MENYAPA PAGI DESA BAYAN
K
ru backpackin magazine, Ambar Arum dapat kesempatan menelusuri Desa Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu. Perjalanan ini terwujud berkat inisiasi British Council dan Bank Mandiri dalam program Mandiri Bersama Mandiri: Familiarization Tour Kemashyuran Gunung Rinjani, kebanyakan orang lebih mengenal Desa Senaru, yang letaknya bersebelahan dengan Desa Bayan. Padahal diam-diam, Desa Bayan memiliki kecantikan kultur dan alam yang luar biasa. Sebut saja air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep, atau masjid Bayan Beleq, konon masjid tertua di Pulau Lombok. Desa Bayan memiliki hutan adat dengan mata air yang dikelola sangat baik yakni Mata Air Mandala. Ada 1
Edisi Khusus Desa Bayan
juga Teras Genit berupa hamparan sawah terbentang hingga menyentuh panorama laut lepas. Cantik. Mengunjungi Desa Bayan berarti mempelajari budaya setempat. Tersebutlah Wetu Telu, filosofi hidup yang dianut oleh penduduk Desa Bayan, sebuah nasehat agar selalu mengingat dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali. Kita juga dapat menyaksikan pentas drama tradisional Cupak Gurantang, Kuliner Desa Bayan pun tidak kalah menarik. Pepes daun sawe, sate ikan laut, sayur jejeruk, serta olah-olah rembong dicampur komak yang rasanya luar biasa nikmat. Untuk apa berwisata kalau tidak dibagi, Backpackin akan berbagi tulisan-tulisan pendek mengenai Desa Bayan yang akan hadir di www.backpackinmagazine.com. Selain itu, kami juga menyajikan ulasan spesial mengenai Desa Bayan dalam e-magazine edisi khusus yang kamu baca saat ini. Selamat Ransel!
DAFTAR ISI
3
15 23
PAKET WISATA BUDAYA DARI BEGAWE BELEQ HINGGA MASJID BAYAN KUNO Salah satu pemandangan yang menjadi lazim adalah terdapatnya lumbung padi disebut geleng
Ambar Arum
HUKUM ADAT MANDALA KESEMPATAN BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK LOKAL
[email protected]
Desa Bayan, Lombok, memiliki beberapa hutan adat.
27
CARA MENUJU DESA BAYAN
CATPER KESEMPATAN BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK LOKAL Setengah berlari saya menghampiri meja checkin di bandara Soekarno Hatta.
KESENIAN DESA BAYAN 33 CUPAK GURANTANG
PIMPINAN UMUM/REDAKSI
KULINER 37 SATE IKAN LAUT
EDITOR
31
Muhammad Iqbal REDAKSI Annisa M.F. Harahap
GALERI FOTO
INTERMEZZO 39 SISI LAIN DESA BAYAN
ARTISTIK & DESAIN Galih Permadi Kibar Desain Salman WEBMASTER Kurniawan Aji Saputra 2
Kesempatan Berinteraksi dengan Penduduk Lokal
S
etengah berlari saya menghampiri meja check-in di bandara Soekarno Hatta. Beruntung sang burung besi masih menunggu
CATPER Edisi Khusus Desa Bayan
saya dengan manisnya. Fiuh… Dua jam berselang, saya berada di bandara Praya, Lombok. Lalu bertemu beberapa wartawan dan blogger dari Jakarta yang bersama-sama kami menuju Desa Bayan, tempat di mana sebuah kisah seru akan dimulai. Kami dikumpulkan oleh sebuah program Mandiri Bersama Mandiri, program yang diselenggarakan British Council
bekerja sama dengan Bank Mandiri. Tujuannya mengembangkan kemandirian ekonomi sebuah kelompok atau komunitas. Salah satunya mengembangkan potensi pariwisata di Desa Bayan. Pemandangan indah di kanan kiri jalan membuat perjalanan kami selama tiga jam jadi tidak membosankan. Sebagian jalan yang kami lewati adalah pinggir pantai. Hamparan sawah sebetulnya sudah cukup membuat saya gembira, apalagi ini ditambah indahnya pantai pasir putih. Seru!! Sore pun datang dan sampailah kami di penginapan Senaru, sebuah penginapan di Desa Senaru yang bertetangga dengan Desa Bayan. Desa Senaru telah lebih dulu populer sebagai pintu masuk sekaligus pintu keluar bagi para pendaki Gunung Rinjani, gunung ketiga tertinggi di Indonesia setelah Jaya Wijaya dan Kerinci. Edisi Khusus Desa Bayan
