PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI KEGIATAN MENARI KREATIF (Penelitian Tindakan TK B Satu Atap Kramat Jati 25 Jakarta Timur 2015)
TITIN HERMAYANTI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: The purpose of this research was to determinate the proccess of implementation creation dance to increase self confidence in Group B Satu Atap Kramat Jati 25, East Jakarta. This research is an action research which refers to the model of a classroom Action Research Kemmis and Mc. Taggart. The subject of this research are children in Group B Satu Atap Kramat Jati 25 East Jakarta there are 10 children. The steps of this research : 1) Planing (2) Action (3) Observation (4) Reflection. Data analysis used quantitative and qualitative. Data analysis qualitative used Miles and Hubberman model. This research do in two cycles, there are cycle I and II. The end result of the overall analysis of the data is the percentage in 87,05% cycles II which showed from pre-cycle is 26,25% up to cycles I 55,52%. Keywords: Creation Dance, Self Confidence And Action Research
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengambarkan proses penerapan kegiatan menari kreatif untuk meningkatkan kepercayaan diri di kelompok B TK Satu Atap Kramat Jati 25 Jakarta Timur. Penelitian tindakan kelas mengunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dari penelitian ini adalah di kelompok B TK Satu Atap Karamat Jati 25 Jakarta Timur yang berjumlah 10 anak. Langkahlangkah dalam penelitian ini yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Pengamatan; 4) Refleksi. Analisa data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatifnya mengunakan model Miles and Hubberman. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil akhir dari analisa data menunjukan peningkatan sebanyak pada siklus II 87,05 % dari pra siklus sebanyak 26,25 % sampai pada siklus I 55,52% Kata Kunci: Menari Kreatif, Kepercayaan Diri dan Penelitian Tindakan.
Orang kepercayaan
sukses diri
baik
keterampilan yang mereka miliki, dan
dan
tetap menyadari bahwa keterampilan
merasakan bahwa mereka bisa berbuat
ini akan memberikan nilai kepada
sesuatu untuk dunia. Mereka tetap
orang lain. Kepercayaan diri dapat
berbuat
membuat kita sukses sekaligus dapat
sesuai
yang
memiliki
kapasitas
dan
389
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
membuat kita menjadi orang gagal jika
sekolah
kepercayaan
berlebihan.
kemampuan motorik saja. Sehingga
Kepercayaan diri adalah bagian dari
esensi dari pendidikan seni pun belum
konsep diri, konsep diri adalah dimensi
tercapai.
diri
harapan diri atau yang dicita-citakan
hanya
sebatas
Permasalahan di Taman KanakKanak (TK) bukanlah permasalahan
dimasa depan. Anak
umum
usia
dini
menurut
motorik
saja,
tapi
semua
NAEYC adalah sosok individu yang
perkembangan
sedang
proses
kembangkan secara optimal. Salah
dan
satunya yaitu perkembangan sosial
kehidupan
emosionalnya misalnya kepercayaan
selanjutnya. Anak usia dini ada pada
diri. Kenyataan yang terjadi saat ini
rentang usia 0-8 tahun. Menurut Berk
orang tua akan merasa bangga jika
dalam Desmita (2009: 146) pada masa
anaknya unggul dalam hal akademik
ini
dibandingkan potensi perkembangan
menjalani
perkembangan
suatu
dengan
fundamental
bagi
proses
pesat
pertumbuhan
dan
perkembangan dalam berbagai aspek
dalam
sedang mengalami masa yang paling
distimulasi.
