PENYEGARAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN ANEKA PRODUK OLAHAN IKAN PERAIRAN UMUM UNTUK MASYARAKAT KP DAN PENYULUH
Th . Dwi Suryaningrum
Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta, Agustus 2016
Pendahuluan -
Potensinya 54 Juta Ha
Perairan umum Produksi Perikanan Periran Umum
Ikan Mas
Bandeng
Nila Ekspor
Lele /Gastor
Ikan Mujair
Ikan Gurameh
Ikan Patin
Kelebihan Ikan Merupakan sumber protein yang sangat baik dan prospektif. Mempunyai komposisi asam amino lengkap dan mudah untuk dicerna. Mengandung asam lemak esensial omega-3 (EPA dan DHA) mengurangi resiko penyakit jantung dan menghambat penyempitan pembuluh darah. DHA berperan utama dalam perkembangan sistem syaraf dan dapat meningkatkan kemampuan memori dan kecerdasan otak dan daya ingat serta menghambat kepikunan
Untuk meningkatkan kompetensi penyuluh dan menyebarluaskan hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelauran dan Perikanan (P3DSPBKP) ke masyarakat maka dilakukan kegiatan alih teknologi hasil penelitian mengenai aneka produk olahan ikan perairan umum kepada penyuluh.
PASCA PANEN HASIL PERIKANAN 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
Penanganan ikan hidup Penanganan ikan segar Pembekuan Pengurangan kadar air (Pengeringan, penggaraman, Pengasapan, Pemindangan, dendeng ikan) Fermentasi (terasi, peda, kecap, ikan kayu, bekasam, silase, dll) Tepung ikan Ekstraksi (Omega-3, skualen, khondroitin) Produk Baru dan Pengolahan lainnya
KEMUNDURAN MUTU & PEMBUSUKAN IKAN Ikan cepat rusak segera setelah mati autolitik enzim serangan mikroba
enzimatis Ikan hidup
Mikroorganisme pembusuk
Ikan mati
segar
busuk
Aksi Protease
. Ikan mengandung enzim protease Setelah ikan mati dan pasokan oksigen terhenti
7
terjadi proses enzimatis yang tanpa kendali dan menguaraikan protein menjadi basa sederhana menguntungkan bagi perkembangan bakteri
IN SCIENCE WE TRUST; WITH SCIENCE WE SERVE
Menyebabkan perubahan bau, warna dari warna asli menjadi hijau (Tuna dan cakalang), rasa gurih hilang, tekstur menjadi lembek
OKSIDASE LEMAK
Oksidasi lemak ikan menjadi senyawa hidroperoksida aldehyde, ketone dan alkohol .
8
Hydrolisis lemak kan oleh lipase Asam lemak bebas
IN SCIENCE WE TRUST; WITH SCIENCE WE SERVE
Perubahan rasa, bau amis, dan warna
Pembusukan Oleh Mikroorganisme
Saat ikan masih hidup, otot steril, meski terdapat bakteri pada kulit, insang, & usus
9
Setelah terjadi rigor mortis (kekakuan) jaringan otot menjadi longgar terisi cairan tubuh, maka bakteri masuk ke otot
Proses autolisis menghasilkan senyawa2 yang merupakan substrat yang sesuai bagi bakteri tumbuh bakteri pembusuk
IN SCIENCE WE TRUST; WITH SCIENCE WE SERVE
Menghasilkan toksin & senyawa busuk yang bersifat racun
Perubahan Rasa Rasa ikan berpengaruh terhadap penerimaan konsumen Setelah penangkapan ikan masih memiliki karakteristik rasa aslinya enak, gurih, manis
Aksi enzim protease dan oksidasi asam lemak tidak jenuh menghasilkan karbonil, alkoholPerubahan rasa, bau, warna, tekstur dan nilai gizi.
Rasa ikan menjadi hambar, Amis, ikan yang berlemak menghasilkan bau dan rasa yang tengik dan menghasilkan rasa pahit.
