PENINGKATAN PRESTASI MEMBACA ALQURAN PADA MATA PELAJARAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS III MI TAHDHIBUL BANIN NGESREP KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH FA’IZAH NIM 12507006
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
ii
PENINGKATAN PRESTASI MEMBACA ALQURAN PADA MATA PELAJARAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS III MI TAHDHIBUL BANIN NGESREP KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH FA’IZAH NIM 12507006
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Fa’izah
NIM
: 125 07 006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI MEMBACA ALQURAN PADA MATA PELAJARAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS III MI TAHDHIBUL BANIN NGESREP KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 10 Maret 2010 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd. NIP. 19640818 199403 1 004
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Fa’izah
NIM
: 125 07 006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Maret 2010 Yang Menyatakan,
Fa’izah
vi
MOTTO
Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil, akan tetapi orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan: 1. Untuk Bapak Hambali dan Ibu Syafa’ah yang menjadi pendidik pertama bagi saya dengan mengajarkan saya ilmu, akhlak dengan kasih sayang dan segala pengorbanan serta doa tulus yang selalu tercurah. 2. Kakakku tercinta dan adikku tercinta (Mas Saiq dan Dek Nashih) yang telah memberi motivasi dalam penulisan ini. 3. Untuk Mbak Nunung yang telah menemani dan selalu memberi motivasi dalam penulisan ini. 4. Keluarga besar Pesma Walisongo : Pesma Safira (Ana Mufidah, Ana Latifah, Yana, Titik, Aprilia, Narsi, Faiqotun, Lala, Frince,
Khofif) dan Pesma
Zamrud (Nila, Umi, Sani, Niswa, Resti) yang telah menemani perjuangan selama ini. 5. Keluarga besar MI Tahdhibul Banin: Bapak Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru (Pebru, Sa’id, Irham, Parmi, Mafir, Anif ) dan anak-anak kelas III yang telah memberi motivasi serta dukungan dalam penulisan ini. 6. Keluarga besar Ibu Diana, Ibu Indriawati dan FKA ESQ Salatiga yang telah memberi motivasi dalam penulisan ini. 7. Ustadz/ustadzah TPQ “Al-amien” dan santriwan santriwati yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 8. Teman sejawat PGMI Transfer Angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Sang Penguasa alam Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tak henti-hentinya sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh barokah. Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumulloh khoiran katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga
2.
Sulthoni, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
3.
Drs. Bahroni, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang dengan tulus meluangkan waktu dan sabar untuk membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.
4.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga
5.
Seluruh Sivitas Akademika STAIN Salatiga
6.
Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan langkah perjuangan selama ini
7.
Kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan motivasi selama ini
ix
8.
Keluarga besar Pesantren Mahasiswa Walisongo khususnya Pesma Safira yang telah menemani perjuangan selama ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima
oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat, dan sebagai manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 10 Maret 2010 Penulis
Fa’izah
x
ABSTRAK Fa’izah. 2010. Peningkatan Prestasi Membaca Alquran pada Mata Pelajaran Baca Tulis Alquran Melalui Metode Iqro’ pada Siswa Kelas III Mi Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni M. Pd. Kata kunci: Prestasi membaca Alquran dan metode Iqro’. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi siswa dalam membaca Alquran dengan menggunakan metode Iqro’ pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Tahdhibul Banin. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apakah metode Iqro’ dapat meningkatkan motivasi membaca Alquran pada siswa kelas III MI Tahdhibul Banin ngesrep Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?, dan apakah metode Iqro’ dapat meningkatkan prestasi membaca Alquran pada siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep dengan jumlah sisswa 10 anak. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa penilaian prasiklus, lembar observasi siswa dan guru, tes lisan dengan pre test dan post test. Teknik pengumpulan data dengan Observasi dan tes, adapun analisis datannya dengan rumus t test dan kenaikan rata-rata pre test dan post test. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan prestasi siswa dalam membaca Alquran dengan menggunakan metode Iqro’ dapat meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada tiga tingkatan yaitu siklus I, II dan III yang menghasilkan nilai pre test dan post test mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata pre test yaitu 47,7 sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 58,1, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 10,4. Pada siklus II nilai rata-rata pre test yaitu 56,2, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 65,1, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 8,90. Pada siklus III nilai rata-rata pre test yaitu 62,7, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 73,50, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 10,8.
xi
DAFTAR ISI SAMPUL ........................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ....................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
vi
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
ABSTRAK ......................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
5
D.Hipotesis Penelitian ..........................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ...........................................................................
6
F. Definisi Operasional ........................................................................
7
G. Metode Penelitian ............................................................................
9
xii
H. Sistematika Penulisan …………………………………………… BAB II
BAB III
15
KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi …………………………………………………..
17
1. Pengertian Motivasi ......................................................
17
2. Macam-Macam Motivasi .............................................
18
3. Fungsi dan Peranan Motivasi dalam Belajar…………..
19
4. Bentuk-Bentuk Motivasi ..............................................
21
B. Prestasi …………………………………………………..
24
1. Pengertian Prestasi .......................................................
24
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Prestasi ...
25
C. Membaca Alquran ……………………………………….
28
1. Teori Membaca ............................................................
28
2. Pengertian Alquran.......................................................
28
3. Keutamaan Membaca Alquran……………………….
29
D. Baca Tulis Alquran……………………………………….
30
E. Metode Pembelajaran .........................................................
30
1. Pengertian Metode Pembelajaran ……………………
30
2. Beberapa Metode Pengajaran Alquran………………..
32
3. Metode Iqro’………………………………………….
36
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ................................................................
43
1. Gambaran Umum MI Tahdhibul Banin ......................
43
2. Waktu Penelitian ..........................................................
44
xiii
BAB IV
BAB V
3. Karakteristik Siswa.......................................................
45
B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus ........................................
45
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.....................................
45
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………………………
54
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ..................................
62
PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……………………………………………
71
1. Prasiklus ....................................................................... .
71
2. Siklus I..........................................................................
72
3. Siklus II ........................................................................
76
4. Siklus III .......................................................................
79
B. Pembahasan ……………………………………………...
82
1. Prasiklus .......................................................................
82
2. Siklus I .........................................................................
82
3. Siklus II ........................................................................
86
4. Siklus III……………………………………………...
88
PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
91
B. Saran ...................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MI Tahdhibul Banin Ngesrep ........................................
44
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa Mi Tahdhibul Banin .........................................
44
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I..................................................
49
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ………………………………
51
Tabel 3.5 Lembar Hasil Pengamatan Siklus I ..................................................
52
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ................................................
58
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...............................................
60
Tabel 3.8 Lembar Hasil Pengamatan Siklus II ................................................
60
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III………………………………
66
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III…………………………….
68
Tabel 3.11 Lembar Hasil Pengamatan Siklus III …………………………….
68
Tabel 4.1 Nilai Siswa pada Prasiklus ……………………………………….
72
Tabel 4.2 Nilai Siswa pada Siklus I ………………………………………….
74
Tabel 4.3 Perhatian Siswa pada Siklus I …………………………………….
75
Tabel 4.4 Keaktifan Siswa pada Siklus I ……………………………………
75
Tabel 4.5 Kelancaran Membaca Alquran pada Siklus I …………………….
75
Tabel 4.6 Nilai Siswa pada Siklus II …………………………………………
77
Tabel 4.7 Perhatian Siswa pada Siklus II …………………………………….
78
Tabel 4.8 Keaktifan Siswa pada Siklus II ……………………………………
78
Tabel 4.9 Kelancaran Membaca Alquran Siswa pada Siklus II …………….
79
Tabel 4.10 Nilai Siswa pada Siklus III ………………………………………
80
Tabel 4.11 Perhatian Siswa pada Siklus III ………………………………....
80
xv
Tabel 4.12 Keaktifan Siswa pada Siklus III ……………………………….
81
Tabel 4.13 Kelancaran Membaca Alquran Siswa pada Siklus III ……………
81
Tabel 4.14 Nilai Siswa Prasiklus …………………………………………...
82
Tabel 4.15 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Pembahasannya …. 83 Tabel 4.16 Nilai Siswa dalam bentuk Persentase pada Siklus I ……………….. 85 Tabel 4.17 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Pembahasannya … 86 Tabel 4.18 Nilai Siswa dalam bentuk persentase pada Siklus II………………. 88 Tabel 4.19 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Pembahasannya … 88 Tabel 4.20 Nilai Siswa dalam Bentuk Persentase pada Siklus III ……………. 90
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………
98
Lampiran II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II …………….....
102
Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III…………….....
106
Lampiran IV Soal Pre Test dan Post Test Siklus I……………………….....
111
Lampiran V Soal Pre Test dan Post Test Siklus II………………………..
112
Lampiran VI Soal Pre Test dan Post Test Siklus III……………………….. . 113 Lampiran VII Nilai Hasil Prasiklus ………………………………………...
114
Lampiran VIII Nilai Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I…………………..
115
Lampiran IX Nilai Hasil Pre Test dan Post Test Siklus II …………………… 116 Lampiran X Nilai Hasil Pre Test dan Post Test Siklus III ………………… 117
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemampuan
membaca
Alquran
merupakan
hal
utama
yang
mendominasi dalam mempelajari Baca Tulis Alquran (BTA) dan ilmu-ilmu Alquran yang lain. Bagi umat Islam membaca dan mempelajari Alquran merupakan
kewajiban,
yang
dengan
membacanya
bernilai
ibadah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
yang artinya : Terangilah rumah-rumah kalian dengan shalat dan membaca Alquran (HR. Bukhari dan Muslim). Akan tetapi bersamaan dengan itu terdapat fakta bahwa pada 10 tahun terakhir ini di masyarakat terjadi peningkatan persentase ketidakmampuan umat Islam dalam membaca Alquran. Terlebih pada generasi pelajar, peningkatan ketidakmampuan membaca Alquran ini sungguh memprihatinkan (Budiyanto, 1995:2). Dari hasil research, Budiyanto menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya ketidakmampuan membaca Alquran yang terjadi di sekolah-sekolah, antara lain : 1. Sempitnya alokasi waktu atau jam mata pelajaran Baca Tulis Alquran (BTA) di sekolah-sekolah formal. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan
1
pendidikan diketahui bahwa untuk bidang studi muatan lokal mendapat jatah waktu 2 jam mata pelajaran (2x35 menit), dengan jatah waktu 2 jam tersebut, guru BTA dituntut untuk dapat menyampaikan materi penulisan huruf, cara membaca, tajwid, hafalan dan sebagainya. Dengan demikian waktu untuk pengajaran membaca al Qur’an menjadi sangat sempit. 2. Melemahnya peranan pengajian anak-anak di masjid atau mushalla, anakanak lebih betah berjam-jam di depan televisi. 3. Statisnya pengembangan metodologi pengajaran membaca Alquran. Selama ini metode yang banyak digunakan selama berabad-abad adalah metode yang tertuang dalam Al Qawaidul Baghdadiyah atau yang sering disebut dengan turutan atau Juz Amma. Dengan metode ini, untuk dapat membaca Alquran membutuhkan waktu 2-3 tahun, akibatnya banyak anak yang drop out sebelum ia bisa membaca alquran (Budiyanto, 1995:2-3). Hal inilah yang menurut Budiyanto menjadi faktor meningkatnya persentase ketidakmampuan membaca Alquran di kalangan masyarakat dan para pelajar. Fenomena yang tergambar di atas juga dialami oleh siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Tahdhibul Banin Ngesrep kec. Tengaran Kab. Semarang. Pada mata pelajaran Baca Tulis Alquran di kelas III MI Tahdhibul Banin, metode yang sering digunakan dalam proses pembelajarannya adalah dengan menggunakan metode ceramah dan metode qaidah baghdadiyah. Soetomo menjelaskan bahwa metode ceramah biasanya digunakan untuk menyampaikan suatu informasi kepada anak secara lisan, yang dalam penggunaannya harus memenuhi prinsip-prinsip metode ceramah yaitu
2
penggunaannya harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai (Soetomo, 1993:146). Sesuai pemaparan di atas, apabila metode ceramah diterapkan dalam mengajarkan huruf-huruf hijaiyah dan hukum-hukum membaca Alquran, maka dirasa kurang tepat karena akan menempatkan siswa kurang aktif sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Metode baghdadiyah diterapkan di negeri ini dapat diperkirakan lebih dari satu abad yang lampau hingga sekarang. Seperti penulis temui metode ini masih digunakan oleh masyarakat Dusun Ngesrep pada umumnya. Metode baghdadiyah dianggap cukup membantu dalam pembelajaran baca tulis Alquran, akan tetapi dengan perkembangan zaman dan perkembangan siswa sekarang ini, metode baghdadiyah dirasa sudah tidak tepat lagi karena penyajiannya dengan cara dieja satu persatu sehingga untuk mencapai tujuan siswa mampu membaca Alquran memerlukan waktu yang sangat lama dan penyajian bahan terkesan menjemukan (Depag, 1995:76). Belajar membaca Alquran sejak usia dini dengan membaca huruf demi huruf sampai lancar membacanya merupakan tahap dasar yang paling tepat, sebab pada usia-usia masih belia daya ingat seorang anak masih kuat, selain itu karakter anak masih relatif lunak untuk dibentuk (Amrullah, 2008:70). Peningkatan kualitas kemampuan membaca Alquran dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pengajarannya. Dwi Nugroho mengatakan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan peningkatan
3
pengetahuan tentang merancang metode atau model pembelajaran yang efektif, efisien dan memiliki daya tarik (Nurdin, 2005:8). Oleh karena itu, diperlukan penanganan serius untuk merevitalisasi metode pembelajaran pendukung pada mata pelajaran BTA. Mahfudh Shalahuddin menjelaskan suatu prinsip dalam pengajaran ditandai diutamakannya belajar dari pada mengajar, karena merupakan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Budiyanto, 1995:19).
