PENYUSUNAN MODUL PENDIDIKAN KONSERVASI TUMBUHAN OBAT UNTUK SISWA SDN GUNUNG LEUTIK, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
RIA INDRIATI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN Ria Indriati. E34070099. Penyusunan Modul Pendidikan Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa SDN Gunung Leutik Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS
Pengetahuan tentang tumbuhan obat di kalangan masyarakat sebaiknya perlu diwariskan kepada anak-anak sejak dini baik melalui pendidikan formal maupun informal,
dengan
harapan
adanya
pemanfaatan
tumbuhan
obat
secara
berkelanjutan. Strategi yang dapat dilakukan agar pendidikan konservasi tumbuhan obat dapat dirasakan anak-anak adalah melalui penelitian tentang penyusunan modul pendidikan konservasi tumbuhan obat untuk siswa sekolah dasar. Tujuannya adalah menyusun dan menguji modul pendidikan konservasi tumbuhan
obat
yang
efektif
untuk
mengembangkan
pengetahuan
dan
menumbuhkan sikap konservasi tumbuhan obat pada siswa sekolah dasar. Modul yang telah disusun ditransfer kepada guru kemudian guru mentransfer kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Modul tersebut mengandung stimulus alamiah, manfaat dan rela selain itu dilakukan praktek menanam dan berkunjung ke rumah TOGA. Uji statistik yang digunakan adalah statistika non parametrik dan untuk mengetahui signifikasi perubahan pengetahuan dan sikap siswa maka digunakan hipotesis Mc.Nemar dengan bantuan program SPSS 13 (trailer version). Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada pengetahuan siswa dari perlakuan yang diberikan baik melalui modul, praktek menanam di lapangan maupun berkunjung ke rumah TOGA. Perlakuan yang diberikan cukup efektif dan memberikan stimulus alamiah, manfaat serta rela terhadap tumbuhan obat sehingga pengetahuan siswa bertambah, dan sikap positif terhadap nilai-nilai kebaikan tumbuhan obat semakin lebih baik.
Kata kunci
: Tumbuhan obat, modul, pendidikan, siswa, pengetahuan, sikap, stimulus AMAR (alamiah, manfaat, rela)
SUMMARY Ria Indriati. E34070099. Preparation of Educational Modules on Medicinal Plants Conservation’s for Students of Elementary School, Gunung Leutik, Ciampea District, Bogor Regency. Under supervision of Ervizal A.M. Zuhud and Diah K. Pranadji.
Knowledge of medicinal plants among the community should be inherited to children earlier, both through formal and informal education, in order to ensure that the utilization of medicinal plants can be preserved in a sustainable manner. Strategies that can be done for medicinal plant conservation education that can be accepted by the children could be proposed through the research about the preparation of educational modules on medicinal plants conservation’s for primary school students. The goal is to develop and test educational modules that effective conservation of medicinal plants to develop their knowledge and cultivate medicinal plants on conservation attitudes of primary school students. Modules that have been compiled were transferred to the teachers, and then transferred to the students through the learning process. The module contains natural, benefits and willingness stimulus; it also completed by cultivation practice and visit to the house TOGA. Used statistical test was non-parametric statistics and to determine the significance of changes in knowledge and attitudes of the students. Thus the Mc. Nemar hypothesis was used with SPSS 13 (trailer version). The results showed that there was a significant change in student’s knowledge which received the treatment, either through the module, the field cultivation practice and the house TOGA visiting. The treatment are arranged quite effective and provides natural, benefits and willingness stimulus for medicinal plants that could increase students' knowledge and improve the positive attitudes toward the virtues of medicinal plants.
Key words: Medicinal plants, modules, education, students, knowledge, attitudes, AMAR stimulus (natural, benefits, willingness)
PENYUSUNAN MODUL PENDIDIKAN KONSERVASI TUMBUHAN OBAT UNTUK SISWA SDN GUNUNG LEUTIK, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
RIA INDRIATI
Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Skripsi : Penyusunan Modul Pendidikan Konservasi Tumbuhan Obat untuk
Siswa SDN Gunung Leutik, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor Nama
: Ria Indriati
NRP
: E34070099
Menyetujui : Dosen Pembimbing 1,
Dosen Pembimbing 2,
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS.
Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS.
NIP. 19590618 19853 1 003
NIP. 196010071 198503 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003
Tanggal lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga untuk Siswa SDN Gunung Leutik Ciampea Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Ria Indriati E34070099
KATA PENGANTAR
Sebagai hamba yang senantiasa mengharapkan cinta dan RidhoNYA marilah sejenak mengungkapkan rasa syukur yang tiada terhingga karena berkat rahmat dan karuniaNYA, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penyusunan Modul Pendidikan Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa SDN Gunung Leutik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Salawat beriring salam kehadirat Rasulullah SAW, pemimpin umat yang membangun umat dengan sukses dialah tokoh ideal urutan pertama di dunia, semoga kita bisa meneladaninya dalam membangun generasi muda yang cerdas dalam rangka mendukung membangun bangsa dan negara di masa yang akan datang. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Evizal A.M. Zuhud, MS sebagai pembimbing 1 dan Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS sebagai pembimbing 2, atas motivasi selama ini, bimbingan, masukan dan arahan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik, semoga amal dan kebaikan dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2011
Ria Indriati E34070099
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat, 17 Februari 1988 sebagai anak pertama dari pasangan Suta (Alm.) dan Kesli. Penulis memulai pendidikan formal di SDN Setia Budi Kalijati Subang 1995-2001, dilanjutkan SLTPN 4 Karimun pada tahun 2001-2004, dan SMAN 4 Karimun pada tahun 2004-2007. Selanjutnya penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Umum Daerah (BUD) Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Pada tahun kedua penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan Lembaga Dakwah Kampus Al-Huriyyah, Departemen Lembaga Pengajaran AL-Qur’an (LPQ) pada tahun 2008-2009, Dewan Kerja Mushola (DKM) Ibaddurahman pada tahun 2009-2010, Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai anggota kelompok pemerhati flora dan ekowisata (KPF&KPE). Selama perkuliahan di IPB, penulis pernah menjadi asisten PAI selama dua semester pada tahun 2010, telah mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Pangandaran – Gunung Sawal, Jawa Barat; Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat; serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Baluran, Wonerejo Jawa Timur. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul Penyusunan Modul Pendidikan Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa SDN Gunung Leutik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dibawah bimbingan Prof. Dr .Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS.
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Ervizal Amzu Zuhud MS, dan Dr. Ir. Diah K. Pranadji MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi terbaik selama penyusunan tugas akhir. 2. Dr. Ir. Achmad, MS sebagai dosen penguji yang telah memberikan arahan, motivasi serta pesan yang sangat bermanfaat. 3. Ir. Edhi Sandra sebagai ketua sidang dan Resti Meilani S.Hut M.Si selaku moderator di seminar penelitian 4. Kepala Sekolah, Ibu Nita, Ibu Sari serta bapak ibu guru SDN Gunung Leutik atas keizinan dan bantuannya selama berlangsungnya penelitian 5. Dosen Fakultas Kehutanan khususnya dosen KSHE terima kasih atas ilmu yang diberikan 6. Bapak dan Ibu TU Departemen KSHE yang selama ini banyak membantu administrasi pendidikan 7. Kedua orang tua, Riga Indrawati, Rika Azahra R adik tercinta serta keluarga yang merupakan harta berharga bagi penulis 8. Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberikan bantuan beasiswa S1 dan dukungan serta motivasi selama ini 9. Rafina, Age, Dhiba, Qurota Aini, Rosy, Pita, Retno, Tia, Atin, Tina, Neneng, Nida, Dede, Syafitri Hidayati S.hut, Dewi R S.Hut, Rai Sita S.KPm, Nurizatil H S.Hut, Fahmi H S.Hut, Oktama Forestian, Hafizh, Kindy, Bayu, Agus, Windu, Anas, Arif, Ahmad, Marwa, Rona, Oman dan juga sahabat terbaik KOAK 44 yang solid, Keluarga Fahutan dan keluarga tercinta Al-Iffah, serta sahabat penulis lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan motivasi kepada penulis selama ini. Bogor, Agustus 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Tujuan .......................................................................................
2
1.3 Manfaat .....................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat ........................................................................
4
2.2 Peranan anak dan guru dalam pendidikan ................................
6
2.3 Perkembangan anak ..................................................................
8
2.4 “Tri-stimulus AMAR (Alamiah,Manfaat, Rela), konservasi ....
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ................................................................
11
3.2 Waktu dan Tempat....................................................................
13
3.3 Alat dan Bahan .........................................................................
13
3.4 Sampel penelitian ......................................................................
13
3.5 Metode Penelitian .....................................................................
13
3.5.1 Studi Pustaka ...................................................................
15
3.5.2 Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa dan Guru di Gunung Leutik ................................
15
3.5.3 Penggunaan Modul dan Pendampingan Guru dalam Memberikan Pemahaman Tumbuhan Obat ..................
15
3.5.4 Wawancara ......................................................................
17
3.6 Pengelohan dan Analisis Data ..................................................
17
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi...............................................................
18
4.1.1 Letak dan Luasan Desa .....................................................
18
4.1.2 Tofografi Iklim dan Tanah ...............................................
18
4.1.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi .........................
18
4.1.4 Letak dan Luas Sekolah ....................................................
18
4.1.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah ............................
19
4.1.6 Kondisi Demografi Siswa dan Guru .................................
19
4.2 Proses Belajar Mengajar ...........................................................
20
4.3 Karakteristik Siswa dan Sosial Keluarga ..................................
23
4.3.1 Karakteristik siswa ..........................................................
23
4.3.2 Sosial Ekonomi Keluarga ................................................
24
4.4 Pengetahuan Siswa berdasarkan stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat, Rela) dengan bantuan modul panduan untuk siswa ...
26
4.4.1 Pengetahuan tentang Stimulus Alamiah Tumbuhan Obat
26
4.4.2 Pengetahuan tentang Stimulus Manfaat Tumbuhan Obat
29
4.4.3 Pengetahuan dan sikap tentang Stimulus Rela Tumbuhan Obat ..................................................................................
35
4.5 Proses Penyempurnaan Modul ................................................
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .............................................................................
44
5.2 Saran ........................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
45
LAMPIRAN ....................................................................................................
47
iii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Potensi tumbuhan obat di Kampung Gunung Leutik berdasarkan manfaat (Zuhud 2010) .............................................................................................
5
2. Jenis kegiatan dan aspek yang akan dikaji, sumber data dan metode yang digunakan dalam penelitian ........................................................................
13
3. Sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas .................
19
4. Sebaran guru dan pegawai berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan .........................................................................................................
20
5. Sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin .................................................
23
6. Sebaran siswa berdasarkan kelas umur .....................................................
24
7. Sebaran orangtua siswa berdasarkan kelas umur .....................................
24
8. Sebaran orangtua siswa berdasarkan pendidikan .....................................
25
9. Sebaran orangtua siswa berdasarkan pekerjaan ........................................
25
10. Kepemilikan kebun dan pekarangan rumah orangtua siswa .....................
26
11. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang cara menanam tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan .................................
27
12. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan siswa tentang konservasi tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan .............................
29
13. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tumbuhan obat dan konservasi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan...............................................
30
14. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan siswa tentang jenis tumbuhan obat berdasarkan khasiatnya sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
31
15. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan manfaat 15 jenis tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan .......................................
33
16. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang manfaat tumbuhan obat dari berbagai sudut pandang sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
34
17. Sebaran siswa berdasarkan pernyataan stimulus rela sebelum dan sesudah diberikan perlakuan ................................................................................... 36
iv
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1.Diagram alir kerangka berpikir Tri-Stimulus AMAR pro-konservasi “ stimulus sikap, dan prilaku aksi konservasi TOGA .................................. 12 2. Alur penggunaan modul ............................................................................... 16 3. (a) Persiapan menanam ................................................................................ 22 (b) Mencangkul tanah .................................................................................. 22 (c) Pengolahan tanah .................................................................................... 22 (d) Penanaman di pot ................................................................................... 22 (e) Penanaman di kebun sekolah .................................................................. 22 (f) Penamaan nama ilmiah ........................................................................... 22 4. (a) Mendengarkan penjelasan tumbuhan obat di rumah TOGA .................. 22 (b) Demo membuat teh rosella di rumah TOGA ......................................... 22
v
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Modul untuk siswa SD…………………………………………….
48
2. Modul untuk guru SD……………………………………………..
78
3. Daftar responden siswa kelas 5 SD……………………………….
111
4. Kepemilikan pekarangan dan kebun……………………………..
113
5. Hasil uji statistik pada variabel-variabel penelitian………………
115
vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tumbuhan obat sangat berguna bagi perawatan kesehatan di era globalisasi.Menurut Cordell (2009), hampir dua puluh tahun terakhir WHO menyebutkan bahwa 80 persen populasi di negara majubergantung pada tumbuhan untuk perawatan kesehatan dasar. Seiring dengan kembalinya masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature),tumbuhan obat menjadi sumber daya pokok untuk menyediakan obat.Sebagai contoh negara di Afrika merupakan salah satu negarayang peduli terhadap pemanfaatan berkelanjutan tumbuhan obat sehingga berhasil mencatat empat poin penting tentang konservasi yaitu, diantaranyamengidentifikasi tumbuhan obat yang terancam punah, melestarikan pengetahuan untuk mempertahankan keanekaragaman tumbuhan obat, menyebarkan bibit tumbuhan obat di tingkat lokal dan mempromosikan akan pentingnya tumbuhan obat sebagai dasar yang kuat untuk
pengembangan
sumberdaya lokal. Bukan hanya di tingkat Internasional saja tumbuhan obat ini menjadi dasar yang penting untuk kesehatan dan terjamin keberadaannya, tetapi di tingkat nasional
pun
menjadi
fokus.Untuk
mendukung
keanekaragaman hayati, Indonesia telah mengesahkan
komitmen
konservasi
UU No.5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Undang-undang ini meliputi kebijakan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar, salah satunya adalah budidayatumbuhan obat yaitu pada bab 8 pasal 36 butir 1(g). Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab bersama untuk mengelola sumberdaya alam secara lestari agar pemanfaatan berkelanjutan bisa terwujud secara berkelanjutan. Tumbuhan obat tradisional sejak zaman dahulu memiliki peranan penting dalam menjaga, memelihara kesehatan, dan mengobati masyarakat secara mandiri. Dalam rangka mengembalikan pola pikir dan kebiasaaan masyarakat untuk back to nature dan menanamkan nilai-nilai konservasi tumbuhan obat, telah banyak usaha yang dilakukan para pakar konservasi dan stakeholder lainnya dalam membuat program pengembangan kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) di tingkat lokal. Program ini dibuat untuk meningkatkan
2
kemandirian masyarakat dibidang kesehatan, membuka lapangan pekerjaan serta menambah pendapatan masyarakat sekaligus konservasi tumbuhan obat (Zuhud 2010). Pengetahuan tentang tumbuhan obat sebaiknya perlu diwariskan kepada anak-anak yang merupakan cikal bakal generasi penerus sehingga mendapatkan nilai dan informasi yang ada di masyarakat saat ini untuk membangun suatu sikap. Langkah terbaik dalam membangun sikap konservasi tumbuhan obat secara berkelanjutan di lingkungan masyarakat adalah dengan menyelenggarakan pendidikan sumber daya manusia sedini mungkin sejak masa kanak-kanak, baik melalui pendidikan formal (SD, SMP, SMA) maupun informal dengan bantuan modul konservasi tumbuhan obat. Sekolah dasar merupakan jenjang pertama dalam pendidikan formal.Anak SD dipilih menjadi sampel penelitian karena memiliki pola pikir yang masih murni dapat berperan the agent of change, pembawa perubahan dengan bekal pengetahuan dan informasi tentang tumbuhan obat sehingga memberikan pengaruh kepada keluarga, masyarakat dan lingkungan.
Kampung Gunung
Leutik dipilih menjadi lokasi penelitian karena di kampung tersebut sudah dibangun dan dijadikan model kampung Konservasi Tumbuhan Obat (TOGA), sehingga kampung tersebut
bisa dijadikan laboratorium ilmu pengetahuan
tumbuhan obat untuk dimanfaatkan dalam bidang pendidikan selain bidang sosial kemasyarakatan. Strategi yang dapat dilakukan agar pendidikan konservasi tumbuhan obat dirasakan oleh anak-anak adalah melalui penelitian tentang penyusunan modul pendidikan konservasi tumbuhan obat yang sesuai untuk siswa SD di Gunung Leutik Ciampea Bogor melalui pendidikan formal.
1.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan menguji modul pendidikan konservasi tumbuhan obat yang efektif untuk mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap konservasi tumbuhan obat pada siswa sekolah dasar.
3
1.3 Manfaat penelitian Penelitian ini secara khusus diharapkan bermanfaat bagi : 1. Siswa, diharapkan dapat mengenal dan mengetahui manfaat berbagai jenis tumbuhan obat yang penting dengan baik sejak dini. 2. Guru, dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengintegrasikan materi tumbuhan obat kedalam substansi berbagai macam mata ajaran yang ada atau pembuatan model kegiatan ekstrakurikuler ilmiah khusus tumbuhan obat disekolahnya. 3. Peneliti, sebagai proses pembelajaran di dalam mengaplikasikan ilmu yang ditekuni sehingga menjadi hasil karya yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. 4. Pemerintah, Dinas Kehutanan khususnya Badan DIKLAT sebagai model acuan atau contoh dalam mengembangkan pembuatan modul konservasi tumbuhan obat yang bisa disusun untuk siswa SD sesuai dengan kekayaan tumbuhan obat yang ada diberbagai tempat. Adapun secara umum penelitian ini diharapkan menjadi model dalam menentukan strategi atau kebijakan penyebarluasan tumbuhan obat di masyarakat melalui anak-anak dan peran serta guru di sekolah.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan, yang berupa ramuan jamu tradisional dan telah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu.Tumbuhan obat telah berabad-abad didayagunakan oleh bangsa Indonesia dalam bentuk jamu untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya dan merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu dipelihara dan dilestarikan (Herlina 2010).Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat yang digunakan dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit (Flora 2008). Menurut Rostiana et al.(1922), tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh bagian atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Menurut Zuhud dan Hariyanto (1994) dalam Zuhud (2010) mengelompokkan tumbuhan berkhasiat menjadi tiga kelompok, diantaranya : 1. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang diketahui
atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. 2.
Tumbuhan obat modern, adalah sejenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah medis sebagai bahan obat dan penggunaannya secara tradisional belum diketahui. Menurut Zuhud (2007), ada 10 kelompok manfaat tumbuhan obat dari berbagai sudut pandang diantaranya : 1. Manfaat medis ( kesehatan) 2. Manfaat estetis (Keindahan) 3. Manfaat bisnis (Usaha)
5
4. Manfaat finansial (Keuangan) 5. Manfaat hobi (Kesenangan) 6. Manfaat pendidikan (Pembelajaran) 7. Manfaat konserasi (Pelestarian) 8. Manfaat budaya 9. Manfaat ekologis 10. Manfaat sosial (Kemasyarakatan)
Berdasarkan hasil revitalisasi konservasi tumbuhan obat (2009) di Kampung Gunung Leutik, terdapat 15 spesies tumbuhan obat unggulan yang diprioritaskan untuk dikembangkan, yaitu Sambiloto (Andrographis paniculata), Meniran (Phyllanthus niruri), Takokak (Solanum torvum), Pegagan (Centella asiatica), Temulawak (Cucurma xanthorrhiza), Jahe Merah (Zingiber oficinalepurpurea), Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), Binahong (Anredera cordifolia), Mahkota dewa (Phaleria macrocarpus), Rosella (Hibiscus sabdariffa), Sirsak (Annona muricata,), Sangitan (Sambucus javanica Reinw), Sirih (Piper betle), Brotowali (Tinospora crispa), Kenikir (Cosmos caudatus) (Zuhud, 2010).
Tabel 1 Potensi Tumbuhan Obat di Kampung Gunung Leutik berdasarkan Manfaat (Zuhud 2010) No
Nama Lokal (Habitus)
Nama Ilmiah Dan Family
1
Sambiloto (herba)
Andrographis paniculata (Acanthaceae)
2
Meniran (herba)
Phyllanthus niruri (Euphorbiacea)
3
Takokak (perdu)
Solanum torvum (Solanaceae)
4
Pegagan (herba)
Centella asiatica (Apiaceae)
Bagian Manfaat yang digunakan Seluruh Demam, sakit kulit, kencing bagian manis, radangng rahim, radang telinga, typus, dysentri, radangng saluran nafas, sakit gigi Herba Peluruh air seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal, demam, mencret Buah Tekanan darah tinggi, penambah nafsu makan. Daun
Pelancar air seni, sariawan, penurun panasss, menambah nafsu makan, infeksi saluranan kencing, lever bengkak, mata merah,campak, tekanan darah tinggi, kurang konsentrasi, pelupa
6
5
Temulawak (semak)
6
Jahe Merah (herba)
7
Jeruk Nipis (perdu)
8
Binahong (tumbuhan menjalar) Mahkota dewa (herba)
9
Cucurma xanthorrhiza (Zingiberaceae) Zingiber Oficinale purpurea (Zingiberaceae) Citrus aurantifolia ( Rutaceae) Anredera cordifolia (Basellaceae) Phaleria macrocarpus (Thymalaceae) Hibiscus sabdariffa (Malvaceae) Annona muricata (Annonaceae)
Rimpang
Herba
10
Rosella (semak)
11
Sirsak (pohon)
12
Sangitan (herba)
13
Sirih (herba)
Sambucus javanica Reinw (Caprifoliaceae) Piper betle ( Piperaceae)
14
Brotowali (liana) Kenikir (perdu)
Tinospora crispa (Menispermaceae) Cosmos caudatus (Asteraceae)
15
Rimpang
Buah
Pelancar ASI, penyegar badan, pelega perut, kejang, kurang darah, ayan, hepatitis, nyeri haid,kolestrol tinggi. Obat batuk, untuk pegal-pegal, kepala pusing, masuk angin
Batuk, penurun panas, pegal linu, penambah nafsu makan,, jerawat, pusing kepala,influenza, melangsingkan Menyembuhkan luka opersi, maag, typus, disentri
Umbi, batang, daun Kulit buah, Disentri, eksim daun Kelopak buah
Mual
Buah, Daun
Batang
Bisul, kejang, peluruh keringat, radang tenggorokan, empedu berbatu, sembelit, pinggang pegal dan nyeri, kurang nafsu makan Badan bengkak, penyakit ginjal, beri-beri rhematik, sakit pinggang, sakit kunig, Batuk, bronchitis, menghilangkan bau badan, mata merah gatal, luka bakar, pendarahan gusi/ bau mulut Kudis, demam,peluruh air seni, reumatik
Daun, batang
Kurang nafsu makan, lemah jantung, pengusir serangga.
