perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA (PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)
Oleh: Indra Aditya K 1504027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA (PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)
Ditulis dan Diajukan Guna Mendapatkan Ijin Penyusunan Skripsi Pada Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Oleh: Indra Aditya K 1504027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si
Rima Sri Agustin, ST, MT
NIP. 195670102 19930 1 002
NIP. 19790816 199303 1 002
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
INDRA ADITYA PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui : (1) Bentuk dari video pembelajaran sebagai sumber belajar siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu batu (pasangan tembok ikatan setengah bata). (2) Untuk mengetahui pemanfaatan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. (3) Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. Didalam proses belajar mengajar diharapkan siswa nantinya menjadi lulusan yang berkualitas, untuk menjadi generasi-penerus yang mampu menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan Berdasarkan masalah dan tujuan, penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah Siswa kelas 1 prgram studi teknik bangunan gedung di SMK Negeri 2 Surakarta yang mengikuti pelajaran praktek batu khususnya pada sub kopetensi “pemasangan ikatan tembok ½ bata” Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik. Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Setelah penelitian dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : (1) dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. (2) lebih variatif sehingga nanti bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran praktek batu. (3) cara penggunaan sangat mudah dan sederhana dalam pengoperasiannya. (4) dengan adanya Video CD Pembelajaran itu memberi motivasi dan semangat dalam belajar. (5) kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
INDRA ADITYA LEARNING THE USE OF VIDEO AS A SOURCE OF LEARNING FOR STUDENTS GRADE 1 BUILDING CONSTRUCTIONAL PROGRAM IN STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010. This study aimed to find out To find out: (1) The form of video as a source of student learning in grade 1 Constructional program course at State Vocational High School 2 Surakarta on subjects practice Stones (pair bonding and a half brick wall). (2) the use of video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. (3) the result of designing video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. In the learning process is expected students will become qualified graduates, to become the successor generation that is able to face the future full of challenges Based on the problems and goals, this study used a qualitative research. The research method is descriptive research method. The study population is a prgram graders building engineering studies at State Vocational High 2 Surakarta who follow the practice lesson stone, especially in sub-competencies "½ brick wall mounting ties" Population is the subject of research. The population in this study were Grade 1 Learners Program Technical Skill Building State Vocational High 2 Surakarta 2009/2010 academic year, a TKB class of 35 students. Methods of research and development (Research and Development) is a research method that is used to produce a specific product and test the effectiveness of the product. Having done research results are obtained as follows: (1) where the form of media Video CD Learning enables students to receive course materials with easy and attractive. (2) more varied, so that later can be used as a medium for collaboration in learning the practice of stone. (3) how to use very easy and simple to operate. (4) with the Video CD Lessons that provide motivation and enthusiasm in learning. (5) the quality of learners' learning can be enhanced and the learning process can be done anytime and anywhere.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22)
Senantiasalah memiliki pikiran positif, karena apa yang kita pikirkan tentang diri kita, itulah diri kita sebenarnya. Dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merendahkan kita kecuali diri kita sendiri. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : ¾ Ayah (Alm) dan ibu tercinta(kel) ¾ Mas Hendra, Mbak Ema, Mbak Santi, dan Adik Tri Aninggar tersayang (kel) ¾ Keluarga Besar Semuanya ¾ Rekan-rekan PTB/S’04 ¾ Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul :”Pemanfaatan Video Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa Kelas 1 Progam Studi Teknik Bangunan Gedung Di SMK Negeri 2 Surakarta”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan surat keputusan ijin penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruaan, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini. 4. Pembimbing I Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Pembimbing II Rima Sri Agustin, ST, MT, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini 6. Para dosen Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan bekal pengetahuan yang sangat berharga bagi peneliti. 7. Teman-teman PTB/S’04 yang selama ini telah memberikan dorongan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga amal baik tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha kuasa. Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak” yang artinya segala sesuatu tak ada yang sempurna. Demikianlah pula dengan skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran demi lebih baiknya skripsi ini sangat diharapkan.
Surakarta,
Desember
2010
Peneliti
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i.
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv BAB I .PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
2
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
3
D. Perumusan Masalah ...................................................................
3
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
4
F. Manfaat Penelitian......................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
6
1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar .......
6
a. Pengertian Belajar ..........................................................
6
b. Proses Belajar Mengajar ...............................................
7
2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran.................................
8
3. Tinjauan Tentang Video Pembelajaran .................................
11
a. Pengertian Video .............................................................
11
b. Membuat Produksi Video ..............................................
13
4 Tinjauan Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran ...........
23
5. Pendidikan Kejuruan (SMK) ................................................
26
6. SMK Negeri 2 Surakarta .......................................................
27
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Mata Pelajaran Praktek Batu .................................................
28
B. Kerangka Berpikir.....................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
32
B. Metode Penelitian ......................................................................
33
C. Populasi, Sampel dan Sumber Data ...........................................
32
1. Populasi .................................................................................
32
2. Sampel ...................................................................................
32
3. Sumber Data ..........................................................................
32
D. Teknik Pengumpulan data ..........................................................
34
E. Insrumen Penelitian....................................................................
35
F. Analisis Data ..............................................................................
35
G. Perencanaan Desain Produk .......................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian .........................................................................
40
1. Bentuk Video Pembelajaran .................................................
40
2. Pemanfaatan Video Pembelajaran ........................................
57
3. Hasil Uji Coba Produk...........................................................
59
B. Pembahasan ...............................................................................
73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................
76
A. Kesimpulan ................................................................................
76
B. Implikasi ....................................................................................
76
C. Saran ..........................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
78
LAMPIRAN
80
. ...............................................................................................
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video .................................................. 19 Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran .............................................
25
Gambar 3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31 Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan..............................................
36
Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD ...........................................
43
Gambar 6. Bars and Tone ……………………………………………………. 43 Gambar 7. Universal Counting Leader ……………………………………….
44
Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A, Pabelan, Surakarta. ……………………..…………………………
44
Gambar 9. Judul video pembelajaran …………………………………………
45
Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test ………………………....
45
Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan ………………………………...
46
Gambar 12. Batu bata dan Pasir .......................................................................
46
Gambar 13. Semen dan Kapur ……………………………………………….. 47 Gambar 14. Sekop dan Cangkul .......................................................................
47
Gambar 15. Penyaring Pasir ………………………………………………….
47
Gambar 16. Sendok Spesi …………………………………………………….
48
Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata ………………………………….. 48 Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi……………………………….….
49
Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi ……………………………………….
49
Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan ........................................................................
50
Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan ……...…. 50 Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan ..................................................
51
Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk Bentangan ...................................................................................... 51 Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan ………………..…
commit to user xiii
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Sik.............................................................
52
Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ……………………………………………………..
53
Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ...................................
53
Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk L atau Bentuk Siku ........................................................................... 54 Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku .....
54
Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T ......
54
Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T .................. 55 Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga ……………………….….... 55 Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ........ 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T ..................................
56
Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) .......................................................................... 56 Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang …....... 56 Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ................................................................. 57 Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk Silang (X) ........................................................................... 57 Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ..................... 57
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto ruang praktek batu ……………….......................................................
81
2. Silabus ..........................................................................................................
83
3. Surat pengajuan judul skripsi .......................................................................
86
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Aneka ragam perubahan telah merasuk hampir di seluruh kehidupan manusia sebagai bangsa, kelompok maupun masyarakat dan individu. Untuk dapat bertahan dalam suasana kehidupan yang selalu berubah, suatu persepsi baru akan senantiasa diperlukan oleh manusia. Persepsi baru tersebut hanya dapat ditimbulkan lewat upaya mengembangkan sains dan teknologi, mempersiapkan pengalaman belajar dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju. Untuk menumbuhkan persepsi baru tersebut diantaranya melalui jalur pendidikan. Di lembaga pendidikan khususnya SMK di Indonesia, permasalahan yang sering timbul dapat diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang diberikan oleh guru. Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal wajar yang dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif dalam mentransfer pengetahuan akibatnya menurunkan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis kovensional. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Berangkat
dari
hal
tersebut
video
pembelajaran
dalam
kelas
dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran akan lebih menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif, sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabi dan alokasi waktu yang diberikan jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Sementara itu, dalam era globalisasi dunia persaingan semakin tampak dan tajam. Pemanfaatan teknologi multimedia yang dikhususkan pada teknologi multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Multimedia merupakan sarana media informasi yang tediri dari beberapa elemen yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Video merupakan salah satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan. Berdasarkan latar belakang Permasalahan tersebut di atas, menimbulkan keinginan peneliti untuk meneliti pengaruh tentang Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 di SMK Negeri 2 Surakarta program Teknik Konstruksi Bangunan khususnya pada mata pelajaran praktek batu. B. Indentifikasi Masalah Bertumpu dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif. 2. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
C. Pembatasan Masalah Adapun masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif, sehingga perlu menciptakan model pembelajaran yang baru. b. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses pembelajaran.
Denifisi operasional dari pembatasan masalah diatas perlu disajikan sebagai berikut : i.
Video Pembelajaran adalah media yang dirancang secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. yang dikemas dalam bentuk kaset video atau DVD/ VCD dan disajikan.
ii.
Perancangan video pembelajaran yang akan dibuat hanya menyangkut mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses pembelajaran.
iii.
Hasil dari perancangan media yang dikembangkan hanya dalam bentuk video pembelajaran mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata.
iv.
Pemanfaatan video pembelajaran sebagai perangkat bantu dalam proses pembelajaran siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
D. Perumusan masalah Dalam penelitian perumusan masalah sangat diperlukan agare suatu penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara merancang video pembelajaran untuk mata pelajaran praktek batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok setengah bata berdasarkan kriteria kualitas video pembelajaran yang baik? 2. Bagaimana hasil dari perancangan video pembelajaran mata pelajaran Praktek Batu apakah layak digunakan sebagai media pembelajaran? 3. Bagaimana pemanfaatan video pembelajaran praktek batu sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan bentuk metode ilmiah dalam rangka memecahkan masalah. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui cara merancang video pembelajaran pada mata pelajaran praktek batu (pasangan tembok ikatan setengah bata). 2. Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran pada mata pelajaran praktek batu 3. Untuk mengetahui pemanfaatan dengan menggunakan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang proses belajar mengajar. 2. Manfaat Praktis 1. Sebagai masukan bagi guru dalam pembinaan proses belajar mengajar, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan. 2. Menanam dan menumbuhkembangkan rasa kesadaran siswa, akan arti pentingnya manfaat teknologi informasi terhadap proses belajar siswa dan prestasi belajar siswa. 3. Dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pemasangan ikatan tembok ½ bata. 4. Menjadi perangkat bantu alternatif dalam pembelajaran pada mata pelajaran Praktek Batu. 5. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan video pembelajaran interaktif guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran konvensional di kelas yang mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi berkurang untuk memahami materi yang diberikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Dalam suatu penelitian ilmiah konsep teori merupakan langkah awal dalam usaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi karena disinilah akan diperoleh informasi dan keterangan abstrak yang bersangkutan dengan variabel yang akan diukur. Biasanya dengan pedoman pada konsep teori yang informatif, seorang peneliti akan dapat mencari data lapangan yang tepat dan berdaya guna, sehingga tujuan peneliti dapat tercapai dengan baik. Menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1998: 749) mengemukakan “Teori adalah dalil (ilmu pasti); ajaran atau paham (pandangan) tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio); patokan dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan”. Bertitik tolak dari batasan pengertian tersebut maka peneliti telah mencari bahan teori yang memuat tentang keterangan dan variabel yang relevan dengan masalah yang sedang peneliti lakukan. Adapun landasan teori berfikir adalah: 1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar a. Pengertian Belajar Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka belajar merupakan kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan dan untuk mengembangkan diri untuk menuju dewasa. Semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menimbulkan perubahan yang melanda segenap aspek kehidupan,maka tanpa belajar manusia akan tertinggal dan merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri, terutama hidup dan penghidupan yang selalu berubah. Belajar sendiri dapat terjadi dimana-mana, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan ditengah-tengah masyarakat. Sebelum membahas lebih lanjut tentang proses belajar mengajar, pengertian belajar. Menurut W.J.S Poerwodarminto (1976: 22) belajar adalah “berusaha memperoleh menghafal”. kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 153) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah proses yang membawa perubahan baik aktual maupun potensial serta didapatkan percakapan baru dan belajar itu terjadi karena usaha yang disengaja”. Dari pendapat tersebut jelas bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan kecakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan belajar diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya.
b. Proses Belajar Mengajar Agar dapat mengadakan pembahasan lebih lanjut dn terarah mengenai masalah proses belajar mengajar, berikut ini peneliti kemukakan batasan dari beberapa ahli. Ramsden (2003: 10) dalam modelnya mengartikulasikan 'mengajar yang baik' bagaimana membantu siswa untuk memahami 'hakikat beasiswa' tersebut. Hal ini dicapai dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk 'belajar dan praktik, 'Urutan dalam pembelajaran' dan 'mencerminkan belajar'. Ramsden mengambil proses keterlibatan langkah lebih lanjut dimana instruktur memiliki ruang lingkup untuk kreativitas dalam ekspresi individu dan kebebasan untuk memilih waktu dan metode pembelajaran. 'Keragaman' juga merupakan bagian penting dari keterlibatan - baik dalam berbagai kegiatan yang ditawarkan dan juga sebagai pengakuan bahwa kelompok-kelompok siswa yang beragam. Unsur-unsur yang berdampak pada keterlibatan siswa dalam pendidikan menengah termasuk relevansi, umpan balik tepat waktu, individu dan konstruksi sosial pengetahuan, kehadiran sosial, dan masyarakat. Menurut Bambang Prawiro dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (1994: 1) mengatakan bahwa : Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakandan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Proses mengajar adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan peranannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang alami secara langsung dean aktif oleh siswa obyek didik dan guru sebagai subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Setiap proses kegiatan itu pasti mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, atau dalam kata lain dalam proses kegiatan itu tentunya akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Dari pendapat tersebut nampaklah bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan percakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya. Jika seseorang melakukan kegiatan belajar, dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik serta dapat meningkatkan kemampuan seperti yang diharapkan. 2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Menurut Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo (2007: 6) Sedangkan menurut ADPRIMA. ISSN: (0092-1815) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa : International Journal of Instructional Media (IJIM) adalah sumber cutting edge penelitian dan komentar pada semua bentuk media pembelajaran yang digunakan pada hari ini instruksi dan pelatihan. IJIM menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Pertumbuhan dalam teknologi pendidikan menghadapkan orang, instruktur, dengan bentuk yang luas dari media pembelajaran tanpa panduan yang jelas untuk penggunaan secara optimal. Untuk membantu menjembatani kesenjangan, IJIM berfokus pada kualitas penelitian dan menyajikan artikel tentang program-program yang sedang berlangsung di media pembelajaran dan pendidikan. IJIM menyelidiki dan menjelaskan: Teknologi Komputer(Computer mediated) komunikasi termasuk internet, pendidikan jarak jauh termasuk internet, ITV, konferensi video dan audio; media instruksional dan teknologi; video Interaktif, video cd, dan aplikasi perangkat lunak; telekomunikasi instruksional manajemen media, pengembangan instruksional dan sistem; media penelitian dan evaluasi; media penelitian dan komunikasi. terutama, IJIM berkaitan dengan masalah menerapkan berbagai strategi pembelajaran jarak jauh dan media pembelajaran dalam proses belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi. Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996: 53) menjelaskan bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa. Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media adalah: (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau motivasi,(3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran dan (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponenkomponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999: 105) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999: 153), komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian. Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan. Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick & Carey dalam Lamudji menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran. Menurut Miarso (1984: 208) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 siswa yang belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam diri siswa. Pemanfaatan
media
pembelajaran
terkait
dengan
pembelajaran
Kompetensi melaksanakan praktek batu, praktek kayu, pemasangan pondasi gedung, telah dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah memiliki beberapa media pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah (melalui proyek), dibeli sendiri oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang terjadi pada SMK. Sebagai sekolah yang telah berstandar nasional, SMK telah menerima bantuan berupa peralatan pembelajaran dari pemerintah seperti Laptop dan Liquid Crystal Display (LCD) yang sampai saat ini belum dimanfaatkan sebagai media Pembelajaran. Sehingga permasalahan yang timbul adalah mediamedia pembelajaran yang tersedia dirasa kurang informatif untuk menjelaskan Pelaksanaan Prosedur praktek batu, praktek kayu dan pemasangan pondasi gedung. 3. Tinjauan tentang Video Pembelajaran a. Pengertian Video Pengolahan video sebelum era digital saat ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan film dengan durasi yang pendek. Proses pengambilan gambar hingga editing harus dilakukan oleh orang yang benar-benar profesional untuk hasil yang maksimal. Era digital membuat pekerjaan seorang amatir yang sebelumnya mustahil dilakukan menjadi sangat mungkin bahkan untuk diperbandingkan dengan pekerjaan professional sekalipun. Termasuk dalam produksi video, software pengolahan video menawarkan berbagai kemudahan dan keunggulan bagi siapapun yang ingin berkreasi sesuai dengan kebutuhan (Sigit Prasetyo, 2007: 5). Kellerman & Meyer (1996: 155) menyatakan bahwa “Experience indicates that young children can benefit from creating multimedia projects that include texts, graphics, images, audio and video particularly in the form of animation”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 anak-anak bisa mendapat manfaat dari proyek multimedia yang memuat teks, grafik, gambar, audio, dan video khususnya animasi. Sedangkan menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 21) menyatakan bahwa sistem multimedia mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: (1) mengurangi waktu dan ruang yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan dokumen dalam bentuk elektronik dibanding dalam bentuk kertas; (2) meningkatkan produktivitas dengan menghindari hilangnya file; (3) memberi akses dokumen dalam waktu bersamaan dan ditampilkan dalam layar; (4) memberi informasi multidimensi dalam organisasi; (5) mengurangi waktu dan biaya dalam pembuatan foto; dan (6) memberikan fasilitas kecepatan informasi yang diperlukan dengan interaksi visual. Selain itu, manfaat multimedia adalah memungkinkan dialog, meningkatkan kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, memperkaya pengalaman, dan meningkatkan keterampilan. Data video dapat diperoleh secara aktif ataupun pasif. Pembagian ini didasarkan pada proses perencanaan hingga data video dimanfaatkan. Bila skenario, pengambilan gambar hingga proses capturing, editing dan finishing dilakukan”sendiri” maka video data dikatakan diperleh secara aktif. Tapi jika hanya salah satu atau sebagian saja, pekerjaan yang dilakukan video diperoleh secara pasif. Video yang dibuat sendiri tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama karena melibatkan proses produksi dengan tahapan yang cukup banyak. Proses perencanaan dimulai dengan membuat storyboard, menulis skenario dan merencanakan pengambilan gambar. Pekerjaan utama produksi video adalah proses pengambilan gambar menggunakan perekam video baik yang analok maupun yang digital. Proses akhir merupakan kegiatan capturing, editing dan finishing yang lebih bersifat pengaturan data mentah untuk diolah sesuai kebutuhan. Data mentah video bisa juga didapatkan dari berbagai sumber seperti rekaman siaran televisi, video sharing dari internet atau perangkat komunikasi serta VCD dan DVD yang beredar dipasaran. Menyesuaikan dengan kebutuhan,data mentah video ini dapat diolah melalui proses editing dengan menggunakan pengolah video yang sesuai dengan format data sumbernya. Saat ini banyak juga beredar software konverter format video agar data dibuat dan digunakan sesuai kegunaan. (Sigit Prasetyo, 2007: 10).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Sedangkan menurut Baltimore County dalam jurnalnya menyebutkan bahwa : Interaktif video dalam e-learning sistem memungkinkan akses proaktif dan acak ke konten video. studi empiris kami meneliti pengaruh video interaktif pada hasil belajar dan kepuasan peserta didik dalam lingkungan pembelajaran. Empat setting yang berbeda dipelajari: tiga adalah lingkungan pembelajaran dengan video interaktif, dengan video non interaktif, dan tanpa video. Yang keempat adalah lingkungan kelas tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai video untuk efektivitas pembelajaran bergantung pada penyediaan interaktivitas. Siswa di lingkungan pembelajaran yang menyediakan video interaktif mencapai kinerja belajar secara signifikan lebih baik dan lebih tinggi tingkat kepuasan peserta didik dibandingkan dengan pengaturan lain. Namun, siswa yang menggunakan lingkungan e-learning yang menyediakan video non-interaktif tidak membaik juga. Temuan menunjukkan bahwa mungkin penting untuk mengintegrasikan video instruksional interaktif ke sistem pembelajaran b. Membuat Produksi Video Proses produksi video secara aktif tidak hanya membutuhkan waktu lebih lama, tapi juga melibatkan perlengkapan pendukung yang tidak sedikit pula. Perangkat utama yang dibutuhkan dalam proses produksi video tentu saja sebuah alat perekam video. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, kamera perekam video juga bergeser dari yang bersifat analog menjadi digital (Digital Video). Media penyimpan yang berupa kaset juga berubah menjadi perekam dalam bentuk cakram magnetik (Hard Disk). Bahkan setiap orang dapat mengabadikan momen penting dalam bentuk video cukup menggunakan kamera saku atau video handphone. Tentunya kualitas video dari perangkat yang disebut terakhir jauh dari memuaskan. Sejalan dengan hal tersebut, Agnew, Kellerman & Meyer (1996: 8) menyatakan bahwa istilah multimedia lebih terfokus pada interaktivitas antara media dengan pemakai media. Constantinescu (2007: 2) menyatakan bahwa “Multimedia refers to computer-based systems that use various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation, and interactivity”. Maksudnya adalah bahwa multimedia merujuk kepada sistem berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis isi seperti teks, audio, video, grafik, animasi, dan interaktivitas. Chapman & Chapman (2004: 8) menyatakan bahwa bentuk multimedia sebagai alat penyampai pesan dibedakan menjadi dua yaitu online delivery dan offline delivery. Online delivery adalah multimedia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 yang menggunakan suatu jaringan untuk menyampaikan informasi dari satu komputer atau server machine yang menjadi pusat penyimpan data ke jaringan lain baik jaringan lokal dalam suatu organisasi maupun jaringan internet. Offline delivery adalah multimedia yang disimpan dengan menggunakan suatu alat penyimpan atau kemasan yang dapat dipindahkan. Alat penyimpan tersebut harus mampu menyimpan data yang besar sesuai dengan ciri-ciri data multimedia, misalnya DVD dan CD-ROM. Perangkat pendukung proses produksi adalah komputer”multi media” yang memiliki sertifikasi khusus untuk proses capturing dan editing. Prosesor dengan kecepatan 800 MHz cukup memadai untuk mencacah sekuen video. Hardisk ”kecepatan standar” dengan kapasitas ”besar” sangat dibutuhkan dalam proses capturing. Rekaman digital dalam kaset DV 60 membutuhkan ruang kosong lebih dari 4 GB untuk menampung ”data mentah” sebelum diolah. Alat lain yang harus ada adalah capturing card, yang berfungsi sebagai jalur utama komunikasi input device (perekam video) dengan komputer beserta kabel data yang sesuai dengan proses transfer data. Video adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik Video pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video atau VCD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau VCD player serta TV monitor. Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen, yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi. Pembuatan objek multimedia dilakuan dengan menggunakan hardware dan software berbasis multimedia. 1. Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia a) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS) b) DDR Kingstone, min. 2 GB c) VGA 512 MB d) Sound Card e) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel f) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard g) Speaker Active h) HD Camcorder 2. Software yang digunakan: a. Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi b. Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3. c. Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara. Terdapat berbagai jenis film, antara lain, film dokumenter, video pendek, company profile, dan yang lainnya. Pada dasarnya, sistematika pembuatan semua jenis film hampir sama. Dibawah ini dijelaskan gambar prosedur produksi video diantaranya: 1) Tahap Persiapan (Pra Production) Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip. Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip. a) Identifikasi Program Dalam Pra-Produksi, sebelum kegiatan penulisan naskah dilakukan dulu identifikasi program. Identifikasi program juga merupakan kelajutan dari beberapa analisa yang dilakukan terhadap kegiatan produksi video yaitu identifikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan dll. Isi dari identifikasi program meliputi : (1) Judul Program : berisikan tentang judul/ tema program yang dirumuskan dengan kalimat singkat, padat dan menarik. (2) Tujuan/ Kompetensi : dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan ini perlu ditulis tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah mengikuti program ini. (3) Pokok Bahasan : Penulisan dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran (Intrucstional Video/film) yang secara langsung mengacu kurikulum yang sudah ada. Jika video yang dibuat adalah film pendidikan penulisan pokok bahasan dapat ditulis atau tidak. (4) Sub pokok Bahasan : Penulisan sub bahasan ini juga dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran (Intrucstional Video/ film) yang secara langsung mengacu kurikulum yang sudah ada. (5) Sasaran : sasaran adalah “Target Audiece” yang menjadi sasaran utama program ini. Dalam penulisannya mesti ditulis secara jelas untuk siapa, misalnya untuk mahasiswa. (6) Tujuan Khusus/ Indikator : apabila program video yang dibat diambil dari kurikulum maka tujuan atau indikator ditulis secara jelas. b) Sinopsis Dalam praktek synopsis diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkat dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan utamanya
adalah
mempermudah
pemesan
menangkap
konsepnya,
mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan enentukan persetujuannya. Dalam istilah yang lebih sederhana synopsis dapat diartikan sebagai ringkasan cerita. Konsep synopsis yang sering digunakan untuk kegiatan seni yang lain, misal dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan teater, novel, media audio, media slide dan sebagainya. Pada dasarnya konsep synopsis untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 film/ video hampir sama dengan istilah synopsis untuk yang lainnya. Dalam penulisannya tidak diuraiakan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja namun tercakup didalamnya: tema, even, alur yang dikemas dengan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami. c) Treatment Agar berbeda dengan synopsis, treatment mencoba memberikan uraian ringkas secara diskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode ceritera atau rangkaian peristiwa pembelajaran (Intrucsional Video/film) nantinya akan digarap. Kalau pada synopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan tetapi dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara diskriptif. Secara sederhana penulisan treatment sama dengan kita menceritakan kembali pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita tentang kronologis jalan film tersebut. d) Storyboard Rangkaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian divisualkan dalam perangkat gambar atau sketsa sederhana. Tujuan pembuatan storyboart ini antara lain adalah ntuk melihat tata urutan peristiwa yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot) maupun sekuens belajarnya. Disamping itu untuk melihat apakah kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya sudah lancar. Storyboard dapat juga dipergunakan sebagai moment-moment pengambilan (shots) menggantikan apa yang lazim disebut “shooting breakdown”. Bagi sebagian pembuatan film terkadang storyboard tidak dilakukan, cukup diakomodasi dari naskah atau skrip. Contoh Storyboard Visualisasi diawali dengan penayangan judul program, kemudian tampak ruang laboratorium praktek batu yang memperlihatkan berbagai jenis pasangan batu, setelah itu tayangan berganti pada alat-alat dan bahan-bahan untuk membuat adukan spesi yang ada dilaboratorium praktek batu, ditata dengan rapi diatas meja peraga. Berikutnya kata pengantar disampaikan oleh presenter pengetahuan dasardasar memasang pasangan batu dan langkah-langkahnya. Visualisasi berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 sebagai kegiatan ini ditayangkan peraga oleh pemain tentang pemasangan pasangan batu. Kegiatan diawali dengan kegiatan pengenalan bahan material meliputi batu bata, semen, pasir, bahan perekat/ kapur. e) Skrip atau Naskah Program Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dari storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Dalam pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program ini merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan menuju perilaku belajar yang dicapai. Tujuan utama suatu skrip atau naskah program adalah sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi dalam bentuk program. Karena itu skrip yang baik dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinpsis, treatment. f) Skenario/ Shooting skrip Bila diatas disebutkan skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk oprasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Petugas yang membutuhkan diantaranya : Editor/ penyunting gambar, kameramen, pencatat adegan, sound men, dan lain-lain.. Bila dalam pendekatan film perpisahan umumnya bersifat ‘cut-to-cut’ dalam pengambilannya boleh meloncat-loncat dengan pengelompokan menurut keadaan waktu, cuaca, lokasi maupun sifatnya (didalam atau diluar gedung stadion), perpindahan dalam pendekatan video dapat transisional dan sifatnya sekuensial. 2) Tahap Perekaman (Production) Tahap perekaman merupakan hasil transfer materi ke dalam aplikasi pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari kamera ke komputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan dari kamera ke komputer. Dalam PC, konektor bisa dihubungkan melalui USB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 3) Tahap Akhir (Post Production) a) Tahap Penggabungan/ Editing Tahap penggabungan adalah proses penyatuan materi untuk diedit sehingga menghasilkan film yang menarik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengeditan yaitu : (1) Pemotongan Gambar (2) Pemberian efek tulisan (3) Transisi Gambar (4) Pemberian efek suara (5) Penggabungan (Rendering) b) Tahap Keluaran/ Mastering Tahap keluaran merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media, seperti video, film, VCD, DVD atau yang lainnya. Pra-Production Identifikasi Program Sinopsis Treatment Storyboard Naskah/ Skrip Shoting Skrip Production
Shoting Skrip
Rec Audio
Post Production
Editing
Mastering
Gambar commit 1. Gambar Produksi Video to Prosedur user (Sumber : http://yherpansi.wordpress.com/2009/11/06/12/)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Menurut Ngadino Y ”Video Pembelajaran adalah rangkaian gambar elektronik yang memiliki unsur gerakan dan suara yang digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi atau matakuliah”. Video pembelajaran mempunyai 3 karakteristik yaitu: 1. Signal video menyajikan objek gambar (tiga dimensi) yaitu warna, gerakan dan suara. 2. Tata urutan gambar tetap (tidak bisa dirubah). 3. Cenderung kurang memberi respon ada peserta didik. Di dalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada 3 fungsi Video pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses belajarmengajar, yaitu: 1. Video sebagai alat bantu guru yang meliputi: animasi peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat peraga visual dan media komunikasi antar guru. 2. Video sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi: komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok studi dan manajemen kelas terpadu. 3. Video sebagai alat bantu siswa meliputi: buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan media komunikasi antar siswa. Dalam sistem belajar mengajar di SMK belum semua mendapatkan atau sudah menggunakan media yang berupa Video. Pemanfaatan media tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat mempermudah siswa mencari data-data mata pelajaran dalam pembelajarannya. Selain buku pelajaran, siswa dapat memperoleh materi pelajaran dari video melalui pelajaran tertentu yang telah tersedia. Sekarang ini sudah banyak sekolah yang menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Baik dalam mencari materi pelajaran dan juga pengumpulan tugas lewat media tersebut. Walaupun masih banyak juga sekolah yang belum bisa menikmati manfaat teknologi informasi. Banyak sekolah yang belum mampu menggunakan teknologi karena kurangnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 dana operasional sekolah dan ada juga didaerah-daerah pelosok yang belum terjangkau atau masih tertinggal. Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen, yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia, manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi. Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan mahasiswa menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik. Pada kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu masih menggunakan metode mengajar secara konvensional sehingga berdampak pada keefektifan pembelajaran didalam kelas, untuk itu diperlukan upaya perbaikan proses belajar mengajar yang sesuai, dapat mengefektifkan dan mempercepat proses pembelajaran sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu yang diberikan melalui suatu media yang interaktif yang berbasis multimedia khususnya video.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetapi belajar sering pula bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul, dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya perantara, seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumsebelumnya yaitu “video pembelajaran”. Dalam hal ini terdapat beberapa penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana Sudjana (1991: 15) yaitu: 1. Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif 2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3. Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran. 4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 5. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru. 6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengaar. 7. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses belajar-mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut: 8. Media yang digunakan guru sebagi penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang disampaikan oleh guru. 9. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. 10. Media sebagi sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret maupun kelompok. Kekonkretan sifaat media akan banyakn membantu tugas guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Prof. Pupuh Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, M.Pd (1992: 35) adalah sebagai berikut: 1. Menarik perhatian siswa 2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran 3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4. Mengatasi keterbatasan ruang 5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6. Waktu pembelajarn bisa dikondisikan 7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar. 9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam 10. Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Kemp and Dayton (1985:14) konstribusi video pembelajaran adalah. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar Pembelajaran dapat lebih menarik Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif. 4. Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran a. Persiapan Sebelum memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut: 1). Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan program belajar yang sudah dibuat. 2). Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah. 3). Mempelajari bahan penyerta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 4). Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu atau tidak pertu disajikan dalam kegiatan pembelajaran. 5). Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera. 6). Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan lain yang diperlukan. 7). Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat dan mendengar dengan baik. b. Pelaksanaan Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut: 1). Sebelum menghidupkan/ memulai program video pembelajaran mengajak siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari dengan baik. 2). Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan. 3). Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan dimanfaatkan. 4). Memberikan prasarat/persepsi pengetahuan/pelajaran sebelumnya. 5). Mengoperasikan
program
sesuai
dengan
petunjuk
pemanfaatan/petunjuk teknis dan bahan penyerta. 6). Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program. Selama program diputar, guru tidak perlu maju ke depan menunjuk gambar di layar atau mondar-mandir berkeliling kelas. Lebih baik guru mengajarkan a) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib. b) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh seluruh siswa yang ada di ruangan. c) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat televisi, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa. 7). Memberi penguatan/penegasan/pengayaan terhadap tayangan program. 8). Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 9). Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan evaluasi kepada siswa. c. Tindak Lanjut 1). Memberikan tugas kepada siswa. 2). Memberi pertanyaan/umpan balik. 3). Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum, guru kemudian mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium. 4). Bagi mata pelajaran yang memerlukan tambahan referensi yang lebih lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan. 5). Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/mendengarKan program video pembelajaran untuk pemanfaatan program video pembelajaran berikutnya. 6). Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari.
ANALISIS SUMBER BELAJAR ANALISIS TUJUAN DAN KARATERISTIK ISI
PENENTUAN TUJUAN BELAJAR DAN ISI ANALISIS KARATERISTIK PEMBELAJAR
PENETAPAN STRATEGI PENYAMPAIAN PENETAPAN STRATEGI PENGORGANISA SIAN PENERAPAN STRATEGI PENGELOLAAN
Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran (Sumber Kemp and Dayton 1985:14)
commit to user
PENGUKU RAN HASIL PEMBELA JARAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 5. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989) b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”. d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan
dirinya
bagi
lapangan
pekerjaan
di
masa
mendatang.”(Suharsimi Arikunto, 1990: 1) Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang tertentu tersebut. Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK. Pendidikan di SMK bertujuan : a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar. b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya. c. Meninggkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil dan professional. Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan menengah kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai berikut: Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang. 6. SMK Negeri 2 Surakarta a. Visi SMK Negeri 2 Surakarta Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global. b. Misi SMK Negeri 2 Surakarta 1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri, 2) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi, 3) Unggul dalam kewirausahaan, 4) Unggul dalam kemandirian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 c.Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan, sekolah mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik Pemakaian, Bengkel Teknik Audio Video, Bengkel Teknik Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif,Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan, MTU (Mobil Training Unit), Laboratorium Multimedia,Laboratorium Komputer dan Perpustakaan. 7. Mata Pelajaran Praktek Batu (Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata) Memasang tembok ikatan ½ batu merupakan salah satu materi pelajaran yang digunakan pada pelajaran Praktik Batu di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) khususnya pada program studi Teknik Konstruksi Bangunan. Mata diklat ini membahas secara sederhana cara memasang berbagai macam pasangan tembok ikatan ½ bata yaitu : a.
Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan,
b. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk siku (L), c. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentukT dan d. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang. Pada umumnya untuk membangun suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan sebagainya dipakai bahan batu bata , walaupun untuk saat sekarang banyak juga dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya yang mudah dan sangat sederhana, sedangkan kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada pembuatan batu bata. Dalam pembuatan dinding dari batu bata yang menerus dan cukup panjang, biasanya untuk menghindari kerusakan akibat gempa, tiap luas dinding 12 meter persegi harus diberi perkuatan berupa kolom beton praktis. Sebenarnya pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 pasangan tembok selain pasangan setengah bata dapat juga berupa pasangan satu bata, satu setengah bata, dan dua bata. Hanya saja sekarang jarang dipergunakan disamping biayanya lebih mahal juga akan banyak memakan tempat. Khusus untuk bangunan tertentu masih menggunakan pasangan dengan tebal lebih dari setengah bata misalnya untuk pondasi bata dan septic tank. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½ bata yaitu ; Water, Pass Benang, Siku rangka, Meteran, Tongkat duga, Sendok spesi Pensil, Line Bobbins, Pemotong bata, Palu, Bak spesi, Ember,Sekop dan Cangkul. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu ; Batu Bata dan adonan spesi. (Diraatmadja E, 1997: 22). B. Kerangka Berpikir Mata pelajaran praktek batu Di SMK Negeri 2 Surakarta pada program teknik banguna gedung, merupakan mata pelajaran produktif sehingga setiap siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran ini. Karena itu dalam pembelajarannya harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk mewudjudkan pembelajaran yang interaktif maka dibutuhkan media pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Untuk mendukung proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran praktek batu, pembuatan media yang berbentuk video pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan adanya media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Pada kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu ”Pemasangan Ikatan Tembok Setengah Bata”masih menggunakan metode mengajar secara konvensional/ sederhana sehingga berdampak pada keefektifan pembelajaran didalam kelas, untuk itu diperlukan upaya perbaikan proses belajar mengajar yang sesuai, dapat mengefektifkan dan mempercepat proses pembelajaran sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu yang diberikan melalui suatu bentuk media yang interaktif yang berbasis multimedia khususnya video pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Dari pemanfaatan video pembelajaran tersebut, diharapkan mampu membangkitkan keinginan dan minat yang baru, sebagai motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psiklogis bagi siswa. Dalam penelitian ini, hasil pemanfaatannya media ini harus bisa merubah pola belajar siswa menjadi lebih baik. Selain itu harus menarik agar merangsang pengguna tertarik menjelajah seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya dapat terserap dengan baik. Jika belum efektif dalam pembelajaran menggunakan media tersebut, maka perlu adanya evaluasi dalam proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran yang berbentuk video pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di atas dapat digambarkan seperti di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 SMK Negeri 2 Surakarta Siswa Kelas 1 Program Teknik Bangunan Gedung (mata pelajaran praktek batu)
Pembuatan Video Pembelajaran Praktek Batu Pemasangan ikatan tembok setengah bata
Pemanfaatan video pembelajaran (Pengoperasian dan penggunaan perangkat video pembelajaran)
Hasil perancangan video pembelajaran sebagai sumber belajar siswa
Sesuai
Belum Sesuai
Evaluasi Pembelajaran Ulang
Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disalikan, tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya pada Progam Teknik Bangunan
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009. adapun perinciannya adalah sebagai berikut :
Kegiatan
Februari
Maret
Waktu Pelaksanaan tahun 2009 April Mei Juli
Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan judul Pra proposal Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Perijinan penelitian Pelaksanaan Analisi data Penyusunan laporan
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan melihat berbagai permasalahan yang ada secara menyeluruh dan mempelajari berbagai variabel dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti melihat berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan yang utuh. C. Sumber Data Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan digali dari beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbersumber terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan responden penelitian, antara lain: a. Guru kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5 Surakarta dan juga nara sumber lain yang dapat mendukung tersusunnya skripsi ini. b. Siwa kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5 Surakarta.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, dan bersifat mendukung data-data primer. Data sekunder diperoleh dengan jalan mempelajari, membaca dan mencatat buku-buku, serta lampiran-lampiran serta laporan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 D. Teknik Sampling (Cuplikan) Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling yang merupakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lain. Peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu tentang permasalahan yang akan diteliti, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini adalah: 1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing) Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi di SMK Negeri 5 pada Program Studi Teknik Bangunan Gedung. Teknik ini akan dilakukan pada semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Untuk melebih mengarahkan jalannya wawancara mendalam terhadap masing-masing responden, maka daftar pertanyaan yang akan diajukan mengacu pada indikator sebagai berikut: a. Penggunaan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa . b. Cara belajar siswa dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar. c. Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai bahan ajar bagi guru.
2. Observasi Langsung Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa kelas1 di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya program studi Teknik Bangunan kelas 1. Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.
3. Mencatat Dokumen (Content Analisys) Menurut Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.
F. Validitas Data Teknik pengembangan validitas data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi, dimana untuk menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu: 1 Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber belajar bagi siswa Informan 1 Wawancara
Data
Informan 2 Informan 3
Atau :
Data
Wawancara
Informan
Content analisis
Dokumen/ arsip
Observasi
Aktivitas
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80) Gambar 2. Teknik Triangulasi Data (Sumber) 2 Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai sumber secara mandiri. Selain itu data base akan dikembangkan dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya verifikasi. Peneliti 1 Tafsir data
Peneliti 2
Data
Peneliti 3 (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82) Gambar 3. Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informan adalah Guru dan siswa kelas 1 di SMK Negeri 5 Surakarta. Untuk keabsahan (validasi) data dilakukan dengan mengcross check masing-masing hasil wawancara, sehingga diperoleh suatu kesimpulan penelitian berdasarkan sumber-sumber yang dianggap berkompeten dalam penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 G. Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: P en g u m p u l a n D at a
R ed u k si D a ta
S aj ia n D at a
K esi m p u la n
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96) Gambar 4. Proses Analisis Interaktif Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan kemudian oleh keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi studi
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan akan direncanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1.
Persiapan Penelitian
a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret dan SMK Negeri 5 Surakarta. b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan penyusunan jadwal kegiatan secara rinci. c. Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.
2.
Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat dokumen. b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan data pada pengumpulan data berikutnya. c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka pikir.
3.
