PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK Pada Siswa Kelas VII H Semester Genap SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: KARTIKO DWI NUGROHO A 410 090 165
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK Pada Siswa Kelas VII H Semester Genap SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014)
Kartiko Dwi Nugroho, A410 090 165, Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 63 halaman,
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pada materi Segitiga dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving. Jenis penelitian adalah PTK kolaboratif. Subyek penelitian yang dikenai penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo, yang berjumlah 32 anak. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi metode observasi, catatan lapangan, dan metode dokumentasi. Teknik analisi data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus-menerus dan triangulasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah adanya peningkatan pemahaman konsep belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator pemahaman konsep belajar siswa meliputi: 1) siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah (18,75%), pada siklus I meningkat menjadi (28,13%), dan pada siklus II meningkat menjadi (46,88%), 2) siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain (21,88%), pada siklus I meningkat menjadi (34,38%), dan pada siklus II meningkat menjadi (53,13%), 3) siswa yang percaya terhadap kemampuan sendiri (12,5%), pada siklus I meningkat menjadi (25,00%), dan pada siklus II meningkat menjadi (43,75%), 4) siswa yang dapat membuat kesimpulan (28,13%), pada siklus I meningkat menjadi (43,75%), dan pada siklus II meningkat menjadi (65,63%). Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa. Kata kunci: Pemahaman Konsep, Problem Solving, Matematika
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama
: Dr. H. Ariyanto, M. Pd.
NIP
: 131409786
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama
: KARTIKO DWI NUGROHO
NIM
: A 410 090 165
Program Studi : Pendidikan Matematika Judul Skripsi : PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SEMESTER GENAP
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
PENDAHULUAN
Belajar matematika pada hakikatnya tidak hanya sebatas persoalan hitung menghitung. Cakupan matematika jauh lebih luas dari persepsi orang kebanyakan. Dalam belajar matematika dibutuhkan pengetahuan, pemahaman konsep dan keterampilan yang membuat siswa paham dengan makna yang termuat dalam setiap pembelajaran, sehingga nantinya mampu menciptakan peserta didik yang percaya terhadap kemampuannya sendiri, mampu berpikir kreatif dan terampil dalam memecahkan masalah menggunakan matematika dalam kesehariannya. Kesulitan pada matematika disebabkan karena pelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih belum mampu mengaplisasikan konsep dalam kegiatan pembelajaran dikelas sehingga pemahaman tentang materi yang dipelajari
masih
kurang.
Persepsi
siswa
terhadap
matematika
juga
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti pemahaman konsep belajar siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dalam pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut : 1) siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah, 2) siswa kurang mampu memberi tanggapan, 3) siswa kurang percaya diri terhadap kemampuannya sendiri, dan 4) siswa kurang mampu dalam membuat kesimpulan. Pada saat pembelajaran berlangsung guru lebih sering menjelaskan pelajaran menggunakan metode ceramah, sehingga siswa lebih
pasif dan
pelajaran lebih berpusat pada guru. Siswa lebih sering menyalin dan mencatat daripada bertanya, mencoba dan mengerjakan. Siswa menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru, tanpa memahami konsepnya dan mengerti makna yang termuat dalam setiap pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving. Problem Solving adalah suatu metode dimana siswa dilatih agar memiliki kemampuan dalam menemukan solusi
yang diperlukan dalam mengatasi masalah. Sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran matematika. Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh pendidik ataupun dari lingkungan. Menurut Isriani Hardini,dkk (2012: 86) Problem Solving pada dasarnya terkait dengan pendekatan metode yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut. (1) Mengidentifikasi masalah dan komponen-komponennya. (2) menuliskan hipotesisnya. (3) mengumpulkan dan menganalisis data. (4) Merumuskan solusi dan konklusi. (5) menguji solusi. (6) menarik kesimpulan. Menurut Hamdani (2011: 83) keunggulan Problem Solving yaitu, (1) dengan menggunakan metode Problem Solving, siswa belajar lebih aktif, (2) Siswa tidak hanya bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, tetapi dapat memecahkannya sendiri, (3) Metode Problem Solving dianggap dapat memberikan ingatan yang lebih kepada siswa daripada menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, (4) Siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari. Berdasarkan keunggulan dari metode pembelajaran Problem Solving diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa pada pelajaran matematika.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa dalam pelajaran matematika melalui metode pembelajaran Problem Solving siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo. Siswa kelas VII H di SMP Negeri 2 Gatak sebagai subjek yang menerima tindakan yang berjumlah 32 siswa, sedangkan yang melakukan tindakan kelas adalah peneliti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini menurut Kemmis dan Taggart (Sutama, 2010: 96) adalah sebagai berikut dialog awal,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Perencanaan tindakan dimulai dengan dialog awal dan berlanjut dengan tindakan di kelas. Siklus akan berakhir jika hasil penelitian yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui 1) observasi, observasi digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemahaman konsep belajar siswa melalui tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving, 2) catatan lapangan, catatan lapangan digunakan untuk mencatat
