Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
PENYAJIAN DAN KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME Rima Putri Suryaning Wahyu
[email protected]
Sugeng Praptoyo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT Other Comprehensive Income is presented in three ways which are separated with from profit and loss report, combine with the profit and loss report and report the post of comprehensive profit posts in statement of changes in equity whereas in practice the Other Comprehensive Income are presented in the income of the period and comprehensive income combined. The component of Other Comprehensive Income i.e. changes in revaluation surplus, re-measurement on defined benefit program, the advantages and the disadvantages that arise from the description of financial statement from overseas business activities, re-measurement of financial asset which is “available for sale”, and cash flow hedges. Keywords:
Other Comprehensive Income, Comprehensive Profit and Loss Report, Statement of Changes in Equity. ABSTRAK
Other Comprehensive Income disajikan dalam tiga cara yaitu terpisah dengan laporan laba rugi, gabungan dengan laporan laba rugi, dan melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas, sedangkan dalam prakteknya Other Comprehensive Income disajikan dalam laporan laba (rugi) periode dan laba (rugi) komprehensif gabungan. Komponen Other Comprehensive Income yaitu perubahan surplus revaluasi, pengukuran kembali atas program manfaat pasti, keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri, pengukuran kembali aset keuangan “tersedia untuk dijual”, dan lindung nilai arus kas. Kata kunci: Other Comprehensive Income, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas
PENDAHULUAN Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor dan pelaku bisnis lainnya. Informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut relevan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu. Kasmir (2011) mengatakan bahwa, Laporan keuangan merupakan catatan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa komponen, salah satunya laporan laba rugi. Pada dasarnya tujuan pelaporan laba rugi yaitu menilai kinerja perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah laba atau rugi yang diperoleh oleh perusahaan (Chariri dan Ghozali, 2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
2 diharuskan oleh PSAK. Sejalan dengan konvergensi IFRS pada tahun 2009, DSAK-IAI mengeluarkan PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009) berlaku efektif 1 Januari 2011 dan membawa banyak perubahan pada laporan keuangan perusahaan di Indonesia. PSAK No. 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan. Sejalan dengan konvergensi IFRS pada tahun 2009, DSAK-IAI mengeluarkan PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009) berlaku efektif 1 Januari 2011 dan membawa banyak perubahan pada laporan keuangan perusahaan di Indonesia. PSAK No. 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan. Secara khusus PSAK No. 1 (revisi 2009) mengatur, pertimbangan menyeluruh untuk penyajian laporan keuangan, panduan tentang struktur laporan keuangan, persyaratan minimum untuk isi laporan keuangan. PSAK ini merupakan PSAK yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang kemudian disebut juga sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang penyajian informasinya ditunjukan untuk seluruh pihak berkepentingan (stakeholder), hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antar pihak-pihak tersebut (stakeholder). PSAK ini dapat diterapkan untuk laporan keuangan semua entitas usaha baik individu maupun grup dalam bentuk laporan keuangan tahunan. Menurut PSAK ini, komponen laporan keuangan mengalami perubahan, perubahan tersebut antara lain terlihat dalam laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan komprehensif ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan model nilai wajar, pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi. Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, tetapi juga mencakup keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi. Bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi disebut sebagai laporan laba rugi, sedangkan bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi disebut sebagai bagian laba komprehensif lain. Menurut FASB memutuskan bahwa Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi dan distribusi kepada pemilik pos yang melewati laporan laba rugi ini disebut sebagai pos laba komprehensif (other comprehensive income). Komponen pos laba komprehensif hanya dapat disajikan melalui cara berikut, pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengindikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang didefinisikan sebagai pos laba komprehensif memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. pelaporan laba rugi gabungan dimana laba bersih tradisional akan menjadi sub angka total, sementara total akhirnya adalah total laba komprehensif, pendekatan terakhir adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas. Dimana pos laba komprehensif adalah