Menumbuhkan Minat Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Hanif Ridho Ansyori PLS-UM
PENDAHULUAN Pemilihan judul di atas berlatar belakang pada beberapa faktor. Penjelasannya sebagai berikut. Membaca merupakan aspek penting didalam kehidupan manusia. Dengan membaca kita bisa mendapatkan ilmu, dan gudangnya ilmu didapatkan dari buku. Selain itu membaca ternyata merupakan peintah dari ALLAH SWT kepada seluruh umat manusia, sebagaimana yang tertuang dalam QS Al-Alaq [96] ayat 1-5. Yakni, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Dengan begitu, berkat membaca kelak kita bisa lebih mengenal Allah Swt. Tak hanya itu, kita juga bisa mengenal alam semesta dan diri sendiri. Dunia perbukuan Indonesia memang berkembang. Jumlah buku yang diterbitkan semakin bertambah. Walaupun belum ada data pasti tentang jumlah buku baru yang terbit da;am setahun, namun mengacu kepada jumlah buku yang diterima jaringan toko buku besar, seperti Gramedia dan Gunung Agung, setidaknya Indonesia mampu menerbitkan 12.000 judul buku baru dalam setahun. Jumlah tersebut tidak termasuk buku yang cetak ulang dalam tahun yang sama. Dengan rata-rata tercetak untuk satu judulnya 3.000 eksemplar, maka setidaknya para penerbit Indonesia Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
mampu menghasilkan 36.000.000 eksemplar buku dalam setahun.1 Secara jumlah ilustrasi tersebut kelihatannya tergolong besar. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250.000.000 orang, angka itu sangat memprihatinkan. Jika semua buku tersebut habis terserap pembaca, maka satu buku dikonsumsi oleh 6 sampai 7 orang dalam setahun. Celakanya, perbandingan tersebut belum dianggap mewakili, karena pola distribusi buku di Indonesia yang kurang merata. Toko-toko buku yang memadai sangat terkonsentrasi pada kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Semarang, dan lain-lain. Bahkan, jika memperhitungkan daya serap pasar, lebih dari 40% buku diserap oleh pembaca yang ada di wilayah Jabodetabek. Dari data tersebut bisa dipahami hasil temuan UNDP tentang minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil temua UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk Kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing-masing berada di urutan angka seratus. Apa pun alasannya, posisi Indonesia yang terlalu rendah dalam minat baca ini tentu sangat memprihatinkan bagi bangsa yang mengklain sebagai bangsa besar. Ternyata minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah, bahkan membaca tidak terlalu populer di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Bahwa, masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan 1
http://www.pestabukujakarta.com/index.php?option=com_content&vie w=article&catid=14:opini&id=21:minat-baca-siapa-peduli&Itemid=82 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%). Data lainnya, misalnya International Association for Evaluation of Educational (IEA). Tahun 1992, IAE melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.2 Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”3 Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki budaya membaca. Jadi tidak heran apabila sumber daya manusia di Indonesia juga rendah yang menyebabkan kurang majunya Indonesia dibanding negara tetangga. Ada banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai. Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca anak-anak kita tanpa adanya buku-buku bermutu. Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan bukubuku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita. Kedua, banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anakanak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau 2
http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasi-rendahnyaminat-baca-di-indonesia/ 3 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Apa pasal? Sebab, pada masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang menonton TV atau mendengarkan radio.4 Di samping itu, orangtua juga perlu menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak diminta untuk mematuhinya. Di tengah kesibukan di luar rumah, semestinya orangtua menyisihkan waktunya untuk membaca buku, atau sekadar menemani anak-anaknya membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan contoh teladan dari kedua orang tuanya secara langsung. Sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah. Seharusnya, pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah bisa lebih bertanggung jawab atas kondisi perpustakaan yang selama ini cenderung memprihatinkan. Padahal, perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswanya. Dengan begitu, masalah rendahnya minat baca akan teratasi. Selanjutnya, pemerintah daerah dan pusat bisa juga menggalakkan program perpustakaan keliling atau perpustakaan menetap di daerah-daerah. Sementara soal 4
http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasi-rendahnyaminat-baca-di-indonesia/ Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