Perubahan Tekstur Tekstur merupakan parameter penting dalam mengukur mutu ikan, Tekstur ikan segar padat, elastis bila ditekan dengan jari .
Perubahan tekstur disebabkan karena berubahnya jaringan penghubung oleh enzim protease yang dihubungkan dengan hilangnya jaringan Z pada sel otot, pemisahan actomyosin komplek, denaturasi jaringan protein penghubung.
Pelunakan protein sarcolema secara proteolisis yang menghubungkan bagian-bagian struktural merupakan penyebab utama pelunakan otot ikan.
Perubahan Warna Warna ikan ketika masih segar berwaran cemerlang .
Aksi enzim protease dan oksidasi asam lemak tidak jenuh menghasilkan karbonil, alkohol Perubahan rasa, bau, warna, tekstur dan nilai gizi.
Faktor Faktor yang Mempegaruhi Mutu ikan
Faktor Alami dan Biologis Pengaruh Cara Penangkapan dan Penanganan Dampak spesies Ukuran Ikan Efek Jenis Kelamin dan Proses bertelur Tempat Penangkapan Ikan Jarak ke Pelabuhan
PENILAIAN KESEGARAN IKAN 4M
Melihat melihat & mengamati penampilan ikan secara menyeluruh, terutama fisik, mata, insang, adanya lendir, dsb
Meraba meraba untuk mengetahui adanya lendir, kelenturan ikan, dsb.
Menekan menekan daging ikan untuk menilai tekstur ikan apakah masih kenyal atau lembek
Mencium Mencium bau ikan apakah masih harum segar, amis, busuk, dsb.
• Tanda-Tanda Ikan Yang Masih segar • Penampakan : Ikan cemerlang, mengkilap sesuai dengan jenisnya, tidak rusak fisik, bagian perut masih utuh dan liat serta lubang anus tertutup. • Mata : Mata cerah, selaput mata jernih, pupil berwarna hitam dan menonjol • Insang : Insang berwarna merah cemerlang, tidak berlendir atau lendir tipis • Bau : bau segar spesifik jenis • Lendir : Selaput lendir dipermukan tubuh tipis, lendir encer, bening, tidak lengket. • Tekstur : Ikan kaku, atau lemas, tekstur kenyal, bila ditekan cepat pulih kembali. Sisik tidak mudah lepas, Sayatan daging kompak, padat sayatan cemerlang dengan penampakan daging
ikan.
Teknologi Penanganan Ikan Segar • Ikan merupakan komoditi yang mudah rusak setelah ditangkap /dipanen harus secepatnya diawetkan dengan menerapkan sistem rantai dingin • Sistem rantai dingin (Cold Chain System) adalah usaha untuk mempertahankan kesegaran ikan dengan cara menerapkan suhu rendah mendekati 0oC, mulai dari penangkapan, pemanenan, distribusi dan pemasaran, hingga ikan tersebut sampai ke tangan konsumen.
nelayan
distribusi
Pasar pengolahan
SUHU DIPERTAHANKAN TETAP DINGIN SEPANJANG RANTAI PROSES/DISTRIBUSI SAMPAI KE KONSUMEN
konsumen
TUJUAN PENERAPAN SISTEM RANTAI DINGIN Untuk menghambat atau menghenti kan aktivitas enzim dan mikroorga nisme yang dapat menimbulkan pembusukkan (kemunduran mutu) sehingga mutu ikan segar dapat dipertahankan serta aman dikonsumsi Es merupakan perantara pendingin yang efisien dalam pengawetan ikan. Suhu selama pendaratan harus tetap dijaga sesuai dengan suhu kritis pada ikan yaitu kurang 4,4 oC.
