Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
PENTINGNYA REVITALISASI KELEMBAGAAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERAN SERTA SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN PURBALINGGA Anggara Hayun A. Peneliti PPKPDS, BPPT Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRAK Proses pembelajaran masyarakat dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat apabila proses pembelajaran dikelola dengan baik. Pengelolaan proses pembelajaran masyarakat yang baik terjadi jika ada suatu lembaga yang menaungi terjadinya proses pembelajaran masyarakat. Lembaga tersebut dapat berupa lembaga yang baru atau revitalisasi lembaga yang ada. Lembaga baru yang khusus menangani proses pembelajaran masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah produk dapat dibentuk jika lembaga – lembaga yang ada pada saat ini tidak dapat diarahkan fungsinya menjadi lembaga pembelajaran masyarakat. Namun, pembentukan lembaga baru, memerlukan biaya yang tinggi dan waktu yang lama. Oleh karena itu, langkah yang mungkin dapat dilakukan adalah merevitalisasi lembaga yang ada pada saat ini. Untuk menjalankan lembaga pusat pembelajaran masyarakat peningkatan nilai tambah produk dengan efektif, perlu adanya sistem manajemen. Sistem manajemen merupakan payung bagi suatu lembaga dalam menjalankan kegiatannya secara operasional. Payung ini mewadahi suatu lembaga mulai dari arah pengembangan, mekanisme, dan pengelolaannya. Arah pengembangan menerangkan visi, misi, analisis lingkungan (internal dan eksternal), grand strategy, pengorganisasian, unit – unit strategis & uraian tugas, dan strategi operasional & kebijakan. Mekanisme menerangkan sistem prosedur, sistem informasi terintegrasi, model bisnis, dan sistem evaluasi. Sedangkan pengelolaan menerangkan sumberdaya – sumberdaya lembaga yang perlu dikelola supaya lembaga dapat berjalan untuk mencapai visi yang dimilikinya. Dengan dapat dioperasionalkan dengan baik pusat pembelajaran masyarakat, maka pemberian pembelajaran masyarakat melalui workshop, pelatihan, maupun konsultasi/advokasi dapat dilakukan. Adanya pemberian pembelajaran kepada masyarakat diharapkan dapat terjadi pemberdayaan masyarakat, yang pada akhirnya dapat terjadi pemberdayaan ekonomi lokal. Kata Kunci: pembelajaran masyarakat, pusat pembelajaran masyarakat, sistem manajemen
PENDAHULUAN Upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan Purbalingga seperti yang dijelaskan pada bab – bab sebelumnya, akan memiliki dampak yang lebih luas ke masyarakat apabila di dalam masyarakat memiliki proses pembelajaran bersama. Proses pembelajaran bersama diperlukan karena peningkatan nilai tambah produk yang telah dilakukan pasti mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Perubahan terjadi disebabkan oleh perubahan nilai dan keinginan yang dimiliki oleh masyarakat. Apabila perubahan peningkatan nilai tambah produk tidak dapat ditangkap dengan baik oleh
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
pengusaha yang membuat produk unggulan Purbalingga, maka produk yang dihasilkan secara perlahan – lahan ditinggalkan oleh konsumennya. Semakin banyak konsumen meninggalkan, maka tentunya akan mengakibatkan produk tersebut menjadi kehilangan pasarnya. Oleh karena itu, agar produk tersebut tidak kehilangan pasarnya, maka perlu adanya sistem manajemen pembelajaran masyarakat. Dengan dijalankannya sistem manajemen pusat pembelajaran masyarakat, diharapkan dapat menjadi payung bagi pusat pembelajaran masyarakat yang dibentuk. Sehingga setelah sistem manajemen ini dibuat, pusat pembelajaran masyarakat dapat dioperasionalkan dengan baik. Dengan dapat dioperasionalkan dengan baik pusat pembelajaran masyarakat, maka pemberian pembelajaran masyarakat melalui workshop, pelatihan, maupun konsultasi/advokasi dapat dilakukan. Dengan adanya pemberian pembelajaran masyarakat ini, maka diharapkan terjadi pemberdayaan masyarakat, yang pada akhirnya dapat terjadi pemberdayaan ekonomi lokal. METODE Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei dan wawancara langsung dengan Pemda, petani, masyarakat dan para pelaku kelembagaan Kabupaten Purbalingga. HASIL DAN DISKUSI Perlunya Revitalisasi Kelembagaan Kelembagaan yang ada di Kabupaten Purbalingga dan berkaitan dengan produk yang ada pada saat ini adalah UPTDD (Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah). Ada dua UPTDD yang dimiliki dan diharapkan dapat berfungsi sebagai lembaga pusat pembelajaran masyarakat peningkatan nilai tambah produk yaitu UPTDD Makanan dan Minuman dan UPTDD STA (Sub Terminal Agrobisnis) Kutabawa. UPTDD Makanan dan Minuman memiliki tugas pokok untuk melayani masyarakat di bidang pembinaan dan pengembangan industri makanan dan minuman, teknik industri dan penyediaan bahan – bahan industri makanan dan minuman. Sedangkan UPTDD STA Kutabawa memiliki tugas melayani masyarakat di bidang pembinaan dan pengembangan perdagangan agro, teknik perdagangan dan penyediaan bahan – bahan perdagangan agro. Apabila diterjemahkan ke dalam bentuk fungsi – fungsi, maka UPTDD Makanan dan Minuman memiliki fungsi sebagai berikut: Pelayanan teknis produksi industri makanan dan minuman. Penyediaan bahan baku dan penolong Pembinaan pengembangan sumber daya manusia industri Pengembangan pemasaran industri makanan dan minuman Pelaksanaan pelatihan/kursus – kursus industri makanan dan minuman Pelaksanaan pengembangan kemitrausahaan Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga. Sedangkan fungsi dari UPTDD STA Kutabawa adalah: Pelayanan Teknis Perdagangan Agro Penyediaan Bahan Baku dan Penolong Pembinaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan Agro ISBN : 979-99735-2-X A-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Pengembangan Pemasaran Hasil Agro Pelaksanaan Pelatihan/Kursus – Kursus Perdagangan Agro Pelaksanaan Pengembangan Kemitrausahaan Pelaksanaan Tata Usaha dan Rumah Tangga.
Untuk menjadi lembaga pusat pembelajaran masyarakat, ada tugas dan fungsi yang perlu ditambahkan. Tugas dan fungsi yang perlu ditambahkan adalah menjadi wadah untuk proses pembelajaran masyarakat. Sebagai wadah untuk proses pembelajaran masyarakat, maka lembaga ini perlu diubah menjadi learning organization (organisasi pembelajaran). Menurut David A. Garvin (1993), organisasi pembelajaran adalah organisasi yang terlatih menciptakan, belajar, dan memindahkan pengetahuan, dan memodifikasi perilaku untuk mencerminkan perilaku dan wawasan yang baru. Supaya organisasi pembelajaran dapat terbentuk, ada lima disiplin dari Peter M. Senge yang perlu dilaksanakan. Lima disiplin tersebut adalah keahlian pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran oleh tim, dan berpikir sistemik. Peter M. Senge menggarisbawahi pentingnya disiplin kelima yaitu berpikir sistemik yang melengkapi serangkaian disiplin penting organisasi pembelajaran. Tanpa disiplin kelima, tidak ada keseimbangan (harmoni) dalam organisasi pembelajaran. Harmoni berkaitan dengan kesearahan yaitu suatu proses bagaimana potensi – potensi individu disatukan secara sinergis di dalam organisasi. Kelembagaan Peningkatan Nilai Tambah Produk Unggulan Purbalingga Untuk menambahkan tugas dan fungsi sebagai wadah proses pembelajaran masyarakat, maka UPTDD Makanan dan Minuman dan UPTDD STA Kutabawa perlu untuk dilakukan revitalisasi. Revitalisasi ini merupakan langkah penyesuaian lembaga dari lembaga dengan sistem yang ada pada saat ini menjadi lembaga dengan sistem organisasi pembelajaran. Revitalisasi dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh seluruh manajemen lembaga dari manajemen teratas sampai dengan manajemen terbawah. Dukungan tersebut berupa komitmen yang tinggi dari stakeholder yang ada di lembaga untuk mengubah diri menyesuaikan dengan organisasi pembelajaran. Berdasarkan model generik pembangunan lembaga yang dikemukakan oleh Milton J. Eastman, kita dapat mengetahui karakteristik UPTDD sebagai kelembagaan peningkatan nilai tambah produk unggulan Purbalingga. Karakteristik UPTDD berdasarkan model generik pembangunan lembaga dapat dilihat pada Tabel 1. Model generik pembangunan lembaga terdiri dari variabel – variabel lembaga dan kaitan – kaitan. Variabel – variabel lembaga yang dibahas adalah kepemimpinan, doktrin, sumber – sumber daya, dan struktur intern. Sedangkan kaitan – kaitan yang digunakan untuk memetakan kondisi lembaga UPTDD di Purbalingga adalah kaitan yang memungkinkan dan kaitan fungsional. Tabel 1. Model Generik Pembangunan Lembaga UPTDD Kabupaten Purbalingga Elemen Model Kepemimpinan
Doktrin Program
Karakteristik UPTDD Dipimpin oleh kepala UPTDD berdasarkan penunjukkan dari Bupati Purbalingga melalui usulan yang disampaikan oleh Kepala Dinas pembina UPTDD Berdasarkan Tupoksi yang ada pada SK Bupati Dibuat berdasarkan Tupoksi yang ada pada SK Bupati
ISBN : 979-99735-2-X A-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Tabel 1. Model Generik Pembangunan Lembaga UPTDD Kabupaten Purbalingga (Lanjutan) Elemen Model Sumber – Sumber Daya Struktur Intern Kaitan Memungkinkan Kaitan Fungsional
Karakteristik UPTDD Berdasarkan sumber – sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Pembina UPTDD dan anggaran yang dimiliki oleh Pemda Purbalingga Kepala UPTDD, Petugas Pelaksana, Petugas Pembinaan dan Pengembangan, Kelompok Jabatan Fungsional Dibina oleh Dinas berdasarkan penunjukkan Bupati Purbalingga Masukan berasal dari petani dan unit usaha masyarakat Instansi pendukung adalah Dinas, bank/lembaga keuangan lain, pihak swasta, dan koperasi Keluaran adalah pasar Purbalingga, pasar daerah sekitar Purbalingga, dan masyarakat
UPTDD yang ada pada saat ini ternyata belum dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi terhadap model generik pembangunan lembaga UPTDD Kabupaten Purbalingga. Usulan revitalisasi model generik dapat dilihat pada tabel 26. Hampir semua elemen model generik pembangunan lembaga perlu dilakukan revitalisasi. Tujuan dari revitalisasi ini agar peran dari UPTDD untuk memberdayakan ekonomi masyarakat lebih terlihat. Revitalisasi dimulai dari kepemimpinan UPTDD. UPTDD sebaiknya dipimpin oleh profesional yang memiliki keahlian untuk mengembangkan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat. Profesional ini dapat berasal dari Dinas – Dinas di Pemkab Purbalingga atau swasta. Dengan dipimpin oleh orang yang profesional, pengembangan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat diharapkan dapat berjalan dengan baik. Doktrin dapat dianggap sebagai visi dari UPTDD. Visi dari UPTDD adalah menjadikan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Dari visi tersebut kemudian program – program yaitu: Penyediaan Sistem Informasi Pasar Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses Produksi Pelatihan penggunaan peralatan produksi Pelatihan pengemasan produk dan pelabelan Pelatihan lain yang dibutuhkan Sumber daya – sumber daya untuk mendukung UPTDD mencapai visinya harus merupakan sumber daya yang tangguh. SDM berasal dari profesional yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan sarana prasarana dan keuangan untuk menjalankan UPTDD merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Purbalingga dengan pihak swasta. Kerjasama dengan pihak swasta perlu dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki oleh Pemkab Purbalingga untuk mengembangkan UPTDD. Untuk menjalankan UPTDD dengan baik, maka perlu adanya struktur intern yang jelas. Struktur intern untuk UPTDD adalah Badan Otorita, Kepala UPTDD, Pelaksana Pembelajaran (Pusat Informasi, Pelatihan dan Pengembangan SDM), Pelaksana Teknis Pemasaran dan Kerjasama, Pelaksana Teknis Teknologi Produksi. Badan Otorita merupakan perwakilan dari Pemkab, masyarakat, dan pelaku usaha untuk memantau jalannya UPTDD sesuai dengan doktrin dan program yang dimiliki. Kaitan memungkinkan adalah Badan Otorita. Badan Otorita merupakan badan yang mengendalikan alokasi wewenang dan ISBN : 979-99735-2-X A-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
sumber-sumber dari manajemen UPTDD. Kaitan fungsional pada revitalisasi model generik sama dengan pada model generik yang lama. Revitalisasi model generik pembangunan lembaga UPTDD Kabupaten Purbalingga secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Revitalisasi Model Generik Pembangunan Lembaga UPTDD Kabupaten Purbalingga Elemen Model Kepemimpinan Doktrin Program
Sumber – Sumber Daya Struktur Intern
Kaitan Memungkinkan Kaitan Fungsional
Karakteristik UPTDD Dipimpin oleh profesional yang memiliki keahlian untuk mengembangkan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat Menjadikan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Lokal Penyediaan Sistem Informasi Pasar Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses Produksi Pelatihan penggunaan peralatan produksi Pelatihan pengemasan produk dan pelabelan Pelatihan lain yang dibutuhkan SDM berasal dari profesional yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan Sarana prasarana dan keuangan bekerja sama dengan pihak swasta Badan Otorita, Kepala UPTDD, Pelaksana Pembelajaran (Pusat Informasi, Pelatihan dan Pengembangan SDM), Pelaksana Teknis Pemasaran dan Kerjasama, Pelaksana Teknis Teknologi Produksi Dibina oleh Badan Otorita (PemKab, masyarakat, dan pelaku usaha) Masukan berasal dari petani dan unit usaha masyarakat Instansi pendukung adalah Dinas, bank/lembaga keuangan lain, pihak swasta, dan koperasi Keluaran adalah pasar Purbalingga dan sekitarnya, masyarakat
Sistem Manajemen Kelembagaan Sistem manajemen merupakan payung bagi suatu lembaga dalam menjalankan kegiatannya secara operasional. Payung ini mewadahi suatu lembaga mulai dari arah pengembangan, mekanisme, dan pengelolaannya. a. Arah Pengembangan Arah pengembangan bagi suatu lembaga pada saat ini mutlak dimiliki. Tanpa adanya arah pengembangan, suatu lembaga bagaikan kapal tak bernakhoda. Kapal berlayar tanpa tujuan yang pasti. Berlayar tanpa tujuan mengakibatkan kapal mungkin hanya berada di sekitar dermaga saja sehingga tidak ada kemajuan yang berarti. Oleh karena itu, arah pengembangan perlu dimiliki agar suatu lembaga terarah dalam melakukan pengembangannya. Visi merupakan arah pengembangan bagi suatu lembaga. Visi bagi UPTDD di Kabupaten Purbalingga setelah mengalami revitalisasi dalam pengembangannya adalah menjadikan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Pusat Pembelajaran masyarakat artinya tempat masyakat belajar untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan secara bersama – sama sehingga kapasitas usaha yang dimiliki masyarakat menjadi meningkat. Visi ini kemudian diterjemahkan ke dalam misi. Misi dari UPTDD adalah menyediakan sistem informasi pasar, pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha masyarakat. Misi ini kemudian dijalankan ke dalam program – program. Program – program dari UPTDD untuk menjalankan misi adalah Penyediaan Sistem Informasi Pasar, Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses, Pelatihan penggunaan ISBN : 979-99735-2-X A-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
peralatan produksi, Pelatihan pengemasan produk dan pelabelan, dan Pelatihan lain yang dibutuhkan. Visi, misi, dan program secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Visi, Misi, dan Program Revitalisasi UPTDD Visi Menjadikan UPTDD sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Lokal.
