PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : TRI ARDIANTO AGUNG YUWONO NIM. X2707001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh : TRI ARDIANTO AGUNG YUWONO NIM. X2707001
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Rabu
Tanggal
:
23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd.
.......................................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
.......................................
Anggota I
: Taufiq Lilo, S.T., M.T.
.......................................
Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum.
.......................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 196007271987021001
ii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Pembimbing,
Supervisor,
Taufiq Lilo, S.T., M.T. NIP. 19760618 200003 1 001
Nurwadi, S.Pd. NIP. 19680224 200501 1 003
iii
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Oleh Tri Ardianto Agung Yuwono NIM. X2707001 Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan mutu pembelajaran Matematika; dan untuk mengetahui apakah hambatan penggunaan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika kelas V di SD Negeri Gantungan 01. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode deskriptif kualitatif model dua siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01 dan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan, hasil angket motivasi dan wawancara sederhana. Pada siklus I dan siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20 persen. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual Kata kunci : motivasi, kontekstual, matematika sd
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Rernat Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Sukarno, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Kepala Program Studi PGSD Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 6. Taufiq Lilo, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan, sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu. 7. Nurwadi, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu terselenggaranya PTK ini. 8. Subandi, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gantungan 01 dan Bapak Ibu/Guru, atas segala bantuannya. 9. Siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01, yang dengan semangat telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas. Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya. Surakarta, Penulis v
Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5 A. Kajian Teori ................................................................................ 5 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 11 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 11 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 12 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 13 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 13 B. Subjek Penelitian ....................................................................... 13 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 23 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 23 B. Pembahasan ............................................................................... 35 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 38 A. Simpulan ...................................................................................... 38 B. Saran ......................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40
vi
DAFTAR TABEL Halaman 1. Jadwal Penelitian ......................................................................................
13
2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa .......................
19
3. Kisi-kisi Angket Motivasi ............................................................................
20
4. Data Lembar Observasi Siklus I .................................................................
25
5. Hasil Angket Siklus I ..................................................................................
26
6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I ...................................
27
7. Data Lembar Observasi Siklus II ................................................................
30
8. Hasil Angket Siklus II .................................................................................
31
9. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus II ..................................
32
10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II .......................................................
33
11. Persentase Motivasi Angket siklus I dan II ................................................
34
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ...........................................................
12
2. Bagan Kegiatan Penelitian ...........................................................................
14
3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II ....................................................
34
4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II ..........................................
35
viii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I .................................................
41
2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................
50
3. Evaluasi Siklus I .......................................................................................
58
4. Evaluasi Siklus II ........................................................................................
59
5. Pembagian Kelompok ..................................................................................
60
6. Daftar Nilai .................................................................................................
61
7. Format Lembar Pengamatan Motivasi Siswa .............................................
62
8. Format Kisi-kisi Angket Motivasi ..............................................................
63
9. Format Angket Motivasi Belajar Siklus I ..................................................
64
10. Format Angket Motivasi Belajar Siklus II ..................................................
65
11. Format Pendapat Siswa ...............................................................................
66
12. Personalia Peneliti .......................................................................................
68
13. Curriculum Vitae Peneliti ...........................................................................
69
14. Curriculum Vitae Supervisor ......................................................................
70
15. Hasil Lembar Observasi Siklus I .................................................................
71
16. Hasil Lembar Observasi Siklus II ...............................................................
72
17. Hasil Angket Motivasi Siklus I ...................................................................
73
18. Hasil Angket Motivasi Siklus II .................................................................
74
19. Hasil Pendapat Siswa Kondisi Awal ..........................................................
75
20. Daftar Presensi Siswa Siklus I ....................................................................
77
21. Hasil Lembar Observasi Siklus I ................................................................
79
22. Hasil Pendapat Siswa Siklus I ....................................................................
81
23. Daftar Presensi Siswa Siklus II ...................................................................
83
24. Hasil Lembar Observasi Siklus II ...............................................................
85
25. Hasil Pendapat Siswa Siklus II ...................................................................
87
26. Foto-foto Kegiatan ......................................................................................
89
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan pendorong aktivitas dan inisiatif siswa yang mengarah pada ketekunan dan keberhasilan belajar siswa yang sedang dalam proses pembelajaran. Pada umumnya siswa kelas V menganggap mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Fenomena yang demikian juga terjadi pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Motivasi siswa belajar matematika di kelas V SD Negeri Gantungan 01 yang terlihat selama ini dapat dikatakan sangat rendah. Dari data yang berhasil dihimpun dari pembelajaran yang selama ini, terlihat gambaran dari 35 siswa kelas V dalam pembelajaran matematika sebagai berikut. -
Setiap guru memberi kesempatan bertanya, hanya 11 % atau 4 siswa yang memberi pertanyaan sedangkan 89 % atau 31 siswa yang lain tidak memberikan pertanyaan.
-
Hanya 13 siswa atau 37 % yang tuntas belajar sedangkan yang lain sebanyak 22 siswa atau 63 % belum tuntas belajar
-
Jumlah siswa yang tidak aktif cukup banyak, yaitu mencapai 22 siswa dari 35 siswa yang ada di kelas V.
Jika diperhatikan selama ini, pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 cenderung sebagai pemindahan pengetahuan matematika dari guru kepada siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat siswa tidak maksimal dalam pembelajaran matematika di kelasnya. Pada kelas V SD Negeri Gantungan, pada pembelajaran matematika, siswa kelas V mempunyai keengganan dalam belajar matematika di kelasnya. Dengan kondisi yang demikian tersebut, Sekolah Dasar
1
2
Negeri Gantungan 01 tidak berani mematok nilai tinggi dalam membuat kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran matematika kelas V. Sejalan dengan munculnya berbagai kajian tentang peserta didik, kita sadar bahwa tidak dapat dipungkiri, siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01 menginginkan sebuah proses belajar matematika yang sesuai dengan proses berpikirnya. Berdasarkan pemahaman tersebut, beberapa upaya dilakukan, salah satunya adalah dengan mencoba pembelajaran melalui Model Pembelajaran Kontekstual. Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24). Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual di kelas V Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 adalah motivasi siswa belajar matematika akan meningkat serta siswa menjadi tidak lagi takut dan malas melainkan menyenangi terhadap pembelajaran matematika. Matematika tidak lagi menjadi pelajaran sulit, tetapi siswa merasa mudah dalam mempelajari matematika.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa kekurangaktifan belajar pada mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01, menjadi masalah dalam penelitian. Berdasarkan masalah tersebut, dalam proposal ini diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut : o Apakah
penggunaan
model
pembelajaran
kontekstual
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
3
o Apakah hambatan penggunaan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
2. Pemecahan Masalah Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan membuat
siswa menyenangi
proses pembelajaran tersebut.
Dengan
melakukan pembelajaran matematika menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual secara baik paling tidak akan mampu mendekatkan siswa dengan ide dan konsep matematika melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang dialami sehari-hari. Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24). Demikian halnya dengan guru melakukan pembelajaran matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual, dengan harapan motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini dikarenakan adanya matematisasi konsepsi atau proses pengembangan ide dan konsep-konsep matematika yang diawali dengan pengalaman siswa yang dapat dari dunia real. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi dalam mempelajari matematika yang sampai saat ini masih dianggap sulit.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1.
Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
2.