Suhu 16oC ikan cepat sekali mengalami kemunduran mutu, dalam waktu 1 hari sudah tidak bagus dan busuk dalam 2 hari
Suhu 5oC kemunduran mutu lebih lamban 2 hari masih bagus, 4 hari sudah mulai tidak bagus, busuk hari ke 5 Suhu 0oC mutu bagus 5 hari, hari ke 6 mulai rusak, mulai busuk hari ke 11
19
0oC
Proses diawali dengan penurunan suhu bahan sampai suhu mencapai titik 0oC
Pada suhu 0oC terjadi perubahan semua air menjadi es
Ikan membeku pada -1,1o s/d -2,2oC
Dilanjutkan dengan penurunan suhu
Kecepatan penurunan suhu akan sangat ditentukan oleh cara yang digunakan
Kecepatan penurunan suhu mempengaruhi bahan yang didinginkan
BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN – KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
20
ILUSTRASI KESEGARAN IKAN VS SUHU PENYIMPANAN
PENGESAN
SEBELUM PENDINGINAN
22
Dies Perbandingan es:ikan = 2:1, 1:1, 1:3 Campuran air dan es Campuran air garam dan es Campuran air laut dengan es Air laut direfrigerasi Ikan dicuci bersih Isi perut dibuang Ingsang dibuang Darah dan lendir dihilangkan
Dasar wadah dilapisi es, antar lapisan diberikan es dan bagian atas lapisan ikan diberikan es
Suhu ikan dingin hingga bagian tengah dan dalam ikan pada semua ikan di setiap lapisan dingin merata Es jangan melimpah agar tidak membebani ikan di bawahnya, terutama jika peti ditumpuk
23
Gunakan hancuran es halus, mutu tinggi
Jaga agar tumpukan ikan di dalam peti insulasi tidak terlalu tinggi Tumpukan ikan yang terlalu tinggi: Ikan yang bawah akan mendapat beban tinggi shg rusak fisik
Proses untuk mendinginkan memerlukan waktu yang lebih lama
24
Lapisan es hanya di atas ikan Proses pendinginan tidak dapat menyeluruh, ikan di bagian bawah belum dingin
Lelehan es akan merendam ikan di bagian bawah
Lapisan es hanya di bagian bawah dan atas ikan Proses pendinginan tidak sempurna, bagian tengah belum dingin 25
Es yang matang tampak bening, bersih dan dibuat dari air bersih, tidak mudah mencair
Es yang masih muda berwarna putih susu, mudah mencair Es curai (flake ice) mudah mencair, cocok untuk di darat, waktu pendek Es tabung (tube ice) ukuran agak besar, kurang bagus untuk tekstur ikan
Hancuran es yang halus td merusak daging ikan
26
Hancuran es yang besar kasar, tajam merusak daging ikan
Berapa jumlah es yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan?
Dipengaruhi oleh
Es dibutuhkan untuk
27
kondisi ikan suhu udara alat atau wadah yang digunakan Mendinginkan ikan & wadah Sampai suhu sama dengan suhu es Mempertahankan suhu Menghilangkan panas yang terbentuk di dalam wadah Melawan panas masuk dr luar wadah Perlu insulasi yg mampu menghambat rambatan panas dari luar
KEUNTUNGAN PENDINGINAN DENGAN ES Paling sederhana, mudah, murah dan lazim digunakan Ikan menjadi dingin tetapi tidak beku suhu yang dicapai ~ 0oC suhu beku ikan – 1,1o – –2,2o tidak akan tercapai
Ikan tetap basah, bersih, dan mengkilap akibat tercuci lelehan es Bobot ikan tidak berkurang, bahkan naik
28
PEMBEKUAN
29
Cara pengawetan ikan dengan dengan menggunakan Mesin pembeku Dengan pembekuan sifat-sifat alami ikan dapat dipertahankan Suhu dibawah titik beku (- 12°C s/d -30°C ) proses pembusukan terhenti (pr. Biokimia, kimia dan fisis terus) Waktu pembekuan : Waktu 1-8 jam pembekuan cepat - Waktu > 12 jam pembekuan lambat
Pembekuan ikan dilakukan dengan menggunakan alat pembeku contact plate freezer atau air blast freezer. Apabila ikan dibekukan secara individual maka pembekuan dilakukan dengan menggunakan individual quick freezer. Pembekuandengan cara tersebut memungkinkan penurunan suhu filet ikan dari 0oC menjadi -18oC dalam waktu tidak lebih dari 2 jam.
Keuntungan Pembekuan Cepat :
Kristal es yang terbentuk lebih kecil Pembusukan oleh bakteri dapat dicegah Mempertinggi produktifitas Pemakaian frezeer maksimal
31
Bentuk ikan yang dibekukan :
Utuh
Potong kepala
Steak Disiangi
Fillet 32
Chang
• Pengolahan Tradisional • Pengolahan yang dilakukan secara turun temurun dan berdasarkan pengalaman • •
Pengasinan Pemindangan Pengasapan Fermentasi
Pengeringan dan Pengasinan Dilakukan karena tidak tersedianya listrik atau es maka ikan dapat diawetkan dengan mengurangi kadar airnya, melalui proses penggaraman, Pengeringan dan pengasapan, Menurunkan kadar air ikan dr 80 % menjadi 1015% Dengan kadar air yang rendah pertumbuhan bakteri pembusuk berhenti Produk dengan kadar air di bawah 12% Jamur tidak akan tumbuh
PEMINDANGAN Merupakan cara pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang efektif karena adanya efek pemasanan dan pengurangan kadar air. Pengolahan tersebut dilakukan dengan cara perebusan atau pemanasan ikan dalam suasana bergaram dalam suatau wadah (naya, besek, kerajang} Cara pemindangan : Pindang air garam, pemindangan garam dan pindang presto.
• PINDANG GARAM • Ikan disiangi dan dicuci disusun berlapis dengan garam dan lapisan terakir adalah garam. Ikan kemudian direbus selama 2- 4 jam Air dibuang dan dipanaskan kembali dengan api kecil selama kurang lebih satu jam sehingga diperoleh pindang yang permukaannya agak kering.
PINDANG AIR GARAM Proses pemindangan dimana ikan dan garam tersusun dalam suatu wadah tembus air seperti naya, besek, dan keranjang bambu dicelupkan dalam larutan garam mendidih, dan direbus dalam waktu singkat selama beberapa menit. Ikan yang digunakan adalah ikan pelagis seperti layang, kembung, lemuru, serta ikan bandeng. Perebusan dilakukan selama 15-30 menit, pindang kemudian diangkat dan disiram dengan air panas untuk membersihkan kotoran yang menempel pada ikan. Naya kemudian didinginkan dan pindang biasanya dijual bersama nayanya.
Pindang Presto. Kelebihan tulang, duri, kepala lunak dan jika dikemas dengan benar maka daya awetnya lebih dari 1 minggu. Prinsip pengolahannya perebusannya menggunakan alat berupa presto yang tekanannya dapat di atur 1 atmosfer sehingga suhunya berkisar 115 – 121oC. Untuk memperoleh duri yang lunak maka perebusan dilakukan selama 2 -3 jam
Pengasapan Pengasapan merupakan pengawetan ikan tradisional - kombinasi pengeringan & pengawetan asap Efek zat-zat asap formaldehide, asamasam organik, fenol, basa organik dan hidrokarbon dan senyawa lainnya anti bacterioside serta pengurangan kadar air- Ikan tidak mudah ditumbuhi oleh bakteri Metode pengawetan masih berkembang di beberapa daerah, terutama daerah yang tidak terjangkau oleh aliran listrik. Dikota biasanya digunakan untuk memberikan rasa, aroma dan warna pada ikan
Proses Pengasapan Ikan disiangi dibentuk buterfly direndam dalam larutan garam 2,5-5 % selama 30 menit. Tahap I: ikan diasap pada suhu rendah (2 Jam) pada 40-55oC, dengan intensitas asap tebal. Tahap II : Suhu ruang asap dinaikkan antara 55-75oC dengan intensitas asap tebal. Tahap ini berlangsung selama 6–8 jam tergantung tebal tipisnya ikan. Tahap III : Api diperbesar sehingga suhu berkisar antara 75-90oC dengan intensitas asap tipis. Tahap ini berlangsung 1-2 jam, sehingga ikan kering dengan warna coklat keemasan.
FERMENTASI Berbagai produk fermentasi dapat diolah dari ikan utuh, (bekasam, peda dan jambal siam) pasta (terasi) atau cair (kecap ikan) Cara pengolahan didasarkan atas terjadinya senyawa-senyawa hasil pemecahan enzim secara autolisis atau pemecahan bakteri anaerobe. Prose fermentasi biasanya disertai dengan penggaraman. Garam yang digunakan 20-30%
Fermentasi dapat dilakukan secara alami dengan mengandalkan enzim dan bakteri. Untuk mempercepat proses, enzim atau bakteri dapat ditambahkan
Fermentasi dapat dilakukan beberapa minggu/bulan tergantung jenis produk Contoh Produk fermentasi ikan : Kecap ikan, Ikan peda, Jambal, Terasi dll.
PENGOLAHAN IKAN MENJADI PRODUK SIAP SAJI
Ikan dapat diolah menjadi : Fillet , breaded ikan, baso, nugget, pempek, batagor, abon dan produk olahan lainnya menggunakan daging lumat atau surimi .
Bahan Baku surimi • • • • • •
Bakso Kamaboko Fish Burger Mie ikan Fish sausage Fish Tofu
44
Kamaboko
©Copyright Joko Santoso -68-
Bakso Ikan Bakso adalah produk olahan daging lumat ikan atau surimi yang banyak digemari karena mempunyai teksturnya kenyal
Bakso dari surimi warnanya lebih putih dan teksturnya lebih kenyal Bakso dapat dijual dalam bentuk bakso basah atau bakso goreng
BAHAN No 1 2 3 4 5 6 7
BAHAN Daging lumat ikan Garam Gula Halus Bawang putih Lada bubuk Penyedap Rasa Tepung Tapioka
JUMLAH 1000gr 25 g 5g 30 gr 5 g 1 gr 150 gr
Syarat utama dalam pengolahan produk berbasis daging lumat/bakso adalah tersedianya bahan baku ikan yang sangat segar, sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kekenyalan yang baik. ikan difillet terlebih dahulu untuk menghilangkan sisik, kulit, duri, kemudian ikan dicuci untuk menghilangkan darah dan kotoran lainnya. Penggilingan dimaksudkan untuk memecah serabut serabut otot, sehingga mempermudah ekstraksi protein yang larut garam. Penggilingan sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehingga membentuk daging lumat yang lembut, sehingga tekstur produk yang dihasilkan lebih kenyal dan juicy.
Bahan tambahan yang harus diberikan terlebih dahulu adalah garam. protein miofibilair yang larut garam akan terektrak sehingga membentuk gel.
Tanpa adanya garam, protein larut garam tak akan terekstrak, sehingga gel tidak terbentuk, walaupun dilakukan pengadukan yang cukup lama. Jumlah garam yang digunakan untuk membentuk gel surimi yang elastik adalah 2,5 - 3%, pemberian garam lebih dari 3 % menyebabkan produk menjadi terlalu asin
.Selama pengadukan ditambahkan air es untuk menjaga suhu adonan tetap dingin dan produk yang dihasilkan mempunyai tekstur yang kenyal dan juicy.
Adonan dapat dicetak dengan mesin pencetak, seperti bakso dengan mesin pencetak bakso, atau dengan menggunakan tangan atau sendok
Masak dalam air dengan suhu 60 - 70oC selama 15 menit lalu masak dalam air mendidih (suhu 100oC) selama 15 menit sampai bakso matang serta mengapung.