penempatannya, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau pusat-pusat kegiatan masyarakat desa (PKMD). Semakin besar peluang masyarakat untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar, semakin besar pula stimulasi membaca sesama warga masyarakat. Dengan menumbuhkan minat baca sejak dini, budaya membaca di Indonesia juga akan mengalami peningkatan. Dan dengan meningkatnya budaya membaca juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, perlu ada upaya konkret dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal, bisa dikembangkan dari lingkungan keluarga, kemudian beralih ke lingkungan yang lebih luas di masyarakat. Untuk meningkatkan minat baca ini ada baiknya kita meniru budaya yang dikembangkan Jepang. Di sana ada gerakan 20 minutes reading of mother and child. Gerakan ini mengharuskan seorang ibu mengajak anaknya membaca selama 20 menit sebelum tidur. Gerakan ini bisa sangat efektif jika didukung oleh kesadaran yang tinggi, ketersedian buku yang memadai. Faktor lainnya yang perlu didorong adalah pola kebiasaan keluarga menghabiskan akhir pekannya. Keluarga Indonesia harus didorong untuk lebih memilih jalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan, sehingga lebih mengasah intektulitas dan akrab dengan buku. Minimnya pemberitaan tentang orang-orang yang berhasil karena membaca buku ikut menjadi factor penting rendahnya minat baca. Hal lain yang perlu dikritik adalah rendahnya pemberian penghargaan pada karya intelektual. Hal ini ikut mendorong masyarakat malas berkarya dan membaca. Hal yang bisa didapat dengan peningkatan kualitas minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia sendiri dapat juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Karena permasalahan yang dihadapi Indonesia Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
saat ini adalah kurangnya kualitas tenaga kerja, hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat pendidikan. Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Arah pembangunan SDM di indonesia ditujukan pada pengembangan kualitas SDM secara komprehensif meliputi aspek kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme dan kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan SDM di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan sosial (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Dalam rangka pengembangan SDM di indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan pertama adalah jumlah penduduk yang besar, yaitu sekitar 216 juta jiwa. Tantangan kedua adalah luasnya wilayah indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Tantangan ketiga adalah mobilitas penduduk yang arus besarnya justru lebih banyak ke pulau Jawa dan ke kota-kota besar. Berbagai tantangan seperti itu, memerlukan konsep, strategi dan kebijakan yang tepat agar pengembangan SDM di Indonesia dapat mencapai sasaran yang tepat secara efektif dan efisien. Hal ini penting dilakukan karena peningkatan kualitas SDM Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di dalam maupun diluar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan penghasilan bagi masyarakat.5 Dari penjelasan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut (1) apa yang dimaksud dengan membaca; (2) apa saja manfaat membaca; (3) 5
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=13054 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
bagaimana meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat untuk meningkatkan SDM. Adapun tujuannya adalah (1) untuk menjelaskan pengertian membaca; (2) untuk mendeskripsikan manfaat membaca; (3) menjabarkan mengenai strategi meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat untuk meningkatkan SDM.
PEMBAHASAN PENGERTIAN MEMBACA Membaca6 adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe, dan Ross (1984) adalah ketika seseorang sedang membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dan simbol-simbol grafis. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat menggunakan informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis, mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir. 7 Klein, dkk. mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: Pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi 6 7
Diartikan sebagai bentuk aktifitas yang biasa dilakukan masyarakat http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-membaca.html Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.8 Membaca juga dapat diartikan sebagai kegiatan fisik dan mental, dengan membaca seseorang dapat aktif dalam memahami konsep-konsep penting dalam kehidupan, memperoleh informasi dari membaca sebagai transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Hidup tidak pernah lepas dari membaca, kita hidup dituntut untuk bisa membaca, karena tanpa membaca maka akan sulit untuk menghargai dan mengerti konsep-konsep penting dalam kehidupan, serta makna kehidupan. Membaca juga dapat menimbulkan rasa aman dan merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kelompok, dengan membaca hati dan jiwa akan terhibur, berdampak pada perubahan sikap yang lebih baik,melahirkan ide-ide baru serta semakin menghargai berbagai makna aktivitas dalam kehidupan. Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri. Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu: 1. Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca. 2. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsurunsur linguistik yang formal. 8
http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertian-membaca/ Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
3. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna 9 Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process). Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.
