PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH TENTANG TATA CARA BERWUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 2 SDIT MUHAMADIYAH BANDONGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Penidikan Islam
Oleh Muryani NIM 11410021
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 telp.(0298) 373706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.go.id, Email :
[email protected] NOTA PENGESAHAN PEMBIMBING
Lamp : 3 Naskah Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama
: Muryani
NIM
: 11410021
Jurusan/Prodi
:Tarbiah/ Pendidikan Agama Islam
Judul
: Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Tentang Tata Cara Berwudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera diajukan untuk ujian munaqosah Wassalamu’alaikum Wr.Wb Salatiga, 13 Agustus 2012 Dosen Pembimbing
Dr. M. Zulfa, M.Ag NIP. 195204301977031001
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Muryani
NIM
: 11410021
Jurusan/Prodi :Tarbiah/ Pendidikan Agama Islam Unit Kerja
: SDIT Muhammadiyah Bandongan
Menerangkan bahwa sesungguhnya skripsi dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Tentang Cara Berwudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas 2 SDIT Muhammadiyah Bandongan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah asli karya saya yang merupakan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah saya lakukan pada Bulan April sampai dengan Mei 2012 di SDIT Muhammadiyah Bandongan. Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan secara hokum.
Bandongan,
Mei 2012
Yang membuat pernataan
Muryani NIM. 11410021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) 2. Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan / diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib ) 3. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan. 4. Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin )
PERSEMBAHAN 1. Untuk suamiku tercinta yang setia menemaniku 2. Untuk anak-anakku tersayang yang seelalu mendukungku 3. Untuk teman-temanku
ABSTRAK
Muryani. 2012. Peningkatan Prestasi Balajar Fiqih Tentang Tata Cara Bewudhu melalui metode demonstrasi Pada Siswa Kelas 2 SDIT Muhammadiyah Bandongan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing Drs. M Zulfa, M.Ag kata kunci
: prestasi belajar dan metode demonstrasi
Pelajaran fiqih merupakan salah satu aspek ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sangat penting untuk kehidupan individu maupun kehidupan bangsa, Negara, dan agama,dan untuk diketahui para peserta didik sekolah dasar agar mereka mengetahuinya sejak dini, khususnya berwudhu. Berdasarkan pengamatan selama ini, banyak kelemahan dalam pembelajaran fiqih dalam hal ini berwudhu lebih disebabkan karena faktor guru, yaitu para guru kurang mampu mengembangkan ketrampilan megajar yang dapat menarik peserta didik untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode demonstrasi untuk pembelajaran fiqih tentang tata cara wudhu pada peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan pada tahun ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar fiqih tentang tata cara berwudhu serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa yang telah diajar dengan metode demonstrasi Penelitian ini mengambil setting di SDIT Muhammadiyah Bandongan yang melibatkan 20 siswa kelas 2. Peneliti menggunakan 3 langkah pada penelitian ini : Pre Siklus, Siklus 1, dan siklus 2. Selain itu peneliti mengumpulkan data dengan observasi, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perhitungan kualitatif dan kuantitatif untuk menemukan hasilnya. Analisis datamenunjukan adanya perubahan sikap pada setiap langkah. Data menunjukan siswa kelas 2 SDIT Muhammadiyah Bandongan mengalami peningkatan prestasi belajar sebanyak 7,55 setelah diajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Rata-ratanya mencapai 77,35. Pada siklus dua, rata-rata kelasnya mencapai 85,1. Itu berarti telah terjadi peningkatan sebanyak 7,65. Selain itu, perubahan sikap juga tampak setelah mereka diajar dengan metode demonstrasi. Mereka menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran berwudhu. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa mengajar fiqih tentang tata cara berwudhu sangat berguna unuk meningkatkan prestasi belajar,
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kehadirat junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya serta seluruh pengikutnya. Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis. Akan tetapi, berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku, Dawamah dan Sarimin, semoga karya kecil ini sebagai bentuk bakti dan hormat kepada kalian. 2. Suamiku tercinta, Ahmad Mustari yang selalu setia mendampingiku. 3. Anak-anaku tersayang, Martuti Fatma Laila, Malita Nurul Asrifah, dan Noviyatul Magfiroh yang selalu membantuku. 4. Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga. 5. Drs. M. Zulfa, M.Ag selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah, atas segala bimbingan dan bantuan. 7. Ibu Ida Maya Sofa selaku Kepala SDIT Muhammadiyah Bandongan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 8. Bapak, Ibu guru dan Staf Karyawan SDIT Muhammmadiyah yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. 9. Murid-murid kelas 2 SDIT Muhammadiyah Bandongan yang telah banyak membantu terhadap proses penelitian penulis. Terima kasih atas segala partisipasi kalian semua. 10. Teman-teman Fakultas Tarbiyah dan semua pihak yang telah membantu dan ikut serta penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan bermanfaat. Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Meskipun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segala kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan kekhilafan didalam penyusunan skripsi ini. Kepada semua pihak yang mendapati ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, dengan rendah hati penulis mohon bimbingan demi kemajuan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho-Nya atas penyusunan dan penulisan skripsi ini, Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN…………………………
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………
v
ABSTRAK……………………………………………………………………..
vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
ix
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………….
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………
2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….
3
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……………….
3
E. Kegunaan Penelitian……………………………………………
5
F. Definisi Operasional…………………………………………….
6
G. Sistematika Pembahasan………………………………………..
9
KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar…………………………………………………….
11
a. Proses Belajar……………………………………………....
13
b. Fiqih………………………………………………………
15
c. Wudhu………………………………………………………
17
d. Metode Pebelajaran………………………………………… 20 BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN A. Seting Penelitian………………………………………………..