Mengetahui apakah hambatan penggunaan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
4
D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan
dan/atau
pembelajaran
berupa
terwujudnya
pembelajaran
matematika yang bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa. Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu : 1. Siswa Meningkatkan motiovasi belajar siswa dan memudahkannya dalam mempelajari matemtaika. 2. Guru Menumbuhkan
kreativitas
guru
dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika. 3. SD Negeri Gantungan 01 Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kontekstual agar motivasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Motivasi kelakuan manusia merupakan topik yang sangat luas dan universal. Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran di sekolah. Setidak-tidaknya seorang anak harus memiliki motivasi untuk belajar di sekolah. Misalkan keinginan untuk berprestasi sebagai perbuatan normal yang selalu lahir dari dorongan, baik asalnya dari luar maupun dalam diri orang yang bersangkutan. Dorongan inilah yang kemudian populer dengan sebutan motivasi. Berbagai pengertian telah dikemukakan oleh para ahli tentang motivasi yang satu dengan yang lainnya berbeda dari segi redaksi, namun secara prinsip tidak ada perbedaan. S. Nasution (1997 : 182) menyatakan bahwa, “Pelajar harus diberikan ganjaran (reward) berupa pujian, angka yang baik, rasa keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh pelajaran. Keberhasilan dalam interaksi dengan lingkungan belajar, penguasaan tujuan program pendidikan memberikan rasa kepuasan dan karena itu merupakan sumber motivasi yang terus menerus bagi pelajar, sehingga ia sanggup belajar sendiri depanjang hidupnya, yang dapat dianggap sebagai salah satu hasil pendidikan yang paling penting”. Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan ke arah tujuan. Mc Clelland (dalam S. Nasution, 1997 : 182) menyelidiki berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi yang terkait dengan pelajaran di sekolah , yaitu “Merumuskan tujuan dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa bertanggung jawab, dan lingkungan sosial yang menyokong”. Motivasi belajar adalah dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar yang
5
6
dilakukan baik dalam teori untuk untuk memperoleh keterampilan (skill) dengan kekuatan dan arahan perilaku. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki kemauan lebih keras. Kegagalan yang dialaminya akan membangkitkan semangat berusaha lebih giat untuk memperoleh sukses di masa yang akan datang. Individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah jika mengalami kegagalan akan mengakibatkan cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti oleh kegagalan berikutnya. Kesimpulan dari bahasan motivasi belajar, motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan. Motivasi belajar siswa di dalam kelas dikatakan tinggi apabila : 1. Prosentase kehadiran siswa tinggi, 2. Kualitas keterlibatan siswa tinggi dibuktikan dengan banyaknya siswa yang bertanya, 3. Kesanggupan untuk melakukan proses belajar tinggi.
2. Model Pembelajaran Kontekstual a. Landasan Filosofi Model Pembelajaran Kontekstual Landasan filosofi Model Pembelajaran Kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus
mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta. Fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan (Direktorat Pendidikan
Lanjutan
Pertama,
2003:
26).
Menurut
pandangan
konstruktivistik bahwa perolehan pengalaman seseorang itu dari proses asimilasi dan akomodasi sehingga pengalaman yang lebih khusus ialah pengetahuan tertanam dalam benak sesuai dengan skemata
7
yang dimiliki seseorang. Skemata itu tersusun dengan upaya dari individu siswa
yang
telah
bergantung
kepada
skemata
yang
telah
dimiliki seseorang.
b. Definisi Model Pembelajaran Kontekstual Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24).
c. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual 1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful conections), adalah membuat hubungan antara subyek dengan pengalaman yang bermakna dan makna ini akan memberi alasan
apa
yang
dipelajari. Menghubungkan
antara
pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehingga hasilnya akan bermakna (berarti). Ini akan membuat
siswa merasakan
bahwa belajar penting untuk masa depannya (Johnson, 2002: 43-44). 2) Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan
yang signifikan
(doing significant work), adalah dapat melakukan pekerjaan atau tugas yang sesuai. 3) Belajar yang diatur sendiri (self regulated learning), adalah membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka
mencapai
tujuan
yang
bermakna
dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 82-84). 4) Bekerja
sama
(collaborating),
yang melibatkan siswa untuk
adalah
proses
dalam kelompok,
mengerti bagaimana
berkomunikasi
pembelajaran
membantu siswa atau
berinteraksi
8
dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya. 5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking), siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam pengumpulan, analisis dan sintesis data, memahami suatu isu atau fakta dan pemecahan masalah (Johnson, 2002: 100-101). 6) Memelihara atau membina pribadi (nurturing the individual), adalah menjaga atau mempertahankan kemajuan individu. Hal ini menyangkut pembelajaran yang dapat memotivasi, mendukung, menyemangati, dan memunculkan gairah belajar siswa. Guru harus memberi stimuli yang baik terhadap motivasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah. Guru diharap mampu memberi
pengaruh
baik terhadap lingkungan belajar siswa. Antara guru dan orang tua
mempunyai
peran
yang
sama
dalam
mempengaruhi
kemampuan siswa. Pencapaian perkembangan siswa tergantung pada lingkungan sekolah juga pada kepedulian perhatian yang diterima siswa terhadap pembelajaran (termasuk orang tua). Hubungan ini penting dan memberi makna pada pengalaman siswa nantinya didalam kelompok dan dunia kerja (Johnson, 2002: 127-128). 7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards), adalah menyiapkan merespon jaman.
siswa
atau mengikuti
Dengan
mandiri,
produktif
perkembangan
dan
teknologi
cepat dan
demikian dibutuhkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan sebagai wujud jaminan untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, pengambil keputusan yang bijaksana dan karyawan yang memuaskan (Johnson, 2002: 149-150). 8) Penilaian yang sesungguhnya (authentic assesment), ditujukan pada motivasi
siswa
untuk
menjadi
unggul
di
era
teknologi, penilaian sesungguhnya ini berpusat pada tujuan, melibatkan keterampilan tangan, penerapan, dan kerja sama serta
9
pemikiran tingkat tinggi yang berulang-ulang. bertujuan
agar
para
siswa
Penilaian
dapat menunjukkan
itu
penguasaan
dan keahlian yang sesungguhnya dan kedalaman berpikir dari pengertian, pemahaman, akal budi, kebijaksanaan dan kesepakatan (Johnson, 2002: 165).
d. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, guru dalam pembelajarannya mengaitkan
antara
materi
yang
akan
diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya melibatkan
dalam kehidupan tujuh
komponen
mereka utama
sehari-hari, Model
dengan
Pembelajaran
Kontekstual yakni sebagai berikut. 1) Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi
kesempatan
untuk
bekerja,
menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (constructivism). 2) Membentuk
group
belajar
(interdependent learning
yang
groups)
saling yaitu
pembelajaran diperoleh dari kerja sama lain,
maka
dalam
pembelajaran
hendaknya
kelompok-kelompok
tergantung agar
hasil
dengan
orang
selalu dilaksanakan
belajar
atau
proses
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok. 3) Memfasilitasi kegiatan
penemuan
(inquiry),
yaitu agar
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). 4) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (questioning). kegiatan
guru
Bertanya
dipandang
sebagai
untuk mendorong, membimbing, dan
memahami kemampuan berpikir siswa, sedangkan bagi siswa
10
kegiatan
bertanya
mengkonfirmasikan
untuk apa
menunjukkan perhatian diketahuinya.
menggali
yang pada
Bertanya
sudah aspek
informasi,
diketahui yang
dapat diterapkan
dan belum
antara
siswa
dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan
guru,
antara
siswa
dengan
orang
baru
yang
didatangkan di kelas. 5) Pemodelan (modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model tentang bagaimana cara belajar, namun demikian guru bukan satu-satunya
model.
Model
dapat
dirancang
dengan
melibatkan siswa atau dapat juga mendatangkan dari luar. 6) Refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apaapa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu kuncinya adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. 7) Penilaian
sesungguhnya
(authentic
assesment),
adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bias memberikan gambaran perkembangan yang
benar
belajar
siswa.
Pembelajaran
memang seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn)
sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya
sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melulu hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanya salah satunya itulah hakekat penilaian yang sebenarnya (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003: 10-20).
11
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Mukhrozi. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cacaban 01 Tahun Pelajaran 2007/2008. Jakarta : Universitas Terbuka Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri Cacaban 01. 2. Sudianto. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Wotgalih 03 Tahun Pelajaran 2006/2007. Jakarta : Universitas Terbuka Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pendekatan Matematika realistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Wotgalih 03.