MANFAAT MEMBACA
9
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
Manfaat dari membaca sangat banyak dengan membaca orang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup. Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”10. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Dengan banyak membaca buku tentunya akan menambah pengetahuan. secara umum buku dapat membantu kita mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dan juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan yang kita butuhkan. Buku sangat mudah kita dapatkan karena sekarang ini banyak toko-toko yang dibangun untuk membeerikan kemudahan bagi orang yang sangat menyenangi kegiatan membaca buku. Buku-buku itu tidak akan merubah posisi mereka menjadi salah satu media untuk mendapatkan informasi meskipun sakarang banyak sekali media dan fasilitas yang disediakan untuk mempermudah mendapatkan informasi misalnya internet. 10
Ibid., hlm. 7 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
hingga kini buku masih berjaya dengan kedudukanya terbukti hingga kini masih banyak yang menggunakan buku sebagai sarana untuk mencari informasi. Buku-buku tersebut memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah manfaat memilki buku yaitu mudah dibawa pergi kemanapun kita pergi.sehingga ini menjadikan buku menjadi sangat simple,muat didalam tas dan setiap kita ingin membacanya kita dapat membukanya sewaktu-waktu.11 Di sisi lain, membaca merupakan salah satu profesi dan keahlian yang dapat diperoleh guna merealisasikan dan mengaktualisasikan keberhasilan, kesuksesan, dan kesenangan bagi setiap individu manusia di sepanjang hidupnya. Hal ini bisa dilihat bahwa membaca merupakan bagian pelengkap dari hidup kita, baik dari segi kepribadian maupun dari sisi amal perbuatan kita. Intinya, membaca adalah kunci setiap pintu ilmu dan pengetahuan. Dan dengan membaca, dapat mengubah sudut pandang sesaeorang, bahakn bisa merubah hidup seseorang secara total. Dengan membaca seseorang akan memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan orang yang tidak membaca. Melalui bacaan, seseorang akan berkesempatan untuk berimajinasi dari apa yang telah dibaca atau melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca lebih terarah ke budaya intelektual daripada budaya hiburan yang dangkal. Membaca untuk hidup. Jika seseorang tidak membaca bagaikan badan tanpa jiwa. Buku memang lambat, namun menarik hati, menginspirasi, mengasah otak, dan menumbuhkan kreatifitaas. Tidak semua kutu buku adalah pemimpin, namun setiap pemimpin pasti kutu buku. Dari pendapat-pendapat tersebut menggambarkan bahwa betapa pentingnya buku, dan membaca buku adalah sebuah keharusan untuk mengarahkan hidup yang lebih baik. 11
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/blog/2013522manfaat-membaca-buku/ Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
12
Membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan ketrampilan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional. MENGHIDUPKAN BUDAYA BACA DI KALANGAN MASYARAKAT INDONESIA Telah menjadi rahasia umum bahwa budaya baca masyarakat Indonesia termasuk yang paling rendah di Asia. Jangankan masyarakat, guru dan dosen sekalipun, meski secara individual adalah pendidik yang dekat dengan dunia baca-membaca, pada kenyataannya juga rendah minat dalam membaca. Fakta menunjukkan bahwa secara budaya dan tradisi, masyarakat kita adalah masyarakat bertutur yang fasih. Ketika budaya bertutur masih melekat, akibat kemajuan teknologi, saat ini kita dihadapkan dengan budaya melihat atau menonton acara televisi yang sedemikian kuat dan dahsyat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku masyarakat. Lihatlah bagaimana ulah pengendara mobil dan sepeda motor yang ketika membaca larangan berhenti dalam bentuk simbol huruf S, tetapi tidak cukup bisa mengartikan karena mereka tak memiliki budaya baca yang benar. Demikian juga di aparatur penyelenggara negara dan dunia birokrasi kita, begitu banyak peraturan dan undang-undang dihasilkan, tetapi mereka tidak cukup bijak dalam membacanya secara jernih dan berimplikasi pada kebijakan publik yang pro pada kebutuhan rakyatnya.13 Lompatan dari tradisi bertutur ke tradisi menonton yang tanpa diperkuat dengan membangun budaya baca 12
Masri Sareb Putra. R. 2008, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Indeks. Jakarta. 13 http://indonesiabuku.com/?p=5092 Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