Daun
2.2 Peranan Anak dan Guru dalam Pendidikan Menurut UU No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirimelalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
7
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstrukturdan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan Konservasi adalah suatu usaha sadar yang dilakukan berulangulang atau terus menerus yang bertujuan supaya masyarakat memiliki kesadaran dan
kepedulian
terhadap
konservasi
sumberdaya
alam
dan
segala
permasalahannya memiliki, pengetahuan, sikap, keahlian, motivasi dan komitmen untuk memecahkan masalah konservasi (Abidin 2011). Anak didik adalah anak yang karena ketergantunganya menimbulkan tanggungjawab pendidikan pada orang dewasa, sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan kearah kedewasaan (Kurniasih 2008 dalam Nursidik 2009). Menurut Kurniasih (2008) dalam Nursidik (2009), Karakteristik anak didik dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Anak didik adalah subjek Anak didik adalah manusia bukan benda ataupun hewan, yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaannya.Setiap anak didik bebas menentukan dirinya sendiri, mempunyai keinginan sendiri untuk menjadi orang dewasa seperti yang dicita-citakan oleh dirinya sendiri, selain itu anak didik bersifat unik atau memiliki perbedaan daripada anak yang lainya. 2. Anak didik sedang berkembang Menurut ilmu psikologi manusia mempunyai tahap-tahap perkembangan manusia, setiap perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan tertentu dan menuntut perlakukan tertentu pula. 3. Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu Setiap manusia hidup dalam dunia-nya masing-masing sesuai tahap perkembangan, jenis kelamin, cara pandang, cara berpikir dll.
8
4. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu sehingga anak didik memiliki karakteristik tertentu yang berakibat pengaruh lingkungan dimana dibesarkan dan dididik. 5. Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa Anak didik pada dasarnya memiliki ketergantungan kepada orang dewasa atau pendidik.Hal ini karena anak mempunyai kekurangan dan kelemahan tertentu, sebagai contoh anak masih perlu perlindungan, masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan berbagai keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah.Dibalik kebebasan anak didik untuk mencapai kedewasaanya masih memerlukan orang dewasa sebagai pendidik dan pembimbing. 6. Anak didik memiliki potensi dan dinamika Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar
menjadi dewasa akan
mungkin dicapai oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa, dan memiliki dinamika yang aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalam menghadapi lingkungan dalam upaya mencapai kedewasaannya.Peranan guru atau pendidik terhadap murid-muridnya merupakan peran vital dari sekian banyak peran yang harus dijalani, hal ini dikarenakan komunitas utama yang menjadi wilayah tugas guru adalah di dalam kelas untuk memberikan keteladanan, pengalaman, serta ilmu pengetahuanterhadap anak didiknya.
2.3 Perkembangan Anak Menurut
Santrock
(2007), masa kanak-kanak tengah dan akhir
merupakan periode perkembangan yang dimulai dari sekitar usia 6 hingga usia 11 tahun, periode ini disebut sebagai tahun-tahun sekolah dasar. Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, aritmatik dan secara formal dihadapkan pada dunia yang lebih besar dan budayanya.Prestasi menjadi tema sentral yang
9
lebih dari dunia anak, dan kontrol diri meningkat. Masa remaja adalah periode peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal, memasuki masa ini sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa remaja dimulai dengan perubahan fisik yang cepat, pertambahan tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan dalm kontur tubuh, pencarian identitas dan kebebasan merupakan ciri utama periode ini.Pikiran menjadi lebih abstrak, idealis dan logis. Menurut teori perkembangan kognitif piaget menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif. Dua proses mendasar perkembangan tersebut adalah Organisasi dan adaptasi (Santrock 2007). Empat tahapan perkembangan kognitif sebagai berikut: 1. Teori sensorimotor Teori ini berlangsung mulai dari lahir hingga usia 2 tahun. Pada awal tahap ini bayi memiliki lebih dari sekedar pola-pola refleksif untuk dapat melakukan sesuatu. Pada akhir tahap ini
anak umur 2 tahun
memiliki pola sensomotor kompleks dan mulai menggunakan simbolsimbol sederhana 2. Teori praoperasional Teori ini berlangsung sekitar usia 2 hingga 7 tahun. Tahap ini mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan lukisan.Kata-kata dan gambar ini mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik. 3. Tahap operasional konkret Tahap ini berlangsung sekitar umur 7 hingga 11 tahun.Dalam tahap ini anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pikiran intuitif selama penalaran dapat diterapkan pada contoh khusus dan konkrit. 4. Tahap operasional formal Tahap ini muncul antara umur 11 hingga 15 tahun. Pada tahap ini individu lebih melampaui pengalaman konkret dan berpikir dalam istilah yang abstrak dan lebih logis sebagai bagian dari berpikir lebih abstrak,
10
remaja menciptakan bayangan situasi ideal, mulai mempertimbangkan kemungkinan di masa depan, dalam memecahkan masalah, pemikiran operasional formal lebih sistematis
2.5 Tri-Stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat, Rela) Pro-Konservasi Tri stimulus AMAR pro-konservasi merupakan pendorong utama sikap dan aksi konservasi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu stimulus alamiah, stimulus manfaat dan stimulus religius.Ketiga kelompok ini tidak dapat dipisah dan harus telah mengkristal menjadi satu kesatuan sebagai stimulus kuat penggerak, pendorong, dan pembentuk sikap-prilaku untuk konservasi. Dalam konteks sistem nilai ke tiga kelompok stimulus ini tidak lain adalah kristalisasi dari nilai-nilai kebenaran, kepentingan, dan kebaikan (Zuhud 2007) Kelompok nilai-nilai stimulus alam adalah meliputi semua pengetahuan yang berkaitan dengan sifat, dan karakteristik bioekologi setiap spesies tumbuhan obat, yaitu seperti pengetahuan cara membuat bibit yang baik, cara menanam, penetapan habitat atau lokasi yang sesuai bagi kehidupan optimal spesies. Kelompok nilai-nilai stimulus manfaat adalah semua pengetahuan tentang manfaat atau khasiat setiap spesies tumbuhan obat untuk kesehatan atau untuk mengobati penyakit tertentu, nilai ekonomi dari produk obat, nilai sosial, budaya, dan ekologis. Kelompok nilai-nilai stimulus rela adalah nilai-nilai yang menjamin tumbuh kerelaan masyarakat untuk konservasi TOGA, misalnya adanya jaminan setiap anggota masyarakat punya hak akses untuk manfaat TOGA secara legal, ada sistem intensif dan disintensif dalam kelompok masyarakat. Dihidup kembangkannya nilai-nilai religius seperti pahala dan dosa yang dapat menjadi stimulus rela masyarakat untuk bersikap dan berprilaku konservasi. Menurut Zuhud (2007) dalam konteks sistem nilai ke tiga kelompok stimulus adalah kristalisasi dari nilai-nilai kebenaran, kepentingan, dan kebaikan.Kristalisasi dari ketiga stimulus diatas yang dapat menjadi penggerak, penyeimbang dan pengendali terwujudnya sikap dan perilaku untuk aksi konservasi yang berkelanjutan di kehidupan nyata.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini berawal dari sebuah kerangka berpikir untuk menuangkan kekayaan ilmu pengetahuan tentang tumbuhan obat yang akan disusun menjadi sebuah modul, baik modul untuk guru maupun siswa. Modul tersebut di transfer atau didiskusikan kepada guru yang berperan sebagai penyampai modul kepada siswa. Isi modul tersebut memiliki nilai-nilai stimulus alamiah, manfaat serta rela. Kelompok nilai stimulus alam adalah pengetahuan yang berkaitan dengan karakteristik bio-ekologi setiap jenis tanaman obat, seperti pengetahuan mengenal jenis, bibit yang baik dan cara menanam tumbuhan obat. Siswa SD didorong untuk mengenal tumbuhan obat baik secara tidak langsung melalui materi maupun secara langsung dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan. Berawal dari proses mengenal diharapkan siswa dapat bertambah pengetahuan serta memiliki sikap yang baik dan benar dalam berinteraksi dengan tumbuhan obat. Adapun stimulus manfaat adalah pengetahuan tentang manfaat khasiat setiap jenis obat untuk kesehatan, tanaman penghias, dan juga mempunyai nilai ekonomi bagi keluarga dari produk tumbuhan obat, diharapkan siswa dapat memahami kegunaan utama dari segi manfaat ini. Stimulus rela adalah nilai-nilai yang mendorong adanya kerelaan siswa untuk berpartisipasi
mewujudkan aksi
konservasi dalam bentuk kecil, setelah merawat, melindungi dan mengenal jenis tumbuhan obat dengan baik, diharapkan siswa dapat menanam dan memanfaatkan secara lestari tumbuhan obat dimasa yang akan datang, memberikan pemahaman kepada anak-anak akan adanya pahala dan dosa dari pencipta yang dapat menjadi stimulus kerelaan anak-anak untuk bersikap konservasi tumbuhan obat. Ketiga nilai stimulus di atas diharapkan dapat dipahami anak-anak dan menambah
kognitive
(pengalaman,
pengetahuan
dan
pandangan)
serta
membangun affective (perasaan emosi suka, tidak suka), untuk mendukung data penelitian dicari juga data sosial ekonomi keluarga dan karakteristik siswa. Adapun batasan penelitian kali ini hanya sampai mengukur pengetahuan dan perasaan kebersedian yang merupakan pembentukan sikap. Sedangkan untuk aksi konservasi secara berkelanjutan di sekolah dan di rumah tidak diteliti.
Kerangka Pemikiran Sikap merupakan kecenderungan bertindak yang merupakan dorongan, respon dan refleksi dari stimulus. Sikap berisikan komponen berupa cognitive (pengalaman, pengetahuan, pandangan), Affective (emosi, senang, benci, cinta) dan behavioral (perilaku, kecenderungan bertindak) Anak SD Stimulus Alam Nilai-nilai alamiah Tumbuhan obat, mulai nama daerah tanaman obat, cara penanaman dan pengaruh factor lingkungan biotik dan abiotik pada spesies yang akan di tanam Modul Konservasi Tumbuhan Obat
Guru
Stimulus Manfaat Memberikan pemahaman manfaat Tumbuhan Obat yaitu untuk obat dan menambah penghasilan (Uang) bagi keluarga. Stimulus Rela memberikan nilai-nilai kebaikan dan aksi sadar, kerelaan untuk menjaga dan merawat tanaman obat dan kerelaan untuk menggunakan dengan baik
Keterangan:
: Diteliti
Cognitive( Pengetahuan) Cara pandang anak-anak, pengetahuan, pengalaman, keyakinan)
Umur, jenis kelamin, Sosial ekonomi keluarga, lingkungan.
Perilaku aksi konservasi tumbuhan obat di lingkungan sekolah dan rumah Affective (perasaan) Emosi, suka, tidak suka, senang, benci, dendam, sayang, cinta,Mau, Bersedia, dll
Konservasi tumbuhan obat dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
: Tidak diteliti
Gambar 1 Diagram Alir kerangka berpikir Tri-Stimulus AMAR pro-Konservasi” : Stimulus, sikap, dan prilaku aksi konservasi Tumbuhan Obat. Sumber: Modifikasi Diagram alir “tri-stimulus AMAR pro-konservasi” ( Zuhud 2010)
12
13
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunung Leutik, Desa Benteng, Kecematan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada bulan Desember 2010Mei 2011. SD ini dipilih karena letaknya berada di Kampung Gunung Leutik yang sudah dikembangkan menjadi Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA)
dan mencoba membuat suatu modul yang berhubungan dengan
kekayaan sumberdaya alam di daerah tersebut dalam hal ini potensi tumbuhan obat di Gunung Leutik Ciampea Bogor. 3.3 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modul untuk guru dan siswa, kuisioner, kamera, pot, polybag, cangkul, parang, pisau kompor gas, papan nama ilmiah tumbuahan obat dan kayu. Bahan yang digunakan adalah tumbuhan obat dan agar-agar. 3.4 Sampel penelitian Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 shift pagi sebanyak 44 orang dari 85 orang. 3.5 Metode Penelitian Penelitian
tentang
Pengembangan
Modul
Pendidikan
Konservasi
Tumbuhan Obat untuk Siswa SDN Ciampea Bogor , dilakukan beberapa tahapan (Tabel 2). Tabel 2 Jenis kegiatan dan aspek yang dikaji, sumber data dan metode yang digunakan dalam Penelitian Jenis Kegiatan
Aspek yang di kaji
Sumber Data
Metode
A. Kajian Kondisi Umum SDN Gunung Leutik
Letak dan luas, topografi, iklim dan tanah, kondisi demografi guru dan siswa, keadaan sarana dan prasarana sekolah
SDN Gunung Leutik
Studi Literatur dan survey lokasi
B. Penyusunan Modul 1. Konservasi Tumbuhan Obat untuk Murid dan Guru di Gunung Leutik
Potensi Sumber daya tumbuhan obat di Gunung Leutik
Buku, internet dll
Studi Literatur
14
C. Mengetahui 1. Pengetahuan dan sikap siswa sebelum pemberian modul 2. 3.
Siswa yang menjadi sample
Wawancara dan (Kuisioner pretest)
Pengenalan Tumbuhan obat, arti konservasi dan manfaat tumbuhan obat baik dari khasiat maupun berbagai sudut pandang, Membuat tugas dan menjawab pertanyaan di modul Membawa Tumbuhan Obat dari rumah untuk di tanam di Sekolah Ujian tetulis tentang tumbuhan obat sebanyak dua kali tes Demo ramuan rosella dan jahe serta ager pegagan Penanaman Tumbuhan obat di Kebun Sekolah Perawatan Tumbuhan Obat setiap harinya Berkunjung ke wisata Tumbuhan Obat di Rumah TOGA Gunung Leutik
Siswa dan Guru
Penyuluhan, pembuatan program dan pelaksanaan program di yang akan di pandu oleh guru, pengamatan sejauh mana anak bersikap
E. Mengetahui kondisi social keluarga anakanak
Pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, umur orang tua.
Siswa
Wawancara, kuisioner
F.
Pengetahuan tentang Tumbuhan obat, jenis yang sudah dikenal, jenis yang sudah dimanfaatkan, penanaman kebun tumbuhan obat dan perawatan tumbuhan obat dan sikap siswa terhadap Tumbuhan Obat
Siswa yang menjadi sample
Wawancara (Kuisioner posttest)
Evaluasi sejauh mana keefektian dan pengaruh modul terhadap pengetahuan dan sikap siswa
Siswa dan Guru
Wawancara dan kuisioner
4. D. Penggunaan modul 1. guru dan siswa oleh guru yang akan disampaikan kepada siswa. 2.
3.
4.
5. 6. 7.
Pengetahuan tentang Tumbuhan obat, konservasi, jenis yang sudah dikenal, jenis dan manfaat tumbuhan obat. Penanaman tumbuhan obat dan perawatan tumbuhan obat dan sikap mereka terhadap tumbuhan obat.
8.
Mengetahui pengetahuan dan sikap siswa tentang tumbuhan obat setelah diberikan modul dan perlakuan aksi nyata di lapangan
G. Proses Penyempurnaan modul
15
H. Pengolahan dan Analisis data
3.5.1
Pengolahan data Analisis data Uji Satistik
-Literatur -Hasil Pengamatan di lapangan ( wawancara dan kuisioner)
Pengolahan dilakukan dengan tabulasi dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif yang selanjutnya dijelaskan secara deskriptif. Untuk Uji statistic digunakan Mc Nemar
Studi Pustaka Melakukan pengumpulan data yang mendukung penelitian ini melalui
buku, jurnal, internet. Data- data tersebut kemudian dijadikan acuan dan panduan untuk melengkapi data hasil pengamatan di lapangan. 3.5.2 Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa dan Guru di Gunung Leutik Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam penyusunan modul Konservasi Tumbuhan obat untuk siswa SDN Gunung Leutik Ciampea, diantaranya sebagai berikut : 1. Membaca literatur dari berbagai sumber tentang potensi tumbuhan obat di Desa Gunung Leutik, Ciampea Bogor. 2. Menyusun modul panduan untuk guru dan siswa dengan judul yang sama “ Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan Gunung Leutik Ciampea Bogor” tetapi dengan pendalaman isi yang berbeda. Untuk panduan guru isi modul lebih bersifat formal sedangkan untuk murid di kemas secara menarik dilengkapi gambar dan juga berbagai cerita tentang tumbuhan obat. 3. Mencetak modul untuk guru dan murid. 4. Memperbaiki modul setelah modul dievaluasi oleh guru. 3.5.3 Penggunaan Modul dan Pendampingan Guru dalam Memberikan Pemahaman Tumbuhan Obat kepada Siswa Pelatihan modul berjalan selama satu minggu sebelum penggunaan modul atau mengajar di kelas, metode yang digunakan dalam pelatihan guru adalah diskusi dan tanya jawab . Metode ini dipilih agar lebih efektif tidak sekedar
16
menggurui tetapi lebih saling melengkapi materi di dalam modul. Modul yang telah dicetak diberikan langsung kepada guru yang akan menggunakan dalam pembelajaran di kelas di lengkapi dengan silabus (jadwal pembelajaran, deskripsi materi, indikator yang ingin dicapai). Modul untuk siswa sebanyak 44 diberikan kepada siswa oleh guru, pembelajaran disesuaikan dan diintegrasikan kedalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam berlangsung kurang lebih tiga bulan dari Februari-April 2011. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan tumbuhan obat sesuai dengan silabus yang diberikan yaitu diskusi, tanya jawab, mengerjakan pekerjaan rumah, membawa tumbuhan obat ke sekolah dan ujian selama 2 kali pertemuan. Selain belajar di ruangan, siswa dibawa ke halaman sekolah dan kebun sekolah untuk menanam jenis tumbuhan obat pegagan, rosella, kenikir, binahong, jahe merah dan mahkota dewa serta demo masak tumbuhan obat, yaitu agar-agar pegagan, teh rosella dan racikan air jahe. Siswa dibawa ke rumah Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) untuk kunjungan belajar dengan harapan mendapatkan wawasan baru tentang tumbuhan obat. Peranan peneliti adalah mendampingi dan mengontrol selama penelitian berlangsung. Pertama, modul guru dan siswa dijelaskan dan didiskusikan kepada guru di sekolah
Kedua, penyesuaian waktu dan indikator keberhasilan yang dibuat dengan penggunaan modul di kelas
Ketiga, Pengajaran modul di kelas sebanyak 8 kali dan penggunaan modul oleh siswa selama kurang lebih 3 bulan
Keempat, Penugasan menjawab pertanyaan modul dan membawa tumbuhan obat dari rumah ke sekolah
Kelima, Ujian tentang lima belas tumbuhan obat sebanyak dua kali yaitu Bab 1-6 dan Bab 715
Praktek menanam tumbuhan obat dan berkunjung ke Rumah TOGA
Gambar 2 Alur Penggunaan Modul “Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan di Gunung Leutik Ciampea Bogor.
17
3.5.4
Wawancara Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan
pemberian kuisioner sebanyak 2 kali, yaitu (Pre-test)
yang dibuat sebelum
diberikan “ Stimulus” apa pun dilaksanakan pada Februari minggu kedua dan (Post-test) pada akhir Mei dengan pertanyaan yang sama. Hasil Pre-test dan Posttest dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perubahan pengetahuan dan sikap sebagai akibat stimulus eksperimen. 3.6
Pengelolahan dan Analisis Data Data-data sekunder yang diperoleh dari studi literatur, dan primer hasil
pengamatan pengembangan modul konservasi tumbuhan obat, pengetahuan dan sikap anak sebelum dan setelah adanya pemberian modul, wawancara siswa dan guru, diolah secara tabulasi dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta dijelaskan secara deskriftif. Analisis terhadap data kuantitatif dilakukan melalui program komputer kuantitatif SPSS 13.0. (Trail version). Teknik Analisis data menggunakan tabel frekuensi, penyajian grafik, dan uji statistik dengan menggunakan statistika non parametrik. Statistika non parametrik merupakan uji statistik yang biasa digunakan untuk penelitian soaial dengan jenis data kategori (nominal/ordinal). Untuk mengetahui
signifikasi perubahan pengetahuan dan
sikap dengan menggunakan uji Mc Nemar, hal ini dikarenakan variabel berskala nominal dan saling berhubungan (paired test) Siegel (1997). Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perubahan pengetahuan dan sikap murid setelah pemberian modul dan praktek menanam H1 : Terdapat perubahan pengetahuan dan sikap murid setelah pemberian modul dan praktek menanam Hipotesis uji pada statistik Mc Nemar adalah menguji signifikasi perubahan yang memberikan kesimpulan apakah perubahan tersebut signifikan atau tidak. Kaidah keputusan menggunakan nilai alpha 5 persen. Karena menggunakan uji dua sisi (two tailed) maka keputusan diambil dengan membandingkan p-value dengan alpha dibagi dua. Jika p-value kurang dari alpha dibagi dua (0.025) maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi 4.1.1 Letak dan Luas Desa Desa Benteng merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 28.5 ha terdiri dari 7 RW (Rukun Warga) dan 39 RT (Rukun Tetangga). Desa Benteng terletak 1 km dari ibukota Kecamatan Ciampea, 40 km dari ibukota Kabupaten Bogor, dan 133 km dari ibukota provinsi. Desa Benteng berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Desa Rancabungur
Sebelah Timur
: Kampus IPB Darmaga
Sebelah Selatan
: Desa Bojong Rangkas dan Desa Cibanteng
Sebelah Barat
: Desa Ciampea
4.1.2 Topografi, Iklim dan Tanah Topografi Desa Benteng berupa areal persawahan dan tanah darat, terletak pada ketinggian 300 m dpl, temperatur udara di Desa Benteng ratarata 23oC-25oC, tekanan udara rata-rata 1,010 mlb, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Angka curah hujan rata-rata tahunan berkisar 12,55 mm/hari.
4.1.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi Berdasarkan data monografi Desa Benteng Tahun 2009 ( Susanti 2010) penduduk berjumlah 12.445 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan 6438 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 6007 jiwa. Mata pencaharian masyarakat Desa Benteng sangat beragam diantaranya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani sedangkan lainnya swasta, pension, pedagang dan sopir.
4.1.4 Letak dan Luas Sekolah Sekolah Dasar Negeri Gunung Leutik merupakan salah satu dari dua SD yang berada di Kampung Gunung Leutik Desa Benteng, Kecamatan
19
Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. SD ini berdiri pada tahun 1982 seluas 1500 m2 di atas tanah dengan luas bangunan 1072 m2.
4.1.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah Untuk sarana dan prasarana SDN Gunung Leutik sudah tergolong cukup baik. Hal ini dilihat dari kondisi ruangan dan mebeuler yang rata-rata dalam kondisi baik. Sekolah memiliki delapan ruangan diantaranya ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, WC, ruang kesenian, mushola, UKS, dan satu ruang lainnya, semua ruangan dalam kondisi baik. Jenis Mebeuler yang ada diantaranya 143 meja siswa single dalam kondisi 142 baik dan 1 rusak ringan, 282 kursi siswa single dalam kondisi 267 baik dan 15 rusak, tujuh papan tulis dalam kondisi baik, tujuh lemari dalam kondisi baik, satu buah rak dalam keadaan baik, 10 meja dan kursi guru dalam kondisi baik dan satu kursi tamu dalam kondisi baik.
