PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 20072009 Citra Puspita Dewi Wahyu Meiranto, S.E., MSi.,Akt
ABSTRACT This study aims to examine the effect of intellectual capital (VAICTM) on corporate financial performance (profitability, productivity, growth, and market valuation). Profitability measured by return on asset (ROA), productivity measured by asset turnover (ATO), growth measured by growth in revenue (GR), and market valuation measured by market to book value (MB). Independent variable used in this study is intellectual capital which is measured by VAIC TM, while dependent variable used are ROA, ATO, GR, and MB. Sample of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) with the sample period 2007-2009. Data collected by purposive sampling method. Sample used in this study were 47 companies each year. This study uses simple linier regression for data analysis. The results showed that intellectual capital provides a positive and significant influence on profitability, productivity, growth, and market valuation of the company. Overall, this research found that human capital (VAHU) gives the most contribution in creating value added of the company.
Key words :
intellectual capital, profitability, productivity, growth, and market valuation
PENDAHULUAN Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labour-based business), menuju bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan (knowledge-based business), sehingga karakteristik perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan
dengan
penerapan
manajemen
pengetahuan
(knowledge
management) maka kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan
transformasi
dan
kapitalisasi
dari
pengetahuan
itu
sendiri
(Sawarjuwono, 2003). Yudianti (2000) menyatakan bahwa perubahan proses bisnis, munculnya pemahaman baru mengenai proses produksi, peran konsumen dan juga pandangan perusahaan terhadap peran penting sumber daya manusia memiliki dampak pada pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang fokusnya kinerja perusahaan sering dianggap kurang memadai sebagai suatu pelaporan kinerja perusahaan. Ada hal lain yang perlu disampaikan kepada para pengguna laporan keuangan yang bisa menjelaskan nilai lebih yang dimiliki perusahaan seperti inovasi, penemuan, pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia, relasi dengan konsumen dan sebagainya yang sering diistilahkan sebagai knowledge capital atau intellectual capital, tetapi sulit disampaikan kepada pihak luar karena belum ada standar akuntansi yang mengaturnya. Perusahaan yang mempunyai kinerja intellectual capital yang baik cenderung akan mengungkapkan intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan dengan lebih baik. Semakin tinggi kinerja intellectual capital perusahaan, maka semakin baik tingkat pengungkapannya, karena pengungkapan mengenai intellectual capital dapat meningkatkan kepercayaan para stakeholder terhadap perusahaan. Dengan pemanfaatan dan pengelolaan intellectual capital yang baik, maka kinerja perusahaan juga semakin meningkat. Ukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas (ROA) yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan total aset yang dimilikinya, rasio produktifitas (ATO) yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan total aset yang dimiliki, rasio pertumbuhan pendapatan (GR), serta nilai pasar yang diproksikan oleh market to book value (MB). Pemilihan model VAICTM sebagai proksi untuk
intellectual capital
mengacu pada penelitian Firrer dan William (2003), Chen et al (2005), dan Ulum (2008). Indikator dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan return on asset (ROA), asset turnover (ATO), pertumbuhan pendapatan (GR), dan market to book value (MB). Penelitian ini merupakan penyempurnaan dari penelitian Ulum (2008), yaitu dengan menambahkan variabel market to book value (MB), menggunakan sektor perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian, dan pengembangan hipotesis. Variabel market to book value (MB) digunakan karena apabila selisih yang terjadi antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya cukup signifikan hal ini menandakan adanya aset tersembunyi yang tidak tercantum dalam laporan keuangan yaitu intellectual capital. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian karena industri maufaktur memiliki lingkup yang luas.