harus
diri
dapat
aspek kita
anak yang harus
cepat dalam rentang perkembangan
Hal ini juga terjadi di Taman
hidup manusia. Proses pembelajaran
Kanak-Kanak (TK) satu atap Kramat
sebagai
yang
Jati 25, dari dua puluh anak hanya ada
harus
sembilan atau sekitar 45% anak yang
yang
memiliki
bentuk
diberikan
perlakuan
kepada
memperhatikan
anak
karakteristik
rasa
kepercayaan
diri,
dimiliki setiap tahapan perkembangan
rendahnya kepercayaan diri anak-anak
anak. Widia
tersebut
Pekerti
(2010:
xi)
ditunjukan
melalui
cenderung
diam
mengamati pelaksanaan seni di TK,
beranjak
dari
kita sering menemui kenyataan bahwa
(keberanian)
praktek pembelajaran seni di sekolah-
melakukan suatu hal. Anak malu-malu
mengungkapkan
390
Apabila
kita
dan
ketika
tidak
anak
tempat disuruh
mau duduk guru
Peningkatan Kepercayaan Diri … Titin Hermayanti
melakukannya
(keberanian),
anak
Kepercayaan Diri
terlihat malas-malasan (antusias), anak
Hakim dalam Rahayu (2013: 63)
mengikuti instruksi guru dengan baik
menyatakan bahwa kepercayaan diri
(ketekunan).
adalah keyakinan seseorang membuat
Maka dengan melihat kenyataan
kemampuan untuk mencapai berbagai
melakukan
tujuan hidup. Pemily dalam Desmita
peningkatan kepercayaan diri melalui
(2009:164) mengatakan bahwa konsep
kegiatan
menari
kreatif.
Penulis
diri sebagai sistem yang dinamis dan
memilih
menari
kreatif
sebagai
kompleks dari keyakinan yang dimiliki
stimulasi karena dalam menari kreatif
seseorang tentang dirinya, termasuk
dapat
dan
sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai
mengkomunikasikan, ide-ide, gagasan-
dan tingkah laku yang unik dari
gagasan,
individu
ini
penulis
perlu
mengungkapkan
perasaan,
pengalaman,
tersebut.
Yamin
kreatif tidak akan muncul jika tidak
mengatakan konsep diri merupakan
memiliki rasa kepercayaan diri. Maka
penerimaan diri seseorang akan dirinya
rasa kepercayaan diri akan menjadi
sendiri atau tingkatan penilaian orang
kebiasaan bagi anak. Dari kebiasaan
tentang
tersebut
menghargai dirinya apa adanya.
membentuk
sikap
Sanan
harga
diri
(2013:
dalam
kedalam bahasa tari. Estetika, menari
akan
dan
Feldman
seorang
13)
yang
Melalui
Lie dalam Rahayu (2013: 69)
kegiatan menari kreatif diduga dapat
juga mengemukakan tentang ciri-ciri
meningkatkan kepercayaan diri anak.
perilaku
Untuk
melakukan
kepercayaan diri tinggi, yakni kepada
penelitian meningkatkan kepercayaan
diri sendiri, tidak tergantung pada
diri melalui kegiatan menari kreatif,
orang lain, tidak ragu-ragu merasa diri
agar sejak dini kepercayaan diri anak
berharga, tidak menyombongkan diri,
dapat
dan memiliki rasa keberanian untuk
kepercayaan
itulah
mungkin.
diri
anak.
Penulis
dikembangkan
seoptimal
yang
mencerminkan
bertindak. 391
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Serupa dari pendapat, Lautser
antara
lain:
(1)
Tingkah
laku,
memaparkan secara terperinci bahwa
merupakan kepercayaan diri untuk
ciri-ciri dari kepercayaan diri yaitu
mampu bertindak dan menyelesaikan
tidak mementingkan diri sendiri, cukup
tugas-tugas yang paling sederhana.
toleran, tidak membutuhkan dukungan
Misalnya ketika guru memberikan
orang lain secara berlebihan, bersikap
tugas menari kreatif di depan kelas,
optimis, dan gembira.
