TESIS
PENGARUH COMPREHENSIVE INCOME PADA KECEPATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008
GINE DAS PRENA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 i
ii
TESIS
PENGARUH POS LABA KOMPREHENSIF PADA KECEPATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
GINE DAS PRENA NIM. : 0791662004
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 ii
PENGARUH POS LABA KOMPREHENSIF PADA KECEPATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
GINE DAS PRENA NIM. : 0791662004
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA,Ak NIP.
Ni Made Adi Erawati, SE., M.Si NIP.
Mengetahui,
Ketua Program
Direktur
Studi Magister Akuntansi
Program Pascasarjana
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Universitas Udayana,
Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak NIP. 19591202 198702 1 001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 195902151985102001
iv
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor UniversitasUdayana Nomor:
Ketua
: Dr. Dewa Gede Wirama. MSBA,Ak
Anggota : 1. Ni Made Adi Erawati, SE., M.Si 2. Dr.AA GP Widanaputra,SE.,M.Si,Ak 3. Dr.Made Gede Wirakusuma,SE.,M.Si 4. Dr Ketut Budiartha,SE.M.Si,Ak
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, ………….2011 Penulis,
Gine Das Prena
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA,Ak, pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Ni Made Adi Erawati, SE., M.Si., pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM., CPA., Ak., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si, Ketua Jurusan sekaligus sebagai penguji dan Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak, Ketua Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana sekaligus sebagai penguji. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada penguji tesis yaitu Dr AA GP Widanaputra,SE,Msi,Ak, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
vii
viii
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu dan Ayah yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada suami tercinta dan anak tersayang, yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkosentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.
viii
ABSTRAK PENGARUH POS LABA KOMPREHENSIF PADA KECEPATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008
Laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan mengefisienkan kinerja pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga serta membantu mengurangi kebocoran serta mengurangi asimetri informasi. Penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting bagi proses komunikasi. Kecepatan penyerahan laporan keuangan merupakan karakteristik yang penting bagi informasi akuntansi karena informasi historis sedikit tidaknya akan digunakan oleh publik dalam proses pembuatan keputusan investasi. Dalam penelitian ini akan diuji salah satu faktor yang berpengaruh pada kecepatan penyampaian laporan keuangan yaitu keberadaan pos laba komprehensif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 304 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Sampel diperoleh berdasarkan metode purposive sampling. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi sederhana. Hasil pengujian menunjukan bahwa pos laba komprehensif mempunyai koefisien regresi sebesar 2,028 dengan signifikansi 0,048. Hal tersebut menunjukkan bahwa pos laba komprehensif berpengaruh positif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan ekuitas menyebabkan perusahaan semakin lambat untuk melaporkan laporan keuangannya kepada publik.
Kata kunci: Kecepatan penyampaian komprehensif
laporan
ix
keuangan
dan
pos
laba
x
ABSTRACT
The Impact of Item Comprehensif Income to the Fast Stepping in Release a Financial Statement Company that listing at Bursa efek Indonesia A financial statement that issued on time will make the stock exchange market perfomance become more efficient especially due to evaluation function, deciding the price and also can support an effort to minimize the financial leakage and in the same time reduce the asymmectric information. The publicity of a financial statement is an important thing in accordance with the communication process. The fast stepping in release a financial statement is important characteristic in the accounting information, because the accouning historical informtion at least will be use by public in makes an investment decision, one of the various factors that have an influential on the fast stepping the financial statement release is the exixtence of the item other comprehensive income. All samples of this research recruited from 304 companies those listed in Indonesia Stock exchange Market of 2008. thase samples were based on the purpose sampling method, and the statistical method that used is the simple regression. The result of these samples testing show that item comprehensive income has a 2,028 regression coefisient value. That is mean ithe other comprehensive income has a positive influence to fast stepping of the financial statement issued. It is also indicate that the more of item other comprehensive income that writen on equity statement cause the issued of financial statement will be delay. Key words : fast stepping of financial statement, item other comprehensive income.
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM .................................................................................... i PRASYARAT GELAR ..............................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................................................
iv
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................
v
ABSTRAK .................................................................................................
vi
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR..…. ...........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………...………
1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………..
4
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………
4
1.4. Manfaat Penelitian …………………………..……………
5
LANDASAN TEORI…………………………………………...
6
2.1. Teori Keagenan …….……….…………………………….
6
BAB II
2.2. Teori Pensinyalan …..….…….…………………………… 7 2.3. Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia……………..
8
2.4. Pos Laba Komprehensif…………………….…………….. 10 2.5. Penelitian Sebelumnya………………..………………….. 14
BAB III
KERANGKA
BERPIKIR,
KONSEP DAN
HIPOTESIS
PENELITIAN .............................................................................
25
3.1. Kerangka Berpikir …………………………………….….
25
xi
xii
3.2. Konsep Penelitian ………………………………………... 28 3.3. Hubungan Pos Laba Komprehensif dengan Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan…………….
BAB IV
28
METODA PENELITIAN ...…………………….…………….... 31 4.1. Rancangan Penelitian .......................................................... 31 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 33 4.3. Penentuan Sumber Data ...................................................... 33 4.4. Variabel Penelitian .............................................................. 34 4.4.1 Variabel Dependen ..................................................... 34 4.4.2 Variabel Independen .................................................
34
4.5. Analisis Data ....................................................................... 34
BAB V
4.5.1
Uji Normalitas .... ..................................................
35
4.5.3
Analisis Regresi Sederhana ................................... 35
HASIL PENELITIAN....... ...…………………….…….………. 36 5.1. Deskripsi Seleksi Sampel .................................................. 36 5.2. Statistik Deskriptif ............................................................. 37 5.3. Pengujian Normalitas ...... .................................................. 38 5.4. Analisis Regresi Sederhana .......... .................................... 38
BAB VI
PEMBAHASAN .............. ...…………………….…….……….. 41 6.1. Pengaruh Comprehensi Income pada Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan ……………………….. 41
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN........………….................................. 45 7.1. Simpulan ............................................................................. 45 7.2. Keterbatasan dan Saran ...................................................... 45 xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4
Penelitian-penelitian Sebelumnya ... ................................. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Metode Purposive..... Statistik Deskriptif ………………………………………. Uji Normalitas ….…………………………………. ......... Hasil Regresi pengaruh pos laba komprehensif................. Pada Kecepatan Penyampaian Laporan keuangan……… .
xiv
21 36 37 38 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 4.1
Kerangka Berpikir ....................................................... Konsep Penelitian ........................................................ Rancangan Penelitian...................................................
xv
27 28 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
: : : :
Sampel dan Nilai Setiap Variabel Penilaian Kinerja Perusahaan Statistik Deskriptif Uji Normalitas Uji Regresi Sederhana
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Informasi merupakan suatu sarana yang dipergunakan bagi berbagai
pihak untuk menyampaikan suatu keadaan. Laporan keuangan adalah salah satu bentuk informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman rasional tentang bisnis dan ekonomi serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional (SFAC No 1). Untuk menjadikan informasi keuangan berharga bagi pengguna maka laporan keuangan harus memiliki sifat tepat waktu dan disampaikan sesegera mungkin untuk tetap menjaga relevansi kandungan informasinya. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004) menyatakan bahwa kecepatan pelaporan keuangan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan mengefisienkan kinerja pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga serta membantu mengurangi kebocoran serta insider trading (Owusu dan Ansah, 2000). Kim dan Verrechia (1994) menyatakan laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi, dan juga disebutkan bahwa untuk mengurangi asimetri informasi dapat dilaksanakan dengan menyajikan laporan keuangan secara full disclousure.
