Polsek Bayan Tangkap Dua Penjudi Sam Gong, Satu Kabur PURWOREJO,FP – Polsek Bayan berhasil menangkap dua penjudi sam gong, yakni Kar (40) dan Kog (45). Sementara Ar (35) berhasil kabur saat dilakukan penggerebegan. Ketiganya warga Desa Beringin, Kecamatan Bayan, Purworejo. “Perjudian terjadi pada Selasa (31/05) sekitar pukul 14.00 WIB di rumah milik Amat Bandi, warga Desa Beringin, Kecamatan Bayan,Purworejo,” kata Kasubag Humas Polres Purworejo AKP Lasuyem Rabu (01/06) Dikatakan, penangkapan berawal sewaktu petugas sedang patroli mendapat informasi tentang adanya perjudian sam gong yang dilakukan ketiga pelaku di rumah Amat Bandi (Alm). Mendapat informasi itu Unit Reskrim Polsek Bayan kemudian mengecek informasi tersebut dan benar petugas mendapati ketiga pelaku sedang melakukan perjudian. “Petugas kemudian melakukan penangkapan terhadap ketiganya, namun pelaku Ar berhasil lolos. Selanjutnya kedua pelaku yang berhasil ditangkap diamankan di Polsek Bayan,” jelas AKP Lasiyem. Selain menangkap dua pelaku petugas juga mengamankan barang bukti berupa satu set kartu remi, satu buah tikar untuk alas judi, dan uang tunai sebesar Rp 290 ribu. Guna pengsutan lebih lanjut saat ini kedua palaku meringkuk dalam sel tahanan Mapolsek Bayan
Kesepian, Mbah Kakung Cabuli Dua Pelajar SD PURWOREJO, FP – Kesepian lantaran bercerai dengan istrinya, PH (68) warga RT 03 RW 02 Desa Sukowuwuh Kecamatan Bener Kabupaten Purworejon nekad melampiaskan nafsu bejadnya kepada NAPS (7) dan PMES (6). Korban pertama adalah cucu dari adik kandung tersangka, sementara korban kedua merupakan anak kandung dari adik tersangka. Kedua korban masih duduk di bangku SD. Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Kholid Mawardi, SH menjelaskan, kejadian perbuatan asusila tersebut dilakukan tersangka sejak bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017. Namun begitu kasus tersebut baru dilaporkan ke polisi pada tanggal 5 Juli 2017. Berdasarkan laporan tersebut Sat Reskrim Polres kemudian melakukan penyelidikan dan penangkapan. Tersangka ditangkap Rabu (12/7) siang di rumahnya Dusun Sirandu RT 02 RW 021 Desa Pagarkukuh Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK mengatakan, bermula sekitar bulan Oktober 2016 saat korban pulang sekolah mampir ke rumah tersangka di Desa Sukowuwuh dan pada saat dipangku korban mengeluh alat vitalnya gatal.
Mendengar keluhan itu selanjutnya tersangka memasukan jarinya ke alat vital korban. Karena ketagihan tersangka melakukan perbuatan tersebut hingga tujuh kali selama bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016. Selain itu, tersangka juga melakukan perbuatan yang sama sebanyak empat kali terhadap korban kedua pada bulan Maret 2016 sampai Agusttus 2016.
Bahkan terhadap korban kedua tersangka tidak hanya merabaraba, memasukan jarinya, dan menggigit alat vital korba, melainkan juga melakukan persetubuhan. “Modusnya dengan bujuk rayu dan korban diiming-imingi uang Rp 2000 sampai Rp 5000 dan tersangka memberikan uang tersebut setelah melakukan perbuatan itu, “kata Kapolres. Menurut Kapolres, atas perbuatanya tersangka akan dikenai pasal tindak pidana persetubuhan dan atau perbuatan cabul terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 UURI No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau Pasal 82 UURI No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara. Turut diamankan sebagai barang bukti, satu celana dalam warna putih motif merah muda, satu rok warna biru, satu baju dres warna biru hitam, satu celana panjang motif garis warna abuabu, satu kemeja warna putih, satu kaos warna putih motif, satu kaos dalam warna putih, dan satu celana warna merah muda.