4
WISATA ADAT DAN BUDAYA Setelah sarapan pagi, pukul delapan tepat kami semua berangkat menuju visitor centre Desa Bayan. Penjelasan singkat mengenai budaya Bayan dijelaskan di sini. Dari sinilah saya mendengar mengenai istilah wetu telu dan awik-awik, istilah yang terus-menerus saya coba pahami sepanjang perjalanan ini. Pagi sampai siang ini kami akan mencoba paket wisata budaya serta paket wisata hutan adat Mandala. Semua peserta semangat, tidak terkecuali saya. Kami dibagi menjadi tiga kelompok dan saya kebagian kelompok paling akhir. Untuk melakukan perjalanan wisata budaya, setiap orang dari kami dipinjamkan kain sarung dan sabuk untuk wanita. Sementara untuk pria dipinjamkan kain, sabuk, dan sapuk (penutup kepala). Semua ini wajib dikenakan untuk dapat masuk ke dalam begawe beleq, yaitu area tempat tinggal pemangku adat sekaligus tempat melakukan ritual-ritual penting. Paket wisata budaya ini menjadi sangat menarik karena banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, mulai dari pemandu wisata kami, pemangku adat, 5
Edisi Khusus Desa Bayan
GELENG-Tempat Menyimpan Beras hingga masyarakat biasa. Mereka semua menyambut kami dengan sangat hangat. Lebih lengkap mengenai perjalanan ini saya sajikan dalam tulisan terpisah. Jelang tengah hari, kami kembali ke visitor centre untuk makan siang. Kemudian perjalanan kedua pun dimulai, yaitu mencoba paket wisata hutan adat Mandala. Semua
INUN KA N E N E M n penenu Ibu-ibu an at deng p a d in ka ui kita tem mudah umah nr di depa uk pendud
Edisi Khusus Desa Bayan
RUMAH ADATBangunan rumah adat desa Bayan
peserta masih semangat, apa lagi saya. Sebelum memasuki hutan adat, terlebih dulu kami menyusuri sawah. Entah mengapa, sawah selalu memiliki daya magis tersendiri bagi saya, terutama saat sedang menghijau seperti saat itu. Yah, barangkali saya bisa senorak ini karena saya berasal dari sebuah kota besar, ibu kota yang tidak terlalu keibuan. Pemandangan hamparan sawah, dengan gubuk kecil Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
di tengah-tengahnya serta kerbau lengkap dengan bapak dan ibu tani, semua itu selalu berhasil menenangkan hati ini. Karena hamparan sawah itulah saya tertinggal rombongan. Beruntung ada pemandu wisata yang selalu setia menemani kami dan menunjukkan kami ke jalan yang benar. Tak lama kemudian kami pun memasuki rumah penduduk dan kami disuguhi pemandangan anak-anak sedang bermain beledog, yaitu permainan tembak-tembakan tradisional menggunakan bambu kecil. Mereka tidak menolak saat kami ajak berfoto. Perjalanan kami lanjutkan memasuki hutan adat Mandala, lebih lengkapnya saya ceritakan dalam tulisan terpisah lagi ya…. :) Setelah puas masuk hutan, kami diajak bersantai sejenak di Teras Genit, yaitu salah satu tempat di Desa Bayan dengan pemandangan sangat cantik. Kembali mata saya dimanjakan dengan hamparan sawah. Sekitar setengah jam kami di sini, lalu kami dibawa kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan istirahat sejenak.
Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
8
CUPAK GURANTANG Malam harinya kami digiring kembali ke visitor centre untuk menyaksikan pentas kesenian tari dan drama. Tari-tarian dibawakan oleh anak-anak Desa Bayan yang menggemaskan. Setelah acara tari-tarian usai, lalu diumumkan pemenang penghargaan desa terbersih. Persoalan kebersihan sepertinya pantas untuk menjadi sorotan, karena sepanjang perjalanan saya kesulitan menemukan tempat sampah. Penghargaan tersebut adalah salah satu cara untuk mendorong penduduk agar lebih menjaga kebersihan. Selanjutnya panggung diisi dengan pentas drama teaterikal Cupak Gurantang. Pentas drama ini sudah saya tunggu sejak tadi. Saya sangat menyukai seni pementasan, apalagi kalau lakonnya mengangkat kisah tradisional yang belum saya ketahui sebelumnya. Dan benar saja, saya sangat terhibur dengan pementasan Cupak Gurantang yang berkisah tentang kakak beradik dengan dua kepribadian bertolak belakang. Yang satu berperangai baik, sementara yang lain buruk. Sayangnya tidak mudah memahami percakapan dalam drama 9
Edisi Khusus Desa Bayan
ini, karena pemainnya banyak menggunakan bahasa daerah. Satu hari penuh kami sudah mencicipi paket wisata adat, budaya, dan kesenian di Desa Bayan. Selain tiga hal tersebut, ada satu hal lagi yang juga menarik, yaitu potensi kuliner di sini yang tinggi. Sepanjang kami di sini, semua suguhan makanan sangat unik dan membuat kami ketagihan, beberapa di antaranya adalah pepes daun sawe, sate ikan laut, dan sayur jejeruk. Ibu Wiwin, perwakilan dari British Council, menceritakan rahasianya. Ternyata seorang chef handal secara khusus didatangkan ke sini untuk mengajari para ibu-ibu memasak menggunakan bahan-bahan yang dapat diambil dari kebun warga sendiri, seperti daun sawe. Hasilnya sungguh nikmat dan hanya dapat kita temui di Bayan!
CUPAK GURANTANG- Si jahat Cupak (kiri) bersama si baik Gurantang Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
MENYAPA PAGI DI SENDANG GILE Tidak jauh dari tempat kami menginap, terlihat pintu masuk menuju air terjun Sendang Gile yang seakan memanggil kami semua untuk masuk ke dalamnya. Seharian waktu kami sudah habis blusukan di Desa Bayan. Maka sebagian dari kami secara sukarela berkomitmen bangun lebih awal keesokan harinya untuk menyempatkan diri ke Sendang Gile. Tidak ada waktu lain, karena kami harus mengejar pesawat kembali ke kota kami masing-masing. Pagi pun datang dan saat saya bangun, semua peserta lain masih terlelap. Sambil menunggu, saya manfaatkan waktu untuk mengambil gambar di beberapa sudut, termasuk mengabadikan matahari terbit yang indah saat itu. Beberapa menit kemudian, beberapa orang mulai bermunculan dan berangkatlah kami ke Sendang Gile. Tidak perlu waktu lama untuk mencapai Sendang Gile dari pintu masuk, sebab medannya menurun dan sudah dipermudah dengan dibuatnya tangga. Sekitar lima menit kami sudah menghirup kesegaran air terjun Sendang Gile yang me11
Edisi Khusus Desa Bayan
MENUJU SENDANG GILE-Tangga menuju Sendang Gile nyejukkan. Percikan embun dari Sendang Gile berhasil membuat wajah saya segar seketika. Sebenarnya saya sangat ingin terjun ke kaki air terjun, tetapi udara saat itu begitu dingin, selain juga kami tidak punya banyak waktu. Jadi niat pun saya urungkan. Tak lama berselang, kami kembali ke penginapan. PerEdisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
jalanan kembali merupakan tugas tersendiri bagi kami karena jalannya menanjak. Meski mudah karena sudah dibangun tangga, namun tentu cukup menguras keringat. Baru sekitar sepuluh hingga lima belas menit kemudian kami sampai ke penginapan. Tanpa dikomando, kami bersiap menuju bandara. Kembali kami melewati tiga jam perjalanan ke bandara Praya. Siang menjelang, sang burung besi sudah siap membawa saya dan beberapa sahabat baru kembali ke Jakarta. Terima kasih Bayan, terima kasih British Council, terima kasih Bank Mandiri. Semoga tulisan kecil dari kami ini dapat memperkenalkan Bayan ke masyarakat luas dan menarik minat banyak wisatawan mengunjungi Desa Bayan tercinta. Menurut saya, belum ke Lombok kalau belum ke Bayan!
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
Edisi Foto Sumatera
14
Dari Begawe Beleq Hingga Masjid Bayan Kuno
D
Edisi Khusus Desa Bayan
PAKET WISATA BUDAYA
alam perjalanan menuju begawe beleq (tempat tinggal pemangku adat dan tempat beberapa ritual penting) di Desa Bayan, salah satu pemandangan yang menjadi lazim adalah terdapatnya lumbung padi di depan rumah penduduk. Lumbung padi di sini disebut geleng atau sambi, bentuknya seperti rumah panggung kecil dengan kaki tinggi hingga sekitar dua meter untuk menghindari gangguan binatang. Seperti kebanyakan rumah di sini, geleng dibentuk dari kayu panjang sebagai rangka, anyaman bambu sebagai din-
ding, dan jerami sebagai atapnya. Dengan adanya geleng ini, penduduk Desa Bayan dapat meminimalisir potensi kekurangan pangan, terutama di masa-masa sulit panen. Keliling Desa Bayan semacam ini termasuk dalam wisata budaya yang ada dalam pilihan paket wisata Desa Bayan. Sebelum memulai perjalanan wisata budaya Desa Bayan, kita akan diberi penjelasan ringkas seputar Desa Bayan. Selain itu, setiap pengunjung juga akan dipinjamkan kain dan sabuk bagi para wanita, serta kain, sabuk dan sapuk (penutup kepala) bagi para pria. Semua ini wajib dikenakan untuk dapat masuk dan bertemu dengan pemangku adat Desa Bayan. Melangkah lebih maju lagi, kita akan menemukan makam leluhur pemangku adat di Bayan Timur, hanya bangsawan yang boleh dimakamkan di sini. Kemudian berbelok ke kiri, sampailah kita di begawe beleq. Edisi Khusus Desa Bayan
16
Bagian depan begawe beleq terdiri dari empat berugak. Berugak adalah istilah suku Sasak untuk sebuah bangunan terbuka dengan empat atau enam tiang. Di rumah penduduk biasa, berugak umumnya digunakan untuk bersantai atau menerima tamu. Berugak di begawe beleq ini memiliki fungsinya masing-masing. Di ujung kiri sebelah belakang ada Berugak Agung, yaitu berugak utama, tempat para kyai melakukan musyawarah dan memutuskan perkara. Kemudian di kiri depan adalah berugak untuk tempat mengolah daging atau sayur. Juga ada Berugak Senaru dan satu lagi adalah Berugak Malang. Kemudian masuk ke dalam, dapat kita temui beberapa bangunan rumah serta satu berugak di tengahnya. Setiap rumah diisi oleh keluarga pemangku adat dan beberapa saudara yang membantu pemangku adat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Di sini pemangku adat beserta beberapa saudara-saudaranya menyambut anda dan siap bercerita banyak mengenai budaya di Desa Bayan. Selepas dari begawe beleq, kita akan diajak menyam17
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
GELENG-Tempat Menyimpan Beras bangi bangunan termasyhur di desa ini, yaitu masjid kuno Bayan Beleq. Masjid ini begitu istimewa karena telah berusia ratusan tahun dan merupakan masjid pertama yang berdiri di Pulau Lombok. Bangunannya amat sederhana, seperti layaknya bangunan lain di Desa Bayan. Masjid ini memiliki ukuran sekitar
AKTIVITAS DI BEGAWE BELEQHalaman depan begawe beleq Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
MASJID KUNOMasjid Kuno Bayan Beleq, masjid tertua di Lombok
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
9 x 9 meter persegi, serta berdinding rendah dari anyaman bambu. Dinding yang rendah ini memiliki filosofi bahwa siapapun yang masuk harus terlebih dulu menundukkan badannya. Artinya, dalam hidup kita harus selalu rendah hati dan saling menghormati. Di dalamnya terdapat sebuah bedug dari kayu. Masjid ini tidak lagi digunakan untuk sembahyang sholat sehari-hari, tetapi masih tetap digunakan dalam upacara keagamaan besar seperti Maulid Nabi Muhammad. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bayan Barat. Di sana juga terdapat begawe beleq yang serupa dengan begawe di Bayan Timur. Kita juga akan diajak mampir ke kampung Karang Salah, tepatnya ke rumah Raden Gedarip, salah satu saudara dari pemuka adat Desa Bayan. Karena sudah melalui setengah perjalanan, di sini kami disuguhi kue khas Lombok yang dibuat dari tangan para ibu-ibu Lombok. Sambil mencemil kue, Raden Gedarip mengajak kita masuk ke dalam rumahnya yang telah ada dari zaman nenek moyangnya. Bagian dalam rumah terbagi menjadi beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Di ujung belakang adalah dapur, sementara di dekat pintu masuk terdapat
Bagian dalam Masjid Kuno Bayan Beleq Edisi Foto Sumatera
20
RUMAH RADEN GEDARIP-Bagian dalam rumah Raden Gedarip pijakan tempat menaruh beberapa barang dan di atasnya ada ruangan yang disebut inan bale. Ruangan itu tidak terlalu besar dan berfungsi menyimpan barang-barang antik seperti keris atau dokumen penting. Selanjutnya kita masih diajak berkeliling Desa Bayan sambil berbincang dengan para tokoh adat yang kesemuanya ramah dan tidak bosan menceritakan tradisi di Desa Bayan. Misalnya mengenai awik-awik. Awik-awik adalah kesepakatan 21
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
bersama atau hukum adat yang berlaku. Misalnya agar dapat menjaga keberlangsungan mata air di dalam hutan adat, disepakati untuk tidak boleh ada yang menebang pohon dalam areal hutan adat, apabila ada yang melanggar maka harus membayar denda. Tidak terasa 2 jam telah terlewati, kita pun akan dibawa kembali ke visitor centre dan usailah wisata budaya Desa Bayan yang sarat dengan pengalaman dan wawasan menarik. Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
Sumber Kehidupan Desa Bayan
D
Edisi Khusus Desa Bayan
HUTAN ADAT MANDALA
esa Bayan, Lombok, memiliki beberapa hutan adat. Salah satu yang paling popular adalah hutan adat Mandala. Hutan adat ini menjadi populer karena di dalamnya terdapat mata air yang menjadi sumber kehidupan bagi penghuni Desa Bayan. Mata air ini bukan mata air biasa karena pernah memenangkan lomba pengelolaan mata air terbaik se-pulau Lombok. Tidak heran, sebab Bayan memegang teguh awikawik atau hukum adat yang sangat ketat mengatur pengelolaan hutan adat agar kekayaan alamnya tetap terjaga. Terdapat beberapa aturan dalam awik awik, seperti
dilarang menggembala ternak di kawasan hutan maupun pinggiran hutan, dilarang mencabut pohon, dilarang menangkap satwa yang ada di dalam hutan, dan dilarang mencemari sumber-sumber mata air dalam hutan adat Mandala. Turan-aturan tersebut dibuat oleh masyarakat untuk masyarakat. Jika ada yang melanggar, hukumannya tergantung seberapa berat pelanggarannya. Biasanya berkisar pada denda satu ekor kerbau, denda beras 1 kuintal, atau hasil bumi lainnya. Jika pelanggarannya sangat berat, maka bisa jadi sanksi yang diberikan ada pengasingan. Perjalanan menjelajahi hutan adat Mandala dimulai dari visitor centre kemudian berjalan menyusuri sawah hingga masuk ke dalam pemukiman penduduk. Kenakanlah pakaian paling santai dan sepatu kets atau sandal gunung agar nyaman sepanjang perjalanan. Ditemani pemandu lokal, perjalanan jadi terasa meEdisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
24
ngasyikkan karena banyak hal yang dapat diceritakan dari setiap langkah perjalanan ini. Mulai dari tumbuhan apa saja yang tumbuh subur di sana, bagaimana kondisi panen, dan pastinya tentang mata air Mandala yang masyhur itu. Tidak sampai setengah jam berjalan kaki, kita sudah sampai di pintu masuk hutan adat. Tidaklah begitu sulit melakukan trekking di dalam hutan adat, hanya saja perlu ekstra hati-hati dalam berpijak apabila habis hujan karena sangat licin. Sekitar sepuluh menit memasuki hutan, terdapat area yang disebut Lokok Jawa. Titik ini konon dipercaya sebagai tempat beristirahatnya para muballigh murid sunan Wali Songo. Masuk lebih dalam lagi, kita dapat menemui mata air Mandala yang tidak pernah berhenti memberi kehidupan bagi warga Desa Bayan. Tidak jauh dari mata air Mandala terdapat tanah lapang yang tidak terlalu besar dan kerap dijadikan titik untuk melakukan ritual adat slamet olor, yaitu ritual syukuran mata air. Biasanya diadakan setahun sekali setelah panen. Perjalanan pun dilanjutkan dan semakin dekatlah kita ke 25
Edisi Khusus Desa Bayan
penghujung hutan. Di sini terdapat tempat pemandian yang saat kami berkunjung sedang dalam proses renovasi. Apabila sudah diperbaiki, tentu akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan karena tidak banyak terdapat pemandian di tengah hutan seperti ini.