TELAAH PUSTAKA Teori-teori yang dapat menjelaskan pentingnya pengungkapan intellectual capital atau modal intelektual diantaranya adalah: 2.1 Stakeholder Theory Salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan adalah kinerja intellectual capital, semakin baik kinerja intellectual capital dalam suatu perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapannya dalam laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para stakeholder terhadap perusahaan. Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal maka value creation yang dihasilkan akan semakin baik. Penciptaan nilai (value creation) yang dimaksud adalah pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value
added bagi perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder (Ulum, 2009). 2.2 Knowledge-Based Theory Knowledge-based theory menganggap pengetahuan sebagai sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengetahuan merupakan aset yang apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahan meningkat otomatis nilai perusahan akan ikut meningkat (Ramadhan, 2009). Semakin baik perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki, diharapkan akan menciptakan kompetensi yang khas bagi perusahaan yang diharapkan mampu mendukung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 2.4.1
Hubungan Intellectual Capital dengan Return on Asset (ROA) Pengukuran
kinerja
perusahaan
yang
diproksikan
dengan
ROA
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya
yang dimiliki. Penggunaan sumber daya
perusahaan secara efisien dapat memperkecil biaya sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan stakeholder theory dan knowledge-based theory yaitu apabila perusahaan dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sebagai sarana untuk meningkatkan laba, hal ini akan menguntungkan para stakeholder. Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) dan Ulum (2008) menunjukkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, apabila perusahaan dapat mengelola dan mengembangkan intellectual capital yang dimiliki dengan baik, maka akan terjadi peningkatan terhadap ROA yang mengindikasikan kinerja keuangan yang semakin baik, sehingga menghasilkan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC™ sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 :
Terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Return On Asset (ROA).
2.4.2
Hubungan Intellectual Capital dengan Asset Turnover (ATO) Sesuai dengan Knowledge-based theory yaitu apabila perusahaan dapat
mengelola dan memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki, diharapkan akan menciptakan kompetensi yang khas bagi perusahaan yang diharapkan mampu mendukung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan karena produk yang dihasilkan akan lebih unggul dibandingkan produk lainnya. Menurut pandangan stakeholder theory yaitu bahwa peningkatan penjualan yang dihasilkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang akan menguntungkan para stakeholder. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2008) membuktikan bahwa perusahaan yang lebih efisien dalam produktifitas juga akan memiliki intellectual capital yang lebih tinggi. Sehingga menghasilkan keuntungan kompetitif dan nilai lebih bagi perusahaan, hal ini akan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik Oleh karena itu, dengan menggunakan metode VAIC™ sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut: H2 :
Terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Asset Turnover (ATO).
2.4.3
Hubungan Intellectual Capital dengan Growth in Revenue (GR) Menurut pandangan Stakeholder Theory dan Knowledge-Based Theory,
keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan akan bergantung pada pengembangan sumber daya perusahaan. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya intelektual secara efektif dan efisien akan mendorong kemampuan pengembangan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelian yang dilakukan Chen et.al. (2005) memberikan bukti empiris bahwa intellectual capital (VAIC™) berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan (Solikhah, 2010). Peningkatan terhadap Growth in Revenue (GR) menunjukkan terjadinya peningkatan pendapatan perusahaan, yang disebabkan oleh transformasi dan kapitalisasi dari pemanfaatan intellectual capital yang baik, sehingga akan berdampak positif pada kinerja perusahaan. Oleh karena itu, dengan menggunakan
metode VAIC™ sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut: H3 :
Terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Growth in Revenue (GR).
2.4.4
Hubungan Intellectual Capital dengan Market to Book Value (MB) Hasil penelitian Chen et.al (2005) menunjukkan bahwa investor cenderung
akan membayar lebih tinggi atas saham perusahaan yang memiliki sumber daya intelektual yang lebih dibandingkan terhadap perusahaan dengan sumber daya intelektual yang rendah. Harga yang dibayar oleh investor tersebut mencerminkan nilai perusahaan. Market value terjadi karena masuknya konsep modal intelektual yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan (Abidin dalam Ulum 2009). Menurut pandangan knowledge-based theory yaitu apabila perusahaan dapat memanfaatkan intellectual capital untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya. Hal ini sesuai dengan pandangan stakeholder theory yaitu apabila kinerja perusahaan semakin meningkat labanya juga akan meningkat sehingga menghasilkan keuntungan yang nantinya dapat dinikmati oleh para pemegang saham. Oleh karena itu, perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku yang signifikan mengindikasikan adanya aset tersembunyi yaitu intellectual capital. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan intellectual capital akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga menghasilkan keuntungan kompetitif maupun nilai lebih bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC™ sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut: H4 :
Terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Market to Book Value (MB).
METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan TeknikPengambilan Sampel Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari website BEI, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), pojok BEJ Undip dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain laporan tahunan perusahaan, laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007-2009. Kualifikasi sampel yang memenuhi kriteria: a. Perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2009. b. Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas positif. c. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif. d. Perusahaan yang memiliki asset turnover yang positif. e. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan auditan selama 3 tahun, yakni dari tahun 2007-2009. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini mengunakan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). VAIC™ merupakan basis pengukuran pokok untuk ketiga variabel independen dalam penelitian ini yaitu kinerja intellectual capital yang diukur dengan value added yang diciptakan oleh physical capital, human capital dan structural capital. b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan:
Return on Asset (ROA) Merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.
Asset Turnover (ATO) Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan untuk menghasilkan pendapatan.
Growth in Revenue (GR) Growth in Revenue (GR) mengukur perubahan pendapatan perusahaan.
Market to Book Value (MB) Menggambarkan perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya.
3.3 Teknik Analisis Data a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memnberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006). b. Uji Asumsi Klasik Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus terlebih dulu memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. c. Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Linier Sederhana Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk variabel independen.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena jumlah variabel independen hanya satu, yaitu VAICTM, sehingga persamaan regresi yang terbentuk yaitu: Y = a + bX + c
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) dilaksanakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dilihat dari koefisien standardized yang memberikan nilai path atau jalur. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu bererti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih besar dari t tabel, membuktikan bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan periode
pengamatan selama tiga tahun, yaitu tahun 2007-2009. Berdasarkan data yang diperoleh dengan metode purposive sampling, jumlah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah 151 perusahaan. Oleh karena itu diperoleh jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan setiap tahun, sehingga diperoleh sejumlah 141 data. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengalikan jumlah perusahaan (47 perusahaan) dengan jumlah tahun periode penelitian (3 tahun). 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Dari keseluruhan sampel yang dianalisis, untuk variabel independen yaitu value added of intellectual capital (VAICTM) dengan indikator VACA, VAHU, dan STVA menunjukkan bahwa VAHU memiliki nilai tertinggi dibandingkan VACA dan STVA. Ini menjelaskan bahwa karyawan memberikan kontribusi paling besar terhadap penciptaan nilai tambah bagi perusahaan. Nilai rata-rata value added of capital employeed (VACA) adalah sebesar 0,4793. Hal ini memperlihatkan bahwa capital employed yang dimiliki perusahaan dapat memberikan suatu nilai tambah sebesar 47,9% kepada perusahaan. Nilai
VACA terendah adalah sebesar 0,06 untuk sampel perusahaan Kabelindo Murni tahun 2009 dan nilai VACA tertinggi adalah 1,47 untuk sampel perusahaan Indocement Tunggal Perkasa tahun 2008. Sedangkan nilai standar deviasinya adalah sebesar 0,287 Nilai rata-rata value added of human capital (VAHU) adalah sebesar 2,076. Dalam hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 pembayaran yang diberikan kepada karyawan mampu menciptakan nilai tambah sebesar 2,076 kali lipat atau sebesar Rp 2,08 kepada perusahaan. Nilai VAHU terendah 0,91 untuk sampel perusahaan Kabelindo Murni tahun 2009 dan nilai VAHU tertinggi adalah 3,62 untuk sampel perusahaan Trias Sentosa tahun 2009. Sedangkan nilai standar deviasinya adalah sebesar 0,687. Nilai rata-rata structural capital value added (STVA) adalah sebesar 0,461. Nilai sebesar 0,4611 dapat diartikan bahwa modal struktural memberikan 46,1% di dalam penciptaan nilai tambah bagi perusahaan. Nilai STVA terendah adalah 0,02 untuk sampel perusahaan PT. Pyridam Farma Tbk tahun 2008, sedangkan nilai STVA tertinggi adalah 0,72 untuk sampel perusahaan Cahaya Kalbar, Trias Sentosa, dan Indocement Tunggal Perkasa tahun 2009. Nilai standar deviasinya adalah 0,184. Nilai rata-rata value added of intellectual capital (VAICTM) sebesar 3,0172 yang berarti bahwa modal intelektual yang dimiliki dan dikelola perusahaan memberikan value added sebesar 3 kali lipat. Nilai tertinggi VAICTM sebesar 4,51 yaitu pada perusahaan Trias Sentosa dan Holcim Indonesia pada tahun 2009 sedangkan nilai terendah adalah 1,07 untuk perusahaan Kabelindo Murni tahun 2009. Nilai standar deviasi sebesar 0,881. Untuk variabel dependen yaitu ROA, ATO, MB, dan GR diperoleh ratarata ROA adalah sebesar 0,1987 dengan nilai tertinggi sebesar 0,56 untuk perusahaan Fajar Surya Wisesa pada tahun 2009 dan nilai terendah sebesar 0,01 untuk perusahaan Bentoel International Investama pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan belum maksimal menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Nilai standar deviasi adalah 0,129.
