Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Deviation of Local Sumba Horse Body Weight Between Actual Body Weight Based on Lambourne Formula Nurjannah Qurratu’ain* Dedi Rahmat**, Dudi** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email:
[email protected]
Abstrak Penelitian mengenai “Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba Menggunakan Rumus Lambourne Terhadap Bobot Aktual” telah dilaksanakan di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur dimulai sejak tanggal 20 Oktober hingga 7 November 2015 di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya penyimpangan bobot badan kuda lokal Sumba dalam pengukuran menggunakan rumus Lambourne dan untuk mengetahui apakah rumus Lambourne dapat digunakan untuk menduga bobot badan ternak kuda lokal Sumba. Penelitian ini menggunakan metode survey; Purposive Sampling digunakan untuk mendapatkan 33 sampel berdasarkan umur kuda jantan 4 – 7 tahun peserta pacuan kuda tradisional di Lapangan Rihi Eti, Kota Waingapu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menyebutkan bahwa penyimpangan rumus Lambourne sebesar 10,23 kg dengan persentase 4,94% dari bobot badan aktual. Penyimpangan ini dinilai kecil sehingga rumus Lambourne dapat digunakan untuk menduga bobot badan ternak kuda lokal Sumba. Kata kunci : bobot badan aktual, kuda lokal sumba, penyimpangan, rumus lambourne
Abstract A study on “Deviation of Local Sumba Horse Body Weight Between Actual Body Weight Based On Lambourne Formula”, was conducted from October 20th to 7th November 2015 in Waingapu City, East Sumba District, East Nusa Tenggara. The purpose of this study was to find out the deviation between predicted body weight based on Lambourne formula and actual body weight of local Sumba horse and to find out whether Lambourne formula can be applied to estimate body weight of local Sumba horse. This research used survey method; Purposive Sampling was used to get 33 sample based on the age of male horses, which were 4 – 7 years participant of traditional horse race at Rihi Eti Field, Waingapu. The analytical method used is descriptive analysis. The result showed that deviation of Lambourne formula is 10.23 kg with the percentage deviation of 4.94% from the actual body weight. This deviation is considered small, so that Lambourne formula is can be applied to estimate the body weight of local Sumba horse. Keywords : actual body weight, deviation, lambourne formula, local sumba horse
1
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
PENDAHULUAN Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai alat transportasi dan kemudian berkembang menjadi hewan yang digunakan sebagai hobi serta sarana olahraga. Pemanfaatan kuda sebagai sarana olahraga yang berkembang di Indonesia adalah kuda pacu. Kuda Sumba atau Sandelwood merupakan salah satu kuda asli Indonesia yang dikembangkan di Pulau Sumba. Bobot badan menjadi salah satu indikator atau parameter yang menentukan produktivitas ternak. Bobot badan seekor ternak dapat diketahui melalui penimbangan, namun dalam menentukan bobot badan seekor ternak terutama kuda Sumba melalui penimbangan masih terdapat kesulitan dan hambatan dalam hal pengadaan alat timbangan dan lokasi ternak yang menyebar. Secara umum penentuan bobot badan melalui penimbangan ternak di Indonesia kurang ekonomis dan kurang praktis terutama di pedesaan, sehingga perlu adanya cara yang dapat dijadikan alternatif selain melakukan penimbangan ternak. Beberapa jenis timbangan sudah cukup banyak yang sifatnya dapat dibawa (portable) akan tetapi hal tersebut belum dapat mengatasi masalah pengukuran yang lebih praktis, mudah dan murah tanpa mengurangi efektivitas hasil kerja. Diperlukan cara lain yang dianggap lebih praktis untuk mengestimasi bobot badan kuda sebagai salah satu kriteria seleksi ternak. Selama ini pendugaan bobot badan melalui ukuran tubuh ternak sudah sering dilakukan dan mempunyai ketelitian cukup tinggi. Pengukuran beberapa ukuran tubuh ternak yang responsif terhadap bobot badan dapat digunakan sebagai alternatif penentuan bobot badan ternak. Ukuran-ukuran tubuh merupakan suatu ukuran dari bagian tubuh ternak yang pertambahannya satu sama lain saling berhubungan secara linear. Ukuran tubuh ternak yang dapat dipakai dalam memprediksi produktivitas ternak terutama kuda antara lain panjang badan, tinggi badan, dan lingkar dada, salah satu rumus untuk menduga atau menaksir bobot badan ternak adalah dengan menggunakan rumus Lambourne. Rumus Lambourne biasa digunakan untuk pendugaan bobot badan sapi, domba, atau kambing. Pada ternak kuda belum diketahui besar penyimpangan terhadap bobot badan aktual kuda sehingga belum diketahui juga apakah pendugaan bobot badan kuda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Lambourne. Pendugaan bobot badan dengan menggunakan rumus Lambourne ini berdasarkan lingkar dada, serta panjang badan. Beberapa 2
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
penelitian telah dilakukan mengenai besar penyimpangan yang dihasilkan dari pendugaan bobot badan melalui rumus Lambourne.