4.1.6 Kondisi Demografi Siswa dan Guru Berdasarkan data laporan keadaan per 31 Oktober 2010 tahun pelajaran 2010-2011, jumlah siswa SDN Gunung Leutik seluruhnya sebanyak 491 orang dengan perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar 52.7 persen berbanding 47.3 persen. Siswa terbanyak ada di kelas satu dengan jumlah 100 orang. Tabel 3 Sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas Jumlah siswa Tingkat
Total Perempuan
Laki-laki
n
%
n
%
n
%
Kelas 1
42
42
58
58
100
100
Kelas 2
48
51.6
45
48.4
93
100
Kelas 3
28
40
42
60
70
100
Kelas 4
35
46.7
40
53.3
75
100
Kelas 5
46
54.2
39
45.8
85
100
Kelas 6
33
48.5
35
51.5
68
100
Total
232
47.3
259
52.7
491
100
20
Mayoritas siswa beragama Islam dengan persentase 99.8 persen. Kewarganegaraan siswa seluruhnya berasal dari warga Negara Indonesia. Kondisi orang tua sebagian besar tergolong ekonomi kurang mampu sebesar 70.1 persen. Kategori ini berdasarkan jenis pekerjaan orang tua yaitu sebagian besar sebagai buruh tani dan mendapatkan bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. SD Negeri Gunung Leutik memiliki 16 orang guru dengan perbandingan guru laki-laki dan perempuan adalah sebesar 43.7 persen dan 56.3 persen. Tingkat pendidikan guru diantaranya: SLP, SLA, D2 dan S1. Pendidikan terendah yaitu SLP Sebesar 6.3 persen dan tingkat pendidikan tertinggi yaitu S1 sebesar 50 persen. Tabel 4
Sebaran guru dan pegawai berdasarkan jenis pegawai, jenis kelamin dan tingkat pendidikan
Jenis Pegawai
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
SLP
SLA
D2
S1
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Guru
6
37.5
9
56.3
0
0
2
12.5
5
31.3
8
50
Tata usaha
1
6.25
0
0
1
6.3
0
0
0
0
0
0
Total
7
43.7
9
56.3
1
6.3
2
12.5
5
31.3
8
50
4.2 Proses Belajar Mengajar Modul guru dan siswa merupakan bahan yang dipakai dalam pembelajaran di kelas, dimana guru mengintegrasikan modul ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Sebanyak delapan kali guru mengajarkan murid tentang konservasi 15 jenis unggulan tumbuhan obat di Gunung Leutik terhitung bulan Februari sampai dengan April 2011. Setiap pertemuan, guru menyampaikan satu sampai dua bab materi tumbuhan obat. Setelah menyampaikan materi dari bab 1 sampai dengan 15 maka diadakan ujian tertulis tentang seputar tumbuhan obat yang dipelajari, dengan tujuan sejauh mana siswa mengetahui tumbuhan obat dengan baik. Ujian tertulis pertama yang diujikan adalah bab sambiloto, meniran, takokak, pegagan, temulawak dan jahe merah sedangkan ujian tertulis kedua yang diujikan adalah bab jeruk nipis, binahong, mahkota dewa, rosella, sirsak, sangitan,
21
sirih, brotowali, dan kenikir. Metode pembelajaran yang digunakan adalah penjelasan dari guru, diskusi, dan tanya jawab. Indikator keberhasilan yang diharapkan adalah siswa mengenal, mengetahui manfaat, ciri-ciri serta cara membuat ramuan tumbuhan obat. Selain itu siswa juga di tugaskan untuk membawa tumbuhan obat dari rumah. Pembelajaran tumbuhan obat tidak hanya dilakukan di kelas saja akan tetapi juga
dilakukan kunjungan
ke rumah TOGA yang ada di
Gunung Leutik. Siswa menanam 6 jenis tumbuhan obat diantaranya adalah jahe merah, kenikir, binahong, mahkota dewa, pegagan, dan rosella. Siswa diberikan pemahaman tentang pengolahan tanah, perbandingan pupuk dan tanah, penanaman, penyiangan, dan pemeliharaan. Penanaman dilakukan di pot, polybag dan kebun sekolah. Setelah penanaman selesai dilakukan, siswa ditugaskan untuk menempel nama ilmiah dan manfaat tumbuhan obat.
22
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 3 (a) Persiapan menanam, (b) Mencangkul tanah, (c) Pengolahan tanah, (d) Penanaman di pot, (e) Penanaman di kebun sekolah, (f) Penamaan nama ilmiah. Pada saat melakukan kunjungan ke rumah TOGA di Gunung Leutik, siswa mendapatkan wawasan baru tentang berbagai tumbuhan obat dan juga demo pembuatan teh rosella.
(a) (b) Gambar 4 (a) Penjelasan tumbuhan obat di rumah TOGA, (b) Demo membuat teh rosella di rumah TOGA
23
4.3 Karakteristik Siswa dan Sosial Keluarga 4.3.1 Karakteristik Siswa Siswa kelas lima shift pagi berjumlah 45 orang tetapi ada satu orang siswa yang tidak pernah masuk dari awal sampai berakhirnya penelitian, total yang menjadi sampel penelitian sebanyak 44 orang. Perbandingan jenis kelamin laki-laki dengan perempuan adalah 65.9 persen berbanding 34.1 persen. Jumlah siswa laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (Tabel 5) Tabel 5 Sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki-laki
29
65.9
2
Perempuan
15
34.1
44
100
Total
Sebagian besar siswa merupakan anak ke dua (38.7 persen) dan anak pertama (34.1 persen). Pada penelitian ini umur siswa lebih banyak tergolong pada masa transisi dari tahapan operasional konkret menuju operasional formal yaitu umur 11 tahun sebesar 52.3 persen. Jumlah umur siswa yang tergolong pada tahap Operasional Formal ada 34.1 persen, ini merupakan gabungan umur 12 dan 13 tahun. Umur yang tergolong tahapan operasional konkret sebesar 13.6 persen (Tabel 6). Ciri-ciri tahapan operasional konkret adalah anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis selama penalaran dapat diterapkan pada contoh yang khusus dan konkret sedangkan operasional formal anak-anak melebihi pengalaman konkret dan lebih berpikir abstrak dan lebih logis, menciptakan situasi ideal, dapat mempertimbangkan di masa depan dalam memecahkan masalah dan lebih sistematis, oleh karena itu pemberian modul diperkirakan akan sesuai dengan tahap perkembangan siswa (Santrock 2007)
24
Tabel 6 Sebaran siswa berdasarkan kelas umur No
Kategori umur (tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
10
6
13.6
2
11
23
52.3
3
12
14
31.8
4
13
1
2.3
Total
44
100
4.3.2 Sosial Ekonomi Keluarga Umur ibu paling banyak (65.9%) berkisar antara 20 sampai 40 tahun sedangkan umur ayah paling banyak (52.3%) berkisar lebih dari 40 tahun. Kategori umur ini akan menentukan produktifitas aktivitas orang tua dalam bekerja tentunya, rata-rata masih tergolong cukup produktif.(Tabel 7) Tabel 7 Sebaran orangtua siswa berdasarkan kelas umur No
Kategori umur
Ayah
Ibu
(tahun)
(n)
(%)
(n)
(%)
1
20-40
21
47.7
29
65.9
2
>40
23
52.3
15
34.1
Total
44
100
44
100
Tingkat pendidikan orang tua siswa masih tergolong rendah, hal ini terlihat pada (Tabel 8) sebagian besar ayah dan ibu masih berpendidikan SD (83%) dan (77.3%). Rendahnya tingkat pendidikan orang tua tentunya akan berdampak pada jenis pekerjaan orang tua dan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi.
25
Tabel 8 Sebaran orangtua siswa berdasarkan pendidikan Ayah No
Pendidikan Orang tua
Ibu
(n)
(%)
(n)
(%)
1
SD
36
83
34
77.3
2
SMP
2
5
7
15.9
3
SMA
6
12
2
4.5
4
D2
-
-
1
2.3
44
100
44
100
Total
Rendahnya tingkat pendidikan orangtua
akan menentukan jenis
pekerjaan. Sebagian besar (72.7%) ayah bekerja sebagai buruh tani sedangkan sebagian besar (93.1%) ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (Tabel 9). Rata-rata memiliki tanggungan keluarga sekitar 4-11 orang jumlah anggota keluarga dan yang paling banyak rata-rata adalah 4 anggota keluarga yang menjadi tanggungan hidup. Tabel 9 Sebaran orangtua siswa berdasarkan pekerjaan No
Jenis Pekerjaan orang tua
Ayah (n)
1
Karyawan
2
2
Buruh tani
32
3
Swasta
4
(%) 5
Ibu (n)
(%)
-
-
72.7 72.7
-
-
1
2.3
-
-
Wiraswasta
7
15.9
-
-
5
Pedagang
-
-
1
2.3
6
Tidak bekerja
1
2.3
41
93.1
7
Pembantu
-
-
1
2.3
8
Guru
-
-
1
2.3
Total
43
44
100
98.2
Kepemilikan kebun orang tua siswa masih tergolong sedikit begitu juga dengan pekarangan rumah, hanya sebesar 34.1 persen yang memiliki kebun dan 31.8 persen yang memiliki pekarangan (Tabel 10). Sehingga kebiasaan keluarga untuk menanam, memelihara berbagai tumbuhan dan tanaman masih tergolong sedikit, hal ini tentunya sedikit banyak
26
berpengaruh kepada pengetahuan dan pengalaman serta sikap siswa dalam kegiatan penanaman tumbuhan dan tanaman.
Tabel 10 Kepemilikan kebun dan pekarangan rumah orang tua siswa Ya Persentase Tidak Persentase No
Kepemilikan
Total
(n)
(%)
(n)
(%)
(n) (%)
1
Kebun
15
34.1
29
65.9
44
100
2
Pekarangan
14
31.8
30
68.2
44
100
4.4 Pengetahuan siswa berdasarkan stimulus AMAR dengan bantuan modul untuk siswa SD 4.4.1 Pengetahuan tentang stimulus alamiah tumbuhan obat Stimulus alamiah menjelaskan bahwa siswa mengetahui nilai-nilai alamiah tumbuhan obat, cara penanaman dan komponen lingkungan baik abiotik
(tanah, cahaya matahari, air, mineral) maupun biotik (manusia,
hewan) yang kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Sebagian besar siswa sudah pernah menanam tumbuhan obat baik di rumah, sekolah maupun sawah. Wadah yang digunakan untuk menanam tumbuhan obat di sekolah adalah
pot, polybag dan juga secara langsung di tanah.
Pengetahuan siswa tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum diberikan modul dan praktek menanam di lapangan masih tergolong rendah. Sebelum diberi modul hanya sebagian kecil siswa yang mengetahui cara menanam tumbuhan jeruk nipis (18.2%), menanam rosella
(15.9%),
menanam jahe (6.8%) dan tidak ada yang mengetahui cara menanam kenikir (Tabel 11). Hal ini diperkirakan karena sebagian besar siswa tidak memiliki pengalaman
menanam
bisa
dilihat
dari
karakteristik
kepemilikan
pekarangan di rumah yang masih tergolong sedikit dan tanaman tersebut kurang dikenal anak-anak walaupun dikalangan masyarakat sudah terkenal. Setelah diberikan modul pembelajaran dan praktek menanam tumbuhan obat, pengetahuan siswa meningkat. Sebagian besar siswa mengetahui cara menanam rosella (90.9%) dan tumbuhan jahe (84.1%), untuk tumbuhan jeruk nipis dan kenikir masing-masing sebesar 75 persen dan 70.5 persen (Tabel 11). Modul yang telah dibuat memberikan manfaat
27
kepada siswa, yang sebelumnya tidak mengetahui cara menanam kenikir sama sekali akhirnya menjadi mengetahui. Siswa lebih banyak mengetahui cara penanaman rosella dan jahe karena di dalam praktek kedua tumbuhan obat tersebut paling banyak di tanam oleh siswa sedangkan tumbuhan kenikir jumlahnya sedikit dan untuk tumbuhan jeruk nipis tidak sama sekali di praktekkan. Dapat disimpulkan siswa mengetahui cara penanaman jeruk nipis karena tumbuhan ini sudah umum di kenal. Tumbuhan jahe, rosella dan kenikir belum cukup dikenal sehingga ketika di praktekan secara langsung maka respon siswa sangat antusias. Pengetahuan baru ini masih terekam di dalam memori siswa karena bukan hanya sebatas teori tetapi ada praktek nyata di lapangan. Pernyataan adanya perlakuan praktek atau interaksi langsung ke lapangan sangatlah mendukung pengetahuan dan sikap siswa. Hal ini diperkuat oleh Hidayati (2011) bahwa interaksi merupakan faktor yang penting dalam peningkatan persepsi siswa.
Tabel 11 Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Sebelum No
Tahu
Cara menanam
Sesudah
Tidak tahu
Tahu
Tidak tahu
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Tumbuhan Jahe
3
6.8
41
93.2
37
84.1
7
15.9
2
Tumbuhan Rosella
7
15.9
37
84.1
40
90.9
4
9.1
3
Tumbuhan Kenikir
0
0
44
100
31
70.5
13
29.5
4
Tumbuhan Jeruk
8
18.2
36
81.8
33
75
11
25
nipis
Berdasarkan Hasil uji statistik terhadap variable tingkat pengetahuan siswa tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum dan sesudah pemberian modul dengan mengunakan uji Mc Nemar didapatkan p-value untuk pengukuran pengetahuan cara menanam jahe , rosella, kenikir,jeruk nipis sebesar 0.000. Karena p-value tahu cara menanam jahe, rosella jeruk nipis kurang dari alpha dibagi 2 (0.025) maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho sehingga dapat disimpulkan telah terjadi perubahan yang
28
signifikan mengenai pengetahuan siswa tentang cara menanam rosella, jahe, kenikir dan jeruk nipis. Sebelum diberikan modul dan praktek di lapangan pengetahuan siswa tentang penyiangan adalah sebesar 25 persen, pengetahuan tentang pemupukan
sebesar
54.5
persen,
pengetahuan
tentang
pemakaian
sembarangan dosis tumbuhan obat sebesar 59.1 persen (Tabel 12). Pengetahuan ini diduga karena beberapa siswa pernah melakukan pemupukan di rumah pada saat menanam
dan cara beberapa siswa
menganalogikan tentang pemakaian dosis tumbuhan obat
dengan dosis
minum obat, sehingga sebagian siswa sudah mengetahui jika menggunakan tumbuhan obat tanpa petunjuk yang baik tentunya akan menjadi racun bagi tubuh. Begitu juga tentang pengetahuan pentingnya menanam tumbuhan obat. Siswa sudah mengetahui pengetahuan tersebut sebesar (75%) dan dapat menjelaskan alasannya seperti, agar melestarikan, agar indah dan bagus halamannya dan siswa juga menuliskan agar ketika sakit atau ibu ingin memasak bisa langsung mengambil. Setelah diberikan modul pengetahuan siswa tentang penyiangan, pemupukan, penggunaaan dosis tumbuhan obat dan pentingnya menanam tumbuhan obat mengalami peningkatan (Tabel 12). Perubahan ini diperkirakan karena siswa membaca cerita tumbuhan obat dari modul sehingga menambah wawasan dan pengetahuan di dalam memahami tumbuhan obat yang berkaitan dengan nilai alamiah dan diperkuat lagi dengan adanya praktek menanam di lapangan.
29
Tabel 12 Sebaran berdasarkan pengetahuan tentang konservasi tumbuahan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Sebelum Pengetahuan
No
1
Tahu
Sesudah
Tidak tahu
Tahu
Tidak
Alamiah
Menyiangi tumbuhan
tahu (n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
11
25
33
75
41
93.2
3
6.8
24
54.5
20
45.5
43
97.7
1
2.3
26
59.1
18
40.9
34
77.3
10
22.7
33
75
11
25
42
95.9
2
4.1
obat
2
Memupuk tumbuhan obat
3
Memakai dosis tumbuhan obat
4
Pentingnya menanam tumbuhan obat
Berdasarkan hasil uji stastitik terhadap variabel di atas dengan menggunakan uji Mc Nemar, besar p-value untuk pengukuran keempat variabel diatas kurang dari alpha dibagi dua maka keputusan yang diambil untuk ke empat variable tersebut adalah tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan mengenai pengetahuan penyiangan, pemupukan, penggunaan dosis tumbuhan obat dan pentingnya tumbuhan obat di tanam baik di sekolah maupun di rumah setelah diberikan modul dan praktek di lapangan.
4.4.2 Pengetahuan tentang Stimulus Manfaat Tumbuhan Obat Sebelum diberikan modul, siswa pada umumnya sudah mengetahui tumbuhan obat
sebesar 84.1 persen sedangkan untuk istilah konservasi
hanya 9 persen yang mengetahui arti konservasi (Tabel 13). Pengetahuan siswa tentang tumbuhan obat cukup tinggi dikarenakan
siswa sudah
mengetahui sebelumnya baik dari orang tua maupun guru sedangkan untuk istilah konservasi masih baru di kenal oleh siswa sehingga tidak banyak yang bisa menjelaskan dengan baik dan benar.
30
Setelah diberikan pembelajaran tumbuhan obat di kelas dengan menggunakan modul sebesar 100 persen siswa sudah mengetahui tumbuhan obat dan sebesar 86.4 persen siswa mengetahui arti konservasi dan bisa mendefinisikan dengan baik bahwa konservasi adalah upaya melindungi, mengawetkan dengan cara menanam dan memanfaatkannya agar terjaga kelestariannya. Baik sebelum diberikan modul maupun sesudah diberikan modul, secara umum siswa sudah mengetahui tumbuhan obat sedangkan konservasi merupakan istilah asing yang baru di dengar sehingga setelah mendapatkan modul siswa lebih banyak mengetahui dan mengerti makna konservasi. Tabel 13 Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang tumbuhan obat dan konservasi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Sebelum Sesudah Pengetahuan No Tahu Tidak tahu Tahu Tidak tahu makna (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) 1
Tumbuhan Obat
37
84.1
7
15.9
44
100
0
0
2
Konservasi
4
9.1
40
90.9
38
86.4
6
13.6
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap variable diatas dengan menggunakan uji Mc Nemer, besar p-value untuk pengukuran kedua variable diatas kurang dari alpha dibagi dua. Maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada siswa mengenai pengetahuan tentang tumbuhan obat dan arti konservasi. Pengetahuan siswa kelas lima tentang jenis tumbuhan obat berdasarkan khasiatnya yang bisa mengobati penyakit panas, masuk angin, menambah nafsu makan dan batuk sebelum diberikan modul yaitu siswa mengetahui khasiat tumbuhan obat yang bisa mengobati batuk sebesar 79.5 persen diantaranya menjawab jeruk nipis, rosella, jahe dan kunyit. Khasiat tumbuhan obat untuk mengobati masuk angin sebesar 59.1 persen dengan jawaban jahe merah. sedangkan untuk mengobati panas dan menamabah nafsu makan masih rendah yaitu sebesar 18.2 persen dan 20.5 persen dengan jawaban dadap, suji, lidah buaya dan lidah kucing bisa mengobati sakit
31
panas sedangkan temulawak, serai dan lempuyung dapat menambah nafsu makan (Tabel 14). Dari pernyataan di atas siswa sudah mengetahui cukup baik dan diperkirakan pengetahuan siswa ini diperoleh dari orang tua dan pengalaman pribadi siswa ketika sakit. Setelah membaca modul tentang tumbuhan obat yang dibuat dengan versi kartun dalam bentuk cerita narasi maka pengetahuan khasiat tumbuhan obat untuk mengobati panas, masuk angin, menambah nafsu makan dan batuk mengalami peningkatan. Seluruh siswa mengetahui tumbuhan yang dapat mengobati batuk sebesar 100 persen yaitu dengan jeruk nipis, dan sebesar 99.7 persen siswa mengetahui tumbuhan obat panas, masuk angin dan menambah nafsu makan dengan jawaban yang beragam tapi benar seperti tumbuhan yang dapat mengobati panas yaitu sambiloto, mengobati masuk angin yaitu jahe dan menambah nafsu makan yaitu temulawak dan pegagan Tabel 14 Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang jenis tumbuhan obat berdasarkan khasiatnya sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Sebelum N
Tumbuhan obat
o
berdasarkan khasiat
Setelah Tidak
Tahu
Tahu
tahu
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
Tidak tahu (n)
(%)
1
Demam
8
18,2
36
81.8
43
97.7
1
2.3
2
Masuk angin
26
59,1
18
40.9
43
97.7
1
2.3
3
Menambah nafsu makanan
9
20,5
35
79.5
43
97.7
1
2.3
4
Batuk
35
79,5
9
20.5
44
100
0
0
Hasil uji statistik terhadap variable diatas, didapatkan nilai p-value sebesar 0.000 untuk pengetahuan tumbuhan obat demam, obat masuk angin, obat menambah nafsu makan dan p-value 0.004 untuk pengetahuan tumbuhan obat demam. Karena p-value kurang dari alpha dibagi 2 ( 0.025) maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho sehingga dapat disimpulkan
32
telah terjadi perubahan yang nyata mengenai pengetahuan siswa tentang jenis tumbuhan obat berdasarkan khasiatnya. Ada lima jenis tumbuhan obat yang banyak diketahui manfaatnya. Sebelum diberikan modul pembelajaran dan praktek di lapanagan, siswa mengetahui manfaat tumbuhan jeruk nipis sebesar 81.8 persen, manfaat jahe merah 47.7 persen, manfaat temulawak 43.2 persen, manfaat sirih 34.1 persen dan manfaat mahkota dewa 27.3 persen (Tabel 15) . Sedangkan tumbuhan meniran dan brotowali merupakan tumbuhan terendah yang diketahui manfaatnya yaitu sebesar 2.3 persen. Setelah diberikan perlakuan pemberian modul dan praktek menanam dan belajar ke rumah TOGA pengetahuan siswa tentang manfaat tumbuhan obat menjadi berubah, lima tumbuhan obat terbanyak yang dikenal siswa diantaranya adalah jahe merah sebesar 100 persen, manfaat jeruk nipis sebesar 97.7 persen, manfaat sambiloto sebesar 95.5 persen, rosella sebesar 90.9 persen dan temulawak sebesar 88.6 persen (Tabel 15). Siswa pun menuliskan manfaat tumbuhan obat dengan baik sebagai contoh jahe marah bermanfaat untuk demam; masuk angin; batuk; pegal-pegal; pusing kepala, jeruk nipis bermanfaat untuk obat batuk; panas, sambiloto bermanfaat untuk typhus; obat luka bekas gigitan ular; panas; disentri, rosella bermanfaat untuk menambah nafsu makan; menghilangkan keriput pada wajah; pertumbuhan otak; anti bakteri; anti virus; diet, dan temulawak bermanfaat untuk pegal-pegal; masuk angina;
dan menambah nafsu makan.
