PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: DINY RIALISTYA NIM: 11508048
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: DINY RIALISTYA NIM: 11508048
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Masa lalu tidak mungkin terulang, masa depan belum pasti terjadi, maka lakukanlah yang terbaik untuk waktu saat ini”.
PERSEMBAHAN Kedua Orang tuaku, Adikku tercinta, Teman-teman mahasiswa seperjuanganku.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, khususnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Stain Salatiga dan selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 5. Marzuliyah, S. Ag selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian madrasah yang beliau pimpin. 6. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Sukorejo 02 selama melakukan penelitian di madrasah tersebut.
yang telah membantu penulis
7. Murid-murid kelas IV MI Sukorejo 02 yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian. 8. Bapak dan Ibu tercinta (Tukul & Sumartinah) yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis. 9. Adikku tersayang (Virgo Ardy Laksana) yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam nasehat-nasehat yang bermanfaat. 10. Teman Kuliahku Lia Beat, Tika, Uly, Ida, dan Zizah yang selalu bersama-sama dalam keadaan suka maupun duka. 11. Teman seperjuangan PGMI 2008, yang selama ini telah berjuang bersama. 12. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 Agustus 2012 Penulis
ABSTRAK Rialistya, Diny. 2012. Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peta Melalui Strategi Crossword Puzzle pada Siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Kata kunci: Peningkatan Prestasi Pembelajaran dan Strategi Crossword Puzzle. Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peta melalui strategi Crossword Puzzle pdda siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 01 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012?. Guna menjawab pertanyaaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 1 pra-siklus dan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengindentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPS pokok bahasan pengertian peta dan komponen-komponen peta. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adlaah semua siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang yang berjumlah 11 Siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan. Penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle pada saaat pembelajaran IPS. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi Crossword Puzzle mampu menarik perhatian siswa terhadap pelajaran IPS. Dapat dilihat dari hasil pengamatan siswa terhadap perhatian belajar siswa menunjukkan, pra-siklus yang memenuhi KKM (18,18%), setelah menggunakan strategi Crossword Puzzle pada siklus I menjadi (36,4%), siklus II menjadi (63,6%) dan siklus III menjadi (100%). Nilai yang tidak memenuhi KKM pada pra-siklus (81,82%), setelah menggunakan strategi Crossword Puzzle pada siklus I menjadi (63,6%), siklus II menjadi (36,4%) dan siklus III menjadi (0%). Dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle yang tepat akan mampu meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa, dilihat dari rata-rata hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pra-siklus (55,45), siklus I menjadi (65,45), siklus II menjadi (71,82) dan siklus III menjadi (79,09). Mengacu pada hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada para guru atau calon guru untuk selalu meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan media, model, metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi.
DAFTAR ISI Sampul Judul.................................................................................................
i
Lembar Berlogo.............................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing...............................................................................
iii
Pengesahan Kelulusan...................................................................................
iv
Pernyataan Keaslian Tulisan........................................................................
v
Motto dan Persembahan................................................................................
vi
Kata pengantar...............................................................................................
vii
Abstrak...........................................................................................................
ix
Daftar Isi........................................................................................................
x
Daftar Tabel....................................................................................................
xiii
Daftar Gambar................................................................................................
xiv
Daftar Lampiran.............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan.......................................................................
7
E. Kegunaan Penelitian....................................................................
8
F. Definisi Operasional.....................................................................
9
G. Metode Penelitian.........................................................................
11
H. Sistematika Penulisan...................................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Prestasi Pembelajaran.................................................
17
1. Definisi Peningkatan Prestasi Pembelajaran.............................
17
2. Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif…………………………. 20 B. Pembelajaran IPS di SD/MI......................................................... 1. Pembelajaran........................................................................
28 28
a. Definisi Pembelajaran……………………………………….
28
b. Tujuan Pembelajaran………………………………………..
29
c. Teori-teori Pembelajaran…………………………………....
29
d. Ciri-ciri Pembelajaran……………………………………….
38
e. Unsur-unsur Pembelajaran…………………………………..
39
2. Definisi Pembelajaran IPS di SD/MI............................................
40
a. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI.......................................
41
b. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI..........................
41
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI..............................
42
d. Problematika Pembelajaran IPS di SD/MI.............................. 43 C. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle……………………………….
44
1. Pengertian Crossword Puzzle........................................................ 44 2. Langkah-langkah Crossword Puzzle............................................
45
3. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle..............................
46
D. Pretasi Belajar....................................................................................
47
1. Pengertian Belajar........................................................................
47
a. Ciri-ciri Belajar......................................................................
48
b. Unsur-unsur Dinamis dalam Proses Belajar..........................
50
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar............................. 51 d. Prinsip-prinsip Belajar. .........................................................
53
2. Pengertian Prestasi Belajar..........................................................
54
a. Faktor Internal……………………………………………….
55
b. Faktor Eksternal…………………………………………..…
56
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting dan Pelaksanaan Penelitian..............................................
58
B. Rencana dan Prosedur Penelitian.................................................
59
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...............................................
59
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II..............................................
63
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III............................................. 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus....................................................................
72
1. Pra-Siklus……………………………………………..……..
72
2. Siklus I....................................................................................
73
3.
Siklus II..................................................................................
75
4.
Siklus III................................................................................
77
B. Pembahasan……………………………………………………... 79 1. Hasil Rekapitulasi...................................................................
79
2. Pra Siklus.................................................................................
80
3. Siklus I...................................................................................... 81 4. Siklus II....................................................................................
81
5. Siklus III………………………………………………….…..
82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................
84
B. Saran ..................................................................................................
84
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK Siswa Tahun 2011/2012……………...
3
Tabel 3.1 Nama siswa MI Sukorejo 02..............................................
58
Tabel 4.1 Hasil tes formatif pada Pra-Siklus.....................................
72
Tabel 4.2 Hasil tes formatif pada Siklus I.......................................... 73 Tabel. 4.3 Hasil tes formatif pada Siklus II........................................ 75 Tabel 4.4 Hasil tes formatif pada Siklus III....................................... Tabel 4.5 Hasil rekapitulasi nilai siswa per siklus.............................
77 80
Tabel 4.6 Hasil rekapitulasi tentang ketuntasan siswa....................... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian............................................................
12
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada pra-siklus Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III Lampiran 5 Lembar pre test pra-siklus Lampiran 6 Lembar tes formatif pra-siklus Lampiran 7 Lembar pre test siklus I Lampiran 8 Lembar tes formatif siklus I Lampiran 9 Lembar pre test siklus II Lampiran 10 Lembar tes formatif siklus II Lampiran 11 Lembar pre test siklus III Lampiran 12 Lembar tes formatif siklus III Lampiran 13 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada pra-siklus Lampiran 14 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I Lampiran 15 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II Lampiran 16 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus III Lampiran 17 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada pra-siklus Lampiran 18 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I Lampiran 19 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus II Lampiran 20 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus III Lampiran 21 Hasil tes formatif siswa pada pra-siklus Lampiran 22 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 23 Hasil tes formatif siswa pada siklus II Lampiran 24 Hasil tes formatif siswa pada siklus III Lampiran 25 Dokumentasi Lampiran 26 Profil sekolah Lampiran 27 Lembar konsultasi skripsi Lampiran 28 Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 29 Surat keterangan penelitian Lampiran 30 Nilai SKK mahasiswa Lampiran 31 Riwayat hidup penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, yang berkaitan dengan sosial (Departemen Agama, 2004:77). Pada jenjang MI/SD mata pelajaran IPS menjadi satu kesatuan utuh dari beberapa cabang ilmu IPS yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, dan efektif (Departemen Agama, 2004:77). Setiap cabang ilmu IPS memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Cabang geografi objek kajiannya yaitu interaksi sosial
manusia dengan alam lingkungan seperti keadaan geografis dan astronomis suatu negara.
Untuk cabang ilmu sejarah, objek kajiannya adalah peristiwa-peristiwa
kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya yang diurutkan berdasarkan kurun waktunya, seperti sejarah peradaban manusia. Cabang ilmu ekonomi objek kajiannya adalah kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang setinggi-tinginya untuk mencukupi kebutuhan hidup dan menciptakan kehidupan yang layak. Untuk cabang sosiologi, objek kajiannya adalah interaksi sosial masyarakat mulai dari lingkup yang terkecil yaitu keluarga hingga kelompok yang lebih besar. Ilmu politik objek kajiannya yaitu pemerintahan, kenegaraan, kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakatnya. Jadi melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperluas
wawasannya tidak hanya dari diri sendiri melainkan bisa mengetahui keadaan alam semesta. Di era globalisasi ini dan yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga siswa lebih siap untuk menghadapi tantangan global. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional yang secara garis besarnya pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (blog at WordPres. com). Pembelajaran IPS di Indonesia berpedoman pada kurikulum (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP dimana pemerintah memberikan kewenangan kepada tiap-tiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keadaan sekolah masing-masing sesuai dengan silabus
yang
diberikan oleh pemerintah.