C. Kerangka Pikir Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang mampu memudahkan siswa dalam belajar matematika, disamping dapat merangsang siswa untuk tertarik atau senang belajar matematika. Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata, dapat membantu siswa dalam belajar matematika sesuai proses berpikirnya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa dapat meningkat. Pembelajaran yang syarat dengan kreteria di atas adalah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.
12
Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Siswa, Guru, Materi
Model Pembel Kontekstual
INPUT
PROSES
SiswaTermotivasi
OUTPUT
Motivasi Belajar Matematika Meningkat
Gambar 1. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran yang ditawarkan dalam pembelajaran (eksplorasi masalah-masalah nyata oleh siswa) tentu siswa akan lebih mudah menemukan kembali ide dan konsep matematika yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna sehingga dimungkinkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dapat meningkat. Gambar tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang disajikan dengan Model Pembelajaran Kontekstual, siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sehingga pembelajaran lebih bermakna yang dapat meningkatnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
D. Hipotesis Tindakan Jika Model Pembelajaran Kontekstual diterapkan pada pembelajaran matematika maka motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01 menjadi meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Gantungan 01, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut. NO
JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
Observasi dan identifikasi masalah Penyusunan rancangan tindakan Pelaksanaan PTK siklus 1 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 Pelaksanaan PTK siklus 2 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 Penyusunan laporan PTK
JAN X
BULAN PEB MAR APR X X X X X X
MEI
JUN
X X
X
Tabel 1. Jadwal Penelitian
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 35 siswa yang terbagi atas 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta.
C. Prosedur Penelitian 1. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 yang memiliki 6 rombongan belajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan
13
14
subyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 35 siswa, dengan 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas. Adapun bagan kegiatan penelitian sebagai berikut.
PERENCANAAN TINDAKAN 1
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Analisis Data 1 dan REFEKSI 1
PERENCANAAN TINDAKAN 2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Hasil Siklus 1
Analisis Data 2 dan REFEKSI 2
PELAKSANAAN TINDAKAN 1 dan OBSERVASI 1
PELAKSANAAN TINDAKAN 2 dan OBSERVASI 2
Gambar 2. Bagan Kegiatan Penelitian
2. Rencana Tindakan
Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan langkah yang tepat dalam penanganannya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian
tindakan
kelas
(PTK)
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual maka pelaksanaan tindakan direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar menentukan jarring-jaring beberapa bangun ruang sederhana sedangkan siklus kedua dilaksanakan dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan.
15
Langkah-langkah yang secara umum digunakan untuk memecahkan masalah adalah membuat perencanaan yang memuat :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis model pembelajaran kontekstual. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa itu sendiri dan mudah diperoleh.. b. Menyiapkan/Membuat
alat
bantu
mengajar
yang
mendukung
terlaksananya pembelajaran kontekstual, meliputi balok dan kubus yang dicari/dibuat sendiri oleh siswa yang semuanya diperoleh dari lingkungan sekitarnya, maupun yang telah dipersiapkan oleh kelompoknya masingmasing dari rumah. c. Membuat instrumen untuk merekam bentuk aktifitas siswa selama proses pembelajaran (lembar observasi), penilaian tingkat motivasi (kuesioner). Penilaian hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus d. Personil yang dilibatkan dalam penelitian ini selain siswa adalah peneliti sendiri sebagai pelaksana tindakan dan seorang supervisor. e. Refleksi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pada akhir setiap siklus. Penelitian tindakan dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai pelaksanaan tindakan melalui tahapan sebagai berikut : a. SIKLUS I 1) Perencanaan a) Menentukan kelas subjek penelitian b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman observasi dan cara pelaksanaan observasi e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah
16
g) Menyiapkan skenario pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama menggunakan Model Pembalajaran Kontekstual yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan
tindakan
adalah
bahwa
para
siswa
mampu
menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika. 3) Evaluasi dan Refleksi Evaluasi
dilakukan
dengan
memberikan
tes
dan
tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran matematika melalui
Model Pembelajaran
Kontekstual
berupa
eksplorasi masalah-masalah nyata. Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi,
tugas,
konstruktivisme.
kerja
kelompok,
diskusi,
presentasi,
dan
17
Pada tahap refleksi menggunakan prosedur berdiskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Pelaksanaan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan wawancara. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.
b. SIKLUS II 1) Perencanaan a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi siklus I b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman observasi dan cara pelaksanaan observasi e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah g) Menyiapkan skenario pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran. Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa
18
mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika.
3) Evaluasi dan refleksi Evaluasi
dilakukan
dengan
memberikan
tes
dan
tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran matematika melalui
Model Pembelajaran
Kontekstual
berupa
eksplorasi masalah-masalah nyata. Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi,
tugas,
kerja
kelompok,
diskusi,
presentasi,
dan
konstruktivisme. Pada tahap refleksi menggunakan prosedur diskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Pelaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan wawancara.
19
3. Instrumen Penelitian Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan tingkat motivasi belajar dan hasil belajar. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu teknik yang digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: lembar observasi, angket skala sikap, dan wawancara sederhana tentang pendapat siswa. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedurprosedur sebagai berikut: a.
Lembar observasi untuk menjaring data tentang keaktivan siswa.
b. Angket skala sikap digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar siswa c.
Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi belajar siswa. Lembar observasi keaktivan siswa yang menjadi indikator motivasi
belajar siswa digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap dengan kriteria sebagai berikut. a. Sangat Baik (SB) jika prosentase perolehan 76 % sampai 100 % b. Baik (B) jika prosentase perolehan 51 % sampai 75 % c. Sedang (S) jika prosentase perolehan 40 % sampai 50 % dan d. Kurang (K) jika prosentase perolehan < 40 % Adapun sebaran butir kegiatan siswa tentang keaktivan yang mengindikasikan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN SISWA Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan / siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan / siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya
Tabel 2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa
20
Angket skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pernyataan dengan tiga alternatif pilihan yaitu: Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Pemberian nilai atau skor pada setiap item atau pernyataan menggunakan skala tiga, dengan rincian sebagai berikut:
a.
Untuk item-item positif atau pernyataan positif: jawaban Setuju, mendapat skor 3, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban Tidak Setuju, mendapat skor 1.
b. Untuk item-item negatif atau pernyataan negatif: jawaban Setuju, mendapat skor 1, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban Tidak Setuju, mendapat skor 3. c.
Sebaran butir pernyataan tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
KONSEP Motivasi dalam mengerjakan tugas Motivasi dalam mengikuti pembelajaran Motivasi dalam mempelajari matematika
INDIKATOR
PENYEBARAN
JUMLAH
Tekun menghadapi tugas matematika
1, 2
2
Berusaha menerima pelajaran
3, 4
2
5, 6
2
7, 8
2
9, 10
2
Ingin mendalami bahan pelajaran Senang belajar mandiri Berani mempertahankan pendapat bila yakin benar JUMLAH
10
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Motivasi
Data dari faktor motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0 s.d 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.
21
Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi belajar siswa. Wawancara dilaksanakan secara santai dan wajar sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa siswa sedang diteliti. Wawancara dilaksanakan pada setelah selesainya kegiatan tiap siklus. Wawancara pada intinya menangkap pendapat siswa mengenai hal-hal sebagai berikut. a. Situasi dan kondisi kelas b. Proses pembelajaran c. Masalah belajar di kelas d. Perlunya tindakan
4. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ini melibatkan unsur guru dan siswa dengan dua faktor penting yang diteliti. Oleh karena itu teknik yang digunakan adalah: lembar observasi, angket, dan wawancara sederhana. Berdasarkan instrumen yang digunakan maka jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang bersumber dari lembar observasi dan wawancara sederhana sedangkan data kuantitatif adalah data yang dijaring dengan angket. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:
a. Lembar observasi digunakan untuk menjaring data tentang keaktivan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II b. Angket digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus I dan II. c. Wawancara sederhana digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan II. d. Langkah berikutnya adalah pemberian skor atau nilai dari setiap instrumen oleh siswa sebagai sasaran penelitian pada akhir siklus I dan II. Kegiatan ini merupakan kegiatan penting dan menentukan kualitas hasil penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pemberian nilai atau skor terhadap setiap instrumen dilaksanakan secara cermat dan hati-hati.