sebelumnya, dengan demikian, menghasilkan orang-orang yang bukan hanya tidak cerdas dalam ‘membaca’ bacaan, melainkan juga mengurangi sensitivitas seseorang dalam merekayasa perilaku yang sesuai dengan hati nurani dan akal pikiran sekaligus. Oleh karena itu, penting untuk dipikirkan strategi membangun budaya baca sesegera mungkin. Untuk menumbuhkan minat baca dan menghidupkan budaya baca 14dalam keseharian masyarakat memang dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Tetapi bukan tidak mungkin kebiasaan itu bisa ditumbuhkan dengan cepat. Ada beberapa unsur yang penting dalam menghidupkan budaya baca. Pertama, peran orang tua. Kebiasaan membaca harus ditumbuhkan sejak dini dalam setiap individu. Keluarga adalah komunitas pertama yang sejatinya menciptakan budaya yang demikian. Sekolah saja tidak cukup. Prilaku anak justru seringkali mengikuti kebiasaan orang tuanya. Jika orang tua memiliki kebiasaan membaca yang baik, ada kemungkinan anaknya justru memiliki fhobia yang lebih tinggi terhadap bacaan. Bahkan mungkin melebihi orang tuanya. Bayangkan pula jika orang tua tidak suka membaca sama sekali. Warisan kebiasaan dan prilaku seperti apa pula nanti yang akan ia wariskan dan contohkan kepada anaknya. Dalam hal ini, tentunya kondisi keluargalah yang paling tepat ditiru oleh anak usia dini. Dengan demikian,urgensi keberadaan seorang pembaca yang dapat diteladani di tengah-tengah keluarganya sangatlah diperlukan. Beberapa rekomendasi agar anak terbiasa membaca sejak kecil:
14
Diartikan sebagai istilah/nilai-nilai (value) yang dianut oleh masyarakat secara luas. Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
1. Memperhatikan dan peduli terhadap pendapat sang anak seputar apa yang ia baca. 2. Menyediakan perpustakaan di rumah. 3. Menemani anak-anak pergi ke perpustakaanperpustakaan umum. 4. Memotivasi anak supaya rajin menulis. 5. Sang ayah dan ibu membacakan di hadapan sang anak dengan suara yang jelas. Kedua, peran guru dan pengelola perpustakaan. Di sekolah, guru adalah ujung tombak untuk menciptakan budaya baca dalam diri siswa. Banyak hal bisa dicoba dan diterapkan untuk menumbuhkan budaya tersebut. Seperti halnya mengajak peserta didik untuk membaca dan menelaah buku-buku yang menarik di perpustakaan. Atau dengan memberikan tugas yang sumbernya harus dicari di perpustakaan. Guru dan petugas perpustakaan sebaiknya juga mengajarkan peserta didik bagaimana menggunakan perpustakaan, mengenal, mencari, mengumpulkan, mengorganisasikan informasi, dan menyajikan presentasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah dapat menjadi partner keluarga dalam memainkan peran pendidikan anak. Bahkan, dalam beberapa momen tertentu, terkadang peran lingkungan di sekolah lebih unggul dibandingkan dengan peran keluarga. Beberapa peran dan tujuan perpustakaan sekolah: 1. Membantu para pelajar dalam mengerjakan berbagai tugas di sekolah mereka. 2. Memberikan sumber informasi yang dapat membantu para pelajar mendapatkan wawasan di bidang-bidang lain. 3. Menumbuhkan rasa cinta untuk melakukan penelaahan ekternal. 4. Menciptakan kesadaran akan arti penting sebuah perpustakaan bagi para pelajar. Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
5. Membiasakan para pelajar memanfaatkan waktu dalam mengerjakan hal-hal yang bermakna. Ketiga adalah peran pemerintah. Melalui Departemen Pendidikan Nasional, pemerintah sudah merancang kurikulum-kurikulum terstruktur dalam pendidikan yang berorientasi untuk menumbuhkan minat dan budaya baca dalam masyarakat juga. Tetapi peran pemerintah ini dirasakan masih formalitas dan tidak maksimal. Pemerintah belum memiliki satu persepsi menyeluruh tentang format pendidikan yang baku di setiap daerah di Indonesia. Sehingga pemerintah dinilai plin-plan dalam memajukan dan menyamaratakan pendidikan secara nasional. 15 Agar pemerintah dapat menumbuhkembangkan budaya membaca adalah dengan cara: 1. Membrikan kontribusi dan berpartisipasi dengan membantu percetakan buku-buku yang diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia. 2. Menopang dan mendukung berbagai penelitian dan studi yang berusaha mencari dan memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang sangat urgen. 3. Memperhatikan dan mengawasi etika dan tingkah laku anak dalam rangka menumbuhkembangkan minat baca pada diri mereka. 4. Membekali pusat-pusat instansi pemerintah seperti departemen dan rumah sakit dengan berbagai jenis buku dan wawasan. 5. Mengadakan pameran-pameran buku. 6. Mendirikan perpustakaan-perpustakaan di tempattempat umum, pusat perkumpulan, atau perpustakaan keliling.
15
http://herryfaisal.blogspot.com/2010/06/melahirkan-generasipembaca.html Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
Keempat adalah peran media informasi dalam menumbuhkembangkan kebiasaan budaya membaca sangatlah tepat dan efektif. Sebab, sekarang ini kita berda di tengah-tengah komunitas masyarakat yang diperbudak media informasi. Peran yang semestinya dimainkan oleh media infirmasi kita, baik cetak maupun elektronik, ialah mengkampanyekan dan menginformasikan buku-buku dalam rangka menyebarkan informasi yang bermanfaat dan berguna di tengah-tengah masyarakat saat ini. Sehingga keempat unsur tersebut dengan didukung melalui elemen yang lain secara maksimal maka minat baca akan meningkat dan melalui minat baca masyarakat di Indonesia menjadikan kunci keberhasilan peningkatan kualitas bangsa. Berikut contoh perbedaan tingkat konsumsi buku masyarakat Indonesia dengan negara yang lain (per orang per tahun): JEPANG
EROPA
ARAB
40 BUKU
10 BUKU
20 LEMBAR
INDONESIA ??? (BELUM DIKETAHUI)
dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca negara yang tinggi merupakan faktor-faktor penyebab maju dan kejayaan sebuah negara.
MENUMBUHKAN MINAT BACA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM Secara umum sumber daya manusia dapat digolongkan dalam dua macam; yakni, (1) Sumber daya manusia (Human resaurces), dan (2) Sumber daya Non Manusia (Non-human Resources). Yang termasuk dalam kelompok sumber daya non manusia ini mencakup mesin, teknologi, borokrasi, bahan-bahan materill dan lain-lain. Namun selanjutnya dalam hal ini kita akan lebih Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
memfokuskan pembahasan pada pembangunan manusianya (Sumber Daya Manusia). Budaya membaca belum menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membaca surat kabar. Mereka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi. Padahal, banyaknya tayangan televisi yang memuat hal-hal yang kurang baik ditonton oleh generasi baru, mulai dari perilaku kurang santun dari para pejabat dan wakil rakyat hingga dugaan korupsi milyaran rupiah, kekerasan, dan budaya hedonistik lainnya telah membentuk pendidikan karakter bangsa ini yang keliru. Berbicara mengenai SDM seperti diatas kita tidak bisa terlepas dari organisasi (Pemerintah). yang akan mengelola SDM tersebut Dari keseluruhan Sumber daya yang tersedia dalam sebuah organisasi SDM-lah yang paling penting dan sangat menentukan keberhasilan atau juga kegagalan dari sebuah organisasi. SDM yang baik akan memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan kemajuan suatu lembaga atau organisasi tersebut. Manajemen SDM juga merupakan satu-satunya yang mempunyai akal, perasaan, keinginan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dorongan daya dan karya. Semua potensi SDM tersebut sangat berpengaruh terhadap terhadap upaya organisasi dalam memncapai tujuannya. Betapapaun bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, agaknya hanya akan sia-sia jika SDM-nya. Untuk itu pemenuhan terhadap peningkatan SDM menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh suatu organisasi atau lembaga untuk memperoleh SDM yang dapat diandalakan untuk menjalankan roda organisasi atau lembaga tersebut. Hal ini sangat beralasan, karena organisasi atau lembaga yang terus eksis bukan saja Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
ditentukan oleh Sumber daya Non Manusia tetapi lebih pada peningkatan SDM-nya. Peranan SDM semakin penting oleh karena itu SDM perlu dikembangkan dan ditingkatkan mutunya. Salah satu cara untuk meningkatkan SDM adalah minat baca yang membudaya, karena menyerap berbagai jenis bahan bacaan bermutu sehingga dapat menambah pengetahuan serta menambah wawasan. Dengan membaca diharapkan pola pikir masyarakat dapat berkembang, sehingga mampu mewujudkan SDM yang handal dan bersaing dalam dunia internasional. Minat baca bukanlah bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, tetapi merupakan hasil dari didikan yang terus menerus. Minat baca seseorang berpengaruh terhadap akumulasi pengetahuan seseorang. Dimasa sekarang ini mereka yang memiliki informasi lebih banyak tentu akan lebih berkualitas pengetahuannya dibandingkan dengan mereka yang sedikit pengetahuannya. Salah