Baik
sebelum diberikan modul maupun sesudah diberikan modul tumbuhan brotowali merupakan tumbuhan yang terendah diketahui manfaatnya oleh siswa yaitu sebesar 2.3 persen dan 40.9 persen. Sebaliknya tumbuhan meniran nilai persentasinya berubah dari 2.3 persen menjadi 75 persen. Hal ini diduga siswa sering membaca kisah meniran yang di narasikan oleh tokoh Ipin dan Upin dan letak stategis modul yaitu merupakan urutan kedua setelah sambiloto, kemungkinan tumbuhan ini
cepat dikenal siswa,
sedangkan untuk brotowali tidak mengalami perubahan disebabkan selain tumbuhan ini sulit ditemukan hanya ditemukan ketika siswa ditugaskan berkunjung ke rumah TOGA dan jumlahnya terbatas juga letak tumbuhan
33
brotowali pada modul terletak pada urutan ke empat belas dari lima belas bab. Tabel 15 No
Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan manfaat 15 jenis tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Sebelum
Jenis Tumbuhan obat
Sesudah
Jumlah(n)
(%)
Jumlah(n)
(%)
1
Jahe merah
21
47,7
44
100
2
Temulawak
19
43,2
39
88.6
3
Sambiloto
5
11,4
42
95.5
4
Meniran
1
2,3
33
75
5
Rosella
11
25,0
40
90.9
6
Jeruk nipis
36
81,8
43
97.7
7
Pegagan
2
4,5
38
86.4
8
Takokak
4
9,1
31
70.5
9
Binahong
2
4,5
30
68.2
10
Mahkota dewa
12
27,3
31
70.5
11
Sirsak
7
15,9
33
75
12
Sangitan
2
4,5
20
45.5
13
Sirih
15
34,1
32
72.3
14
Brotowali
1
2,3
18
40.9
15
Kenikir
2
4,5
23
52.3
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap variabel didapatkan, besar pvalue untuk pengukuran kelimabelas tumbuhan obat diatas kurang dari alpha dibagi dua. Nilai statistik untuk 14 tumbuhan obat adalah 0.000 hanya jeruk nipis saja bernilai 0.016. Maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan mengenai pengetahuan siswa tentang manfaat lima belas tumbuhan obat. Tumbuhan obat mempunyai manfaat dari berbagai sudut pandang tidak hanya sebagai obat tetapi bisa sebagai manfaat ekonomi, keindahan, usaha, hobi, pendidikan, konservasi, budaya, ekologis dan sosial. Sebelum diberikan modul pembelajaran siswa lebih banyak menjawab sebagai manfaat kesehatan sebesar 93.2 persen sedangkan manfaat ekologis yang erat hubungannya dengan konservasi masih sedikit sebesar 13.6 persen (Tabel 16).
34
Pengetahuan siswa tentang manfaat tumbuhan obat dari berbagai sudut pandang setelah diberikan modul tidak begitu berbeda dengan sebelum diberikan modul siswa lebih banyak menjawab sebagai manfaat kesehatan sebesar 95.5 persen sedangkan manfaat budaya merupakan jawaban siswa yang paling sedikit yaitu sebesar 54.5 persen. Hal ini di duga karena manfaat budaya masih sulit dimengerti siswa karena tradisi budaya dalam menggunakan tumbuhan obat masih abstrak. Tabel 16
Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang manfaat tumbuhan obat dari berbagai sudut pandang sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
No
Sesudah
Sebelum
Manfaat (n)
(%)
(n)
(%)
1
Kesehatan
41
93,2
42
95.5
2
Ekonomi
14
31,8
37
84.1
3
Estetika
10
22,7
32
72.7
4
Usaha
13
29,5
39
88.6
5
Hobi
11
25,0
39
88.6
6
Pendidikan
14
31,8
39
88.6
7
Konservasi
18
40,9
39
88.6
8
Budaya
8
18,2
24
54.5
9
Ekologis
6
13,6
28
63.6
10
Sosial
9
20,5
27
Hasil uji statistik terhadap variabel diatas adalah walaupun manfaat kesehatan memiliki persentase yang tinggi sebesar 93.2 % pada waktu sebelum diberikan modul dan 95.5 % sesudah diberikan modul memiliki nilai p-value 1.000. Karena p-value lebih dari alpha dibagi 2 (0.025) maka keputusan diambil adalah terima Ho, artinya tidak terjadi signifikan mengenai perubahan manfaat tumbuhan obat sebagai kesehatan karena nilainya sudah tinggi dari awal dan pada umumnya jika dilihat dari istilah kata “tumbuhan obat” merupakan kata yang mudah dipahami dan setiap orang beranggapan dan menilai bahwa tumbuhan obat berfungsi sebagai obat yang berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan untuk variabel lain yaitu
61.4
35
manfaat tumbuhan obat sebagai ekonomi, estetika, usaha, hobi, pendidikan, konservasi, budaya, ekologis dan sosial memiliki nilai p-value sebesar 0.000. Karena p-value kurang dari alpha dibagi dua dapat disimpulkan telah terjadi perubahan yang signifikan mengenai pengetahuan siswa tentang tumbuhan obat dari berbagai sudut pandang kecuali sebagai kesehatan.
4.4.3
Pengetahuan dan Sikap tentang Stimulus Rela Tumbuhan Obat Pada umumnya siswa sudah memiliki nilai-nilai kebaikan kerelaan
untuk mengerjakan sesuatu yang bernilai positif, dalam hal ini khususnya kesediaan menanam tumbuhan obat, mengajak keluarga dan teman-teman untuk menanam dan menggunakan tumbuhan obat jika sakit, dan juga memelihara tumbuhan obat. Menurut Walgito (2003) dalam Zuhud (2007) mengatakan bahwa mengukur sikap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, dan salah satu kesulitannya adalah karena objek yang diukur tidak tampak, tidak dapat langsung dilihat, tidak langsung dapat dipegang dan yang diamati adalah manifestasi dari kehidupan psikis seseorang. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang telah disusun dan diujikan langsung di awal dan di akhir penelitian kepada subjek yang diteliti. Dengan adanya pemberian stimulus alamiah dan manfaat maka akan menambah kesadaran dan kepahaman tentang stimulus kerelaan. Sebelum diberikan modul dan praktek di lapangan, siswa sudah memiliki kerelaan dan kebersediaan yang tinggi. Adapun nilai yang paling tinggi dari dua belas pernyataan stimulus rela yaitu kebersediaan siswa untuk menanam tumbuhan di rumah dan menggunakan ramuan tumbuhan obat ketika sakit yaitu sebesar 97.7 persen adapun nilai terendah yaitu kebersediaan siswa untuk tidak memetik tumbuhan obat sembarangan yaitu sebesar 59.1 persen (Tabel 17).
36
Tabel 17 Sebaran siswa berdasarkan pernyataan stimulus rela sebelum dan sesudah pemberian perlakuan No Pernyataan stimulus Rela
Sebelum
Sesudah
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Bersedia menanam tumbuhan obat di sekolah
40
90.9
44
100
2
Bersedia menanam tumbuhan obat di rumah
43
97.7
44
100
3
Bersedia mengajak temen untuk bersama-sama
40
90.9
44
100
menanam tumbuhan obat 4
Bersedia piket menyiram dan merawat
39
88.6
44
100
5
Bersedia membawa tumbuhan obat dari rumah
40
90.9
44
100
6
Bersedia meminum ramuan tumbuhan obat
43
97.7
44
100
39
88.6
40
90.9
41
93.2
43
97.7
35
79.5
40
90.9
42
95.5
44
100
26
59.1
37
84.1
31
70.5
33
75
ketika sakit 7
Bersedia mengajak keluarga menanam tumbuhan obat
8
Bersedia memberitahukan keluarga untuk menggunakan tumbuhan obat
9
Bersedia mengikuti ekstrakurikuler tumbuhan obat di sekolah
10
Bersedia menjaga tumbuhan obat agar tumbuh subur
11
Bersedia tidak memetik tumbuhan obat sembarangan
12
Bersedia melarang teman untuk tidak memetik tumbuhan obat sembarangan
Setelah diberikan modul dan praktek di lapangan, pernyataan siswa tentang stimulus rela nilainya meningkat ada lima pernyataan yang persentasenya 100 persen (Tabel 17) diantaranya adalah kebersediaan menanam tumbuhan obat di sekolah dan di rumah, kebersediaan mengajak teman-teman untuk bersama-sama menanam tumbuhan obat, kebersediaan piket menyiram dan merawat tumbuhan obat, kebersediaan membawa tumbuhan obat dari rumah, kebersediaan meninum ramuan tumbuhan obat ketika sakit. Adapun nilai yang berubah dan persentase terkecil adalah kebersediaan melarang teman untuk tidak memetik tumbuhan obat
37
sembarangan, sedangkan pernyataan kebersediaan diri sendiri untuk tidak memetik tumbuhan obat sembarangan mengalami peningkatan nilainya sebesar 84.1 persen, adanya suatu pembuktian kesadaran diri untuk berusaha memperbaiki diri dimulai dari sendiri sebelum orang lain, hal ini kebalikan dari pernyataan sebelum diberi modul siswa cenderung bersedia melarang orang lain dibandingkan diri sendiri. Hal ini diduga siswa mulai sadar akan melakukan perubahan dari diri sendiri sebelum orang lain. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Mc Nemar, secara umum
besar p-value lebih besar dari alpha dibagi dua. Dapat
disimpulkan terima Ho bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan terkait kerelaan siswa atau kebersediaan untuk melakukan aksi konservasi untuk kelestarian tumbuhan obat artinya baik diberikan modul dan praktek menanam maupun tidak diberikan tidak memberikan pengaruh nyata karena pada umumnya dasar etika siswa sudah baik. Adapun dari kedua belas pernyataan diatas ada yang nilai p-valuenya kurang dari alpha dibagi dua yaitu pada pernyataan point ke sebelas yaitu bersedia tidak memetik tumbuhan obat sembarangan sebesar 0.013 lebih dari 0.025, maka dapat disimpulkan tolak Ho artinya terdapat peningkatan terkait perubahan diri yang tadinya banyak yang tidak bersedia untuk tidak memetik tumbuhan obat secara sembarang menjadi bersedia untuk tidak memetik tumbuhan obat secara sembarangan.
4.5 Proses Penyempurnaan Modul Modul yang telah digunakan guru dan siswa dievaluasi sejauh mana kefektifannya dan pengaruhnya ketika digunakan dalam pembelajaran di kelas. Setelah digunakan ada beberapa saran yang diberikan guru agar modul panduan untuk siswa yang dibuat bisa dilengkapi dan diperbaiki, diantaranya sebagai berikut : 1. Bab Konservasi Tumbuhan Obat, pengertian Konservasi harus diperbaiki dari “ Konservasi itu” menjadi “ Konservasi adalah” dengan tujuan agar siswa mudah memahaminya.
38
Modul lama di tulis “konservasi itu upaya melindungi, mengawetkan contohnya dengan memperbanyak tanaman biar tidak habis, dan memanfaatkannya, agar tetap terjaga kelestariannya.” Modul yang telah diperbaiki menjadi
“konservasi adalah pemanfaatan
secara berkelanjutan dengan cara budidaya (memperbanyak tanaman, tidak memetik sembarangan, jika ada pemanenan harus di tanam kembali) agar terjaga kelestariannya 2. Bab Manfaat
Tumbuhan Obat, sebaiknya menggunakan kata-kata yang
mudah di mengerti siswa seperti kata medis, estestis, dan lain-lain diganti langsung kesehatan, keindahan dan lain-lain. Selain itu sebutkan atau tuliskan contohnya jangan menggunakan titik dua ( : ) karena ini akan sulit untuk dimengerti oleh siswa. Modul lama di tulis Manfaat Tumbuhan Obat dari berbagai sudut pandang : 1. Manfaat Medis (kesehatan) : Penyedia bahan baku, menjaga stamina tubuh 2. Manfaat estetis (keindahan) : Tumbuhan hias Modul yang telah diperbaiki menjadi Manfaat Tumbuhan Obat dari berbagai sudut pandang adalah: 1. Manfaat Kesehatan (Medis). Sebagai contoh : Penyedia bahan baku, menjaga kebugaran tubuh 2. Manfaat Keindahan (estetis) Sebagai contoh : Tumbuhan hias
3. Bab 1. Sambiloto, dari segi modul sudah menarik perhatiaan siswa, namun sebaiknya diberikan juga cara untuk membuat ramuannya agar siswa tahu serta dilengkapi dengan ciri-ciri tanaman sambiloto. Modul lama tidak dicantumkan Modul yang telah diperbaiki menjadi
39
Ciri-ciri tumbuhan sambiloto Batang berkayu, bentuk batangnya segi empat. Daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata, berhadapan dan bertangkai pendek, warna bunganya putih, berbibir dua dan bercak-bercak lembayung. Apabila sudah masak bijinya terlempar dari dalam buahnya Cara membuat ramuan
:
Obat diare : 13 gram daun di cuci bersih lalu direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin saring hasil rebusan. Lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas, dengan menambahkan 1 sendok madu.
Obat flu, sakit kepala dan panas : tanaman sambiloto di cuci bersih, lalu keringkan. Tumbuk halus dan tambahkan 1 gelas air dalam 1 gram bubuk tanaman. Cara menggunakan direbus dan diminum 3 kali sehari.
4. Bab 2. Meniran sudah bagus karena siswa juga sudah mengetahui tumbuhan meniran itu seperti apa. 5. Bab 3. Takokak, untuk takokak sangat mudah ditemukan khususnya di daerah Gunung Leutik. Bahkan pada saat di berikan tugas untuk membawa ke sekolah, siswa berebutan ingin membawa contoh tumbuhan takokak, hanya saja kekurangan modul ini adalah tidak dituliskan cara membuat ramuannya. Setelah modul diperbaiki menjadi Cara membuat ramuan Untuk sakit batuk kronis akar kering 10-15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas. Untuk sakit bisul dan koreng daun segar di cuci bersih lalu digiling halus, dibubuhkan ketempat yang sakit, lalu balut, untuk susah buang air kecil bagi laki-laki makan beberapa buah takokak. 6. Bab 4. Pegagan, tumbuhan obat ini sangat mudah ditemukan. Namun ada sebuah pertanyaan untuk semua bab tumbuhan obat mengapa tidak menggunakan
kata-kata
yang
muda
dimengerti
siswa?
Sebaiknya
40
menggunakan bahasa lokal sebagai contoh pegagan nama lokal di sunda yaitu antanan, secara umum bab ini sudah baik dari segi penjelasannya. Setelah diperbaiki menjadi Pegagan istilah di sunda di kenal dengan sebutan antanan 7. Bab 5. Temulawak, tumbuhan obat ini di daerah Gunung Leutik sulit ditemukan, bab ini cukup bagus dan alangkah baiknya di modul juga ditulis cara menanam temulawak. Setelah diperbaiki menjadi Cara menanam Bibit yang digunakan dapat berasal dari rimpang induk dan anak rimpang, satu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm 8. Bab 6. Jahe merah, tumbuhan obat di daerah Gunung Leutik masih sulit ditemukan. Masih bingung membedakan antara jahe dapur yang digunakan untuk memasak dan jahe merah, namun dalam pembahasan jahe merah dalam modul cukup baik. 9. Bab 7. Jeruk nipis, pada bab ini penjelasannya sudah baik dan buah ini mudah ditemukan hanya saja siswa masih keliru antara jeruk nipis dan jeruk lemon. 10. Bab 8. Binahong, tumbuhan ini dapat siswa temukan di Rumah TOGA binaan Konservasi Tumbuhan obat Departemen Konservasi Sumberdaya alam dan Ekowisata IPB yang ada di sekitar sekolah. Sebaiknya di dalam modul ini dicantumkan juga cara menggunakan tumbuhan obat ini. Siswa juga bertanya bentuk daun binahong seperti “ Jantung cordava” maksudnya seperti apa? Modul yang telah diperbaiki istilah yang sulit diganti menadi daun yang berbentuk Jantung. 11. Bab 9. Mahkota Dewa. Pada bab ini penjelasannya sudah baik. 12. Bab 10. Rosella. Penjelasan modul sudah baik namun tumbuhan Rosella masih sulit ditemukan di daerah Gunung Leutik 13. Bab 11. Sirsak. Nama lokal buah ini di Sunda adalah “Nangka Walanda”. Sirsak sekarang sulit ditemukan, akhirnya siswa mencarinya ke rumah
41
tetangga dan ke pasar. Dalam bab ini perlu penjelasan tentang ciri-ciri dan cara menanam sirsak. Modul yang diperbaiki menjadi sirsak istilah Sunda dikenal dengan nagka walanda Ciri-ciri Sirsak berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.
Cara menanam Umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Semai dapat dipakai, sebab populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar manis, misalnya, pada umumnya sifatnya sama dengan induknya, serta karena fase yuananya hanya berlangsung 2-4 tahun. Benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian. 14. Bab 12. Sangitan. Tumbuhan ini sulit di temukan sehingga siswa mencarinya ke rumah TOGA yang ada di Gunung Leutik. Pada bab ini ditambahkan juga ciri-ciri dan habitat tumbuhan ini. Modul yang diperbaiki menjadi Ciri-ciri Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 4 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, arah cabang miring ke atas. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), bertangkai, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1,5 - 3 cm, helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi (serratus), pertulangan menyirip (pinnate), permukaan halus bunga majemuk, bentuk malai rata (corymbus ramosus), muncul di ujung batang (terminalis), bertangkai panjang, mahkota berwarna putih, mahkota 5 helai, daun mahkota tidak berlekatan (polypetalus) Buah batu (drupa) menyerupai buah buni, panjang 0,3 - 0,4 cm, warna hitam.
42
15. Bab 13. Sirih. Untuk bab ini siswa sudah cukup mengenal dengan baik karena rata-rata di setiap rumah mereka ada tumbuhan ini. 16. Bab 14. Brotowali. Sebagian siswa mencarinya ke rumah TOGA dan tidak semua anak mengetahui tumbuhan ini karena anak-anak sulit untuk masuk ke rumah TOGA. Sehingga mereka hanya mengetahui bentuk daunnya saja, karena salah satu kelompok hanya dapat membawa daunnya saja dari Rumah TOGA tersebut. 17. Bab 15. Kenikir. Tumbuhan ini sangat gampang ditemukan karena kenikir selain bermanfaat untuk obat bisa juga dijadikan lalapan oleh warga.
Selain itu masukan dari guru yang sudah menggunakan modul tumbuhan obat ini antara lain: waktu yang efektif untuk mengajar modul ini adalah 2 jam pelajaran x 35 menit selama 3 bulan tujuannya tentunya agar guru dan anak didik bisa menguasai materi dengan baik. Modul untuk guru sudah cukup baik hanya saja alangkah baiknya jika diberikan daftar isi di dalam modul guru. Untuk kelayakan modul sebenarnya kurang layak diberikan di bangku SD karena bahasanya terlalu sulit untuk di pahami siswa SD minimal modul ini diberikan ditingkat SLTP karena dari segi penjelasannya di tingkat SLTP mudah dimengerti. Strategi yang bisa diberikan agar modul yang dibuat bisa digunakan oleh guru-guru SD lainnya adalah metode karya wisata. Dan guru yang membantu selama penelitian pun ada keinginan untuk memakai modul tumbuhan obat untuk murid baru di semester baru. Penyempurnaan modul yang telah dilakukan dan pengevaluasian seberapa besar pengaruh modul terhadap pengetahuan menjadi petunjuk di dalam perbaikan silabus yang telah dibuat karena untuk siswa SD indikator yang ingin dicapai seharusnya tidak tergolong dalam kategori sukar tapi seharusnya lebih mudah dan ringan. Sebagai contoh di dalam indikator yang dibuat anak-anak mengetahui ciri-ciri, habitat, cara menanam, manfaat dan membuat ramuan tumbuhan obat. Silabus tentang indikator diperbaiki menjadi anak-anak mengetahui tumbuhan obat dan manfaatnya.
43
Adapun kesan pesan siswa selama belajar dan menanam serta bekunjung ke rumah TOGA diantaranya sebagai berikut: 1. Siswa suka dan senang dengan modul yang dibuat karena ceritanya sangat lucu, menambah pengetahuan, bisa belajar sambil bermain, modulnya bagus. 2. Dan ada beberapa cerita yang paling banyak mereka sukai seperti tumbuhan meniran dalam kisahnya Ipin Upin, temulawak dalam kisahnya Detective conan, pegagan dalam kisahnya Spongebob dunia laut mengenal dunia tumbuhan, jahe merah dalam kisah Hero dan ibunya serta kisah jeruk nipis dan jeruk orange. 3. Siswa membaca buku ada yang 3-6 kali, 15 kali, setiap hari, berkali-kali dan bahkan tidak pernah dihitung 4. Modul yang dibuat menurut siswa sudah cukup dimengerti 5. Pesan yang diberikan siswa adalah menambahkan lagi jenis
tumbuhan obat yang lainnya dan buat kisah yang lebih lucu, ingin menjaga dan melestarikan tumbuhan obat, ingin menanam tumbuhan obat dan berkunjung ke rumah TOGA lagi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Proses penyusunan modul
yang baik dilakukan secara partisipatif guru.
Modul yang baik dilengkapi dengan gambar-gambar dan cerita yang disesuaikan dengan perkembangan umur siswa dan yang menjadi popular dalam kehidupan sehari-hari. 2.
Modul yang telah digunakan dan dipraktekan serta berkunjung ke rumah TOGA, cukup efektif menambah pengetahuan dan membentuk sikap siswa terhadap konservasi tumbuhan obat.
3. Peranan guru efektif dalam menyampaikan konservasi tumbuhan obat terhadap siswa melalui modul yang telah disusun karena pada dasarnya guru adalah sesosok panutan yang sangat diikuti nasehat dan ajarannya oleh siswa. 5.2 Saran 1.
Adanya pengembangan materi modul tumbuhan obat dengan menggunakan berbagai multi media dan disesuaikan dengan perkembangan umur.
2.
Diperlukan penelitian lanjutan baik ditingkat SD, SMP, SMA dengan menyusun, dan menguji modul kekayaan sumberdaya tumbuhan obat sesuai potensi berbagai tempat di Indonesia. Tujuannya agar informasi kekayaan ilmu pengetahuan obat dan nilai-nilai pewarisan nenek moyang dapat dilanjutkan, dikembangkan serta dilestarikan oleh generasi muda di daerahnya masing-masing.
3.