37
B. Subjek Penelitian………………………………………………..
37
C. Prosedur Penelitian……………………………………………..
37
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..
39
E. Teknik Analisis Data…………………………………………..
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………………………………………….
41
B. PEMBAHASAN………………………………………………
56
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………
63
B. Saran……………………………………………………………
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Hasil Pretes Diagnosa Awal .............................................................. 37
Tabel 2
Hasil Belajar Siswa Postes Siklus 1 ................................................... 41
Tabel 3
Hasil Observasi Peserta Didik Siklus 1 .............................................. 45
Tabel 4
Persentae Observasi Peserta Didik Siklus 1 ....................................... 46
Tabel 5
Hasil Belajar Siswa Postes Siklus 2 ................................................... 47
Tabel 6
Hasil Observasi Peserta Didik Siklus 2 .............................................. 50
Tabel 7
Persentase Observasi Peserta Didik Siklus 2 ...................................... 52
Tabel 8
Hasil Belajar Peserta Didik Pretes, Siklus 1, dan Siklus 2 .................. 53
Tabel 9
Hasil Peningkatan Pretes, Siklus 1, dan Siklus 2 ................................ 54
Tabel 10 Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2 ............................................... 56
DAFTAR DIAGRAM
Graphic I Hasil Pretes Siswa .................................................................................. 40 Graphic 2 Hasil Test Pada Siklus 1 .......................................................................... 44 Graphic 3 Hasil Postes Pada Siklus 2 ...................................................................... 49 Graphic 4 Grafik Peningkatan Pretes, Siklus 1, dan Siklus 2.................................... 55 Graphic 5 Perbandingan Nilai Pretes, Siklus 1 dan Siklus 2 ..................................... 57 Graphic 6 Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2 .................................................... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus .................................................................................................. 63 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ......................................... 65 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ......................................... 67 Lampiran 4 Hasil Pretes Siswa ................................................................................. 68 Lampiran 5 Hasil Belajar Siswa Postes Siklus 1 ...................................................... 70 Lampiran 6 Hasi Belajar Siswal Postes Siklus 2 ....................................................... 72 Lampiran 7 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus1 ................................................... 74 Lampiran 8 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus 2 .................................................. 76 Lampiran 9 Foto/ Dokumentasi ................................................................................ 78
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran fiqih merupakan salah satu aspek ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sangat penting untuk kehidupan individu maupun kehidupan bangsa, Negara, dan agama,dan untuk diketahui para peserta didik sekolah dasar agar mereka mengetahuinya sejak dini, khususnya berwudhu. Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah tampaknya bukan demikian, mata pelajaran fiqih bukanlah merupakan mata pelajaran yang menyenangkan, melainkan kurang menarik. Kondisi pembelajaran fiqih tersebut, ternyata juga terjadi di SDIT Muhamadiyah Kecamatan Bandongan. Kebanyakan pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang menarik, membosankan, dan para peserta didik cenderung meremehkan. Peneliti yang mengajar mata pelajaran ini secara jujur mengakui sekaligus menganggapnya sebagai sebuah tantangan. Berdasarkan pengamatan selama ini, banyak kelemahan dalam pembelajaran fiqih dalam hal ini sejarah kebudayaan islam lebih disebabkan karena faktor guru, yaitu para guru kurang mampu mengembangkan ketrampilan megajar yang dapat menarik peserta didik untukbelajar, dengan kata lain pembelajaran yang mereka lakukan masih bersifat konvensional, yaitu terbatas pada penyampaian serangkaian kata sejarah,sehingga kurang berhasilnya proses belajar mengajar fiqih. Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk memperbaiki pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan demikian penelitian ini merupakan
upaya untuk mengatasi kelemahan dalam pembelajaran fiqih, dengan upaya Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu tekhnik pembelajaran yang mampu meningkatkan pengetahuan fiqih bagi siswa kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tindakan kelas tentang “Peningkatkan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Fiqih Tentang Tata Cara Wudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Peserta Didik Kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan Pada Tahun Ajaran 2011/2012” B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah saya paparkan diatas, maka permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: a. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran fiqih berwudhu pada peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan semester 2 pada tahun pelajaran 2011/2012? b. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan semester 2 tahun pelajaran 2011/2012? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Mengetahui apakah medote demonstrasi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran fiqih berwudhu pada peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan semester 2 pada tahun pelajaran 2011/2012. b. Mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran fiqih berwudhu pada peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah penerapan metode Demostrasi dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II SDIT Muhamadiyah Bandongan Tahun Ajaran 2011/2012 Bandongan Magelang. 2. Indikator Keberhasilan Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagai tujuan yang hendak dicapai ketiga-tiganya harus nampak sebagai prestasi belajar siswa. Oleh karena itu ketiga aspek tersebut dipandang sebagai prestasi belajar dari proses pengajaran yang nampak dalam perubahan tingkah laku. Secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). (Sudjana, 2005: 49). Maka dari itu dalam proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berprestasi apabila tujuan intruksional tersebut dapat dicapai. Adapun indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berprestasi apabila: a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok ; b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan intruksional telah dapat dicapai siswa, baik secara individu maupun klasikal (Usman dan Setiawati, 1993:8) Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan juga untuk mengetahui
keberprestasian
mengajar,
guru
dapat
menggunakan
acuan
tingkat
keberprestasian sejalan dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan ketrampilan dasar tersebut nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) Mata pelajaran Fiqih kelas II SDIT Muhamadiyah Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012 adalah 6,0 sebanyak 75 % dari total jumlah siswa sebanyak 34 siswa, dengan demikian KKM dianggap terpenuhi apabila 26 siswa atau lebih mendapatkan nilai minimal 6,0. E. KEGUNAAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu: a. Meningkatkan mutu pembelajaran penilaian ini diharapkan akan memberikan peningkatan mutu pembelajaran fiqih tentang tata cara wudhu di sekolah b. Bagi guru, akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi dan mendapatkan tambahan wawasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. c.