1
2
Penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting bagi proses komunikasi berbagai informasi baik yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela (voluntary). Kecepatan penyerahan laporan keuangan merupakan karakteristik yang penting bagi informasi akuntansi karena informasi historis sedikit tidaknya akan digunakan oleh publik dalam proses pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian maka dapat dikatakan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan menyebabkan distorsi nilai dan manfaat dari keberadaan laporan keuangan bersangkutan penelitian ini dilakukan karena masih banyak perusahaan publik yang terlambat menyerahkan laporan keuangan. Unsur kecepatan adalah tersedianya informasi bagi pembuatan keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Keterlambatan informasi menyebabkan tanggapan atau keputusan yang berlaku akan menjadikan informasi tidak memiliki nilai tambah lagi. Penelitian tentang kepatuhan penyerahan laporan keuangan telah banyak dilakukan. Penelitian sebelumnya telah memberikan beberapa bukti empiris
tentang faktor penyebab kepatuhan penyerahan laporan keuangan.
Faktor-faktor tersebut meliputi faktor yang
terkait dengan karakteristik
perusahaan seperti perbedaan kecepatan penyerahan laporan keuangan bagi perusahaan yang memiliki persediaan bagi operasional perusahaan dengan perusahaan yang tidak memiliki persediaan dalam pelaporan keuangannya, dan faktor-faktor yang terkait dengan audit seperti pengungkapan laporan keuangan
2
bagi klien yang mengalami kerugian beruntun maupun ketidakmampuan membayar hutang. Beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan publik di Indonesia telah memberikan bukti empiris tentang faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan penyerahan laporan keuangan. Dalam penelitian ini akan diuji faktor lainnya yaitu keberadaan pos laba komprehensif. Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi dan distribusi kepada pemilik. Pos yang melewati laporan laba rugi ini disebut sebagai pos laba komprehensif (other comprehensive income). FASB menyatakan bahwa komponen pos laba komprehensif hanya dapat disajikan melalui salah satu dari tiga cara berikut: 1) Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengindikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang difinisikan sebagai pos laba komprehensif memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. 2) Pelaporan laba rugi gabungan dimana laba bersih tradisional akan menjadi angka subtotal, sementara total akhirnya adalah total laba komprehensif 3) Pendekatan terakhir adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas. Dimana pos laba komprehensif adalah segala perubahan dalam ekuitas yang terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Bentuk keberadaan pos laba komprehensif pada laporan laba rugi antara lain terjadi karena perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang asing atau
3
4
keuntungan maupun kerugian kerena keberadaan dana pensiun maupun juga keuntungan ataupun kerugian karena revaluasi nilai aktiva tetap. Keberadaan pos ini menyebabkan pihak manajemen harus berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak auditor sebelum menyajikannya dalam laporan keuangan. Selanjutnya penelitian ini hendak menguji keberadaan pos laba komprehensif dalam hubungannnya dengan kecepatan penyampaian laporan keuangan. 1.2
Rumusan Masalah Penelitian tentang kecepatan penyerahan laporan keuangan telah banyak
dilakukan. Penelitian sebelumnya telah memberikan beberapa bukti empiris tentang faktor penyebab kecepatan penyerahan laporan keuangan. Penelitian ini menguji pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan penyerahan laporan keuangan, sebab pencantuman pos laba komprehensif memerlukan diskusi dan persetujuan lebih lanjut dari berbagai pihak seperti auditor maupun komisaris. Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah keberadaan pos laba komprehensif berpengaruh pada kecepatan perusahaan dalam menyerahkan laporan keuangannya ke BAPEPAM setelah tanggal 31 Desember 2008.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang
pengaruh keberadaan pos laba komprehensif pada kecepatan perusahaan publik menyerahkan laporan keuangannya ke BAPEPAM setelah tanggal 31 Desember 2008.
4
1.4
Manfaat Penelitian 1)
Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan pemahaman lebih mendalam mengenai pengaruh laporan pos laba komprehensif pada kecepatan perusahaan dalam penyampaian laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitanpenelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak pembuat keputusan
untuk
menentukan
kebijakan
atau
mengevaluasi
keefektifan regulasi yang sudah ada mengenai aturan penyerahan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1
Teori Keagenan Teori yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara
manajemen dan pemilik perusahaan adalah teori keagenan. Teori keagenan berusaha menjelaskan hubungan antara agen (manajemen perusahaan) dan prinsipal (pemilik perusahaan). Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak yang mana satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kemungkinan agen tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal dapat mendorong timbulnya biaya keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan ada tiga jenis biaya keagenan yaitu biaya monitoring, biaya bonding dan biaya kerugian residual. Prinsipal dapat membatasi divergensi dari kepentingannya dengan menetapkan insentif yang layak dan dengan mengeluarkan biaya monitoring. Biaya monitoring tersebut dirancang untuk membatasi aktivitas-aktivitas menyimpang yang dilakukan oleh agen. Dalam kondisi tertentu, agen dimungkinkan untuk membelanjakan sumber daya perusahaan (biaya bonding) untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan prinsipal atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan
6
kompensasi jika dia benar-benar melakukan tindakan tersebut. Nilai uang yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami oleh prinsipal juga merupakan biaya yang timbul dari hubungan keagenan, biaya tersebut sebagai kerugian residual (residual loss). Laporan keuanggan merupakan media komunikasi antara pihak agen dan prinsipal dan diketahui bahwa kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu bentuk kualitas dalam penyajian laporan keuangan. Penyajian keuangan yang andal sekaligus relevan merupakan ukuran yang diharapkan oleh pihak prinsipal dari pihak agen pelaksana perusahaan mereka. Pihak agen pastinya menghendaki respon yang baik dari pihak prinsipal, pihak agen akan menyajikan laporan yang lebih komprehensif agar terdapat respon yang baik dari pihak prinsipal. 2.2
Teori Pensinyalan Teori Persinyalan menurut Brigham dan Houston (2001: 39)
merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori pensinyalan menjelaskan alasan perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi kepasar modal meskipun tidak ada mandat dari badan regulasi. Pelaporan informasi oleh manajemen bertujuan untuk mempertahankan investor yang tertarik pada perusahaan. Informasi keuangan
yang
disampaikan
perusahaan
bertujuan
untuk
mengurangi
information asymmetry antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan (Wolk et al. 2001). Pihak agen menggunakan pelaporan yang disajikan dengan 7
8
dilengkapi penyajian pos laba komprehensif mengisyaratkan kelengkapan informasi yang dengan demikian akan memberi sinyal positif atas penerbitan laporan keuangan. 2.3
Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia Akuntansi merupakan suatu area aktivitas ekonomi dengan tingkat
regulasi yang sangat tinggi (Scott, 2000). Pemerintah secara langsung terlibat dalam regulasi melalui hukum atau undang-undang yang mengatur profesi akuntansi dan melalui peraturan tentang pengungkapan minimum dalam laporan keuangan dan prospektus. Terdapat tiga alasan diperlukan regulasi, yaitu kegagalan pasar, keinginan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan. Beberapa sumber kegagalan
pasar, antara lain informasi sebagai barang publik dan asimetri informasi (Buckley & O’Sullivan, 1980; Cooper & Keim, 1983; Watts & Zimmerman, 1986; Wolk & Tearney,2001; dan Scoot, 2000). Suatu barang disebut barang publik jika barang tersebut dapat dikonsumsi oleh satu atau beberapa orang, tanpa mengurangi jumlah yang dikonsumsi oleh lainnya (Davis & Meyer,1983). Artinya keuntungan (benefits) barang publik dapat dinikmati oleh sejumlah besar individu. Healy dan Palepu (2001) menyatakan bahwa regulasi pengungkapan lebih dimotovasi oleh perhatian (by concern) dibandingkan dengan kegagalan pasar, artinya regulasi ditekankan untuk melindungi investor yang unshophisticated. Penetapan
pengungkapan
minimum
dimaksudkan
untuk
mengurangi
information gap antara investor yang informed dengan uninformed. Regulasi 8
dimaksudkan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik (Cooper & Kim 1983). Sedangkan Wolk dan Tearney (1997) menyatakan bahwa regulasi diperlukan karena kegagalan pelaporan keuangan dan auditing. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh investor untuk pembuatan keputusan investasinya. Selain investor, laporan keuangan juga digunakan oleh pihak-pihak lain untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingan pihak tersebut. Penyampaian informasi keuangan sesegera mungkin kepada publik dapat mempengaruhi aktivitas pasar dan harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Pada Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Bapepam. Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2006, untuk
9
10
meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. 2.4. Pos Laba komprehensif FASB (Statement Of Standards) SFAC no 130 menyatakan bahwa Laba komprehensif adalah pelaporan yang dipergunakan untuk menyajikan secara total keseluruhan komponen dalam pelaporan ekuitas. Pelaporan ini digunakan untuk melaporkan item item seperti pendapatan, biaya, keuntungan ataupun kerugian yang secara tersendiri dalam prinsip akuntansi berterima umum 10
dimasukan dalam jenis pelaporan pos laba komprehensif tetapi dalam penyajian dipihak lain tidak termasuk dalam pos pelaporan net income. Pos
laba
komprehensif merupakan item yang secara tersendiri langsung ditandingkan dalam laporan perubahan modal tanpa melalui penandingan lebih dahulu dalam pelaporan laba rugi. Tanggal 23 Desember 2009, dewan standar akuntansi keuangan (DSAK) telah mengesahkan PSAK 1 revisi 2009 (Penyajian Laporan Keuangan) yang mengacu pada Internasional Accounting Standar (IAS) 1 tentang Presentation of Financial Statement. PSAK tersebut berlaku sejak 1 Januari 2011. Salah satu perubahan yang signifikan dari PSAK tersebut adalah perubahan format laba rugi komprehensif atau statement of comprehensive income yang sebelumnya biasa disebut laporan laba rugi (income statement) dalam format terebut terdapat pos laba komprehensif (other comprehensive income). Pos laba komprehensif berisi berbagai item yang berkaiatan dengan Pendapatan atau distribusi bagi pemegang saham yang dapat diakui langsung pada pelaporan ekuitas. Contoh item yang termasuk dalam pos laba komprehensif
adalah
sebagai
berikut:
1) Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas tersedia untuk dijual efek dari kegiatan investasi PSAK 50/IAS 39/ SFAS 115.