Nilai rata-rata ATO adalah sebesar 1,4963 dengan nilai tertinggi sebesar 3,79 untuk perusahaan Indospring tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut perusahaan Indosping telah mamanfaatkan dan menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan nilai ATO terendah adalah sebesar 0,50 untuk sampel perusahaan Multistrada Arah Sarana pada tahun 2007. Nilai standar deviasinya sebesar 0,560. Nilai rata-rata GR adalah sebesar 0,5059 dengan nilai tertinggi sebesar 1,09 untuk perusahaan Cahaya Kalbar tahun 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan Cahaya Kalbar semakin meningkat sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi perekonomiannya dengan sangat baik. Nilai terendah sebesar 0,03 untuk perusahaan Kageo Igar Jaya pada tahun 2008. Nilai standar deviasinya adalah 0,176. Nilai rata-rata MB adalah sebesar 1,2993 dengan nilai tertinggi sebesar 2,53 untuk perusahaan United Tractor pada tahun 2007. Hal tersebut mengindikasikan bahwa apresiasi pasar atas nilai lebih yang dimiliki perusahaan United Tractor sangat tinggi. Nilai terendah sebesar 0,63 untuk perusahaan Arwana Citramulia tahun 2009. Nilai standar deviasi sebesar 0,448. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak(Ghozali, 2006). a. Hasil Uji Normalitas Pengaruh VAICTM terhadap Return on Asset (ROA) Berdasarkan tampilan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang memberikan nilai 0,997 dengan probabilitas 0,273 jauh diatas α=0,05 yang berarti data terdistribusi normal, sehingga uji statistik menjadi valid.
Uji Statistik Non-Parametik Kolmogorov-Smirnov ROA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
141
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.11680183
Absolute
.084
Positive
.084
Negative
-.043
Kolmogorov-Smirnov Z
.997
Asymp. Sig. (2-tailed)
.273
a. Test distribution is Normal. b.
Calculated from data.
b. Hasil Uji Normalitas Pengaruh VAICTM terhadap Asset Turnover (ATO) Berdasarkan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang memberikan nilai 1,174 dengan probabilitas 0,127 jauh diatas α=0,05 yang berarti data terdistribusi normal, sehingga uji statistik menjadi valid. Uji Statistik Non-Parametik Kolmogorov-Smirnov ATO
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
141 .0000000 .54986021 .099 .099 -.049 1.174 .127
c. Hasil Uji Normalitas Pengaruh VAICTM terhadap Growth in Revenue (GR) Berdasarkan tampilan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang memberikan nilai 0,994 dengan probabilitas 0,277 jauh diatas α=0,05 yang berarti data terdistribusi normal, sehingga uji statistik menjadi valid. Uji Statistik Non-Parametik Kolmogorov-Smirnov GR One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
141 .0000000 .17315916 .084
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
.084 -.066 .994
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.277
d. Hasil Uji Normalitas Pengaruh VAICTM terhadap Market to Book Value (MB) Berdasarkan tampilan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang memberikan nilai 1,300 dengan probabilitas 0,068 diatas α=0,05 yang berarti data terdistribusi normal, sehingga uji statistik menjadi valid. Uji Statistik Non-Parametik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
141 .0000000 .43501793 .109 .109 -.070 1.300 .068
4.2.2.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi pada model regresi artinya ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji D-W). Berdasarkan nilai tabel Durbin-Watson dengan signifikansi 5%, jumlah sampel 141 (n = 141), dan jumlah variabel independen 1 (k = 1), didapatkan nilai dl sebesar 1,720 dan nilai du sebesar 1,746. Hasil uji autokorelasi untuk variabel VAICTM terhadap keempat variabel dependennya, yaitu ROA, ATO, MB, dan GR berada di atas nilai du (1,746) dan di bawah 4-du (2,254) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi. Hasil Uji Autokorelasi
MODEL
ROA
Durbin-Watson ATO GR
1 VAICTM 1.982 1.919 Sumber : data sekunder diolah
1.914
MB 1.834
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ROA, ATO, MB, dan GR) dengan residualnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Berdasarkan grafik scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel VAICTM terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA, ATO, MB, dan GR).
Hasil Uji Heteroskedastisitas
4.3
Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Hipotesis I: Intellectual Capital (VAICTM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) 1.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya nilai adjusted R square adalah sebesar 0,171, yang berarti 17,1% variasi ROA dapat dijelaskan oleh VAICTM. Sedangkan sisanya (100% - 17,1% = 82,9 %) dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model. Nilai R sebesar 0,420 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 42%. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat antara intellectual capital dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA). Nilai standar error of estimate (SEE) adalah 0,11722. SEE menunjukkan nilai yang kecil sehingga membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien Determinasi VAICTM terhadap ROA Model Summary
Model 1
R Square
.420 a.
2.
R a
.177
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .171
.11722
Predictors: (Constant), VAIC
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (VAICTM) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (ROA). Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk: ROA = 0,013 + 0,061 VAICTM Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien regresi VAICTM adalah sebesar 0,061 memiliki arti bahwa variabel VAICTM memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel dependen, yang dalam hal ini adalah ROA. Oleh karena itu apabila terjadi peningkatan terhadap VAICTM
maka akan terjadi
peningkatan terhadap ROA. Nilai t hitung adalah sebesar 5,460 dengan signifikansi sebesar 0,000, sedangkan nilai t tabel adalah 1,6558 dengan signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka hipotesis satu (H1) diterima. Hasil Uji Statistik t VAICTM terhadap ROA Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.013
.035
VAIC
.061
.011
Coefficients Beta
t
.420
Sig. .379
.706
5.460
.000
a. Dependent Variable: ROA
4.3.2 Uji Hipotesis II: Intellectual Capital (VAICTM) berpengaruh positif terhadap Asset Turnover (ATO) 1.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya nilai adjusted R square adalah sebesar VAIC
TM
0,027, yang berarti 2,7% variasi ATO dapat dijelaskan oleh
. Sedangkan sisanya (100% - 2,7% = 97,3 %) dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain di luar model. Nilai R sebesar 0,185 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 18,5%. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat antara intellectual capital dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Asset Turnover (ATO). Nilai standar error of estimate (SEE) adalah 0,55183. SEE menunjukkan nilai yang kecil sehingga membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
Koefisien Determinasi VAICTM terhadap ATO Model Summary
Model
2.
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
.185
.034
a.
Predictors: (Constant), VAIC
.027
.55183
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (VAICTM) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (ATO). Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk: ATO = 1,141 + 0,118 VAICTM Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien regresi VAICTM adalah sebesar 0,118 memiliki arti bahwa variabel VAICTM memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel dependen, yang dalam hal ini adalah ATO. Oleh karena itu apabila terjadi peningkatan terhadap VAICTM
maka akan terjadi
peningkatan terhadap ATO. Nilai t hitung adalah sebesar 2,225 dengan signifikansi sebesar 0,028, sedangkan nilai t tabel adalah 1,6558 dengan signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka hipotesis dua (H2) diterima. Hasil Uji Statistik t VAICTM terhadap ATO Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 1.141
.166
.118
.053
VAIC a.
Dependent Variable: ATO
Coefficients Beta
t
.185
Sig. 6.854
.000
2.225
.028
4.3.3 Uji Hipotesis III: Intellectual Capital (VAICTM) berpengaruh positif terhadap Growth in Revenue (GR) 1.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya nilai adjusted R square adalah sebesar
0,028, yang berarti 2,8% variasi GR dapat dijelaskan oleh
VAICTM. Sedangkan sisanya (100% - 2,8% = 97,2%) dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model. Nilai R sebesar 0,188 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 18,8%. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat antara intellectual capital dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Growth in Revenue (GR). Nilai standar error of estimate (SEE) adalah 0,17378. SEE menunjukkan nilai yang kecil sehingga membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien Determinasi VAICTM terhadap GR Model Summary
Model 1
R
R Square
.188
a
.035
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .028
.17378
a. Predictors: (Constant), VAIC
2.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (VAICTM) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (GR). Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk: GR = 0,393 + 0,038 VAICTM Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien regresi VAICTM adalah sebesar 0,038 memiliki arti bahwa variabel VAICTM memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel dependen, yang dalam hal ini adalah GR. Oleh karena itu apabila terjadi peningkatan terhadap VAICTM
maka akan terjadi
peningkatan terhadap GR. Nilai t hitung adalah sebesar 2,253 dengan signifikansi sebesar 0,026, sedangkan nilai t tabel adalah 1,6558 dengan signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka hipotesis tiga (H3) diterima Uji Statistik t VAICTM terhadap GR Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.393
.052
VAIC
.038
.017
Coefficients Beta
t
.188
Sig. 7.490
.000
2.253
.026
a. Dependent Variable: GR
4.3.4 Uji Hipotesis IV: Intellectual Capital (VAICTM) berpengaruh positif terhadap Market to Book Value (MB) 1.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya nilai adjusted R square adalah sebesar
0,051, yang berarti 5,1% variasi MB dapat dijelaskan oleh
VAICTM. Sedangkan sisanya (100% - 5,1% = 94,9 %) dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model. Nilai R sebesar 0,241 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 24,1%. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat antara intellectual capital dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Market to Book Value Ratio (MB). Nilai standar error of estimate (SEE) adalah 0,43658. SEE menunjukkan nilai yang kecil sehingga membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
Koefisien Determinasi VAICTM terhadap MB Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.241
a
.058
.051
.43658
a. Predictors: (Constant), VAIC
2.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (VAICTM) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (MB). Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk: MB = 0,929 + 0,123 VAICTM Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien regresi VAICTM adalah sebesar 0,123 memiliki arti bahwa variabel VAICTM memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel dependen, yang dalam hal ini adalah MB. Oleh karena itu apabila terjadi peningkatan terhadap VAICTM
maka akan terjadi
peningkatan terhadap MB. Nilai t hitung adalah sebesar 2,931 dengan signifikansi sebesar 0,004, sedangkan nilai t tabel adalah 1,6558 dengan signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka hipotesis empat (H4) diterima.
Uji Statistik t VAICTM terhadap MB Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.929
.132
VAIC
.123
.042
a. Dependent Variable: MB
Coefficients Beta
t
.241
Sig. 7.054
.000
2.931
.004
PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, landasan teori, hipotesis dan hasil
pengujian yang dilakukan sebagaimana telah disajikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan: 1.
Intellectual capital (VAICTM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA), sehingga H1 diterima.
2.
Intellectual capital (VAICTM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas perusahaan yang diukur dengan Asset Turnover (ATO), sehingga H2 diterima.
3.
Intellectual capital (VAICTM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan Growth in Revenue (GR), sehingga H3 diterima.
4.