Bagi siswa agar dapat memperoleh pembelajaran fiqih tentang cara berwudhu yang lebih menarik, menyenangkan, sehingga prestasi belajar meningkat serta dapat mencapai mutu pembelajaran pada kualitas yang lebih tinggi.
d. Bagi sekolah Dasar akan memberikan sambungan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengambil arti dan maksud istilah yang dipakai dalam judul tersebut, maka yang perlu ditegaskan tentang beberapa istilah yang dianggap penting. Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Prestasi Belajar Fiqih Peningkatan bisa diartikan suatu kemajuan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai mata pelajaran yang diberikan guru, baik itu kognitif, afektif atau psikomotorik, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi dan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu dari bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal dan memahami isi dari mata pelajaran fiqih. Jadi peningkatan prestasi belajar pelajaran fiqih dapat diartikan suatu kemajuan penguasaan pengetahuan yang dikembangkan yang ditunjukkan dengan tes hasil belajar pada mata pelajaran fiqih. 2. Metode Demonstrasi Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Depdiknas (2003) menurut Syaepul Sagala (2005:210) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata. Yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar yaitu metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu proses dengan peraturan yang benar.
Menurut Sudirman (1991:113), demonstrai adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan, metode ini baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode demontrasi : a. Kelebihan: 1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, dengan demikian dapat menghindarkan verbalisme. 2. Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari 3. Proses pelajaran akan lebih menarik 4. Siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri 5. Melalui metode ini dapat sajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain b. Kelemahannya Kelemahan metode ini antara lain : 1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif 2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu jam pelajaran lain.
G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka sistematika laporan dan pembahasannya telah disusun sebagai berikut: Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar informasi bagi peneliti untuk membahas berbagai gambaran singkat dan mencapai tujuan penulisan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua, merupakan bab kajian pustaka yang membahas tentang Hasil belajar, proses belajar, wudhu, metode pembelajaran, dan metode demonstrasi, hipotesis tindakan., Metode pembelajaran meliputi pengertian metode pembelajaran dan macam-macam metode pembelajaran. Metode demonstrasi berisi yang meliputi pengertian metode demonstrasi, beberapa petunjuk tentang metode demonstrasi, langkahlangkah menggunakan metode demonstrasi, pelaksanaan metode demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi, serta cara mengatasi kekurangan metode demonstrasi. Bab ketiga,
merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi: desain dan jenis penelitian, setting penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,dan analisis data.
Bab keempat, merupakan bab hasil penelitian beserta merupakan hasil pembahasan dalam penulisan skripsi ini, yakni berisi tentang hasil penelitian dari penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar fiqih tentang tatacara berwudhu Bab kelima,
merupakan bab penutup dari pembahasan dan penelitian dalam penulisan skripsi ini, yakni menyimpulkan hasil penelitian secara menyeluruh. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan saran sebagai perbaikan dari segala kekurangan dan disertai dengan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1.
Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2.
Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
2.
Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3.
Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
4.
Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
5.
Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
a. Proses Belajar Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain : 1.
Fase informasi (tahap penerimaan materi)
2.
Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
3.
Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
1.
Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
2.
Storage (tahap penyimpanan informasi)
3.
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Belajar, menurut Direktorat Pendidikan TK dan SD dalam Model Pembelajaran SD (2003) diartikan sebagai suatu proses perubahan positifkualitatif yang terjadi pada tingkah laku peserta didik sebagai subjek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, interaktif dan keatifitas yang telah dicapainya. Proses belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu : 1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain bakat, minat, motivasi, sikap, kecerdasan (meliputi kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional) serta latar belakang social ekonomi dan budaya. 2. Faktor eksternal, yaitu factor yang berasaldari luar siswa, meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran,/ alat peraga, pengorganisasian kelas, penguatan, iklim sosial dalam kelas, waktu yang tersedia, teknik dan system evaluasi, pandangan dan sikap guru terhadap siswa, upaya untuk menangani kesulitan siswa. b. Fiqih Fiqih atau fiqh (bahasa Arab: )ﮫﻘﻓadalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.Beberapa ulama fiqih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. Fiqih membahas tentang bagaimana cara beribadah, tentang prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam Islam, terdapat 4 mazhab dari Sunni, 1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari tentang fiqih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fiqih disebut Faqih. Dalam bahasa Arab, secara harfiah fiqih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqih secara terminologi yaitu fiqih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur’an dan Sunnah. Selain itu fiqih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar’iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah. Kata fiqih berarti paham yang mendalam. (2003). Fiqih menurut bahasa adalah pengetahuan, pemahaman, dan pengertian terhadap suatu cara yang mendalam. Sedangkan menurut istilah, fiqih adalah bagian dari ajaran islam yang berisi pembahasan hukum syara’ praktis yang digali dengan dalil yang terperinci Para ahli fiqih (fuqoha) berpendapat bahwa fiqih adalah mengetahui /menghafal hukum-hukum furu’ baik berdalil maupun tidak. Arti fiqih menurut fuqoha adalah mengetahui hukum syara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para mukhalaf yaitu wajib, sunat, haram, makrukh, dan mubah. (1997: 8) c. Wudhu 1. Pengertian Wudhu Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.
