PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ) FEBRI WIDYA FITRIANE Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi, Indonesia
Abstract This research aimed to know: (1)Intellectual Capital (2)Company Financial Performance (3) Effect of Intellectual Capital on Company Financial Performance in manufactory company listed on Bursa Efek Indonesia. In this research, the authors used descriptive analytical method with a survey approach. Data used is secondary data. Analytical techinic used is Linier Regression. The result are: Intellectual Capital has significant effect on manufactory company. Company Financial Performance has significan effect on manufactory company. Intellectual ccapital has significant effect on Company Financial Performance in manufactory company listed on BEI, equal to 77,3%.
Keywords: Intellectual Capital, Company Financial Performance. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Intellectual Capital (2) pengaruh kinerja keuangan perusahaan (3) pengaruh Intellectual Capital Tehadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Objek penelitian ini meliputi, Intellectual Capital , Kinerja Peruashaan di Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Data yang digunakan adalah data sekunder. Alat analitis yang digunakan adalah analisis Regresi Sederhana. Hasil Penelitiaan menunjukan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan sebesar 77,3%.
PENDAHULUAN Dewasa ini perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa ketat mengakibatkan banyak 1 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
perusahaan juga mengubah cara berbisnisnya (Yudianti, 2000). Agar dapat terus bertahan denga perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labour-based business), menuju bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan (knowledge-based business), sehingga karakteristik perusahaanya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) maka kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003). Pada pola industri yang sekarang memasuki zaman knowledge-based industries ini belum banyak dilaporkan secara memadai dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam era labour-based industries, perubahan lingkungan ekonomi terhadap akuntansi adalah pengenalan metode penyusutan dan kapitalisasi mencatat investasi yang besar pada aset fisik. Pengeluaran untuk investasi pada asset fisik bisa dilaporkan sebagai sumber daya perusahaan pada neraca, sedangkan perubahan lingkungan ekonomi era knowledge-based industry belum direspon secara memadai. Pengeluaran untuk investasi no fisik masih dicatat sebagai biaya, bukan dilaporkan sebagai aset atau sumber daya perusahaan yang nantinya akan mendatangkan future economic benefit (Hartono, 2001). Akibat terjadinya perubahan lingkungan pelaporan akuntansi maka terjadi perubahan paradigma pelaporan akuntansi, Hartono (2000) menyatakan bahwa paradigma akuntansi sebelumnya menganggap bahwa laporan keuangan memiliki fungsi stewardship, yaitu fungsi kepengurusan atau pertanggungjawaban pengelola kepada pemilik masih berdasarkan historical cost. Sedangkan paradigma akuntansi yang baru melihat bahwa laporan keuangan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh investor dan kreditor mensyaratkan sumber daya perusahaan harus diukur berdasarkan nilainya atau current value. Yudianti (2000) menyatakan bahwa perubahan proses bisnis, munculnya pemahaman baru mengenai proses produksi, peran konsumen dan juga pandangan perusahaan terhadap peran penting sumber daya manusia memilki dampak pada pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang fokusnya kinerja perusahaan sering dianggap kurang memadai sebagai suatu pelaporan kinerja perusahaan. Ada hal lain yang perlu disampaikan kepada para pengguna laporan yang bisa menjelaskan nilai lebih yang dimiliki perusahaan seperti inovasi, penemuan, pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia, relasi dengan konsumen dan sebagainya yang sering diistilahkan sebagai knowledge capital atau intellectual capital, tetapi sulit disampaikan kepada pihak luar karena belum ada standar akuntasi yang mengaturnya. 2 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Abidin (dalam Sawarjuwono, 2003) mengatakan bahwa intellectual capital sendiri masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan di Indonesia masing menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, dan perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih kepada human capital, structural capital, maupun customer capital. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti perkembangan yang ada, yaitu menejemen berbasis pengetahuan, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing secara kompetitif melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal intelektual yang dimiliki perusahaan. METODE Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif analitis dengan pendekatan survei. Metode deskriptif analitis merupakan matode yang dirancang untuk memperoleh informasi dan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya, sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas dengan objek yang akan diteliti, kemudian dapat dibuat suatu kesimpulan. Menggunakan pendekatan survey adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pemngumpulan data yang luas dan banyak.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 variabel, adapun variabel tersebut adalah : 1. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam hal iniyang menjadi variabel independennya adalah. a. Intellectual Capital (X), dimana indikatornya adalah Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Formulasi perhitungan VAIC™ terdiri atas beberapa tahap, antara lain sebagai berikut: 1. Menghitung Value Added (VA), yaitu selisih antara output dan input. VA = OUT – IN (1) Keterangan: Output (OUT)
: Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN)
: Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).
2. Menghitung Value Added Capital Employed (VACE) VACE = VA/CE (2) 3 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Keterangan: Value Added (VA)
: Selisih antara output dan input
Capital Employed (CE)
: Dana yang tersedia (ekuitas)
3. Menghitung Value Added Human Capital (VAHC) VAHC= VA/HC (3) Keterangan: Value Added (VA)
: Selisih antara output dan input
Human Capital (HC)
: Beban karyawan
4. Structural Capital Value Added (STVA) STVA = SC/VA (4) Keterangan: Structural Capital (SC) humancapital (HC)
: Selisih antara value added (VA) dan
Value Added (VA)
: Selisih antara output dan input
Human capital (HC)
: Beban karyawan
5. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC™ juga dapat dianggap sebagai Business Performance Indicator (BPI) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: VAIC™ = VACE + VAHC + STVA Business Performance Indicator (BPI) yang digunakan oleh Mavridis (2004), Kamath (2007), dan Ulum (2009:92) membagi modal intelektual perusahaan ke dalam empat kategori yaitu: 1. Top performers – skor VAIC
TM
2. Good performers – skor VAIC
di atas 3
TM
antara 2,00 sampai dengan 2,99
3. Common performers – skor VAIC 1,99
TM
antara 1,50 sampai dengan
TM
4. Bad performers – skor VAIC di bawah 1,50 2. Variabel Dependen Varabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini variabel 4 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
independen. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah kinerja keuangan perusahaan (Y). Sedangkan untuk kinerja keuangan dinilai dari Return on Equity, dan Return on Assets. 1. Formula untuk menghitung hasil dari ekuitas (Return on Equity) atau ROE sebagai berikut: 𝑁𝑒𝑡𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑅𝑂𝐸 = × 100% 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ( Heri, 2015) Dimana: ROE
= Return on Equity
Net Income
= laba bersih setelah pajak
Equity
= total modal
2. Formula yang digunakan untuk menghitung hasil dari total aktiva (return on assets) atau ROA, sebagai berikut: 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 ROA = × 100% 𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 ( Heri, 2015) Dimana: ROA
= tingkat pengembalian asset
Net Income
= laba bersih setelah pajak
Net Assets
= total asset
HASIL DAN PEMBAHASAN Intellectual Capital merupakan pengetahuan (knowledge), tetapi tidak semua pengetahuan termasuk intellectual capital. Dengan demikian cakupan intellectual capital adalah lebih sempit dari pengetahuan. Intellectual Capital dapat dikatakan sebagai sumber daya pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan di masa depan bagi perusahaan. Dimana pengetahuan tersebut 5 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
menjadi modal intelektual bila diciptakan, dipelihara dan ditransformasi serta diatur dengan baik.Bontis (2001) mengasumsikan bahwa peningkatan dan digunakannya pengetahuan dengan lebih baik akan menyebabkan pengaruh yang bermanfaat bagi perusahaan. Intellectual Capital merupakan bagian dari pengetahuan yang dapat memberi manfaat bagi perusahaan.Manfaat di sini berarti bahwa pengetahuan tersebut mampu menyumbangkan sesuatu atau memberikan kontribusi yang dapat memberi nilai tambah dan kegunaaan yang berbeda bagi perusahaan. Berbeda berarti pengetahuan tersebut merupakan salah satu faktor identifikasi yang membedakan suatu perusahaaan dengan perusahaaan yang lain. Jika Intellectual Capital dapat dioptimalkan oleh perusahaan maka diyakini perusahaan mampu menciptakan value added serta mampu menciptakan keunggulan bersaing dengan melakukan inovasi penelitian dan pengembangan yang akan bermuara terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Tingkat intellectual capital yang tinggi akan menggambarkan bahwa penciptaan nilai perusahaan semakin baik. Jika semakin tinggi nilai intellectual capital perusahaan, maka semakin tinggi nilai kinerjamasa depannya. Modal intelektual adalah alat kompetitif dan perusahaan harus mengelola dan mengembangkan intellectual capital untuk menjaga tingat kompetitif perusahaan tersebut (Bontis, dalam Khori.ah, 2013). Dalam penelitian ini, intellectual capital akan diukur dengan VAIC(Value Added Intellectual Coefficient),yaitu dengan mengukur efisiensi dari tiga jenis input perusahaan yaitu human capital , capital employed, dan structural capital. Data yang digunakan adalah data pada periode akhir Desember 2013. Adapun intellectual capital perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI penulis sajikan dalam Tabel 4.2 Tabel 4.2 Intellectual Capital Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI
6 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
No Nama
OUT
IN
VA
CE
HC
SC
1 INDF
Rp 61,188,565,000,000 Rp 53,367,182,000,000 Rp 7,821,383,000,000 Rp 38,373,129,000,000 Rp 2,660,136,000,000 Rp 5,161,247,000,000
2 KDSI
Rp
1,400,311,221,261 Rp
1,244,083,694,346 Rp
156,227,526,915 Rp
3 KICI
Rp
99,235,130,497 Rp
66,623,050,444 Rp
32,612,080,053 Rp
4 KLBF
Rp 16,108,079,360,151 Rp 12,558,584,232,686 Rp 3,549,495,127,465 Rp
352,008,887,573 Rp
120,224,754,721 Rp
36,002,772,194
73,976,578,603 Rp
25,192,579,335 Rp
7,419,500,718
8,499,957,965,575 Rp 1,545,251,432,668 Rp 2,004,243,694,797
5 MBTO Rp
650,724,633,078 Rp
543,329,176,763 Rp
107,395,456,315 Rp
451,318,464,718 Rp
90,639,652,445 Rp
16,755,803,870
6 PSDN
Rp
1,283,366,549,468 Rp
1,204,448,326,523 Rp
78,918,222,945 Rp
417,599,733,163 Rp
57,595,974,111 Rp
21,322,248,834
7 PYFA
Rp
195,946,448,594 Rp
152,964,840,059 Rp
42,981,608,535 Rp
93,901,273,216 Rp
36,785,808,197 Rp
6,195,800,338
8 SKBM Rp
1,320,889,440,029 Rp
1,228,202,087,453 Rp
92,687,352,576 Rp
210,124,214,511 Rp
34,420,366,308 Rp
58,266,986,268
9 SKLT
Rp
572,341,561,493 Rp
499,382,004,428 Rp
72,959,557,065 Rp
139,650,353,636 Rp
61,519,542,877 Rp
11,440,014,188
10 TCID
Rp
2,047,361,218,446 Rp
1,593,886,636,685 Rp
453,474,581,761 Rp
1,182,990,689,957 Rp
292,910,800,928 Rp
160,563,780,833
11 ULTJ
Rp
3,493,743,025,461 Rp
3,039,423,508,756 Rp
454,319,516,705 Rp
2,015,146,534,086 Rp
129,192,096,041 Rp
325,127,420,664
12 UNVR Rp 30,814,607,000,000 Rp 24,070,196,000,000 Rp 6,744,411,000,000 Rp 13 WIIM
Rp
1,602,199,478,644 Rp
1,346,185,904,763 Rp
256,013,573,881 Rp
4,254,670,000,000 Rp 1,391,786,000,000 Rp 5,352,625,000,000 781,359,304,525 Rp
123,634,590,161 Rp
132,378,983,720
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.2 menunjukkan Capital Employed tertinggi adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk(INDF) sebesar Rp 38.373.129.000.000 sedangkan yang terendah adalah PT. Kedaung Indag Can Tbk(KICI) sebesar Rp 73.976.578.603. Perusahaan yang memiliki Human Capital tertinggi adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar Rp 2.660.136.000.000 sedangkan yang terendah adalah PT. Kedaung Indag Can Tbk (KICI) sebesar Rp 25.192.579.335. Sedangkan perusahaan Structural Capital tertinggi adalah PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 5.352.625.000.000 dan yang terendah adalah PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA) sebesar Rp 6.195.800.338. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan selama periode waktu tertentu.Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka perusahaan bisa dikatakan semakin berhasil. Kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang penting, tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi investor. Kinerja perusahaan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi kelangsungan perusahaan di masa depanSalah satu penilaian penting dalam penilaian kinerja keuangan adalah tingkat profitabilitas perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan rasio ROA (Return on Asset) yaitu dengan membandingkan laba bersih (Net Income) dengan total aktiva (Total Assest), dan rasio ROE (Return on Equity) yaitu dengan membandingkan laba bersih (Net Income) dengan total ekuitas (Total 7 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Equity).Adapun laba bersih (Net Income), total aktiva (Total Assest), dan total ekuitas (Total Equity) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia penulis sajikan dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA) dapat diketahui perusahaan yang memiliki kinerja keuangan perusahaan paling besar adalah PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai 0,4 atau 40%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat memperoleh laba yang cukup besar sebesar 40% dari total assetnya, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio terkecil adalah PT. Martina Berto Tbk (MBTO), PT. Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), dan PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA) dengan nilai rasio masing-masing 0,03 atau 3%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba sebesar 3% dari total assetnya. Selanjutnya denganmenggunakan rasio Return on Equity (ROE) diketahui memiliki kinerja keuangan perusahaan paling besar adalah PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai rasio 1,25 atau 125%, hal ini menunjukkan perusahaan mendapatkan laba yang besar sebesar 125% dari total modalnya, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio terkecil adalah PT. Martina Berto Tbk (MBTO) dengan nilai rasio 0,04 atau 4%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba sebesar 4% dari total modalnya. 8 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Tabel 4.4 Intellectual Capital Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI
No
Nama
VACA=VA/CE
VAHU=VA/HC
STVA=SC/VA
VAIC
(A)
(B)
(C)
(A+B+C)
1
INDF
0.20
2.94
0.66
3.80
2
KDSI
0.44
1.30
0.23
1.97
3
KICI
0.44
1.29
0.23
1.96
4
KLBF
0.42
2.30
0.56
3.28
5
MBTO
0.24
1.18
0.17
1.59
6
PSDN
0.19
1.37
0.27
1.83
7
PYFA
0.46
1.17
0.14
1.77
8
SKBM
0.44
2.70
0.63
3.77
9
SKLT
0.52
1.18
0.16
1.86
10
TCID
0.38
1.55
0.35
2.28
11
ULTJ
0.22
3.52
0.77
4.51
12
UNVR
1.58
4.84
0.79
7.21
13
WIIM
0.33
2.07
0.52
2.92
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode VAIC maka dapat disimpulkan berdasarkan Business Performance Indicator nilai VAIC tertinggi yaitu 7,21 yang dikategorikan sebagai Top Performers adalah PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR), hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu mengelola intellectual capital yang dimilikinya dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan Value Added yang tinggi bagi perusahaan. Sedangkan untuk nilai VAIC terendah adalah PT. Martina Berto Tbk (MBTO) sebesar 1,59yang masuk dalam kategorikan Common performers.Ini berarti 13 perusahaan memiliki nilai di atas Bad Performers yaitu 1,50. Berdasarkan perhitungan dengan metode VAIC dengan mengukur efisiensi efisiensi dari tiga jenis input perusahaan yaitu human capital , capital employed,dan structural capitalbahwa seluruh perusahaan manufaktur memiliki rata-rata nilai VAIC 2.98 yang dikategorikan Good performers yang artinya perusahaan mampu mengelola intellectual capital yang dimilikinya dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan Value Added yang baik bagi perusahaan. Kinerja keuangan menggunakan Principal Components Analysis (PCA) atau komponen analisis utamadengan software Minitab 16.Hal ini dilakukan untuk 9 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
menghasilkan satu angka kinerja keuangan perusahaan dari dua indikator. Dari pengolahan Principal Components Analysis (PCA) diperoleh persamaan kinerja keuangan = 0,292ROA + 0,957ROE. Sehingga diperoleh nilaikinerja keuangan perusahan yang disajikan didalam Tabel 4.5 Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI ROA ROE Kinerja Keuangan No Nama (3) (4) (5) (1) (2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
INDF KDSI KICI KLBF MBTO PSDN PYFA SKBM SKLT TCID ULTJ UNVR WIIM
0.04 0.04 0.07 0.17 0.03 0.03 0.03 0.12 0.04 0.11 0.11 0.4 0.1
0.09 0.1 0.1 0.23 0.04 0.05 0.07 0.28 0.08 0.13 0.16 1.25 0.17
0.10 0.11 0.12 0.27 0.05 0.06 0.08 0.30 0.09 0.16 0.19 1.31 0.19