Misi Menyediakan sistem informasi pasar, pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha masyarakat
Program Penyediaan Sistem Informasi Pasar Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses Pelatihan penggunaan peralatan produksi Pelatihan pengemasan produk dan pelabelan Pelatihan lain yang dibutuhkan
Agar visi, misi, dan program dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya desain struktur organisasi dari UPTDD. Desain struktur organisasi memiliki empat komponen dasar yaitu: Pembagian tugas tanggung jawab individu/bagian Hubungan hierarki, rentang kendali, dan pelaporan resmi Pengelompokkan individu, bagian, dan organisasi Sistem hubungan, komunikasi, dan integrasi. Desain struktur organisasi dari revitalisasi UPTDD adalah Badan Otorita, Kepala UPTDD, Pelaksana Pembelajaran (Pusat Informasi, Pelatihan dan Pengembangan SDM), Pelaksana Teknis Pemasaran dan Kerjasama, Pelaksana Teknis Teknologi Produksi. Masing – masing bagian pada struktur organisasi memiliki tugas sebagai berikut: 1. Badan Otorita Bertugas mengawasi jalannya UPTDD sesuai dengan visi, misi, dan program yang telah ditentukan. 2. Kepala UPTDD Bertugas memimpin pelaksanaan visi, misi, dan program UPTDD Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan UPTDD secara keseluruhan. Memberikan laporan perkembangan UPTDD secara teratur kepada Badan Otorita 3. Petugas Tata Usaha Bertugas melakukan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, perlengkapan, penyusunan program, pelaporan, administrasi keuangan dan gaji serta administrasi kepegawaian 4. Pelaksana Teknis Pemasaran dan Kerjasama Mengembangkan jaringan pemasaran Merencanakan & membantu pembentukan hubungan kemitraan & kerjasama Perencanaan kegiatan – kegiatan secara periodik dalam bidang pemasaran, evaluasi, dan pelaporan Kegiatan observasi yang berkaitan dengan potensi produk, peluang pasar dan tata niaga, serta sistem distribusi/mediasi Kegiatan promosi baik lewat pameran produk langsung, media elektronik, dan media massa.
ISBN : 979-99735-2-X A-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
5. Pelaksana Pembelajaran Menyiapkan sistem informasi pasar Menyiapkan data informasi harga pasar secara berkala Menjalin kerjasama dengan pihak lain apabila diperlukan untuk menyiapkan menjadi pusat infomasi bagi masyarakat dalam peningkatan nilai tambah produk unggulan Memberikan pelatihan dan pengembangan SDM 6. Pelaksana Teknis Teknologi Produksi Penyediaan teknologi proses produksi Pengadaan dan perawatan peralatan produksi Membantu Pelaksana Pembelajaran dalam memberikan pelatihan teknologi produksi b. Mekanisme Mekanisme dapat dikatakan sebagai sistem dan prosedur dalam menjalankan fungsi – fungsi organisasi. Sistem dan prosedur dapat mengintegrasikan fungsi – fungsi organisasi dan memegang peranan penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan – kegiatan yang bersifat repetitif. Sistem dan prosedur yang perlu untuk ditentukan adalah sistem dan prosedur penyediaan Sistem Informasi Pasar, penyediaan dan pembelajaran teknologi proses produksi, dan pengadaan pelatihan
