ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH ALEKSEJ IVANOVIČ DALAM NOVEL ИГРОК / IGROK/ PENJUDI KARYA FЁDOR MIXAJLOVIČ DOSTOEVSKIJ
ANISKA RIZKY POETRY SHIVALAYA / 0906528871
Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang konflik batin tokoh Aleksej Ivanovič dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Mixajlovič Dostoevskij melalui pendekatan psikologi sastra. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan dalam sastra yang mengkaji tentang kejiwaan tokoh. Analisis terhadap novel Игрок / Igrok / Penjudi dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai Id, Ego, dan Superego. Melalui pendekatan ini terlihat bahwa tokoh Aleksej Ivanovič mengalami konflik batin ketika ia terjerat dalam permainan judi yang awalnya ia lakukan untuk menarik hati gadis yang ia sukai. Permasalahan yang muncul mengakibatkan Aleksej mengalami berbagai perasaan yang menimbulkan konflik batin di dalam dirinya. Kata kunci: Psikologi Sastra, Psikoanalisis, Dostoevskij, Игрок, Konflik Batin ABSTRACT This journal is about inner conflict of the character Aleksej Ivanovič in the novel Игрок / Igrok / Penjudi written by Fëdor Mixajlovič Dostoevskij through literature psychology. This approach is one of many approaches about the psychology of the character. The analysis of the novel Игрок / Igrok / Penjudi is using the psychoanalysis theory by Sigmund Freud about Id, Ego, and Superego. Through this approach is seen that the character of Aleksej Ivanovič has inner conflicts when he has been trapped to the game of gambling which is at first he did that to attract a girl that he loved. The problem appears when Aleksej has various inner conflicts inside of him. Key: Literature Psychology, Psychoanalysis, Dostoevskij, Игрок, Inner Conflict
1
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Karya sastra, khususnya novel diciptakan oleh pengarang dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami, dan
dimanfaatkan tanpa melupakan bagian pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan jiwa.1 Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra bila didalamnya terdapat kenikmatan dan manfaat, bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunan kata beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya, pendapat ini dikemukakan oleh Horatius seorang kritikus sastra Romawi kuno bahwa karya sastra memiliki dua fungsi yaitu Dulce et Utile yaitu indah dan menghibur serta membangun dan mengajarkan sesuatu.2 Di Rusia, abad XIX merupakan periode yang disebut sebagai Золотой Век/ Zolotoj Vek/ Zaman Keemasan dikarenakan banyaknya karya-karya sastra yang diangkat dari situasi nyata yang terjadi di masyarakat yang beberapa bahkan mengandung kritik atas pemerintahan. Karya-karya sastra tersebut dihasilkan oleh sastrawan besar Rusia seperti Nikolaj Vasil’evič Gogol’, Fëdor Mixajlovič Dostoevskij, Lev Nikolaevič Tolstoj dan Anton PavloviČ Čexov.3 Salah seorang pengarang novel terkemuka pada abad XIX di Rusia adalah Fëdor Mixajlovič Dostoevskij (Фёдор Михайлович Достоевский). Ia adalah pepolor penciptaan novel psikologi modern dan banyak memberikan pengaruh pada novel-novel psikologi yang kemudian bermunculan pada masa kini.
Dostoevskij menunjukkan
ketertarikannya pada psikologis manusia untuk pertama kalinya dalam karya yang berjudul Dvojnik, yang diberi anak judul ―A Petersburg Poem‖. Novel yang mendapat tanggapan dingin dari Belinsky ini memperkenalkan konsep split personality yang kemudian menjadi ciri psikologis dari karakter-karakter tokoh dalam karya-karya selanjutnya.4 Berdasarkan hal tersebut maka Dostoevskij mulai dikenal sebagai penulis psikoanalisa, sebagaimana yang diakui oleh filsuf Prusia, Friedrich Nietzsche, “Dostoevsky was the only psychologist from whom I had anything to learn”.5 Novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Dostoevskij pertama kali diterbitkan pada tahun 1867. Dostoevskij menyelesaikan novel ini dalam waktu yang sangat singkat, yakni tiga minggu. Novel Игрок / Igrok / Penjudi ditulis pada saat Dostoevskij mengalami krisis keuangan yang diakibatkan oleh kekalahannya dalam permainan judi dan berujung pada penandatanganan kontrak kerjasama antara ia dengan penerbit. Pada tahun 1966 novel ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Gambler pada tahun 1996 oleh Dover Publications. Kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul yang sama, yaitu The Gambler, oleh Anna Karina, cetakan pertama pada bulan April tahun 2010. Novel Игрок / Igrok / Penjudi kemudian diadaptasi menjadi tiga film berjudul The Great Sinner (1949), The Gambler (1974) dan versi bahasa Jerman yang berjudul The Gamblers (2007). Novel ini juga diadaptasi menjadi sebuah opera oleh Sergei Prokoviev. Pada tahun 2010, BBC menayangkan drama radio yang diadaptasi dari novel ini.
1
Budi Darma. 1983. Solilokui, Kumpulan Esai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Melani Budianta, dkk. 2006. Membaca Sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi. Indonesia Tera: Anggota IKAPI. Hal 178 3 Zeffry Alkatiri. 1999. Dari Pushkin Sampai Perestroika. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hal. 5 4 Merriam Webster. 1995. Encyclopedia of Literature. Massachusetts: Merriam Webster Incorporated. Hlm 340 5 Jay Gallagher. Dostoevsky as Philosopher. (http://www-philosophy.ucdavis.edu/mattey/phil51old/NOV28LEC.HTM. Diunduh pada 12 Juli 2013) 2
2
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Pengalaman Dostoevskij yang sempat terjerumus ke dalam dunia perjudian menjadi latar belakang penulisan novel ini sehingga Dostoevskij dapat menggambarkan konflik batin yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Aleksej Ivanovič secara mendalam. Novel Игрок / Igrok / Penjudi membuktikan Dostoevskij sebagai penulis psikoanalisa, dibuktikan dengan terjadinya konflik batin pada tokoh Aleksej Ivanovič sebagai pusat cerita dari novel tersebut. Konflik batin yang dialami oleh tokoh Aleksej mempengaruhi tindakan serta keputusan yang diambilnya pada setiap permasalahan yang dialami. Konflik batin pada diri Aleksej pun mendominasi jalan cerita novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Dostoevskij ini. Karena itu, Penulis menganggap konflik batin pada tokoh Aleksej menarik untuk dianalisis lebih dalam. 1.2
Rumusan permasalahan Dalam novel Игрок/ Igrok/ Penjudi (1867), yang menjadi pusat cerita adalah konflik batin dialami oleh tokoh
utama Aleksej Ivanovič. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini masalah yang diangkat oleh Penulis adalah bagaimana konflik batin dialami tokoh Aleksej Ivanovič melalui Teori Psikonanalisa oleh Sigmund Freud. 1.3
Tujuan penelitian Penulisan ini bertujuan menganalisis konflik batin yang terjadi pada tokoh utama Aleksej Ivanovič melalui
psikoanalisa untuk memudahkan pemahaman mengenai karakter Aleksej Ivanovič. Serta membuktikan adanya tandatanda konflik batin di dalam diri Aleksey Ivanovich dalam novel Игрок/ Igrok/ Penjudi karya Fёdor Mixailovič Dostoevskij. 1.4
Landasan Teori Penulis menggunakan beberapa landasan teori demi mendukung tercapainya penulisan ini. Dalam menganalisa
novel Игрок/ Igrok/ Penjudi penulis menggunakan teori psikologi sastra. Karya sastra ditulis untuk dapat dinikmati, dipahami, serta bermanfaat bagi pembacanya. Sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Wellek dan Warren menyebutkan empat pengertian tentang psikologi sastra,6 yaitu: (1) Studi psikologis pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. (2) Studi proses kreatif. (3) Studi tipe dan hukum-hukum psikologis yang diterapkan pada karya sastra. (4) Mempelajari dampak sastra pada pembaca atau psikologi pembaca. Merujuk pada pendapat Wellek dan Warren bahwa psikologi sastra merupakan studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, maka teori psikologi akan menjadi landasan utama dalam penulisan skripsi ini. Teori psikologis yang menjadi landasan utama penulisan skripsi ini adalah teori psikoanalisa. Penulis menggunakan teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis asal Austria. Teori kepribadian oleh Sigmund Freud membahas tentang watak atau kepribadian manusia secara individu. Freud menyatakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem atau lapisan yaitu Id, Ego, dan Superego.7
6 7
Rene Wellek dan Austin Warren.1989. Teori Kesusastraan,terj Melanie Budianta. Jakarta: PT. Gramedia. Hal 90 Dalam bahasa Jerman yang digunakan oleh Sigmund Freud: Es, Ich, dan Ueberich. Dalam bahasa Inggris sudah menjadi kebiasaan menggunkan kata-kata Latin: Id, Ego, dan Superego.