anak
mampu
melakukannya;
(2)
pendapat
Emosi, merupakan kepercayaan diri
sebelumnya, Maslow mengemukakan
untuk yakin dan mampu menguasai
bahwa
memiliki
seluruh sisi emosi. Maksudnya, ketika
kemerdekaan psikologis, yang berarti
anak diberi tugas untuk menari kreatif,
kebebasan mengarahkan pikiran dan
emosi anak terlihat sangat antusias dan
mencurahkan tenaga berdasarkan pada
penuh kegembiraan; dan (3) Spiritual
kemampuan dirinya, untuk melakukan
(agama), merupakan keyakinan bahwa
hal-hal
hidup
Sejalan
dengan
kepercayaan
yang
diri
bersifat
produktif,
ini
memiliki
tujuan
suka
positif.Dalam hal ini anak diajarkan
menghadapi tantangan, pekerjaan yang
konsep keagamaan yang dianutnya
efektif, dan bertanggung jawab dengan
dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya,
tugas yang diberikan.
kegiatan menari kreatif meniru gerakan
menyukai
pengalaman
baru,
Lain halnya dengan Bandura
binatang,tumbuh-tumbuhan,air
yang
dalam Santrock (2009: 216) efikasi diri
mengalir ombak yang bergelombang
(self-efficacy)
itu
keyakinan
bahwa
seseorang dapat menguasai sesuatu dan
memberikan
Menurutnya
efikasi
hal diri
menunjukkan
kebesaran
Sang
Pencipta.
positif.
Dari definisi para ahli tersebut
dapat
dapat disintesiskan bahwa kepercayaan
menentukan siswa akan berprestasi
diri
atau tidak. Tiga jenis kepercayaan diri
bersifat kompleks dan dinamis yang
yang perlu dikembangkan pada anak,
dimiliki seseorang untuk mencapai
392
merupakan
keyakinan
yang
Peningkatan Kepercayaan Diri … Titin Hermayanti
Keyakinan
Menurut Hawkins (1990: 2) tari
tersebut dapat berupa berupa tingkah
adalah ekspresi jiwa manusia yang
laku, emosi dan spiritual. Keyakinan
diubah oleh imajinasi dan diberi
yang ada ini senantiasa tercermin
bentuk melalui media gerak sehingga
dalam kehidupan sehari-hari. Anak
bentuk
yang memiliki rasa kepercayaan diri
sebagai ungkapan pencipta. Dalam
memiliki
bahasa lain dapat kita ungkapkan
tujuan
yang
harapkan.
ciri-ciri
mementingkan
diri
yaitu
tidak
sendiri,
cukup
bahwa
gerak
tari
yang
simbolis
merupakan
dan
ungkapan
toleran, tidak membutuhkan dukungan
ekspresi jiwa yang digambarkan dalam
orang lain secara berlebihan, bersikap
bentuk gerak. Menurut Tim Estetika
optimis,
bersifat
(2000: 10) merupakan salah satu
produktif, menyukai pengalaman baru,
cabang seni yang mengunakan gerak
suka menghadapi tantangan, pekerjaan
tubuh sebagai alat ekspresi. Jadi gerak
yang efektif dan bertanggung jawab
tubuh
dengan tugas yang diberikan.
mengekspresikan diri.
gembira,
yang
merupakan
Senada
media
dengan
untuk
Soedarsono
(2000:4-5) yang mengatakan bahwa
Menari Kreatif 11)
tari adalah desakan perasaaan manusia
mengatakan kesenian adalah bagian
tentang ”sesuatu” yang disalurkan
dan kebudayaan. Seni tari adalah salah
melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
satu bagian dan kesenian arti
Artinya
Kasudiardjo
adalah
keindahan
(1992:
gerak
tari
anggota-
Tari
merupakan
bentuk
komunikasi perasaan manusia yang
anggota badan manusia yang bergerak,
diekspresikan
melalui
berirama dan berjiwa atau dapat diberi
sehingga orang yang menonton akan
arti bahwa seni tari adalah keindahan
mengerti.
bentuk anggota badan manusia yang
gerakan badan mengandung ritmis
bergerak, berirama dan berjiwa yang
yang indah yang berfungsi untuk
harmonis.
menari kreatif perhatian penonton.
