Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
47
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN TEKNIK PENDINGIN MELALUI MEDIA TRAINER AC BAGI SISWA KELAS XII TITLC SMK NEGERI 5 SURAKARTA
Sukidi
[email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh (1) keberhasilan dalam motivasi belajar mata pelajaran teknik pendingin melalui penggunaan media trainer AC bagi siswa kelas XII TITLC, (2) keberhasilan dalam keterampilan praktik mata pelajaran teknik pendingin melalui penggunaan media trainer AC bagi siswa kelas XII TITLC. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta siswa kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 sejumlah 29 siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media trainer AC dapat (1) dapat meningkakan motivasi belajar. Berdasarkan sebaran angket pada siklus 2 pencapaian skor rata-rata sebesar 188.66 atau 85.75%, Sementara indikator kinerja penelitian ini dinyatakan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa jika minimal 75% siswa meningkat motivasi belajar dengan skor minimal 160, (2) meningkatkan keterampilan teknik pendingin. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas yang meningkat setiap siklus. Kondisi awal rata-ratanya 42.57, pada siklus 1 sebesar 72.14, dan rata-rata kelas pada siklus 2 sebesar 85.91. Pada siklus 2 atau siklus akhir ini semua siswa kompeten dalam mengikuti pelajaran Teknik Pendingin dengan nilai minimal 75 sebagai batas kompeten. Kata Kunci: Media Trainer AC, Motivasi Belajar, Keterampilan Teknik Pendingin
PENDAHULUAN Pembelajaran diarahkan agar peserta
setelah lulus mampu menembus dunia kerja ataupun menciptakan lapangan kerja.
didik dapat mengembangkan potensi dirinya.
Kenyataan yang terjadi di lapangan
Selanjutnya hasil akhir dari semuanya adalah
menunjukkan bahwa banyak sorotan negatif
kemampuan anak yang memiliki kekuatan
yang diarahkan pada instansi pendidikan
spriritual keagamaan, pengendalian diri,
khususnya berkaitan dengan gagalnya
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
pendidikan dalam menyiapkan lulusannya.
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pihak industri mengatakan bahwa pengelola
masyarakat, bangsa dan negara. Terutama
Sekolah Menengah Kejuruan gagal dalam
pembelajaran pada pendidikan kejuruan
mempersiapkan mutu lulusannya. Pernyataan
diarahkan untuk membekali peserta didik agar
negatif sering telontar mulai dari keterampilan
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
48
lulusan SMK sangat rendah, kurang siap pakai,
berakibat fatal terhadap alat maupun siswa
karakternya rendah dan masih banyak lagi
itu sendiri.
komentar-komentar negatif lainnya. Sebagai
Untuk mengatasi motivasi dan keterampilan
guru tentunya merasa malu dengan pernyataan
yang rendah inilah maka perlu dilakukan
atau komentar-komentar negatif tersebut
tindakan nyata oleh guru dengan merancang
terutama yang berkaitan denga masalah
dan membuat media trainer AC, baik AC
keterampilan siswa atau lulusan yang masih
split maupun AC window. Trainer AC ini
rendah.
selanjutnya dimanfaatkan dalam pembelajaran
Khususnya di SMK Negeri 5 Surakarta pada
untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan
kelas XII Program Keahlian Teknik Instalasi
teknik pendingin bagi siswa. Untuk mengkaji
Tenaga Listrik motivasi dan keterampilan
lebih dalam tentang penggunaan media
siswa masih tergolong rendah. Beberapa
trainer AC dalam meningkatkan motivasi dan
siswa kurang serius dan bahkan ada yang
keterampilan praktik, maka pada penelitian
cenderung kurang memperhatikan pelajaran
ini diajukan judul “Peningkatan Motivasi
karena guru mengajar masih monoton dan
dan Keterampilan Praktik Teknik Pendingin
kurang memanfaatkan media yang ada.
melalui Penggunaan Media Trainer AC
Disamping itu nilai atau keterampilan praktik
bagi Siswa kelas XII TITLC SMK Negeri 5
mata pelajaran tersebut masih tergolong
Surakarta”.
rendah, bahkan masih banyak yang di
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
bawah KKM yang dipersyaratkan 75. Rata-
: (1) keberhasilan dalam motivasi belajar siswa
rata siswa masih memiliki nilai di bawah
kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta, (2)
75, bahkan masih ada yang memiliki nilai
keberhasilan dalam keterampilan praktik siswa
58 karena pada saat praktik tidak berhasil
kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta.
