PENINGKATAN KECAKAPAN PERSONAL MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL YUSRIA Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha saifuddin Jambi, E-mail :
[email protected] Abstract: The objective of this research was to improve of personal skill through contextual teaching and learning conducted at B group of the islamic kindergarten al-aqsha Jambi in 2013. The subject of research were 24 children. This research method was based on the Research Action Class of Kemmis and Mc. Taggart Model included of four steps (1) planning, (2) action, (3) observation and evaluation, and (4) reflextion. The study consisted of two cycles, each cycle consisted of 9 times meeting. and data analysis were used quanlitative and quantitative data. The data were collected used observation, interview non structure, and documentation. Results of this research are showed an incresead children`s personal skill through the contextual teaching and learning. The evident showed by a average personal skill of children score of 44.29 pre cycle, then increased in the first cycle of the second cycle of 56.79 and 85.75. The findings that the contextual teaching and learning was could increase children`s personal skill, and this research couldn`t be generalized. Keyword: personal skill, contextual teaching and learning, and early childhood.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecakapan personal anak melalui pembelajaran kontekstual di TK Islam Al-aqsha Kelompok belajar B Kota Jambi tahun 2013. Subjek penelitian ini terdiri dari 24 orang anak. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu kepada model Kemmis dan Mc. Taggart meliputi empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) tindakan (3) observasi dan (4) refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 9 kali pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen observasi, wawancara dokumentasi, catatan lapangan, dan diskusi. Hasil penelitian ini menyatakan adanya peningkatan kecakapan personal anak melalui pembelajaran kontekstual, dibuktikan dengan skor rata-rata kecakapan personal awal anak 44.29, siklus I rata-rata 56.79 dan siklus II 85.75. Temuan penelitian bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kecakapan personal anak TK Islam al-aqsha kota Jambi dan tidak dapat digeneralisasikan. Kata kunci : kecakapan personal, pembelajaran kontekstual dan anak usia din
327
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Pendidikan untuk
merupakan
menjawab
permasalahan
hidup.
kunci
berbagai
menguasai berbagai kecakapan yang dapat
menolong
dirinya
untuk
Berdasarkan
bertahan hidup. Kecakapan personal
Undang-undang Nomor 20 tahun
menurut Konstelnik (1991) masuk
2003
pada domain afektif antara lain
tentang sistem
Nasional
Pendidikan
dinyatakan
pendidikan
bahwa
nasional
berfungsi
kesadaran
diri,
inisiatif
dan
kemandirian.
mengembangkan kemampuan dan
Sedangkan menurut Smith
membentuk watak serta peradaban
(2003) bahwa kecakapan personal
bangsa
yang
adalah
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bertujuan
untuk
bertahan hidup. Konstelnik dalam
berkembangnya potensi peserta didik
Developmental Appriorate practice
agar menjadi manusia yang beriman
(2007)
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
kurikulum harus mampu membangun
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
lingkungan kelas yang mendukung
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
pertumbuhan anak untuk memiliki
menjadi
yang
kesadaran diri, kemampuan membuat
demokratis serta bertanggung jawab.
keputusan, kemampuan mengelola
Keprihatinan pemerintah terhadap
perasaan
kualitas
bangsa,
warga
peserta
peningkatan peserta
bermartabat
didik
dalam
negara
kemampuan
membantu
dirinya
dan
terhadap
kemampuan
kecakapan
personal
tekanan-tekanan.
untuk
dapat
bahwa
emosi,
serta
mengatasi Sementara
itu
2002
Goleman, (1997) menyatakan bahwa
konsep
anak juga harus diberi dorongan
pada
untuk mampu berkomunikasi dengan
kecakapan hidup. Konsep pendidikan
yang lain, menyakini sudut pandang
berorientasi
sendiri
Depdiknas pendidikan
tahun
dalam
menyebutkan
didik
pada
anak
meluncurkan berorientasi
kecakapan
hidup
dan
memahami
sudut
membekali peserta didik, diantaranya
pandangan
orang
lain,
dengan kecakapan personal yaitu
menerima
diri
sendiri
kemampuan
bertanggung jawab terhadap dirinya.
328
seseorang
dalam
belajar dan
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
Kemampuan
intrapersonal
oleh
lain (soft skill), dan kesuksesan hidup
Goleman (1993) berkaitan dengan
seseorang 20% ditentukan oleh hard
aspek internal dalam diri seseorang,
skill dan 80% oleh soft skill. Tugas
seperti
rentang
perkembangan menurut Havirgurts
untuk
adalah tugas yang timbul pada atau
emosi-emosi,
sekitar periode kehidupan individu
menandainya dan menggunakannya
tertentu, Keberhasilan melakukannya
untuk memahami dan membimbing
menimbulkan
tingkah laku sendiri. Schmidt (2002)
keberhasilan
pelaksanaan
menyebutkan
selanjutnya
kelak,
perasaan
emosi,
hidup,
kemampuan
membedakan
dengan
bahwa
kecerdasan
anak-anak intrapersonal
kebahagiaan
dan tugas
sedangkan
kegagalan
menimbulkan
yang baik terlihat lebih mandiri,
ketidakbahagiaan,
memiliki kemauan yang keras, penuh
masyarakat, dan kesulitan dalam
percaya diri, memiliki tujuan-tujuan
pelaksanaan tugas lainnya kelak.
tertentu.
ketidaksetujuan
Berdasarkan
hasil
Penelitian yang dilakukan
pengamatan anak TK Islam Al-aqsha
oleh Golemen (1990) menunjukkan
kota Jambi masih banyak yang belum
bahwa
mampu menyelesaikan tugas yang
IQ
sumbangan
hanya 20%
memberikan saja
dalam
diberikan.