11
12
2) Keuntungan / kerugian derevatif yang dimiliki sebagai lindung batas (hedging) (nilai arus kas hanya porsi efektif) (PSAK 55/IAS 39/SFAS 133). Akuntansi Instrumen derevatif dan akuntansi lindung nilai. 3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan anak perusahaan asing (translasi kurs). (PSAK 11/IAS 21/SFAS52). Kurs karena penjabaran 4) Keuntungan dan kerugian aktuarial atas imbalan pasti diakui (minimum pensiun penyesuian kewajiban) (PSAK 24 /IAS 19 / SFAS 158). Imbalan Kerja 5) Surplus penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap dan asset tidak berwujud (PSAK 16 dan PSAK 19) IAS 16 dan IAS 38). Penilaian Aktiva Tetap
Tujuan Pelaporan Pos Laba komprehensif Tujuan pelaporan pos laba komprehensif adalah untuk melaporkan pengukuran dari perubahan ekuitas dalam suatu perusahaan yang terjadi karena transaksi atau kejadian ekonomi dalam suatu periode pelaporan selain transaksi yang melibatkan pemilik. Transaksi yang dimaksud juga termasuk perubahan dalam ekuitas dalam periode akuntansi kecuali transaksi yang melibatkan penanaman modal dari pemilik ataupun distribusi atau pemberian deviden kepada pemilik. Pos laba komprehensif adalah jumlah dari net income dan item lain yang mengalami perlakuan bypass (pos laba komprehensif) dari laporan keuangan
12
karena item-item ini belum diakui pada laporan keuangan, termasuk item seperti keuntungan atau kerugiaan holding karena penjualan penjualan sekuritas dan keuntungan atau kerugian karena transaksi mata uang asing atau keuntungan atau kerugian karena revaluasi nilai aktiva tetap. Item-item kejadian diatas memang bukan merupakan bagian dari pelaporan net income, tetapi karena cukup penting maka akan dimasukan kedalam pelaporan pos laba komprehensif sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih mendetail dan lebih terstruktur tentang keadaan perusahaan secara keseluruhan Akun yang temasuk dalam pos laba komprehensif tetapi tidak termasuk dalam net income akan dilaporkan dalam pelaporan ekuitas. Klasifikasi dalam pelaporan laba komprehensif Pelaporan laba komprehensif dibagi dalam dua hal yaitu pelaporan net income dan pelaporan pos laba komprehensif.. Sebagian besar perusahaan akan terus menyajikan angka yang termasuk dalam pelaporan net income. Suatu usaha yang tidak memiliki pos laba komprehensif, untuk dilaporkan dalam satu periode akuntasi tidak wajib melaporkan laporan ekuitas dalam bentuk laba komprehensif, mereka cukup menggunakan pelaporan net income. Yang temasuk dalam pelaporan Net Income adalah : Item yang termasuk dalam pelaporan net income adalah transaksi yang mempengaruhi atau berasal dari operasional bulan berjalan, penutupan operastional, dari pos kejadian luar biasa dan dari akumulasi yang terjadi karena perubahan atau penggantian metode akuntansi yang dipergunakan.
13
14
Klasifikasi yang temasuk dalam pos laba komprehensif Pos yang termasuk dalam pelaporan laba komprehensif akan diklasifikasikan berdasarkan sifat alamiahnya sebagai contoh dalam pelaporan laba komprehensif akan diklasifikasikan secara terpisah antara item transaksi mata uang asing, keuntungan ataupun kerugian karena dana pensiun ataupun transaksi asset atau obligasi yang berkaitan dengan pensiun, laba atau rugi yang belum terealisasi atas investasi atau ekuitas yang masih dalam bentuk sekuritas. Ataupun keuntungan maupun kerugian karena revaluasi nilai aktiva tetap. Penyesuaian dan Reklasifikasi Penyesuaian yang akan dibuat sebenarnya adalah untuk menghindari double counting dalam penyajian laporan pos laba komprehensif dalam satu periode berjalan ataupun pada periode sebelumnya. Sebuah perusahaan seharusnya menyajikan penyeuaian reklasifikasi dalam pelaporan keuangannya. Karenanya untuk reklasifikasi pos laba komprehensif sebuah perusahaan dapat mempergunakan dua pilihan yaitu : (a) penyajian jumlah gros dalam pelaporan keuangan atau (b) menyajikan jumlah net yang kemudian ditandingkan dengan penyesuaian berupa catatan dalam pelaporan keuangan.
2.5
Penelitian Sebelumnya
14
Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian tentang kecepatan penyampaian laporan keuangan antara lain adalah: Dyer dan McHugh (1975) melakukan penelitian tentang ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan di Australia. Penelitian tersebut menguji hubungan antara perilaku pelaporan dari 120 buah perusahaan yang dipilih secara random, yang terdaftar di Sidney Stock Exchange (SSE). Dalam penelitian ini, keterlambatan waktu khusus untuk laporan keuangan tahunan Australia digambarkan
dalam
usaha
untuk
menemukan
alasan-alasan
lamanya
keterlambatan perusahaan Australia. Mereka meneliti faktor-faktor spesifik perusahaan yang mempengaruhi kecepatan pelaporan keuangan. Faktor-faktor tersebut yaitu ukuran perusahaan, tanggal penutupan akhir tahun, dan profitabilitas. Periode analisis dari tahun 1965-1971. Mereka mengamati tanda tangan auditor pada laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan sampel dan total waktu kelambatan laporan
selama
6
tahun.