dengan baik. Rendahnya motivasi diduga
Peningkatan motivasi belajar dan keterampilan
yang menyebabkan siswa kurang konsentrasi
teknik pendingin dicapai melalui penerapan
terhadap pelajaran dan akhirnya berpengaruh
media pembelajaran trainer AC.
terhadap pemahaman materi pelajaran teknik
Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya
pendingin tidak maksimal. Pemahaman siswa
(2012: 163) mengemukakan bahwa media
yang tidak maksimal atau setengah-setengah
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
ini selanjutnya juga diduga akan menyebabkan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
proses praktik kurang sempurna, bahkan bisa
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
49
majalah, dan sebagainya.Heinich, Molenda,
dapat dilaksanakan di alam terbuka, seperti
Russell dan Smaldino (1996: 8) menyatakan
ruang aula, teras, halaman dan tempat lainnya.
bahwa media merupakan saluran komunikasi.
G ur u da pa t m e nj e l a s ka n de nga n menunjukkan bagian dari komponen mesin
tercetak, komputer dan instruktur).
pendingin secara langsung, sedangkan siswa
Ada lagi pendapat Bretz dalam Sri Anitah
dapat melihat dan merabanya sehingga merasa
(2009: 123) yang menyatakan, bahwa media
lebih semangat untuk belajar sehingga akan
adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah,
diperoleh keterampilan yang maksimal.
jadi suatu perantara yang menghubungkan
Menurut A. Yunus dalam Heri Rahyubi
semua pihak yang membutuhkan terjadinya
(2012:v), bahwa keterampilan adalah aplikasi
suatu hubungan dan membedakan antara media
ilmu dan pengetahuan dalam praktik dan
komunikasi dan alat bantu komunikasi.
tindakan (nyata). Pembelajaran keterampilan
Berdasarkan beberapa pendapat para pakar
adalah upaya pembelajaran yang berbasis
di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
pada dimensi motorik atau gerak. Sebenarnya
pembelajaran adalah alat dan bahan yang
hampir semua proses pembelajaran yang
berada ditengah-tengah antara guru dan siswa
dilakukan siswa melibatkan unsur gerak.
sebagai komunikasi dan dapat menggerakkan
Intensitasnya saja yang berbeda-beda, dari
keduanya dan digunakan oleg guru untuk
yang sedikit hingga yang banyak.
menyajikan, memproses dan menjelaskan
Pembelajaran keterampilan memiliki
materi pelajaran. Pada penelitian ini guru
peranan penting dalam dunia pendidikan.
telah menerakan media trainer AC dalam
Seseorang yang terampil mengaplikasikan
pembelajaran.
unsur motorik atau keterampilannya bisa
Media trainer dalam penelitian ini meliputi
menjadi pribadi yang sukses dan proesional
trainer AC window dan AC split. Kedua macam
dalam berbagai lapangan pekerjaan dan
trainer ini dirancang untuk bisa digunakan
profesi. Misalnya siswa Sekolah Menengah
kemana-mana, artinya dibuat sebagai media
Kejuruan Program Keahlia Teknik Instalasi
yang portable agar bisa dimanfaatkan tidak
Tenaga Listrik yang terampil pada bidang AC,
hanya di bengkel pendingin tetapi bisa
maka sudah barang tentu keberadaannya di
digunakan di bengkel lain, bahkan diruang
sekolah ataupun di masyarakat akan memiliki
teori juga bisa digunakan. Tidak menutup
status tersendiri. Siswa tersebut di sekolah
kemungkinan pembelajaran dengan media ini
menjadi sumber referensi teman-temannya,
50
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
sedangkan di masyarakat ingkungannya sudah
perbuatan yang sama adalah karena menurut
barang tentu sering dimintai bantuan untuk
pengalaman, perbuatan itu akan mendapatkan
pekerjaan dimaksud. Siswa yang terampil
reinforcement. Paham yang lebih baru adalah
dalam bidang keahliannya dalam bahasa yang
cognitivisme. Menurut paham ini, pikiranlah
lebih umum biasanya dikatakan sebagai siswa yang memiliki keterampilan atau kecakapan
perbuatan.
