and economic benefits to the community, especially those around the Company’s area of operations through Pertamina Community Empowerment Center.

LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

LEGAL BASIS 1. Law No. 25 of 2007 onInvestment.

Pasal 15 (b) menjelaskan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Article 15(b) stipulates that everyinvestor is obliged to carry out corporate social responsibility.

Pengertian tanggung jawab sosial perusahan: adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

The explanation of corporate social responsibility: the responsibility that is attached in every investment company to maintain a harmonious, balanced, and in accordance with the environment, values, norms, and culture of local communities

2. UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 mengatur tentang perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

266


2. Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies Article 74 stipulates a company engaged in the field of natural resourcesis required to implement Corporate Social and Environmental Responsibility budgeted and calculated as the company’s cost whereas its implementation refers to propriety and fairness.

3. UU No.22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

3. Law No.22 of 2001 on Oil and Gas Article 40 stipulates that Business Entity or Permanent Business Entity guarantees occupational health and safety as well as environmental management while participating in developing the environment and local communities.

Penjelasan Pasal 40, ayat (5) menyebut, yang dimaksud dengan: ikut bertanggung jawab mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat, adalah keikutsertaan perusahaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan masyarakat setempat, antara lain dengan cara mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas tertentu, serta meningkatkan lingkungan hunian masyarakat, agar tercipta keharmonisan antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya.

Explanation of Article 40, verse (5) states, the definition of: responsible in developing the environment and local community, is the company’s participation in developing and utilizing the potential and capabilities of local community, including through employment of manpower in particular numbers and qualities, as well as improving residential environment, to create harmony between the company and its surrounding community.

PENGELOLAAN TANTANGAN MELALUI PROGRAM CSR

Kendala dan tantangan bersifat nonteknis, meliputi aspek sosial dan lingkungan hidup, yaitu: [G4-SO2] • Isu keamanan terkait pencurian minyak dan fasilitas produksi. • Tumpang tindih lahan dengan penambangan batubara dan kehutanan. • Pungutan dan biaya sosial. • Tuntutan tenaga kerja. • Perubahan regulasi.

Challenge Management through CSR Programs

Dimensi DIMENSI EKONOMI EKONOMI ECONOMIC Dimension

Dimensi DIMENSI SOSIAL SOSIAL SOCIAL Dimension

Dimensi DIMENSI LINGKUNGAN LINGKUNGAN KINERJA PERUSAHAAN

ENVIRONMENTAL Dimension

Company Performance

Non-technical obstacles and challenges, covering social and living environment aspects, as follows: [G4-SO2] • Security issues regarding oil theft and production facilities. • Overlapped land with coal mining and forestry. • Social levies and costs. • Workforce demands. • Regulation changes.

PROGRAM

KEHUMASAN

PROGRAM

KEMASYARAKATAN

PR Programs

(COMDEV/CSR)

CITRA PERUSAHAAN

Company Image

PERSEPSI, DUKUNGAN & PARTISIPASI PUBLIK

Community

Programs (COMDEV/CSR)

Program Kehumasan & Kemasyarakatan meningkatkan hubungan dengan pemangku kepentingan dan mempengaruhi citra perusahaan. PR and Community programs improve relationship with stakeholders and affect the company’s image.

Public Perception, Support and Participation


267


Pasal 40 mengatur bahwa Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup disamping juga ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat.


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pelaksanaan pemenuhan tanggung jawab sosial selama tahun 2013 diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai progam dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ini sejalan dengan kelanjutan kegiatan survei citra perusahaan dan pemetaan potensi sosial yang dilakukan tahun 2012 terhadap para pemangku kepentingan di 19 field Pertamina EP. [G4-SO1]

COMMUNITY EMPOWERMENT Implementation of social responsibility fulfillment during 2013 is realized through the implementation of various community development programs and activities. This is consistent with the continuation of the corporate image survey and social potential mapping conducted in 2012 on stakeholders at 19 fields of Pertamina EP. [G4-SO1]

Hasil pemetaan menjadi dasar tindak lanjut pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan, di antaranya pengembangan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP). Keberadaan PPMP diharapkan dapat membangun kemandirian masyarakat di sekitar daerah operasi. Dengan demikian Pertamina EP tak lagi mengedepankan pendekatan filantropi dalam pemenuhan aspek sosial kemasyarakatan dalam penyelenggaraan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility atau CSR).

The mapping results are used as follow-up basis for corporate social responsibility program implementation, including the Community Empowerment Center Pertamina (PPMP) development. The existence of PPMP is expected to build the indendence of community around the operating area. Therefore, Pertamina EP will no longer prioritize philanthropic approach to fulfill social aspect in the corporate social responsibility (CSR) implementation.

Blueprint CSR Pertamina EP

PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERTAMINA (PPMP) Pertamina Community Empowerment Center

CAKUPAN PROGRAM Scope of Program

2013

2014

Fields

Penentuan Pendamping Program Determination of Program Facilitator

4

Kriteria Sasaran PPMP Pertamina Community Empowerment Center Target Criteria

Implementasi Program di Wilayah Masyarakat Program Implementation in the Community’s Region

20

Proyek Pengembangan Development Projects

155 Kabupaten di seluruh Indonesia Regencies across Indonesia

268

Seremoni Peresmian PPMP Inauguration Ceremony of Pertamina Community Empowerment Center Pelaksanaan Program oleh Pendamping Program Implementation by Facilitator Proses Seleksi Masyarakat Community Selection Process Laporan Reporting


Infrastruktur Menunjang Pertumbuhan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Supporting Infrastructure for Community’s Economic Independent Development

2015 Masyarakat Mandiri Independent Community

KEGIATAN [G4-EC7] Activities

2013* (Rp | IDR)

2012 (Rp | IDR)

2011 (Rp | IDR)

68,232,055,215

35,424,304,004

20,748,866,151

5,983,608,338

25,961,254,893

18,544,708,698

19,954,334,896

-

-

5,051,837,800

-

-

13,780,574,797

-

-

4,407,299,500

344,500,000

3,500,000,000 525,000,000

45,000,000

863,200,000

522,000.,000

844,671,300

886,605,000

-

660,000,000

770,951,925

-

450,000,000

100,000,000

-

965,550,000

-

-

967,850,000

-

-

WORK PROGRAM & BUDGET PT PERTAMINA EP Program Kegiatan Pendukung Operasi Operations Support Programs Program Kelembagaan Institutional Programs Program Komunikasi Communication Programs Program Media Media Programs Pemasangan Solar Cell Solar Cell Installation

CSR PT PERTAMINA EP PT PERTAMINA EP CSR

BINA LINGKUNGAN PT PERTAMINA (PERSERO) DI WILAYAH KERJA PT PERTAMINA EP PT PERTAMINA (PERSERO) COMMUNITY DEVELOPMENT IN PT PERTAMINA EP WORKING AREA Infrastruktur Infrastructure Pendidikan Education

-**

942,500,000

572,996,000

-**

-

64,000,000

1,325,753,875

1,242,500,000

737,973,707

-

-

625,000,000

743,213,754

376,590,000

375,075,000

1,105,500,000

434,740,931

1,714,625,000

560,825,143

800,000,000

-

125,078,074,618

68,063,772,822

47,930,244,556

CSR PT PERTAMINA (PERSERO) DI WILAYAH KERJA PT PERTAMINA EP PT PERTAMINA (PERSERO) CSR IN PT PERTAMINA EP WORKING AREA Pendidikan Education Infrastruktur dan Bencana Alama Infrastructure and Natural Disaster Lingkungan Environmental Kesehatan Health Pemberdayaan Masyarakat Community Empowerment JUMLAH TOTAL

* Berdasarkan kebijakan PT Pertamina (Persero), Program Sosial Penunjang Operasi dan Kehumasan dikelompokan menjadi Program Kegiatan Pendukung Operasi, Kelembagaan, Komunikasi, dan Media. ** Ditahun 2013, Perusahaan tidak mengajukan anggaran

* Based on policy of PT Pertamina (PERSERO), Operations Support Social Program and PR is grouped into Operations Support, Institution, Communication, and Media Activities. ** In 2013, the Company did not make any budget proposal


269


Infrastruktur Infrastructure Kesehatan Health Lingkungan Environmental Pemberdayaan Ekonomi Economic Empowerment Budaya Culture Pendidikan Education Donasi Bencana Alam Natural Disaster Relief


PEMBIAYAAN Pembiayaan program dan kegiatan pemenuhan tanggung jawab sosial yang dilakukan Perusahaan berasal dari beberapa sumber. Penggunaan dan pemanfaatan anggaran dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang mengatur hal tersebut.

FINANCING The financing for programs and activities of social responsibility fulfillment conducted by the Company derived from several sources. The budget is used and utilized in accordance with applicable regulations.

Berdasar Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi, pembiayaan pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community development atau CD) sebagai pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan diatur sebagai berikut: 1. Biaya program CD yang dilaksanakan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Eksplorasi dimasukkan sebagai biaya operasi (cost recovery). 2. Biaya program CD yang dilaksanakan KKKS Produksi tidak dimasukkan sebagai biaya operasi (non-cost recovery).

Based on Government Regulation No. 79 of 2010 on Cost Recovery and Income Tax in the Upstream Oil and Gas Business Sector, the financing of community development (CD) programs as corporate social responsibility fulfillment is stipulated as follows:

IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PT PERTAMINA EP [G4-EC7] PT Pertamina EP Social and Environmental Responsibility Implementation

Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PT Pertamina EP Social & Enviromental Responsibility of PT Pertamina EP

1. The cost of CD program implemented by PSC contractor for Exploration is included as operating cost (cost recovery) 2. The cost of CD program implemented by PSC contractor for Production is not included as an operating cost (non-cost recovery).

Program CSR Korporat Corporate CSR Program

Program & Anggaran dari CSR Korporat (Non Cost Recovery) Program & Budget from Corporate CSR

Program CSR Pertamina EP Pertamina EP CSR Program

Program & Anggaran dari RKAP Pertamina EP Korporat (Non Cost Recovery) Program & Budget from Pertamina EP Corporate Work Plan & Budget (RKAP)

Program Pendukung Operasi Operation Supporting Program

Program & Anggaran dari masingmasing Field (WP&B - Cost Recovery) Program & Budget from each Field

Program Kehumasan Public Relation Program

Program Bina Lingkungan (PKBL) Community Development Program

270


Program Diusulkan dari Pertamina EP & Anggaran dari PKBL Korporat (Non Cost Recovery) Program proposed from Pertamina EP & Budget from Corporate Community Development Program (PKBL)

In 2013, total realized investment reached Rp125 billion, consisting of Operations, Institution, Communications, and Media support programs conducted by the PSC of Production contractors, CSR and Community Development of PT Pertamina (Persero), and CSR of PT Pertamina EP.

Penggunaan anggaran yang berasal dari PT Pertamina (Persero) sepenuhnya diatur dan ditentukan Perseroan selaku induk perusahaan. Fungsi dan peran PT Pertamina EP adalah pelaksana kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari Perseroan namun dilaksanakan pada area operasi Perusahaan.

The use of the budget that comes from PT Pertamina (Persero) is fully regulated and determined by Company as the parent company. PT Pertamina EP has function and role is to be the executor of activities financed by the parent company but being carried out in the company’s operating areas.

Adapun anggaran yang disediakan sendiri oleh Pertamina EP, digunakan untuk membiayai pelaksanaan pemenuhan tanggung jawab sosial di 20 field dan 4 proyek pengembangan, yang tersebar pada 155 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia. Realisasi penggunaan anggaran selama tahun 2013 sebesar Rp113 miliar dimanfaatkan untuk Program Kegiatan Pendukung Operasi, Kelembagaan, Komunikasi, dan Media., serta sebesar Rp12 miliar untuk program CSR.

The budget provided solely by Pertamina EP, is used to finance the social responsibility implementation in 19 fields and 4 development projects, across 155 regencies/cities in Indonesia. Realization of uses of the budget during 2013 was Rp133 billion for Operations, Institution, Communications, and Media support programs, as well as Rp12 billion for CSR programs.


271


Pada tahun 2013, total investasi yang telah direalisasikan mencapai Rp125 miliar, terdiri dari Program Kegiatan Pendukung Operasi, Kelembagaan, Komunikasi, dan Media, yakni kegiatan yang dilaksanakan oleh KKKS Produksi, CSR dan Bina Lingkungan PT Pertamina (Persero), dan CSR PT Pertamina EP.


Kesehatan Perusahaan menyediakan anggaran di bidang kesehatan untuk tahun 2013, sebesar Rp880,463,754 yang bersumber dari CSR PT Pertamina (Persero). Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sampai akhir periode pelaporan, di antaranya:

Health The Company provides health budget for 2013, amounting to Rp880,463,754 from PT Pertamina (Persero) CSR. Some of the activities carried out until the end of the reporting period, including:

PROGRAM KESEHATAN CSR PT PERTAMINA (PERSERO) DI WILAYAH KERJA Health Program of PT Pertamina (Persero) CSR in working areas WILAYAH KERJA EKSEKUTOR PROGRAM Working Area Of Program Executor

DESKRIPSI PROGRAM Program Description

OUTCOME YANG DIHARAPKAN Expected Outcome

Lirik (Indragiri Hulu)

Bantuan kacamata siswa Kec. Koto Gasib, Kec. Lirik, dan Kota Binjai

Siswa-siswi SD, SMP, SMA yang mengalami gangguan mata dapat memiliki kacamata agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar dan tidak terhalang oleh akibat yang ditimbulkan gangguan mata Students of elementary school, middle school and high school who suffer from vision disorders can have the eyeglasses to continue their learning activities without trouble caused by the disorder

Eyeglasses assistance for students in Koto Gasib District, Lirik District and Binjai City Ramba (Banyuasin)

Bantuan kacamata siswa Kec. Babat Supat, Mangunjaya, dan Tungkal Ilir, Kec. Keluang Eyeglasses assistance for students in Babat Supat,Mangunjaya, Tungkal Ilir and Keluang districts

272

Anak-anak usia sekolah dasar yang mempunyai masalah kesehatan mata dan membutuhkan kaca mata untuk menunjang kegiatan belajar, di lingkungan ring 1wilayah kerja pertamina EP Field Ramba. Yang tergolong keluarga tidak mampu. Elementary school students who have vision disorders and need eyeglasses to support their learning activities, within ring 1 of PT Pertamina EP’s working area at Ramba Field


WILAYAH KERJA EKSEKUTOR PROGRAM Working Area Of Program Executor



PP-PDM (Bekasi)

Bantuan kacamata siswa

Siswa-siswi kurang mampu yang mengalami gangguan pengelihatan dapat belajar dengan lebih mudah kembali Underpriviledged students who suffer from vision disorders can ease their vision problems and study more comfortably

Eyeglasses assistance for students Tanjung

Clino gigi (SD Belimbing 1,2,3 dan 4) Dental clinic (SD Belimbing 1, 2, 3 and 4 elementary schools)

Edukasi kesehatan gigi, mulut, cara menyikat gigi yang baik dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut sekaligus peringatan Hari Anak Nasional Dental health education, oral, good brushing and oral health examinations, also commemorating the National Children's Day Siswa-siswi kurang mampu yang mengalami gangguan pengelihatan dapat belajar dengan lebih mudah kembali

PPGM (Banggai)

Clino gigi (5 SD) Sehati (3 posyandu) Dental clinic (5 elementary schools) Sehati (3 integrated health posts)

Penyuluhan dan pengobatan kesehatan gigi Kegiatan posyandu di Desa Rusa Kencana dapat terlaksana dengan baik Counseling and treatment of dental health Integrated health post activities in Rusa Kencana Village can be implemented properly

Adera (Muara Enim)

Bantuan kacamata siswa (SD, SMP, SMA, dan SMK di WKP desa ring 1) Clino gigi (SD di WKP ring 1)

Mendeteksi kelainan fungsi Mata sejak awal, dan membantu para siswa dapat membaca dan menerima pelajaran secara maksimal Memberi punyuluhan sejak dini untuk merawat dan menjaga kesehatan gigi, serta mendeteksi dan mencegah siswa terkena penyakit gigi Early detecting of vision disorder, and help students to read and receive lessons maximally Counseling early on to care and maintain dental health, as well as detecting and preventing students from dental disease

Glasses assistance for students (elementary schools, middle schools, high schools and vocational schools in Working Area’s ring 1 villages ) Jambi

Sehati


Bantuan kacamata siswa Kec. Tambakrejo, Purwosari, Jepon, Jiken, Kawengan, Senori, Malo Glasses assistance for student in Tambakrejo, Purwosari, Jepon, Jiken, Kawengan, Senori, Malo districts

Cepu

Underpriviledged students who suffer from vision disorders can ease their vision problems and study more comfortably

Peningkatan status gizi bayi dan balita, perbaikan kesehatan ibu hamil Nutrition status improvement of infants and toddlers, health improvement of expecting mothers

PROGRAM PENDUKUNG OPERASIONAL [G4-EC8] Secara umum ada dua bentuk penyelenggaraan Program Pendukung Operasional yang dilaksanakan Pertamina EP sebagai Kontraktor KKS Produksi.

OPERATIONS SUPPORT PROGRAM [G4-EC8] In general there are two forms of Operations Support Program implementation by Pertamina EP as PSC Contractor for Production.

Rekonsiliasi Adalah kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara Pertamina EP dengan masyarakat atau pemerintah daerah. Tujuannya meningkatkan keharmonisan hubungan dan mengakomodasi kepentingan masing-masing pihak. Hingga akhir tahun 2013, beberapa kegiatan rekonsiliasi yang telah dilakukan adalah:

Reconciliation This is an activity conducted based on agreement between Pertamina EP and local community or government. The goal is to increase harmonious relationship and accommodate the interests of respective parties. By the end of 2013, the reconciliation activities that have been carried out are:


273


1. Pada kurun waktu periode pelaporan, Pertamina EP telah menandatangani perjanjian kerjasama pembinaan teritorial dan penyaluran bantuan CSR, dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penandatanganan kerjasama ini adalah bagian dari komitmen Pertamina EP dalam penuntasan kasus penjarahan minyak yang terjadi di jalur pemompaan Tempino menuju Plaju.

1. During the reporting period, Pertamina EP has signed a cooperation agreement on territorial development and CSR assistance distribution CSR, with the Indonesian Armed Forces (TNI). The signing of this cooperation is part of Pertamina EP’s commitment in resolving illegal oil tapping cases that were rampant along Tempino-Plaju pipeline.

Sebagai tindak lanjut dari kerjasama ini diberikan pula bantuan CSR kepada masyarakat di beberapa desa di sekitar jalur pipa, berupa alat olahraga kepada karang taruna, 100 buah handy talkie kepada aparat Koramil, paket mainan kepada 64 penyelenggara pendidikan anak usia dini (PAUD), paket buku kepada 64 Sekolah dan 1.500 paket sembako senilai lebih dari Rp600.000.000 kepada masyarakat di sekitar jalur pipa.

As a follow up of this cooperation, CSR assistance has also been distributed to community in several villages around the pipeline, such as sports equipment for the neighborhood youth clubs, 100 pieces of handy-talkies to members of military rayon command, toy packages to 64 providers of early childhood education, book packages to 64 schools and 1,500 food packages worth more than Rp600 million to community around the pipeline.

2. Field Jambi melaksanakan peluncuran program CSR Desa Sadar Sampah di Kota Jambi, Jambi. Program Desa Sadar Sampah adalah gerakan peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah bersama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Bersama jajaran pemerintahan daerah field Jambi merintis model pengelolaan sampah di Depo Sampah 3R (reduce, reuse, recycle) Kenali Asam Bawah, yang dikelola oleh KSM Sinar Kenali mulai dari pemungutan sampah di pemukiman hingga pengolahan sampah di Depo 3R. Pengelolaan sampah dimulai dari pemilahan sampah menjadi sampah organik dan non-organik, kemudia dilanjutkan dengan pengolahan sampah. Sampah organik diolah menjadi biogas dan pupuk organik, sementara sampah non-organik diolah menjadi barang-barang daur ulang.

Jambi field launched CSR program, Desa Sadar Sampah (Waste Aware Village) in Jambi City, Jambi. The Waste Aware Village Program is an environment awareness movement through waste management with Community Self-Help Groups (SHG/KSM). Together with local government in Jambi field pioneered waste management model in 3R (reduce, reuse, recycle) Waste Depo Kenali Asam Bawah, which is managed by KSM Sinar Kenali since garbage collection up to garbage processing at 3R Depo. Waste management starts from sorting the waste into organic and non-organic waste, followed by waste processing. Organic waste is processed into biogas and organic fertilizer, while non-organic waste is processed into recycled goods.

Program yang dilaksanakan meliputi pendampingan, pengadaan mobil sampah, pengadaan hanggar pemilahan sampah, serta instalasi perangkat biogas.

This program’s activities include mentoring, provision of garbage trucks, provision of garbage sorting hangar, and biogas device installation.

Penyediaan Infrastruktur [G4-EC7] Adalah kegiatan penyediaan infrastruktur oleh Pertamina EP berdasarkan kebutuhkan masyarakat di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan, dan ditujukan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan mereka. Besaran biaya yang direalisasikan untuk bantuan penyediaan infrastruktur pada tahun 2013 dari anggaran CSR Pertamina EP mencapai Rp4.407 juta, dengan kegiatan yang telah dilakukan:

274


Infrastructure Provision [G4-EC7] This is an activity to provide infrastructure by Pertamina EP based on the needs of communities around the Company’s operations, and aimed to support the improvement of their welfare. The amount of realized funds to support the infrastructure provision in 2013 from the CSR budget of Pertamina EP reached Rp4.407 million, with activities that have been carried out as follows:

PROGRAM INFRASTRUKTUR CSR PT PERTAMINA EP [G4-EC7] CSR Infrastructure Program of PT Pertamina EP WILAYAH KERJA EKSEKUTOR PROGRAM Working Area Of Program Executor



Asset 3

Pengaspalan jalan sepanjang 4 Km di Desa Jabong untuk mempermudah akses transportasi masyarakat sekitar lokasi SP Subang. Paving along 4- km road in Jabong Village to facilitate transportation access to community around SP Subang site.

Terbinanya hubungan baik dengan masyarakat Ring I Lokasi SP Subang dan sumuran di sekitarnya.

Bantuan pembangunan dapur umum Yonarmed (Tahap 2 dan 3 Final). Public kitchen construction assistance of Field Artillery Battalion (Phase 2 and 3 Final Phase).

Hubungan baik.

Pembangunan Jembatan Karang Rajasarana penyebrangan Sungai Kelekar sebagai pengganti jembatan yang ambruk akibat bencana banjir. Construction of Karang Rajasarana Bridge over Kelekar river to replace the collapsed bridge caused by floods.

Sebagai sarana akses masyarakat antar kelurahan di Kecamatan Prabumulih Timur sekaligus menunjang kegiatan perekonomian masyarakat disekitar lokasi. As an access to the community between sub-districts in East Prabumulih District as well as supporting community economic activities around the site.

Humas EP

Asset 2

Good relationship.



EP PR

Good relations with the community in Ring I of SP Subang site and other surrounding wells.

275


Pendidikan Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan selama tahun 2013 dilakukan di sejumlah daerah operasi, dengan besar anggaran pelaksanaan kegiatan di bidang pendidikan bersumber dari CSR Pertamina EP sebesar Rp965.550.000

276


Education Community development and empowerment activities in education during 2013 were carried out in a number of operating areas, with a budget of Rp965,550,000 for education implementation came from Pertamina EP’s CSR.

PROGRAM PENDIDIKAN CSR PT PERTAMINA EP [G4-EC8] Education Program of PT Pertamina EP CSR WILAYAH KERJA EKSEKUTOR PROGRAM Working Area Of Program Executor

Field Pendopo Pendopo Field

Field Ramba Ramba Field


Bantuan Lab Komputer dengan komputer sebanyak 20 unit Assistance of a computer lab with 40 computer units

Siswa dapat memahami cara penggunaan komputer dan dapat membantu pembelajaran sehari-hari Students will be able to learn how to use computer and help them in their study

Bantuan alat peraga untuk laboratorium IPA SMP dan SMA diKecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin Teaching aid assistance for Science laboratory in Middle and High Schools in Sungai Keruh District, Musi Banyuasin Regency

Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA

Laboratorium komputer SMAN 1 Bunyu Computer laboratory of SMAN 1 Bunyu high school

Peningkatan kualitas pendidikan Improve the quality of education

Laboratorium komputer 2 paket (Ramba dan Mangunjaya)

Meningkatkan pengetahuan generasi muda penerus dan pendidik bidang informasi dan komputerisasi, sehingga memiliki pemahaman positif tentang pembangunan dan mendukung operasi perusahaan didaerahnya. Improve knowledge of the younger generation and educators in information and computerization, so as to have positive understanding about development and support the company’s operatios in their respective regions.

2 packages for computer laboratory (Ramba and Mangunjaya)

Bantuan komputer 10 unit di Kec. Keluang, Kec. Mangunjaya Assistance of 10 computer units in Keluand and Mangunjaya districts MGDP

Increase students’ comprehension on Science subject

Meningkatnya pelayanan masyarakat pemerintahan kecamatan Keluang dan Kecamatan Babat Toman (Mangunjaya) Improve the public service of Keluang and Babat Toman (Mangunjaya) district governments

Bantuan meja dan kursi untuk sarana belajar sebanyak 200(duaratus ) set Assistance of 200 sets of desks and chairs for school furniture

Murid sekolah tidak lagi belajar di lantai

Asset 1

Pemberian Bantuan pendidikan bagi anak yatim piatu dankurang mampu sehingga dapat tetap bersekolah Distribution of educational assistance for orphans and underpriviledged children to be able to continue their study

keberlangsungan pendidikan bagi anak yatim & kurang mampu yang tinggal di Yayasan Arrahmah The continuity of education for orphans and underprivileged children who live in Arrahmah Foundation’s dorm

Humas EP

Pembangunan Sekolah Alam “Rumah Belajar Kitorang” di Salawati bekerja sama dengan Mahasiswa KKN Salawati – UGM Construction of Green School “Rumah Belajar Kitorang” in Salawati, a collaboration with Students of Salawati Community Development Participation - UGM

Peningkatan kualitas pendidikan informal bagi masyarakat di wilayah Raja Ampat, Salawati

EP PR

Students will no longer need to study on the floor

Improve the quality of informal education for the community in Raja Ampat area, Salawati


277


Field Bunyu Bunyu Field



278


Bantuan Korban Bencana Alam Selama tahun 2013, Pertamina EP juga menyerahkan bantuan kepada para korban bencana alam. Sumber dana yang digunakan untuk kegiatan ini bersumber dari CSR PT Pertamina EP dengan nilai total sebesar Rp967.850.000

Relief for Natural Disaster Victims During 2013, Pertamina EP also extended aid for victims of natural disasters. The source of funds used for this activity comes from PT Pertamina EP CSR with a total value of Rp967,850,000.

PROGRAM BANTUAN BENCANA ALAM CSR PT PERTAMINA EP Natural disaster relief program of PT Pertamina EP CSR DESKRIPSI PROGRAM Program Description


Field CEPU CEPU Field

Pemberian bantuan berupa sembako dan kebutuhan pokokpara korban banjir luapan sungai bengawan solo di Kab.Blora, Bojonegoro dan Tuban Distribution of aid in the form of food packages and basic needs for Bengawan Solo river flood victims in Blora, Bojonegoro and Tuban regencies

Meringankan beban korban bencana, membina hubungan baik dengan Forpimda dan masyarakat, image perusahaan

Bantuan Gempa Aceh Aceh Earthquake Relief

Bantuan berupa material untuk renovasi sarana pendidikan & rumah ibadah Relief in the form of materials for renovation of educational facilities and houses of worship

Bantuan Meletusnya Gunung Sinabung Mount Sinabung Eruption Relief

Pemenuhan kebutuhan jangka pendek pengungsi Fulfilling short-term needs of evacuees

Bantuan Meletus kembali Gunung Sinabung Relief for More Eruption of Mount Sinabung

Pemenuhan kebutuhan jangka pendek pengungsi Fulfilling short-term needs of evacuees

Bantuan korban banjir di lokasi RDL Relief for flood victims at RDL site

Meringankan beban korban bencana Relieve the burden of disaster victims

Bantuan banjir lokasi Field Tambun Relief for flood victims atTambun Field site


Bantuan banjir sekitar wilayah Tambun Relief for flood victims at Tambun surrounding area


Bantuan kepada korban bencana kebakaran Relief for fire victims


Asset 1

Field Tambun Tambun Field

Humas EP EP PR

Relieve the burden of disaster victims, establish a good relationship with Forpimda (regional leaders forum) and community, company image


279




Pemberdayaan Ekonomi [G4-EC8] Sepanjang tahun 2013, kami telah melaksanakan sejumlah kegiatan yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi Perusahaan berkegiatan. Kegiatan yang dijalankan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masing-masing lokasi, dan bentuknya berupa pelatihan pemanfaatan potensi ekonomi yang ada pada masingmasing wilayah.

Economic Empowerment [G4-EC8] Throughout 2013, we have carried out a number of activities aimed at empowering communities around the Company’s operations. The activities carried out were tailored to the needs of community in each location, and in the form of training to make the most of the economic potential in each region.

PROGRAM PEMBERDAYAAN CSR PT PERTAMINA (PERSERO) Empowerment Program of PT Pertamina (Persero) CSR WILAYAH KERJA EKSEKUTOR PROGRAM Working Area Of Program Executor



Limau (Banyuasin)

Pelatihan budidaya ikan air tawar (nila, emas, dan patin) di Ds.Kasih Dewa Kec. Rambang Dangku. Training on freshwater fish cultivation (tilapia, goldfish and yellow tail catfish) in Kasih Dewa Village, Rambang Daku District.

Menambah income kelompok tani.

Rantau (Aceh Tamiang)

Pelatihan kerajinan anyaman tepas dan pakan ternak daripelepah sawit.

Meningkatnya pemahaman dan keterampilan penerima manfaat dalam usaha Kerajinan Anyaman Tepas dan Pakan Ternak dari Pelepah Sawit yang berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Improve beneficiaries’ understanding and skills in Thatch panel Weaving and Cattle Feed from Oil Palm Leaves business that has impact on community’s economic improvement.

Training on thatch panel weaving craft and cattle feed made of oil palm leaves. Pelatihan kerajinan bordir. Embroidery training.

Pelatihan Budidaya keramba ikan kerapu. Grouper cage farming training.

Pelatihan las. Welding training.

280


Generate additional income for farmers group.

Meningkatnya pemahaman dan keterampilan penerima manfaat dalam usaha Kerajinan Bordir yang berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Improve beneficiaries’ understanding and skills in Embroidery Craft business that has impact on community’s economic improvement. Meningkatnya pemahaman dan keterampilan penerima manfaat dalam usaha Budidaya Kerambah Ikan Kerapuh yang berdampakterhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Improve beneficiaries’ understanding and skills in Grouper Cage Farming business that has impact on community’s economic improvement. Meningkatnya pemahaman dan keterampilan penerima manfaat dalam usaha Kerajinan Las yang berdampak terhadap peningkatanperekonomian masyarakat. Improve beneficiaries’ understanding and skills in Welding business that has impact on community’s economic improvement.




Lirik (Indragiri Hulu)

Pelatihan budidaya tanaman palawija (selama 1x masapanen/6 bulan) kel. Tani Pemuda Bina Karya Ds. Sengkemang Kec. Koto gasib. Crops cultivation training (during 1xharvest period/6 months) for Farmers Group Pemuda Bina Karya of Sengkemang Village, Koto Gasib District.

Peningkatan pendapatan

Pelatihan koperasi tingkat desa di Ds.Jayabakti, Sukarangin,dan Sukatenang. Village cooperative training in Jayabakti, Sukarangin and Sukatenang.


Pelatihan pengemasan hasil pertanian Ds. Jayabakti. Agricuture product packaging training in Jayabakti Village.

Peningkatan pendapatan Generate additional income

Pelatihan menjahit garmen untuk masy. Kec. Ligung danSumberjaya, Kab. Majalengka (bekerjasama dgn Pabrik Majalengka). Garment sewing training for residents in Ligung and Sumberjaya districts, Majalengka Regency (in cooperation with Majalengka factories).


Pelatihan membuat kue untuk para ibu Kec. Gunungjati,Kab. Cirebon serta Kec.Telukjambe Barat, Kab. Karawang (bekerjasama dgn PT Bogasari). Baking classes for housewives in Gunungjati District, Cirebon Regency, and Telukjambe Barat District, Karawang Regency (in cooperation with PT Bogasari).


PP-PDM (Bekasi)

Generate additional income






281


PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERTAMINA (PPMP) [G4-EC8] Sebagai perusahaan yang bertugas mengelola sumber daya alam dengan risiko tinggi, Pertamina EP berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasi secara bertanggung jawab sejalan dengan Visi, Misi, Tujuan dan Kebijakan CSR. Untuk itulah Pertamina EP ikut mengembangkan masyarakat agar dapat meningkatkan kemandirian mereka, salah satunya melalui Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP).

PERTAMINA COMMUNITY EMPOWERMENT CENTER (PPMP) [G4-EC8] As a company engaged in managing natural resources with high risk, Pertamina EP is committed to conducting operations in a responsible manner in line with the Vision, Mission, Goals and Policies of CSR. Therefore Pertamina EP takes part in developing community to increase their independence, including through the Community Empowerment Pertamina Center (PPMP).

PPMP bertujuan untuk menumbuhkan minat kewirausahaan masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja Perusahaan, sesuai dengan sumber daya yang ada. PPMP ini akan dilaksanakan secara bertahap dalam kurun waktu 5 tahun sesuai dengan blueprint, untuk menghasilkan masyarakat yang mandiri.

PPMP aims to spur entrepreneurial interest among community living around the Company’s working areas, according to existing resources. PPMP will be implemented gradually over a period of 5 years according to the blueprint, to create an independent community.

Sepanjang tahun 2013, implementasi program PPMP dilaksanakan dengan menggandeng Tim CECT-Universitas Trisakti sebagai pendamping yang mengelola proyek untuk 18 program di 8 lokasi.

Throughout 2013, PPMP programs were implemented by cooperating with CECT Team-Trisakti University as facilitator who manages the projects of 18 programs in 8 locations.

Kegiatan PPMP dilaksanakan melalui tahapan:

PPMP activities carried out through the following phases:

Analisa Baseline Ke Pertamina EP Baseline Analysis to Pertamina EP

282

Kunjungan lapangan, bertemu mitra lokal & membuat “Analisa Gap” Field visit, meet local partners & prepare “Gap Analysis”


Membantu mitra membuat “Rencana Implementasi Proyek” Assist partners to prepare “Project implementation plan”

Kegiatan PPMP hasil diskusi kelompok terarah yang akan dilaksanakan di 8 field adalah: NO

WILAYAH KERJA Working Area

PROGRAM Program

1.

Pangkalan Susu Field

2.

Pendopo Field

3.

Rantau Field

4.

Bunyu Field

5.

Lirik Field

6.

Tarakan Field

• • • • • • • • • • • • • • • • • •

7.

Asset 3

8.

Tanjung Field

Rumah Kompos Compost House Pelatihan Sulam Payet dan Pita Sequin Application and Ribbon Embroidery Training Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Budidaya Jamur Tiram Oyster Mushroom Cultivation Pelatihan Pembuatan Kompos Compost Making Training Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Budidaya Jamur Tiram Oyster Mushroom Cultivation Budidaya Ikan Lele Catfish Cultivation Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Pengolahan Hasil Perikanan Fishery Product Processing Pelatihan Sanitasi Makanan Food Sanitation Training Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Rumah Kompos Composting House Pelatihan Penanaman Palawija, Sayuran & Buah Crops, Vegetable & Fruit Cultivation Training Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Budidaya Sayur & Buah dengan sistem Hidroponik Hydroponic Vegetable & Fruit Cultivation Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Pengelolaan Sampah dengan skala lingkungan dengan sistem 3R Neighborhood Waste Management with 3R system Budidaya sayur dengan sistem Hidroponik Hydroponic Vegetable Cultivation Budidaya Ikan Gurame & Lele Gourami & Catfish Cultivation Budidaya penggemukan Domba Sheep Fattening Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training Budidaya sayur dengan sistem Hidroponik Hydroponic Vegetable Cultivation Pelatihan Kewirausahaan dan Organisasi Entrepreneurship & Organization Training



• • • • • •

PPMP activities based on focus group discussion results implemented at 8 fields are:

283


PEMANGKU KEPENTINGAN LAIN Selain para pemegang saham dan masyarakat di sekitar lokasi Pertamina EP berkegiatan, ada beberapa pemangku kepentingan lain yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap keberlanjutan bisnis Perusahaan. Melalui proses identifikasi yang dilakukan secara internal berdasarkan pada interaksi yang terbangun selama ini, para pemangku kepentingan Pertamina EP, adalah pemegang saham, masyarakat, pelanggan, pekerja, mitra kerja dan mitra usaha, masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, media, serta universitas dan institusi pendidikan lain. [G4-24] [G4-25]

OTHER STAKEHOLDERS In addition to the shareholders and surrounding community of Pertamina EP’s operations, there are several other stakeholders who directly or indirectly affect our business sustainability. Through internal identification process conducted based on the interactions that have been established, stakeholders of Pertamina EP are shareholders, communities, customers, employees, partners and business partners, community, central and local governments, media, as well as universities and other educational institutions. [G424] [G4-25]

DAFTAR PEMANGKU KEPENTINGAN, ISU UTAMA, METODE PENDEKATAN, DAN RESPON PERSEROAN List of Stakeholders, Main Issues, Approach Methods and Company Response [G4-24] [G4-26] [G4-27] PEMANGKU KEPENTINGAN Stakeholders

ISU UTAMA DAN METODE PENDEKATAN Main Issues and Approach Methods

RESPON PERSEROAN Company Responses

Pemegang Saham

1. Meningkatkan laba Perusahaan. 2. Meningkatkan pemberian deviden. 3. Menjamin keberlanjutan kegiatan Perusahaan. 4. Menjamin pelaksanaan tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan Perusahaan. 1. Increase the Company’s profit. 2. Increase dividend distribution. 3. Ensure the sustainability of the Company’s activities. 4. Ensure the implementation of good governance in every activity of the Company.

• Pelaksanaan RUPS • Penyampaian laporan kinerja Perusahaan

Masyarakat

1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. 2. Pemberdayaan potensi ekonomi lokal. 3. Menjaga kelestarian lingkungan.

Community

1. Improve community welfare and quality of life. 2. Empower local economic potential. 3. Preserve the environment.

• Program pengembangan masyarakat (community development). • Pertemuan, pendampingan dan dialog. • Survei Indeks Kepuasan Masyarakat. • Community Development Program • Gathering, facilitation and dialogues. • Community Satisfaction Index Survey

Pelanggan

1. Menjamin kualitas minyak mentah dan gas sesuai spesifikasi yang diminta pelanggan. 2. Menjamin kelancaran pasokan minyak mentah ke kilang Pertamina dan pasokan gas kepada pembeli. 3. Menerima dan menindaklanjuti setiap keluhan yang disampaikan. 4. Melaksanakan perbaikan pelayanan dan kepuasan pelanggan. 1. Ensure the quality of crude oil and gas according to specification requested by customers. 2. Ensure stable crude oil supply for Pertamina’s refineries and gas supply for customers. 3. Receive and follow up each complaint filed. 4. Improve customer service and satisfaction.

