JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 1 Halaman 21-32
Februari 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DASAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DI KELAS VIII G SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 INCREASING STUDENTS BASIC SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 5E MODELS OF CLASS VIII G SMP NEGERI 22 SURAKARTA CLASS YEAR 2012/2013 Aditya Hadi Infantri Putra a, Sri Widoretnob, Baskoro Adi Prayitnoc a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, ,Email:
[email protected] b) Pendidikan Biologi FKIP UNS,Email:
[email protected] c) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students basic science process skills of class VIIIG SMP Negeri 22 Surakarta through the implementation of Learning Cycle 5E Models. This research is a Classroom Action Research with 3 cycles of action. Each cycle consisting of 4 phases which is planning, acting, observing, and reflecting. Observational data obtained from the observation, interview, and documentation. Technical analysis of data is technical descriptive both qualitative and quantitative. Data validation is use triangulation method. Result of this research show that with the implementation of Learning Cycle 5E models could increase students basic science process skills and achievement. It’s based on the result of observation. Average percentage for observation skills aspect increase from the 25,93% in pracycle, 42,31% in first cycle, 64,29 % in second cycle and 85,16% in the last cycle. Classification skills increase in each cycle from pracycle to the third cycle that are 22,75%, 39, 01%, 50,55%, 75,27%. Measurement skills increase from the 29,10% in pracycle, 46,15% in first cycle, 62,64% in second cycle, and 80,22% in third cycle. Prediction skills increase from 23,81% in pracycle, 53,85% in first cycle, 62,64% in second cycle, and 81,87% in third cycle. Written communication skills increase from 15,87% in pracycle, 57,14% in first cycle, 69,78% in second cycle, and 81,87% in third cycle. Oral communication skills increase up from 28,04% in pracycle, 40,66% in first cycle, 67,58% in second cycle, and 89,56% in third cycle. Making conclusion skills increase from 23,81% in pracycle, 45,05% in first cycle, 69,23% in second cycle, and 86,26% in last cycle. According to this result, can be concluded that the implementation of Learning Cycle 5E models could increase students basic science process skills student in class VIII G SMP Negeri 22 Surakarta class year 2012/ 2013. Keywords : Learning Cycle 5E, Basic Science Process Skills
21
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32
sesuai dengan metode ilmiah, yang
PENDAHULUAN Hasil
observasi
proses
sering terlupakan karena berbagai
pembelajaran di kelas VIII G SMP
hal, yang diperkuat dengan hasil
Negeri 22 Surakarta menunjukkan
observasi yang telah dilakukan.
bahwa keterampilan proses sains
KPS merupakan kemampuan
(KPS) dasar siswa masih belum
atau kecakapan untuk melaksanakan
berkembang
maksimal.
suatu tindakan dalam belajar sains
Keterampilan proses sains dasar
sehingga menghasilkan konsep, teori,
yang belum maksimal diidentifikasi
prinsip,
dari sedikitnya siswa yang mela-
(Widayanto, 2009; Semiawan, 1992).
kukan kegiatan observasi, siswa yang
KPS
bertanya,
merupakan
adaptasi
keterampilan
pengukuran dan kesimpulan. Kete-
ilmuwan
untuk
memperoleh
rampilan siswa yang belum ber-
pengetahuan, pemecahan masalah
kembang secara maksimal dapat
dan
disebabkan beberapa faktor salah
fasilitasi siswa untuk belajar sains,
satunya model pembelajaran yang
menggunakan metode dan teknik
belum dapat memaksimalkan KPS
penelitian, membantu siswa untuk
dasar siswa.
lebih aktif dan membuat pembe-
secara
melakukan
Keterampilan adalah
metode
mempelajari
sains.
kegiatan
proses
hukum
menurut
Sahin
menyimpulkan.
KPS
fakta
(2009)
mem-
sains
lajaran menjadi lebih bermakna dan
ilmiah
dalam
konsep yang didapat menjadi lebih
KPS
secara
diingat. KPS dasar dapat dilatihkan
umum dibagi menjadi KPS dasar dan
dengan
KPS terintegrasi. KPS dasar terdiri
Learning Cycle 5E.
dari 6 keterampilan yaitu mengobservasi,
maupun
mengklasifikasi,
mem-
menggunakan
model
Model Learning Cycle 5E merupakan
salah
satu
model
prediksi, mengukur, menyimpulkan,
pembelajaran konstruktivis. Model
dan mengkomunikasikan (Dimyati
pembelajaran Learning Cycle 5E
dan Mudjiono, 1999). KPS dasar
menurut Wena (2009) terdiri dari
merupakan kemampuan dasar yang
tahap pembangkitan minat (enga-
harus dimiliki siswa untuk bekerja
gement), eksplorasi
(exploration), 22
Nama Mahasiswa- Judul Penelitian
penjelasan (explanation), elaborasi
yang
(elaboration/extention), dan evaluasi
diungkapkan Bybee et al. (2006)
(evaluation).
bahwa pada fase exploration siswa
Fase engagement adalah fase
sejalan
dengan
yang
dituntut untuk melakukan aktivitas
yang bertujuan untuk merangsang
konkret
rasa ingin tahu siswa tentang materi
bermanfaat untuk mengembangkan
yang diajarkan, sehingga setelah
konsep
melewati fase engagement siswa
Observasi
diharapkan menjadi semakin antusias
situasi dan kejadian yang diperoleh
untuk mengikuti pembelajaran. Fase
pada fase engagement ditindaklanjuti
engagement
pada
dapat
keterampilan
melatihkan
dan
hands
keterampilan objek,
fase
on
dan
siswa.
permasalahan,
exploration
melalui
siswa
kegiatan percobaan. Kegiatan yang
pernyataan tersebut sesuai dengan
dilakukan pada fase exploration yaitu
yang dikemukaan
Bybee et al.
perencanaan percobaan dan pelak-
engagement
sanaan percobaan. Kegiatan peren-
(2006)
observasi
yang
bahwa
membuat
fase
siswa
fokus
terhadap
canaan percobaan meliputi kegiatan
objek, permasalahan, situasi atau
kognitif atau menggunakan pikiran
kejadian tertentu.
dalam pembuatan perencanaan yang
Fase exploration merupakan
termasuk keterampilan proses sains.
kelanjutan dari fase engagement
Kegiatan
yang berisi kegiatan siswa untuk
meliputi kegiatan menentukan alat
mengeksplorasi materi pembelajaran.
dan bahan, menentukan variabel,
Fase exploration dilakukan dengan
menentukan cara kerja Rustaman
kegiatan
perencanaan
(2005). Percobaan yang dilakukan
pelaksanaan
untuk menemukan konsep dapat
pembuatan
percobaan
dan
percobaan
sebagai
mendapatkan
jalan
melatihkan
percobaan
keterampilan
pengu-
yang
kuran, prediksi, dan klasifikasi siswa.
pembelajaran.
Fase explanation merupakan
Kegiatan percobaan yang dilakukan
penjelasan yang diperoleh selama
dapat mengembangkan keterampilan
fase engagement dan exploration.
siswa terutama KPS dasar siswa
Hasil yang didapatkan pada fase
dibutuhkan
informasi
untuk
perencanaan
dalam
23
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32
engagement dan exploration disam-
Fase evaluation yang berisi
paikan pada fase explanation. Pelak-
kegiatan untuk mengevaluasi proses
sanaan fase explanation dilakukan
pembelajaran yang telah dilakukan
dengan presentasi hasil percobaan
dan mengukur konsep pembelajaran
yang melatihkan keterampilan komu-
yang telah dikuasai. Fase evaluation
nikasi baik tertulis maupun lisan dan
dilakukan dengan mengadakan tes
sesuai dengan hasil penelitian yang
kognitif untuk siswa. Fase evaluation
dilakukan Kolis et al. (2011) bahwa
dapat dilakukan dengan mengajukan
pada
pertanyaan baik secara oral maupun
fase
explanation
siswa
menyampaikan konsep yang telah dimiliki
berdasarkan
tertulis (Madu dan Amaechi, 2012).
fase
Model Learning Cycle 5E
engagement dan exploration berda-
dapat meningkatkan KPS dasar yang
sarkan konsep mereka sendiri dengan
didukung hasil penelitian dari Karsli
demikian
dan Ayas (2011), penelitian Yalcin
siswa
menyampaikan
penjelasan dengan kreativitas dan
dan
cara siswa sendiri sehingga kete-
penelitian Turkmen dan Usta (2007),
rampilan komunikasi siswa dapat
dimana dari ketiga penelitian yang
terlatih.
telah dilakukan menunjukkan hasil
fase
Bayrakceken
(2010),
dan
Fase elaboration merupakan
bahwa KPS siswa dapat meningkat
untuk
dengan
meningkatkan
kete-
menggunakan
model
rampilan dan konsep yang telah
Learning Cycle 5E dalam pembe-
dimiliki siswa pada fase sebelumnya
lajaran di kelas.
sehingga keterampilan dan konsep
Tujuan
penelitian
yang
yang dimiliki menjadi lebih terlatih
dilakukan adalah untuk mening-
dan lebih dikuasai siswa dan sejalan
katkan KPS dasar pada kelas VIII G
dengan pendapat Bybee et al. (2006)
SMP Negeri 22 Surakarta melalui
bahwa
fase
implementasi model pembelajaran
generalisasi
Learning Cycle 5E pada materi
tujuan
elaboration
utama adalah
dari
konsep, proses dan keterampilan
fotosintesis.
yang didapat dari fase sebelumnya. 24
Nama Mahasiswa- Judul Penelitian
yaitu mencari data dari berbagai
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di
sumber yang berbeda untuk mencari
SMP Negeri 22 Surakarta pada kelas
informasi yang sama. Analisis data
VIII
tahun
mengacu pada model Miles dan
pelajaran 2012/2013. Penelitian yang
Huberman (1992) yang dilakukan
dilakukan
merupakan
dalam 3 komponen yaitu reduksi
tindakan
kelas
G
semester
genap
penelitian
(PTK)
atau
Classroom Action Research (CAR)
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
yang bertujuan untuk memecahkan
Indikator kinerja penelitian di
masalah yang timbul dalam kelas dan
tetapkan
meningkatkan kualitas proses dan
capaian belajar siswa yang diperoleh
hasil pembelajaran di kelas.
dari penjabaran aspek KPS dasar
Data
yang
dikumpulkan
menjadi
berupa indikator keter-
indikator.
Pembelajaran
dalam penelitian berupa informasi
dikatakan berhasil dan berkualitas
mengenai KPS dasar siswa yang
apabila seluruhnya atau setidaknya
diperoleh dari data hasil observasi
sebagian besar (75%) peserta didik
KPS dasar siswa. Sumber data
terlibat aktif baik fisik maupun
diperoleh dari: (1) informasi dari
mental
guru dan siswa; (2) tempat dan
penelitian ditetapkan yaitu rata-rata
peristiwa berlangsungnya aktivitas
ketercapaian indikator pada setiap
pembelajaran; dan (3) dokumentasi
aspek KPS dasar mencapai 70%.
(Mulyasa,
2006).
Target
atau arsip berupa silabus, satuan
Prosedur penelitian tindakan
pembelajaran, rencana pelaksanaan
kelas mengikuti siklus PTK menurut
pembelajaran, dll.
Kemmis dan Mc Taggart dalam
Data dikumpulkan proses
pem
pada
penelitian
Sukardi (2001) yang terdiri dari
melalui
observasi
empat tahapan setiap siklusnya yaitu
belajaran
yang
perencanaan (planning), pelaksanaan
berlangsung di kelas, wawancara,
tindakan (action), observasi (obser-
dan dokumentasi. Validitas data diuji
vation), dan refleksi (reflection).
menggunakan
Penelitian dilaksanakan secara kola-
teknik
triangulasi
sumber data menurut Sutopo (2002) 25
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32
boratif dengan guru mata pelajaran
prediksi terus meningkat pada siklus
Biologi.
II dan siklus III yang nilainya masing-masing sebesar 62,64% dan 81,87%. Aspek keterampilan komu-
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase capaian skor aspek
nikasi
tertulis
siswa
pada
saat
KPS dasar pada tahap prasiklus,
prasiklus memiliki angka 15,87%,
siklus I, siklus II, dan siklus III
pada siklus I nilai keterampilan
disajikan pada Tabel 1. Tabel 1
komunikasi tertulis naik menjadi
menunjukkan bahwa capaian skor
57,14% dan pada siklus II dan siklus
aspek KPS dasar siswa mengalami
III
peningkatan mulai dari prasiklus
nilai 69,78% dan 81,87%. Aspek
sampai
keterampilan komunikasi lisan juga
pada
siklus
III.
Aspek
masing-masing
menunjukkan
keterampilan observasi mengalami
menunjukkan
peningkatan mulai dari prasiklus
sama mulai dari prasiklus yang
25,93% kemudian siklus I 42,31%
nilainya
dan pada siklus II mencapai 64,29%
menjadi 40,66% pada siklus I dan
yang pada siklus III sudah mencapai
mengalami kenaikan lagi pada siklus
85,16%. Aspek keterampilan klasi-
II yaitu sebesar 67,58% dan pada
fikasi menunjukkan nilai berturut-
siklus III nilainya sudah 89,56%.
turut dari prasiklus hingga siklus III
Aspek
yaitu dengan nilai 22,75%, 39,01%,
kesimpulan pada prasiklus nilainya
50,55%,
kete-
23,81%, pada siklus I nilainya
rampilan pengukuran pada prasiklus
45,05%, pada siklus II mencapai
mencapai 29,10%, pada siklus I
69,23% dan terakhir pada siklus III
46,15%, pada siklus II sebesar
sudah 86,26%.
75,27%.
Aspek
peningkatan
28.04%
kemudian
keterampilan
yang
naik
penarikan
62,64% dan pada siklus III sudah mencapai
80,22%.
Aspek
kete-
rampilan
prediksi
siswa
pada
prasiklus menunjukkan nilai sebesar 23,81% dan pada siklus I sebesar 53,85% kemudian nilai keterampilan 26
Nama Mahasiswa- Judul Penelitian
Tabel 1. Persentase Capaian Skor Aspek KPS Dasar pada Setiap Siklus No
Aspek
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Observasi Klasifikasi Pengukuran Prediksi Komunikasi tertulis Komunikasi lisan Kesimpulan Jumlah total Rata-rata
Capaian Prasiklus 25,93% 22,75% 29,10% 23,81% 15,87% 28.04% 23,81% 169,31% 24,19%
Capaian Siklus I 42,31% 39,01% 46,15% 53,85% 57,14% 40,66% 45,05% 324,18% 46,31%
Capaian Siklus II 64,29% 50,55% 62,64% 62,64% 69,78% 67,58% 69,23% 446,70% 63,81%
Capaian Siklus III 85,16% 75,27% 80,22% 81,87% 81,87% 89,56% 86,26% 580,22% 82,89%
Tabel 1 juga menunjukkan
324,18% dan nilai rata-rata 46,31%,
bahwa data jumlah total capaian dan
siklus II memiliki rata-rata 63,81%
rata-rata capaian KPS dasar siswa
dengan jumlah total skor capaian
mengalami peningkatan dari pra-
mencapai 446,70% serta pada siklus
siklus sampai pada siklus III. Jumlah
III jumlah total dan rata-rata capaian
total capaian skor pada prasiklus
menunjukkan angka masing-masing
yaitu
580,22%
169,31%
dengan
rata-rata
dan
82,89%.
24,19%, pada siklus I memiliki nilai
1
2
3
4
5
6
7
Aspek KPS Dasar: (1) Observasi; (2) Klasifikasi; (3) Pengukuran; (4) Prediksi; (5) Komunikasi Tertulis; (6) Komunikasi Lisan; dan (7) Kesimpulan
Gambar 1. Persentase Capaian KPS Dasar Siswa Keseluruhan 27
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32 Peningkatan terjadi pada aspek komunikasi
tertulis,
model
siswa sendiri berdasarkan konsep yang
pembelajaran Learning Cycle 5E siswa
sudah didapatkan (Suastika, dkk. 2011).
menuntut
Fase explanation yang mendorong siswa
untuk
karena
pada fase sebelumnya dengan kalimat
mampu
meng-
komunikasikan hasil eksplorasi yang
untuk
telah dilakukan baik secara lisan maupun
melalui
tertulis. Peningkatan tersebut disebabkan
melatihkan
karena
untuk
lisan siswa, karena kegiatan membaca
eksplorasi
grafik, tabel dan diagram data percobaan
melalui pembuatan laporan percobaan,
serta menjelaskan proses dan hasil
yang
percobaan
siswa
dituntut
mengkomunikasikan
didukung
Rustaman
hasil
dengan
(2005)
pernyataan
bahwa
kegiatan
melaporkan kegiatan
percobaan
presentasi
keterampilan
yang
termasuk
hasil
dapat
komunikasi
telah
dilakukan
berkomunikasi
Rustaman
penyusunan dan.penyampaian laporan
(2005). Aspek keterampilan prediksi
percobaan secara sistematis dan jelas
mengalami peningkatan yang disebabkan
termasuk berkomunikasi, sehingga saat
karena
siswa
observasi
membuat
keterampilan
laporan
percobaan
komunikasi
nilai
aspek
keterampilan
yang tinggi. Pembuatan
tertulis
prediksi dipengaruhi oleh kemampuan
meningkat. Menulis laporan adalah salah
dalam melakukan observasi seperti yang
satu bentuk komunikasi dimana di dalam
diungkapkan (Hibbard, 1998) bahwa
penulisan laporan memuat proses yang
prediksi disusun oleh siswa atas dasar
direncanakan
fakta yang diobservasi. Kemampuan
maupun
hasil
yang
diperoleh siswa dari kegiatan percobaan.
prediksi
Penulisan laporan memungkinkan siswa
pengenalan fenomena yang merupakan
dapat mengkomunikasikan proses inkuiri
bagian
yang nampak dari data yang diperoleh,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bila
hasil investigasi, dan bukti-bukti yang
keterampilan observasi sudah tinggi
mendukung kesimpulan Adams et al.
maka keterampilan prediksi juga tinggi.
(2011).
Learning Cycle 5E mampu meningAspek keterampilan komunikasi
sangat
dari
bergantung
keterampilan
pada
observasi,
katkan keterampilan prediksi siswa yaitu
lisan mengalami peningkatan pada setiap
pada
fase
exploration
siklus karena pada fase explanation
membuat hipotesis dan prediksi serta
siswa dituntut untuk mengungkapkan
melakukan
hasil yang diperoleh dari pembelajaran
buktikan melalui kegiatan percobaan,
pengujian
siswa
untuk
dapat
mem-
28
Nama Mahasiswa- Judul Penelitian selain itu pada fase exploration siswa
telah dilakukan untuk informasi menuju
dapat
melakukan
menyelesaikan
diskusi
untuk
ke fase exploration. Menurut Rustaman
permasalahan
dengan
(2005) keterampilan observasi adalah
siswa lain Bybee et al. (2006).
melakukan
Aspek keterampilan observasi
pengamatan
dengan
menggunakan alat indera pada saat
mengalami peningkatan pada siklus II.
mengamati
Observasi menurut Adams et al. (2011)
makhluk hidup. Berdasarkan pernyataan
merupakan keterampilan proses sains
tersebut kegiatan yang dilakukan pada
yang sangat penting karena keterampilan
fase engagement dalam model Learning
observasi
untuk
Cycle 5E dapat melatihkan keterampilan
memiliki keterampilan proses sains yang
observasi dengan baik sehingga nilai
lain. Keterampilan observasi yang baik
untuk aspek observasi mengalami pe-
dan diimbangi dengan penguasaan kosa
ningkatan.
merupakan
dasar
kata dan bahasa yang baik membuat siswa
mampu
proses
sains
melatih
ciri-ciri
Aspek keterampilan klasifikasi dapat
ditingkatkan
dengan
model
pembelajaran Learning Cycle 5E sesuai
melakukan
dengan pernyataan Spencer dan Walker
review. Siswa yang telah memiliki
(2010) yaitu pada fase elaboration
keterampilan observasi yang baik dapat
aktivitas
melatihkan
siswa
tertulis
lain
misalnya
seperti
komunikasi
yang
keterampilan
objek
dan
keterampilan
untuk
yang yaitu
dapat
dikembangkan
penyelesaian
masalah,
mengetahui pola, informasi klasifikasi
pembuatan keputusan dan kemampuan
dan
berpikir
keterampilan
untuk
membuat
prediksi. Penerapan model pembelajaran
observasi
dan
Peningkatan aspek keterampilan
yang
klasifikasi didukung dengan tingginya
didukung oleh pernyataan Bybee et al.
peningkatan yang terjadi pada aspek
(2006) yang menyatakan bahwa pada
keterampilan
fase engagement siswa dapat melakukan
keterampilan
kegiatan
atau
keterampilan dasar yang harus dimiliki
fenomena yang merupakan stimulan
untuk melakukan klasifikasi. Keteram-
untuk membawa siswa menuju materi
pilan observasi merupakan dasar untuk
dan pada fase exploration siswa dapat
memiliki keterampilan proses sains yang
mencatat semua hasil observasi yang
lain.
pengamatan
siswa
klasifikasi
membandingkan.
Learning Cycle 5E dapat meningkatkan keterampilan
seperti
objek
observasi. observasi
Aspek merupakan
29
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32 Aspek keterampilan pengukuran
keterampilan
penarikan
kesimpulan.
mengalami peningkatan pada siklus III
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil
yang
penelitian yang menunjukkan bahwa
disebabkan
karena
penerapan
model pembelajaran Learning Cycle 5E
aspek
yang
kesimpulan
dilakukan
dilengkapi
dengan
keterampilan mengalami
penarikan peningkatan
kegiatan percobaan yang terdapat pada
pada setiap siklus. Peningkatan terjadi
fase exploration. Kegiatan percobaan
karena model Learning Cycle 5E yang
yang
melibatkan
digunakan
dalam
penelitian
keterampilan siswa dalam melakukan
akomodasi
siswa
dalam
pengukuran variabel yang digunakan
kegiatan percobaan yang pada akhir dari
dalam percobaan, dengan demikian kete-
kegiatan
rampilan
kesimpulan
dilakukan
siswa
pengukuran
tentu
dalam
dapat
melakukan
terlatih
melalui
penerapan model Learning Cycle 5E.
Learning
melatihkan
Cycle
5E
keterampilan
yang
melakukan
pasti
memiliki
dapat
diambil
berdasarkan fase-fase yang dilakukan sebelumnya.
Turkmen dan Usta (2007) menyatakan bahwa
percobaan
meng-
Model
Learning
Cycle
5E
dapat
memiliki banyak kelebihan seperti yang
dalam
diungkapkan
oleh
(Budiasih
dan
laboratorium antara lain pengumpulan
Widarti; Fajaroh dan Dasna dalam
data, pengujian hipotesis, interpretasi
Simatupang, 2008) bahwa penggunaan
data
model
dan
penarikan
Berdasarkan
kesimpulan.
pernyataan
tersebut
Learning
Cycle
5E
dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil
keterampilan pengukuran siswa dapat
belajar.
terlatihkan
proses
membuat konsep dapat diingat siswa
pasti
lebih mendalam atau dalam waktu yang
memerlukan keterampilan pengukuran
lama (Nohoglu dan Yalcin, 2006). Hasil
untuk mendapatkan dat yang diinginkan,
penelitian Jirna (dalam Wena, 2009)
sehingga
menyimpulkan
karena
pengumpulan
pada
data
dengan
sudah
penerapan
model
Learning
Cycle
bahwa
metode
pembelajaran
meningkatkan keterampilan pengukuran
katkan kualitas proses pembelajaran
siswa.
yang tampak dalam peningkatan hasil belajar,
motivasi
dapat
dapat
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
Penerapan model pembelajaran
siklus
5E
belajar,
mening-
keaktifan
Learning Cycle 5E menurut Turkmen
mahasiswa dan interaksi mahasiswa
dan Usta (2007) dapat meningkatkan
dengan dosen. 30
Nama Mahasiswa- Judul Penelitian Analisis data persentase hasil observasi siswa pada setiap aspek KPS dasar menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Learning
model
Cycle
5E
pembelajaran memberikan
pengaruh positif terhadap KPS dasar siswa yang didukung oleh beberapa penelitian lain yaitu Karsli dan Ayas (2011), Yalcin dan Bayrakceken (2010), dan Turkmen dan Usta (2007) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains yang dimiliki.
SIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa KPS dasar pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E.
DAFTAR PUSTAKA Adams, T., Digweed, B., Dodds, J., Fletcher, C., Goyette, L., Honsinger, B., et al. (2011). Smarter Science: Introducing The Framework. Canada: Youth Science Canada. Bybee, R. W., Taylor, A.J., Gardner, A., Van Scotter P., Powell, J.P., Westbrook, A., & Landes, N. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origin,
Effectiveness. Colorado Springs : BSCS. Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hibbard, K. M. (2008). Performance Assessment: in the Science Classroom. New York: The MvGraw-Hill Companies, Inc. Karsli, F., & Ayas, A. (2011). Devoleping a Laboratory Activity on Electrochemical Cell by Using 5E Learning Model for Teaching and Improving Science Process Skill. Western Anatolia Journal of Educational Science , 121-130. Kolis, M., Krusack, E., Stombaugh, A., Stow, R., & Brenner, G. H. (2011). Designing Learning Lessons for University Classroom. Wisconsin: University of Wisconsin-Eau Claire. Madu, B. C., & Amaechi, C. C. (2012). Effect of Five-Step Learning Cycle Model on Students' Understanding of Concepts to Elasticity. Journal of Education and Practice, 173-181. Miles & Huberman. (1992). Data Kualitatif. Jakarta: UI Press Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda Karya. Nuhoglu, H., & Yalcin, N. (2006). The Effectiveness of The Learning Cycle Model to Increase Students' Achievement In The Physics Laboratory. Journal of Turkish Science Education, 2830. 31
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 21-32 Rustaman, N. Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Misconceptions in Science. Kastamonu Education Journal, 491-500.
Sahin, C. (2009). Developing Worksheet Based on Science Process Skills: Factor Affecting Solubility. AsiaPasific on Science Learning and Teaching, 1-12.
Wena, Made (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, C.; Tangyong, A.F.; & Belen. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Widayanto. (2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 1-7.
Simatupang, D. (2008). Pembelajaran Model Siklus Belajar. Jurnal Kewarganegaraan, 62-70. Spencer, T. L., & Walker, T. M. (n.d.). Creating a Love for Science for Elementary Student through Inquiry-based Learning . Journal of Virginia Science Education, 18-25.
Yalcin, F. A., & Bayrakceken, S. (2010). The Effect of 5E Learning Model on Pre-Servise Science Teachers' Achievement of Acids-Based Subject. International Online Journal of Educational Science, 508-531.
Suastika, K. G., Utami, T., & Meriana. (2011). Implementasi Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) pada Pembelajaan Fisika Materi Dinamika Partikel di Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2010/2011. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA (pp. F63-F68). Yogyakarta: Fakultas MIPA, UNY. Sukardi. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sutopo, H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Turkmen, H., & Usta, E. (2007). The Role of Learning Cycle Approach Overcoming 32