3
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Untuk mendukung analisis Penulis, maka dibutuhkan teori mengenai tokoh. Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentuseperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sementara tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.8
2.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan
dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang berupa data yang didapat Penulis, lalu dilakukan analisis terhadap data tersebut.9 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekstrinsik, yang merupakan pendekatan yang menganalisis, mengkaji serta menafsirkn karya sastra tersebut dari luar karya sastra tersebut. Wellek dan Werren menyebutkan adanya empat faktor ektrinsik yang sangat berkaitan dengan makna karya satra10, yakni: (1) biografi pengarang, (2) psikologis (proses kreatif), (3) sosiologis (kemasyarakatan) social budaya masyaraka, dan (4) filosofis. Dalam skripsi ini, pendekatan ekstrinsik penekankan pada sisi psikologis. Pendekatan ekstrinsik juga didukung dengan pendekatan intrinsik, yang merupakan pendekatan terhadap karya sastra yang bertolak dari pemahaman dan analisis karya sastra itu sendiri.11 2.1
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yaitu novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor
Mixajlovič Dostoevskij yang diterbitkan pada tahun 1867 oleh penerbit Ilibrary.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Psikologi Sastra Dalam penulisan jurnal ini, Penulis akan menggunakan teori untuk menunjang analisis yang terdapat pada bab selanjutnya. Oleh karena itu, Penulis akan menjelaskan secara garis besar teori psikologi sastra serta teori kepribadian yang menjadi landasan teori jurnal ini. Yang nantinya akan dikaitkan dengan analisis konflik batin tokoh utama yang akan dibahas pada bab analisis. Psikologi tidak mempelajari jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut, yakni beberapa tingkah laku dan proses atau
8
Dra. Sri Wahyuningtyas dan Drs.Wijaya Heru Santosa. 2011.Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka. Hal. 3 9 Nyoman Kutha Ratna.2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hal 53 10 Ibid 11 Rene Wellek dan Austin Warren.1989. Op. cit. Hal. 30
4
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
kegiatannya, sehingga psikologi dapat didefinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.12 Sedangkan sastra adalah istilah yang mengandung makna suatu karya tulis yang pengungkapannya mengikutsertakan unsur keindahan.13 Maka dari itu, secara sederhana, psikologi sastra dapat diartikan sebagai gabungan antara psikologi dan sastra. Psikologi sastra adalah ilmu yang mempelajari sastra dari segi psikologi. Di dalam sastra, terdapat unsur psikologi yang terkait dengan tiga kutub sastra, yaitu teks, pengarang, dan pembaca.14 Sastra dalam pandangan psikologi sastra adalah cerminan sikap dan perilaku manusia. Sifat dan perilaku manusia merupakan pantulan dari jiwa. Jiwa yang khayal dapat dilihat melalui sikap dan perilaku dalam sastra, dengan demikian maka peneliti mampu mengetahui gejolak jiwa atau konflik batin pada manusia. Perilaku kejiwaan seperti menangis, tertawa, teriak, menutup diri dan membanting pintu merupakan wujud perilaku yang tidak dapat diubah karena sudah terungkap di dalam karya sastra tersebut dan merupakan fakta empiris. Data empiris tersebut terdapat pada jiwa pengarang, pengarang sering mengubah data empiris tersebut ke dalam data imajiner. Pada saat itulah studi psikologi digunakan untuk mengetahui keadaan jiwa berdasarkan gejala tertentu. Jiwa dalam sastra dapat tenang atau bergejolak berdasarkan suasana yang membangun, dapat diartikan sebagai lingkungan. Tugas peneliti psikologi sastra adalah menemukan metafisik di balik data empiris tersebut, maka hal ini disebut sebagai pencarian titik temu antara sastra dan psikologi.15 Oleh karena itu, dalam jurnal ini penulis akan menggunakan analisis sastra dengan aspek psikologis, dengan melakukan pendekatan pada teks. Penulis menggunakan pendekatan terhadap teks karena teks merupakan tumpuan untuk menemukan konflik batin pada tokoh yang terdapat di dalam novel. Batin manusia tidak terlepas dari kehidupan lingkungan sekitar yang kemudian mempengaruhi berbagai perilaku, tindakan, dan watak manusia tersebut. Dalam menganalisis, penulis menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. 2.2. Sigmund Freud dan Psikoanalisa Sigmund Freud lahir pada tanggal 16 Mei 1856 di Freiburg, kota kecil di daerah Moravia. Freud berasal dari keluarga pedagang Yahudi Austria yang menetap di Wina, ibukota Austria. Ketika berusia tiga tahun, Freud mendapat pelajaran mengenai kebudayaan Yunani dan Romawi serta humanisme. Selain bahasa Jerman, ia juga mempelajari bahasa Yunani, Latin, Perancis, dan Inggris, di rumah ia mempelajari bahasa Ibrani, Italia dan Spanyol. Dengan mempelajari bahasa tersebut, ia mendapat pengetahuan mengenai masalah-masalah kebahasaan dan kemungkinan mempelajari kebudayaan lain di luar Jerman.16 Penemuan yang kemudian membuat Freud terkenal adalah psikoanalisa. Hal ini diciptakan oleh Freud pertama kalinya pada tahun 1896. Psikoanalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia dimana ketidaksadaran 12
Ferdinand Zafiera. 2008. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Prismasohpie. Hal. 10 Nyoman . 1995. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Flores: Nusa Indah. Hal. 111-112 14 Suwardi Endaswara. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori, Langkah dan Penerapannya. Media Pressindo Hal 20 15 Ferdinand Zafiera. Op. cit. Hal 180 16 Max Milner. 1997. Freud dan Interpretasi Sastra. Jakarta: Intermasa. Hal. 7 13
5
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
memainkan peranan sentral. Psikoanalisa merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam mengubah pendapat itu dan mengeri gangguan psikis berdasarkan pendekatan psikologis.17 Psikonalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia pada abad 20-an, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Pandangan ini mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguangangguan psikis. Teori psikoanalisa lahir dari praktek dan tidak dari sebaliknya.18 2.3. Struktur Kepribadian oleh Sigmund Freud Kepribadian adalah suatu yang stabil karena kepribadian tidak akan berubah secara drastis, kepribadian merupakan suatu dorongan yang mengatur parilaku atau memberi petunjuk kearah tertentu. Hal inilah yang akan membuat kita merespon masalah dengan cara yang wajar sesuai dengan situasi yang kita hadapi. Jadi, kepribadian adalah sebuah cara yang dilakukan seseorang terhadap keadaan maupun orang tertentu. Kepribadian berasal dari diri kita sebagai individu, kepribadian menggambarkan perilaku dalam menghadapi beragam situasi. Dalam bukunya Ego dan Id, Freud menuliskan teori baru tentang susunan hidup psikis manusia. Dalam buku ini Freud membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu: id (aspek biologis), ego (aspek psikologis) dan superego (aspek sosiologis). Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia. 19 2.3.1. Id (Aspek Biologis) Id merupakan lapisan psikis yang paling dasar. Dalam id terdapat naluri-naluri bawaan biologis, yakni seksual dan agresif, tanpa mempertimbangkan akal atau etika, serta keinginan-keinginan yang direpresi. Maka dari itu, hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkan terdiri dari id saja. Jadi id sebagai bawaan waktu lahir merupakan bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut.20 2.3.2. Ego (Aspek Psikologis) Untuk merealisasikan keinginan yang terdapat pada id, maka menurut Freud, diperlukan sistem lain yang dapat merealisasikan imajinasi itu menjadi kenyataan, sistem tersebut adalah ego.21 Ego merupakan pelaksana dari kepribadian, yang bertugas mengontrol dan memerintahkan id dan superego yakni dengan memelihara hubungan antara dunia luar dan kepentingan pribadi seseorang. Jika ego melakukan tugasnya sebagai pelaksana dengan bijaksana, maka akan terdapat keharmonisan dan keselarasan. Namun, kalau ego mengarah atau didominasi oleh id, dan tidak dapat
17
Ibid Ibid. Hal 7 19 Sigmund Freud. 1962. The Ego and The Id. Terjemahan Joan Riviere. New York Norton: Norton Library 20 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal 11 21 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal 11 18
6
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
mengontrolnya dengan superego atau dunia luar, maka akan terjadi kejanggalan dan kesadaran seseorang pun menjadi tidak teratur.22 2.3.3. Superego (Aspek Sosiologis) Menurut Freud, superego merupakan internalisasi individu tentang nilai masyarakat, karena pada bagian ini terdapat nilai moral yang memberikan batasan baik dan buruk. Dengan kata lain superego dianggap pula sebagai moral kepribadian.23 Fungsi pokok dari superego jika dilihat dari hubungan dengan ketiga aspek kepribadian adalah membatasi dorongan ego terutama dorongan seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat dan mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis.24 Superego mempengaruhi kepribadian manusia dengan mengejar kesempurnaan yang diserap seorang individu dari lingkungannya.25 2.4. Teori tentang Perjudian Dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Mixajlovič Dostoevskij, dunia perjudian sangat berpengaruh terhadap diri tokoh Aleksej. Maka dari itu, Penulis akan menjabarkan definisi perjudian, faktor yang mendorong terjadinya perjudian, dan tipe-tipe penjudi untuk mendukung analisis yang akan dilakukan pada bab III. 2.4.1. Definisi Perjudian Menurut Stephen. E.G. Lea, perjudian adalah suatu kondisi dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung risiko: (1) Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah. (2) Risiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang,
dengan
hasil
yang
tidak
diketahui,
dan
banyak
ditentukan
oleh
hal-hal
yang
bersifat
kebetulan/keberuntungan. (3) Risiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan; kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi.26 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku yang melibatkan adanya risiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak.