hidup (life skill). Keterampilan ini diperlukan
Mot ivasi bel aj ar adalah kekuatan
seseorang untuk mengadapi permasalahan
pendorong dan pengarah perbuatan belajar.
dalam bidang tertentu. Untuk menghadapi
Menurut Rukminto dalam Hamzah (2010:
AC mobil yang tidak dingin tentu diperlukan
3), yang menyatakan bahwa motif tidak
keterampilan tentang AC mobil. Untuk
dapat diamati secara langsung tetapi dapat
memecahkan masalah pada AC window atau
diinterprestasikan dalam tingkah lakunya yang
AC split yang kurang dingin pasti diperlukan
berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit
keterampilan memperbaiki AC tersebut.
munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Pembelajaran melalui trainer AC window
Oleh karena itu diajukan hipotesis
dan AC split tersebut ternyata juga dapat
penelitian ini adalah dengan menerapkan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
strategi pembelajaran media trainer AC secara
Motivasi merupakan dorongan baik dari
benar dapat meningkatkan (1) meningkatkan
dalam atau luar diri seseorang untuk mencapai
motivasi belajar siswa kelas XII TITLC SMK
tujuan tertentu. Asal kata motivasi adalah motif
Negeri 5 Surakarta, (2) keterampilan teknik
yang dimaksudkan sebagai kekuatan dalam
pendingin bagi siswa kelas XII TITLC SMK
diri seseorang dan akhirnya menyebabkan
Negeri 5 Surakarta.
orang tersebut bertindak atau berbuat. (Haris Mudjiman : 2011: 39). Pendorong dalam
METODE
arti pemberi kekuatan yang memungkinkan
Penelitian dilaksanakan di kelas XII
perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam
program TITLC SMK Negeri 5 Surakarta.
arti pemberi tuntunan kepada perbuatan belajar
Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu
kearah tujuan yang ditetapkan. Menurut teori
bulan Januari dan Pebruari 2014 meliputi
Behaviorisme dalam Haris Mudjiman (2011:
ujicoba instrumen sampai pengambilan
39), perbuatan merupakan respon terhadap
data. Sebagai subyek penelitian adalah kelas
pengalaman sebelumnya. Alasan melakukan
XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta yang
Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
51
berjumlah 29 siswa. Jenis penelitian ini adalah
kegiatan siswa siswa dan guru dalam interaksi
penelitian tindakan kelas.
selama pembelajaran berlangsungdan (4)
Menurut Kurt Lewin dalam Wijaya
wawancara, digunakan untuk mengetahui
Kusumah dan Dedi Dwitagama (2012: 39),
tentang kegiatan guru dalam menyampaikan
yang menyatakan bahwa penelitian tindakan
materi pelajaran.
kelas mengacu pada tahap-tahap sebagai
Teknik analisis data adalah membandingkan:
berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,(3)
1) reduksi data, yaitu pencatatan data-data diurakan terperinci, dirangkum, dipilih, difokuskan hal-hal yang diperlukan dan sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan, 2) sajian data, dilakukan penayangan data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penataan
membandingkan data sebelum dan sesudah tindakan akan diperoleh laporan perkembangan tentang peningkatan motivasi belajar dan keterampilan teknik pendingin bagi siswa kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.Penelitian ini dinyatakan Gambar 4. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
berhasil meningkatkan: (1) motivasi belajar
Metode pengumpulan data: (1) angket,
motivasi belajar dengan skor minimal 120, (2)
digunakan untuk mengetahui skor motivasi
keterampilan teknik pendingin jika 100% siswa
belajar siswa sebelum dan setelah tindakan
mencapai KKM 75.
siswa jika minimal 75% siswa meningkat
pembelajaran dilakukan, (2) tes praktik, dilakukan untuk memperoleh data tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan teknik pendingin mengenai
Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang
pengisian dan penambahan bahan pendingin,
dilaksanakan selama dua siklus dapat diringkas
(3) pengamatan, digunakan untuk mengamati
dalam tabel sebagai berikut:
52
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Teknik Pendingin
Untuk perolehan skor keterampilan teknik pendingin juga mengalami peningkatan pada siklus 1 terhadap kondisi awal. Peningkatan skor keterampilan juga terjadi pada siklus 2 tehadap siklus 1. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan, bahwa rata-rata pada kondisi awal sebesar 66.34, siklus 1 sebesar 75.24 dan pada siklus 2 sebesar 79.57. Peningkatan rata-rata skor keterampilan dari kondisi awal, siklus 1
di bawah ini.