Guna
menghindari
pembelajaran
pasif
terus
berkembang
penggunaan Metode Iqro’ dapat dipilih sebagai metode untuk membelajarkan membaca Alquran pada mata pelajaran BTA. Metode Iqro’ menggunakan prinsip langsung membaca atau malafalkan huruf tanpa harus dieja (Budiyanto, 1995:15). Ditinjau dari segi psikologi belajar, hal ini lebih mudah dilakukan oleh anak-anak, dikarenakan proses berfikirnya lebih sederhana, lebih singkat dan mengurangi verbalisme (Budiyanto, 1995:16). Oleh karena itu, dengan metode iqro’ diharapkan siswa tidak memiliki rasa pesimis, malas dan rasa takut dalam belajar membaca Alquran. Metode Iqro’ mempuyai prisip pengajaran berangsur-angsur, bertahap tanpa ada perasaan tertekan dalam diri siswa, sehingga akan tumbuh perasaan sense of success (Budiyanto, 1995:). Berdasarkan faktor-faktor di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode iqro’ pada mata pelajaran Baca Tulis
4
Alquran dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi membaca Alquran pada siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang. Dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI MEMBACA ALQURAN PADA MATA PELAJARAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS III MI TAHDHIBUL BANIN NGRESEP KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan beberapa pertanyaan pokok yang menjadi bahan bahasan dari penelitian ini, yaitu : 1. Apakah metode Iqro’ dapat meningkatkan motivasi membaca Alquran pada mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? 2. Apakah metode Iqro’ dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui metode Iqro’ dapat meningkatkan motivasi membaca Alquran pada mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI
5
Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui metode Iqro’ dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini, penulis mengambil hipotesis sebagai berikut : 1. Metode Iqro’ dapat meningkatkan motivasi membaca Alquran pada mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Metode Iqro’ dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa Kelas III MI Tahdhibul Banin Ngresep Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Borg (1996) menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakan tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelas (Supardi, 2006:107). 1. Manfaat Teoretis
6
Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan hasanah keilmuan terkait mata pelajaran baca tulis Alquran, dalam meningkatkan motivasi dan prestasi membaca Alquran serta dapat memperkaya hasanah pendidikan yang diperoleh dari penelitian di lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Berkaitan dengan praktik langsung atas temuan penelitian tentang pemilihan metode, diharapkan para guru mata pelajaran baca tulis Alquran (BTA) dapat menerapkan hasil penelitian ini. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk pembinaan guru baca tulis Alquran (BTA) terutama dalam hal penerapan strategi pembelajaran dan penggunaan metode yang tepat dalam upaya meningkatkan motivasi membaca Alquran dan prestasi membaca Alquran.
F. Definisi Operasional Agar memperoleh kesatuan pengertian yang jelas dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca, maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut: 1. Peningkatan Meningkatkan,
mempertinggi
atau
2006:1280). 2. Motivasi
7
memperbaiki
(Poerwadarminta,
Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sadirman, 1986:73).
3. Prestasi Prestasi adalah nilai kemampuan hasil belajar anak yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang telah diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (Soetomo, 1993:248). 4. Membaca Alquran Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan serta memahami isi dari apa yang tertulis. Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Naas (Munjahid, 2007:25-26). Membaca Alquran adalah melafalkan huruf-huruf atau ayat-ayat Alquran serta memahami isi dari Alquran yang membacanya merupakan ibadah. 5. Mata Pelajaran Baca Tulis Alquran Merupakan salah satu pelajaran muatan lokal yang diajarkan di MI yang berkaitan tentang tuntunan membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah dan ayat-ayat Alquran. Adapun Baca Tulis Alquran disingkat BTA. 6. Metode Iqro’
8
Metode adalah cara untuk mencapai tujuan (Usman, 2002:4). Iqro’ adalah nama judul sebuah buku berisi tuntunan belajar membaca Alquran dengan cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama (Budiyanto, 1995:3). Metode Iqro’ adalah suatu strategi dalam menyampaikan materi baca tulis Alquran
dalam
upaya
menarik
minat
siswa
untuk
belajar
dan
mempermudah anak dalam mempelajarinya.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. 2. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan jumlah 10 siswa, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan. 3. Siklus Penelitian Model penelitian secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang. Menurut Kemmis dan Taggar (1992), tahap-tahap dalam penelitian dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:
9
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Pengamatan 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas: planning, action, observation, dan reflection. a. Perencanaan 1) Peneliti menetapkan penggunaan metode Iqro’ dalam pemecahan masalah. 2) Peneliti merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang dapat mengaktifkan proses dan meningkatkan hasil belajar. 10
3) Membuat alat peraga penunjang pembelajaran baca tulis Alquran dengan metode Iqro’. b. Tindakan Pada
tahap
ini,
rancangan
skenario
dan
strategi
penerapan
pembelajaran diterapkan di kelas. Gambaran skenario tindakan yang akan dilakukan: 1) Penerapan
metode
Iqro’
dengan
aktivitas
membaca
dan
demonstrasi pelafalan bacaan dengan ditirukan siswa secara bersama-sama atau klasikal sedangkan penilainnya dilaksanakan secara individual. 2) Proses kegiatan pembelajaran di bagi menjadi 3 bagian yaitu kegiatan awal selama 20 menit, kegiatan inti selama 30 menit dan kegiatan akhir selama 20 menit. 3) Pemilihan siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik untuk menjadi tutorial bagi teman yang lain. 4) Penilaian siswa diperoleh melalui pre test dan post test pada tiaptiap siklus, kemudian di bandingkan antara pre test dan post test sehingga akan diketahui adanya peningkatan atau penurunan. c. Pengamatan Pengumpulan data kegiatan pembelajaran melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa dan kelancaran membaca siswa.
11
Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung dalam pengumpulan data siswa mengenai aspek di atas secara cermat. Adapun pengamatan guru dilaksanakan dengan meminta guru lain untuk
menjadi
pengamat
pada
setiap
siklus
selama
proses
pembelajaran dilaksanakan, yaitu dengan meminta guru kelas lima sebagai pengamat. d. Refleksi Berdasarkan data yang telah terkumpul peneliti menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan. Jika terdapat masalah atau kendala yang muncul dari proses pembelajaran pada siklus sebelumnya, maka dilakukan proses pengkajian ulang dengan memunculkan ide-ide perbaikan, melalui siklus selanjutnya sebagai upaya menyempurnakan tindakan yang telah dilaksanakan. 4. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Penilaian prasiklus yang diambil dari nilai ulangan murni baca tulis Alquran sebelum diterapkannya metode iqro’. b. Lembar observasi siswa terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu perhatian siswa, keaktivan siswa, dan kelancaran membaca sesuai tajwid oleh siswa. c. Lembar observasi guru terdiri dari 10 aspek penilaian yaitu perencanaan pembelajaran, membuka pelajaran, menyajikan materi ajar, ketepatan
12
menggunakan media pembelajaran, ketepatan penerapan metode, pengelolaan kelas, penguasaan materi ajar, sikap dan kemampuan berbahasa, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan menutup pelajaran. d. Tes lisan dengan pre test dan post test (soal tes terlampir). 5. Teknik Pengumpulan Data Data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat, data yang terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data : a. Observasi Pengamatan dan pencatatan secara cermat selama proses tindakan berlangsung, untuk melihat dan menyelidiki upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan dan digunakan. untuk menggali data tentang perhatian, keaktifan dan kelancaran membaca siswa sebagai indikator motivasi dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran baca tulis Alquran dengan menerapkan metode iqro’. b. Tes Tes dilaksanakan sebagai pengevaluasi dan pengukur tercapai tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan tes lisan pada pre test dan post test (soal tes terlampir). Adapun pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut: 1) Aspek sikap siswa
: 30
2) Aspek ketepatan sesuai dengan tajwid
: 30
13
3) Aspek kelancaran membaca dan makhroj Jumlah
: 40 + : 100
6. Analisis Data Untuk membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan menggunakan rumus T-Tes. D
t=
ΣD 2 −
(ΣD )2
N N (N − 1)
Keterangan : t
= harga t untuk sampel berkorelasi
D
= perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk setiap individu
D
= rerata dari nilai perbedaan
D²
= kuadrat dari D
N
= banyaknya subjek penelitian Rumus ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi
membaca Alquran dengan melihat kenaikan nilai rata-rata antara pre test dan post test. Adapun untuk mengetahui peningkatan motivasi di analisis dengan lembar observasi siswa dengan melihat perbandingan hasil antar siklus.
14
H. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Pada bagian ini memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing dan lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Bagian inti skripsi mencakup: BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan Penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian yang berisi : rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah/siklus penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Berisi teori yang mendasari permasalahan dalam skripsi meliputi teori motivasi, prestasi, membaca Alquran, baca tulis Alquran dan metode Iqro’.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
15
BAB ini berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan
data,
dan
refleksi,
deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB ini mengemukakan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan) dan pembahasan (tiap siklus). BAB V
PENUTUP Berisi
tentang
kesimpulan
dan
saran-saran
berdasarkan
kesimpulan. 3. Bagian Akhir Pada bagian ini berisi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, surat keterangan penelitian dan lampiran-lampiran.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Woodworth berkata : A motive is a set presdisposes the individual of certain activities and for seeking sertain goals, motivasi adalah suatu set yang dapat individu kerjakan pada suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu (Pasaribu, 1980:50). Sehubungan dengan itu, Donald mendefinisikan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 1986:73). Hilgard dalam buku motivasi menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang tertentu (A General term characterizing the needs drives, aspirations, purposes of the organism as these iniate or regulated need satisfiying or goal seeking behavior) (Pasaribu, 1983:51), sehingga munculnya motivasi dalam kegiatan belajar dapat mempengaruhi hasil belajar. Sardiman (1986:75) menjelaskan motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
17
Dari pengertian di atas mengandung tiga elemen penting dalam motivasi belajar, yaitu: a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang. c. Motivasi merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Jadi, motivasi adalah keinginan atau dorongan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap, perilaku untuk belajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Macam-Macam Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, termasuk adanya perasaan menyenangi materi dan adanya rasa butuh terhadap materi tersebut . b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Dapat berupa pujian, hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua atau guru. Ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa
18
dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di rumah maupun di sekolah (Syah, 2000:136-137). Adapun menurut sifatnya, motivasi dibedakan menjadi tiga macam : a. Motivasi takut yaitu individu melakukan sesuatu karena adanya rasa takut. b. Motivasi insentif yaitu individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif seperti mendapat bonus, hadiah, maupun piagam. c. Motivasi sikap yaitu suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan terhadap suatu objek. Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang terhadap suatu objek. 3. Fungsi dan Peranan Motivasi dalam Belajar Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Dengan adanya motivasi hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka pembelajaran semakin berhasil. Motivasi berhubungan erat dengan tujuan, yang mempengaruhi
adanya
kegiatan.
Jadi,
motivasi
akan
senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Sardiman (1986:85) ada tiga fungsi motivasi, yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
19
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha
dalam pencapaian prestasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar maka akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, maka seseorang akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang akan menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar. Motivasi pada dasarnya dapat membantu memahami, menjelaskan dalam perilaku individu yang sedang belajar. Ada
beberapa
peranan
penting
adanya
motivasi
dalam
pembelajaran, antara lain : a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar. b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. c. Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan pelajaran. d. Menentukan ketekunan belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental dalam belajar. Bagi siswa, motivasi mempunyai peranan penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
20
Motivasi dapat juga dikaitkan dengan minat. Minat adalah suatu motivasi yang menyebabkan individu itu berhubungan secara aktif dengan yang menariknya (Pasaribu, 1980:52). Minat juga dapat diartikan sebagi suatu kondisi yang terjadi apabila seseoarang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman, 1986:76). Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang dengan adanya suatu motivasi yang disertai perasaan senang. Jadi, sudah sangat jelas bahwa minat selalu berkaitan kebutuhan, keinginan dengan suatu motivasi itu sendiri. 4. Bentuk-Bentuk Motivasi Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi, diantaranya yaitu : a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. b. Hadiah Pemberian hadiah sebagai motivasi atau pendorong untuk mencapai prestasi.
21
c. Kompetisi Kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi atau pendorong belajar siswa. Persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar ketika mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. e. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasilnya, maka akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi untuk terus belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat. f. Pujian Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, agar pujian ini merupakan motivasi, maka pemberiannya harus tepat. Adanya pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
22
g. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi apabila diberikan pada waktu yang tepat dan bijak maka akan menjadi alat motivasi yang baik. h. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti munculnya pada diri anak motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. i. Minat Motivasi erat hubungannya dengan unsur
minat. Motivasi muncul
karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga menjadi tepat jika minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : 1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. 2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman lampau. 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. j. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting, karena dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk belajar.
23
B. Prestasi 1. Pengertian Prestasi Purwadarminta menyatakan prestasi adalah hasil yang dicapai. Adapun menurut Soetomo, prestasi adalah kemampuan hasil belajar anak yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang telah diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (Soetomo, 1993:246). Prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. Untuk mengetahui prestasi siswa maka sangat diperlukan adanya evaluasi pada tiap pokok bahasan, sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 57 (1) menyebutkan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara rasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan, dan pada pasal 58 (1) disebutkan pula bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil peserta didik secara berkesinambungan (UU No.20 tahun 2003, 2006:106-107).