Dalam
proses
pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang meluas yaitu dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang lebih jauh (global) (Departemen Agama, 2004:80). Hal ini untuk memberikan pengalaman yang membekas di benak siswa. Dari pengamatan tentang pembelajaran IPS pada tahun sebelumnya di MI Sukorejo 02 tahun ajaran 2011/2012 yaitu sejumlah 11 siswa hanya 2 siswa yang
mencapai ketuntasan minimal. Berikut daftar nilai ulangan kenaikan kelas tahun ajaran 2011/2012: Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK siswa tahun 2011/2012 No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
48
TT
3
Riza Aulia
70
45
TT
4
Ika Amin M
70
55
TT
5
Devan Arya P
70
62
TT
6
Nabylla Febianti I
70
71
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
55
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
56,91
Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki kompetensi profesional, yaitu guru harus mampu mengolah materi dan
mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik antusias untuk menerima pelajaran. Idealnya dalam proses pembelajaran IPS khususnya geografi peserta didik diajak untuk melihat realita keadaan di sekitarnya dan memberikan pengalaman yang membekas di benak siswa. Peserta didik diajak terjun langsung di daerah sekitarnya untuk mengamati fakta dan ikut serta memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Pada kenyataannya siswa didik merasa kesulitan dalam menerima pelajaran IPS. IPS menjadi momok bagi peserta didik karena materi ajar yang begitu banyak dan penyampaian materi dari guru masih menggunakan model pembelajaran klasik, seperti ceramah, guru mencatat di papan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis oleh guru. Sehingga siswa segan belajar karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran tersebut, dan siswa merasa bosan yang mengakibatkan turunnya prestasi belajar siswa. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar. Karena salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar yang lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Terkait tentang ketiga komponen tersebut maka guru harus mampu memadukan dan mengembangkannya, supaya kegiatan pembelajaran menuai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an surah An Nahl ayat 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Dengan memahami ayat di atas yang suatu anjuran bahwa dalam mengajar, seorang pengajar harus bisa berlaku lembut dalam arti melakukan pendekatan dulu, setelah itu guru harus dapat mencari mencari model dan metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi yang paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri kalau dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat dipertanggungjawabkan untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran. Dengan pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran menerapkan strategi Crossword Puzzle merupakan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu memberi inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang terdapat nuansa bermain dalam pembelajarannya (Zaini, 2006:71). Hal ini diharapkan membuat siswa tidak jenuh selama mengikuti pembelajaran IPS di sekolah. Dengan adanya penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle maka pendidikan tidaklah menjemukan, diharapkan dengan adanya penerapan strategi pembelajaran ini maka siswa akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran, dengan demikian materi yang disampaikan akan mudah diterima oleh peserta didik. Dengan kemudahan dan kesesuaian penerimaan materi ajar yang disampaikan oleh pendidik maka prestasi baik akademik maupun sosial dapat diraih. Untuk menjawab problematika di atas, penulis mengangkat
judul
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah: apakah penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi dan Suwandi, 2008:90). Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu “penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012.” E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan: 1. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan,
2. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan. Secara praktis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak antara lain: 1. Bagi guru Dalam hasil Penelitian Tindakan Kelas di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang memberikan banyak manfaat bagi guru diantaranya: a. Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, b. Diperoleh strategi dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. 2. Bagi siswa Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini memberikan beberapa manfaat bagi siswa yaitu: a. Meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mapel IPS, b. Siswa lebih antusias dan semangat dalam proses pembelajaran, c. Ketercapaian nilai maksimal siswa. 3. Bagi lembaga pendidikan a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah, b. Menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, c. Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang menyenangkan, d. Menciptakan peserta didik yang berkualitas, e. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar lebih efektif. F. Definisi Operasional Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari kekeliruan, pengertian terhadap maksud yang terdapat pada judul diatas, maka
terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian kalimat judul diatas. 1. Peningkatan Prestasi Pembelajaran Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan) (Purwadarminta, 2006:1281). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar (Hamalik, 2008:57). 2. Strategi Crossword Puzzle Crossword Puzzle adalah strategi pembelajaran teka-teki silang dengan template berbentuk segi empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kotak yang dilengkapi dua lajur, yaitu mendatar dan menurun. Crossword Puzzle merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan
dapat
melibatkan
partisipasi
siswa
secara
aktif
sejak
awal
(http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psyab&q=stratgi+crosswo rd+puzzle&oq=strategi+crossword+puzzle). 3. Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, dan
Ekonomi, pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai kelas rendah sampai kelas atas (Departemen Agama, 2004:76). Bisa diartikan bahwa pembelajaran IPS adalah serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembangan sejarah, dan kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran IPS di SD/MI merupakan sutau proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik akan memperolah pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan. Ruang lingkup pembelajaran IPS pada kelas IV SD/MI a. Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup aspek-aspek sebagai berikut (Departemen Agama, 2004:78) : 1. Manusia, tempat dan lingkungan 2. Waktu berkelanjutan dan perubahan 3. Sistem sosial dan budaya 4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (Arikunto, 2008:16) : Gambar 1.1 Siklus Penelitian Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? 2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 pada siswa kelas IV yang siswanya berjumlah 11 siswa. Peneliti merupakan seorang mahasiswa yang sedang study S1 di STAIN Salatiga jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penelitian dilakukan selama 3 minggu dengan 3 siklus dari tanggal 23 Juli sampai tanggal 11 Agustus 2012.
3. Langkah-Langkah penelitian a. Perencanaan 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan strategi Crossword Puzzle 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 4) Melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 5) Perencanaan Tindakan dengan penerapan strategi Crossword Puzzle 6) Guru membuat konsep pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan yaitu dengan penerapan strategi Crossword Puzzle 7) Guru mengadakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 8) Observasi Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap peserta didik apakah peserta didik antusias dan berminat dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 9) Analisis dan Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. 4. Instrumen Penelitian a. Soal pre tes dan pos tes mata pelajaran IPS pokok bahasan peta
b. Lembar observasi untuk mengamati siswa terhadap penerapan strategi Crossword Puzzle pada siswa c. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan strategi Crossword Puzzle d. Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes yang telah dilakukan setelah diadakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle di kelas IV dengan cara melakukan pengamatan terhadap siswa mengenai hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran IPS pokok bahasan peta. 6. Analisis Data Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus maupun indikator kinerja. Nilai pre tes dan post tes dibandingkan untuk mengetahui seberapa kuat tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPS. Untuk memperolah nilai rata-rata tes formatif maka dapat dirumuskan :
M=
𝑋 𝑁
Keterangan M
= Nilai rata-rata
𝑋 = Jumlah semua nilai siswa N
= Jumlah siswa
(Djamarah, 2006:64)
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
P=
𝐹 x 100% 𝑁
P = nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan
(Djamarah, 2006:225-226)
Indikator keberhasilan Penerapan strategi Crossword Puzzle ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut: a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama, kedua dan seterusnya. b. Nilai siswa kelas IV memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran IPS. c. Siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan penerapan strategi Crossword Puzzle. d. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan penerapan strategi Crossword Puzzle. H. Sistematika Penulisan Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup: peningkatan prestasi pembelajaran yang meliputi definisi peningkatan prestasi pembelajaran dan kondisi belajar mengajar yang efektif. Pembelajaran IPS yang meliputi: definisi pembelajaran, tujuan pembelajaran, teori-teori pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran, unsur-unsur pembelajaran dan definisi pembelajaran IPS di SD/MI. Strategi pembelajaran Crossword Puzzle meliputi: pengertian Crossword Puzzle, langkahlangkah Crossword Puzzle, kelebihan dan kelemahan Crossword Puzzle. Prestasi belajar yang berisi pengertian belajar dan pengertian prestasi belajar. Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I. Deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan III dan seterusnya. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. Dan berisi pembahasan. Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Prestasi Pembelajaran 1. Definisi Peningkatan Prestasi Pembelajaran Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan) (Purwadarminta, 2006:1281). Efektifitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa Indonesia, efektif
berarti ada efeknya (pengaruhnya,
akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (Purwadarminta, 2006:311). Jadi efektifitas dapat diartikan sebagai proses untuk menimbulkan pengaruh menjadi yang lebih baik. Menurut Ahmadi dan Sofan Amri (2011:20), efektif adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Pembelajaran efektif menurut Miarso adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Melalui prosedur yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal sehingga dampak belajar akan diperoleh siswa, karena pada hakikatnya pembelajaran
dilakukan
karena
ingin
(http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif).
mencapai
tujuan
tertentu
Menurut Fajar (2005:17), belajar mengajar yang efektif adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang (siswa) yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku yang diberikan, dipimpin, dibimbing oleh seseorang (guru) dengan maksud mengembangkan potensi intelektual,
emosional
dan
spiritual
dan
berpengaruh
terhadap
pola
berpikir/tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Efektifitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektifitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran atau dapat pula diartikan ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektifitas pembelajaran merupakan suatu usaha dalam peningkatan mutu dan kualitas pengeluaran siswa. Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan. Pengukuran keterampilan kognitif biasanya banyak dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen sehingga diperoleh hasil pengukuran hasil belajar yang relatif murni. Ciri-ciri pembelajaran efektif Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen dan Kauchak (http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif) adalah: a. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaankesamaan yang ditemukan.
b. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran c. Aktifitas-aktifitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir f. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru Sedangkan indikator dalam menuju pembelajaran efektif menurut Wottuba and Wright adalah pengorganisasian pembelajaran dengan baik, komunikasi secara efektif, penguasaan dan antusiame dalam mata pelajaran, sikap positif
terhadap peserta didik, pemberian ujian dan nilai yang adil,
keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik yang baik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan. Tujuan dari proses belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang baik yang mana hasil belajar
tersebut
memenuhi
standar
dari
nilai
yang
ditetapkan
(http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif). 4. Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan
pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikit ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut (Usman, 1990:16): a. Melibatkan siswa secara aktif Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Aktivitas murid sangat dipeprlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah sering kali guru yang aktif sehingga murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Cara untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah Cara memperbaiki keterlibatan kelas 1) Abdikanlah waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar 2) Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menuntut respon yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi serta penguatan. 3) Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes
4) Berikanlah pengajaran yang luas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai (Usman, 1990:21). Cara meningkatkan keterlibatan siswa 1) Kenalilah dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat. Selidiki apa yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut 2) Siapkanlah siswa secara tepat. Persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru 3) Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting guna meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar. Setiap guru tahu bahwa keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi ini sebaik-baiknya dengan berbagai cara yang telah dikemukakan terdahulu (Usman, 1990:22). b. Menarik minat dan perhatian siswa Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini sangat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Menurut Wiliam James minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor
yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya membangkitkan minat anak terhadap belajar (Usman, 1990:22). Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya timbul dan adakalanya menghilang. Kegiatan belajar mengajar terdapat dua macam tipe perhatian, yakni: 1) Perhatian terpusat (terkonsentrasi) Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Apapun yang terjadi di sekitar itu, tidak diperhatikannya, dan ia terus belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada pelajaran sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya dengan mengggunakan berbagai alat peraga pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya. 2) Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi) Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus. Misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahan pelajarannya, memperhatikan setiap murid yang dihadapinya, dan juga memperhatikan apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak
hanya
memperhatikan
pelajarannya,
tetapi
juga
harus
memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya (Usman, 1990:23).
c. Membangkitkan motivasi siswa Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, tahu keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehigga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. 1) Motivasi intrinsik Jenis motivasi ini timbul akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. 2) Motivasi ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara (Usman, 1990:24).
d. Prinsip individualitas Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar mengajar ialah masalah perbedaan individual. Setiap guru memahami bahwa tidak semua murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Biasanya perbedaan individual itulah yang lalu dijadikan kambing hitam. Jarang sekali guru menjelaskan ketidakmampuan murid dalam belajar itu merupakan akibat dari kelemahan guru dalam mengajar. Menurut Bloom, jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciriciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep pada diri siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian terbesar siswa akan dapat mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa secara individual (Usman, 1990:25). Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perseorangan siswa sehingga pengajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Indonesia hingga dewasa ini belum dapat melaksanakan sistem pendidikan individualitas secara murni mengingat
adanya berbagai
keterbatasan, baik waktu, biaya peralatan, maupun sumber-sumber lainnya. Bahkan bila guru melayani seorang siswa pun, ia tidak dapat melaksanakan pengajaran individual tersebut karena ia tidak mungkin mampu mengenal semua kebutuhan siswa itu. Dengan kenyataan ini maka kita masih
menggunakan sistem pengajaran klasikal dengan memperhatikan perbedaanperbedaan individualitas tersebut. e. Peragaan dalam pengajaran Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tetarik dan
mengerti pelajaran yang
diterimanya. Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret dan menuju pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada tanpa dibantu dengan alat peraga pengajaran. Penggunaan alat peraga pengajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Usman, 1990:26-27): 1) Nilai atau manfaat media pendidikan Media pendidikan yang disebut
audiovisual aids menurut
Encyclopedia of Educational Research memilki nilai sebagai berikut : a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama tetapi tidak tahu bendanya) b) Memperbesar perhatian siswa c) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan
d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu f) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan bahasa Manfaat selain yang tersebut di atas adalah : a) Sangat menarik siswa dalam belajar b) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin mengetahui lebih banyak c) Menghemat waktu belajar. Guru tidak usah menerangkan sesuatu dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu gambar, benda yang sebenarnya, atau alat lain. 2) Pemilihan alat peraga Dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya kita memperhatikan hal-hal berikut (Usman, 1999:27): a) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok b) Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan c) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu d) Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi e) Sesuai dengan batas kemampuan biaya
E. Pembelajaran IPS di SD/MI 1. Pembelajaran a. Definisi Pembelajaran Pendidikan menitikberatkan pada pembetukan dan pengembangan kepribadian. Latihan menitikberatkan pada pembentukan keterampilan, sedangkan pengajaran merupakan proses pengajaran yang terarah pada tujuan yang direncanakan. Teknologi pendidikan menitikberatkan pada aplikasi kreatif ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiridari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2008:55).
b. Tujuan Pembelajaran Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa, dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat diukur (Hamalik, 2008:76). Suatu tujuan pembelajaran hendaknya memenuhi kriteria sebagia berikut (Hamalik, 2008:77): 1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar 2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati 3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki c. Teori-teori Pembelajaran 1) Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/siswa di sekolah Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementingkan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai berikut (Hamalik, 2008:58-59): a) Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang. b) Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengatahuan
kepada
siswa. c) Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan Pengetahuan sangat
penting
bagi manusia.