keterampilan Penggunaan media trainer AC untuk peningkatan Motivasi Belajar
meningkatkan motivasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)pada kondisi awal rata-rata
ada peningkatan motivasi belajar siswa dari kondisi awal (kondisi sebelum tindakan pembelajaran dilakukan) sampai siklus 2 (siklus akhir). Rata-rata skor motivasi kondisi awal sebesar 70.24 atau sebesar 42.57%, ratarata skor motivasi siklus 1 sebesar 119.03 atau 72.14% dan rata-rata skor motivasi siklus 3 sebesar 141.76 atau sebesar 85.91%.
skor kelas 70.24 atau sebesar 41.02% termasuk kategori rendah, pada siklus 1 dengan media trainer AC window materi pengisian bahan pendingin rata-rata kelas meningkat menjadi 119.03 atau sebesar 72.14 dengan kategori tinggi. Pada siklus 2 menggunakan media trainer AC split dengan materi penambahan bahan pendingin rata-rata kelas 141.76 atau
Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
53
sebesar 85.91 dengan kategori sangat tinggi. Pada kondisi akhir atau siklus 2, 100%
bahwa setelah dilakukan tindakan melalui
meningkat skor motivasi belajarnya, (2) nilai
penggunaan media trainer, maka pada siklus
minimal motivasi belajar setiap siklus atau
1 terjadi peningkatan motivasi sebesar
tahapan tindakan mengalami peningkatan.
60.03% dengan skor rata-rata 119.03. Jika
Pada kondisi awal skor minimal siswa hanya
dibandingkan terhadap siklus 1, maka pada
52 atau sebesar 31.52% dengan kategori
siklus 2 memperoleh skor 141.76 atau
sangat rendah. Pada siklus 1 meningkat
dengan persentase peningkatan 57.79%.
menjadi 78 atau sebesar 47.27% dengan
Sementara persentase peningkatan skor
kategori rendah, sedangkan siklus 2 meningkat
motivasi pada siklus 2 jika dibandingkan
lagi menjadi 121 atau sebesar 73.33% dengan
terhadap kondisi sebelum dilakukan tindakan
kategori tinggi, (3) perolehan nilai maksimal
pembelajaran sebesar 92.91%. Dengan
motivasi belajar siswa pada kondisi awal
demikian dapat dipahami bahwa penggunaan
dengan skor 86 atau sebesar 52.12% dengan
media trainer AC window maupun trainer AC
kategori rendah, setelah dilakukan tindakan
split keduanya sama-sama meningkat skor
pembelajaran pada siklus 1 meningkat menjadi
motivasinya. Disisi lain data skor motivasi
142 atau sebesar 86.06 dengan kategori sangat
pada siklus 2 menunjukkan bahwa semua
tinggi. Pada siklus 2 mengalami peningkatan
siswa meningkat motivasinya 100% dengan
lagi menjadi 154 atau sebesar 93.33% dengan
nilai minimal 121. Dengan demikian hasil
kategori sangat tinggi.
penelitian menunjukkan bahwa indikator
Selanjutnya persentase rata-rata pening-
kinerja pada peningkatan motivasi belajar
katan skor motivasi dalam tabel di atas dapat
melalui penggunaan media trainer AC telah
dipaparkan melalui gambar di bawah ini.
tercapai. Penggunaan media trainer AC untuk meningkatkan keterampilan teknik pendingin belajar dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal rata-rata skor kelas 66.34 termasuk dalam kategori belum kompeten atau belum tuntas. Setelah tindakan pada siklus 1 skornya
Gambar 7. Persentase rata-rata skor motivasi belajar tiap siklus
meningkat menjadi 75.24 dengan kategori kompeten atau tuntas, namun masih dalam
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
54
ambang batas minimal, yaitu KKM 75. Setelah
rata skor keterampilan siklus 2 terhadap
dilakukan tindakan pada siklus 2 dengan
siklus 1 sebesar 5.44%. Pada penelitian ini telah dilakukan tindakan hanya sampai 2
bertambah meningkat lagi menjadi 79.57
siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Persentase
dengan predikat atau kategori kompeten atau
peningkatan keterampilan pada siklus 2 atau
tuntas.
siklus akhir apabila dibandingkan dengan
Mengenai pencapaian dan peningkatan
kondisi awal atau kondisi sebelum dilakukan
skor keterampilan siswa pada tiap siklus dapat
tindakan pembelajaran melalui penggunaan
dilihat pada tabel di bawah ini.
media trainer AC sebesar 16.63%. Pada
Tabel 8. Persentase Peningkatan Keterampilan Teknik Pendingin
penelitian ini, skor terendah keterampilan
Persentase Peningkatan
siswa 75 dan tertinggi 86. Bahkan dari 29 siswa yang melaksanakan praktik penambahan bahan pendingin melalui AC split semuanya meningkat skor keterampilannya dengan nilai minimal 75. Dengan demikian keterampilan teknik pendingin yang diperoleh siswa mencapai indikator kinerja seperti yang ditargetkan oleh peneliti.
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa skor rata-rata keterampilan sebelum dilakukan tindakan melalui media trainer sebesar 66.34. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran oleh guru melalui penggunaan media trainer AC window meningkat menjadi 75.25. Persentase peningkatan skor keterampilan siklus 1 terhadap kondisi
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mohammad Yusoof (2013: 1) yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan komponen penting dari strategi untuk mengurangi dan mencegah pekerja anak di bawah umur karena putus sekolah. Dalam banyak kasus, keputusan untuk tidak mengirim anak ke sekolah diambil oleh orang tua, mereka lebih
siklus 1 yang dijadikan pedoman dalam merencanakan pembelajaran pada siklus 2, maka ada peningkatan skor motivasi menjadi 79.57. Persentase peningkatan rata-
suka memiliki anak-anaknya masuk tempat kerja karena diyakini dunia pendidikan atau sekolah tidak dapat membantu anak dalam membangun jiwa kemandirian. Masih
Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
55
menurut Muhammad Yusoof (2013: 1) yang
dalam proses belajar mengajar. Komputer
menyatakan bahwa, Berikut ini adalah tujuan
yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
umum dari pembelajaran kejuruan : 1) untuk
pembelajaran memerlukan beaya yang lebih
memenuhi tujuan pembangunan nasional
mahal dibandingkan dengan pembelajaran
dalam pemerataan tenaga kerja, 2) pendidikan
konvensional.
yang relevan untuk memberikan kesempatan
Pada penelitian ini juga membahas
individu dalam pembangunan dalam bidang
tantangan implementasi mengintegrasikan
ekonomi, 3) untuk menyatukan keterampilan
TIK ke dalam praktik pembelajaran dan
yang dibutuhkan dengan sumber daya manusia
hambatan yang dihadapi. Oleh karena itu perlu
yang ada untuk pertumbuhan sektor ekonomi,
kebijakan dan saran untuk mengntegrasikan
4) untuk mempersiapkan lulusan yang siap
TIK ke dalam (VET). Pada penelitian ini pula
kerja, 5) untuk mengurangi ketidakseimbangan
membahas praktek belajar mengajar yang
antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
disediakan untuk membantu para guru dalam
Penelitian semisal juga pernah
penggunaan komputer guna membantu siswa
dilakukan oleh
memperoleh pengetahuan teoritis dan praktik. Disini juaga disebutkan bahwa meskipun menciptakan ICT untuk pembelajaran di Nigeria mungkin tampak sulit, tetapi akan meningkatkan prestasi siswa dalam pendidikan
yahoo.comdengan dengan judul Media
dan pelatihan kejuruan.
technology and vocational education in Nigeria: Problems and prospects.Adapun
PENUTUP
pada penelitian ini menunjukkan tentang
Simpulan
penggunaan komputer telah menjadi kekuatan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
pendorong dalam penyampaian pembelajaran
kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat
pada pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET)
disimpulkan sebagai berikut:
di Nigeria. Meskipun komputer telah menjadi
1) penggunaan media trainer AC pada
sumber daya yang semakin diakses untuk
mata pelajaran Teknik Pendingin dapat
pendidik yang digunakan dalam kegiatan
meningkakan motivasi belajar siswa kelas
pembelajaran, sebagian besar guru masih
XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta. Hal
belum bisa tidak mengintegrasikannya
ini terlihat dari temuan di kelas baik melalui
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
56
angket yang disebarkan setelah kegiatan
2) Penggunaan media trainer AC pada
pembelajaran maupun melalui pengamatan
mata pelajaran Teknik Pendingin dapat
proses belajar mengaj ar di kelas.
meningkatkan keterampilan teknik
Berdasarkan sebaran angket pada
pendinginsiswa kelas XII TITLC SMK
siklus 2 pencapaian skor rata-rata sebesar
Negeri 5 Surakarta. Hal ini terlihat dari
188.66 atau 85.75%. Sementara indikator
rata-rata kelas yang meningkat setiap
kinerja pada penelitian ini dinyatakan
siklus. Kondisi awal rata-ratanya 42.57,
bahwaPenelitian tindakan kelas (PTK)
pada siklus 1 sebesar 72.14, dan rata-rata
ini dinyatakan berhasil meningkatkan
kelas pada siklus 2 sebesar 85.91. Pada
motivasi belajar siswa jika minimal 75%
siklus 2 atau siklus akhir ini semua siswa
siswa meningkat motivasi belajar dengan
kompeten dalam mengikuti pelajaran
skor minimal 160. Sedangkan dari temuan
Teknik Pendingin dengan nilai minimal
saat kegiatan belajar mengajar dapat
75 sebagai batas kompeten.
dijelaskan bahwa: a) siswa sangat antusias
Selanjutnya peneliti menyarankan:
mengikuti kegiatan pembelajaran melalui
bagi Siswa: 1) selama pembelajaran teori
penggunaan trainer AC seperti terlihat
maupun praktik keaktifan siswa sangat
pada lampiran foto saat mengikuti kegiatan
menentukan keberhasilan praktik, 2)
belajar mengajar di bengkel, b) siswa lebih
sebelum melakukan praktik hendakya
tekun dalam mengikuti pembelajaran
siswa memahami betul name plate dan
praktik, hal ini bisa dilihat dari data lembar
unjuk kerja dari media tainer AC, (3)
penilaian yang tediri dari beberapa item
sebelum memulai praktik siswa harus
data yang harus diisi oleh siswa sebagai
memahami job sheet dan lembar penilaian
bukti bahwa pengisian atau penambahan
agar dapat melakukan praktik sesuai
bahan pendingin AC telah berhasil, c)
dengan tahapan-tahapan yang benar.
siswa yang pandai merasa dihargai ilmu
Bagi Guru: (1) guru hendaknya
dan keterampilannya karena sebagai
dalam kegiatan pembelajaran praktik
rujukan dan kelompoknya. Disamping
menggunakan media pembelajaran
itu siswa yang kurang pandai atau kurang
yang bisa langsung didemonstrasikan
terampil merasa termotivasi karena merasa
di depan kel as/ bengkel s ehi ngga
terbantu oleh teman yang pandai dan
suasana kelas/bengkel lebih hidup, (2)
terampil.
hendaknya guru menyisipkan waktu
Peningkatan Motivasi Belajar dan Sukidi
T
57
pada kegiatan pembukaan pembelajaran
Bagi Sekolah: (1) hendaknya sekolah
dengan memotivasi siswa, (3) setiap
mendorong dan memfasilitasi guru
guru hendaknya melakukan penelitian
untuk melakukan penelitian tindakan
tindakan kelas untuk memperbaiki proses
kelas sebagai upaya untuk memperbaiki
pembelajaranya melalui media trainer
keterampilan siswa, (2) hendaknya sekolah
yang ada atau membuat trainer secara
mengadakan diklat penelitian tindakan
mandiri oleh guru dengan dibantu oleh
kelas bagi guru dengan menghadirkan nara
siswa dalam pembuatannya.
sumber yang ahli di bidang penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Hamzah, Haji. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Haris Mudjiman. 2011. Belajar Mandiri (Pembekalan dan Penerapan). Surakarta, UNS: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Heinich, R., Molenda, M., Russel, D.J., & Smaldino, E. 2002. Instructional Media snd Technology for Learning. Seventh Edition. New Jersey: Perntice Hall, Inc. Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Deskripsi dan Tinjauan Kritis). Bandung : Reerens bekerja sama dengan Nusa Media. Sanjaya Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. http://www.ejovoc.org/june_2013.aspx : Muhammad Yusoof. Electronic Jurnal of Vocational Colleges-June (Special Issue). 2013. Designing Vocational Eucation (Vocational Skill) Program www.academicpublishingplatforms.com. 2011. Nkasiobi Silas Oguzor1, Jacinta Agbarachi Opara2. Media technology and vocational education. in Nigeria: Problems and prospects.