24
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Prestasi Perbedaan kemampuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan bedanya tingkat prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal Menurut hasil penelitian Winterbottom (1958), Rosen dan D’Andrade (1959) yang mempunyai dorongan kuat untuk berprestasi adalah berasal dari keluarga-keluarga yang memiliki standar tinggi dalam berprestasi, yang memberikan imbalan hadiah terhadap keberhasilan prestasi dan yang memberikan dorongan untuk mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain. Di samping itu, menurut Shaw dan White (1965) hal tersebut pada umumnya ada kaitannya dengan hubungan orang tua terhadap anak yang hangat dimana anak membentuk identifikasi yang kental dengan orang tuanya. Adapun faktor internal yang sering mempengaruhi tingkat prestasi adalah sebagai berikut : 1) Takut gagal Takut gagal yang seringkali berupa perasaan cemas seperti apabila menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan masalah
yang
sulit
dapat
mengganggu
keberhasilan
dalam
berprestasi. Adapun takut gagal itu bersifat komplementer. Dalam istilah psikologi, hal semacam itu disebut konflik angguk-geleng (approach-avoidance conflict) yaitu di satu pihak motivasi
25
mendorong seseorang untuk mencapai sukses, dilain pihak takut gagal mempengaruhi seseorang untuk menghindari kegagalan. Motif untuk menghindari kegagalan itu dapat melemahkan motif untuk meraih keberhasilan. 2) Takut sukses Rasa takut sukses dapat merongrong motivasi seseorang dan melahirkan perasaan-perasaan negatif terhadap prestasi yang baik. Di samping motif-motif tersebut, ada faktor yang juga memainkan peranan yaitu persepsi seseorang terhadap prestasinya. Menurut Dweck dan Light (1980), apabila orang mengkaitkan kegagalannya dengan kurang giatnya usah, maka dia akan berusah keras untuk menghadapi tugas-tugas yang akan datang, tetapi apabila kegagalan tersebut dihubungkan dengan faktor-faktor yang dianggapnya tidak dapat di ubah seperti nasib buruk, kecerdasan kurang, sukarnya tugas. Maka dia akan merasa tidak berdaya dan kurang bergairah (Mahmud, 1990:84-85). b. Faktor eksternal Faktor eksternal disini adalah kesempatan dan faktor-faktor situasional atau lingkungan. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik bukan disebabkan oleh berbedanya kemampuan ataupun motif tetapi karena berbedanya lingkungan tempat kemampuan dan motif ditujukan. Adapun menurut Purwanto (2004:107), ada beberapa mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain adalah :
26
faktor yang
1) Faktor individual Yang termasuk faktor individual adalah : a) Kematangan b) Kecedasan c) Latihan d) Motivasi e) Pribadi 2) Faktor sosial Faktor sosial yaitu faktor yang timbul akibat pengaruh sosial atau yang datang dari luar individu anak. Motivasi sosial juga mempengaruhi dalam belajar anak. Adapun yang dimaksud dengan motivasi sosial ialah motivasi yang timbul akibat rangsangan dari luar baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan harus ada dorongan dari dalam diri pribadi anak yaitu adanya suatu kesempatan yang dikeluarkan oleh anak tersebut, sehingga akan menimbulkan gairah belajar untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Adapun dorongan yang paling utama adalah dorongan dari orang tua anak. 3) Faktor lingkungan Lingkungan
mempunyai
lingkungan
disini
peranan
adalah
orang
penting dalam
pendidikan,
tua,
masyarakat,
keluarga,
masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan, semuanya dapat
27
memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa (Syah, 2000:137-138). 4) Faktor kesehatan Kesehatan menunjuk pada keadaan fisik dan psikis siswa, fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar. C. Membaca Alquran 1. Teori Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menterjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, membaca kritis dan pemahaman kreatif. 2. Pengertian Alquran Secara etimologis, Alquran berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut istilah para ulama, Alquran adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Disampaikan secara mutawattir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf (Amrullah, 2008:1). Dari pengertian di atas, membaca Alquran adalah melafalkan hurufhuruf hijaiyah dan ayat-ayat Alquran serta memahami isinya. Membaca Alquran bagi seorang muslim dinilai sebagai ibadah. Oleh karenanya,
28
mempelajari
Alquran
hukumnya
ibadah.
Bahkan
sebagian
ulama
berpendapat bahwa mempelajari Alquran adalah wajib. 3. Keutamaan Membaca Alquran Rasulullah SAW menyatakan keutamaan dan kelebihan membaca Alquran dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang artinya: “Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya. Pertama, orang yang diberi oleh Allah kitab suci Alquran dan membacanya siang-malam. Kedua, orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan harta, siang-malam harta itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah”. Mempelajari Alquran merupakan keharusan bagi umat Islam. Dalam proses belajar, tentunya ada tingkatan-tingkatan, mulai dari yang paling dasar yakni melafalkan huruf demi huruf sampai lancar membacanya. Pada tahap dasar, yang paling tepat adalah belajar membaca Alquran sejak usia dini. Sebab, pada usia-usia yang masih belia daya ingat seorang anak masih kuat. Selain itu, karakter anak masih relatif lunak untuk dibentuk dan faktor orang tua atau guru cukup dominan. Dalam membaca Alquran harus menggunakan tata cara membaca Alquran dengan baik dan benar yang sering disebut ilmu tajwid. Sebab, kesalahan satu huruf atau panjang pendek dalam membaca Alquran dapat berakibat fatal (Amrullah, 2008:71).
Jadi,
prestasi
membaca
Alquran
adalah
keterampilan,
kesanggupan melafalkan huruf-huruf hijaiyah atau ayat-ayat Alquran dengan tata cara yang baik dan benar sesuai tajwid.
29
D. Baca Tulis Alquran (BTA) Baca Tulis Alquran merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di MI yang berkaitan tentang tuntunan membaca dan menulis huruf-huruf
hijaiyah
dan
ayat-ayat
Alquran.
Sebagai
sarana
untuk
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Alquran. E. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan (Pasaribu, 1983:13). Metode pembelajaran adalah alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran (Karo-karo, 1975:8), sedangkan menurut Soejono (1990:136) metode adalah cara menyajikan bahan pengajaran. Pendapat Soejono sama pengertiannya dengan pendapat dari Karo-karo bahwa metode adalah cara menyajikan bahan pelajaran. Pendapat lain tentang metode yaitu menurut Surakhmad (1995:58) metode adalah cara yang memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya, sedangkan metode menurut Usman (2002:4). adalah cara untuk mencapai tujuan. Pendapat Usman sama pengertiannya dengan pendapat dari Surakhmad, bahwa metode sama-sama mencari cara untuk mencapai tujuan, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan, menurut Surakhmad metode harus mempunyai target/jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan, sedangkan menurut Usman metode tidak mempunyai target, dengan kata lain yang terpenting guru mempunyai cara untuk
30
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Adapun pendapat lain yang mendukung mengenai pengertian metode yaitu menurut Sudarmanto (1993:111) metode adalah cara/alat mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah/metodologi. Pendapat dari Sudarmanto ini berbeda dari pendapat sebelumnya, karena menekankan pada cara mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah, bukan cara menyajikan bahan pelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Dalam interaksi belajar mengajar, metode pembelajaran dipandang sebagai salah satu komponen yang ada didalamnya yang mana komponen yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai,
sehingga semakin baik penggunaan metode
pembelajaran maka semakin berhasillah pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajarn yang ingin dicapai. Hal ini memerlukan sarana prasarana, media yang lebih memadai dan yang terpenting adalah kemampuan dan kemauan guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam teori
31
pengajaran, khusunya yang berkenaan dengan teori pengajaran. Disamping itu sistem pendidikan disekolah dan sistem pendidikan nasional akan mewarnai pembaharuan pendidikan, khususnya pembaharuan dalam proses belajar mengajar. 2. Beberapa metode Pengajaran Alquran a. Metode Bagdadiyah Metode bagdadiyah sering disebut juga dengan metode eja. Metode ini telah memperkaya khasanah budaya bangsa, terutama dalam pembentukan watak Islami di Indonesia. Keberadaannya di negri ini diperkirakan lebih dari satu abad yang lampau. Oleh karena itu keberhasilan dan popularitasnya lebih merata. Akan tetapi kita belum menemukan referensi siapa tokoh pencetusnya. Begitu pula proses masuk dan berkembangnya di Indonesia tidak jelas. Barangkali penemunya adalah seorang ahli dalam agama Islam menisbahkan namanya pada kota Bagdad. Kota yang mengingatkan kita kepada Dja’far Al-Mansyur yang didirikan pada tahun 762, ibu kota Daulat Abbasiyah ini adalah pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan terkenal di dunia pada saat itu. Pada tahun 1937 M, ada seorang yang terkenal di bidang ilmu hitung dan belakangan ia memusatkan perhatiannya pada agama Islam. Khusus bidang teologi ia berguru kepada Abu Ishak Al Isfarani, namanya Abu Mansur Abdul Qafir Baghdadi.
32
Metode baghdadiyah sebagai satu metode pengajaran membaca Alquran membuat sekuensi bahan atau materi pelajaran. Secara didaktis materi-materi diurutkan mulai yang konkrit ke abstrak, dari yang mudah kepada yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci(khusus). Pembagian sekuensi tersebut dapat diketahui pada setiap langkah yang harus dikuasai oleh siswa.secara garis besar, metode baghdadiyah memerlukan tujuh belas langkah, tiga puluh huruf hijaiyah selalu ditampilkan secara utuh dalam setiap langkah. Seolah-olah sejumlah huruf tersebut menjadi tema sentral dengan berbagai variasi, paling tidak ada dua bentuk variasi. Pertama, variasi dari segi bunyi atau vocal yang bertumpu pada syakal fathah, kasroh, dhommah, tanwin serta sukun. Sedangkan variasi yang kedua pada bentuk huruf, dan gaya penulisannya. Paragraph baru baik variasi pertama maupun kedua masing-masing menimbulkan rasa estetis bagi siswa karena bunyinya yang bersajak. Indah dilihat karena penulisanhuruf yang sama bentuknya. Variasi-variasi ini tentu mempunyai tujuan. Diantaranya sebagai alat untuk menumbuhkan minat, menghindarkan kejenuhan dan memutuskan perhatian siswa pada materi pelajaran. Oleh sebab itu, metode bagdadiyah ini dapat digunakan untuk mengajarkan membaca Alquran terhadap siswa baik klasikal, kelompok maupun individual. Kelebihan dan kekurangan metode bagdadiyah : 1) Metode bagdadiyah mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: 33
a) Bahan atau materi peljaran disusun secara sekensif. b) Tiga puluh huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema sentral. c) Pola bunyi dan susuan huruf atau wazan disusun secara rapi. d) Keterampilan mengeja yang dikembangkan merupaka daya tarik tersendiri. e) Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah. 2) Metode bagdadiyah mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya: a) Metode bagdadiyah yang sebenarnya (asli) sulit diketahui, karena sudah ada ditemukan metode bagdadiyah yang mengalami beberapa modifikasi kecil. b) Penyajian bahan terkesan menjenuhkan. c) Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengamatan siswa. d) Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Alquran (Depag, 1994:75-76). b. Metode Qiro’ati 1) Metode Metode pengajaran Alquran qiro’ati adalah sebagai berikut: a) Pengajarannya dapat digunakan secara klasikal dan individual. b) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri (semacam CBSA). c) Siswa membaca tanpa mengeja.
34
d) Sejak permulaan belajar siswa ditekankan untuk membaca yang tepat dan cepat. 2) Tujuan, Target dan Materi Bacaan Qiro’ati Tersusunnya buku qiro’ati bertujuan agar siswa mampu membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka materi bacaan qiro’ati (Depag, 1994:103-104). c. Metode iqro’ 1) Tujuan dan Target Bertujuan memberikan bekal dasar kepada siswa agar menjadi generasi yang cinta dan memahami Alquran, meliputi : a) Siswa dapat membaca Alquran dengan lancer dan benar. b) Siswa hafal beberapa surat pendek, ayat-ayat pilihan, doa-doa pilihan. c) Siswa dapat menulis huruf Alquran dapat melakukan shalat dengan baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang islami. 2) Sistem dan metode a) Privat (individual) b) Klasikal Dari pemaparan metode-metode di atas, penulis memilih metode iqro’, karena tepat digunakan sebagai metode membaca Alquran pada mata pelajaran BTA dengan tujuan melalui metode iqro’ motivasi dan prestasi membaca Alquran siswa kelas III MI
35
Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang dapat meningkat (Depag, 1994:129-130). 3. Metode Iqro’ a. Sejarah Penyusunan Metode Iqro’ Metode Iqro’ disusun oleh Ustadz As’ad Humam. Beliau lahir di Kotagede Yogyakarta pada tahun 1933, beliau putra dari H. Humam seorang guru agama yang aktif berdakwah dari desa ke desa. Prolog panyusunannya memakan waktu yang cukup panjang. Diawali pada tahun 1950, ustadz As’ad Humam yang waktu itu masih usia SMP, sudah aktif mengajar mengaji membaca Alquran untuk anank-anak di lingkungannya. Pada waktu itu beliau masih mempergunakan pola pengajaran lama, yaitu dengan kaidah “Baghdadiyah” atau yang lebih dikenal dengan istilah “Turutan”. Cara mengajarkannya adalah: 1) Mula-mula diajarkan nama-nama huruf hijaiyah menurut tertib kaidah Baghdadiyah, yaitu dimulai dari huruf alif sampai ya’. 2) Kemudian diajarkan tanda-tanda baca (harokat) sekaligus bunyi bacaannya. Dalam hal ini anak dituntun bacaannya secara pelan-pelan dan diurai/dieja. 3) Setelah anak-anak mempelajari huruf hijaiyah dengan cara-cara bacaannya dimulai dari surat An-Naas sampai surat An-Naba’. Cara-cara ini sepertinya tidak memuaskan hati beliau, karena dinilainya terlalu lambat dalam mengantarkan anak bisa membaca Alquran, yaitu selama 2-3 tahun.