22
5. Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang bagaimana tingkat motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun, dengan kompetensi dasar menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana. Adapun indikator pencapaian kompetensi pembelajaran pada siklus I sebagai berikut. -
Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok
-
Membuat jaring-jaring kubus dan balok Rencana pelaksanan pembelajaran yang dibuat didasarkan atas
kondisi obyektif sekolah dan karakteristik siswa yang memuat rencana kegiatan kelas yang dirancang sedemikian rupa. Oleh karena itu kegiatan guru berhubungan dengan penggunaan strategi belajar sesuai dengan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru hanya memberikan motivasi dan penjelasan seperlunya jika siswa membutuhkannya. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran diarahkan dengan mengemas bahan ajar untuk disajikan sedemikian yang tentunya berhubungan secara fungsional antara materi dan pengalaman nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dibiasakan dan diarahkan untuk menemukan sendiri, mengalami sendiri dan memecahkan masalah melalui pengalaman langsung dalam proses belajar. Tempat kegiatan dalam proses belajar ditentukan oleh kelompok masing-masing yang telah diatus sebelumnya. Kegiatan siklus I dilakukan dengan menggunakan pilar-pilar pendekatan kontekstual dengan usaha mengkombinasikan pilar-pilar tersebut sesuai dengan karakteristik bahan ajar. Tampak jelas bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan mencerminkan adanya implementasi penggunaan model pembelajaran kontekstual. Pilar-pilar
23
24
kontekstual yang tampak yaitu terbentuknya masyarakat belajar (learning community), yaitu siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, pemodelan (modelling) berupa penjelasan singkat tentang cara penggunaan alat atau cara kerja, konstruktivisme melalui penggunaan alat dan upaya mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa, menemukan (inquiry) dalam bentuk menemukan konsep-konsep matematika melalui pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang ada di sekeliling mereka, bertanya (questioning)
atau
latihan
inquiri
melalui
tanya
jawab,
diskusi
kelompok/kelas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, refleksi (reflection) dalam bentuk hasil kerja (karya) atau diskusi, dan adanya penilaian (authentic assessment) yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran selain dari pada penilaian pada setiap akhir siklus. 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.
25
NO
KEGIATAN SISWA
1 2 3 4
Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya JUMLAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH RATA-RATA MEDIAN
5 6 7 8 9 10
PERSENTASE RATAPERT1 PERT2 RATA 100 100 100 75 75 75 70 50 60 75 70 72,5 70
70
70
70 80 70
70 70 70
70 75 70
50 70
75 70
62,5 70 725 100 60 72,5 70
Tabel 4. Data Lembar Observasi Siklus I Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar observasi pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum 60,0 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata sebesar 72,5; dan median sebesar 70,0. Median sebesar 70,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 70,0 ke atas atau 70,0 ke bawah. Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0 sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100. Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap. NO ABSEN 1
SKOR 17
NILAI 57
26
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
19 21 23 15 22 19 21 17 17 21 22 26 22 18 23 23 23 22 21 21 22 18 21 21 23 16 22 19 22 22 24 18 19 25
Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median
63 70 76 50 73 63 70 57 57 70 73 87 73 60 76 76 76 73 70 70 73 60 70 70 76 53 73 63 73 73 80 60 63 83 2410 87 50 68,8571 70
Tabel 5. Hasil Angket Siklus I
27
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala sikap pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum 50,0 sampai dengan tertinggi 87,0; rata-rata sebesar 68,8571; dan median sebesar 70,0. Median sebesar 70,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 70,0 ke atas atau 70,0 ke bawah. Skor rata-rata motivasi belajar siswa 68,8571 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar kategori tinggi. Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa melalui angket skala sikap untuk siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini. INTERVAL KATEGORI SKOR 33-49 Rendah 50-66 Sedang 67-83 Tinggi 84-100 Sangat Tinggi Jumlah
FREKUENSI 0 12 22 1 35
PROSENTASE (%) 0 34 63 3 100
Tabel 6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara sederhana pada akhir siklus I menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual.
3. Refleksi Siklus I Pada tatap muka awal, tampaknya proses pembelajaran masih berjalan secara rutinitas. Belum ada perubahan yang sangat berarti dalam mutu proses. Hal yang cukup menggembirakan adalah munculnya motivasi, minat dan perhatian siswa, serta hilangnya ketegangan dan berganti dengan rasa gembira. Pada tatap muka kedua, sudah mulai tampak antusias, kerja sama baik, cukup konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, cukup aktif memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan cukup banyak jawaban yang diberikan sudah benar serta cukup terampil menggunakan alat bantu dalam
28
kegiatan pembelajaran. Kelemahan yang terjadi adalah masih banyak siswa belum ada keberanian mengajukan pertanyaan dan belum memiliki kemampuan memberikan penjelasan. Kurang berhasilnya tindakan
yang diberikan dalam proses
pembelajaran pada siklus I diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal. Kondisi nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah sebagai berikut. -
Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami siswa.
-
Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi
-
Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif dalam kelompok karena belum beadaptasi
-
Siswa perlu banyak dilatih secara rutin agar dapat terbiasa melakukan kegiatan inkuiri
4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Adapun indikator pencapaian kompetensi pembelajaran pada siklus II adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang. Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I masih terdapat beberapa kekurangan mendasar pada diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Usaha untuk mengatasi kekurangankekurangan yang terjadi dilakukan dengan mengadakan perbaikan pada aspek strategi yang digunakan, terutama perlunya latihan inkuiri. Model latihan inkuiri bertujuan untuk menumbuhkan keberanian siswa dan mengemukakan gagasan pada orang lain. Melalui latihan inkuiri
29
siswa diarahkan untuk berani melakukan presentase atau memberikan penjelasan-penjelasan terhadap suatu hasil karya/kerja. Gagasan pada siswa akan muncul bila dalam proses belajar mengajar dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu secara optimal dan siswa dapat mengontrol dirinya sendiri. Upaya untuk meningkatkan minat, motivasi, konsentrasi, keaktifan menjawab pertanyaan, kerja sama kelompok, ketepatan jawaban yang diberikan maka langkah yang ditempuh adalah mengubah lembar observasi menjadi sebuah paket penilaian untuk setiap siswa. Melalui paket penilaian ini siswa menyadari bahwa setiap aktifitas yang dilakukan diberikan penghargaan atau nilai sesuai dengan tingkat perubahan setiap aspek yang terjadi pada setiap siswa. Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Adapun indikator pencapaian kompetensi pembelajaran pada siklus II adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak terjadi perubahan dan tetap mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat. Hanya dalam pelaksanaan tindakan difokuskan perbaikan atas kekurangan atau kelemahan yang terjadi pada siklus I. 5. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.
30
NO
KEGIATAN SISWA
1 2 3 4
Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya JUMLAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH RATA-RATA MEDIAN
5 6 7 8 9 10
PERSENTASE RATAPERT1 PERT2 RATA 100 100 100 97 100 98,5 72 89 80,5 89 86 87,5 77
86
81,5
91 89 89
94 89 89
92,5 89 89
57 74
74 80
65,5 77 861 100 65,5 86,1 88,25
Tabel 7. Data Lembar Observasi Siklus II
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar observasi pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum 65,5 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata sebesar 86,1; dan median sebesar 86,1. Median sebesar 88,1 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 88,1 ke atas atau 88,1 ke bawah. Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0 sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100. Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap.