Hasil dikatakan bahwa besar penyimpangan
terhadap bobot aktual tidak berbeda nyata sehingga rumus Lambourne dapat digunakan dalam pendugaan bobot badan ternak.
BAHAN DAN METODE 1.
Objek Objek yang digunakan dalam penelitian adalah kuda Sumba jantan yang berumur 4 – 7
tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan pacuan kuda pada bulan Oktober tahun 2015 di lapangan kuda Rihi Eti, Kota Waingapu, Nusa Tenggara Timur. Untuk menentukan objek yang diteliti dilakukan dengan cara melihat recording kuda peserta pacuan kuda dan juga dengan cara penentuan umur kuda. Penentuan umur kuda dilakukan dengan cara menduga kondisi gigi seri. 2.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : (1) Pita ukur, digunakan untuk mengukur lingkar dada dalam satuan (cm). (2) Tongkat ukur, digunakan untuk mengukur panjang badan dalam satuan (cm). (3) Timbangan ternak, digunakan untuk menimbang bobot badan kuda, berkapasitas 1000 kilogram. (4) Alat tulis dan kertas, digunakan untuk mencatat lingkar dada, panjang badan, dan bobot badan kuda. (5) Laptop, digunakan untuk mengolah data yang didapat dari hasil pengumpulan data. (6) Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan gambar kuda yang diukur.
3.
Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan secara Purposive Sampling. Sampel yang ditentukan berdasarkan umur kuda sumba jantan yang berumur 4 – 7 tahun di pacuan kuda Rihi Eti, Kota Waingapu. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 33 ekor. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode Analisis Deskriptif.
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan
melalui statistika deskriptif. 4.
Peubah yang Diamati (1) Pengukuran Panjang Badan dan Lingkar Dada 3
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
1) Panjang badan (PB), jarak antara ujung samping tulang bahu (tubercullum humeralis lateralis) sampai dengan ujung tulang duduk (tubercullum ischiadium), diukur menggunakan tongkat ukur (satuan dalam cm). 2) Lingkar dada (LD), diukur melingkar rongga dada di belakang sendi tulang bahu (os scapula) menggunakan pita ukur (satuan dalam cm). (2) Bobot badan, terdapat 2 pengukuran bobot badan : 1) Bobot badan timbang (kg), dengan cara menggunakan alat timbangan yaitu kuda dimasukkan ke dalam ruang kecil yang sudah dihubungkan dengan alat timbangan. Setelah kuda masuk ke dalam ruangan tersebut maka dapat dilihat bobot badan yang tercantum pada alat timbangan tersebut. 2) Bobot badan yang dihitung dengan menggunakan rumus Lambourne 𝐿𝐷2 X PB BB = 10840 Keterangan: BB = Berat badan (Kg) LD = Lingkar dada (cm) PB = Panjang badan (cm) 3) Penyimpangan, nilai selisih antara bobot badan aktual (Kg) dengan bobot badan menggunakan rumus Lambourne. 4) Persentase penyimpangan (%), nilai selisih antara bobot badan aktual dengan bobot badan menggunakan rumus Lambourne dibagi dengan bobot badan aktual dikali 100%. % Penyimpangan rumus Lambourne :
|BA-BL| BA
x 100%
Keterangan : BA = Bobot badan aktual BL = Bobot badan Lambourne 5.
