PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI DI JAWA TIMUR SRI UCHTIAWATI Dosen pada FKIP Universitas Muhammadiyah Gresik
ABSTRACT: In order to lead the worldwide human resources rivalry, Education in Indonesia should be able to increase its quality through Q A. The study focuses on efforts to prepare the implementation of Q A through accreditation and internal Quality Assurance because quality is a needed by education society. Therefore, in order to avoid fake value (just a “symbol” quality), education organizer needs comprehensive preparation for the true quality. Internal quality assurance implemented by the observed universities is to determine models suited with the condition of each setting so that they have different ways of implementation. The main goal of the internal quality assurance is to guarantee the quality of the higher education management by optimizing efforts to achieve quality standard. The implementation of this internal quality assurance usually relates to the visions and missions of the university. Kata kunci: penjaminan mutu, akreditasi perguruan tinggi, instrumen akreditasi.
Perubahan pada sektor pendidikan, menuntut peningkatan kualitas atau mutu pendidikan agar mampu bersaing pada era globalisasi, karena bagaimanapun kemajuan suatu negara dapat diamati oleh negara lain dan sebaliknya ketertinggalan suatu negara akan pula dapat dilihat oleh negara lain, disinilah nantinya terjadi suatu persaingan yang melibatkan berbagai negara. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat, sehingga dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia, sehingga mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja, dan berhadapan dengan masa depan yang penuh resiko dan ketidak pastian dan perubahan lingkungan yang sangat cepat, serta kondisi yang
dinamis, membuat perguruan tinggi harus mampu mengadakan penataan dan pengembangan organisasinya, keputusan semacam ini sangat penting bagi kelangsungan hidup (survival) suatu lembaga pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Untuk itu, maka diperlukan adanya penjaminan mutu baik secara internal, maupun secra eksternal. The Carnegie Council on Policy Studies in Higer Education. (1988:118-119) memberi rekomendasi kepada perguruan tinggi untuk merencanakan masa depannya dan membuat kebijakan-kebijakan yang menentukan perkembangan Institusi, dalam Sonhadji (tanpa tahun) disimpulkan bahwa "pengembangan institusi untuk menjawab tantangan masa depan terdiri dari peningkatan kualitas pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, mempertahankan jati diri perguruan
1
2
tinggi, sebagai wahana masyarakat intelektual, dan mengembangkan integritas perilaku dan kualitas kehidupan internal kampus”. Tentunya dalam melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi harus didukung dengan usaha, dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya manusia yang kokoh dan efesien serta pola kepemimpinan yang efektif, sedangkan (HELTS,2003-2010). menyatakan bahwa dalam pengelolaan pendidikan tinggi dinyatakan bermutu atau berkualitas, apabila: (a) perguruan tinggi tersebut mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif) dan (b) perguruan tinggi tersebut mampu memenuhi kebutuhan stake holders (aspek induktif) berupa: 1 kebutuhan kemasyarakatan (social needs), 2 kebutuhan dunia kerja (industrial needs), dan 3 kebutuhan professional (professional needs). Untuk memberikan gambaran bagaimana kinerja suatu perguruan tinggi adalah dengan membuat Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), Penjaminan Mutu, dan Akreditasi Perguruan Tinggi, semua bertujuan menjamin mutu aspek akademik, maupun non akademik Peguruan Tinggi di Indonesia, dan sistem tersebut dinamakan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), kegiatan EPSBED akan dikembangkan menjadi Peningkatan Data Perguruan Tinggi (PDPT), sedangkan kegiatan Penjaminan Mutu dan Akreditasi, masingmasing disebut Penjaminan Mutu Internal (PMI) dan Penjaminan Mutu Eksternal (PME). Perguruan Tinggi merencanakan mutu produk berdasarkan data kebutuhan pelanggan
Didaktika, Vol. 15 No. 2 Februari 2012
(primer, secunder, tersier) dan melaksanakan itu dengan baik (terkedali), sehingga jasa bermutu tercapai. Dan dapat digambarkan tentang alur paradigma baru proses pengelolaan Perguruan Tinggi, sebagai berikut:
PT
Pelanggan Tersier
Pelanggan Sekunder
JASA PT
Pelanggan Primer
Gambar 1. Paradigma baru Proses Pengelolaan PT. (Sumber: Tampubolon, 2001) METODE Penelitian tentang penjaminan mutu pendidikan pada perguruan tinggi 'X' di Jawa Timur ini menggunakan pendekatan kualitatif, fokus penelitian dalam empat dimensi pertanyaan untuk memperkaya temuan-temuan, tentang; nilai (value), penerapan (applicability), konsisten (consistency), dan netralis (neutrality)” (Lincoln & Guba, 1985: 290). Dengan mengamati empat dimensi ini, maka peneliti dapat mendalami realitas empirik fokus penelitian secara menyeluruh, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mendalami fokus berdasarkan sumber informasi yang dilakukan terhadap informan, dan juga melakukan observasi, dan dilengkapi dengan dokumentasi.dan selanjutnya dalam penelitian ini dilakukan telaah secara spesifik, rinci, dan mendalam mengenai berbagai permasalahan
Sri Uchtiawati : Penjaminan Mutu
dengan mencari sumber atau informasi sebanyak mungkin agar dapat mengungkapkan fenomena yang menjadi dasar bagi pendekatan penelitian (Bogdan & Taylor, 1998). HASIL Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk melakukan penjaminan mutu internal ditekankan pada 'peningkatan pelayan dan perbaikan pengajaran', sehingga dibentuk struktur organisasi yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan, dan peningkatan pembelajaran diupayakan dengan melengkapi fasilitas berbasis IT, ruang kelas dilengkapi dengan CCTV, Keputusan mengenai mutu didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang ditetapkan dan berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat (judgments of informed experts), dengan bukti-bukti yang diperlukan termasuk laporan tertulis yang disiapkan oleh institusi/perguruan tinggi. Penjaminan mutu internal merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dengan penjaminan mutu eksternal melalui proses akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT), data yang diperlukan untuk persiapan akreditasi institusi maupun akreditasi program studi terdapat di Badan/Unit Penjaminan Mutu, dimana nama ini ditetapkan oleh universitas sendiri berdasarkan kesiapan dan secara administrasi badan ini membantu kelancaran akreditasi terutama yang terkait dengan proses belajar dan pembelajaran serta evaluasi dari dosen- dosen yang mengajar di sumua program studi yang ada di universitas. Mutu pendidikan tinggi dapat
3
memberikan kepuasan terhadap mahasiswa, dan hal ini sesuai dengan pendapat Tilaar (1994), mengatakan bahwa faktor yang melandasi pertimbangan seseorang dalam menentukan pilihan atas bentuk dan jenis jasa pendidikan antara lain dapat berupa; (1) citra/reputase lembaga, (2) program-program studi yang ditawarkan, (3) dana/biaya yang harus dikeluarkan, (4) fisik dan lokasi kampus, (5) kinerja personal yang terlibat dalam pengelolaan, serta faktor lain diluar lembaga pendidikan itu sendiri, seperti; sosial budaya, ekonomi maupun ketergantungan kelompokkelompok referensi. Dengan demikian penjaminan mutu merupakan ketentuan yang dapat mengidentifikasi suatu kualitas jasa dan dilakukan melalui penjaminan mutu eksternal, dan internal oleh universitas. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian tersebut selanjutnya dilakukan pembahasan sebagai temuan teoritikal substantif atau praktis. Temuan teoritik seperti ini memiliki daya penjelasan dan prediksi yang luas. (Glaser&Strauss, 1975). Hal itu dilakukan untuk memperoleh makna atau hakekat terhadap temuan-temuan penelitian. Dalam pembahasan ini, selanjutnya dilakukan diskusi pada bagian-bagian yang sesuai dengan fokus penelitian.Temuan penelitian diperoleh dari analisis data dalam situs dan analisis lintas situs. Hasil analisis telah diformulasikan atau telah diperoleh proposisi-proposisi, yang menurut Komarudin dan Tjumarah (2000); Proposisi adalah suatu penuturan yang utuh, dan dapat diartikan sebagai suatu ungkapan
4
keputusan dalam kata-kata atau manifestasi keputusan. Unsur dasar proposisi katagorik adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 (dua) term sebagai subyek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Hubungan ini berbentuk pengiyaan atau pengingkaran. (htpp://massofa.wordpress.com diakses 8/2/10) Apabila dalam melakukan akreditasi Institusi, maupun akreditasi program studi dipersiapkan secara benar, dengan perencaaan yang tepat, dan kurun waktu yang sesuai dengan kebutuhan proses penyusunan borang akreditasi, maka pelaksananaan akreditasi dapat lebih terjamin, sistematis, terorganisir, dan pada saat pelaksanaan visitasi akreditasi tidak menimbulkan persoalan, sehingga hasil akreditasi dapat memberikan suatu peringkat yang obyektif. Terselenggaranya penjaminan mutu internal dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan, sebagaimna pendapat (Kotler, 1994:43), bahwa “kepuasan dapat dibentuk dan didasarkan atas: beberapa faktor, diantaranya pengalaman masa lalu, opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan pesaing”. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Penjaminan mutu pendidikan tinggi dilakukan melalui Akreditasi, untuk memenuhi ketentuan dari Pemerintah, melalui BANN-PT, (2) mempersiapkan secara administrasi tentang pemenuhan standar yang ditetapkan pada akreditasi program studi/institusi, (3) kebijakan
Didaktika, Vol. 15 No. 2 Februari 2012
pelaksanaan akreditasi ini dilakukan oleh Fakultas dengan membentuk tim (4) menetapkan suatu struktur organisasi yang jelas untuk mencerminkan mekanisme kerja, (5) ditetapkan suatu strategi sebagai program untuk pencapaian tujuan, (6) asesor yang melakukan tugas secara obyektif dapat menentukan hasil akreditasi yang sesuai dengan realisasi (7) persiapan akreditasi dilakukan dalam suatu program, sebagai rencana strategis dan dilakukan secara terkoordinasi dari pihak terkait, (8) untuk memberikan layanan yang bermutu, maka dibentuk penjaninan mutu sebagai suatu unit/badan tersendiri. Saran Pengelola pendidikan tinggi mempersiapan pelaksanaan akreditasi dan dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan, serta dapat dipertanggung jawabkan; Departemen Pendidikan dapat meningkatkan fungsi pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk mewujudkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, yang dilakukan secara obyektif, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan; sedangkan Kopertis Wilayah VII, dapat memotivasi terhadap universitas untuk melakukan penjaminan mutu baik secara eksternal. DAFTAR RUJUKAN Bogdan, R. C. & Biklen. 1982. Qualitative Research for Educative: An Introduction to theory and methods. Boston: Allyn an Bacon Inc.
Sri Uchtiawati : Penjaminan Mutu
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Akreditasi Nasional. Jakarta: BAN-PT. Gazpers, V. 2003. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hitt, A.M., Ireland, D.R., Hoskison, R.E. 2001. Manajemen Strategi. Edisi Bahasa Inggris. Jakarta: Salemba Empat. Juran, J.,M. 1995. Juran on Quality By Design. Terjemahan oleh Hartono, B. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
5
Kamariah, A., dan Triatna, C. 2005. Vesionary Leadership, menuju sekolah efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Kotler, P. 1994. Marketing Management, Analysis, Planning, Implementation and th Control, 7 edition, Englewood Cliffs; Prentice-Hall Inc. Ndraha, T. 1988. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta: Bina Aksara