segala perubahan dalam ekuitas yang terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Perubahan laba rugi mejadi laba rugi komprehensif menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) menjadikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi pengambil keputusan, hal ini tampak nyata dari format laporan keuangan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Alasan yang masuk akal karena penggunaan laporan keuangan bersifat umum sehingga dibuat sesederhana mungkin dan semudah mungkin dimengerti oleh pengguna. Sementara format sebelumnya bersifat untuk keperluan internal manajemen yang memisahkan laba kotor dan laba operasi. Dalam IFRS semua pendapatan dan beban yang terjadi adalah akibat aktivitas operasi perusahaan, demikian juga alasan tidak ada lagi pos-pos luar biasa sebagaimana format laporan yang lama adalah karena pos-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
3 pos luar biasa seharusnya tidak bisa terjadi lagi, karena manajemen dapat mengantisipasi terjadinya pos-pos tersebut dengan asuransi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui bagaimana perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam menyajikan Other Comprehensive Income pada lapooran keuangan. TINJAUAN TEORETIS Konsep Laba Komprehensif Tujuan penerapan PSAK menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:01) adalah untuk menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keungan entittas lain.Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba komprehensif adalah total prubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan laba komprehensif dengan laba periode. Pos Laba Komprehensif Pelaporan laba komprehensif adalah pelaporan yang digunakan untuk menyajikan secara total keseluruhan komponen dalam pelaporan ekuitas. Pelaporan ini digunakan untuk melaporkan item-item seperti pendapatan biaya, keuntungan ataupun kerugian yang secara tersendiri dalam prinsip akuntansi berterima umum dimasukkan dalam jenis pelaporan laba komprehensif tetapi dalam penyajian dipihak lain termasuk dalam pos pelaporan net income. Pos laba komprehensif merupakan item yang secara tersendiri langsung ditandingkan kedalam laporan perubahan modal tanpa melalui membandingkan lebih dahulu dalam pelaporan laba rugi Tujuan pelaporan pos laba komprehensif adalah untuk melaporkan pengukuran dari perubahan ekuitas dalam suatu perusahaan yang terjadi karena transaksi atau kejadian ekonomi dalam suatu periode pelaporan selain transaksi yang melibatkan pemilik. Transaksi yang dimaksud juga termasuk perubahan dalam ekuitas periode akuntansi kecuali transaksi yang melibatkan penanaman modal dari pemilik atau distribusi atau pemberi deviden kepada pemilik. Pos laba rugi komprehensif adalah jumlah dari net income dan item lain yang mengalami perlakuan bypass (pos laba rugi komprehensif) dari laporan keuangan karena item-item ini belum diakui pada laporan keuangan, termasuk item seperti keuntungan atau kerugiaan holding karena penjualan sekuritas dan keuntungan (kerugian) karena transaksi mata uang asing atau keuntungan (kerugian) karena revaluasi nilai aktiva tetap. Item-item kejadian tersebut memang bukan merupakan bagian dari pelaporan net income, tetapi karena cukup penting maka akan dimasukan kedalam pelaporan laba rugi komprehensif, sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih rinci dan lebih terstruktur tentang keadaan perusahaan secara keseluruhan. Akun yang temasuk dalam laba rugi komprehensif tetapi tidak termasuk dalam net income akan dilaporkan dalam pelaporan ekuitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
4 Komponen Pendapatan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income) Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income) adalah total penghasilan dikurangi beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya. Menurut PSAK No.1 (revisi 2009) komponen pendapatan komprehensif lain mencakup: 1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud - Berdasarkan PSAK-16, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. - Berdasarkan PSAK-19, aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, dan manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset dapat diklasifikasikan sebagai aset moneter dan nonmoneter, dimana aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Sebaliknya, aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. 2. Pengukuran kembali atas program manfaat pasti. Keuntungan atau kerugian aktuarial adalah komponen perubahan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara asumsi yang digunakan pada perhitungan sebelumnya dengan realisasi yang terjadi pada tahun berjalan, maupun karena adanya estimasi perbedaan asumsi. Perusahaan mempunyai opsi untuk mengakui keuntungan (kerugian) aktuarial secara langsung pada saat terjadinya, namun bukan sebagai beban pada laporan laba rugi, tetapi mengakuinya dalam pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income). 3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri.( Selisih kurs valuta asing)
yaitu keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
4.
kegiatan usaha luar negeri adalah yang paling banyak dilaporkan perusahaan yang diteliti oleh penulis. Dalam menjalankan kegiatan usaha yang memiliki cabang di luar negeri dan harus dikonsolidasi ataupun perusahaan yang melakukan transaksi menggunakan mata uang asing, arus kas dari transaksi mata uang asing dibukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing tersebut dengan nilai tukar pada tanggal transaksi. Hasil dari translasi mata uang tersebut akan mengakibatkan selisih kurs yang dapat bernilai positif atau negatif Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos nonmoneter atau pada proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos nonmoneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi dalam periode saat terjadinya. - Selisih kurs yang timbul dari dari penyelesaian pos moneter diakui dalam laba rugi periode pada saat terjadinya - Selisih kurs dari pos non moneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual” Adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
5
5.
yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Berdasarkan PSAK-55 (Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas Berdasarkan PSAK-55 (Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran), bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sedangkan bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi.
Penyajian Other Comprehensive Income FASB memutuskan bahwa Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi dan distribusi kepada pemilik pos yang melewati laporan laba rugi ini disebut sebagai pos laba komprehensif (other comprehensive income). Komponen pos laba komprehensif hanya dapat disajikan melalui salah satu cara berikut :
1. Laporan Laba rugi kedua yang terpisah Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengidikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif lainnya memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. Di samping itu, hubungan antara laporan laba-rugi tradisional dengan laporan laba-rugi komprehensif terlihat jelas karena lab-bersih merupakan titik awal dalam laporan laba-rugi komprehensif. 2. Laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan Dalam pendekatan ini, laba bersih tradisional adalah subtotal, sementara total laba komprehensif ditunjukan sebagai total akhir. Laporan gabungan ini memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan keuangan baru. Akan tetapi, meyembunyikan laba bersih sebgai subtotal dalam laporan merupakan salah satu kelemahannya.
3. Pendekatan terakhir adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas. Dimana pos laba komprehensif adalah segala perubahan dalam ekuitas yang terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi dalam periode berjalan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain dalam periode sebelumnya. Penyesuiaan reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifikasikan ke laba rugi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
6 Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat dari hak kepemilikan (modal) selama satu periode akuntansi. Jadi laporan perubahan ekuitas (modal) yaitu laporan yang disusun untuk mengetahui perubahan modal yang dimiliki atau untuk mengetahui modal akhir pada satu periode. Laporan perubahan ekuitas juga digunakan untuk melaporkan pos-pos laba komprehensif. Dimana pos laba komprehensif adalah segala perubahan dalam ekuitas yang terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Kerangka Pemikiran Other Comprehensive Income
Komponen OCI Penyajian OCI
Terpisah
Laba Bersih Operasi
Gabungan Melaporkan OCI pada laporan perubahan ekuitas
Laba Bersih setelah Pajak
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan melihat laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur tahun 2011, 2012, dan 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai penyajian other comprehensive income dan laporan perubahan ekuitas yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur tahun 2011, 2012, dan 2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan bentuk dari penelitian non hipotesis yang tidak membutuhkan adanya perumusan hipotesis. Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis penyajian laporan keuangan yang digunakan perusahaan mencakup komponen pendapatan komprehensif lain menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) 2. Menganalisis penyajian laporan keuangan yang digunakan perusahaan dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif atau dalam bentuk dua laporan yakni laporan yang menunjukkan komponen laba rugi dan laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
7 3. Menganalisis total laba rugi komprehensif selama satu periode yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali, pengaruh penerapan restrospektif atau penyajian kembali. 4. Menganalisis dampak positif dan negatif penyajian Other Comprehensif Income terhadap laba bersih operasi dan laba bersih setelah pajak. Adapun nama perusahaan yang dijadikan obyek penelitian ini adalah PT. Astra International Tbk, PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Ekadharma International Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Indomobil Sukses International Tbk, PT. Japfa Comfeed Indonnesia Tbk, PT. Jaya Pari Steel Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT. Pelangi Indah Canindo Tbk, PT. Polychem Indonesia Tbk, dan PT. Tempo Scan Pasifik Tbk, yang berjumlah 16 perusahaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Komponen Pendapatan Komprehensif Lain Pendapatan komprehensif adalah adalah jumlah laba bersih dan barang-barang lainnya yang harus melewati laporan laba rugi karena termasuk barang-barang seperti keuntungan yang belum direalisasi atau rugi dari efek yang tersedia untuk dijual dan keuntungan atau kerugian kurs. Barang-barang ini bukan merupakan bagian dari laba bersih, namun cukup penting untuk dimasukkan dalam pendapatan komprehensif, memberikan pengguna lebih besar, gambaran yang lebih komprehensif dari organisasi secara keseluruhan. Pos-pos atau barang-barang yang melewati laporan laba rugi akan dimasukkan menurut konsep laba komprehensif. Laba komprehensif meliputi semua suatu periode kecuali perubahan aktivitaas investasi oleh pemilik dan didistribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi semua pendapatan dan keuntungan beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencangkup keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-pos yang melewati laporan laba-rugi ini disebut laba komprehensif lainnya. Komponen yang dimasukkan pada pendapatan komprehensif lain meliputi: 1. Pada komponen pertama yaitu Perubahan dalam surplus revaluasi asset tetap dan aset tak berwujud. Terdapat 3 perusahaan yang melapokan komponen ini dalam pendapatan komprehensif lain yaitu PT. Astra International Tbk, PT. Polychem Indonesia Tbk dan PT. Tempo Scan Pasifik Tbk. Berikut ini hasil penelitian penulis disajikan pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Pendapatan Komprehensif Lain Surplus Revaluasi No
Nama Perusahaan
1
PT. Astra International Tbk
2 3
PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
Pendapatan Komprehensif Lain Surplus Revaluasi 2011 2012 2013 286,000,000,000.00 (424,636,710.00)
408,000,000,000.00
82,000,000,000.00 (25,301,630,000.00) (3,587,285,000.00)
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat dari 3 perusahaan PT. Astra International Tbk melaporkan surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud pada tahun 2011, 2012, dan 2013 yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 122.000.000.000,- pada tahun 2011 ke tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp. 326.000.000.000,-. Pada pada PT.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
8 Polychem Indonesia Tbk melaporkan surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain hanya pada tahun 2013 saja yang mengalami kerugian, sedangkan pada PT. Tempo Scan Pasifik Tbk hanya terdapat pada tahun 2011 dan 2013 yang keduaanya sama-sama mengalami kerugian setiap tahunnya. 2. Pada komponen nomor dua yaitu pengukuran kembali atas program manfaat pasti. Terdapat 2 perusahaan saja yang melapokan komponen ini dalam pendapatan komprehensif lain yaitu PT. Astra International Tbk dan PT. Astra Otoparts. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Pendapatan Komprehensif Lain Program Manfaat Pasti No
Nama Perusahaan
1 PT. Astra International Tbk 2 PT. Astra Otoparts Tbk
Pendapatan Komprehensif Lain Program Manfaat Pasti 2011 2012 2013 (605,000,000,000.00)
114,000,000,000.00
(30,963,000,000.00)
38,378,000,000.00
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 2 perusahaan yang melaporkan pengukuran kembali atas program manfaat pasti pada pendapatan komprehensf lain yaitu PT. Astra International Tbk dan PT. Astra Otoparts Tbk, kedua perusahaan tersebut semuanya mengalami kerugian dan dilaporkan pada tahun 2012 dan 2013. 3. Pada komponen nomor tiga yaitu keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri adalah yang paling banyak dilaporkan perusahaan yang diteliti oleh penulis. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos nonmoneter atau pada proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos nonmoneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi dalam periode saat terjadinya. Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain, maka setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui kedalam laba rugi maka setiap komponen keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam laba atau rugi. Dalam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas konsolidasi, selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat pelepasan investasi neto. Berikut ini nama-nama perusahaan yang melaporkan selisih kurs penjabaran mata uang asing pada pendapatan komprehensif, lain disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Pendapatan Komprehensif Lain Selisih Kurs Penjabaran Mata Uang Asing No
Nama Perusahaan
1 PT. Astra International Tbk
Pendapatan Komprehensif Lain Selisih Kurs Penjabaran Mata Uang Asing 2011 2012 2013 25,000,000,000.00
2 PT. Astra Otoparts Tbk 3 PT. Ekadharma International Tbk 4 PT. Holcim Indonesia Tbk 5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
1,468,000,000,000.00 626,000,000.00
4,445,000,000.00
(640,754,122.00)
7,808,389,709.00
15,218,639,495.00
(8,573,000,000.00)
30,613,000,000.00
54,058,000,000.00
(236,000,000.00)
871,000,000.00
879,000,000.00
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
9 6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
12,087,000,000.00
110,918,000,000.00
1,654,486,000,000.00
79,504,490,518.00
223,033,178,075.00
(21,305,000,000.00)
2,856,000,000.00
21,062,000,000.00
(3,463,082,408.00)
1,153,080,445.00
33,112,585,251.00
340,077,011.00
(1,591,449,505.00)
(4,794,126,840.00)
12 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
4,160,000,000.00
8,350,000,000.00
3,730,000,000.00
13 PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
(230,271,684.00)
137,993,646.00
482,554,874.00
(130,087,000.00)
(597,210,000.00)
10,345,386,258.00
39,198,898,039.00
7 PT. Indomobil Sukses International Tbk 8 PT. Japfa Comfeed Indonnesia Tbk 9 PT. Kalbe Farma Tbk 10 PT. Mandom Indonesia Tbk 11 PT. Mayora Indah Tbk
2,562,430,000.00
14 PT. Polychem Indonesia Tbk 15 PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
(628,830,127.00)
Dari tabel penelitian diatas selisih kurs penjabaran mata uang asing tersebut dapat dilihat bahwa dari 16 perusahaan yang diteliti sebagian besar melaporkan komponen selisih kurs penjabaran mata uang asing. Hasil penelitian diatas dapat dilihat terdapat 15 perusahaan yang melaporkan komponen ini. Hal tersebut dikarenakan peruusahaanperusahaan penelitian melakukan perdagangan tidak hanya di dalam negeri saja melainkan juga melakukan perdagangan di luar negeri. Dilihat dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mayoritas perusahaan-perusahaan tersebut banyak yang mengalami kenaikan, ada juga yang mengalami penurunan seperti PT. Mayora Indah Tbk, dan PT. Polychem Indonesia Tbk, sedangkan sisanya mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai tahun 2013. 4. Pada komponen nomor empat yaitu keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengakuan awal, aset tersedia untuk dijual di ukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasikan ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Hasil penelitian penulis tentang komponen pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual” disajikan pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Pendapatan Komprehensif Lain Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual No
Nama Perusahaan
1 PT. Astra International Tbk
Pendapatan Komprehensif Lain Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual 2011 2012 2013 105,000,000,000.00
273,000,000,000.00
(401,000,000,000.00)
2 PT. Ekadharma International Tbk
2,239,500,000.00
5,217,566,709.00
(3,349,338,000.00)
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2,080,000,000.00
4,000,000,000.00
50,720,000,000.00
113,665,000,000.00 (18,619,000,000.00)
140,107,000,000.00
96,055,327,500.00 (95,611,308,000.00)
(106,829,520,000.00)
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 5 PT. Indomobil Sukses International Tbk 6 PT. Jaya Pari Steel Tbk 7 PT. Kalbe Farma Tbk
(1,720,382.00)
106,194,664.00
20,227,573,181.00
(4,217,177,806.00)
8 PT. Mandom Indonesia Tbk 9 PT. Polychem Indonesia Tbk 10 PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
429,590,000.00 10,224,334,000.00
20,475,634,000.00 (1,953,401,193.00)
(32,963,631.00) 415,315,000.00
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
10 Dari tabel 4 diatas dapat dilihat ada 10 perusahaan dan dapat disimpulkan bahwa komponen pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual” yang dilaporkan perusahaan pada pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif ada yang mengalami keuntungan ada pula yang mengalami kerugian dan jika dilihat dari perkembangan tahun 2011, 2012, dan 2013 ada yang mengalami kenaikan ada juga yang mengalami penurunan. Seperti halnya pada PT. Indomobil Sukses International Tbk yang mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 pada komponen pendapatan komprehensif lain ini, sedangkan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengalami keuntungan yang semakin meningkat dari tahun 2011 sampai 2013. 5. Pada komponen nomor lima yaitu Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas. Hasil penelitian penulis perusahaan yang melaporkan komponen ini hanya ada 3 perusahaan saja yaitu PT. Astra International Tbk, PT. Astra Otoparts Tbk , dan PT. Indofood Sukses Makmur. Adapun hasil penelitian penulis dapar dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Pendapatan Komprehensif Lain Lindung Nilai Arus Kas No
Nama Perusahaan
1 PT. Astra International Tbk 2 PT. Astra Otoparts Tbk 3 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Pendapatan Komprehensif Lain Lindung Nilai Arus Kas 2011 2012 2013 35,000,000,000.00
(233,000,000,000.00)
4,066,000,000.00
(7,190,000,000.00)
(589,000,000,000.00) (49,981,000,000.00)
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat pada PT. Astra International Tbk komponen lindung nilai arus kas pada pendapatan komprehensif lain yang dilaporkan mengalami kerugian dari tahun 2012 dan tahun 2013 yang nilainya semakin menurun, begitu juga dengan PT. Astra Otoparts Tbk yang ditahun 2011 mengalami keuntungan, pada tahun 2012 mengalami kerugian dan tahun 2013 tidak melapokan komponen ini, sedangkan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk komponen ini baru dilaporkan pada tahun 2013 yang nilainya mengalami kerugian. Penyajian Other Comprehensive Income Dalam penyajian komprehensif lainnya FASB memutuskan bahwa komponen laba komprehensif lainnya harus disajikan salah satu cara dari tiga cara berikut ini: 1. Laporan laba rugi kedua yang terpisah Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengidikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif lainnya memiliki status sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. Disamping itu, hubungan antara laporan laba rugi tradisional dengan laporan laba rugi komprehensif terlihat jelas karena laba bersih merupakan titik awal dalam laporan laba rugi komprehensif. Berikut ini contoh penyajian komprehensif dengan laporan laba rugi yang terpisah, disajikan dalam tabel 6 dan tabel 7 berikut ini:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
11 Tabel 6 Laporan Laba-Rugi PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENGHASILAN
XX (XX)
LABA (RUGI) KOTOR BIAYA-BIAYA biaya penjualan biaya umum dan administrasi biaya keuangan
XXX
XX XX XX
total biaya
(XXX)
LABA (RUGI) BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK PENGHASILAN pajak kini pajak tangguhan
XXX
XX XX
total pajak penghasilan
(XXX)
LABA (RUGI) BERSIH
XXX
Tabel 7 Laporan Laba-Rugi Komprehensif LABA (RUGI) BERSIH
XXX
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan/kerugian revaluasi aset tetap
XX
Keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca-kerja
XX
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
XX
Aset keuangan tersedia untuk dijual
XX
Lindung nilai arus kas
XX
Total pendapataan komprehensif lain LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
(XXX) XXX
2. Laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan Dalam pendekatan ini, laba bersih tradisional adalah sub total sementara total laba komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan gabungan ini memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan keuangan baru. Akan tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai sub total dalam laporan merupakan salah satu kelemahannya. Berikut ini contoh penyajian komprehensif dengan laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan, disajikan dalam tabel 8 sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
12 Tabel 8 Laporan laba rugi komprehensif PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENGHASILAN LABA (RUGI) KOTOR BIAYA-BIAYA: biaya penjualan biaya umum dan administrasi biaya keuangan Total biaya LABA (RUGI) BERSIH PAJAK PENGHASILAN: pajak kini pajak tangguhan Total pajak penghasilan LABA (RUGI) BERSIH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan/kerugian revaluasi aset tetap Keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca-kerja Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Aset keuangan tersedia untuk dijual Lindung nilai arus kas Total pendapataan komprehensif lain LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
XX XX XXX XX XX XX (XXX) XXX XX XX (XXX) XXX XX XX XX XX XX (XXX) XXX
3. Laporan ekuitas pemegang saham Laporan ini melaporkan perubahan dalam setiap akun ekuitas pemegang saham dan total ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan. Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format berkolom (columnar from) untuk setiap akun dan total ekuitas pemegang saham. Berikut ini contoh penyajian laporan ekuitas pemengang saham pada tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Laporan Ekuitas Pemegang Saham Keterangan Saldo Awal Laba Bersih Laba Komprehensif Lainnya: Keuntungan/Kerugian Selisih Revaluasi Aset Tetap Keuntungan/Kerugian Aktuarial Imbalan Pasca-Kerja Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Aset Keuangan Tersedia Untuk Dujual Lindung Nilai Arus Kas Saldo Akhir
Total
Laba Saldo Laba Komprehensif
XXX XXX
XX
XXX
XX
XXX
XX
XXX
XX
XXX XXX XXX
XX XX XXX
XX XX
XXX
Akumulasi Laba Komprehensif Lainya XX
XXX
Saham Biasa XX
XXX
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
13 Dari 16 perusahaan yang telah diteliti oleh penulis, pada tahun 2011 ada 3 perusahaan yang penyajian Other Comprehensive Income terpisah antara laporan laba rugi dan laba rugi komprehensif dan sisanya sebanyak 13 perusahaan menggunakan penyajian dengan cara laporan laba rugi dan laba rugi komprehensif gabungan yaitu laporan laba rugi digabung dengan laporan laba rugi komprehensif yang hasil akhirnya dinyatakan dalam laba (rugi) bersih komprehensif. Sedangkan pada tahun 2012 dan tahun 2013 seluruhnya menggunakan penyajian Other Comprehensive Income dengan cara laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan yaitu laporan laba rugi digabung dengan laporan laba rugi komprehensif yang hasil akhirnya dinyatakan dalam laba (rugi) bersih komprehensif. Perusahaan-perusahaan sebagian besar menyajikan laporan laba rugi dengan laba rugi komprehensif gabungan dikarenakan pada awal tahun 2011 PSAK No. 1 (revisi 2009) mulai memberlakukan aturan baru yaitu laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif yang berlaku pada awal januari 2011. Berikut ini hasil penelitian penulis pada perusahaan manufaktur tahun 2011, 2012 dan 2013 yang diteliti, disajikan pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10 Penyajian Other Comprehensive Income Tahun 2011-2013
No
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PT. Astra International Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Ekadharma International Tbk PT. Holcim Indonesia Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Japfa Comfeed Indonnesia Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT. Mandom Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PT. Pelangi Indah Canindo Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
Penyajian Other Comprehensive Income Melaporkan Pospos Laba Terpisah dengan Gabungan dengan Komprehensif Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi dalam Laporan Perubahan Ekuitas 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dampak penyajian Other Comprehensive Income terhadap laba bersih operasi dan laba bersih setelah pajak Pengertian dari Laba Bersih Usaha (Laba Operasional), yaitu laba kotor yang dikurangi dengan biaya komersial, yaitu biaya distribusi (pemasaran) dan biaya administrasi dan umum sedangkan pengertian dari Laba Bersih Setelah Pajak (Laba Bersih), yaitu laba bersih sebelum pajak dikurangi biaya pajak. Laba Bersih Komprehensif yaitu laba bersih setelah pajak dikurangi atau ditambah pendapatan komprehensif lain. Berikut ini hasil
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
14 perbandingan laba komprehensif terhadap omset yang di dapat perusahaan dari 16 perusahaan yang diteliti tahun 2011, 2012, dan 2013 yang dijelaskan pada tabel 14 sebagai berikut: Tabel 14 Perbandingan Laba Komprehensif dengan Omset tahun 2011-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Perusahaan PT. Astra International Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Ekadharma International Tbk PT. Holcim Indonesia Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Japfa Comfeed Indonnesia Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT. Mandom Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PT. Pelangi Indah Canindo Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
Persentase Laba Komprehensif 2011 2012 2013 13.13% 15.01% 8.45% 14.02% 10.66% 11.07% 6.76% 4.16% 5.88% 14.11% 8.46% 5.12% 5.14% 1.98% 6.05% 10.13%
11.94% 13.00% 12.78% 15.33% 10.60% 9.73% 4.47% 6.04% 2.10% 12.99% 8.15% 7.07% 2.70% 1.89% 2.07% 9.71%
12.23% 10.28% 12.26% 10.39% 9.11% 8.94% 4.01% 3.09% 7.69% 12.52% 7.92% 8.39% 2.24% 0.24% (0.12%) 9.83%
Jika dilihat hasil dari tabel di atas pada 16 perusahaan yang diteliti tahun 2011 dapat dilihat bahwa mayoritas dari persentase laba komprehensif terhadap omset perusahaan yang mengalami persentase paling tinggi yaitu terdapat pada perusahaan PT. Astra Otoparts Tbk yang memiliki persentase sebesar 15,01% dengan omset sebesar Rp. 7.363.659.000.000,00 dan total laba komprehensif sebesar Rp. 1.105.649.000.000,00 dan persentase paling rendah ada pada perusahaan PT. Pelangi Indah Canindo Tbk yaitu 1,98% dengan omset yang didapat sebesar Rp. 621.233.560.518,00 dan total laba komprehensif sebesar Rp. 12.323.071.886,00 sedangkan penelitian pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa dari persentase laba komprehensif terhadap omset yang paling tinggi terdapat pada perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu sebesar 15,33% dengan omset tahun 2012 sebesar Rp. 9.011.076.000.000,00 dan total laba komprehensif sebesar Rp. 1.381.404.000.000,00 sedangkan persentase laba komprehensif terhadap omset tahun 2012 paling rendah yaitu terdapat pada perusahaan PT. Pelangi Indah Canindo Tbk sebesar 1,89% dengan omset sebesar Rp. 593.266.859.163,00 dan total laba komprehensif sebesar Rp. 11.198.712.164,00, dan pada tahun 2013 dari persentase 16 perusahaan yang diteliti dapat dilihat bahwa dari persentase laba komprehensif terhadap omset perusahaan yaitu yang memiliki persentase paling tinggi terdapat pada perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk sebesar 12,52% dengan omset yang didapat sebesar Rp. 16.002.131.057.048,00 dan total laba komprehensif sebesar Rp. 2.004.243.697.797,00 sedangkan presentase laba komprehensif terhadap omset paling rendah terdapat pada perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk sebesar (0,12%) dengan omset sebesar Rp. 5.053.195.350.000,00 dan total laba komprehensif yaitu rugi sebesar (Rp.6.119.830.000,00). Total laba komprehensif pada PT. Polychem Indonesia Tbk mengalami rugi dikarenkan pada komponen pendapatan komprehensif revaluasi aset tetap dan aset
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
15 tidak berwujud, dan aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami kerugian yang cukup besar sehingga pada total pendapatan komprehensif mengalami kerugian dan presentase total laba komprehensif dengan omset juga mengalami kerugian. Pada laporan laba rugi berbeda dengan laporan laba rugi komprehensif. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain, sedangkan laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan komponen pendapatan komprehensif lain. Komponen pendapatan komprehensif lain pada masing-masing perusahaan mempunyai prensentase yang kecil terhadap total pendapatan komprehensif Untuk informasi jumlah pajak yang terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan. Penyajian dapat berupa jumlah netto ataupun bruto sebelum pajak disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan seluruh komponen tersebut. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dikemukan sebagai beikut: komponen pendapatan komprehensif lain mencakup: (1)Perubahan dalam surplus, (2) Pengukuran kembali atas program manfaat pasti, (3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri, (4) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”, (5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas, sedangkan penyajian Other Comprehensive Income disajikan dalam tiga cara yaitu terpisah dengan laporan laba rugi, gabungan dengan laporan laba rugi, dan melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas, sedangkan dalam prakteknya Other Comprehensive Income disajikan dalam laporan laba (rugi) periode dan laba (rugi) komprehensif gabungan yaitu laporan laba rugi digabung dengan laporan laba rugi komprehensif yang hasil akhirnya dinyatakan dalam laba (rugi) bersih komprehensif. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan perusahaan manufaktur saja, diharapkan pada penelitian selanjutnya mengambil sampel keseluruhan perusahaan terbuka di Indonesia dan menambah periode waktu penelitian. DAFTAR PUSTAKA Prena, G. 2012. Pengaruh Comprehensive Income pada Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008. Universitas Udayana. Denpasar. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat. Dwiyanti, R. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Universitas Diponegoro. Semarang. Yunipa. 2009. http://laporan-perubahan-ekuitas_17.html. Acces 02 Februari 2014 (13.02) http://www.scribd.com/doc/97325790/3-Penghasilan-Komprehensif. Acces Tgl 02 Februari 2014 (13.07) Annisarah, I. 2013. Analisis Survei Penerapan SAK IFRS untuk PSAK No. 1 dan PSAK No.2. Skripsi: Universitas Negeri Padang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
16 Sukma, T, Y. Yulia, dan D. Haryani. 2013. Analisis Penerapan PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada PT. PLN (persero) Area Padang. Skripsi: Universitas Putra Indonesia “YPTK”. Padang. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kasmir,S.E.,M.M. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, PT Raja Grafindon Persada. ●●●