Adanya jaminan penggunaan gambar kartun pada modul atas hak cipta, sehingga tidak ada tuntutan dari pihak mana pun ketika modul akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Abidin. 2011. Pendidikan Konservasi. http. http: Scribd Inc. ( 29 Mei 2011) Cordell AG. 2009. Obat-obatan Berkelanjutan dan Perawatan Kesehatan. Nova vol. 32 No.5 Sao Paulo Natural Product USA http.translate.htm ( 30 Mei 2011) Herlina. 2010. Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat (Herbal) Sebagai Komoditas Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal Dalam Konsep Bioregion. http://uripsantoso.wordpress.com/2010/04/02/pengembangan-budidayatumbuhan-obat-herbal-sebagai-komoditas-agribisnis-berbasis-kearifanlokal-dalam-konsep-bioregion/( 15 September 2010) Hidayati S. 2011. Perubahan Persepsi Siswa Sekolah Dasar Terhadap Goa (Analisis menggunakan Draw-An-Environment-Test Rubric) [Skripsi] Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Flora E. 2008. Tanaman Obat Indonesia Untuk pengobatan. http://indonesianherbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untukpengobatan.html ( 14 September 2010) Nursidik.2009. Anak didik dan Pendidik http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/03/anak-didik-dan-pendidik.html( 28 November 2010) Santrock.2007. Perkembangan Anak Jilid I. Hardani (Editor), Kuswantidan Rachmawati (Alih bahasa). Jakarta: Erlangga. Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametric Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia .Jakarta Singarimbundan Effendi.1989. Metode Penelitian Survei. Masri (Editor). Jakarta: LP3ES Susanti.2010.Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) ( Studi Kasus pada Masyarakat di Gunung Leutik) [Skripsi] Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. UU No 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Zuhud EAM. 2007. Sikap Masyarakat dan Konservasi (Suatu analisis Kedawung sebagai stimulus Tumbuhan Obat bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. ______. 2009. Potensi Hutan Tropika Indonesia Sebagai Penyangga Bahan Obat Alam untuk Kesehatan Bangsa. (Jurnal Bahan Alam Indonesia vol 6) ______. 2010. Pengembangan Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) sebagai model Ketahanan Obat Masyarakat Melalui Rekayasa Tri-Stimulus AMAR pro-Konservasi dan Menjalin Kemitraan [PenelitianStrategisUnggulan]. Departemen Konservasi Sumberdaya hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
48
Lampiran 1
Modul Untuk Siswa SD MENGENAL 15 TUMBUHAN OBAT UNGGULAN GUNUNG LEUTIK CIAMPEA, BOGOR Disusun Oleh Ria Indriati E34070099 Pembimbing Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M Zuhud, MS Dr. Ir. Diah K Pranadji, MS
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
49
ASIKNYA MENGENAL KONSERVASI TUMBUHAN OBAT DI KAMPUNG SENDIRI 1) Anak-anak yang cerdas, hari ini kita akan mengenal Konservasi Tumbuhan Obat
2) Wah seru, apa itu Konservasi, bu guru?
3) Hufh…males 4) Iya penasaran, apa itu Tumbuhan Obat , bu ?
5) ASIK. Bisa mengenal tumbuhan obat, gak perlu jauhjauh ke hutan
( Ilustrasi gambar: Dhiba 2011) “
konservasi
adalah
pemanfaatan
secara
berkelanjutan
dengan
cara
budidaya
(memperbanyak tanaman, tidak memetik sembarangan, jika ada pemanenan harus di tanam kembali) agar terjaga kelestariannya” Tumbuhan Obat adalah jenis Tumbuhan yang sebagian, seluruh tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan, dan ramuan obat-obatan. Menurut Departemen Kesehatan RI dalam SK Menkes No.149/ SK/ Menkes/ IV/ 1978 adalah sebagai berikut: 1.
Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu 2. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat
50
3. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diekstrak dari tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat. Indonesia sangat kaya akan sumberdaya alam sehingga sering dikenal megadiversity
(Keanekaragaman yang besar), untuk itu sebagai anak yang cerdas kita harus mengenal tumbuhan obat sejak dini. MANFAAT TUMBUHAN OBAT
( Ilustrasi gambar: Dhiba 2011) Ayo anak cerdas, sebutkan 10 Manfaat Tumbuhan Obat dari berbagai sudut pandang, ada yang tahu? Jika belum mari kita simak 10 manfaat berikut ini: 10 Manfaat Tumbuhan Obat dari berbagai sudut pandang : 1.
Manfaat Kesehatan (Medis). Sebagai contoh : Penyedia bahan baku, menjaga stamina tubuh
51
2. Manfaat Keindahan (estetis) Sebagai contoh : Tumbuhan hias 3. Manfaat Usaha ( bisnis) Sebagai contoh : Lahan bisnis, untuk produksi obat herbal, klinik kesehatan alamiah, ekowisata-medisin dll 4. Manfaat Keuangan (Finansial ) Sebagai contoh : Menghemat keuangan keluarga tidak perlu berobat ke dokter, lebih baik menggunakan tumbuhan obat. 5. Manfaat Kesenangan (hobi) Sebagai contoh : sebagai kegiatan rutin yang di sukai 6. Manfaat pendidikan (pembelajaran) Sebagai contoh : sistem pendidikan yang terfokus pada kesehatan 7. Manfaat konservasi (pelestarian) Sebagai contoh :upaya konservasi ek-situ( perlindungan di luar habitat) yang mulai langka atau punah 8. Manfaat budaya Sebagai contoh : Untuk upacara adat tertentu 9. Manfaat Lingkungan (ekologis) Sebagai contoh : mendukung tata air, menyegarkan iklim mikro, suplai oksigen, habitat spesies binatang. 10. Manfaat kemasyarakatan (Sosial) Sebagai contoh : kemandirian masyarakat, saling membantu dalam pemeliharaan kesehatan bersama
52
15 TUMBUHAN OBAT UNGGULAN Ayo, Anak cerdas Kenali 15 Tumbuhan Obat Keluarga unggulan di daerah mu….. BAB 1 SAMBILOTO
(Andrographis paniculata)
http://www.today.co.id/read Aku bisa mengobati penyakit : Perintah , Praktekkan percakapan tentang tumbuhan obat berikut ini :
1)Hai rirey, apakah kamu tahu sambiloto?
4) Wah ada raka, Ya 100 Buat Raka…Ko kamu tahu?
2) Itu Tumbuhan apa samuray, ko aku baru tahu ya ada tumbuhan namanya sambiloto???
3)Hai boleh aku jawab, aku tahu tumbuhan sambiloto itu bisa mengobati kalau kita sakit panas, sakit perut, disentri, typhus, juga bekas gigitan ular dan nama ilmiahnya Andrographis
paniculata, Benar gak samuray? 5) karena di rumah ku ada tumbuhan
53
6) Gimana cara
nanamnya? Terus ciri-ciri dan cara membuat ramuannya gimana?
7) Cara nanamnya gampang beli aja bibitnya. Atau kita bisa nanamnya dengan biji yang di semai terlebih dahulu, baru setelah bibitnya tumbuh setinggi 10-15 cm kita pindahkan ke kebun secara langsung.
8) Ciri-cirnya yaitu berbatang basah, dan bentuk batangnya segi empat. Daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata, berhadapan dan bertangkai pendek, warna bunganya putih, berbibir dua dan bercak-bercak lembayung.Apabila sudah masak bijinya terlempar dari dalam buahnya.
Cara membuat ramuannya untuk diare : 13 gram daun di cuci bersih lalu direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin saring hasil rebusan.Lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas, dengan menambahkan 1 sendok madu. Untuk flu, sakit kepala dan panas : tanaman sambiloto di cuci bersih, lalu keringkan. Tumbuk halus dan tambahkan 1 gelas air dalam 1 gram bubuk tanaman. Cara menggunakan direbus dan diminum 3 kali sehari.
54
BAB 2 Meniran (Phyllanthus niruri)
http://herbal369.blogspot.com/ Apakah manfaat aku, ayo siapa yang tahu aku bisa mengobati penyakit apa saja? ............................................................................................................................. ............................... Untuk mengetahui jawabannya simak cerita berikut ini: Upin :” Hai ipin kejar saye , nanti saye Beritahu awak tentang ciri-ciri, habitat, cara menanam, dan manfaat tumbuhan obat meniran padamu. Ipin : “Baiklah kalau begitu saye kejar kamu sampai dapat? Setelah setengah jam mereka bermain dan berlari-lari, akhirnya upin menceritakan tentang tumbuhan meniran. Upin: “ Ipin, awak mau tahu apa itu meniran? Meniran itu tumbuhan obat, ciri-cirinya yaitu tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, tinggi 30 cm-50 cm, daun
55
majemuk, berseling, anak daun 15-24, bulat telur bunga tunggal, buahnya kotak, bijinya kecil keras berbentuk ginjal dan berwarna coklat. Ipin : “ Oh…wuih upin pintarlah, patutlah atuk senang cakap dengan awak. Upin : betul…betul…terus biasanya meniran itu hidup di tempat lembab dan berbatu seperti di sepanjang saluran air, semak-semak. Tumbuh liar dah… Ipin : “ wuih enak betul tumbuh bebas tak perlu ditanamkah? Upin :” iye tak perlu tapi kalaupun mau menanam bisa sih caranya dengan menggunakan biji, Biji disemaikan dan dipindahkan, pemeliharaannya mudah dibutuhkan air dengan penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah juga dilakukan pemupukan. Ipin : “ Oh macam tuh, terus manfaatnya untuk ape? Upin : “Manfaat tumbuhan tuh untuk mengobati air seni berdarah, bisul mata, dan sakit kuning, Ipin : “ Awak hebatnya upin. Upin : Nama ilmiahnya atau nama kerennya meniran itu Phyllanthus niruri.
Sekedar info aja ipin nih ada tips cara meramu penyakit diatas:
Air seni berdarah : herba meniran segar 9 tanaman + rimpang temulawak 3 keping+ daun bludru segar 6 helai + air 11 ml. (di buat infus) diminum 1 kali sehari 100 ml
Bisul mata
: Herba meniran segar 9 tanaman +air 100 ml. (dibuat infus),
beningan yang diperoleh selagi hangat, digunakan untuk mencuci mata dan ramuan.
Sakit kuning
: 16 Tanaman meniran ( akar, batang, daun ), bahan tambahan 2
gelas air susu. Tanaman meniran di cuci lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas lalu disaring dan diminum sekaligus setiap hari.
56
BAB 3 Takokak (Solanum torvum)
http://www.obatherbalalami.com Apakah Manfaat aku dan bagaimana cara memanfaatkanku dalam pengobatan? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Untuk mengetahui Jawaban di atasmari kita simak petualangan Dora dan monyetnya dalam menemukan manfaat takokak dan cara memanfaatkannya untuk obat, selain itu bisa juga mengetahui ciri-ciri hidupnya. Selamat berpetualang. DORA MENCARI INFO TENTANG TAKOKAK Hai nama saya Dora , kali ini Dora akan berpetualamg mencari informasi tentang Takokak ditemani oleh monyet kecilnya yang setia, namanya Orick. Dora pun bertanya pada tas ajaib apakah nama ilmiah takokak?
torvum “.
“ nama ilmiah takokak adalah Solanum
57
Selama diperjalanan dora pun masih bingung dengan ciri-ciri takokak , akhirnya setelah berjalan-jalan dia pun mulai mengenal ciri-ciri takokak yaitu merupakan perdu kecil, tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 meter. Daunnya tunggal, letaknyaberseling, bentuk bulat telur melebar, panjang daun 6-30 cm, berujung runcing, tepi berlekuk menyirip, warnanya hijau muda dan memiliki tangan yang berambut rapat.
Bahkan seringkali dengan beberapa duri tempel.Buahnya berwarna kuning orange, licin dan bergaris tengah 12-15 cm. Buah takokak sering dimakan sebagai lalab mentah, direbus atau dimasak dengan tauco, dan cabe hijau atau sesuai selera. “Orick, kira-kira tempat hidup takokak di mana ya?Dora pun bertanya. “Ooh..biasanya tumbuh liar, ada di kebun, di halaman rumah, pada tanah yang tidak terlalu berair dan cukup sinar matahari. Wah Orick hebat, cara menanamnya gimana ya. “Ooh… nanamnya cukup dengan biji saja. “Hai Orick ayo kita temukan apa manfaat dari takokak ini ?” Dora dan orick pun mencari jawabannya “ Manfaatnya adalah untuk mengobati pinggang kaku, sakit lambung, tidak datang haid, batuk kronis, bisul dan koreng, jantung berdebar, mata rabun, sakit kepala, anti prostat. “Orick , tapi takokak itu buahnya pahitkan apakah aku suka ya?” “Jangan pedulikan pahitnya, tapi khasiatnya, ok anak cerdas.” Ok, Orick.”
58
“ Adapun cara membuat ramuannya adalah untuk sakit batuk kronis akar kering 10-15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas. Untuk sakit bisul dan koreng daun segar di cuci bersih lalu digiling halus, dibubuhkanketempat yang sakit, lalu balut, untuk prostat makan beberapa buah takokak.
BAB 4 Pegagan (Centella asiatica)
http://arisetim.blogspot.com/2010/09/pegagan-obati-penyakit-tbc.html Apakah manfaat ku anak manis?............ Istilah pegagan di sunda yaitu Antanan “Wah seru masa sih dunia laut mengenal dunia darat, gimana ceritanya??? Mau tahu kisah seru spongebob dan Patrick untuk mengenal Pegagan si tumbuhan obat darat nih dia, yu simak DUNIA LAUT PUN MENGENAL DUNIA DARAT Tak kalah seru petualangan Spongebob dan Partick mencari si pegagan tumbuhan obat. Malam itu Spongebob kepalanya sakit, badannya demam, dan mengalami disentri… Dengan ide cemerlang Patrick akhirnya Spongebob pun sembuh berkat si pegagan tumbuhan obat
59
“Terima kasih Patrick berkat ide gila mu akhirnya aku sembuh yeahhh, Aku heran kamu mengenal pegagan dari mana, bukannya di dunia laut kita tidak ada?” “Tenang spongebob tahu karena aku mencuri info ini dari manusia darat, kemarinaku lihat ada anak kecil yang sakitnya sama dengan kamu akhirnya akupun mencoba mencari ciri-ciri tanaman yang mereka gunakan ciri-cirinya adalah tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan menjalar di tanah, helai daun tunggal, bertangkai, panjang sekitar 5 cm-15 cm, berbentuk ginjal, tepinya bergerigi, bunga berwarna putih atau merah muda dan jadi habitatnya hampir di seluruh Indonesia, di tanah yang lembab dan cukup sinar matahari seperti di padang rumput, pinggir selokan dan sawah.” “ Wah kamu cerdas Patrick, lalu manfaat dan buat ramuannya seperti apa? “Manfaatnya untuk mengobati demam, menambah nafsu makan, asma dan batuk, sakit kepala, disentri dantyfus.” Cara membuat ramuannya adalah: Demam dan menambah nafsu makan caranya 5 gram pegagan diseduh dengan air secukupnya, ditumbuk dan diperas sebagai pengganti air teh, Untuk asma dan batuk caranya ambil 2 genggam pegagan segar dan air secukupnya ditumbuk dan diperas untuk di ambil airnya, diminum 1 kali sehari ¼ cangkir selama 14 hari. Untuk sakit kepala caranya 1 genggam daun pegagan dan seujung sendok makan jintan di rebus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas, disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan madu, kemudian diminum
60
BAB 5 Temulawak (Curcuma xanthorriza)
http://proherbal.net Siapakah aku dan apa manfaatku, dan bagaimana membuat ramuan untuk menambahkan nafsu makan?............................................................................... Untuk tahu jawabannya ayo simak kisah berikut ini:
Wah Conan terlihat lelah sampai-sampai tertidur setelah membaca info tentang temulawak, sang detective ini mencari khasiat dari temulawak yang banyak sekali baik menambah nafsu makan anak-anak, memperbaiki kinerja pencernaan, memelihara fungsi hati, pereda nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah dan juga antioksidan. Ciriciri tanaman yang unik mirip temu putih dalam penyelidikan temulawak pun sang detective jangan sampai salah, antara temu putih dan temulawak berbeda dari segi warna rimpangnya, temulawak berwarnaputih kuning muda sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Habitatnya di tempat tanah yang gembur dan cara membuat ramuannya adalah sebagai berikut Untuk memperbaiki nafsu makan yaitu menggunakan
61
Serbuk temulawak 1-2 g, air panas ¾ gelas, gula atau madu 1 sendok teh, minum 2 kali sehari. Untuk Memperbaiki kinerja pencernaan yaitu menggunakan rimpang temulawak segar 10 g atau yg kering 3 g, air panas. Minim ramuan setiap hari sebelum makan Untuk Memelihara fungsi hati yaitu menggunakan gula 1 sendok makan dan teh temulawak 3 g. minum pagi-sore. Untuk Pereda nyeri sendi dan tulangannya rimpang temulawak segar 60 g, air panas 2 gelas, parut temulawak campur dengan air panas lalu peras. Minum air perasaan temulawak 2 kali sehari ( pagi dan sore) Jika ingin tahu cara menanam temulawak adalah bibit yang digunakan dapat berasal dari rimpang induk dan anak rimpang, satu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm. BAB 6 Jahe Merah ( Zingiber officinale-purpurea)
http://infodunia-4u.blogspot.com/2009/06/jahe-merah.html Apakah manfaatku, cara menanamku dan bagaimana membuat ramuan dari ku???………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
62
Mau tahu jawabannya ayo simak kisah anak Sholeh “Hero” dan ibunya berikut ini: Pagi itu selesai sholat shubuh Hero dan ibunya berdo’a, dan ibunya menasihat hero agar menjadi anak sholeh, rajin beribadah dan belajar agar masa depannya cerah.Karena hero ini sudah tidak punya ayah lagi.Maka dia tumbuh dengan baik dengan kasih sayang ibunya saja, Namun hal ini tidak membuat hero sedih tapi dia menjadi lelaki sholeh dan tegar. Hero emang baik dan patuh setiap hari pagi dan sore dia merawat dan memelihara kebun jahe merah satu-satunya peninggalan ayah nya sebagai usaha kebun jahe merah yang nantinya jahe merah ini di jual ke pasaran.Hero mengenal dengan baik ciri-ciri tanaman jahe ini merupakan tanaman herbal, semusim yang tingginya 40-50 cm. Setiap hari Minggu, Hero pun menanam jahe dengan cara meletakan bibit rimpang secara rendah ke dalam lubang tanam dan alur yang sudah di siapkan, jahe ini cocok di tanah yang gembur banyak humus, curah hujan yang cukup tinggi, suhu 20-35°C. dan memerlukan sinar matahari. Adapun manfaat jahe sebagai obat batuk, pegal-pegal, kepala pusing dan masuk angin. Cara membuat ramuannya adalah sebagai berikut: _Untuk Batuk : 3 rimpang jahe cuci bersih dan rebus dengan 2 gelas air. Didihkan hingga tinggal 1 gelas.Minum 2 x sehari (pagi-sore). _Untuk pegal-pegal : 2 rimpang jahe dan susu segar 2 gelas, rimpang jahe cuci bersih dibakar
dikuliti.
Rimpang
dimemerkan
kemudian
direbus
bersama
dengan
susu
segar,minum 2 x sehari. _Untuk kepala pusing : 3 rimpang jahe cuci bersih, bakar dan memarkan seduh dengan 1 gelas air tambahkan madu atau gula aren, langsung minum gelas sekaligus.
63
_Untuk masuk angin : 3 rimpang jahe memarkan, masukan kedalam 2 gelas air bersih dan beri sedikit gula aren. Didihkan selama 15 menit hingga airnya tinggal separuh. Saring dan minum ketika masih hangat lakukan 2 kali sehari Kalau hero dan ibunya sakit batuk, pegal-pegal, sakit kepala dan masuk angina biasanya menggunakan ramuan jahe. BAB 7 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
http://nurdiyantonugroho.multiply.com/journal/item/93 Apakah kalian tahu manfaatku, dan cara menanamku……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Ayo temukan jawabannya:
Kisah jeruk nipis dan jeruk biasa “ Hai Jeruk Orange, apa yang membedakan dan yang membuat sama antara aku dan kamu?.”Sang Orange menjawab selain beda warna, kita beda jenis tapi tenang aja
64
keberadaan kita di bumi ini sangat bermanfaat, kita mengandung vitamin C dan baik untuk kesehatan. “Oh begitu ya orange”.“Ya begitulah jeruk nipis, jeruk nipis aku ingin mengenal mu lebih dekat bolehkan? “ya, boleh, emang apa yang ingin kamu tahu dari aku?”, kata jeruk nipis. “Aku ingin tahu ciri-ciri kamu, habitat, cara kamu ditanam manusia, manfaat dan cara manusia menggunakan kamu?”, jawab Orange “ Baiklah akan aku beri tahu Ciri-ciriku adalah Daunnya berbentuk bulat telur, bunganya putih bentuknya seperti bintang, buahnya berbentuk bulat, batang kayunya cukup keras. Habitat ku dapat hidup pada tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung, ketinggian 200-1300 m dpl. Jenis tanah latosol, alluvial, andosol. Dan Cara menanamku Dapat diperbanyak secara cangkok di okulasi, jika ditanam bibit ditanam pada tempat yang disediakan jarak tanam 6 m x 6 m. Adapun Manfaatku adalah sebagai obat batuk tradisional, menghilangkan keriput pada wajah, mengobati terlambat datang bulan, menurunkan demam pada anak dll. Untuk membuat ramuanku biasanya manusia menggunakan aku tergantung mereka sakit apa sebagai contoh Sebagai obat batuk tradisional caranya ambil 3 butir jeruk nipis, bagi 2 sama rata. Oleskan kapur sirih pada kedua potongan, satukan kembali, panggang di atas api sampai mengeluarkan busa dari kapur sirih. Oleskan busa tadi pada tenggorokan.Peras buah eruk nipis barusan ambil isinya lalu minum. Untuk Menghilangkan keriput pada wajah caranya ambil 1 butir jeruk nipis, peras ambil airnya. Tambahkan 1 sdm minyak kayu putih dan ¼ sendok kapur sirih.Aduk sampai rata, pakai ramuan sebagai bedak pada malam hari. Masih banyak lagi manfaat dari aku Orange, silahkan kamu gunakan aku,” “Orange menjawab:” Ah gak mau, masa jeruk minum jeruk, Harusnya manusia tuh yang menggunakan kita kalau ingin hidup sehat.