Berdasarkan
hasil
keberhasilan hidup seseorang dan
observasi awal terhadap 24 orang
80% nya ditentukan oleh faktor lain
anak TK Islam Al-aqsha, bahwa dari
di luar IQ. Hasil penelitian di Harvard
8 indikator kecakapan personal anak
university
Amerika
Serikat
yang diamati, terdapat 5 indikator
menyebutkan
bahwa
kesuksesan
yang belum mampu dilakukan anak.
hidup seseorang tidak semata-mata
Seperti indikator mengendalikan diri,
ditentukan oleh aspek pengetahuan
secara keseluruhan anak dikatakan
dan keterampilan teknis (hard skill)
belum mampu untuk bersikap sabar
yang dikuasainya, tetapi lebih oleh
dalam
kemampuan mengelola diri dan orang
menggunakan
menunggu alat
tulis
giliran bersana
329
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
seperti krayon, pensil, buku gambar,
Pembelajaran masih berfokus pada
dan dalam menunggu giliran seperti
guru,
dalam barisan saling mendorong,
dominan
menangis ketika diganggu teman atau
baca tulis secara formal dibandingkan
barang miliknya
teman.
anak diajak untuk berbuat. Penelitian
Indikator menaati aturan dapat dilihat
yang terkait dan relevan membahas
antara lain saat membuat kesepakatan
tentang kecakapan personal anak
dalam suatu permainan, sulit bagi
dilakukan
oleh
anak untuk mematuhi aturan yang
membahas
tentang
telah
kecakapan hidup yang diaplikasikan
diambil
disepakati.
Dari
indikator
muatan seperti
bertanggung jawab dapat diamati
dalam
antara
sedangkan
lain
begitu
anak
selesai
akademis
masih
hapalan-hapalan,
Alimufi
Arief
empat
aspek
pembelajaran Nining
di
TK,
Sriningsih
bermain dari satu permainan dan
mengkaji tentang kecakapan pribadi
berpindah ke permainan yang lain,
anak TK dikembangkan melalui
permainan
berbagai
model
begitu saja, dan anak membuka
Penelitian
ini
permainan
sementara
meningkatkan kecakapan personal
permainan yang pertama dibiarkan
anak TK Islam Al-aqsha Jambi
berantakan. Dari pengamatan itu
melalui pembelajaran kontekstual.
dapat disimpulkan bahwa kecakapan
Pentingnya penelitian ini dilakukan
personal anak masih rendah, dan
untuk untuk meningkatkan kualitas
membutuhkan proses pembelajaran
pembelajaran dengan dilandaskan
yang banyak menstimulus kecakapan
pada pendekatan pembelajaran yang
personal anak yang berhubungan
berorientasi pada konteks kehidupan
dengan aktivitas anak keseharian
nyata,dan membantu anak meningkat
dengan menggunakan pembelajaran
kecakapan
kontekstual.
tujuan
pertama
baru,
Proporsi melibatkan aktivitas
330
ditinggalkan
anak belajar
pembelajaran. bertujuan
personal.
penelitian
Sedangkan
adalah
untuk
guru
dalam
mengetahui
dalam
semua
personal dapat ditingkatkan melalui
masih
kurang.
bahwa
untuk
pembelajaran kontekstual.
kecakapan
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
disimpulkan
Kecakapan Personal Skill pada kata Personal skill menurut
Muchlas
Samani
bahwa
personal
adalah
kecakapan kemampuan
seseorang untuk menolong dirinya
diterjemahkan menjadi kecakapan
dalam
(2014). Kecakapan yang diartikan
dihadapi antara lain kesadaran diri,
dengan kompetensi menurut Smith
insiatif dan kemandirian. Kesadaran
adalah
diri
kemampuan
dimiliki
anak
keterampilan Gagne,
untuk tertentu
Leslie
menyatakan
yang
harus
menguasai (2003:214).
dan
bahwa
Wager
menuntaskan
adalah
tugas
kemampuan
yang
untuk
merasakan perasaan saat perasaan itu muncul
(Elaine,
Konstelnik
2007:
162)
mengidentifikasi
kemampuan
kesadaran diri pada siapa saya ? apa
merupakan suatu daya atau kekuatan
yang saya inginkan ? Apa yang dapat
sebagai hasil belajar yang dapat
saya
diketahui
Kemudian
membuat saya spesial atau berbeda
Smith memaknai kecakapan personal
dengan yang lain? (1991) dijelaskan
sebagai suatu kemampuan yang harus
kemudian bahwa kesadaran diri yang
dituntaskan
oleh
berkenaan
membantu
dirinya
(2003:212).
dimana
Sementara
menurut
Konstelnik
tentang apa yang dapat mereka
kecakapan personal masuk pada
lakukan dan apa yang membedakan
domain
Fokus
antara kemampuan dirinya dengan
penelitian ini mengacu pada teori
orang lain yang ada di sekitarnya.
yang sampaikan Konstelnik bahwa
Jadi
kecakapan personal berada pada
kemampuan
domain afektif antara lain kesadaran
menghayati,
menyadari
dan
diri, inisiatif, dan kemandirian, ketiga
mensyukuri
kelebihan
dan
aspek tersebut yang akan diamati.
kekurangan yang dimiliki. Sedangkan
(1992:43).
afektif
anak
(1991:7).