Wudhu menurut lughat (bahasa) artinya bersih dan indah. Sedangkan wudhu menurut syara’/ istilah adalah membasuh dan membersihkan anggota badan tertentudengan air serta dilakukan dengan cara tertentu pula untuk menghilangkan hadas kecil, di dalam rangka akan mengerjakan shalat. Ayat Al-Qur'an yang merupakan Dasar Kewajiban Wudhu berbunyi
’n<Î) öN ä3 tƒÏ‰ ÷ƒr&ur öN ä3 yd qã_ ãr (#qè=Å¡ øî $sù Ío4qn=¢Á 9$# ’n<Î) óO çFôJ è% #sŒÎ) (#þqãYtB#uä šú
:
ïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ
$Y6ãZã_ öN çGZä. b Î)ur 4Èû÷üt6÷ès3 ø9$# ’n<Î) öN à6 n=ã_ ö‘r&ur öN ä3 Å™ râäãÎ/ (#qßs |¡ øB$#ur È, Ïù#tyJ ø9$# ÷rr& ÅÝ Í¬!$tóø9$# z` ÏiB Nä3 YÏiB Ó‰ tn r& uä!%y` ÷rr& @xÿy™ 4’n?tã ÷rr& #ÓyÌ ó£D NçGYä. b Î)ur 4(#rã£g©Û $sù öN à6 Ïd qã_ âqÎ/ (#qßs |¡ øB$sù $Y6ÍhŠsÛ #Y‰ ‹Ïè|¹ (#qßJ £J u‹tFsù [ä!$tB (#r߉ ÅgrB öN n=sù uä!$|¡ ÏiY9$#ãM çGó¡ yJ »s9 öN ä.tÎdgsÜ ãŠÏ9 ߉ ƒÌム` Å3 »s9ur 8l tym ô` ÏiB Nà6 ø‹n=tæ Ÿ@ yèôf uŠÏ9 ª! $# ߉ ƒÌム$tB 4çm÷YÏiB Nä3 ƒÏ‰ ÷ƒr&ur šc
rãä3 ô± n@öN à6 ¯=yès9 öN ä3 ø‹n=tæ ¼çmtGyJ ÷èÏR §N ÏGãŠÏ9ur
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur ( Q.S Al Maidah : 6 ) 2. Rukun Wudhu Adapun yang termasuk dalam rukun-rukun wudhu ada 6 perkara, yaitu: 1) Niat
2) Membasuh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan hingga telinga kiri). 3) Membasuh kedua tangan sampai siku. 4) Mengusap sebagian rambut kepala. 5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. 6) Tertib 3. Sunah wudhu Sunah wudhu meliputi sebelas perkara yaitu : 1) Membaca basmalah 2) Mencuci kedua telapak tangan 3) Berkumur-kumur sambil menggosok gigi 4) Menghirup air ke dalam hidung 5) Menyela-nyela jari tangan dan kaki 6) Menyela-nyela jenggot. 7) Menyapu seluruh kepala dengan air 8) Mendahulukan anggota badan yang kanan daripada yang kiri 9) Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam 10) Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali 11) Membaca doa sesudah wudhu d. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Metode (method) secara harfiah berasal dari dua perkataan, yaitu meta berarti "melalui" dan hodos berarti"jalan" atau "cara". Metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran, metode merupakan komponen yang tidak kalah penting dengan komponen lainnya. Metode merupakan alat untuk memotivasi peserta didik dan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai macam pengertian metode menurut para ahli dalam mendefinisikannya antara lain sebagai berikut: Menurut Muzayyin Arifin, Dalam pengertian letterlijk, kata metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari meta yang berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Dalam pengertian secara umum, metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu metode banyak tergantung faktor5 Sedangkan menurut Humaidi Tatapangarsa, Methode berasal dari kata Inggris method yang artinya cara. Ada pula orang yang mengatakan, bahwa methode berasal dari kata metodos yang artinya jalan ke. Maka methode boleh diartikan : cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan6 Menurut Wina Sanjaya ‘’…upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini yang dinamakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan…’’7
Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar “. Sedangkan menurut Sukartiaso ( dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “ Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19)
Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode
mengajar
ialah
cara
yang
digunakan
oleh
guru
untuk
menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran.
Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak itu. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara sukarela. Oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan oleh guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun pengalaman yang akan datang. Omar Muhammad al Toumi mengatakan ada beberapa ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu: 1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan 2) ajaran akhlaq Islami yang mulia 3) Bersifat luwes, fleksibel, dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi; Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis; 4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi; 5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang sangat tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Dalam pemilihan metode ada faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus dipertimbangkan, sebagai berikut: 1) Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tingkat kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kematangan, lingkungan, perbedaan individu lainnya.
2) Tujuan yang ingin dicapai. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi pemilihan metode karena metode mengikuti tujuan. 3) Situasi yang mencakup seperti situasi kelas dan lingkungan. Pada waktu tertentu guru melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka. 4) Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Jadi, alat-alat atau fasilitas ini sangatlah penting dalam rangka berjalannya kegiatan pembelajaran yang efektif. 5) Kemampuan pengajar menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian. Pada prinsipnya pengajar atau guru harus mempunyai jiwa professional. 6) Sifat bahan pengajaran. Bahan pengajaran atau materi meliputi sejumlah materi yang akan disampaikan oleh guru untuk dapat dipelajari dan kuasai.