Namun
dalam
gerakan
gerakan-
393
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Menurut Suryodiningrat (1980:
dan Taggart. Yang terdiri dari empat
90) tari juga didefinisikan sebagai
komponen,
yaitu:
gerakan dari seluruh bagian tubuh
(planning),
tindakan
manusia yang disusun selaras dengan
pengamatan (observing), dan refleksi
irama musik dan memiliki maksud
(reflecting).
tertentu.
Menari
kreatif
Tekhnik
adalah
perencanaan (acting),
pengumpulan
menyamakan antara gerak dan irama
dalam
musik.
dengan
menggunakan (a) Observasi Pemantau
yang
Tindakan pada anak dan guru (b)
Hal
Soeryobrongoto
ini
senada
(1987:
87)
mengatakan bahwa tari merupakan
penelitian
ini
data adalah
Wawancara dan (c) Dokumentasi. Jenis
gerak anggota tubuh yang selaras
instrumen
yang
dengan bunyi musik. Menari kreatif
digunakan adalah menggunakan non
adalah setiap gerakan-gerakan harus
tes berupa lembar observasi, yang
selaras antara irama dan gerak.
terdiri
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disintesiskan bahwa
dari,
lembar
observasi
pemantauan tindakan. Teknik
analisis
data
yang
tari kreatif adalah keindahan bentuk
dilakukan dalam penelitian ini adalah
anggota badan manusia yang bergerak,
melalui dua cara yaitu teknik analisis
berirama dan berjiwa yang harmonis
kuantitatif
yang merupakan ekspresi jiwa yang
kualitatif. Statistika deskriptif untuk
diwujudkan dalam gerak yang selaras
membandingkan hasil yang diperoleh
dengan
dari siklus pertama dan siklus kedua
musik
sehingga
menarik
perhatian penonton.
deskriptif
dan
data
berupa rata-rata angka hitung (mean) dan perhitungan/pengukuran berbentuk
METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini
prosentase. Analisis data kualitatif dilakukan
terhadap
yang
adalah metode penelitian tindakan
dikumpulkan
yang menggunakan model Kemmis
catatan lapangan peneliti, dan refleksi.
394
melalui
data
wawancara,
Peningkatan Kepercayaan Diri … Titin Hermayanti
Analisis data kualitatif mengunakan
kepercayaan diri meningkat dari tiap
teknik menurut Miles dan Huberman
siklusnya.
(1992: 16-20) yang terdiri dari: data reduction,
data
display,
data
Pra-Siklus
conclusing drawing/verification.
Dari data kepercayaan diri pada anak pra-penelitian dapat disajikan dalam bentuk grafik maka hasilnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian
dan
pembahasan
menunjukkan
bahwa
sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Kepercayaan Diri Pra Siklus
Grafik
tersebut
kolaborator
memutuskan
menggambarkan bahwa kepercayaan
melaksanakan
diri di TK Satu Atap Kramat Jati 25
yaitu pelaksanaan siklus I karena nilai
yaitu persentase 32, 57 %.
Setelah
hasil assesmen pra siklus berada
mengetahui hasil peneliti bersama
dibawah das sein dan masih jauh dari
kolaborator melakukan analisis dan
standar
berdiskusi tentang hasil dari assesmen
telahdisepakati antara kolaborator dan
pra siklus. Setelah dianalisa secara
peneliti yakni 71%.
mendalam.
Maka
peneliti
tindakan
untuk
keberhasilan
intervensi
yang
dan
395
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Siklus I
Gambar 2. Grafik Hasil Asesmen Kepercayaan Diri Siklus I
Berdasarkan
hasil
tabel
dan
siklus I baik itu berupa kelemahan
grafik di atas, diperoleh data tentang
maupun
peningkatan kepercayaan melalui tari
refleksi tersebut, yaitu:
kreatif pada Pelaksanaan anak pada
a) Anak duduk belum membentuk
siklus
I.