36
Ketidak puasan hatinya itulah yang kemudian mendorong beliau mencari dan terus mencoba berbagai sistem dan metode yang ada, beliau mencoba memodifikasi cara mengajarkan kaidah Baghdadiyah, dimana tidak lagi mengeja dengan pola lama tetapi dicoba dengan pola yang baru dengan cara mencari padanan huruf-huruf hijaiyah dengan huruf-huruf latin. Dengan menggunakan metode ini ternyata cukup memuaskan hasilnya, akan tetapi belum seperti yang diharapkan dan metode ini beliau gunakan sampai tahun 1970-an. Barulah sekitar tahun 1970-an, beliau mendapatkan buku “Qiro’ati” yang disusun oleh ustadz Dahlan Salim dari Semarang, yang prinsip-prinsip pengajarannya hampir sama dengan tulisan Prof. Mahmud Yunus dan telah tersusun dalam tuntunan-tuntunan pengajaran yang lebih sistematis dan lengkap. Bersamaan dengan itu, beliau bertemu dengan sejumlah anak-anak muda yang mempunyai keterpanggilan yang sama dalam memikirkan problema pengajaran membaca Alquran ini. Anak-anak muda tersebut terhimpun dalam satu wadah yang diberi nama “Team Tadarus Muda Masjid dan Musholla Yogyakata” atau bisa disingkat dengan “Team Tadarus AMM”, dengan pusat kesekretariatannya di Musholla Baiturrahman Selokraman Kotagede Yogyakarta. Demikianlah bersama team tadarus AMM ini beliau untuk beberapa
tahun
menggerakkan
37
pengajian
anak-anak
dengan
menggunakan buku Qiro’ati tersebut. Namun dari pengalaman menggunakan buku Qiro’ati ini, masih banyak ditemui beberapa kelemahan mendasar yang perlu disempurnakan. Untuk itu dengan didukung oleh masukan-masukan dari team dari AMM yang beliau asuh, serta dikuatkan dengan hasil studi banding ke berbagai lembaga pengajaran/pesantren Alquran yang ada, maka disusunlah buku iqro’ ini. Jadi buku iqro’ ini bukanlah disusun berdasarkan renungan saja, akan tetapi disusun berdasarkan pengalaman yang panjang dan praktik langsung di lapangan dari penyusunnya. Belajar dan mengajar membaca Alquran telah berjalan berabadabad lamanya, namun akhir-akhir ini dirasakan adanya kejemuan di kalangan masyarakat dalam mempelajari Alquran terutama belajar membaca pemula. Di lain pihak kemajuan teknologi mengharuskan umat Islam untuk berpacu meningkatkan pengetahuan agama terutama membaca Alquran dengan benar dan dalam waktu singkat, bervariasi bacaan dan tidak menjemukan. Salah satu upaya pengembangan metode pengajaran Alquran praktis yaitu dengan metode Iqro’. Metode Iqro’ disusun oleh ustadz As’ad Humam sekitar tahun 1983-1988. Iqro’ klasikal di sekolah (formal) adalah pengajaran Iqro’ di sekolah (formal) yang dilakukan secara klasikal. Untuk keperluan ini telah disiapkan alat peraga Iqro’ klassikal untuk guru, sedang murid
38
bisa menggunakan buku “Iqro’ Klassikal” atau “Iqro’” biasa sebagai bahan latihan. b. Sistematika Metode Iqro’ Metode iqro’ terdiri dari beberapa jilid buku, jilid-jilid tersebut disusun berdasarkan urutan dan tertib materi yang harus dilalui secara bertahap. Adapun isi dari masing-masing jilid tersebut adalah : 1) Iqro’ jilid 1 Jilid satu dengan sampul berwarna merah. Pelajaran pada jilid 1 ini seluruhnya berisi pengenalan bunyi huruf-huruf tunggal berharokat fathah. 2) Iqro’ jilid 2 Jilid 2, dengan sampul berwarna hijau, merupakan kelanjutan jilid 1. Kalau pada jilid 1 anak baru dikenalkan dengan bunyi huruf-huruf tunggal berharokat fathah, maka pada jilid 2 ini diperkenalkan dengan bunyi huruf-huruf bersambung berharokat fathah. Baik huruf sambung di awal, di tengah maupun di akhir kata. Target yang ingin dicapai oleh jilid 2 ini adalah: a) Meningkatkan kefasihan membaca bunyi huruf. b) Anak bisa membaca huruf-huruf sambung. c) Anak bisa membedakan bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri.
39
3) Iqro’ jilid 3 Pada jilid 2 belum diperkenalkan bacaan-bacaan selain harokat fathah. Barulah pada awal jilid 3 ini, kepada anak diperkenalkan bacaan kasroh. Karena anak telah mampu membedakan bentuk-bentuk huruf bersambung, maka pengenalan bacaan kasroh ini langsung huruf tunggal dan huruf sambung sekaligus. Ada 4 target baru yang tercantum dalam jilid 3 ini, yaitu: a) Anak mengenal bacaan kasroh, kasroh panjang karena diikuti ya’ sukun dan ka-sroh panjang karena berdiri. b) Anak mengenal bacaan dlommah, dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dan dlommah panjang karena terbalik. c) Anak sudah mengenal nama tanda baca fathah, kasroh, dlommah dan sukun. d) Anak sudah mengenal nama-nama huruf alif, ya’ dan wawu. 4) Iqro’ jilid 4 Pelajaran pada jilid 4 ini diawali dengan bacaan fathah tanwin, kasroh tanwin, dlommah tanwin, bunyi ya’ sukun dan wawu sukun yang jatuh setelah harokat fathah, mim sukun, nun sukun, qolqolah, dan hurufhuruf hijaiyah lainnya yang berharokat sukun. Pada jilid 4 ini, anak sudah diperkenalkan dengan nama-nama semua huruf hijaiyah dan nama-nama tanda bacanya.
40
5) Iqro’ jilid 5 Isi materi jilid 5 ini sudah semakin komplek, antara lain secara berturut-turut diperkenalkan kepada anak: a) Cara baca alif lam qomariyyah. b) Cara baca akhir ayat atau tanda waqof. c) Cara baca mad far’i. d) Cara baca alif lam syamsiyah. e) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idghom bighunnah. f) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idghom bilaghunnah. 6) Iqro’ jilid 6 Jilid 6 ini berisi pokok-pokok pelajaran: a) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf idghom bighunnah. b) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf iqlab. c) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf ikhfa’. d) Cara baca dan pengenalan tanda-tanda waqof. e) Cara baca waqof pada beberapa huruf/kata yang musykilat. f) Cara baca huruf-huruf dalam fawatihussu
41
c. Prinsip-prinsip Metode Iqro’ 1) At-thoriqoh as-shoutiyah tidak dimulai dengan mengenalkan namanama hurufnya, tetapi langsung dibaca atau langsung diajarkan menurut bunyi suaranya. 2) Mengikuti prinsip tadarruj (berangsur-angsur) 3) Disusun dari yang kongkrit menuju yang abstrak 4) Dimulai dari yang mudah menuju yang sulit 5) Dimulai dari yang sederhana menuju yang komplek d. Kunci Sukses Metode Iqro’ 1) Prinsip CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) adalah suatu prinsip dalam pengajaran yang ditandai oleh diutamakannya “belajar” daripada “mengajar”. Dengan prinsip CBSA ini, dimaksudkan agar anak betulbetul mengerti dan bisa mengucapkan secara benar huruf-huruf yang tidak dipelajarinya itu, serta terhindar dari verbalis (Budiyanto, 2003:38). 2) Pengajaran berorientasi kepada tujuan, bukan kepada alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian, yang dipentingkan adalah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan, bukan alat untuk mencapai tujuan itu. 3) Pengajaran memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan watak/ tabi’at peserta didiknya (Budiyanto, 1995:22-24).
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran a. Lokasi penelitian Tempat Penelitian
: MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kecamatan Tengaran
Alamat Penelitian
Kabupaten Semarang
: Dusun Ngesrep Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang
Mata pelajaran
: Baca tulis Alquran (BTA)
Materi Pokok
: Bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif, mengenal bacaan kasroh pendek dan
panjang
yang
diikuti
ya’
sukun,
mengenal bacaan dlummah panjang karena diikuti wawu mati atau Mad Thabi’i dan penyambungan huruf (Iqro’ 3). Kelas/Semester
: III/I
b. Keadaan Guru MI Tahdhibul Banin Ngesrep Guru MI Tahdhibul Banin Tegalrejo semuanya berjumlah 7 orang, terdiri dari 3 orang guru putra, 4 orang guru putri. Disamping mengajar masing-masing guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
43
Tabel 3.1 Data Guru MI Tahdhibul Banin Ngesrep No
Nama
Ijazah / Jurusan
Jabatan
1.
Pebru Ahmad S, S.PdI
SI PAI
Kepala Sekolah
2.
Parmi, S.PdI
SI PAI
Guru Kelas I
3.
Mafiroh, S.PdI
SI PAI
Guru Kelas II
4.
Nur Said, S.PdI
SI PAI
Guru Kelas VI
5.
Irham B.S., A.Ma.
DII / PGK
Guru Kelas V dan Penjaskes
6.
Anif Munifah, A.Ma.
DII / PGK
Guru Kelas IV
7.
Fa’izah, A.Ma.
DII / PGK
Guru Kelas III
c. Keadaan siswa MI Tahdhibul Banin Ngesrep Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Tahdhibul Banin Ngesrep No
Kelas
1.
Siswa
Jumlah Siswa
Laki-laki
Perempuan
I
19
15
34
2.
II
6
6
12
3.
III
5
6
11
4.
IV
6
2
8
5.
V
8
2
10
6.
VI
3
6
9
JUMLAH
47
37
84
2. Waktu Penelitian a) Siklus I, tanggal 21 Nopember 2009 b) Siklus II, tanggal 28 Nopember 2009 c) Siklus III, tanggal 02 Desember 2009
44
3. Karakteristik Siswa Jumlah siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yang dijadikan subyek penelitian adalah 10 anak, terdiri dari 5 laki – laki dan 5 perempuan. Karakteristik siswa ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut: a. Usia siswa rata – rata 9 tahun. b. Latar belakang pendidikan orang tua atau keluarga sebagian besar berpendidikan rendah. c. Latar belakang ekonomi orang tua termasuk menengah kebawah dengan berprofesi sebagai petani dan buruh pabrik. d. Tingkat kemampuan siswa rata-rata sedang.
B. Deskripsi Pelaksanan Per Siklus Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing), dan refleksi (reflecting). Siklus 1 dilaksanakan pada hari sabtu, 21 Nopember 2009 dengan waktu pelaksanaan 2 jam pelajaran (2x35 menit). 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 a. Perencanaan (Planning) Dalam siklus 1 rencana pembelajaran yang dilakukan adalah melakukan pre test untuk siswa sebagai penjajagan kemampuan siswa (soal latihan terlampir) dengan materi pengenalan bacaan kasroh pada
45
huruf sambung dan membedakan bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri. Setelah itu, masuk pada kegiatan inti yaitu dengan menjelaskan materi tentang bacaan kasroh pada hurufhuruf sambung dan membedakan bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri. Materi disajikan semenarik mungkin dengan penggunaan alat peraga, guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal atau bersama-sama, sehingga dapat membangkitkan semangat dalam pembelajaran Baca Tulis Alquran. Kemudian dilakukan post test untuk mengetahui prestasi siswa sesudah pelaksanaan tindakan kelas. Setelah mengetahui hasilnya, penulis mengadakan perbaikan pembelajaran, Adapun tindakan yang direncanakan penulis adalah : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari sabtu tanggal 21 Nopember 2009 2) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas (RPP terlampir). 3) Menyiapkan alat peraga. 4) Membuat instrumen penelitian : a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan, perhatian dan kemampuan membaca alquran siswa.
46
b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas, yang dalam pengamatan dan pengisian oleh guru kelas V. c) Tes formatif (pre test dan post test) sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan
guru
dalam
mengajar
pada
mata
pelajaran
BTA.(terlampir). 5) Menyusun soal pre test dan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas. 6) Guru meminta bantuan guru lain untuk menjadi pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran. b. Pelaksanaan (Acting) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan prestasi membaca Alquran bagi siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang adalah sebagai berikut : 1) Pra pembelajaran Menyiapkan alat peraga berupa chart berisi materi bacaan kasroh pada huruf sambung dan bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri. 2) Kegiatan awal (20 menit) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan membuka pelajaran dengan do’a belajar
47
b) Presensensi c) Guru melakukan appersepsi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran : d) Anak-anak berapa jumlah huruf hijaiyah? e) Siapa yang tahu, ‘ain pada bacaan
dibaca panjang atau
pendek? f) Melaksanakan pre test dengan cara siswa membaca bergantian secara privat atau individual dengan disimak guru. 3) Kegiatan inti (30 menit) a) Guru menjelaskan tentang bacaan kasroh, cara menghubung huruf-huruf dan panjang pendeknya bacaan dengan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri. b) Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal atau bersama-sama. c) Guru meminta siswa untuk menulis untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing. d) Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi membaca huruf-huruf yang sudah disambung dan membedakan bacaan yang dibaca panjang atau pendek. 4) Kegiatan Akhir (20 menit) a) Guru membagikan soal post test, kemudian siswa maju kedepan untuk membaca bergantian dengan disimak guru.