SUMBER AIR-Sumber kehidupan Desa Bayan salah satunya berasal dari mata air ini
Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
CARA MENUJU DESA BAYAN
27
Edisi Khusus Desa Bayan
Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
28
29
Edisi Khusus Desa Bayan
Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
30
GALERI
SNAPSHOT N A Y A B A S E D
Edisi Khusus Desa Bayan
Edisi Khusus Desa Bayan
Cupak Gurantang: Jahat dan Baik dalam Diri Manusia
S
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
KESENIAN DESA BAYAN
uatu keindahan tidak melulu berbentuk fisik yang diam dan dapat kita raba kapanpun. Sebuah seni pertunjukan merupakan keindahan lain yang hanya dapat kita alami saat ia tampil, dan menorehkan kesan mendalam di ingatan siapa pun yang menyaksikannya. Di Bayan, sebuah desa di Lombok, selain panorama dan kekayaan budayanya yang memukau, keindahan lain juga terasa melalui pementasan seni teater dengan lakon Cupak Gurantang. Judul lakon ini diambil dari kisah dua bersaudara
dengan dua kepribadian yang bertolak belakang. Cupak sang kakak adalah seorang yang kikir, pemalas, licik, dan pelit. Semua sifat buruk melekat di dalam dirinya, dan ini juga terwujud melalui rupa wajahnya yang buruk. Sebaliknya Gurantang sang adik memiliki pribadi yang sabar, penyayang, murah hati, rajin, dan sifat baik lainnya. Wajahnya pun rupawan. Meski memiliki sifat yang bertolak belakang, mereka terus menghabiskan waktu bersama-sama. Suatu saat Cupak mengajak Gurantang untuk melakukan perjalanan panjang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan pasangan mandul yang kemudian mengangkat mereka berdua sebagai anak. Selama tinggal bersama, Cupak seringkali berperingai buruk. Kisahnya berlanjut hingga mereka mendengar kabar mengenai sang putri raja yang diculik raksasa jahat. Lantas Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
34
raja berikrar, siapapun yang sanggup mengembalikan putrinya akan diberi kedudukan tinggi di kerajaan dan dinikahkan dengan sang putri. Cupak dan Gurantang menerima tantangan tersebut. Lagi-lagi Cupak berniat jahat dengan membiarkan Gurantang membunuh sang raksasa, namun kepada raja ia mengaku bahwa dirinyalah yang membunuh raksasa dan menyelamatkan putri raja. Namun pada akhirnya semua kelicikan Cupak dapat terbongkar, maka Gurantang lah yang menikahi sang putri dan menjadi putra mahkota. Kisah Cupak Gurantang ini tersebar luas di Bali dan Lombok. Sifat keduanya merupakan cerminan kepribadian yang tinggal dalam diri manusia. Selalu ada sifat buruk dan baik di diri kita masing-masing. Sifat buruk selalu akan menghasilkan dampak yang buruk pula, sementara sifat baik akan membawa kebahagian bagi siapa saja. Ujung dari kisah Cupak Gurantang ini pun menggambarkan bahwa pada akhirnya kebaikanlah yang akan menang. Nilai-nilai kehidupan bisa dengan mudah kita adopsi 35
Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
jika penyampaiannya tidak terkesan menggurui. Cupak Gurantang adalah salah satu media dalam menyampaikan hal tersebut.