satu alternatif dalam peningkatan minat baca masyarakat adalah adanya peranan perpustakaan. Perpustakan adalah salah satu lembaga pendidikan yang berlangsung diluar sistem persekolahan, kehadiran perpustakaan yang merupakan lembaga yang secara ekonomis, efisien, dan demografis dapat melayani kebutuhan masyarakat akan pengetahuan. Perpustakaan dikembangkan sebagai sarana pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal dalam sistem pendidikan yang berkesinambungan, belajar, bersikap ilmiah, kreatif, dan inofatif. Masalah minat baca merupakan faktor penting dalam penyusunan program kerja perpustakaan. Minat baca merupakan kunci utama dalam menggalakkan media buku sebagai sarana penyebarluasan informasi serta ilmu pengetahuan. Informasi sangat penting bagi manusia yang ingin maju, karena itu membaca sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi. Buku merupakan salah satu Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
dari koleksi perpustakaan yang diharapkan mampu menarik minat baca, hal itu disebabkan buku merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, membaca merupakan unsur yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendidikan, maka perpustakaan memperoleh pula fungsi sebagai sarana untuk pendidikan. Kurangnya minat baca masyarakat umum maupun kalangan pelajar atau mahasiswa bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti: tidak punya waktu untuk membaca/berkunjung ke perpustakaan, kurang tertarik ke perpustakaan dikarenakan mutu koleksinya yang kurang memadai, ketidaktahuan tentang koleksi perpustakaan, pelayanan yang kurang baik, sulit menggunakan jasa perpustakaan, atau situasi dan kondisinya yang kurang menyenangkan. Untuk menunjang agar minat baca meningkat perlu dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sebuah perpustakaan. Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya suatu usaha yang lebih aktif dari perpustakaan, dalam hal ini usaha penyebarluasan informasi yang sifatnya lebih aktif. Semua orang sangat membutuhkan berbagai macam informasi. Salah satu upaya mencari informasi untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan membaca dan menelusuri berbagai bahan bacaan yang banyak kaitannya dengan kebutuhannya. Seseorang dapat memperoleh berbagai informasi atau penjelasan dengan membaca. Aktifitas membaca menjadikan intelektual seseorang terus berkembang, pengetahuan bertambah dan wawasan menjadi semakin luas. Hal ini disebabkan dari kegiatan membaca akan didapat informasi baru, pengetahuan baru, dan menumbuhkan cara berfikir kritis. Banyak informasi yang didapat atau dimanfaatkan yang berasal dari bacaan. Dalam upaya meningkatkan minat baca, kehadiran Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
perpustakaan sangatlah penting dengan adanya koleksi yang memadai, ditata dan dikelola oleh pengelola yang professional. Minat baca masyarakat sangat penting untuk untuk kemajuan sebuah perpustakaan, karena dengan minat baca masyarakat yang tinggi perpustakaan akan menjadi mitra pengguna serta mendayagunakan perpustakaan secara maksimal. Jadi perpustakaan harus dituntut untuk bisa menimbulkan minat baca masyarakat, sehingga akan menimbulkan rasa saling membutuhkan. 16 Sebagai makhluk sosial tidak akan mengetahui bagaimana cara bersosial. Bermasyarakat, beradaptasi jika tidak melalui membaca, pendidikan transformatif juga tidak lepas dari membaca, karena membaca adalah suatu kebutuhan. Jika tidak bisa membaca, malas membaca, maka akan tidak tahu bahwa sebenarnya masih sangat banyak yang belum diketahui dan memang harus dipelajari, karena membaca juga termasuk a long-life learning yaitu belajar sepanjang hayat. Sepanjang hidup kita akan terus membaca, dan memang subuah sumber daya manusia harus ditingkatkan. Sebagai sarana meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah dengan meningkatkan minat baca yang seharusnya dibiasakan sejak usia dini. Membiasakan sesuatu seperti ketrampilan membaca, dan gemar membaca sejak usia dini untuk bisa berlangsung terus menerus secara continue tidaklah mudah, membutuhkan latihan dan pemahaman betapa pentingnya membaca dan hidup tanpa membaca akan buta dunia, beruntunglah bagi orang-orang yang menyadari hal tersebut.
16
http://testiani170885.wordpress.com/2009/05/31/judul-perananperpustakaan-dalam-meningkatkan-minat-baca/ Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
PENUTUP KESIMPULAN Minat baca di Indonesia khususnya anak-anak relatif rendah, anak-anak lebih suka bermain daripada membaca, mereka lebih senang mencari hiburan di acara TV, warnet, ataupun tempat hiburan yang lainnya dibandingkan membaca buku di perpustakaan. Minat baca perlu ditumbuhkan sejak usia dini. Sejak mereka yelah bisa membaca bahkan anak masih dalam kandungan, karena diharapkan kelak saat si jabang bayi lahir akan memiliki minat baca yang tinggi. Dengan membaca membuka cakrawala pemikiran, dapat merubah perilaku, menambah pengetahuan, yang awalnya belum tahu menjadi tahu, memperluas pikiran, menjadikan hidup lebih terarah dan teratur karena tidak berfikiran dangkal. Mungkin sebelum membaca orang akan berpikiran sempit karena tidak memliliki pemikiran yang luas, akan tetapi dengan membaca mengarahkan semua ke arah yang lebih baik. Dengan menumbuhkan minat baca sejak dini maka akan meningkatkan budaya baca, yang mengakibatkan masyarakat nantinya menjadi masyarakat yang gemar membaca. Menjadikan masyarakat yang berwawasan luas, meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh negara tetangga. Dan membaca adalah suatu bentuk usaha untuk memerangi kebodohan.
SARAN 1. Untuk orangtua sebaiknya menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak diminta untuk mematuhinya. Di tengah kesibukan di luar rumah, semestinya orangtua menyisihkan waktunya
Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
untuk membaca buku, atau sekedar menemani anakanaknya membaca buku. 2. Untuk pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah bisa lebih bertanggung jawab atas kondisi perpustakaan yang selama ini cenderung memprihatinkan. Menambah buku-buku yang diperlukan sebagai bacaan atau literatur. 3. Pemerintah daerah dan pusat sebaiknya juga menggalakkan program perpustakaan keliling atau perpustakaan menetap di daerah-daerah. Mungkin untuk penempatannya, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau pusat-pusat kegiatan masyarakat desa (PKMD).
Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
DAFTAR PUSTAKA As-sirjani,Raghib, 2007, Spritual Reading ; Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca, Solo, AQWAM. Masri Sareb Putra. R. 2008, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Indeks. Jakarta. Rachmad H.A, Soedjijono, et.al. 1985. Minat Baca Murid Sekolah di Sekolah Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122 http://testiani170885.wordpress.com/2009/05/31/judulperanan-perpustakaan-dalam-meningkatkanminat-baca/ http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertianmembaca.html http://id.shvoong.com/internet-andtechnologies/blog/2013522-manfaat-membacabuku/ http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasirendahnya-minat-baca-di-indonesia/ http://www.surabaya ehealth.org/perpustakaan/blog/pentingnya membaca http://www.pestabukujakarta.com/index.php?option=com_c ontent&view=article&catid=14:opini&id=21:min at-baca-siapa-peduli&Itemid=82
Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com
http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertianmembaca/
Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com