Analisis Data
a. Melakukan analisis awal. b. Mengembangkan bentuk sajian data. c. Melakukan analisis. d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data. e. Melakukan analisis antar kasus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 f. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
I. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disajikan, tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta khususnya kelas 1 pada Progam Teknik Konstruksi Bangunan 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2010. adapun perinciannya adalah sebagai berikut : a. Pengajuan Judul pada tanggal 10 Agustus 2008 b. Praproposal pada tanggal 24 Februari 2009 c. Proposal pada tanggal 2 November 2009 d. Seminar Proposal pada tanggal 29 Desember 2009 e. Revisi Proposal pada tanggal 30 Desember 2009 f. Perijinan Penelitian pada tanggal 26 Januari 2010 g. Pelaksanaan pada tanggal 27 Januari- 29 April 2010 h. Analisis Data pada tanggal 25 April – 7 Juli 2010 i. Penyusunan Laporan pada tanggal 25 April – 20 November 2010 j. Ujian Skripsi pada tanggal 2 Desember 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. C
Populasi, Sampel dan Sumber Data 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. yang terdiri dari tiga kelas dengan perincian sebagai berikut: kelas 1 TGB sebanyak 35 peserta didik, kelas 1 TKK sebanyak 25 peserta didik, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik, sehingga jumlah keseluruhan 95 peserta didik. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Karena populasinya bersifat Homogen, maka dalam penelitian ini sample yang digunakan dengan koresponden terbanyak yaitu kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari : a) Wakil Kepala Sekolah I bidang kurikulum (WKS 1) SMKN 2 Surakarta.. b) Ketua Program Keahlian Teknik bangunan SMKN 2 Surakarta.. c) Guru pengampu mata pelajaran/diklat Praktek Batu Program Keahlian Teknik bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. d) Peserta didik kelas 1 TKB Program Keahlian Teknik bangunan tahun ajaran 2009/2010 SMKN 2 Surakarta. e) Pakar (ahli) Multimedia yang ahli dibidang Video CD Pembelajaran. Selain dari hasil wawancara sumber data lainnya juga diambil dari pengamatan/observasi peneliti dilokasi penelitian saat proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 menggunakan media pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Penelitian dilaksanakan dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara pada setiap sumber utamanya. D
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang kemudian dianalisis. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara : 1. Wawancara Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau atau lebih secara langsung. Jenis wawancara ada dua yaitu tak terpimpin (tak berstruktur, tak sistematis) dan terpimpin (berstruktur, sistematis). Sehingga dalam penelitian ini peneliti lebih cenderung mengunakan wawancara terpimpin karena peneliti nantinya akan menggunakan pertanyaan yang sistematis sehingga mudah diolah kembali dan pemecahan masalahnya lebih mudah. 2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang komplek, yang tesusun
dari proses biologik dan psikologik. Dalam menggunakan teknik
observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Menurut H.B Sutopo (2007), observasi dibagi menjadi dua yaitu “Observasi secara langsung maupun tidak langsung”. observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung. Dimana peneliti secara langsung melakukan observasi terhadap aktivitas subjek dan kondisi lingkungan penelitian selama penelitian berlangsung baik secara formal maupun informal. 3. Dokumentasi Pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi agar data yang diperoleh menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 benar-benar valid, karena sumber data yang berupa dokumen merupakan sumber data yang stabil, kaya dan bersifat alamiah karena sesuai dengan konteks lahiriah. E
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan. F
Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif. Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data dengan kata-kata dengan sejelas-jelasnya yang mana data telah terkumpul sebagaimana adanya atau bisa juga diartikan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. G
Perencanaan Desain Produk
Dalam penelitian ini diperlukan prosedur kerja yang sistematis dan terarah sehingga diharapkan Perencanaan Desain Produk dapat terencana dengan baik. Prosedur kerja yang sistematis tersebut dapat digambarkan dalam alur pengembangan seperti berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Start
36
Pengkajian Bentuk Media Video Pembelajaran
Pengkajian Perangkat Pembuat Media
Pengkajian Penggunaan Media
Konsultasi Dosen Pembimbing
Revisi
Pembuatan Story Board
Pengumpulan Objek Pendukung Media
Revisi
Perancangan Video Pembelajaran
Revisi
Review Ahli media pembelajaran
Review Ahli instruksional pembelajaran
Pembuatan Video Pembelajaran Uji coba
Pengumpulan Data
Analisis Data
End Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 b. Bentuk Media, Perangkat Media dan Pengkajian Penggunaan Media Ketiga kegiatan merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah. Pemilihan materi merupakan kegiatan menentukan topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Pemilihan materi meliputi kegiatan mengetahui kurikulum yang berlaku, membuat peta materi berdasarkan kurikulum, dan membuat garis–garis besar isi program pembelajaran (GBIPP). GBIPP sekurang–kurangnya berisi kompetensi dasar, materi pokok, indikator pencapaian hasil, latihan dan tes, judul file, nomor kode, teks materi, audio/suara, gambar/foto, animasi, video, dan daftar pustaka.. Untuk itu perlu ditetapkan siapa penggunanya (user). Dan juga menentukan perangkat pembuat media. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran tersebut baik atau tidak. Pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh Pelajaran Praktek batu. c. Membuat Story Board Tahapan ini menentukan konsep dari video pembelajaran yang akan dibuat. Tampilan awal sampai akhir dirancang dengan rapi, sehingga memudahkan pengguna dalam mencerna materi yang dibahas. Selain itu, pada tahapan ini dianalisis tujuan dari pembuatan video pembelajaran ini. Tujuan ditentukan berdasarkan materi ajar beserta SAP materi yang akan diajarkan, selanjutnya menentukan objek multimedia yang akan digunakan, serta menentukan bentuk atau hasil video pembelajaran yang diinginkan. d. Pengumpulan Objek Pendukung Media Tahapan pengumpulan objek yang akan digunakan berdasarkan konsep dan rancangan. Pada tahapan ini pengumpulan objek dapat dilakukan berupa: 1) Pembuatan Teks 2) Pengumpulan/Koleksi Teks Materi yang akan disampaikan 3) Pengambilan gambar 4) Pengumpulan suara dan Penganimasian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 e. Perancangan Video Pembelajaran Dalam perancangan video pembelajaran ini, ada 3 tahapan yang dilalui yakni : a. Membuat Rekaman b. Mengedit Rekaman c. Produksi hasil Rekaman. f. Uji Coba a. Desain Uji Coba Ada 8 tahapan dalam uji coba produk : 1) Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan Expert Judgement. 2) Analisis konseptual 3) Revisi I 4) Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. 5) Revisi II 6) Uji Coba Lapangan (field testing) 7) Telaah Uji Lapangan 8) Produk Akhir dan Diseminasi b. Subyek Uji Coba. Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sample, yaitu : 1) Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan tahapan penelitian pengembangan. 2) Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 3) Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test). c. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. 1) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. 2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup validitas, kehandalan (reliabilitas). 3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan prosedur pengembangannya. d. Revisi Produk 1) Simpulan yang ditarik dari hasil analisis data uji coba menjelaskan produk yang diuji cobakan sebagai dasar pengambilan keputusan apakah model atau produk yang dihasilkan perlu direvisi atau tidak. 2) Pengambilan keputusan untuk mengadakan revisi model atau produk perlu disertai dengan dukungan/ pembenaran bahwa setelah direvisi model atau produk itu akan lebih baik, lebih efektif, efisien, lebih menarik, dan lebih mudah bagi pemakai. 3) Komponen-komponen yang perlu dan akan direvisi hendaknya dikemukakan secara jelas dan rinci. e. Expert Judgement Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: 1) Diskusi Kelompok (group discussion), dan 2) Teknik Delphi. 1) Group discussion, adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para pakar (ahli) untuk mengidentifikasi masalah analisis penyebab masalah,
menentukan
cara-cara
penyelesaian
masalah,
dan
mengusulkan berbagai alternative pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 kelompok terjadi curah pendapat (brain storming) diantara para ahli dalam perancangan model atau produk. Mereka mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. 2) Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara para pakar melalui pendekatan intuitif. g. Evaluasi atau Revisi Setelah aplikasi diujicoba (testing), maka akan terlihat adanya kekurangan dan kesalahan dalam program aplikasi tersebut. Oleh karena itu, pada tahap evaluasi ini maka program mengalami penyempurnaan dan perbaikan. Setelah sesuai dengan yang diinginkan, maka program dikemas dalam suatu media penyimpanan yang memadai, karena program yang dibuat terdiri dari banyak file dan mempunyai ukuran yang sangat besar. 7. Validitas Desain Uji ahli/ validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Maka dalam vailiditas desain media pembelajaran harus memenuhi 3 aspek penting yaitu : a. Aspek Media b. Aspek Substansi c. Aspek Instruksional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Bentuk Video Pembelajaran Bentuk dari media yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa Video CD pembelajaran. Sarana Video CD Pembelajaran ini terdiri dari beberapa elemen yang berupa teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Produk dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. Video CD Pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku
dan
dalam
pengembangannya
mengaplikasikan
prinsip-prinsip
pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik Sesuai dengan bagan alur prosedur pengembangan maka hal pertama yang dilakukan sebelum perancangan video pembelajaran adalah pengkajian atau pemilihan materi atau mata pelajaran yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna yaitu peserta didik. Pemilihan materi ini meliputi kegiatan sesuai SK/KD/kurikulum yang berlaku disekolah. Penelitian ini mengambil kompentensi pemasangan tembok ikatan ½ bata, hal ini disesuaikan dengan jadwal materi yang akan diberikan. a. Pembuatan Storyboard Storyboard adalah sebuah penggambaran jalan cerita sesuai dengan isi cerita dan berisi tentang pengambilan sudut gambar, pengisian suara, serta efekefek khusus, dimana penggambaran jalan cerita berbentuk potongan gambar yang disertai penjelasan alur cerita. Fungsi dari storyboard adalah menterjemahkan isi skenario secara visual atau penggambaran video secara singkat. Sedangkan tujuan pembuatan storyboard ini antara lain adalah untuk melihat tata urutan peristiwa yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot). Disamping itu untuk melihat kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya sudah lancar. Sesuai dengan storyboar yang telah direncanakan secara garis besar isi dari media video pembelajaran ini data dibagi kedalam 2 (dua) bagian, yakni :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 1) Sesi I adalah Sesi pembukaan (opening) dan persiapan alat, dalam bagian ini akan dijelaskan tentang semua peralatan dan bahan yang dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu. 2) Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat (4) sesi yaitu: a) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan. b) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk L atau bentuk siku. c) Pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk T dan d) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang. b. Pengumpulan Objek Rancangan Tahapan pengumpulan objek yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
materi
pelajaran
yang
akan
disampaikan.
Dalam
tahapan
pengumpulan objek ini, dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : 1) Pembuatan Teks. Pembuatan teks dalam perancangan video pembelajaran ini digunakan untuk pembuatan materi pembelajaran dan pemberian petunjuk penjelas gambar. Proses pembuatan teks ini menggunakan title pada program Ulied Video Studio.dan Adobe Premiere Pro 2.0. 2) Pengumpulan/ Koleksi Teks Materi Pengumpulan teks dari materi pokok yaitu pada mata pelajaran praktek batu (pemasangan ikatan tembok ½ bata) kelas 1 Teknik Konstruksi Bangunan dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni : a) Sesi pebukaan/opening berisi penjelasan persiapan alat dan bahan yang dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu b) Kopetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk bentangan, bentuk L atau siku, bentuk T dan bentuk silang. Materi yang ada pada video ini diambil dari sumber buku Memasang konstruksi batu bata yang disusun oleh tim fakultas teknik Unifersitas Negeri Yokyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 3) Pembuatan Grafis. Dalam pembuatan title yang berupa teks dan diberikan beberapa efek animasi yang sederhana dengan menggunakan corel drow X3. 4) Pengambilan Gambar. Dalam proses perancangan video pembelajaran ini, pengambilan gambar berupa rekaman yang diambil dari aktivitas yang berlangsung didalam layar monitor. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi Ulied Video Studio .dan Adobe Premiere Pro 2.0.untuk menggambar pasangan bata. 5) Pengumpulan Suara. Proses perekaman suara dalam video ini menggunakan software Ulied Video Studio. Suara pengarah dalam video ini berasal dari peneliti sendiri. 6) Penganimasian. Seluruh pengeditan video pembelajaran ini menggunakan software Ulied Video Studio, Adobe Premiere 2.0 dan Corel Draw X3. c. Hasil Rancangan Produk Sesuai dengan storyboard yang telah direncanakan, secara garis besar, isi dari video pembelajaran ini dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tahapan, yaitu : 1) Membuat Rekaman. Merupakan proses perekaman dari aktifitas yang berlangsung praktek pembuatan pasangan ikatan tembok ½ bata yang diperankan oleh peneliti. Dari perekaman video ini diperoleh data mentah yang masih bersifat pasif, artinya data mentah sehingga masih perlu diolah. 2) Mengedit Rekaman Video hasil rekaman yang mentah dan berdurasi panjang perlu adanya proses pengeditan. Kegiatan editing ini meliputi mengimpor file video atau memasukkan animasi lain ke dalam library, membuang beberapa klip yang tidak dipakai, membagi video dalam beberapa klip, dan sebagainya. Semuanya dilakukan dalam fitur pengeditan dan penambahan efek yang tersedia pada software Ulied Video Studio10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 3) Produksi Rekaman Meruakan langkah akhir dalam proses editing telah selesai dengan seurna.Proses produksi ini bertujuan untuk menghasilkan video yang bias dinikmati dalam berbagai media dan kebutuhan pada penelitian ini hanya akan dibahas proses produksi rekaman kedalam format AVI.
Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD Untuk memperjelas isi dari video pembelajaran Pemasangan Ikatan Tembok Setengah Bata (Cone Penetration Test), berikut saya sajikan gambar tampilan (screen picture) dari awal sampai dengan akhir dari video ini. a) Opening Dalam bagian opening ini ditampilkan beberapa animasi yang terdiri dari : (1) Klip special yakni Bars and Tone dan Universal Counting Leader.
Gambar 6. Bars and Tone
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Gambar 7. Universal Counting Leader
(2) Sekilas gambaran kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A, Pabelan, Surakarta.
Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A, Pabelan, Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 (3) Gambaran awal tentang proses pemasangan ikatan tembok setengah bata (Cone Penetration Test) yang menjelaskan tentang proses pembuatan spesi, pemasangan tembok ikatan setengah bata.