kejadian-kejadian
penting
yang
muncul
pada
saat
proses
pembelajaran matematika berlangsung yang belum terdapat pada lembar observasi, 3) dokumentasi, dokumentasi dilakukan peneliti dengan meminta profil sekolah SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo, data guru, data nama siswa kelas VII H dan foto proses pembelajaran pada saat penelitian berlangsung, dan 4) tes, tes dilakukan dengan melakukan pengambilan data hasil belajar matematika melalui soal-soal latihan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan model interaktif yang terdiri 3 kegiatan yaitu reduksi data, pengumpulan data dan penarikan kesimpulan. Uji validitas data digunakan untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2010: 372) triangulasi teknik merupakan strategi yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa. Problem Solving adalah aplikasi dari konsep dan ketrampilan dalam memecahkan soal biasanya melibatkan beberapa konsep dan ketrampilan dalam situasi tertentu (Abdurrahman Mulyono, 2003: 254). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada siswa matematika kelas SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo, terdapat pemahaman
konsep belajar yang rendah dilihat dari pemahaman siswa. Pemahaman siswa ditunjukan dengan indikator sebagai berikut, yaitu : 1. siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah 6 siswa (18,75%), 2. siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain 7 siswa (21,88%), 3. siswa yang percaya terhadap kemampuan sendiri 4 siswa (12,5%), 4. siswa yang dapat membuat kesimpulan 9 siswa (28,13%). Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pemahaman konsep belajar matematika dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I mengenai peningkatan pemahaman konsep belajar matematika siswa menggunakan metode pembelajaran Problem solving dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah 9 siswa (28,13%), siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain 11 siswa (34,38%), siswa yang percaya terhadap kemampuan sendiri 8 siswa (25%), dan siswa yang dapat membuat kesimpulan 14 siswa (43,75%). Selanjutnya peningkatan pemahamn konsep belajar matematika siswa juga terlihat pada penelitian siklus II. Pada siklus II peningkatan pemahaman konsep belajar matematika siswa dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu, siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah 15 siswa (46,88%), siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain 17 siswa (53,13%), siswa yang percaya terhadap kemampuan sendiri 14 siswa (43,75%), dan siswa yang dapat membuat kesimpulan 21 siswa (65,63%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa pemahaman konsep belajar matematika yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar matematika siswa. Data peningkatan pemahaman konsep belajar matematika siswa secara keseluruhan disajikan dalam table dan grafik di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Pemahaman Konsep Siswa Sebelum No
1
Sesudah Tindakan
Indikator Pemahaman Konsep Tindakan
Siklus I
Siklus II
6 siswa
9 siswa
15 siswa
(18,75%)
(28,13%)
(46,88%)
7 siswa
11 siswa
17 siswa
(21,88%)
(34,38%)
(53,13%)
Siswa yang percaya terhadap
4 siswa
8 siswa
14 siswa
kemampuan sendiri
(12,5%)
(25%)
(43,75%)
9 siswa
14 siswa
21 siswa
(28,13%)
(43,75%)
(65,63%)
Siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah
2
Siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain
3
4
Siswa yang dapat membuat kesimpulan
Adapun grafik peningkatan pemahaman konsep belajar matematika dari sebelum tindakan kelas sampai siklus II dapat di gambarkan sebagai berikut :
Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep 70%
Prosentase Peningkatan
60% 50% siswa yang mengaplikasikan konsep
40%
siswa yang memberi tanggapan
30%
siswa percaya kemampuan sendiri
20%
siswa membuat kesimpulan 10% 0% Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1 Grafik peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII H dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving
Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa pada pelajaran matematika.
KESIMPULAN
Penerapan metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tercapainya indikator-indikator pemahaman konsep belajar matematika yaitu, 1) siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah sebelum tindakan 6 siswa (18,75%) dan setelah tindakan menjadi 15 siswa (43,75%), 2) siswa yang memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain sebelum tindakan 7 siswa (21,88%) dan setelah tindakan menjadi 17 siswa
(53,13%), 3) siswa yang percaya terhadap kemampuan sendiri sebelum tindakan 4 siswa (12,50%) dan setelah tindakan menjadi 14 siswa (43,75%), dan 4) siswa yang dapat membuat kesimpulan sebelum tindakan 9 siswa (28,13%) dan setelah tindakan menjadi 21 siswa (65,63%). Kepala sekolah sebagai pemimpin dan supervisior hendaknya dapat menerima setiap masukan, dan kritikan dari seluruh elemen sekolah, baik guru, siswa, maupun karyawan sekolah yang menyangkut kebijakan dalam pembelajaran. Kepala sekolah bersama guru berkolaborasi untuk mewujudkan dan memantau situasi dalam pembelajaran di kelas agar tercipta bembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Kepada guru, berdasarkan hasil penelitian guru matematika hendaknya menerapkan
metode
pembelajaran
yang
lebih
menarik
agar
dapat
meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa, salah satunya adalah
menerapkan
metode
pembelajaran
Problem
Solving
dalam
pembelajaran matematika. Puji
syukur
alhamdulillah
kehadirat
Allah
SWT
yang telah
melimpahkan nikmat, sehingga peneitian ini dapat selesai dengan baik. Terima kasih kepada yang terhormat Drs. H. Ariyanto, M.Pd. selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu, bimbingan, petunjuk dan pengarahan sejak awal hingga selesainya skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta : Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hardini, Isriani dkk. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Surakarta: Citra Mandiri Utama.