Pencuri Kelapa Babak Belur Dihajar Massa PURWOREJO,FP – Ahmad Abdul Khodir (27) warga Desa Gowong, Kecamatan Bruno harus dirawat di RSUD Tjitrowardoyo karena babak belur saat kepergok mencuri kelapa milik Supar (55) dan Matori (70) warga Dusun Tanggul Angin, Desa Wonosuko, Kecamatan Kemiri, Jumat (-03/06) sore. Bermula saat tsk mengendap-ngendap memasuki kebon milik Supar dan Matori. Penuh percaya diri tsk langsung memanjat pohon kelapa dan mengambil buahnya menggunakan sabit. Namun aksi tsk diketahui oleh Suryadi dan Tukul yang kebetulan melintas di sekitar kebon kelapa.
Keduanya kemudian memberitahu pemilik kebon dan sejumlah warga. Dalam waktu dekat warga langsung mengepung pohon kelapa yang dipanjat tsk. Melihat dirinya sudah dikepung warga, tsk berusaha melawan dengan sabit yang dipegangnya. Hal itu membuat warga marah dan berusaha menghajar tsk. Warga bahkan membunyikan kentongan sehingga warga semakin banyak berdatangan. “Melihat situasi tidak menguntungkan tsk kabur kearah sungai Bedono masuk wilayah Kecamatan Kemiri. Warga yang marah kemudian membakar sepeda motor tsk,”kata Kapolsek Bruno, AKP Mahmoyo. Warga yang masih marah kemudian berusaha memburu tsk. Sekitar pukul 20.30 WIB salah seorang warga melihat pria dengan gerak gerik mencurigakan di dekat sungai daerah peniron. Warga kemudian menangkap pria itu dan menyerahkan ke Tukul. Sejumlah warga dan Tukul langsung mengenali pria itu adalah tsk pencuri kelapa. Tanpa dikomando warga langsung menghajar tsk hingga babak belur dan tak sadarkan diri. Beruntung main hakim sendiri yang dilakukan warga dapat dicegah Kapolsek Bruno dan anggotanya yang mendatangi lokasi setelah mendapat laporan warga. Petugas kemudian mengevakuasi tsk dan membawa ke RSUD Tjitrowardoyo Purworejo untuk mendapat perawatan. “Hingga Sabtu (04/06) tsk masih menjalani perawatan dan belum bisa dimintai keterangan,” jelas Kapolsek. Sementara Kapolsek Kemiri AKP Karnoto saat dikonfirmasi membenarkan adanya pencurian kelapa. “Memang benar ada dan korban sudah melaporkan kejadian itu ke Polsek Kemiri,” kata AKP Karnoto.