Edisi Edisi Khusus Foto Desa Sumatera Bayan
PEPES DAUN SAWE Ikan laut diberi bumbu pepes kemudian dibungkus denga daun sawe, lalu diikat dengan daun serai dan dikukus
KULINER Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
SATE IKAN LAUT Ikan laut disate menggunakan bumbu santan
SAYUR JEJERUK Sayur daun belimbing, pepaya muda, kelapa muda, serta kacang hijau, diberi bumbu kelapa tua
OLAH OLAH REMBONG Sayuran ini dicampur dengan komak (kacang)
Edisi Khusus Desa Bayan
38
SI’E
INTERMEZZO Edisi Edisi Foto Khusus Sumatera Desa Bayan
Saat berjalan-jalan mengelilingi Desa Bayan, sesekali kita akan mendengar teriakan “si’e, si’e, si’e” datang dari truk yang berjalan pelan mengelilingi desa. Si’e dalam bahasa Lombok artinya garam. Truk tersebut mengangkut garam yang sudah dikemas dalam kantong plastik dan siap dijual kepada penduduk desa. Siapapun yang mau membeli tinggal berjalan mendekati truk sambil memberi kode kepada sang supir, maka truk akan berhenti dan siap melayani pembeli. Garam yang dijual adalah garam kasar dengan harga Rp10 ribu per kantung.
Edisi Khusus Desa Bayan
40
JELASKAN WETU TELU- Seorang pemuka adat menjelaskan mengenai Wetu Telu
WETU TELU
Setiap masyarakat memiliki filosofi yang hidup dalam komunitasnya. Filosofi hidup masyarakat Desa Bayan disebut dengan Wetu Telu. Wetu Telu adalah sebuah ajaran mengenai hakikat manusia, mengingatkan siapa saja tentang dari mana ia berasal dan ke mana ia akan kembali. Terdapat tiga unsur utama dalam Wetu Telu yaitu unsur Ilahiah, unsur Adam (bapak), dan unsur Hawa (ibu). Dibutuhkan kedewasaan berpikir untuk dapat memahami Wetu Telu secara utuh. Apabila hanya dipahami sebagian malah akan memunculkan persepsi yang keliru. Wetu Telu seringkali dianggap sebagai penerjemahan dari waktu tiga, di mana penduduknya dipercaya hanya menjalankan ibadah sholat selama tiga waktu. Ini merupakan salah satu pemahaman yang keliru mengenai Wetu Telu. Karenanya apabila belum betul paham mengenai tradisi dan filosofi sebuah masyarakat, sebaiknya pelajari lebih dahulu sebelum disebarluaskan agar tidak terlalu banyak menimbulkan kesalahpahaman.
41
Edisi Khusus Desa Bayan
Edisi Khusus Desa Bayan
RAMAH- Jangan sungkan menyapa ibu-ibu penenun, mereka ramah dan baik
TENUN
Selama berkeliling Desa Bayan, dapat kita lihat banyak ibu-ibu yang sedang menenun. Di beberapa rumah juga terdapat toko kecil yang menjual kerajinan tenun dari penduduk sekitar. Mampirlah sejenak untuk sekedar melihat-lihat beragam kain, tas, atau selendang dari tenun hasil karya para ibu-ibu di Desa Bayan. Jangan sungkan untuk menawar, namun jangan menawar terlalu rendah karena bagaimanapun mengerjakan kerajinan tenun tentu tidak mudah dan tidak sebentar.
Edisi Khusus Desa Bayan
Edisi Khusus Desa Bayan
44
SIRIH
Masyarakat Desa Bayan gemar makan sirih. Seperangkat alat untuk mengunyah sirih dapat dengan mudah kita temukan di beberapa berugak atau di rumah penduduk. Terdapat daun sirih, kapur sirih, buah pinang dan pisau pemotong buah pinang. Pertama-tama buah pinang dipotong dan diambil daging buahnya, kemudian dibungkus menggunakan daun sirih bersamaan dengan kapur sirih, lalu dikunyah. Hati-hati saat menaruh kapur sirih, terlalu banyak dapat membuat mulut terasa sangat panas. Jangan hanya mencoba sekali, cobalah sampai dua atau tiga kali, maka akan terasa nikmatnya.
45
Edisi Khusus Desa Bayan
PERLENGKAPAN MENYIRIH
ISI PINANG DITARUH DI DAUN SIRIH
POTONG PINANG
DITAMBAH KAPUR SIRIH
Didukung oleh :