Intellectual capital (VAICTM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap market valuation perusahaan yang diukur dengan Market to Book Value (MB), sehingga H4 diterima. 5. Diantara tiga indikator VAICTM yaitu VACA, VAHU dan STVA, terbukti bahwa VAHU memiliki nilai tertinggi dibandingkan kedua indikator lainnya.Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan paling besar terhadap penciptaan nilai tambah (value added) perusahaan adalah berasal dari karyawannya.
5.2
Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Keterbatasan dalam mengakses data laporan keuangan perusahaan. 2. Data yang dipakai menunjukkan bahwa intellectual capital memberi pengaruh yang kecil terhadap kinerja keuangan perusahaan.
5.3
Saran 1. Apabila terdapat kesulitan dalam mengakses data, dapat meminta secara langsung laporan keuangan tersebut pada perusahaan terkait.
2. Dapat menggunakan sampel perusahaan hi-tech industri karena perusahaan hi-tech industri mengindikasikan penggunaan pengetahuan dan teknologi yang lebih maksimal. 3. Penelitian selanjutanya tidak hanya meneliti mengenai pengaruh intellectual capital terhadap financial performance, namun juga terhadap faktor lain seperti management performance.
DAFTAR PUSTAKA
Anata, Lia. 2004. “Modal Intelektual dan Kinerja Perusahaan: Sebuah Review Aplikasi Manajemen Modal Intelektual dalam Era Baru Manufaktur”. Telaah Bisnis. Vol. 5, No. 2, h. 143-154 Astuti, Partiwi Dwi dan Arifin Sabeni. 2005. “Hubungan Intellectual Capital dan Bussiness Performance dengan Diamond Spesification: Sebuah Perspektif Akuntansi”. Jurnal SNA VIII Solo Bontis, Nick. 2000. ”Assessing Knowledge Assets: A Review of The Models Used to Measure Intellectual Capital”. International Journal of Technology Management. Vol.3. No.1. p.41-60. Chen, Ming-Chin. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’s Market Value and Financial Performance”. www.emeraldinsight.com/1469-1930.htm Firer,S., and S.M. Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance”. http://www.emeraldinsight.com/1469-1930.htm Gan, Kin dan Zakiah Saleh. 2008. Intellectual Capital and Corporate Performance of Technology Intensive Companies: Malaysia Evidence. Asian Journal of Business and Accounting. Vol.1. No.1. p. 113-130. Guthrie, James dan Richard Petty. 2000. “The Voluntary Reporting of Intellectual Capital: Comparing Evidence from Hong Kong and Australia”.. http://www.ziddu.com/download/9191843/ThevoluntaryreportingofICAustraliaandHongkong.pdf.html Hartono, Budi . (Oktober 2001). “Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan”. Media Akuntansi. Edisi 2, Tahun VIII, h.65-72 Hidayat. 2000. “Peranan Strategis Modal Intelektual dalam Persaiangan Bisnis di Era Jasa”. EKUITAS. Vol. 5. No. 3, h.293-312 Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Kuryanto, B. dan M. Safruddin. 2008. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 1, h.1-20 Saputro, Julianto Agung. 2001. “Upaya Pengembangan Ukuran dan Pengungkapan Intellectual Capital dalam Laporan Keuangan”. Kajian Bisnis. No.22. Edisi Januari-April. h.45-56. Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, h.31-51 Solikhah, Badingatus. 2010. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan dan Nilai Pasar pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Sugeng, Imam. 2000. “Mengukur dan Mengelola Intellectual Capital”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15, No. 2, h.247-256 Tan, H.P., D.Plowman, P.Hancock. 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies”. www.emeraldinsight.com/1469-1930.htm Ulum, Ihyaul dkk. 2008a. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”. Jurnal SNA XI Pontianak. _____________. 2008b. “Intellectual Capital Sektor Perbankan di Indonesia. Jurnal Akuntansi Keuangan, Februari 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Petra Surabaya. _____________. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yudianti, Ninik. 2000. Pengungkapan Modal Intelektual untuk Meningkatkan Kualitas Keterbukaan Pelaporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2, No. 3. h.271-281