Sistem dan Prosedur Penyediaan Sistem Informasi Pasar Untuk menyediakan sistem informasi pasar, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah – langkah tersebut adalah : 1. Perencanaan kebutuhan informasi pasar Perencanaan kebutuhan informasi pasar meliputi rencana kebutuhan informasi harga, survei persepsi dan harapan terhadap produk unggulan Purbalingga, survei keinginan konsumen terhadap peningkatan nilai tambah produk dan merencanakan kebutuhan kualitas yang dihasilkan produk 2. Perencanaan pengelolaan, penyediaan dan akses informasi Perencanaan pengelolaan, penyediaan dan akses informasi meliputi pembuatan website UPTDD, menyusun strategi promosi (sosialisasi) pentingnya informasi dengan website, dan memberikan informasi program – program UPTDD baik secara langsung maupun tidak langsung 3. Perencanaan kapasitas 4. Aktivitas penyediaan dan akses informasi 5. Pengendalian aktivitas
Sistem dan Prosedur Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses Produksi Untuk menyusun sistem dan prosedur penyediaan dan pembelajaran teknologi proses produksi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah – langkah tersebut adalah: 1. Perencanaan Kebutuhan Teknologi Proses Produksi Perencanaan kebutuhan teknologi proses produksi meliputi survei kemampuan teknologi yang dimiliki sekarang, survei kebutuhan teknologi, survei state of the art teknologi, merencanakan kebutuhan teknologi proses produksi 2. Perencanaan Pengadaan, Pengelolaan, dan Pembelajaran Teknologi Proses Produksi
ISBN : 979-99735-2-X A-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Perencanaan pengadaan, pengelolaan, dan pembelajaran teknologi proses produksi meliputi membuat workshop , membuat workshop tempat pembelajaran, menyusun strategi pengelolaan dan pembelajaran teknologi proses produksi dam mengadakan pembelajaran teknologi proses produksi 3. Perencanaan Kapasitas 4. Aktivitas Penyediaan dan Pembelajaran Teknologi Proses Produksi 5. Pengendalian Aktivitas
Sistem dan Prosedur Pengadaan Pelatihan Untuk menyusun sistem dan prosedur penyediaan dan pembelajaran teknologi proses produksi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah – langkah tersebut adalah : 1. Perencanaan Kebutuhan Pelatihan Perencanaan kebutuhan pelatihan meliputi survei kebutuhan pelatihan, merencanakan kebutuhan pelatihan, merencanakan target dan sasaran pelatihan, dan penyusunan modul pelatihan 2. Perencanaan Metode, Pengadaan, dan Pengelolaan Pelatihan Perencanaan metode, pengadaan, dan pengelolaan pelatihan meliputi merencanakan metode pelatihan, menyusun strategi promosi pelatihan dan pengadaan dan pengelolaan pelatihan 3. Perencanaan Kapasitas 4. Aktivitas Pengadaan Pelatihan 5. Pengendalian Aktivitas
KESIMPULAN 1. Revitalisasi perlu dilakukan karena UPTDD Makanan dan Minuman, dan UPTDD STA Kutabawa dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya belum dapat dirasakan manfaatnya secara optimal oleh masyarakat. Supaya dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada masyarakat, maka perlu untuk mengubah UPTDD Makanan dan Minuman, dan UPTDD STA Kutabawa menjadi organisasi pembelajaran. 2. Revitalisasi kelembagaan UPTDD Makanan dan Minuman, dan UPTDD STA Kutabawa menjadi organisasi pembelajaran berdasarkan model generik Pembangunan Lembaga oleh Milton J. Eastman yaitu dengan melakukan perubahan terhadap kepemimpinan, doktrin, program, sumber-sumber daya, struktur intern, kaitan memungkinkan, dan kaitan fungsional. DAFTAR PUSTAKA Ismawan Indra, ”Membangun Paradigma Baru Organisasi Pembelajar”, Cakrawala, Jakarta, April 2005 UR Wisnu Dicky dan Nurhasanah Siti, Teori Organisasi Struktur dan Desain”, UMM Press, Malang, 2005 Winardi J, ”Pemikiran Sistemik dalam Bidang Organisasi dan Manajemen”, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005
ISBN : 979-99735-2-X A-4-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007