Metode mengajar banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode mengajar
mempunyai
kelemahan
dan
kelebihan
masing-masing,
tidak
menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana(dalam buku Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, 1989:78 – 86), terdapat bermacam-macam metode dalam mengajar, yaitu Metode ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Resitasi, Metode Kerja Kelompok, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem solving, Metode sistem regu (team
teaching), Metode latihan (drill), Metode karyawisata (Field-trip), Metode survai masyarakat, dan Metode simulasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode demonstrasi 1) Metode Demonstrasi a) Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan “ (Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001:83). Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung
objek
atau
cara
melakukan
sesuatu
untuk
memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode
demonstrasi
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan. Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan(Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001:83). Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung
objek
atau
cara
melakukan
sesuatu
untuk
memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode
demonstrasi
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.
b) Petunjuk Menggunakan Metode Demonstrasi Bila guru melaksanakan teknik demonstrasi agar dapat berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. Guru mempertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik tersebut mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. 2. Guru mengamati apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak maka harus mengambil kebijaksanaan lain. 3. Guru perlu meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga guru perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil. 4. Guru harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan 5. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga guru dapat member keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya
6. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. 7. Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa diulang. c) Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan
langsung
dari
hasil
pengamatan
kemudian
siswa
memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru. Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan,
memberikan
pengalaman
praktis
yang
dapat
membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaanpertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya.
d) Kelemahan Metode Demonstrasi Walaupun
memiliki
beberapa
kelebihan,
namun
metode
demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran
yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus. Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara Pendidikan Agama Islam, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan Pendidikan Agama Islam yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut : rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-
hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan Winarno metode demonstrasi adalah dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta ataupun siswa itu sendiri memperlihatkan suatu proses kepada seluruh siswa di kelas. Berdasarkan uraian di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru kepada seluruh siswanya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Putaran 1 Refleksi
Rencana awal/rancangan Putaran 2
Tindakan/ Observasi Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi Refleksi
Putaran 3 Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
A. Seting Penelitian Penelitian ini mengambil setting di SDIT Muhamadiyah Bandongan yang terletak di desa bandongan. Peneliti memilih peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan. Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan 25 siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Umur mereka berkisar antara . . B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 23 siswa, yaitu 12 lakilaki dan 11 perempuan C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melalui pre-siklus dan dua siklus, setiap siklus memiliki 4 tahapan.
a. Pre-siklus Pre-siklus dilakukan pada awal penelitian. Tujuan darikegiatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan fiqih terutama masalah wudhu. b. Siklus I a) Tahap perencanaan/ planning Pada siklus I, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar. b) Tahap implementasi tindakan / acting Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun. c) Tahap Observasi dan interpretasi/Observing Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. d) Tahap Implementasi Tindakan/Reflecting Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian praktik wudhu. c. Siklus II a) Tahap perencanaan/ planning Pada
siklus
II,
peneliti
memperbaiki
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan evaluasi serta peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar.
b) Tahap implementasi tindakan / acting Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun. c) Tahap Observasi dan interpretasi/Observing Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. d) Tahap Implementasi Tindakan/Reflecting Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian praktik wudhu. D. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, pengumpulan data dari hasil penelitian dilakukan dengan cara : a) Mengadakan tes/evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik melalui pretes dan post-tes. b) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung c) Dokumentasi, yaitu mengambil gambar atau foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung. E. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkombinasi teknik kuantitatif dan data kualitatif. a. Data Kuantatif Kuantitatif data diambil dari tes yang diadakan pada pre-siklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata dari skor tes pada pre-siklus, siklus I, dan siklus II