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dengan hasil akhir kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki nilai paling besar adalah PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai 1,31 atau 131%, sedangkan perusahaan dengan nilai terkecil adalah PT. Martina Berto Tbk (MBTO) dengan nilai 0,05 atau 5%. Untuk menentukan seberapa kuat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI, maka terlebih dahulu diketahui variablevariabel yang diperlukan untuk diolah dan dianalisis dimana variabel tersebut terdiri dari variabel bebas (independent variabel) yaitu intellectual capital sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu kinerja keuangan.Berikut ini rekapitulasi variabel-variabel yang akan diolah dan dianalisis: Tabel 4.6 Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan 10 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Intellectual Capital (3) 3.80 1.97 1.96 3.28 1.59 1.83 1.77 3.77 1.86 2.28 4.51 7.21 2.92
Nama (2) INDF KDSI KICI KLBF MBTO PSDN PYFA SKBM SKLT TCID ULTJ UNVR WIIM
Kinerja Keuangan (4) 0.1 0.11 0.12 0.27 0.05 0.06 0.07 0.3 0.09 0.16 0.18 1.31 0.19
Sumber: Data sekunder yang diolah
1. Analisis Regresi Linear Sederhana Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program komputer yang terdapat dalam tabel Coefficients diketahui bahwa nilai a sebesar 0,316 dan nilai X = 0,184, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -0.316 + 0,184X1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Intellectual capital
Standardized Coefficients
Std. Error -.316
.103
.184
.031
Beta
t
.873
Sig.
-3.054
.011
5.945
.000
a. Dependent Variable: Kinerja keuangan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI setiap terdapat peningkatan intellectual capitalsebesar 1% akan menyebabkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,184 kali. Dengan demikian semakin baik intellectual capitalyang dilakukan maka semakin meningkat pula kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh. 2. Analisis Koefisien Korelasi 11 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat dalam tabel summary diperoleh nilai koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,873. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh intellectual capitalterhadap kinerja keuangan perusahaan memiliki kategori sangat kuat. 3. Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat dalam tabel summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 76,3% yang berarti bahwa besarnya pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah sebesar 76,3%. Dalam hal ini kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh intellectual capital sebesar 76,3%, sisanya sebesar 23,7% merupakan pengaruh faktor lain yang diduga/diperkirakan antara lainrisiko perusahaan dan ukuran perusahaan. 4. Pengujian hipotesis Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (intellectual capital) terhadap variabel dependen (kinerja keuangan).Dengan menggunakan tingkat signifikasi α = 5% (0,05), maka kriteria pengambilan keputusannya adalah Ho diterima, jika -t tabel ≤ -t hitung atau t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak, jika t hitung ≥ t tabel atau -t hitung ≤-t tabel.Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2= 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 = 13-2 = 11. Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi = 0,000). Berdasarkan hasil output, dapat diketahui bahwa intellectual capital mempunyai t hitung sebesar 5,945 dan t tabel sebesar 2,447. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,945> 2,201) maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan antara intellectual capitaldengan kinerja keuangan.Selain itu diketahui nilai signifikasi intellectual capital sebesar 0,000 dimana 0,000 < 5% (0,05) artinya hubungan intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan berpengaruh signifikan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di BEI.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, M.J. 2005. “Intellectual capital disclosure and market capitalization”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No 3. Pp. 397-416.