Barangsiapa
menguasai pengetahuan, maka ia dapat berkuasa. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. d) Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa Peranan guru sangat penting. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepat untuk disajikan kepada para siswanya. Guru dipandang sebagai orang yang serba mengetahui. Berarti guru adalah yang paling pandai. e) Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengetahui apaapa. Dia hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai pendengar, pengikut, pelaksana tugas. f) Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan. Para siswa duduk pada bangku yang berdiri kokoh, tak bisa dipindahpindahkan. Belajar dalam batas-batas ruangan itu adalah belajar yang paling baik.
2) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah Rumusan ini bersifat lebih umum bila dibandingkan dengan rumusan pertama, namun antara keduanya memiliki pola pikiran yang seirama. Implikasi dari rumusan ini adalah (Hamalik, 2008:60-61): a) Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakatnya itu. b) Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan Para siswa dipandang sebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turun-temurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya. Upaya pewarisan itu dilakukan melalui berbagai prosedur: pengajaran, media, hubungan pribadi dan sebagainya. c) Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan Kebudayaan dan hasil kebudayaan diwariskan kepada siswa yang umumnya berupa benda dan non-benda, tertulis atau lisan, dan berbagai bentuk tingkah laku, norma dan lain-lain. d) Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan Generasi muda berfungsi sebagai generasi penerus. Mereka perlu
dipersiapkan
sedemikian
rupa
agar
benar-benar
siap
melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya. 3) Pembelajaran
adalah
upaya
mengorganisasi
lingkungan
untuk
menciptakan belajar bagi peserta didik Rumusan ini dianggap lebih maju dibandingkan dengan rumusan terdahulu, sebab lebih menitikberatkan pada unsur peserta didik, lingkungan, dan proses belajar. Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia.Implikasi dari pengertian tersebut ialah sebagai berikut (Hamalik, 2008:61-62): a) Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik Pribadi adalah suatu sistem yang bersifat unik, terintegrasi dan terorganisasi yang meliputi semua jenis tingkah laku individu. Pada hakikatnya pribadi tidak lain daripada tingkah laku itu sendiri. Kepribadian mempunyai ciri-ciri : berkembang secara berkelanjutan sepanjang hidup manusia, pola organisasi kepribadian berbeda untuk setiap orang dan bersifat unik, kepribadian bersifat dinamis, terus berubah melalui cara-cara tertentu. Tingkah laku manusia memiliki dua aspek, yakni : aspek objektif, yang bersifat struktural, yakni aspek jasmaniyah. Aspek subjektif, yang bersifat fungsional, yakni aspek rohaniyah.
b) Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial sering berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, maka siswa memperoleh pengalaman, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan tingkah lakunya. Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan yang dibutuhkan bagi perkembangan tingkah laku siswa, antara lain menyiapkan program belajar, bahan pelajaran, metode mengajar, alat mengajar dan lain-laian. c) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup Peserta didik memiliki berbagai potensi yang siap untuk berkembang,
misalnya
:
kebutuhan,
minat,
tujuan,
abilitas,
intelegensi, emosi dan lain-lain. Tiap individu peserta didik mampu berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri peserta didik. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang serasi agar aktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan. 4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan dan tuntunan
masyarakat. Implikasi dari rumusan/pengertian ini, adalah sebagai berikut (Hamalik, 2008:63-64) : a) Tujuan pembelajaran Pembentukan warga Negara yang baik adalah warga Negara yang dapat bekerja di masyarakat. Seorang warga Negara yang baik bukan menjadi konsumen, tetapi yang lebih penting ialah menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen, maka dia harus memiliki keterampilan berbuat dan bekerja, menghasilkan barangbarang dan benda-benda kebutuhan masyarakat. b) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja Program pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, di mana para siswa mendapat latihan dan pengalaman praktis. Suasana yang diperlukan ialah suasana yang aktual, seperti dalam keadaan sesungguhnya. c) Peserta didik/siswa sebagai calon warga Negara yang memiliki potensi untuk bekerja Siswa memiliki bermacam kemampuan, minat, dan kebutuhan, antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Energi yang mereka miliki perlu mendapat penyaluran sebagaimana mestinya.
Jikalau
energi
itu
tidak
disalurkan,
maka
dapat
menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Perumusan atas kebutuhan-kebutuhan itu, pengembangan minat dan sikap, penyaluran energi yang berlebihan sebaiknya dilakukan dengan cara menyediakan kesempatan bekerja, mencari pengalaman
yang praktis, dan memupuk keterampilan jasmaniah-rohaniah. Dengan
berkembangnya kemampuan kerja, maka tuntunan dan
harapan masyarakat dapat dipenuhi. d) Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja Sekolah merupakan susatu ruangan workshop dan oleh karenanya guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajar bekerja dalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai program keterampilan khusus dan menguasai strategi pembelajaran keterampilan,
serta
menyedikan
proyek-proyek
kerja
yang
menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna. 5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari Pandangan ini didukung oleh para pakar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Sekolah dan masyarakat adalah suatu integrasi. Implikasi dari pengertian ini adalah sebagai berikut (Hamalik,2008:6465): a) Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya Sekolah berfungsi menyiapkan siswa untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, karena itu para siswa harus mengenal keadaan kehidupan yang sesungguhnya dan belajar memecahkannya. b) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
Masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium belajar yang paling besar. Prosedur penyelenggaraannya, ialah dengan cara membawa siswa ke dalam masyarakat dengan karyawisata, survei, berkemah, dan lain-lain; atau dengan cara membawa masyarakat ke dalam sekolah sebagai nara sumber. Dengan demikian, masyarakat akan memberikan sumbangan yang besar terhadap pendidikan anak, dan sebaliknya, sekolah akan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah-masalah masyarakat. Sekolah berfungsi turut memperbaiki kehidupan masyarakat sekitarnya. c) Siswa belajar secara aktif Siswa bukan saja aktif belajar di laboratorium sekolah, mencari pengalaman kerja dalam berbagai lapangan kehidupan, tetapi juga aktif bekerja langsung di masyarakat. Siswa turut merencanakan, berdiskusi, meninjau, membuat laporan, dan lain-lain, sehingga perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkungan masyarakatnya. d) Guru juga bertugas sebagai komunikator Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Guru mempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Guru harus mengenal dengan baik keadaan masyarakat di sekitarnya, supaya dapat menyusun proyekproyek kerja bagi para siswa. Peranan sebagai komunikator, bukan saja memerlukan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
apresiasi, namun diperlukan pula keterampilan berintegrasi dan bekerja sama dengan masyarakat. d. Ciri-ciri Pembelajaran Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah (Hamalik, 2008:66): 1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus 2) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran. 3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dassar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti : sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural) seperti : sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, sistem memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan proses mendesain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.
e. Unsur-unsur Pembelajaran Unsur Dinamis Pembelajaran pada Diri Guru 1) Motivasi membelajarkan siswa Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik. Jadi, guru memilki hasrat untuk menyiapkan siswa menajdi pribadi yang memilki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Namun, diakui bahwa motivasi membelajarkan itu sering
timbul
karena
insentif
yang
diberikan,
sehingga
guru
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Kedua jenis motivasi itu diperlukan untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67). 2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa Guru perlu memilki kemampuan dalam proses pembelajaran, di samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses
berupaya
meningkatkan kemampuan-
kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67). 2. Definisi Pembelajaran IPS di SD/MI Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai kelas atas.
Bisa diartikan bahwa pembelajaran IPS adalah serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembang sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat.
Pembelajaran IPS
akan terus berkembang karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan.
Oleh karena itu
pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran di SD/MI merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan (Wahidmurni, 2010:216). a. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Wahidmurni, 2010:217): 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. b. Ruang lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup aspek-aspek sebagai berikut (Departemen Agama, 2004:78): 1) Manusia, tempat dan lingkungan. 2) Waktu keberlanjutan dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 5) Sikap berbangsa dan bernegara. Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya. Sedangkan pada kelas IV SD/MI ruang lingkup pembelajaran IPS mencakup (Departemen Agama, 2004:80) : 1) Keragaman suku bangsa dan budaya serta perkembangan teknologi 2) Persebaran sumber daya alam, sosial dan aktivitasnya dalam jual beli 3) Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat 4) Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban warga negara Keempat aspek tersebut dipelajari siswa kelas IV SD/MI selama dua semester yang akan dikaji dan dipelajari oleh siswa yang nantinya akan dijabarkan oleh guru masingmasing submateri yang akan dipelajari. c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI Pembelajaran IPS di SD/MI memiliki karateristik masing-masing sesuai dengan aspek yang menjadi pembelajaran, akan tetapi satu hal yang menjadi
kesamaan yaitu ruang lingkup yang dipelajarinya adalah manusia dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain (Departemen Agama, 2004:77): 1. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa gejala dan masalah sosial daripada teoritis keilmuan. 2. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. 3. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. 4. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya. 5. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat. 6. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap guru dalam pembelajan IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran IPS berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai arus globalisasi akan tetapi karateristik-karakteristik pembelajaran IPS tersebut tidak lepas dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS. d. Problematika Pembelajaran IPS di SD/MI Kenyataan di lapangan pembelajaran IPS di SD/MI banyak sekali ditemukan pembelajaran yang tidak efektif dan kondusif. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari metode media atau sumber belajarnya itu sendiri. Dari segi metode, pada umumnya guru seringkali menggunakan
metode ceramah sebagai salah satu metode dalam pembelajaran IPS. Metode ceramah dalam pembelajaran IPS dianggap metode paling efektif. Akan tetapi kenyataanya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode ceramah membuat siswa jenuh dalam mengikuti pelajaran. Problematika seperti ini harus ditindak lanjuti agar pembelajaran IPS tersebut berlangsung secara efektif.
Guru harus bisa mengembangkan dan
menyesuaikan metode dalam setiap materi pembelajaran IPS. Variasi metode dalam pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. F. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle 1. Pengertian Crossword Puzzle Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi. Crossword Puzzle merupakan suatu game dengan template berbentuk segi empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kota berwarna hitam putih serta dilengkapi dua lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang membentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yang membentuk satu kolom dan beberapa baris). Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle merupakan suatu game yang memungkinkan user memasukkan kata yang bersesuaian dengan
panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian katakata ke dalam kotak pada Crossword Puzzle
Crossword Puzzle
secara berkesinambungan.
merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan
sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi siswa
secara
aktif
sejak
awal
(http://lib.uin
malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076). 2. Langkah-langkah Crossword Puzzle a. Tulislah kata-kata kunci atau nama-nama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah anda berikan. b. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan. c. Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-kata tersebut. d. Bagikan teka-teki kepada peserta didik. Bisa individu atau kelompok. e. Batasi waktu mengerjakan. f. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar (Zaini, 2006:71). 3. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle a. Kelebihan Crossword Puzzle 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar 2) Siswa menjadi terasah kemampuannya
3) Siswa dapat dengan mudah mempelajari materi pelajaran yang sulit 4) Strategi ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan menggabungkan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam kelas 5) Dapat meningkatkan minat belajar siswa 6) Merangsang minat baca terhadap siswa 7) Dapat digunakan secara berkelompok ataupun sebagai tes individu (http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076). b. Kelemahan Crossword Puzzle 1) Siswa menjadi kurang fokus terhadap materi yang disampaikan langsung oleh guru dikarenakan lebih fokus untuk mengisi teka-teki silang 2) Banyak mengandung unsur spekulasi, peserta yang lebih dahulu selesai (berhasil) dalam permainan Crossword Puzzle belum dapat dijadikan ukuran bahwa dia seorang siswa lebih pandai dari lainnya. 3) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan Crossword Puzzle dan jumlah peserta didik yang relatif besar sulit melibatkan
seluruhnya
(http://lib.uin-
malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076). G. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran ini berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberapa perumusan saja, guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang mengajar.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasi atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2008:36). Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis. Sejalan dengan pengertian diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Sriyanti (2009:5) banyak aktivitas yang tergolong kegiatan belajar. Hal ini karena belajar merupakan aktivitas yang sangat luas, universal, tidak mengenal tempat dan waktu aktivitas belajar bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Kita mengenal pepatah long life education, atau ajaran Islam mengungkap bahwa belajar terjadi sejak dalam buaian ibu hingga keliang lahat, aktivitas belajar sudah diawali sejak lahir ke dunia hingga ajal menjemput. Belajar tidak hanya milik anak sekolah, pelajar atau mahasiswa, tetapi milik semua orang. Bayi, orang dewasa dan orang lanjut usia akan melakukan aktifitas yang tergolong aktifitas belajar ini. Menurut Purwanto (1999:79) belajar adalah merupakan proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif manusia dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan/menetap. Berdasarkan berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah terjadinya perubahan pada orang yang belajar, perubahan tampak dari belum
mampu menjadi mampu. Perubahan-perubahan dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari. a.
Ciri-ciri Belajar Berdasarkan pengertian belajar diatas, maka pada hakikatnya “Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang.” Dengan pengertian tersebut, maka menurut Hamalik (2008 : 48-49),
ternyata belajar sesunggguhnya
memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu: a) Belajar berbeda dengan kematangan Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan (maturation) dan bukan karena belajar. b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi letih/lelah. Gejala-gejala seperti kelelahan mental, konsentrasi menjadi kurang, melemahnya ingatan, terjadi kejenuhan, semua dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku, misalnnya berhenti belajar, menjadi bingung, rasa kegelishan. c) Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap Hasil belajar dalam bentuk tingkah laku. Belajar dalam bentuk latihan (practice) dan pengalaman (experience). Tingkah laku yang dihasilkan
menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu berupa perilaku (performance) yang nyata dan dapat diamati. Menurut Sriyanti (2009:6) dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan” pokok-pokok penting yang menggambarkan atau merupakan karakteristik dari belajar antara lain : a. Belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual. Namun harus dipahami bahwa tidak semua perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil perbuatan belajar. b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya kecakapan baru yang bersifat positif fungsional. c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan sengaja. b. Unsur-unsur Dinamis Dalam Proses Belajar Menurut Hamalik (2008:50-52) unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari antara lain : 1) Motivasi Siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi sesuatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar 2) Bahan Belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari halhal yang diperlukan dalam mencapai tujuan belajar, karena itu penentuan bahan belajar mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3) Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif, alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar. 4) Suasana Belajar Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu guru dan siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. 5) Kondisi Subjek Belajar Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat, memiliki inteligensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki bakat khusus dan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran serta memiliki minat untuk belajar. c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Sriyanti (2009 :7) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut adalah: 1) Faktor Intern Merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu : faktor psikologis meliputi tingkat intelegensi, minat,
bakat, motivasi, kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian. Faktor fisik meliputi kesehatan (penyakit kronis), cacat fisik, gangguan panca indra, dan kelelahan. 2) Faktor Ekstern Merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak. Yang termasuk faktor ekstern adalah: a) Keadaan keluarga Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga (anak angkat, anak tiri, anak bungsu) pendidikan orang tua, jalinan hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, dan suasana kondusif dirumah sangat membantu keberhasilan belajar anak b) Faktor Sekolah Sebagian besar aktivitas belajar anak berada di sekolah, banyak faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi keberhasilan belajar. Secara garis besar mutu sekolah tersebut dalam banyak aspek sangat menentukan anak didiknya mau jadi apa atau akan dibawa kemana, secara terperinci faktor dari sekolah ini meliputi kualitas guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan siswa), kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan sekolah. c) Lingkungan Masyarakat Lingkungan bagi anak adalah segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Lingkungan yang turut mempengaruhi belajar antara lain, teman
pergaulannya, adat/kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat. d. Prinsip-prinsip Belajar Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan, berikut ini prinsip-prinsip belajar menurut Gage dan Berliner yaitu antara lain sebagai berikut (Dimyati dan Mudjiono, 2002:42): a.
Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar, dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
b.
Keaktifan Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
c.
Keterlibatan langsung/berpengalaman Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan.
d.
Pengulangan Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menangkap, mengingat, merasakan, berpikir dan sebagainya.
e.
Tantangan Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
f.
Balikan dan Penguatan Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect Thorndike siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
g.
Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
2. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Ka!au menurut W.J.S Purwadarminto, “ prestasi adalah hasil yang dicapai“. Berdasarkan pendapat diatas, penulis
menyimpulkan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan (Purwadarminto, 1987:767 ). Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut (Ahmadi,2011: 72 ) : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu: 1) Faktor lntelegensi Intelegensi dalarn arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika. 2) Faktor Minat Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.
3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis Keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Faktor Guru Guru
sebagai
tenaga
berpendidikan
rnemiliki
tugas
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelalaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin. 2) Faktor Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian
orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar. 3) Faktor Sumber-Sumber Belajar Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli sampai awal Agustus pada awal semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 3 minggu dalam 3 kali siklus masing-masing 2 jam pelajaran. Pra-siklus: hari Jum’at, 27 Juli 2012. Siklus I: hari Senin, 30 Juli 2012. Siklus II: hari Jum’at, 3 Agustus 2012. Siklus III: hari Senin, 6 Agustus 2012. Penelitian ini di lakukan di ruang kelas yang biasa untuk melakukan proses belajar mengajar yaitu ruang kelas IV di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang. Subyek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas IV di MI Sukorejo 02, Suruh, Semarang yang berjumlah 11 anak, yang terdiri dari 5 murid laki-laki dan 6 murid perempuan. Adapun secara rinci daftar kelas IV di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 Jenis No
Pekerjaan
Nama
Usia Kelamin
Ket Orangtua
1
M. Tegar Setia E
L
10 Th
Swasta
2
Siti Sastri Dalila
P
9 Th
Swasta
3
Riza Aulia
P
9 Th
Pedagang
4
Ika Amin M
P
9 Th
Swasta
58
5
Devan Arya P
L
9 Th
Swasta
6
Nabylla Febianti I
P
8 Th
Swasta
7
Erni Puspitasari
P
8 Th
Tani
8
M. Prasetyo
L
9 Th
Swasta
9
Novia Puji N
P
9 Th
Tani
10
Wahyu
L
10 Th
Pedagang
11
Danis
L
11 Th
Swasta
B. Rencana dan Prosedur Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Juli 2012 di kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012. Adapun materi yang diajarkan pada siklus I adalah sebagai berikut : Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester
: IV/I
Standar Kompetensi:
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator: 1. Dapat menyebutkan komponen-komponen peta
2. Dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta 3. Dapat menunjukkan berbagai komponen peta Tujuan Pembelajaran: 1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan komponen-komponen peta dengan benar 2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta dengan benar 3. Dengan pengamatan model, siswa dapat menunjukkan berbagai komponen peta dengan benar Materi Ajar: Mengenal komponen-komponen peta Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword Puzzle), Pengamatan. Adapun jalannya siklus I adalah sebagai berikut : a.
Perencanaan 1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan penerapan strategi Crossword Puzzle 2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih baik 3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa 4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi Crossword Puzzle
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan strategi Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas. b.
Tindakan
1. Kegiatan Awal a) Guru memberi salam b) Guru mengabsen kehadiran siswa c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword Puzzle 2. Kegiatan Inti a) Guru menyampaikan materi kepada siswa b) Guru menempel sebuah gambar/peta di depan kelas dan siswa mengamati c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang komponen-komponen peta d) Siswa di minta ke depan kelas untuk menunjukkan komponen- komponen peta melalui sebuah gambar e) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa f) Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pembelajaran g) Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan 3. Kegiatan Akhir a) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari b) Guru memberi evaluasi pada siswa c) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
d) Guru mengucapkan salam c. Pengamatan Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Siswa Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi: a. kehadiran siswa b. perhatian siswa terhadap guru c. perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle 2. Guru Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi: a. Kehadiran guru b. Penampilan guru di depan kelas c. Penyampaian materi pelajaran d. Pengelolaan kelas e. Pandangan dan suara guru f. Bimbingan guru kepada siswa g. Ketepatan waktu d. Refleksi Pada siklus I ini ada 5 siswa atau 45,45% siswa yang memperhatikan terhadap proses pembelajaran Crossword Puzzle, hal ini dikarenakan penerapan pembelajaran Crossword Puzzle dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga dapat memperhatikan penjelasan guru secara maksimal. Selain itu bimbingan dan
motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan melalui strategi Crossword Puzzle. Dari 11 siswa hanya 4 siswa atau 36,4 % yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 7 siswa atau 63,6 % dengan nilai rata-rata 65,45. 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 3 Agustus 2012 di kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012. Adapun materi yang diajarkan pada siklus II adalah sebagai berikut : Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester
: IV/I
Standar Kompetensi: Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator: 1. Dapat membaca peta kabupaten 2. Dapat membaca peta provinsi 3. Dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia 4. Dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi Tujuan Pembelajaran: 1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta kabupaten dengan benar
2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta provinsi dengan benar 3. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia dengan benar 4. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi dengan benar Materi Ajar: Membaca peta kabupaten dan provinsi Metode Pembelajaran: Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword Puzzle). Adapun jalannya siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan penerapan strategi Crossword Puzzle 2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih baik 3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa 4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi Crossword Puzzle 5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan strategi Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas. b. Tindakan 1. Kegiatan Awal a) Guru memberi salam b) Guru mengabsen kehadiran siswa
c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword Puzzle 2. Kegiatan Inti a) Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati gambar/peta wilayah kabupaten Boyolali b) Guru menyampaikan materi kepada siswa c) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa d) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari 3. Kegiatan Akhir a) Guru memberi evaluasi pada siswa b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama c) Guru mengucapkan salam c. Pengamatan Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Siswa Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi: a. Kehadiran siswa d. Perhatian siswa terhadap guru e. Perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle 2. Guru Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi:
a. Kehadiran guru b. Penampilan guru di depan kelas c. Penyampaian materi pelajaran d. Pengelolaan kelas e. Pandangan dan suara guru f. Bimbingan guru kepada siswa g. Ketepatan waktu d. Refleksi Pada siklus II ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah berkurang menjadi 27,27% jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan perlengkapan pembelajaran dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga dapat memperhatikan penjelasan guru secara maksimal dan siswa mulai mengenal strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Selain itu bimbingan dan motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan. Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru. Dari 11 siswa hanya 7 siswa atau 63,6 % yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 siswa atau 36,4 % dengan nilai rata-rata 71,82. 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Agustus 2012 di kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012. Adapun materi yang diajarkan pada siklus III adalah sebagai berikut : Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester Standar Kompetensi:
: IV/I Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator: 1. Dapat menghitung jarak dengan skala peta Tujuan Pembelajaran: 1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat menghitung jarak dengan skala peta dengan benar Materi Ajar: menghitung skala peta Metode Pembelajaran: Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword Puzzle) Adapun jalannya siklus III adalah sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan penerapan strategi Crossword Puzzle 2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih baik 3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi Crossword Puzzle 5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan strategi Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas. b. Tindakan 1. Kegiatan Awal a) Guru memberi salam b) Guru mengabsen kehadiran siswa c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle e) Guru memberi penjelasan tentang jalannnya pembelajaran Crossword Puzzle 2. Kegiatan Inti a) Guru menanyakan tentang pengertian skala b) Guru menjelaskan cara menghitung jarak dengan skala peta c) Siswa mengerjakan latihan menghitung jarak dengan skala peta yang diberikan oleh guru d) Siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk mengerjakan latihan dari guru e) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa f) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari 3. Kegiatan Akhir a) Guru memberi evaluasi pada siswa b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama c) Guru mengucapkan salam
c. Pengamatan Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Siswa Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi: a) Kehadiran siswa b) Perhatian siswa terhadap guru c) Perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle 2. Guru Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi: a. Kehadiran guru b. Penampilan guru di depan kelas c. Penyampaian materi pelajaran d. Pengelolaan kelas e. Pandangan dan suara guru f. Bimbingan guru kepada siswa g. Ketepatan waktu d. Refleksi Pada siklus III ini hampir keseluruhan siswa memperhatikan jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir, hanya satu atau dua orang siswa saja yang tidak fokus dan kurang memperhatikan hal ini dikarenakan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga dapat memperhatikan penjelasan guru dengan maksimal. Selain itu bimbingan dan motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan.
Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru. seluruhnya tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,09.
Dari 11 siswa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per siklus 1. Pra-siklus Adapun dari hasil tes formatif pada pra-siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
50
TT
3
Riza Aulia
70
40
TT
4
Ika Amin M
70
50
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
70
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
50
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
55,45
Keterangan: Tuntas (T)
: 2 Siswa atau 18,18%
Tidak Tuntas (TT)
: 9 siswa atau 81,82%
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 11 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang membosankan bagi siswa. 72
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut: a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian materi dengan ceramah. b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan,
hal
ini
dikarenakan
karena
masih
menggunakan
strategi
pembelajaran yang monoton. Secara garis besar pra-siklus berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai standar nilai yang ditentukan. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus I. 2. Siklus I Adapun dari hasil tes formatif pada pra-siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif pada Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
80
T
2
Siti Sastri Dalila
70
60
TT
3
Riza Aulia
70
50
TT
4
Ika Amin M
70
60
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
50
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
65,45
Keterangan: Tuntas (T)
: 4 Siswa atau 36,4%
Tidak Tuntas (TT)
:7 Siswa atau 63,6%
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 11 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan selain strategi pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang menganggap bahwa Crossword Puzzle pada pembelajaran IPS hanya mainan saja dan tidak ada unsur pendidikannya. Tetapi siswa sangat antusias dan berharap pembelajaran dengan penerapan strategi Crossword Puzzle dilanjutkan keesokan harinya lagi. Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut : a) Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru menggunakan strategi pembelajaran yang baru. Jadi, guru masih canggung saat penyajian materi dengan Crossword Puzzle b) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan belum paham materi yang disampaikan oleh guru c) Guru belum terbiasa menggunakan pembelajaran Crossword Puzzle sehingga pembelajaran di dalam kelas kurang maksimal. Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai rata – rata 70. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus II. 3. Siklus II Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang tahun 2012 selama
pelaksanaan pada siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut : Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus II No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
90
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
70
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
71,82
Keterangan: Tuntas (T)
: 7 Siswa atau 63,6%
Tidak Tuntas (TT)
: 4 Siswa atau 36,4%
Pada siklus II siswa sudah mulai memperhatikan dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru melaksanakan pembelajaran Crossword Puzzle secara maksimal. Mulai dari menyiapkan perlengkapan pembelajaran yang diperlukan dan penyampaian materi pelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 11 siswa, 7 siswa (63,6%) tuntas dan 4 siswa (36,4%) tidak tuntas. Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus II didapatkan hasil sebagai berikut: a.
Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan strategi Crossword Puzzle, hal ini dikarenakan guru mulai terbiasa menerapkan strategi Crossword Puzzle saat penyajian materi IPS
b.
Siswa sudah banyak memperhatikan intruksi guru dan suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif.
c.
Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif.
d.
Guru tidak mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran Crossword Puzzle karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I. Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Terbukti dari 11 siswa, 7 siswa (63,6%) tuntas dan 4 siswa (36,4%) tidak tuntas. Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Meskipun sudah 50 % lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan Siklus III.
4. Siklus III Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang tahun 2012 selama
pelaksanaan pada siklus III, maka diperoleh data sebagai berikut : Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif pada Siklus III No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
100
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
80
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
70
T
6
Nabylla Febianti I
70
100
T
7
Erni Puspitasari
70
70
T
8
M. Prasetyo
70
70
T
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
90
T
11
Danis
70
70
T
Rata-rata
79,09
Keterangan: Tuntas (T)
: 11 Siswa atau 100%
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru melaksanakan pembelajaran Crossword Puzzle secara maksimal. Selain itu pembelajaran Crossword Puzzle yang dilakasanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari pengamatan peneliti yang mengamati perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran Crossword Puzzle. Dari pengamatan diperoleh bahwa 90% siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran Crossword Puzzle, sisanya atau 10% masih kurang memperhatikan. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti 11 siswa tuntas (100%). Bahkan ada 2 siswa yang mendapat nilai 100, berarti ada peningkatan yang signifikan prestasi siswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran IPS dengan Crossword Puzzle tersebut. Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus III didapatkan hasil sebagai berikut: a.
Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Crossword Puzzle.
b.
Sebagian besar siswa sudah fokus dalam mengikuti jalannya pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle.
c.
Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif, ada 2 siswa yang menjawab soal benar semua.
d. Guru sudah terbiasa menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi Crossword Puzzle kepada siswa.
Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti 11 siswa tuntas (100%), berarti ada peningkatan yang signifikan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle pada siklus III ini sudah dikatakan berhasil dilihat dari segi prestasi hasil belajar siswa. B. Pembahasan 1. Hasil Rekapitulasi Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini : Hasil rekapitulasi hasil (prestasi siswa) belajar IPS melalui strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No
Nama
1
M. Tegar Setia E
2
Pra-
Siklus I
Siklus II
Siklus III
70
80
90
100
Siti Sastri Dalila
50
60
80
80
3
Riza Aulia
40
50
70
80
4
Ika Amin M
50
60
70
70
5
Devan Arya P
60
60
60
70
6
Nabylla Febianti I
70
90
90
100
7
Erni Puspitasari
50
60
60
70
8
M. Prasetyo
60
50
60
70
Siklus
9
Novia Puji N
50
70
70
70
10
Wahyu
50
80
80
90
11
Danis
60
60
60
70
Rata-rata
55,45
65,45
71,82
79,09
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa Pelaksanaan Pra-Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
4 siswa
7 siswa
11 siswa
( 36,4 % )
( 63,6 % )
( 100 % )
7 siswa
4 siswa
Ketuntasan
Tuntas
2 siswa (18,18%)
Tidak tuntas
9 siswa (81,82%)
( 63,6 % )
( 36,4 % )
2. Pra-Siklus Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ternyata pembelajaran IPS pada siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa prestasi siswa pada mata pelajaran di sekolah tersebut rendah, hasil belajarnya pun juga kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan. 3. Siklus I Setelah melakukan penelitian pada siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, peneliti dapat mengerti bahwa sebenarnya kemampuan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS sangat tinggi. Walaupun pada siklus I terdapat
kurang dari 50% nilai siswa yang memenuhi KKM, hal ini terjadi karena siswa masih
kurang mengenal strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Tetapi siswa
sangat antusias dan berharap kalau pembelajaran dilanjutkan keesokan harinya lagi. Dari 11 siswa terdapat 7 siswa atau 63,6% yang belum tuntas belajar, sedangkan siswa yang tuntas ada 4 siswa atau 36,4%, dengan rata-rata keseluruhan 65,45. Keempat siswa yang meraih nilai tuntas yaitu M. Tegar Setia, Nabylla Febianti, Novia Puji N, Wahyu. Keempat siswa tersebut sangat antusias dalam memperhatikan pembelajaran sehingga paham dengan pembelajaran yang baru ini. 4. Siklus II Pada siklus II ini jumlah yang kurang memperhatikan sudah berkurang jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan siswa mulai mengenal strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan Dari
hasil
belajar
siswa
terjadi
peningkatan
kemampuan
dalam
menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru. Dari 11 siswa hanya 7 siswa atau (63,6%) tuntas belajar, sedangkan siswa yang belum tuntas belajarnya ada 4 siswa atau (36,4%) dengan nilai rata-rata 71,82. Pada siklus II ini menyodorkan bahwa frekuensi siswa yang mendapat nilai dalam KKM bertambah tiga siswa, yaitu Siti Sastri Dalila, Riza Aulia, Ika Amin M. Menurut pengamatan dan wawancara nilai mereka dapat meningkat dan memenuhi KKM pada siklus II ini, di dukung oleh:
a. Motivasi yang diberikan guru b. Siswa penasaran pada strategi pembelajaran Crossword Puzzle yang mereka ikuti pada siklus I, sehingga siswa banyak yang antusias dan memperhatikan pada saat pembelajaran dimulai c. Siswa mulai paham dengan strategi pembelajaran Crossword Puzzle d. Siswa juga mulai merasakan pembelajaran IPS yang tidak kaku seperti dulu (saat guru berulang-ulang hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal) 5. Siklus III Pada siklus III ini keseluruhan siswa memperhatikan jalannya pembelajaran Crossword Puzzle dari awal sampai akhir. Dalam menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru dari 11 siswa, seluruhnya dapat tuntas dalam belajarnya dengan nilai rata-rata 79,09. Keseluruhan siswa dapat tuntas dalam belajar tersebut dikarenakan: a. Memperhatikan intruksi dan perintah dari guru b. Konsentrasi dalam mengerjakan soal c. Berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya yang sudah paham Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS melalui strategi Crossword Puzzle pada siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang dapat diketahui bahwa seluruh siswa sudah memperoleh nilai sesuai KKM individual yaitu 100%, bahkan ada 2 siswa yang memperoleh nilai sempurna yaitu 100 dan siswa yang mencapai KKM ideal yaitu 45,45%. Dari hasil belajar siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif meningkatkan ketuntasan dan prestasi belajar pada siswa.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa per siklus yang menunjukkan bahwa prestasi siswa meningkat dari siklus I rata-rata 65,45. Siklus II rata-rata 71,82 sampai 79,09 pada siklus III. Begitu pula dengan penggunaan strategi Crossword Puzzle pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi pelajaran meningkat adalah: 1. Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan para siswa selama megikuti proses pembelajaran. 2. Para guru sebaiknya tidak takut dalam menggunakan strategi baru dalam pembelajaran karena dengan menggunakan strategi yang variatif dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu jaga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.
3. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan baik itu strategi ataupun media dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2011. PAIKEM GEMBROT Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Basrowi,Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Galia Indonesia.
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Hisyam, Zaini dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Jogjakarta: Pustaka Insani Madani.
http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif. Diakses pada tanggal 22 Juli 2012, pukul 20:00 WIB.
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076. Diakses pada tanggal 22 Juli 2012, pukul 20:30 WIB.
http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psyab&q=stratgi+crossword+puzz le&oq=strategi+crossword+puzzle). Diakses pada tanggal 22 Juli 2012, pukul 20:30 WIB.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga.
Usman, Moh, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni. 2010. Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di Sekolah/ Madrasah. Malang: UIN Maliki Press.
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada pra-siklus RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA-SIKLUS Nama Sekolah : MI SUKOREJO 02 Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit I. Standar Kompetensi Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. II. Kompetensi Dasar Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana. III. Indikator 1. Dapat menyebutkan pengertian peta 2. Dapat menyebutkan macam-macam peta berdasarkan bentuknya 3. Dapat menyebutkan peta menurut jenisnya 4. Dapat menyebutkan kegunaan peta umum 5. Dapat menyebutkan ciri-ciri peta yang baik IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan pengertian peta dengan tepat 2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam peta berdasarkan bentuknya dengan benar 3. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan peta menurut jenisnya dengan benar 4. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan kegunaan peta umum dengan benar 5. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan ciri-ciri peta yang baik dengan benar
V. Materi Ajar PETA LINGKUNGAN SETEMPAT A. Pengertian Peta Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan dalam suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu. Gambaran permukaan bumi yang dilukiskan pada peta meliputi wilayah luas maupun wilayah yang sempit. Peta yang menggambarkan wilayah luas contohnya peta Benua Eropa, peta Indonesia, peta provinsi, dan lain-lain, sedangkan peta yang menggambarkan wilayah yang sempit contohnya peta desa/kelurahan, peta kecamatan, peta kabupaten, dan lain-lain. 1. Bentuk peta bermacam-macam, antara lain : a. Peta timbul/ relief adalah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Peta timbul disebut juga peta tiga dimensi. b. Peta datar adalah peta yang dibuat pada suatu bidang datar atau pada kertas, contohnya peta topografi. Peta datar disebut juga peta dua dimensi. c. Peta digital adalah peta yang semua data permukaan buminya dimasukkan pita magnetik, sedang pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer. 2. Menurut jenisnya, peta dibedakan sebagai berikut : a. Peta dasar adalah peta sebagai hasil survei di permukaan bumi. Peta induk digunakan untuk membuat peta-peta lain dan masih membutuhkan materi tambahan. b. Peta topografi adalah peta berskala besar yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail. c. Peta tematik adalah peta yang
menunjukkan tema tertentu atau khusus.
Contohnya peta curah hujan, peta lokasi wisata, peta kepadatan penduduk, dan lain-lain. 3. Peta umum dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Menunjukkan letak suatu tempat, kota, sungai, danau, laut, gunung, dan sebagainya. b. Menunjukkan jalur transportasi darat atau jalan yang menghubungkan kota yang satu dengan yang lain.
4. Ciri-ciri peta yang baik adalah : a. Memberikan informasi yang benar b. Memberikan informasi keadaan suatu daerah c. Menunjukkan letak dan jarak suatu tempat secara jelas dan pasti VI. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Penugasan VII.
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam b. Guru mengabsen kehadiran siswa c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai d. Guru menata duduk siswa dengan baik e. Guru menanyakan keadaan siswa f. Guru menuliskan materi yang akan dicapai g. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan materi yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Kegiatan Inti a. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan kegunaan peta yang siswa ketahui b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan pengertian peta yang siswa ketahui c. Guru menjelaskan tentang pengertian peta d. Guru menyebutkan macam-macam bentuk peta e. Guru menyebutkan macam-macam peta menurut jenisnya a. Guru menjelaskan tentang kegunaan peta umum b. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri peta yang baik f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya g. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pembelajaran h. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Guru memberi evaluasi pada siswa
c. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama d. Guru mengucapkan salam VIII.
Penilaian
1. Prosedur a. Pre Test
: pada kegiatan awal
b. Pos Test
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat 1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas 2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal 3. Papan tulis 4. Spidol
Suruh, 27 Juli 2012 Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui Kepala Madarasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit I. Standar Kompetensi Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. II. Kompetensi Dasar Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana. III. Indikator 4. Dapat menyebutkan komponen-komponen peta 5. Dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta 6. Dapat menunjukkan berbagai komponen peta IV. Tujuan Pembelajaran 4. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan komponen-komponen peta dengan benar 5. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta dengan benar 6. Dengan pengamatan model, siswa dapat menunjukkan berbagai komponen peta dengan benar V. Materi Ajar PETA LINGKUNGAN SETEMPAT B. Komponen-komponen Peta 1. Judul Judul peta menunjukkan isi peta. Judul peta ditulis pada bagian atas peta.
2. Skala peta Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya pada permukaan bumi. Berdasarkan jenisnya, skala dibagi menjadi dua yaitu : a. Skala angka/numerik : skala yang dinyatakan dengan angka. b. Skala garis : skala yang berupa ukuran panjang (garis) yang menunjukkan jarak sebenarnya. Skala berdasarkan ukurannya dibagi menjadi 3 yaitu : a. Skala besar (1:5.000 sampai dengan 1:250.000) b. Skala sedang (1:250.000 sampai dengan 1: 500.000) c. Skala kecil (>1: 500.000) 3. Simbol Simbol yaitu tanda atau lambang pada objek pada peta. Simbol bisa berbentuk gambar maupun berwujud warna. Simbol gambar terdiri dari simbol titik, garis dan daerah. a. Simbol titik terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk
b. Simbol garis dalam bentuk garis tebal, garis tipis, garis sejajar, dan garis putus-putus
c. Simbol daerah menunjukkan daerah perkebunan, daerah rawa, daerah ladang, dan lain-lain. d. Simbol warna menggunakan macam-macam warna yang menunjukkan beberapa bentuk kenampakan alam. 1) Cokelat tua
: pegunungan tinggi
2) Cokelat muda
: pegunungan
3) Kuning
: dataran tinggi
4) Hijau
: dataran rendah
5) Biru tua
: laut dalam
6) Biru muda
: laut dangkal, teluk, selat, danau, sungai
7) Merah
: gunung berapi, kota, jalan raya
4. Legenda Legenda yaitu keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta. Biasanya terletak di bagian bawah sebelah kiri ataupun kanan. 5. Mata angin Arah mata angin digunakan sebagai petunjuk arah utara. Pedoman utama mata angin menunjukkan arah utara dan diberi huruf U.
6. Garis tepi peta Garis tepi peta : batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis yaitu garis bujur dan garis lintang. Kumpulan beberapa peta yang dibuat dalam bentuk buku disebut atlas. Atlas yang baik memuat beberapa hal yaitu judul atlas, tahun pembuatan atlas, indeks, dan daftar isi. VI. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Penugasan (Crossword Puzzle) 4. Pengamatan VII.
Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Awal a) Guru memberi salam b) Guru mengabsen kehadiran siswa c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword Puzzle 2. Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi kepada siswa b. Guru menempel sebuah gambar/peta di depan kelas dan siswa mengamati c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang komponen-komponen peta
d. Siswa di minta ke depan kelas untuk menunjukkan komponen- komponen peta melalui sebuah gambar e. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa f. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pembelajaran g. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan 5. Kegiatan Akhir a) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari b) Guru memberi evaluasi pada siswa c) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama d) Guru mengucapkan salam VIII.
Penilaian 1. Prosedur a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos test
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat 1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas 2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal 3. Peta Suruh, 27 Juli 2012 Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit I. Standar Kompetensi Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. II. Kompetensi Dasar Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana. III. Indikator 1. Dapat membaca peta kabupaten 2. Dapat membaca peta provinsi 3. Dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia 4. Dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta kabupaten dengan benar 2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta provinsi dengan benar 3. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia dengan benar 4. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi dengan benar
V. Materi Ajar PETA LINGKUNGAN SETEMPAT Nama Provinsi
Ibukota PULAU SUMATERA
1
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam
Banda Aceh
2
Provinsi Sumatera Utara
Medan
3
Provinsi Sumatera Barat
Padang
4
Provinsi Riau
Pekan Baru
5
Provinsi Kepulauan Riau
Tanjung Pinang
6
Provinsi Jambi
Jambi
7
Provinsi Sumatera Selatan
Palembang
8
Provinsi Bangka Belitung
Pangkal Pinang
9
Provinsi Bengkulu
Bengkulu
10
Provinsi Lampung
Bandar Lampung
PULAU JAWA 11
Provinsi DKI Jakarta
Jakarta
12
Provinsi Jawa Barat
Bandung
13
Provinsi Banten
Serang
14
Provinsi Jawa Tengah
Semarang
15
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
16
Provinsi Jawa Timur
Surabaya
PULAU NUSA TENGGARA DAN BALI 17
Provinsi Bali
Denpasar
18
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Mataram
19
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kupang
PULAU KALIMANTAN 20
Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak
21
Provinsi Kalimantan Tengah
Palangkaraya
22
Provinsi Kalimantan Selatan
Banjarmasin
23
Provinsi Kalimantan Timur
Samarinda
PULAU SULAWESI 24
Provinsi Sulawesi Utara
Manado
25
Provinsi Sulawesi Barat
Kota Mamuju
26
Provinsi Sulawesi Tengah
Palu
27
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kendari
28
Provinsi Sulawesi Selatan
Makassar
29
Provinsi Gorontalo
Gorontalo
KEPULAUAN MALUKU DAN PAPUA 30
Provinsi Maluku
Ambon
31
Provinsi Maluku Utara
Ternate
32
Provinsi Papua Barat
Kota Manokwari
33
Provinsi Papua
Jayapura
VI. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan (Crossword Puzzle) VII.
Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam b)
Guru mengabsen kehadiran siswa
c)
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai
d)
Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e)
Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword Puzzle
2. Kegiatan Inti a. Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati gambar/peta wilayah kabupaten Boyolali b. Guru menyampaikan materi kepada siswa c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa d. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari 3. Kegiatan Akhir a) Guru memberi evaluasi pada siswa b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama c) Guru mengucapkan salam VIII.