Hasil
penelitian ini yaitu ukuran perusahaan dan waktu penutupan akhir tahun secara signifikan terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan. Profitabilitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatwaktuan. Courtis (1976) memperluas penelitian tersebut dengan melakukan pengujian hubungan antara empat atribut perusahaan tambahan dengan ketepatwaktuan laporan keuangan dari 204 perusahaan yang terdaftar di New Zealand. Periode pengamatan yaitu tahun 1974. Atribut-atribut perusahaan yang digunakan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, jumlah halaman dalam laporan keuangan, dan industri.
15
16
Penelitian ini memberikan hasil yaitu perusahaan-perusahaan sampel membutuhkan waktu 18 minggu setelah akhir tahun buku mereka untuk menyampaikan laporan keuangan kepada pemegang saham. Keterlambatan pelaporan keuangan tahunan dihubungkan dengan waktu tiga bulan yaitu ratarata waktu yang diperlukan auditor New Zealand untuk mengesahkan laporan dari perusahaan klien. Perusahaan dengan tingkat laba rendah akan melaporkan lebih lambat daripada perusahaan dengan tingkat laba tinggi. Temuan lain dari penelitian ini yaitu pada perusahaan bahan bakar dan energi dan pada industri keuangan, pelaporan keuangannya cepat dan pada industri jasa pelaporannya lambat. Ukuran perusahaan, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, dan jumlah halaman pelaporan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Gilling (1977) memberi komentar pada hasil penelitian Courtis (1976) bahwa keterlambatan penerbitan laporan keuangan tidak hanya dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi juga oleh auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara atribut auditor dengan kelambatan audit. Data yang digunakan yaitu 187 laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan di New Zealand. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan-perusahaan sampel diaudit oleh 50 perusahaan audit. Hampir 69% perusahaan audit tersebut yaitu big eight dan rata-rata perusahaan tersebut untuk menandatangani laporan keuangan auditan membutuhkan waktu 55 hari dan 90 hari untuk perusahaan audit kecil di New Zealand.
16
Charles E Jordan dan Stanley J Clark (1998) mencoba menguji pilihan perusahaan dalam pelaporan keuangan
dan didapat jawaban bahwa 63%
perusahaan lebih memilih menggunakan laporan net income dalam pelaporan keuangan tahunan. Laba komprehensif tidak terlalu banyak memberikan tambahan informasi pada keadaan dimana perusahaan tidak mengalami hal-hal kejadian khusus yang kemudian dianggap memerlukan perlaporan dalam bentuk laba komprehensif sedangkan hasil terhadap masyarakat, didapat bukti bahwa pasar lebih mengakui keunggulan kinerja keuangan yang disajikan dalam bentuk laba komprehensif dibandingkan yang disajikan dengan pelaporan yang disajikan dengan metode net income Na'im (1999) melakukan penelitian yang menguji ketidakpatuhan perusahaan
terhadap
peraturan
ketepatwaktuan
penyampaian
laporan
keuangan oleh perusahaan publik yang terdaftar di BEJ kepada Bapepam. Penelitian tersebut menguji pengaruh ukuran, profitabilitas, dan kesulitan keuangan terhadap ketidakpatuhan perusahaan atas peraturan kecepatan informasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang patuh memiliki total aset, penjualan, return on assets (ROA), return on equities (ROE), dan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dan rasio hutang terhadap modal yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak patuh. Akan tetapi, kecuali ROA, perbedaan tersebut tidak signifikan. Ketidakpatuhan perusahaan di Indonesia tidak berhubungan secara signifikan dengan kesulitan keuangan, pendapat auditor, dan ukuran perusahaan.
17
18
Owusu-Ansah (2000) melakukan penelitian secara empiris untuk menguji ketepatwaktuan laporan tahunan 47 perusahaan non finansial yang terdaftar di Zimbabwe Stock Exchange. Mereka juga meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan tepat waktu oleh perusahaan tersebut yaitu meliputi size, profit, gear, extra, month, opera, dan age. Teknik analisis yang digunakan yaitu two stage least square (2SLS) untuk mengidentifikasi ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan sebagai penjelas yang signifikan dalam membedakan kecepatan laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan sampel. Data empiris juga mengindikasikan lead time pelaporan audit secara signifikan
berhubungan
dengan
kecepatan
perusahaan
sampel
yang
mengeluarkan pengumuman laba awal tahun, tetapi tidak dengan kecepatan pada laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit. Saleh (2004) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan yaitu rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan struktur kepemilikan. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2000-2002 didapat 110 perusahaan. Penelitian ini memberikan hasil yaitu hanya faktor item-item luar biasa yang secara signifikan berpengaruh terhadap ketepetan waktu pelaporan keuangan sedangkan rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
18
Khomsiyah (2005) melakukan penelitian analisis hubungan struktur dan indeks corporate governance dengan kualitas pengungkapan. Sampel yang digunakan yaitu 41 perusahaan yang terdaftar di BEJ per Noverber 2002. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi indek CG, semakin baik penerapan CG oleh suatu perusahaan akan berdampak pada semakin tingginya tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan pengungkapan yang ditunjukkan dalam besarnya pengungkapan wajib dalam laporan tahunan. Disamping itu juga bahwa indeks CG menggambarkan kualitas pengungkapan informasi yang disajikan
oleh
perusahaan
dalam
laporan
tahunan
dan
kecepatan
menyampaikan laporan keuangan. Wirakusuma (2006)
melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor
yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. Variabel independen yang digunakan yaitu: ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, sovabilitas, reputasi auditor, jenis pendapat akuntan, rentang waktu penyelesaian proses audit dan perbedaan peran internal audit dalam suatu perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 73 perusahaan, sedangkan observasi secara keseluruhan sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2001. Hasil penelitian solvabilitas dan opini dapat mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan tahunan auditan ke publik secara signifikan pada level yang berbeda-beda. Sedangkan ukuran perusahaan, jenis industri, internal audit, profitabilitas dan reputasi auditor tidak menunjukan adanya
19
20
pengaruh terhadap rentang waktu pengumuman laporan keuangan tahunan yang di audit kepublik. Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian untuk menguji faktorfaktor yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan tahunan ke publik. Tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke Bapepam diasumsikan sebagai laporan keuangan tersebut tersedia di publik. Sampel yang digunakan yaitu 879 perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun pengamatan 2004-2006. Data dianalisis dengan menggunakan logistic regression. Hasil penelitiannya adalah bahwa profitabilitas, likuiditas, dan kepemilikan
publik
berpengaruh signifikan
terhadap
ketepatan
waktu
penyampaian keuangan. Untuk reputasi auditor didapat bahwa perusahaan yang menggunakan
jasa
KAP
big4
cenderung
untuk tepat
waktu
dalam
menyampaikan laporan keuangannya. Sedangkan variabel leverage, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Rachmawati (2008) mengukur pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap audit delay dan timeliness, untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2003-2005. Dari hasil pengujian statistik deskriptif, rata-rata audit delay di Indonesia adalah 76 hari dengan standar deviasi 16 hari. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi timeliness adalah size perusahaan, solvabilitas dan faktor eksternal seperti ukuran kantor akuntan publik.
20
Menurut Mohsen Dastgir dan Ali Saeedi Velashani (2008) yang mengadakan penelitian tentang laba komprehensif dan net income sebagai salah satu bentuk metode pilihan pengukuran kinerja perusahaan: sebagian bukti dari Scale Effect. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa laba komprehensif lebih unggul jika dibandingkan dengan net income untuk menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini terlihat bagi seluruh sampel dalam penelitian
Untuk lebih ringkas hasil-hasil penelitian sebelumnya dapat disajikan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian-penelitian sebelumnya No 1
2
Nama Peneliti Dyer dan McHugh (1975)
Teknik Analisis Regresi berganda
Variabel yang diteliti 1.ukuran perusahaan 2.tanggal penutupan akhir tahun 3. profitabilitas.