Gambar 9. Judul video pembelajaran
Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test
b) Persiapan Alat. Dalam tahap persiapan alat ini dijelaskan tentang semua alat serta bahanbahan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½ bata. Peralatan yang digunakan adalah : ember, sekop dan cangkul, penyaring pasir, bendrat, paku dan bak spesi, sendok spesi, benang, meteran, pensil, selang, water pass, pemadat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 spesi, line bobbins, palu, unting-untingan. Bahan yang digunakan antara lain : batu bata, pasir, semen, kapur, air. Berikut adalah tampilan gambar dari bahan pemasangan tembok setengah bata :
Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan
Gambar 12. Batu bata dan Pasir
Gambar 13. Semen dan Kapur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Berikut ini adalah tampilan gambar dari alat pemasangan tembok setengah bata :
Gambar 14. Sekop dan Cangkul
Gambar 15. Penyaring Pasir
Gambar 16. Sendok Spesi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 c) Langkah Kerja Pengujian Pada umumnya untuk membuat suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan sebagainya dipakai bahan batu bata, walaupun untuk saat sekarang banyak juga dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya sederhana, sedangkan kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada pembuatan batubata, sehingga untuk ukuran saja mempunyai variasi yang cukup besar, bukan saja karena dari daerah asal yang berbeda bahkan untuk pembuatan dalam satu tempat pemrosesan saja bisa mempunyai ukuran yang berbeda-beda pula. Sebelum proses pemasangan batu bata kita perlu siapkan adonan spesi terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah pembuatan adonan spesi (1) Menentukan Standar Pasangan
Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata (2) Menentukan perbandingan campuran Spesi
Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi
Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat (4) sesi yaitu : (1) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan.
Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan
Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan
Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk Bentangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan (2) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku.
Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 (3) Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T
Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T
Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T (4) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)
Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang
Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)
Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk Silang (X)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) 2. Pemanfaatan Video Pembelajaran a. Cara pengorerasian Media Video Pembelajaran Produk dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. Perangkat lunak (software) yang biasa digunakan untuk memutar/ menjalankan video ini adalah CyberLink PowerDVD atau dengan DVD Player. Perangkat lunak ini mudah didapatkan dan sudah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Selain CyberLink PowerDVD masih ada banyak perangkat lunak lain yang bisa digunakan untuk memutar / menjalankan video pembelajaran ini, diantaranya yaitu Windows Media Player GOM Player, Winamp, Jet Audio, dan masih banyak program lainnya yang ada pada (software) pada komputer. Pertama, cara pengoperasian dari menggunakan DVD Player, yang pertama siapkan Televisi dan Player DVD kemudian masukkan kaset DVD. Kedua Sesudah terlihat tampilan menu pada layar televisi, tekan play atau pilih menu yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tekan Pause untuk menghetikan tampilan sesaat yang berupa gambar diam atau tekan stop untuk mengakhiri video tersebut. Kedua, cara pengoperasian dengan menggunakan PC atau komputerdan monitor, yang pertama klik desktop lalu klik CyberLink PowerDVD atau program windows media player yang lainnya untuk digunakan. Kemudian klik play atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 pilih menu yang tersaji dalam layar monitor lalu klik salah satu tamilan yang diinginkan pengguna atau klik play yang ada menu tampilan. Menu yang digunakan dalam CyberLink PowerDVD6 yaitu : 1) Play untuk memulai video 2) Stop untuk mematikan video 3) Pause untuk menghentikan tampilan 4) Next untuk melihat tampilan selanjutnya 5) Previous untuk melihat tampilan sebelumnya 6) Step forward untuk mempercepat tampilan 7) Stepbackward untuk memperlambat tampilan dan lainnya. b. Perangkat Media Video Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat-perangkat yang digunakan berbentuk hardware dan software berbasis multimedia. 1) Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia i) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS) j) DDR Kingstone, min. 2 GB k) VGA 512 MB l) Sound Card m) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel n) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard o) Speaker Active p) HD Camcorder 2) Software yang digunakan: a) Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi b) Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3. c) Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik kelas 1 Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh Pelajaran Praktek Batu pada kompetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 c. Pengkajian Penggunaan Media Kegiatan diatas yakni Pengkajian Materi, Perangkat Media dan Pengkajian Penggunaan Media merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah, maka harus dilakukan secara beruntun se-belum merancang sebuah video pembelajaran. Dalam menentukan perangkat pembuat media ini sangat penting mengingat kalau nanti sudah masuk kedalam software Ulied Video Studi 10 kalau minimum tidak memenuhi standar diatas terutama untuk hardwarenya maka pada waktu perekaman software Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3 akan menjadi sangat lambat prosesnya sehingga akan berdampak pada proses pembuatan video. Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik kelas X Program Konstruksi Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh Pelajaran Praktek batu pada kompetensi Memasang pasangan ikatan tembok ½ bata. Ketiga
kegiatan
diatas
yakni,
Perangkat
Media,
Pengkajian
Pengerasian/penggunaan dan Pengkajian Materi Media merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah, maka harus dilakukan secara beruntun sebelum merancang sebuah video pembelajaran. 3. Hasil Uji Coba Produk Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. (H B Sutopo 2007) Produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing). Dengan uji coba, kualitas Produk yang dikembangkan betul- teruji secara empiris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 a. Uji Ahli /Validasi Uji ahli/validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Jadi setelah hasil perancangan video pembelajaran sudah selesai sebelum hasil itu diujicobakan pada peserta didik, maka peneliti menunjuk responden para ahli perancangan model atau produk. Para ahli perancangan model atau produk dalam penelitian ini melibatkan 3 (tiga) ahli pembelajaran yakni, ahli Media, ahli Subtansi dan ahli Instruksional. kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan produk yang dihasilkan peneliti. Proses ini disebut dengan Expert Judgement. (H B Sutopo 2007) Namun sebelumnya peneliti memberikan butir-butir instrumen (berupa indikator-indikator untuk setiap 3 aspek diatas) kepada para ahli berdasarkan variabel yang akan diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Peneliti mengirimkan hasil perancangan video dan butir-butir instrumen itu pada putaran pertama kepada para ahli dan membuat janji untuk mengadakan wawancara, selanjutnya pada pertemuan yang telah disepakati peneliti mengadakan wawancara dengan cara Diskusi Kelompok (group discussion) yaitu suatu proses diskusi yang melibatkan para ahli untuk mengidentifikasi masalah, analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah dan mengusulkan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. dengan para ahli untuk mememinta pendapat para ahli mengenai hasil perancangan video yang telah dibuat sesuai dengan bidang keahlian masingmasing. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai consensus dalam memberikan jawaban tentang rancangan suatu produk. Dengan face-to-face contact, peneliti dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah diberikan. Setelah pertemuan tersebut peneliti menganalisis dan mereview hasil diskusi para ahli yang telah mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Berikutnya hasil review pada putaran pertama dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 putaran tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya produk yang layak digunakan. 1) Review Ahli Media Pembelajaran Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli media pembelajaran. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media pembelajaran dari guru SMK Negeri 2 Surakarta, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Pada review yang pertama, aspek yang diamati adalah pada aspek media. Pada aspek media, indikator program yang dinilai meliputi: a) Aspek rekayasa perangkat lunak (1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran. (2) Reliabel (handal). (3) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah). (4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya). (5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan. (6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada). (7) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi. (8) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program). (9) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain). b) Aspek Komunikasi Visual (1) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran. (2) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan. (3) Sederhana dan memikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 (4) Audio (narasi, sound effect, backsound, musik). (5) Visual (layout design, typography, warna). (6) Media bergerak (animasi, movie). (7) Layout Interactive (ikon navigasi). Dari hasil pengujian yang pertama, yakni Bapak Drs. Wahyu Purwadi. yang selaku ahli media setelah melihat dan mengamati hasil produk atau video yang telah saya buat, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut: Pertama, Bentuk dari media pembelajaran tersebut mudah dipahami karena berbentuk video CD dimana peralatan yang digunakan mudah didapatkan dan cara penggunaannya mudah. Kedua, Cara pengoperasian video juga sederhana sehingga guru atau siswa bisa mengaplikasikan/ mengorasikan media tersebut. Ketiga,. materi video ini kurang efektif karena materinya ada yang kurang atau tidak ada dalam tamilan video, sehingga perlu diperbaiki lagi dalam materinya. Keempat, Volume suara musik terlalu keras seharusnya saat ada suara orang yang menjelaskan volume suara videonya dikecilkan agar apa yang ingin disampaikan bisa ditangkap oleh orang yang melihatnya atau pengguna produk. Sehingga kesimpulannya: yang jelas kalau dari saya melihat video itu belum memenuhi sebagai video pembelajaran.tambahnya Untuk masukannya, Pertama jadi yang namanya video itu proses pembuatnya yang pertama harus urut silabus dan RPP, kemudian dari RPP itu dikembangkan menjadi skenario dari video atau skrip video kemudian dari skrip ada storyboard, dimana didalam storyboard ada sinopsis dan ada treatmen sehingga orang atau audien yang akan mendengarkan melihat suatu video pembelajaran bisa mengetahui maksud dari video tersebut. Kedua perlu disertakan rencana pelaksanaan pembelajarannya untuk mengetahui dimana dalam skenario RPP itu membutuhkan media video ini kalau itu djadikan sebagai kolaborasi. (Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/ 15 Februari 2010/09.45-10.13 Wib.) Sedangkan pada pengujian kedua, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut: Bapak Drs. Wahyu Purwadi. setelah melihat hasil revisi hanya mengomentari : Bahwa media Video pembelajaran ini sudah cukup baik, hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 saja agar pengguna bisa lebih mudah menggunakan produk ini maka perlu mengkopi dalam bentuk kaset DVD agar siswa juga dapat menontonnya dirumah sebagai media pendukung belajarnya. Di SMK Negeri 2 Surakarta sudah menggunakan
video
pembelajaran
dalam
proses
pembelajaran.