22
Calvin S. Hall, op. cit., Hal 37-38 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal 12 24 Drs. Irwanto dkk. 1989. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia. Hal. 238 25 Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ. 2000. Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan Media Utama. Hal 18 26 Stephen E. G. Lea, Roger M. Tarpy, dan Paul M. Webley. 1867. The Individual in the Economy: A Textbook of Economic Psychology. Cambridge Handbook 23
7
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
2.4.2. Faktor yang Mendorong Terjadinya Perjudian Terdapat lima faktor pendorong seseorang melakukan perjudian27, sebagai berikut: (1) Faktor Sosial dan Ekonomi. Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. (2) Faktor Situasional. Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. (3) Faktor Belajar. Faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. (4) Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan. Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. (5) Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan. Penjudi yang merasa dirinya sangat trampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilan atau kemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan yang dimilikinya. Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. 2.4.3. Tingkatan Penjudi Pada dasarnya ada tiga tingkatan atau tipe penjudi28, yaitu: (1) Social Gambler. Penjudi tingkat pertama adalah para penjudi yang masuk dalam kategori "normal" atau disebut social gambler, yaitu penjudi yang sekali-sekali pernah ikut membeli lottery (kupon undian), bertaruh dalam pacuan kuda, bertaruh dalam pertandingan bola, permainan kartu atau yang lainnya. Penjudi tipe ini pada umumnya tidak memiliki efek yang negatif terhadap diri maupun komunitasnya, karena mereka pada umumnya masih dapat mengontrol dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya. (2) Problem Gambler. Penjudi tingkat kedua disebut sebagai penjudi "bermasalah" atau problem gambler, yaitu perilaku berjudi yang dapat menyebabkan terganggunya kehidupan pribadi, keluarga maupun karir, meskipun belum ada indikasi bahwa mereka mengalami suatu gangguan kejiwaan menurut National Council on Problem Gambling USA tahun 1997. (3) Pathological Gambler. Penjudi tingkat ketiga disebut sebagai penjudi "pathologis" atau pathological gambler atau compulsive gambler. Ciri-ciri penjudi tipe ini adalah ketidakmampuannya melepaskan diri dari dorongandorongan untuk berjudi.
3. ANALISIS Seperti yang dijelaskan pada landasan teori, Freud membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu: id (aspek biologis), ego (aspek psikologis) dan superego (aspek sosiologis). Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi
27 28
Ibid Committee on the Social and Economic Impactof Pathological Gambling, National Reseach Council. 1999. Pathological Gambling: A Critical Review. The National Academies Press
8
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia. Manusia pada umumnya memiliki keinginan di dalam diri yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Keinginan tersebut seringkali mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan keyakinan dirinya sendiri. Hal ini terkadang memunculkan keputusan sulit yang membuat seseorang harus benar-benar mempertimbangkan baik buruknya keinginan tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya konflik batin terhadap diri seseorang. Melalui teori Sigmund Freud maka akan dianalisis konflik batin tokoh utama Aleksej Ivanovič. Aleksej Ivanovič adalah seorang pemuda berkebangsaan Rusia yang berusia dua puluh lima tahun. Aleksej bekerja sebagai tutor keluarga bangsawan yang ia sebut dengan sebutan Jendral. Aleksej tinggal dengan keluarga Jendral di kota perjudian yang bernama Roulettenberg. Ia tinggal dengan Jendral, anak tiri Jendral yang bernama Polina, kekasih Jendral yang bernama Mlle. Blanche, serta ibu dari Mlle. Blanche. Sebagai seorang tutor, Aleksej merupakan orang yang berpendidikan dan memiliki ambisi yang kuat untuk memenuhi segala keinginannya. Ia juga merupakan orang yang kritis dan seringkali terlibat dalam perdebatan yang terjadi di lingkungannya terutama dalam bidang sosial dan ekonomi. Namun, ia seringkali merasa dilecehkan oleh lingkungan tempat ia bekerja. Hal ini disebabkan oleh latar belakang keluarganya yang bukanlah dari kalangan bangsawan. Dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Dostoevskij, terdapat beberapa tokoh, namun Penulis memfokuskan analisis pada konflik batin tokoh utama yaitu Aleksej Ivanovič. Sebagaimana telah dijelaskan dalam ladasan teori, tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Aleksej merupakan tokoh utama di dalam novel ini karena ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Konflik batin yang terjadi pada tokoh Aleksej disebabkan oleh tiga faktor, yakni cinta dan kebencian, status sosial dan tekanan dari lingkungan, serta perjudian. Penulis akan menganalisis konflik batin tersebut dengan menggunakan teori psikoanalisa Sigmund Freud yang membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego. 3.1.
Konflik Batin akibat Cinta dan Kebencian Aleksej Ivanovič adalah seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun yang bekerja sebagai seorang tutor bagi
keluarga Jendral di sebuah kota perjudian bernama Roulettenberg. Sebagai pria muda yang memiliki hasrat akan cinta, Aleksej pun tidak mampu menyembunyikan rasa cintanya terhadap putri tiri Jendral yang bernama Polina. Rasa cinta ini muncul seiring berjalannya waktu ketika Aleksej bekerja bersama Jendral dan sering menghabiskan waktu bersama Polina. Cinta yang dirasakan Aleksej kepada Polina merupakan lapisan id. Sebagaimana telah dijelaskan pada landasan teori, Id adalah lapisan psikis yang paling dasar. Id mewakili naluri-naluri manusia yang merupakan bawaan sejak lahir, seperti naluri seksual, agresif dan keinginan-keinginan yang direpresi. Tugas Id adalah mencari kesenangan dan menghindari ketidakenakan. Dalam Id tidak dikenal urutan menurut waktu. Hukum-hukum logika tidak berlaku bagi Id. Dalam hal ini, Id sama sekali tidak terpengaruh oleh kontrol pihak Ego dan realitas. Menurut Sigmund Freud, yang merupakan Id adalah emosi dan perasaan dalam diri seseorang. Emosi dan perasaan tersebut seperti marah, sedih,
9
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
kecewa, cinta, sayang, bahagia dan ambisi. Cinta sebagai hasrat yang kuat di dalam diri seseorang, mampu membuat orang tersebut melakukan apa saja demi memenuhi keinginan orang yang dicintainya. Kecintaannya yang mendalam terhadap Polina mendorong tokoh utama dalam novel ini untuk mengorbankan segalanya, bahkan nyawa sekalipun. Seperti yang ditunjukan pada kutipan berikut: ―А чтокасается Шлангенберга, токлянусьчестью, даже и теперь: если б она тогда приказала мне броситься вниз, я быбросился!" (Dostoevskij: 65) /A čtokasaetsja Šlangenberga, tokljanus‘čest‘ju, daže i teper‘: esli b ona togda prikazala mne brosit‘sja bniz, ja bybrosilsja/ “Dan mengenai Schlangenberg, aku bersumpah demi kehormatan bahkan sekarang, kalau dia mengatakan itu hanya bergurau, dengan penghinaan, kalau dia mengatakan itu dengan mengejek, aku juga akan melompat”
Aleksej menyampaikan kesediannya untuk menuruti segala perintah Polina. Bahkan apabila Polina menyuruhnya melompat dari sebuah tebing, Aleksej akan menurutinya. Meskipun Polina melakukan hal tersebut hanya untuk gurauan atau penghinaan terhadap dirinya. Aleksej bersedia membuktikan cintanya kepada Polina dengan cara apapun, meskipun keselamatan dirinya sendiri menjadi taruhan. ―То тогда… ну, да чего пожелать? Разве я знаю, чего желаю? Я сам как потерянный; мне только бы быть при ней, в ее ореоле, в ее сиянии, навечно, всегда, всю жизнь. Дальше я ничего не знаю! И разве я могу уйти от нее?‖ (Dostoevskij: 165) /To togda… nu, da čego poželat‘? Razve ja znaju, čego želaju? Ja sam kak poterjannyj; mne tol‘ko by byt‘ pri nej, v ee oriole, v ee sijanii, navečno, vsegda, vsju žizn. Dal‘še ja ničego ne znaju! I razbe ja mogu ujti, ot nee?/ “Lalu ... baik, ya apa yang Anda inginkan? Apakah aku tahu apa yang saya inginkan? Aku akan hilang, hanya untuk bersamanya, dalam auranya, pancarannya, selamanya, selalu, sepanjang hidupku. Selanjutnya, aku tidak tahu apa-apa! Dan bagaimana saya bisa meninggalkannya?”
Pada kutipan di atas, Id Aleksej merasa cintanya begitu besar kepada Polina sehingga yang ia inginkan hanyalah bersama Polina. Karena cintanya yang besar kepada Polina, ia tidak peduli dengan hal lain selama ia bersama Polina. Ia hanya ingin berada di dekat Polina. Bahkan ia pun merasa bahwa dirinya gila dikarenakan cintanya yang begitu besar dan membutakan segalanya. Aleksej merasa dirinya hanya tahu bahwa ia mencintai Polina, tak ada hal lain yang ia inginkan. Aleksej mengalami konflik batin karena sering menerima perlakuan buruk dari lingkungan tempatnya berkerja. Ia mempertimbangkan untuk berhenti bekerja dengan Jenderal, namun ia pun tidak ingin berpisah dari Polina seperti yang terdapat pada kutipan berikut. ―Я был в странном настроении духа; разумеется, я еще до половины обеда успел задать себе мой обыкновенный и всегдашний вопрос: зачем я валандаюсь с этим генералом и давным-давно не отхожу от них? Изредка я взглядывал на Полину Александровну; она совершенно не примечала меня.‖ (Dostoevskij: 6) /Ja byl strannom nastroennii duxa; razueetsja, ja ešče do poloviny obeda usel zadat‘ sebe moj obyknovennyi I vsegdašnij vopros: začem ja valandajus‘ s étim generalom I davnym-davno ne otxožu ot nix? Izredka ja vzgjadyval na Polinu Aleksandrovnu; ona soveršenno ne primečala menja./ “Aku berada dalam suasana hati yang aneh; tentu saja, sebelum kami setengahnya menjalani makan siang aku telah menanyakan kepada diriku sendiri pertanyaan biasaku yang tak pernah hilang: Kenapa aku terus mengikuti Jenderal dan tidak meninggalkan mereka dari dulu? Dari waktu ke waktu aku melirik Polina Alexandrovna. Dia tidak memperhatikanku sama sekali.”
10
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Pada kutipan di atas menunjukkan bahwa Aleksey merasa tidak yakin akan alasannya untuk tetap bekerja dengan Jenderal. Perasaannya yang sebenarnya membuat ia berpikir untuk meninggalkan Jenderal namun di sisi lain, Aleksey tidak ingin meninggalkan Polina meskipun Polina tidak pernah memperhatikan Aleksey. Kecemasan yang terjadi karena perasaan Aleksey yang sebenarnya dikalahkan oleh kenyataan bahwa ia tidak dapat meninggalkan Polina kemudian memicu timbulnya konflik di dalam batin Aleksej dimana ia harus memilih di antara dua pilihan yang keduanya membawa dampak positif dan negatif bagi dirinya. Di satu sisi ia dapat meninggalkan Jenderal dan meneruskan hidupnya tanpa ada tekanan karena selalu dianggap rendah, di sisi lain ia dapat terus berada di sisi wanita yang ia cintai namun harus menerima segala tekanan yang disebabkan oleh lingkungan disekitarnya. Di samping perasaan cinta, tokoh utama Aleksej Ivanovič yang merasa tidak pernah mendapatkan perhatian Polina, seringkali merasa kesal yang berujung pada perasan benci yang aneh terhadap Polina. Kebencian ini terkadang menimbulkan pikiran dan keinginan di dalam diri Aleksej untuk membunuh Polina, seperti pada kutipan berikut: ―Бывали минуты (а именно каждый раз при конце наших разговоров), что я отдал бы полжизни, чтоб задушить ее!" (Dostoevskij: 16) /Byvali minuty (a imenno každyj raz pri konce našix razgovorov), čto ja otdal by polžizni, čtob zadušit‘ ee!/ “Ada saat-saat (pada setiap kesempatan di akhir pembicaraan kami) ketika aku ingin mengorbankan hidupku untuk mencekiknya!”
Id Aleksej yang berkeinginan untuk memiliki Polina, bertentangan dengan kenyataan bahwa Polina tidak pernah memperhatikan dirinya. Kemudian munculah perasaan benci di dalam diri Aleksej dikarenakan cintanya pada Polina tidak berbalas. Bahkan kedua perasaan yang sangat bertentangan ini membuat Aleksej bimbang akan perasaan sebenarnya yang ia rasakan terhadap Polina. Ego Aleksej berusaha menyeimbangkan apa yang ia inginkan dengan kenyataan yang ada. Aleksej yang merasa sering direndahkan atau dianggap budak oleh Polina mengalami kegelisahan di dalam hatinya. Keinginannya untuk mendapatkan Polina mempengaruhi segala tindakannya. Hingga saat Aleksej merasa bahwa Polina tidak pernah membalas cintanya, Aleksej tetap menunjukkan rasa cintanya yang mendalam, meskipun tanpa ia sadari ada perasaan benci di dalam hatinya. Seperti pada kutipan berikut. ―И за что вы на меня сердитесь? За то, что я называю себя рабом? Пользуйтесь, пользуйтесь моим рабством, пользуйтесь! Знаете ли вы, что я когда-нибудь вас убью? Не потому убью, что разлюблю иль приревную, а — так, просто убью, потому что меня иногда тянет вас съесть.‖ (Dostoevskij: 63) /I za čti vy na menja serdites’ za to, ja nazyvaju sebja rabom? Pol’zujtes’, pol’zujtes’, moim rabstvom, rol’zujtes’! Znaete l ivy, čto ja kogda-nibud’ vas ub’ju? He potomu ub’ju, čto razljublju il’ prirevnuju, a – tak, prosto ub’ju, potomu čto menja inogda tjanet vas s”est’/ “Dan untuk apa kau marah padaku? Karena menyebut diriku sendiri budakmu? Manfaatkan keberadaanku sebagai budakmu, manfaatkan itu, manfaatkan itu! Kau tahu bahwa aku akan membunuhmu suatu hari? Aku akan membunuhmu bukan karena aku akan berhenti mencintaimu atau karena cemburu, aku hanya akan membunuhmu karena aku memiliki dorongan hati untuk memakanmu.”
Pada kutipan di atas, Aleksej terlihat memendam kemarahan kepada Polina yang memperlakukan dirinya seperti budak. Hal ini kemudian memunculkan kemarahan yang dipendam di dalam dirinya sehingga ego nya mengontrol id dengan cara menekan dorongan untuk menyakiti Poina ke alam bawah sadar dikarenakan adanya
11
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
ancaman dari Superego. Aleksej menekan keinginannya untuk membunuh Polina meskipun ia katakan akan membunuh Polina dikarenakan begitu besar cintanya untuk wanita itu. Hal ini juga digambarkan pada kutipan berikut ―Знаете ли еще, что нам вдвоем ходить опасно: меня много раз непреодолимо тянуло прибить вас, изуродовать, задушить. И что вы думаете, до этого не дойдет? Вы доведете меня до горячки. Уж не скандала ли я побоюсь? Гнева вашего? Да что мне ваш гнев? Я люблю без надежды и знаю, что после этого в тысячу раз больше буду любить вас. Если я вас когда-нибудь убью, то надо ведь и себя убить будет; ну так — я себя как можно дольше буду не убивать, чтоб эту нестерпимую боль без вас ощутить.‖ (Dostoevskij: 64) /‗Znaete li ešče, čto nam vdvoem xodit‘ opasno: menja mnogo raz nepreodolimo tjahylo pribit‘ vas, izurodovat‘, zadušit‘. I čto vy dumaete, do étogo ne dojdet? Vy dovedete menja do gorjački. Už ne skandala i znaju, čto posle étogo v mysjaču raz bol‘še budu ljubit‘ vas. Esli ja vas kogda-nibud‘ ub‘ju, to nado ved‘ I sebja ubit‘ budem; nu tak – ya sebja kak možno bol‘še budu ne ubivat‘, čtob étu nesterpimuju bol‘ bez vas oščutit‘/ “Apakah kau tahu juga, bahwa berbahaya bagi kita untuk berjalan bersama? Aku sering mempunyai keinginan yang tak tertahankan untuk menghantammu, merusakmu, mencekikmu. Dan apa yang kau pikir, itu tidak akan terjadi? Kau membuatku demam otak. Kau pikir aku takut membuat skandal? Kenapa kau marah padaku? Aku mencintaimu tanpa mencintai tanpa harapan, dan aku tahu bahwa setelah ini aku mencintaimu seribu kali lebih besar. Dan kalau aku membunuhmu aku harus menunda membunuh diriku sendiri selama mungkin, supaya dapat terus merasakan kepedihan yang tak tertahankan karena kehilangan dirimu.”
Pada kutipan di atas, Aleksej menunjukan bahwa dirinya menahan diri untuk melakukan keinginannya yaitu menyakiti dan membunuh Polina. Keinginan yang datang dari rasa cinta bercampur benci ini ditekannya kealam bawah sadar sehingga ia pun mengalami konflik di dalam batinnya dimana ia kesulitan memahami Id nya sendiri, apakah ia mencintai Polina atau malah membencinya. Super Ego nya juga mendorong Id untuk tidak menyakiti Polina dikarenakan Aleksej mengetahui apa yang sebenarnya ia inginkan bukanlah hal yang baik. 3.2.
Konflik Batin akibat Status Sosial dan Tekanan dari Lingkungan Aleksej tinggal bersama Jenderal, kekasih Jenderal Mlle. Blanche dan Polina di dalam sebuah hotel mewah di
kota perjudian bernama Roulettenberg. Walaupun hidup di lingkungan bangsawan, Aleksej yang hanya seorang tutor mulai merasa bahwa ia sering diacuhkan dan dianggap rendah oleh orang-orang di lingkungannya. Aleksej merasa lingkungan dan keadaan sekitar, termasuk Polina sebagai putri tiri Jenderal dan wanita yang dicintai Aleksej, tidak menghiraukan keberadaan dirinya. Hal ini menjadi awal konflik batin Aleksej. Seperti terlihat pada kutipan berikut: ―Генерал, конечно, и не подумал бы нас знакомить или хоть меня ему отрекомендовать; а m-r le comte сам бывал в России и знает, как невелика птица — то, что они называют outchitel.‖ (Dostoevksij: 4) /General, konečno, I ne podumal by nas znakomit‘ ili xot‘ menja emu otrekomendovat‘; a m-r le comte sam byval v Rossii I znaet, kak nevelika ptica – to, čto oni nazyvajut outchitel/ “ Jenderal, tentu saja, akan berpikir dari kita, setidaknya memperkenalkan saya kepadanya atau memperkenalkan dirinya, dan mr le comte yang pernah mengunjungi Rusia dan tahu, bagaimana orang-orang memandang apa yang mereka sebut sebagai tutor ”
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Aleksej merasa dirinya sebagai tutor atau outchitel banyak dianggap rendah oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang tergolong bangsawan disekitar Aleksej menganggap bahwa Aleksej hanyalah seorang tutor yang secara strata sosial tidak setara dengan mereka. Namun demikian, Aleksej merupakan orang yang berani sehingga seringkali ia tidak tinggal diam jika orang yang merendahkannya sudah bertindak
12
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
keterlaluan. Ia akan membela dirinya sendiri dengan pengetahuan yang ia miliki dan tak jarang pula bersikap kasar terhadap orang yang telah merendahkannya. Seperti pada kutipan berikut. ―Если я, например, исчезаю пред нею самовольно в ничто, то это вовсе ведь не значит, что пред людьми я мокрая курица и уж, конечно, не барону «бить меня палкой».‖ (Dostoevskij: 84) /Esli ja, naprimer, isčezaju pred neju samovol‘no v ničto, to éto vovse ved‘ ne značit, čto pred ljud‘mi ja mokraya kurica I už, konečno, ne baronu «bit‘ menja palkoj»/ “Meskipun aku mungkin direndahkan hingga keberadaaanku tidak berarti dalam kehadirannya, itu tidak membuktikan bahwa aku tidak bisa mempertahankan kedudukanku sendiri dihadapan orang-orang lain, atau bahwa Baron dapat memukulku.”
Pada kutipan di atas, Ego Aleksej menyesuaikan pemikirannya terhadap diri sendiri dengan keadaan yang terjadi. Yaitu ketika orang-orang lain di sekitarnya mengucilkan, meremehkan, bahkan menganggap dirinya sebagai seorang budak, ia akan tetap mempertahankan kedudukannya dan menantang balik kepada orang yang meremehkan dan menghinanya. Tindakannya adalah merupakan wujud mempertahankan kepribadiannya sendiri yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial yang rasionil. Aleksej tidak ingin harga dirinya diinjak-injak oleh orang lain, meskipun orang tersebut adalah seorang bangsawan. Ego Aleksej menyeimbangkan antara perasannya yang sebenarnya yaitu rendah diri, disesuaikan dengan keadaan sekitar yang menyatakan bahwa perbuatan melecehkan seseorang bukanlah hal yang baik, sehingga kemudian Aleksej memiliki keberanian untuk membela dirinya sendiri. Banyaknya tekanan dalam diri Aleksej dikarenakan lingkungan sekitarnya kemudian membuat Aleksej mengambil tindakan perjudian sebagai jalan keluar konflik batin yang dialaminya akibat status sosial. Id Aleksej yang begitu besar menginginkan dirinya untuk diakui oleh lingkungannya. Setelah Aleksej mengalami kemenangan beberapa kali dalam berjudi, ia menjadi seorang yang berbeda. Aleksej tidak berjudi untuk mendapatkan kemenangan dan harta, pada akhirnya yang ia cari adalah kepopularitasan. Ia mencari pengakuan dari lingkungannya atas apa yang telah ia lakukan. Seperti yang terdapat pada kutipan berikut ―в тот же вечер я отправился на рулетку. О, как стучало мое сердце! Нет, не деньги мне были дороги! Тогда мне только хотелось, чтоб завтра же все эти Гинце, все эти обер-кельнеры, все эти великолепные баденские дамы, чтобы все они говорили обо мне, рассказывали мою историю, удивлялись мне, хвалили меня и преклонялись пред моим новым выигрышем. Всѐ это детские мечты и заботы, но... кто знает: может быть, я повстречался бы и с Полиной.‖ (Dostoevskij: 272) /B tot že večer ja otprabilsja na ruletku. O, kak slučalo moe serdce! Net, ne den‘gi mne byli dorogi! Togda mne tol‘ko xotelos‘, čtob zavtra že vse éti velikolepnye badenskie damy, čtoby vse oni govorili obo mne, rasskazyvali moju istoriju, udivljalis‘ mne, xvalili menja i preklonjalis‘ pred moim novym vyigryšem. Vsѐ éto detskie mečty i zaboty, no… kto znaet: možet byt‘, ja povstrečalsja by i s Polinoj/ “Pada malam yang sama aku pergi ke Roulette. Oh, betapa jantungku berdebar! Bukan, bukan uang yang aku inginkan. Yang aku inginkan adalah bahwa keesokan harinya semua Glitse ini, semua ober-kellner ini, semua gadis-gadis Baden yang memesona ini, mereka akan membicarakan diriku, mengulang kisahku, terpesona olehku, mengagumiku, memujiku, memberi penghormatan pada kesuksesan baruku. Semua mimpi kekanakan dan kehendak ini, tapi… siapa tahu: mungkin aku akan bertemu Polina lagi.”