31
NO ABSEN SKOR 1 15 2 21 3 24 4 25 5 15 6 26 7 24 8 23 9 25 10 21 11 26 12 26 13 27 14 26 15 21 16 25 17 24 18 25 19 24 20 26 21 26 22 21 23 23 24 23 25 24 26 23 27 18 28 24 29 21 30 24 31 23 32 24 33 22 34 21 35 28 Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median
NILAI 50 70 80 83 50 87 80 76 83 70 87 87 90 87 70 83 80 83 80 87 87 70 77 77 80 76 60 80 70 80 77 80 73 70 93 2713 93 50 77,5143 80
Tabel 8. Hasil Angket Siklus II
32
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala sikap pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum 50,0 sampai dengan tertinggi 93,0; rata-rata sebesar 77,5143; dan median sebesar 80,0. Median sebesar 80,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 80,0 ke atas atau 80,0 ke bawah. Skor rata-rata motivasi belajar siswa 77,5143 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar kategori tinggi. Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa melalui angket skala sikap untuk siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. INTERVAL KATEGORI SKOR 33-49 Rendah 50-66 Sedang 67-83 Tinggi 84-100 Sangat Tinggi Jumlah
FREKUENSI 0 3 24 8 35
PROSENTASE (%) 0 8,5 68,5 23 100
Tabel 9. Frekuensi dan Persentase Angket Siklus II
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara sederhana pada akhir siklus II menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual. 6. Refleksi II Masalah yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata motivasi belajar siswa dan peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika. Peningkatan tersebut merupakan implikasi peningkatan mutu proses belajar mengajar. Pengaruh positif
yang muncul dari penggunaan model
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sudah dianggap cukup sebagai bukti keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu siklus pelaksanaan tindakan dapat dihentikan.
33
7. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui lembar observasi seperti tampak pada tabel berikut ini.
NO
KEGIATAN SISWA
1 2 3
Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya
4 5 6 7 8 9 10
PERSENTASE KETERANGAN SIKLUS1 SIKLUS2 (%) 100 100 Tetap 75 98,5 Naik 23,5 60 80,5 Naik 20,5 72,5
87,5
Naik 15
70
81,5
Naik 6,5
70
92,5
Naik 22,5
75
89
Naik 14
70
89
Naik 19
62,5
65,5
Naik 3
70
77
Naik 7
Table 10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II
34
persentase 100 --
= Siklus 1 = Siklus 2
100% 100% 98,5% 92,5%
90 --
87,5%
89% 75%
75% 72,5%
70 -60 --
89%
81,5%
80,5%
80 --
70%
75%
77%
70%
70% 65,5% 62,5%
60%
50 -40 -30 -20 – 10 -0 --
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Gambar 3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II
KETERANGAN : A Hadir dalam kegiatan pembelajaran B Mengerjakan tugas rumah (PR) C Aktif bertanya D Aktif menjawab pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) E Aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan F Mengikuti pembelajaran secara aktif G Menguasai konsep materi H Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan I Mencatat informasi penting J Berinteraksi positif dengan temannya Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui angket skala sikap seperti tampak pada tabel berikut ini. INTERVAL SKOR 33-49 50-66 67-83 84-100
KATEGORI Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
PERSENTASE SIKLUS1 SIKLUS2 0 0 34 8,5 63 68,5 3 23
KETERANGAN (%) Tetap Turun 25,5 Naik 5,5 Naik 20
Tabel 11. Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II
35
persentase 100 --
= Siklus 1 = Siklus 2
90 -80 -70 --
68,5%
60 --
63%
50 -40 -34%
30 --
23%
20 – 10 -0 --
8,5% 0%
3%
0%
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Gambar 4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana pada siklus I dan siklus II, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa.
B. Pembahasan Berdasarkan informasi dari kegiatan observasi bahwa pada siklus I dan siklus II siswa semua hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 98,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 23,5 persen. Siswa yang aktif bertanya pada siklus I sebanyak 60 persen; pada siklus II menjadi 80,5 persen; berarti terjadi
kenaikan
sebanyak
20,5
persen.
Siswa
yang aktif
menjawab
pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 72,5 persen; pada siklus II menjadi 87,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 15 persen. Siswa yang aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 81,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak
36
6,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran secara aktif pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 92,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 22,5 persen. Siswa yang menguasai konsep materi pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 14 persen. Siswa yang memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 19 persen. Siswa yang mencatat informasi penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 65,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 3 persen. Siswa yang Berinteraksi positif dengan temannya pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 77 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 7 persen. Berdasarkan informasi dari angket skala sikap bahwa pada siklus I dan siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20 persen. Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata motivasi belajar pada siklus I dan II dapat menjadi bukti pendukung yang cukup berarti tentang kebermaknaan penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam meningkatnya motivasi belajar matematika siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pengajaran matematika kelas V SD Negeri Gantungan 01 memberikan indikasi yang kuat terhadap
37
meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual selain meningkatkan motivasi belajar juga dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, matematika secara signifikan. Adapun hambatan yang menjadi penyebab kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal. Kondisi nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah sebagai berikut. -
Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami siswa.
-
Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi
-
Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif dalam kelompok karena belum beadaptasi
-
Siswa perlu banyak dilatih secara rutin agar dapat terbiasa melakukan kegiatan inkuiri
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil observasi bahwa pada siklus I dan siklus II siswa semua hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 98,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 23,5 persen. Siswa yang aktif bertanya pada siklus I sebanyak 60 persen; pada siklus II menjadi 80,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20,5 persen. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 72,5 persen; pada siklus II menjadi 87,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 15 persen. Siswa yang aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 81,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 6,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran secara aktif pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 92,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 22,5 persen. Siswa yang menguasai konsep materi pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 14 persen. Siswa yang memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 19 persen. Siswa yang mencatat informasi penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 65,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 3 persen. Siswa yang Berinteraksi positif dengan temannya pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 77 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 7 persen. 2. Berdasarkan hasil angket skala sikap bahwa pada siklus I dan siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki
38
39
motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20 persen. 3. Berdasarkan hasil kegiatan wawancara sederhana pada siklus I dan siklus II, pembelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran
kontekstual
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. 4. Dengan penerapan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika, motivasi siswa dalam belajar matematika di SD Negeri Gantungan 01 menjadi meningkat. 5. Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa disarankan sebagai berikut. 1. Pihak guru hendaknya mengoptimalkan implementasi pilar-pilar kontekstual dengan melibatkan siswa sehingga motivasi belajar siswa menigkat dan pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. 2.
Pihak guru sebaiknya ikut aktif pada pertemuan-pertemuan guru (misalnya KKG), kemudian untuk guru yang telah melakukan penelitian tindakan kelas menyampaikan inovasi-inovasi terbaru pada forum tersebut tentang hasil penelitiannya, sehingga membantu guru lainnya untuk melakukan inovasi dan perubahan yang mendasar terhadap model pembelajaran yang selama ini dilakukannya.
3.
Pihak guru hendaknya meningkatkan kemampuannya sendiri secara profesional yang diarahkan dalam merencanakan program pengajaran, menyajikan program pengajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang efektif dan bermutu, penilaian yang sebenarnya dan tindak lanjutnya, sehingga terjadi interaksi yang optimal antara dirinya dengan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2003. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen.
Elaine B Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.
Nasution S, 1997. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
40
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Siklus
: 1
Pertemuan
: 1 dan 2
Hari, tanggal
: 31-03-2010 dan 08-04-2010
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun. B. Kompetensi Dasar 6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana C. Indikator Pencapaian Kompetensi -
Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok Membuat jaring-jaring kubus dan balok
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi
jaring-jaring kubus
dengan benar. 2. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi
jaring-jaring balok
dengan benar. 3. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring kubus dengan bukan jaring-jaring kubus dengan benar. 4. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring balok dengan bukan jaring-jaring balok dengan benar.
E. Dampak Pengiring Siswa terampil membuat benda berbentuk kubus dan balok.
F. Materi Ajar JARING-JARING BALOK DAN KUBUS
G. Metode Pembelajaran -
Tanya jawab
-
Ceramah
-
Demonstrasi
-
Diskusi
-
Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya Motivasi : Jika ingin membuat sebuah kotak kita perlu memahami materi ini
KEGIATAN SISWA
METODE
MEDIA
SUMBER
WAKTU
KET
Mengingat kembali tentang bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelumnya
4 Menit
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah
Lisan
Guru
1 Menit
KEGIATAN SISWA Memperhatikan penjelasan guru
METODE Demonstrasi
MEDIA Kotak
SUMBER Guru
WAKTU 10 Menit
KET
Berkelompok sesuai petunjuk guru
-
-
-
-
-
-
Demonstrasi
Kotak
Materi dan LKS
10 Menit
Kontruktivisme,
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok Membagi siswa dalam beberapa kelompok Membagi LKS untuk setiap kelompok Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Memandu
Memandu
Membuka kotak kertas dan mengamati jaringjaring yang terbentuk dari bukaan kotak Berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi jaring-jaring balok dan kubus yang terbentuk dari bukaan kotak Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi Kelompok lain memberikan tanggapan
inkuiry Diskusi
Kotak
Materi dan LKS
10 Menit
Masyarakat belajar
-
-
-
10 Menit
-
-
-
10 Menit
Penilaian sebenarnya Penilaian sebenarnya
Menjelaskan beberapa jaringjaring balok dan kubus yang memungkinkan dari hasil bukaan
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah
Papan visual
Materi
5 Menit
KEGIATAN SISWA Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
METODE Tanya jawab
MEDIA LKS
SUMBER Materi
WAKTU 5 Menit
Menulis soal PR
Penugasan
Papan visual
Materi
5 Menit
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU Membimbing siswa dalam membuat rangkuman Memberi PR
KET Refleksi
Pertemuan 2 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya Motivasi : Jika ingin membuat sebuah kotak kita perlu memahami materi ini
KEGIATAN SISWA
METODE
MEDIA
SUMBER
WAKTU
KET
Mengingat kembali tentang jaringjaring balok dan kubus
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelumnya
4 Menit
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah
Lisan
Guru
1 Menit
KEGIATAN GURU Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok
KEGIATAN SISWA Memperhatikan penjelasan guru
METODE Demonstrasi
SUMBER Guru
WAKTU 10 Menit
KET
Membagi siswa dalam beberapa kelompok Membagi LKS untuk setiap kelompok Mengamati setiap kelompok secara
Berkelompok sesuai petunjuk guru
-
MEDIA Jaringjaring kubus dan balok -
-
-
-
Diskusi
Gambar jaring-
Materi dan LKS
10 Menit
Masyarakat
KEGIATAN INTI
Berdiskusi dalam kelompok untuk
-
bergilir
Mengamati setiap siswa secara bergilir
Menunjukkan gambar jaringjaring memungkinkan dapat membentuk suatu balok atau kubus
mengidentifikasi gambar jaringjaring yang dapat membentuk sebuah balok atau kubus Menggunting gambar jaringjaring yang diduga dapat membentuk sebuah balok atau kubus Mengambar jaringjaring memungkinkan dapat membentuk suatu balok atau kubus
jaring kubus dan balok
Demonstrasi
Penugasan
belajar
Gambar jaringjaring kubus dan balok Papan visual
Materi dan LKS
10 Menit
Materi
10 Menit
Kontruktivisme, inkuiry
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU Membimbing siswa dalam membuat rangkuman Memberikan evaluasi
KEGIATAN SISWA Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
METODE Tanya jawab
MEDIA LKS
SUMBER Materi
WAKTU 5 Menit
Mengerjakan evaluasi
Tes
Lembar evaluasi
Materi
20 Menit
KET Refleksi
I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran -
Buku Gemar Matematika 5, karangan Y.D. Sumanto, dkk, halaman 158–161
-
Buku penunjang lain yang relevan
2. Alat dan Bahan Pembelajaran -
Kotak kapur
-
Benda berbentuk kotak lainnya
J. Penilaian 1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir 2. Jenis Tes
: Tes
3. Bentuk Tes
: Isian
4. Alat Tes
: Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria penilaian
Soal :
Kunci Jawaban : Kebijaksanaan guru.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pekerjaan Rumah (PR) Manakah yang merupakan sebuah jaring-jaring kubus?
1)
2)
4)
5)
3)
Lembar Pengamatan : No Nama Siswa 1 2 3 4 dst Keterangan : A : kerjasama B : keberanian C : toleransi D : keaktifan
A
B
C
D
E
Nilai
E
: kepemimpinan
Kriteria Penilaian : Nilai Akhir =
A BC D 4
Keterangan : A B C D
: Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100) : Nilai PR (maksimal 100) : Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100) : Nilai Evaluasi (maksimal 100)
Gantungan, …………………….. Guru Pendamping/Supervisor
Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Siklus
: 2
Pertemuan
: 1 dan 2
Hari, tanggal
: ………………………….
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun. B. Kompetensi Dasar 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana C. Indikator Pencapaian Kompetensi -
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui demontrasi, siswa dapat Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang dengan benar.
E. Dampak Pengiring Siswa terampil memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang. F. Materi Ajar
G. Metode Pembelajaran -
Tanya jawab
-
Ceramah
-
Demonstrasi
-
Diskusi
-
Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya Motivasi : Jika ingin memahami bangun datar dan bangun ruang, kita perlu memahami materi
KEGIATAN SISWA
METODE
MEDIA
SUMBER
WAKTU
Mengingat kembali tentang bangun datar dan bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelumnya
4 Menit
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah
Lisan
Guru
1 Menit
KET
ini
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU Menjelaskan cara memecahkan masalah seharihari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok Membagi siswa dalam beberapa kelompok Membagi LKS untuk setiap kelompok Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Memandu
Memandu
KEGIATAN SISWA Memperhatikan penjelasan guru
METODE Ceramah
MEDIA Papan visual
SUMBER Materi
Memperhatikan penjelasan guru
Demonstrasi
Berkelompok sesuai petunjuk guru
-
Bangun Guru datar dan bangun ruang -
-
-
Berlatih bersamasama dalam kelompok memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang Berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi Kelompok lain memberikan tanggapan
Demonstrasi
Bangun Materi dan datar dan LKS bangun ruang
KEGIATAN SISWA Membuat rangkuman dengan
WAKTU 5 Menit
KET
10 Menit
Permodelan
10 Menit
Kontruktivisme,
-
inkuiri
Diskusi
Bangun Materi dan datar dan LKS bangun ruang
10 Menit
Masyarakat belajar
-
-
-
10 Menit
-
-
-
10 Menit
Penilaian sebenarnya Penilaian sebenarnya
METODE Tanya jawab
MEDIA LKS
SUMBER Materi
WAKTU 5 Menit
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU Membimbing siswa dalam
KET Refleksi
membuat rangkuman Memberi PR
bimbingan guru Menulis soal PR
Penugasan
Papan visual
Materi
5 Menit
Pertemuan 2 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya Motivasi : Jika ingin memahami bangun datar dan bangun ruang, kita perlu memahami materi ini
KEGIATAN SISWA
METODE
MEDIA
SUMBER
WAKTU
KET
Mengingat kembali tentang bangun datar dan bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelumnya
4 Menit
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah
Lisan
Guru
1 Menit
KEGIATAN SISWA Memperhatikan penjelasan guru
METODE Demonstrasi
MEDIA SUMBER Bangun Guru datar dan bangun ruang -
WAKTU 10 Menit
KET
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Membagi LKS untuk setiap siswa Memandu siswa memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang Mengamati setiap siswa secara bergilir
KEGIATAN AKHIR
memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Demonstasi
Bangun Materi dan datar dan LKS bangun ruang
10 Menit
Permodelan
Berlatih memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Penugasan
Bangun Materi dan datar dan LKS bangun ruang
20 Menit
Kontruktivisme,
KEGIATAN GURU Membimbing siswa dalam membuat rangkuman Memberikan evaluasi
KEGIATAN SISWA Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
METODE Tanya jawab
MEDIA LKS
SUMBER Materi
WAKTU 5 Menit
Mengerjakan evaluasi
Tes
Lembar evaluasi
Materi
20 Menit
KET Refleksi
I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 2. Sumber Pembelajaran -
Buku Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, karangan R.J. Sunarjo halaman 260-262
-
Buku penunjang lain yang relevan
3. Alat dan Bahan Pembelajaran -
Kotak kapur
-
Benda berbentuk kotak lainnya
J. Penilaian 1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir 2. Jenis Tes
: Tes
3. Bentuk Tes
: Isian
4. Alat Tes
: Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria penilaian
Soal :
Kunci Jawaban : 1. Luas satu sisi kubus = 6 x 6 = 36 cm2, Jadi luas sisi kubus = 6 x 36 cm2 = 216 cm2 2. Luas satu sisi kubus = 384 : 6 = 64 cm2 Jadi panjang rusuk balok =
64 = 8 cm2
3. a. 8 titik sudut x 1 kotak = 8 kotak b. 12 rusuk x 3 kotak = 36 kotak c. 6 sisi x 5 kotak = 30 kotak 4. Luas sisi A = 25 x 15 = 375 cm2, luas sisi B = 25 x 8 = 200 cm2 luas sisi C = 15 x 8 cm2 = 120 cm2 Jadi luas balok = 2 x (375+200+120) = 2 x 695 = 1390 cm2 5. Lebar 36 : lebar 6 = 6 baris Tebal 24 : tebal 4 = 6 baris Jadi jumlah batang usuk yang diperoleh = 6 x 6 = 36 batang usuk.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pekerjaan Rumah (PR)
Lembar Pengamatan : No 1 2 3 4 dst
Nama Siswa
A
B
C
D
E
Nilai
Keterangan : A : kerjasama B : keberanian C : toleransi D : keaktifan E : kepemimpinan Kriteria Penilaian : Nilai Akhir =
A BC D 4
Keterangan : A
: Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100)
B
: Nilai PR (maksimal 100)
C
: Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100)
D
: Nilai Evaluasi (maksimal 100)
Gantungan, …………………….. Guru Pendamping/Supervisor
Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
EVALUASI SIKLUS 1 Soal :
Kunci Jawaban : Kebijaksanaan guru.
EVALUASI SIKLUS 2
Soal :
Kunci Jawaban : 1. Luas satu sisi kubus = 6 x 6 = 36 cm2, Jadi luas sisi kubus = 6 x 36 cm2 = 216 cm2 2. Luas satu sisi kubus = 384 : 6 = 64 cm2 Jadi panjang rusuk balok = 64 = 8 cm2 3. a. 8 titik sudut x 1 kotak = 8 kotak b. 12 rusuk x 3 kotak = 36 kotak c. 6 sisi x 5 kotak = 30 kotak 4. Luas sisi A = 25 x 15 = 375 cm2, luas sisi B = 25 x 8 = 200 cm2 luas sisi C = 15 x 8 cm2 = 120 cm2 Jadi luas balok = 2 x (375+200+120) = 2 x 695 = 1390 cm2 5. Lebar 36 : lebar 6 = 6 baris Tebal 24 : tebal 4 = 6 baris Jadi jumlah batang usuk yang diperoleh = 6 x 6 = 36 batang usuk.
PEMBAGIAN KELOMPOK NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA SISWA MIFTAHUDIN SUKRON MA’MUN ABU SUJA ALAWI A. ARFAN A. HARIS ALEK A. HOZALI A. RIYAN UMAMI A. ZIDNI AL WAFA AISAH ALDI MAULANA SUBHAN ANA ZAINAB ENDANG SAPUROH GHONIA AZMI LULU’UL MAKNUN MAUIDZATUN KHASANAH MA’RIFATUN NISA JIHAN AENUL WIDA MUFAROHAH M. AMIR ABU SALAM M. KHARIS MUKHASIBI M. FAHMI ROSADI M. FIRMAN SETIAWAN M. MAULANA ISHAK M. MUADIM M. NUR AFANI M. TAUFIK HIDAYATULLOH M. WAWAN NAELA AULIA NAELUL BAROKAH NUR ASIYAH NUR MALA MAULIDA NURUL AZQIA RIFAL MAULANA RIZA IKFIANA ZULAICHA NUR LAILA
SIKLUS 1 PERT 1 PERT 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 8 8 8 8 9 8 9 9 9 9 9 9 1
SIKLUS 2 PERT 1 PERT 2 1 1 5 4 1 7 5 1 1 4 6 7 1 1 6 4 2 7 6 1 2 4 6 7 2 2 7 5 2 7 7 2 3 5 7 7 3 2 7 5 3 7 8 2 3 5 8 7 4 3 8 6 4 7 8 3 4 6 9 7 4 3 9 6 5 7 9 3 5 6
KET
Guru Pendamping/Supervisor
Gantungan, …………………….. Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
DAFTAR NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
SIKLUS 1
NAMA SISWA MIFTAHUDIN SUKRON MA’MUN ABU SUJA ALAWI A. ARFAN A. HARIS ALEK A. HOZALI A. RIYAN UMAMI A. ZIDNI AL WAFA AISAH ALDI MAULANA SUBHAN ANA ZAINAB ENDANG SAPUROH GHONIA AZMI LULU’UL MAKNUN MAUIDZATUN KHASANAH MA’RIFATUN NISA JIHAN AENUL WIDA MUFAROHAH M. AMIR ABU SALAM M. KHARIS MUKHASIBI M. FAHMI ROSADI M. FIRMAN SETIAWAN M. MAULANA ISHAK M. MUADIM M. NUR AFANI M. TAUFIK HIDAYATULLOH M. WAWAN NAELA AULIA NAELUL BAROKAH NUR ASIYAH NUR MALA MAULIDA NURUL AZQIA RIFAL MAULANA RIZA IKFIANA ZULAICHA NUR LAILA
NILAI 60 60 70 70 40 70 60 70 60 60 70 70 100 70 60 70 80 70 80 70 70 70 60 70 80 80 50 80 60 70 70 80 60 60 90
SIKLUS 2 KET TT TT
TT TT TT TT
TT
TT
TT TT
TT TT
NILAI 60 70 80 70 50 80 70 80 80 70 80 70 100 70 70 80 80 80 90 70 80 90 70 80 90 80 50 100 70 80 80 100 70 70 100
KET TT
TT
TT
Guru Pendamping/Supervisor
Gantungan, …………………….. Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA Siklus Pertemuan
: :
Petunjuk : 1. Isilah kolom dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai dengan aktivitas. 2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek (V). NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN SISWA
JUMLAH SISWA %
SKALA PENILAIAN SB B S K
Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya
Keterangan : SB = Sangat Baik (76 - 100 %) B = Baik (51 - 75 %) S = Sedang (40 -50 %) K = Kurang (< 39 %) ……………., …………….. Supervisor,
………………………
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI KONSEP
Motivasi dalam mengerjakan tugas Motivasi dalam mengikuti pembelajaran Motivasi dalam mempelajari matematika
INDIKATOR
PENYEBARAN
JUMLAH
Tekun menghadapi tugas matematika
1, 2
2
Berusaha menerima pelajaran
3, 4
2
Ingin mendalami bahan pelajaran Senang belajar mandiri Berani mempertahankan pendapat bila yakin benar JUMLAH
5, 6 7, 8
2 2
9, 10
2 10
Kriteria Penilaian Soal bernilai positif : - Jawaban A memperoleh skor 3 - Jawaban B memperoleh skor 2 - Jawaban C memperoleh skor 1
Soal bernilai negatif : - Jawaban A memperoleh skor 1 - Jawaban B memperoleh skor 2 - Jawaban C memperoleh skor 3
Nama : ……………………………..
No Absen : …………..