Analisis Data (1) Rata-rata x adalah rata-rata hitung dari semua nilai yang terdapat dalam sampel x =
∑Xi n
Keterangan: ∑Xi = Jumlah dari semua sampel n = Banyaknya data sampel i = 1,2,3 ....... 33 = Rata-rata sampel x 4
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
(2) Ragam (s2)
s2
( xi x) 2 n 1
Keterangan:
xi
= Nilai setiap individu dalam sampel
x
= Rataan sampel = Banyaknya sampel = 1,2,3 ....... 33 = Ragam sampel
n i s2
(3) Simpangan Baku (s)
s s2
( xi x) 2 n 1
Keterangan: 𝑠2 = Ragam (4) Koefisien Variasi (KV)
KV
s x100% X
Keterangan: s = Standar deviasi sampel x = Rata-rata sampel (5) Penyimpangan (𝜀) Untuk mengetahui penyimpangan antara bobot badan sebenarnya terhadap bobot badan dugaan berdasarkan rumus Lambourne, yaitu : 𝜀 = | 𝑌𝑖 − Ý𝑖| Keterangan: 𝜀 = Penyimpangan antara bobot badan dugaan berdasarkan rumus Lambourne terhadap bobot badan sebenarnya. Ý𝑖 = Bobot badan dugaan berdasarkan rumus Lambourne
5
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Yi = Bobot badan sebenarnya (6) Persentase penyimpangan (% penyimpangan) Untuk mengetahui presentase penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Lambourne terhadap bobot badan sebenarnya % Penyimpangan = Keterangan: % penyimpangan
Ý𝑖 𝑌𝑖
| 𝑌𝑖 –Ý𝑖| 𝑌𝑖
𝑥 100%
= Presentase penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan Rumus Lambourne terhadap bobot badan sebenarnya = Bobot badan berdasarkan rumus Lambourne = Bobot badan sebenarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Bobot Badan pada Kuda Sumba Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penimbangan bobot badan yang dilakukan terhadap 33 ekor kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun yang berada lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Bobot Badan Kuda Sumba Jantan Berumur 4 – 7 Tahun Uraian
Hasil
Rata-rata (kg)
212,04
Ragam
689,64
Simpangan Baku (kg)
26,26
Koefisien Variasi (%)
12,38
Berdasarkan data di atas bobot badan kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun memiliki rata-rata bobot badan sebesar 212,04 ± 26,26 kg, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 426/Kpts/Sr.120/3/2014 tentang Penetapan Rumpun Kuda Sandel bahwa bobot badan kuda Sumba jantan mempunyai kisaran 209 ± 5,6
6
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
kg. Ragam sebesar 689,64 kg, simpangan baku sebesar 26,26 kg. Nilai koefisien variasi sebesar 12,38% menunjukkan bahwa data yang diamati yaitu kuda Sumba yang berada di lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara adalah seragam, sesuai dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi di bawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Bobot badan suatu ternak sangat perlu untuk diketahui karena bertujuan untuk manajemen seperti untuk menentukan berapa banyak pakan yang harus diberikan, waktu ternak akan dikawinkan, waktu ternak akan dijual, dan untuk pemberian dosis obat atau vaksin yang akan diberikan pada ternak tersebut (Mc Nitt, 1983), selain itu bobot badan juga dapat menunjukkan keberhasilan dari suatu pemeliharaan dan pemberian pakan.
Jika
pemberian pakannya baik maka akan memberikan bobot badan yang baik pula. Dilihat dari rata-rata bobot badan kuda Sumba yang telah ditimbang, bobot badan yang dihasilkan sesuai dengan penetapan rumpun kuda Sumba dan beratnya tidak terlalu ringan bagi seekor ternak besar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan kuda Sumba sudah cukup baik, walaupun keadaan di Sumba terik dan panas tetapi kondisi fisik dari kudakuda tersebut sangat baik.
Data Lingkar Dada pada Kuda Sumba Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran lingkar dada yang dilakukan terhadap 33 ekor kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun yang berada di lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Lingkar Dada Kuda Sumba Jantan Berumur 4 – 7 Tahun Uraian
Hasil
Rata-rata (cm)
139,09
Ragam
28,07
Simpangan Baku (cm)
5,30
Koefisien Variasi (%)
3,81
7
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Lingkar dada merupakan jarak yang diukur melingkar disekeliling rongga dada di belakang sendi bahu. Ukuran dada yang besar menunjukkan metabolisme tubuhnya baik karena dukungan dari sirkulasi darah yang bekerja secara optimal dibantu oleh organ jantung dan paru-paru yang berada pada rongga dada sehingga dapat membantu pertumbuhan otot, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Ensminger (1991). Lingkar dada yang besar akan erat kaitannya dengan pertambahan otot-otot disekitar dada dan tentu saja pada bobot badan, dimana daerah badan akan semakin dalam dan meluas yang pada akhirnya bagian tersebut akan tertimbun oleh otot, daging maupun lemak. Penimbunan otot ini akan mempengaruhi perubahan badan akan semakin membesar dan bertambah berat (Dwiyanto, 1984). Berdasarkan data di atas lingkar dada kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun memiliki rata-rata lingkar dada 139,09 ± 5,30 cm, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 426/Kpts/Sr.120/3/2014 tentang Penetapan Rumpun Kuda Sandel bahwa lingkar dada kuda Sumba jantan mempunyai kisaran sebesar 138 ± 1,1 cm. Dari Tabel 4 dapat terlihat bahwa ragam dari lingkar dada sebesar 28,07 cm sedangkan simpangan baku sebesar 5,30 cm. Nilai koefisien variasi untuk lingkar dada pada kuda Sumba berumur 4 – 7 tahun adalah sebesar 3,81% menunjukkan bahwa data yang diamati yaitu kuda Sumba yang berada di lapangan Rihi eti, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur adalah seragam, sesuai dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Lingkar dada mempunyai nilai korelasi yang tinggi dengan bobot badan, oleh karena itu banyak para peneliti untuk menentukan bobot badan berdasarkan lingkar dada, semakin besar lingkar dada maka akan semakin besar pula berat seekor kuda. Koefisien korelasi antara lingkar dada dan panjang badan dengan bobot badan sangat tinggi dibandingkan dengan ukuran tubuh lainnya.