Secara
persentase
55,52
klasikal %
diawal
artinya
dengan gambar lebah dan film lebah
bersama
kolaborator dan mastery learning yang
Maka peneliti melanjutkan ke siklus II namun sebelum melanjutkan Peneliti dan kolaborator melakukan refleksi setelah pelaksanaan siklus I selesai
dilaksanakan.
yang diputar oleh guru b) Ketika guru menjelaskan ada anak yang tidak peduli dengan penjelasan guru. c) Guru tidak menyampaikan tema
ada di sekolah yakni sebesar 71%.
telah
Ada
pembelajaran pada saat akan mulai mengajar. d) Guru
belum
memberikan
kesimpulan e) Anak-anak bermain-main dilayar
beberapa hal yang menjadi bahan
saat
refleksi peneliti dan kolaborator pada
menganggu
396
hasil
huruf U karena mereka penasaran
mencapai kriteria keberhasilan yang disepakati
Adapun
sebesar
pelaksanaan pada siklus I belum
telah
kelebihan.
penayangan
film
penjelasan
sehingga guru.
Peningkatan Kepercayaan Diri … Titin Hermayanti
Siklus II
Gambar 3. Grafik Hasil Asesmen Kepercayaan Diri Siklus II
Berdasarkan hasil tabel dan
26,25% pada pra siklus. kemudian
grafik di atas, diperoleh data tentang
mengalami peningkatan pada siklus I
peningkatan kepercayaan melalui tari
29,27 % sehingga menjadi 55,52 %,
kreatif pada pra-siklus yang mencapai
selanjutnya dari siklus I ke Siklus II
persentase 26,25
siklus I
Kepercayaan diripada anakmengalami
sebesar persentase 55,52 % sedangkan
peningkatan sebesar 31,53 % menjadi
pada siklus II sebesar 87,05 % artinya
sebesar 87,05 %.
pelaksanaan peningkatan kepercayaan
peningkatan kepercayaan diri melalui
diri mencapai kriteria keberhasilan
tari kreatifdari pra siklus, siklus I
yang telah disepakati diawal bersama
sampai siklus II sebesar 60,08 %.
%pada
kolaborator dan mastery learning yang
Berdasarkan
Sehingga total
perolehan
data
secara kuantitatif dan kualitatif, hasil
ada di sekolah yakni sebesar 71%. Hasil asesmen kepercayaan diri
Penelitian
ini
telah
membuktikan
dari pra siklus, siklus I hingga siklus II
bahwa tari kreatif dapat meningkatkan
dapat
kepercayaan diri pada anak TK B Satu
dilihat
pada
gambar
4.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa skor
rata-rata
persentase
Atap Kramat Jati 25 Jakarta Timur.
sebesar 397
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Gambar 4. Grafik Perbandingan Kepercayaan Diri dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada akhir pra siklus, siklus I dan
II
Peneliti
dan
kolaborator
melakukan perhitungan terhadap hasil observasi
peningkatan
apabila dihitung terjadi peningkatan sebesar 60,80 % dari pra siklus hingga siklus II. Bila
kepercayaan
ditinjau
dari
berbagai
diri. Berdasarkan data hasil tindakan
kajian ilmu maka kepercayaan diri
yang telah dilakukan terhadap 10
melalui tari kreatif ada hubungannya
responden,
dengan berbagai disiplin ilmu. Dalam
pada
saat
pra
siklus
diketahui bahwa kepercayaan diri anak
bidang
diperoleh rata-rata persentase 26, 25 %
Piaget menjelaskan bahwa anak yang
pada siklus I diperoleh 55,52 % jadi
berusia
dari
I
mempersentasikan dunia dengan kata-
meningkat sebesar 29,27 %. