5/28/2017
Lidya Ameliana
PENYEBAB KEMATIAN MIKROBA STERILISASI DESINFEKSI DEKONTAMINASI ANTISEPTIK
1
5/28/2017
Sterilisasi: Proses mematikan atau menghilangkan segala bentuk kehidupan yang meliputi sel vegetatif, spora dan virus Desinfeksi : Proses mengurangi jumlah mikroba patogen khususnya menghilangkan sel vegetatif mikroba atau patogen yang tidak membentuk endopsora Dekontaminasi artinya adalah membuang semua material yang tampak (debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan gesekan Antiseptik menghambat MO di permukaan suatu jaringan hidup sehingga dapat mencegah infeksi
PERSAMAAN jenis bahan kimia bisa membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan infeksi. Cara kerja sama, yaitu senyawa yang terkandung di dalamnya akan menembus dinding sel organisme seperti bakteri senyawa ini mengganggu metabolisme sel atau mengubah permeabilitas dinding sel mikroorganisme
2
5/28/2017
PERBEDAAN antiseptik di kulit yang hidup, sedangkan disinfektan benda yang mati. disinfektan dg dosis tepat antiseptik untuk manusia dosisnya terlalu tinggi toksik tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik Antiseptik harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras Desinfektan:sporostatik, tdk selalu sporosidal
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antiMO Jumlah Mikroba Suhu Jenis mikroba : Sel vegetatif > dikendalikan endospora Konsentrasi antiMO Lingkungan : Adanya bahan organik (darah,feces,ludah)menghambat daya antimikroba Waktu Kontak : Antimikroba kimia dan radiasi lebih efektif dalam waktu yang lama
3
5/28/2017
Chemical structures and uses of biocides in antiseptics and disinfectants
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC88911/
4
5/28/2017
5
5/28/2017
6
5/28/2017
alkohol
Antimikroba yg efektif Yg sering digunakan: ethanol, isopropyl alcohol (isopropanol), npropanol Aktivitas antimikroba cepat dan spectrum luas terhadap bakteri vegetatif (mycobacteria), virus, fungi. NON SPORICIDAL (hanya menghambat pembentukan dan aktivasi spora, efek reversible) sehingga TIDAK UNTUK STERILISASI Pada konsentrasi rendah dapat berperan sebagai preservative dan meningkatkan aktivitas biocide yg lain
alkohol
Banyak produk alkohol mengandung biocides yg lain (terutama chlorhexidine → tertinggal pada kulit saat alkohol menguap), bahan tambahan (emollient → memperlama evaporasi) Isopropil alkohol → lebih efektif melawan bakteri, Ethanol → lebih poten melawan virus (tergantung konsentrasi) Secara umum, aktivitas antimikroba dari alkohol optimal pada 60-90% dan menurun secara signifikan pada konsentrasi dibawah 50% Mekanisme aksi alcohol tidak diketahui secara spesifik : menyebabkan perusakan membrane dan denaturasi protein → mempengaruhi metabolisme dan lisis sel
7
5/28/2017
Aldehid Glutaraldehyde
Sebagai disinfectant dan sterilant (peralatan bedah dan endoscopi)
Spektrum luas melawan bakteri (dan spora), fungi, dan virus
Mekanisme: ikatan kuat terhadap lapisan luar bakteri (terutama pada gugus amina tak terprotonasi pada permukaan sel), menghambat sistem transport dan enzim.
Lebih active pada pH alkali →penetrasi lebih dalam pada spora
Lebih stabil pada pH asam
Biasa digunakan konsentrasi 2% (sporicidal effect)
Tidak korosif, kompatibel dengan karet dan plastic
Bau menyengat, dapat mengiritasi mata dan pernafasan
Dapat menguap
Tidak memiliki kemampuan membersihkan
8
5/28/2017
Aldehid Formaldehyde Merupakan gas yang larut air FORMALIN: larutan mengandung 34-38%(b/b) formaldehyde dengan methanol (mencegah polimerisasi) Disinfectant dan sterilant. Dapat dikombinasi dengan low-temperature steam Bactericidal, sporicidal, virucidal (lebih lambat dibanding glutaraldehyde) Memiliki kemampuan penetrasi ke dalam spora bakteri MUTAGENIC agent, korosif, meninggalkan residu pada kain,plastic,bahan sintetik lain Bereaksi dengan asam nukleat (DNA,RNA) alkilasi gugus amino dan S-H
Aldehid O-pthalaldehyde (OPA) Bactericidal dan sporicidal Sebagai pengganti glutaraldehyde dalam disinfeksi endoskopi Mekanisme aksi diduga sama dengan glutaraldehyde
9
5/28/2017
Anilida antiseptic Triclocarban (TCC) → sabun dan deodorants Aktif untuk gram +, kurang aktif untuk gram – dan fungi Teradsorpsi dan merusak (sifat semipermeable) membrane sitoplasma → kematian sel
Biguanida Chlorhexidine Paling banyak digunakan sebagai antiseptic, juga sebagai disinfectant dan preservative Spektrum luas, melekat pada kulit, iritasi kecil Aktivitas tergantung pH dan menurun dengan adanya senyawa organic Perusakan permukaan luar bakteri → melewati dinding atau membran →menyerang sitoplasma Pada konsentrasi tinggi menyebabkan koagulasi isi sel → sitoplasma mengeras → mengurangi kebocoran
10
5/28/2017
Biguanida Alexidine Beraksi lebih cepat dibanding chlorhexidine polyhexamethylene biguanides (PHMB)
Diamidines Antibakteri, digunakan secara topikal untuk luka Menghambat uptake oksigen dan induksi kebocoran asam amino
11
5/28/2017
Halogen-Releasing Agents Chlorine-releasing agents (CRAs) Sodium hypochlorite, chlorine dioxide, chloramine-T, sodium dichloroisocyanurate (NaDCC) Oxidizing agent→merusak aktivitas seluler dari protein Aktivitas maksimal pada suasana asam
Halogen-Releasing Agents Iodine dan Iodophor Iodine kurang reactive dibanding chlorine Bactericidal, fungicidal, tuberculocidal, virucidal, dan sporicidal Telah lama digunakan sebagai antiseptic →larutan dalam air dan alkohol →iritasi, tidak stabil (dalam air) →Iodophor (“iodine carriers” atau “iodine-releasing agents”) Povidone-iodine dan poloxamer-iodine Penetrasi kedalam MO →menyerang protein (asam amino cysteine dan methionine), nukleotid, asam lemak →kematian sel
12
5/28/2017
Silver compounds Silver sulfadiazine (AgSD), silver acetate, silver nitrate, silver protein Mekanisme interaksi dengan gugus thiol (-SH) pada enzim dan protein Interaksi dengan asam nukleat, gugus basa pada DNA
Peroxygen Hidrogen peroksida (H2O2) Disinfectant, antiseptis, sterilisasi Konsentrasi 3-90%, konsentrasi 6% sebagai HLD Spektrum luas (virus, bakteri (spora), jamur) Mekanisme sebagai oksidan →menghasilkan radikal bebas hidroksil (.OH) →menyerang komponen sel (lipid, protein, DNA) Asam perasetat (PAA) Lebih poten dibanding H2O2, Konsentrasi <0,3% denaturasi protein dan peningkatan permeabilitas membrane (merusak ikatan S-H dan S-S) Sterilant
13
5/28/2017
Fenol Antiseptic, disinfectant, preservative Induksi kebocoran materi isi sel, pelepasan K+
Bis-Fenol Triclosan Efek pada membrane sitoplasma→pelepasan isi sel →kematian sel Hexachlorophene Merusak membran →kebocoran →lisis protoplas, menghambat respirasi Toksisitas pada neonatus
14
5/28/2017
Halofenol Chloroxylenol Antiseptic, disinfectant Mekanisme aksi pada membran
Ammonium kuartener Benzalkonium chloride, cetyltrimethylammonium bromide (CTAB), cetylpyridium chloride (CPC) Cationik surfactant Membrane active (membrane sitoplasma) Adsorpsi dan penetrasi dinding sel→reaksi dengan membrane sitoplasma (lipid, protein),menyebabkan kerusakan →kebocoran materi intraseluler (low-MW) →degradasi protein dan asam nukleat →lisis dinding (oleh enzim autolysis)
15
5/28/2017
Desinfektan dalam sanitasi ruang produksi Sanitasi area bersih sangatlah penting. Area tersebut hendaklah dibersihkan secara menyeluruh sesuai program tertulis. Bila menggunakan disinfektan hendaklah memakai lebih dari satu jenis. Pemantauan hendaklah dilakukan secara berkala untuk mendeteksi perkembangan galur mikroba yang resisten. Dengan mempertimbangkan efektivitasnya yang terbatas, lampu ultraviolet hendaklah tidak digunakan untuk menggantikan disinfektan kimiawi.
Disinfektan dalam sanitasi ruang produksi
Disinfektan dan detergen hendaklah dipantau terhadap cemaran mikroba; hasil pengenceran hendaklah ditempatkan dalam wadah yang telah dicuci bersih dan hanya boleh disimpan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, kecuali bila disterilkan. Disinfektan dan deterjen yang digunakan untuk area Kelas A dan B hendaklah disterilkan sebelum digunakan. Fumigasi dalam area bersih dapat bermanfaat untuk mengurangi kontaminasi mikrobiologis pada tempat yang tidak terjangkau.
16
5/28/2017
Disinfektan dalam sanitasi ruang produksi
LAF
Lap meja LAF, mesin pengisi, permukaan penutup HEPA filter, tirai LAF dengan Air Murni steril
Lap lagi dengan Disinfektan, tunggu sampai 15 menit
Semprotkan Etanol 70% Steril, usap dengan lap
Kaca jendela, pintu, meja, lantai, dinding
Lap dengan larutan Disinfektan
Setelah 15 menit lap lagi dengan Air Murni Steril
Timbangan
Lap dengan larutan Disinfektan
Setelah 15 menit lap lagi dengan Air Murni Steril dan Etanol 70%
17