Nenggak Miras Oplosan, Dua Pemuda Diamankan PURWOREJO,FP – Polres Purworejo mengamnkan AI (19) dan FF (20), keduanya warga Kelurahan Pangenrejo, Kecamatan Purworejo. Kedua pemuda itu ditangkap Selasa (07/06) sekitar pukul 12.00 WIB karena diduga sudah membuat resah masyarakaty dengan mabuk-mabukan dipinggir jalan. Kasat Sabhara Polres Purworejo AKP Prayogo Setia Budi mengatakan, penangkapan berawal ketika Satuan Sabhara melakukan patroli melintas di kjalan WR Supratman mendapati kedua tersangka sedang menenggak minuman keras jenis oplosan. Petugas kemudian menghampiri kedua pemuda yang dalam kondisi mabuk berat. Lantaran mabuk keduanya tak bisa melarikan diri dan hanya bisa pasrah saat petugas membawa ke Polres Purworejo untuk dilakukan pemeriksaan. Diamankan sebagai barang bukti berupa alkohol murni 95 persen dan minuman suplemen. “Hari ini Rabu (08/06) keduanya sudah kami kirim ke pengadilan. Keduanya diduga telah melanggar Perda Purworejo no 6 tahun 2006 tentang larangan minuman keras dan minuman berakohol,” kata AKP Prayogo Setia Budi. (W5)
Nunggak Pajak, Pengusaha Properti Dijebloskan Penjara PURWOREJO,FP – Kanwil DJP Jawa Tengah II dan KPP Pratama melakukan eksekusi penyanderaan (gijzeling) terhadap AR, pengusaha properti terkemuka Purworejo, Jumat (1/4/2016). AR
tercatat mempunyai tunggakan pajak sebesar Rp 380 juta lebih. Penyanderaan dilakukan karena yang bersangkutan dinilai mempunyai kemampuan untuk melunasi utang pajak namun tidak memiliki itikad baik untuk melunasi. “Penyanderaan AR sudah memenuhi ketentuan dalam UU No 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa,” kata Lusiani, Kakanwil DJP Jateng II dalam konfrensi pers di Rutan Purworejo. Dijelaskan, Penyanderaan tersebut dilakukan sebagai upaya akhir setelah serangkaian proses penagihan aktif yang dilakukan oleh KPP Pratama tidak membuahkan hasil. Penyaderaan dilakukan setelah mendapat ijin dari Menteri Keuangan. Diungkapkan Lusiani, penyanderaan itu diharapkan menjadi pelajaran bagi para penunggak pajak yang sampai saat ini belum melunasi utang pajaknya. Pada prinsipnya Direktorat Jenderal Pajak, Kanwil Jawa Tengah II hanya berkepentingan pada pelunasan utang pajak. “Selama para penanggung pajak kooperatif dan mempunyai itikad baik dalam menyelesaikan utang pajaknya, tindakan penagihan aktif seperti penyanderaan akan dihindari. Namun jika tdak ada itikad baik maka tindakan seperti blokir rekening, pencegahan, serta penyanderaan akan tetap dilakukan,” tambah Lusiani. Saat ini AR menghuni sel khusus di rutan Purworejo dengan status titipan. Penyanderaan akan diakhiri apabila AR sudah melunasi utang pajak.
Seminggu Bangunan Pacarnya
Pacaran, Buruh Nekad Setubuhi
PURWOREJO, FP – MH (27) seorang buruh bangunan warga Dusun Kalibade Desa Brunosari RT 02 RW 03 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo harus berurusan dengan polisi lantaran diduga sudah menyetubuhi DS (16) warga Dusun Kalibade Desa Brunosari RT 01 RW 01 yang tak lain pacarnya sendiri. Tersangka ditangkap Sabtu (14/7) di rumahnya. Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Kholid Mawardi, SH mengatakan, persetubuhan yang dilakukan tersangka terjadi pada Jumat (14/7) sekitar pukul 01.00 WIB di rumah Subar di Dusun Kalibade Desa Brunosari RT 02 03 Kecamatan Bruno. Dikatakan, kejadian berawal pada hari Kamis (13/7) sekitar pukul 22.00 WIB tersangka menghubungi korban lewat handphone mengajak bertemu tapi korban tidak mau dengan alasan dirumahnya masih banyak orang. Selanjutnya sekitar pukul 24.30 WIB tersangka kembali menghubungi dan mengajak bertemu namun korban tetap tidak mau dengan alasan sudah malam dan ngantuk. “Korban kemudian bilang kalau mau ketemu besuk pagi saja aku bangunin setelah itu handphone dimatikan,” kata Kasat Reskrim, Selasa (18/7). Setelah itu tersangka tidur di kamar Subar, tetangganya yang waktu itu rumahnya kosong. Sekitar pukul 01.00 WIB tersangka kaget karena ada orang yang menghidupkan lampu di ruang tamu. Tersangka kemudian keluar kamar dan melihat korban berada didepan pintu rumah Subar. “Selanjutnya tersangka mengajak korban masuk rumah sambil berkata masuk ke dalam saja ya, ” ucap Kasat Reskrim. Setelah masuk kemudian keduanya duduk dan ngobrol di ruang tamu. Kepada korban, tersangka mengaku kangen dan sayang. Beberapa saat kemudian tersangka menarik korban ke dalam kamar dan terjadilah hubungan intim.
MH Tersangka pencabulan terhadap pacarnya Setelah itu, tersangka kemudian mengajak korban ke ruang tamu dan tiduran di depan TV. Ditempat tersebut tersangka kembali melakukan hubungan intim dengan korban hingga tiga kali. “Jadi tersangka menyetubuhi korban sebanyak empat kali. Antara tersangka dan korban Ada hubungan asmara, “jelas Kasat Reskrim. Menurut Kasat Reskrim, atas perbuatanya tersangka akan dijerat pasal tindak pidana persetubuhan terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 UURI No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UURI 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Diamankan sebagai barang bukti, satu kaos oblong warna ungu, satu kaos dalam warna putih, satu celana dalam warna cream, satu celana training warna hijau dan satu BH warna hijau kuning. Sementara itu, tersangka mengaku kenal dengan korban sudah sekitar satu tahun. Namun karena dirinya bekerja sebagai buruh bangunan di Bali maka setelah berkenalan komunikasinya lewat handphone dan bertemu hanya pada saat pulang kampung saja. “Kenalan sudah satu tahun dan ketemunya kalau saya pulang, tapi pacaran baru satu minggu, “kata tersangka.
Buron Lima Bulan, Pencuri Gabah Dibekuk Aparat PURWOREJO,FP – Polsek Grabag berhasil meringkus Sujarwo (41) warga Desa Wonoenggal, Kecamatan Grabag. Sujarwo merupakan tersangka pencurian gabah, beras dan ayam yang sempat buron selama lima bulan. Tersangka juga seorang residivis yang kerap keluar masuk penjara. Sebelumnya tersangka sempat lima tahun meringkuk dalam penjara dalam kasus yang sama. Kapolsek Grabag, AKP Suwito mengataan, terungkapnya kasus pencurian gabah berawal dari laporan warga yang mengaku kehilangan tiga karung gabah, 26 kg beras, dan enam ekor ayam. Korban melapor ke Polsek Grabag lantaran dirinya melihat ayam miliknya yang hilang sedang dijual oleh tersangka di Pasar Jono. “Korban melihat sendiri kalau tersangka sedang menjual ayam miliknya kemudian melapor ke polisi,” kata AKP Suwito saat ditemui di Mapolsek Grabag, Kamis (19/05/2016). Atas dasar laporan tersebut kemudian anggota Polsek Grabag melakukan penyelidikan. Sayangnya saat hendak dilakukan penangkapan ternyata tersangka sudah kabur ke Jakarta. “Upaya penangkapan gagal mungkin karena sudah bocor duluan sehingga tersangka keburu kabur,” ucap AKP Suwito. Meski gagal namun anggota Polsek Grabag terus memantau perkembangan dan keberadaan tersangka. Hingga akhirnya diketahui tersangka pulang langsung dilakukan penangkapan. “Modusnya tersangka masuk lewat pintu belakang setelah sebelumnya merusak dengan linggis. Begitu berhasil merusak pintu tangan tersangka kemudian meraih grendel kunci,” katanya. Dari pengakuan tersangka motif pencurian lantaran terdesak kebutuhan ekonomi. Dikatakan, waktu itu tersangka bingung karena istrinya minta uang untuk pergi ke Jakarta karena
saudaranya punya hajad. Karena tidak punya uang karena pekerjaan lagi sepi, tersangka nekad mencuri di rumah tetangganya. “Saya mencuri karena butuh uang untuk ongkos istri saya ke jakarta,” aku tersangka yang keseharianya berprofesi sebagai tukang batu dan kayu. Diungkapkan, selama dalam pelarian dirinya kerja bangunan di Jakarta. Namun setelah pekrjaanya selesai tersangka bingung dan memutuskan pulang. Sampai dirumah tersangka kemudian kerja bangunan di tetangganya. “Tapi baru seminggu dirumah saya ditangkap polisi,” ucap tersangka. Dari hasil kejahatannya tersangka mengaku mendapat uang Rp 670 ribu. “Tiga karung gabah laku Rp 550 ribu, enam ekor ayam laku Rp 120 ribu, sementara berasnya saya konsumsi sendiri,” aku tersangka saat ditemui di Mapolsek Grabag. Menurut AKP Suwito, atas perbuatannya tersebut tersangka terancam dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