Setelah bakso /tahu matang, angkat, tiriskan dan dinginkan pada suhu ruang atau pakai kipas angin. Kemasan bakso dengan kemasan plastik yang sudah diberi label.
Adonan Bakso dapat dimasukkan ke dalam tahu goreng sehingga menjadi Tahu Bakso
KERUPUK IKAN Makanan ringan yang banyak digemari Mudah dibuat dan bahan mudah diperoleh Daya awet lama sehingga distribusi dan jangkauan pasarnya luas Mempunyai potensi untuk dikembangkan usaha skala rumah tangga dan usaha kecil menengah
Bahan Baku Kerupuk Ikan Bahan Baku Utama 1. TEPUNG TAPIOKA Jenis tepung yang digunakan mempengaruhi mutu krupuk Tepung kualitas tinggi berwarna putih sedangkan yang kualitas rendah warnanya cream kekuningan 2. DAGING IKAN Untuk meningkatkan nilai Gizi Menambah Cita rasa dan Aroma Jenis Ikan yang digunakan adalah ikan berdaging tebal dan mempunyai flavour yang kuat (Ikan Belida, Gabus, Lele)
BAHAN TAMBAHAN AIR Berfungsi untuk melarutkan garam dan bumbu bumbu. Juga untuk menghasilkan adonan supaya homogen dan membantu terbentuknya gelatinisasi untuk pengembangan krupuk BAHAN PENGEMBANG Baking powder, Untuk pengembangan tekstur dengan menghasilkan gas CO2 sehingga kerupuk menjadi renyah GARAM (2-2,5%) - Untuk Menambah citarasa - Memperkuat kekompakan adonan - Semakin tinggi garam warna krupuk menjadi lebih tua dan tekstur kasar
Bumbu Penyedap : Untuk Menambah Cita Rasa MSG, Perisa GULA : Untuk penambah cita rasa dan pembentuk tekstur krupuk menjadi lebih lembut. TELUR Sebagai pengemulsi dan pengikat adonan Bawang Putih Penyedap Rasa Dan Antibakteri
TAHAPAN PENGOLAHAN KERUPUK IKAN Penyiapan Bahan Pembuatan Adonan
Pengadukan Adonan Pengukusan dan Pendinginan Adonan Matang Pengirisan Adonan Matang Penjemuran Pengemasan
KRUPUK IKAN
Formulasi Daging Ikan Garam Halus Telur Gula Halus Penyedap Rasa Baking Powder Tapioka
1000 g 40 g 2 bt 50 g 2g 15 g 1000 g
Penyiapan Adonan Krupuk Daging ikan dilumatkan dengan menggunakan penggiling daging 2-3 kali . Daging ikan dicampur dengan garam, aduk sehingga membentuk gel yang lengket Masukkan, telur, gula halus, penyedap rasa, Baking powder, air aduk hingga rata. Masukkan sedikit demi sedikit tepung tapioka hingga adonan khalis dan tidak lengket di tangan serta dapat dibentuk
Pencetakan Adonan Krupuk Adonan dibentuk menjadi bulat panjang dengan panjang 15 -20 cm dan diameter 3-5 cm. Adonan dimasukkan ke dalam dandang pengukus dan diatasnya ditutup dengan kain blacu
Pengukusan Adonan Kerupuk Adonan dikukus selama 30 -45 menit sampai bagian dalamnya matang Matangnya gelondongan ditandai dengan tidak melekatnya adonan apabila ditusuk dengan lidi
Pendinginan Adonan Matang Adonan matang dipindahkan ke rak
pendingin tanpa alas kain blacu Dibiarkan selama semalam di suhu ruang, sehingga adonan matang kerupuk mengeras dan mudah dipotong Disebut dengan adonan matang keras
Pemotongan Dan Penjemuran Kerupuk Adonan Matang keras dipotong diiris tipistipis (ketebalan 2 mm) dengan pisau atau dengan mesin pengiris sehingga diperoleh kerupuk basah. Irisan krupuk kemudian dijemur sampai kering yang ditandai dengan krupuk mudah dipatahkan.
Pengemasan Kerupuk yang sudah kering biasanya
dijual dalam kondisi mentah atau matang dalam kemasan plastik yang sudah diberi label yang menarik.
Kerupuk dapat dikemas dengan
kemasan plastik dengan berat 100 g, 250 g 500 g atau kemasan balky
PENGOLAHAN ABON IKAN Abon merupakan makanan tradisional, yang biasanya digunakan untuk lauk karena rasanya yang enak dan gurih. Abon mempunyai daya awet yang cukup lama, proses pembuatan abon cukup sederhana, tidak memerlukan modal kerja yang terlalu besar dan dapat menggunakan peralatan rumah tangga. Sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai industri rumah tangga,
TAHAPAN PENGOLAHAN ABON
Penyiapan Bahan Baku Perendaman Ikan dalam Larutan Cuka Pengukusan Ikan
Pengepresan Ikan Pencabikan Ikan dan Pencampuran bumbu Penggorengan
Pengemasan
Bahan Baku Ikan yang digunakan dalam pengolahan abon adalah ikan segar, berdaging tebal dan putih seperti Nila, Lele, Gastor Direndam dalam air cuka 2 % selama 15 menit untuk menghilangkan bau amis Ikan direbus /dikukus dengan menggunakan bumbu-bumbu : Sereh 2 %, Salam 2 %, Garam dapur 3%, Pengukusan dilakukan selama 30 menit. Ikan ditiriskan.
Pengepresan Daging ikan yang sudah ditiriskan dipres dengan menggunakan alat pengepres. Ikan dibungkus dengan kain blacu kemudian dipres dengan menggunakan pres ulir sehingga sbg besar air keluar dari ikan
Pencabikan Ikan yang telag dipress dicabik-cabik dengan tangan atau mesin pemarut kelapa sehingga terurai menjadi serat daging yang lembut
Komposisi Bumbu Abon Ikan /Untuk 1 kg ikan Bumbu Bawang merah Bawang putih Ketumbar Lengkuas Gula pasir Bumbu penyedap Garam dapur Santan kental
Jumlah g 30 10 10 10 150 5 20 100 ml untuk 1 kg daging filet
Bumbu dihaluskan dengan menggunakan blender sampai halus. Bumbu kemudian ditumis sehingga membentuk pasta Pasta bumbu kemudian dicampurkan ke dalam serat –serat daging
Penggorengan Penggorengan ikan dilakukan dengan menggunakan wajan penggorengan sampai tercium bau khas abon atau warna abon coklat kekuningan
Penirisan Minyak Goreng Abon yang telah matang dihilangkan minyaknya dengan menggunakanspiner sehingga sebagian besar minyak dapat dihilangkan. .
Pengemasan Abon ikan yang sudah dingin, kemudian dikemas dengan menggunakan kemasan plastik, Almunium foil, Toples, kemasan kaleng, selopan dengan berat 100 gr, 250 gr, 500 gr, dan diberi label yang menarik
Spesifikasi Abon Ikan Komersial Air (%)
4.13
Protein (%)
31.32
Lemak (%)
24.31
Abu (%)
15.87
Daya awet Suhu kamar
Suhu dingin
50 hari
6 bulan
Penutup Ikan dapat dideversikasi dalam berbagai bentuk, bentuk segar, beku dan olahan pasarnya masih luas sehingga dapat memberikan peluang usaha untuk menambah penghasilan. Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan ikan adalah jaminan kualitas dan keamanan pangan sejak ikan ditangkap /dibudidayakan , diolah dan didistribusikan harus sesuai dengan standar Pengolahan ikan harus memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene sesuai dengan standart managemen keamanan pangan
TERIMA KASIH
©Copyright Joko Santoso -70-