48
b) Pembelajaran ditutup dengan do’a bersama dan salam. c. Pengamatan (Observasing) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan pada siswa dan pengamatan diri yaitu mencatat hal-hal yang terjadi pada saat tindakan berlangsung baik aktivitas siswa dan aktivitas guru sendiri dengan ditulis pada lembar pengamatan siswa dan guru. Untuk mengurangi kesubyektifan maka pengamatan penelitian dengan meminta tolong pada guru lain untuk mengamati yaitu guru kelas 5. Dalam observasi/pengamatan terhadap guru dengan bantuan guru lain, menggunakan lembar pengamatan dengan skala penilaiannya sebagai berikut : K = kurang = 41-60 C = cukup
= 61-80
B = baik
= 81-100
Adapun lembar pengamatan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Lembar Pengamatan Guru Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I No
Ketrampilan/
Indikator
Kemampuan
Penilaian
Guru 1 2
K
Perencanaan
1. Membuat RPP
Pembelajaran
2.Membuat media sesuai dengan materi ajar
Membuka
1.Melakukan persiapan siswa
Pelajaran
Skala
a. Do’a pembuka b. Mengabsen siswa c. Melakukan tatapan keseluruh siswa
49
C
B
d. Meminta
siswa
menyiapkan
buku
pelajaran 2.Melalui pelajaran a. Melakukan appersepsi b. Memberikan motivasi 3
Menyajikan
Menyajikan materi sesuai RPP
Materi Ajar 4
Ketepatan Menggunakan Media Pembelajaran
1.Media yang tersedia digunakan tanpa ada kesulitan 2.Media digunakan secara tepat, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 3.Dengan
penggunaan
media
dapat
memperjelas penyampaian materi. 5
Ketepatan Penerapan Metode
1.Metode yang dipilih mendukung keberhasilan PBM. 2.Metode yang dipilih efektif dan efisien. 3.Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas.
6
Pengelolaan
1. Memberi petunjuk dan penjelasan
Kelas
2. Berbicara sopan, wajar dan jelas 3. Menunjukkan sikap adil kepada seluruh siswa 4. Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik 5. Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar
7
Penguasaan
1. Materi diajarkan tepat waktu
Materi Ajar
2. Materi diajarkan sesuai tujuan 3. Materi diajarkan dengan lancar 4.Materi diajarkan dengan lancar
8
Sikap dan Kemampuan Berbahasa
1.Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar 2.Intonasi suara dilakukan dengan tepat sesuai situasi dan kondisi. 3.Posisi saat berbicara menghadap ke seluruh siswa.
50
4.Mampu menulis arab dengan baik dan benar 9
Pelaksanakan
1.Memberi pertanyaan secara lisan sesuai
Evaluasi
dengan tujuan pembelajaran
Pembelajaran
2. Melakukan pre test 3. Melakukan post test
10
Menutup
1. Membuat rangkuman secara singkat.
Pelajaran
2.Memberi penguatan terhadap materi yang sudah disampaikan
Jumlah Skor
2) Lembar Pengamatan Siswa Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No
Nama
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
Perhatian Siswa K
C
B
3) Lembar Hasil Pengamatan 51
Aspek yang Diamati Keaktifan Siswa K
C
B
Kelancaran Membaca Alquran K C B
Tabel 3.5 Lembar Hasil Pengamatan Siklus I No
Aspek yang Diamati
1
Mengembangkan kegiatan belajar mengajar
2
Ketepatan mengelola waktu Pengelolaan kelas
3 4 5
Melaksanakan evaluasi pembelajaran Menggunakan media
Hal-hal yang Mendukung Guru mempunyai inovasi dalam menyampaikan materi
Post test berjalan lancar
pembelajaran
6
Penguasaan materi
7
Ketepatan metode
8
Berbahasa dan menulis di papan tulis
9
Perhatian Siswa
10
Ketepatan melafalkan bacaan sesuai tajwid
11
Kelancaran membaca siswa
Guru dapat menyampaikan dengan baik, terarah sesuai tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran Menarik, sesuai dengan usia anak Bahasa dengan baik dan benar, intonasinya tepat, tulisan arab jelas Siswa antusias dalam pembelajaran
Masalah yang Muncul
Pengelolaan waktu kurang optimal Kurang maksimal, banyak siswa yang bermain sendiri Alat peraga kurang maksimal karena sebagian besar siswa belum punya buku iqro’
Masih banyak siswa yang belum tepat melafalkan bacaan sesuai tajwid Masih banyak siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar
d. Refleksi ( Reflecting) Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran, dan hasil perbandingan antara hasil nilai post test dengan nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus pertama ini,
peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 52
1) Pengelolaan waktu kurang optimal 2) Pengelolaan kelas kurang maksimal, banyak siswa yang bermain sendiri 3) Alat peraga kurang menarik, siswa belum mempunyai buku iqro’ 4) Ada beberapa siswa yang belum tepat melafalkan bacaan sesuai tajwid 5) Proses pembelajaran dilakukan dengan klasikal yaitu dengan menirukan guru secara bersama-sama, sehingga kemampuan siswa secara individu belum terlihat jelas. 6) Hasil dari tes formatif siklus 1 belum sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hal di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ke dua adalah : 1) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efisien 2) Guru lebih terampil mengelola kelas. 3) Pemilihan, pemanfaatan alat peraga dengan tepat dan pembagian buku iqro’ kepada semua siswa. 4) Siswa mendengarkan kemudian ditirukan secara bersama-sama dengan menggunakan media buku iqro’ jilid 3 5) Siswa yang bisa membaca dengan lancar menjadi tutor bagi teman yang belum mampu membaca.
53
6) Proses pembelajaran tetap dilakukan dengan klasikal yaitu dengan guru membaca, tetapi dengan menirukan guru, sehingga perhatian siswa lebih fokus pada kegiatan pembelajaran. 7) Skenario pembelajaran diperbaiki sehingga pemanfaatan waktu lebih terencana dan maksimal.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari sabtu tanggal 28 Nopember 2009 2) Merumuskan perbaikan hasil refleksi siklus I 3) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu: a) Siswa dapat mengenal tanda baca dlummah b) Siswa dapat membaca bacaan berharakat fathah c) Siswa dapat membaca bacaan dlummah panjang karena diikuti wawu sukun (bacaan mad thabi’i). d) Siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca pendek atau panjang. 4) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan di siklus I (RPP terlampir). 5) Menyiapkan alat pembelajaran, meliputi :
54
a) Buku sumber : Panduan metodologi buku Iqro’ halaman 11-12, buku Iqro’ jilid 3 halaman 19 b) Chart huruf hijaiyah bersambung c) Kartu prestasi siswa d) Penyediaan buku Iqro’ sejumlah banyakanya siswa 6) Membuat instrumen penelitian : a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang perhatian, melafalkan bacaan Alquran sesuai denga tajwid dan kemampuan membaca alquran dengan lancar. b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang ketepatan guru dalam menggunakan metode iqro’. c) Tes formatif (pre test dan post test) sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar pada mata pelajaran BTA.( Soal terlampir) 7) Menyusun soal pre test dan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas. 8) Guru meminta bantuan guru lain untuk menjadi pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II pada hakekatnya sama dengan tindakan siklus I. Perbedaannya terletak pada peningkatan tindakan perbaikan. Inti sasaran tindakan adalah meningkatkan prestasi membaca al-Qur’an bagi siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab.
55
Semarang. Target persentase perubahan yang diharapkan adalah lebih dari 50 % menuju ke arah yang lebih baik. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Pra Pembelajaran Menyiapkan alat pembelajaran berupa dan buku Iqro’. 2) Kegiatan Awal (20 menit) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan membuka pelajaran dengan do’a belajar b) Presensensi c) Guru melakukan appersepsi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran. d) Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk menjadi tutor bagi teman yang lain. e) Melaksanakan pre test dengan membaca bergantian secara privat atau individual dengan memberlakukan tutorial sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif. 3) Kegiatan Inti (30 menit) a) Guru menjelaskan cara menghubung huruf-huruf dan panjang pendeknya bacaan. b) Guru mengenalkan bacaan mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dengan menggunakan media yang sudah disiapkan.
56
c) Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal dilanjutkan dengan tanya jawab. d) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara acak untuk membaca bacaan yang ditunjuk guru. e) Guru meminta siswa untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing. f) Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi bacaan mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun. 4) Kegiatan Akhir (20 menit) a) Guru membagikan soal post test (soal terlampir) b) Pembelajaran ditutup dengan do’a bersama dan salam.
c. Pengamatan Dalam observasi atau pengamatan terhadap guru dengan bantuan guru lain, menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : K = kurang = 41-60 C = cukup
= 61-80
B = baik
= 81-10
1) Lembar Pengamatan Guru Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
57
dengan skala penilaiannya
No
Ketrampilan/
Skala
Kemampuan
Penilaian
Indikator
Guru
K
1 2
Perencanaan
1. Membuat RPP
Pembelajaran
2.Membuat media sesuai dengan materi ajar
Membuka
1.Melakukan persiapan siswa
Pelajaran
a. Do’a pembuka b.Mengabsen siswa c.Melakukan tatapan keseluruh siswa d.Meminta
siswa
menyiapkan
buku
pelajaran 2. Melalui pelajaran a. Melakukan appersepsi b. Memberikan motivasi 3
Menyajikan
Menyajikan materi sesuai RPP
Materi Ajar 4
Ketepatan Menggunakan Media Pembelajaran
1. Media yang tersedia digunakan tanpa ada kesulitan 2. Media digunakan secara tepat, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 3.Dengan
penggunaan
media
dapat
memperjelas penyampaian materi. 5
Ketepatan Penerapan Metode
1.Metode yang dipilih mendukung keberhasilan PBM. 2. Metode yang dipilih efektif dan efisien. 3. Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas.
6
Pengelolaan
1. Memberi petunjuk dan penjelasan
Kelas
2. Berbicara sopan, wajar dan jelas 3. Menunjukkan sikap adil kepada seluruh siswa 4.Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik
58
C
B
5.Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar 7
Penguasaan
1. Materi diajarkan tepat waktu
Materi Ajar
2. Materi diajarkan sesuai tujuan 3. Materi diajarkan dengan lancar 4.Materi diajarkan dengan lancar
8
Sikap dan
1.Menggunakan bahasa Indonesia dengan
Kemampuan
baik dan benar.
Berbahasa
2.Intonasi suara dilakukan dengan tepat sesuai situasi dan kondisi. 3.Posisi saat berbicara menghadap ke seluruh siswa. 4.Mampu menulis arab dengan baik dan benar.
9
Pelaksanakan
1.Memberi pertanyaan secara lisan sesuai
Evaluasi
dengan tujuan pembelajaran
Pembelajaran
2. Melakukan pre test 3. Melakukan post test
10
Menutup
1. Membuat rangkuman secara singkat.
Pelajaran
2.Memberi penguatan terhadap materi yang sudah disampaikan
Jumlah Skor
2) Lembar Pengamatan Siswa Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No
Nama
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
Perhatian siswa K
C
B
59
Aspek yang Diamati Ketepatan melafalkan bacaan sesuai tajwid K C B
Kelancaran membaca siswa K
C
B
7
G
8
H
9
I
10
J
3) Lembar Hasil Pengamatan Tabel 3.8 Lembar Hasil Pengamatan Siklus II No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Mengembangkan kegiatan belajar mengajar Ketepatan mengelola waktu Pengelolaan kelas Melaksanakan evaluasi pembelajaran Menggunakan media pembelajaran
6
Penguasaan materi
7
Ketepatan metode
8
Berbahasa dan menulis di papan tulis
9
Perhatian Siswa
10
Ketepatan melafalkan bacaan sesuai tajwid
11
Kelancaran membaca siswa
Hal-hal yang Mendukung Guru mempunyai inovasi dalam menyampaikan materi
Suasana kelas kondusif Post test berjalan lancar Alat peraga cukup maksimal karena siswa sudah mempunyai buku iqro’ Guru dapat menyampaikan dengan baik, terarah sesuai tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran Menarik, sesuai dengan usia anak Bahasa dengan baik dan benar, intonasinya tepat, tulisan arab jelas Siswa antusias dalam pembelajaran
Masalah yang Muncul
Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
Chart kurang menarik
Kurangnya peningkatan dalam melafalkan bacaan sesuai tajwid Masih ada beberpa siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar
d. Refleksi (Reflecting) Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode iqro’ dalam pemanfaatan media dan alat
60
peraga serta proses pembelajaran yang didalamnya menggunakan pendekatan individual dan klasikal, lebih konkretnya untuk mengetahui seberapa besar persentase perubahan prestasi membaca Alquran pada siklus II diperlukan adnya refleksi akan tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil dari siklus II ini sudah menunjukkan adanya perubahan, bertambahnya motivasi siswa untuk membaca Alquran di lingkungan rumah dengan menggunakan media buku iqro’. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan 2) Penggunaan media kurang menarik, yaitu Chart kurang menarik. 3) Kurangnya peningkatan dalam melafalkan bacaan sesuai tajwid 4) Masih ada beberapa siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar. Berdasarkan hasil di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ke III adalah : 1) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efisien 2) Pemilihan dan pembuatan media lebih diperbaiki, dibuat semenarik mungkin. 3) Dalam proses pembelajaran diperbanyak latihan mushafahah secara bergantian dengan bimbingan dan arahan guru.
61
4) Memberlakukan membaca iqra’ secara kontinue setiap pagi hari pada jam pembiasaan (sekitar 7 menit), dan pemberian format belajar mengaji dengan orang tua atau guru ngaji yang ada di masyarakat sebagai motivasi dan pengontrol bagi perkembangan siswa.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari rabu tanggal 2 Desember 2009 2) Merumuskan perbaikan hasil refleksi siklus II 3) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan di siklus II (RPP terlampir). 4) Menyiapkan alat peraga dan pendukung pembelajaran a) Chart huruf hijaiyah bersambung b) Hadiah 5) Membuat instrumen penelitian : a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang perhatian, melafalkan bacaan Alquran sesuai denga tajwid dan kemampuan membaca alquran dengan lancar. b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang ketepatan guru dalam menggunakan metode iqro’.