Sat Lantas Polres Kebumen Terapkan Tilang Online KEBUMEN, FP – Terhitung mulai hari ini, Sabtu (25/3) Sat Lantas Polres Kebumen menerapkan sistem E Tiang, atau tilang online. Kasat Lantas Polres Kebumen, AKP Aditya Ramdani, SIK menjelaskan, penerapan sistem tilang tersebut bagian dari program Promoter Kapolri dan berlaku seluruh Indonesia. Namun demikian belum semua daerah menerapkanya. “Dengan sistem tilang online ini sangat membantu masyarakat
yang melanggar aturan lalu lintas. Jika sebelumnya perlu sekitar dua minggu untuk proses sampai pengadilan, dengan sistem yang baru ini langsung bisa selesai jika pelanggar langsung membayar denda di BRI,”kata AKP Aditya Ramdani, Sabtu (25/3). Dikatakan, dengan sistem tilang online tersebut, nantinya setiap pelanggar lalu lintas hanya akan diminta nomer handphone dan diberi blangko warna biru sebagai tanda bukti tilang. Selanjutnya pelanggar dipersilahkan untuk membayar jumlah denda tilang ke Bank BRI. Setelah itu pelanggar nantinya akan menerima notifikasi berisi data pelanggaran yang dilakukan dan jumlah denda yang harus dibayarkan. Setelah melakukan pembayaran, stroke bukti pembayaran diserahkan kepada petugas untuk mengambil barang bukti yang disita petugas, seperti SIM, STNK dan lainya. “Jika pelanggar memiliki e-banking dan membayar langsung pada saat itu juga, maka setelah menunjukan bukti transfer pembayaran denda maka saat itu juga barang bukti akan dikembalikan,”kata Kasat Lantas. Menurut AKP Aditya, meski sudah diberlakukan tilang sistem eletronik bukan berarti tilang manual tidak berlaku. “Tetap berlaku dan pelanggar akan diberi blangko warna merah sebagai bukti menolak ditilang dan dipersilahkan mengurus lewat Kejaksaan setempat,”katanya. Diungkapkan, bagi pelanggar yang tidak memiliki handphone, maka yang bersangkutan akan diberi blangko dan nomer rekening untuk membayar denda. “Setelah itu bukti pembayaran diserahkan petugas untuk ditukar dengan barang bukti, “ucap AKP Aditya.
Ngaku Anggota Polisi, Rampas HP dan Perkosa Korbanya PURWOREJO, FP – Pelaku perampasan dan pencabulan terhadap korban dengan mengaku sebagai anggota polisi berhasil ditangkap oleh jajaran Unit Reskrim Polsek Kutoarjo. PYT (20) warga Perumahan Bumi Nusantara I RT 06 RW 06 Desa Banjarnegoro
Kecamatan Mertotudan Kabupaten Magelang, pelaku perampasan ditangkap di tempat kosnya, Kelurahan Senepo, Kutoarjo, Sabtu (26/8). Kapolsek Kutoarjo AKP Suwito, SH mengatakan, perbuatan yang dilakukan pelaku terhadap WTA (20) warga RT 01 RW 04 Desa Tepus Wetan Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo terjadi pada Sabtu (24/6) sekitar pukul 19.30 WIB di saluran irigasi Desa Pacor Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Namun demikian kejadian itu baru dilaporkan pada Jumat (25/8). “Atas dasar laporan tersebut anggota langsung bergerak dan berhasil menangkap pelaku di rumah kos nya, “kata Kapolsek Senin (28/8). Dijelaskan,
kejadian
bermula
saat
korban
yang
seorang
mahasiswi bersama RAS sedang berduaan di pinggir saluran irigasi Desa Pacor Kecamatan Kutoarjo. Tiba-tiba keduanya didatangi oleh tersangka dan langsung menarik baju RAS sambil membentak dan mengaku anggota polisi. Tersangka juga mengeluarkan benda mirip senjata api yang belakangan diketahui ternyata korek api model pistol.
Tersangka perampasan dan pemerkosaan saat dimintai keterangan oleh Kapolsek Kutoarjo,AKP Suwito SH Selanjutnya tersangka meminta secara paksa HP Samsung Galaxy V plus warna hitam milik korban beserta nomer sim card kartu Indosat dan HP merek Oppo A37F warna gold serta KTP milik RAS.
Setelah itu korban dibonceng oleh tersangka menggunakan sepeda motor korban dengan alasan untuk dibawa ke kantor polisi. Sementara Ridho ditinggal di pinggir jalan irigasi Desa Pacor. Kemudian oleh tersangka, korban dibawa putar-putar, sesampai di dekat pemakaman umum sebelah barat sungai Kelurahan Semawung Kembaran Kecamatan Kutoarjo sekitar pukul 21.30 WIB korban dipaksa dan diancam untuk melakukan badan. Setelah selesai berhubungan suami istri, korban dibonceng kembali oleh tersangka dan di perempatan Kantor HGH (Himpunan Gema Hidup) Kutoarjo tersangka turun dan korban disuruh pulang sambil diancam tidak boleh bercerita kepada siapapun serta dilarang berhubungan dengan RAS. “Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp 2,5 juta, “terang AKP Suwito. Menurutnya, atas perbuatanya tersangka akan dikenakan pasal 368 KUHP subsider pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 9 tahun. Barang bukti yang diamankan, satu buah sum card, satu potong celana dalam warna merah, satu potong celana jeans warna biru, dan satu potong kaos lengan panjang warna putih.
Bocah SD Digilir Dua Pemuda PURWOREJO,FP – Jajaran Polsek Ngombol mengamankan SW (15) dan RMA (17), keduanya warga Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Keduanya diduga telah melakukan tindak pidana persetubuhan terhadap DAL, siswa kelas 5 SD yang juga warga Kecamatan Ngombol. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua remaja itu kini mendekam dalam sel tahanan Mapolres Purworejo. “Persetubuhan terakhir kali dilakukan pada Jumat (20/05/2016)
sekitar pukul 23.30 WIB di Desa Candi Kecamatan Ngombol,” kata Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Kholid Mawardi SH, Jumat (27/05/2016). Dijelaskan, peristiwa bermula pada Kamis lalu (19/5) saat pelapor pulang dari sawah sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah selesai mandi dan istirahat, istri pelapor memberitahukan bahwa korban pergi dari rumah karena bertengkar dengan saudaranya. “Selama tiga hari dua malam, korban tidak pulang ke rumah, setelah dilakukan pencarian dengan menghubungi teman-temanya dan saudaranya, diketahui jika korban berada di dekat jembatan Desa Candi, bersama SW,” jelas Kasat Reskrim Setelah diajak pulang dan ditanya, korban mengaku telah melakukan hubungan badan sebanyak 4 kali dengan pelaku (SW) dan perbuatan cabul yang dilakukan pelaku (RMA) sebanyak 2 kali. “Pelaku sempat mengancam akan membunuh korban apabila tidak mau melakukan hubungan badan dengan pelaku, sehingga korban mau melakukan persetubuhan itu,” tutur Kasat Reskrim. Mendengar penuturan putrinya, orang tua korban langsung melapor ke Polres Purworejo, dan dalam waktu tidak lama, kedua pelaku ditangkap guna dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Setelah cukup bukti, kedua pelaku langsung ditahan di Mapolres Purworejo. Atas tindakan itu, keduanya dijerat kedua pelaku dikenai pasal 76 D Jo pasal 81 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 76 E jo pasal 82 UURI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.