• Pertemuan (gathering) berkala. • Survei Indeks Kepuasan Pelanggan.

1. Pemenuhan hak-hak normatif pekerja seperti diatur dalam UU Ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan yang lain. 2. Menjamin pengembangan karir dan kompetensi tanpa adanya diskriminasi. 3. Meningkatkan kesejahteraan pekerja, termasuk menjamin kepatuhan pada keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan. 1. Pemenuhan hak-hak normatif pekerja seperti diatur dalam UU Ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan yang lain. 2. Menjamin pengembangan karir dan kompetensi tanpa adanya diskriminasi. 3. Meningkatkan kesejahteraan pekerja, termasuk menjamin kepatuhan pada keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.

• Pembentukan serikat pekerja. • Pemberlakuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Shareholders

Customers

Pekerja

Employees

284


• GMS Implementation • Presentation of the Company’s performance report

• Periodic gathering. • Customer Satisfaction Index Survey.

• Establishment of workers union • Application of Collective Labor Agreement (CLA)

DAFTAR PEMANGKU KEPENTINGAN, ISU UTAMA, METODE PENDEKATAN, DAN RESPON PERSEROAN List of Stakeholders, Main Issues, Approach Methods and Company Response [G4-24] [G4-26] [G4-27] PEMANGKU KEPENTINGAN Stakeholders

ISU UTAMA DAN METODE PENDEKATAN Main Issues and Approach Methods

RESPON PERSEROAN Company Responses

Mitra Kerja dan Mitra Usaha

1. Pemenuhan pelaksanaan Contractor Safety Management System (CSMS) oleh setiap Mitra. 2. Pemenuhan hak-hak normatif terhadap para pekerja mereka, seperti diatur dalam UndangUndang Ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan lainnya. 3. Pemenuhan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan operasi. 1. Fulfillment of Contractor Safety Management System (CSMS) by every Partner. 2. Fulfillment of their employees’ basic rights as stipulated in Manpower Law and other applicable laws and regulations. 3. Fulfillment of corporate social responsibility, especially for community around the operational activities sites.

• Perumusan kontrak kerja yang beretika. • Evaluasi pelaksanaan kerja sama. • Pertemuan koordinasi berkala.

1. Program pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2. Pemenuhan kewajiban pembayaran pajak yang dikelola daerah dan retribusi lain. 3. Pengamanan aset Perusahaan dan fasilitas operasi. 4. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah, melalui komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1. Regional development programs and community welfare improvement. 2. Compliance with obligation to pay regional tax and other levies 3. Protection of Company assets and operational facilities. 4. Maintain good relationships and communications with the central and regional governments, through commitment to comply with applicable laws and regulations.

• Kegiatan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). • Koordinasi, termasuk dengan TNI dan Polri di jajaran kewilayahan.

Media

1. Menyelenggarakan press-tour ke lokasi operasional. 2. Penyediaan informasi mengenai kinerja Perusahaan melalui press release, advertorial baik kepada media massa nasional maupun media massa lokal.

Media

1. Organize press-tour to operational sites. 2. Information provision on the Company’s performance via press release, advertorial on national and local mass media.

• Edukasi media tentang kegiatan operasi Perusahaan serta dukungan terhadap kegiatan media. • Pemasangan iklan. • Media education on the Company’s operations and support to media activities. • Advertisement placement

Universitas dan Institusi Pendidikan Lain

1. Penyelenggaraan seminar, lokakarya (workshop), diskusi tentang bisnis, operasional dan kinerja Perusahaan. 2. Penilitian dan kajian tentang aspek teknologi, ekonomi, lingkungan dan sosial. 3. Penyampaian laporan bersama tentang pelaksanaan penelitan dan kajian yang telah dilaksanakan. 1. Organize seminars, workshops, discussion on the Company’s business, operations and performance. 2. Research and study on technology, economic, environmental and social aspects. 3. Presentation of collective report on research and study that have been conducted.

Partners and Vendors

Pemerintah

Universities and Other Educational Institutions

Secara berkala Dewan Komisaris maupun Direksi, melakukan kunjungan ke lokasi field. Selain untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan, juga berdialog dengan segenap pemangku kepentingan yang ada di sekitar field, guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk melaksanakan pemenuhan tanggung jawab sosial oleh Perusahaan. [G4-37]

• Consultative Forum for Development Planning (musrenbang) activities. • Coordination, including with the Armed Forces and Regional Police

• Edukasi tentang kegiatan operasi Perusahaan. • Konsultasi dan kerjasama keilmuan.

• Education on the Company’s operations. • Academic consultation and cooperation.

Periodically the Board of Commissioners and Board of Directors make a visit to field location. In addition to inspect the work implementation, it is also aimed to hold a dialogue with all stakeholders around the field, in order to obtained information that will be used to carry out social responsibility fulfillment by the Company. [G4-37]


285


Government

• Formulation of ethical working contract. • Evaluation of cooperation implementation. • Periodic coordination meetings.


“PERUBAHAN DAN PENCAPAIAN DI TAHUN 2013 MERUPAKAN LANDASAN YANG KOKOH BAGI PERUSAHAAN UNTUK BERTUMBUH DI MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK.” “CHANGES AND ACHIEVEMENTS IN 2013 BECOME A SOLID FOUNDATION FOR THE COMPANY’S SOLID FOUNDATION TO GROW FOR A BETTER FUTURE.”

286


INFORMASI PERUSAHAAN Company Information


287

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Riwayat singkat Perusahaan Brief history of the company


TONGGAK SEJARAH KAMI OUR MILESTONES 1800 Era Awal Pencarian | Early Search 1871:

Era 1900 Masa Perjuangan | Time of Struggle

Penemuan sumur minyak baru terus berlanjut. The discovery of new oil wells continues.

Pascaproklamasi kemerdekaan, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

Post independence proclamation, all oil and natural gas fields left by the Dutch and Japanese were managed by the state.

Era 2000 Perubahan Regulasi | Change of Regulation Tahun 2001 Pemerintah menerbitkan UndangUndang No.22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, PT Pertamina (Persero) tak lagi berperan sebagai regulator dan hanya menjadi operator murni sehingga dibentuklah sejumlah anak perusahaan guna mengelola usaha hulu. In 2001 the Government issued LawNo.22 of 2001 on Oil and Natural Gas. As a consequence of theenactment of the Law, PT Pertamina(Persero) no longer played a role as a regulator and became a pure operator that led to the establishment of several subsidiaries to operate upstream business.

Era 2013 Pembentukan organisasi baru PT Pertamina EP Establishment of PT Pertamina EP new organization

288


Pemboran sumur minyak pertama di daerah Cirebon. The first oil well drilling in Cirebon.

1883:

Sumur produksi pertama: sumur Telaga Said di Sumatera Utara. The first production well: Telaga Said well in North Sumatra.

1957 Pembentukan Pertamina | The Establishment of Pertamina 10 Desember 1957 Pemerintah mendirikan Perusahaan Minyak Nasional (Permina), yang kemudian berganti menjadi Pertamina setelah penggabungan dengan Pertamin pada tahun 1968. On December 10, 1957, the Government founded Perusahaan Minyak Nasional (Permina), which later changed into Pertamina after a merger with Pertamin in 1968.

2005 Pendirian PT Pertamina EP | Establishment of PT Pertamina EP • 13 September 2005

PT Pertamina (Persero) mendirikan PT Pertamina EP. PT Pertamina (Persero) established PT Pertamina EP.

• 17 September 2005

PT Pertamina EP menandatangani Kontrak Kerja Sama dengan BP Migas (sekarang disebut SKK Migas). PT Pertamina EP signed Cooperation Contract with BP Migas (now SKK Migas).

KEMITRAAN PERUSAHAAN Selama tahun 2013 Pertamina telah melakukan kerjasama (kemitraan) dengan pihak swasta nasional maupun asing, untuk mengelola kegiatan operasi pada lapangan-lapangan minyak dan gas (migas) marginal. Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan produksi dan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

COMPANY PARTNERSHIPS During 2013, Pertamina has formed partnerships with national and foreign private sector, to manage operations in the oil and gas marginal fields. The purpose of the partnership is to increase production and bring benefits for both parties.

Ada dua bentuk kemitraan yang berlangsung hingga saat ini, yaitu Technical Assistance Contract (TAC) dan Kerjasama Operasi (KSO). Sampai akhir tahun 2013 jumlah kontrak TAC telah mencapai 26 kontrak, sedangkan KSO berjumlah 30 kontrak.

There are two forms of partnerships until today, the Technical Assistance Contract (TAC) and Joint Operations (KSO). Until the end of 2013 the number of TAC was 26 contracts, while KSO was 30 contracts.

Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah bekerjasama dengan beberapa mitra melaksanakan sejumlah studi untuk mendukung keberadaan proyek pengembangan dengan pola kemitraan. Adapun studi yang telah dijalankan adalah:

Throughout 2013, the Company has been working with several partners to conduct a number of studies to support development project under partnership scheme. The studies that have been conducted are:

STUDY Study Patina Group selesai 100% 100% completed Cooper Energy Sukananti selesai 100% 100% completed Techwin Benakat Timur selesai 100% 100% completed Benakat Barat Petroleum selesai 100% 100% completed Santika Pendopo Energy selesai 100% 100% completed Samudera Energy Tanjung Lontar selesai 100% 100% completed Indrillco Hulu Energy selesai 90% 90% completed Indrillco Hulu Energy selesai 100% 100% completed Santika Pendopo Energy selesai 100% 100% completed


289


Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP Study G & G KSO PEP G & G Study of KSO PEP POD KSO PEP POD of KSO PEP POP KSO PEP POD of KSO PEP Seismik 3D (40 Km2) KSO PEP 3D Seismic (40 Km2)of KSO PEP


Fasilitas Produksi Guna mengoptimalkan operasional lapangan yang dikelola para mitra, selama tahun 2013 telah dibangun sejumlah fasilitas produksi, yakni;

Production Facilities In order to optimize field operations managed by partners, a number of production facilities have been built during 2013, namely;

NAMA PROYEK Project’s Name

Perbaikan tanki 500 bbl 1 unit Repair of 1 unit of 500 bbl tank Perbaikan heater 01 di SP-10 1 unit Repair of 1 unit of heater 01 at SP-10 Modifikasi manifold di SP-12 Manifold modification at SP-12 Penggantian line section 6” dari tanki ke transfer pump Replacement of 6” line section from tank to transfer pump Binangat Bypass (Release BIN Plant) SBR Plant Optimization (Release MPS) Replace Diesel Engine by Gas Engine SBR-8 & SBR-22 Optimization Fan Belt Primover Valve, Gate, Flanges, Gasket & Stud Bolt 6”-150 # Arrow Engine Part Part Assembly Pumping Unit Spark Plug P/n. 2N-2839 offer : TRN 79G Pumping Unit C 228D-173-100 Tank On Site Valve, Gate, Flanges, Gasket & Stud Bolt 8”-150# Wire Rope Blue Strand Class 6 x 36 Steel Core Diameter 7/8” 1WRC Warranty Suku Cadang 6 Bulan dari tanggal BAST Engine Gas & Oil (US) X-Mastree Single Completion Part Part Of Arrow Engine Type C-96 & C-106 Flanges : 3”-300# & Elbow Long Radius ROD, POLISHED, 1-1/4” X 22 FT C/W COUPLING Fan Belt B 88, Brand: BANDO Replacement Rubber Supreme ENGINE : CUMMINS KTA 19GC RubberReplacement & Liner Cyl Gate Valve” , Adjustable Valve & Flange 2000 PSI CAMERON Wellhead Part Flowline Part Adjustable Choke Valve (Positive choke)

290


OPERATORSHIP (TAC/KSO) Operatorship (TAC/KSO)

KSO PEP - SANTIKA PENDOPO ENERGY

TAC PEP - EMP SEMBERAH

KSO PEP - TECHWIN BENAKAT TIMUR

PERMASALAHAN Problems

Problems and Follow Up Efforts A number of fields operated under partnership also face various problems. To resolve the matters, Pertamina EP and its partners have taken the following measures:

RENCANA/UPAYA TINDAK LANJUT Follow Up Plans/Efforts TAC PEP-EMP GELAM

• Kesulitan pendanaan TAC, sehubungan strategi Holding Pihak Mitra didalam membiayai unit bisnis yang dimiliki (kalah prioritas dengan unit bisnis yang lain > PSC Energi Mega Persada Group) TAC funding difficulties, regarding Partner’s holding strategy in financing its own business units (lower priority than other business unit> PSC Energi Mega Persada Group)

• Meminta/motivasi Pihak TAC maupun Holdingnya untuk berkomitmen penuh didalam pendanaan TAC, minimal sesuai dengan kesepakatan yang tertuang didalam Persetujuan WP&B Call for/motivateTAC Partner and its Holding Company to be fully committed in TAC funding, at least according to the agreement contained in the WP&B Agreement.

• Kecenderungan Pihak Penyedia Jasa mengajukan harga diatas harga wajar, sehubungan citra Mitra/TAC P-EMP Gelam yang diangggap kurang baik dalam memenuhi kewajibannya (pembayaran) maupun sedikitnya volume kerja yang ditawarkan The Service Provider tend to propose prices above fair price, regarding the image of Partner/TAC P-EMP Gelam that is considered unfavorable in meeting its obligations (payment) or the minimum volume of work offered.

• Mencoba untuk kemungkinan dilakukan joint contract TAC/KSO yang berdekatan, sehingga volume pekerjaan dapat diperbesar sehingga akan lebih menarik untuk Pihak Penyedia Jasa/ Kontraktor. Saat ini sedang persiapan pelaksanaan 2 RK Fracturing (SG-18 dan SG-16) Attempted to conduct a joint contract possibilities TAC/KSO adjacent, so that the volume can be increased to make it more attractive to the Service Provider/Contractor. Currently under preparation for the WP of 2 Fracturing (SG-18 and SG-16).


291


Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut Sejumlah lapangan yang dikelola secara kemitraan juga dihadapkan pada berbagai persoalan. Untuk mengatasi hal tersebut, Pertamina EP dan para mitra telah melakukan beberapa langkah:



RENCANA/UPAYA TINDAK LANJUT Follow Up Plans/Efforts TAC PEP-BLUE SKY LANGSA

• Keterbatasan pendanaan dan kesulitan pengadaan RIG untuk eksekusi RK Sumur. Salah satu TAC Off shore yang terletak di Selat Malaka, dimana terdapat 3 (tiga) sumur yang metode penyelesaian sumur dilakukan secara subsea (tidak memiliki Platform). Sejak akhir April 2013 produksi terhenti sehubungan matinya Sumur H-4 yang diduga karena tersumbatnya storm choke sebagai pengganti SSV oleh kotoran (merupakan sumur satu-satunya yang masih dapat berproduksi secara Natural Flow) Limited funding and Rig procurement difficulties for well execution WP. One of Offshore TAC located in Malacca Strait, where there are three (3) wells with subsea (without Platform). completion method. Since the end of April 2013, the production halted due to the death of H-4 well, which was allegedly due to blocked storm chokes as SSV replacement by impurities (the only well that still can produce by Natural Flow)

• Mencoba membersihkan kotoran pada storm choke dengan cara menginjeksikan diesel ke rangkaian pipa produksi dan dilakukan build up yang kemudian “rocking” (masih dalam pelaksanaan). Saat ini sumur bisa diproduksikan secara berkala, namun tidak dapat optimal (rate 30-35 bopd) Attempts to clean up the storm choke by injecting diesel into the production pipeline system and conducted build up which then "rocking" (still in the implementation). Currently the well can be produced regularly, however it is less than optimal (rate of 30-35 bopd) • Melanjutkan proses pengadaan Rig untuk pelaksanaan RK Sumur (re entry sumur H-3, L-2 dan L-3 dan workover Sumur H-4). Info terakhir dari Blue Sky Langsa, kesiapan Peralatan Rig baru tersedia Q.1 2014 Continuing the Rig procurement process for the implementation of Well WP (re-entry of H-3, L-2 and L-3 wells and H-4 well workover). The latest info from Blue Sky Langsa, the readiness of Rig Equipment will only be available in Q.1 2014

TAC PEP-PERTALAHAN ARNEBATARA NATUNA • Keterlambatan realisasi penyelesaian piping system 3 (tiga) sumur di Udang Timur. Piping system telah diselesaikan pada Awal September 2013, namun hasil produksi 3 sumur Udang Timur masih jauh dari harapan. Evaluasi yang dilakukan TAC, diduga terjadi “wellbore damage” (scale) pada sumur SS-1 dan SS-3. Delays in the realization of the piping system completion at 3 (three) wells in Udang Timur. The piping system has been completed in early September 2013, but the production output of 3 wells in Udang Timur was still far from expectations. The evaluation performed by TAC, "wellbore damage" (scale) allegedly occurred at SS-1 and SS-3 wells. • Ketidak handalan Kinerja Operasi Gas Lift Compressor Main Udang (termasuk engine dan pregas cooler). Sejak awal Juni 2013 (04.06.13) Pregas Cooler dan Engine Compressor Gas Lift Udang B mengalami kerusakan/mati. The unreliable Operating Performance of Udang Main Gas Lift Compressor (including engines and pregas cooler). Since the beginning of June 2013 (04.0613) Pregas Cooler and Gas Lift Compressor Engine of Udang B has been damaged/malfunctioned.

292


• Telah dilakukan Stimulasi sumur SS-1 dan SS-3 pada Minggu 4 Oktober 2013 namun hasil test tidak seperti yang diharapkan. Stimulation has been done at SS-1 and SS-3 wells on Sunday, October 4, 2013, however the test results did not meet expectation.


RENCANA/UPAYA TINDAK LANJUT Follow Up Plans/Efforts TAC PEP-EKSINDO TELAGA SAID DARAT (Belum Komersial dan Belum Berproduksi | Not Yet Commercial and in Production)

• Kesulitan pendanaan TAC. Pada 2013 terjadi pengalihan kepemilikan PT ETSD (Mitra PEP dalam Kontrak TAC). Pemilik Baru/ Petro AP mengambil alih kepemilikan TAC sejak April 2013 dan telah mengajukan RK Bor sebanyak 8 sumur pada tahun 2013. Namun sampai dengan akhir 2013 pemboran tersebut belum dapat direalisasikan. Difficulty in TAC funding. In 2013, there was transfer of ownership at PT ETSD (PEP’s TAC Partner). The new owner/ Petro AP took over the operatorship of TAC since April 2013 and has proposed Drilling WP for 8 wells in 2013. But until the end of 2013 the drilling has yet to be realized.

• Melaksanakan RK Bor di tahun 2014 yang tertunda di tahun 2013. Implementation of Drilling WP in 2014, which was postponed in 2013.

• Masalah Sosial/Penambangan Ilegal oleh Masyarakat sekitar. Social Issues / Illegal Mining by surrounding communities.

• Mempercepat pelaksanaan Kontrak Kerjasama dengan KUD setempat untuk Angkat Angkut Minyak dari Sumur Tua wilayah TAC, sehingga masyarakat dapat dikontrol Accelerating the implementation of Cooperation Contract with local Village Unit Cooperative (KUD) for oil transportation from old wells in TAC areas, so that people can be controlled

KSO PEP - FORMASI SUMATERA ENERGI • Keterlambatan pelaksanaan RK Work Over sehubungan dengan masalah Pendanaan. Delayed Workover WP implementation due to funding problems.

• Telah melaksanakan Workover sumur TTT-112 Workover of TTT-112 well has been executed

KSO PEP - BENAKAT BARAT PETROLEUM • Segera melakukan Pemboran pada tahun 2014 Immediately Drilling in 2014

KSO PEP - BENAKAT BARAT PETROLEUM • Data subsurface yang kurang memadai untuk persetujuan AFE Inadequate subsurface data for AFE approval

• Mempercepat pelaksanaan seismic 3 D (selesai Juni), mempercepat penentuan titik lokasi pemboran, rencana dikerjakan 2014 Accelerating the implementation of 3D seismic survey (completed in June), accelerating the determination of drill hole locations, the plans to be implemented in 2014 • Mempercepat pelaksanaan Workover , rencana sumur TAP-161, TAP -433, PDP-189 Accelerating implementation of Workover, plans of TAP-161, TAP -433, PDP-189 wells

KSO PEP - TECHWIN BENAKAT TIMUR • Rencana pelaksanan pemboran mundur dari jadwal semula dikarenakan proses Pengadaan Jasa dan Material serta pembebasan lokasi pemboran BKT-A terlambat, Proses ulang pengadaan Jasa Fracturing (pemenang mengundurkan diri) Drilling plan implementation was pushed back from the original schedule due to procurement process of services and materials as well as late land clearing of BKT-A drilling site, reprocurement process of fracturing service (winner withdrew)

• Melakukan pemboran BKT-B (sedang observasi) , dan reaktivasi sumur-sumur Drilling of BKT-B (under observation), and reactivation of wells


293


• 9 sumur pemboran tertunda, karena menunggu IPPKH dari Kementrian Kehutanan, ijin keluar awal Agustus 2013, ketersediaan rig bor awal Nopember 2013. Delayed drilling of 9 wells, pending the IPPKH permit from Forestry Ministry, the permit was issued early August 2013, drilling rig was available early November 2013.



RENCANA/UPAYA TINDAK LANJUT Follow Up Plans/Efforts TAC P - INDOJAYA SUKARAJA

• Tidak tercapainya produksi minyak, karena 1 sumur yang berproduksi saat ini (SKR-04) shut in sejak Maret (problem Pompa ESP) Oil production did not meet the target due to shut-in of 1 well that is currently producing (SKR-04) since March (Pumps ESP problem)

• Mempercepat pengadaan Rig, direncanakan pekerjaan workover sumur SKR-05 dan Well service SK-03&SKR-04 Accelerating rig procurement, planning of SKR-05 well workover and SK-03 & SKR-04 Well service

• Tertundanya pelaksanaan workover SKR-05 dan perawatan sumur lainya dikarenakan masih menunggu proses pengadaan rig 350 HP dan perbaikan jalan menuju lokasi. The delay in the implementation of the SKR-05 well workover and other well service because the rig was still waiting for the procurement of 350 HP and repair of the road to the site. TAC P - BINATEK REKA KRUH • Tertundanya pelaksanaan pemboran sumur Kruh-20, disebabkan hambatan pembuatan lokasi karena curah hujan yang tinggi (material dan pengadaan jasa sudah selesai), sering hujan sehingga menghambat trucking minyak dari sumur. Delayed Kruh-20 well drilling caused by hindrance in site construction due to the high rainfall (material and service procurement completed), frequent rains disrupted oil trucking from the well.

• Mempercepat pembuatan lokasi dan segera melakukan perawatan sumur-sumur yang tidak beroperasi. Pemboran Kruh-20 baru terlaksana pada September-Oktober 2013 dengan hasil produksi 260 bopd tetapi terkendala transportasi minyak dengan vacum truck ke SP – Jirak diblokir oleh masyarakat. Accelerating the site construction and immediately performed well servicefor non-operating ones. Kruh-20 drilling was only carried out in September to October 2013, with production of 260 bopd but was disrupted due to blockade by residents on oil transportation by vacuum truck to SP - Jirak.

TAC PEP-EMP SEMBERAH • Kesulitan pengadaan RIG 550 HP untuk pelaksanaan Reparasi sumur SBR-6. Difficulty in RIG 550 HP procurement for the implementation of SBR-6 well repair.

• Menjaga laju penurunan (decline rate) dengan perbaikan gas lift sistem. Control decline rate by improving gas lift system.

• Reparasi sumur SBR-6 (target 60 bopd ) akan dieksekusi dengan Rig yang sama setelah pelaksanaan bor 3 sumur di lapangan Samberah (perkiraan awal tahun 2014). Repair of SBR-6 well (target at 60 bopd) to be executed with the same rig after drilling of 3 wells at Samberah Field (estimated early 2014).

• Melakukan pemboran 2 sumur minyak di lapangan Samberah, pada Nov & Des 2013 (target @100 bopd) Conducted drilling of 2 oil wells at Samberah Field, in November & December 2013 (target at100 bopd)

294



RENCANA/UPAYA TINDAK LANJUT Follow Up Plans/Efforts TAC PEP-KODECO POLENG

• Off produksi selama 10 hari karena penggantian hose koneksi ke Mooring Bouy (bocor), hilang produksi ± 23,000 bbls dan sumur BW-6 (6 MMscfd) mati hingga saat ini, yang menyebabkan feeding gas ke Gas Lift Compressor berkurang dan membuat tekanan discharge turun dari 1,300 psi menjadi 1,050 psi, pada akhirnya produksi minyak menjadi turun dibawah 2,000 bopd. Off production for 10 days due to replacement of connection hose to Mooring Bouy (leak), lost production of ± 23,000 bbls and dead well BW-6 (6 MMscfd) until today, which caused decrease in gas feeding to the Gas Lift Compressor and lowered the disharge pressure from 1,300 psi to 1,050 psi, that eventually decreased oil production to below 2,000 bopd.

• Koordinasi dengan PHE WMO agar schedule slickline tetap dapat dijaga sehingga program WO, Stimulasi dan optimasi sumur dapat terlaksana sesuai jadwal. Coordination with PHE WMO to secure slickline schedule so that the WO, well stimulation and optimization programs can be executed on schedule. • Lapangan Poleng terminasi sejak 21 Desember 2013 Poleng Field termination as of December 21, 2013

• Meningkatnya air terproduksi (± 37,000 bwpd) dan limitasi kapasitas proses produksi serta handling water menyebabkan meningkatnya faktor risiko pada : • Kualitas minyak siap lifting (KA bisa diatas standart) • Kualitas gas untuk feeding compressor (GC-623, 624, 653) menyebabkan “liquid carry over” sehingga Compressor Shut Down. • Penanganan air terproduksi menjadi kendala besar untuk mempertahankan Proper.


• Increased produced water (±37,000 bwpd), limitation of production process capacity and handling of water caused increasing risk factors: • The quality of oil ready for lifting (Water content may be above standard) • The quality of gas for compressor feeding (GC-623, 624, 653) caused “liquid carry over” that led to Compressor Shutdown. • Handling of produced water was a large obstacle to maintaining Proper. • Kalah Prioritas dalam sharing penggunaan perangkat (Rig, Snubbing or Slickline unit) untuk pengerjaan RK sumur (bor, WO, Stimulasi or optimasi) sehingga walaupun sudah dirapatkan dan disetujui, schedule perangkat tersebut dapat dirubah kapan saja untuk kepentingan sepihak. Lower in priority for equipment use sharing (Rig, Snubbing or Slickline unit) forexecution of well WP (drilling, WO, Stimulation or optimization) so despite having been negotiated and approved, the equipment schedule may be modified unilaterally at any time. KSO PEP-PATINA • Hasil pemboran BKD-4 (RK 2012) yang tidak sesuai dengan hasil interpretasi seismic sehingga 2 sumur bor tahun 2013 ditunda ke tahun 2014, karena perlu evaluasi Subsurface kembali untuk penentuan titik bor (setelah reprocessing data seismic 3D). Results of drilling BKD-4 (RK 2012) did not match seismic interpretation results that led to drilling of 2 wells in 2013 was postponed to 2014, due to the need of Subsurface reevaluation to determine drill hole (after 3D seismic data reprocessing).

• Melakukan reprocessing seismic 3D untuk penentuan titik bor (RK Bor 2 sumur di tahun 2014). 3D seismic reprocessing to determine drill hole (Drilling WP of 2 wells in 2014).

• Hasil produksi BKD-4 tidak sesuai harapan, kemungkinan sumur mengalami damage, low infl ux dan minyaknya berat (paraffinic). The production of BKD-4 did not meet expectation, the well might be damaged, low influx and heavy oil (paraffinic). • WO BKD-2ST hanya menghasilkan gas sedangkan WO BKD-3A ST hasilnya tidak sesuai target. BKD-2ST WO only produced gas while BKD ST-3A WO results did not meet the target.


295

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Nama entitas anak, perusahaan asosisasi, perusahaan ventura Name of subsidiaries, associated companies, venture companies


DAFTAR ALAMAT KANTOR ASSET, LAPANGAN, FASILITAS PRODUKSI, PIPA JALUR TRANSPORTASI

ADDRESS LIST OF ASSET OFFICE, FIELD, PRODUCTION FACILITIES, TRANSPORTATION PIPELINE

Kantor Pusat | Head Office: Standard Chartered Tower 21st - 29th Floor Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 - Indonesia Phone : (+6221) 5797 4000, Fax : (+6221) 5797 4555 E-Mail : [email protected] website : www.pep.pertamina.com NO

ASSET DAN LAPANGAN Asset and Field

ALAMAT KANTOR Office Adress

TELEPON DAN FAKSIMILI Telephone and Facsimile

1

Rantau

2 3 4

Pangkalan Susu Lirik Jambi

5

Ramba

Jl. Jakarta No.1 - Rantau Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam 24474 Jl. Samudra No.1 Pangkalan Susu, Sumatera Utara 20858 Jl. Raya Lintas Timur Sumatera Lirik, Indragiri Hulu Riau 29353 Jl. Lirik No.1 Komplek Pertamina UBEP Jambi Kenali Asam, Jambi 36128 Jl. Lintas Timur Palembang Jambi KM 102 Dusun Ramba, Kec. Sei Lilin, Sumatera Selatan Kantor Palembang : Jl. Sukarno Hatta No. 2465 RT 40 RW 11, Kel. Karya Baru Kec. AlangAlang Lebar, Palembang, Sumatra Selatan 30151

ASSET 1 ASSET 1

6 7 8

Aset 2Asset 2 Prabumulih Pendopo Limau

ASSET 2 ASSET 2 Jl. Jend. Sudirman No.3 Prabumulih, Sumatera Selatan 31122 Jl. Plaju no. 38 Pendopo, Sumatera Selatan 31211 Jl. Jend. Sudirman No. 2/3 Prabumulih, Sumatera Selatan 31122

9

Adera

10

Aset 3Asset 3 Subang

Komp Pertamina EP. Field Pendopo Pengabuan, Sumatera Selatan 31211 ASSET 3 ASSET 3

11 12

Jl. Raya Mundu , Karangampel, Indramayu, Jawa Barat 45284 Jl. Patra Raya Klayan Cirebon. Jawa Barat 45151 Jl. Raya Mundu , Karangampel. Indramayu, Jawa Barat 45283

14 15 16

Tambun Jatibarang Aset 4Asset 4 Cepu Aset 4Asset 4 Sangatta Bunyu Papua

17

Tanjung

18

Sangasanga

19

Tarakan

Jl. Minyak No. 1 Ngurungkudek, Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan 71571 Jl. Dr Sutomo No 40, Sangasanga, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur 75254 Jl. Pulau Linggitan No. 1 Tarakan Tengah Kalimantan Timur 77121

296


13

T:(+62641) 31016 F:(+62641) 31944-45, 31010, 31941 T:(+62620) 51333, F:(+62620) 51385 T:(+62769) 7444106, F:(+62769) 41224 T:(+62741) 41938-39, F:(+62741) 42542 T:(+62711) 893324, F:(+62711) 893145 T:(+62711) 413966, 7077850 F:(+62711) 351962

T:(+62713) 382305, F:(+62713) 323273 T:(+62713) 384200, F:(+62713) 390442 T:(+62713) 382958, 320010 F:(+62713) 321949 T:(+62713) 391158, F:(+62713) 391158

T:(+62234) 484112, ext 3055/3300 F:(+62234) 486007 T:(+62231) 2512356, F:(+62231) 2512354 T:(+62234) 484112 ext 3064, F:(+62234) 484305

ASSET 4 ASSET 4 Jl. Gajahmada PO.Box 1 Cepu ASSET 5 ASSET 5 Jl. Gas No.1 Sangatta , Kutai Timur Kalimantan Timur 75613 Jl. Dermaga No.1 P. Bunyu, Kalimantan Timur 77181 Jl. Ahmad Yani, Sorong, Papua Barat 98414

T:(+62296) 421494, F:(+62296) 425119, 421329 T:(+62549) 22300, F:(+62549) 23592 T:(+62551) 24729 ext 2801, F:(+62551) 2055501 T:(+62951) 323830/323851/52 F:(+62951) 332667/321729 T:(+62526) 2021242, F:(+62526) 2021344 T:(+62541) 671400, F:(+62541) 671487 T:(+62551) 32812-14, F:(+62551) 51093

FASILITAS PRODUKSI MINYAK Oil Production Facilities LOKASI Location Sumatera Bagian Utara Northern Sumatra Sumatera Bagian Tengah Central Sumatra Sumatera Bagian Selatan Southern Sumatra Jawa Bagian Barat Western Java Jawa Bagian Timur Eastern Java Indonesia Bagian Timur Eastern Indonesia Rgion

SP

SPU

PPP

TITIK SERAH Custody Transfer Point

10 SP 9 SP & 3TU 3 Manifold 1 Booster 7 SP 39 SP 23 SP 25 SP

1 SPU 3 SPU 7 SPU 5 SPU 9 SPU

PPP Rantau PPP Pangkalan Susu PPP Sei Karas PPP Ukul PPP Tempino PPP Prabumulih PPP Pangabuan PPP Balongan

Terminal Pangkalan Susu Pangkalan Susu Terminal

12 SP

3 SPU

PPP Menggung - Cepu

Kilang Cepu Cepu Refinery

6 SP 3 SP 6 BS 11 SP 6 SP 5 SP 3 SP 2 SP

1 SPU 1 SPU 4 SPU 1 SPU 3 SPU -

PPP Manunggul – Tanjung PPP Sangasanga PPP Angana PPP Lingkas – Tarakan PPP Klamono PPP Salawati

Terminal Sangatta Sangatta Loading Terminal Terminal Bunyu Bunyu Loading Terminal Kilang UP-V Balikpapan Rifenery Unit V Balikpapan Kilang UP-V Balikpapan Rifenery Unit V Balikpapan Kilang UP-V Balikpapan Rifenery Unit V Balikpapan Kilang UP-V Balikpapan Rifenery Unit V Balikpapan Kilang UP-V Balikpapan Rifenery Unit V Balikpapan Kasim Marine Terminal Kasim Marine Terminal

Terminal Buatan Lirik KM03 Sei Gerong. Buatan Terminal, Lirik KM03 Sei Gerong KM03 Plaju (SPD Metering System) KM03 Plaju (TAP Metering System) Terminal Balongan Balongan Terminal

FASILITAS PRODUKSI GAS Gas Production Facilities

Sumatera Bagian Utara Northern Sumatra Sumatera Bagian Tengah Central Sumatra Sumatera Bagian Selatan Southern Sumatra Jawa Bagian Barat Westren Jawa Jawa Bagian Timur Eastern Java Kawasan Timur Indonesia Eastern Indonesia Region

SP

SPU

7 SP 11 SP 20 SP 5 SP 3 SP 7 SP

4 SKG 7 SKG 14 SKG 1 SKG 2 SKG 4 SKG

TITIK SERAH Custody Transfer Point Pada 5 titik serah At 5 custody transfer points Pada 14 titik serah At 14 custody transfer points Pada 37 titik serah At 37 custody transfer points Pada 5 titik serah At 5 custody transfer points Pada 2 titik serah At 2 custody transfer points Pada 5 titik serah At 5 custody transfer points


297


LOKASI Location


PIPA JALUR TRANSPORTASI MINYAK DAN GAS Oil and Gas Transportation Pipeline LOKASI Location

JALUR PIPA Pipeline

Sumatra Bagian Utara Northern Sumatra

PPP Rantau – PPP Pangkalan Susu PPP Pangkalan Susu – Terminal Pangkalan Susu SPU Kenali Asam – PPP Tempino SPU Bajubang – PPP Tempino Tank Farm Tempino – PPP Tempino PPP Tempino – RU III Plaju* PPP Prabumulih – RU III Plaju PPP Pangabuan – RU III Plaju SP Tambun – SP Tegal Gede SP Tegel Gede – SP Cilamaya SP Cilamaya – SPU Cemara SP Subang – SPU Cemara SPU Cemara – PPP Balongan SPU Jatibarang – PPP Balongan PPP Balongan – Terminal Balongan PPP Menggung – Kilang cepu SPU Bunyu – Terminal Bunyu PPP Sanggata – Teminal Sangatta PPP Manuggul, Tanjung – Kilang RU-V Balikpapan PPP Sangasanga – Terminal Sangasanga PPP Tarakan – Terminal Tarakan PPP Klamono – Terminal Sorong PPP Salawati – Karim Marine Terminal (KMT)

Sumatra Bagian Tengah Central Sumatra

Sumatra Bagian Selatan Southern Sumatra

Jawa Bagian Barat Westren Jawa

Jawa Bagian Timur Eastern Java

Kawasan Timur Indonesia Eastern Indonesia Region

Keterangan: * Merupakan aset PT Pertagas yang digunakan untuk pengiriman minyak mentah Pertamina EP Note: * Asset of PT Pertagas utilized for Pertamina EP’s crude oil shipment

298


PANJANG PIPA Pipe Length (Km) 64 38 24 32 2 *265 102 146 34 65 69 70 25 23 2 2 4 19 238 37 19 48 17

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Nama dan alamat lembaga dan profesi penunjang pasar modal Name and address of supporting institutions and/or professionals of stock exchange

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG

Supporting Institutions and Professionals

AUDITOR EKSTERNAL External Auditor Tanudiredja, Wibisana & Rekan Jl HR Rasuna Said Kav C-3 Mega Plaza Lt 4, Karet, Setiabudi, Jakarta 12920 - Indonesia Tel : (62-21) 521 1134, Fax: (62-31) 531 4503 Website: pwcglobal.com

Memahami sifat perusahaan private company, Perusahaan tidak menuliskan informasi saham, meliputi: • Biro Administrasi Efek • Perusahaan Pemeringkat Efek

Understanding the nature of private companies, the Company does not report share information, covering: • Securities Administration Agencies • Rating Agency INFORMASI PERUSAHAAN Company Information


299


TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN TAHUN 2013 Company Health Indicators 2013 RKAP 2013 Corporate Work Plan and Budget 2013 INDIKATOR Indicators

NILAI Score

BOBOT Value

TERAUDIT 2013 2013 Audited NILAI Score

BOBOT Value

27,41% 30,49% 61,72% 39,78% 14,70% 574,85% 15 hari days 11 hari days 45,10% 71,55% 102,97%

20 15 3 3 2

KINERJA KEUANGAN FINANCIAL PERFORMANCE Imbalan kepada pemegang saham Return On Equity (ROE) 22.98% 20 Imbalan Investasi Return On Investment (ROI) 25.90% 15 Margin Pendapatan Operasi Operating Profit Margin 60.52% 3 Margin Laba Bersih Net Profit Margin 35.75% 3 Rasio Kas Cash Ratio 11.42% 2 Rasio Lancar Current Ratio 690.06% 5 Perputaran Piutang Collection Period 84 hari days 2 Perputaran Persediaan (ITO) Inventory Turn Over 5 hari days 3 Perputaran Total Aset (TATO) Total Asset Turn Over 40.63% 1,5 Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Total Equity to Total Asset Ratio 77.73% 4 Rasio Bunga Berjangka Time Interest Earned Ratio 148.29% 3 61.5 Nilai Kinerja Keuangan (NKK) Score of Financial Performance SEHAT HEALTHY Klasifikasi Kinerja Keuangan Classification of Financial Performance KINERJA PERTUMBUHAN GROWTH PERFORMANCE KINERJA PERTUMBUHAN GROWTH PERFORMANCE Pertumbuhan Produktivitas Aset Asset Productivity Growth (ASPG) (17.93%) 0 Pertumbuhan Penjualan Sales Growth 2.32% 1 Pertumbuhan Margin Laba Bersih Net Profit Margin Growth (NPMG) (6.49%) 0 Penjualan Kepada Total Aset Sales to Total Asset (STAG) (12.63%) 0 Pertumbuhan Laba Bersih Net Profit Growth (NPG) (4.32%) 0 Nilai Kinerja Pertumbuhan (NKP) Score of Growth Performance 1 KURANG TUMBUH LESS GROWTH Klasifikasi Kinerja Pertumbuhan Classification of Growth Performance KINERJA ADMINISTRASI ADMINISTRATION PERFORMANCE KINERJA ADMINISTRASI ADMINISTRATION PERFORMANCE Laporan Keuangan Perusahaan Bulanan Monthly Financial Statement ≤ 7 Calender days 2 Laporan Manajemen Perusahaan Bulanan Monthly Financial Report ≤ 16 Calender days 2 Laporan Keuangan Audited Audited Financial Statement ≤ Maret March 3 Rancangan RKAP Corporate Work Plan & Budget ≤ Agustus August 3 (i.e. Juli July) Nilai Kinerja Administrasi (NKA) Score of Administration Performance 10 Klasifikasi Kinerja Administrasi Classification of Administration Performance TERTIB IN ORDER Jumlah (NKK + NKP + NKA) Total Tingkat Kesehatan Perusahaan Company Health Indicator

300


5 3 3 1,5 4 3

62.5 SEHAT HEALTHY (18,60%) (5,97%) 8,71% (20,55%) 2,21%

0 0 3 0 1

4 KURANG TUMBUH LESS GROWTH ≤ 7 Calender days ≤ 16 Calender days ≤ Maret March ≤ Agustus August

2 2 3 3

10 TERTIB IN ORDER

72.5

76.5

SEHAT A HEALTHY: A

SEHAT A HEALTHY: A



301

BAPEPAM-LK NO.X.K.6 Laporan Keuangan teraudit sebagaimana diatur pada Peraturan Nomor Audited Financial Statements as stipuated by Regulation No.