Aleksej yang tidak pernah merasakan bahwa dirinya dihormati oleh lingkungannya kemudian merasakan kepuasan tersebut melalui jalan perjudian. Dengan berjudi, Aleksej mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Ia tidak mempedulikan dampak serta kerugian yang akan ia alami dalam perjudian, id Aleksej yang terlalu kuat mempengaruhinya untuk terus melakukan perjudian demi mendapat pengakuan dari orang-orang disekitarnya.
13
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Aleksej dengan susah payah mendapatkan kejayaannya dan tetap berharap pada akhirnya Polina akan melihat keberhasilannya dan jatuh hati kepadanya. 3.3.
Konflik Batin akibat Perjudian Aleksej yang tinggal di dalam lingkungan perjudian dan keadaan Polina kemudian menyeret Aleksej dalam
dunia perjudian. Seperti yang dijelaskan dalam landasan teori, salah satu faktor yang mendorong seseorang melakukan perjudian adalah faktor situasional. Faktor situasional terjadi karena adanya tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian. Dalam hal ini, Polina menjadi faktor pendorong Aleksej melakukan perjudian untuk pertama kali. Didasari oleh rasa cintanya terhadap Polina, Aleksej pun bersedia menuruti semua perintah Polina. Pada awalnya, Aleksej sama sekali tidak mengetahui alasan dibalik perintah Polina. Namun, Aleksej yang begitu mencintai Polina hanya mengetahui bahwa dirinya harus menuruti perintah Polina, seperti pada kutipan berikut. ―Однако ж у меня было ее поручение — выиграть на рулетке во что бы ни стало. Мне некогда было раздумывать: для чего и как скоро надо выиграть и какие новые соображения родились в этой вечно рассчитывающей голове?‖ (Dostoevsky: 17) /Odnako ž u menja ee poručenie – vyigrat‘ na ruletke vo čto by ni stalo. Mne nekogda bylo razdumyvat‘: dlja čego I kak skoro nado vyigrat‘ i kakie novyj soobraženija rodilis‘ v étoj večno rassčityvajuščej golove?/ “Bagaimanapun, aku mendapat perintahnya untuk menang roulette, dengan segala cara. Aku tidak punya waktu untuk mempertimbangkan kenapa aku harus main, dan kenapa begitu bergegas-gegas, dan pola apa yang sedang direncanakan dalam otak yang selalu membuat perhitungan itu.”
Pada kutipan di atas terlihat bahwa Id Aleksej memiliki ambisi untuk memenangkan judi demi Polina. Aleksej pun bersedia pergi bermain judi untuk pertama kalinya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi disana. Yang ia pikirkan hanyalah ambisinya utuk memenangkan judi serta memenangkan hati wanita yang dicintainya. Ia bahkan tidak mengetahui alasan Polina menyuruhnya untuk memenangkan judi, meskipun hal ini juga sempat mengganggu pikirannya. Pada saat Polina menyuruh Aleksej untuk berjudi pertama kalinya, Aleksej mengesampingkan rasa penasarannya atas alasan Polina menyuruhnya untuk berjudi, Aleksej bahkan tidak dapat mempertimbangkan pendapatnya tentang berjudi. Aleksej pada awalnya hanya berjudi karena perintah Polina, dan di dalam hatinya ia mengetahui bahwa judi bukanlah hal yang baik, seperti dalam kutipan berikut: ―Во всяком случае, я определил сначала присмотреться и не начинать ничего серьезного в этот вечер. В этот вечер, если б что и случилось, то случилось бы нечаянно и слегка, — и я так и положил. К тому же надо было и самую игру изучить; потому что, несмотря на тысячи описаний рулетки, которые я читал всегда с такою жадностию, я решительно ничего не понимал в ее устройстве до тех пор, пока сам не увидел. Во-первых, мне всѐ показалось так грязно — как-то нравственно скверно и грязно.‖ (Dostoevskij: 21) /Vo vsjakom slučae, ja opredelil snačala prismotret‘sja i ne načinat‘ ničego ser‘eznogo v étot večer. V étot večer, esli b čto i slučilos‘, to slučilos‘ by nečajanno slegka, - i ja tak i položil. K tomu že nado bylo i samuju igru izučit‘; potomu čto, nesmotrija ha tysjači opisannij ruletku, kotorye ja čital vsegda s takuju žadnostiju, ja rešitel‘no nicego ne ponimal v ee ustrojstve do tex por, poka sam ne uvidel. Vo-pervyx, mne vsѐ pokazalos‘ tak grjazno – kak-to nravstvenno skverno I grjazno./ “Bagaimanapun, aku memutuskan untuk melihat-lihat dulu dan tidak akan memulai sesuatu yang serius malam itu. Kalau sesuatu terjadi malam itu, itu akan terjadi secara kebetulan dan akan menjadi sesuatu yang remeh , dan dengan demikian aku akan mempertaruhkan uangku. Lagipula aku harus mempelajari permainannya; karena meskipun ada seribu deskripsi mengenai roulette yang sudah aku baca dengan antusias, aku tidak mengerti apa-apa mengenai cara
14
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
kerjanya, sampai aku melihatnya sendiri. Untuk pertama kali semua itu mengingatkanku karena begitu mesum, mengerikan, dan mesum secara moral.”
Pada kutipan di atas terlihat bahwa Aleksej sebenarnya memiliki pertimbangan lain di dalam hatinya meskipun ia ingin menuruti perintah Polina untuk berjudi. Aleksej pada awal kehadirannya di tempat berjudi memutuskan untuk tidak terlibat terlalu dalam dan masih penuh pertimbangan. Superego Aleksej menyadari apa yang akan ia lakukan adalah hal yang tidak baik. Ia menggambarkan perjudian sebagai hal yang “begitu mesum, mengerikan, dan mesum secara moral”. Dihadapkan pada keinginannya yang kuat untuk melakukan perjudian, Aleksej pun memiliki kesulitan untuk keluar dari dunia perjudian tersebut. Aleksej seringkali menjadi hilang kendali yang berujung pada kekalahan yang terus menerus dalam perjudian, namun ada suatu masa dimana Aleksej yang pada awalnya terlibat perjudian demi membantu Polina melunasi hutangnya menjadi sadar bahwa ia tidak melakukan perjudian demi memuaskan keinginannya, namun demi mendapatkan uang untuk Polina. Seperti pada kutipan berikut ―Мне стало до того невыносимо от какого-то необыкновенного и странного ощущения, что я решился уйти. Мне показалось, что я вовсе бы не так играл, если б играл для себя.‖ (Dostoevskij: 28) /Mne stalo do togo nevynosimo ot kakogo-to neobyknovennogo I strannogo oščuščenija, čto ja rešilsja ujti. Mne pokazalos‘, čto ja vovse by ne tak igral, esli b igral dlja sebja./ “Ini menjadi tak tertahankan, dari beberapa perasaan yang tidak biasa dan aneh bahwa aku memutuskan untuk pergi. Tampaknya bagiku bahwa aku tidak bermain dengan baik, jika aku bermain untuk diriku sendiri.”
Pada kutipan di atas, ego Aleksej membuat dirinya Aleksey memiliki pemikiran yang obyektif dan rasional. Karena ketika Aleksej mulai merasa senang dan nyaman dengan perjudian sehingga tanpa sadar ia melupakan tujuannya bermain adalah mendapatkan uang untuk menyelamatkan Polina, Aleksej menyadari bahwa apa yang dirasakan dan dialaminya tidak lagi menggambarkan diri dan kepribadiannya. Karena itu, pada kutipan di atas, Aleksej berusaha mengontrol Id atau keinginan-keinginan dasar yang dirasakannya dan menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa ia berjudi demi mendapatkan uang untuk Polina. Hal tersebut dibuktikan melalui tindakan yang dilakukan Aleksej, yaitu pergi meninggalkan tempat perjudian. Aleksej yang dalam keadaan gamang karena ditinggalkan oleh Polina akhirnya kembali terjebak dalam dunia perjudian. Aleksej mendapati dirinya sebagai penjudi "pathologis" atau pathological gambler. Aleksej tidak mampu melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk berjudi. Ia terus menerus meningkatkan frekuensi berjudi dan jumlah taruhan tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan disekitarnya. Hingga pada akhirnya ia sadar dan menyesali perbuatannya. Seperti pada kutipan berikut. ―И вот полтора года с лишком прошли, и я, по-моему, гораздо хуже, чем нищий! Да что нищий! Наплевать на нищенство! Я просто сгубил себя!‖ (Dostoevskij: 269) /I vot poltora goda s liškom prošli, i ja, po-moemu, gorazdo xuže, čem niščij! Da čto niščij! Naplevat‘ na niščenstvo! Ja prosto sgubil sebja!/ “Dan sekarang lebih dari satu tahun setengah telah berlalu, dan menurut diriku sendiri, aku jauh lebih buruk daripada seorang pengemis! Ya, apa artinya menjadi pengemis? Pengemis bukan apa-apa! Aku sudah menghancurkan diriku sendiri!”
15
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Pada kutipan di atas, Superego Aleksej pada akhirnya menyadari bahwa berjudi bukalah hal yang baik. Terlihat bahwa setelah keadaan buruk yang menimpanya karena perjudian, Aleksej menyesali kesalahan yang telah dilakukan. Ia kehilangan segala hal yang dimilikinya baik berupa harta, cinta, teman-teman dan pekerjaan. Ia menyadari apa yang telah diperbuatnya merupakan suatu kesalahan besar yang membawanya pada kehancuran. Pada akhirnya, meskipun Aleksej menyesali perbuatannya yang terlalu dalam terlibat dalam perjudian, dan bagaimana judi telah menghancukan hidupnya, namun dirinya selalu terobsesi untuk berjudi dan secara terus-menerus terjadi peningkatan frekuensi berjudi. Seperti terdapat pada kutipan berikut. ―Я шел в саду и рассчитывал, что теперь я почти без денег, но что у меня есть пятьдесят гульденов, кроме того, в отеле, где я занимаю каморку, я третьего дня совсем расплатился. Итак, мне остается возможность один только раз пойти теперь на рулетку, — если выиграю хоть что-нибудь, можно будет продолжать игру‖ (Dostoevskij: 274) /Ja šel v sadu i rassčityval, čto teper‘ ja počti bez deneg, no čto menja est‘ pjat‘desjat gul‘denov, krome togo, v otele, gde ja zanimaju kamorku, ja tret‘ego dnja sovsem rasplatilsja. Itak, mne ostaetsja vozmožnos‘ odin tol‘ko raz pojti teper‘ na ruletku, - esli vyigraju xot‘ čto-nibud‘, možno budet prodolžat‘ igru/ “Aku sedang berjalan di taman dan sekarang aku hampir kehabisan uang, tapi aku punya lima puluh gulden, di samping itu, hotel di mana aku menginap memberi sedikit ruang, aku hanya membayar sepertiga dari siang hari. Jadi, aku bisa hanya sekali kesempatan untuk pergi sekarang di meja roulette - jika aku memenangkan sesuatu, maka akan mungkin untuk melanjutkan permainan”
Harapan-harapan kemenangan yang terbentuk dalam diri Aleksej Ivanovich membuatnya selalu ingin berjudi. Suatu keyakinan tentang kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan situasi atau kejadian yang tidak menentu hasilnya. Seperti telah dijelaskan pada landasan teori, American Psychiatric Assocation (APA) mengatakan bahwa perilaku berjudi dapat dianggap sebagai gangguan kejiwaaan yang termasuk dalam Impulse Control Disorders, jika perilaku berjudi tersebut sudah tergolong kompulsif. Hal ini didasarkan atas kriteria perilaku yang cenderung dilakukan secara berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, sudah mendarah daging dan sulit untuk ditinggalkan. Dalam kasus Aleksej, dikarenakan ia tidak dapat mengotrol keinginan-keinginan di dalam dirinya sehingga id mendominasi tindakan-tindakan yang diambil oleh dirinya, ia telah menjadi Pathological Gambler atau Penjudi Tingkat Ketiga. Ciri-ciri penjudi tipe ini, seperti terdapat pada landasan teori, adalah ketidakmampuannya melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk berjudi. Mereka sangat terobsesi untuk berjudi dan secara terus-menerus terjadi peningkatan frekuensi berjudi dan jumlah taruhan tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan disekitarnya. 4.
KESIMPULAN Seperti yang telah Penulis jelaskan pada rumusan masalah, pada Bab III Penulis telah menganalisis konflik
batin yang terjadi pada tokoh utama Aleksej Ivanovič melalui teori psikoanalisa Sigmund Frued untuk memudahkan pemahaman mengenai karakter Aleksej Ivanovič. Melalui psikoanalisis, Penulis membuktikan bahwa novel adanya konflik batin di dalam diri Aleksey Ivanovich sebagai pusat cerita dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fёdor
16
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Mixailovič Dostoevskij. Konflik dalam batin Aleksej disebabkan oleh tiga hal, yaitu hasrat cinta dan kebenciannya terhadap Polina, status sosial dan tekanan dari lingkungan di sekitarnya, dan keinginan untuk menang dalam perjudian. Dengan menggunakan teori Sigmund Freud mengenai psikoanalisa untuk menganalisis tokoh Aleksej, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik batin timbul akibat tokoh Aleksej memiliki rasa cinta yang mendalam serta ambisi untuk memiliki Polina. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan langsung yang diambilnya apabila hal tersebut menyangkut Polina. Konflik terjadi ketika Aleksej dihadapkan pada kenyataan bahwa Polina tidak mencintainya. Pada akhirnya, ego Aleksej menahan id nya untuk tidak menyakiti Polina, meskipun ia kesulitan memahami id nya sendiri, apakah ia mencintai Polina atau malah membencinya. Kesadaran Aleksej atas supergo nya mendorong id untuk tidak menyakiti. Konflik batin juga terjadi ketika Aleksej mendapat tekanan dari lingkungan di sekitarnya yang dipenuhi oleh orang-orang bangsawan. Merasa dirinya bukanlah kaum bangsawan da hanya seorag tutor, Aleksej terdorong untuk membuktikan pada sekitarnya bahwa dirinya adalah orang yang berpendidikan dan tidak dapat dilecehkan. Namun, keadaan disekitarnya yang terus menerus melecehkan Aleksej kemudia menjadi pendorong dirinya untuk menaikkan status sosialnya. Cara yang ia tempuh adalah dengan berjudi. Id Aleksej yang terlalu kuat mempengaruhinya untuk terus melakukan perjudian demi mendapat pengakuan dari orang-orang disekitarnya. Di dalam dunia perjudian, Aleksej mengalami konflik batin ketika pada awalnya ia menganggap bahwa berjudi merupakan hal yang tidak baik, namun ia terdorong untuk melakukan perjudian demi melunasi hutang Polina dan demi menaikkan status sosialnya. Konflik dalam batinnya semakin rumit ketika ia tidak dapat melepaskan diri dari hasratnya untuk berjudi dikarenakan keinginannya untuk menang yang begitu kuat. Pada akhirnya, meskipun Aleksej mengakui bahwa berjudi adalah tindakan yang tidak baik, namun id nya yang terlalu kuat menguasai diri Aleksej untuk terus menerus melakukan perjudian. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ketika seseorang tidak dapat mengontrol keinginan dalam dirinya sehingga melupakan kenyataan yang ada, maka orang tersebut telah merusak hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dari apa yang telah dialami tokoh Aleksej, maka seseorang seharusnya mempertimbangkan banyak hal dalam memenuhi keinginannya, terutama dilihat dari ego atau aspek psikologis dan superego aspek sosiologis. Hal terbukti ketika tokoh Aleksej yang mengesampingkan ego dan superegonya dan memilih untuk mengutamakan id yang mendorongnya untuk berjudi membawanya kepada kekalahan yang berujung pada kemiskinan dan kehilangan orang-orang terdekatnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan berkah dan rahmat serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Humaniora Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universtas Indonesia. Dengan melalui segala rintangan dan hambatan dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa bantuan dan
17
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
dorongan dari berbagai pihak merupakan hal terpenting sehingga Penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bunda Penulis, Ayi Putri Tjakrawedana. Terima kasih karena telah mengajarkan Penulis untuk selalu berani menghadapi tantangan serta selalu ada untuk menghibur.
2.