62
c) Tes formatif (pre test dan post test) sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar pada mata pelajaran BTA (soal terlampir). 6) Menyusun soal pre test dan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas. 7) Guru meminta bantuan guru lain untuk menjadi pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus III pada hakekatnya sama dengan tindakan siklus II. Perbedaannya terletak pada peningkatan tindakan perbaikan. Inti sasaran tindakan adalah meningkatkan prestasi membaca al-Qur’an bagi siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang. Target persentase perubahan yang diharapkan adalah lebih dari 50 % menuju ke arah yang lebih baik. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Pra Pembelajaran Menyiapkan alat pembelajaran berupa buku BTA dan buku Iqro’. 2) Kegiatan Awal (20 menit) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan membuka pelajaran dengan do’a belajar b) Presensi
63
c) Guru melakukan appersepsi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran. d) Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk menjadi tutor bagi teman yang lain. e) Melaksanakan pre test dengan membaca bergantian secara privat atau individual dengan memberlakukan tutorial sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif.
3) Kegiatan Inti (30 menit) a) Guru menjelaskan cara menghubung huruf-huruf dan panjang pendeknya bacaan. b) Guru mengenalkan bacaan yang berharakat fathah karena diikuti alif, kasroh panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasroh panjang karena berdiri, mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dengan menggunakan media yang sudah disiapkan. c) Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal dilanjutkan dengan tanya jawab. d) Guru meminta siswa untuk menulis untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing.
64
e) Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi bacaan yang berharakat fathah karena diikuti alif, kasroh panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasroh panjang karena berdiri, mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun. f) Guru menunjuk beberapa bacaan, siswa di minta menjawab dengan pemberian hadiah bagi jawaban yang benar. 4) Kegiatan Akhir (20 menit) a) Guru membagikan soal post test b) Pembelajaran ditutup dengan do’a bersama dan salam. c. Pengamatan Dalam observasi atau pengamatan terhadap guru dengan bantuan guru lain, menggunakan lembar pengamatan
dengan skala penilaiannya
sebagai berikut : K = kurang = 41-60 C = cukup
= 61-80
B = baik
= 81-100
1) Lembar Pengamatan Guru Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III No
Ketrampilan/
Skala
Kemampuan
Indikator
Guru
Penilaian
K
1
Perencanaan
1. Membuat RPP
65
C
B
2
Pembelajaran
2.Membuat media sesuai dengan materi ajar
Membuka
1. Melakukan persiapan siswa
Pelajaran
a.Do’a pembuka b.Mengabsen siswa c.Melakukan tatapan keseluruh siswa d.Meminta
siswa
menyiapkan
buku
pelajaran 2. Melalui pelajaran a.Melakukan appersepsi b.Memberikan motivasi 3
Menyajikan
Menyajikan materi sesuai RPP
Materi Ajar 4
Ketepatan Menggunakan Media Pembelajaran
1.Media yang tersedia digunakan tanpa ada kesulitan 2.Media digunakan secara tepat, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 3.Dengan
penggunaan
media
dapat
memperjelas penyampaian materi. 5
Ketepatan Penerapan Metode
1.Metode yang dipilih mendukung keberhasilan PBM. 2.Metode yang dipilih efektif dan efisien. 3.Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas.
6
Pengelolaan
1.Memberi petunjuk dan penjelasan
Kelas
2.Berbicara sopan, wajar dan jelas 3.Menunjukkan sikap adil kepada seluruh siswa 4.Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik 5.Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar
7
Penguasaan
1. Materi diajarkan tepat waktu
Materi Ajar
2. Materi diajarkan sesuai tujuan 3. Materi diajarkan dengan lancar 4. Materi diajarkan dengan lancar
8
Sikap dan
1.Menggunakan bahasa Indonesia dengan
66
Kemampuan
baik dan benar
Berbahasa
2.Intonasi suara dilakukan dengan tepat sesuai situasi dan kondisi. 3.Posisi saat berbicara menghadap ke seluruh siswa. 4.Mampu menulis arab dengan baik dan benar
9
Pelaksanakan
1.Memberi pertanyaan secara lisan sesuai
Evaluasi
dengan tujuan pembelajaran
Pembelajaran
2. Melakukan pre test 3. Melakukan post test
10
Menutup
1. Membuat rangkuman secara singkat.
Pelajaran
2.Memberi penguatan terhadap materi yang sudah disampaikan
Jumlah Skor
2) Lembar Pengamatan Siswa Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
No
Nama
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
Perhatian siswa K
C
B
3) Lembar Hasil Pengamatan
67
Aspek yang Diamati Ketepatan melafalkan bacaan sesuai tajwid K C B
Kelancaran membaca siswa K
C
B
Tabel 3.11 Lembar Hasil Pengamatan Siklus III No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Mengembangkan kegiatan belajar mengajar Ketepatan mengelola waktu Pengelolaan kelas Melaksanakan evaluasi pembelajaran Menggunakan media pembelajaran
6
Penguasaan materi
7
Ketepatan metode
8
Berbahasa dan menulis di papan tulis
9
Perhatian Siswa
10
Ketepatan melafalkan bacaan sesuai tajwid
11
Kelancaran membaca siswa
Hal-hal yang Mendukung
Masalah yang Muncul
Guru mempunyai inovasi dalam menyampaikan materi
Suasana kelas kondusif Post test berjalan lancar Alat peraga maksimal karena siswa sudah mempunyai buku iqro’, Chart menarik. Guru dapat menyampaikan dengan baik, terarah sesuai tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran Menarik, sesuai dengan usia anak Bahasa dengan baik dan benar, intonasinya tepat, tulisan arab jelas Siswa antusias dalam pembelajaran
Masih ada beberpa siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar
Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
Kurangnya peningkatan dalam melafalkan bacaan sesuai tajwid
d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus III ini, banyak peningkatan kebaikan dibanding pada siklus II dengan di dapatkan pengelolaan waktu sudah maksimal dan efisien, media lebih menarik sehingga siswa lebih antusias, pelafalan bacaan siswa sesuai tajwid mengalami peningkatan. Hanya saja, masih ada 1 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
68
Pada siklus III didapatkan bahwa metode Iqro’ tepat digunakan pada pelajaran baca tulis alquran. Pada siklus III semua siswa telah berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Iqro’. Motivasi dan prestasi pada materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru terjadi peningkatan dilihat dari indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) meningkatkan motivasi membaca Alquran dengan penerapan metode iqro’, dan (2) meningkatkan prestasi membaca Alquran siswa dengan penerapan metode iqro’. A. Hasil Penelitian 2. Prasiklus Metode yang digunakan pada pembelajaran BTA di MI Tahdhibul Banin sebelum diterapkannya metode iqro’ adalah metode baghdadiyah dan metode ceramah. Dari dokumentasi prasiklus diperoleh nilai murni siswa pada mata pelajaran BTA sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya metode iqro' . Dokumen nilai prasiklus diambil dari nilai ulangan harian sebelum penerapan metode iqro’, nilai ini murni hasil pembelajaran, nilai ini diambil belum diadakan pengayaan ataupun remidi. Adapun nilai patokan ketuntasan pembelajaran BTA menggunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep pada mata pelajaran BTA yaitu 65. Nilai hasil belajar pada pra siklus ini merupakan indikator motivasi siswa terhadap mata pelajaran BTA dalam aspek membaca Alquran sebelum diterapkannya metode iqro’ dalam pembelajaran BTA, yang hasilnya akan berpengaruh pada tingkat prestasi siswa.
70
Adapun nilai siswa dari pra siklus adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai Siswa pada Prasiklus No.
Nama Siswa
Nilai
1
A
45
2
B
46
3
C
33
4
D
45
5
E
65
6
F
57
7
G
55
8
H
30
9
I
41
10
J
55
Jumlah
472
Nilai rata-rata
47,2
3. Siklus I Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan pada siswa dan pengamatan diri yaitu mencatat hal-hal yang terjadi pada saat tindakan berlangsung
baik aktivitas siswa dan aktivitas guru sendiri
dengan ditulis pada lembar pengamatan siswa dan guru. Untuk mengurangi kesubyektifan maka pengamatan penelitian dengan meminta tolong pada guru lain untuk mengamati yaitu guru kelas 5. Dalam observasi/pengamatan
terhadap
guru
dengan
bantuan
guru
lain,
menggunakan lembar pengamatan. Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan siswa, guru serta hasil perbandingan antara hasil nilai pre test dengan nilai post test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
71
situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengelolaan waktu kurang optimal 2) Pengelolaan kelas kurang maksimal, banyak siswa yang bermain sendiri 3) Alat peraga kurang maksimal karena sebagian besar siswa belum punya buku iqro’ 4) Masih banyak siswa yang belum tepat melafalkan bacaan sesuai tajwid 5) Masih banyak siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar 6) Proses pembelajaran dilakukan dengan klasikal yaitu dengan menirukan guru secara bersama-sama, sehingga kemampuan siswa secara individu belum terlihat jelas. 7) Hasil dari tes formatif siklus 1 belum sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hal di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ke dua adalah : 1) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efisien 2) Guru lebih terampil mengelola kelas. 3) Pemilihan, pemanfaatan alat peraga dengan tepat dan pembagian buku iqro’ kepada semua siswa. 4) Siswa mendengarkan kemudian ditirukan secara bersama-sama dengan menggunakan media buku iqro’ jilid 3 5) Siswa yang bisa membaca dengan lancar menjadi tutor bagi teman yang belum mampu membaca.
72
6) Proses pembelajaran tetap dilakukan dengan klasikal yaitu dengan guru membaca, tetapi dengan menirukan guru, sehingga perhatian siswa lebih fokus pada kegiatan pembelajaran. 7) Skenario pembelajaran diperbaiki sehingga pemanfaatan waktu lebih terencana dan maksimal. Adapun nilai pre test dan nilai post test siswa dalam siklus I adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Nilai Siswa pada Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
45
53
2
B
46
58
3
C
35
46
4
D
53
61
5
E
66
69
6
F
56
65
7
G
49
62
8
H
32
46
9
I
43
57
10
J
52
64
Jumlah
477
581
Nilai rata-rata
47,7
58,1
Hasil observasi siswa menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode iqro’ pada mata pelajaran BTA, hal ini sebagai bukti adanya pengaruh tidaknya metode iqro’ terhadap motivasi anak dalam membaca Alquran.
73
Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.3 Perhatian Siswa pada Siklus I No.
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase
1.
Kurang
3
30%
2.
Cukup
3
30%
3.
Baik
4
40%
10
100%
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 30%. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 30%, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 40%. Tabel 4.4 Keaktifan Siswa pada Siklus I No.
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
4
40
2.
Cukup
5
50
3.
Baik
1
10
10
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 40%. Siswa yang cukup aktif sebesar 50%, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 10%. Tabel 4.5 Kelancaran Membaca Alquran pada Siklus I No.
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
4
40
2.
Cukup
4
40
3.
Baik
2
20
10
100
Jumlah
74
Kelancaran membaca Alquran siswa yang tergolong kurang pada siklus I sebesar 40%. Siswa yang cukup lancar dalam membaca Alquran sebesar 40%, sedangkan siswa yang telah membaca lancar sebesar 20%. 4. Siklus II Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
menilai
seluruh
kegiatan
pembelajaran dengan penerapan metode iqro’ dalam pemanfaatan media dan alat peraga serta proses pembelajaran yang didalamnya menggunakan pendekatan individual dan klasikal, lebih konkretnya untuk mengetahui seberapa besar persentase perubahan prestasi membaca Alquran pada siklus II diperlukan adnya refleksi akan tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil dari siklus II ini sudah menunjukkan adanya perubahan, bertambahnya motivasi siswa untuk membaca Alquran di lingkungan rumah dengan menggunakan media buku iqro’. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan 2) Penggunaan media kurang menarik, yaitu Chart kurang menarik. 3) Siswa kurang adanya peningkatan dalam
melafalkan bacaan sesuai
tajwid. 4) Masih ada beberapa siswa yang belum bisa membaca alquran dengan lancar.
75
Berdasarkan hal di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ke III adalah : 1) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efisien 2) Pemilihan dan pembuatan media lebih diperbaiki, dibuat semenarik mungkin. 3) Dalam proses pembelajaran diperbanyak latihan mushafahah secara bergantian dengan bimbingan dan arahan guru. 4) Memberlakukan membaca iqra’ secara kontinue setiap pagi hari pada jam pembiasaan (sekitar 7 menit), dan pemberian format belajar mengaji dengan orang tua atau guru ngaji yang ada di masyarakat sebagai motivasi dan pengontrol bagi perkembangan siswa. Tabel 4.6 Nilai Siswa pada Siklus II No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
55
62
2
B
53
67
3
C
48
54
4
D
53
70
5
E
66
74
6
F
61
71
7
G
59
66
8
H
48
53
9
I
55
64
10
J
64
70
Jumlah
562
651
Nilai rata-rata
56,2
65,1
Hasil observasi siswa menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode iqro’ pada mata pelajaran BTA, hal ini sebagai bukti 76
adanya pengaruh tidaknya metode iqro’ terhadap motivasi anak dalam membaca Alquran. Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhatian Siswa pada Siklus II No.
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
-
0
2.
Cukup
5
50
3.
Baik
5
50
10
100
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 0%. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 50%, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 50%. Artinya, perhatian siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.8 Keaktifan Siswa pada Siklus II No.
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
2
20
2.
Cukup
3
30
3.
Baik
5
50
10
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 20%. Siswa yang cukup aktif sebesar 30%, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 50%. Artinya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya.
77
Tabel 4.9 Kelancaran Membaca Alquran Siswa pada Siklus II No.
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
-
-
2.
Cukup
5
50
3.
Baik
5
50
10
100
Jumlah
Kelancaran membaca Alquran siswa yang tergolong kurang pada siklus II sebesar 0%. Siswa yang cukup lancar dalam membaca Alquran sebesar 50%, sedangkan siswa yang telah membaca lancar sebesar 50%. Artinya, kelancaran membaca anak lebih meningkat dari sebelumnya. 5. Siklus III Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran baik sioswa maupun guru pada siklus III ini, terjadi peningkatan yang cukup bagus, hambatan atau permasalahan yang muncul pada siklus I dan II sudah tidak terlihat pada siklus III ini, tetapi masih ada beberapa yang perlu ditingkatkan yaitu : 1) Alat peraga tidak harus berbentuk chart, dapat dibuat lebih bervariasi supaya siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. 2) Kartu prestasi selalu di isi sebagai pengontrol kelancaran membaca, kecapaian siswa dan ketertiban siswa dalam membaca iqro’. 3) Pemberian hadiah pada siswa yang berprestasi, yaitu bagi siswa yang naik jilid lebih cepat dari teman yang lain. Hal ini sebagai motivasi bagi siswa dalam pembelajaran BTA dengan metode iqro’
78
Adapun hasil pre test dan post test pada siklus III adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Nilai Siswa pada Siklus III No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
60
69
2
B
65
72
3
C
52
64
4
D
66
76
5
E
72
80
6
F
69
78
7
G
64
75
8
H
51
64
9
I
62
76
10
J
66
81
Jumlah
627
735
Nilai rata-rata
62,7
73,5
Hasil observasi siswa menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode iqro’ pada mata pelajaran BTA, hal ini sebagai bukti adanya pengaruh tidaknya metode iqro’ terhadap motivasi anak dalam membaca Alquran. Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.11 Perhatian Siswa pada Siklus III No.
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
-
0
2.
Cukup
2
20
3.
Baik
8
80
10
100
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 0%. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 20%, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan 79
menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 80%. Artinya, perhatian siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.12 Keaktifan Siswa pada Siklus III
No.
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
-
0
2.
Cukup
1
10
3.
Baik
9
90
10
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 0%. Siswa yang cukup aktif sebesar 10%, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode iqro’ yaitu sebesar 90%. Artinya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.13 Kelancaran Membaca Alquran Siswa pada Siklus III No.
Kelancaran Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Kurang
-
-
2.
Cukup
1
10
3.
Baik
90
90
10
100
Jumlah
Kelancaran membaca Alquran siswa yang tergolong kurang pada siklus III sebesar 0%. Siswa yang cukup lancar dalam membaca Alquran sebesar 10%, sedangkan siswa yang telah membaca lancar sebesar 90%. Artinya, kelancaran membaca anak lebih meningkat dari sebelumnya.
80
B. Pembahasan 1. Pra Siklus Prosentase nilai pra siklus siswa MI Tahdhibul Banin Ngesrep sebelum diterapkannya metode iqro’ adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Nilai Siswa Prasiklus No.
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
0 – 14
-
0
2.
15 – 24
-
0
3.
25 – 34
2
20%
4.
35 – 44
1
10%
5.
45 – 54
3
30%
6.
55 – 64
3
30%
7.
65 – 74
1
10%
8.
75 – 84
-
0
9.
85 – 100
-
0
10
100%
Jumlah
Data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang telah tuntas dengan KKM 65 sebanyak 1 siswa atau sebesar 10%. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 90% . Nilai rata-rata kelasnya adalah sebesar 47,2. 2. Siklus I Pada siklus I pengumpulan data menggunakan lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru dan tes formatif . Dari lembar observasi kegiatan siswa diperoleh data tentang perhatian siswa dalam menerima materi, keaktifan dalam proses pembelajaran dan kelancaran siswa dalam membaca Alquran . Sedangkan hasil tes lisan dilaksanakn pada pre test dan post test. Keaktifan dan perhatian siswa
81
merupakan indikator adanya motivasi dari faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu fator eksternal tersebut adalah pemilihan dan penggunaan metode yang tepat bagi siswa dan sesuai dengan materi, yang akan berpengaruh pada minat siswa, dan hal ini menjadi salah satu rumusan masalah pada penelitian ini. Keaktifan siswa sebagai usaha agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. oleh karena itu tiga aspek dari siswa yaitu nilai, perhatian dan keaktifan merupakan hal pokok yang menjadi sorotan dalam penelitian. Sedangkan observasi kegiatan guru untuk mengetahui aspek-aspek dari guru yang mempengaruhi pembelajaran. Tabel 4.15 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Pembahasannya No
Nama
Nilai Pre Test
Siswa
Nilai Post
Nilai
Beda
Test
Beda (D)
Kuadrat D²
1
A
45
53
-8
+64
2
B
46
58
-12
+144
3
C
35
46
-11
+121
4
D
53
61
-8
+64
5
E
66
69
-2
+4
6
F
56
65
-9
+81
7
G
49
62
-13
+169
8
H
32
46
-14
+196
9
I
43
57
-14
+196
10
J
52
64
-12
+144
477
581
-103
Jumlah
Rerata D = -103:10=10,3
82
1183
D
t= ΣD
2 ( ΣD ) −
2
N N ( N − 1)
10,3
t=
1183 −
(− 103)2
10 10(10 − 1)
t=
t=
t=
t=
t=
10,3 (10609) 1183 − 10 10(9 ) 10,3 1183 − 1060,9 90 10.3 122,1 90 10,3 1,36
10,3 1,17
t = 8,80 Hasil penghitungan diperoleh t hitung =8,80, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel.
83
Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebagai berikut : Tabel 4.16 Nilai Siswa dalam bentuk persentase pada Siklus I No.
Interval Nilai
Nilai Pre Tes
Persentase (%)
Post Tes
Persentase (%)
1.
0 – 14
-
-
-
-
2.
15 – 24
-
-
-
-
3.
25 – 34
1
10
-
-
4.
35 – 44
2
20
-
-
5.
45 – 54
5
50
2
20
6.
55 – 64
1
10
5
50
7.
65 – 74
1
10
3
30
8.
75 – 84
-
-
-
-
9.
85 – 100
-
-
-
-
10
100
10
100
Jumlah
Dari nilai pre tes diketahui bahwa hanya 1 siswa yang telah tuntas, masih ada 9 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Setelah diadakan pembelajaran siswa yang tuntas sebanyak 3 orang. Jadi, pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 30% dari nilai pre test siklus I. Rata-rata kelas pre tes adalah 47,7 sedangkan untuk post tesnya adalah 58,5. Jadi, peningkatan nilai pada siklus I adalah dari nilai pre test dan post test yaitu sebesar 10,8. Dalam siklus I ini siswa yang belum tuntas mencapai setengah lebih dari kelas, akan tetapi dibandingkan dengan prasiklus, pada siklus ini terjadi peningkatan, meskipun belum memenuhi kriteria ketuntasan yang baik yaitu sebesar 75 % dari semua siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep.
84
3. Siklus II Dalam siklus ini dari aspek guru juga mengalami peningkatan. Lembar observasi kegiatan guru diketahui bahwa guru dalam memberikan perintah dan mengatur presentasi siswa telah baik. Ketepatan dalam mengorganisir waktu dan kontrol terhadap suasana di kelas juga dalam kategori cukup baik. Tabel 4.17 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II dan Pembahasannya No
Nilai Pre Test
Nama Siswa
Nilai Post
Nilai
Beda
Test
Beda (D)
Kuadrat D²
1
A
55
62
-7
+49
2
B
53
67
-14
+196
3
C
48
54
-6
+36
4
D
53
70
-17
+289
5
E
66
74
-8
+64
6
F
61
71
-10
+100
7
G
59
66
-7
+49
8
H
48
53
-5
+25
9
I
55
64
-9
+49
10
J
64
70
-6
+36
562
651
-89
+893
Jumlah
Rerata D = -89:10= 8,9 D t= (ΣD )2 ΣD 2 − N N ( N − 1) t=
8,9 + 893 −
(− 89)2
10 10(10 − 1)
85
8,9
t=
893 −
(7921)
10 10(9 )
t=
t=
t=
t=
10,3 893 − 792,1 90 8,9 100,9 90 8,9 1,12
8,9 1,06
t = 8,40 Hasil penghitungan diperoleh t hitung =8,40, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebagai berikut :
Tabel 4.18 Nilai Siswa dalam bentuk persentase pada Siklus II No. Interval Nilai Nilai Pre Tes
Persentase (%)
Post Tes
Persentase (%)
1.
0 – 14
-
-
-
-
2.
15 – 24
-
-
-
-
3.
25 – 34
-
-
-
-
86
4.
35 – 44
-
-
-
-
5.
45 – 54
4
40
2
20
6.
55 – 64
4
50
2
20
7.
65 – 74
2
20
6
60
8.
75 – 84
-
-
-
-
9.
85 – 100
-
-
-
-
10
100
10
100
Jumlah
Dari nilai pre tes diketahui bahwa hanya 2 siswa (20%) yang telah tuntas, masih ada 8 siswa (80%) yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Setelah diadakan pembelajaran siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (60%). Jadi, pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 40% dari nilai pre test siklus II. Rata-rata kelas pre tes adalah 56,2 sedangkan untuk post tesnya adalah 65,1. Jadi, peningkatan nilai pada siklus II adalah dari nilai pre test dan post test yaitu sebesar 8,9.
4. Siklus III Tabel 4.19 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus III dan Pembahasannya No
Nama
Nilai Pre Test
Siswa
Nilai Post
Nilai
Beda
Test
Beda (D)
Kuadrat D²
1
A
60
69
-9
+81
2
B
65
72
-7
+49
3
C
52
64
-12
+144
4
D
66
76
-10
+100
5
E
72
80
-8
+64
6
F
69
78
-9
+81
7
G
64
75
-11
+121
8
H
51
64
-13
+169
9
I
62
76
-14
+196
10
J
66
81
-15
+225
627
735
-108
+1250
Jumlah
87
Rerata D = -108:10=10,8 D t= (ΣD )2 ΣD 2 − N N ( N − 1) t=
10,8 2 ( − 108) + 1250 −
10 10(10 − 1) 10,8
t=
1250 −
(11664)
10 10(9 )
t=
t=
t=
t=
10,8 1250 − 1166,4 90 10.8 83,6 90 10,8 0,93
10,8 0,96
t = 11,25 Hasil penghitungan diperoleh t hitung =11,25, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262.
88
Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebagai berikut : Tabel 4.20 Nilai Siswa dalam bentuk persentase pada Siklus III No.
Interval Nilai
Nilai Pre Tes
Persentase (%)
Post Tes
Persentase (%)
1.
0 – 14
-
-
-
-
2.
15 – 24
-
-
-
-
3.
25 – 34
-
-
-
-
4.
35 – 44
-
-
-
-
5.
45 – 54
2
20
-
-
6.
55 – 64
2
20
2
20
7.
65 – 74
6
60
2
20
8.
75 – 84
-
-
6
60
9.
85 – 100
-
-
-
-
10
100
10
100
Jumlah
Nilai rata-rata pre test adalah 62,7 dan nilai post test adalah 73,5, Jadi kenaikan antara pre test dan post test adalah sebesar 10,8.. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 1 siswa atau sebesar 10%. Dan siswa yang mendapatkan nilai di atas 65 sebanyak 9 siswa atau 90%. Artinya pada siklus III siswa yang tuntas mengalami peningkatan. Pada siklus III ketuntasan siswa lebih dari 75%.
89
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Belajar Membaca Alquran sejak usia dini dengan membaca huruf demi huruf samai lancar membacanya merupakan tahap dasar yang paling tepat, sebab pada usia-usia masih belia daya ingat seorang ank masih kuat. Selain itu, karakter anak masih relatif lunak untuk dibentuk, adapun peningkatan kualitas membaca Alquran dalm mata pelajaran baca tulis alquran dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pengajarannya dengan peningkatan pengetahuan tentang merancang metode pembelajaran yang efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Untuk menghindari pembelajaran pasif terus berkembang, metode iqro, dapat dipilih sebagai metode untuk mengajarkan membaca Alquran pada mata pelajaran baca tulis Alquran. Metode iqro’ menggunakan prinsip langsung membaca atau melafalkan huruf tanpa dieja. Ditinjau dari segi psikologi belajar, hal ini lebih mudah bagi anak-anak, dikarenakan proses berfikirnya lebih sederhana, lebih singkat dan mengurangi verbalisme. Oleh karena itu, dengan metode iqro’ diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar membaca Alquran. Metode iqro’ mempunyai prinsip pengajaran berangsur-angsur, bertahap tanpa ada perasaan tertekan dalam diri siswa, sehingga akan tumbuh perasaan sense of success. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kec. Tengaran Kab. Semarang menunjukkan bahwa :
90
1. Metode iqro’ dapat meningkatkan motivasi membaca Alquran pada mata pelajaran baca tulis Alquran pada siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada tiga tingkatan yaitu siklus I, II dan III dengan menggunakan lembar pangamatan siswa dalam pembelajaran mengenai aspek perhatian, keaktifan dan kelancaran membaca siswa mengalami peningkatan persentase antar siklus, yaitu pada siklus I, aspek perhatian siswa dalam kategori baik sebesar 40%, keaktifan siswa dalam kategori baik sebesar 10%, dan pada aspek kelancaran membaca Alquran sebesar 20%. Pada siklus II, aspek perhatian siswa dalam kategori baik sebesar 50%, keaktifan siswa dalam kategori baik sebesar 50%, dan pada aspek kelancaran membaca Alquran sebesar 50%. Pada siklus III, aspek perhatian siswa dalam kategori baik sebesar 80%, keaktifan siswa dalam kategori baik sebesar 90%, dan pada aspek kelancaran membaca Alquran sebesar 90%. 2. Prestasi siswa dalam membaca Alquran dengan menggunakan metode Iqro’ mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada tiga tingkatan yaitu siklus I, II dan III yang menghasilkan nilai pre test dan post test mengalami peningkatan. Pada siklus I Hasil penghitungan diperoleh t hitung =8,80, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai
91
rata-rata pre test yaitu 47,70 sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 58,10, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 10,40. Pada siklus II hasil penghitungan diperoleh t hitung =8,40, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai rata-rata pre test yaitu 56,20 sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 65,10, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 8,90. Pada siklus III hasil penghitungan diperoleh t hitung =11,25, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 9; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,262. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai rata-rata pre test yaitu 62,70, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 73,50, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 10,80. Adapun pada siklus III sudah tidak ditemukan kesulitan-kesulitan seperti yang terjadi pada proses pembelajarn sebelumnya dan siswa sudah dapat membaca Alquran dengan baik dan benar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode iqro’ dapat meningkatkan motivasi dan prestasi membaca Alquran pada siswa kelas III MI Tahdhibul Banin Ngesrep Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
92
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran, antara lain: 1. Bagi Guru a. Guru lebih cermat dalam memilih dan menggunakan metode yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran. b. Guru menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. c. Guru membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami, memotivasi peserta didik dalam pembelajaran dan menanamkan pada peserta didik bahwa membaca Alquran itu mudah. d. Guru dalam melakukan proses pembelajaran alangkah baiknya dapat mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. e. Guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. f. Guru memberi tauladan yang baik bagi peserta didiknya, baik dalam perilaku, ucapan, perbuatan dan disiplin diri. 2. Bagi Siswa a. Siswa bisa lebih aktif dan produktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Siswa lebih sering berlatih membaca Alquran.