REFERENSI PERATURAN BAPEPAM - LK NO.X.K.6

BAPEPAM - LK No.X.K.6 Regulation Reference KETERANGAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)

UMUM GENERAL Laporan tahunan wajib memuat Annual report is required to contain a. Ikhtisar data keuangan penting Key financial Highlights

42-45

b. Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners' Report

48-59

c. Laporan Direksi Board of Directors' Report

62-73

d. Profil perusahaan Company profile

62

e. Analisis dan pembahasan manajemen Management discussion and analysis

78-121

f.

122-203

Tata kelola perusahaan Corporate governance

g. Tanggung jawab sosial perusahaan Corporate social responsibility h. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit Audited annual financial statements i.

Surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors' Statement of responsibility

204-285 319 76, 320

Dalam Bahasa Indonesia In Indonesian Language Pencantuman judul dan keterangan tabel Inclusion of table title and description Dicetak pada kertas A4 yang berwarna terang agar mudah dibaca Printed on brightly colored A4 paper for easy reading IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING KEY FINANCIAL HIGHLIGHTS Ikhtisar Perbandingan Keuangan selama 3 (tiga) tahun Summary of financial comparison over 3 (three) years

43

Informasi mengenai saham setiap 2 (dua) triwulan Information on shares every 2 (two) quarters

44

Aksi Korporasi terhadap saham Corporate action on shares

44

Perdagangan saham Share trading

44

302


KETERANGAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)

LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS’ REPORT Laporan Dewan Komisaris Board Of Commissioners’ Report 1) Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan Assessment of the Board of Directors’ performance on management of the company

51-55

2) Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi View on the company's business prospect as established by Board of Directors

56

3) Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahan Change in Board of Commissioners' membership composition and the reasons of change

59

4) Komite-komite yang berada di bawah pengawasan Dewan Komisaris Committees under the Board of Commissioners' supervision

55

Laporan Dewan Direksi Board of Directors’ Report 1) Kebijakan strategis, perbandingan hasil dan yang ditargetkan, kendala yang dihadapi Strategic policy, comparison between result and target, obstacles faced

63-71

2) Gambaran tentang prospek usaha View on the company’s business prospect

67

3) Penerapan tata kelola perusahaan Corporate governance implementation

72

4) Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya Change in Board of Directors’ membership composition and the reasons of change

73

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE 14

2) Riwayat singkat perusahaan Brief history of the company

15

3) Kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, jenis produk dan jasa Business activities of the company based on the most recent Articles of Association, type of products and services

14

4) Struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, disertai nama dan jabatan Organizational structure of the company in chart, with names and positions

32

5) Visi dan misi perusahaan Vision and mission of the company

30

6) Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners' profile

60

7) Profil Direksi, meliputi Board of Directors' profile, covering

74



1) Nama dan alamat perusahaan Name and address of the company

303

REFERENSI PERATURAN BAPEPAM - LK NO.X.K.6 BAPEPAM - LK No.X.K.6 Regulation Reference

KETERANGAN DESCRIPTION 8) Perubahan susunan Dewan Komisaris / Direksi sesudah dan sebelum Change of Board of Commissioners/Directors' composition before and after 9) Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya Number of employees and description of their competency development

HALAMAN PAGE (S) 144, 153 26-28

10) Persentase kepemilikan pemegang saham Percentage of shareholding

14

11) Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali perusahaan Information on majority and controlling shareholders of the company

33

12) Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura Name of subsidiaries, associated companies, venture companies

33

13) Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham Chronology of share listing and change of number of shares

44

14) Kronologis pencatatan Efek lainnya dan peringkat Efek Chronology of other securities listing and securities ratings

44

15) Nama dan alamat perusahaan pemeringkat Name and address of ratings company

299

16) Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal Name and address of supporting institutions and/or professionals of stock exchange

299

17) Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan Awards and certifications received by the company

25, 29

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS 1) Tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan jenis industri Operational review per operational segment based on type of industry a) Produksi, yang meliputi proses, kapasitas, dan perkembangannya Production, covering process, capacity, and development

80

b) Pendapatan Revenues

96

c) Profitabilitas Profitability

98

2) Analisis kinerja keuangan komprehensif dalam 2 (dua) tahun Comprehensive financial performance analysis in 2 (two) years

304

a) Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset Current assets, non-current assets, and total assets

99

b) Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total Current liabilities, non-current liabilities, and total

102

c) Ekuitas Equity

105

d) Pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain Revenue, expenses, profit (loss), other comprehensive revenues

96

e) Arus kas Cash flow

105



HALAMAN PAGE (S)

3) Kemampuan membayar utang dalam rasio Ability to meet debts in ratio

107

4) Kolektibilitas piutang Receivables collectability

100

5) Kebijakan manajemen atas struktur permodalan Management Decision over capital structure

57, 99-105

6) Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal Discussion on material ties for the investment of capital goods

114

7) Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan Material information and facts subsequent to the date of the accountant’s report

112

8) Prospek usaha dari perusahaan dikaitkan dengan kondisi industri Business prospect of the company related to industry condition

66

9) Perbandingan antara target/proyeksi pada awal tahun buku Comparison between target/projection at the beginning of financial year

81, 83, 96-108

10) Target/proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang Target/projection to be achieved for a year ahead

81, 83, 96-108 113

12) Kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen per saham Dividend policy and the date and amount of dividend per share

109

13) Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum Use of proceeds from the public offering

N/A

14) Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi Information on material transactions with conflict of interest and/or transactions with related parties

111

15) Perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan Changes in regulation that significantly effect the company

N/A

16) Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya Changes in accounting policy, reasons and its impact

109


11) Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan Marketing aspect of the company’s products and services

TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE 1) Dewan Komisaris, mencakup antara lain: Board of Commissioners, covering: a) Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris Description of Board of Commissioners' duty implementation

145

b) Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan remunerasinya Disclosure of procedures and basis of appointment, and remuneration c) Pelatihan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ training

143, 150 148

d) Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk frekuensi rapat Disclosure of the company's policies and implementation, including frequency of meetings

149, 150


305



HALAMAN PAGE (S)

2) Direksi, mencakup antara lain: Board of Directors, covering: a) Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab Scope of work and responsibilities

154

b) Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan remunerasinya Disclosure of procedures and basis of appointment, and remuneration

151, 162

c) Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk frekuensi rapat Disclosure of the company's policies and implementation, including frequency of meetings

157, 160

d) Keputusan RUPS tahun sebelumnya dan realisasinya; dan alasan dalam hal terdapat keputusan yang belum direalisasi Previous year’s GMS resolutions and their realization; and reasons for unrealized resolutions

134-142

e) Pelatihan Direksi Board of Directors’ training

157

f ) Pengungkapan kebijakan perusahaan tentang penilaian kinerja Direksi Disclosure of the company's policies on Board of Directors'performance assessment

160

3) Komite Audit, mencakup antara lain: Audit Committee, covering: a) Nama Name

164

b) Riwayat jabatan, pengalaman kerja, dan dasar hukum penunjukkan History of job, work experience, and legal basis of appointment

164

c) Riwayat pendidikan History of education

164

d) Periode jabatan anggota Komite Audit Office term of Audit Committee members

164

e) Pengungkapan independensi Komite Audit Disclosure of Audit Committee's independence

164

f ) Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk frekuensi rapat Disclosure of the company's policies and implementation, including frequency of meetings

165-167

g) Uraian singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit Brief description of Audit Committee's activity implementation

165-167

4) Komite Investasi dan Manajemen Risiko, Komite Etika dan GCG Investment and Risk Management Committee, Ethics and GCG Committee a) Nama Name

168, 171

b) Riwayat jabatan, pengalaman kerja, dan dasar hukum penunjukkan History of job, work experience, and legal basis of appointment

168, 171


168, 171

d) Periode jabatan anggota komite Office term of Committee members

306


168


HALAMAN PAGE (S)

e) Pengungkapan kebijakan perusahaan mengenai independensi Disclosure of the company's policies on independence

169, 171

f ) Uraian tugas dan tanggung jawab Description of duties and responsibilities

169, 172

g) Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk frekuensi rapat Disclosure of the company's policies and implementation, including frequency of meetings h) Uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite pada tahun buku Brief description of committee's activity implementation during the financial year

169, 170, 173 170, 174

5) Uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan Description of duties and functions of corporate secretary a) Nama Name

175

b) Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukan History of job, work experience, and legal basis of appointment

175


175

d) Periode jabatan sekretaris perusahaan Office term of corporate secretary

175

e) Uraian singkat pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan Brief description of corporate secretary's duty implementation

176, 177

6) Uraian mengenai unit audit internal meliputi: Description of internal audit unit, covering: 178

b) Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukan History of job, work experience, and legal basis of appointment

178

c) Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal (jika ada) Professional qualification or certification as internal auditor (if any)

181

d) Struktur dan kedudukan unit audit internal Structure and position of internal audit unit


a) Nama Name

32, 178

e) Tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai piagam charter Duties and responsibilities of internal audit unit according to its Charter

178

f ) Uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal selama tahun buku Brief description of internal audit unit's activity implementation during the financial year

180

7) Uraian mengenai sistem pengendalian interen (internal control) Description on internal control system a) Pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya Control of finance and operations, and compliance with other laws and regulations

182-183

b) Review efektivitas sistem pengendalian interen (hasil audit) Review on internal control system effectiveness (audit findings)

180, 182


307



HALAMAN PAGE (S)

8) Sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan Risk management system applied by the company a) Gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko General overview on risk management system

184

b) Jenis risiko dan cara pengelolaannya Types of risk and their management

198

c) Review atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan (hasil audit) Review on the company's risk management system effectiveness (audit findings)

202

9) Perkara penting yang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Significant cases faced by Publicly-listed Company, subsidiaries, members of Board of Commissioners and Board of Directors

118

10) Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan Information on administrative sanction imposed

118

11) Informasi mengenai kode etik dan budaya perusahaan Information on code of conduct and corporate culture

125-128

12) Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan Description on employee stock ownership program 13) Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) Description on whistleblowing system

133 190-191

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SOCIAL RESPONSIBILITY 1) Bahasan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan Discussion on corporate social responsibility a) Lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain The environment, such as the use of environmentally friendly and recyclable materials and energy, the company’s waste treatment systems, environmental certification, etc.

253

b) Praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain Practices of employment, occupational health and safety, such as gender and job opportunity equality, transfer rate, work accident rate, training, etc.

208

c) Pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain Social and community development, such as employment of local manpower, empowerment of the company’s surrounding community, social facilities and infrastructure improvements, other forms of donations, etc.

265

d) Tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain Product responsibility, such as consumer health and safety, product information, facilities, number of consumer complaints and their handling, etc.

116

2) Emiten atau Perusahaan Publik dapat mengungkapkan informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1) pada laporan tahunan atau laporan tersendiri Publicly-listed company may disclose information as referred to in point 1) in annual report or separate report

308


2


HALAMAN PAGE (S)

INFORMASI KEUANGAN FINANCIAL INFORMATION 1) Surat Pernyataan Direksi tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan Statement Letter from the Board of Directors regarding the Board of Directors’ responsibility to the financial statements 2) Opini auditor independen atas laporan keuangan Opinion of independent auditor of financial statements

76, 320 321

3) Deskripsi auditor independen di opini Description of independent auditor’s opinion

321,322 Lampiran Attachment 1-5

5) Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pospos dalam laporan keuangannya Disclosure in notes to the financial statement when the company applies an accounting policy retrospectively or restates an account in the financial statement or reclassifies an account in the financial statement

Lampiran Attachment 5/12-5/35

6) Perbandingan tingkat profitabilitas Comparison of profitability ratio

Lampiran Attachment 2

7) Laporan arus kas Cash flow report

Lampiran Attachment 4

8) Ikhtisar kebijakan akuntansi Summary of accounting policy


9) Pengungkapan transaksi pihak berelasi Disclosure of related party transactions


10) Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan Disclosures related to taxation


11) Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap Disclosure of fixed assets


12) Kebijakan akuntasi yang berhubungan dengan imbalan kerja Accounting policy related to employee benefits

Lampiran Attachment 5/25, 5/56

13) Pengungkapan yang berhubungan dengan instrumen Keuangan Disclosure related to the financial instrument

14) Penerbitan laporan keuangan Publication of the financial statements


4) Laporan keuangan yang lengkap Full financial statements

Lampiran Attachment 5/35-5/51, 5/575/65 Lampiran Attachment 5/73


309

INDEKS GRI 4.0 DAN SEKTOR SUPLEMEN MINYAK & GAS [G4-32] GRI 4.0 Index and Oil & Gas Sector Supplement PENJELASAN HAL UMUM | GENERAL STANDARD DISCLOSURES INDIKATOR INDICATORS

URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S) STRATEGI DAN ANALISIS | STRATEGI AND ANAYSIS

G4-1

Pernyataan dari Direksi | Statement from BOD

54

G4-2

Uraian dampak, risiko dan peluang | Description of key impacts, risks, and opportunities

54

G4-3

Nama organisasi | Name of the organization

14

G4-4

Merek, produk, dan layanan jasa | Primary brands, products and services

14

PROFIL ORGANISASI | ORGANIZATIONAL PROFILE

G4-5

Lokasi kantor pusat | Location of headquarter

G4-6

Jumlah negara tempat beroperasi | Number of countries operation

G4-7

Kepemilikan saham dan bentuk hukum | Ownership and legal form

G4-8

Pasar terlayani | Markets served

G4-9

Skala pelaporan | Organizational scale

G4-10

Jumlah dan komposisi pegawai | Number and composition of employees

G4-11

Pekerja terlindungi perjanjian kerja bersama (PKB) | Employees covered by collective bargaining agreements

G4-12

Rantai pasokan organisasi | Organizational supply chain

G4-13

Perubahan signifikan organisasi | Significant changes of organization

G4-14

Pendekatan prinsip pencegahan | Precautionary principles approach

G4-15

Kepatuhan pada prinsip-prinsip dan inisiatif eksternal | Externally charters, principles, or other initiatives

G4-16

Keanggotaan dalam asosiasi | Memberships in associations

14 19, 22 14, 133 16, 82, 84 17, 26, 43, 44 26, 27 191 192 14, 16, 32, 133 194 25, 221, 223, 249 25

ASPEK MATERIAL DAN PEMBATASAN | MATERIAL ASPECTS AND BOUNDARIES G4-17

Daftar entitas | List of entities

G4-18

Proses menentukan isi laporan dan pembatasan | Process for defining the report content and boundaries

3, 43

G4-19

Daftar aspek material | List of material aspects

G4-20

Batasan aspek material di dalam organisasi | Aspect boundaries within organization

2, 3

G4-21

Batasan aspek material di luar organisasi | Aspect boundaries outside organization

3

G4-22

Pernyataan kembali | Restatement

3

G4-23

Perubahan pelaporan bersifat signifikan | Significant changes from previous reports

8

8 9

PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN | STAKEHOLDERS ENGAGEMENT

310

G4-24

Daftar pemangku kepentingan | Stakeholders list

G4-25

Dasar identifikasi dan seleksi pemangku kepentingan | Basis for identification and selection of stakeholders

G4-26

Proses pendekatan pada pemangku kepentingan | Approach to stakeholders’ engagement

284, 285

G4-27

Topik kunci dan respon organisasi | Key topics and organization response

284, 285


284, 285 284

kami menyatakan laporan ini telah merujuk pada standar GRI 4.0 – pada opsi core yang menyajikan informasi dari setiap aspek yang dinilai material. we declare this report is in accordance with GRI 4.0 standards – at core option, which presents information of every aspect deemed as material

PENJELASAN HAL UMUM | GENERAL STANDARD DISCLOSURES INDIKATOR INDICATORS

URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S) PROFIL PELAPORAN | REPORT PROFILE

G4-28

Periode pelaporan | Reporting period

2

G4-29

Tanggal penerbitan laporan terdahulu | Date of most recent previous report

2

G4-30

Siklus pelaporan | Reporting cycle

2

G4-31

Kontak | Contact point

9

G4-32

Indeks Isi GRI | GRI Content Index

G4-33

Penjaminan | Assurance

G4-34

Struktur tata kelola | Governance structure

G4-35

Pendelegasian kewenangan | Delegating authority

G4-36

Penunjukan pejabat pelaksana CSR | Appointed an executive for CSR implementation

34

G4-37

Konsultasi dengan pemangku kepentingan | Consultation between stakeholders

285

G4-38

Komposisi pejabat tertinggi badan tata kelola | Composition of the highest governance

144, 152

G4-39

Indikasi rangkap jabatan | Indicate whether the Chair of the highest governance body is also an executive officer

132, 152

G4-40

Nominasi dan seleksi pejabat badan tata kelola | Nomination and selection for the highest governance body

G4-41

Pencegahan benturan kepentingan | Ensure conflict of interest

G4-42

Pernyataan misi, nilai dan tujuan organisasi | Organization purpose, values and mission statements

G4-43

Kompetensi dan kinerja badan tata kelola | Competencies and performance governance body

G4-44

Penilaian kompetensi dan kinerja badan tata kelola | Evaluation for competencies and performance governance body

G4-45

Identifikasi dan pengelolaan risiko/peluang | Risk/opportunity identification and management

G4-46

Evaluasi pengelolaan risiko/peluang | Reviewing risk/opportunity management

G4-47

Frekuensi penilaian pengelolaan risiko/peluang | Frequency of risk/opportunity management review

G4-48

Pengesahan pelaporan | Reports approval

8, 76

G4-49

Komunikasi dan penyampaian informasi kritis | Communicationg critical concerns |

8, 195

G4-50

Jumlah informasi kritis disampaikan | Number of critical concerns to highest governance

G4-51

Kebijakan remunerasi | Remuneration policies

G4-52

Proses penentuan remunerasi | Remuneration determining process

162

G4-53

Pelibatan stakeholders dalam remunerasi | Stakeholder’s views regarding remuneration

162

G4-54

Rasio pembayaran kompensasi | Ratio of compensation payment

162

G4-56

Nilai-nilai, prinsip, dan norma organisasi | Organizational values, principles and norms

G4-57

Pemberian saran dan perilaku patuh hukum | Seeking advice on ethical and lawful behavior

G4-58

Pelaporan perilaku tak beretika/tak patuh hukum | Reporting about unethical/unlawful behavior

3, 310 3 TATA KELOLA | GOVERNANCE 55, 59, 73, 132, 153, 163 34

143, 151, 154 143, 152 265, 266 148, 156, 157 133, 149, 160, 198

184, 198 150, 160, 169, 184, 198

195 151, 162

ETIKA DAN INTEGRITAS | ETHICS AND INTEGRITY 30, 265 127, 129 127, 129, 190


311


184, 198

INDEKS GRI 4.0 DAN SEKTOR SUPLEMEN MINYAK & GAS GRI 4.0 Index and Oil & Gas Sector Supplement

PENJELASAN HAL KHUSUS | SPECIFIC STANDRAD DISCLUSURES ASPEK MATERIAL MATERIAL ASPECTS

DMA* DAN INDIKATOR DMA* AND INDICATOR

URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)

PENGECUALIAN OMMISSIONS

KINERJA EKONOMI | ECONOMIC PERFORMANCE

Kinerja Ekonomi Economic Performance

Anti Korupsi Anti-Corruption

G4-EC1

Nilai ekonomi langsung dihasilkan & didistribusikan | Direct economic value generated and distributed

43

G4-EC2

Implikasi akibat perubahan iklim | Implications due to climate change

96

G4-EC3

Kewajiban organisasi terhadap dana pensiun | Organization’s defined benefit plan obligations

228

G4-EC4

Bantuan signifikan dari pemerintah | Financial assistance received from government

96

G4-EC5

Standar upah minimum | Ratio of entry level wage to local minimum wage

217

G4-SO3

Evaluasi risiko terhadap korupsi | Risk related to corruption

G4-SO4

Pelatihan anti korupsi | Training related to anti corruption

G4-SO5

Tindakan insiden korupsi | Confirmed incidents of corruption

Tidak tersedia. Nilai distribusi untuk masyarakat dan pekerja akan dihitung dalam waktu 3 tahun mendatang | Not available. Value distribution to the public and workers will be reported in next 3 years.

Dilaporkan | reported

180, 182 181 180, 191

MANUSIA | PEOPLE

Ketenagakerjaan Employement

312

G4-LA1

Jumlah pekerja baru dan tingkat turn-over | Number of new employee and turn-over

G4-LA2

Manfaat untuk pegawai | Benefit for employee

G4-LA3

Kembali kerja setelah cuti melahirkan | Return to work after parental leave

218

G4-LA4

Pemberitahuan minimum atas perubahan signifikan | Minimum notice for significant changes

216


26, 28 217, 222


Tidak sesuai. Waktu minimum pemberitahuan ditentukan jarak unit kerja. | Not applicable. The minimum time notice determined by distance of working unit.




URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)


Keterwakilan pekerja dalam komite K3 | Workforce representation in OHS committees

224

G4-LA6

Peristiwa kecelakaan kerja | Rates of work accident

225

Tidak sesuai. Waktu minimum pemberitahuan ditentukan jarak unit kerja. | Not applicable. The minimum time notice determined by distance of working unit.

G4-LA7

Pekerja dengan risiko tinggi kesehatan kerja | Workers with high risk of working diseases

223

Dilaporkan | Reported

G4-LA8

Topik K3 dalam perjanjian kerja bersama | OHS topics in formal agreement with trade union

221

Tidak tersedia. Data kuantitatif akan dilaporkan 3 tahun mendatang. | Not available. Quantitative data will be reported in the next 3 years.

G4-LA9

Rata-rata jam pelatihan karyawan | Average hours of training for employee

28, 211, 212

G4-LA10

Program keahlian untuk mengelola akhir karir | Skills management program for managing career endings

228

G4-LA11

Persentase pegawai penerima hasil akhir penilaian | Percentage of employees receiving final performance evaluation

215

Keragaman dan Kesempatan yang Sama Diversity and Equal Opportunity

G4-LA12

Keberagaman badan tata kelola | Diversification of governance bodies

27

Upah yang Sama Laki-laki dan Perempuan Equal Remuneration for Women and Men

G4-LA13

Remunerasi laki-laki dan perempuan | Ratio of basic salary and remuneration of women to men

217

Penilaian Pemasok Terhadap Praktik Ketenagakerjaan Supplier Assessment for Labor Practices

G4-LA14

Persentasi pemasok yang dievaluasi terkait HSSE | Percentage of suppliers evaluated related to HSSE

225

Praktik Penanganan Keluhan Terkait Ketenagakerjaan Labor Practices Grievance Mechanisms

G4-LA16

Mekanisme penyelesaian kasus ketenagakerjaan | Grievances about labor addressed and resolved

217

Non Diskriminasi Non-Discrimination

G4-HR3

Kasus diskriminasi | Number of discriminatory incidents

217

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Health and Safety (OHS)

Pelatihan dan Pendidikan Training and Education


G4-LA5



313




URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)


PROSES | PROCESS OG1

Jumlah estimasi cadangan | Volume estimated reserves

81, 83, 86

OG5

Bentuk pembuangan air | Disposal of formation water

257

OG6

Jumlah indikasi hidrokarbon | Volume of flared hydrocarbon

86, 87, 89

OG7

Limbah pemboran yang terbuang | Amount of drilling waste

263

Aset dan Keamanan Proses Asset Integrity and Process Safety

OG13

Jumlah kegiatan terkait keamanan produk | Number of Process Safety Events

Pencantuman Label Produk dan Jasa Product and Service Labeling

G4-PR5

Survei kepuasan pelanggan | Customer satisfaction survey

116, 117

Komunitas Lokal Local Community

G4-SO2

Operasi dengan dampak social | Operation with social impacts

232, 267

Praktik Penanganan Keluhan Terkait Kemasyarakatan Grievance Mechanisms for Impacts on Society

G4-SO11

Mekanisme penyelesaian kasus | Grievances about society addressed and resolved

Cadangan Reserve

Limbah cair dan padat Effluents and Waste


220, 224, 225, 233

Tidak tersedia. Hasil survei akan dilaporkan tahun depan. | Not available. The survey results will be reported next year.

233 Dilaporkan | Reported

TEKNOLOGI | TECHNOLOGY Keamanan Produk Product Safety

G4-PR1

Tahapan evaluasi kesehatan dan keamanan produk | Life cycle stages evaluation by health and safety

248

Informasi Produk Product Information

G4-PR3

Jenis informasi produk | Type of product information

248

Kerahasiaan Pelanggan Customer Privacy

G4-PR8

Keluhan terkait privasi pelanggan | Number of complaints regarding breaches of customer privacy

250

Tidak tersedia. Data kuantitatif akan dilaporkan 2 tahun mendatang. | Not available. Quantitative data will be reported in the next 2 years.

Energi Energy

G4-EN6

Pengurangan konsumsi energy | Reduction of energy consumption

251, 254

Tidak tersedia. Informasi komprehensif akan dilaporkan 5 tahun mendatang. | Not available. Comprehensive information will be reported in the next 5 years.

314






URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)


LINGKUNGAN | ENVIRONMENT

Energi Energy

Air Water

G4-EN3

Konsumsi energi di dalam organisasi | Energy consumption within the organization

254, 255

G4-EN4

Konsumsi energi di luar organisasi | Energy consumption outside of the organization

254, 255

G4-EN5

Intensitas energi | Energy intensity

241, 255

G4-EN7

Pengurangan energi untuk produk | Reduction on energy of products

255

G4-EN8

Jumlah air terpakai berdasarkan sumber | Total water withdrawal by source

256

G4-EN9

Pengaruh terhadap sumber air | Water sources affected by withdrawal of water

256, 257

G4-EN10

Volume air didaur ulang atau digunakan kembali | Volume of water recycled or reused

256, 257

G4-EN11

Lokasi dan luas lahan dilindungi | Protected location and size of land

258

Tidak tersedia. Luas lahan akan dilaporkan 2 tahun mendatang. | Not available. Land area will be reported in the next 2 years.

G4-EN12

Dampak terhadap keanekaragaman hayati | Significant impacts on biodiversity

258

Tidak tersedia. Informasi komprehensif akan dilaporkan 5 tahun mendatang. | Not available. Comprehensive information will be reported in the next 5 years.

G4-EN13

Habitat dilindungi atau direstorasi | Habitats protected or restored

259

G4-EN14

Spesies dilindungi berdasarkan daftar merah IUCN | Number of IUCN Red List species

260

Keanekaragaman Hayati Biodiversity





315



Emisi Emissions


URAIAN DESCRIPTION

HALAMAN PAGE (S)

G4-EN15

Emisi gas rumah kaca langsung (GRK) (Scope 1) | Direct greenhouse gas (GHG) emissions (Scope 1)

258

G4-EN16

Emisi GRK energi tak langsung (Scope 2) | Energy indirect GHG emissions (Scope 2)

258

G4-EN17

Emisi GRK tak langsung lainnya (Scope 3) | Other indirect GHG emissions

258

G4-EN18

Intensitas GRK | GHG Intensity

258

G4-EN19

Pengurangan emisi GRK | Reduction of GHG emissions

71, 241, 255, 258

G4-EN22

Jumlah air buangan | Total water discharge

262

G4-EN23

Metode pengolahan limbah | Disposal method

G4-EN24

Jumlah dan volume tumpahan | Total number and volume of spills

262

G4-EN25

Berat limbah B3 yang diangkut atau dikelola | Weight of transported or treated hazardous waste

263

G4-EN26

Keanekaragaman hayati di badan air | Water body biodiversity

256, 262

Umum General

G4-EN31

Biaya pelestarian lingkungan | Environmental protection expenditures

253, 254

Dampak ekonomi tidak langsung Indirect economic impacts

G4-EC7

Pembangunan infrastuktur dan dampaknya | Development and impact of infrastructure

269, 270, 274, 275

G4-EC8

Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan | Significant indirect economic impacts

273, 277, 280, 282

G4-SO1

Operasi dengan pelibatan komunitas local | Operations with local community engagement

Efluen dan Limbah Effluent and Waste

Komunitas Lokal Local Community

* DMA = Pengungkapan oleh Manajemen/ Disclosure on Management Approach

316



262, 263

268


LEMBAR UMPAN BALIK

Feedback Sheet

Kami mohon kesediaan para pemangku kepentingan

We would like to ask all stakeholders to kindly provide

untuk memberikan umpan balik setelah membaca Laporan

feedback after reading the Integrated Report by sending

Terintegrasi dengan mengirim email atau formulir ini melalui

email or this form by fax/mail.

fax/pos. Profil Anda Your Profile Nama (bila berkenan) | Name (if you please)

: ............................................................................................................................................................

Institusi/Perusahaan | Institution/Company

: ............................................................................................................................................................

Surel | Email

: ............................................................................................................................................................

Telp/Hp | Phone/Mobile

: ............................................................................................................................................................

Golongan Pemangku Kepentingan Stakeholders Group Pemerintah | Government

LSM | NGO

Perusahaan | Corporate

Masyarakat | Community

Media

Akademik | Academic

Lain-lain, mohon sebutkan | Others, please state ................................................................................................................ Mohon pilih jawaban yang paling sesuai Please choose the most appropriate answer 1.

Laporan ini bermanfaat bagi Anda This report is useful to you Sangat Tidak Setuju Strongly disagree

2.

Tidak Setuju Disagree

Netral Neutral

Setuju Agree

Sangat Setuju Strongly Agree

Laporan ini menggambarkan kinerja Perusahaan meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan: INFORMASI PERUSAHAAN Company Information

This report describes the Company’s performance in economic, social and environmental aspects: Sangat Tidak Setuju Strongly disagree 3.


Netral Neutral

Setuju Agree



Netral Neutral

Setuju Agree



Netral Neutral

Setuju Agree


Laporan ini mudah dimengerti This report is easy to understand Sangat Tidak Setuju Strongly disagree

4.

Laporan ini menarik This report is interesting Sangat Tidak Setuju Strongly disagree

5.

Laporan ini meningkatkan kepercayaan Anda pada keberlanjutan Perusahaan This report increases your trust in the Company’s sustainability Sangat Tidak Setuju Strongly disagree


Netral Neutral

Setuju Agree



317

LEMBAR UMPAN BALIK Feedback Sheet

Mohon berikan saran/usul/komentar Anda atas laporan ini: Please give us your advice/suggestions/comments on this report: ............................................................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................................................................................

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA.

THANK YOU FOR YOUR PARTICIPATION.

Mohon agar formulir ini dikirimkan kembali kepada:

Kindly send this form to:

PERTAMINA EP KANTOR PUSAT Bapak Aji Prayudi VP. Legal & Relations Standard Chartered Tower Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta 12950 - Indonesia Ph: (021) 57893199, Fax: (021) 57946279 Email: ajiprayudi@ pertamina.com

318


PT PERTAMINA EP LAPORAN KEUANGAN Financial Statements 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 31 December 2013 and 2012


Kantor Pusat | Head Office: Standard Chartered Tower 21st - 29th Floor Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 - Indonesia Phone : (+6221) 5797 4000, Fax : (+6221) 5797 4555 E-Mail : [email protected] website : www.pep.pertamina.com


319

PT PERTAMINA EP Lampiran 1 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali nilai nominal dan data saham) Catatan/ Notes

STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, except for par value and share data)

2013

2012

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang dari Pemerintah Piutang lain-lain Persediaan PPN yang dapat ditagihkan kembali Uang muka dan biaya dibayar dimuka

ASSETS 6 7 12a 8 9 21a

Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Dana yang dibatasi penggunaannya Aset minyak dan gas bumi Aset lain-lain

14 10

Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET

209,461 7,448,323 71,514 45,955 148,550 232,107 33,656

114,554 6,115,794 103,573 22,098 115,916 200,101 47,099

CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables Amounts due from the Government Other receivables Inventories Reimbursable VAT Advances and prepayments

8,189,566

6,719,135

Total current assets

122,818 4,611,866 90

76,281 4,117,287 7,789

NON-CURRENT ASSETS Restricted cash Oil and gas properties Other assets

4,734,774

4,201,357

Total non-current assets

12,924,340

10,920,492

TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Utang kepada Pemerintah Utang lain-lain Uang muka pelanggan Pajak penghasilan dan dividen Utang pajak lainnya Biaya yang masih harus dibayar Utang sewa pembiayaan, porsi jangka pendek Utang dividen

LIABILITIES AND EQUITY

13

444,027 293,451 5,379 23,228 172,401 15,772 469,757

306,340 377,439 57,770 14,056 193,808 28,339 432,632

CURRENT LIABILITIES Trade payables Amounts due to the Government Other payables Customer advances Corporate and dividend tax payables Other tax payables Accrued expenses

17

637 -

4,507 286

Finance lease payables, current portion Dividend payables

1,424,652

1,415,177

Total current liabilities

144,454

183,283

3,587 67,064 1,050,273 38,895

4,224 66,560 744,607 30,562

948,423

1,218,549

NON-CURRENT LIABILITIES Amounts due to the Government Finance lease payables, non-current portion Deferred revenue Deferred tax liabilities Provision for employee benefits Provision for decommissioning and site restoration

Jumlah liabilitas jangka panjang

2,252,696

2,247,785

Total non-current liabilities

JUMLAH LIABILITAS

3,677,348

3,662,962

TOTAL LIABILITIES

11 12b

21b

Jumlah liabilitas jangka pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada Pemerintah Utang sewa pembiayaan, porsi jangka panjang Pendapatan yang ditangguhkan Liabilitas pajak tangguhan Provisi imbalan kerja Provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset

EKUITAS Modal saham Modal dasar - 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham (nilai penuh) Modal ditempatkan dan disetor - 250.000 saham Saldo laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

12c

21e

14

EQUITY Share capital

15

24,730 9,222,262

24,730 7,232,800

Authorised - 1,000,000 shares at par value of Rp1,000,000 each (full amount) Issued and paid-up capital - 250,000 shares Retained earnings

9,246,992

7,257,530

TOTAL EQUITY

12,924,340

10,920,492

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

PT PERTAMINA EP Lampiran 2 Schedule LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS)

STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars) Catatan/ Notes

2013 PENDAPATAN USAHA Penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, dan Liquefied Petroleum Gas (“LPG”) Penjualan ekspor minyak mentah dan gas bumi JUMLAH PENDAPATAN USAHA BEBAN USAHA Beban eksplorasi Beban produksi Beban umum dan administrasi Keuntungan lainnya-bersih Pendapatan keuangan Biaya keuangan LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN

2012

131,198

189,100

REVENUES Domestic sales of crude oil, natural gas and Liquefied Petroleum Gas (“LPG”) Export sales of crude oil and natural gas

5,000,883

5,318,532

TOTAL REVENUES

4,869,685

18

5,129,432

(145,590) (1,604,691)

19a 19b

(201,589) (1,698,389)

(164,142) 246,103 5,067 (73,409)

19c 19d

(241,616) 121,439 4,691 (64,138)

20

3,264,221

3,238,930 PROFIT BEFORE INCOME TAX (1,292,538)

INCOME TAX EXPENSES

1,989,462

1,946,392

PROFIT FOR THE YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

-

-

OTHER COMPREHENSIVE INCOME

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN

1,989,462

1,946,392

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR

LABA TAHUN BERJALAN

(1,274,759)

OPERATING EXPENSES Exploration expenses Production expenses General and administration expenses Other gains-net Finance income Finance costs

21c

PT PERTAMINA EP Lampiran 3 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS)

Catatan/ Notes

STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars)

Modal ditempatkan dan disetor/ Issued and paid-up capital

Saldo laba/ Retained earnings

Jumlah ekuitas/ Total equity

6,922,870

6,947,600

Balance as at 1 January 2012

-

(1,636,462)

(1,636,462)

Dividend declared

Laba bersih komprehensif tahun berjalan

-

1,946,392

1,946,392

Comprehensive income for the year

Saldo 31 Desember 2012

24,730

7,232,800

7,257,530

Balance as at 31 December 2012

Laba bersih komprehensif tahun berjalan

-

1,989,462

1,989,462

Comprehensive income for the year

Saldo 31 Desember 2013

24,730

9,222,262

9,246,992

Balance as at 31 December 2013

Saldo 1 Januari 2012 Pembagian dividen

24,730 17

PT PERTAMINA EP Lampiran 4 Schedule LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS)

STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars) 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan dari Pemerintah, bersih Pembiayaan provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset Penerimaan dari pendapatan keuangan Pembayaran beban keuangan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi

2012

3,412,665

2,539,744

(1,310,681) (990,500) 133,492

(1,732,943) (1,060,410) 917,441

(46,150) 5,067 (6,487)

(8,722) 4,691 (6,823)

1,197,406

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash payments to suppliers and employees Payments of income tax Receipts from the Government, net Funding of provision for decommissioning and site restoration Receipts of finance income Payments of finance cost Net cash flows generated from operating activities

652,978

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian properti minyak dan gas bumi

(1,082,368)

(681,341)

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Purchase of oil and gas properties

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

(1,082,368)

(681,341)

Net cash flows used in investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen Pembayaran sewa pembiayaan

(286) (4,506)

(23,682)

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Dividend payments Payment of finance lease payables

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

(4,792)

(23,682)

Net cash flows used in financing activities

KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

110,246

NET INCREASE/(DECREASE) IN (52,045) CASH AND CASH EQUIVALENTS

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

114,554

171,999

Efek perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas

(15,339)

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

209,461

Lihat Catatan 23 untuk pengungkapan transaksi non-kas Perusahaan

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR

(5,400)

114,554

Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR

Refer to Note 23 for disclosure of the Company’s non-cash transactions

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 1.

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated)

UMUM a.

1.

Pendirian Perusahaan

a. The Establishment of the Company The establishment of PT Pertamina EP (the “Company”) is related to Law No. 22 of 2001, dated 23 November 2001, regarding Oil and Gas and Government Regulation No. 31 of 2003 dated 18 September 2003, regarding the Change in the Status of Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, the “former Pertamina Entity”) to PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”). Pursuant to Article 104 of Government Regulation No. 35 Year 2004 dated 10 October 2004, regarding Upstream Oil and Gas Business Activities, Pertamina was required, within two years of its establishment, to establish a subsidiary company to assume Pertamina Upstream Oil and Gas Cooperation Contract. As such, the Company was established by virtue of Notarial Deed No. 4 of Marianne Vincentia Hamdani, S.H., dated 13 September 2005. The deed of establishment was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in Decision Letter No. C-26007 HT.01.01. TH.2005 dated 20 September 2005 and was published in the State Gazette No. 5 dated 17 January 2006. Based on Notarial Deed No. 20 of Marianne Vincentia Hamdani, S.H., dated 26 August 2008, the Articles of Association of the Company were amended to conform with Law No. 40 of 2007 on Limited Companies. The amendment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. AHU-37223.AH.01.02 Year 2008 dated 1 July 2008.

Pendirian PT Pertamina EP (“Perusahaan”) merupakan tindak lanjut diterbitkannya UndangUndang No. 22 tahun 2001 bertanggal 23 Nopember 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2003 bertanggal 18 September 2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, selanjutnya disebut “Pertamina Lama”) menjadi PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”). Berdasarkan ketentuan Pasal 104 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 bertanggal 10 Oktober 2004, tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dalam jangka waktu paling lama dua tahun, Pertamina wajib membentuk anak perusahaan untuk meneruskan Kontrak Kerjasama Minyak dan Gas Bumi Pertamina. Dengan demikian, Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris Marianne Vincentia Hamdani, S.H. No. 4 bertanggal 13 September 2005. Akta pendirian ini telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C26007 HT.01.01.TH.2005 bertanggal 20 September 2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 5 tanggal 17 Januari 2006. Berdasarkan Akta Notaris Marianne Vincentia Hamdani, S.H., No. 20 tanggal 26 Agustus 2008, Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan ketentuan Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. AHU-37223.AH.01.02 Tahun 2008 bertanggal 1 Juli 2008. b.

GENERAL

Dewan Komisaris dan Direksi

b. Board of Commissioners and Board of Directors The composition of the Company’s Board of Commissioners was as follows:

Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 2013 Komisaris dan Pejabat Komisaris Utama Komisaris

Muhammad Husen M. Afdal Bahaudin

Commissioner and Acting President Commissioner Commissioner

2012 Komisaris dan Pejabat Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris

Muhammad Husen M. Afdal Bahaudin Ahmad Lutfi Susilo Siswoutomo Mulyani Wahyono

Commissioner and Acting President Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner



UMUM (lanjutan) b.

1.

Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)

GENERAL (continued) b. Board of Commissioners and Board of Directors (continued) The composition of the Company’s Board of Directors was as follows:

Susunan Direksi adalah sebagai berikut: 2013 Presiden Direktur Direktur Operasi dan Produksi Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Direktur Keuangan dan Pendukung Bisnis Direktur Pengembangan

Doddy Priambodo

President Director Production and Operation Director Explorations and New Discovery Project Director

Lukitaningsih Satoto Agustono

Finance and Business Support Director Development Director

Adriansyah Beni Jafilius Ibradi

2012 Presiden Direktur Pelaksana Tugas Harian Direktur Operasi Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Direktur Keuangan c.

Bagus Sudaryanto Doddy Priambodo Lukitaningsih

Domisili Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Menara Standard Chartered Lantai 21-29, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 164, Jakarta Selatan.

d.

President Director

Syamsu Alam

SKK MIGAS

Acting Operation Director Explorations and Development Director Finance Director

c. Principal Address The Company’s head office is located on Menara Standard Chartered 21st-29th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 164, South Jakarta. d. SKK MIGAS

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi No. 36/PUU-X/2012 tertanggal 13 Nopember 2012, sejak tanggal 13 Nopember 2012 Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (“BPMIGAS”) dibubarkan sehingga tugas dan fungsinya dialihkan kepada Pemerintah Indonesia sampai diterbitkannya Undang-Undang atau peraturan baru.

Based on the Constitutional Court's decision No. 36/PUU-X/2012 dated 13 November 2012, effective on 13 November 2012, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (“BPMIGAS”) is dissolved and therefore, its duties and functions are assigned to the Government of Indonesia until the issue of new laws or regulations.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 95/2012 tertanggal 13 Nopember 2012, sejak tanggal 13 Nopember 2012, tugas, fungsi dan organisasi BPMIGAS dialihkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ("KESDM"). Semua Kontrak Kerja Sama yang telah ditandatangani oleh BPMIGAS dengan entitas usaha, termasuk Perusahaan, tetap berlaku.

Based on Presidential Regulation No. 95/2012 dated 13 November 2012, effective from 13 November 2012, the duties, functions, and organisation of BPMIGAS is assigned to the Ministry of Energy and Mineral Resources (“MoEMR”). All Cooperation Contracts signed between BPMIGAS with business entities, including the Company, remain in effect.

KESDM, berdasarkan Keputusan Menteri No. 3135 K/08/MEM/2012 dan Keputusan Menteri No. 3136 K/73/MEM 2012, tertanggal 13 Nopember 2012, membentuk Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ("SKSP Migas"), yang efektif sejak 13 Nopember 2012, mangambil alih tugas, fungsi dan organisasi BPMIGAS.

MoEMR, based on Ministerial Decision No. 3135 K/08/MEM/2012 and Ministerial Decision No. 3136 K/73/MEM 2012 dated 13 November 2012, established the Temporary Working Unit on Upstream Oil and Gas Activities (“SKSP Migas”) effective from 13 November 2012 which assumes the duties, functions, and organisation of BPMIGAS.


UMUM (lanjutan) d.

2.


1.

SKK MIGAS (lanjutan)

GENERAL (continued) d. SKK MIGAS (continued)

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9/2013 tertanggal 10 Januari 2013, dibentuklah Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (“SKK MIGAS”) menggantikan Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Based on Presidential Regulation No. 9/2013 dated 10 January 2013, Special Working Unit on Upstream Oil and Gas Activities (“SKK MIGAS”) has been established to replace the Temporary Working Unit on Upstream Oil and Gas Activities.

Untuk tujuan laporan keuangan, pemakaian istilah BPMIGAS yang dipakai di tahun-tahun sebelumnya diubah menjadi SKK MIGAS.

For the purpose of these financial statements, the term BPMIGAS which was used in prior years will be changed to SKK MIGAS.

KONTRAK KERJA SAMA DENGAN BPMIGAS

2.

COOPERATION CONTRACT WITH BPMIGAS

Pada tanggal 17 September 2005 BPMIGAS dan Perusahaan menandatangani Kontrak Kerja Sama (“KKS”) dalam bentuk Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina (“KMGBP”) yang serupa dengan Kontrak Bagi Hasil (“KBH”) sebagai kelanjutan dari KMGBP Pertamina, untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dari tanggal 17 September 2005 sampai tanggal 16 September 2035. Kontrak ini dapat diperpanjang setelah mendapatkan persetujuan Pemerintah. Sebagai konsekuensi Perusahaan melanjutkan KMGBP Pertamina, semua aset dan liabilitas Pertamina sehubungan dengan KMGBP dialihkan ke Perusahaan sebesar nilai buku.

On 17 September 2005 an Oil and Gas Cooperation Contract in the form of a Pertamina Petroleum Contract (“PPC”), equivalent to a Production Sharing Contract (“PSC”), was signed between BPMIGAS and the Company as a successor contract to Pertamina’s PPC, for a period of 30 years from 17 September 2005 until 16 September 2035. It may be extended subject to approval from the Government. As a consequence of the Company assuming Pertamina’s PPC, all of Pertamina’s assets and liabilities in relation to PPC were transferred to the Company on a book value basis.

Seperti yang dijelaskan di atas, semua tugas, fungsi dan organisasi BPMIGAS telah dialihkan ke SKK MIGAS setelah diterbitkannya putusan Mahkamah Konstitusi No. 36/PUU-X/2012 tertanggal 13 Nopember 2012. Namun demikian, Kontrak Kerja Sama yang ditandatangani oleh BPMIGAS masih tetap berlaku sesuai dengan Peraturan Presiden No. 95/2012 tertanggal 13 Nopember 2012.

As discussed above, all duties, functions and organisation of BPMIGAS have been transferred to SKK MIGAS after Constitutional Court's decision No. 36/PUU-X/2012 dated 13 November 2012. However, Cooperation Contracts signed with BPMIGAS will remain in effect as stipulated in Presidential Regulation No. 95/2012 dated 13 November 2012.

Kontrak kerja Sama Perusahaan memiliki ketentuan keuangan sebagai berikut:

The Company’s Cooperation Contract has the following financial provisions:

a.

a.

Wilayah Kerja Wilayah kerja KKS adalah wilayah dimana Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasi minyak dan gas bumi. Area tersebut merupakan area eksplorasi dan produksi Pertamina Lama selain Blok Cepu dan Blok Randugunting.

Working Area The Cooperation Contract working area is a designated area in which the Company may conduct oil and gas operations. The area represents the former Pertamina Entity’s exploration and production areas excluding the Cepu Block and the Randugunting Block.


KONTRAK KERJA SAMA DENGAN BPMIGAS (lanjutan) b.

c.

d.

Bagi Hasil Produksi Minyak Mentah dan Gas Bumi


2.

COOPERATION CONTRACT WITH BPMIGAS (continued) b.

Bagi hasil produksi minyak dan gas bumi antara Perusahaan dan Pemerintah masing-masing sebesar 67,2269% dan 32,7731%. Pembagian hasil produksi minyak dan gas bumi dihitung secara tahunan, yang merupakan total lifting atas minyak dan gas untuk masing-masing tahun yang berakhir tanggal 31 Desember setelah dikurangi First Tranche Petroleum (“FTP”), pengembalian biaya operasi, dan kredit investasi.

The Company and the Government’s share of equity (profit) oil and gas production is 67.2269% and 32.7731%, respectively. Equity oil and gas production is determined annually, and represents the total lifting of oil and gas in each year ending 31 December, net of First Tranche Petroleum (“FTP”), cost recovery and investment credit.

Perusahaan dikenai pajak penghasilan dari operasi Kontrak Kerja Sama berdasarkan bagian hasil produksi minyak dan gas bumi Perusahaan, dikurangi bonus produksi, dengan tarif pajak gabungan sebesar 40,5%, yang terdiri dari pajak penghasilan dengan tarif 30% dan pajak dividen dengan tarif 15%.

The Company is subject to tax on its income from its Cooperation Contract operations, based on its share of equity oil and gas production, less production bonuses, at a combined rate of 40.5%, comprising corporate income tax at the rate of 30% and dividend tax at the rate of 15%.

Pengembalian Biaya Operasi

c.

Cost Recovery

Pengembalian biaya operasi tahunan terdiri dari:

Annual cost recovery comprises:

i. Biaya non-kapital tahun berjalan ii. Penyusutan biaya kapital tahun berjalan iii. Biaya operasi tahun-tahun sebelumnya yang belum memperoleh penggantian (unrecovered costs).

i. Current year non-capital costs ii. Current year amortisation of capital costs iii. Unrecovered previous years’ operating costs (unrecovered costs).

Kredit Investasi

d.

Harga Minyak Mentah dan Gas Bumi

Investment Credit The Company is entitled to an investment credit entitlement to additional cost recovery of a maximum of 110% of the direct capital investments required to develop crude oil and natural gas production facilities, subject to approval by SKK MIGAS.

Perusahaan berhak memperoleh fasilitas kredit investasi sebagai penambah pengembalian biaya operasi, sebesar maksimal 110% dari biaya investasi modal yang dikeluarkan untuk pengembangan fasilitas produksi minyak mentah dan gas bumi, apabila disetujui oleh SKK MIGAS. e.

Crude Oil and Natural Gas Production Sharing

e.

Crude Oil and Natural Gas Prices

Penjualan minyak mentah Perusahaan dinilai sebesar Indonesian Crude Prices (“ICP”).

The Company’s crude oil sales are priced at Indonesian Crude Prices (“ICP”).

Penyerahan gas bumi kepada pihak ketiga dan pihak yang berelasi dinilai sebesar harga yang ditetapkan dalam Perjanjian Jual Beli Gas (“PJBG”).

Natural gas delivered to third parties and related parties are valued based on the prices stipulated in the respective Gas Sales Agreement (the “GSA”).


KONTRAK KERJA SAMA DENGAN BPMIGAS (lanjutan) f.

g.

Domestic Market Obligation (“DMO”)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) 2.

COOPERATION CONTRACT WITH BPMIGAS (continued) f.

Domestic Market Obligation (“DMO”)

Minyak Mentah

Crude Oil

Perusahaan wajib memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia dengan perhitungan setiap tahun sebagai berikut:

The Company is required to supply the domestic market in Indonesia with an annual amount calculated as follows:

i.

Mengalikan jumlah minyak mentah yang diproduksi dari wilayah kerja dengan hasil pembagian antara jumlah kebutuhan minyak mentah dalam negeri sebagai pembilang dan jumlah seluruh minyak mentah Indonesia yang diproduksi oleh seluruh perusahaan perminyakan sebagai penyebut.

i. Multiply the total quantity of crude oil produced from the contract area by a fraction the numerator of which is the total quantity of crude oil to be supplied and the denominator is the entire Indonesian production of crude oil of all petroleum companies.

ii. Menghitung 25% jumlah minyak mentah yang diproduksi dari wilayah kerja Perusahaan.

ii. Compute 25% of total quantity of crude oil produced from the Company’s contract area.

iii. Mengalikan jumlah minyak mentah yang lebih kecil antara hitungan (i) dan (ii) dengan persentase bagi hasil minyak mentah (Catatan 2b).

iii. Multiply the lower amount computed, either under (i) or (ii) by the resultant percentage of the contractor’s entitlement (Note 2b).

Harga DMO untuk minyak mentah adalah harga rata-rata tertimbang dari seluruh jenis minyak mentah yang dijual oleh Perusahaan.

The price at which the DMO crude oil is supplied is equal to the weighted average of all types of crude oil sold by the Company.

Gas Bumi

Natural Gas

Perusahaan juga wajib memenuhi kebutuhan gas dalam negeri Indonesia sebesar 25% dari jumlah gas bumi yang diproduksi dari wilayah kerja Perusahaan dikalikan dengan persentase bagi hasil gas bumi Perusahaan (Catatan 2b).

The Company is also required to supply the domestic market in Indonesia with 25% of the total quantity of natural gas produced from the contract area multiplied by the Company’s entitlement percentage (Note 2b).

Harga DMO untuk gas bumi adalah harga yang ditentukan berdasarkan harga jual yang telah disepakati.

The price at which the DMO gas is supplied is the price determined based on the agreed contracted sales prices.

First Tranche Petroleum (“FTP”) Setiap tahun Pemerintah dan Perusahaan berhak untuk menerima sebesar masing-masing 5% dari produksi minyak dan gas sebelum dikurangi pengembalian biaya operasi dan kredit investasi. FTP dibagi antara Pemerintah dan Perusahaan sama seperti pembagian hak atas produksi minyak dan gas seperti dijelaskan di dalam Catatan 2b di atas.

g.

First Tranche Petroleum (“FTP”) The Government and the Company are entitled to receive an amount equal to 5% of the total production of oil and gas each year before any deduction for recovery of operating costs and investment credit. FTP is shared between the Government and the Company in accordance with the entitlements to oil and gas production described in Note 2b above.



KONTRAK KERJA SAMA DENGAN BPMIGAS (lanjutan) h.

2.

Hak Milik atas Persediaan, Perlengkapan dan Peralatan

COOPERATION CONTRACT WITH BPMIGAS (continued) h.

Materials, supplies and equipment purchased by Pertamina and the Company for oil and gas operations after 17 September 2003 belong to the Government (in the case of imports, when landed at Indonesian ports of import). As the Company has paid for, and has the right to utilise such assets and recover the costs through cost recovery, these balances are recorded as assets in the Company’s financial statements until they are surplus or abandoned with the approval of SKK MIGAS.

Persediaan, perlengkapan dan peralatan yang dibeli oleh Pertamina dan Perusahaan untuk kegiatan operasi minyak dan gas bumi setelah tanggal 17 September 2003 adalah milik Pemerintah (dalam hal pengadaan barang impor, saat persediaan tersebut telah berada di pelabuhan Indonesia). Karena Perusahaan telah membayar, mempunyai hak untuk menggunakan aset tersebut dan mempunyai hak untuk memulihkan biaya melalui pengembalian biaya operasi, barang milik negara ini dicatat sebagai aset dalam laporan keuangan Perusahaan sampai aset tersebut surplus atau ditinggalkan dengan persetujuan SKK MIGAS. 3.

PERJANJIAN LAIN

KERJASAMA

DENGAN

PIHAK

Ownership of Materials, Supplies, and Equipment

3.

COOPERATION OTHER PARTIES

ARRANGEMENTS

WITH

Perusahaan dapat melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam kegiatan operasi minyak dan gas bumi di wilayah tertentu dalam wilayah kerja Kontrak Kerja Sama yang dimilikinya dalam bentuk Kontrak Bantuan Teknis atau Kontrak Kerja Sama Operasi dengan persetujuan Pemerintah melalui SKK MIGAS.

The Company can establish cooperation arrangements with other parties in conducting oil and gas activities in certain parts of its Cooperation Contract working area, under a Technical Assistance Contract or Operation Cooperation Contract with the approval of the Government through SKK MIGAS.

Pengembalian biaya operasi dan bagi hasil untuk pihak-pihak lain pada perjanjian kerjasama berikut, merupakan bagian dari pengembalian biaya operasi berdasarkan Kontrak Kerja Sama Perusahaan.

The recoverable costs and shares equity (profit) of the other parties under the following cooperation arrangements form part of the Company’s cost recovery under its Cooperation Contract.

a.

a.

Kontrak Bantuan Teknis (“KBT”) Dalam KBT, kegiatan operasional dilakukan melalui perjanjian kemitraan dengan Perusahaan. KBT diberikan pada lapangan yang telah berproduksi, pernah berproduksi tetapi sudah tidak berproduksi. Produksi minyak dan gas bumi dibagi menjadi bagian tidak dibagi (non-shareable) dan bagian dibagi (shareable). Bagian tidak dibagi merupakan produksi yang diperkirakan dapat dicapai dari suatu lapangan (berdasarkan tren historis produksi dari suatu lapangan) pada saat KBT ditandatangani dan menjadi hak Perusahaan. Produksi bagian tidak dibagi akan menurun setiap tahunnya, yang mencerminkan ekspektasi penurunan produksi. Bagian dapat dibagi berkaitan dengan penambahan produksi yang berasal dari investasi Mitra Usaha pada lapangan KBT.

Technical Assistance Contracts (“TAC”) Under a TAC, operations are conducted through partnership arrangements with the Company. TACs are awarded for fields which are currently in production, or which had previously been in production, but in which production had ceased. Crude oil and natural gas production is divided into non-shareable and shareable portions. The non-shareable portion represents the production which is expected from the field (based on the historic production trends of the field) at the time the TAC is signed and accrues to the Company. Non-shareable production decreases annually reflecting expected declines in production. The shareable portion of production corresponds to the additional production resulting from the Partners’ investments in the TAC fields.


PERJANJIAN KERJASAMA LAIN (lanjutan) a.


DENGAN

PIHAK

3.

Kontrak Bantuan Teknis (“KBT”) (lanjutan)

a.

Wilayah Kerja/ Working Area

Wilayah/ Area

WITH

Technical Assistance Contracts (“TAC”) (continued) The Partners are entitled to recover costs, subject to specified annual limitations depending on the contract terms. The remaining portion of shareable production (shareable production less cost recovery) is split between the Company and the Partners. The Partners’ share of equity (profit) oil and gas production is stipulated in each contract and ranges from 26.7857% to 67.3077% and from 62.5000% to 79.9231%, respectively. During 2013 the Company’s TAC arrangements were as follows:

Mitra Usaha berhak atas pengembalian biaya dengan pembatasan tertentu yang diatur dalam masing-masing kontrak. Sisa produksi bagian dibagi (produksi yang dibagi dikurangi pengembalian biaya) akan dibagi antara Perusahaan dan Mitra Usaha. Persentase bagi hasil sisa produksi yang dibagi untuk Mitra Usaha diatur dalam masing-masing kontrak, yaitu antara 26,7857% sampai dengan 67,3077% untuk minyak bumi dan 62,5000% sampai dengan 79,9231% untuk gas bumi. Berikut adalah perjanjian KBT Perusahaan selama tahun 2013:

Mitra Usaha/ Partner

COOPERATION ARRANGEMENTS OTHER PARTIES (continued)

Tanggal Efektif Kontrak/ Effective Date of Contract

Tanggal Mulai Produksi/ Date of Commencement of Production

Tanggal Akhir Kontrak/ Date of End of Contract

Produksi/ Production

Kalimantan Timur/ East Kalimantan

22/12/1993

01/05/1994

21/12/2013

Minyak/Oil

Jawa Timur/ East Java

22/12/1993

01/5/1998

21/12/2013

Minyak/Oil dan/and Gas

Babat, Kukui

Jambi

12/7/1994

12/11/2003

11/7/2014

Minyak/Oil

PT Binawahana Petrindo Meruap

Meruap

Jambi

12/7/1994

30/8/2000

11/7/2014

Minyak/Oil

PT Patrindo Persada Maju

Mogoi, Wasian

Papua

12/7/1994

22/9/2000

11/7/2014

Minyak/Oil

PT Radiant Energi Sukatani

Sukatani

Jawa Barat/West Java

16/6/1995

18/11/1999

15/6/2015

Minyak/Oil

PT Pelangi Haurgeulis Resources

Haurgeulis


17/11/1995

26/6/2003

16/11/2015

Gas

PT Radiant Ramok Senabing

Ramok Senabing

Sumatera Selatan/South Sumatra

09/1/1995

23/09/2003

08/1/2015

Minyak/Oil

Intermega Sabaku Pte Ltd

Sabaku, Salawati A, D

Papua

09/1/1995

01/12/1995

08/1/2015

Minyak/Oil

Intermega Salawati Pte Ltd

Salawati - C,E,N dan F

Papua

09/1/1995

01/10/1995

08/1/2015

Minyak/Oil

PT Sembrani Persada Oil (SEMCO)

Semberah

Kalimantan Timur/East Kalimantan

17/11/1995

28/11/2004

16/11/2015


Salamander Energy (North Sumatra) Ltd**)

Glagah, Kambuna

Sumatera Utara/North Sumatra

17/12/1996

17/9/2009

16/12/2016


PT Retco Prima Energi

Tanjung Miring Timur


17/12/1996

23/10/2000

16/12/2016

Minyak/Oil

Pilona Petro Tanjung Lontar Ltd

Tanjung Lontar


07/10/1996

27/03/1998

06/10/2016

Minyak/Oil

PT Akar Golindo

Tuba Obi Timur

Jambi

15/5/1997

11/10/2011

14/5/2017

Minyak/Oil

PT Insani Mitrasani Gelam

Sungai Gelam - A, B, D

Jambi

15/5/1997

13/10/2004

14/5/2017


Blue Sky Langsa Ltd

Langsa

Aceh

15/5/1997

28//11/2001

14/5/2017

Minyak/Oil

PT Medco E&P Sembakung *)

Sembakung

Korea Development (Poleng) Co Ltd*)

Poleng

PT Babat Kukui Energi


PERJANJIAN KERJASAMA LAIN (lanjutan) a.


DENGAN

PIHAK

3.

Kontrak Bantuan Teknis (“KBT”) (lanjutan)

Mitra Usaha/ Partner PT Putra Kencana Diski Petroleum


IBN Oil Holdico Ltd

Linda - A, C, G, Sele

PT Indama Putera Kayapratama

Kaya

Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd

Jatirarangon

PT Binatek Reka Kruh

Kruh

PT Eksindo Telaga Said Darat

Telaga Said

PT Pertalahan Arnebatara Natuna

Udang Natuna

PT Indo Jaya Sukaraja (Easco Sukaraja)

Sukaraja, Pendopo

PT Prakarsa Betung Meruo Senami

Meruo Senami

a.

Wilayah/ Area


Aceh

16/11/1998

Diski

COOPERATION ARRANGEMENTS OTHER PARTIES (continued)

Technical Assistance Contracts (“TAC”) (continued) Tanggal Mulai Produksi/ Date of Commencement of Production



15/11/2018

Minyak/Oil

13/2/2002

Papua

16/11/1998

04/9/2000

15/11/2018

Minyak/Oil


22/5/2000

19/3/2013

21/5/2020

Minyak/Oil


22/5/2000

06/10/2004

21/5/2020



22/5/2000

06/2/2003

21/5/2020

Minyak/Oil

Aceh

07/8/2002

16/2/2006

06/8/2022

Minyak/Oil

Kepulauan Riau/Riau Archipelago

07/8/2002

28/11/2005

06/8/2022

Minyak/Oil


07/8/2002

19/6/2008

06/8/2022

Minyak/Oil

Jambi

14/8/2002

15/2/2012

13/8/2022

Minyak/Oil

*) Pada tanggal 21 Desember 2013 kontrak TAC antara Perusahaan dengan PT Medco E&P Sembakung dan Korea Development (Poleng) Co Ltd berakhir. **) Pada tanggal 31 Desember 2013 kontrak TAC antara Perusahaan dengan Salamander Energy (North Sumatra) Ltd tidak dilanjutkan oleh Salamander Energy (North Sumatra) Ltd.

*) On 21 December 2013 TAC contracts between the Company and PT Medco E & P Sembakung and Korea Development (Poleng) Co Ltd ended. **) As at December 31, 2013 TAC contract between the Company and Salamander Energy (North Sumatra) Ltd is discontinued by Salamander Energy (North Sumatra) Ltd.

At the end of TAC contracts, all TAC assets are transferred to the Company. The TAC Partners are responsible for settling all outstanding TAC liabilities to third parties until the end of the TAC contracts.

Pada saat berakhirnya KBT, seluruh aset KBT diserahkan kepada Perusahaan. Mitra Usaha KBT bertanggung jawab untuk menyelesaikan semua liabilitas KBT yang masih belum diselesaikan kepada pihak ketiga sampai dengan tanggal tersebut. b.

Kontrak Kerja Sama Operasi (“KSO”)

WITH

b.

Operation Cooperation (“OC”) Contract

Dalam KSO, kegiatan operasional dilakukan melalui perjanjian kemitraan dengan Perusahaan. KSO diberikan pada lapangan yang telah berproduksi, dahulu pernah berproduksi tetapi kemudian dihentikan atau belum berproduksi. Terdapat dua jenis kontrak KSO yaitu:

In an OC, operations are conducted through partnership arrangements with the Company. OCs are awarded for fields which are currently in production, or which had previously been in production, but in which production had ceased, or for areas with no previous production. The two types of OC contract are:

a. b.

a. b.

Kontrak KSO Eksplorasi - Produksi Kontrak KSO Produksi

OC Exploration - Production contract OC Production contract


PERJANJIAN KERJASAMA LAIN (lanjutan)

DENGAN

b.

Operasi

Kontrak Kerja (lanjutan)

Sama


PIHAK (“KSO”)

3.

COOPERATION ARRANGEMENTS OTHER PARTIES (continued) b.

WITH

Operation Cooperation (“OC”) Contract (continued)

Pada kontrak KSO Eksplorasi-Produksi tidak ada bagian minyak mentah yang tidak dibagi (Non-Shareable Oil). Pada kontrak KSO Produksi, produksi minyak bumi dibagi menjadi bagian tidak dibagi (non-shareable) dan bagian dibagi (shareable).

Under an OC Production-Exploration contract, there is no Non-Shareable Oil. Under an OC Production contract, the crude oil production is divided into non-shareable and shareable portions.

Bagian tidak dibagi atas produksi minyak mentah (”NSO”) merupakan produksi yang diperkirakan dapat dicapai dari suatu lapangan (berdasarkan tren historis produksi dari suatu lapangan) pada saat perjanjian KSO ditandatangani dan menjadi hak Perusahaan. Bagian dibagi berkaitan dengan penambahan produksi minyak dan gas yang berasal dari investasi Mitra Usaha terhadap lapangan KSO yang bersangkutan dan secara umum dibagikan dengan pola yang sama seperti KKS. Dalam beberapa kontrak KSO produksi, meskipun produksi sama atau masih dibawah bagian minyak mentah yang tidak dibagi, penggantian biaya produksi tidak akan ditunda dan dapat diperoleh Mitra Usaha dengan ketentuan sebagai berikut:

The non-shareable portion of crude oil (the ”NSO”) production represents the production which is expected from the field (based on the historic production trends of the field) at the time the OC is signed, and it accrues to the Company. The shareable portion of crude and gas production corresponds to the additional production resulting from the Partners’ investments in the OC fields and is in general split between the parties in the same way as under a Cooperation Contract. In certain OC production contracts, in the event that the production is the same as or less than the NSO, the Partner’s production cost will not be deferred and will be recovered with the following provisions:

Apabila total biaya produksi yang dikeluarkan untuk operasi tahun berjalan lebih rendah dari total pendapatan NSO, maka pengembalian diberikan sebesar 70% dari total biaya produksi tahun berjalan tersebut, dan kekurangan biaya produksi tidak diperhitungkan lagi pada tahun-tahun berikutnya.

In the event that the total production cost incurred for the current year’s operations is less than total NSO revenue, recovery will be 70% of production cost incurred for the current year’s operations and the remaining production cost will not be carried forward to any subsequent year.

Apabila total biaya produksi yang dikeluarkan sehubungan dengan operasi tahun berjalan lebih tinggi dari total pendapatan NSO, maka pengembaliannya diberikan sebesar 50% dari total pendapatan NSO dan kekurangannya tidak diperhitungkan lagi pada tahun-tahun berikutnya.

In the event that total production cost incurred for the current year’s operations is higher than total NSO revenue, recovery will be 50% of total NSO revenue and the remaining production cost will not be carried forward to any subsequent year.

Persentase bagi hasil produksi bagian Mitra Usaha diatur dalam masing-masing kontrak, antara 16,6667% sampai dengan 26,7857% untuk minyak bumi dan 31,6667% sampai dengan 53,5714% untuk gas bumi.

The Partner’s share of equity (profit) oil and gas production is stipulated in each contract and ranges from 16.6667% to 26.7857% for oil and 31.6667% to 53.5714% for gas, respectively.



DENGAN

b.

Operasi


Sama

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) PIHAK (“KSO”)

3.


WITH

Operation Cooperation (“OC”) Contract (continued)

Terdapat komitmen investasi spesifik yang harus dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun setelah tanggal kontrak KSO. Untuk menjamin pelaksanaan komitmen tersebut, Mitra Usaha diharuskan memberikan garansi bank, yang tidak dapat dibatalkan dan tanpa syarat kepada Perusahaan. Mitra Usaha KSO juga diharuskan untuk melakukan pembayaran kepada Perusahaan sejumlah uang yang telah dicantumkan di dalam dokumen penawaran sebelum tanggal penandatanganan kontrak KSO.

Specified investment expenditure commitments are required to be made in the first three years after the OC contract date. To ensure that these expenditure commitments will be met, the Partners are required to provide the Company with irrevocable and unconditional bank guarantees. The OC Partners are also required to make payments to the Company before the date of signing the OC contracts, of the amounts stated in the bid documents.

Pada tanggal 31 Desember 2013 perjanjian Mitra Usaha KSO Perusahaan adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2013 the Company’s OC partnership agreements were as follows:

Mitra Usaha/ Partner


PT Indelberg Indonesia Perkasa

Suci

PT Kendal Oil and Gas **)

Kendal

PT Kamundan Energy PT Formasi Sumatera Energy

Kamundan Tanjung Tiga Timur

GEO Minergy Sungai Lilin Ltd

Sungai Lilin

Patina Group Ltd

Bangkudulis

Pacific Oil & Gas (Perlak) Ltd **)

Perlak

Indrillco Hulu Energy Ltd

Uno Dos Rayu

PT Benakat Barat Petroleum

Benakat Barat

PT Petroenergy Utama Wiriagar

Wiriagar

PT Santika Pendopo Energy

Talang Akar

Cooper Energy Sukananti Ltd

Tangai Sukananti

PD Migas Bekasi***)

Jatinegara

Samudra Energy Tanjung Lontar Limited Prisma Kampung Minyak Ltd *)

Tanjung Lontar Timur Kampung Minyak

Ramba Energy West Jambi Limited PT Techwin Benakat Timur

Jambi Barat

PT Petroenim Betun Selo

Muara Enim

PT Tawun Gegunung Energi***)

Tawun Gegunung

Foster Trembes Petroleum Ltd***) PT Axis Sambidoyong Energi***)

Trembes Sendang

PT IEV Pabuaran***)

Pabuaran

PT Klasofo Energy Resources PT Energi Jambi Indonesia PT QEI Loyak Talang Gula *)

Klamono Selatan Jambi Barat Loyak Talang Gula

Gegunung Kampung Minyak Ltd*) Indospec Energy Limau Ltd *)

Sungai Taham Batu Keras Suban Jeriji Limau

Energi Tanjung Tiga***)

Pandan-PetananTapus Kawengan, Ledok, Nglobo dan/and Semanggi Banyubang

PT. Geo Cepu Indonesia***) PT Banyubang Blora Energi***)

Benakat Timur

Sambidoyong

Wilayah/ Area Jawa Timur/ East Java Jawa Tengah/ Central Java Papua Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Kalimantan Timur/ East Kalimantan Sumatera Utara/ North Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Papua Barat/ West Papua Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Jawa Barat/ West Java Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Jambi Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Jawa Timur/ East Java Jawa Timur/ East Java Jawa Barat/ West Jawa Jawa Barat/ West Jawa Papua Jambi Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Sumatera Selatan/ South Sumatra Jawa Timur/ East Java Jawa Timur/ East Java

*) Produksi dibawah NSO **) Pada tanggal 24 April 2013, kontrak KSO antara Perusahaan dengan PT Kendal Oil and Gas dan Pacifik Oil & Gas Ltd tidak dilanjutkan karena mereka tidak melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian ***) Tanggal mulai produksi merupakan tanggal efektif kontrak


Tanggal Mulai Produksi/ Commencement of Production



25/4/2007

-

24/4/2027

-

25/4/2007

-

24/4/2027

-

25/4/2007 25/4/2007

25/4/2007

24/4/2027 24/4/2022

Minyak/Oil

25/4/2007

25/4/2007

24/4/2022

Minyak/Oil

25/4/2007

01/1/2011

24/4/2022

Minyak/Oil

25/4/2007

Juli/July 2011

24/4/2022

Minyak/Oil

19/12/2007

-

18/12/2007

Minyak/Oil

16/3/2009

16/3/2009

15/3/2024

Minyak/Oil

02/9/2009

02/9/2009

01/9/2024

Minyak/Oil

05/6/2010

05/7/2010

04/6/2025

Minyak/Oil

26/7/2010

26/7/2010

25/7/2025

Minyak/Oil

017/2/2011

017/2/2011

16/2/2026

Gas

017/2/2011

-

16/2/2031

-

15/7/2011

15/7/2012

14/7/2026

Minyak/Oil

13/6/2011

-

12/6/2031

-

01/5/2012

01/5/2012

30/4/2027

Minyak/Oil

28/6/2012

28/6/2012

27/6/2027

Minyak/Oil

28/6/2012

28/6/2012

27/6/2027

Minyak/Oil

28/6/2012

28/6/2012

27/6/2027

Minyak/Oil

26/7/2012

26/7/2012

25/7/2027

Minyak/Oil

03/8/2012

03/8/2012

02/8/2027

Gas

22/11/2012 23/11/2012 28/12/2012

01/01/2013

21/11/2032 22/11/2032 27/12/2027

Minyak/Oil

15/02/2013

01/07/2013

14/02/2028

Minyak/Oil

01/03/2013

01/03/2013

28/02/2033

Minyak/Oil

05/07/2013

05/07/2013

04/07/2028

Minyak/Oil

01/12/2013

01/12/2013

30/11/2033

Minyak/Oil

20/12/2013

20/12/2013

19/12/2033

Minyak/Oil

*) Production is less than NSO **) On 24 April 2013, the KSO contracts between the Company and PT Kendal Oil and Gas and Pacifik Oil & Gas Limited was discontinued due to they did not not perform their obligation under the agreements ***)

Commencement date of production is effective date of contract




DENGAN

b.

Operasi


Sama

PIHAK

3.

(“KSO”)


Operation Cooperation (“OC”) Contract (continued) At the end of OC contracts, all OC assets are transferred to the Company. The OC Partners are responsible for settling all outstanding OC liabilities to third parties until the end of the OC contracts.

Pada saat tanggal kontrak KSO berakhir, seluruh aset KSO diserahkan kepada Perusahaan. Mitra Usaha KSO bertanggung jawab untuk menyelesaikan semua liabilitas KSO kepada pihak ketiga yang masih belum diselesaikan sampai dengan tanggal tersebut. c.

WITH

Kontrak Unitisasi

c.

Unitisation Agreement

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Kontraktor KKS diwajibkan untuk melakukan unitisasi apabila terbukti adanya pelamparan reservoir yang memasuki Wilayah Kerja Kontraktor lainnya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menentukan operator pelaksana unitisasi berdasarkan kesepakatan di antara para Kontraktor yang melakukan unitisasi setelah mendapatkan pertimbangan SKK MIGAS.

In accordance with the Government Regulation No. 35 of Year 2004 on Upstream Oil and Gas Business Activities, a contractor of a Cooperation is required to conduct unitisation if it is proven that its reservoir extends into another contractor’s Working Area. The Ministry of Energy and Mineral Resources will determine the operator for the unitisation based on the agreement between the Contractors conducting the unitisation after considering the opinions of SKK MIGAS.

Karena beberapa pelamparan reservoir Perusahaan memasuki Wilayah Kerja kontraktor lainnya, Perusahaan melakukan perikatan Perjanjian Unitisasi dengan beberapa kontraktor. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan memiliki Perjanjian Unitisasi sebagai berikut:

Since several of the Company’s oil and gas reservoirs extend into other contractors’ Working Areas, the Company has already entered into Unitisation Agreements with several contractors. As at 31 December 2013, the Company’s Unitisation Agreements were as follows:

Para Pihak/Parties

Operator

Lapa ngan/ Field


Tanggal Mulai Produksi / Commence ment of Production


Bagian/ Share of PT Pertamina EP (“PEP”)

Air Serdang, Sumatera Selatan/ South Sumatra Sorong, Papua

22/07/91

22/07/91

16/09/35

Minyak/Oil: 21.96% dan/and Gas: 19.93%

13/11/06

13/11/06

16/09/35

Minyak/Oil dan/and Gas: 50%

Lokasi/ Location

PEP, Canada Northwest Energy (“CNESS”) & Bow Valley Industries Ogan Komering (“BVI (O.K) ”).

Talisman Ogan Komering Ltd

Air Serdang

PEP, Petrochina (“PCI”), Pearl Oil, Lundin Intl. & Pertamina Hulu Energy (“PHE”) Salawati Basin

Petrochina International (Bermuda) Ltd

Waka muk

JOB PertaminaPetrochina East Java

Suko wati

Tuban, Jawa Timur/ East Java

02/07/04

2/07/04

16/09/35


PEP, ConocoPhilips (Grissik) Ltd , Talisman, PHE

ConocoPhilip s (Grissik) Ltd

Suba n

Suban, Jambi

11/03/13

Juni/June 2011

23/01/23


PEP, Medco EP Rimau

PEP

Tanju ng Laba n

Tanjung Laban, Sumatera Selatan/ South Sumatra

18/06/87

2005

16/09/35

Minyak/Oil dan/and Gas: 74.99 %

PEP, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java Ltd (“PHE ONWJ”)

PHE ONWJ

MB Unit

Jawa Barat/ West Java

23/12/85

23/12/85

16/09/35

Minyak/Oil dan/ and Gas: 47.4%

PEP, PEP Cepu,Mobil Cepu Ltd (“MCL”), Ampolex, PT Sarana Patra Hulu Cepu (“SPHC”) ,PT Petrogas Jatim Utama Cendana (“PJUC”), PT Blora Patragas Hulu (“BPH”), PT Asri Dharma Sejahtera (“ADS”)

PT Pertamina EP Cepu *)

Tiung Biru

Jambaran, Jawa Timur/ East Java

14/09/12

-

16/09/35

Gas: 8.06%

PHE, PHE East Java, PHE Tuban & Petrochina East Java Intl.

*) Unitisasi Tiung Biru belum berproduksi.

*) Unitisation of Tiung Biru is not yet in production.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

4.

SUMMARY POLICIES

OF

SIGNIFICANT

ACCOUNTING

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan. Kebijakan akuntansi telah diaplikasikan secara konsisten terhadap semua tahun yang disajikan, kecuali dinyatakan lain.

Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Company. The financial statements have been prepared consistently for all the years presented, unless otherwise stated.

a.

a.

b.

4.


Dasar penyusunan laporan keuangan

Basis of preparation statements

of

the

financial

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan telah disusun atas dasar harga perolehan, kecuali aset keuangan yang tersedia untuk dijual, aset keuangan dan liabilitas keuangan (termasuk instrumen derivatif) yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, serta menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.

The financial statements have been prepared in conformity with Indonesia Financial Accounting Standards. The financial statements have been prepared on the basis of historical cost, except for available-for-sale financial assets, financial assets and financial liabilities (including derivative instruments) which are measured at fair value through profit or loss, and using the accrual basis except for the statements of cash flows.

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia memerlukan penggunaan estimasi akuntansi penting tertentu. Penyusunan laporan keuangan juga mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area-area yang memerlukan tingkat pertimbangan atau kompleksitas yang tinggi, atau area dimana asumsi dan estimasi merupakan hal yang signifikan dalam laporan keuangan, diungkapkan dalam Catatan 5.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates. It also requires management to exercise its judgement in the process of applying the Company’s accounting policies. Areas involving a higher degree of judgement or complexity, or areas where assumptions and estimates are significant to the financial statements are disclosed in Note 5.

Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

b.

Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Financial Accounting Standards

Revisi atas PSAK 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, PSAK 60, "Instrumen Keuangan: Penyajian", dan pencabutan atas PSAK 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan periode berjalan atau tahun sebelumnya.

The revisions to SFAS 38, “Business Combinations on Entities under Common Control”, SFAS 60 "Financial Instrument: Disclosure", and withdrawal of SFAS 51, “Quasi Reorganisation” with an effective date of 1 January 2013 did not result in changes to the Company’s accounting policies and had no effect on the amounts reported for current period or prior financial years.

Penerapan ISAK 21, “Perjanjian Konstruksi Real Estate” dan pencabutan PSAK 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate” yang seharusnya berlaku sejak 1 Januari 2013 telah ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa penerapan dan pencabutan Interpretasi dan Standar tersebut di atas tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan.

The implementation of IFAS 21, “Agreements for Construction for Real Estate” and the withdrawal of SFAS 44, “Accounting for Real Estate Development Activities”, which would previously have been mandatorily applied and withdrawn as at 1 January 2013, have been postponed until further notice by the Indonesian Financial Accounting Standards Board. Management believes that the implementation and the withdrawal of the above Interpretation and Standard will not impact the Company’s financial statements. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

4.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

b.

Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan)


b.

Perusahaan masih menganalisa dampak penerapan PSAK dan ISAK baru berikut yang telah diterbitkan selama tahun 2013 terhadap laporan keuangan Perusahaan:

The Company is still assessing the impact of these new SFAS and IFAS which are issued in 2013 to the Company’s financial statements:

- ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”;

- IFAS 27, “Transfer of Assets from Customers”; - IFAS 28, “Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments”; - IFAS 29, “Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mine”

- ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”; - ISAK 29, “Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka”. - PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” - PSAK 66 “Pengaturan bersama” - PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” - PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” - PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” - PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri” - PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” - PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”

- SFAS 65 “Consolidated financial statements” - SFAS 66 “Joint arrangements” - SFAS 67 “Disclosure of interests in other entities” - SFAS 68 “Fair value measurement” - SFAS 1 (revised 2013) “Presentation of financial statements” - SFAS 4 (revised 2013) “Separate financial statements” - SFAS 15 (revised 2013) “Investment in associates and joint ventures” - SFAS 24 (revised 2013) “Employee benefits” IFAS 27, 28, and 29 will become effective for annual period beginning 1 January 2014 while the other new and revised standards will become effective for the annual period beginning 1 January 2015.

ISAK 27, 28, dan 29 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2014, sedangkan standar baru dan revisi lainnya akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. c.

Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Financial Accounting Standards (continued)

Penjabaran Mata Uang Asing

c.

Foreign Currency Translation

Mata uang fungsional dan penyajian

Functional and presentation currency

Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan Perusahaan diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”). Laporan keuangan disajikan dalam Dolar AS, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Perusahaan.

Items included in the financial statements of the Company are measured using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (the “functional currency”). The financial statements are presented in US Dollars, which is the Company’s functional and presentation currency.



IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

4.

c. Penjabaran Mata Uang Asing (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) c.

ACCOUNTING

Foreign Currency Translation (continued)

Transaksi dan saldo

Transaction and balance

Transaksi dalam mata uang selain mata uang Dolar AS dijabarkan menjadi Dolar AS menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berasal dari pembayaran atas transaksitransaksi tersebut dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Dolar AS menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun diakui dalam laba rugi.

Transactions denominated in currencies other than US Dollars are converted into US Dollars at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of such transactions and from the translation at yearend exchange rates of monetary assets and liabilities in currencies other than US Dollars are recognised in profit or loss.

Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam Dolar AS penuh):

As at 31 December, the exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia (the Central Bank of Indonesia), were as follows (US Dollars full amount):

2013 Rupiah 10.000 (“Rp”) d. Kas dan Setara Kas

2012 1.22

0.97 d.

Rupiah 10,000 (“Rp”)

Cash and Cash Equivalents

Kas dan setara kas termasuk kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.

Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in banks and time deposits with maturity periods of three months or less at the time of placement which are not used as collateral or are not restricted.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas disajikan setelah dikurangi cerukan.

The statements of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents are presented net of overdrafts.

e. Piutang Usaha

e.

Trade Receivables

Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk penjualan minyak dan gas bumi yang dilakukan dalam kegiatan usaha biasa. Jika piutang diharapkan tertagih dalam satu tahun atau kurang, piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.

Trade receivables are amounts due from customers for crude oil and natural gas sales performed in the ordinary course of business. If collection is expected in one year or less they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets.

Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai.

Trade receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less any provision for impairment.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Persediaan


4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.

Persediaan consumable seperti suku cadang, bahan bakar, pelumas, bahan kimia dan perlengkapan dinilai dengan harga perolehan dikurangi provisi persediaan usang dan bergerak lambat. Persediaan consumable diakui dalam laba rugi pada saat digunakan dalam kegiatan operasi. Harga perolehan ditentukan dengan metode metode harga rata-rata tertimbang. Provisi persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. g. Aset Keuangan 1.

Klasifikasi, pengakuan dan pengukuran

ACCOUNTING

Inventories Consumable inventories such as spare parts, fuel, lubricants, chemicals and supplies are valued at cost less a provision for obsolete and slow moving inventory. Consumable inventories are charged to profit or loss in the period in which they are consumed during operation. Cost is determined based on the weighted average cost method. Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items.

g.

Financial Assets 1. Classifications, measurement

recognition

and

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut: (i) nilai wajar melalui laba rugi, (ii) dimiliki hingga jatuh tempo, (iii) pinjaman dan piutang dan (iv) tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal.

The Company classifies its financial assets into the following categories: (i) at fair value through profit or loss, (ii) held-tomaturity, (iii) loans and receivables and (iv) available-for-sale. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Aset keuangan Perusahaan hanya terdiri dari pinjaman dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Mereka diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir tahun pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Piutang Perusahaan dan pinjaman yang diberikan terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya.

The Company has only financial assets classified as loans and receivables. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They are included in current assets, except for those with maturities more than 12 months after the end of the reporting year. These are classified as non-current assets. Receivables and loans of the Company consist of cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables.

Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.

Aset Keuangan (lanjutan) 2. Penghentian pengakuan Aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. 3. Saling hapus antar instrumen keuangan


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.

Financial Assets (continued) 2. Derecognition Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flows from the investments have expired or have been transferred and the Company has transferred substantially all of the risks and rewards of ownership. 3. Offsetting financial instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Financial assets and liabilities are offset and the net amount is reported in the statement of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis, or realise the asset and settle the liability simultaneously.

4. Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

4. Impairment of financial assets carried at amortised cost

Pada setiap akhir tahun pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

At the end of each reporting year, the Company assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or a group of financial assets that can be reliably estimated.

Bukti penurunan nilai termasuk indikasi bahwa debitur atau kelompok debitur sedang mengalami kesulitan keuangan signifikan, terjadi wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan dimana data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan dalam tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganisation and where observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.

h.

Aset Keuangan (lanjutan)


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.

Financial Assets (continued)

4. Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

4. Impairment of financial assets carried at amortised cost (continued)

Jumlah kerugian diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung atau menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi. Untuk praktisnya, Perusahaan dapat mengukur penurunan nilai dengan basis nilai wajar instrumen menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi.

The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of the estimated future cash flow (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognised in profit or loss. As a practical expedient, the Company may measure impairment on the basis of an instrument’s fair value using an observable market price.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dibalik, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pembalikan tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal dilakukan pembalikan penurunan nilai. Jumlah pembalikan aset keuangan diakui dalam laba rugi.

If, in a subsequent year, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss will be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal can not result in the carrying of a financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date at which the impairment was reversed. The reversal amount will be recognised in profit or loss.

Aset Minyak dan Gas Bumi 1. Aset Eksplorasi dan Evaluasi

h.

Oil and Gas Properties 1. Exploration and Evaluation Assets

Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan kegiatan eksplorasi dan evaluasi minyak dan gas bumi dicatat dengan menggunakan metode akuntansi successful efforts. Biaya-biaya yang terjadi diakumulasikan berdasarkan lapangan per lapangan.

Oil and natural gas exploration and evaluation expenditures are accounted for using the ‘successful efforts’ method of accounting. Costs are accumulated on a field by field basis.

Biaya geologi dan geofisika, termasuk survei seismik untuk tujuan eksplorasi dibebankan pada saat terjadi.

Geological and geophysical costs, including seismic surveys for exploration purposes are expensed as incurred.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.

Aset Minyak dan Gas Bumi (lanjutan) 1. Aset Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan)


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.

Oil and Gas Properties (continued) 1. Exploration (continued)

Aset Pengembangan

2.

Aset Produksi Aset produksi merupakan agregasi aset eksplorasi dan evaluasi dan pengeluaran pengembangan yang berhubungan dengan sumur berproduksi. Aset produksi dideplesikan menggunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti sejak dimulainya produksi komersialnya dari masing-masing lapangan.

Assets

Development Assets The costs of drilling development wells including the costs of drilling unsuccessful development wells and development-type stratigraphic wells together with the reclassified exploration and evaluation assets are capitalised as part of assets under construction-development wells until drilling is completed. When the development well is completed on a specific field, it is transferred to the production wells.

Biaya-biaya pengeboran sumur pengembangan termasuk biaya pengeboran sumur pengembangan yang tidak menghasilkan dan sumur pengembangan stratigrafi bersama dengan aset eksplorasi dan evaluasi dikapitalisasi sebagai bagian dari aset dalam penyelesaian - sumur pengembangan hingga proses pengeboran selesai. Pada saat pengembangan sumur di lapangan tertentu telah selesai, maka sumur tersebut akan ditransfer menjadi sumur produksi. 3.

Evaluation

The costs of drilling exploratory wells and the costs of drilling exploratory-type stratigraphic test, wells are capitalised as part of assets under constructionexploratory and evaluation wells within oil and gas properties pending determination of whether the well has found proved reserves. Once the wells have found proved reserves, the capitalised costs of drilling the wells are tested for impairment and transferred to assets under construction - development wells (even though the well may not be completed as a producing well). However, when the well has not found proved reserves, the capitalised costs of drilling the well are then charged to profit or loss.

Biaya-biaya pengeboran sumur eksplorasi dan biaya-biaya pengeboran sumur tes stratigrafi, dikapitalisasi sebagai bagian dari aset dalam penyelesaian - sumur eksplorasi dan evaluasi di dalam aset minyak dan gas bumi hingga ditentukan apakah sumur tersebut menemukan cadangan terbukti. Pada saat sumur tersebut menemukan cadangan terbukti, kapitalisasi biaya pengeboran sumur dievaluasi terhadap penurunan nilai dan ditransfer menjadi aset dalam penyelesaian - sumur pengembangan (walaupun sumur tersebut nantinya tidak akan dijadikan sumur produksi). Namun demikian, apabila sumur tersebut tidak menemukan cadangan terbukti, biaya pengeboran sumur yang telah dikapitalisasi akan dibebankan ke dalam laba rugi. 2.

and

3.

Production Assets Production assets are aggregated exploration and evaluation assets and development expenditures associated with the producing wells. Production assets are depleted using a unit-ofproduction method on the basis of proved reserves, from the date of commercial production of the respective field.




4.

Aset Minyak dan Gas Bumi (lanjutan) 4.


Aset Minyak dan Gas Bumi Lainnya

Oil and Gas Properties (continued) 4.

Other Oil and Gas Assets Other oil and gas assets are depreciated using the straight-line method over the lesser of their estimated useful lives or the term of the Cooperation Contract as follows:

Aset minyak dan gas bumi lainnya disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis atau masa KKS, mana yang lebih rendah, sebagai berikut: Tahun/Years Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

3 10 5 2

-

30 20 30 27

Installations LPG plant Buildings Moveable equipment

Tanah dan hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Land and land rights are stated at cost and are not amortised.

Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak di amortisasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur kontraktual hak atas tanah.

Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not amortised. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised over the contractual rights of the land rights.

Masa manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan disesuaikan jika diperlukan, setidaknya setiap akhir tahun. Dampak dari setiap revisi diakui dalam laba rugi, ketika perubahan terjadi.

The useful lives and methods of depreciation of assets are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at least at each financial year end. The effect of any revisions is recognised in profit or loss, when the changes arise.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi dalam tahun dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance are charged to profit or loss during the financial year in which they are incurred.

Akumulasi biaya atas pembangunan, instalasi, atau penyelesaian bangunan, pabrik dan fasilitas infrastruktur seperti anjungan dan saluran pipa dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian - lainlain. Biaya-biaya ini direklasifikasi kepada aset tetap pada saat pembangunan atau instalasi telah selesai. Depresiasi juga mulai dibebankan pada saat tersebut.

The accumulated costs of the construction, installation or completion of buildings, plant and infrastructure facilities such as platforms and pipelines are capitalised as assets under construction - others. These costs are reclassified to the fixed asset accounts when the construction or installation is completed. Depreciation is charged from that date.



Aset Minyak dan Gas Bumi (lanjutan) 4.

Aset Minyak dan Gas Bumi Lainnya (lanjutan)


4.


Oil and Gas Properties (continued) 4.

For assets which are no longer utilised or surrendered to the government, the carrying amounts are eliminated from the financial statements and the resulting gains or losses on disposals of fixed assets are recognised in profit or loss within “other gains/(losses), net”.

Nilai tercatat aset tetap yang tidak digunakan lagi atau diserahkan pada pemerintah, dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan dan kerugian yang timbul akibat pelepasan aset tetap tersebut diakui dalam laba rugi pada akun “keuntungan/(kerugian) lainnya, bersih”. 5.

Hak Kepemilikan atas Operasi Unitisasi

Other Oil and Gas Assets (continued)

5.

Ownership Operation

Interest

in

Unitisation

Aset bersama adalah aset dimana setiap pihak mempunyai hak dan kepemilikan bersama. Setiap pihak memiliki hak eksklusif untuk mendapatkan bagian dari aset dan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh aset tersebut.

A joint asset is an asset to which each party has rights and often has joint ownership. Each party has exclusive rights to a share of the asset and the economic benefits generated from that asset.

Pada unitisasi, operator dan non-operator mempersatukan aset mereka di dalam satu lapangan produksi untuk membentuk satu unit produksi dan sebagai imbalan menerima kepemilikan di dalam unit tersebut. Dengan demikian, operasi unitisasi adalah perjanjian pengendalian bersama aset. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan mencatat bagiannya atas pengendalian bersama aset, setiap liabilitas yang terjadi, bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan pihak lain yang berkaitan dengan perjanjian bersama, setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.

In a unitisation, all the operating and nonoperating participants pool their assets in a producing field to form a single unit and in return receive an undivided interest in that unit. As such, a unitisation operation is a jointly controlled asset arrangement. Under this arrangement, the Company records its share of the joint asset, any liabilities it incurs, its share of any liabilities incurred jointly with the other parties relating to the joint arrangement, any revenue from the sale or use of its share of the output of the joint asset and any expenses it incurs in respect of its interest in the joint arrangement.

Apabila Perusahaan sebagai operator, jika bagian penjualan, pengeluaran biaya, pengeluaran modal dan liabilitas Perusahaan melebihi permintaan kas yang diterima oleh Perusahaan, maka Perusahaan mengakui piutang kepada non-operator, jika sebaliknya Perusahaan mengakui utang kepada non-operator.

When the Company is the operator, the non operator’s share of revenues, expenses, capital expenditure and liabilities exceeded the cash call received by the Company, the Company recognises receivables from the nonoperator, otherwise the Company recognises payables due to the nonoperator.

Apabila Perusahaan sebagai non-operator, jika bagian penjualan, pengeluaran biaya, pengeluaran modal dan liabilitas Perusahaan melebihi permintaan kas yang dibayarkan ke operator, maka Perusahaan mengakui utang kepada operator, jika sebaliknya Perusahaan mengakui piutang kepada operator.

When the Company is not the operator, the Company’s share of revenues, expenses, capital expenditure and liabilities exceeded the cash call paid to the operator, the Company recognises payables to the operator, otherwise the Company recognises receivables for the operator.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.

j.

Penurunan Nilai dari Aset Non-Keuangan


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.

Impairment of Non-Financial Assets

Sumur eksplorasi diuji untuk penurunan nilai pada saat akan direklasifikasi sebagai sumur pengembangan, atau apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan. Rugi penurunan nilai diakui sebesar jumlah dimana nilai tercatat dari sumur eksplorasi tersebut melebihi jumlah terpulihkan, yang merupakan nilai tertinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai dari sumur eksplorasi. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan kepada unit penghasil kas yang ada dari lapangan produksi yang terletak di wilayah geografis yang sama. Rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam tahun dimana pemulihan tersebut terjadi.

Exploration wells are tested for impairment when reclassified to development wells, or whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the exploration wells exceeds their recoverable amount, which is the higher of the fair value less cost to sell or value in use of the exploration wells. For the purpose of assessing impairment, assets are grouped at the existing cash generating units of production fields that are located in the same geographical region. Impairment losses are recognised in profit or loss. Reversal of impairment is recorded as income in the year when the reversal occurs.

Aset minyak dan gas bumi yang telah menemukan cadangan terbukti (aset pengembangan dan produksi) dan aset miyak dan gas bumi lainnya ditelaah untuk penurunan nilai ketika kejadian atau perubahan keadaan mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan. Rugi penurunan nilai diakui sebesar jumlah dimana nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah terpulihkan, yang merupakan nilai tertinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai dari aset tersebut. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam tahun dimana pemulihan tersebut terjadi.

Proven oil and gas properties (development and producing assets) and other oil and gas assets are reviewed for impairment losses when events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of such properties exceed their recoverable amount, which is the higher of the fair value less cost to sell of such assets or their value in use. For the purpose of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows. Impairment losses are recognised in profit or loss. Reversal of impairment is recorded as income in the year when the reversal occurs.

Utang Usaha

j.

Trade Payables

Utang usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam kegiatan usaha biasa. Utang usaha dikelompokkan sebagai liabilitas jangka pendek apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Jika tidak, utang usaha tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.

Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less. If not, they are presented as noncurrent liabilities.

Utang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k.

Sewa


4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) k.

ACCOUNTING

Leases

Suatu sewa dimana porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset masih tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi dengan insentif yang diterima dari lessor) dibebankan dalam laba rugi dengan metode garis lurus selama masa sewa.

Leases, in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor, are classified as operating leases. Payments made under operating leases (net of any incentives received from the lessor) are charged to profit or loss on a straight-line basis over the year of the lease.

Sewa aset tetap dimana Perusahaan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa atau nilai kini pembayaran sewa minimum.

Leases of fixed assets, where the Company substantially has all the risks and rewards of ownership, are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan dalam laba rugi selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap tahun.

Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve a constant rate of interest on the outstanding finance balance. The interest element of the finance cost is charged to profit or loss over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each year.

Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan memiliki aset tersebut pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.

Fixed assets acquired under finance leases are depreciated in a similar way to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Company will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset or the lease term.

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan bagaimana pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan aset bersangkutan, dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset yang dimaksud. Apabila perjanjian mengandung sewa, Perusahaan akan menilai apakah perjanjian sewa tersebut adalah sewa pembiayaan atau sewa operasi. Jika suatu perjanjian mengandung sewa, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset akan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, sebaliknya akan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

The determination of whether an arrangement contains a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. If an arrangement contains a lease, the Company will assess whether such lease is a finance or operating lease. If an arrangement contains a lease that transfers substantially to the lessee all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item, it is classified as a finance lease, otherwise it is classified as an operating lease.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.

Provisi 1.

Provisi untuk Biaya Pembongkaran dan Restorasi Lokasi Aset


4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.

ACCOUNTING

Provision 1.

Provision for Decommissioning and Site Restoration

Provisi untuk biaya pembongkaran, restorasi lokasi aset dan kegiatan lainnya yang terkait dicatat untuk mengakui kewajiban hukum berkaitan dengan penarikan aset minyak mentah dan gas bumi termasuk penutupan dan peninggalan sumur, pembongkaran dan pembuangan pipa minyak dan gas bumi, dan fasilitas produksi yang berasal dari akuisisi, konstruksi atau pengembangan dan/atau operasi normal dari aset tersebut.

Provision for decommissioning, site restoration and other related activities provides for the legal obligations associated with the retirement of crude oil and gas properties including the plugging and abandonment of wells and removal and disposal of oil and natural gas pipelines, and production facilities that result from the acquisition, construction or development and/or the normal operation of such assets.

Kewajiban ini diakui sebagai liabilitas pada saat timbulnya kewajiban hukum yang berkaitan dengan penarikan sebuah aset, dengan pengakuan awal dan sesudah sebesar nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas yang bersangkutan. Peningkatan kewajiban ini sehubungan dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban bunga. Aset yang dikapitalisasi akan disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis atau masa KKS, mana yang lebih rendah dan menggunakan metode unit produksi untuk aset produksi.

These obligations are recognised as liabilities when a legal obligation relating to the retirement of an asset is incurred, with the initial and subsequent measurement of the obligation at the present value of the expenditure expected to required to be settle the obligation using a pre-tax rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the obligation. The increase in these obligations due to the passage of time is recognised as an interest expense. The capitalised assets are depreciated on a straight-line basis over the lesser of their estimated useful lives or the term of the Cooperation Contract for other oil and gas assets and using a unit-of-production method for the production assets.

Perubahan dalam pengukuran kewajiban tersebut yang timbul dari perubahan estimasi waktu atau jumlah pengeluaran sumber daya ekonomis (contohnya: arus kas) yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, atau perubahan dalam tingkat diskonto, akan ditambahkan atau dikurangkan dari harga perolehan aset yang bersangkutan pada periode berjalan. Jumlah yang dikurangkan dari harga perolehan aset tidak boleh melebihi jumlah tercatatnya. Jika penurunan dalam liabilitas melebihi nilai tercatat aset, kelebihan tersebut segera diakui dalam laba rugi. Jika penyesuaian tersebut menghasilan penambahan pada harga perolehan aset, Perusahaan akan mempertimbangkan apakah hal ini mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset yang baru mungkin tidak bisa dipulihkan secara penuh. Jika terdapat indikasi tersebut, Perusahaan akan melakukan pengujian penurunan nilai terhadap aset tersebut dengan melakukan estimasi nilai yang dapat dipulihkan dan akan mencatat kerugian dari penurunan nilai, jika ada.

The changes in the measurement of these obligations that result from changes in the estimated timing or amount of the outflow of resources embodying economic benefits (e.g cash flow) required to settle the obligation, or a change in the discount rate will be added to or deducted from the cost of the related asset in the current period. The amount deducted from the cost of the asset should not exceed its carrying amount. If a decrease in the liability exceeds the carrying amount of the asset, the excess is recognised immediately in profit or loss. If the adjustment results in an addition to the cost of an asset, the Company will consider whether this is an indication that the new carrying amount of the asset may not be fully recoverable. If there is such an indication, the Company will test the asset for impairment by estimating its recoverable amount and will account for the impairment loss incurred, if any.



Provisi (lanjutan) 1.

Provisi untuk Biaya Pembongkaran dan Restorasi Lokasi Aset (lanjutan)


4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.

Provision (continued) 1.

Provisi untuk hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan yang tidak berkaitan dengan penarikan aset, dimana Perusahaan merupakan pihak yang bertanggung jawab, diakui ketika:

Provision for environmental issues that may not involve the retirement of an asset, where the Company is a responsible party, are recognised when:

-

Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik yang bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;

-

The Company has present (legal or constructive) obligations as a result of past events;

-

Besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya; dan

-

It is probable that an outflow of resources will be required to settle the obligation; and

-

Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

-

The amount has been reliably estimated.

Provision is measured at the present value of the expenditures expected to be required to settle the obligation using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the obligation. The increase in the provision due to the passage of time is recognised as interest expense.

Provisi diukur pada nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban, menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban tersebut. Peningkatan provisi ini sehubungan dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban bunga. 2.

Provision for Decommissioning and Site Restoration (continued)

Provisi Lain- Lain

2.

Other Provision

Provisi biaya restrukturisasi, tuntutan hukum dan lainnya diakui ketika: Perusahaan memiliki kewajiban hukum atau konstruktif saat kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; kemungkinan arus keluar sumber daya diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; dan jumlahnya dapat diestimasi secara andal. Provisi restrukturisasi dapat meliputi halhal seperti denda penghentian pembiayaan dan pembayaran penghentian karyawan. Provisi tidak diakui untuk kerugian operasional masa depan.

Provision for restructuring costs, legal claims and others is recognised when: the Company has a present legal or constructive obligation as a result of past events; it is probable that an outflow of resources will be required to settle the obligation; and the amount has been reliably estimated. Restructuring provision may comprise items such as lease termination penalties and employee termination payments. No provision is recognised for future operating losses.

Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa, maka kemungkinan arus keluar untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu kelompok kewajiban. Suatu provisi diakui walaupun kemungkinan arus keluar terkait dengan tiap-tiap pos kewajiban tersebut kecil.

Where there are a number of similar obligations, the likelihood that an outflow will be required in settlement is determined by considering the class of obligations as a whole. A provision is recognised even if the likelihood of an outflow with respect to any one item included in the same class of obligations may be small.



Provisi (lanjutan) 2.


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.

Provisi Lain- Lain (lanjutan)

Provision (continued) 2.

The provision is measured at the present value of the expenditure expected to be required to settle the obligations using a pre-tax discount rate that reflects current market assessment of the time value of money and the risks specific to the obligation. The increase in the provision due to the passage of time is recognised as an interest expense.

Provisi diukur pada nilai kini dari pengeluaran yang diharapkan untuk dikeluarkan untuk menyelesaikan kewajiban dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu dari uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas yang bersangkutan. Peningkatan provisi yang dikarenakan berlalunya waktu diakui sebagai biaya bunga. m. Biaya Pinjaman

m. Borrowing Costs Interest and other borrowing costs, such as discount fees on loans either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is complete. For borrowings directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the year, less any income earned on the temporary investment of such borrowings. For borrowings that are not directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted-average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the year, excluding borrowings directly attributable to financing the qualifying asset under construction.

Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman selama tahun tertentu, tidak termasuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan aset tertentu yang memenuhi syarat. n.

Program Pensiun dan Imbalan Kerja (i)

Kewajiban pensiun Skema pensiun dapat diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti, tergantung pada substansi ekonomis syarat dan kondisi utama program tersebut. Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja yang mewajibkan Perusahaan membayar sejumlah iuran tertentu kepada entitas terpisah. Perusahaan tidak memiliki kewajiban hukum dan konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika entitas tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan pascakerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pekerja pada periode berjalan dan periode lalu.

Other Provision (continued)

n.

Pension Plan and Employee Benefits (i)

Pension obligations Pension schemes are classified as either defined contribution plans or defined benefit plans, depending on the economic substance of the plan as derived from its principal terms and conditions. A defined contribution plan is a pension plan under which the Company pays fixed contributions into a separate entity. The Company has no legal or constructive obligations to pay further contributions if the fund does not hold sufficient assets to pay all employee the benefits relating to employee service in the current and prior years.



IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n.

Program (lanjutan) (i)

Pensiun

dan

Imbalan

Kerja

Kewajiban pensiun (lanjutan)

4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.

Pension Plan (continued) (i)

and

Employee

Benefits

Pension obligations (continued)

Program imbalan pasti adalah program pensiun yang bukan merupakan program iuran pasti. Program imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pascakerja yang akan diterima seorang karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu atau lebih faktor seperti usia, masa kerja, dan kompensasi.

A defined benefit plan is a pension plan that is not a defined contribution plan. Typically, a defined benefit plan defines an amount of pension benefit that an employee will receive on retirement, usually dependent on one or more factors such as age, years of service and compensation.

Perusahaan harus menyediakan jumlah minimal imbalan pensiun sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Kontrak Kerja Bersama (“KKB”), mana yang lebih tinggi. Karena UU Ketenagakerjaan atau KKB menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau KKB adalah program imbalan pasti.

The Company is required to provide a minimum amount of pension benefit in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Company’s Collective Labour Agreement (“CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law or the CLA sets the formula for determining the minimum amount of pension benefits, in substance pension plans under the Labour Law or the CLA represent defined benefit plans.

Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Besarnya kewajiban imbalan pasti ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan secara tahunan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan menggunakan tingkat suku bunga obligasi korporat berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan. Jika tidak terdapat pasar aktif untuk obligasi korporat tersebut, digunakan tingkat suku bunga obligasi pemerintah.

The liability recognised in the statement of financial position in respect of the defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms of maturity approximating the terms of the related pension obligations. If there is no deep market for such bonds, the market rates on government bonds are used.

Beban yang diakui di laba rugi termasuk biaya jasa kini, beban bunga, amortisasi biaya jasa lalu, dan keuntungan dan kerugian aktuaria.

Expense charged to profit or loss includes current service costs, interest expense, amortisation of past service cost and actuarial gains and losses.



IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n.

Program (lanjutan) (i)

o.

Pensiun

dan

Imbalan

Kerja

4.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.

Pension Plan (continued) (i)

Kewajiban pensiun (lanjutan)

and

Employee

Benefits

Pension obligations (continued)

Biaya jasa lalu diakui segera di laba rugi, kecuali perubahan pada program pensiun bergantung kepada sisa masa kerja karyawan untuk jangka waktu tertentu (periode hak atau vested). Dalam kasus ini, biaya jasa lalu diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode hak.

Past-service costs are recognised immediately in profit or loss, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian kenyataan dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial, apabila melebihi 10% dari nilai kini dari kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) atau 10% dari nilai wajar aset program pada akhir masa pelaporan, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan dalam program tersebut.

Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions, when exceeding 10% of the present value of the defined benefit obligation (before deducting any plan assets) or 10% of the fair value of any plan assets at the end of the reporting period, are charged or credited to profit or loss over the average remaining service lives of the employees participating in the plan.

Pesangon pemutusan kontrak kerja terhutang ketika Perusahaan memberhentikan hubungan kerja sebelum usia pensiun normal atau ketika karyawan menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela dengan kompensasi imbalan pesangon. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan berkomitmen untuk memberhentikan kontrak kerjasama sesuai dengan rencana formal terinci tanpa ada kemungkinan untuk dibatalkan. Dalam hal terdapat penawaran untuk mendorong pengunduran diri secara sukarela, pesangon pemutusan kontrak kerja diukur berdasarkan jumlah karyawan yang diperkirakan menerima tawaran tersebut. Pesangon yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan harus didiskontokan ke nilai masa kini.

Termination benefits are payable when an employee’s employment is terminated by the Company before the normal retirement date, or whenever an employee accepts voluntary redundancy in exchange for these benefits. The Company recognises the termination benefits when it is demonstrably committed to a termination when the entity has a detailed formal plan to terminate the employment of current employees without possibility of withdrawal. In the case of an offer made to encourage voluntary redundancy, the termination benefits are measured based on the number of employees who are expected to accept the offer. Benefits falling due more than 12 months after the end of the reporting period are discounted to their present value.

Modal Saham

o.

Share Capital

Saham biasa dikelompokkan sebagai ekuitas.

Ordinary shares are classified as equity.

Biaya langsung yang berkaitan dengan penerbitan saham baru disajikan sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.

Incremental costs directly attributable to the issue of new shares are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p.

Dividen


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.

Dividend distributions to the Company’s shareholders are recognised as liabilities in the Company’s financial statements in the year in which the dividends are approved by the Company’s shareholders.

Pembagian dividen kepada pemegang saham Perusahaan diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan Perusahaan dalam tahun dimana pembagian dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Perusahaan. q.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

Dividends

q.

Revenue and Expense Recognition

Pendapatan mencakup nilai wajar dari imbalan yang diterima dan piutang untuk penjualan minyak bumi dan gas alam dalam aktivitas normal usaha Perusahaan. Pendapatan dari penjualan minyak mentah dan gas bumi diakui berdasarkan persentase hak sementara (provisional entitlements) pada saat lifting. Perbedaan lifting aktual minyak mentah dan gas bumi menghasilkan piutang ketika entitlements final melebihi lifting aktual minyak mentah dan gas bumi (posisi underlifting) dan menghasilkan utang ketika lifting aktual minyak mentah dan gas bumi melebihi entitlements final (posisi overlifting). Underlifting dan overlifting tersebut sebagai penambah atau pengurang pendapatan. Volume underlifting dan overlifting dinilai berdasarkan harga rata-rata tertimbang tahunan minyak mentah (ICP) dan gas (harga yang ditetapkan dalam PJBG).

Revenue comprises the fair value of the consideration received or receivable for the sale of crude oil and natural gas in the ordinary course of the Company’s activities. Revenues from the sale of crude oil and natural gas are recognised on the basis of the provisional entitlements at the point of lifting. Differences between the Company’s actual liftings of crude oil and natural gas result in a receivable when final entitlements exceed actual liftings of crude oil and gas (underlifting position) and in a payable when actual lifting of crude oil and gas exceed final entitlements (overlifting position). This underlifting and overlifting will be adjusted against revenues. Underlifting and overlifting volumes are valued based on the annual weighted average sales price for crude (i.e ICP) and gas (i.e the GSA).

Pendapatan penjualan minyak dan gas bumi diakui pada saat terpenuhinya seluruh kondisi berikut:

Revenue from sales of crude oil and natural gas is recognised when all of the following conditions are met:

-

Perusahaan telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan minyak dan gas bumi secara signifikan kepada pembeli;

-

the Company has transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of the crude oil and natural gas;

-

Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang maupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

-

the Company retains neither continuing managerial involvement to the degree usually associated with ownership nor effective control over the crude oil and natural gas sold;

-

jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

-

the amount of measured reliably;

-

kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke Perusahaan; dan

-

it is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the Company; and

-

biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.

-

the costs incurred or to be incurred in relation to the sales transaction can be measured reliably.

Terpenuhinya kondisi tersebut tergantung persyaratan penjualan dengan pelanggan individu. Secara umum risiko dan manfaat dianggap telah berpindah ke pelanggan ketika transfer kepemilikan dan risiko kerugian yang diasuransi.

revenue

can

be

The satisfaction of these conditions depends on the terms of trade with individual customers. Generally the risks and rewards are considered to be transferred to the customers when the title and insurable risk of loss are transferred.


IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.

r.

Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)


SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q.

Revenue and (continued)

Expense

Recognition

Sebagai tambahan, penjualan minyak mentah Perusahaan juga dapat tergantung penyesuaian berdasarkan inspeksi terhadap pengiriman oleh pelanggan. Dalam hal ini, penjualan diakui berdasarkan estimasi terbaik Perusahaan terhadap kuantitas saat pengiriman, dan penyesuaian kemudian dicatat dalam akun pendapatan. Secara historis, perbedaan antara kuantitas estimasi dengan aktual tidak signifikan.

In addition, the Company’s crude oil sales can also be subject to an adjustment based on the inspection of shipments by the customers. In these cases, revenue is recognised based on the Company’s best estimate of the quantity at the time of shipment, and any subsequent adjustments are recorded against revenue. Historically, the differences between estimated and actual quantity are not significant.

Beban diakui pada saat terjadi berdasarkan konsep akrual.

Expenses are recognised when incurred on an accrual basis.

Pendapatan yang ditangguhkan merupakan jumlah yang telah ditagihkan dan diterima sehubungan dengan transaksi gas “ambil atau bayar” yang akan diakui sebagai pendapatan ketika kuantitas gas tersebut telah dikirimkan ke pelanggan atau pada saat perjanjian tersebut berakhir.

Deferred revenue represents amounts billed and collected involving ”take or pay” gas quantities, which will be recognised as revenue when the related gas quantities are delivered to customers or when the contract expires.

Pajak Penghasilan

r.

Income Tax

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugi, kecuali jika pajak itu berkaitan dengan kejadian atau transaksi yang diakui pada pendapatan komprehensif lainnya atau secara langsung dicatat ke ekuitas. Pada kasus ini, masingmasing beban pajak juga diakui pada pendapatan komprehensif lainnya atau secara langsung dicatat ke ekuitas.

The tax expense comprises current and deferred income tax. Tax expense is recognised in profit or loss, except to the extent that it relates to items recognised in other comprehensive income or directly in equity. In this case the tax expense is also recognised in other comprehensive income or directly in equity, respectively.

Pajak penghasilan kini dihitung berdasarkan tarif pajak efektif gabungan yang ditetapkan dalam KBH. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas di dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak penghasilan tangguhan menggunakan metode liabilitas. Tarif pajak yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan tangguhan adalah tarif pajak efektif gabungan yang berlaku pada tanggal efektif KBH.

The current income tax charge is calculated on the basis of the combined effective tax rate in its Cooperation Contract. Deferred income tax is recognised using the liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. The tax rate used to calculate the deferred income tax is the combined effective tax rate in effect at the effective date of the Cooperation Contract.

Aset pajak tangguhan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer.

Deferred income tax assets are recognised only to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilised.

Manajemen secara periodik mengevalusi posisi yang diambil dalam Surat Pemberitahuan Tahunan terkait dengan situasi dimana diperlukan interpretasi peraturan pajak yang berlaku. Provisi dibentuk berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar pada otoritas pajak.

Management periodically evaluates the position taken in Annual Tax Returns in situations in which the applicable tax regulations are subject to interpretation. Where appropriate, it establishes a provision on the basis of the amounts expected to be paid to the tax authorities.


ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING


CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS

ESTIMATES

AND

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal pelaporan, serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Estimasi, asumsi dan penilaian tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman historis dan faktorfaktor lainnya, termasuk harapan peristiwa di masa mendatang yang memungkinkan.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards require management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the reporting date and the reported amounts of revenue and expenses during the reporting period. Estimates, assumptions and judgements are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of the future events that are believed to be reasonable under the circumstances.

Perusahaan telah mengidentifikasi kebijakan akuntansi penting berikut dimana dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan yang dibuat dan dimana hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut berdasarkan asumsi dan kondisi yang berbeda dan dapat mempengaruhi secara material hasil keuangan atau posisi keuangan yang dilaporkan dalam periode mendatang.

The Company has identified the following critical accounting policies under which significant judgements, estimates and assumptions are made and where actual results may differ from these estimates under different assumptions and conditions and may materially affect financial results or the financial position reported in future periods.

a.

a.

Pertimbangan

Judgements

Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan Perusahaan.

The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognised in the Company financial statements.

(i)

(i)

Aset Eksplorasi dan Evaluasi

Exploration and Evaluation Assets

Seperti yang telah dijelaskan dalam Catatan 4h.1 atas laporan keuangan, Perusahaan menerapkan metode successful efforts untuk kegiatan eksplorasi dan evaluasi minyak dan gas bumi.

As disclosed in Note 4h.1 to the financial statements, the Company follows the principles of the successful efforts method of accounting for its oil and natural gas exploration and evaluation activities.

Untuk sumur eksplorasi dan sumur uji eksplorasi stratigrafi, biaya yang secara langsung terkait dengan pengeboran sumur-sumur tersebut, dikapitalisasi dahulu sebagai aset dalam penyelesaian dalam akun aset minyak dan gas bumi, hingga ditentukan apakah telah ditemukan cadangan minyak dan gas yang berpotensi ekonomis berdasarkan pengeboran tersebut. Penentuan ini biasanya dilakukan dalam waktu satu tahun setelah penyelesaian sumur, tetapi bisa memakan waktu lebih lama, tergantung pada kompleksitas struktur geologi. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tertentu atas peristiwa dan keadaan di masa depan khususnya apakah operasi eksploitasi dapat dilaksanakan secara ekonomis. Setiap estimasi dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika sumur tidak menemukan cadangan yang memiliki potensi ekonomi, biaya sumur akan dibebankan sebagai beban sumur kering (dry hole) dan diklasifikasikan sebagai biaya eksplorasi.

For exploration and exploratory-type stratigraphic test wells, costs directly associated with the drilling of those wells are initially capitalised within assets under construction within oil and gas properties, pending determination of whether potentially economic oil and gas reserves have been discovered by the drilling effort. The determination is usually made within one year after well completion, but can take longer, depending on the complexity of the geological structure. This policy requires management to make certain estimates and assumptions as to future events and circumstances, in particular whether an economically viable extraction operation can be established. Such estimates and assumptions may change as new information becomes available. If the well does not discover potentially economic oil and gas quantities, the well costs are expensed as a dry hole and are reported as exploration expenses.


ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.

Pertimbangan (lanjutan)


CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued) a.

Estimasi dan Asumsi

Development expenditure Development activities commence after a project is sanctioned by the appropriate level of management. Judgement is applied by management in determining when a project is economically viable. In exercising this judgement, management is required to make certain estimates and assumptions similar to those described above for capitalised exploration and evaluation expenditure.

Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Pertimbangan diterapkan oleh manajemen dalam menentukan kelayakan suatu proyek secara ekonomis. Dalam melakukan pertimbangan ini, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu yang serupa dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi yang dijelaskan di atas. b.

AND

Judgements (continued) (ii)

(ii) Biaya pengembangan

ESTIMATES

b.

Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes on circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions when they occur:

(i)

(i)

Estimasi Cadangan Cadangan minyak dan gas bumi terbukti adalah perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam dan gas alam cair yang berdasarkan data geologis dan teknis dapat diambil dengan tingkat kepastian yang memadai di tahun-tahun mendatang dari reservoir yang ada berdasarkan kondisi ekonomi dan operasi yang sekarang ada, yaitu harga dan biaya pada tanggal estimasi tersebut dibuat. Cadangan terbukti meliputi: (i) cadangan terbukti dikembangkan: jumlah hidrokarbon yang diharapkan akan diambil melalui sumur, fasilitas, dan metode operasi yang sekarang ada; dan (ii) cadangan terbukti yang belum dikembangkan: jumlah hidrokarbon yang diharapkan dapat diambil setelah adanya pengeboran, fasilitas dan metode operasi baru. Berdasarkan jumlah cadangan ini, Perusahaan telah menetapkan pengeluaran program pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan cadangan tersebut. Cadangan terbukti tidak termasuk cadangan terindikasi dan cadangan tereka.

Reserve Estimates Proved oil and gas reserves are the estimated quantities of crude oil, natural gas and natural gas liquids which geological and engineering data demonstrate with reasonable certainty to be recoverable in future years from known reservoirs under existing economic and operating conditions, i.e., prices and costs as at the date the estimate is made. Proved reserves include: (i) proved developed reserves: amounts of hydrocarbons that are expected to be retrieved through existing wells, facilities and operating methods; and (ii) undeveloped proved reserves: amounts of hydrocarbons that are expected to be retrieved following new drilling, facilities and operating methods. Based on these amounts the Company has already defined a clear development expenditure program which is an expression of the Company's determination to develop existing reserves. Proved reserves do not include probable or possible reserves.


ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) b.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) (i)

Estimasi Cadangan (lanjutan)


5.

CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued) b.

ESTIMATES

AND

Estimates and Assumptions (continued) (i)

Reserve Estimates (continued)

Keakuratan estimasi cadangan terbukti tergantung pada sejumlah faktor, asumsi dan variabel seperti: kualitas data geologi, teknis dan ekonomi yang tersedia beserta interpretasi dan pertimbangan terkait, hasil pengeboran, pengujian dan produksi setelah tanggal estimasi, kinerja produksi reservoir, teknik produksi, proyeksi tingkat produksi di masa mendatang, estimasi besaran biaya dan waktu terjadinya pengeluaran pengembangan, ketersediaan pasar komersial, harga komoditi yang diharapkan dan nilai tukar.

The accuracy of proved reserve estimates depends on a number of factors, assumptions and variables such as: the quality of available geological, technical and economic data and their interpretation and judgement, results of drilling, testing and production after the date of the estimates, the production performance of the reservoirs, production techniques, projecting future rates of production, the anticipated cost and timing of development expenditures, the availability for commercial market, anticipated commodity prices and exchange rates.

Karena asumsi ekonomis yang digunakan untuk mengestimasi cadangan berubah dari waktu ke waktu dan tambahan data geologi yang dihasilkan selama operasi, estimasi cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan Perusahaan dalam berbagai cara, diantaranya:

As the economic assumptions used to estimate reserves change from year to year, and additional geological data are generated during the course of operations, estimates of reserves may change from year to year. Changes in reported reserves may affect the Company’s financial results and financial position in a number of ways, including:

-

-

-

-

Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan ke dalam laporan laba rugi dapat berubah apabila beban-beban tersebut ditentukan berdasarkan unit produksi, atau jika masa manfaat ekonomi sumur aset berubah. Provisi biaya pembongkaran, restorasi lokasi aset dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dapat berubah apabila terjadi perubahan dalam perkiraan cadangan yang mempengaruhi ekspektasi tentang waktu atau biaya kegiatan ini. Nilai tercatat aset/liabilitas pajak tangguhan dapat berubah karena perubahan estimasi pemulihan manfaat pajak.

-

-

Depreciation and amortisation charged in the statements of income may change where such charges are determined on a unit of production basis, or where the useful economic lives of assets change. Decommissioning, site restoration and environmental provision may change where changes in estimated reserves affect expectations about the timing or cost of these activities.

The carrying value of deferred tax assets/liabilities may change due to changes in estimates of the likely recovery of the tax benefits.



Estimasi dan Asumsi (lanjutan) (i)

Estimasi Cadangan (lanjutan)


5.


AND

Estimates and Assumptions (continued) (i)

Reserve Estimates (continued) The Company determines and reports its proved reserves based on Society of Petroleum Engineering (“SPE”) 2001 principles. Management has decided to change the method in determining proved reserves using Petroleum Resource Management System (“PRMS”) 2007 principles. Currently, management is in process of estimating proved reserves based PRMS. The quantity of proved reserves may be different if undertaken by those two methods.

Perusahaan menetapkan dan melaporkan cadangan terbukti berdasarkan pada prinsip Society of Petroleum Engineering (“SPE”) 2001. Manajemen telah memutuskan untuk mengganti metode penentuan cadangan terbukti menjadi metode Petroleum Resource Management System (“PRMS”) 2007. Saat ini, manajemen sedang dalam proses perhitungan cadangan menggunakan metode PRMS. Kuantitas cadangan terbukti dapat berbeda secara signifikan jika menggunakan kedua metode tersebut. (ii) Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

ESTIMATES

(ii)

Impairment of Non-Financial Assets

Aset minyak dan gas bumi yang telah menemukan cadangan terbukti, ditelaah untuk penurunan nilai ketika kejadian dan perubahan keadaan megindikasikan bahwa nilai tercatat aset tidak dapat dipulihkan. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai terpulihkan aset akan diestimasi. Nilai terpulihkan aset ditentukan berdasarkan nilai yang lebih besar antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.

Proven oil and gas properties are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. If any such indication exists, the asset’s recoverable amount is estimated. The recoverable amount of an asset is determined as the greater of an asset’s fair value less cost to sell and value in use.

Penentuan nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang berkaitan dengan volume produksi dan penjualan, harga komoditas (mempertimbangkan harga sekarang dan historis, tren harga dan faktor-faktor lain yang terkait), cadangan yang telah dikembangkan dan belum dikembangkan (lihat “Estimasi Cadangan” di atas), biaya operasi, biaya penutupan dan peninggalan sumur-sumur yang sudah tidak terpakai dan pengeluaran modal di masa depan, penurunan tingkat produksi, tingkat diskonto dan faktor lainnya.

The determination of fair value less cost to sell and value in use requires management to make estimates and assumptions about expected production and sales volumes, commodity prices (considering current and historical prices, price trends and related factors), developed and undeveloped reserves (refer to “Reserve Estimates” above), operating costs, costs for plugging and abandonment of wells and future capital expenditure, field decline rates, discount rates, and other factors.



Estimasi dan Asumsi (lanjutan) (ii) Penurunan (lanjutan)

Nilai

Aset


5.


Non-Keuangan

ESTIMATES

AND

Estimates and Assumptions (continued) (ii)

Impairment (continued)

of

Non-Financial

Assets

Estimasi dan asumsi ini memiliki risiko dan ketidakpastian; oleh karena itu terdapat kemungkinan terjadi perubahan keadaan yang akan mengubah proyeksi ini, yang dapat mempengaruhi jumlah terpulihnya aset. Dalam keadaan tersebut, beberapa atau semua nilai tercatat aset mungkin akan mengalami tambahan atau pengurangan penurunan nilai dengan dampak yang dicatat dalam laba rugi.

These estimates and assumptions are subject to risk and uncertainty; hence there is a possibility that changes in circumstances will alter these projections, which may impact on the recoverable amount of the assets. In such circumstances, some or all of the carrying value of the assets may be further impaired or the impairment charge reduced with the impact recorded in profit or loss.

(iii) Provisi untuk Biaya Pembongkaran dan Restorasi Lokasi Aset

(iii) Provision for Decommissioning and Site Restoration

Perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran fasilitas produksi minyak dan gas bumi dan pipa pada akhir umur manfaat aset-aset tersebut. Kewajiban pembongkaran terbesar yang dihadapi Perusahaan berkaitan dengan penutupan dan peninggalan sumur-sumur yang sudah tidak terpakai dan pembuangan platform minyak dan gas alam dan saluran pipa pada area kontrak Perusahaan.

The Company is obliged to carry out future decommissioning of oil and natural gas production facilities and pipelines at the end of their economic lives. The largest decommissioning obligations facing the Company relate to the plugging and abandonment of wells and the removal and disposal of oil and natural gas platforms and pipelines in its contract area.

Sebagian besar pembongkaran akan dilakukan di masa yang akan datang sehingga terdapat ketidakpastian mengenai persyaratan yang harus dipenuhi pada saat dilakukannya pembongkaran. Teknologi pembongkaran dan biaya pembongkaran terus berubah, termasuk ekspektasi politik, lingkungan, keselamatan dan publik. Akibatnya, terdapat ketidakpastian yang signifikan terkait kapan dan jumlah arus kas masa depan yang harus dikeluarkan. Perubahan dalam ekspektasi biaya masa depan yang diharapkan tercermin dalam aset dan provisi, yang dapat memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Most of these decommissioning events are many years in the future and the precise requirements that will have to be met when the removal event actually occurs are uncertain. Decommissioning technologies and costs are constantly changing, as well as political, environmental, safety and public expectations. Consequently, the timing and amounts of future cash flows are subject to significant uncertainty. Changes in the expected future costs are reflected in both the provision and the asset and could have a material impact on the Company’s financial statements.

Jika yang diharapkan biaya pembongkaran berbeda 1% dari estimasi manajemen, jumlah tercatat yang diprovisikan untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset akan lebih rendah sebesar AS$9.478 atau lebih tinggi sebesar AS$9.478.

If the expected decommissioning costs used differ by 1% from management’s estimates, the carrying amount of provision for decommissioning and site restoration will be an estimated US$9,478 lower or US$9,478 higher.




5.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)


Estimates and Assumptions (continued)

The calculation of the Company’s income tax expense involves the interpretation of applicable tax laws and regulations including the Company’s Cooperation Contract as well as the related government regulation, such as Government Regulation No. 79 dated 20 December 2010 regarding Cost Recovery and Income Tax Treatment in the Upstream Oil and Gas Business. There are many transactions and calculations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The resolution of tax positions taken by the Company, through negotiations with relevant tax authorities or the Government’s auditor, can take several years to complete and in some cases it is difficult to predict the ultimate outcome.

Perhitungan beban pajak penghasilan Perusahaan melibatkan penafsiran terhadap peraturan perpajakan dan peraturan yang berlaku termasuk Kontrak Kerjasama Perusahaan serta peraturan pemerintah yang terkait seperti Peraturan Pemerintah No. 79 tanggal 20 Desember 2010 mengenai Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Terdapat banyak transaksi dan perhitungan yang dapat menyebabkan ketidakpastian didalam penentuan kewajiban pajak. Resolusi dari posisi pajak yang diambil oleh Perusahaan, melalui negosiasi dengan otoritas pajak yang relevan atau auditor Pemerintah dapat berlangsung bertahuntahun dan sangat sulit untuk memprediksi hasil akhirnya. KAS DAN SETARA KAS

6. 2013

CASH AND CASH EQUIVALENTS 2012

Kas Bank Deposito berjangka

202 84,480 124,779

252 11,307 102,995

Cash on hand Cash in banks Time deposits

Jumlah kas dan setara kas

209,461

114,554

Total cash and cash equivalents

Semua kas di bank dan deposito ditempatkan pada pihak berelasi dan entitas berelasi dengan Pemerintah (lihat Catatan 22b).

All cash in banks and deposits are with related parties and government related entities (see Note 22b).

Tingkat bunga per tahun untuk deposito berjangka pada tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Annual interest rates on time deposits during 2013 and 2012 were as follows:

Rupiah Dolar AS 7.

AND

(iv) Taxation

(iv) Pajak

6.

ESTIMATES

2013

2012

3.5% - 9.80% 0.20% - 0.50%

3.5% - 6.25% 0.25% - 0.33%

PIUTANG USAHA

Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 22c)

Provisi penurunan nilai Jumlah piutang usaha, bersih

7.

TRADE RECEIVABLES

2013

2012

134,301 7,314,022

224,477 5,895,395

7,448,323

6,119,872

7,448,323

Rupiah US Dollars

(4,078) 6,115,794

Third parties Related parties (Note 22c)

Provision for impairment Total trade receivables, net



PIUTANG USAHA (lanjutan)

7.

TRADE RECEIVABLES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang usaha sebesar AS$7.391.428 (2012: AS$6.010.677) belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai. Piutang usaha dari Pertamina, pemegang saham, dianggap belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai karena hubungan Perusahaan dengan pemegang saham. Selain itu, semua dana operasional diberikan oleh pemegang saham dengan meng-offset piutang usaha dan distribusi dividen kepada pemegang saham tersebut juga dilakukan dengan meng-offset piutang usaha.

As at 31 December 2013, trade receivables of US$7,391,428 (2012: US$6,010,677) are not yet past due nor impaired. Trade receivables from Pertamina, the shareholder, are considered not yet past due nor impaired due to the relationship with the shareholder. In addition, all the operational funds are provided by the shareholder by offsetting with the trade receivables and the dividend distributions to the shareholder will also be offset against the trade receivables.

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang usaha sebesar AS$56.895 (31 Desember 2012: AS$72.291) telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai. Piutang usaha tersebut berasal dari pelanggan-pelanggan yang independen dan tidak pernah terdapat sejarah wanprestasi. Analisis umur piutang tersebut adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2013, trade receivables amounting to US$56,895 (31 December 2012: US$72,291) were past due but not impaired. These relate to a number of independent customers for whom there is no recent history of default. The aging analysis of these receivables is as follows:

2013

2012

Lewat jatuh tempo: Kurang dari 3 bulan 3 – 6 bulan 6 –12 bulan >12 bulan

26,581 19,631 8,180 2,503

43,743 7,799 20,749 -

Overdue: Less than three months 3 – 6 months 6 – 12 months >12 months

Jumlah

56,895

72,291

Total

Pada tanggal 31 Desember 2013, tidak ada piutang usaha yang jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai. Pada tanggal tanggal 31 Desember 2012 piutang usaha yang jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai AS$36.904. Tahun 2012 piutang usaha yang mengalami penurunan nilai berasal dari piutang Petrochina International (Bermuda) Ltd. Provisi penurunan nilai dibuat untuk mencerminkan nilai piutang dari tagihan tersebut pada saat Perusahaan dapat menagih piutang tersebut. Pada tahun 2013, piutang usaha dari Petrochina International (Bermuda) Ltd dan Petrochina International Company Ltd telah diselesaikan melalui perhitungan True Up Statements.

As at 31 December 2013, there are no impaired trade receivables. As at 31 December 2012 trade receivables that are due and impaired amounting to US$36,904. In 2012 impaired trade receivables that were impaired from Petrochina International (Bermuda) Ltd. The provision for impairment made to the receivables represents the time value of money of when the Company will collect the receivables. In 2013, those receivables from Petrochina International (Bermuda) Ltd and Petrochina International Company Ltd has been settled with calculation in the True Up Statements.

Mutasi saldo provisi penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the provision for impairment are as follows:

2013 Saldo awal Pembalikan selama tahun berjalan Saldo akhir

2012

4,078 (4,078) -

4,078 -

Beginning balance Reversal during year

4,078

Ending balance


8.


PIUTANG USAHA (lanjutan)

7.

TRADE RECEIVABLES (continued)

Pembuatan provisi penurunan nilai telah dicatat sebagai beban penurunan nilai dalam laba rugi. Jumlah yang telah dibuat provisi penurunan nilainya biasanya akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan tambahan kas.

The creation of provision for impaired receivables has been included in impairment charges in the profit or loss. Amounts charged to the allowance account are generally written off when there is no expectation of recovering additional cash.

Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2013, manajemen berpendapat bahwa seluruh jumlah piutang akan tertagih oleh karena itu tidak ada provisi penurunan nilai yang perlu dicatat.

Based on management review for the collectibility of the individual trade receivable accounts as at 31 December 2013, management believes that all receivables will be collected and therefore no provision for impairment has been recorded.

PIUTANG LAIN-LAIN

8. 2013

Pihak ketiga Pihak yang berelasi (Catatan 22d)

OTHER RECEIVABLES

2012

44,422 3,502

19,471 4,615

Third parties Related parties (Note 22d)

47,924

24,086

Penyisihan penurunan nilai

(1,969)

(1,988)

Provision for impairment

Jumlah piutang lain-lain

45,955

22,098

Total other receivables

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang lain-lain sebesar AS$14.149 (2012: AS$13.725) belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.

As at 31 December 2013, the Company had other receivables of US$14,149 (2012: US$13,725) are not yet past due nor impaired.

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang lain-lain sebesar AS$26.065 (31 Desember 2012: AS$3.399) telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai. Analisis umur piutang tersebut adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2013, other receivables amounting to US$26,065 (31 December 2012: US$3,399) were past due but not impaired. The aging analysis of these receivables is as follows:

2013

2012

Lewat jatuh tempo: Kurang dari 3 bulan 3 – 6 bulan

25,095 970

3,053 346

Overdue: Less than 3 months 3 – 6 months

Jumlah

26,065

3,399

Total

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang lain-lain sebesar AS$7.710 (2012: AS$6.962) mengalami penurunan nilai. Provisi sebesar AS$1.969 telah dibuat per 31 Desember 2013 (2012: AS$1.988). Analisis umur piutang tersebut adalah sebagai berikut: 2013

As at 31 December 2013, other receivables of US$7,710 (2012: US$6,962) were impaired. The amount of the provision was US$1,969 as at 31 December 2013 (2012: US$1,988). The aging analysis of these receivables is as follows: 2012

Lewat jatuh tempo: 6 –12 bulan 12 – 24 bulan >24 bulan

715 660 6,335

395 3,711 2,856

Overdue: 6 – 12 months 12 – 24 months >24 months

Jumlah

7,710

6,962

Total



PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

8. OTHER RECEIVABLES (continued)

Piutang lain-lain dari pihak ketiga sebagian besar merupakan selisih tarif toll fee dan biaya dibayar dimuka yang dibayarkan oleh Perusahaan atas nama Mitra Usaha KBT/KSO kepada pihak lain.

Other receivables from third parties mainly represent excess toll fee and prepayments made by the Company on behalf of TAC/OC Partners to other parties.

Mutasi saldo provisi penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the provision for impairment are as follows:

2013

9.

2012

Saldo awal Pemulihan dari penurunan nilai piutang lain-lain Selisih kurs

1,988

Saldo akhir

1,969

2,048

(19)

(55) (5) 1,988

Beginning balance Reversal of provision for impairment Foreign exchange Ending balance

Pembuatan provisi penurunan nilai telah dicatat sebagai beban penurunan nilai dalam laba rugi. Jumlah yang telah dibuat provisi penurunan nilainya biasanya akan dihapusbukukan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan tambahan kas.

The creation of provision for impaired receivables has been included in impairment charges in the profit or loss. Amounts charged to the allowance account are generally written off when there is no expectation of recovering additional cash.

Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, manajemen berpendapat bahwa jumlah penurunan nilai piutang lain-lain sudah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.

Based on management review of the collectibility of the individual other receivables accounts as at 31 December 2013 and 2012, management believes that the provision for impairment of other receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible other receivable accounts.

PERSEDIAAN

9. 2013

Material umum Penyisihan persediaan usang dan tidak terpakai

151,965

Jumlah

148,550

(3,415)

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, persediaan Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain yang mungkin terjadi (Catatan 10). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang diasuransikan.

INVENTORIES 2012 117,043 (1,127) 115,916

General materials Allowance for obsolete and unusable inventories Total

As at 31 December 2013 and 2012, the Company’s inventories have been insured against fire, theft and other possible risks (Note 10). Management believes that the insurance coverage amount is adequate to cover any possible losses that may arise in relation to the insured inventories.



10. ASET MINYAK DAN GAS BUMI

10. OIL AND GAS PROPERTIES 2013

Saldo awal/ Beginning balance

Penambahan/ Additions

Reklasifikasi/ Reclassifications

Penghapusan/ Disposal

Saldo akhir/ Ending balance

Nilai perolehan

Acquisition cost

Pemilikan langsung

Owned assets

Tanah dan hak atas tanah Sumur produksi Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

7,257 2,914,572 797,880 3,309 30,852 111,255

19 14,357 617 205

320,859 174,323 872 17,828

(287,707) (22,059) -

7,276 2,962,081 950,761 3,309 31,724 129,288

Land and land rights Production wells Installations LPG plants Buildings Moveable equipment

Sub-jumlah

3,865,125

15,198

513,882

(309,766)

4,084,439

Sub-total

Aset dalam penyelesaian Sumur eksplorasi dan evaluasi Sumur pengembangan Lain-lain

367,560 546,083 276,987

174,279 630,069 288,072

(152,148) (168,711) (193,023)

(24,705) -

1,190,630

1,092,420

(513,882)

(24,705)

Aset sewa pembiayaan Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

308,508 44,218 58,801 17,405

-

-

Sub-jumlah

428,932

-

-

5,484,687

1,107,618

-

Sub-jumlah

Jumlah nilai perolehan

Assets under construction Exploratory and 389,691 evaluation wells 982,736 Development wells 372,036 Others 1,744,463

Sub-total

-

308,508 44,218 58,801 17,405

Finance lease assets Installations LPG plants Buildings Moveable equipment

-

428,932

Sub-total

6,257,834

Total acquisition cost

(334,471)

Akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi Pemilikan langsung Sumur produksi Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

Accumulated depreciation, depletion and amortisation

(595,036) (330,444) (4,025) (6,112) (63,761)

(208,216) (57,028) (695) (1,384) (11,649)

(9,967) 9,967

Sub-jumlah akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi

(999,378)

(278,972)

-


(240,192) (60,800) (53,393) (13,637)

(8,613) (3,515) (876) (502)

-


Jumlah akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi Nilai buku bersih

(368,022)

(1,367,400) 4,117,287

(13,506)

(292,478)

-

-

-

-

(11,256) 24,972 194

(803,252) (397,439) (4,720) (7,496) (65,443)

Owned assets Production wells Installations LPG plants Buildings Moveable equipment

Sub-total accumulated depreciation, depletion (1,278,350) and amortisation

(260,061) (39,343) (54,269) (13,945)


13,910

Sub-total accumulated depreciation, depletion (367,618) and amortisation

13,910

Total accumulated depreciation, depletion (1,645,968) and amortisation 4,611,866

Net book value



10. ASET MINYAK DAN GAS BUMI (lanjutan)

10. OIL AND GAS PROPERTIES (continued) 2012

Saldo awal/ Beginning balance

Penambahan/ Additions

Reklasifikasi/ Reclassifications

Penghapusan/ Disposal

Saldo akhir/ Ending balance

Nilai perolehan

Acquisition cost

Pemilikan langsung Tanah dan hak atas tanah Sumur produksi Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

4,806 1,995,582 654,175 3,309 23,258 82,125

2,451 422,059 29,897 -

496,931 113,808 7,594 29,130

-

7,257 2,914,572 797,880 3,309 30,852 111,255

Owned assets Land and land rights Production wells Installations LPG plants Buildings Moveable equipment

Sub-jumlah

2,763,255

454,407

647,463

-

3,865,125

Sub-total

Aset dalam penyelesaian Sumur eksplorasi dan evaluasi Sumur pengembangan Lain-lain Sub-jumlah

633,002 179,170 190,655

49,402 603,814 236,864

(260,030) (236,901) (150,532)

(54,814) -

1,002,827

890,080

(647,463)

(54,814)


308,508 44,218 58,801 17,405

-

-

Sub-jumlah

428,932

-

-

4,195,014

1,344,487

-

Jumlah nilai perolehan

Assets under construction Exploratory and 367,560 evaluation wells 546,083 Development wells 276,987 Others 1,190,630

Sub-total

-

308,508 44,218 58,801 17,405


-

428,932

Sub-total

5,484,687

Total acquisition cost

(54,814)

Akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi Pemilikan langsung Sumur produksi Instalasi Pabrik LPG Bangunan Harta bergerak

Accumulated depreciation, depletion and amortisation (440,234) (268,497) (3,330) (4,556) (50,539)

(154,802) (61,947) (695) (1,556) (13,222)

-

-

(595,036) (330,444) (4,025) (6,112) (63,761)

Owned assets Production wells Installations LPG plants Buildings Moveable equipment


(767,156)

(232,222)

-

-



(234,684) (39,438) (52,315) (13,004)

(5,508) (21,362) (1,078) (633)

-

-

(240,192) (60,800) (53,393) (13,637)


Sub-jumlah akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi Jumlah akumulasi penyusutan, deplesi dan amortisasi Nilai buku bersih

(339,441)

(28,581)

-

-

(1,106,597)

(260,803)

-

-

3,088,417

Selama tahun 2013, pengurangan atas sumur produksi dan fasilitas produksi sebesar AS$309.766 disebabkan oleh pengurangan dari provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset atas perubahan estimasi atas waktu dan pengeluaran kas dan perubahan diskonto. Pada tahun 2012, penambahan atas sumur produksi dan fasilitas produksi sebesar AS$451.956 terkait dengan kapitalisasi atas biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset atas perubahan estimasi atas waktu dan pengeluaran kas dan perubahan diskonto.

(1,367,400) 4,117,287


Total accumulated depreciation, depletion and amortisation Net book value

In 2013, the reduction of production wells and production facilities totaling US$309,766 were due to reduction in provision for decommissioning and site restoration changes in estimated timing, amounts of cash outflows as well as the discount rate. In 2012, the addition to production wells and production facilities totaling US$451,956 were related to capitalisation of the decommissioning and site restoration costs due to changes in estimated timing, amounts of cash outflows as well as the discount rate.



10. ASET MINYAK DAN GAS BUMI (lanjutan)

10. OIL AND GAS PROPERTIES (continued)

Biaya penyusutan sebesar AS$292.478 (2012: AS$260.803) dibebankan sebagai beban produksi.

Depreciation expenses of US$292,478 (2012: US$260,803) were charged to production expenses.

Nilai persediaan dan aset minyak dan gas bumi, kecuali tanah dan hak atas tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain yang mungkin terjadi diasuransikan kepada konsorsium asuransi dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium dengan periode asuransi 1 Mei 2013 sampai dengan 30 April 2014, pihak yang berelasi dengan Perusahaan, dengan nilai pertanggungan sebagai berikut:

The Company’s inventories and oil and gas properties, except for land and land rights, have been insured against fire, theft and other risks under policies to the insurance consortium with PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), a related party to the Company, as the consortium leader with an insurance period from 1 May 2013 until 30 April 2014 involving insurance coverage amounts as follows:

Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$1.346.039 yang mencakup pertanggungan seluruh aset didarat (onshore) yang dimiliki oleh Perusahaan meliputi persediaan, fasilitas produksi, terminal minyak dan gas, stasiun pengumpul, minyak mentah, gas bumi, produkproduk minyak mentah dan gas bumi yang disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan, harta bergerak dan peralatan berat.

Insurance coverage of US$1,346,039 for all of the Company’s onshore assets, involving inventories, production facilities, oil and gas terminals, gathering and block stations, stocks of crude oil, natural gas, oil and gas products contained in storage tanks, moveable assets and heavy equipment.

Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$87.714 yang mencakup pertanggungan seluruh aset lepas pantai yang dimiliki Perusahaan.

Insurance coverage of US$87,714 for the Company’s offshore assets.

Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$35.000 terhadap Tanggungan Dalam Satu Limit Gabungan (Combined Single Limit of Liability) setiap insiden di luar kendali Perusahaan, misalnya peristiwa meledaknya sumur di darat (blowout), untuk setiap polis asuransi. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki 14 polis asuransi jenis ini.

Insurance coverage of US$35,000 of Dependant in the Joint Limit (Combined Single Limit of Liability) for any out of control incident such as the explosion of wells in the onshore events (blowout) for each policy number. As at 31 December 2013, the Company has 14 insurance policies of this type.

Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$50.000 terhadap Tanggungan Dalam Satu Limit Gabungan (Combined Single Limit of Liability) setiap insiden di luar kendali Perusahaan, misalnya peristiwa meledaknya sumur lepas pantai (blowout), untuk setiap polis asuransi. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki 1 polis asuransi jenis ini.

Insurance coverage of US$50,000 of Dependant in the Joint Limit (Combined Single Limit of Liability) for any out of control incident such as the explosion of wells in the onshore events (blowout) for each policy number. As at 31 December 2013, the Company has 1 insurance policy of this type.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang diasuransikan.

Management believes that the insurance coverage amounts are adequate to cover any possible losses that may arise in relation to the risks insured.

11. UTANG USAHA

11. TRADE PAYABLES 2013

2012

Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 22e)

187,303 256,724

151,519 154,821

Third parties Related parties (Note 22e)

Jumlah

444,027

306,340

Total



11. UTANG USAHA (lanjutan)

11. TRADE PAYABLES (continued) Trade payables to third parties mostly represent amounts due to vendors and TAC/OC Partners related to cost recovery, drilling and rigging services, repair and maintenance services, open hole logging and cellar foundation services.

Utang usaha kepada pihak ketiga sebagian besar merupakan kewajiban kepada Pemasok dan Mitra Usaha KBT/KSO terkait dengan pengembalian biaya operasi, jasa pengeboran dan rig, jasa perbaikan dan pemeliharaan, open hole logging dan jasa cellar foundation.

12. REKENING PEMERINTAH

12. GOVERNMENT ACCOUNT

a. Piutang dari Pemerintah

a. 2013

Amounts due from the Government

2012

DMO fees: Saldo awal Penambahan tahun berjalan Offset piutang DMO fees dengan kewajiban Pertamina kepada Pemerintah Dibayar tunai Saldo akhir

DMO fees: 83,403 761,485

460,189 876,252

(567,810) (205,564)

(331,039) (922,000)

71,514

83,402

Piutang underlifting: Saldo awal Pembayaran Penambahan tahun berjalan Penyesuaian underlifting tahun sebelumnya

Ending balance Underlifting receivable:

20,171 (5,581) -

28,190 (21,670) 20,171

(14,590)

(6,520)

Saldo akhir Jumlah

Beginning balance Addition during the year Offset DMO fees receivable against Pertamina’s obligation to the Government Cash settlement

Beginning balance Payment Addition during the year Adjustment for prior years underlifting

-

20,171

Ending balance

71,514

103,573

Total

DMO fees merupakan tagihan kepada Pemerintah sehubungan dengan kewajiban Perusahaan dalam menyediakan minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak pasar dalam negeri sesuai KKS (Catatan 2f).

DMO fees represent amounts due from the Government in relation to the Company’s obligation to supply crude oil to meet the domestic market demand for fuel products in accordance with its Cooperation Contract (Note 2f).

Piutang underlifting merupakan piutang Perusahaan dari SKK MIGAS karena volume lifting minyak mentah dan gas bumi yang dilakukan oleh SKK MIGAS melebihi bagian yang menjadi haknya pada tahun yang bersangkutan.

Underlifting receivables represent the Company’s receivable from SKK MIGAS as a result of SKK MIGAS lifting higher crude oil and gas volumes than its entitlement for the respective year.

b. Utang kepada Pemerintah - porsi lancar

b. 2013

Amounts due to the Government - current portion

2012

Bagian Pemerintah atas bagi hasil produksi Utang atas sewa pembiayaan Barang Milik Negara - porsi lancar (Catatan 12c)

Government’s share of production

249,886

284,201

Finance lease payables on State-Owned Assets current portion (Note 12c)

Jumlah

293,451

377,439

Total

43,565

93,238



12. REKENING PEMERINTAH (lanjutan)

12. GOVERNMENT ACCOUNT (continued)

c. Utang kepada Pemerintah - porsi tidak lancar

Utang kepada Pemerintah ini merupakan Utang sewa pembiayaan atas Barang Milik Negara (Catatan 26a). Aset Barang Milik Negara ini meliputi instalasi, bangunan dan harta bergerak yang digunakan di dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi Perusahaan. 2013

c.

Amounts due to the Government - noncurrent portion The amounts due to the Government represent the finance lease payables for State-Owned Assets (Note 26a). The StateOwned Assets represent installations, buildings and moveable equipment utilised in the Company’s oil and gas operations.

2012

Pihak yang menyewakan Kementerian Keuangan Dikurangi porsi yang jatuh tempo dalam satu tahun

394,340

467,484

(249,886)

(284,201)

Jumlah porsi tidak lancar

144,454

183,283

Pembayaran sewa minimum masa yang akan datang pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 Jatuh tempo kurang dari satu tahun Jatuh tempo lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun Jatuh tempo lebih dari lima tahun

Lessor The Ministry of Finance Less amounts due within one year Total non-current portion

Future lease payments as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:

2012

273,220

313,781

Payable not later than one year

121,431

153,064

Payable later than one year and not later than five years

382,509

512,763

Payable later than five years

777,160

979,608

Total

(559,903)

(705,756)

Jumlah, bersih Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

217,257

273,852

(72,803)

(90,569)

Porsi tidak lancar

144,454

183,283

Jumlah Dikurangi jumlah bagian bunga

Rincian bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, adalah sebagai berikut: 2013

Less interest portion Total, net Amounts due within one year Non-current portion

Details of amounts due within one year as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:

2012

Pokok Bunga

72,803 177,083

90,569 193,632

Principal Interest

Jumlah bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

249,886

284,201

Total amount due within one year

Lihat Catatan 26a tentang sewa atas pemakaian Barang Milik Negara.

Refer to Note 26a regarding leases involving State-Owned Assets.



13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

13. ACCRUED EXPENSES 2013

2012

Pemasok dan kontraktor Mitra KBT dan KSO Bonus

373,036 67,738 28,983

303,855 97,844 30,933

Suppliers and contractors TAC and OC Partners Bonuses

Jumlah

469,757

432,632

Total

14. PROVISI UNTUK BIAYA PEMBONGKARAN DAN RESTORASI LOKASI ASET

14. PROVISION FOR DECOMMISSIONING AND SITE RESTORATION

Sebagai Kontraktor KKS, Perusahaan harus melaksanakan kegiatan penghentian pengoperasian fasilitas produksi dan sarana penunjang secara permanen dan melakukan pemulihan lingkungan di wilayah kerjanya (ASR). Mutasi provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset sebagai berikut:

As PSC Contractor, the Company should carry out abandonment of production facilities and their support permanently and run environmental restoration in the working area (ASR). The movements in the provision for decommissioning and site restoration were as follows:

2013 Saldo awal (Pengurangan)/Penambahan selama tahun berjalan Beban akresi (Catatan 20) Penyesuaian (Catatan 19d) Saldo akhir

1,218,549 (309,766) 39,640 948,423

2012 756,156 451,956 27,593 (17,156) 1,218,549

Beginning balance (Deduction)/Addition during the year Accretion expenses (Note 20) Adjustments (Note 19d) Ending balance

Penyesuaian merupakan akibat perubahan estimasi waktu dan jumlah kas yang akan dikeluarkan serta tarif diskonto yang dibuat Perusahaan yang telah menyebabkan pengurangan liabilitas melebihi nilai tercatat aset sehingga kelebihan tersebut harus diakui dalam laba rugi (Catatan 19d).

Adjustment represents the changes in estimated timing and amounts of the cash outflows as well as the discount rate made by the Company which has resulted in the reduction of liabilities exceeding the carrying amount of assets, and therefore the excess has been charged to profit and loss (Note 19d).

Sesuai dengan instruksi SKK MIGAS, Perusahaan wajib menyetorkan dana ASR ke rekening bersama dana ASR sesuai dengan laporan pencadangan dana ASR. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah menyetorkan dana ASR sebesar AS$122.818 (2012: AS$76.281), termasuk pendapatan bunga, sebagai dana pembongkaran, restorasi lokasi aset dan aktivitas lain yang terkait ke dalam rekening bersama di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, pihak yang berelasi dengan Perusahaan, antara SKK MIGAS dan Perusahaan. Setoran tersebut dicatat sebagai dana yang dibatasi penggunaannya karena dana tersebut hanya dapat digunakan untuk tujuan tersebut diatas dengan persetujuan dari SKK MIGAS atau ditransfer ke SKK MIGAS.

According to SKK Migas’s instruction, the Company should provide funds to the ASR joint account matching the amounts in the ASR funding reserve report. As at 31 December 2013 the Company has deposited ASR funds of US$122,818 (2012: US$76,281), including interest revenue, dismantling fund, asset location restoration and other related activity to the joint account at PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, which is a related party with the Company, between Company and SKK Migas. The deposit was noted as a restricted fund and it is used for its purpose with SKK Migas approval or transferred to SKK Migas.



15. MODAL SAHAM

15. SHARE CAPITAL

Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 3 tertanggal 6 Februari 2013 yang dibuat oleh Notaris Yulkhaizar Panuh S.H., PT Pertamina Dana Ventura (“PDV”) membeli saham non pengendali milik Koperasi Energi Indonesia (“KEI”). Dengan demikian pada tanggal 31 Desember 2013 jumlah modal ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Lembar/Share

Based on the Deed of Sale and Purchase of Shares No. 3 dated 6 February 2013 legalised by Notary Yulkhaizar Panuh S.H., PT Pertamina Dana Ventura (“PDV”) purchased non-controlling shares owned by Koperasi Energi Indonesia (“KEI”). As such, as at 31 December 2013 the Company’s issued and paid-up capital position was as follows:

Nilai/Value

Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership


249,975 25

24,728 2

99.99 0.01


Jumlah

250,000

24,730

100.00

Total

Pada tanggal 31 Desember 2012 jumlah modal ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Lembar/Share

As at 31 December 2012 the Company’s issued and paid-up capital position was as follows:

Nilai/Value

Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership

PT Pertamina (Persero) Koperasi Energi Indonesia

249,975 25

24,728 2

99.99 0.01

PT Pertamina (Persero) Koperasi Energi Indonesia

Jumlah

250,000

24,730

100.00

Total

Saham biasa memberikan hak kepada pemegangnya untuk memperoleh dividen dan hasil dari pembubaran Perusahaan sesuai dengan proporsi jumlah dan jumlah yang dibayarkan atas saham yang dimiliki.

16. LABA DITAHAN Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimal 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut.

Ordinary shares entitle the holder to participate in dividends and the proceeds on winding up of the Company in proportion to the number of and amounts paid on the shares held.

16. RETAINED EARNINGS Under Indonesian Limited Company Law, companies are required to set up a statutory reserve amounting to at least 20% of the Company's issued and paid up capital. There is no time limit on the establishment of the reserve.



17. DIVIDEN

17. DIVIDENDS

Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham tertanggal 23 Januari 2014, dividen sebesar AS$2.152.051 (AS$8,6/saham) telah dibagi. Dividen kepada Pertamina akan saling hapus dengan piutang dari Pertamina dan dividen ke PDV akan dibayar tunai.

Based on the Resolution from Shareholders dated 23 January 2014, a total dividend of US$2,152,051 was declared (US$8.6/share). The dividends to Pertamina will be offset against receivables from Pertamina and dividend to PDV will be paid in cash.

Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham tertanggal 28 Desember 2012, dividen sebesar AS$1.636.462 (AS$6,5/saham) telah dibagi. Dividen kepada Pertamina telah saling hapus dengan piutang dari Pertamina dan dividen ke PDV telah dibayarkan tunai.

Based on the Resolution from Shareholders dated 28 December 2012, a total dividend of US$1,636,462 was declared (US$6.5/share). The dividends to Pertamina were offset against receivables from Pertamina and the dividend to PDV were paid in cash.

18. PENJUALAN DALAM NEGERI MINYAK MENTAH, GAS BUMI, DAN LPG

18. DOMESTIC SALES OF CRUDE OIL, NATURAL GAS AND LPG

2013

2012

Pihak yang berelasi (lihat Catatan 22i) Minyak mentah Gas bumi LPG

2,787,052 914,975 32,235

3,059,821 747,499 36,698

Related party (See Note 22i) Crude oil Natural gas LPG

Jumlah penjualan - pihak yang berelasi

3,734,262

3,844,018

Total sales - related party

Pihak ketiga: Gas bumi Minyak mentah

427,611 -

379,901 15,610

Third parties: Natural gas Crude oil

Jumlah penjualan - pihak ketiga

427,611

395,511

Total sales - third parties

Pemerintah: DMO fees - minyak mentah (Overlifting)/Underlifting Penyesuaian tahun sebelumnya Lain - lain

761,486 (42,878) (14,590) 3,794

876,252 20,171 (6,520) -

Government: DMO fees - crude oil (Overlifting)/Underlifting Adjustment for prior years Others

Jumlah penjualan - Pemerintah

707,812

889,903

Total sales - Government

5,129,432

Total domestic sales related party, third parties and the Government

Jumlah penjualan - pihak berelasi, pihak ketiga dan Pemerintah

4,869,685

19. BEBAN USAHA

19. OPERATING EXPENSES

a. Beban eksplorasi

a. Exploration expenses 2013

Seismik Sumur kering Geologi dan geofisika Lain-lain Jumlah

2012

89,656 24,706 22,619 8,609

111,636 54,814 20,328 14,811

Seismic Dry hole Geological and geophysical Others

145,590

201,589

Total



19. BEBAN USAHA (lanjutan)

19. OPERATING EXPENSES (continued)

b. Beban produksi

b. Production expenses 2013

2012

Kontrak Mitra usaha

515,795 412,312

482,589 527,045

Penyusutan, deplesidan amortisasi Material Biaya karyawan Lain-lain

292,478 216,481 157,334 10,291

260,803 218,943 163,399 45,610

Contracts Partners Depreciation, depletion and amortisation Materials Employee costs Others

1,604,691

1,698,389

Total

Jumlah c. Beban umum dan administrasi

c. General and administration expenses 2013

Biaya karyawan Jasa umum Sewa Lain-lain Beban material dan perlengkapan Pengembangan personalia Jumlah

2012

99,161 26,438 15,422 9,832 7,647 5,642

80,975 52,730 36,176 11,014 50,977 9,744

Employee costs General services Rent Others Equipment and materials expenses Personnel development

164,142

241,616

Total

d. Keuntungan lainnya-bersih

d. Other gains-net 2013

Pendapatan lain-lain Laba selisih kurs, bersih Penyesuaian atas provisi untuk pembongkaran dan restorasi lokasi aset (Catatan 14) Beban lainnya

139,813 108,105

Jumlah

246,103

(1,815)

20. BIAYA KEUANGAN

2012 82,951 25,148

Other income Foreign exchange gain, net Adjustment on provision for decommissioning and site restoration (Note 14) Other expenses

17,156 (3,816) 121,439

Total

20. FINANCE COSTS 2013

2012

Beban akresi (Catatan 14) Beban bunga - sewa pembiayaan

39,640 33,769

27,593 36,545

Accretion expenses (Note 14) Interest expense - finance leases

Jumlah

73,409

64,138

Total

Beban bunga atas sewa pembiayaan merupakan beban bunga sewa pembiayaan atas Barang Milik Negara dan sewa pembiayaan pabrik LPG dan instalasi pipa gas dari pihak ketiga.

Finance costs in relation to finance leases involves the lease of State-Owned Assets and leases of LPG plants and gas pipeline installations from third parties. .



21. PERPAJAKAN

21. TAXATION

a. PPN yang dapat ditagihkan kembali

a. 2013

Sudah ditagih Belum ditagih

2012

139,292 92,815

134,201 65,900

232,107

200,101

Pajak penghasilan dan dividen

b. 2013

c.

2012

172,401

17,454 (1,867) 178,221 -

Jumlah

172,401

193,808 c.

2013 Kini (Catatan 21d) Tangguhan (Catatan 21e) Beban pajak penghasilan, bersih d.

Corporate and dividend tax

Pajak penghasilan dan dividen: - 2008 - 2010 - 2012 - 2013

Beban pajak penghasilan

Billed Unbilled

Based on the review of the status of reimbursable VAT as at 31 December 2013 and 2012, management is of the opinion that there is no provision to be recorded against unreimbursable VAT considering that VAT that was rejected by SKK MIGAS has been expensed.

Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap PPN yang dapat ditagihkan kembali pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, manajemen berpendapat bahwa tidak perlu ada penyisihan PPN yang dapat ditagih kembali karena PPN yang ditolak oleh SKK MIGAS telah dibebankan. b.

Reimbursable VAT

Corporate and dividend tax: 2008 2010 2012 2013 Total

Income tax expenses

2012

969,093 305,666

1,110,108 182,430

Current (Note 21d) Deferred (Note 21e)

1,274,759

1,292,538

Income tax expenses, net

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba sebelum pajak penghasilan dari kegiatan usaha KKS untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

d.

Current income tax The reconciliation between profit before income tax as shown in the statements of income and profit before income tax from Cooperation Contract activities for the years ended 31 December 2013 and 2012 was as follows:



21. PERPAJAKAN (lanjutan) d.

21. TAXATION (continued)

Pajak kini (lanjutan)

Laba sebelum pajak penghasilan Dikurangi: Laba dari kegiatan usaha yang terkena aturan pajak umum Pendapatan bunga yang sudah terkena pajak penghasilan final Laba sebelum beban pajak dari kegiatan usaha KKS Ditambah/(dikurangi): Beda temporer: Provisi dan kapitalisasi biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset Penyusutan, deplesi dan amortisasi aset minyak dan gas bumi Lain - lain

d. 2013 3,264,221

Current income tax (continued)

2012 3,238,930

(311)

Profit before income tax Less: Profit from activities which are subject to general tax regulations

(4,691)

Interest income subject to final tax

-

(5,067) 3,259,154

3,233,928

31,006

13,100

(707,933) (77,804)

(470,479) 6,935

Profit before income tax from Cooperation Contract activities Add/(less): Temporary differences: Provision and capitalisation for decommissioning and site restoration Depreciation, depletion and amortisation of oil and gas properties Others

Sub-jumlah beda temporer

(754,731)

(450,444)

Sub-total temporary differences

Beda tetap: Selisih kurs Lain-lain

(108,105) 75,542

(25,148) (17,328)

Permanent differences: Foreign exchange differences Others

(32,563)

(42,476)

Sub-total permanent differences

Sub-jumlah beda tetap Laba kena pajak Tarif pajak

2,471,860 40.5%

2,741,008 40.5%

Jumlah pajak penghasilan dan dividen dari kegiatan KKS

1,001,103

1,110,108

Taxable income Tax rate Total corporate and dividend tax expense involving Cooperation Contract activities

-

Adjustment in respect of prior years

1,110,108

Current income tax expense

Penyesuaian tahun lalu

(32,010)

Beban pajak penghasilan kini

969,093

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntasi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax using currently enacted tax rates is as follows:

2013

2012

Laba sebelum pajak penghasilan

3,264,221

3,238,930

Profit before income tax

Pajak dihitung dengan tarif yang berlaku Penghasilan yang telah dikenakan pajak final Pendapatan yang tidak terkena Penyesuaian tahun lalu

1,322,010

1,311,767

Income tax calculated at applicable tax rates

Beban pajak penghasilan

1,274,759

(2,053) (13,188) (32,010)

(2,026) (17,203) -

Income subject to final tax Non-taxable income Prior year adjustment

1,292,538

Income tax expenses



21. PERPAJAKAN (lanjutan) e.


Pajak tangguhan (lanjutan)

e.

The details of deferred tax assets and liabilities as at 31 December 2013 and the deferred tax expense for the year then ended are as follows:

Aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan beban manfaat pajak tangguhan tahun berjalan adalah sebagai berikut: Saldo awal/ Beginning balance 31 Desember/ December 2012

Deferred tax (continued)

Dicatat pada laporan laba rugi/ Charged to statements of income

Saldo akhir/ Ending balance 31 Desember/ December 2013

Aset pajak tangguhan: Provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset Provisi imbalan kerja Utang sewa pembiayaan Pendapatan yang ditangguhkan Provisi penurunan nilai

462,619

(128,249)

334,370

30,680 192,867 26,957 2,913

631 (31,447) 204 (733)

31,311 161,420 27,161 2,180

Deferred tax assets: Provision for decommissioning and site restoration Provision for employee benefits Finance lease payables Deferred revenue Provision for impairment

Sub-jumlah aset pajak tangguhan

716,036

(159,594)

556,442

Sub-total deferred tax assets

Liabilitas pajak tangguhan: Aset minyak dan gas bumi Persediaan non-kapital

(1,438,860) (21,783)

(143,387) (2,685)

(1,582,247) (24,468)

Sub-jumlah liabilitas pajak tangguhan

(1,460,643)

(146,072)

(1,606,715)

(744,607)

(305,666)

(1,050,273)

Liabilitas pajak tangguhan, bersih

Deferred tax liabilities: Oil and gas properties Non-capital inventories Sub-total deferred tax liabilities

Saldo awal/ Beginning balance 31 Desember/ December 2011

Aset pajak tangguhan: Provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset Provisi imbalan kerja Utang sewa pembiayaan Pendapatan yang ditangguhkan Provisi penurunan nilai

25,310 202,191 26,957 2,937

Sub-jumlah aset pajak tangguhan

536,642

279,247

Dicatat pada laporan laba rugi/ Charged to statements of income

183,372 5,370 (9,324) (24) 179,394

Deferred tax liabilities, net

Saldo akhir/ Ending balance 31 Desember/ December 2012

30,680 192,867 26,957 2,913

Deferred tax assets: Provision for decommissioning and site restoration Provision for employee benefits Finance lease payables Deferred revenue Provision for impairment

716,036

Sub-total deferred tax assets

462,619

Liabilitas pajak tangguhan: Aset minyak dan gas bumi Persediaan non-kapital

(1,081,826) (16,993)

(357,034) (4,790)

(1,438,860) (21,783)

Deferred tax liabilities: Oil and gas properties Non-capital inventories

Sub-jumlah liabilitas pajak tangguhan

(1,098,819)

(361,824)

(1,460,643)

Sub-total deferred tax liabilities

(562,177)

(182,430)

(744,607)

Deferred tax liabilities, net

Liabilitas pajak tangguhan, bersih



21. PERPAJAKAN (lanjutan) e.


Pajak tangguhan (lanjutan)

e. 2013

2012

Liabilitas pajak tangguhan:

Deferred tax liabilities:

Liabilitas pajak tangguhan yang akan dipulihkan dalam 12 bulan

(89,901)

Deferred tax liabilities to be recovered within 12 months

(947,973)

(654,706)

Deferred tax liabilities to be recovered after more than12 months

(1,050,273)

(744,607)

Total

Liabilitas pajak tangguhan yang akan dipulihkan setelah 12 bulan Jumlah f.

(102,300)

Administrasi pajak

f.

g. Pemeriksaan pajak

g.

Sifat hubungan dan transaksi

Pihak berelasi/Related parties

Tax audit The Company is being audited by DGT for financial years 2011 and 2012.

Perusahaan sedang diaudit oleh DJP untuk tahun buku 2011 dan 2012. 22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG BERELASI

Tax administration The taxation laws of Indonesia require that the Company submits its tax returns on the basis of self asessment. Under prevailing regulations the Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within a certain year. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years of the time the tax become due, but not later than 2013, while for the fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years of the time the tax becomes due.

Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia mengatur bahwa Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terutang dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

a.

Deferred tax (continued)

22. RELATED PARTY TRANSACTIONS a.

Hubungan dengan pihak yang berelasi/Relationship with related parties Pemegang saham/Shareholder

Pertamina Energy Services Pte Ltd

Entitas sepengendali/ Entity under common control Entitas sepengendali/ Entity under common control Entitas sepengendali/ Entity under common control Entitas sepengendali/ Entity under common control Entitas sepengendali/ Entity under common control Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities

PT Pertamina Hulu Energi PT Pertamina Bina Medika PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

AND

Nature of relationships and transactions


PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina Gas

BALANCES

Sifat transaksi/Nature of transactions Penjualan minyak dan gas/ Oil and gas sales Ekspor minyak/Oil export Sewa rig/Rig service rent Penjualan gas dan toll fee/ Gas sales and toll fee Alokasi biaya/Cost sharing Kesehatan/Medical Penjualan gas/Gas sales



22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG BERELASI (lanjutan) a.

Sifat hubungan dan transaksi (lanjutan)

Pihak berelasi/Related parties

22. RELATED PARTY BALANCES TRANSACTIONS (continued) a.

Nature of relationships and transactions (continued)

Hubungan dengan pihak yang berelasi/Relationship with related parties

PT Elnusa Tbk

Perusahaan asosiasi/Associates

PT Rekayasa Industri

Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities

PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)

Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities Entitas berelasi dengan Pemerintah/ Government related entities

PT Pembangkit Jawa-Bali PT Pupuk Kujang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Indonesia Power PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT Jabar Energi PT Sinergi Patriot Bekasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

AND

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


Sifat transaksi/Nature of transactions Layanan seismik dan pengeboran/ Seismic and drilling service Jasa konstruksi dan teknik/ Construction and engineering services Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Penjualan gas/Gas sales Transaksi perbankan dan deposito/Banking transaction and time deposit Transaksi perbankan dan deposito/Banking transaction and time deposit Transaksi perbankan dan deposito/Banking transaction and time deposit

Kebijakan Perusahaan terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:

The Company’s pricing policies relating to transactions with related parties are as follows:

-

-

-

-

-

Penjualan minyak mentah ke pihak yang berelasi ditetapkan berdasarkan ICP bulanan yang ditetapkan oleh SKK MIGAS. Penjualan gas ke pihak yang berelasi ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan. Transaksi jasa pengeboran dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia ditetapkan berdasarkan harga kontrak yang disepakati. Jasa transportasi gas dari PT Pertamina Gas berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (“BPHMIGAS”).

-

Sales of crude oil to related parties are set based on the monthly ICP which is determined by SKK MIGAS. Sales of gas to related parties are set based on sales contracts.

-

Drilling services transactions with PT Pertamina Drilling Services Indonesia are set based on agreed contract prices.

-

Gas transportation fees from PT Pertamina Gas are set based on the tariff determined by Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (”BPHMIGAS”).



22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG BERELASI (lanjutan) a.

22. RELATED PARTY BALANCES TRANSACTIONS (continued)

Sifat hubungan dan transaksi (lanjutan)

a. Nature of relationships and transactions (continued) -

- Pembelian bahan bakar dari Pertamina ditetapkan berdasarkan harga pasar. - Beban usaha dari pihak yang berelasi lainnya berdasarkan harga yang disepakati kedua belah pihak. b.

Fuel purchase from Pertamina is set based on the market price. Various other operating expenses from other related parties are set based on agreed prices.

-

Kas dan setara kas 2013

2012

Bank

Cash in banks

- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

83,473

11,136

24

6

983

165

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Sub-jumlah

84,480

11,307

Sub-total

84,574 39,290

72,626 27,022

915

3,347

Time deposits PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Sub-jumlah

124,779

102,995

Sub-total

Jumlah

209,259

114,302

Total

Deposito berjangka - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

c.

AND

Piutang usaha, bersih

c.

Trade receivables, net

2013

2012

- PT Pertamina (Persero) - PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk - Lain-lain

7,181,527

5,827,811

28,574

17,448

22,756 81,165

12,244 37,892

Jumlah

7,314,022

5,895,395

PT Pertamina (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Others

-

Total

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 22. SALDO DAN TRANSAKSI YANG BERELASI (lanjutan) c.

d.

DENGAN

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) PIHAK


Piutang usaha, bersih (lanjutan)

c.

AND

Trade receivables, net (continued)

Perusahaan menjual minyak mentah dan gas bumi kepada Unit Pengolahan Pertamina. Pertamina tidak secara langsung menyelesaikan utangnya kepada Perusahaan yang timbul dari penjualan minyak mentah, gas bumi dan LPG. Pertamina memberikan dana untuk kegiatan operasi Perusahaan dalam bentuk ”cash calls” dan penyediaan bahan bakar yang kemudian akan diperhitungkan (offset) dengan nilai kewajiban Pertamina yang timbul dari penjualan Perusahaan. Saldo piutang usaha bersih pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sudah termasuk penyelesaian melalui offsetting tersebut diatas.

The Company sells crude oil and natural gas to Pertamina’s Refining Units. Pertamina does not directly settle amounts payable to the Company for sales of crude oil, natural gas and LPG. Pertamina provides funding for the Company’s operations in the form of ‘cash calls’ and fuel supplies which are recognised as being offset with the amount owed by Pertamina in relation to the Company’s sales. The trade receivables, net balance as at 31 December 2013 and 2012, already takes into account the settlement by way of offsetting as discussed above.

Piutang usaha dari entitas yang berelasi dengan Pemerintah merupakan piutang atas transaksi penjualan gas yang terjadi selama tahun 2013.

The trade receivables from Government related entities represent receivables from gas sales transaction during 2013.

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha dari pihak yang berelasi dapat tertagih, sehingga penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pihak yang berelasi tidak diperlukan.

Management believes that the trade receivables from related parties are collectible, and hence provision for impairment is not required.

Piutang lain-lain

d. 2013

Other receivables

2012

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Lain-lain

2,876

-

626

4,197 418

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Others

Jumlah

3,502

4,615

Total

e. Utang usaha

e. 2013

PT Pertamina Gas PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina (Persero) PT Rekayasa Industri Lain-lain Jumlah

Trade payables

2012

85,784

34,142

71,253 59,951 39,736

92,666 10,773 17,240

PT Pertamina Gas PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina (Persero) PT Rekayasa Industri Others

256,724

154,821

Total

Utang usaha kepada pihak yang berelasi sebagian besar merupakan transaksi atas jasa yang diberikan untuk kegiatan produksi Perusahaan.

Trade payables to related parties primarily represent transactions involving service rendered for the Company’s production activities.


22. SALDO DAN TRANSAKSI YANG BERELASI (lanjutan)

DENGAN


PIHAK

f. Utang lain-lain

22. RELATED PARTY BALANCES TRANSACTIONS (continued) f.

2013

AND

Other payables

2012

PT Pertamina Bina Medika Lain-lain

1,532 3,260

1,035 667

PT Pertamina Bina Medika Others

Jumlah

4,792

1,702

Total

Other payables to related parties primarily represent transactions involving medical reimbursement, training consultation, ticket and traveling expenses.

Utang lain-lain kepada pihak yang berelasi sebagian besar merupakan transaksi atas penggantian biaya kesehatan, konsultasi pelatihan, biaya tiket dan perjalanan.

g. Pembelian aset minyak dan gas bumi

g. 2013

Purchase of oil and gas properties

2012

PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina (Persero)

147,985

207,669

30,321

36,084

PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina (Persero)

Jumlah

178,306

243,753

Total

Transaksi dengan PT Pertamina Drilling Service Indonesia dan Pertamina merupakan jasa pengeboran dan pembelian bahan bakar yang sebagian besar dikapitalisasi sebagai bagian dari aset minyak dan gas bumi.

h. Pendapatan yang ditangguhkan

h. Deferred revenue 2013

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Transactions with PT Pertamina Drilling Service Indonesia and Pertamina represent drilling services and fuel purchases, which are mostly capitalised as part of oil and gas properties.

67,064

2012

66,560

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 22. SALDO DAN TRANSAKSI YANG BERELASI (lanjutan)

DENGAN


PIHAK


i. Pendapatan usaha

i. 2013

Revenue

2012

Dalam Negeri Minyak mentah PT Pertamina (Persero) Gas Bumi PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT Pertamina (Persero) PT Pupuk Kujang PT Pembangkit Jawa-Bali PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Pertamina Gas PT Indonesia Power LPG PT Pertamina (Persero)

Domestic Crude oil PT Pertamina (Persero)

2,787,052

3,052,712

278,882

175,140

219,131 79,639 74,493 71,735 50,003

170,011 63,874 94,599 67,946 60,468

44,773

56,031

53,919 38,348 4,052

45,866 11,495 2,069

Natural Gas PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Bina Bangun Wibawa Mukti PT Pertamina (Persero) PT Pupuk Kujang PT Pembangkit Jawa-Bali PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Pertamina Gas PT Indonesia Power

32,235

36,698

LPG PT Pertamina (Persero) Export crude oil Pertamina Energy Services Pte Ltd

Ekspor minyak mentah Pertamina Energy Services Pte Ltd Jumlah

AND

-

7,109

3,734,262

3,844,018

2013

2012

j. Beban usaha

j.

Total

Operating expenses

PT Pertamina Gas PT Pertamina (Persero) PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina Hulu Energi Lain-lain

133,305 92,044

110,403 109,937

14,269 9,566

8,524 12,313 2,220

PT Pertamina Gas PT Pertamina (Persero) PT Pertamina Drilling Service Indonesia PT Pertamina Hulu Energi Others

Jumlah

249,184

243,397

Total

k. Pendapatan lain-lain

k. Other income 2013

PT Pertamina Drilling Service Indonesia

1,424

l. Kompensasi manajemen kunci

2013

Jumlah 23. TRANSAKSI NON-KAS

2,294 l.

Manajemen kunci termasuk Dewan Komisaris dan Direksi. Kompensasi yang dibayar untuk manajemen kunci atas dasar jasa pekerjaan adalah sebagai berikut: Gaji dan imbalan karyawan jangka pendek Imbalan pasca kerja

2012

4,153 222 4,375

PT Pertamina Drilling Service Indonesia

Key management compensation Key management includes Board of Commissioners and Board of Directors. The compensation paid to key management for employee services is as follow:

2012 3,824 302

Salaries and other short-term employee benefits Post-employment benefits

4.126 23. NON-CASH TRANSACTIONS

Total



Investment and financing activities of the Company which do not affect cash flows are as follows:

Aktivitas investasi dan pendanaan Perusahaan yang tidak memiliki pengaruh arus kas adalah sebagai berikut: 2013 (Pengurangan)/penambahan aset minyak dan gas yang berasal dari kapitalisasi biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset (Catatan 10)

451,956

Oil and gas property (deduction)/ additions resulting from changes in provision for decommissioning and site restoration (Note 10)

-

1,636,299

Dividend payment to Pertamina through account receivables offsetting (Note 17)

236,440

211,190

Oil and gas property additions which have not been paid

(309,766)

Pembayaran dividen kepada Pertamina melalui offsetting piutang usaha (Catatan 17) Penambahan aset minyak dan gas yang belum dibayar

2012

24. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

24. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Per 31 Desember 2013, semua aset keuangan Perusahaan yang terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang dari Pemerintah, piutang lain-lain dan aset lain-lain yang berjumlah AS$7.775.343 (2012: AS$6.363.808) dikategorikan sebagai pinjaman dan piutang. Perusahaan tidak memiliki kategori aset keuangan lain selain pinjaman dan piutang.

As at 31 December 2013, all of the Company’s financial assets which are comprised of cash and cash equivalents, trade receivables amounts due from the Government, other receivables and other assets totaling US$7,775,343 (2012: US$6,363,808) are categorised as loans and receivables. The Company does not have any other financial asset category other than loans and receivables.

Per 31 Desember 2013, semua liabilitas keuangan Perusahaan yang terdiri dari utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, utang kepada Pemerintah, utang lain-lain dan utang sewa pembiayaan yang berjumlah AS$1.361.292 (2012: AS$1.366.195) dikategorikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan tidak memiliki kategori liabilitas keuangan lain selain liabilitas keuangan lain yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

As at 31 December 2013, all of the Company’s financial liabilities which are comprised of trade payables, accrued expenses, amounts due to the Government, other payables and finance lease payables totaling US$1,361,292 (2012: US$1,366,195) are categorised as other financial liabilities at amortised costs. The Company does not have any other financial liability category other than other financial liabilities at amortised costs.

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan terekspos terhadap berbagai risiko keuangan: risiko pasar (termasuk risiko dari dampak nilai tukar mata uang asing, risiko harga dan risiko suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Tujuan dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengelola risiko dasar dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis dalam jangka panjang dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan.

25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT The Company’s activities expose it to a variety of financial risks: market risk (including the effects of foreign currency exchange risk, price risk and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. The objectives of the Company’s risk management are to identify measure, monitor and manage basic risks in order to safeguard the Company's long-term business continuity and to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Company.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) I. Faktor risiko keuangan a. Risiko pasar (i)

Risiko mata uang asing

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) I. Financial risk factors a. Market risk (i)

Foreign exchange risk

Sebagian besar pendapatan dan pengeluaran operasi dari Perusahaan didenominasi dalam mata uang Dolar AS, yang secara tidak langsung merupakan lindung nilai alami (natural hedge) terhadap eksposur fluktuasi mata uang asing. Pengeluaran signifikan dalam mata uang asing (Rupiah) berhubungan dengan pembayaran gaji dan utang sewa pembiayaan pada Pemerintah sehubungan dengan aset milik negara. Dengan demikian pengeluaranpengeluaran tersebut memiliki eksposur yang signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

The majority of the Company’s revenue and operating expenditures are denominated in US Dollars, which indirectly represents a natural hedge on exposure to the fluctuation in foreign exchange rates. The significant expenditures denominated in foreign exchange rate (Rupiah) are payroll and finance lease payables to the Government relating to state-owned assets. Therefore those expenditures have a significant exposure to fluctuation in foreign exchange rates.

Pada tanggal 31 Desember 2013, jika mata uang Rupiah melemah/menguat sebesar 5% terhadap Dolar AS dengan semua variabel konstan, laba setelah pajak dalam tahun berjalan akan menjadi lebih tinggi AS$22.158 atau lebih rendah AS$24.490 terutama diakibatkan penjabaran keuntungan/kerugian translasi kas dan setara kas, piutang usaha, pajak dibayar dimuka, utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, utang pajak, dan utang kepada pemerintah terkait pada aset barang milik negara.

As at 31 December 2013, if the Rupiah weakened/strengthened by 5% against the US Dollar with all other variables held constant, the post-tax profit for the period would have been higher by US$22,158 or lower by US$24,490, respectively, mainly as a result of foreign exchange gains/losses on translation of cash and cash equivalents, trade receivables, prepaid taxes, trade payables, accrued expenses tax payables and amount due to government related to stated own assets.

(ii) Risiko harga Perusahaan terekspos terhadap risiko pasar yang berhubungan dengan pergerakan harga minyak mentah karena minyak mentah adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar minyak dunia. Sebagai produk komoditas, harga minyak mentah sangat tergantung pada dinamika pasokan dan permintaan minyak mentah di pasar ekspor dunia, yang sangat dipengaruhi oleh: -

Faktor-faktor fundamental (seperti produksi, persediaan, kondisi kilang, fasilitas pipa dan kebijakan produksi, tingkat pertumbuhan ekonomi, kebutuhan, musim, dan ketersediaan teknologi sumber tenaga alternatif).

(ii) Price risk The Company is exposed to market risk associated with price movements of crude oil since crude oil is a commodity product traded on the world crude markets. As a commodity product, global crude oil prices are principally dependent on the supply and demand dynamics of crude oil in the world export market which are significantly affected by: -

Fundamental factors (such as production, inventory, condition of the refinery, pipeline facilities and production policy, economic growth, needs, seasons and the technologies availability of energy alternative sources).

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) I. Faktor risiko keuangan (lanjutan) a. Risiko pasar (lanjutan) (ii) Risiko harga (lanjutan) -

Faktor-faktor non-fundamental (kekhawatiran pasar akibat gangguan politik, keamanan dan aksi spekulasi di pasar minyak).

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) I. Financial risk factors (continued) a. Market risk (continued) (ii) Price risk (continued) -

Non-fundamental factors (market concerns due to political interference, security and speculation in the oil market).

Harga minyak mentah Perusahaan ditentukan berdasarkan harga ICP yang didasarkan harga minyak mentah dunia dengan kualitas yang sama sehingga cenderung sangat mengikuti siklus dan terpengaruh oleh fluktuasi yang signifikan yang disebabkan oleh dinamika pasokan dan permintaan seperti yang didiskusikan di atas. Namun demikian, Perusahaan tidak melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi harga minyak mentah sesuai dengan instruksi dari Pertamina. Risiko fluktuasi harga minyak mentah dimonitor secara berkesinambungan untuk mengetahui besarnya eksposur risiko yang dihadapi Perusahaan.

Prices for the Company’s crude oil are based on ICP which are based on global crude oil prices with similar grades, and therefore tend to be highly cyclical and subject to significant fluctuations due to the supply and demand dynamics as discussed above. However, the Company does not use derivative instruments to hedge exposure to crude oil price risk in accordance with instruction from Pertamina. The risk of crude oil price fluctuations is monitored on an ongoing basis to determine the magnitude of the risk exposures facing the Company.

Meskipun harga jual gas biasanya terkait dengan harga minyak mentah, rumus penentuan harga gas biasanya lebih tidak berfluktuasi dibandingkan harga minyak mentah. Selain itu, penjualan gas biasanya berdasarkan kontrak jangka panjang dengan kemampuan untuk melakukan negosiasi harga. Ciri-ciri ini membuat eksposur Perusahaan terhadap pergerakan harga gas menjadi berkurang dibandingkan pergerakan harga minyak. Karena semua kontrak harga gas ditentukan berdasarkan negosiasi paling tidak setahun sekali, Perusahaan dapat melakukan negosiasi yang memberikan manfaat lebih kepada Perusahaan. Hal ini didukung oleh harga gas di Indonesia yang lebih rendah daripada harga gas dunia.

Despite the fact that gas price is typically linked to the crude oil price, the price formula for gas sales is typically less volatile compared to the crude oil price. In addition, the nature of gas sales is based on long-term contracts with the capacity for price negotiations. These features make the Company’s exposures with gas price movements less than crude price movements. Due to all the gas sales contracts require negotiation for the gas prices at least on an annual basis, the Company can negotiate gas prices to the benefit of the Company. This is supported with the average gas sales prices in Indonesia still being much lower than global prices.

(iii) Risiko suku bunga Risiko tingkat suku bunga Perusahaan timbul dari kas dan setara kas, sebagian dari utang kepada Pemerintah dan utang sewa pembiayaan. Karena jumlah dari aset dan kewajiban yang mendapatkan/dikenakan bunga tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah aset dan liabilitas, maka laba dan arus kas operasi pada hakekatnya bebas terhadap perubahan dalam suku bunga pasar.

(iii) Interest rate risk The Company’s interest rate risk arises from cash and cash equivalents, a portion of amounts due to the Government and financial lease payables. As the amounts of those interest-bearing assets and liabilities are not significant compared to the total assets and liabilities, the Company’s income and operating cash flows are substantially independent of changes to the market interest rates.



25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

I. Faktor risiko keuangan (lanjutan)

I. Financial risk factors (continued)

a. Risiko pasar (lanjutan)

a. Market risk (continued) (iii) Interest rate risk (continued)

(iii) Risiko suku bunga (lanjutan)

The following table represents a breakdown of the Company’s financial assets and liabilities on which interest rates have an impact:

Tabel berikut ini merupakan rincian dari aset dan liabilitas keuangan yang dipengaruhi oleh suku bunga:

31 Desember/ December 2013 Aset/Assets Kas dan setara kas/ Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables Piutang dari Pemerintah/ Amounts due from the Government Piutang lain-lain/ Other receivables Aset lain-lain/Other assets Jumlah aset keuangan/ Total financial assets Liabilitas/Liabilities Utang usaha/Trade payables Utang kepada Pemerintah/ Amounts due to the Government Biaya yang masih harus dibayar/Accrued expenses Utang sewa pembiayaan/ Finance lease payables Utang lain-lain/ Other payables Jumlah liabilitas keuangan/ Total financial liabilities

Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/ Floating rate Fixed rate Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari Non bunga/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ NonLess than More than Less than More than interest Jumlah/ one year one year one year one year bearing Total

209,259

-

-

-

202

209,461

-

-

-

-

7,448,323

7,448,323

-

-

-

-

71,514

71,514

-

-

-

-

45,955 90

45,955 90

209,259

-

-

-

7,566,084

7,775,343

-

-

-

-

444,027

444,027

-

-

249,886

144,454

43,565

437,905

-

-

-

-

469,757

469,757

-

-

637

3,587

-

4,224

-

-

-

-

5,379

5,379

-

-

250,523

148,041

962,728

1,361,292







a. Risiko pasar (lanjutan)

a. Market risk (continued) (iii) Interest rate risk (continued)

(iii) Risiko suku bunga (lanjutan)

31 Desember 2012 Aset/Assets Kas dan setara kas/ Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables Piutang dari Pemerintah/ Amounts due from the Government Piutang lain-lain/ Other receivables Aset lain-lain/Other assets Jumlah aset keuangan/ Total financial assets Liabilitas/Liabilities Utang usaha/Trade payables Utang kepada Pemerintah/ Amounts due to the Government Biaya yang masih harus dibayar/Accrued expenses Utang sewa pembiayaan/ Finance lease payables Utang lain-lain/ Other payables Jumlah liabilitas keuangan/ Total financial liabilities

Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/ Floating rate Fixed rate Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari Non bunga/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ NonLess than More than Less than More than interest Jumlah/ one year one year one year one year bearing Total

-

114,302

-

-

252

114,554

-

-

-

-

6,115,794

6,115,794

-

-

-

-

103,573

103,573

-

-

-

-

22,098 7,789

22,098 7,789

-

114,302

-

-

6,249,506

6,363,808

-

-

-

-

306,340

306,340

-

-

284,201

183,283

93,238

560,722

-

-

-

-

432,632

432,632

-

-

4,507

4,224

-

8,731

-

-

-

-

57,770

57,770

-

-

288,708

187,507

889,980

1,366,195

b. Risiko kredit

b. Credit risk

Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah maksimum eksposur dari risiko kredit adalah AS$7.775.141. Risiko kredit terutama berasal dari penempatan dana pada bank, deposito berjangka, piutang usaha, piutang dari Pemerintah, piutang lain-lain, dan aset lainlain.

As at 31 December 2013, the total maximum exposure from credit risk was US$7,775,141. Credit risk arises from cash in banks, time deposits, trade receivables, amounts due from the Government, other receivables and other assets.

Semua kas di bank dan deposito jangka pendek Perusahaan ditempatkan pada bank yang dimiliki Pemerintah yang mendapatkan peringkat Baa3.

All cash in banks and short-term bank deposits are placed with the state-owned banks with rating Baa3.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) I. Faktor risiko keuangan (lanjutan) b. Risiko kredit (lanjutan)


25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) I. Financial risk factors (continued) b. Credit risk (continued)

Manajemen yakin akan kemampuannya untuk terus mengendalikan dan mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat Perusahaan memiliki kebijakan yang jelas dalam pemilihan pelanggan, perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan minyak dan gas dan secara historis mempunyai tingkat piutang bermasalah yang rendah. Perusahaan juga mengharuskan jaminan pembayaran untuk penjualan minyak dan gas bumi dari pelanggan dengan menggunakan stand by letter of credit selama periode kontrak.

Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure to credit risk arising from trade receivables, given that the Company has clear policies on selection of new customers, legally binding agreements in place for oil and gas sales transactions and historically low levels of bad debts. In addition, the Company requires guarantees of payments from the customers for the crude oil and gas sales using a stand by letter of credit for the entire contract period.

Perusahaan memiliki kebijakan pemberian kredit dimana setiap pelanggan baru akan dianalisa kepatutannya untuk diberikan kredit sebelum persyaratan pembayaran diberikan dan ditetapkannya persyaratan dan ketentuan penyerahan. Perusahaan akan melakukan penelaahan untuk memilih pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik dengan mempertimbangkan peringkat yang diberikan lembaga pemeringkat, referensi bank dan referensi dari pihak berelasi dengan Perusahaan jika perusahaan baru tersebut merupakan bagian dari grup perusahaan yang melakukan bisnis dengan pihak berelasi Perusahaan. Selain itu, penerimaan pelanggan baru harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang sesuai dengan kebijakan delegasi kekuasaan Perusahaan.

The Company has a credit policy under which each new customer is analysed individually for creditworthiness before the Company’s standard payment and delivery terms and conditions are offered. The Company’s review to select customers with a strong financial condition and good reputation includes external ratings when available, bank references and the Company’s related parties references if the new customer is part of a group of companies that has been dealing with the Company’s related parties. In addition, acceptance of new customers is approved by authorised personnel according to the Company’s delegation of authority policy.

Per 31 Desember 2013, sekitar 98% (2012: 96%) piutang usaha Perusahaan merupakan piutang dari pihak berelasi. Kurang lebih 98% (2012: 99%) piutang usaha dari pihak berelasi tersebut berasal dari Pertamina, dan entitas anaknya dan sisa 2% (2012: 1%) berasal dari pihak yang berelasi dengan Pemerintah. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat konsentrasi risiko kredit meskipun mayoritas piutang usaha berasal dari Pertamina karena piutang tersebut akan dibayar Pertamina dengan menanggung semua pengeluaran biaya operasi dan modal Perusahaan untuk tahun 2014 dan juga melalui mekanisme pembayaran dividen.

As of 31 December 2013, approximately 98% (2012: 96%) of the Company’s trade receivables represents receivables from related parties. Approximately 98% (2012: 99%) of those trade receivables from related parties are from Pertamina and its subsidiaries, and the remaining 2% (2012: 1%) is from Government related entities. Management believes that there is no concentration of credit risk despite the fact the majority of the trade receivables are from Pertamina since the receivables will be paid by Pertamina through the covering of all the operating and capital expenditures of the Company for 2014 as well as through the dividend payment mechanism.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) I. Faktor risiko keuangan (lanjutan) b. Risiko kredit (lanjutan)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) I. Financial risk factors (continued) b. Credit risk (continued)

Lebih lanjut, per 31 Desember 2013, sekitar 2% (2012: 4%) dari piutang usaha Perusahaan merupakan piutang pelanggan pihak ketiga yang telah bertransaksi dengan Perusahaan selama lebih dari dua tahun dan belum ada pengalaman atas gagal bayar. Tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui terhadap pelanggan-pelanggan ini.

Furthermore, as of 31 December 2013, approximately 2% (2012: 4%) of the Company’s trade receivables represents receivables from third party customers that have been dealing with the Company for more than two years and without any experience of payment default. No impairment loss has been recognised against these customers.

Piutang dari Pemerintah berasal dari DMO fees dan overlifting penjualan minyak dan gas yang dilakukan Pemerintah untuk tahun 2013 yang belum dibayar Pemerintah. Secara umum, DMO fee dan penyelesaian overlifting akan dilakukan oleh Pemerintah setelah diaudit oleh Auditor Pemerintah yang dilakukan setiap tahun.

Amounts due from the Government arise from 2013 DMO fees and overliftings of crude oil and gas by the Government which have not been paid by the Government. In general, DMO fees and overlifting settlement will be made by the Government after being audited by the Government Auditors, which audit will be conducted annually.

Pada tanggal 31 Desember 2013, lebih kurang 8% (2012: 21%) piutang lain-lain Perusahaan merupakan piutang dari pihak berelasi. Sisanya merupakan pembayaran yang dilakukan Perusahaan atas nama Mitra Usaha KBT/KSO kepada pihak lain.

As of 31 December 2013, approximately 8% (2012: 21%) of the Company’s other receivables represents receivables from related parties. The remainder represents prepayments made by the Company on behalf of TAC/OC Partners to other parties.

Provisi penurunan nilai telah dibuat atas piutang lain-lain untuk beberapa pelanggan yang telah mengindikasikan bahwa mereka tidak mengharapkan dapat membayar saldo piutang karena kesulitan ekonomi atau situasi lain.

Provision for impairment has been made for other receivables from several customers that have indicated that they are not expecting to be able to pay their outstanding balances, mainly due to economic difficulties and other circumstances.

Lihat Catatan 8 untuk informasi sehubungan dengan piutang lain-lain yang belum jatuh tempo dan tidak terjadi penurunan nilai dan telah lewat tetapi tidak terjadi penurunan nilai.

Refer to Note 8 for the information regarding not past due and unimpaired other receivables and also past due but not impaired receivables but not impaired.

c. Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Perusahaan mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek. Sebagian besar arus kas masuk Perusahaan bergantung pada dana dari Pertamina, dalam bentuk cash call. Manajemen Perusahaan secara rutin melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual dan melakukan koordinasi secara rutin atas pendanaan dengan Pertamina.

c. Liquidity risk Liquidity risk is defined as a risk that arises in situations where a company's cash flow indicates that the cash inflow from shortterm revenue is not enough to cover the cash outflow of short-term expenditure. Most of the Company’s cash inflow depends on funding in the form of cash calls from Pertamina. The Company’s management regularly monitors the projected and actual cash flows and regularly coordinates the funding arrangement with Pertamina.







c. Risiko likuiditas (lanjutan)

c. Liquidity risk (continued) The table below analyses the Company's financial liabilities at the reporting date into relevant maturity groupings based on the period remaining to the contractual maturity date. The amounts disclosed in the table are contractual undiscounted cash flows including estimated interest payments:

Tabel dibawah ini menggambarkan liabilitas keuangan Perusahaan pada tangal laporan keuangan berdasarkan jatuh temponya yang relevan berdasarkan periode sisa hingga tanggal jatuh tempo kontraktual. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel ini adalah nilai arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto termasuk estimasi pembayaran bunga: Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year

Lebih dari 5 tahun/ Later than 5 years

1-5 tahun/ 1-5 years

31 Desember 2013 Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang kepada Pemerintah Utang lain-lain Utang sewa pembiayaan Jumlah

31 December 2013 444,027

-

-

469,757 293,451 28,607 637

144,454 3,587

Accrued expenses 382,509 Amounts due to the Government Other payables Finance lease payables

1,236,479

148,041

382,509

31 Desember 2012 Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang kepada Pemerintah Utang lain-lain Utang sewa pembiayaan Jumlah

Trade payables

Total 31 December 2012

306,340

-

432,632 407,019 58,056 4,507

153,064 4,785

Accrued expenses 512,763 Amounts due to the Government Other payables Finance lease payables

1,208,554

157,849

512,763

d. Nilai wajar

-

Trade payables

Total

d. Fair value

Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Fair value is the amount for which an asset could be exchanged or liability settled between knowledgeable and willing parties in an arm's length transaction.

Nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya.

The carrying amount of financial assets and liabilities are approximate to their fair values.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) II. Manajemen risiko permodalan

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in thousand US Dollars, unless otherwise stated) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) II. Capital risk management In accordance with Pertamina’s policy, capital management and financing activities including dividend distributions are managed by Pertamina. The Company is not authorised to obtain any short-term or long-term borrowings. Therefore, the Company’s ability to obtain capital depends on Pertamina’s ability to obtain funding. In managing capital, Pertamina safeguards its ability to continue as a going concern as well as its subsidiaries and to maximise benefits to the shareholders and other stakeholders. Pertamina actively and regularly reviews and manages its capital as a group to ensure the optimal capital structure and return to the shareholders, taking into consideration the efficiency of capital use based on operating cash flow and capital expenditure and also consideration of future capital needs as a whole. As such, the Company’s ability to manage capital to maximise benefits to the shareholders and other stakeholders and to safeguards its ability to continue as a going concern is limited.

Sesuai dengan kebijakan Pertamina, kebijakan permodalan dan pendanaan Perusahaan sepenuhnya diatur oleh Pertamina. Perusahaan tidak diberikan otorisasi untuk melakukan pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu penerimaan modal Perusahaan sangat tergantung sepenuhnya dengan kemampuan Pertamina mendapatkan pendanaan. Dalam mengelola permodalannya, Pertamina senantiasa mempertahankan kelangsungan usahanya termasuk entitas anak serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Pertamina secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur modal dan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, serta mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Dengan demikian, kemampuan Perusahaan dalam mengelola permodalannya untuk memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya serta untuk senantiasa mempertahankan kelangsungan usaha sangat terbatas. 26. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANG MATERIAL a.

Sewa atas pemakaian Barang Milik Negara

26. SIGNIFICANT CONTRACTS, AND COMMITMENTS a.

AGREEMENTS

Lease involving State-Owned Assets

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 92/KMK.06/2008 tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan bahwa status aset eks Pertamina Lama yang tidak dimasukkan ke dalam Neraca Pembukaan Pertamina sesuai dengan SK Menteri Keuangan No. 23/KMK.06/2008, adalah Barang Milik Negara (“BMN”) dimana pengelolaan barang-barang tersebut dilakukan oleh Direktorat Jendral Kekayaan Negara.

Pursuant to Ministry of Finance Decree No. 92/KMK.06/2008 dated 2 May 2008, the status of assets previously owned by the former Pertamina Entity have not been recognised in the opening balance sheet of Pertamina as stipulated in Ministry of Finance Decision Letter No. 23/KMK.06/2008, represent State-Owned Assets (“SOA”), which control is exercised by the General Secretary of State Assets.

Pada tanggal 7 Oktober 2008, BPMIGAS (saat ini SKK MIGAS) menerbitkan surat kepada Menteri Keuangan yang menyarankan bahwa Perusahaan dapat menggunakan BMN secara bebas. Pada tanggal 14 Januari 2009, Menteri Keuangan menolak saran yang diberikan SKK MIGAS. Kementrian Keuangan, SKK MIGAS masih mendiskusikan hal ini dengan Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, belum terdapat resolusi sehubungan dengan hal ini.

On 7 October 2008, BPMIGAS (now SKK MIGAS) issued a letter to the Ministry of Finance suggesting that the Company uses SOA on a free basis. On 14 January 2009, the Ministry of Finance rejected SKK MIGAS’ suggestion. There is an on going discussion among SKK MIGAS, the Ministry of Finance and the Company. However there had been no resolution as at the date of these financial statements.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 26. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANG MATERIAL (lanjutan) a.

b.

Sewa atas pemakaian Barang Milik Negara (lanjutan)


26. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued) a.

Lease involving (continued)

State-Owned

Assets

Berdasarkan surat Menteri Keuangan cq. Direktur Jendral Kekayaan Negara (“DJKN”) No. S-23/MK.6/2009 tanggal 21 Januari 2009, Pemerintah menyetujui untuk menerapkan skema sewa atas aset eks Pertamina Lama senilai Rp16.226.357 juta.

In accordance with the Ministry of Finance Decision Letter cq. the General Secretary of State Property (“DJKN”) No. S-23/MK.6/2009 dated 21 January 2009 the Government agreed to a leasing arrangement involving Rp16,226,357 million of the assets previously owned by the former Pertamina Entity.

Berdasarkan risalah rapat tanggal 23 Januari 2009, yang dihadiri oleh Pertamina dan Menteri Keuangan cq. wakil DJKN, disetujui bahwa skema sewa berlaku untuk aset eks Pertamina Lama, kecuali untuk sumur dan tanah senilai Rp6.753.549 juta, dengan jumlah sewa untuk aset yang bersangkutan senilai Rp9.472.808 juta untuk jangka waktu 32 tahun.

Based on the minutes of a meeting dated 23 January 2009, which was attended by Pertamina and the Department of Finance cq. DJKN representatives, the leasing arrangement is applicable to assets previously owned by the former Pertamina Entity, excluding wells and land amounting to Rp6,753,549 million, resulting in a total lease amount of Rp9,472,808 million, for a period of 32 years.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina No. Kpts-023/C00000/2009-S0 tanggal 6 Maret 2009, ditetapkan tarif sewa aset KKS sementara menunggu ditetapkannya kontrak sewa secara resmi oleh Departemen Keuangan sebesar Rp9.472.808 juta untuk jangka waktu 32 tahun atau Rp296.025 juta per tahun. Pada tanggal laporan keuangan, kontrak sewa belum selesai dibuat.

In accordance with Pertamina’s President Director’s Decision Letter No. Kpts-023/C00000/2009-S0 dated 6 March 2009, the temporary leasing amount for Cooperation Contract assets of Rp9,472,808 million for the 32 years period, or Rp296,025 million per annum, is subject to a formal lease agreement with the Department of Finance. As at the date of these financial statements, the lease agreement had not been issued.

Dengan dialihkannya aktivitas KKS Pertamina ke Perusahaan, efektif mulai tanggal 17 September 2005 perjanjian sewa tersebut melibatkan Perusahaan.

With the transfer of Pertamina’s PPC activities to the Company, effective as at 17 September 2005, this lease arrangement involves the Company from that date.

Manajemen menyimpulkan bahwa perjanjian kontraktual sehubungan dengan BMN harus dicatat sebagai sewa pembiayaan.

Management has concluded that the contractual arrangement with respect to the BMN leasing arrangement should be accounted for as a finance lease.

Perjanjian Jual Beli Gas Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki komitmen untuk mengirimkan gas sebesar 2.019.657.656 MMBTU kepada beberapa pelanggan. Gas tersebut akan dikirimkan secara periodik dari tahun 2014 sampai 2028.

b. Gas Sales and Purchase Agreements As at 31 December 2013, the Company had various commitments to deliver gas amounting to 2,019,657,656 MMBTU to various buyers. The gas will be delivered periodically from 2014 until 2028.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 26. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANG MATERIAL (lanjutan) c.

d.

e.

Komitmen KKS


26. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued) c. Cooperation Contract Commitment

Sesuai dengan KKS, Perusahaan wajib mengembalikan minimum 10% dari wilayah kerja awal kepada Pemerintah melalui SKK MIGAS pada saat atau sebelum akhir tahun kontrak ke sepuluh sejak tanggal efektif KKS.

In accordance with the Cooperation Contract, the Company shall surrender a minimum 10% of the original Contract area to the Government through SKK MIGAS on or before the end of the tenth year from the effective date of the Cooperation Contract.

Perusahaan wajib membayar bonus kepada Pemerintah sejumlah AS$1.000 dalam 30 hari setelah produksi kumulatif minyak dan gas bumi mencapai 1.000 MMBOE sejak tanggal efektif KKS dan AS$1.500 dalam 30 hari setelah produksi kumulatif minyak dan gas bumi mencapai 1.500 MMBOE sejak tanggal efektif KKS.

The Company is required pay a bonus to the Government amounting to US$1,000 in 30 days after cumulative production of oil and gas reaches 1,000 MMBOE from the effective date of the Cooperation Contract and US$1,500 in 30 days after cumulative production of oil and gas reaches 1,500 MMBOE from the effective date of the Cooperation Contract.

Jumlah produksi kumulatif minyak dan gas bumi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 belum mencapai 1.000 MMBOE.

The Company’s cumulative production of oil and gas up to 31 December 2013 has not exceeded 1,000 MMBOE.

Perjanjian dengan PT Pertamina Gas

d. Agreement with PT Pertamina Gas

Pada tanggal 13 Oktober 2008, Perusahaan dan PT Pertamina Gas menandatangani Kesepakatan Bersama Pengangkutan Gas No. 023/PG0000/2008-S0. Dalam perjanjian ini disepakati bahwa PT Pertamina Gas akan menerima dan menyalurkan gas milik Perusahaan ke titik penyerahan di pelanggan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008. Perusahaan akan membayar toll fees berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh BPHMIGAS.

On 13 October 2008, the Company and PT Pertamina Gas signed Memorandum of Understanding for Transportation of Natural Gas No. 023/PG0000/2008-S0. In this agreement, PT Pertamina Gas agreed to receive and transport the Company’s natural gas to transfer points for customers starting from 1 January 2008. The Company will pay the toll fees based on BPHMIGAS’ gas transportation tariffs.

Perjanjian dengan PT Pertamina Drilling Service Indonesia

e. Agreement with PT Pertamina Drilling Service Indonesia

Pada tanggal 11 Agustus 2006, Pertamina dan Perusahaan menandatangani Kontrak Kerjasama Jasa Pemboran dan Rencana Kerja Pemboran dan Kerja Ulang Sumur PT Pertamina EP 854/EP0000/2007-S0 dan No. 944/C00000/2007-S0. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk mengenai kesepakatan pengalihan wewenang dari Pertamina kepada PT Pertamina Drilling Service Indonesia untuk melakukan kegiatan pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan seluruh aset pengeboran terhitung sejak 30 Oktober 2008.

On 11 August 2006, Pertamina and the Company signed a Memorandum of Understanding for Well Drilling Services and Workover of PT Pertamina EP No. 854/EP0000/2007-S0 and No. 944/C00000/2007-S0. This agreement has been amended several times, including the agreement for delegation of authorities from Pertamina to PT Pertamina Drilling Service Indonesia to perform the management, operation and maintenance of all drilling services assets effective from 30 October 2008.

Perubahan terakhir adalah perjanjian Amandemen dan Pernyataan Kembali pada tanggal 31 Desember 2013 yang berlaku 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 dengan nilai kontrak maksimal sebesar AS$188.789.

The latest amendment is the Amendment and Restatement agreement dated 31 December 2013 which is valid 1 January 2014 until 31 December 2014 with maximum contract value of US$188,789.


26. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANG MATERIAL (lanjutan) f.

Ikatan Kontraktual-Kontraktor dan Pemasok

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki ikatan kontrak dengan kontraktor dan pemasok untuk peralatan, material dan kontrak jasa dengan total kontrak sebesar AS$1.546.378 Jangka waktu perjanjian berakhir pada 2013 sampai 2018. g.

Ikatan Pembelian Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai pesanan barang dan jasa yang belum diterima sebesar AS$20.059.188 dan Rp129.951 juta.

27. LIABILITAS KONTINJENSI


26. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued) f.

Contractual and Suppliers

Commitments-Contractors

As at 31 December 2013, the Company had commitments with suppliers and contractors for equipment, materials and contract services with total contract value of US$1,546,378. The contracts expire in 2013 up to 2018.

g. Expenditure Commitment As at 31 December 2013, the Company has outstanding purchase orders and service orders amounting to USS$20,059,188 and Rp129,951 million. 27. CONTINGENT LIABILITIES

Berdasarkan ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi Pertamina No. Kpts-042/C00000/2005 tanggal 21 September 2005, ditetapkan bahwa seluruh hak dan kewajiban Pertamina sehubungan dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi yang sebelumnya diselenggarakan oleh Pertamina dialihkan ke Perusahaan. Sebagai konsekuensi, liabilitas hukum Pertamina sehubungan dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi sebelum 21 September 2005 dialihkan ke Perusahaan.

Based on Decision Letter of Director of Pertamina No. Kpts-042/C00000/2005 dated 21 September 2005, all rights and obligations of Pertamina in relation to upstream oil and gas operations previously conducted by Pertamina were assumed by the Company. As a consequence, Pertamina’s legal liability relating to upstream oil and gas operations prior to 21 September 2005 was also assigned to the Company.

Perusahaan dari waktu ke waktu terlibat dalam berbagai tuntutan hukum yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis Perusahaan. Perusahaan berkeyakinan bahwa keputusan yang tidak menguntungkan sehubungan dengan tuntutan hukum yang sedang berjalan, atau keharusan untuk membayar sejumlah ganti rugi dari tuntutan hukum tersebut, tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi secara material.

From time to time, the Company has been involved in various legal proceedings as a normal consequence of the Company’s business. The Company is of the opinion that adverse decisions in any pending or threatened proceeding, or that any amounts it may be required to pay by reason thereof will not have a materially adverse effect on its financial condition or the results of its operations.

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan terlibat dalam beberapa kasus hukum yang signifikan di bawah ini termasuk kasus hukum yang merupakan pengalihan dari Pertamina:

As at 31 December 2013, the Company is involved in the following significant legal cases including cases arising as a result of the above noted assignment of obligations by Pertamina:

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 27. LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)


27. CONTINGENT LIABILITIES (continued)

PT Lirik Petroleum

PT Lirik Petroleum

Pertamina dan Perusahaan sebagai tergugat dalam kasus gugatan yang diajukan PT Lirik Petroleum (“Lirik”) terkait sengketa dalam pelaksanaan kontrak Enhanced Oil Recovery (“EOR”) untuk blok minyak dan gas yang berlokasi di Pulai Utara dan Pulai Selatan, Propinsi Riau. Pada tanggal 17 Mei 2006, Lirik mengajukan permohonannya ke International Chamber of Commerce (“ICC”), dengan alasan telah terjadi pelanggaran kontrak EOR karena Pertamina menolak permohonan Lirik untuk menyatakan status komersial pada blok minyak dan gas tersebut. Persidangan dilakukan di Jakarta, Indonesia dan sesuai dengan keputusan Majelis Arbitrase No. 14387/JB/JEM tanggal 27 Februari 2009 (“Putusan Arbitrase”), tergugat berkewajiban untuk membayar ganti rugi sebesar AS$34.495 dan bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal Putusan Arbitrase sampai tanggal pembayaran. Pertamina telah membentuk provisi kerugian atas gugatan tersebut pada laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Karena Pertamina merupakan pihak yang akan membayar kompensasi, jika ada, maka tidak ada provisi atas gugatan yang diakui di dalam laporan keuangan Perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Pertamina and the Company are defendants in a legal suit instituted by PT Lirik Petroleum (“Lirik”) in relation to a dispute during the execution of Enhanced Oil Recovery (“EOR”) to operate oil and gas blocks located in North Pulai and South Pulai, Riau Province. On 17 May 2006 Lirik filed the arbitration claim to the International Chamber of Commerce (“ICC”) on the basis that there was a violation of provisions under the EOR contract, since Pertamina had rejected Lirik’s request to get the commerciality for the entire oil and gas blocks. The proceeding was held, in Jakarta, Indonesia and pursuant to the Tribunal Award No. 14387/JB/JEM dated 27 February 2009 (the “Arbitral Award”) the defendants are obliged to pay compensation of US$34,495 and interest at the rate of 6% per annum from the date of registration of the Arbitral Award until the date of payment. Pertamina has recognised a provision for this compensation in its financial statements as at 31 December 2013 and 2012. Since Pertamina is the party which will pay the compensation, if any, no provision has been recognised in the Company’s 31 December 2013 and 2012 financial statements in relation to this matter.

Pada tanggal 11 Mei 2009, Pertamina dan Perusahaan mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memohon pembatalan Putusan Arbitrase. Pada tanggal 3 September 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menolak permohonan Pertamina dan Perusahaan. Pada tanggal 28 September 2009, Pertamina dan Perusahaan mengajukan permohonan kasasi terkait dengan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada Mahkamah Agung. Pada tanggal 9 Juni 2010 Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi Pertamina dan Perusahaan.

On 11 May 2009, Pertamina and the Company filed a request to the Central Jakarta District Court requesting the annulment of the Arbitral Award. On 3 September 2009 the Central Jakarta District Court rejected Pertamina and the Company’s request. On 28 September 2009 Pertamina and the Company lodged an appeal in relation to the Central Jakarta District Court’s Decision to the Supreme Court. On 9 June 2010 the Supreme Court rejected Pertamina and the Company’s appeal.

Pada tanggal 20 Desember 2010, Pertamina dan Perusahaan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (“PK”) ke Mahkamah Agung. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 56 PK/PDT. SUS.2011 tanggal 23 Agustus 2011 permohonan PK tersebut telah ditolak oleh Mahkamah Agung.

As at 20 December 2010, Pertamina and the Company filed a petition request to the Supreme Court for a Judicial Review. Based on the Supreme Court decision No. 56 PK/PDT. SUS.2011 on 23 August 2011 the petition was rejected by the Supreme Court.




Gugatan perlawanan eksekusi atas putusan perkara PT Lirik Petroleum

An appeal of refusing the execution of ICC’S decision regarding PT Lirik Petroleum

Pada tanggal 16 Nopember 2009, dimulai upaya hukum gugatan perlawanan eksekusi (partij verzet) Putusan Arbitrasi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 15 April 2010 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang menolak perlawanan Pertamina dan Perusahaan. Atas putusan tersebut Pertamina dan Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 5 April 2011, keluar putusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta dan diputus menang. Dengan demikian Putusan Arbitrase tidak dapat dieksekusi (non-executable).

As at 16 November 2009, Pertamina and the Company filed a lawsuit refusing the execution (partij verzet) of the Arbitral Award to the Central Jakarta District Court. On 15 April 2010 the Central Jakarta District Court rejected Pertamina and the Company’s lawsuit. Based on this verdict, Pertamina and the Company lodged an appeal to the Jakarta High Court. On 5 April 2011, the Jakarta High Court issued a verdict that annulled the Central Jakarta District Court’s verdict, and thus the Arbitral Award’s verdict is nonexecutable.

Berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut, Lirik menyatakan kasasi dan menyerahkan memori kasasi. Atas dasar hal tersebut, Pertamina dan Perusahaan mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 12 Oktober 2011. Selanjutnya Mahkamah Agung melalui Putusan No. 144 K/Pdt/2012 tanggal 24 Mei 2012 yang pada intinya menolak Permohonan Kasasi dari Perusahaan. Perusahaan telah menyampaikan Permohonan Peninjauan Kembali atas putusan Kasasi tersebut pada tanggal 24 Juni 2013. Pengadilan tinggi Jakarta mengeluarkan keputusan yang memihak Pertamina dan Perusahaan berdasarkan keputusan No. 04/PDT/2011/PT.DKI tanggal 14 Juli 2011, dikarenakan ada kesalahan dalam proses arbitrase.

Based on the Jakarta High Court’s verdict, Lirik lodged an appeal and submitted a memorandum appeal. Pertamina and the Company filed a counter memorandum appeal on the date of 12 October 2011. Jakarta High Court’s rejected the Company’s appeal on the Supreme Court decision No. 144 K/Pdt/2012 on 24 May 2012. The Company filed a Judicial Review application against the decision of an appeal on 24 June 2013. The Jakarta High Court issued a decision in favour of Pertamina and the Company on 14 July 2011 No. 04/PDT/2011/PT.DKI, because there was a tort in the arbitration process.

Pertamina dan Perusahaan mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Lirik, ICC, Majelis Arbitrase dan Kuasa Majelis dan Kuasa Hukum Lirik ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 10 Agustus 2009. Pada tanggal 19 Agustus 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memutus untuk menolak gugatan Pertamina dan Perusahaan. Atas putusan tersebut, Pertamina dan Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 14 Juli 2011 keluar putusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta No. 04/PDT/2011/PT.DKI yang memenangkan Pertamina dan Perusahaan karena terdapat unsur perbuatan melawan hukum dalam proses arbitrase.

Pertamina and the Company lodged a tort lawsuit against Lirik, ICC, Arbitral Tribunal, and Lirik‘s lawyer to the South Jakarta District Court on 10 August 2009. On 19 August 2010, the South Jakarta District Court rejected Pertamina and the Company’s civil lawsuit. Based on this decision, Pertamina and the Company submitted an appeal to the Jakarta High Court. On 14 July 2011 the High Court issued a verdict No. 04/PDT/2011/PT.DKI that annulled the South Jakarta District Court’s verdict in favour of Pertamina and the Company because there was a tort in the arbitration process.




PT Lirik Petroleum (lanjutan)

PT Lirik Petroleum (continued)

Gugatan perlawanan eksekusi atas putusan perkara PT Lirik Petroleum (lanjutan)

An appeal of refusing the execution of ICC’S decision regarding PT Lirik Petroleum (continued)

Selanjutnya, atas Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut, baik Lirik maupun Perusahaan menyatakan kasasi dan menyerahkan memori kasasi. Perusahaan pada tanggal 16 Agustus 2011 menyatakan kasasi dan diikuti dengan penyerahan memori kasasi pada tanggal 24 Agustus 2011. Sedangkan Pertamina menyampaikan kontra memori kasasi, baik terhadap memori kasasi Perusahaan maupun memori kasasi Lirik pada tanggal 18 Oktober 2011. Berdasarkan Amar Putusan Mahkamah Agung Nomor 203 K/PDT/2012 tanggal 29 Juni 2012, Mahkamah Agung mengabulkan permohonan Kasasi yang diajukan oleh Lirik. Perusahaan telah menyampaikan permohonan Peninjauan Kembali atas putusan Kasasi tersebut pada tanggal 24 Juni 2013.

Based on the Jakarta High Court’s verdict, either Lirik and the Company lodged an appeal and submitted a memorandum appeal. The Company filed the appeal on 16 August 2011 and submitted the memorandum of appeal on 24 August 2011. Pertamina submitted a contra memorandum of appeal to both the Company’s and Lirik’s memorandum of appeal on 18 October 2011. Lirik’s appeal was granted by Supreme Court. By Amar Supreme Court No. 203 K/PDT/2012 on 29 June 2012, the Supreme Court granted the petition filed by Lirik. The Company flled a Judicial Review application against the decision on 24 June 2013.

Gugatan Hukum Oleh Huseng alias Aseng bin Tjoa Tji Teng

Legal Claim by Huseng a.k.a Aseng bin Tjoa Tji Teng

Pada tanggal 14 Juni 2010, gugatan hukum diajukan oleh Huseng alias Aseng bin Tjoa Tji Teng terhadap Pertamina dan Perusahaan melalui Pengadilan Negeri Jambi sehubungan dengan Sengketa Pertanahan di Lokasi Sumur KAS-68. Penggugat meminta Perusahaan membayar ganti rugi sebesar Rp72.576 juta. Pada tanggal 29 Maret 2011, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jambi memutuskan untuk menolak gugatan tersebut. Selanjutnya, terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jambi tersebut, telah diajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Jambi. Pada tanggal 13 Oktober 2011 Pengadilan Tinggi Jambi menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jambi dengan memenangkan Pertamina dan Perusahaan.

On 14 June 2010, a lawsuit was submitted by Huseng a.k.a Aseng bin Tjoa Tji Teng against Pertamina and the Company to the Jambi District Court in relation to a land dispute of well location KAS-68. The plaintiff is claiming compensation of Rp72,576 million. On 29 March 2011, The Jambi District Court issued a verdict which states the rejection of plaintiff‘s lawsuit. Furthermore, based on such verdict, an appeal had been submitted to Jambi High Court. On 13 October 2011, the Jambi High Court corroborated the Jambi District Court’s verdicts which reject the plaintiff’s lawsuit.

Atas putusan Pengadilan Tinggi Jambi tersebut, telah diajukan upaya hukum kasasi dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini masih belum diperoleh keputusan Mahkamah Agung atas perkara ini.

Based on such The Jambi High Court’s verdict, an appeal to the Supreme Court has been filed and as at the date of these financial statements, the Company has not received the decision letter from the Supreme Court about this matter.




Gugatan Hukum Oleh Huseng alias Aseng bin Tjoa Tji Teng (lanjutan)

Legal Claim by Huseng a.k.a Aseng bin Tjoa Tji Teng (continued)

Pada tanggal 26 Juli 2011, gugatan hukum yang kedua diajukan oleh Huseng alias Aseng bin Tjoa Tji Teng terhadap Pertamina dan Perusahaan melalui Pengadilan Negeri Jambi dalam perkara No. 78/PDT.G/2010/PN.JBI Penggugat meminta Perusahaan untuk menghentikan kegiatan operasi di lokasi sumur KAS-68. Penggugat meminta Perusahaan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp85.000 juta. Pada tanggal 20 April 2012, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jambi memutuskan memenangkan penggugat. Atas Putusan Pengadilan Negeri Jambi tersebut, telah diajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Jambi. Pada tanggal 10 Januari 2013 Pengadilan Tinggi Jambi mengeluarkan putusan dan menolak banding Pertamina dan Perusahaan. Atas putusan Pengadilan Tinggi Jambi tersebut, Pertamina dan Perusahaan telah mengajukan upaya hukum kasasi. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini masih belum diperoleh keputusan Mahkamah Agung atas perkara ini.

On 26 July 2011, a second lawsuit was submitted by Huseng a.k.a Aseng bin Tjoa Tji Teng against Pertamina and the Company to the Jambi District Court in lawsuit No.78/PDT.G/2011/PN.JBI. The plaintiff claim the Company terminated the operational activities at well location KAS-68. The plaintiff is claiming compensation of Rp85,000 million. On 20 April 2012, The Jambi District Court issued a decision in favor of the plaintiff. Furthermore, as a result of the Jambi District Court’s decision, an appeal to the Jambi High Court was filed. On 10 January 2013, the Jambi High Court issued a verdict and rejected Pertamina and the Company’s appeal. Further, based on such verdict, Pertamina and the Company lodged an appeal to the Supreme Court. As at the date of these financial statements, the Company has not received a decision letter from the Supreme Court about this matter.

Manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki posisi yang kuat terhadap tuntutan yang ada, oleh karena itu tidak ada provisi atas gugatan tersebut yang diakui di dalam laporan keuangan Perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Management believes that the Company has a strong position in this case, and accordingly no provision has been recognised in the Company’s 31 December 2013 and 2012 financial statements in relation to this matter.

28. AUDIT PEMERINTAH

28. GOVERNMENT AUDIT

Kebijakan akuntansi yang ditetapkan dalam KKS menjadi subjek interpretasi oleh SKK MIGAS dan Pemerintah. Setiap tahun, pembukuan secara akuntansi dan laporan keuangan Perusahaan menjadi subjek audit oleh SKK MIGAS dan/atau Pemerintah. Klaim - klaim yang timbul dari audit oleh SKK MIGAS dan Pemerintah akan disetujui oleh manajemen Perusahaan dan dicatat dalam pembukuan secara akuntansi atau didiskusikan lebih lanjut dengan SKK MIGAS dan/atau Pemerintah. Penyelesaian atas klaim-klaim yang didiskusikan tersebut memerlukan proses negosiasi yang cukup lama.

The accounting policies specified in the Cooperation Contract are subject to interpretation by SKK MIGAS and the Government. The accounting records and reports of the Company are subjected to an audit by SKK MIGAS and/or the Government on an annual basis. Claims arising from these audits are either agreed upon by the management of the Company and recorded in its accounting records or discussed with SKK MIGAS and/or the Government. Resolution of the discussed claims may require a lengthy negotiation process.

Perusahaan sedang diaudit bersama-sama oleh SKK MIGAS, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (“BPKP”), dan DJP untuk tahun buku 2011 dan 2012. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, Perusahaan belum menerima hasil audit bersama tersebut.

The Company is being audited jointly by SKK MIGAS, Finance and Development Supervisory Board (“BPKP”) and the DGT for financial years 2011 and 2012. As of the date of this financial statements, the Company has not received the result of this joint-audit.

PT PERTAMINA EP Lampiran 5/73 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) 29. PENGKLASIFIKASIAN LAPORAN KEUANGAN


29. RECLASIFICATION STATEMENTS

OF

FINANCIAL

Angka komparatif pada laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Certain comparative figures in the financial statements for the year ended 31 December 2012 have been reclassified to conform to the basis on which the financial statements for the year ended 31 December 2013 have been presented.

Pada tahun 2013, Perusahaan telah mengklasifikasikan dana yang dideposito khusus untuk biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset sebesar AS$76.281 yang mana sebelumnya dicatat sebagai pengurang provisi biaya pembongkaran dan restorasi lokasi aset sebagai dana yang dibatasi penggunaanya untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Perusahaan tidak menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal karena Perusahaan berpendapat bahwa jumlah tersebut tidak berdampak material terhadap total aset dan liabilitas yang disajikan pada tanggal 1 Januari 2012. Jika Perusahaan menyajikan laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012, maka dana yang dibatasi penggunaanya akan direklasifikasi sebesar AS$66.656. Tidak ada perubahaan lainnya yang diharuskan atas laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012.

In 2013, the Company has reclassified funds deposited specific for abandonment and site restoration amounting to US$76,281 which were previously presented as a deduction to provision for decommissioning and site restoration as restricted cash for financial year ended 31 December 2012. The Company does not present the additional statement of financial position at the beginning of the earliest comparative period because the Company believes the amount does not have any material impact to total assets and liabilities presented as at 1 January 2012. If the Company were to present the statement of financial position as at 1 January 2012, the restricted cash of US$66,656 would have been reclassified as restricted cash. No other changes to the statement of financial position as at 1 January 2012 are required.

Sebagai tambahan, pada tahun 2013 Perusahaan juga telah mengklasifikasikan piutang lain-lain dengan pihak berelasi PT Pertamina (Persero) menjadi piutang usaha berdasarkan jenis transaksi. Perusahaan tidak menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal karena Perusahaan berpendapat bahwa jumlah tersebut tidak berdampak terhadap jumlah aset lancar. Pengklasifikasian tersebut merupakan penyesuaian atas dua akun yang terdapat dalam aset lancar. Jika Perusahaan menyajikan laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012, posisi piutang lain-lain sebesar AS$663.071 akan diklasifikasikan sebagai piutang usaha. Tidak ada perubahan lainnya yang diharuskan atas laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012.

In addition to the above, in 2013 the Company has also reclassified other receivables from related party - PT Pertamina (Persero) to trade receivables due to the nature of the transaction. The Company does not present the additional statement of financial position at the beginning of the earliest comparative period because there will be no impact on the total current assets. It is an adjustment to reclassify two current asset accounts. If the Company were to present the statement of financial position as at 1 January 2012, the other receivable of US$663,071 would have been reclassified as trade receivables. No other changes to the statement of financial position as at 1 January 2012 are required.

30. OTORISASI LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan Perusahaan telah disahkan dan diotorisasi penerbitannya sesuai dengan resolusi Direksi PT Pertamina EP tanggal 10 Februari 2014.

30. AUTHORISATION OF FINANCIAL STATEMENTS The Company’s financial statements were approved and authorised for issue in accordance with a resolution of the Board of Directors of PT Pertamina EP on 10 February 2014.

PEOPLE, PROCESS, TECHNOLOGY AND ENVIRONMENT

Recommend Documents