PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL YANG MENYENANGKAN Pangku Iman Jawahir Guru SDN 07 Bermani Ilir Bengkulu Guru SDN 02 Kepahiang Bengkulu Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran remedial yang menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada 11 siswa kelas VI SDN 07 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran remedial menyenangkan yang dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa adalah: Siswa diajak bernyanyi atau melakukan “yel-yel” di awal pembelajaran, dilanjutkan dengan melakukan relaksasi kurang lebih 5 menit, dan membuat kesepakatan bersama tentang aturan yang berlaku selama pembelajaran, termasuk konsekuensi jika ada siswa yang melanggar. Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, pembelajaran remedial yang menyenangkan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, guru terus berupaya meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa karena keberhasilan siswa di sekolah akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi guru yang bersangkutan. Keberhasilan belajar siswa di sekolah menjadi salah satu tujuan guru melaksanakan pembelajaran. Segala upaya dilakukan guru agar pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajarnya. Meningkatkan hasil belajar siswa tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal, tetapi juga ada sebagian siswa yang mengalami kendala dalam belajarnya. Akibatnya siswa tidak dapat mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Hal ini juga terjadi pada siswa di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Bermani Ilir, Bengkulu. Dari 30 orang siswa, 30% siswa
belum menguasai materi operasi hitung bilangan bulat. Materi operasi hitung bilangan bulat ini merupakan materi dasar yang harus dikuasai siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika di kelas VI. Materi operasi hitung bilangan bulat terdiri dari materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat. Dari seluruh materi tersebut, siswa mengalami kesulitan dalam materi operasi pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat. Hal ini ditunjukkan pada hasil ulangan di awal masuk kelas VI. Hasil ulangan menunjukkan bahwa 58% (11 dari 30 siswa) belum menguasai materi operasi pengurangan bilangan bulat, 43% (13 dari 30 siswa) belum menguasai materi operasi perkalian bilangan bulat, dan 43% (13 dari 30 siswa) belum menguasai materi operasi pembagian bilangan bulat. Hasil ulangan tersebut mengindikasikan bahwa hasil belajar matematika masih kurang khususnya materi operasi bilangan bulat. Hasil observasi sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di 49
50, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011
kelas VI SDN 07 Bermani Ilir belum optimal. Beberapa siswa aktif mengikuti pembelajaran sedangkan siswa lainnya tidak memperhatikan atau tidak berminat belajar. Saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian siswa asyik berbisik-bisik dengan temannya, sebagian lagi sibuk menggoreskan penanya di atas buku, seolah-olah siswa tersebut sibuk membuat catatan, dan ada beberapa orang lagi usil mengganggu temannya. Selama pembelajaran tersebut guru sudah berusaha untuk mengingatkan dan menegur siswa agar tidak mengganggu ketertiban kelas. Namun upaya tersebut hanya bertahan sesaat dan siswa kembali tidak memperhatikan pembelajaran. Upaya lain yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah melakukan pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial dilakukan di luar jam belajar reguler dan perlu dilaksanakan dengan cara berbeda dengan pembelajaran biasa. Pembelajaran remedial adalah kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran (Yuliati & Djojosoediro, 2009:267). Pembelajaran remedial diberikan secara khusus terhadap siswa yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, pembelajaran remedial ini merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Pembelajaran remedial diberikan guru di luar jam belajar reguler sekolah. Pembelajaran remedial merupakan “pengulangan pembelajaran” yang materinya sudah pernah disampaikan dalam pembelajaran sebelumnya. Karena sifatnya mengulang pembelajaran, maka dalam pelaksanaannya guru hendaknya
memperbaiki/ mengubah cara mengajarnya, dan siswa dibantu untuk mengubah cara belajarnya. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran remedial adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Motivasi tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar, tetapi juga terhadap proses belajar. Ada atau tidaknya motivasi belajar pada diri siswa akan menentukan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa dapat belajar secara aktif atau bersikap pasif bahkan tidak peduli. Keterkaitan motivasi belajar dengan hasil belajar dikemukakan Suciati dkk (2007:33) yang menyatakan bahwa semakin kuat motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa. Dalam konteks ini, guru sebagai pendidik berperan sebagai motivator dan pengarah perlu memahami motivasi siswa dan berusaha mengelolanya dengan baik untuk membantu siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran di kelas dan pendidikan pada umumnya. Berdasarkan pengalaman peneliti selama 16 tahun sebagai guru, hal yang sangat menentukan tingkat motivasi siswa adalah pembelajaran yang menyenangkan, yaitu pembelajaran yang dapat dinikmati dan mengasyikkan siswa. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan upaya penciptaan lingkungan belajar yang kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk hidup (Depdiknas, 2006). Berdasarkan permasalahan pembelajaran di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Bermani Ilir, Bengkulu, peneliti melakukan upaya peningkatan hasil belajar dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial yang menyenangkan untuk membantu belajar siswa. Pembelajaran dilakukan dengan menciptakan situasi pembelajaran menyenangkan dengan
Pangku Iman dan Jawahir, Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika, 51
memberikan lagu dan yel-yel yang dapat memotivasi belajar siswa, menciptakan rasa aman di dalam kelas dengan membuat peraturan kelas yang buat dan disepakati bersama, dan mengadakan relaksasi sebelum pembelajaran dimulai. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru kelas bersama tim peneliti. Penelitian menggunakan model PTK dari Kemmis & McTaggar (Kusnandar, 2008:
70). Penelitian dilaksanakan pada 11 siswa kelas VI SD 07 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu yang mengikuti pembelajaran remedial. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 4 bulan, mulai bulan Juli 2009 sampai bulan Oktober 2009. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di luar jam belajar reguler. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus dan setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Setiap siklus dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Alur pelaksanaan langkahlangkah penelitian dapat dilihat pada Gambar1.
Gambar 1: Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian M2
M1
P1 Keterangan: P = Perencanaan M = Pelaksanaan O = Observasi R = Refleksi
P2
P3
O1
R1
Siklus 1
Instrumen penelitian yang digunakan meliputi instrumen pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengukuran penelitian. Instrumen pelaksanaan pembelajaran mencakup RPP dan perangkatnya berupa materi ajar dan media pembelajaran, Instrumen pengukuran penelitian berupa tes, lembar motivasi belajar siswa, dan catatan lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1 Pada siklus 1, pembelajaran remedial dilaksanakan setelah jam belajar reguler berakhir, yaitu pukul 12.15 s.d
M3
R2
Siklus 2
O3
O2
R3
Siklus 3
13.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran remedial di siang hari menyebabkan siswa kurang bersemangat. Pada pertemuan pertama dan kedua, keceriaan siswa hanya terlihat saat guru mengajak bernyanyi atau bertepuk, dan itu tidak bertahan lama. Saat guru memancing siswa untuk memberikan tanggapan terhadap penjelasan guru, hanya 1 orang siswa yang memberikan tanggapan. Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah ada namun masih rendah. Beberapa orang siswa masih suka membuat keributan di kelas dengan cara mengganggu teman, keluar masuk kelas, atau membuat kegaduhan lainnya. Kesa-
52, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011
daran siswa untuk mengerjakan PR masih sangat rendah. Pada pertemuan kedua hanya 46% siswa (6 dari 13 siswa) yang mengerjakan PR di rumah. Rasa percaya diri siswa baru tumbuh pada pertemuan ketiga. Siswa sudah mau menjawab pertanyaan guru, namun belum ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Di akhir siklus 1 dilakukan tes tertulis untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hasil tes menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sudah cukup baik, yaitu ratarata 8,18. Refleksi dilakukan di akhir setiap pertemuan. Refleksi ini dilakukan untuk perbaikan pembelajaran pada pertemuan dan siklus berikutnya. Refleksi difokuskan pada aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hasil refleksi menunjukkan bahwa siswa belum beraktifitas dengan baik. Siswa kurang bersemangat belajar bahkan kurang memperhatikan, diduga karena waktu pelaksanaan pembelajaran remedial kurang tepat. Pembelajaran yang diberikan masih belum cukup membangkitkan motivasi belajar siswa walaupun menurut guru pembelajaran tersebut dirasakan cukup menyenangkan. Berdasarkan temuan siklus 1, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran remedial. Perbaikan yang akan diupayakan pada pembelajaran di siklus 2 adalah waktu pelaksanaan pembelajaran diubah menjadi pukul 12.30 s.d 13.15 WIB. Perubahan waktu ini dilakukan karena pada saat pembelajaran di siklus 1, sebagian besar siswa tidak sempat makan siang sehingga siswa menjadi tidak bersemangat. Untuk memotivasi belajar siswa, sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa melakukan relaksasi untuk mengendorkan otot dan otak yang tegang sehingga siswa menjadi relaks dan siap untuk belajar.
Selain itu, untuk mengatasi siswa yang membuat kegaduhan di kelas, guru membuat kesepakatan bersama tentang peraturan di ruang kelas dan konsekuensi bagi siswa yang melanggar. Siklus 2 Pembelajaran remedial siklus 2 dimulai pukul 12.30. Kegiatan relaksasi yang dilakukan di awal pembelajaran sangat membantu siswa untuk memusatkan perhatian dan lebih serius dalam proses pembelajaran. Kegiatan relaksasi yang dimaksud adalah menarik napas dalamdalam kemudian dihembuskani sambil mengucapkan “Astaghfirullahhal’azim” di dalam hati. Kegiatan relaksasi ini dilakukan sambil duduk di kursi selama 5 menit. Perhatian dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran meningkat dibandingkan pada siklus I. Rasa percaya diri siswa semakin besar. Siswa sudah mau dan berani bertanya walau pertanyaan yang diajukan siswa bersifat sederhana dan konfirmasi terhadap pemahamannya terhadap konsep yang dibahas. Siswa sudah berani memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru dan menanyakan apakah pekerjaannya sudah betul atau belum. Pada saat guru berpura-pura salah menghitung, siswa sudah berani untuk mengemukakan pendapat dan menunjukkan jawaban yang benar. Selain itu, siswa cukup bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan guru walaupun jawaban yang diberikan siswa belum benar semua. Hasil tes di akhir siklus 2 menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sudah cukup baik, bahkan meningkat dari siklus I. Rata-rata kelas yang dicapai 8,27. Perolehan hasil tes ini langsung disampaikan kepada siswa Hal ini semakin membuat siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran remedial selanjutnya.
Pangku Iman dan Jawahir, Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika, 53
Refleksi siklus ke-2 dilakukan setelah tes. Refleksi dilakukan dengan guru lain yang ikut mengamati pembelajaran pembelajaran remedial yang sudah dilakukan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa pembelajaran remedial pada siklus 2 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siklus 3 Pembelajaran remedial siklus 3 dilakukan dengan melanjutkan materi sebelumnya. Materi yang diberikan pada siklus 3 adalah operasi pembagian bilangan bulat. Materi ini memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi dibanding materi sebelumnya. Hasil penilaian siklus 3 menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menurun dibandingkan dengan nilai siklus 2, namun masih termasuk katagori baik dengan rata-rata kelas 8,00 dan 100% siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 3, penurunan hasil belajar siswa disebabkan oleh: a. siswa belum semuanya hafal perkalian sampai satu angka, sehingga masih perlu melihat daftar perkalian saat
Siklus I II III
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
menyelesaikan soal, hal itu membuat pekerjaan menjadi lambat; dan b. materi pelajaran yang diberikan lebih sulit dibandingkan dengan materi pada siklus 2. Hasil belajar siklus 3 yang tidak seoptimal hasil belajar siklus 2 tidak membuat motivasi belajar menurun. Hal ini teramati dari kehadiran dan pertanyaan yang diajukan siswa pada guru. Siswa lebih bersemangat untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru karena siswa lebih percaya diri dengan penguasaan materi sebelumnya yaitu materi perkalian. Dari hasil observasi ditemukan bahwa emosional dan perhatian siswa selama proses pembelajaran masih tetap baik. Rasa percaya diri siswa sudah semakin kuat. Bahkan pada tindakan ke-2 ada 1 siswa yang minta untuk tetap berada di dalam kelas walaupun ia sudah bisa mengerjakan soal tantangan dengan benar, karena siswa tersebut tertarik untuk mengerjakan soal tantangan berikutnya. Secara keseluruhan, hasil evaluasi dan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Hasil Evaluasi Setiap Siklus Rata-Rata Materi Kelas Operasi pengurangan bilangan bulat 8,18 Operasi perkalian bilangan bulat 8,27 Operasi pembagian bilangan bulat 8,00
Tabel 2 Hasil Observasi Setiap Siklus Aspek Yang Diobservasi Siklus I Siklus II Perhatian Emosional Perhatian Emosional 1 orang 1 orang 1 orang 6 orang 7 orang 3 orang 7 orang 4 orang 2 orang 7 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Ketuntasan 100% 100% 100%
Siklus III Perhatian Emosional 4 orang 1 orang 7 orang 6 orang 4 orang
54, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011
Secara keseluruhan untuk 3 siklus, penelitian menunjukkan beberapa fakta yang tampak pada siswa, yaitu: 1. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan gembira. Kegembiraan dan kecerian siswa disebabkan oleh lagu, tepukan atau yel-yel yang dapat membangkitkan semangat. 2. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan santai tetapi serius. Hal ini disebabkan relaksasi yang dilakukan di awal pembelajaran membuat siswa lebih rileks dalam belajar walaupun pembelajaran remedial dilakukan setelah pembelajaran reguler berakhir. 3. Siswa mempunyai rasa percaya diri. Harapan dan keyakinan siswa akan berhasil dalam belajar dibangun oleh keyakinan yang diberikan guru. Keyakinan itu semakin kuat dengan materi pelajaran yang mudah dipahami siswa, dan akhirnya menumbuhkan rasa percaya diri 4. Siswa mau mengajukan pertanyaan kalau mendapat kesulitan dalam belajar. Keberanian siswa dalam bertanya dapat tumbuh karena guru menanggapi setiap pertanyaan siswa, walau pertanyaan itu kurang tepat. Guru memberikan bimbingan cara bertanya yang benar dan menjelaskan hal-hal yang perlu ditanyakan. 5. Siswa mau memperhatikan dan menanggapi penjelasan guru. Selain DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Pembelajaran PAKEM di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
6.
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga menyampaikan manfaat dari materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan siswa. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan apersepsi dan alat peraga yang diterapkan guru serta tindakan guru yang berpura-pura salah menghitung. Siswa sangat tertarik untuk menanggapi hal itu, apalagi guru selalu memberikan pujian terhadap siswa yang dapat menemukan kesalahan guru serta membenarkannya. Siswa mau mengerjakan tugas di rumah (PR) walaupun jumlahnya masih terbatas. Selain memberikan penilaian dan pujian tertulis, guru juga memberitahukan manfaat dari pekerjaan rumah.
SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran remedial menyenangkan yang dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VI SD 07 Bermani Ilir adalah: 1. Siswa diajak bernyanyi atau melakukan “yel-yel” di awal pembelajaran. 2. Dilanjutkan dengan melakukan relaksasi kurang lebih 5 menit. 3. Membuat kesepakatan bersama tentang aturan yang berlaku selama pembelajaran, termasuk konsekuensi jika ada siswa yang melanggar.
Suciati, dkk. 2007. Belajar & Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Yuliati, L. & Djojosoediro. 2009. Bahan Ajar: Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Dikti.