Courtis (1976)
Regresi berganda
1. profitabilitas 2. ukuran perusahaan 3. umur perusahaan 4. Jumlah pemegang saham 5. Jumlah halaman dalam laporan keuangan 6. industri.
21
Hasil Penelitian ukuran perusahaan dan waktu penutupan akhir tahun secara signifikan terkait dengan kecepatan laporan keuangan. profitabilitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecepatan. ukuran perusahaan, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, dan jumlah halaman pelaporan tidak mempunyai pengaruh signifikan pada keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Sedangkan
22
profitabilitas dan industri berpengaruh signifikan keterlambatan penyampaian laporan keuangan. 3
Gilling (1977)
4
Charles Jourdan Stanley Clark (1998)
5
Na'im (1999)
OLS
E Multiple & Regretion J
OLS
atribut auditor
Hampir 69% perusahaan audit tersebut yaitu big eight dan rata-rata perusahaan tersebut untuk menandatangani laporan keuangan auditan membutuhkan waktu 55 hari dan 90 hari untuk perusahaan audit kecil
1. Laba komprehensif 2. (Firm Size) diukur dengan Gross Revenue Total Assets Total Anual Equity
63 % sample perusahaan yang diteliti lebih memilih menggunakan pelaporan Net Income. Hasil pelaporan menunjukan bahwa pelaporan keuangan dengan metode laba komprehensif lebih baik dengan pelaporan dengan net income bahwa perusahaan yang patuh memiliki total aset, penjualan, return on assets (ROA), return on equities (ROE), dan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dan rasio hutang terhadap modal yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak patuh. Akan tetapi, kecuali ROA, perbedaan tersebut tidak signifikan.
1.ukuran perusahaan. 2.profitabilitas 3.kesulitan keuangan
22
6
OwusuAnsah (2000)
Two Stage Least Square (2SLS)
Size of the company, Profitability, Gear ratio, Extraordinary , dan Age of company
Size of the company, Profitability, dan age of company berpengaruh terhadap kecepatan pelaporan keuangan.
7
Saleh (2004)
Regresi berganda
1.rasio gearing 2. profitabilitas 3.ukuran perusahaan 4.umur perusahaan 5.item-item luar biasa 6.struktur kepemilikan.
Hanya faktor item-item luar biasa secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
8
Khomsiyah (2005)
OLS
1. Struktur Struktur kepemilikan, kepemilikan. komposisi komisaris 2. Komposisi independen, dan Dewan keberadaan komite Komosaris audit, tidak memiliki Independen. hubungan 3. Keberadaan penyampaiang laporan Komite Audit. keuangan. 4. Indek Corporate Semakin baik Governance perusahaan (ICG) menerapakan prinsipprinsip GCG semakin cepat perusahaan menyampaikan laporan keuangan kepada publik.
9
Wirakusuma
Two Stage Least Square (2SLS
1.ukuran perusahaan 2.jenis indrustri. 3.profitabilitas. 4.solvabilitas. 5.internal audit. 6.reputasi auditor. 7.jenis pendapat
(2006)
23
solvabilitas dan opini berpengaruh pada rentang waktu pengumuman laporan keuangan tahunan auditan ke publik secara signifikan pada level
24
auditor.
10
Hilmi dan Regresi logistik Ali (2008)
11
Sistya Rachmawati (2008)
12
Mohsen Multiple dastgir & Ali Regretion Saedi Velashani (2008)
Regresi berganda
yang berbeda-beda. Sedangkan ukuran perusahaan, jenis industri, internal audit, profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh pada rentang waktu pengumuman laporan keuangan tahunan yang di audit kepublik. 1. profitabilitas, profitabilitas, likuiditas, 2. likuiditas, dan kepemilikan publik 3.kepemilikan berpengaruh signifikan publik. pada ketepatan waktu 4. leverage. penyampaian keuangan. 5. ukuran perusahaan Sedangkan variabel 6. opini auditor leverage, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan. 1. profitabilitas, size perusahaan, 2. solvabilitas, solvabilitas dan ukuran 3. internal auditor kantor akuntan publik 4. size perusahaan berpengaruh pada 5. ukuran KAP timeliness. 1. Net Income Laba komprehensif 2. Laba lebih unggul dari Net komprehensif Income dalam penilaian 3. Annual Return kinerja
Sumber: Artikel Penelitian
24
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah penyampaian
laporan keuangan merupakan hal yang penting bagi proses komunikasi berbagai informasi baik yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela (voluntary). Kecepatan penyerahan laporan keuangan merupakan karakteristik yang penting bagi informasi akuntansi karena informasi historis sedikit tidaknya akan digunakan oleh publik dalam proses pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian maka dapat dikatakan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan menyebabkan distorsi nilai dan manfaat dari keberadaan laporan keuangan bersangkutan. Dari dasar ini kemudian penelitian ini berangkat dari suatu keadaan dimana masih banyak kasus perusahaan publik yang terlambat menyerahkan laporan keuangan. 25
26
Unsur kecepatan adalah tersedianya informasi bagi pembuatan keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Keterlambatan informasi menyebabkan tanggapan atau keputusan yang berlaku akan menjadikan informasi tidak memiliki nilai tambah lagi. Beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan publik di Indonesia telah memberikan bukti empiris tentang faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan penyerahan laporan keuangan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menguji hubungan antara keberadaan pos laba komprehensif dengan kecepatan
penyerahan
laporan
keuangan,
karena
tambahan
pos
laba
komprehensif yang disajikan dalam laporan keuangan mengharuskan pihak manajemen berkonsultasi lebih banyak dengan pihak auditor maupun dengan pihak komisaris. Gambar 3.1 menunjukkan kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini.
26
Kajian Empiris Kajian Teoritis dan Pustaka
Teori Keagenan
Teori Sinyal
Peraturan Pemerintah Tentang Pelaporan Keuangan di Indonesia
Statement Of financial Accounting Standards No 130 (reporting Laba komprehensif)
The Timeliness of The Australian Annual Report (Dyer, J.CIV and A.J.McHugh,1975) and Corporate Attributes (Courtis, J.K, 1976) Timeliness in Corporate Reporting: Some Further Comments (Gilling, M.D, 1977) Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia (Na'im, Ainun,1999) Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence Fram The Zimbabwe Stock Exchange (Owusu, Stephen & Ansah, 2000) Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (Saleh, Rachmad, 2004) Analisis Hubungan Struktur dan Indeks Corporate Governance dengan Kualitas Pengungkapan (Khomsiyah, 2005) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Kepada Publik (Wirakusuma, Made Gede, 2006) Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian laporan Keuangan (Hilmi, Utari F.H dan Ali, Syaiful, 2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness (Sistya Rachmawati, 2008) Laba komprehensif : How Is It Being reported and What are Its Effects ? (Charles E Jordan & Stanley J Clark; 1998) Laba komprehensif and the Effect of Reporting It (Pamela A Smith and Cheri L Reither; 1996) Comprehensive income and Net income as Measures of Firm Performance : Some Evidance For Scale Effect (Mohsen dastgir, ali Saedi velahani; 2008) Examining The Superiority of Laba komprehensif to net Income as a Measure of Firm Performance (ali saeedi; 1999)
Hipotesis
Pengujian Statistik
Tesis
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir
27
28
3.2.
Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir, kemudian dapat disusun konsep
penelitian untuk melihat hubungan-hubungan antara variabel penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.