Berdasarkan beberapa
ahli
di
untuk
uraian atas
dapat
lakukan?
Inisiatif
dan
dengan
anak
atribut
mulai
kesadaran
Apa
yang
fisik,
memikirkan
diri
adalah
seseorang
dalam
menurut
Erikson
dalam
Smith menyatakan bahwa manusia
331
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
harus berkembang melalui delapan
kemandirian anak usia dini adalah
tahapan perkembangan emosional,
kemampuan yang disesuaikan dengan
jika
tugas perkembangan (2014:308).
mereka
ingin
memenuhi
kebutuhan dirinya dalam hidup ini (2003:288) bahwa
Erikson
tahapan
menjelaskan perkembangan
Jadi
kemandirian
kemampuan
yang
adalah
dimiliki
anak
dalam menyelesaikan tugas yang
psikososial menandai masa awal
diberikan
kanak-kanak yaitu berkembangnya
kebutuhan
inisiative vs guilt (2011:26) jadi
keamanan diri. Pada akhirnya dapat
insiatif adalah kemampuan dalam
disintesakan
menangani
personal adalah kemampuan anak
suatu
keadaan,
untuk
memenuhi
sendiri
dan
bahwa
menolong
menjaga
kecakapan
mengambil keputusan, dan bertindak
untuk
dirinya
dalam
berdasarkan apa yang dipahami.
menuntaskan tugas yang dihadapi
Kemandirian menurut Parker adalah
meliputi kesadaran diri, insiatif dan
kemampuan untuk mengelola semua
kemandirian.
milik kita, tahu bagaimana mengelola
Pembelajaran Kontekstual
waktu, berjalan dan berpikir secara
Kata kontekstual menurut
mandiri disertai kemampuan untuk
Johnsons memiliki makna yang lebih
mengambil resiko dan memecahkan
luas untuk menyatakan kesaling -
masalah
keterhubungan
mengatakan
(2006 bahwa
:1)
Schultz
kemandirian
(2007:46)
Pembelajaran kontekstual menurut
merupakan suatu sikap individu yang
Johnsons
diperoleh secara kumulatif dalam
pendidikan
perkembangannya, dimana individu
mendorong siswa melihat makna di
akan terus belajar untuk bersikap
dalam materi akademik yang mereka
mandiri dalam menghadapi berbagai
pelajari dengan cara menghubungkan
situasi di lingkungan, sehingga pada
subjek - subjek akademik dengan
akhirnya akan mampu berpikir dan
konteks dalam kehidupan keseharian
bertindak
mereka,
Havirgurts
332
sendiri
(1995
menyatakan
:140) bahwa
adalah
suatu
yang
yaitu
dengan
proses bertujuan
konteks
keadaan pribadi, sosial dan budaya
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
mereka.(2007:67) The Washington
proses
State Consortium for Contextual
menggunakan
Teaching and Learning merumuskan
kemampuan
definisi
kontekstual
berbagai konteks dalam dan luar
adalah pengajaran yang membuat
sekolah untuk memecahkan masalah
semua siswa mampu memperkuat,
yang bersifat simulatif ataupun nyata,
mengembangkan, dan menerapkan
baik sendiri maupun secara bersama
pengetahuan
(2001:04). Jadi dapat disimpulkan
pembelajaran
dan
keterampilan
belajar
dimana pemahaman
akademiknya
dan dalam
akademik mereka di berbagai kondisi
bahwa
baik di dalam maupun di luar sekolah
adalah proses pembelajaran yang
untuk memecahkan masalah nyata
menghubungkan
maupun simulasi (200:4-5) Center on
dan situasi nyata dengan melibatkan
Education
the
anak untuk membantu mereka dalam
University of Wisconsin Madison
menemukan makna dari materi yang
menghasilkan
pernyataan
tentang
dipelajari melalui proses mengalami
pembelajaran
kontekstual
adalah
and
Work
at
pembelajaran
siswa
kontekstual
materi
akademis
langsung.
suatu konsep belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi
METODE PENELITIAN
pelajaran dengan situasi dunia nyata
Metode
penelitian
yang
dan memotivasi siswa membuat
digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan-hubungan
penelitian
antara
tindakan.
Penelitian
pengetahuan dan aplikasinya dalam
tindakan ini menggunakan model
kehidupan siswa sebagai anggota
Kemmis dan Mc Taggart yang
keluarga, masyarakat, dan pekerja
meliputi
serta meminta ketekunan belajar
perencanaan, tindakan, pengamatan,
(2000:13-15) Hower R, Kenneth
refleksi. Dalam model Kemmis dan
mendefinisikan
pembelajaran
Mc.
kontekstual
pembelajaran
pengamatan dijadikan satu kesatuan
terjadinya
karena kedua komponen tersebut
yang
adalah
memungkinkan
empat
Taggart
tahap
tindakan
yaitu
dan
333
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
merupakan dua kegiatan yang tidak
setiap
dapat dipisahkan.
diskusi.
Penelitian
ini
dikatakan
tindakan
didapat
Instrument
dikembangkan
berhasil apabila minimal 71% dari
melalui
jumlah keseluruhan anak yaitu 24
operasional
orang anak, 17 dari 24 anak mencapai
berdasarkan criteria yang diambil dari
Tingkat
aspek 1) Kesadaran diri, 2) Inisiatif
(TCP)
Capaian minimal
Perkembangan yang
ditentukan
bersama kolaborator yaitu 65%. Teknik
pengumpulan
definisi
melalui
konseptual yang
dan ditulis
dan 3) Kemandirian. Analisis data yang digunakan adalah analisis data
data
kualitatif dan kuantitatif. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini
data kualitatif Miles dan Huberman
adalah
dokumentasi,
dengan cara tiga tahap analisis yaitu
wawancara, catatan lapangan dan
1) reduksi data, 2) Penyajian data dan
diskusi. Data tentang keterkaitan
3) Simpulan data. Sedangkan analisis
antara perencanaan dan pelaksanaan
kuantitatif
dengan
pembelajaran didapat dari rencana
deskriptif
adalah
pembelajaran dalam bentuk RKH dan
rata-rata skor yang diperoleh dari pra
lembar
siklus, siklus 1 dan siklus II, disajikan
observasi,
observasi.
Data
tentang
keterkaitan kelengkapan administrasi didapat melalui dokumentasi. Data tentang reaksi dan sikap guru dan siswa
terkait
penelitian
ini
dengan didapat
tindakan melalui
wawancara bersifat terstruktur dan non terstruktur. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari catatan lapangan. Data tentang pembicaraan terkait
perbaikan-perbaikan
dari
cara
statistic
untuk
melihat
dalam bentuk table dan grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kecakapan personal anak TK Islam Al-aqsha Kota Jambi dari mulai pra siklus sampai siklus II.
Pra siklus Asesmen untuk
mengetahui
awal
dilakukan
kondisi
awal
kecakapan personal anak TK Islam
334
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
Al-aqsha Kota Jambi. Hasil asesmen awal
untuk
kecakapan
sebagai berikut:
personal
Skor
Gambar 1. Grafik Kecakapan Personal anak TK Islm Al-Aqsah Kota Jambi 2013
Grafik di atas menggambarkan bahwa
rata-rata
TCP
kecakapan
Siklus 1 Observasi
pada
siklus
1
personal anak TK Islam Al-aqsha
dilakukan untuk mengetahui skor
Kota Jambi pada pra siklus berada
yang diperoleh anak setelah diberi
pada kategori belum berkembang
tindakan
dimana rata-rata kelas 44.291 dari 24
kontekstual
anak.
kecakapan personal. Adapun data
Dimana
responden
12
mendapat TCP anak terendah yaitu
melalui
pembelajaran
dalam
meningkatkan
observasi pada siklus 1 adalah :
33 sedangkan TCP anak tertinggi adalah responden 4 dan 17 yaitu 54.
335
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Gambar 2 : Grafik Peningkatan Kecakapan Personal Anak TK Islam Al-aqsha Kota Jambi Tahun 2013 Data
pada
grafik
belum mencapai batas ketentuan
menunjukkan peningkatan kecakapan
minimal.
personal anak dari sebelum mendapat
dan kolaborator menyepakati untuk
pembelajaran
sampai
melanjutkan ke siklus II. Hal ini
pada siklus 1 setelah mendapatkan
dilakukan atas kesepakatan antara
pembelajaran
peneliti
kontekstual
kontekstual.
Pada
Oleh karena itu peneliti
dan
kolaborator
dengan
grafik di atas terlihat peningkatan
mempertimbangkan agar kecakapan
kecakapan personal anak TK Islam
personal
Al-aqsha Kota Jambi yang berjumlah
dengan harapan yang telah ditentukan
24 orang dapat terlihat pada rata-rata
dengan
kelas pra siklus mencapai TCP anak
pada siklus 1 agar lebih maksimal
44.291 dan pada siklus 1 menjadi
pada siklus II.
56.79. TCP yang diperoleh anak
334
anak
meningkat
memperbaiki
sesuai
kekurangan
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
kontekstual
Siklus II Observasi pada siklus
dalam
meningkatkan
II
kecakapan personal. Data observasi
dilakukan untuk mengetahui skor
pada siklus 2 dapat dilihat sebagai
yang
berikut :
diperoleh
anak
setelah
pemberian tindakan pembelajaran
Gambar 3 : Grafik Peningkatan Kecakapan Personal Anak TK Islam Al-aqsha Kota Jambi Tahun 2013
Data pada grafik di atas
44.291 mengalami peningkatan TCP
menunjukkan peningkatan kecakapan
anak pada siklus 1 yaitu 56.79
personal anak TK Islam Al-aqsha
kemudian dari siklus 1 ke siklus II
Kota Jambi yang berjumlah 24 orang
menjadi
pada dapat dilihat pada rata-rata pra
mencapai batas ketentuan minimal
siklus yang mencapai TCP anak
dari hasil pencapaian tersebut, maka
85.75,
terlihat
sudah
337
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
peneliti dan kolaborator menyepakati
56.791. Pada siklus II kecakapan
bahwa tindakan sampai pada siklus II.
personal
anak
mengalami
peningkatan sebesar 28.959 dimana pada siklus II anak mendapat rata-rata
PEMBAHASAN Berdasarkan
pemerolehan
TCP
anak
85,75.
Hal
ini
data secara kualitatif dan kuantitatif.
membuktikan bahwa pembelajaran
Penelitian ini telah membuktikan
kontekstual
bahwa
pembelajaran
kontekstual
kecakapan personal anak.
dapat
meningkatkan
kecakapan
Kecakapan
dapat
meningkatkan
personal
anak
personal anak TK Islam Al-aqsha
yang ditunjukkan oleh anak selama
Kota Jambi. Hasil ini dibuktikan dari
diberikan tindakan selama penelitian
pemberian tindakan yang diberikan
dilihat dari berbagai indicator yang
pada siklus 1 dan siklus II. Pada
bermasalah diantaranya indikator (1)
siklus
Mengendalikan
1
dan
siklus
II
proses
diri
pemerolehan
pembelajaran yang mengintegrasikan
kecakapan personal anak dilihat dari
tema ke dalam berbagai bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan
kecakapan.
anak
melalui
pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan
kontekstual seperti pada siklus 1 dan
bahwa pada akhir siklus 1 dan siklus
siklus II diantara kegiatan merawat
II,
kolaborator
diri, anak mencuci tangan sebelum
terhadap
makan menuntut kesabaran anak
peneliti
melakukan
dan perhitungan
hasil observasi kecakapan personal
untuk
anak.
hasil
gilirannya. Kegiatan menggambar
pengamatan tindakan yang telah
dan mewarnai memberi tantangan
dilakukan terhadap 24 responden
bagi anak untuk tidak saling merebut
pada akhir siklus 1 dapat diketahui
alat tulis dengan temannya. Kegiatan
bahwa kecakapan personal anak
belajar dirancang untuk membuat
mengalami peningkatan sebesar 12.5
anak senang dan suka melakukannya.
pada pra siklus dengan rata-rata kelas
Indicator (2) Mengungkapkan pilihan
44.291 dan pada siklus 1 menjadi
diantara kegiatan yang dilakukan
338
Berdasarkan
data
mengantri
dan
menunggu
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
anak
melalui
kontekstual
pembelajaran
sepatu,memasang kancing baju dan
kegiatan
(5) Bertanggung jawab, kegiatan
adalah
keagamaan
antara
mendemonstrasikan
lain sholat,
yang
dilakukan
anak
pembelajaran
dengan
kontekstual
melafalkan bacaan sholat, berdoa,
diantaranya
kegiatan memeras pandan, kegiatan
mengembalikan peralatan bermain,
diserahkan
peralatan
kepada
anak
untuk
memilih kegiatan mana yang ingin dilakukan. aturan
kegiatan
yang
sholat,
dan
peralatan
menggambar dan mewarnai.
Indikator (3) Menaati
diantara
merapikan
Mengacu pada kegiatan di atas
dapat
disimpulkan
dilakukan anak melalui pembelajaran
kecakapan
kontekstual
mengurutkan
ditingkatkan melalui pembelajaran
panca indera dengan bermain puzzle,
kontekstual. Peningkatan kecakapan
bermain mencari panca indera dengan
personal anak melalui pembelajaran
menutup
kontekstual
adalah
mata.
Indikator
(4)
personal
memiliki
anak
bahwa dapat
keterkaitan
Mengurus diri diantara kegiatan yang
dengan disiplin ilmu lain. Dapat
dilakukan
digambarkan sebagai berikut:
dengan
pembelajaran
menggunakan
kontekstual
adalah
menyisir rambut, memotong kuku, memakai perlengkapan sholat sendiri, menuang minuman dan mengambil makanan,
memasang
tali
339
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Gambar 4 : Kajian Peningkatan Kecakapan Personal Melalui Pembelajaran Kontekstual Berdasarkan Beberapa Disiplin Ilmu Terkait
Menurut kajian paedagogik,
personal
merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran kontekstual
kecakapan hidup. Studi Blazely dkk.
sebagai pendekatan yang berorientasi
(1997)
pada kehidupan nyata dimungkinkan
pembelajaran di sekolah cenderung
dapat
kecakapan
sangat teoritik dan tidak terkait
personal anak usia TK. Anak adalah
dengan lingkungan dimana anak
manusia unik, setiap anak berbeda
berada. Akibatnya peserta didik tidak
satu dengan yang lainnya. Karena itu
mampu
dalam
dipelajari
meningkatkan
proses
membutuhkan berbeda
pembelajarannya pendekatan
menerapkan
memecahkan
di
bahwa
apa
sekolah masalah
yang guna
kehidupan
Pembelajaran
yang dihadapi sehari-hari. Karena
kontekstual merupakan pendekatan
masalah yang terjadi merupakan
pembelajaran yang mengarah pada
suatu hal yang nyata yang ditemukan
pengembangan
hidup
dalam lingkungan pergaulan anak.
(Blancard, 2001), dimana kecakapan
Melalui pembelajaran kontekstual
340
pula.
yang
melaporkan
kecakapan
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
dapat membawa anak pada kondisi
anak terhadap pemenuhan kebutuhan
nyata
hidupnya. Selanjutnya dalam teori
dalam
Disamping dipelajari
itu
tema-tema
juga
langsung
kehidupannya.
harus
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
Maslow mengatakan bahwa anak yang
tidak
mampu
memenuhi
kebutuhannya dengan baik, akan
sehari-hari anak untuk memberikan
mengalami
makna bagi kehidupan anak.
hidupnya. Senada dengan pandangan
Dikaji
dalam
psikologis
Havirgurst dalam Elizabert Hurlock
personal
(1978) menyatakan bahwa tugas
menurut Maslow (1970) menyatakan
perkembangan adalah tugas yang
bahwa manusia harus memenuhi
pada atau sekitar periode kehidupan
kebutuhannya agar mereka memiliki
individu
motivasi dan fokus dalam memenuhi
melakukannya
kebutuhan dirinya dan menyadari
kebahagiaan
potensi dirinya. Melihat pandangan di
pelaksanaan tugas selanjutnya kelak,
atas
sedangkan kegagalan menimbulkan
peningkatan
bahwa
dari
kegagalan
kecakapan
setiap
orang
harus
tertentu,
keberhasilan menimbulkan
dan
keberhasilan
memenuhi kebutuhan dirinya dan
ketidakbahagiaan,
menyadari
dirinya.
masyarakat, dan kesulitan dalam
dapat
pelaksanaan tugas lainnya kelak.
memberikan makna bagi kehidupan
Karena itu kecakapan personal anak
dirinya
sejak dini harus ditingkatkan dan
Bagaimana
potensi manusia
sendiri.
itu
Manusia
perlu
ketidaksetujuan
mengaktualisasikan dirinya. Berkait
dikembangkan
dengan aspek kesadaran diri anak
pembelajaran yang tepat dan sesuai
sebagai makhluk individu, makhluk
dengan perkembangan anak. seperti
sosial, sebagai hamba Allah, dan
anak sejak dini sudah harus diberi
sebagai
dan
kesempatan untuk berani mengambil
akan
suatu keputusan tertentu, menentukan
menumbuhkan kesadaran diri anak
pilihan yang pada gilirannya anak
bagian
lingkungan.
dari
Hal
alam ini
melalui
proses
tentang makna dan nilai perbuatan
341
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
akan
mampu
menunjukkan
jati
dirinya, dan percaya diri.
Menurut
Erikson
(1963)
bahwa anak pada usia pra sekolah
Di tinjau dari sosiologis
harus memiliki inisiatif yang akan
menurut Hopson (1981:43) “people
membuat anak kreatif, mendapat
can learn and develop the skills
tantangan , memiliki teman dalam
they
berinteraksi.
will
need
to
survive,…”
Erikson menjelaskan
makhluk sosial anak membutuhkan
lebih
orang lain dalam hidupnya. Suatu saat
perkembangan psikososial menandai
nanti
masa
anak
akan
hidup
dalam
lanjut
bahwa
awal
tahapan
kanak-kanak
yaitu
lingkungan masyarakat, dimana satu
berkembangnya inisiative vs guilt.
sama
(2011:26) Erikson mendukung bahwa
lain
Dengan
saling
membutuhkan.
membiasakan
bersoisalisasi,
akan
untuk
memudahkan
anak berhasil pada usia dini, apabila ia
diterima
dan
dihargai
oleh
anak untuk berinteraksi dengan orang
lingkungannya,
maka
lain ketika menginjak dewasa dan
berkembang
kemampuannya.
hidup dalam lingkungan masyarakat.
Sebaliknya apabila di usia tersebut
Sebagaimana terlihat bahwa pada
mereka gagal dan lingkungan tidak
usia TK anak mulai memperlihatkan
menerima maka mereka akan merasa
keinginannya untuk bersosialisasi.
rendah diri. Pandangan ini oleh
Melalui
Erikson
interaksi
dengan
teman
yang
dikatakan
akan
dengan
sebaya, dengan guru, dan lingkungan,
bagaimana anak memandang diri
dengan
mereka sendiri sebagai orang yang
demikian
anak
dapat
mengaktualisasikan dirinya, sehingga
kompeten.
dapat menumbuhkan kepercayaan diri
dan
akhirnya
keberanian, anak
akan
dan
Dilihat dari kajian agama
pada
bahwa Indonesia sangat menghargai
mampu
pandangan agama yang dianut setiap
menghadapi berbagai permasalahan
warga
hidup tanpa ada rasa takut, cengeng,
beragama di Indonesia merupakan
dan introvert.
kebutuhan mendasar dan azasi. Setiap tindakan
342
negaranya.
dan
Kehidupan
perilaku
warga
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
negaranya banyak dilandaskan pada
berlaku
ajaran agama. walaupun keyakinan
bertanggung jawab dan bekerja sama
setiap warga negaranya berbeda,
yang merupakan bagian dari akhlak
namun setiap agama memandang
mulia. Pada dasarnya anak sejak lahir
pentingnya
telah
pendidikan
anak.
jujur,
disiplin,
mempunyai
bekal
berupa
tersebut
dapat
Khususnya pandangan Islam bahwa
potensi.
anak adalah amanah Allah SWT yang
dikembangkan melalui pendidikan
harus dijaga, dirawat dan dipelihara
atau proses pembelajaran. Pendidikan
dengan sebaik-baiknya oleh setiap
dan pembelajaran merupakan salah
orang tua.
satu
Dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat
berbagai potensi yang dimiliki anak
46:
untuk
ﺍﻠﻣﺎﻞ ﻮ ﺍ ﻠﺒﻨﻮ ﻥ ﺰﻴﻨﺔ ﺍﺎﺤﻴﺂﺓ ﺍﻠﺪﻨﻰ
optimal. Untuk itu pembelajaran yang
Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Dalam hadits dikatakan bahwa:
ﻜﻞ ﻤﺅ ﻟﺪ ﻴﻮ ﻟﺪ ﻋﻟﻲ ﺍ ﻟﻓﻈﺭﺓ
Potensi
amanah,
upaya
dapat
untuk
merangsang
berkembang
secara
bermakna tidak disampaikan hanya sebatas aspek kognitif saja, tetapi juga harus menyentuh ranah afektif bahkan harus sampai pada domain aplikasi pada aspek psikomotor yang
”setiap anak dilahirkan dimuka bumi
berupa keterampilan dan kecakapan.
ini telah membawa fitrah yaitu
Internalisasi nilai-nilai agama, dan
potensi (H R.Bukhori dan Muslim).
sikap tidak dapat dilihat dalam waktu
Potensi
menunjang
singkat, namun membutuhkan suatu
kehidupannya di masa yang akan
proses yang cukup lama, oleh sebab
datang. Kesadaran akan potensi yang
itu sangat penting untuk ditanamkan
dikaruniai oleh Allah SWT baik fisik
sejak dini, terutama sejak berada di
maupun psikologis diharapkan dapat
TK
mendorong anak sejak dini untuk
aktivitas dan ritual keagamaan.
dapat
dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan
tuntunan
agama,
seperti
agar
anak
terbiasa
Dipandang neurosains
Menurut
dari
dengan
kajian
Greenfield
343
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
(1997:111) otak anak “terlihat sangat
letaknya terpisah, beekrjasama untuk
tangguh, tetapi rentan bak kembang
memungkinkan
gula, bergerak dengan kecepatan
komunikasi bahasa. Jadi secara fisik
yang sangat tinggi sementara pada
merupakan organ lembut di dalam
saat yang sama mampu merasakan
kepala
jalan
penting, selain sebagai pusat sistem
yang
ditempuhnya
dengan
terjadinya
memiliki
saraf
berombak-ombak dan berputar ketika
menentukan
mereka membuat kemajuan yang tak
seseorang. Karena itu para ahli terus
terbendungkan”.
menggali
dini
berperan
sangat
menggunakan ujung beralurnya yang
Usia
juga
peran
kualitas
dan
dalam
kecerdasan
mengembangkan
merupakan periode sensitif, dimana
optimalisasi fungsi kerja otak dalam
kesempatan tidak akan datang untuk
pengembangan kualitas sumber daya
kedua kalinya. Selama masa ini anak
manusia. Optimalisasi kecerdasan
menjadi peka atau mudah di stimulus
dimungkinkan apabila sejak usia dini
oleh
anak telah mendapat stimulus yang
aspek
yang
berada
di
lingkungannya. Lingkungan memberi pengaruh
yang
tepat untuk perkembangan otaknya.
besar
terhadap
anak.
Proses
mengatakan bahwa otak mencari
pembelajaran menuntut guru untuk
makna dan ketika otak menemukan
merancang
yang
makna, ia belajar dan ingat. Artinya
menarik perhatian panca indera anak
bahwa misi utama otak manusia
untuk membawa materi pelajaran
adalah bertahan hidup, karena itu
tersebut ke otak tertentu yang sesuai.
kelangsungan hidup bergantung pada
Pembelajaran
dapat
kemampuan menemukan makna di
meningkatkan kecakapan personal
dunia luar. Kemampuan yang luar
anak.
mengatakan
biasa pada otak anak dalam membuat
bahwa wilayah-wilayah otak yang
sambungan yang sangat banyak.
berbeda juga memengaruhi bahasa,
Artinya bahwa belajar di usia dini
saraf
menjadi keharusan dan tepat untuk
perkembangan
mengapai,
344
pembelajaran
yang
Greenfield
mendengar, dan
tepat
berbicara,
menulis,
yang
Frankl
diberikan
dan
(1984
sekolah
:131)
harus
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
menyediakan yang
lingkungan
kondusif
merangsang
dan
otak
anak
belajar
pembelajaran yang menyenangkan
banyak
dan dapat memberi makna bagi anak.
untuk
Tema
dipilih
sesuai
dengan
membantu otak mereka menjadi lebih
kecakapan
personal
yang
kuat
ditingkatkan,
disajikan
secara
dikemas
dengan
dan
kontekstual
cepat.
Pembelajaran
merupakan
strategi
menarik
dan
pembelajaran yang mendorong anak
rancangan
untuk
mengajak
menghubungkan
materi
pembelajaran anak
yang
untuk
aktif,
akademik dengan dunia nyata, belajar
menyenangkan dan memberdayakan
dengan
anak. Disamping itu, selama proses
berbuat,
belajar
melalui
bermain. Lingkungan kelas harus
pembelajaran,anak
membangun
membantu otak membuat hubungan.
sendiri
yang
Ketika hubungan itu terjadi akan
diperoleh dengan cara guru mengajak
meningkatkan kecerdasan otak, anak
anak untuk mengamati setiap objek
akan
yang akan dipelajari, menanyakan
berhasil
belajar
dalam
pengetahuan
lingkungan itu. Kecakapan diri anak
apa
akan
anak
menghubungkan pengetahuan yang
dan
diperoleh dengan pengetahuan yang
lingkungannya
dimiliki anak, dengan mendiskusikan
meningkat
mendapat
apabila
rangsangan
kesempatan
oleh
dalam berbuat dan bertindak.
melalui
telah
Pembelajaran
SIMPULAN kecakapan
pembelajaran
personal kontekstual
telah
diamati,
dan mengkonfirmasikan kembali apa yang
Peningkatan
yang
ingin
didapat
anak.
kontekstual
dapat
memicu anak untuk cakap dan trampil
dalam
menghubungkan
dapat ditentukan dengan melihat
pengetahuan
kenaikan rata-rata TCP anak.
mengaplikasikannya dalam sebuah
Meningkatnya
kecakapan
tindakan
nyata
anak
dengan
hingga
memberi
personal anak diakibatkan karena
makna dan berkesan bagi anak,
pembelajaran kontekstual merupakan
dimana
sebelumnya
anak
hanya
345
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
mengetahui
dari
cerita
yang
pembelajaran
kontekstual
disampaikan oleh guru tanpa ada
sekolah
untuk
tindakan,
kegiatan
pembelajaran
anak
hanya
sebagai
di
menciptakan yang
pendengar, dengan demikian menjadi
menyenangkan,
menarik
tantangan tersendiri bagi anak.
memberdayakan
anak.
seharusnya
membimbing,
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan
yang
telah
ditentukan
mengarahkan,
dan
dan Guru
mengajak
dilakukan terhadap 24 responden
anak
pada siklus 1, dapat diketahui bahwa
kecakapan diri mereka dengan
kecakapan personal anak mengalami
cara
peningkatan TCP sebesar 10,12, pada
dengan objek yang ada disekitar
pra siklus diperoleh rata-rata TCP
sekolah
kelas sebesar 44.291, sehingga TCP
untuk membantu anak menjadi
pada siklus 1 sebesar 56.791. pada
anak yang memiliki kesadaran
siklus II kecakapan personal anak
diri, inisitif dan mandiri. 2) orang
mengalami peningkatan TCP sebesar
tua
28.959
menstimulus
dimana
siklus
II
anak
mengembangkan
memberi
bereksplorasi
melalui
permainan,
diharapkan
dapat
anak
untuk
memperoleh rata-rata TCP 85.75.
meningkatkan kecakapan demi
Maka pada akhir siklus II penelitian
keberlangsungan hidup mereka
dikatakan berhasil karena presentase
di masa yang akan datang. Dan
kenaikan
criteria
membina hubungan kerjasama
keberhasilan yang disepakati oleh
dengan sekolah untuk kelanjutan
peneliti dan kolaborator.
program pembelajaran, dengan
lebih
dari
adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah diharapkan dapat
REKOMENDASI 1. Berdasarkan kesimpulan
346
yang
meningkatkan
kecakapan
telah dikemukkan, maka peneliti
personal anak secara maksimal.
mencoba
3)
untuk
memberikan
peneliti
lain,
diharapkan
saran-saran sebagai berikut : 1)
memperkaya
guru
penelitian terkait peningkatan
dapat
menerapkan
kajian-kajian
Peningkatan Kecakapan Personal . . Yusria
kecakapan personal anak dengan
America: Corwin Press, inc
menggunakan berbagai model
2002.
dan pendekatan pembelajaran yang
tepat
sesuai
dengan
----------------------,
Contextual
Teaching
and
Learning:
perkembagan anak usia dini baik
What is is and Why it`s here
yang dilakukan di TK maupun di
to
SD kelas awal.
America: Corwin Press, inc
stay, United state of
2007. DAFTAR PUSTAKA Contextual Teaching and Learning: Arief, Alimufi. Jurnal Pendidikan
Menjadikan Kegiatan Belajar
Dasar Vol. 8 No.2 September
dan Mengajar Mengasyikkan
2007
dan
Surabaya:
Program
PGTK FIP UNS.
Bermakna,
Bandung:
Ujungberung, 2007.
Bogdan, Robert C; Biklen, Knopp
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. The
Sari; Qualitative Research
Action
for
PlannerThird
Educational:
An
Research Edition,
Introduction in Theory and
Victoria : Deakin University
Methods,
Press, 1988.
Allyn
Bacon:
Boston London, 1982. Konstelnik, Hopkins, David. Teacher`s Guide to
Marjorie
Teaching
Young
J.
et.al.
Children
Classroom Research Second
Using Themes, United States
Edition, Buckingham: Open
of America: Good Years
University Press, 1993.
Books ,1991.
Johnsons
Elaine,
Teaching
and
Contextual Learning:
Miles Mathew B, dan Huberman A. Michel.
Qualitative
Data
London:
Sage
What is is and Why it`s here
Analysis,
to
Publication, 1984.
stay, United state of
347
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
-----------------------------
Analisis
Data Kualitatif (Terjemahan: Tjetjep
Smith
348
R.R.).
Jakarta:
Ohio: Upper Saddle River, New Jersey, 2003. Stringer, Ernest T, Lois Mc Fadyen
Universitas Indonesia Press,
Christensen dan Shelia C.
1992.
Baldwin. Integrating
Jeffrey
Trawick,
Early
Teaching, Learning, and
Childhood Development: A
Action Research, California:
Multicultural
Perspective
SAGE Publication,Inc., 2010.
Third
Colombus,
Edition