ANGKET MOTIVASI BELAJAR Petunjuk - Tulislah nama kamu di sebelah kanan atas pada lembaran ini. - Pilihlah salah satu dari tiga alternatif jawaban. - Jangan terpengaruh jawaban teman. 1. Kamu belum merasa puas, jika belum mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran matematika dengan tuntas. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 2. Kamu takut mendapat hukuman dari guru jika mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran matematika. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 3. Kamu merasa puas jika naik kelas, tidak peduli dengan nilai matematika dalam raport. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 4. Nilai tes matematika yang akan datang harus lebih baik dari nilai tes yang lalu. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 5. Tidak ada manfaatnya mempelajari buku penunjang matematika selain buku paket dari sekolah. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 6. Kamu di rumah berusaha mendalami dan mempelajari kembali bahan pelajaran matematika agar prestasi lebih meningkat. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 7. Kamu senang mengerjakan pelajaran dengan hasil pikiran sendiri. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 8. Kamu tidak mengerjakan tugas dari guru karena sebentar lagi tes. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 9. Dalam menjawab pertanyaan dalam matematika, kamu akan mempertahankan pendapat karena yakin pendapat kamu benar. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju 10. Kamu tidak pernah mempertahankan pendapat meskipun pendapat kamu benar. a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
Nama Sekolah Alamat
PENDAPAT SISWA : …………………… : …………………… SITUASI DAN KONDISI KELAS
…………., ……………
………………..
Nama Sekolah Alamat
PENDAPAT SISWA : …………………… : …………………… PROSES PEMBELAJARAN
…………., ……………
………………..
Nama Sekolah Alamat
PENDAPAT SISWA : …………………… : …………………… MASALAH BELAJAR DI KELAS
…………., ……………
………………..
Nama Sekolah Alamat
PENDAPAT SISWA : …………………… : …………………… PERLUNYA TINDAKAN
…………., ……………
………………..
PERSONALIA PENELITI
PERSONALIA PENELITI
No
Nama Peneliti
1
TRI ARDIANTO A.Y.
2
NURWADI, S.Pd.
Peran / Tugas Peneliti
Waktu yang Disediakan Per Minggu
Ketua Peneliti
6 Jam Pelajaran
Supervisor
2 Jam Pelajaran
CURRICULUM VITAE PENELITI
CURRICULUM VITAE
1. Nama
: TRI ARDIANTO AGUNG Y
2. NIM
: X2707001
3. Tempat dan Tanggal Lahir
: Tegal, 22 Agustus 1983
4. Jenis Kelamin
: Laki-laki
5. Tempat Tugas
: SD Negeri Gantungan 01
6. Alamat kantor
: Desa Gantungan
Nomor Telepon/Fax
: -
Alamat Email
:
[email protected]
Alamat Rumah
: Kendalserut, RT 03 RW 03
Nomor Telepon/Hp
: 085642888820
7. Riwayat Pendidikan
: D2 PGKSD UNNES
8. Pengalaman Penelitian yang Relevan
: -
9. Publikasi Ilmiah yang Relevan
: -
10. Pertemuan Ilmiah yang Relevan
: -
…………, ………….
TRI ARDIANTO AGUNG Y NIM. X2702001
CURRICULUM VITAE
1. Nama
: NURWADI, S.Pd.
2. NIP
: 196802242005011003
3. Tempat dan Tanggal Lahir
: Tegal, 24 Pebruari 1968
4. Jenis Kelamin
: Laki-laki
5. Tempat Tugas
: SD Negeri Lebakwangi 03
6. Alamat kantor
: Desa Lebakwangi
7. Nomor Telepon/Fax
: -
8. Alamat Email
: -
9. Alamat Rumah
: Desa Pangkah Kecamatan Pangkah
10. Nomor Telepon/Hp
: -
11. Riwayat Pendidikan
: S1 PGSD UT
12. Pengalaman Penelitian yang Relevan
: PTK
13. Publikasi Ilmiah yang Relevan
: -
14. Pertemuan Ilmiah yang Relevan
: -
…………, ………….
NURWADI NIP. 196802242005011003
DATA PENELITIAN
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN SISWA Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya JUMLAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH RATA-RATA MEDIAN
PERT1 100 75 70 75
PERSENTASE PERT2 RATA-RATA 100 100 75 75 50 60 70 72,5
70
70
70
70 80 70
70 70 70
70 75 70
50 70
75 70
62,5 70 725 100 60 72,5 70
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
Gantungan, …………………….. Guru Pendamping/Supervisor
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
NURWADI, S.Pd. NIP. 19680224 200501 1 003
ANGKET MOTIVASI SIKLUS 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA SISWA MIFTAHUDIN SUKRON MA’MUN ABU SUJA ALAWI A. ARFAN A. HARIS ALEK A. HOZALI A. RIYAN UMAMI A. ZIDNI AL WAFA AISAH ALDI MAULANA SUBHAN ANA ZAINAB ENDANG SAPUROH GHONIA AZMI LULU’UL MAKNUN MAUIDZATUN KHASANAH MA’RIFATUN NISA JIHAN AENUL WIDA MUFAROHAH M. AMIR ABU SALAM M. KHARIS MUKHASIBI M. FAHMI ROSADI M. FIRMAN SETIAWAN M. MAULANA ISHAK M. MUADIM M. NUR AFANI M. TAUFIK HIDAYATULLOH M. WAWAN NAELA AULIA NAELUL BAROKAH NUR ASIYAH NUR MALA MAULIDA NURUL AZQIA RIFAL MAULANA RIZA IKFIANA ZULAICHA NUR LAILA Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median
SKOR 17 19 21 23 15 22 19 21 17 17 21 22 26 22 18 23 23 23 22 21 21 22 18 21 21 23 16 22 19 22 22 24 18 19 25
NILAI 57 63 70 76 50 73 63 70 57 57 70 73 87 73 60 76 76 76 73 70 70 73 60 70 70 76 53 73 63 73 73 80 60 63 83 2410 87 50 68,8571 70
Guru Pendamping/Supervisor
Gantungan, …………………….. Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN SISWA Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Mengikuti pembelajaran secara aktif Menguasai konsep materi Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan Mencatat informasi penting Berinteraksi positif dengan temannya JUMLAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH RATA-RATA MEDIAN
PERT1 100 97 72 89
PERSENTASE PERT2 RATA-RATA 100 100 100 98,5 89 80,5 86 87,5
77
86
81,5
91 89 89
94 89 89
92,5 89 89
57 74
74 80
65,5 77 861 100 65,5 86,1 88,25
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
Gantungan, …………………….. Guru Pendamping/Supervisor
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001
NURWADI, S.Pd. NIP. 19680224 200501 1 003
ANGKET MOTIVASI SIKLUS 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA SISWA MIFTAHUDIN SUKRON MA’MUN ABU SUJA ALAWI A. ARFAN A. HARIS ALEK A. HOZALI A. RIYAN UMAMI A. ZIDNI AL WAFA AISAH ALDI MAULANA SUBHAN ANA ZAINAB ENDANG SAPUROH GHONIA AZMI LULU’UL MAKNUN MAUIDZATUN KHASANAH MA’RIFATUN NISA JIHAN AENUL WIDA MUFAROHAH M. AMIR ABU SALAM M. KHARIS MUKHASIBI M. FAHMI ROSADI M. FIRMAN SETIAWAN M. MAULANA ISHAK M. MUADIM M. NUR AFANI M. TAUFIK HIDAYATULLOH M. WAWAN NAELA AULIA NAELUL BAROKAH NUR ASIYAH NUR MALA MAULIDA NURUL AZQIA RIFAL MAULANA RIZA IKFIANA ZULAICHA NUR LAILA Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median
SKOR 15 21 24 25 15 26 24 23 25 21 26 26 27 26 21 25 24 25 24 26 26 21 23 23 24 23 18 24 21 24 23 24 22 21 28
NILAI 50 70 80 83 50 87 80 76 83 70 87 87 90 87 70 83 80 83 80 87 87 70 77 77 80 76 60 80 70 80 77 80 73 70 93 2713 93 50 77,5142857 80
Guru Pendamping/Supervisor
Gantungan, …………………….. Praktikan,
NURWADI, S.Pd NIP. 19680224 200501 1 003
TRI ARDIANTO A.Y. NIM. X2707001
Mengetahui Kepala SD Negeri Gantungan 01
SUBANDI NIP. 19540427 197402 1 001