65
BAB 8 Binahong (Anredera cordifolia )
http://carahidup.um.ac.id/2009/10/khasiat-binahong/ Jelaskan manfaatku dan cara penggunaanku ? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Temukan jawabanku pada kisah ku “Binahong Si Tumbuhan Obat” Tak kenal maka tak sayang, makanya untuk anak-anak cerdas kenalan dengan ku ya, nama ku Binahong, nama ilmiahku Anredera cordifolia. Kamu bisa mengenaliku dari ciri-ciri ku, daunku tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, dengan bentuk jantung , tumbuh menjalar dengan panjang 5 meter, berbatang lunak. Gimana anak-anak cerdas dan sholeh sudah mengenal saya?Jika belum kamu bisa mengenal ku dari habitatku, aku mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi, aku banyak di sukai manusia sehingga banyak di tanam di dalam pot sebagai tanaman hias dan obat. Lanjut anak manis untuk menanamku cukup dengan biji secara generatif, biji yang sudah siap untuk ditanam tentunya. Namun aku lebih sering dikembangkan secara vegetative melalui akar rimpang.
66
Nah itu tadi anak manis sekilas tentang aku, ada pertanyaan? Anak cerdas pun bertanya apa manfaatmu Binahong? Dan bagaiman cara menggunakan mu?
Pertanyaan yang bagus anak manis, manfaatku adalah menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, kesegaran jasmani, stoke, asam urat dan sakit pinggang; menyembuhkan memar karena terpukul, kena api, rheumatic, pegal linu, nyeri urat, menghaluskan kulit, pembengkakan jantung Cara penggunaanku bisa ditanyakan sama ibu, dan bapak guru ya???? Ibu guru dan bapak guru mereka mengenaliku dengan baik, sekarang waktunya anak-anak yang cerdas bertanya ama bapak, ibu guru, tentang aku apa saja, ayo semangat bertanya BAB 9 Mahkota dewa (Phaleria macrocarpus)
http://ooobegituyach.blogspot.com/2010/03/tanaman-mahkota-dewa.html Hati-hati dengan ku anak manis walaupun aku tumbuhan obat, aku bisa beracun bagi kamu jika kamu memakan bijiku,INGAT JANGAN MEMAKAN BIJIKU. Mau bukti, hewan saja bisa keracunan memakan ku, dan hewan-hewan tidak ada yang memakan ku, mereka sudah pintar. AYO jelaskan manfaatku anak manis, dan cara membuat ramuanku?
67
Akan ku bantu kamu anak manis, untuk mengenali Mahkota dewa? Ayo semangat jangan ngantuk ya!!! Anak cerdas selalu bersemangat
Si Mahkota Dewa dengan nama ilmiah Phaleria macrocarpus sebagai berikut:
memiliki ciri-ciri
dia tergolong jenis perdu, batangnya bulat, kasar berwarna coklat,
berkayu, bergetah, percabangan simpodial (bercabang-cabang), daun tunggal, letak daunya berhadapan, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, licin warna hijau tua. Habitatnya tumbuh pada ketinggian 10-1200 mdpl pada tanah yang gembur dan subur.Cara menanamnya menggunakan biji dari buah yang sudah matang, penyemaian biji dilakukan dengan menggunakan media tanam berupa sekam bakar yang dicampur dengan pupuk kandang, dan kalau kamu anak rajin dan pintar harus diseram ya mahkota dewanya secara rutin. Manfaat mahkota dewa adalah mengobati diabetes mellitus, Kanker dan tumor, Hepatitis, asam urat.(Hati-hati buahnya jangan dimakan langsung karena beracun, ciriciri buah beracun warnanya mencolok seperti mahkota dewa). Cara membuat ramuannya sebagai berikut
:
Untuk mengobati
diabetes
melilitus dengan meminum air rebusan 3 kali sehari, dengan bahan-bahan ambil 5-6 buah mahkota dewa, iris dan cuci bersih, rebus bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas Untuk mengobati kanker dan tumor caranya campur 5 gram buah mahkota dewa kering dengan 15 gram temu putih, 10 grm sambiloto kering dan 15 gram cakar ayam
68
kering, cuci bersih semua bahan, rebus semua bahan dalam 5 gelas air biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
BAB 10 Rosella (Hibiscus sabdariffa)
http://lilikeka.netne.net/sistem_tanam.html
Apakah manfaatku, cara membuat ramuanku dan cara menanamku?................................................................................ .................................................................................... “Kenalkan Bro mamad nama saya Yuki, saya anak kelas 5 SD, saya sangat suka tumbuhan obat keluarga , dan saya merupakan ketua umum Ekskul pencinta TOGA di sekolah yang baru dibentuk tahun ini. Saya akan memperkenalkan salah satu tananman namanya Rosella atau nama ilmiahnya Hibiscus sabdariffa”.
“Hai yuki, kamu anak pintar ya, kalau begitu mamad nanya aja ya ke kamu tentang Rosella, mmh rosella itu ciri-cirnya seperti apa bro yuki, huffh, saya belum pernah melihatnya”. “ ok mad, akan aku beritahu padamu ciri-cirinya tumbuh
tegak, bercabang banyak, bersemak-semak, mempunyai siklus hidup tahunan, batang berwarna kemerah-marahan, mencapai ketinggian sampai 3.5 meter, warna daun bervariasi dari hiau gelap-merah, teoi bergerigi, bunga berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, biji terdapat dalam cangkang. Rosella ini
69
dapat hidup di ketinggian 0-9 m dpl, tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dpl. Suhu 20-34
.
“Yuki apakah kamu tahu manfaat dari rosella? Dan cara membuat ramuannya seperti apa, terus cara menanamya seperti apa?” “ oh tentu mamad aku tahu, rosella mempunyai manfaat yang banyak sekali untuk meningkatkan stamina daya tahan tubuh, Mengawetkan kehalusan kulit dan Mengurangi Keriput, Dapat menurunkan berat badan, cocok untuk rogram diet, Melindungi dari infeksi kuman, anti bakteri , anti virus serta dapat mengobati keracunan, Bagi Anak-anak bermanfaat mempercepat pertumbuhan OTAK, karena mengandung OMEGA-3
dan memacu pertumbuhan DHA. Cara membuat ramuannya
gampang bro yuki dengan cara menyeduh 5-7 kelopak bunga dengan air panas, tunggu 5 menit, siap minum. Rasa dari minuman ini seperti asam jawa. Kalo yang punya sakit maag harus hati - hati dan menambahkan kadar airnya. Kalau mau bisa ditambahkan gula, tapi untuk kesehatan yg lebih baik dicampur pake madu saja sebagai pemanis, Mmh cara menanam rosella siapakan media tanam , bisa lahan terbuka, polybag, tidak menyulitkan lebih memudahkan, media tanam apa saja yang ada. Pembenihan skala kecil ( biji dibuat kecambah dengan cara rendam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari). Tanaman biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah
disiapkan
atau
polybag.Basahi
kapas
setiap
hari
hingga
semua
biji
berkecambah.Atau bisa langsung membeli bibit dan menanamnya”. “ Ok yuki, kamu anak cerdas ok Pak ketua terima kasih ya informasi dan pengetahuan ini, aku akan segera bergabung di kelompok EKSKUL Pencinta TOGA Di SD kita ini.” (The End)
70
BAB 11 Sirsak (Annona muricata)
http://daunsirsakobatkanker.com/sirsak.html Apakah manfaatku, bagaimanakah cara menanam dan membuat ramuanku? “Hai Melodi, apakah kamu ingin tahu manfaat sirsak untuk kesehatan, karena sirsak ini termasuk tumbuhan obat keluarga, kata mbahku?.” “ Iya aku ingin tahu simpony, karena aku suka buah sirsak.” “Baiklah akan kuberitahu, manfaatnya untuk Ambeien, sakit kandung air seni, bayi mencret, anyang-anyangen, kanker. Dan penyakit lainnya” “ Wah kamu pintar simpony, Cara menanam dan membuat ramuannya gimana?””. “ Cara membuat ramuan Ambeiencaranya buah sirsak yang sudah masak, diperas untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, iminum 2 kali sehari, pagi dan sore.Sakit Kandung Air Seni caranya buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya, semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak, dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.Untuk Bayi Mencret caranya buah-sirsak yang sudah masak; lalu buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya; lalu diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.Anyang-anyangen (sering kecing tetapi sedikit dan terasa sakit) carany sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya; lalu sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas lalu disaring dan diminum. Untuk menanam caranya adalah:
71
Benih dapat ditanam langsung di ladangkan atau disemaikan dahulu di persamaian. “ Mau tahu Ciri-ciri sirsak ayo simak makanya Sirsak berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. BAB 12 Sangitan ( Sambucus javanica)
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=99 Apakah manfaatku dan bagaimana cara membuat ramuanku?..........................................
Perhatikan
gadis
cantik
yang
sedang
semangat mengenal tumbuhan sangitan, gadis yang disamping kiri namanya nadhifah yang di samping kanan namanya noname, selamat membaca Nama saya Nadhifah, saya kelas O besar di Singapur, atau TK. Saya
ingin
memperkenalkan
Tumbuhan
Obat Sangitan, yang mempunyai manfaat untuk mengobati badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri, rhematik, sakit pinggang, sakit kuning.
72
Cara menanam sangitan dengan perbanyakan bii atau juga dengan setek. kalau saye namanya Nonamelah… Cara buat tuh ramuan begini kalau Badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri caranya cuci 30-60 g herba sangitan berikut akarnya, lalu potong seperlunya, rebus dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, saring setelah dingin dan minum sekaligus dipagi hari. Untuk Rhematik, sakit pinggang, bengkak akibat terpukul caranya rebus 15-30 gr tumbuhan sangitan kering dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, setelah dingin disaring dan gunakan untuk 2 kali minum, pagi dan sore, air ini bagus juga untuk kompres bagian yang bengkak.
Ciri-ciri tumbuhan sangitan adalah sebagai berikut: Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 4 m. Akar tunggang.Batang berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, arah cabang miring ke atas. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), bertangkai, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1,5 - 3 cm, helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi (serratus), pertulangan menyirip (pinnate), permukaan halus Bunga majemuk, bentuk malai rata (corymbus ramosus), muncul di ujung batang (terminalis), bertangkai panjang, mahkota berwarna putih, mahkota 5 helai, daun mahkota tidak berlekatan (polypetalus) Buah batu (drupa) menyerupai buah buni, panjang 0,3 - 0,4 cm, warna hitam.
73
BAB 13 Sirih (Piper betle)
http://sunartoedris.wordpress.com/2009/04/15/daun-sirih-dan-manfaatnya/ Tebak manfaatku untuk apa?
Ada dua orang ibu yang sedang membicarakan daun sirih yu simak! “Bu Norita saya punya banyak daun sirih di rumah, ibu mau?.” “Untuk apa ibu yuki, daun sirihnya banyak banget di rumah, bolehlah saya mau”. Banyak manfaatnya ibu untuk mencegah pertumbuhan kuman dan jamur, termasuk kuman penyebab bau badan dan mulut serta bias digunakan untuk membersihkan organ kewanitaan, Kaki bengkak dll. “ Boleh ibu yuki saya mau coba, buat ramuannya gimana bu?.” “Tenang, gampang. Caranya Untuk kuman prnyebab bau badan dan mulut Yang dipakai adalah rebusan 5- 7 lembar daun dalam lebih kurang 2,5 liter air bersih sampai mendidih. Setelah hangat, air rebusan itu dapat diminum atau dipakai dengan cara lain, yaitu berkumur dan membersihkan organ kewanitaan. Tidak ada batasan jumlah rebusan pada pemakaian untuk berkumur atau mencuci organ, bahkan lebih sering akan lebih baik. _Kaki bengkak: Daun sirih 2 helai; Cabai jawa 3 buah; Lempuyang emprit 1 rimpang; Beras
74
sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya, Ramuan dihaluskan dengan bantuan sedikit air; kemudian ditambah arak secukupnya, Digosokkan pada kaki yang bengkak sebelum tidur BAB 14
Brotowali (Tinospora crispa)
http://bayuputrabio.wordpress.com/2011/01/14/brotowali-tinospora-tuberculatabeumee/
Anak cerdas , setelah aku memperkenalkan diri ? jawab ya manfaatku dan cara penggunaanq untuk apa? Nama ku Brotowali, para ilmuwan memanggilku Tinospora
crispa.Kamu boleh panggil aku siapa saja. Aku biasa tumbuh liar di hutan dan di ladang adapun manfaatku sebagai obat demam, rematik, gatal-gatal cara menggunakak aku UntukDemam caranya Batang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4 g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali sehari sebanyak 50 ml. Untuk Rematik caranyaBatang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g; Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir Untuk Gatal-gatal caranyaBatang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian yang gatal.
75
BAB 15 Kenikir (Cosmos caudatus)
( sumber foto : Santa 2011) Apa Manfaatku anak cerdas, bagaimana cara menanamku? “Aku adalah tumbuhan ke 15 potensial di daerahmu gunung leutik, kamu harus mengenal ku dan teman-temanku ke 15 tumbuhan obat potensial, Baiklah anak cerdas aku akan memperkenalkan diriku seperti teman-temanku di atas. Namaku : Kenikir bisa juga memanggilku dengan nama keren Cosmos caudatus. Ciri-ciriku adalah
: Perdu, tinggi 75-100 cm, bau khas.BatangTegak, segi empat,
beralur membujur, bercabang banyak, muda berbuu, beruas, hijau keunguan. Daun Majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang 1525 cm, hijau. Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25 cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, panjang + 1 cm, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah. BuahKeras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji Keras, kecil, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hitam. Dan Habitat ku : tumbuh baik di dataran rendah dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, sampai pegunungan ± 700 m dpl., terutama ditempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari penuh.
76
Cara menanam : Sudah lama dibudidayakan sebagai tanaman hias di halaman rumah atau kantor bagian depan dengan menggunakan biji Manfaat
: Daun kenikir berkhasiat sebagai penambah nafsu makan, obat lemah jantung dan untuk mengusir serangga
Cara membuat ramuan :. Untuk penambah nafsu makan dipakai + 100 gram daun segar kenikir, dicuci, dimakan sebagai lalab. Untuk Lemah jantung caranya Cuci 100 g daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap mentah atau kukus daun kenikir segar dan makan sebagai lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus daun kenikir dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil rebusannya. Untuk Pengusir serangga caranya Tanam kenikir di antara tumbuhan yang akan dilindungi. Anak-anak cerdas, sekarang kamu sudah mengenalku, bukan? Ayo sebutkan ciri-ciri aku, habitat ku, manfaatku, cara menanam ku, dan cara membuat ramuanku? _Selamat menjawab_ Karena sudah belajar Tumbuhan obat maka sebagai anak cerdas saya akan berusaha menanam tumbuhan obat yang bermanfaat di sekolah dan di rumah, saya akan mengajak temen-temen di sekolah untuk merawat kebun Tumbuhan Obat menyiramnya dan memeliharanya begitu juga di rumah, semaksimal mungkin saya akan menjaga kesehatan saya dan saya akan menggunakan tumbuhan obat keluarga jika saya sakit.
77
KEGIATAN PRAKTEK MENANAM DI SEKOLAH Anak manis setelah membaca cerita tumbuhan diatas mari saatnya kita menanam tumbuhan obat, adapun hal-hal yang bisa adik lakukan adalah sebagai berikut : 1.
Membawa tumbuhan obat dari rumah masing-masing
2. Menanam 15 tumbuhan obat di atas di sekolah jika ada bibitnya, jika tidak tanamlah bibit yang ada 3. Persiapan lahan kebun sekolah 4. Pengolahan tanah 5. Pencampuran pupuk dan tanah 1:2 6. Penanaman di polybag, pot atau kebun sekolah 7. Penyiangan 8. Penyiraman setiap hari 9. Penamaan nama ilmiah tumbuhan obat bersama Ibu/Bapak guru 10. Perawatan tumbuhan obat setiap hari KEGIATAN BERKUNJUNG KE RUMAH TOGA Anak manis saatnya kita berpiknik sambil menuntut ilmu, setelah sampai di rumah TOGA , kegiatan yang bisa dilakukan : 1.
Mendengarkan penjelasan tumbuhan obat secara umum
2. Mencatat dan menggambar tumbuhan obat yang ada di rumah TOGA 3. Mengikuti demo praktek membuat teh rosella 4. Menanam tumbuhan obat bersama di rumah TOGA
78
Lampiran 2
Modul Untuk Guru SD MENGENAL 15 TUMBUHAN OBAT UNGGULAN GUNUNG LEUTIK KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
Disusun oleh : Ria Indriati E34070099
Pembimbing Prof.Dr.Ir.Ervizal A.M.Zuhud, MS Dr.Ir.Diah K.Pranadji, MS
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
79
MENGENAL TUMBUHAN OBAT Tumbuhan Obat adalah jenis Tumbuhan yang sebagian, seluruh dan atau eksudat (sel ) tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan, dan ramuan obat-obatan (Rostiana, et al 1992) dalam Zuhud 2010. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, definisi tumbuhan obat adalah sebagai berikut: 1. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu. 2. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat 3. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diekstrak dari tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat Menurut Zuhud(2010) Tumbuhan potensial adalah jenis tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat dan penggunaannya secara tradisional belum diketahui. 10 Manfaat Tumbuhan Obat dari berbagai sudut pandang : 1. Manfaat medis ( Kesehatan)
: Penyedia bahan baku, menjaga stamina
tubuh 2. Manfaat estetis (Keindahan)
: Tumbuhan hias
3. Manfaat bisnis (Usaha)
: Lahan bisnis, took produksi obat herbal,
klinik kesehatan alamiah, ekowisata-medisin dll 4. Manfaat finansial (Keuangan)
: Menghemat keuangan keluarga tidak perlu
berobat ke dokter, lebih baik menggunakan tumbuhan obat. 5. Manfaat hobi (Kesenangan)
:
Sebagai kegiatan rutin yang di sukai
6. Manfaat pendidikan (pembelajaran)
:
Sistem pendidikan yang terfokus pada
kesehatan 7. Manfaat konservasi (pelestarian)
: Upaya konservasi ek-situ( perlindungan di
luar habitat) yang mulai langka atau punah
80
8. Manfaat budaya
: Untuk upacara adat tertentu
9. Manfaat ekologis ( Lingkungan)
: Mendukung tata air, menyegarkan iklim
mikro, suplai oksigen, habitat spesies binatang. 10. Manfaat social ( kemasyarakatan)
:
Kemandirian
masyarakat,
saling
membantu dalam pemeliharaan kesehatan bersama. Menurut penelitian Revitalisasi TOGA 2009, terdapat 15 jenis tumbuhan obat di Gunung leutik ciampea Bogor diantaranya sebagai berikut : 1. Sambiloto (Andrographis paniculata) 2. Meniran (Phyllanthus niruri) 3. Takokak (Solanum torvum) 4. Pegagan (Centella asiatica) 5. Temulawak (Curcuma xanthorriza) 6.
Jahe Merah ( Zingiber officinale-purpurea)
7. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 8. Binahong (Anredera cordifolia) 9. Mahkota dewa ( Phaleria macrocarpus) 10. Rosella (Hibiscus sabdariffa) 11. Sirsak (Annona muricata) 12. Sangitan ( Sambucus javanica) 13. Sirih (Piper betle) 14. Brotowali (Tinospora crispa) 15. Kenikir (Cosmos caudatus) KeLimabelas tumbuhan obat diatas merupakan tumbuhan obat potensial yang ada di Gunung Leutik ciampea. Untuk mengenal ke lima belas tumbuhan diatas lebih detail akan diuraikan setiap jenisnya. Dengan tujuan biasa mengenala nama latin, ilmiah, manfaat ayau kegunaan, habitat hidup tumbuhannya dan manfaat lainnya seperti yang disebutkan diatas.
81
Sambiloto (Andrographis paniculata)
http://www.today.co.id/read
Nama jenis
: Sambiloto
Nama Ilmiah
: Andrographis paniculata
Ciri-ciri Berbatang basah, dan bentuk batangnya segi empat. Daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata, berhadapan dan bertangkai pendek, warna bunganya putih, berbibir dua dan bercak-bercak lembayung. Apabila sudah masak bijinya dilempar kuat-kuat dari dalam buahnya Habitat Tumbuhan ini dapat hidup dengan subur di daerah yang berdaratan rendah maupun berdaratan tinggi, pada tempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari, biasanya di tanam di pekarangan rumah sebagai pagar hidup. Cara menanam Menggunakan biji dengan di semai terlebih dahulu, baru setelah bibitnya tumbuh setinggi 1015 cm dipindahkan ke kebun atau secara langsung menanam bijinya. Manfaat
82
Untuk sakit demam, obat sakit perut, atau disentri dan typhus, obat luka bekas gigitan ular dengan cara membalurnya di atas kulit yang luka atau gatal Cara membuat ramuan :
untuk diare : 13 gram daun di cuci bersih lalu direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin saring hasil rebusan. Lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas, dengan menambahkan 1 sendok madu.
Untuk flu, sakit kepala dan panas : tanaman sambiloto di cuci bersih, lalu keringkan. Tumbuk halus dan tambahkan 1 gelas air dalam 1 gram bubuk tanaman. Cara menggunakan direbus dan diminum 3 kali sehari.
Meniran (Phyllanthus niruri)
http://herbal369.blogspot.com/
Nama jenis
: Meniran
Nama Ilmiah
: Phyllanthus niruri
Ciri-ciri Tanaman semusim, tumbuh tegak, bercanag-canabg, tinggi 30 cm-50 cm, daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, bulat telur bunga tunggal, buahnya kotak, bijinya kecil keras berbentuk ginjal dan berwarna coklat. Habitat
83
Tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu seperti di sepanjang saluran air, semak-semak. Cara menanam Menggunakan biji, Biji disemaikan dan dipindahkan, pemeliharaannya mudah dibutuhkan air dengan penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah juga pemupukan. Manfaat Mengobati air seni berdarah, bisul mata, sakit kuning, Cara membuat ramuan :
Air seni berdarah : herba meniran segar 9 tanaman + rimpang temulawak 3 keping+ daun bludru segar 6 helai + air 11 ml. (di buat infus) diminum 1 kali sehari 100 ml
Bisul mata
: Herba meniran segar 9 tanaman +air 100 ml. (dibuat infus),
beningan yang diperoleh selagi hangat, digunakan untuk mencuci mata dan ramuan.
Sakit kuning
: 16 Tanaman meniran ( akar, batang, daun ), bahan tambahan 2
gelas air susu. Tanaman meniran di cuci lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas lalu disaring dan diminum sekaligus setiap hari.
Takokak (Solanum torvum)
http://www.obatherbalalami.com
Nama jenis
: Takokak
Nama Ilmiah
: Solanum torvum
84
Ciri-ciri Takokak merupakan perdu kecil, tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 meter. Daunnya tunggal, letaknya berseling, bentuk bulat telur melebar, panjang daun 6-30 cm, berujung runcing, tepi berlekuk menyirip, warnanya hijau muda dan memiliki tangan yang berambut rapat. Bahkan seringkali dengan beberapa duri tempel. Buahnya berwarna kuning orange, licin dan bergaris tengah 12-15 cm. Buah takokak sering dimakan sebagai lalab mentah, direbus atau dimasak dengan tauco, dan cabe hijau atau sesuai selera.
Habitat Biasanya tumbuh liar, di kebun, di halaman rumah, pada tanah yang tidak terlalu berair dan cukup sinar matahari.
Cara menanam Perbanyakan tumbuhan dengan biji.
Manfaat Pinggang kaku, sakit lambung, tidak datang haid, batuk kronis, bisul dan koreng, jantung berdebar, mata rabun, daunnya untuk sakit kepala, anti prostat.
Cara membuat ramuan untuk sakit batuk kronis akar kering 10-15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas. Untuk sakit bisul dan koreng daun segar di cuci bersih lalu digiling halus, dibubuhkanketempat yang sakit, lalu balut, untuk prostat makan beberapa buah takokak.
85
Pegagan (Centella asiatica)
http://arisetim.blogspot.com/2010/09/pegagan-obati-penyakit-tbc.html
Nama jenis
: Pegagan (Antanan)
Nama Ilmiah
: Centella asiatica
Ciri-ciri Tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan menjalar di tanah. Herba tahunan tanpa batang tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal, tepinya bergerigi, bunga berwarna putih atau merah muda.
Habitat Hidup hampir terdapat di seluruh Indonesia, menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah dll.
Cara menanam Bagian yang ditanam seluruh tanaman, untuk membudidayakannya menggunakan akar stolon dan akar tunggang (bonggol). Stolon berakar/bertunas dipotong-potong sepanjang 2.5 cm dan tanam langsung.Dalam 14 hari sudah tumbuh.
Manfaat Demam dan menambah nafsu makan, asma dan batuk, sakit kepala , disentri, tyfus dll
86
Cara membuat ramuan Demam dan menambah nafsu makan caranya 5 gram pegagan diseduh dengan air secukupnya, ditumbuk dan diperas sebagai pengganti air the Untuk asma dan batuk caranya ambil 2 genggam pegagan segar dan air secukupnya ditumbuk dan diperas untuk di ambil airnya, diminum 1 kali sehari ¼ cangkir selama 14 hari Untuk sakit kepala caranya 1 genggam daun pegagan dan seujung sendok makan jintan di rebus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas, disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan madu, kemudian diminum.
Temulawak (Curcuma xanthorriza)
http://proherbal.net
Nama jenis
: Temulawak
Nama Ilmiah
: Curcuma xanthorriza
Ciri-ciri Penampilan mirip temu putih, hanya warna dan rimpangnya berbeda.Bunga temulawak berwarna putih kuning muda, sedangkan bunga temu putih berwarna merah putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna merah jingga kecoklatan Habitat :
Dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, di lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari, biasanya tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Cara menanam
87
bibit yang digunakan dapat berasal dari rimpang induk dan anak rimpang, satu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm
Manfaat Memperbaiki nafsu makan, memperbaiki kinerja pencernaan, memelihara fungsi hati, pereda nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, sebagai antioksidan Cara membuat ramuan : Untuk memperbaiki nafsu makan yaitu Serbuk temulawak 1-2 g, air panas ¾ gelas, gula atau madu 1 sendok teh, minum 2 kali sehari. Memperbaiki kinerja pencernaan bahannya yaitu rimpang temulawak segar 10 g atau yg kering 3 g, air panas. Minim ramuan setiap hari sebelum makan Memelihara fungsi hati bahannya yaitu gula 1 sendok makan dan the temulawak 3 g. minum pagi-sore. Pereda nyeri sendi dan tulang bahannya rimpang temulawak segar 60 g, air panas 2 gelas, parut temulawak campur dengan air panas lalu peras. Minum air perasaan temulawak 2 kali sehari ( pagi dan sore)
88
Jahe Merah ( Zingiber officinale-purpurea)
http://infodunia-4u.blogspot.com/2009/06/jahe-merah.html
Nama jenis
: Jahe Merah
Nama Ilmiah
: Zingiber officinale-purpurea
Ciri-ciri Merupakan tanaman herbal, semusim, tegak tinggi 40-50 cm.
Habitat Membutuhkan curah hujan yang relative tinggi 2500-4000 mm/tahun, umur 2.5-7 bulan memerlukan sinar matahari, suhu udara opimum 20-35
Cara menanam Di tanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak humus, dilaukan dengan cara meletakan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.
Manfaat Obat batuk, untuk pegal-pegal, kepala pusing, masuk angin dll
Cara membuat ramuan _Untuk Batuk : 3 rimpang jahe cuci bersih dan rebus dengan 2 gelas air. Didihkan hingga tinggal 1 gelas.Minum 2 x sehari (pagi-sore).
89
_Untuk pegal-pegal : 2 rimpang jahe dan susu segar 2 gelas, rimpang jahe cuci bersih dibakar dikuliti. Rimpang dimemerkan kemudian direbus bersama dengan susu segar,minum 2 x sehari. _Untuk kepala pusing : 3 rimpang jahe cuci bersih, bakar dan memarkan seduh dengan 1 gelas air tambahkan madu atau gula aren, langsung minum gelas sekaligus. _Untuk masuk angin : 3 rimpang jahe memarkan, masukan kedalam 2 gelas air bersih dan beri sedikit gula aren. Didihkan selama 15 menit hingga airnya tinggal separuh. Saring dan minum ketika masih hangat lakukan 2 kali sehari
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
http://nurdiyantonugroho.multiply.com/journal/item/93
Nama jenis
: Jeruk napis
Nama Ilmiah
: Citrus aurantifolia
Ciri-ciri Daunnya berbentuk bulat telur, bunganya putih bentuknya seperti bintang, buahnya berbentuk bulat, batang kayunya cukup keras
Habitat Hidup pada tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung, ketinggian 200-1300 m dpl. Jenis tanah latosol, alluvial, andosol
90
Cara menanam Dapat diperbanyak secara cangkok di okulasi, jika ditanam bibit ditanam pada tempat yang disediakan jarak tanam 6 m x 6 m.
Manfaat Obat batuk tradisional, menghilangkan keriput pada wajah, mengobati terlambat datang bulan, menurunkan demam pada anak dll
Cara membuat ramuan Sebagai obat batuk tradisional caranya ambil 3 butir jeruk nipis, bagi 2 sama rata. Oleskan kapur sirih pada kedua potongan, satukan kembali, panggang di atas api sampai mengeluarkan busa dari kapur sirih. Oleskan busa tadi pada tenggorokan.Peras buah eruk nipis barusan ambil isinya lalu minum. Menghilangkan keriput pada wajah caranya ambil 1 butir jeruk nipis, peras ambil airnya. Tambahkan 1 sdm minyak kayu putih dan ¼ sendok kapur sirih.Aduk sampai rata, pakai ramuan sebagai bedak pada malam hari.
Binahong (Anredera cordifolia)
http://carahidup.um.ac.id/2009/10/khasiat-binahong/
Nama jenis
: Binahong
Nama Ilmiah
: Anredera cordifolia
91
Ciri-ciri Daun tunggal, bertangkai sangat pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung cordata, tumbuh menjalar dan panjangnya mencapai 5 meter, berbatang lunak.
Habitat Mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi, banyak di tanam di dalam pot sebagai tanaman hias dan obat
Cara menanam Generatif (biji), namun lebih sering berkembang atau dikembangkan secara vegetative melalui akar rimpangnya
Manfaat Menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, kesegaran jasmani, stoke, asam urat dan sakit pinggang; menyembuhkan memar karena terpukul, kena api, rheumatic, pegal linu, nyeri urat, menghaluskan kulit, pembengkakan jantung
Cara membuat ramuan Untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, kesegaran jasmani, stoke, asam urat dan sakit pinggang caranya ambil rhizome (umbi) secukupnya, dicuci bersih, kemudian di rebus, setelah dingin di saring dan hasilnya diminum 2-3 kali sehari Untuk menyembuhkan menyembuhkan memar karena terpukul, kena api, rheumatic, pegal linu, nyeri urat, menghaluskan kulit caranya daun dan batang di tumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Untuk pembengkakan jantung caranya umbinya dicampur bahan lain direbus bersama daun sirih, temulawak dengan perbandingan ganjil : 7,9,13.
92
Mahkota dewa ( Phaleria macrocarpus)
http://ooobegituyach.blogspot.com/2010/03/tanaman-mahkota-dewa.html
Nama jenis
: Mahkota dewa
Nama Ilmiah
: Phaleria macrocarpus
Ciri-ciri Termasuk jenis perdu, tingginya antara 1-2.5 m, batangnya bulat, kasar, berwarna coklat, berkayu, bergetah, percabangannya simpodial, daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, berbentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, licin warna hijau tua. Habitat tumbuh pada ketinggian 10-1200 mdpl pada tanah yang gembur dan subur Cara menanam perbanyakan tanaman menggunakan biji dari buah yang sudah matang, cara penyemaian biji bisa dilakukan menggunakan media tanam berupa sekam bakar yang dicampur dengan pupuk kandang dan dilakukan penyiraman rutin Manfaat mengobati diabetes mellitus, Kanker dan tumor, Hepatitis, asam urat. (Hati-hati buahnya jangan dimakan langsung karena beracun, ciri-ciri buah beracun warnanya mencolok seperti mahkota dewa)
93
Cara membuat ramuan
Untuk mengobati diabetes melilitus dengan meminum air rebusan 3 kali sehari, dengan bahan-bahan ambil 5-6 buah mahkota dewa, iris dan cuci bersih, rebus bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas Untuk mengobati kanker dan tumor caranya campur 5 gram buah mahkota dewa kering dengan 15 gram temu putih, 10 grm sambiloto kering dan 15 gram cakar ayam kering, cuci bersih semua bahan, rebus semua bahan dalam 5 gelas air biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
Rosella (Hibiscus sabdariffa)
http://lilikeka.netne.net/sistem_tanam.html
Nama jenis
: Rosella
Nama Ilmiah
: Hibiscus sabdariffa
Ciri-ciri Tumbuh tegak, bercabang banyak, bersemak-semak, mempunyai siklus hidup tahunan, batang berwarna kemerah-merahan, mencapai ketinggian sampai 3.5 meter, warna daun bervariasi hijau gelap-merah, tepi bergerigi, bunga berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, biji terdapat dalam cangkang.
Habitat Dapat hidup di ketinggian 0-9 m dpl, tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dpl, suhu 20-34 °C.Merupakan tanaman semusim.
94
Cara menanam Media tanam , bisa lahan terbuka, polybag, pembenihan skala kecil ( biji dibuat kecambah dengan cara rendam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari. Tanaman biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polybag.Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah.Atau bisa langsung membeli bibit dan menamnya.
Manfaat Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, Mengurangi
Keriput,
Dapat
menurunkan
Mengawetkan kehalusan kulit dan
berat
badan,
cocok
untuk
rogram
diet, Melindungi dari infeksi kuman, anti bakteri , anti virus serta dapat mengobati keracunan, Bagi Anak-anak bermanfaat mempercepat pertumbuhan OTAK, karena mengandung OMEGA-3 dan memacu pertumbuhan DHA.
Cara membuat ramuan Menyeduh 5-7 kelopak bunga dengan air panas, tunggu 5 menit, siap minum. Rasa dari minuman ini seperti asam jawa. Kalo yang punya sakit maag harus hati - hati dan menambahkan kadar airnya. Kalau mau bisa ditambahkan gula, tapi untuk kesehatan yg lebih baik dicampur pake madu saja sebagai pemanis.
95
Sirsak (Annona muricata)
http://daunsirsakobatkanker.com/sirsak.html
Nama jenis
: sirsak
Nama Ilmiah
: Annona muricata
Ciri-ciri Sirsak berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.
Habitat Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat, tumbuh pada ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Cara menanam Umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Semai dapat dipakai, sebab populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar manis, misalnya, pada umumnya sifatnya sama dengan induknya, serta karena fase yuananya hanya berlangsung 2-4 tahun. Benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian.
Manfaat Ambeien, sakit kandung air seni, bayi mencret, anyang-anyangen, kanker
Cara membuat ramuan
96
Ambeiencaranya buah sirsak yang sudah masak, diperas untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, iminum 2 kali sehari, pagi dan sore.Sakit Kandung Air Seni caranya buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya, semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak, dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.Untuk Bayi Mencret caranya buah-sirsak yang sudah masak; lalu buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya; lalu diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.Anyang-anyangen (sering kecing tetapi sedikit dan terasa sakit) carany sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya; lalu sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas lalu disaring dan diminum.
Sangitan ( Sambucus javanica)
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=99
Nama jenis
: Sangitan
Nama Ilmiah
: Sambucus javanica
Ciri-ciri Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 4 m. Akar tunggang.Batang berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, arah cabang miring ke atas. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), bertangkai, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1,5 - 3 cm, helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi (serratus), pertulangan menyirip (pinnate), permukaan halus Bunga majemuk, bentuk malai rata (corymbus ramosus), muncul di ujung batang (terminalis), bertangkai panjang, mahkota berwarna putih, mahkota 5 helai, daun
97
mahkota tidak berlekatan (polypetalus) Buah batu (drupa) menyerupai buah buni, panjang 0,3 - 0,4 cm, warna hitam.
Habitat Ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Sangitan banyak ditemukan tumbuh liar di daerah pegunungan, pinggiran kota pada tanah terlantar, atau ditanam penduduk sebagai tanaman hias di pekarangan dan kadang ditemukan sebagai tanaman pagar. Tanaman ini umumnya menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu kering atau terlalu lembab.
Cara menanam Perbanyakan generative (biji) atau bisa juga dengan setek.
Manfaat Badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri, rhematik, sakit pinggang, sakit kuning.
Cara membuat ramuan Badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri caranya cuci 30-60 g herba sangitan berikut akarnya, lalu potong seperlunya, rebus dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, saring setelah dingin dan minum sekaligus dipagi hari. Untuk Rhematik, sakit pinggang, bengkak akibat terpukul caranya rebus 15-30 gr tumbuhan sangitan kering dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, setelah dingin disaring dan gunakan untuk 2 kali minum, pagi dan sore, air ini bagus juga untuk kompres bagian yang bengkak.
98
Sirih (Piper betle)
http://sunartoedris.wordpress.com/2009/04/15/daun-sirih-dan-manfaatnya/
Nama jenis
: Sirih
Nama Ilmiah
: Piper betle
Ciri-ciri Perdu, memanjat dan melilit, tinggi mencapai 15 m
Habitat Sirih tumbuh di daerah hutan agak lembab dengan keadaan tanah yang lembab.Daerah yang mempunyai curah hujan 2250 - 4750 mm per tahun merupakan daerah yang sangat disenangi dan ditanam hingga ketinggian 900 m dpl.Sirih menyukai daerah yang teduh dan terlindung dari angin, dan pada daerah yang beririgasi baik dengan tanah berlempung dan kaya bahan organik dengan pH 7 - 7.5.
Cara menanam Diperbanyak dengan cara stek yang mempunyai buku-buku 3 - 5 buah dengan cara mengubur 2 buku-bukunya di dalam tanah. Sirih jarang dibudidayakan dari bijinya, karena buahnya seringkali tidak berbiji atau buah digunakan untuk menyirih.
Manfaat Untuk mencegah pertumbuhan kuman dan jamur, termasuk kuman penyebab bau badan dan mulut serta bias digunakan untuk membersihkan organ kewanitaan, Kaki bengkak dll.
99
Cara membuat ramuan Untuk kuman prnyebab bau badan dan mulut Yang dipakai adalah rebusan 5- 7 lembar daun dalam lebih kurang 2,5 liter air bersih sampai mendidih. Setelah hangat, air rebusan itu dapat diminum atau dipakai dengan cara lain, yaitu berkumur dan membersihkan organ kewanitaan. Tidak ada batasan jumlah rebusan pada pemakaian untuk berkumur atau mencuci organ, bahkan lebih sering akan lebih baik. _Kaki bengkak: Daun sirih 2 helai; Cabai jawa 3 buah; Lempuyang emprit 1 rimpang; Beras sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya, Ramuan dihaluskan dengan bantuan sedikit air;kemudian ditambah arak secukupnya, Digosokkan pada kaki yang bengkak sebelum tidur.
Brotowali (Tinospora crispa)
http://bayuputrabio.wordpress.com/2011/01/14/brotowali-tinospora-tuberculata-beumee/
Nama jenis
: Brotowali
Nama Ilmiah
: Tinospora crispa
Ciri-ciri Perdu memanjat. Batang sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan besar.Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda
100
Habitat Tumbuh liar di hutan dan di ladang Cara menanam : Perbanyakan tanaman menggunaan stek. Pemeliharaan tanaman brotowali sangat mudah dengan pemberian cukup air dan pupuk organik dan usahakan tetap menjaga kelembaban tanah.
Manfaat Untuk demam, rematik, gatal-gatal dll
Cara membuat ramuan UntukDemam caranyaBatang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4 g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali sehari sebanyak 50 ml.
Untuk Rematik caranyaBatang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g; Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
Untuk Gatal-gatal caranyaBatang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian yang gatal.
101
Kenikir (Cosmos caudatus)
(sumber foto : Santa 2011) Nama jenis
: Kenikir
Nama Ilmiah
: Cosmos caudatus
Ciri-ciri Perdu, tinggi 75-100 cm, bau khas.BatangTegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, muda berbuu, beruas, hijau keunguan.
Daun Majemuk, bersilang berhadapan,
berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, hijau. Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25 cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, panjang + 1 cm, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah.BuahKeras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji Keras, kecil, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hitam.
Habitat Tumbuh baik di dataran rendah dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, sampai pegunungan ± 700 m dpl., terutama ditempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari penuh. Cara menanam : Sudah lama dibudidayakan sebagai tanaman hias di halaman rumah atau kantor bagian depan dengan menggunakan biji
Manfaat
102
Daun kenikir berkhasiat sebagai penambah nafsu makan, obat lemah jantung dan untuk mengusir serangga
Cara membuat ramuan Untuk penambah nafsu makan dipakai + 100 gram daun segar kenikir, dicuci, dimakan sebagai lalab. Untuk Lemah jantung caranya Cuci 100 g daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap mentah atau kukus daun kenikir segar dan makan sebagai lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus daun kenikir dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil rebusannya.Untuk Pengusir serangga caranya Tanam kenikir di antara tumbuhan yang akan dilindungi.
Cara Budidaya Tanaman Obat Secara Umum
Keragaman jenis tanaman obat mulai dari jenis tanaman dataran rendah sampai tanamandataran tinggi menuntut penyesuaian lingkungan untuk kegiatan budidaya tanaman tersebut.Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi lingkungan tertentu agar dapat tumbuh danberkembang dengan optimal.Lingkungan pertumbuhan yang dimaksud meliputi iklim dan tanah.Beberapa unsur iklim seperti suhu, curah hujan dan penyinaran matahari secara langsung berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman obat membutuhkan suhu udara yang sesuai agar prosesmetabolisme dapat berjalan baik, sedangkan suhu tanah akan mempengaruhi prosesperkecambahan benih. Tanaman obatobatan membutuhkan curah hujan yang cukup dengan distribusi yangmerata.Ketersediaan air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanamanobat.Apabila jumlah curah hujan tidak dapat memenuhi kebutuhan air bagi tanaman obat makaharus dilakukan penyiraman atau pengairan melalui irigasi. Penyinaran matahari juga sangat penting pada budidaya tanaman obat.Unsur-unsur iklim lain seperti kelembaban, angin dan keawanan juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhkan tanaman obat yang akan dibudidayakan. Kesuburan tanah tempat bercocok tanam tanaman obat juga merupakan penentukeberhasilan budidaya tanaman obat tersebut.Kesuburan tanah yang harus diperhatikan meliputikesuburan fisik, kimia dan biologi. Tanah sebaiknya memiliki perbandingan fraksi liat, lempungdan pasir yang seimbang, gembur, kandungan bahan
103
organik tinggi, aerase dan drainase baik,memiliki kandungan hara yang tinggi, pH tanah cenderung netral antara 6,0 – 7,0.
Persiapan dan Pengolahan Tanah Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman.Tanah menyediakan unsur-unsur hara yang merupakan makanan bagi tanaman.Pada budidaya tanaman obat persiapanlahan dan pengolahan lahan harus menjadi perhatian pertama.Lokasi penanaman penting diperhatikan karena berkaitan langsung dengan lingkungan tumbuh tanaman yaitu iklim dan kondisi lahan.Ketinggian tempat sangat mempengaruhi iklim setempat seperti suhu, curah hujan, kelembaban, penyinaran matahari, dan angin.Kemiringan lahan juga menentukan teknik pengolahan tanah dan teknik budidaya tanaman.Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang optimal. Kondisi tanah yang harus diperhatikan meliputi kesuburan fisik tanah Persiapan dan pengolahan tanah bertujuan untuk : 1 Membuat kondisi fisik tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan porositas tanah,memperbaiki aerase dan drainase tanah. 2 Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. 3 Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pegunungan sebaiknya dibuat teras untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman. Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan pengolahan tanah adalah : 1 Pembersihan lahan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan. 2 Pembajakan yaitu membalik tanah dengan menggunakan bajak atau traktor 3 Penggaruan yaitu menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebihhalus dan merata. Pada partikel tanah yang lebih kecil maka hubungan antara partikel tanahdengan akar tanaman akan lebih luas dan akar akan lebih mudah mendapatkan zat hara yangdibutuhkan. Tanah yang lebih porous akan membuat lingkungan perakaran yang lebih baikterutama untuk tanaman obat yang memiliki rhizome/rimpang dan tanaman obat berakar dangkaldan kecil. Kondisi fisik tanah yang baik juga akan meningkatkan aktivitas
104
mikroorganisme tanahyang dapat membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman dan mempercepatdekomposisi bahan organik. 4 Pembuatan bedengan. Beberapa jenis tanaman obat sebaiknya dibudidayakan padabedengan-bedengan terutama untuk jenis tanaman semusim atau tanaman berbentuk perdu danmemiliki habitus kecil yang relatif tidak tahan air yang tergenang seperti pegagan, memiran,daun dewa, temu-temuan. Sedangkan untuk tanaman obat tahunan seperti kayu manis, mahkotadewa, kina, dan pala tidak membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya.Bedengan dibentuk dengan cara menimbun tanah atau meninggikan permukaan tanahdari hasil galian parit sebagai batas bedengan. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang denganarah timur – barat.Panjang dan lebar bedengan dibuat sesuai dengan kebutuhan.Jarak antarbedengan yang merupakan saluran air juga dapat digunakan untuk berjalan pada saatpemeliharaan.Saluran air berfungsi untuk menghindarkan tergenangnya air pada saat musimhujan. Lubang-lubang tanam dan alur-alur tanam dibuat pada bedengan.Jarak tanam dibuatsesuai jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah.Ukuran lubang tanam disesuaikan denganjenis tanaman dan jenis bibit yang telah disiapkan. Pada waktu penggalian lubang tanamsebaiknya tanah topsoil dan subsoil dipisahkan, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur denganpupuk kandang atau kompos yang dosisnya tergantung jenis tanaman dan jarak tanam.Pada tanaman yang membutuhkan tegakan, seperti sirih dan lada dapat ditanam panjatanatau tegakan.Panjatan atau tegakan dapat berupa panjatan mati atau tanaman hidup.Tiangpanjatan dapat dipasang kira-kira 10 cm dari lubang tanam.Apabila dipakai panjatan hidupberupa tanaman maka harus dipilih tanaman yang pertumbuhannya cepat, kuat, berbatang lurusdan pertumbuhannya tidak mengganggu tanaman utama.Beberapa jenis tanaman obat jugamembutuhkan tanaman pelindung untuk melindungi tanaman obat dari penyinaran mataharisecara langsung atau dari terpaan angin, maka sebaiknya tanaman pelindung telah disiapkanbeberapa waktu sebelum penanaman bibit ke lapangan.Untuk tanaman obat yang dibudidayakan secara organik, di sekitar areal penanamansebaiknya ditanam tanaman perangkap seperti kenikir, serai, bunga matahari, dan mimba.Tanaman tersebut ditanam untuk melindungi tanaman obat yang dibudidayakan dari seranganhama.
Persiapan Bibit Persiapan bahan tanam dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan persiapan danpengolahan lahan. Bahkan pada beberapa jenis tanaman obat-obatan dibutuhkan waktu
105
lebihlama untuk mempersiapkan bahan tanam karena pembibitan harus melalui beberapa tahapanPerbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji dan secaravegetatif yaitu dengan cara stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan. Sistemperbanyakan tanaman yang akan digunakan tergantung dari jenis tanaman, keterampilan pekerja,waktu yang dibutuhkan, dan biaya.Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya baikseragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk penyulaman. Bila bibit tanaman yangditanam di lapangan merupakan bibit yang telah terseleksi maka diharapkan pertumbuhan danperkembangan tanaman pada masa vegetatif dan generatif akan lebih baik.
Perbanyakan Generatif Beberapa jenis tanaman obat yang perbanyakannya dilakukan dengan menggunakan bijiadalah meniran, sambiloto, mahkota dewa, dan pala.Pembibitan tanaman obat ini dilakukandengan beberapa tahapan sebelum bibit siap untuk dipindahkan ke lahan.Jumlah bibit yang harus disiapkan dihitung berdasarkan jumlah populasi tanaman yangakan ditanam di lahan ditambah bahan tanaman untuk penyulaman untuk mengganti tanamanyang mati atau pertumbuhannya kurang baik.Biji tanaman yang sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang pertumbuhannya sehat.Biji tersebut berasal dari buah yang benar-benar matang fisiologis, tidak cacat, tidak terdapatbekas serangan hama dan penyakit. Pada beberapa jenis tanaman obat biji perlu dipisahkan daridaging buah dengan cara tertentu sepertai pengupasan, pengeringan, dan perendaman. Sebaiknyabiji segera dikecambahkan agar daya kecambahnya tidak menurun.Media pembibitan berupa campuran tanah topsoil yang subur dan pupuk kandang yangmatang dengan perbandingan 1 : 1. Sebaiknya media tanam ini diayak agar diperoleh agregatyang halus.Campuran media kemudian dimasukkan dalam polibag atau bak persemaian, bagiandasar wadah persemaian sebaiknya dibuat lubang agar sisa air penyiraman dapat keluar.Bijitanaman dapat disemaikan pada media tanam tersebut. Tempat
persemaian
biji
terdiri
dari
bedengan
persemaian
dan
sungkup
persemaian.Bedengan persemaian berfungsi untuk tempat meletakkan media semai, sedangkan sungkupberfungsi untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang kurang baik dan gangguanhama. Bedengan persemaian dapat dibuat dengan lebar 1,5 m, panjang bedengan disesuaikandengan kondisi lahan dan populasi bibit, tinggi bedengan 30 cm, arah bedengan timur – barat.Drainase pada bedengan pembibitan harus baik untuk menghindari tergenangnya air.Permukaanbedengan harus gembur untuk menampung air sisa resapan dari
106
media pembibitan.Polibeg-polibegyang telah berisi benih tanaman dapat disusun pada bedengan dengan rapi. Sungkupdapat dibuat dengan menggunakan kerangka dari bambu atau plat besi yang dibentuk setengahlingkaran. Tinggi sungkup sekitar 80 cm. Kerangka sungkup ditutup dengan plastik transparan,bagian pinggir sungkup dapat dibuka agar memudahkan penyiraman dan pemeliharaan bibit.Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma,dan pengendalian hama dan penyakit. Media tanam pada persemaian harus selalu dijagakelembaban, penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari denganmenggunakan gembor. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun ataupupuk cair dengan cara menyemprot bibit atau menyiramkan pupuk pada media tanam.Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara intensif untuk menjaga agar tidak terjadidkompetisi antara gulma dan tanaman utama, gulma juga dapat menjadi tanaman inang bagihama. Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pestisida danfungisida nabati. Beberapa hari sebelum bibit dipindahkan ke lapangan, sungkup plastik transparan dapatdibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi dengan lingkungan terbuka.Selanjutnya bibitdapat dipindahkan ke areal penanaman.Beberapa jenis tanaman obat terutama tanaman obat tahunan ada yang harus dibibitkanbeberapa tahap, yaitu persemaian pada polibeg atau kotak perkecambahan, kemudian kecambahdipindahkan ke polibeg kecil berdiameter 15 cm, setelah beberapa minggu bibit harusdipindahkan ke polibeg yang lebih besar selama beberapa bulan sebelum dipindahkan kelapangan. Tetapi beberapa jenis tanaman obat tidak perlu melalui tahapan pembibitan, biji yangtelah dipilih dapat ditanam langsung pada bedengan yang telah disiapkan di areal penanaman.
Perbanyakan Vegetatif Pebanyakan vegetatif bertujuan untuk mendapatkan bahan tanaman yang memiliki sifatsifatyang sama dengan induknya dan mempercepat masa produksi tanaman. Perbanyakanvegetatif juga memiliki beberapa kelemahan yaitu perakarannya lebih lemah sehingga tanamankurang kokoh dan umur tanaman relatif lebih pendek dibandingkan tanaman yang diperbanyakdengan biji.
1. Setek Setek merupakan perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian tanaman (akar,batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar.Dengan
107
dasar itumaka muncul istilah setek akar, setek cabang, setek daun, setek umbi, dan sebagainya.Setek batang diambil dengan cara memotong batang atau bagian pucuk tanaman indukdan selanjutnya ditanam di pembibitan. Tanaman obat yang diperbanyak dengan setek batangantara lain sirih, brotowali, dan lada. Batang dipotong miring atau datar sepanjang 10 – 30 cm,kemudian dicelupkan pada ZPT seperti AIA atau Rootone F untuk mempercepat pertumbuhanakar.Setek batang ditanam pada polibeg yang telah berisi media tanam, disiram air secukup dandiletakkan pada bedengan persemaian.Setek rimpang (rhizome) dan stek akar juga cara perbanyakan yang sering dilakukan padatanaman obat-obatan. Tanaman obat yang umumnya diperbanyak dengan setek rimpang adalahjenis temu-temuan (Zingirberaceae) seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kencur, sedangkantanaman daun dewa sering diperbanyak dengan setek akar.Rimpang atau akar dipotong-potongmenjadi beberapa bagian.Potongan rimpang ini dapat ditunaskan di persemaian dengan mediajerami yang selalu dijaga kelembabannya selama 2 – 6 minggu.Rimpang yang telah bertunasdapat ditanam di lapangan.
2. Cangkok Beberapa jenis tanaman obat terutama jenis tanaman tahunan yang memiliki batangberkayu dapat diperbanyak dengan cara mencangkok seperti mahkota dewa, mawar, melati, dankenanga. Sebelum mencangkok harus dipilih pohon induk yang telah pernah berbuah, tidakterlalu muda dan tidak terlalu tua, kemudian dipilih salah satu cabang yang ukurannya
sebesarkelingking
atau
pinsil,
berkulit
mulus
dan
berwarna
coklat
muda.Kemudian sekeliling kulitcabang disayat dengan pisau okulasi yang telah disterilkan sepanjang 2 – 3 cm, kemudiankambium dibersihkan sampai tidak terasa licin dan dikeringanginkan selama 2 – 4 hari. Lukasayatan kemudian dibungkus dengan plastik yang diikat pada bagian atas dan bawah sayatan, kedalam plastik pembungkus dimasukkan media berupa campuran tanah topsoil dan komposdengan perbandingan 1 : 1, kemudian cangkokan disiram air secukupnya, kelembaban mediaharus dijaga. Akar akan tumbuh setelah 1 – 3 bulan. Sebelum dipindah ke lapangan batangdipotong tepat di bawah pembungkus cangkokan untuk memisahkannya dari pohon induk.
3. Okulasi Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibanding dengansetek dan cangkok karena bibit okulasi mempunyai mutu lebih baik dari induknya
108
yaitu denganmemadukan sifat baik dari batang bawah dan mata entres.Untuk mengokulasi harus disediakanbatang bawah yaitu pohon pangkal tempat menempelkan mata tunas.Batang bawah dapatdiperoleh dari biji yang disemaikan. Mata entres dapat diambil mata tunas dari pohon yang telahdipilih. Kulit batang bawah diiris bentuk huruf T dengan menggunakan pisau okulasi. Mata tunasyang akan diokulasi diambil dengan cara mengiris secara horizontal 1,5 cm di atas dan bawahmata, kemudian diiris sehingga membentuk segiempat. Kemudian mata tunas diisipkan padairisan batang bawah, lalu tempelan diikat dengan pita plastik dari bawah ke arah atas. Setelah 2minggu, okulasi dapat dibuka, jika mata tempelan masih hijau segar dan sudah melekat denganbatang berarti okulasi berhasil. Sebelum dipindahkan ke lapangan batang bawah dipotong kirakira1 cm dari pertautan okulasi.Cara okulasi biasanya dilakukan untuk memperbanyak tanaman obat tahunan sepertipala, kayu manis dan mawar.
4. Tunas Perbanyakan dengan tunas banyak dilakukan untuk tanaman berumpun seperti kapulaga.Dari tunas yang ditanam kemudian akan tumbuh menjadi rumpun besar. Selanjutnya rumpuntersebut akan berbiak dan menghasilkan tunas-tunas baru.
Penanaman Bibit yang akan ditanam di areal budidaya tanaman obat adalah bibit yang sudahdiseleksi yaitu bibit yang sehat dan pertumbuhannya baik. Bibit yang disemaikan denganmenggunakan polibag dipindahkan ke lubang tanam dengan cara menyobek satu sisi polibeg,kemudian bibit dimasukkan ke lubang tanam yang telah disiapkan. Harus diusahakan agar mediatanam yang melekat pada bibit tidak terpisah.Selanjutnya tanah galian lubang tanamdimasukkan kembali dan dipadatkan agar bibit dapat tumbuh dengan kokoh.Bibit yang baruditanam disiram dengan air secukupnya.Sebaiknya pemindahan bibit ke lapangan dilakukanpada pagi atau sore hari.
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pemupukan, penyiraman, penyiangan danpembumbunan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan
109
Pupuk yang diberikan pada tanaman obat dapat berupa pupuk organik maupun anorganik.Sebaiknya pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman obat adalah pupuk organik,penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baikbagi kandungan/senyawa-senyawa berkhasiat obat yang ada pada tanaman.Pupuk organik yangdapat digunakan adalah berbagai jenis pupuk kandang dan kompos, yang harus diperhatikanpupuk organik yang digunakan harus benar-benar matang dan tidak mengandung bahanpencemar. Pupuk organik dapat diberikan dengan cara mencampurkannya pada lubang tanampada saat penanaman atau mencampurkannya pada tanah di antara barisan tanaman atau areal dibawah tajuk tanaman.Apabila menggunakan pupuk anorganik dapat diberikan dalam tiga tahap. Pertama,pupuk diberikan sebagai pupuk dasar pertama yang berupa pupuk organik dan pupuk fosfat yaitupada saat pengolahan tanah dengan cara dicampur rata dengan tanah, baik di dalam lubangtanam, alur tanam, dan di permukaan bedengan. Kedua, pupuk diberikan sebagai pupuk dasarkedua berupa urea, TSP, KCl yang diberikan sebelum benih ditanam atau bersamaan pada saatpenanaman.Ketiga, pupuk tambahan berupa pupuk anorganik yang diberikan sebagai pupuksusulan.Dosis pupuk disesuaikan dengan jenis dan kondisi tanaman.Pupuk sebaiknya diberikanpada awal atau akhir musim hujan dan pada pagi atau sore hari.
Penyiraman Pada awal penanaman dan musim kemarau penyiraman harus dilakukan dengan teratur.Kelembaban tanah harus selalu dijaga, sebaiknya penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitupagi dan sore hari.Pada musim hujan frekuensi penyiraman dapat dikurangi tergantung kondisikelembaban tanah.Apabila tanaman obat dibudidayakan pada lahan yang tidak terlalu luas, pekaranganrumah atau di dalam pot maka penyiraman dapat menggunakan gembor. Tetapi apabila tanamanobat dibudidayakan dalam skala luas sebaiknya menggunakan sprinkle untuk membantupenyiramannya. Sarana irigasi dan sistem pengairan lain juga dapat dimanfaatkan untuk mengairilahan.Selain pengairan, sistem pembuangan air yang berlebih juga harus diperhatikan.Harusdiusahakan agar lahan tidak tergenang.Beberapa jenis tanaman obat sangat rentan terhadappenggenangan air.Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah adalah denganmenggunakan mulsa. Berbagai jenis mulsa dapat dimanfaatkan seperti mulsa jerami, mulsaplastik hitam perak dan mulsa plastik hitam.Masing-masing
jenis
mulsa
memiliki
keunggulandan
kelemahan,
sebaiknya
110
penggunaannya disesuaikan dengan jenis tanaman obat yangdibudidayakan dan kondisi lingkungan. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan gulma harus dilakukan secara intensif untuk menghindarkan kompetisi antaragulma dengan tanaman obat yang dibudidayakan, yaitu persaingan dalam penyerapan unsur haradan air, penerimaan cahaya matahari, dan gulma juga dapat menjadi tanaman inang bagi hamayang dapat menyerang tanaman obat yang dibudidayakan. Penurunan produksi akibat gulmacukup besar bisa lebih dari 50%.Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain secara manualyaitu dengan menggunakan cangkul, arit atau koret, secara kultur teknis yaitu dengan mengaturjarak tanam dan penggunaan mulsa, secara kimia yaitu dengan penggunaan herbisida. Padabudidaya tanaman obat hendaknya penggunaan herbisida merupakan alternatif terakhir karenadikhawatirkan residu herbisida terserap oleh tanaman sehingga berpengaruh terhadap senyawasenyawaberkhasiat obat yang terdapat pada tanaman.Pembumbunan
dapat
dilaksanakan
bersamaan
dengan
penyiangan
gulma.Pembumbunanbertujuan untuk memperkokoh tanaman, menutup bagian tanaman di dalam tanah sepertirimpang atau umbi, memperbaiki aerase dan menggemburkan tanah sekitar perakaran, danmendekatkan unsur hara dari tanah di sekitar tanaman.Pembumbunan dapat dilakukan denganmenggunakan cangkul atau koret. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalianm hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, kultur teknis, dankimia. Pengendalian secara mekanis adalah dengan cara menangkap hama yang menyerangtanaman atau membuang bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit. Pengendaliansecara kultur teknis antara dengan pengaturan kelembaban udara, pengaturan pelindung danintensitas sinar matahari. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida danfungsida.Sebaiknya penggunaan insektisida dan fungisida pada budidaya tanaman obatdihindari, dikhawatirkan residu bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi senyawa-senyawaberkhasiat obat pada tanaman.Apabila dibutuhkan dapat digunakan insektisida dan fungisidanabati.
Lampiran 3. Daftar Responden Siswa Kelas 5 SDN Gunung Leutik Responden
Rifaldo Acu Desi M.sidik M.oki Agus Tesa Heri Hidayat Irfan Mustakim M.rifal Irman Laras Eli Neng sifa mirna j Elmawati Nopri S Jaelani Kamaludin Aryani
Jenis Kelamin
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan
Umur ( Tahun)
11 11 11 12 11 11 11 12 11 11 11 11 12 11 12 10 11 10 12 11 11 12
Pendidikan orang tua
Ayah Sma Sd Sd Sd Sd Sd Sd Smp (alm) Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Smp
Ibu Sma Sd Sd Sd Smp Sd Smp Smp Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Smp Sd Sd Sd Sd Sd Sd
Umur Orang tua ( tahun) Ayah 38 55 45 37 35 41 35 40 36 40 48 50 54 60 46 40 33 35 48 37 40 37
Ibu 37 50 43 35 34 39 29 39 32 30 37 45 48 45 42 35 33 31 43 31 39 21
Jumlah tanggungan keluarga 8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 6 8 8 6 6 6 5 5 3 4
111
Inka Nurhalimah Heru Irfan riadi M.lutfi Choerunnisa Maulana Nurmita Lisnawati Nisa Yeyep Aryanih Rina Safitri Nuryati Trisya Indriyani Jilan Karmila Gilang Idul J
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
10 11 12 13 12 11 12 10 11 12 11 11 11 12 12 11 12 11 11 10 12
Sd Smu Sd Sma Sd Sma Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sma Sd Sd Sd Sma Sd
Sd Sd Sd Smp Sd Sma Sd Sd Sd Smp Sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd Smp Sd D2 Sd
37 36 45 40 39 50 56 40 55 40 55 35 40 45 34 45 48 55 67 46 61
36 23 35 30 38 47 45 23 50 35 52 31 35 36 33 35 32 51 56 42 51
7 6 6 5 6 11 6 8 5 6 6 8 6 8 7 7 11 6 5 7 5
Roniyansah
Laki-laki
11
Sd
MI
45
37
7
112
Lampiran 4 Kepemilikan Pekarangan dan Kebun Responden
Kepemilikan Pekarangan
Rifaldo Acu Desi M.sidik M.oki Agus Tesa Heri Hidayat Irfan Mustakim M.rifal Irman Laras Eli Neng sifa Mirna j Elmawati Nopri S Jaelani Kamaludin Aryani Inka Nurhalimah Heru
tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak ya ya
Kepemilikan Kebun tidak tidak ya tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya
113
Irfan riadi M.lutfi Choerunnisa Maulana Nurmita Lisnawati Nisa Yeyep Aryanih Rina Safitri Nuryati Trisya Indriyani Jilan Karmila Gilang Idul J Roniyansah
tidak tidak ya ya tidak tidak tidak ya tidak ya ya tidak ya tidak ya tidak ya ya tidak
tidak tidak ya tidak Tidak ya tidak ya tidak ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak Tidak
114
Lampiran 5 Hasil Uji Statistik pada Variabel – Variabel Penelitian Tahu Tumbuhan Tahu Konservasi Tahu Tumbuhan Obat Obat (Sebelum dan (Sebelum dan Panas (Sebelum dan Sesudah pemberian Sesudah Sesudah pemberian modul dan pemberian modul modul dan perlakuan) perlakuan) dan perlakuan) 44 44 44 N a 33.029 33.029 Chi-Square .000 .000 Asymp.Sig. b Exact sig. ( 2 tailed .016
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Tahu Tumbuhan Obat menambah nafsu makan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44 31.030 .000
Tahu Tumbuhan Obat Masuk angin ( Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44 .000b
Tahu Tumbuhan Obat batuk (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Tahu racikan air jahe (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Tahu racikan the rosella (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44
44 31.030 .000
000b
000b
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test 115
Manfaat Jahe merah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
44
Manfaat Temulawak (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
000b
000b
Manfaat Rosella (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44 25.290 .000
Manfaat Jeruk Nipis (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Manfaat Sambiloto (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Manfaat Meniran (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44 31.026 .000
44 31.031 .000
Manfaat Pegagan Manfaat Takokak (Sebelum (Sebelum dan Sesudah dan Sesudah pemberian pemberian modul dan modul dan perlakuan) perlakuan) 44 35.027 .000
44 23.310 .000
.016b
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test
116
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Manfaat Binahong (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44 27.034 .000
Manfaat Sirsak (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Manfaat Sangitan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44 24.038 .000
44
.000b
Manfaat Sirih (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Manfaat Mahkota Dewa (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
000b
Manfaat Kenikir (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
Manfaat Brotowali (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
.000b
.000b
.000b
44
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test
117
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Manfaat Kesehatan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 26
Manfaat Ekonomi (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Manfaat Estetika (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Manfaat Usaha (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44 24.038 .000
1.000b
.000b
.000b
Manfaat Hobi (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Manfaat Pendidikan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Manfaat Konservasi (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Manfaat Budaya (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44
.000b
.000b
.000 b
44 24.300 .000
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test
118
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Manfaat Ekologis (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Manfaat Sosial (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Tahu cara menanam rosela (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Tahu cara menanam Jahe (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44 32.237 .000
44 22.321 .000
.000 b
.000b
Tahu cara menanam Jeruk nipis (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44 30.031 .000
Tahu cara menanam Kenikir (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Tahu memelihara tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Tahu cara memupuk Tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44 30.031 .000
.000 b
.000b
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test
119
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Tahu cara menyiangi tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Pentingnya tumbuhan Obat di tanam di Sekolah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Tahu sembarangan dosis penggunaan tumbuhan obat bisa menjadi racun (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Pernah berkunjung ke tempat wisata tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44 32.237 .000
.021 b
.000b
.549 b
Bersedia menanam tumbuhan obat di Sekolah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Bersedia Mengajak teman untuk bersamasama menanam tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Bersedia piket menyiram dan merawat tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
Bersedia menanam tumbuhan obat di rumah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
.062b
.500b
.125b
125b
44
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. McNemar Test
120
Bersedia membawa tumbuhan obat dari rumah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
N Chi-Squarea Asymp.Sig. Exact sig. ( 2 tailed
Bersedia Mengajak keluarga untuk bersama-sama menanam tumbuhan obat (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Bersedia memberitahukan keluarga untuk menggunakan tumbuhan obat(Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
Bersedia meminum ramuan tumbuhan obat ketika sakit (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
44
44
.250b
1.000b
1.000b
.500b
Berminat mengikuti ekstrakulikuler tumbuhan obat di sekolah (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Bersedia menjaga tumbuhan obat agar tumbuh subur (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan) 44
Bersedia tidak memetik tumbuhan obat sembarangan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
Bersedia melarang temen untuk tidak memetik tumbuhan obat sembarangan (Sebelum dan Sesudah pemberian modul dan perlakuan)
44
44
.125b
.500b
.013b
.143b
a. Continuity Corrected b. Binomial distribution used. c. Mc.Nemar Test
121