Penilaian 1.Prosedur a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos test
: pada kegiatan akhir
2.Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat 1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas 2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal 3. Peta 4. Papan tulis 5. Spidol Suruh, 27 Juli 2012 Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit I. Standar Kompetensi Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. II. Kompetensi Dasar Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana. III. Indikator 2. Dapat menghitung jarak dengan skala peta IV. Tujuan Pembelajaran 2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat menghitung jarak dengan skala peta dengan benar V. Materi Ajar PETA LINGKUNGAN SETEMPAT Menghitung Skala peta 1. Skala pada peta tertulis 1 : 100.000. artinya 1 cm di peta mewakili 100.000 cm sebenarnya di lapangan, atau 1 cm di peta mewakili 1 km sebenarnya. Dengan skala, kita menghitung jarak sebenarnya antara dua titik pada peta. Contoh: a. Peta mempunyai skala 1:500.000 Jarak antara Kota Klaten dengan Jogjakarta pada peta 2 cm
Jadi, jarak sebenarnya adalah 500.000 x 2 = 1.000.000 cm 1.000.000cm = 10 km. Jarak Kota Klaten-Jogjakarta sebenarnya adalah 10 km. b. Jarak sesungguhnya antara Kota Jakarta-Solo adalah 350 km. jika digambarkan pada peta dengan skala 1: 2.000.000, maka jarak Jakarta-Solo adalah: 350 km = 35.000.000 cm 35.000.000 : 2.000.000 = 17,5 cm. jadi, pada peta jarak Jakarta-Solo adalah 17,5 cm. 3. jarak sesungguhnya antara Semarang-Boyolali adalah 40 km. pada peta jarak SemarangBoyolali adalah 2 cm. skala peta tersebut adalah : 40 km = 4.000.000 cm 4.000.000 cm : 2 cm = 2.000.000 Jadi, skala peta tersebut adalah 1 : 2.000.000 2. Jika kita akan memperbesar atau memperkecil peta, kita dapat berpedoman pada cara berikut ini. Contoh 1. Sebuah peta mempunyai skala 1 : 50.000. setelah peta diperbesar 2 kali, maka skalanya berubah menjadi : 1 2 1 x2 = = = 1: 25.000 50.000 50.000 25.000
Contoh 2. Sebuah peta mempunyai skala 1 : 400.000. setelah peta diperkecil 2 kali, maka skalanya berubah menjadi : 1 2 1 :2 = = = 1: 800.00 400.000 400.000 800.000 VI. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan (Crossword Puzzle)
VII.
Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal g) Guru memberi salam h) Guru mengabsen kehadiran siswa i) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai j) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle k) Guru memberi penjelasan tentang jalannnya pembelajaran Crossword Puzzle 5. Kegiatan Inti a. Guru menanyakan tentang pengertian skala b. Guru menjelaskan cara menghitung jarak dengan skala peta c. Siswa mengerjakan latihan menghitung jarak dengan skala peta yang diberikan oleh guru d. Siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk mengerjakan latihan dari guru e. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa f. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari 6. Kegiatan Akhir d) Guru memberi evaluasi pada siswa e) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama f) Guru mengucapkan salam VIII.
Penilaian 1. Prosedur a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos tes t
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat 1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas 2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal 3. Peta
Suruh, 27 Juli 2012 Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag Lampiran 5 Lembar pre test pra-siklus Soal 1. Gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan dalam suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu disebut…. 2. Peta timbul disebut juga peta…. 3. Menurut jenisnya peta dibedakan menjadi 3, yaitu peta…
, peta …
, dan peta…. 4. Peta umum digunakan untuk menunjukkan…. 5. Ciri-ciri peta yang baik adalah…. Kunci jawaban 1. Peta 2. Tiga dimensi 3. Peta dasar, peta topografi, dan peta tematik 4. Menunjukkan letak suatu tempat, kota, sungai, danau, laut, gunung, dan sebagainya. Menunjukkan jalur transportasi darat atau jalan yang menghubungkan kota yang satu dengan yang lain. 5. Memberikan informasi yang benar Memberikan informasi keadaan suatu daerah Menunjukkan letak dan jarak suatu tempat secara jelas dan pasti (Nilai = jumlah benar x 20)
Lampiran 6 Lembar tes formatif pra-siklus Soal 1. Peta Benua Eropa, peta Indonesia merupakan contoh peta yang menggambarkan wilayah yang…. 2. Peta yang semua data permukaan buminya dimasukkan pita magnetik, sedang pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, disebut peta…. 3. Peta yang menunjukkan tema tertentu atau khusus, contohnya peta kepadatan penduduk, peta curah hujan, disebut peta…. 4. Peta umum digunakan untuk menunjukkan …..
yang
menghubungkan kota yang satu dengan yang lain. 5. Ciri-ciri peta yang baik adalah menunjukkan …. tempat secara jelas dan pasti. Kunci jawaban 1. Luas 2. Peta digital 3. Peta tematik 4. Jalur transportasi darat/ jalan 5. Letak dan jarak (Nilai = jumlah benar x 20)
dan …
suatu
Lampiran 7 Lembar pre test siklus I Soal 1
3
2
4
5
Mendatar 3.Batas-batas pinggir gambar peta disebut…. 5.Biasanya ditulis pada bagian atas peta. Menunjukkan isi peta ialah…. Menurun 1. Keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol peta adalah…. 2. Tanda/lambang objek pada peta disebut…. 3. Perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya pada permukaan bumi yaitu… KUNCI JAWABAN 1
3
5
G
J
A R I
4
S
2
L
T E
P
S
I
K
G
M
A
E
B
U D U L
N
O
A
D
L
A
(Nilai = jumlah benar x 20)
Lampiran 8 Lembar tes formatif siklus I Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mendatar 1.Dalam peta warna coklaat muda merupakan simbol…. 4. 5. 6.
Simbol ibukota…. Adalah simbol… Adalah simbol ibukota….
7.Skala yang dinyatakan dengan angka adalah… 9.Kumpulan beberapa peta yang dibuat dalam bentuk buku disebut….
Menurun 2.Dalam peta terdapat garis-garis tegak dan mendatar (horizontal). Garis itu disebut garis…. 3.Jarum pedoman/garis yang menunjukkan arah suatu tempat…. 6.Simbol dataran tinggi pada peta berwarna…. 8.
Simbol perkebunan….
Kunci jawaban 1
P
E
G
U
N
U
N
G
2
4
R
O
V
I
N
S
P
3
A N I
A
T 5
6
K A
B
J
U
A
P
L
A
A
N
T
E
U 7
N U
M
E
R
I
I N
8
K
E 9
A
G
T
L A P A
(Nilai = jumlah benar x 10)
A
R
M
T A
Y
A
O
A
N
N
O
G
M
I
I
N
S
Lampiran 9 Lembar pre test siklus II Soal 1
2
3
4
5
Mendatar 2. Di Kab. Boyolali, Kecamatan mana yang berbatasan langsung dengan Kab. Magelang… 3. Batas paling utara Kab. Boyolali adalah Kab… 5. Samudra yang terletak di selatan pulau Jawa… Menurun 1. Gunung yang terletak diantara prov. Jateng dan prov. DIY…. 4. Ambon adalah ibu kota dari provinsi….
Kunci jawaban 1
M
2
S
E
L
O
3
G
R
O
B
A
5
H
I
N
D
P
4
I
A
M
L U K U
(Nilai = jumlah benar x 20)
O
G
A
N
Lampiran 10 Lembar tes formatif siklus II Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
Mendatar 3. Gunung Salak terletak di Kab…. 5. Selat yang terletak diantara Jawa Timur dan P. Bali…. 6. Provinsi Bali beribu kota di… 7. Ibu kota dari prov. Sumatera Barat…
8. Ibu kota dari prov. Banten… Menurun 1. Waduk Gajah Mungkur terletak di Kab… 2. Candi Prambanan terleletak di Kab…. 4. Arah mata angin yang terletak diantara barat laut dan timur laut…. 5.Bandara Ahmad Yani terletak di kota… 8. Ibu kota dari kab. Sleman yaitu... Kunci jawaban 1
2
3
K
B
L
5
6
D
S
E
8
S
P
E
A
4
T
T T
B
A
N
P
A
S
A
R
R
A
I
N
R
A
N
G
N
M
G
G
A
A
E
O
L
D
A
U
E
A
L
O N
M 7
W
A N
( Nilai = jumlah benar x 10)
G
L
I
G
O
R
Lampiran 11 Lembar pre test siklus III Soal Pre Test 1
2
3
4
5
Mendatar 3.Jarak sesungguhnya antara Solo-Boyolali adalah 60 km. pada peta jarak SoloBoyolali adalah 3 cm. skala peta tersebut adalah… 4.Skala 1:300.000, diperkecil 3 kali, maka skalanya adalah… 5.Jarak antara Semarang-Jogja pada peta adalah 2 cm. skala 1: 3.000.000. berapa jarak Semarang-Jogja sebenarnya ? Menurun 1. Jarak sesunggauhnya antara Klaten-Boyolali adalah 50 km. jika digambarkan pada peda dengan skala 1: 200, maka jarak Klaten-Boyolali pada peta adalah? 2. Skala 1:500.000, diperbesar 5 kali, maka skalanya adalah…
Kunci jawaban 1
2
3
2
0 4
9
1
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 5
2
0
6 0 0
(Nilai = jumlah benar x 20) Lampiran 12 Lembar tes formatif siklus III Soal 1
3
2
4
5
Mendatar 2.jarak antara kota X dan Y sebenarnya adalah 5 km. hitunglah jarak kota X-Y pada peta dengan skala1:500.000? 3. jarak antara kota Klaten dan Solo adalah 24 km. pada peta jarak kota klaten –Solo adalah 2 cm. hitunglah skala peta tersebut ?
5. sebuah peta mempunyai skala 1:1.000.000. jika peta tersebut diperbesar 2 kali, berapa skala peta yang baru ? Menurun 1.