didibandingkan satu sama lain. Untuk mendapatkan rata-rata tersebut, peneliti menggunakan rumus:
Keterangan : M
= Median/rata-rata nilai siswa
SS
= Skor siswa
R
= Responden
b. Data Kualitatif Setelah mengumpulkan data kualitatif, asil dari analisis data digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa seperti motivasi, dan percaya diri mereka pada pembelajaran di siklus I dan suklus II. Peneliti menggunakan model dari Miles dan Huberman (1994:10-12) yaitu, data reduksi dan data display. a) Data Reduksi Data reduksi adalah proses pemilihan,
menggambarkan,
dan
mentransformasi data yang ada di lapangan.pada penelitian ini, peneliti menggunakan, observasi dan dokumentasi. b) Data display Data display adalah langkah untuk menyediakan dan menyusun informasi dengan menggambarkan kesimpulannya.pada penelitian ini, peneliti menggunakan table dan diagram untuk mendapatkan gambaran kesimpulan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Hasil pretes yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan, pada kompetensi wudhu diperoleh data-data seperti diuraikan pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Pretes Diagnosa Awal No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Diki Kurniawan Faisal Rasyid Irfan Fadli Hani Putri M. Lutfi Irmawati Hildayati Eka Nur Azia M. Adha Hanana Takiya K. M .Reza Nisfa Suci Amelia M .Hasan Ayu Wulandari M.zaki Chaeruniza Nurmalita ending Bambang Ananda Eka Nanda Jumlah skor Rata-rata Jumlah siswa Persentasi
Nilai
70 41 59 60 85 55 58 82 81 74 65 70 83 75 85 70 73 81 68 83
Amat baik (86-100) -
Baik (75-85)
Cukup (60-74 )
Kurang (41-59)
V V V V V V -
V V V V V V V V V V
V V V V -
Sangat kurang (<40) -
0 0%
6 30%
10 50%
4 20%
0 0%
1418 70,9
Nilai rata-rata peserta didik :
= 70,1
Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa hasil belajar 6 orang siswa (30%) berada di kategori baik, 10 siswa (50 %) berada di kategori cukup, dan 4 siswa (20%) berada di kategori kurang. Itu berarti hanya 30 % siswa yang menuntaskan kompetensi dasar yang diujikan, sedangkan 70% siswa belum tuntas. Grafik 1 Hasil Pretes Siswa
Nilai rata-rata siswa adalah 70,1. Nilai tersebut belum mencapai KKM. Dengan kondisi awal seperti pada data di atas, maka perlu tindakan perbaikan. Hassil implemenasi tindakan di siklus 1, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, diperoleh data sebagaimana disajikan tabel berikut :
Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Postes Siklus 1 No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Diki Kurniawan Faisal Rasyid Irfan Fadli Hani Putri M. Lutfi Irmawati Hildayati Eka Nur Azia M. Adha Hanana Takiya Kana M .Reza Nisfa Suci Amelia M .Hasan Ayu Wulandari M.zaki Chaeruniza Nurmalita ending Bambang Ananda Eka Nanda Jumlah skor Rata-rata Jumlah siswa Persentasi
85 60 68 70 100 65 70 82 85 74 70 75 90 80 85 74 74 85 70 85 1547 77,35
Nilai rata-rata peserta didik :
= 77,35
Amat baik (86-100) V V -
Baik (75-85)
Cukup (60-74 )
Kurang (41-59)
V V V V V V V
V V V V V V V V V V -
-
Sangat kurang (<40) -
2 10%
6 30%
10 50%
0%
0 0%
Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa hasil belajar 2 orang siswa (10%) berada di kategori amat baik, 6 orang siswa (30%) berada di kategori baik, 10 siswa (50 %) berada di kategori cukup, dan 4 siswa (20%) berada di kategori kurang. Itu berarti hanya 30 % siswa yang menuntaskan kompetensi dasar yang diujikan, sedangkan 75% siswa belum tuntas. Meskipun rata-rata kelas sudah mencapai 77,35 tetapi bila menunjuk pada indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan, yaitu 75 % siswa atelah mendapatkan nilai yang sama atau melebihi KKM, maka hasil belajar peserta didik pada siklus 1 belum memenuhi indikator kinerja. Berikut grafik hasil belajar pada siklus 1
Grafik 2 Hasil Tes pada Siklus 1
Data proses belajar siswa diperoleh dari hasi observasi/pengamatan yang dilakukan guru seperti minat, motivasi dan sikap sebagai bentuk partisipasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus 1 No
Nama
Aspek yang dinilai Minat
Motivasi
1
Diki Kurniawan
4
3
Sikap/ keaktifan 2
2
Faisal Rasyid
2
3
2
3
Irfan Fadli
3
2
2
4
Hani Putri
3
3
2
5
M. Lutfi
4
4
4
6
Irmawati
3
3
4
7
Hildayati
3
3
2
8
Eka Nur Azia
4
5
3
9
M. Adha
4
4
4
10
Hanana Takiya K.
3
4
2
11
M .Reza
3
3
2
12
Nisfa Suci
3
3
2
13
Amelia
4
5
3
14
M .Hasan
3
4
2
15
Ayu Wulandari
3
5
3
16
M.zaki
3
3
2
17
Chaeruniza
3
3
3
18
Nurmalita ending
4
4
3
19
Bambang Ananda
3
3
2
20
Eka Nanda
4
4
3
Tabel 4 Observasi Peserta Didik siklus 1 No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
Jumlah siswa
1
Minat
12
70%
2
Motivasi
14
70%
3
Sikap
10
50%
Hassil implemenasi tindakan di siklus 2, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, diperoleh data sebagaimana disajikan tabel berikut : Tabel 5 Hasil Belajar Siswa Postes Siklus 2 No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Diki Kurniawan Faisal Rasyid Irfan Fadli Hani Putri M. Lutfi Irmawati Hildayati Eka Nur Azia M. Adha Hanana Takiya K. M .Reza Nisfa Suci Amelia M .Hasan Ayu Wulandari M.zaki Chaeruniza Nurmalita ending Bambang Ananda Eka Nanda Jumlah skor
Nilai Amat baik (86-100) V 95 70 70 84 V 100 70 74 88 V 100 84 76 80 V 95 V 87 V 90 80 84 V 100 80 V 95 1702
Baik (75-85)
Cukup (60-74 )
V V V V V V V V -
V V V V -
Kurang Sangat (41-59) kurang (<40) -
Rata-rata Jumlah siswa Persentasi
85,1 8 40%
8 40%
4 20%
0 0%
0 0%
Nilai rata-rata peserta didik :
= 85,1 Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa hasil belajar 2 orang siswa berada dikategori amat baik, 8 orang siswa (40%) berada di kategori baik, dan10 siswa (50%) berada di kategori cukup. Rata-rata kelasnya mencapai 85,1. Hal ini menunjukan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran berwudhu. Untuk lebih jelas bias dilihat pada grafik berikut. Grafik 3 Hasil Postes Siklus 2
Data proses belajar siswa diperoleh dari hasi observasi/pengamatan yang dilakukan guru seperti minat, motivasi dan sikap sebagai bentuk partisipasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6 Hasil Observasi Siswa Postes Siklus 3 Nama Nilai Aspek yang dinilai
No
Minat
Motivasi
1
Diki Kurniawan
85
4
5
Sikap/ keaktifan 5
2
Faisal Rasyid
60
4
3
3
3
Irfan Fadli
68
3
4
3
4
Hani Putri
70
4
4
4
5
M. Lutfi
100
4
5
5
6
Irmawati
65
4
3
4
7
Hildayati
70
3
4
4
8
Eka Nur Azia
82
5
5
4
9
M. Adha
85
4
4
5
10
Hanana Takiya Kana
74
3
4
2
11
M .Reza
70
5
3
3
12
Nisfa Suci
75
3
5
4
13
Amelia
90
5
5
4
14
M .Hasan
80
5
4
4
15
Ayu Wulandari
85
3
5
5
16
M.zaki
74
5
3
4
17
Chaeruniza
74
4
5
4
18
Nurmalita ending
85
4
4
5
19
Bambang Ananda
70
5
4
3
20
Eka Nanda
85
5
4
5
No
Tabel 7 Observasi Peserta Didik Siklus 2 Aspek yang dinilai Jumlah siswa
Persentasi
1
Minat
10
80%
2
Motivasi
16
90%
3
Sikap/keaktifan
10
80%
B. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus didapatkan data bahwa 80 % peserta didik SDIT Muhammadiyah Bandongan dapat menuntaskan KKM wudhu dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan post test pada tabel berikut: Tabel 6 no
Hasil Belajar Peserta Didik Pretes, Siklus 1, Siklus 2 Kategori Rentang Pretes Siklus 1 Siklus 2 nilai
1
Amat
86-100
0
0%
2
10%
8
40%
baik 2
Baik
75-85
6
30%
6
30%
8
40%
3
Cukup
60-75
10
50%
10
50%
4
20%
4
Kurang
40-41
4
20%
0
0
0
0
5
Sangat
<50
0
0
0
0
0
0
kurang
Dari data di atas menunjukan bahwa pada tahap pretes peserta yang dapat mencapai KKM ada 6 orang (30%), ada siklus satu mengalami kenaikan menjadi 10 orang (50%), dan pada siklus 2 menjadi 16 orang (80%). Ini menunjukan bahwa siswa mengalami peningkatan dari pretes ke siklus 1 sebanyak 4 orang (20%), dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 6 orang (30 %), dan dari pretes ke siklus 1 sebanyak 10 (50 %). 16 siswa (80%) dari 20 orang siswa telah mencapai KKM . s Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran wudhu pada siswa kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan semester 2 tahun pelajaran 2011/2012
Tabel 7 Hasil PeningkatanPretes, Siklus 1, dan Siklus 2 Rata-rata
Pretes
Siklus 1
70,9
77,35
Peningkatan
Siklus 2
85,1
P-S1
S1-S2
7,55
P-S2
7,65
14,2
Daari data pada tabel 7, dapat ddilihat peningkatan rata-rata dari pretes ke siklus 1 sebanyak 7,55 , dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 7,65 ,dari pretes ke siklus 2 sebanyak 14,2 .untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik 1
Grafik 4 Grafik Peningkatan Pretes, Siklus 1, Siklus 2
Untuk melihat p erbandingan nilai dengan lebih jelasbisa dilihat dalam grafik berikut. Data yang diperoleh dari proses observasi dilakukan guru selama proses pembelajaran ditunjukan pada tabel 6 berikut : Tabel 8 Hasil Observasi Siklus 1 dan2 No
Aspek yang
Persentase Anak
dinilai
Siklus 1
Siklus 2
Peningkatan
1
Minat
70%
80%
10%
2
Motivasi
70%
90%
20%
3
Sikap/keaktifan
50%
80%
30%
Dari observasi diatas dapat dilihat bahwa metode demonstrasi dapat mempengaruhi sikap, minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran wudhu. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada grafik berikut
Grafik 5 Perbandingan Nilai Postes, Siklus 1, dan Siklus 2
Grafik 4 Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisa dan ditafsirkan dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Dalam dua siklus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan metode demonstrasi mampu meningkatkan hasi belajar pada peserta didik kelas 2 SDIT Muhamadiyah Bandongan pada pelajaran berwudhu. 80% peserta didik mampu mencapai KKM dengan rata-rata kelas 85,1 2. Ada peningkatan yang signifikan dari hasil belajar peserta didik setelah diajar menggunakan metode demonstrasi. Peningkatan dari pretes ke siklus 1 sebesar 7,55 , dari siklus satu ke siklus 2 sebesar 7,65 , dan dari pre siklus ke siklus 1 sbesar 14,2. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SDIT Muhammadiyah Bandongan Magelang pada tahun 2012 maka disampaikan saran sebagai berikut : 1.
Bagi guru dituntut dapat menerapkan berbagai strategi, model, metode maupun teknik pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak jenuh dan aktif dalam pembelajaran. Salah satu dari metode tersebut adalah metode Demonstrasi.
2. Bagi siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun dengan teman, sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar.
3. Bagi sekolah perlu memprogram adanya pelatihan bagi guru untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilannya dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, 2004, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. SM, Ismail, 2008, Strategi Pembelajaran Ilmu Agama Islam Berbasis PAIKEM. Jakarta : Rasail Media Group. Sukardi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Algesindo Ofset.
Sinar Baru
Ash-Shiddiqiy, Hasby. 1999. Pengantar Ilmu Fikih. Semarang. PT. Pustaka Riska Putra. Baharudin, Wahyuni Nur Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Bahri Djamhara, Saiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. . Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Robbani Press. Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Supardi. 2008. Classroom Action Research Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. http://lib.unnes.ac.id/7636/1/10574a.pdf
Hasil Observasi Peserta Didik Siklus 1 No
Nama
Aspek yang dinilai Minat
Motivasi
1 2
Diki Kurniawan Faisal Rasyid
4 2
3 3
Sikap/ keaktifan 2 2
3
Irfan Fadli
3
2
2
4
Hani Putri
3
3
2
5
M. Lutfi
4
4
4
6
Irmawati
3
3
4
7
Hildayati
3
3
2
8
Eka Nur Azia
4
5
3
9
M. Adha
4
4
4
10
Hanana Takiya K.