Bapak Penulis, Muhammad Gunawan. Terima kasih karena telah hadir mendampingi Penulis, mengajari penulis untuk sabar dan semangat dalam menyusun skripsi ini.
3.
Bapak Banggas Limbong M.Hum selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala kesabaran dan dorongan serta motivasi yang tak henti diberikan, khususnya selama enam bulan penyusunan skripsi Penulis.
4.
Ibu Dr. Thera Widyastuti selaku dosen pembimbing akademik serta penguji skripsi Penulis, terima kasih atas saran dan bantuan yang diberikan kepada Penulis dalam merancang perkuliahan.
5.
Ibu Mina Elfira, Ph.D selaku ketua penguji sidang, terima kasih atas kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi Penulis dapat menjadi karya ilmiah yang layak dan berguna bagi pembacanya.
6.
Bunda Vita dan Daddy Bart. Terima kasih atas dukungan yang selalu diberikan.
7.
Dosen Program Studi Sastra Rusia: Ibu Prof. Dr. N. Jenny MT Hardjatno, Ibu Sari Endahwarni, M, Si, Bapak Mohammad Nasir Latief, M.Hum, Bapak Zeffry Alkatiri, Bapak Ahmad Sujai, M.A, Bapak Ahmad Fahrurodji, M. A, , Ibu Nia Kurnia Sofia M. App. Ling, Bapak Fadli Zon, M.Sc, Olga Portnyagina, M.A, Kak Sari Gumilang M.Hum, Kak Reynaldo de Archellie M.Hum dan Kak Hendra Kaprisma M.Hum, Kak Abuzar Roushanfikri M.Hum, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada Penulis dan motivasi untuk terus belajar.
8.
MEANIES, sebagai sahabat, saudara sedarah dan pendukung terhebat bagi Penulis: Giantika Rorinda (Oi), atas pengertian dan pandangan-pandangannya yang selalu menyadarkan Penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik, Henny Riyah Tristanti (Henny), atas semangat dan keceriaannya yang selalu menginspirasi Penulis melalui argumen-argumennya atas segala permasalahan yang dihadapi Penulis, Herlina Anca Simatupang (Anca), atas keberanian dan kejujurannya yang selalu menghibur dan mengingatkan Penulis untuk menikmati hidup dengan menjadi diri sendiri, Ivana Kristiastuti (Ivana), atas kreativitas dan vitalitas yang tinggi sehingga membuat Penulis yakin bahwa semua masalah dapat diatasi dengan tertawa, Maria Nirmala Dharmastuti (Mama), yang selalu menyertai Penulis sejak SMA hingga kuliah dengan kepolosan dan kelembutan hati yang membuat Penulis selalu sabar dalam menghadapi masalah, dan Retno Ayu Lastianti Suprobo (Enno), atas kebaikan dan kesabarannya dalam menghadapi Penulis sejak awal masa perkuliahan, terima kasih karena selalu menjadi pendengar yang baik atas segala keluh kesah penulis. Terima kasih atas kegilaan selama kurang lebih empat tahun. Empat tahun yang luar biasa istimewa bagi Penulis.
9.
Teman Sastra Rusia angkatan 2009: Nisa Rachmani, Syifa Fauziah, Athiah Dwidanti Amida, Akbar Rizky Fithrawan, Ari Andriani, Aditya Padmawijaya, dan Candra Pratama Putra. Terima kasih atas segala dukungan dan inspirasi yang diberikan kepada Penulis.
10. Fery Sandria Anwar sebagai adik bersama dan inspirasi terbesar bagi Penulis untuk mengejar mimpi yang tak terbatas. Serta teman-teman Sastra Rusia 2011 yang tak dapat Penulis sebutkan satu per satu. 11. Ratih, Risma, Ria, Ria Owl, Ella, Selly, dan Rahel yang selalu menjadi sahabat dekat Penulis. Terima kasih atas dukungan dan cerita yang tak pernah habis.
18
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
12. Ricky Benjamin Boogaards, terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Penulis ketika melalui saat-saat terburuk. 13. Sissy, Jessica, Polly, Choppy, Pepita, Julius, Caesar, Snowy, Dofire, Misela, Farell, Resi, Teko, Ron, Ben, Ucha, Ola, Oli, Britney.
DAFTAR ACUAN
SUMBER BUKU: Alkatiri, Zeffry.1999. Dari Pushkin Sampai Perestroika.Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia Budianta, Melani dkk. 2006. Membaca Sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi. Indonesia Tera: Anggota IKAPI. Budiraharja, Paulus dkk, 1997. Mengenal Teori Kepribadian Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius. Committee on the Social and Economic Impact of Pathological Gambling, National Reseach Council. 1999. Pathological Gambling: A Critical Review. The National Academies Press Corey, Gerald. 1995. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy Terj. Mulyanto. Semarang: IKIP Semarang Press. Darma, Budi. 1983. Solilokui, Kumpulan Esai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Dostoevskij, Fëdor. 2010. The Gambler. Diterjemahkan oleh Anna Karina. Surabaya: Liris Drs. Irwanto dkk. 1989. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia. Eka, Silorus. 2002. The Art of Acting, Seni Peran untuk Teater, Film, dan TV. Jakarta: PT. Gramedia Freeborn, Richard. 1976. Dostoevsky (Life and Times). London: Haus Publishing. Freud, Anna. 1936. The Ego and The Mechanism od Defense. German: Karnac Books Freud, Sigmund. 1962. The Ego and The Id. Terjemahan Joan Riviere. New York Norton: Norton Library _____________. 1984. Memperkenalkan Psikoanalisis Terjemahan K. Bertens. Jakarta: PT. Gramedia. _____________. 2002. Peradaban dan Kekecewaan. Terjemahan. Apri Danarto. Yogyakarta: Jendela. Hal. 38 Hall, Calvin S., 1995. Freud Seks Obresi Trauma dan Katarsis Terjemahan. Dudi Misky. Jakarta: Debapratesa, Harkins, William Edward. Dictionary of Russian Literature. New York: Philosophical Library. Stephen, Henry. 2005. ―Fyodor Dostoevsky: Cintakasih Sebagai Dasar Eksistensi‖ . Jurnal Filsafat Driyarkara, Th. XXVIII no. 1 Jan Van Luxemburg, MiekeBal, Willem G. Weststijn. 1991. Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa Milner, Max. 1992. Freud dan Interpretasi Sastra. Diterjemahkan oleh Apsanti Ds. Jakarta: Intermasa (Seri ILDEP) Mirsky, D.S. 1960. A History of Russian Literature. New York: Alfred A. Knope.
19
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013
Mochulsky, Konstantin. 1967. Dostoevsky: His Life and Works. Princeton, N.J. Moser. Charles 1992. The Cambridge History of Russian Literature. Cambridge University Press. 1992 Nyoman . 1995. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Flores: Nusa Indah. Parkinston, Mark. 2004. Memahami Kuisioner Kepribadian. Terj, Lili Nurlia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rene Wellek dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan, terj Melanie Budianta. Jakarta: PT. Gramedia Semiun, Yustings. 2006. Kesehatan Mental I: Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori yang Terkait. Yogyakarta: Kanisius. Shartee, O. 1959. Dostoevsky Lived Here: A Short Guide to Dostoevsky Museum in Moscow. Foreign Language Publishing House. Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologi. Surakarta: Muhammadiyah University Press Smith, Henry Clay. 1961. Personality Development. McGraw-Hil. Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya Suroso, dkk. 2009. Kritik Sastra (Teori, Metodologi, dan Aplikasi). Jakarta: Elmatera Suryabarata, Sumadi. 1982. Psikologi Kepribadian. UGM Yogyakarta. Susanto S.S, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Buku Seru Suwardi Endaswara. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori, Langkah dan Penerapannya. Media Pressindo Syarkawi, Hasan. 1991. Melihat S. Freud Dari Jendela Lain. Solo: Studio Press. Wahyuningtyas, Dra. Sri dan Drs.Wijaya Heru Santosa. 2011.Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka Zohar, Danah dan Lan Marsal, SQ. 2000. Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan Media Utama Достоевский, Федор. 1867.Игрок. Rusia: ilibrary
SUMBER INTERNET: Jay Gallagher. Dostoevsky as Philosopher. (http://www-philosophy.ucdavis.edu/mattey/phil51old/NOV28LEC.HTM Papu, Johanes. 2012. Perilaku Berjudi. (http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail)
20
Analisis konflik..., Aniska Rizky Poetry Shivalaya, FIB UI, 2013