Data Panjang Badan pada Kuda Sumba Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran panjang badan yang dilakukan terhadap 33 ekor kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun yang berada lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.
8
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Tabel 3. Data Panjang Badan Kuda Sumba Jantan Berumur 4 – 7 Tahun Uraian
Hasil
Rata-rata (cm)
119,98
Ragam
21,24
Simpangan Baku (cm)
4,61
Koefisien Variasi (%)
3,84
Panjang badan adalah suatu ukuran yang penting bagi kuda.
Panjang badan juga
mempunyai korelasi yang tinggi dengan bobot badan, oleh karena itu panjang badan dijadikan variabel pelengkap setelah lingkar dada. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiyanto (1982) bahwa panjang badan dan lingkar dada adalah komponen tubuh ternak yang berkorelasi positif tinggi dengan memberikan nilai penyimpangan yang semakin kecil. Berdasarkan data di atas panjang badan kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun memiliki rata-rata panjang badan 119,98 ± 4,61 cm, ragam dari panjang badan sebesar 21,24 cm sedangkan simpangan baku sebesar 4,61 cm. Nilai koefisien variasi untuk panjang badan pada kuda Sumba berumur 4 – 7 tahun adalah sebesar 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa kuda Sumba yang berada di lapangan Rihi eti, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur adalah seragam, sesuai dengan pendapat Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Panjang badan merupakan salah satu ukuran tubuh ternak yang dapat dipakai sebagai dasar pendugaan bobot badan ternak dan memiliki nilai korelasi tertinggi setelah lingkar dada dalam menentukan bobot badan ternak. Bertambahnya panjang badan diduga menyebabkan otot-otot yang menimbuni tulang ke arah panjang semakin meluas yang pada akhirnya akan menambah bobot badan (Manggung, 1979).
Data Bobot Badan pada Kuda Sumba dengan Menggunakan Rumus Lambourne Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran lingkar dada dan panjang badan yang kemudian dihitung dengan menggunakan rumus Lambourne dilakukan terhadap 33 ekor kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun yang berada lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 4. 9
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Tabel 4. Data Bobot Badan Kuda Sumba Jantan Berumur 4 – 7 Tahun dengan Menggunakan Rumus Lambourne Uraian Hasil Rata-rata (kg)
214,89
Ragam
566,98
Simpangan Baku (kg)
23,81
Koefisien Variasi (%)
11,08
Berdasarkan data di atas bobot badan kuda Sumba jantan dengan menggunakan rumus Lambourne memiliki rata-rata sebesar 214,89 kg, ragam sebesar 566,98 kg, dan simpangan baku sebesar 23,81 kg. Dapat diketahui bahwa rataan dari bobot badan dugaan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Lambourne pada kuda Sumba adalah 214,89 ± 23,81 kg. Koefisien variasi bobot badan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Lambourne pada kuda Sumba adalah sebesar 11,08% yang berarti bahwa bobot badan dugaan rumus Lambourne dapat dikatakan seragam karena memiliki koefisien variasi dibawah 15% (Nasution, 1992). Rumus Lambourne mempunyai kelebihan yaitu kedua variabel ukuran tubuh tersebut dapat saling mengkoreksi satu sama lain sehingga apabila ditemukan ternak dengan lingkar dada yang sama tetapi bobot badannya berbeda maka panjang badan akan mengkoreksi bobot badan rumus, begitupun sebaliknya diprediksikan lebih akurat dan mempunyai penyimpangan kecil (Suwarno, 1958).
Bobot Badan Kuda Sumba Menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan terhadap 33 ekor kuda Sumba jantan berumur 4 – 7 tahun yang berada lapangan Rihi eti, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.
10
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Tabel 5. Data Penyimpangan Bobot Badan Kuda Sumba Jantan Berumur 4 – 7 Tahun Menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Uraian Hasil Penyimpangan (kg)
10,23
Persentase Penyimpangan (%)
4,94
Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa nilai penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Lambourne sebesar 10,23 kg dengan persentase penyimpangannya sebesar 4,94%. Hasil dari penyimpangan menunjukkan bahwa rumus Lambourne memiliki penyimpangan yang kecil sehingga rumus ini dapat digunakan untuk menduga bobot badan kuda Sumba yang berada di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Penyimpangan pendugaan bobot badan umumnya berkisar antara 5% sampai 10% dari bobot badan sebenarnya (Williamson dan Payne, 1978), sedangkan hasil perhitungan penyimpangan pendugaan bobot badan menggunakan rumus Lambourne pada kuda Sumba lebih kecil sehingga dapat dikatakan bahwa rumus Lambourne memiliki keakuratan yang lebih tinggi dalam menduga bobot badan ternak kuda. Hal ini dapat terjadi karena pada rumus Lambourne pengukuran yang digunakan adalah lingkar dada dan panjang badan. Pendugaan bobot badan dengan rumus Lambourne yang menggunakan dua variabel yaitu lingkar dada dan panjang badan, lebih teliti bila dibandingkan dengan menggunakan satu variabel saja yaitu lingkar dada. Sesuai dengan pernyataan Dwiyanto (1982) bahwa panjang badan dan lingkar dada adalah komponen tubuh ternak yang berkorelasi positif tinggi dengan memberikan nilai penyimpangan yang semakin kecil. Rumus yang lebih akurat menaksir bobot badan domba Donggala adalah Lambourne (Malewa, 2009), sehingga selain rumus Lambourne dapat digunakan untuk ternak domba, rumus tersebut juga dapat digunakan dalam menduga bobot badan untuk kuda Sumba di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur karena simpangannya yang kecil. Penggunaan rumus untuk mengetahui bobot badan adalah sangat baik, karena harga timbangan digital terlalu mahal sehingga tidak mungkin para peternak atau pemilik kuda akan membeli timbangan yang akan digunakan untuk menimbang bobot badan.
11
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
KESIMPULAN 1. Besarnya penyimpangan bobot badan kuda dalam pengukuran dengan menggunakan rumus Lambourne adalah 4,94%. 2. Rumus Lambourne dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menduga bobot ternak kuda Sumba.
SARAN Rumus Lambourne digunakan sebagai salah satu cara untuk menduga bobot badan ternak kuda Sumba sehingga para peternak di Sumba dapat menjadikan salah satu alternatif untuk menduga bobot badan ternak kuda.
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada Dinas Peternakan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, PORDASI Kabupaten Sumba Timur, dan peternak Sumba Timur yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sumba Timur serta membantu penulis meluangkan waktunya dan memberikan banyak informasi mengenai penelitian penulis.
DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, K. 1984. Pengamatan Ukuran-ukuran Tubuh Domba di Kabupaten Garut serta Hubungannya dengan Bobot Badan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan Bogor. Bogor. _________. 1982. Pengamatan Fenotip Domba Priangan serta Hubungan antara beberapa Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ensminger, M.E. 1991. Feeds and Nutrition. Second Edition. The Ensminger Company. USA.
Publising
Malewa A. 2009. Penaksiran Bobot Badan Berdasarkan Lingkar Dada dan Badan Domba Donggala. J. Agroland 16 (1): 91-97.
Panjang
Manggung. R.I.R. 1979. Pendugaan Bobot Hidup dan Bobot Karkas Sapi Bali Berdasarkan Pengukuran Morfologi. Tesis. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mc Nitt, J. L,. 1983. Livestock Husbandry Techniques. Granada Publishing.
12
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Lambourne.....................................Nurjannah QA
Nasution, M.A. 1992. Metode Research. Rake Sarasin. Yogyakarta. Suwarno. 1958. Mempraktekkan Pelajaran Pertumbuhan pada Hewan, Relasi antara Lingkar Dada, Panjang Badan dan Berat Badan. Majalah Ilmu Kehewanan di Indonesia. Vol. LXV No. 3-4. Williamson, G. and W. J. A. Payne, 1978. Pengantar Peternakan di Daerah Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Tropis.
13