Sebuah peta mempunyai skala 1 :250.000. jika peta terssebut diperkecil
setengahnya.berapa skala peta yang baru ? 4.jarak antara kota A dan B pada peta adlah 5 cm. peta tersebut mempunyai skala 1:5.000.000. hitunglah jarak sebenarnya kota A-B? Kunci jawaban 1
3
1
4
5
0
2 5
2
5
(Nilai = jumlah benar x 20)
1
0 0
0 0 0 0
0
0
0
Lampiran 13 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada pra-siklus LEMBAR PENILAIAN GURU PRA SIKLUS Hasil NO Kegiatan
Keterangan B
1
2
3
4
5
6
Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru
melakukan
kehadiran siswa dengan jelas
V
V
tentang materi yang terkait Guru
memberikan
soal
V
pretest Guru
menjelaskan
materi
V
pelajaran Guru memberi pertanyaan
V
pada siswa bersama
siswa V
menyimpulkan materi yang telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa Guru
memberikan
soal
formatif Guru mengucapkan salam penutup
K
V
Guru melakukan tanya jawab
Guru 7
presensi
C
V
V
V
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Lampiran 14 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS I Hasil NO Kegiatan
Keterangan B
1
2
3
4
5
6
Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru
presensi
kehadiran siswa dengan jelas Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Guru
memberikan
soal
pretest Guru
menjelaskan
materi
pelajaran Guru memberi pertanyaan pada siswa Guru
7
melakukan
bersama
V
V
V
V
V
V
siswa
menyimpulkan materi yang telah dibahas
C
V
K
8
9
10
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa Guru
memberikan
soal
formatif Guru mengucapkan salam penutup
V
V
V
B = Baik C = Cukup K = Kurang Lampiran 15 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS II Hasil NO Kegiatan
Keterangan B
1
2
3
4
5
Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru
melakukan
presensi
kehadiran siswa dengan jelas Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Guru
memberikan
soal
pretest Guru
menjelaskan
pelajaran
materi
C
V
V
V
V
V
K
6
Guru memberi pertanyaan pada siswa Guru
7
bersama
V
siswa V
menyimpulkan materi yang telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa Guru
memberikan
soal
formatif Guru mengucapkan salam penutup
V
V
V
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Lampiran 16 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus III LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS III Hasil NO Kegiatan
Keterangan B
1
2
Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru
melakukan
presensi
kehadiran siswa dengan jelas
V
V
C
K
3
4
5
6
Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Guru
memberikan
pretest Guru
menjelaskan
materi
pelajaran Guru memberi pertanyaan pada siswa Guru
7
soal
bersama
V
V
V
V
siswa V
menyimpulkan materi yang telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa Guru
memberikan
soal
formatif Guru mengucapkan salam penutup
B = Baik C = Cukup K = Kurang
V
V
V
Lampiran 17 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada pra-siklus LEMBAR PENGAMATAN SISWA PRA-SIKLUS NO
Hasil
Kegiatan
B
C
K
Keterangan Sebagian
1
Siswa menjawab salam
siswa
menjawab
dengan semangat tapi masih
V
ada
yang
canggung
untuk
menjawab
Siswa merespon panggilan 2
V
Siswa merespon dengan baik
presensi dari guru Siswa
menanggapi
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru
Siswa
masih
malu
untuk
mengungkapkan pendapatnya Kurang dari setengah jumlah
Siswa
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru
siswa
yang
memperhatikan,
sedangkan yang lainnya masih berbcara dengan temannya Interaksi antara siswa kepada
Siswa memberikan umpan 5
V
balik dari penjelasan guru Siswa 6
ikut
guru pada saaat disampaikan materi kurang
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa masih malu
V
Siswa masih malu
diajarkan Siswa 7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang diberikan guru Siswa
mengerjakan
soal
8
V
evaluasi Siswa 9
menjawab
salam V
penutup B = Baik C = Cukup K = Kurang
Siswa kurang serius dalam mengerjakan soal Siswa semangat
menjawab
dengan
Lampiran 18 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS I Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan 2
presensi dari guru Siswa
Siswa
menanggapi
tanya
3
sudah
memberanikan
V
diri
mulai dan
siap
menjawab pertanyaan, tetapi ada
jawab yang diberikan guru
yang belum siap
Siswa
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru Siswa memberikan umpan 5
V
balik dari penjelasan guru Siswa 6
ikut
Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan
Interaksi
siswa
dengan
guru
masih kurang
serta
menyimpulkan materi yang
Siswa masih canggung dalam
V
mengungkapkan
diajarkan Siswa 7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang
V
Siswa masih canggung
diberikan guru Siswa
mengerjakan
soal
8
V
evaluasi Siswa
menjawab
9
salam V
penutup B = Baik C = Cukup K = Kurang
Siswa
belum
jelas
dengan
jalannya evaluasi Siswa semangat
menjawab
dengan
Lampiran 19 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus II LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS II Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan 2
presensi dari guru Siswa
menanggapi
Siswa sudah mulai memberanikan diri
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru Siswa
yang belum siap
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru Siswa memberikan umpan 5
V
balik dari penjelasan guru Siswa 6
ikut
dan siap menjawab pertanyaan, tetapi ada
Masih ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan
Sebagian siswa terjalin interaksi dengan guru
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa
masih
canggung
dalam
mengungkapkan
diajarkan Siswa 7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang
V
Siswa masih canggung
V
Ada yang belum paham jalannya evaluasi
diberikan guru Siswa
mengerjakan
soal
8
evaluasi Siswa 9
menjawab
salam V
penutup B = Baik C = Cukup K = Kurang
Menjawab dengan semangat
Lampiran 20 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus III LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS III Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan 2
presensi dari guru Siswa
menanggapi
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru Siswa
V
lomba untuk menjawab evaluasi dengan
penjelasan dari guru
strategi pembelajaran Crossword Puzzle
Siswa memberikan umpan 5
Siswa sudah terjalin interaksi dengan
V
guru
balik dari penjelasan guru Siswa 6
ikut
masih ada yang kurang memperhatikan Siswa memperhatikan dan berlomba-
memperhatikan
4
Siswa semakin siap untuk menjawab, tapi
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa semakin berani mengungkapkan pendapatnya
diajarkan Siswa 7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang V
Siswa sering bertanya
diberikan guru Siswa
mengerjakan
soal
8
V
Ada yang belum paham jalannya evaluasi
V
Siswa menjawab dengan semangat
evaluasi Siswa 9
penutup B = Baik C = Cukup K = Kurang
menjawab
salam
Lampiran 21 Hasil tes formatif siswa pada pra-siklus
Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
50
TT
3
Riza Aulia
70
40
TT
4
Ika Amin M
70
50
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
70
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
50
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
55,45
Lampiran 22 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Hasil Tes Formatif pada Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
80
T
2
Siti Sastri Dalila
70
60
TT
3
Riza Aulia
70
50
TT
4
Ika Amin M
70
60
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
50
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
65,45
Lampiran 23 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Hasil Tes Formatif pada Siklus II No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
90
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
70
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
71,82
Lampiran 24 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Hasil Tes Formatif pada Siklus III No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
100
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
80
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
70
T
6
Nabylla Febianti I
70
100
T
7
Erni Puspitasari
70
70
T
8
M. Prasetyo
70
70
T
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
90
T
11
Danis
70
70
T
Rata-rata
79,09
Lampiran 26 Profil sekolah Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 terletak di Dusun Kirang, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ini, terletak di perbatasan antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ini terletak di daerah pedesaan. Adapun batas desa Sukorejo adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Desa Kedung Ringin
b. Sebelah Selatan
: Desa Bonomerto
c. Sebelah Barat
: Desa Gunung Tumpeng dan Desa Medayu
d. Sebelah Timur
: Kec. Karanggede Kab. Boyolali
STRUKTUR ORGANISASI MI SUKOREJO 02 SURUH No
Nama
Jabatan
1
Marzuliyah, S. Ag
Kepala Madrasah
2
Nur Anisa, S. Pd. I
Wali Kelas VI
3
Novita Budiningrum Puspitasari, S. Pd. I
Wali Kelas V
4
Miftakhul al Arif, S. Pd. I
Wali Kelas IV
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Wali Kelas III
6
Agus Sulistiyo
Wali Kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Wali Kelas I
8
Sri Ernawati
Guru Mapel
SARANA DAN PRASARANA MI SUKOREJO 02 No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kepala Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
2
Ruang Guru
1
3
Ruang Kelas
6
4
Ruang Perpustakaan
-
5
Ruang Kesehatan atau UKS
-
7
Laboratorium
-
8
Musholla
-
9
Kamar Mandi/ WC Guru
1
10
Kamar Mandi/ WC Siswa
1
11
Gudang
1
12
Lapangan Upacara
1
13
Lapangan Olah Raga
-
14
Koperasi Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
DAFTAR GURU MI SUKOREJO 02
No
Nama
Keterangan Kepala Madrasah dan Guru
1
Marzuliyah, S. Ag
Matematika dan IPA Kelas VI
2
3
Nur Anisa, S. Pd. I
Novita Budiningrum Puspitasari, S. Pd. I
Guru Mapel Agama mulai kelas IV-VI Guru Mapel IPS kelas IVVI, Matematika kelas IV-V, Bahasa Inggris kelas IV-VI Guru Mapel PKn, Bahasa
4
Miftakhul al Arif, S. Pd. I
Indonesia dan Olah raga mulai kelas IV-VI
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Guru kelas III
6
Agus Sulistiyo
Guru kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Guru kelas I Guru Mapel Bahasa Jawa
8
Sri Ernawati
IV-V, SBK kelas IV-VI, dan IPA&IPS kelas IV-V
JUMLAH SISWA MI SUKOREJO 02 Jenis Kelamin No
Jumlah
Kelas Laki-laki
Perempuan
Siswa
1
I
10
4
14
2
II
10
5
15
3
III
7
11
18
4
IV
5
6
11
5
V
9
6
15
6
VI
11
4
15
52
36
88
Jumlah
Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler (SKK) Nama
: DINY RIALISTYA
NIM
: 11508048
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/ PGMI
Dosen PA
: Ari Setiawan, S.Pd., M.M
No
Kegiatan
Pelaksanaan
1
OPSPEK Stain Salatiga 2008
2
Sarasehan
Status
Poin
Peserta
3
9 September 2008
Peserta
2
15 September 2008
Peserta
2
6-9 November 2008
Peserta
3
Peserta
5
Peserta
2
Peserta
3
25 Mei 2009
Peserta
2
9 November 2009
Peserta
6
2 Desember 2009
Peserta
3
25-27 Agustus 2008
Keagamaan
“Aktualisasi Nilai-nilai Spiritual Puasa di Bulan Ramadhan” 3
Buka Bersama dan Bedah Film “Perjumpaan
Indah
dengan
Ramadhan Penuh Berkah” 4
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega ke-18
5
Kursus Pembina Pramuka Mahir 25-31 Januari 2009 Tingkat Dasar (KMD) 2009
6
Bedah Film “Laskar Pelangi” dan Penggalangan Dana untuk
4 April 2009
Korban Situ Gintung 7
Masa Penerimaan Anggota Baru 9-10 November 2009 (MAPABA) II PMII
8
Bedah Buku “Harmonisasi dan Humanisasi Lingkungan Hidup” karya Dra. Maslikhah, M.Si
9
Seminar Syariah
Nasional “Upaya
Sistem
Ekonomi Membentuk
Ekonomi
Syariah
sebagai Arah Sistem Ekonomi Indonesia” 10
Seminar
Kebangsaan
“Memperkokoh
Kepeloporan
Mahasiswa
dalam
Pembangunan Menuju Kejayaan
Indonesia di Pentas Global” 11
Seminar
Nasional
“Strategi
Pembelajaran Kreatif, Menarik dan
Menyenangkan
menuju
23 Januari 2010
Peserta
6
Siswa Cerdas’ 12
Seminar
Regional
“Peran
Lembaga Publik sebagai Alat
22 Maret 2010
Peserta
4
15 Mei 2010
Peserta
3
2 Juni 2010
Peserta
6
Masa bakti 2010/2011
Pengurus
3
2010
Panitia
3
31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
Praktikum
pelatihan
mahasiswa
Jurusan Tarbiyah 31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
Peserta
6
Kontrol
Pemerintah
Demi
Terciptanya Good Governance” 13
Public Hearing “Membangun Demokrasi
Kampus
yang
Harmonis” 14
Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi
Nilai-nilai
Pendidikan
dalam
Upaya
Membentuk
Karakter
dan
Budaya Bangsa” 15
SK
Pengangkatan
Pengurus
Senat Mahasiswa (SEMA) Stain Salatiga 2010/2011 16
SK
Pengangkatan
Pemantau
Orientasi Program Akademik dan
Pengenalan
Kampus
(OPAK) 17
Praktikum
Pelatihan
ILAiK
Mahasiswa Jurusan Tarbiyah 2008
18
TOEFL
2008 19
National
Workshop
Entrepreneurship
and
of Basic
19 Desember 2010
Cooperation 2010 20
Seminar Politik “Pilwakot yang Ideal untuk Masa depan Salatiga
27 Januari 2011
Peserta
3
25 Maret 2012
Panitia
2
17 Mei 2011
Panitia
3
2 Juni 2012
Panitia
yang Lebih Baik” 21
Jalan
Santai
“Bersama
Masyarakat
Sidomukti
Mewujudkan
Nilai-nilai
Kebersamaan
dalam
Bermasyarakat
untuk
membiasakan Hidup Sehat” 22
Seminar Keperempuanan “Menumbuhkan Kembali Jiwa Kekartinian
dalam
Ranah
Kampus” 23
Seminar Bahasa “Problematika dan Solusi Pengajaran Bahasa”
JUMLAH
3 79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: Diny Rialistya
NIM
: 11508048
TTL
: Boyolali, 6 Maret 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Kebonan RT 01/ RW I, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali
Riwayat Pendidikan : 1. TK Pertiwi Kebonan, lulus tahun 1996 2. SDN Tegalsari 1, lulus tahun 2002 3. SMP N 1 Karanggede, lulus tahun 2005 4. SMA N 1 Karanggede, lulus tahun 2008 5. Sedang menyelesaikan S1 Kependidikan Islam STAIN Salatiga Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.