Kecepatan Penyampaian LK
Pos Laba Komprehensif
Gambar 3.2 : Konsep Penelitian Gambar 3.2 menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen (pos laba komprehensif) dan variabel-variabel dependen (kecepatan penyampaian laporan keuangan). Menggunakan teknik analisis regresi sederhana akan dapat diketahui bagaimana pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan. Perancangan konsep penelitan ini diharapkan pula dapat membantu dalam melakukan rancangan penelitian, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 3.3
Hubungan Pos Laba Komprehensif dengan Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan Pemikiran awal yang diungkapkan adalah pelaporan laba komprehensif
diklaim akan menunjukan suatu bentuk pelaporan yang lebih mendetail jika dibandingkan bentuk pelaporan net income yang tidak mencantumkan 28
keberadaan pos laba komprehensif. Dengan pernyataan seperti ini didapat bahwa untuk beberapa alasan pelaporan pos laba komprehensif ternyata lebih berasosiasi positif terhadap returns saham dibandingkan dengan pelaporan dengan metode net income (Mohsen Dastgir and Ali Saeedi Velashani, 2008). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa dengan pelaporan keuangan yang mencantumkan pos laba komprehensif perusahaan memungkinkan untuk menyajikan lebih detail bentuk pertanggungjawaban pelaporan keuangan. Walau secara penyajian
pelaporan keuangan dengan mencantumkan pos laba
komprehensif lebih mendetail dibandingkan dengan pelaporan net income diduga pula bahwa pelaporan pos laba komprehensif akan memerlukan sejumlah waktu yang lebih jika dibandingkan dengan pelaporan net income sebab dalam penyajian pos laba komprehensif mengharuskan pihak manajemen berkoordinasi lebih mendetail dengan pihak auditor. Ali Saeedi (1999) menyatakan bahwa pelaporan keuangan yang menyajikan pos laba komprehensif merupakan pelaporan yang menyajikan secara menyeluruh dalam penyajian pelaporan ekuitas jika dibandingkan dengan penggunaan metode Net Income. Penggunaan Pelaporan keuangan dengan pos Laba komprehensif, menurut (Pamela A Smith dan Cheri L Reither,1996) menyatakan bahwa diperlukan resource yang lebih bagi penyusunan Laba komprehensif dibandingkan dengan pada penyusunan Net Income. Penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada laba komprehensif
dianggap
memerlukan resourse yang lebih karena lebih banyak perusahaan yang memilih untuk mempergunakan laporan dengan metode net income pernyataan ini dapat
29
30
menjadi landasan bahwa pada keberadaan perusahaan yang mempergunakan laporan laba komprehensif kemungkinan diperlukan waktu penyusunan laporan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan pelaporan keuangan yang berdasarkan net income. Hal ini yang menjadi dasar perkiraan yang tertuang dalam hipotesis sebagai berikut : pos laba komprehensif berpengaruh pada kecepatan penyampaian laporan keuangan.
30
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang
mengarahkan proses dan hasil riset menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif. Rancangan penelitian merupakan kerangka untuk menunjukkan variabel-variabel yang diteliti dan menggambarkan langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset. Merancang penelitian berarti menentukan jenis risetnya, menentukan data yang akan digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesis yang dibangun (Jogiyanto, 2007). Berdasarkan topik yang akan dibahas, variabel-variabel yang digunakan dalam rancangan penelitian ini adalah pos laba komprehensif sebagai variabel independen dan kecepatan penyampaian laporan keuangan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel ini diperoleh melalui kajian teoritis dan kajian empiris. Melalui kajian tersebut dirumuskan masalah penelitian dan dibuat hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan pengujian secara statistik maka perlu untuk menentukan sampel penelitian, sumber datanya, dan metode pengumpulan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil
analisis
selanjutnya
diinterpretasikan
sehingga
dapat
menjawab
permasalahan yang ada dan diakhiri dengan membuat simpulan atas hasil yang diperoleh serta memberi saran-saran untuk penelitian selanjutnya yang akan
31
32
mengangkat topik yang sama. Rancangan penelitian ini dalam bentuk gambar adalah seperti Gambar 4.1.
Penyebab Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia
Kajian Teoritis
Kajian Empiris
Kecepatan Penyampaian LK Perusahaan
Pos laba komprehensif
Permasalahan
Hipotesis
Pengolahan Data
Pembahasan Hasil
Simpulan dan Saran
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
32
a. b. c. d.
Metode Penelitian Jenis dan sumber data Identifikasi variable Metode pengumpulan data Teknik analisis data
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan
informasi laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan menggunakan Indonesian Capital Market Directory. Badera (2008), menyatakan alasan digunakannya Indonesian Capital Market Directory sebagai lokasi penelitian adalah: (1) daftar perusahaan telah dikelompokkan dalam beberapa industri dan sub-sub kelompok industri, termasuk manufaktur. (2) perusahaan yang bersifat terbuka akan berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan reputasinya melalui berbagai informasi. 4.3
Penentuan Sumber Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008. 2) Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun 2008. 3) Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke Bapepam untuk tahun 2008. 4) Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyampaian laporan keuangan tahun 2008.
33
34
5) Tahun buku laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari berbagai sumber antara lain situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), situs Bapepam (www.bapepam.go.id), dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 4.4
Variabel Penelitian
4.4.1
Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kecepatan penyampaian pelaporan keuangan perusahaan (TIME). Kecepatan perusahaan yang dimaksud adalah kecepatan perusahaan dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan yakni setelah tanggal 31 Desember. Jumlah hari penyampaian
laporan
keuangan menjadi dasar
pengukuran
kecepatan
perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan. 4.4.2
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah pos laba komprehensif
(COMPIN) diukur dengan jumlah item pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan ekuitas.
4.5
Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif, kemudian
dilakukan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis data menggunakan teknik
34
analisis regresi sederhana. Sebelum model regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. 4.5.1
Uji Normalitas Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Pengujian normalitas
data
dilakukan
dengan
uji
Kolmogorov-Smirnov.
Residual
berdistribusi normal apabila tingkat signifikannya menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05. 4.5.2
Analisis Regresi Sederhana Setelah memenuhi uji normalitas, maka pengujian selanjutnya adalah
pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Persamaan regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibangun. Analisis regresi sederhana ini akan dikerjakan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social Sciences) Release 16.
Persamaan regresi
sederhana ini dirumuskan sebagai berikut:
TIME
= α + β1COMPIN + ε
Keterangan: TIME β0 β1-β5 COMPIN ε
= = = = =
Kecepatan penyampaian laporan keuangan konstanta koefisien regresi Comprehensive income(pos laba komprehensif) error
35
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Deskripsi Seleksi Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
periode tahun 2008. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, disajikan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Metode Purposive No
Kriteria
Jumlah
1
Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008
393
2
Data tidak lengkap Penutupan laporan keuangan tidak pada tanggal 31 Desember Data Tidak Digunakan (data outlier) karena penyerahan laporean keuangan terlalu jauh dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan pada peraturan Total sampel selama periode penelitian
77
3
12
304
Sumber: www.idx.co.id, data diolah Perusahaan yang go public sampai dengan tahun 2008 sebanyak 393 perusahaan, berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan diperoleh sebanyak 304 perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
36
5.2
Statistik Deskriptif Berikut akan dijelaskan statistik deskriptif yaitu menjelaskan data dari
seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Variabel TIME COMPIN Valid N (listwise)
N 304 304 304
Minimun
Maximum
23,00 0,00
149,00 3,00
Mean 89,4901 1,0822
Std. Deviasi 17,29782 0,96634
Sumber: Lampiran 2 Berdasarkan tabel statistik deskriptif, jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 304 observasi. TIME adalah kecepatan perusahaan dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan yakni setelah tanggal 31 Desember. Nilai rata-rata kecepatan tersebut adalah 89,4901. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan ratarata perusahaan publik menyerahkan laporan keuangan tahunannya adalah sebesar 89 hari. Variabel pos laba komprehensif (COMPIN) yang diukur dengan jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan ekuitas mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,0822 dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimun sebesar 3 serta standar deviasi sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item
pos laba komprehensif yang disajikan dalam
pelaporan perubahan ekuitas sebanyak satu item.
37
38
5.3
Pengujian Normalitas Statistik uji yang digunakan untuk menguji normalitas adalah One -
Sample Kolmogorov – Smimov (K-S) Test. Kriteria yang digunakan adalah Ho diterima bila sig. K-S > 0,05. Sebaliknya bila sig. K-S < 0,05, maka tolak Ho. Dari pengujian diperoleh sig. K-S = 0,079, maka sig. K-S > 0,05, dengan demikian Ho diterima. Artinya data yang diolah memiliki residual yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Uji Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnor Z Asymp.Sig (2-tailed) Sumber: Lampiran 3 5.4
Unstandardized Residual 304 0,0000000 17,18646923 0,222 0,198 -0,222 1,272 0,079
Analisis Regresi Linear Sederhana Pengujian model analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi
sederhana dengan bantuan program SPSS Release 16. Model regresi sederhana ini digunakan untuk membuktikan variabel pos laba komprehensif berpengaruh pada kecepatan penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian model regresi linear sederhana terhadap pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan
38
penyampaian laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat ditunjukan pada Tabel 5.4 di bawah ini : Tabel 5.4 Hasil Regresi Pengaruh Laba komprehensif pada Kecepatan Penyampaian Laporan Keuangan Regresi TIME = + 1COMPIN +
Variabel
Konstanta
87,296
Compin
2,028
Sig.
Kesimpulan H1 diterima
0,048
Sumber; Lampiran 4
Dari hasil regresi sederhana seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.4, maka persamaan adalah: TIME = 87,296 + 2,028COMPIN Berdasarkan berbagai parameter dalam persamaan regresi mengenai pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat diberikan interpretasi sebagai berikut: 1) Konstanta Nilai konstanta sebesar 87,296, berarti bahwa jika tidak ada variabel bebas pos
laba komprehensif, atau X = 0, TIME menunjukkan nilai sebesar
87,296. 2) Koefisien pos laba komprehensif Pos laba komprehensif berpengaruh positif signifikan pada kecepatan penyampaian laporan keuangan, dengan koefisien regresi adalah 2,028
39
40
dengan nilai signifikansi sebesar 0,048. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan penyajian satu pos laba komprehensif akan memerlukan tambahan waktu penyampaian laporan keuangan selama dua hari. 3) Koefisien Determinasi Pos laba komprehensif memiliki pengaruh terhadap kecepatan penyajian laporan keuangan yang ditunjukan dengan nilai R2 sebesar 0,010 yang berarti bahwa pos laba komprehensif mempengaruhi penyajian laporan keuangan sebesar 1% (satu persen) sedangkan sisanya sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) kecepatan penyajian laporan keuangan dipengaruhi oleh faktor lainnya.
40
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan dan diinterpretasikan hasil pengujian pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2008. Berdasarkan pengamatan atas data penelitian didapat bahwa rata-rata waktu yang diperlukan perusahaan untuk menyerahkan laporan keuangannya ke BAPEPAM setelah tanggal 31 Desember 2008 adalah selama 89,99 hari sedangkan waktu paling minimum yang diperlukan adalah selama 23 hari dan waktu maksimum dari data yang diolah adalah selama 149 hari. Jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan modal memiliki rata-rata sejumlah 1,0822 (satu buah) sedangkan jumlah minimum yang disajikan adalah 0 (nol buah) dan jumlah maksimum 3 (tiga buah). Hasil uji regresi menunjukan bahwa nilai konstantan adalah 87,296 yang memberikan gambaran bahwa waktu yang diperlukan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya ke pihak publik jika tidak ada pos laporan keuangan komprehensif adalah selama 87 hari. Hasil regresi juga menunjukan bahwa model regresi dengan variabel independen pos laba komprehensif dan variabel dependen kecepatan penyerahan laporan keuangan secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variable pos laba komprehensif mempunyai koefisien positif sebesar 2,028 dengan tingkat signifikansi 0,048 < 0,05, yang berarti H1
41
42
yang menyatakan bahwa pos laba komprehensif berpengaruh pada kecepatan penyampaian laporan keuangan tidak ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas menyebabkan perusahaan semakin lambat perusahaan melaporkan laporan keuangannya kepada publik. Sebagian besar perusahaan menyajikan laporan keuangannya dalam bentuk pelaporan net income sebab laporan keungan dengan metode ini dianggap mencerminkan jumlah sumber daya yang paling riil yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Di berbagai area pihak pengguna laporan keuangan menganggap bahwa keberadaan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan. Dengan demikian semakin lengkap dan akurat suatu laporan keuangan semakin spesifik pengguna mampu memberikan penilaian tentang nilai evaluasi kinerja perusahaan dan dasar penetapan standar pencapaian kinerja masa depan. Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi dan berdistribusi kepada pemilik. Pos yang melewati laporan laba rugi komprehensif disebut sebagai pos laba komprehensif (other comprehensive income). FASB menyatakan bahwa komponen pos laba komprehensif dapat disajikan melalui salah satu dari tiga cara berikut ini : 1) Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengindikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang difinisikan sebagai pos laba
42
komprehensif memiliki sstatus yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisonal. 2) Laporan laba rugi gabungan dimana laba bersih tradisional akan menjadi angka subtotal sementara total akhirnya adalah total laba komprehensif 3) Pendekatan yang ketiga adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan ekuitas pemegang saham. Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format kolom untuk setiap akun dalam total ekuitas pemegang saham. Pelaporan keuangan dengan metode laba komprehensif merupakan pelaporan yang mencoba menyajikan jumlah sumber daya yang dapat digunakan atau dikonsumsi perusahaan selama beberapa periode. Sumber daya yang dimaksud dapat merupakan sesuatu yang merupakan hasil estimasi. Walau merupakan suatu bentuk hasil estimasi pada beberapa pos dan memerlukan resource lebih bagi penyusunannya namun keberadaan pelaporan keuangan komprehensif mampu memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang keberadaan sumber daya dalam perusahaan sehingga bentuk penyajian laporan ini mampu menyediakan standar penyajian laporan keuangan yang lebih berarti bagi dasar penetapan standar pencapaian kinerja masa depan. Keadaan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Ali Saeedi (1999) menyatakan bahwa pelaporan keuangan yang berdasarkan pos laba komprehensif merupakan pelaporan yang menyajikan secara menyeluruh dalam penyajian pelaporan ekuitas jika dibandingkan dengan penggunaan metode laba bersih. Penelitian yang dilakukan Smith dan Reither (1996) menyatakan bahwa
43
44
diperlukan
resource
yang
lebih
bagi
penyusunan
laba
komprehensif
dibandingkan dengan pada penyusunan laba bersih. Penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada pos laba komprehensif dianggap memerlukan sumber yang lebih karena lebih banyak perusahaan yang memilih untuk mempergunakan laporan dengan metode laba bersih.
Pernyataan ini dapat menjadi landasan
bahwa pada keberadaan perusahaan yang mempergunakan laporan pos laba komprehensif kemungkinan diperlukan waktu penyusunan laporan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan pelaporan keuangan yang berdasarkan net income.
44
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pos
laba komprehensif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Sampel penelitian sebanyak 304 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa laba komprehensif yang diukur dengan jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan ekuitas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,048 yang lebih kecil dari (0,05) dengan koefisien regresi positif sebesar 2,028. Hal tersebut menunjukkan pos laba komprehensif berpengaruh positif pada kecepatan penyampaian laporan keuangan. Semakin banyak jumlah pos laba komprehensif yang disajikan dalam pelaporan perubahan ekuitas menyebabkan perusahaan semakin lambat untuk melaporkan laporan keuangannya kepada publik. 7.2
Saran Penelitian ini menguji pengaruh pos laba komprehensif pada kecepatan
penyampaian laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008.
45
46
Walau laba komprehensif mampu menyajikan laporan yang lebih mendetail tentang kinerja dan informasi sumberdaya perusahaan, namun keberadaan laba komprehensif masih dipandang sebagai informasi yang sebagian mengandung unsur estimasi. Observasi tentang laba komprehensif oleh FASB juga menjelasakan bahwa FASB hanya bisa menganjurkan tetapi belum mewajibkan entitas untuk menggunakan pelaporan laba komprehensif. Hal tersebut menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sebab masih terdapat banyak perusahaan yang menggunakan metode net income bagi proses pelaporannnya dengan keberadaan entitas yang seperti itu maka area dari penelitian ini tidak dapat
menjelaskan
komprehensif
gambaran
pada
kecepatan
hubungan
antara
penyampaian
keberadaan
laporan
pos
keuangan
laba ketika
keseluruhan entitas diwajibkan menggunakan pelaporan laba komprehensif sesuai dengan PSAK tahun 2009 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011. Penelitian berikutnya diharapkan dapat membandingkan sampel antara keberadaaan
pos
laba
komprehensif
ketika
masih
hanya
dianjurkan
penggunaannya dengan yang telah diwajibkan penggunaannya pada kecepatan penyerahan laporan keuangan Penelitian tersebut dimaksudkan agar diperoleh gambaran
yang
menyeluruh
tentang
pengaruh
keberadaan
komprehensif terhadap kecepatan penyerahan laporan keuangan.
46
pos
laba
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. The Intelligent to Indonesian Capital Market, 1st Edition. Mediasoft Indonesia. Ashton, H. Robert., Jhon J. Willington, and Robert K. Elliot, 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay, Journal of Accounting Research, Vol. 25, Autumn. Badera, I Dewa Nyoman. 2008. ”Pengaruh Kesesuaian Hubungan Corporate Governance dengan Budaya Korporasi terhadap Kinerja Perusahaan”. (disertasi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Beasley, M., 1996. An Empirical Analysis of The Relation Between The Board of Director Composition, Working Paper, University of Rochester, Penn State. Belkaoui, Ahmed. R. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Terjemahan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (2001). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke 8, Jakarta : Salemba Empat. Carslaw, A.P.N dan Kaplan, S.E. 1991. An Examination of Audit delay: Further evidence from New Zealand. Accounting and Business Research, Vol. 22 (82): Winter: p. 21-32 Chambers, Anne E, and Stephen H.Penman,1984. The Timeliness of Reporting and The Stock Price Reaction to Earnings Announcement. Journal of Accounting Research.p.204-220. Courtis, J.K, 1976. Relationship between timeliness in Corporate Reporting and Corporate Attributes. Accounting and Business Research, Vol. 6, Winter: p.45-56 Dahya. J., McConnell, J J. and Travlos, N.G.2002. The Cadbury Committee, Corporate Performance, and top Management turnover. The Journal of Finance. 57(1): 461-483.999 Dastgir, Mohsen and Velashani, Ali, Saeedi. 2008. Comprehensive Income and Net Income as Measures of Firm Performance: Some Evidence for Scale Effect. European Journal of Economic. Financial and Administrative Sciences. Issue 12.
47
48
Davies, B and Whittred, GP, 1980. The Association Between Selected Corporate Attributes and Timeliness in Corporate reporting: Further Analysis. Abacus, Vol 16 (1), June: p. 48-60 Dye, R.A, and Sridhar, S.S, 1975. Industry-wide Disclosure Dynamics. Journal of Accounting Research, Vol. 33, Spring, p. 157-174. Dyer, J.CIV and A.J.McHugh,1975. The Timeliness of The Australian Annual Report. Journal of Accounting Research; Autumn:.p. 204-219. Fama, E. dan M. Jensen, 1983. Separation of Ownership and Control. Journal of Political Economy 88: 288-308. FASB, 1978. Statement of Financial Accounting Standards No. 130:reporting Comprehensive Income. Stamford, Connecticut. FCGI, 2002. Pedoman Komite Audit Yang Efektif. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gilling, M.D, 1977. Timeliness in Corporate Reporting: Some Further Comments. Accounting and Business Research, 8 (29), Winter, p. 35-40. Givoly, D., and D.Palmon,1982. Timeliness of Annual Earning Announcement: Some Empirical Evidence. The Accouting Review 57: July:486-508. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometric. 4 th Edition. McGraw Hill. Halim, Varianada, 1999. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2 No. 1, April p.63-75. Hartono, Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Hilmi, Utari F.H dan Ali, Syaiful, 2008. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
48
Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang. 2002. Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi pertama. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE. Jakarta Stock Exhange, 2002, website: http://www.jsx.co.id. Jensen, M, and W.Meckling,1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics: 305-360. _____________, 1993. The Modern Industrial Revolution, Exit, and the Failure of Internal Control Systems. The Journal of Finance. 48(3): 831-881. Jordan, Charles. E. and Clark. Stanley. J. 1998. Comprehensive Income: How Is It Being Reported and What Are Its Effects?. The Journal of Applied Business Research. Vol. 8. Number 2. Khomsiyah, 2005. “Analisis Hubungan Struktur dan Indeks Corporate Governance dengan Kualitas Pengungkapan”. (Desertasi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Kim, Oliver., & Robert E. Verrechia. 1994. Market Liquidity and Volume Around Earning Announcement. Journal of Accounting and Economics. p. 41-67. Lorsch, J.W. 1989. Pawns or Potentates: The Reality of America’s Corporate Board. Boston Harvard Business School Press.
Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim, 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta. AMP-YKPN. Mizruchi, M. S. 1983. Who Control Whom? An Examination of the Relation between Management and boards of Directors in Large American Corporation. Academy of Management Review. 8. p. 426-435.
Na'im, Ainun,1999. Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14.No.2.P.85-100. Owusu, Stephen & Ansah, 2000. Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence Fram The Zimbabwe Stock Exchange. Journal Accounting and Business. Vol.30.p.241. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. 2007. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis, Tesis dan Desestasi. Denpasar: Universitas Udayana.
49
50
Respati, Novita, Wening, Tyas, 2001. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. (Tesis). Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Saleh, Rachmad, 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII:p 897-910. Schwartz, Kenneth B., & Billy S. Soo, 1996, The Association Between Auditor Change and Reporting Lags, Contemporary Accounting Research, Vol 13. Scott, W.R., 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition. New Jersey : Prentice Hall. Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2002. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sistya Rachmawati, 2008, Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Junal Akuntansi dan Keuangan,Vol 10, NO.1, Mei 2008, Hal.1-10. Smith, Pamela. A and Reither, Cheri. L. 1996. Comprehensive Income and the Effect of Reporting It. Financial Analysts Journal. Vol. 52. No. 6. November. p.14-19. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-9. Bandung: Alfabeta. Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE. Suharli, M., DAN Rachpriliani, A. 2006. “Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.8 No.1 (April): 34-55. Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada Earning Response Coefficient: Stufi di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VII Ikatan Akuntan Indonesia. Hal: 754-776. Utama, Suyana, Made. 2008. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama.
50
Velashani,Ali Saeedi. 1999. Examining the Superiority of Comprehensive Income to Net Income as a Measure of Firm Performance. European Journal of Economic. Financial and Administrative Sciences
Watts R. and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. New York: Prentice Hall. Weston F.J., and Copeland, T.E. 1995. Manajemen Keuangan (Terjemahan). Edisi 9. Jakarta: Binarupa Aksara. Wild.J.J., K.R.Subramanyam dan R.F. Halsey. 2003. Financial Statement Analysis. Eight Edition. Singapore: McGraw-Hill. Wirakusuma, Made Gede, 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Kepada Publik. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1 No. 1, Juli p.52 – 74. Wolk, H.I., Tearney M.G., dan James L. Dodd, 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. South Western College Publishing, 5th Edition. Zahra, S., and Peace, J. 1992. Board Compotion from a Stategic Contigency Perspective. Journal of Management Studies. Vol. 29. p. 411-438.
51