93
3. Bagi Sekolah a. Sekolah memberikan sarana dan prasarana yang cukup memadai agar hasil belajar siswa bisa meningkat. b. Sekolah berperan aktif dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihanpelatihan dan mengadakan studi banding di sekolah-sekolah yang dirasa lebih unggul, hal ini sebagai bekal keilmuan guru dalam perkembangan pembelajaran.
94
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Fahmi. 2008. Keutamaan Membaca Al Qur’an. Jakarta: CV. Artha Rivera. Arikunto Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika. Budiyanto, M. 1995. Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqro’. Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan. Budiyanto, M, dkk. 2003. Ringkasan Pedoman Pengelolaan, Pembinaan, dan Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis Mamahami, Mengamalkan dan Memasyarakatkan AlQuran. Yogyakarta: Balai Litbang Tim Tadarus AMM. Departemen Agama Republik Indonesia. 1994. Metode-Metode Membaca Alquran di Sekolah Umum. Jakarta:Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Farid, Moh. 1994. Ulasan terhadap Kaidah Baghadadiyah sebagai suatu Metode Pengajaran Membaca Al Qur’an Tingkat Awal. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Karo-karo, Ulihbukit. 1975. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara. Mahmud, M, Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFE. Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al Qur’an 10 Bulan Khatam. Yogyakarta: Idea Press. Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, M, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remadja Karya. Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Soejono. 1990. Didaktik Metodik Umum. Bandung: Bina Karya.
95
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Surakhmad, Winarno. 1995. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. 2006. Bandung: PT Citra Umbara. Usman, M. Basirudin. 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
96
Lampiran 1 SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Baca Tulis Alquran
Kelas/Semester
: III/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Bacaan mad thobi’i
Standar Kompetensi
: Memahami bacaan kasroh pada huruf-huruf sambung dan membedakan bacaan pendek dan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri
KOMPETENSI DASAR : 1. Mengetahui bacaan kasroh 2. Memahami cara membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif dan fathah berdiri INDIKATOR : 1. Siswa dapat membaca bacaan kasroh 2. Siswa dapat membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif 3. Siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan yang berkasroh 2. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif sukun 97
3. Melalui demonstrasi siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
II. Materi Ajar 1. Pengenalan bacaan kasroh 2. Menjelaskan bacaan fathah panjang karena diikuti alif 3. Membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
III. Metode Pembelajaran 1. Iqro’ 2. Demonstransi 3. Drill
IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (20 menit) 1. Berdo’a 2. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dengan memberikan beberapa pertanyaan g) Anak-anak berapa jumlah huruf hijaiyah? h) Siapa yang tahu, ‘ain pada bacaan 3. Pre test (terlampir)
98
dibaca panjang atau pendek?
B. Kegiatan Inti (30 menit) a) Guru menjelaskan tentang bacaan kasroh, cara menghubung huruf-huruf dan panjang pendeknya bacaan dengan panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri. b) Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal atau bersama-sama. c) Guru meminta siswa untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing. d) Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi membaca huruf-huruf yang sudah disambung dan membedakan bacaan yang dibaca panjang atau C. Kegiatan Akhir (20menit) 1. Post test (Soal terlampir) 2. Do’a/penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Chart , tulisan arab bersambung (sesuai iqro’3 halaman 5) 2. Sumber panduan : Buku prinsip metode iqro’, penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM, halaman 11. 3. Sumber Belajar: Buku iqro’ jilid III, Penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM , halaman 4-7 jilid 3.
99
VI. Penilaian A. Soal Lisan (pre test dan post test terlampir) B. Penilaian 1. Aspek sikap siswa
: 30
2. Aspek ketepatan membaca sesuai dengan tajwid : 30 3. Aspek kelancaran membaca dan makhroj Jumlah
: 40
+
: 100
Tegalrejo, 21 November 2009
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Pebru Ahmad Syaifuddin S.PdI
Fa’izah
100
Lampiran II SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Baca Tulis Alquran
Kelas/Semester
: III/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Bacaan mad thobi’i
Standar Kompetensi
: Memahami bacaan berharakat dlummah dan membaca bacaan berharakat dlummah panjang karena diikuti wawu sukun (bacaan mad thabi’i)
KOMPETENSI DASAR : 1. Mengenal tanda baca dlummah 2. Memahami cara membaca bacaan berharakat dlummah panjang karena diikuti wawu sukun (bacaan mad thabi’i) INDIKATOR : 1. Siswa dapat mengenal tanda baca dlummah 2. Siswa dapat membaca bacaan dlummah panjang karena diikuti wawu sukun (bacaan mad thabi’i) 4. Siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
101
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan dlummah 2. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan dlummah panjang karena diikuti wawu sukun (bacaan mad thabi’i) 3. Melalui demonstrasi siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
II. Materi Ajar 1. Pengenalan bacaan dlummah 2.Menjelaskan bacaan\ dlummah panjang karena diikuti wawu sukun 3.Membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
III. Metode Pembelajaran 1. Iqro’ 2. Demonstransi 3. Drill
IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (20 menit) 1. Berdo’a 2. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya 3.Pre test (terlampir)
102
B. Kegiatan Inti (30 menit) 1. Guru menjelaskan cara menghubung huruf-huruf dan panjang pendeknya bacaan. 2. Guru mengenalkan bacaan mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dengan menggunakan media yang sudah disiapkan. 3. Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal dilanjutkan dengan tanya jawab. 4. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara acak untuk membaca bacaan yang ditunjuk guru. 5. Guru meminta siswa untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing. 6. Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi bacaan mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun. C. Kegiatan Akhir (20menit) 1. Post test (soal terlampir) 2. Do’a/penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Chart , tulisan arab bersambung (sesuai iqro’3 halaman 19)
103
2. Sumber panduan : Buku prinsip metode iqro’, penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM, halaman 11. 3. Sumber Belajar: Buku iqro’ jilid III, Penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM , halaman 16-20 jilid 3.
VI. Penilaian A. Soal Lisan (pre test dan post test terlampir) B. Penilaian 1. Aspek sikap siswa
: 30
2. Aspek ketepatan membaca sesuai dengan tajwid : 30 3. Aspek kelancaran membaca dan makhraj Jumlah
: 40 + : 100
Tegalrejo, 28 Nopember 2009 Mengetahui Kepala sekolah
Peneliti
Pebru Ahmad Syaifuddin, S.PdI
Fa’izah
104
Lampiran III SIKLUS III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Baca Tulis Alquran
Kelas/Semester
: III/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Bacaan mad thobi’i
Standar Kompetensi : Memahami bacaan yang berharakat fathah karena diikuti alif, kasroh panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasroh panjang karena berdiri, mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun. KOMPETENSI DASAR : 1. Memahami cara membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif 2. Mengetahui cara membaca bacaan berharakat kasroh di baca panjang karena diikuti ya’ sukun 3. Memahami cara membaca bacaan berharakat dlummah yang dibaca panjang karena diikuti wawu sukun. 4. Membedakan bacaan yang dibaca panjang atau pendek INDIKATOR : 1. Siswa dapat membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif 2. Siswa dapat membaca bacaan berharakat kasroh di baca panjang karena diikuti ya’ sukun 105
3. Siswa dapat membaca bacaan berharakat dlummah yang dibaca panjang karena diikuti wawu sukun. 4. Siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
1. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan fathah panjang karena diikuti alif 2. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca bacaan berharakat kasroh di baca panjang karena diikuti ya’ sukun 3. Melalui demonstrasi, siswa dapat bacaan berharakat dlummah yang dibaca panjang karena diikuti wawu sukun. 4. Melalui penjelasan guru, Siswa dapat membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
II. Materi Ajar 1. Pengenalan bacaan fathah panjang karena diikuti alif 2. Menjelaskan bacaan berharakat kasroh di baca panjang karena diikuti ya’ sukun 3. Menjelaskan bacaan berharakat dlummah yang dibaca panjang karena diikuti wawu sukun. 4. Membedakan bacaan yang dibaca panjang (mad thobi’i) dengan bacaan yang dibaca pendek (bukan mad thobi’i).
106
III. Metode Pembelajaran 1. Iqro’ 2. Demonstransi 3. Drill
IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (20 menit) 1. Berdo’a 2. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. 3. Pre test (terlampir) B. Kegiatan Inti (30 menit) 1. Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk menjadi tutor bagi teman yang lain. 2.
Guru menjelaskan tentang bacaan berharakat kasroh di baca panjang karena diikuti ya’ sukun
3. Guru mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dengan menggunakan media yang sudah disiapkan. 4. Guru mengenalkan bacaan yang berharakat fathah karena diikuti alif, dengan menggunakan media yang sudah disiapkan. 5. Guru mengulang-ulang bacaan pada media yang sudah disiapkan (alat peraga) yaitu guru membaca murid mendengarkan, kemudian siswa menirukan secara klasikal dilanjutkan dengan tanya jawab.
107
6. Guru meminta siswa untuk menulis untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan di buku masing-masing. 7. Guru memberikan kesimpulan sebagai penguatan akan materi bacaan yang berharakat fathah karena diikuti alif, kasroh panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasroh panjang karena berdiri, mengenalkan bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun. 8. Guru menunjuk beberapa bacaan, siswa di minta menjawab dengan pemberian hadiah bagi jawaban yang benar. 9. Guru meminta siswa untuk membaca Iqro’dengan memberlakukan tutorial (teman sebangku menyemak dan meneliti) sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif. C. Kegiatan Akhir (20menit) 1. Post test 2. Do’a/penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Chart , tulisan arab bersambung (sesuai iqro’3 halaman 25 ) 2. Sumber panduan : Buku prinsip metode iqro’, penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM, 26halaman . 3. Sumber Belajar: Buku iqro’ jilid III, Penerbit balai litbang LPTQ Nasional team AMM , halaman 24-27 jilid 3.
VI. Penilaian 1. Soal Lisan (pre test dan post test terlampir)
108
2. Penilaian 1. Aspek sikap siswa
: 30
2. Aspek ketepatan membaca sesuai dengan tajwid : 30 3. Aspek kelancaran membaca dan makhraj Jumlah
: 40 + : 100
Tegalrejo, 2 Desember 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Pebru Ahmad Syaifuddin
Fa’izah
109
Lampiran IV Soal Pre Test dan Post test Siklus I
110
Lampiran V Soal pre test dan post test Siklus II
111
Lampiran VI Soal Pre Test dan Post Test Siklus III
112
Lampiran VII Nilai Prasiklus (Dari nilai murni ulangan sebelum penerapan metode Iqro’)
No.
Nama Siswa
Nilai
1
A
45
2
B
46
3
C
33
4
D
45
5
E
65
6
F
57
7
G
55
8
H
30
9
I
41
10
J
55
Jumlah
472
113
Lampiran VIII Hasil Nilai Pre test dan Post Test Siswa pada Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
45
53
2
B
46
58
3
C
35
46
4
D
53
61
5
E
66
69
6
F
56
65
7
G
49
62
8
H
32
46
9
I
43
57
10
J
52
64
Jumlah
477
581
114
Lampiran IX Nilai Hasil Pre Test dan Post Test pada Siklus II
No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
55
62
2
B
53
67
3
C
48
54
4
D
53
70
5
E
66
74
6
F
61
71
7
G
59
66
8
H
48
53
9
I
55
64
10
J
64
70
562
651
Jumlah
115
Lampiran X Nilai Hasil Pre Test dan Post Test pada Siklus III
No.
Nama Siswa
Nilai pre test
Nilai post test
1
A
60
69
2
B
65
72
3
C
52
64
4
D
66
76
5
E
72
80
6
F
69
78
7
G
64
75
8
H
51
64
9
I
62
76
10
J
66
81
627
735
Jumlah
116