3
4
2
11
M .Reza
3
3
2
12
Nisfa Suci
3
3
2
13
Amelia
4
5
3
14
M .Hasan
3
4
2
15
Ayu Wulandari
3
5
3
16
M.zaki
3
3
2
17
Chaeruniza
3
3
3
18
Nurmalita ending
4
4
3
19
Bambang Ananda
3
3
2
20
Eka Nanda
4
4
3
Pemberian skor 1,2,3,4,5 sesuai dengan criteria berikut : 1 = sangat tidak baik 2 =tidak baik 3 =cukup 4 =baik 5 =sangat baik Bandongan, Guru PAI
Muryani
April 2012
Hasil Observasi Siswa Postes Siklus 3 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Diki Kurniawan Faisal Rasyid Irfan Fadli Hani Putri M. Lutfi Irmawati Hildayati Eka Nur Azia M. Adha Hanana Takiya Kana M .Reza Nisfa Suci Amelia M .Hasan Ayu Wulandari M.zaki Chaeruniza Nurmalita ending Bambang Ananda Eka Nanda
Nilai
Aspek yang dinilai Minat Motivasi Sikap/ keaktifan 4 5 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 2 5 3 3 3 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 5 4 5
85 60 68 70 100 65 70 82 85 74 70 75 90 80 85 74 74 85 70 85
Pemberian skor 1,2,3,4,5 sesuai dengan criteria berikut : 1
= sangat tidak baik
2
=tidak baik
3
=cukup
4
=baik
5
=sangat baik Bandongan, Guru PAI
Muryani
April 2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 SD Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Alokasi Waktu
: SDIT Muhamadiyah Bandongan : Pendidikan Agama Islam : II / 1 : 4. Mengenal tata cara wudu : 4.1 Membiasakan wudu dengan tertib : 4.1.1 Menjelaskan tata cara wudu yang benar 4.1.2 Menyebutkan urutan berwudu 4.1.3 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudu 4.1.4 Praktik berwudu dengan benar : 6 ´ 35 menit (2´ pertemuan)
Tujuan Pembelajaran :
Materi Pembelajaran : Metode Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan tata cara wudu yang benar 2. Siswa dapat menyebutkan urutan berwudu 3. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudu 4. Siswa dapat mempraktikkan berwudu dengan benar Wudu (lihat Buku Pendidikan Agama Islam Jilid II NTR Esis Bab 4) 1. Siswa berlatih menyebutkan urutan berwudu. 2. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan wudu dan yang membatalkannya 3. Siswa berlatih mempraktikkan wudu dengan benar
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan . Pengenalan tentang beberapa macam bersuci termasuk wudu . Memberikan bahan ajar secara menarik melalui pengalaman siswa atau kisah yang relevan 2. Kegiatan Inti . Siswa memahami hal-hal yang berkaitan dengan wudu dan yang membatalkannya . Siswa menghafalkan niat wudu secara klasikal dan individu . Siswa mengenal dan memahami tata cara berwudu . Siswa mempraktikkan cara berwudu dengan benar 3. Kegiatan Penutup . Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang urutan-urutan berwudu . Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang dapat membatalkan wudu Alat / Sumber Belajar: 1. Alat dan tempat berwudu 2. Gambar peraga orang berwudu serta urutannya 3. Lafal niat wudu di karton atau papan tulis 4. Buku Pendidikan Agama Islam NTR, Esis Jilid 2 halaman 35-40 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar Penilaian: 1. Bagaimana tata cara berwudu yang benar? 2. Bagaimana cara membasuh muka yang benar dalam wudu? 3. Sebutkan dua hal yang membatalkan wudu! Mengetahui, Kepala SDIT Muhammadiyah
Bandongan, April 2012 Guru Pendidikan Agama Islam
Ida Maya Sofa
Muryani
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 SD Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu
: SDIT Muhamadiyah Bandongan : Pendidikan Agama Islam : II / 1 : 4. Mengenal tata cara wudu : 4.2 Membaca doa setelah berwudu : 4.2.1 Melafalkan doa setelah berwudu 4.2.2 Praktik berdoa setelah berwudu : 3 ´ 35 menit (1´ pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : Materi Pembelajaran : Metode Pembelajaran :
1. Siswa dapat melafalkan doa setelah berwudu 2. Siswa dapat menghafal dan mempraktikkan doa setelah berwudu Doa setelah wudu (lihat Buku Pendidikan Agama Islam Jilid II NTR Esis Bab 4) 1. Siswa melafalkan doa setelah berwudu secara klasikal dan kelompok 2. Siswa menghafalkan doa setelah berwudu secara kelompok dan individu
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan . Memberikan bahan ajaran melalui cerita yang menarik (melalui Mutiara Islam di halaman 42) 2. Kegiatan Inti . Siswa melafalkan doa setelah berwudu secara klasikal dan kelompok . Siswa menghafalkan doa setelah berwudu secara kelompok dan individu . Siswa menampilkan hafalannya di depan kelas secara sendiri-sendiri 3. Kegiatan Penutup . Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman 42 dan 44 . Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal kisah (halaman 45) menggunakan bahasa sendiri . Siswa memahami bacaan intisari (halaman 45) . Siswa diberi tugas mengerjakan latihan yang ada di halaman 46-48 untuk ditulis di buku tugas serta hasilnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya Alat / Sumber Belajar: 1. Tulisan lafal doa setelah berwudu di karton atau papan tulis 2. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Esis Jilid 2 halaman 39-42 3. Pengalaman guru 4. Lingkungan sekitar Penilaian: 1. Lafalkan doa setelah berwudu! 2. Hafalkan doa setelah berwudu!
Mengetahui, Kepala SDIT Muhammadiyah
Bandongan, April 2012 Guru Pendidikan Agama Islam
Ida Maya Sofa
Muryani