Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
PENYIMPANGAN UNSUR LEKSIKAL BAHASA PAK PAK DALAM KARANGAN
Rahmadhani F. Pasaribu Universitas Negeri Medan. Email:
[email protected]
ABSRACT : Interference as deviation phenomenon of language pattern that happened in someone who can speak two more languages. Interference as deviation cause the unsure which is absorbed by a language is already exist in pattern of languages. Between traditional and Indonesia languages still influences each other if both apply and it will appear forever. This research is aimed to describing interference unsure in Pakpak lexical in writing of state Junior High School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak in learning Indonesia language. This research was taken in state Junior High School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak. The source of research have fifty two student, two classes, and all student as subject of research. After all the data collected and continued by discussing the research, so may be conclude that lexical unsure was affected by interference with details of noun lexical unsure as big as 84,61%, and the Verb in Pakpak language to Indonesia language in writing of Indonesia have low categorize with presentation as big as 46,13%, then lexical unsure of attribute word in Pakpak language to Indonesia language have low categorize as big as 48,07%. Base on the research that may be conclude that inference unsure lexical in Pakpak language to Indonesia language in writing’s student is low. Keyword: Interference Lexical of Pakpak language in Writing.
Edukasi Kultura
Page | 78
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
bilingualisme.
A. PENDAHULUAN
Sementara
itu,
Bangsa Indonesia merupakan
seseorang yang menguasai lebih dari
masyarakat yang terdiri dari berbagai
satu bahasa disebut penutur bilingual
kelompok
atau
etnik.Kelompok
etnik
multilingual.
Istilah
tersebut masing-masing mempunyai
bilingualisme diungkapkan Nababan
kebudayaan
sebagai
dan
bahasa
yang
suatu
kebiasaan
berbeda. Dalam keragaman etnik ini,
menggunakan dua bahasa dalam
pada
berkomunikasi dengan orang lain
umumnya
Indonesia
masyarakat
memiliki
di
keterampilan
sedangkan
bilingualitas
menggunakan dua bahasa atau lebih,
kemampuan
yakni bahasa Indonesia (selanjutnya
seseorang untuk menggunakan dua
disebut BI) sebagai bahasa nasional
bahasa (1984: 27-29)
dan bahasa daerah (BD) sebagai
Menurut
atau
adalah
kesanggupan
Nababan
(1984)
bahasa ibu. Masyarakat Indonesia
dalam masyarakat yang berganda
akan
bahasa
menggunakan
BI
ketika
akan
terdapat
berbagai
berkomunikasi dengan penutur etnik
macam pola kedwibahasaan yang
lain dan akan menggunakan bahasa
terdiri dari unsur-unsur berikut: (1)
daerahnya
bahasa yang dipakai, (2) bidang
dengan
ketika
berkomunikasi
penutur
intraetniknya.
kebahasaan,
dan
(3)
teman
Penggunaan dua bahasa oleh seorang
berbahasa. Karena kedwibahasaan
penutur dalam pergaulannya dengan
mempermasalahkan
orang lain secara bergantian secara
dalam penggunaannya baik secara
sosiolinguistik
pasif maupun secara aktif, maka
Edukasi Kultura
disebut
sebagai
dua
bahasa
Page | 79
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
sudah tentu terjadi kontak antara dua
penggunaan dua bahasa atau lebih
bahasa. Kontak bahasa akan timbul
dalam masyarakat tutur multilingual
dalam penggunaannya sebagai alat
yang menyimpang. Peristiwa ini
komunikasi, alat pengungkap rasa
yang
dan pikir. Kontak bahasa juga akan
interferensi,
menimbulkan saling mempengaruhi
norma
bahasa yang berkontak. Jadi, seperti
masuknya bahasa lain. Peristiwa
ada
orang
interferensi
juga
kedwibahasaan
unsur-unsur
bahasa
kecenderungan
mendeskripsikan sejajar
dengan
peristiwa
kontak
disebut
dengan
yaitu
suatu
peristiwa
penyimpangan bahasa
karena
digunakannya lain
dalam
menggunakan suatu bahasa, yang
antara bahasa yang satu dengan yang
sebagai
lain. Kontak bahasa dapat secara
menyimpang dari kaidah atau aturan
individual
bahasa yang digunakan.
dapat
pula
secara
kelompok kecil maupun kelompok besar.Walaupun merupakan
bahasa
salah
satu
daerah kekayaan
suatu
kesalahan
Interferensi fenomena kebahasaan
sebagai
penyimpangan yang
karena
terjadi
kaidah akibat
bangsa Indonesia dan merupakan
seseorang menguasai dua bahasa
aset budaya nasional, namun seiring
atau
dengan perkembangan bahasa itu,
berpendapat
tanpa kita sadari kita melakukan
sebagai penyimpangan karena unsur
penyimpangan dalam bahasa yang
yang diserap oleh sebuah bahasa
kita gunakan. Penyimpangan bahasa
sudah ada padanannya dalam bahasa
ini
penyerap.Jadi, manifestasi penyebab
terjadi
Edukasi Kultura
karena
adanya
lebih.Suwito bahwa
(1983:54) interferensi
Page | 80
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
terjadinya
interferensi
adalah
B. KAJIAN TEORI
penutur
dalam
Interferensi
kemampuan
menggunakan bahasa tertentu. Antara
Persaiangan antara
bahasa daerah dan
daerah dan bahasa Indonesia tidak
bahasa Indonesia akan tetap saling
dapat
mempengaruhi
merupakan
kalau
keduanya
bahasa
dihindarkan.
Interferensi
adanya
saling
sama-sama digunakan, dan selama
mempengaruhi antarbahasa. Antara
itulah interferensi ada.
bahasa daerah dan bahasa Indonesia
Menurut Suwito (1983:55), interferensi
dapat
terjadi
dalam
akan tetap saling mempengaruhi kalau
keduanya
sama-sama
semua komponen kebahasaan, yaitu
digunakan dan selama itu pulalah
bidang tata bunyi, tata kalimat, tata
interferensi ada (Irwan:2006).
kata dan tata makna.Disamping itu Weinreich
(1953:14-47)
juga
Istilah interferensi pertama sekali digunakan oleh Weinrich pada
membagi bentuk-bentuk interferensi
tahun
atas tiga bagian, yaitu interferensi
Language
fonologi, interferensi leksikal, dan
menyatakan
interferensi gramatikal. Pembahasan
merupakan salah satu mekanisme
tentang
yang
interferensi
sangat
luas
1952
dalam in
Contact”.
bahwa
cukup
bukunya
“ Dia
interferensi
frekuentatif
dalam
cakupannya, namun dalam proposal
perubahan bahasa.Interferensi dalam
penelitian ini hanya akan dibahas
bahasa Inggris disebut interference ‘
tentang interferensi leksikal Pakpak
gangguan
dalam karangan.
sosiolinguistik,
Edukasi Kultura
“
digunakan
dalam
dimana
timbul
Page | 81
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
kesulitan dalam proses penguasaan bahasa kedua dalam maupun
kata
hal
sebagai
bunyi akibat
perbedaan kebiasaan dengan bahasa ibu.
yang sama, maka akan terjadi komponen komponen tertentu dapat berpindah dari bahasa yang satu yakni bahasa sumber (sounce or dono language) ke bahasa lain, yakni ke bahasa penerima (recipient language). Weinreich
Pada saat ini kontak antara satu bahasa dengan bahasa lain tidak dapat dielakkan. Salah satu akibat dari kontak bahasa tersebut ialah terjadinya interferensi.Dalam kontak bahasa, interferensi pada umumnya diartikan
sebagai
berbahasa
suatu
gejala
yang
bersifat
negatif.Dikatakan demikian karena interferensi terjadinya
itu
mengakibatkan
kesalahan
berbahasa.
Untuk lebih jelasnya, apa yang dimaksud dengan interferensi dan bagaimana penggunaan
pengaruhnya suatu
terhadap
bahasa
dapat
diuraikan sebagai berikut. Ohoiwutun (1997: 72) menyatakan bila dua bahasa bertemu karena digunakan oleh penutur dari komunitas bahasa Edukasi Kultura
(dalam
Chaer
1995:72) menyatakan, “ Adanya perubahan
sistem
sehubungan
suatu
dengan
bahasa adanya
persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur
bahasa
lain
yang
dilakukan oleh penutur bilingual.” Penutur
bilingual
adalah
penutur yang dapat menggunakan dua bahasa secara bergantian, namun kemampuan setiap penutur terhadap bahasa pertama (tidaklah sama atau bervariasi). Adapun penutur yang menguasai Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerahsama baiknya, tentu tidak menemukan kesulitan untuk menggunakan
kedua
bahasa
itu
kapan saja diperlukan.
Page | 82
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Meckey (dalam Fenny 1989: 33),
mengidentifikasi
kesulitan dalam proses penguasaan
interferensi
bahasa kedua dalam hal bunyi, kata,
sebagai penggunaan unsur suatu
atau kontruksi sebagai bahasa akibat
bahasa
perbedaan kebiasaan dengan bahasa
yang
termasuk
kedalam
bahasa lain pada waktu berbicara atau
menulis.
tergantung
Tipe
pada
interferensi
apakah
murid
berbicara dalam bahasa kedua atau hanyalah sekedar untuk memahami apa yang didengar atau dibacanya. Jika ia berbicara atau menulis dalam bahasa kedua sedangkan pola bahasa ibunya sangat berakar pada dirinya maka
bahasa
mengganggu kedua
ibunya
akan
penggunaan bahasa
yang sedang dipelajarinya.
Sebaliknya, jika ia hanya berusaha untuk
memahami
bahasa
kedua
tersebut, maka pemahaman itu lebih mudah jika kedua bahasa itu mirip yang satu dengan lainnya. Istilah interferensi digunakan dalam sosiolinguistik, dimana timbul Edukasi Kultura
ibu. [“…. Valdman dalam Abdulhayi ( 1985 : 8 ) interferensi adalah hambatan akibat kebiasaan pemakaian bahasa ibu dalam penguasaan bahasa yang dipelajari. Ditambahkan pula bahwa interferensi itu lebih baik ditafsirkan sebagai transfer negative dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, sedangkan bila kebiasaan bahasa ibu memudahkan penguasaan bahasa sasasran hal itu disebut transfer positif…..”] [“…….. (Samsuri,1982 : 55 ) Tiap pemakai unsur dari suatu bahasa di dalam bahasa yang lain akan disebut gangguan atau interferensi – apabila hal itu menyebabkan dislokasi struktur dalam bahasa yang terpakai, tetapi disebut pungutan, apabila tidak menimbulkan dislokasi. Unsur itu sendiri akan dinamakan gangguan dari bahasa yang kemudian menjadi unsur bahasa itu sendiri seterusnya akan disebut pungutan saja…….”] [“…….. Hartman dan Strok dalam Chaedar Alwasilah (1985 : 131 ) the errosrs by carryng over the speech habits of the native language of dealect into a second language of dialect. “Kekeliruan yang disebabkan terbiasanya kebiasaan-kebiasaan ujaran Page | 83
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek kedua.” [‘….. (Cahedar Alwasilah, 1995 :132 ) interferensi berarti adanya saling mempengaruhi antar bahasa………”]
(simple
words).Interferensi
biasa
terjadi karena pemindahan morfem atau kata bahasa pertama ke dalam pemakaian bahasa kedua.Biasa juga
Weinreich
membedakan
interferensi itu kepada interferensi tuturan
dan
interferensi
bahasa.
Interferensi dalam tuturan terjadi pada tuturan dwibahasawan sebagai akibat
pengenalannya
terhadap
terjadi perluasan pemakaian kata dasar
itu
kebiasaan
telah yang
menjadi kukuh,
penggunannya tidak lagi tergantung pada kedwibahasaan.
memperoleh kata baru, atau bahkan gabungan dari kedua bahasa tersebut. Pada tingkat kelompok kata atau
frasa,
Bidang
Leksikal
leksikal
dapat
dalam terjadi
bidang dengan
bermacam-macam cara. Interferensi bidang kosakata satu bahasa ke dalam bahasa lain biasa beragam
peristiwa
tersebut (the transfer of element of reproduksi kata
unsur-unsur
tersebut
(the
reproduction of all elements of phrases),
Interferensi
terjadi
pemindahan unsur-unsur kelompok
phrases),
dalam
yakni
ada sehingga kata dasar tersebut
kelompok Interferensi
pertama,
memperluas makna kata yang sudah
bahasa lain. Dalam bahasa gejala interferensi
bahasa
unsur
pemindahan sebagian kelompok
kata
serta
reproduksi unsur kelompok kata serta reproduksi unsur kelompok kata yang
lain.
Peristiwa
yang
terakhir itu biasa terjadi terutama
kejadiannya. Pada kata-kata dasar Edukasi Kultura
Page | 84
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
penerjemahan frasa-frasa yang rumit
1.
Tentang kata dasar atau kata
dan panjang.Interferensi pada tingkat
tunggal, yaitu penerapan kata
kelompok kata biasa terjadi karena
dasar suatu bahasa pada suatu
pemindahan unsur-unsur kelompok
unsur bahasa lain. Interferensi
kata
berupa kata dasar ini dapat
tersebut
di
dalam
bahasa
penerima.
dibagi atas tiga masalah, yaitu :
Interferensi
dalam
bidang
a. Interferensi
yang
paling
leksikal adalah kosakata.Interferensi
umum
adalah pemindahan
leksikal terjadi antara satu kata yang
urutan
fonemik
terdapat dalam pembendaharaan kata
dalam satu bahasa kedalam
dengan
bahasa lainnya.
yang
lainnya
melalui
sekaligus
bermacam-macam cara. Dalam dua
b. Jenis interferensi yang lain
bahasa tertentu, bahasa A dan bahasa
adalah merupakan perluasan
B atau morfem-morfem bahasa dapat
kata asli pada kata asli yang
digunakan
dipengaruhi
fungsi
yang
baru
sesuai
berdasarkan model morfem bahasa A
asing,
yang artinya dipersamakan. Jadi
mempunyai arti baru.
interferensi dalam bidang leksikal dapat
berhubungan
dengan
kata
maka
c. Interferensi
sebuah
model kata
leksikal halus,
terjadi kalau wujud suatu
dasar, kata majemuk dan frasa.
tanda diubah menurut model
Interferensi dalam bidang leksikal ini
yang
meliputi dua bagian, yaitu :
persamaannya.
Edukasi Kultura
sama
besar
Page | 85
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
2.
interferensi
berupa
majemuk
dan
frasa,
kata
terjadi pada kata majemuk,
yaitu
bahasa dan bahkan ke dalam
interferensi yang terjadi pada
satuan
satuan leksikal yang terdiri dari
seperti bentuk pribahasa.
dua kata atau lebih. Semua unsur mungkin
dipindahkan
yang
c. Pemindahan
dalam
kata
bentuk yang teruraikan atau
lebih
besar
berupa
majemuk
unsur
itu
dan
penyaringan unsur lainnya.
mungkin semua unsurnya dapat disalin dalam perluasan arti atau beberapa
unsurnya
mungkin
Kesimpulan interferensi
di
uraian bidang
kalimat
dipindahkan, sedangkan unsure
disebabkan oleh karena susunan
yang lainnya disalin.
maupun pemakaian kata-kata yang
Weinreich
membagi
interferensi sebagai berikut : a. Pemindahan kata majemuk
masih
dipengaruhi
oleh
dwibahasawan di dalam penulisan atau penuturnya.
yang terurai terjadi apabila
Semua unsur bahasa dapat
kedua unsure kata majemuk
dipinjam, akan tetapi semua
atau frasa itu disesuaikan
menurut
pada pola pembentukan kata
bertalian dengan struktur bahasa.
atau
Morfem –morfem yang mempunyai
pola
kalimat
dalam
bahasa penerima.
fungsi
skala
tata
itu
keterpungutannya
bahasa
yang
rumit
b. Salinan sehubungan dengan
rupanya jarang dipindahkan oleh
kata-kata asli pasangannya
dwibahasawan itu, jika dibandingkan
Edukasi Kultura
Page | 86
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
dengan morfem mempunyai fungsi
adanya perbendaharaan kata yang
yang lebih sederhana, dibandingkan
serupa terlebih dahulu.
dengan kata benda yang bebas.
Leksikal
Kadang kadang terjadi bentuk
Unsur-unsur yang menjadi
bebeas yang dipindahkan ke dalam
dasar penyusunan bahasa dibagi
suatu bahasa dalam bentuk majemuk,
menjadi unsur leksikal (kosakata)
dengan imbuhan atau tidak kehadiran
dan tata bahasa (gramatikal).Leksikal
pasangannya dalam bahasa penerima
(lexical)
memungkinkan
pemakai
leksem, kata atau leksikon. Leksikon
menguraikan bentuk majemuk itu
berpadanan dengan perbendaharaan
menjadi kata dasar atau imbuhan,
kata dan kosa kata, sedangkan
dan imbuhan itu kemudian meluas
leksem dapat dipersamakan dengan
kepada
yang
kata. Kesatuan dari leksikon disebut
asli.Walaupun pemindahan morfem
leksem, yaitu satuan bentuk bahasa
terikat jarang terjadi, dan jika terjadi
yang bermakna.
kata
pemindahan
si
dasar
biasanya
bersangkutan
dengan
dalam
Makna leksikal adalah makna
pasangan morfem bebas, tetapi ada
leksem ketika leksem tersebut berdiri
juga terjadi pemindahan morfem
sendiri, baik dalam bentuk dasar
terikat.
maupun Pemindahan morfem terikat
terjadi
apabila
dua
bentuk
derivasi
dan
maknanya kurang lebih tetap seperti
persyaratan
yang terdapat dalam kamus.Makna
dipenuhi antara lain yaitu adanya
leksikal dipunyai unsur-unsur bahasa
kesesuaian astruktur tatabahasa dan Edukasi Kultura
Page | 87
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
lepas
dari
penggunaan
atau
konteksnya.
leksikal
dan
tata
bahasa
dapat
berwujud kata atau bagian kata,
Makna
leksikal
mengacu
bagian kata yang sifatnya leksikal
pada makna lambang kebahasaan
disebut pangkal kata ( morfem
yang masih bersifat dasar, belum
dasar). Pangkal kata adalah bagian
mengalami konotasi dan hubungan
kata yang termasuk golongan terbuka
gramatika.Ia bersifat leksem atau
berupa bagian-bagian kata sejenis.
makna
Kata penuh adalah kata secara
yang
sesuai
dengan
referensinya. Leksikal suatu leksem
leksikal
memiliki
terdapat pada leksem yang berdiri
mempunyai
kemungkinan
sendiri.Dikatakan demikian sebab
mengalami
makna sebuah leksem dapat berubah
merupakan
apabila leksem tersebut berada di
bersendiri sebagai sebuah satuan
dalam kalimat.Dengan demikian, ada
tuturan. Sedangkan yang disebut kata
leksem –leksem yang tidak memiliki
tugas
makna leksikal.
leksikal tidak mempunyai makna,
Unsur-unsur yang termasuk golongan
terbuka
leksikal, unsur
adalah
unsur
yang termasuk
tidak
leksem, semantik
leksikal
mengungkapkan
mengandung primer.
Edukasi Kultura
segi-segi Unsur-unsur
proses kelas
adalah
mengalami
morfologi,
terbuka,
kata
untuk
yang
proses.
dapat
secara
Kelas
tertutup di dalam pertuturan tidak dapat bersendiri.
golongan tertutup adalah tata bahasa. Unsur
makna,
Yang merupakan kata penuh adalah kata kata yang termasuk dalam
kategori
adjektifa,
nomina,
adverbia,
verba, dan
Page | 88
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
numeralia.Sedangkan yang termasuk
perulangan, dan diberi sufik –an
kata tugas adalah kata-kata yang
sehingga
berkategori preposisi dan konjungsi.
kucinganan.
Sebagai kata penuh, kata-kata yang
kata dan yang tidak bias menjadi
berkategosi
*berdan atau *mendankan.
nomina,
verba,
dan
adjektifa memiliki makna leksikal masing-masing,
misalnya
kata
menjadi
berkucing-
Bandingkan
dengan
Kata-kata yang termasuk kata penuh mempunyai kebebasan yang
kucing dan mesjid, memiliki makna
mutlak
sejenis ‘sejenis binatang buas’ dan
pengisi
‘tempat
Sedangkan kata tugas mempunyai
ibadat
agama
Islam’.
sehingga
dapat
fungsi-fungsi
yang
menjadi sintaksis.
Bandingkan dengan kata dan dan
kebebasan
terbatas,
meskipun tidak mempunyai makna
dengan namanya, yaitu kata tugas,
leksikal, tetapi mempunyai tugas
selalu terikat dengan kata yang ada
sintaksis; dan untuk menggabungkan
dibelakangnya
atau menambah dua buah konstituen,
depannya,
dan meskipun untuk menggabungkan
dirangkainya.
atau
sesuai
berada
di
dan kata-kata yang
menyatakan penegasan.Sebagai kata penuh kata-kata yang berkategori nomina, verba, dan adjektifa dapat mengalami proses morfologi, seperti kata kucing yang dapat diberi prefix ber- sehingga menjadi berkucing,
KBBI (2005 : 653) “Leksikal adalah (1) berkaitan dengan kata, (2) berkaitan dengan leksem, (3) berkaitan dengan kosakata” “Leksem adalah (1) satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk kata, (2) satuan terkecil dalam leksikon”
atau dapat diberi prefix ber- disertai Edukasi Kultura
Page | 89
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Leksikon adalah istilah teknis
Contoh :
komponen
binatang
persewahan
untuk
bahasa.
Istilah
populernya,
yaitu perbendaharaan
air
meja
kata
kosakata,
rumah
batu
atau
mempunyai
makna yang sama dengan kedua
Kata Kerja
istilah itu. Konsep dasar adalah
Kata kerja
(verba ) adalah
leksikologi ialah leksem. Hubungan
kata
kata
perbuatan, pekerjaan, proses, atau
dengan
digambarkan
leksem dengan
dapat diagram
berikut.
menyatakan
makna
keadaan. Contoh:
Jadi, kata adalah leksem, baik
mandi
belajar
lari
membaca
pergi
tersenyum
Kata Sifat
leksem tunggal maupun gabungan leksem,
yang
yang
morfologis,
mengalami proses sedangkan
morfem
Kata sifat (ajektifa) kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau
adalah satuan yang terwujud setelah
binatang.
kata terbentuk.
Contoh:
Kata Benda
bersih
putih
Kata benda (nomina) adalah
sehat
tinggi
kata yang mengacu pada manusia,
keras
cantik
benda, konsep, atau pengertian. Edukasi Kultura
Page | 90
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Kata Ganti
c. petunjuk
Kata
ganti
ihwal,
contoh
begini, begitu;
(pronominal)
adalah kata yang menggantikan kata
Kata penanya, adalah kata
benda atau kata yang dibendakan.
ganti yang dipakai untuk menandai
Menurut
suatu pertanyaan.
fungsinya,
kata
ganti
Contoh: apa, siapa, di mana,
dibedakan sebagai berikut. kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada orang.
berapa, kapan, mengapa, bagaimana. Kata Depan
Lihat tabel. Persona
Kata
(preposisi)
adalah kata tugas yang berfungsi
Makna Tunggal
depan
Jamak
sebagai unsure pembentuk frasa
Saya, aku, Pertama
daku, ku-, -
Kami, kita
fungsi kata depan adalah sebagai
ku, Kalian,
Kedua
Engkau,
kamu
kamu, anda,
(sekalian),
dikau,-mu
anda (Sekalian)
Ketiga
Ia, dia, beliau,-nya
Mereka,-nya
Kata petunjuk, meliputi: a. petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu; b. petunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana; Edukasi Kultura
preposisional. Bentuk dan fungsi-
berikut. Contoh: di
bersama
untuk
menjelang
dengan
sekitar
Kata Keterangan Kata keteranagn (adverbial) kata yang member keterangan atau penjelasan
pada
kata
lainnya.
Keterangan sebagai jenis kata harus Page | 91
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
dibedakan
dengan
keterangan
para
sri
Kata Bilangan
sebagai fungsi kalimat. Contoh:
Kata
bilangan (numeralia)
sangat
diam-diam
adalah kata yang dipakai untuk
hanya
habis-habisan
menghitung
segera
sebaiknya
(orang, binatangm atau barang) dan
Kata Penggabung
maujud
konsep.
Kata penggabung (konjungsi) adalah
banyaknya
Contoh:
kata
tugas
yang
satu
banyak
menghubungkan
dua
kata
kedua
beberapa
frasa,klausa, kalimat atau paragraph.
dasa
sedikit
Contoh:
Kata Seru
dan
bahwa
Kata seru (interjeksi) kata
tetapi
supaya
tugas yang mengungkapkan rasa hati
atau
andaikan
manusia.
Kata Sandang
Contoh:
Kata sandang adalah kata yang
menyertai
binatangm
atau
benda,
hus
insya Allah
orang,
sebagai
ayo
Alhamdulillah
a) Pokok Kata Pokok kata adalah morfem
Contoh: si
halo
nama
petunjuk status dari nama-nama yang disertainya.
asyik
terikat yang sangat mirip dengan kata sang
Edukasi Kultura
dan dapat dijadikan sebagai bentuk Page | 92
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
dasar.Pokok kata dikatakan mirip
Kamu menerimanya dengan senang
dengan kata karena memiliki makna
hati
leksikal.Sekalipun pokok kata dapat
c) Partikel
berfungsi
sebagai
bentuk
dasar,
Sutawijaya dkk., (1997:30)
namun tidak dapat dikatakan sebagai
mengatakan bahwa partikel adalah
kata karena tidak dapar berdiri dalam
bentuk yang biasanya tidak dapat
tuturan biasa dan secara gramatis
diderivasikan
tidak memiliki sifat bebas.
yaitu mengandung makna gramatikal
Contoh:
dan
juang
leksikal. Yang tergolong ke dalam
lindung
partikel ini adalah preposisi seperti
temu
di,ke, dari; konjungsi seperti dan,
b) Klitik
atau, yang; dan berbagai partikel lain
Klitik adalah satuan terikat
tidak
atau
diinfleksikan,
mengandung
makna
seperti –lah,-kah, -tah, dan pun.
yang memiliki makna leksikal dan yang mampu mengisi gatra pada
Sekilas Bahasa Pakpak
tingkat frasa dan klausa. Tidak sama
Kata
dengan kata karena tidak mampu
Kata Nomina
berlaku sebagai satuan bebas dan
Nomina, yang sering disebut
tidak dapat dijadikan sebagai dasar
kata
dalam proses afiksasi.
mengacu pada manusia, binatang,
Contoh:
benda, konsep atau pengertian (Alwi,
baju ini kubeli untukmu
1998 : 213 ) adalah salah satu kelas
Edukasi Kultura
benda
adalah
kata
yang
Page | 93
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
kata, disamping kelas kata verba, adjektiva,
adverbial
yang
nipe ‘ular’
dapat
Ada beberapa fitur semantik
menduduki fungsi subjek, predikat,
nomina
dan objek.
digolongkan atas :
Ciri-ciri
nomina
bahasa
a.
(dasar)
yang
dapat
Nomina yang mengacu pada
Pakpak, sama halnya dengan nomina
tempet, seperti : iteruh meja
dalam bahasa Indonesia, nomina
‘di bawah meja’, isapo ‘di
dalam bahasa Pakpak dapat diamati
rumah’, I bagas lae ‘di dalam
dengan ciri-cirinya melalui :
sungai’
1. Perilaku semantis nomina adalah
b.
Nomina yang mengacu pada
kata yang baik bentuk dasarnya
nama
maupun bentuk kompleks yang
geografis, seperti : Medan,
mengacu pada manusia, binatang,
Dairi,
tumbuhan, benda, dan konse[
Silencang, Pak-Pak Bharat,
atau pengertian.
dll
Contohnya :
c.
tempat
atau
Sidikalang,
nama
Salak,
Nomina yang mengacu nama
dedahen ’ adik ‘
orang
daberuh ‘perempuan’
kekerabatan
Daholi ‘laki-laki’
Patonga ‘bapak uda’, puhun
bulung ‘daun’
‘paman’
Duhut ‘rumput’
d.
termasuk :
sapaan Nurline,
Nomina yang mengacu pada
manuk-manuk ‘burung’
nama-nama hari, seperti :
Wari ‘hari’
Senin, Selasa, Rabu.
Edukasi Kultura
Page | 94
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
2. Perilaku Sintaksis dapat diamati
fungsi subjek, objek atau
melalui ciri sintaksisnya yaitu
pelengkap.
sebagai berikut:
kalai manjaha 'mereka
a.
Tugas nomina dalam kalimat.
membaca'
Nomina dalam bahasa Pakpak
Meridi bapa
'Bapak mandi'
dapat diamati melalui ciri
Berkat ia
' la berangkat'
sintaksisnya. Dalam kalimat,
lnang menuan rorohen
nomina cenderung bertugas untuk
mengisi
atau
fungsi
subjek.
menduduki Sebagaimana
' Ibu menanam sayuran Beltekna mbelen
diketahui
bahwa kalimat terdiri dari
' Perutnya membesar"
fungsi sintaksis tertentu yaitu
Mengeloteh sabah Bapa
fungsi subjek, predikat, objek dan
keterangan.
fungsi
sintaksis
merupakan
'
Fungsi-
Ayah membajak sawah'
ini
Dari contoh-contoh di atas
tempat-tempat
terlihat bahwa semua pengisi subjek
kosong yang dapat diisi oleh
dalam
kelas-kelas
tertentu.
adalah kategori kelas nomina.Jadi
Nomina dalam bahasa Pakpak
nomina dalam bahasa Pakpak.Dairi
dapat
melalui
selalu mengisi fungsi subjek, objek
pengisi
dalam sebuah kalimat.
tugasnya
Edukasi Kultura
kata
diamati sebagai
kalimat-kalimat
tersebut
Page | 95
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
b. Pemarkah Frase Nomina Di pengisi
samping
fungsi
ciri
'cucu' pinahan 'hewan' menjadi : sebagai
subjek,objek
dedahen
gomok,
jelma
gomok,
dan
kempu gomok, pinahan gomok Jadi
pelengkap dalam sebuah kalimat,
nomina dalam bahasa Pakpak Dairi
pada tataran fase nomina, kala oda
berpeluang untuk dilekati oleh kata
'bukan' selalu dapat berkombinasi
berkelas adjektiva.
dengan nomina untuk menyatakan
c. Perilaku Morfologis
makna mengingkarkan .
Nomina dalam bahasa Pakpak
Contoh:
dapat
diamati
melalui
proses
Oda bapa
'bukan bapa'
morfologisnya.Proses
Oda tambar
'bukan obat '
adalah proses pembentukan kata
Oda kalak I
'bukan mereka'
dengan menggabungkan kata dasar
Selain
itu,
tataran
dengan berbagai afiks. Dalam bahasa
frase, nomina dalam bahasa Pakpak
Pakpak terdapat afiks tertentu yang
Dairi dapat diikuti oleh adjektiva.
dapat berkombinasi dengan kata
Dengan demikian ketek 'kecil' dapat
dasar
mengikuti nomina: Oles 'kain' ,jelma
nomina jadi afiks tersebut dapat
'orang',
,pinahan
diidentifikasi sebagai ciri pembentuk
'hewan' menjadi oles kerek,jelma.
nomina dalam bahasa Pakpak. Afiks-
ketek,kempu ketek, pinahan kerek
afiks pembentuk verba tersebut :
kempu
dalam
morfologi
'cucu'
Juga 'gomok 'gemuk' selalu dapat berkombinasi
dengan
nomina:
untuk
Prefiks PePer-
dedahen 'adik' jelma 'orang' ,kempu Edukasi Kultura
membentuk
kelas
Infiks Sufiks Konfiks -in-
Ke-en -en-
Pe-en Per-en Page | 96
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
a. prefiks (awalan) Contoh :
b. infiks (sisipan)
pe-+aleng → pengaleng 'penjemput’ .Pe- + dedoh → pendedoh ‘penjaga' Pe- + dedoh → pendedoh 'penjaga'
c. sufiks (akhiran) d. konfiks ( gabungan awalan dan akhiran)
Per- + juma → perjumah'peladang , in- + tangko→ tinangko 'yang dicuri' kundu/→kundu/en
-en+
'tempat
duduk'
Reduplikasi perulangan
Dari contoh data-data di atas dapat dilihat bahwa afiks pembentuk nomina dalam.bahasa Pakpak dapat melekat dengan kata dasar yang berupa: nomina,verba, dan adjektiva. -
2. Reduplikasi
Proses
Morfologi
Bahasa
Pakpak Proses terdapat
dalam
bahasa
yang Pakpak
terbagi atas “
proses
dasar
untuk
membentuk kata yang baru; hasil perulangan
kata
dasar
tersebut
merupakan bentuk nomina ulang. Contoh : pemorih
→
pemorih-morih
'pencyuci-cuci' suanen
morfologi
kata
adalah
→
suan-suanen
'tanam-
tanaman' binual → binual-nual 'yang diambilambil
1. Afiksasi Afiksasi
adalah
proses
pembubuhan afiks pada kata dasar untuk
membentuk
kata,
yang
3. Kompositium Kompositum adalah proses penggabungan dua buah kata untuk
meliputi afiks : Edukasi Kultura
Page | 97
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
membentuk kata baru. Dalam hal ini,
dasar yang berfonem awal vokal,
kata baru tersebut merupakan bentuk
/g/ dan /k/ maka prefiks/pe-/
nomina.
berubah menjadi /peng-/I.
Contoh :
Contoh :
guru gedang
‘guru besar’
pe- + angin → pengangin 'cara
bunga mbara
‘bunga merah’
mengangin
daholi daberu
‘suami istri’
Pe-
+
aleng
→
pengaleng
'penjemput' a Morfologi Bahasa Pakpak
Pe- + oge → pengoge 'pembuka'
Morfologi bahasa Pakpak mencakup
Pe-
proses
'pembayar'
A. Afiksasi bahasa Pakpak
Pe- + goit → penggoit 'pencubit'
Proses afiksasi yang terdapat dalam bahasa Pakpak mencakup : 1. Prefiks Bahasa Pakpak
+
garar
→
penggarar
Pe- + kolingi → pengkolingi 'cara menguliti' Pe-
+
kuso
→
pengkuso
'penanya'
(1) Prefiks pe1. Bentuk 1. Prefiks
pe-
mengalami
2. Jika melekat pada bentuk dasar
perubahan bentuk baik melekat
yang
berfonem
pada kata dasar yang berfonem
maka
prefiks
awal vokal maupun konsonan,
menjadi
untuk mengahasilkan nomina;
fonem awal kata dasar luluh
bila pe- melekat pada bentuk Edukasi Kultura
awal/b/dan/p/ /pe-/
/pem-/
berubah sedangkan
Contoh: Page | 98
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Pe- + bori → pemorih 'cara
maka
mencuci'
menjadi /pen-/ Contoh:
Pe- + buat → pemuat 'earn
Pe- + dedah → pendedah
mengambil'
'penjaga'
Pe- + pekpek → pemekpek 'cara
Pe-
memukul'
'penggoyang'
prefiks/pe-/
+
deger
berubah
→
pendeger
Pe- + jemak → penjemak 'cara 3. Jika melekat pada bentuk dasar yang
berfonem
awal/I/
dan/r/maka prefiks /pe-/ berubah
memegang' Pe- + jalang → penjalang 'pengejar'
menjadi /penge-/ Contoh: Pe- + labang → pengdabang
5. Jika melekat pada bentuk dasar
'earn memaku'
yang berfonem awal /s/ dan /t/
Pe- + lempit → pengelempit
maka
'earn melipat'
menjadi /pen-/ sedangkan fonem
Pe- + roroh → pengeroroh 'cara
awal /s/ dan luluh Contoh:
menyayur'
Pe- + suan → penuan 'earn
Pe- + rana → pengerana 'cara
menanam'
berbicara'
Pe- + tutu → pelutu 'menumbuk' Pe-
4. Bila melekat pada bentuk dasar yang
berfonem
Edukasi Kultura
awal/d/dan/j/
prefik
+
sipak
/pe-/
→
berubah
penipak
'penyepak ' Pe- + tulus → penulus 'peneari'
Page | 99
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
2. Infiksasi Bahasa Pakpak Dalam bahasa Pakpak Dairi
2. Verba
terdapat 1 infik yang membentuk
Contoh:
nomina ,yaitu infiks/ in-
/-in-/ + tali → tinali
a. Bentuk
diikat’
Infiks /-in-/ tidak pernah mengalami
/-in-/
+
→tutung “
yang
dibakar”
Contoh: +
tutung tinutung
perubahan bentuk
/-in-/
‘yang
kail
→
kinail
'hasil
memancing’
3. Makna
/-in-/ + cekep → cinekep 'sudah
Infiks /in-/
secara umum
digenggam'
menyatukan makna luas dari suatu
b. Distribusi
perbuatan yang disebut oleh bentuk
infiks /-in-/ dapat melekat pada kala
dasarnya.
berupa:
Contoh : Tinangko “hasil curian”
1. Nomina
Tinali “yang diikat”
Contoh:
Pinangkur “ yang dicangkul”
/-in-/ + sori → sinori ‘yang disisir’ /-in-/ + pangkur → pinangkur ‘yang dicangkul’ /-in-/
+
Karena bahasa Pakpak dan bahasa Indonesia berada di dalam
tutu
ditumbuk’ Edukasi Kultura
→
tinutu
‘yang
satu rumpun yang sama maka pada umumnya
banyaklah
dujumpai Page | 100
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
persamaan di bidang morfologi dan
Tereluh
(tereluh-eluh)
sintaksis.
Merende
(merende-ende)
a. Morfem
bebas
dan
terikat
Dengan infiks:
misalnya
Dumeger
(dumeger-eger)
1) Morfem bebas:
Kundul
(kundul-kumundul)
(manan), (menum), (tobis),
Dengan sufiks
(Sori), (ndor), (mbelgah);
Dedahen
(dedah-dedahen)
Ceduren
(cedur-ceduren)
2) Morfem terikat: Prefix (i-, ki-, me-,mer-, pe-, per-, se-, ter-);
Yang
Sufiks (-en, -I, -ken,-su);
kesimpulan adalah:
Infiks (-in, -um-);
dapat
dikemukan
sebagai
a. frase di dalam bahasa
Konfiks (ke-,…-en, mersi-
Pakpak terdiri atas frase
…en-, si-…-na)
endosentrik yang meliputi
b. Proses morfologis yang berupa
frase benda predikatif dan
afiksasi dan reduplikasi adalah
endosentrik
sebagai berikut.
yang
Contoh afiksasi: (i-,ki-,me-,mer-,pe-,se-,ter-,-en,
koordinatif
terdiri
atas
eksosentrik -I,-
b. klausa di dalam bahasa
ken, -su,-in-, -um-, ke-,..-en,mersi-..-
Pakpak
en,si-…-na)
menjadi klausa subjek,
Contoh reduplikasi :
klausa
Dengan prefiks:
klausa adverbial, klausa
Edukasi Kultura
dapat
dipecah
komplemen,
Page | 101
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
adjektifa, klausa relatif,
C. INSTRUMEN PENELITIAN
klausa tambahan
Data penelitian ini adalah
c. jenis kalimat dapat pula
interferensi
dalam
bentuk
unsur
dibedakan menurut jenis
leksikal bahasa Pakpak yang terdapat
kalimat
inti,
kalimat
dalam karangan bahasa Indonesia
tunggal,
dan
kalimat
siswa. Oleh karena itu, instrument
Sedangkan
yang digunakan untuk menjaring
menurut isi dapat di bagi
data tersebut adalah tesmengarang.
atas
Siswa disuruh membuat karangan
majemuk.
kalimat
kalimat
tanyam
beritam
dan
kalimat perintah
dalam
bahasa
dengan
d. bila dilihat berdasarkan
Indonesia
petunjuk
disediakan.
Di
yang
dalam
sesuai telah
instrumen
pola subjek dan predikat,
tersebut, siswa disuruh membuat
maka pola kalimat dasar
karangan
itu dapat dibedakan atas
disukainya. Dengan kata lain, siswa
pola
diarahkan
subjek-predikat,
dengan
untuk
topik
lebih
yang
mudah
subjek+predikat+objek,
berimajinasi sendiri secara bebas apa
pola kalimat predikat –
yang
subjek,
peneliti tidak menyediakan topik
pola
subjek+predikat keterangan, kalimat
dan
+ pola
keterangan+
subjek+predikat. Edukasi Kultura
kalimat
ingin
karangan,
dikarangnya.
sepenuhnya
keleluasaan kepada
siswa
Jadi,
diberi untuk
membuat karangan daengan topik yang disukainya. Hal ini dilakukan Page | 102
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
untuk memunculkan interferensi ke
1. Siswa
menyusun
sebuah
dalam pemakaian bahasa Indonesia
karangan tulis bahasa Indonesia.
yang alamiah berdasarkan apa yang
Setelah itu, peneliti membaca
disukainya.
seluruh
Rusyana
(1975
:
40
)
karangan
sampel
penelitian dan mengidentifikasi
mengatakan, Dengan menggunakan
data
tes untuk memancing data (korpus),
interferensi unsur leksikal dari
maka dengan tes mengarang dapat
bahasa Pakpak yang ada.
memunculkan atau menjaring data utama.
2. Penelitian data
Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan teknik tes yaitu mengarang, dengab
yang
mengalami
mengidentifikasikan yang
interferensi
mengalami
paling
dominan
dalam karangan tulis siswa. 3. Peneliti
mencatat
dan
teknik tes data interferensi pada
mengklasifikasi yang mengalami
bidang
interferensi dalam karangan tulis
Leksikal
Bahasa
Pakpak
dalam Karangan Siswa SMP Negeri
siswa,
Satu Atap 2 Siempat Rube Pak-Pak
4. Peneliti mendeskripsikan dan
Bharat T.A. 2012/2013 pada unsur
membuat kesimpulan dari hasil
leksikal dari Bahasa Indonesia dan
karangan tulis siswa,
Bahasa Daerah dapat terjaring. Prosedur
analisis
5. Mencari nilai rata dengan cara data
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Edukasi Kultura
membagi jumlah semua nilai dengan jumlah siswa.
Page | 103
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
6. Membuat
presentase
jumlah
siswa pada setiap patokan nilai.
3. Mencari interferensi leksikal bahasa Pakpak dalam tulisan siswa dengan cara membagi jumlah
D. TEKNIK ANALISI DATA Teknik analisis data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
kata
yang
terinterferensi dalam setiap siswa
dengan
keseluruhan
adalah bersifat kuantitatif dilakukan
jumlah leksikal yang ada
untuk menetapkan frekuensi dan
dalam tulisan.
presentase interferensi berdasarkan
Adapun
karangan
tulis
siswa,
dengan
memeriksa
(memaparkan)
data
interferensi
unsur leksikal bahasa
digunakan
rumus
dalam
yang
penelitian
ini
adalah sebagai berikut:
Pakpak yang ditemukan di dalam Keterangan:
karangan bahasa Indonesia. Adapun langkah-langkah untuk menghitung interferensi leksikal
P F N %
: presentase : frekuensi : Seluruh Kata : presentase jawaban
0%
-
adalah: 1. Menghitung
jumlah
20%:
tingkat
pemakaian bentuk leksikal
interferensi
tulisan setiap siswa;
pembelajaran BI baik sekali
2. Menghitung bentuk kata yang
21%
-
sangat
40%:
terinterferensi dalam tulisan
interferensi
siswa; dan
pembelajaran BI baik
Edukasi Kultura
rendah
tingkat rendah
Page | 104
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
41%
-
60%:
interferensi
tingkat
pengamatan
tidak
bisa
berdiri
sedang
sendiri, artinya tidak dapat dilakukan
pembelajaran BI cukup
tanpa adanya pencatatan datanya.
61%
tingkat
Oleh karena itu, selain pengamatan
tinggi
dilakukan pengumpulan data dengan
-
80%:
interferensi pembelajaran BI kurang
cara pencatatan data dengan langkah
80%
tingkat
mencatat ulang interferensi yang
sangat
tinggi
terdapat dalam bentuk unsur leksikal
BI
kurang
ke dalam bentuk tabel, selanjutnya
-
100%:
interferensi pembelajaran sekali
penganalisisan
Moloeng menyatakan
(1993:
bahwa
11)
data
dan
menyimpulkan hasil yang didapat.
mengadakan
Adapaun tabel yang digunakan adalah sebagai berikut: N o
Sampel
Jlh leksikal
Jenis-jenis interferensi leksikal K. Sandang
Kata Benda
Kerja
Partikel
K. Sandang
1 2 3 4 5 Jumlah
Edukasi Kultura
Page | 105
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
E.
PEMBAHASAN
HASIL
merupakan peristiwa yang umum
PENELITIAN
terjadi
Interferensi Unsur Leksikal
dwibahasawan.
Temuan menunjukan
penelitian bahwa
interferensi
di
dalam
masyarakat
Dalam kaitan ini, Weinrich (dalam
Rusana,1984:36),
unsur leksikal bahasa Pakpak dalam
menjelaskan
karangan bahasa Indonesia siswa
sebagai
terdiri
yaitu:
masuknya unsur-unsur bahasa yang
interferensi
satu ke dalam bahasa yang lain
atas
tiga
interferensi
macam,
kata,
partikel,
dan
interferensi
sandang,
interferensi
bahwa
gejala
interferensi
tutur
tentang
kata
dalam prosesnya melibatkan tiga
yang
unsur, yaitu (1) bahasa sumber atau
ditemui adalah kata benda dan kata
bahasa donor, (2) bahasa Penyerap
kerja.
atau resipien, dan (3) unsur serapan
Interferensi
kata
partikel
yang
ditemui meliputi meliputi mo, ti, ai,
atau importasi.
dan keppeh.Sedangkan interferensi
Dalam
peristiwa
kontak
kata sandang yang ditemui meliputi
bahasa, pada saat tertentu suatu
si- dan angka.
bahasa
Hasil
berperan
sebagai
yang
bahasa donor dan pada saat bahasa
dipaparkan di atas menunjukkan
lain bahasa tersebut beralih sebagai
bahwa interferensi unsur leksikal
resipien. Selain serap antar unsur
bahasa Pakpak ke dalam pemakaian
bahasa yang berkontak merupakan
bahasa Artinya peristiwa interferensi
peristiwa umum dalam pemakaian
tersebut tidak dapat dielakkan dan
bahasa.
Edukasi Kultura
penelitian
dapat
Page | 106
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Gejala yang seperti ini nyata
Factor-faktor yang melatar
telah terjadi dalam pemakaian bahasa
belakangi interferensi.Unsur leksikal
Indonesia siswa sampel penelitian ini
dapat
yang dikenal sebagai dwibahasawan
kebahasaan dan non kebahasaan.
–Indonesia.
Pakpak bahasa
Indonesia
Pemakaian siswa
telah
mengakibatkan terjadinya penerapan unsure leksikal Pakpak
ke dalam
dibagi
menjadi
faktor
Faktor kebahasaan meliputi : 1. Pemahaman
terhadap
bahasa kedua, 2. Pemahaman tentang struktur
pemakaian bahasa Indonesia mereka.
3. Penyususnan verba
Dengan kata lain, interferensi unsur
4. Penguasaan kosa-kata, dan
leksikal
5. Kesalahan pilihan.
bahasa
Pakpak.
Dalam
pemakaian bahasa Indonesia oleh siswa cukup menonjol terjadi. Berdasarkan ditemukan
analisis
sejumlah
Faktor non kebahasaan meliputi: 1. Siswa,
data
interferensi
2. Guru, 3. Sikap bahasa,
unsure leksikal yang berasal dari
4. Motivasi psikologis,
bahasa Pakpak ke dalam bahasa
5. Lingkungan sekolah,
Indonesia
6. Sarana dan prasarana.
siswa,
seperti
unsure
leksikal kata yang terdiri dari kata
Pengaruh
interferensi
benda dan kata kerja, partikel yang
terhadap kemampuan siswa dalam
meliputu angka dan si, dan kata
karangan siswa adalah:
sandang mo, ngo, keppeh, ai, dan na.
Edukasi Kultura
Page | 107
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
1.
Menyebabkan
pengaruh
1. Interferensi unsur leksikal
siswa
kata benda bahasa Pakpak
khususnya dalam karangan
ke bahasa Indonesia dalam
dengan
karangan bahasa Indonesia
negative
kepada
adanya
interferensi guru
peristiwa
tersebut
maupun
mengemukakan
baik siswa
persepsi
tentang interferensi, yaitu interferensi
2.
dipandang
dikategorikan
rendah
dengan presentasi sebesar 84,61% 2. Interferensi unsur leksikal kata kerja bahasa Pakpak ke
sebagai suatu hal yang wajar
bahasa
dalam proses pembelajaran
karangan bahasa Indonesia
bahasa kedua.
dikategorikan
Interferensi sebagai masalah
dengan presentasi sebesar
yang harus ditindaklanjuti.
55,76%
Interferensi dilihat sebagai suatu
hyang
negative
dan
bersifat merugikan
Indonesia
dalam
rendah
3. Interferensi unsur leksikal partikel bahasa Pakpak ke bahasa
Indonesia
dalam
proses pembelajaran bahasa
karangan bahasa Indonesia
Indonesia.
dikategorikan
rendah
dengan presentasi sebesar Dari
analisis
data
yang
diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebgai berikut. Edukasi Kultura
46,13% 4. Interferensi unsur leksikal kata sandang bahasa Pakpak Page | 108
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
ke bahasa Indonesia dalam
apabila tingkat kesalahan sangat
karangan bahasa Indonesia
rendah, maka penggunaan bahasa
dikategorikan
Indonesia
rendah
baik sekali ,
dengan presentasi sebesar
kealahan rendah maka penggunaan
48,07%.
bahasa
Sebagai dwibahasawan, siswa mengalami
atau menjadi tempat
Indonesia
baik,
apabila
kesalahan sedang maka penggunaan bahasa Indonesia cukup, dan apabila
kontak bahasa antara bahasa Pakpak
tingkat kesalahan tinggi
dan bahasa Indonesia karena siswa
penggunaan
terlibat praktik
kurang sekali (sangat kurang).
bahasa
apabila
penyusunan
sehingga
dua
bahasa
maka Indonesia
menimbulkan
berbagai kesalahan karena saling
DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi dan saling
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ----------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta Basaria, Ida. 2003. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak Dairi. Medan:USU Press Boomfield, leonardo. 1993. Language. New York: holt, Reinhart end Wiston Chaer, Abdul. Agustina Leoni. 1995. Sosiolingustik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta ---------. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
pungut
memungut antara bahasa Pakpak ke dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi penyimpangan norma bahasa Indonesia dalam tuturannya. Keempat jenis kesalahan di atas yang paling banyak mengalami interferensi adalah kata benda bahasa Pakpak ke dalam bahasa Indonesia dengan
presentasi
84,61%,
kesimpulan dari penelitian ini adalah Edukasi Kultura
Page | 109
Rahmadhani F. Pasaribu: Penyimpangan Unsur Leksikal..(78-110)
Depdiknas. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Femmy, Trisje Felealu. 1989. Interferensi Bahasa Melayu Madado dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Tulis Oleh Siswa Kelas 1 SMP. (tesis). Fbs IKIP Bandung Kudadiri, Amhar. 2008. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak. Medan: USU Press Kridalaksana, Hanmurti. 1987. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Lubis, A. Hamid. H. 1995. Morfologi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni (UNIMED)
Edukasi Kultura
Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Ramlan. 1985. Morfologi. Yogyakarta: CV. Karyono Rusyana. 1984. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa Samsuri. 1978. Interferensi Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta Sembiring, Matius. 1993. Morfologi dan Sintaksis bahasa Pakpak Dairi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik (edisi 2). Surakarta: FS UNS
Page | 110