Dalam
menggunakan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan laptop beserta LCD dalam mengajar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam penggunaan video sebagai media pembelajaran adalah terbatasnya sarana dan prasarana tersebut. (Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/20 Februari 2010/09.45-10.30 Wib.) 2) Review Ahli Instruksional Pembelajaran Validasi produk media
atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli
subtansi sekaligus sebagai ahli Instruksional pembelajaran. Dalam review penelitian ini kami percayakan kepada ahli dari lingkup guru SMK Negeri 2 Surakarta
sendiri, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Beliau selaku guru mata
pelajaran/diklat praktek batu kelas 1 program keahlian bangunan dan sekaligus sebagai Ketua Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada aspek subtansi indikator program yang dinilai meliputi : a) Kebenaran Konsep (1) Tidak ada aspek yang menyimpang. (2) Kelogisan dan sistematika uraian. (3) Kesesuaian Materi dengan Silabi atau Kurikulum. b) Keterlaksanaan (1) Dapat digunakan dengan mudah. (2) Sesuai dengan kompetensi dasar. (3) Kesesuaian dengan jenis kegiatan yang digunakan. Sedangkan pada aspek instruksional, indikator program yang dinilai meliputi : 1. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis). 2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/ KD/ Kurikulum. 3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 4. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran. 5. Interaktivitas. 6. Pemberian motivasi belajar. 7. Kontekstualitas dan aktualitas. 8. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar. 9. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. 10. Kedalaman materi. 11. Kemudahan untuk dipahami. 12. Sistematis, runut, alur logika jelas. 13. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan. 14. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran. 15. Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi. 16. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi. Dari hasil diskusi, setelah melihat video pembelajaran itu beliau mengutarakan pendapatnya dalam pengujian pertama sebagai berikut : Dengan adanya penggunaan media Video ini :Pertama, Diharapkan kedepannya nanti peserta didik akan lebih tertarik dengan media itu. Karena penggunaannya lebih mudah dan praktis baik untuk secara penyampaian dari guru Kedua, Media Video pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Ketiga, Untuk kedepannya dengan adanya video pembelajaran seperti ini, diharapkan guru-guru program keahlian bangunan bisa menggunakan video pembelajaran yang serupa sebagai kolaborasi dalam proses pembelajaran. Keempat, Sedangkan kekurangan dari media Video Pembelajaran ini adalah :Pertama, pada suaranya, dimana tidak semua siswa bisa mendengar dengan jelas. Kedua, Alokasi waktu dalam video ini terlalu singkat. (Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 21 Februari 2010/10.11-10.26 Wib) Dari hasil revisi, pada pengujian kedua untuk Bapak Suhardi, S.Pd selaku ahli Subtansi dan Instruksional mengeluarnya pendapatnya sebagai berikut : Pertama, saat ditanya mengenai aspek subtansi untuk butir A yaitu kebenaran konsep beliau mengatakan “kaitannya dengan media pembelajaran dengan mengunakan Video CD Pembelajaran materinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 sudah sesuai dengan materi memasang pasangan ikatan tembok ½ bata yang ada di SMK khususnya untuk praktek batu, disamping itu materinya juga sudah sistematis sesuai dengan urutan materi sehingga nanti peserta didik mudah untuk menerima penjelasan dari Video CD itu, ditambah lagi kalau dikaitkan dengan silabi atau kurikulum juga sudah mewakili khususnya untuk kurikulum Spektrum.” Tapi untuk butir B yaitu keterlaksanaan, beliau hanya menambahkan “Saya kira nanti bisa dikombinasikan dalam artian Video CD Pembelajaran nanti kita gunakan, kalaupun nanti ada yang harus dijelaskan secara manual, saya kira nanti bisa untuk media Camtasia ini bisa untuk membantu proses penggambaran kususnya untuk gambar teknik dasar.” Aspek Kedua, yaitu aspek instruksional dimana untuk media Video CD Pembelajaran ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevansi tujuan pembelajaran dengan standar kompetensi yang ada. (Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 10 Mei 2010/08.41-09.17 Wib.) b. Revisi I 1) Uji coba Pertama a) Ahli Media (1) Media berbentuk Video CD Pembelajaran ini mudah dimengerti. (2) Video belum efektif karena materinya ada yang kurang. (3) Pengoperasian/ penggunaan media video CD pembelajaran sangat mudah. (4) Suaranya kurang jelas karena volume musik penghantar terlalu besar (5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mengetahui dimana video ini digunakan dalam proses pembelajaran jika video ini digunakan sebagai kolaborasi. (6) Membuat Storyboard untuk mengetahui gambaran jalan cerita berbentuk potongan gambar yang disertai penjelasan alur cerita dan berisi tentang pengambilan sudut gambar pengisian suara serta efek khusus dalam sebuah video. b) Ahli Subtansi dan Instruksional (1) Suaranya kurang jelas jika didengar dari belakang (2) Gambar sudah cukup baik agar siswa termotivasi dan semakin tertarik terhadap video CD Pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 (3) Pengoperasian/ penggunaan media ini mudah (4) Untuk setiap materi yang disampaikan/ditayangkan harus dibagi-bagi menjadi beberapa sesi agar tidak terlalu panjang dan membosankan. 2) Uji coba Kedua a) Ahli Media Dalam uji coba kedua ini tinggal Pemaketan program media pembelajaran terpadu agar mudah dalam eksekusi sehingga pengguna bisa lebih mudah menggunakan produk Video CD Pembelajaran ini. b) Ahli Subtansi dan Instruksional Untuk media pembelajaran dengan Video ini sebagian sudah cukup sesuai dengan
aspek
subtansi
dan
Intruksional,
kedepannya
hanya
tinggal
penyempurnaannya saja. Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para ahli media pembelajaran dan peneliti mengetahui kelemahan-kelemahan deasain produknya, tahap selanjutnya peneliti mencoba untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut dengan cara memperbaiki desain. c. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. Setelah desain produk divalidasi dan direvisi, selanjutnya desain produk tersebut diuji cobakan kepada beberapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kecendrungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang dibutuhkan peneliti. (H B Sutopo. 2007) Dari hasil purposive sampling peneliti menetapkan 5 anak dari 35 sampel untuk uji coba kelompok kecil atau uji coba terbatas ini yaitu Rama Priya Utama, Prasetyo Anggri W, Aditya Kurniawan, Sudarsono dan Dikey Dewanta. Dari kelima peserta didik tersebut yang peneliti ambil wawancaranya dan digunakan dalam penelitian ini adalalah Rama Priya Utama, Prasetyo Anggri W, Aditya Kurniawan. Pengujian kelompok kecil atau uji coba terbatas ini bertujuan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 mendapatkan informasi kelayakan daripada desain produk atau
media
pembelajaran yang telah dihasilkan peneliti. Dan pengujian ini dilakukan sebagai tahap awal sebelum uji coba Lapangan (field testing) dalam hal ini dikelas. Dari hasil wawancara yang peneliti himpun hasilnya sebagai berikut : 1) Menurut siswa yang bernama Rama Priya Utama Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Pertama, Praktek batu adalah mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan, biasanya kalau untuk tugas-tugas menggambar pasangan bata bapak guru menggambar didepan, setelah itu diterangkan dan siswa disuruh meyalinnya dibuku tulis masing-masing. Kedua, dengan adanya video pelajaran Praktek batu semakin menarik, menambah minat siswa untuk belajar karena semakin mudah untuk dipahami, tapi kelemahannya adalah kurang jelas suaranya. (Rama Priya Utama /Wawancara/ 25 Februari 2010/09.15-09.20 Wib.)
2) Menurut siswa yang bernama Prasetyo Anggri W Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Untuk pertama kalinya mata pelajaran Praktek batu menggunakan video pembelajarannya. Dimana video pembelajarannya ini cukup jelas dan mudah diserap materinya serta meningkat waktu sehingga bisa menambah minat belajar. Dengan adanya perkembangan teknologi maka media perlu digunakan. Prasetyo menambahkan, Untuk kekurangannya sendiri videonya kalau didengar kurang begitu jelas suaranya, prosesnya terlalu cepat serta saat menyeting alat-alatnya (kabel, laptop, sound, lcd) terlalu ribet. (Prasetyo Anggri W /Wawancara/ / 25 Februari 2010/10.15-10.20 Wib.) 3) Menurut siswa yang bernama Aditya Kurniawan. Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Dengan adanya video cd pembelajaran pemasangan ikatan tembok ½ bata lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru tidak harus menggambar didepan papan tulis, selain itu materinya lebih mudah dipahami. (Aditya Kurniawan./Wawancara/ 25 Februari 2010/11.30-11.35 Wib.) Dari hasil wawancara dengan 3 (tiga) peserta didik diatas jelas bahwa selama ini untuk mata pelajaran Praktek batu belum pernah menggunakan sebuah media pembelajaran berupa video. Dalam proses pembelajaran selama ini untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 penyampaian materi hanya diberikan secukupnya sedangkan untuk setiap tugastugas yang diberikan bapak/ibu guru harus menulis dan menggambar didepan papan tulis dengan peralatan manual (spidol, sepasang penggaris segitiga, jangka dan penghapus). Sehingga adanya video pembelajaran ini materi pembelajaran lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru tidak harus menggambar didepan papan tulis untuk memberikan tugas-tugas menggambarnya. Walaupun ada bebepara bagian video yang harus direvisi. d. Revisi II Dari hasil wawancara dengan uji coba kelompok kecil atau uji terbatas ternyata masih ada sebagian kecil dari hasil produk / video yang harus direvisi yaitu masalah suara yang belum begitu jelas jika didengar, karena volume musik penghantar terlalu besar dari pada suara pengarah. Selanjutnya peneliti mengadakan revisi, untuk berikutnya baru diberlakukan pada Uji Coba Lapangan. e. Uji Coba Lapangan (field testing) Setelah pengujian pada uji coba kelompok kecil atau uji terbatas terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk media pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran tersebut diterapkan dalam kondisi nyata yaitu didalam kelas sesuai dengan sampel yang telah diambil yaitu peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta yang berjumlah 35 orang. Tetapi yang peneliti wawancarai berjumlah 5 orang dengan cara purposive sampling. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berukut : 1) Menurut siswa yang bernama Ares Munandar Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Kelebihan dari video itu bisa di Pause sehingga kalau belum paham bisa diulang lagi/diputar lagi, keterangan dari detail gambar jelas sehingga membuat video itu mudah dipahami. Ares juga menambahkan dalam video itu juga diterangkan dan diberi gambar bagaimana caranya memasang pasangan bata. Saat ditanya untuk keadannya kelas dia mengatakan “ Saat diputar video itu sebagian ada yang ramai dan sebagian ada yang memperhatikan, tetapi saat melihatnya ada antusias dan jika dilihat dari waktunya lebih cepat dari pada yang sebelumnya. Kalau digunakan dalam proses pembelajaran sudah bisa mewakili. (Ares Munandar /Wawancara/27 Februari 2010/09.30-09.35Wib.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 2) Menurut siswa yang bernama Dikey Dewanta Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Video seperti ini sebelunmya belum ada karena biasanya setiap pelajaran praktek batu digambar bapak guru dipapan tulis sehingga prosesnya kadang-kadang tidak kelihatan dan membutuhkan waktu yang lama, tetapi dengan adanya video ini proses menggambar pasangan ikatan bata mudah dipahami dalam pembelajaran karena kita bisa melihat langsung cara-cara memasang pasangan ikatan tembok ½ bata. Videonya lebih menarik dan cara menyampaikan lebih jelas tetapi kalau prosesnya/waktunya terlalu singkat dan suaranya kurang keras. (Dikey Dewanta /Wawancara/27 Februari 2010/09.37-09.40Wib.) 3) Menurut siswa yang bernama Dwi Kasih R.W Kelas 1 TKb SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Tanggapanya tentang video itu bagus karena biasanya hanya melihat bapak guru menerangkan didepan papan tulis dan diberi fotokopian tugas. Masukkannya harusnya siswa diberi tahu juga diberi kopian videonya jadi tidak hanya disuruh memperhatikan saja, kekurangan lainnya untuk suaranya kurang jelas. (Dwi Kasih R.W./Wawancara/ 27 Februari 2010/09.40-09.45Wib.)
4) Menurut siswa yang bernama Erwin Dwi Prasetyo Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa : Dengan adanya video pembelajaran itu dapat memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya menggambar bisa langsung bisa dilihat dan diketahui prosesnya. Siswa lainnya saat melihat video itu juga lebih aktif dan memperhatikan walaupun ada sebagian yang pasif. Tambahnya “Supaya kualitas videonya ditingkatkan dan tidak hanya praktek pemasangan ikatan bata saja yang dibuat video tapi lainnya juga dibuat seperti itu. (Erwin Dwi Prasetyo /Wawancara/27 Februari 2010/11.30-11.35Wib .) 5) Menurut siswa yang bernama Muhammad Sekti Widi Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Dengan adanya video itu lebih menambah pengetahuan dan lebih jelas lagi dari sebelumnya. Selain itu juga menambah antusias, Karena di video itu menjelaskan tentang proses pembuatan Pamasangan ikatan Bata, dimana teman-temannya juga aktif memperhatikan video itu dengan benar. Untuk masukkannya agar video itu kedepannya lebih lama dan lebih baik lagi. (Muhammad Sekti Widi /Wawancara/ 27 Februari 2010/11.3511.40Wib.) f. Telaah Uji Lapangan Dari Uji Coba Lapangan (field testing) diatas menunjukkan bahwa dengan adanya video pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini ternyata dapat memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya praktek bisa langsung bisa dilihat dan
diketahui prosesnya step by step (langkah-demi
langkah). Ditambahkan pula dengan adanya video pembelajaran ini waktunya juga lebih singkat. Sedangkan untuk hasil observasi, jika dilihat dari videonya apabila durasi video terlalu panjang dan peneliti tidak bisa mengkolaborasikan dengan cara yang manual maka peserta didik mulai terasa bosan ini ditunjukkan dengan sikap atau perilaku mereka seperti, sudah tidak mau memperhatikan, mulai mengantuk, berbincang-bincang, minta izin kebelakang, minta cepat pulang dan berbagai alasan lainnya yang menunjukan mereka mulai bosan. Sedangkan untuk Keadaan dan kondisi ruang kelas juga belum memenuhi persyaratan teknis karena tiap kelas yang ada sebagian berada ditepi jalan besar atau dekat dengan jalan sehingga keadaannya selalu bising itu yang membuat konsentrasi peserta didik tidak terfokus saat mendengarkan suara video selain itu juga keadaan kelasnya yang selalu mendapatkan pencahayaan yang ekstra sehingga saat dinyalakan videonya tidak teralu jelas dilihat. Selain itu guru pengampu juga dituntut optimal dalam proses pembelajaran. Maka disinilah bagaimana peran guru dalam pengkondisian kelas sangat dibutuhkan dalam proses kolaborasi media pembelajaran untuk bisa menjaga ketenangan kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan kolaborasi media Video CD Pembelajaran tersebut. Sehingga media Video CD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran Praktek Batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Disisi lain sebelum Uji Lapangan, peneliti sempat mengadakan wawancara dengan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum mengenai hasil daripada produk/ video yang peneliti buat yang isinya sebagai berikut : Tanggapan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum. Menurut bapak Sigit selaku WAKASEK 1 Bagian Kurikulum SMK Negeri 2 Surakarta mengatakan. Di SMK Negeri 2 Surakarta ini kedepannya akan merealisasikan penggunanan berbagai media dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran dengan didukung adanya pelatihan-pelatihan cara menggunakan media (cara menggunakan Laptop, Internet dan cara membuat Powerpoint) yang ditangani langsung oleh WAKASEK Ketenagaan melalui bagian kurikulum ini. Selain itu setiap guru dianjurkan punya Laptop dan minimal bisa membuat Powerpoint untuk proses pembelajarannya. Hal ini juga didukung dengan adanya target bahwa setiap kelas akan ada 1 buah LCD, tapi masih berupa rencana karena ruang teori yang ada saat ini masih kurang, hal ini disebabkan kaitannya dengan keamanannya. Beliau juga menambahkan : Nanti kalau sudah selesai saya mohon software ini bisa digunakan di SMK Negeri 2 Surakarta ini. ((Sigit Susilo, S.Pd., M.T/Wawancara/1 Maret 2010. 09.15-09.45 Wib.) Dari hasil wawancara diatas sangat jelas bahwa di SMK Negeri 2 Surakarta ini sudah mempunyai target akan mempergunakan berbagai media dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran Sehingga tepat jika kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah satu alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi penyampaian materi selain menggunakan powerpoint, dengan syarat jika guru itu mempunyai waktu yang cukup, punya Laptop/komputer, biaya yang cukup, konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows seperti microsoft word, Powerpoint, dan tentunya media Video CD Pembelajaran. Jika dilihat dari uji coba lapangan diatas dari hasil obsevasi menunjukan untuk media pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini sudah bisa diterapkan didalam kelas dengan kondisi atau keadaan yang ada saat ini.Tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 penyediaan sarana dan prasarana seperti alat media (Laptop), Televisi ataupun Player DVD masih kurang, walaupun dari manajemen sekolah yaitu dari bagian kurikulum sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung masih minim. Tapi keadaan ruang kelasnya yang tidak mendukung dari segi pencahayaan jika diguakan untuk memutar video. Sehingga kedepannya dibutuhkan alternatifalternatif yang bisa menunjang penggunaan berbagai media terutama yang berkaitan dengan pengunaan video yang membutuhkan sisi pencahayaan yang dapat diatur. Walaupun begitu, disisi lain seharusnya dengan adanya target-target yang diberikan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum menjadi pemicu bagi semua guru mata pelajaran/diklat untuk bisa menguasai berbagai media dan bisa menggali karakter guru dengan teknik-teknik ketrampilan yang dimilikinya. Perlu diketahui juga dalam penelitian ini hanya sampai pada uji coba yang kedua dikarenakan adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dari peneliti. g. Produk Akhir Dalam penyempunaan produk ini dimana untuk produk Video CD Pembelajaran yang peneliti hasilkan adalah video cd, sehingga nantinya pengguna produk ini yakni bapak/ibu guru atau bahkan peserta didik itu sendiri akan lebih mudah lagi dalam penggunaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara kepada beberapa guru dan beberapa murid kelas 1 SMK Negeri 2 Surakarta, dimana Bentuk, Cara Pengoperasian dan Perangkat yang digunakan serta Pemanfaatan video pembelajaran mempunyai pengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun dari penggunaan Video CD Pembelajaran ini ada kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut yakni : 1. Kelebihan penggunaan Video CD Pembelajaran : a. Bentuk dari media Video CD mudah dipahami. b. Cara Pengoprasian/ penggunaannya mudah. c. Peralatan yang digunakan mudah didapat dengan menggunakan DVD Player atauun software yang ada pada computer missal : power DVD, Windws media layer, GOM Player dan lainnya. d. Manfaatnya dapat menarik perhatian siswa. e. Membantu untuk mempercepat dalam proses pemahaman siswa. f. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. g. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat variable. h. Menghilangkan kebosenan siswa dalam belajar. i. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses belajar. 2. Kekurangan penggunaan video pembelajaran : a. Kurang terperinci. b. Dari materi yang disampaikan kurang detail. c. Terlalu cepat dalam penyampaiannya. Sehingga kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah satu alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual (gambar) dan Audio (suara) yang biasa disebut sebagai video pembelajaran. Dimana media Video CD itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya Video CD Pembelajaran sebagai media pembelajaran praktek memasang ikatan tembok ½
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 bata, menurut responden yang peneliti wawancarai (bapak Sigit Susilo S.Pd., M.T selaku Wakasek I bagian kurikulum, Bapak Suhardi, S.Pd selaku guru pengampu sekaligus sebagai ketua program keahlian teknik kontruksi bangunan dan bebarapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta) adalah: Pertama, dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. Kedua, lebih variatif sehingga bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran praktek batu. Ketiga, cara penggunaan sangat mudah dan sederhana dalam pengoperasiannya.Keempat, dengan adanya Video CD Pembelajaran itu memberi motivasi dan semangat dalam belajar. Kelima, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu Keunggulan Video CD Pembelajaran yang lain bila dijadikan sebagai kolaborasi pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran antara lain : 1. Memilki lebih dari satu media yang konvergen, yaitu adanya gabungan unsur audio dan visual. 2. Dapat digunakan berkali-kali sesuai kebutuhan. 3. Bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. 4. Dapat menyajikan obyek secara detail. 5. Dapat digunakan untuk belajar secara klasikal, kelompok, individu atau mandiri. 6. Proses/alur videonya dapat diperlambat atau dipercepat sehingga peserta didik sebagai pengguna produk bisa mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. 7. Dapat menyajikan gambar yang berwarna, bersuara, dan bergerak. 8. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. Untuk menunjang dan melengkapi data hasil wawancara tersebut, penulis juga melakukan observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil observasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 dimana dengan adanya media Video CD Pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran/diklat pemasangan ikatan tembok ½ bata, ternyata bisa juga memperbaiki kaitannya dengan perilaku atau tindakan peserta didik dalam proses pembelajaran. Akan tetapi jika sarana dan prasarana untuk mendukung media ini dapat dipenuhi dan dengan adanya berbagai kelebihan yang ada pada media Video CD Pembelajaran tersebut, maka kedepannya media Video CD Pembelajaran ini bisa menjadi alat atau media pembelajaran alternatif masa depan sebagai media kolaborasi dalam inovasi pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Bentuk dari media yang dihasilkan adalah Video CD Pembelajaran sebagai salah satu alternatif media kolaborasi masa depan. 2. Dengan
adanya
penelitian
ini,
menunjukkan
bahwa
penggunaan/
pengoperasian media Video CD Pembelajaran (Pemasangan ikatan tembok ½ bata) dengan menggunakan Player DVD atau Komputer sangat mudah dan peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware untuk pengalikasiannya. 3. Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi maka produk yang dihasilkan Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran mata pelajaran/diklat Praktek Batu pada sub kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata. B. Implikasi 1. Bentuk dari media ini berupa Video CD Pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media kolaborasi masa depan dengan syarat jika guru itu mempunyai laptop/ komputer, waktu yang cukup, biaya yang cukup, konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows terutama microsoft word, Powerpoint dan tentunya media Video CD Pembelajaran. 2. Cara penggunaan atau pengoperasian media Video CD Pembelajaran sangat mudah dan peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware untuk pengalikasian video cd tersebut. Video CD Pembelajaran merupakan sarana yang efektif sebagai media kolaborasi dalam inovasi pembelajaran dikelas, untuk saat ini Video CD Pembelajaran sudah bisa dilaksanakan dalam pembelajaran didalam kelas walaupun adanya beberapa faktor yang sangat berpengaruh, seperti: kurangnya peralatan penunjang dalam menggunakan media tersebut, walaupun dari manajemen sekolah yakni bagian kurikulum sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung berbagai penggunaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 media dalam proses pembelajaran dan keadaan ruang kelasnya tetapi sarana dan prasarananya masih terjangkau. 3. Produk yang dihasilkan Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran Praktek Batu pada sub kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata, akan tetapi membutuhkan waktu, biaya/ dana, dan konsentrasi/ pikiran yang cukup. C. Saran 1. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam bidang pendidikan sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik (guru) dengan cara mengembangkan model pembelajaran yang baru dengan menggunakan berbagai media termasuk menggunakan bentuk media Video CD Pembelajaran 2. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam bidang pendidikan, sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik (guru/dosen) dengan cara menciptakan model pembelajaran yang baru. 3. Untuk
penelitian
selanjutnya
agar
dapat
mendesain
media
dengan
menggunakan Video CD Pembelajaran ini dengan baik lagi pada materi yang berbeda karena Video CD Pembelajaran ini masih memiliki kelebihankelebihan yang belum dipahami oleh peneliti.
commit to user