12 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Accounting Standards Board, 1997. “Goodwill and Intangible Assets, FRS 10”.Accounting Standars Boards, London. Adityas Wicaksana. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Pertumbuhan Dan Nilai Pasar Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2010, www.undip.co.id. Arya, Ngurah. Zuliyati. 2011. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Vol. 3, No. 1. 113-125 Ayu Wahdikorin, 2010. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009, www.undip.co.id. Bontis, N. 2001. Assessing Knowledge Assets: a Review of the Models Used to Measure Intellectual Capital. International Journal of technology Management. Vol.3 No. 1.pp. 41-60. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hermawan, Sigit. 2010. Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan Pada Intellectual Capital. Jurnal JAMBSP STIESIA Surabaya, Vol 7 No 1, 2-11. ________ 2010. available at: http://id.wikipedia.org/wiki/ Bank_ Rakyat_ Indonesia. com. Diakses pada 25 Maret 2014 Hong, Pew, Tan., David Plowman dan Phil Hancock. 2007. Intellectual Capital and Financial Return of Companies. Journal of Intellectual Capital. Vol 3, No.1, 51-61. Indriantoro & Supomo, 2001, Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. BPFE Yogyakarta. Mavridis, D.G. 2004. The Intellectual Capital Performance of the Japanese Banking Sector. Journal of Intellectual Capital. Vol. 5 No. 3. pp. 92-115.
Pulic, A. 1998. “Measuring the performance of intellectuaall potential in knowledge economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential. 13 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
_______. 1999. “Basic information on VAICTM”. Available online at: www.vaicon.net. (accessed November 2010). _______. 2000. “VAICTM- an accounting tool for IC management”. Availabel online at: www.measuring-ip.at/papers/ham99txt.htm (accessed November 2010). _______. And Kolakovic, M. 2003. “Value creation efficiency in the new economy”. Available online at: www.vaic-on.net. (accesssed November 2010). Sarwono, Jonathan. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiarso, Bambang. 2006. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge-Management) Dan Modal Intelektual ( Intellectual Capital) Untuk Pemberdayaan UKM . Makalah Disampaikan pada Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi ke 2. Sugeng, Imam. 2000. Mengukur dan Mengelola Intellectual Capital. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 15, No.2, 247-256. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. ________. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfa Beta. Syed Najibullah, 2005, Hubungan Modal Intelektual dengan Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Pardic Jaya, www.undip.co.id. Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. Pp. 76-95. (accessed November 2010) Umar, Husein. 1999. Metoda Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo. Ulum, ihyaul. 2009. “Intellectual Capital konsep dan kajian empiris”. Graha Ilmu : Yogyakarta. Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chairi. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli. 14 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )
Wicaksana, Adityas. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Pertumbuhan Dan Nilai Pasar Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro Semarang. Wahdikorin, Ayu. 2010. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009. Universitas Diponegoro Semarang. Yogidanarinto, Adriant Prabani. 2011. Analisis Nilai Tambah Sebagai Indikator Modal Intelektual Dan Pengaruhnya Pada Kinerja Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro Semarang.
15 | PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI )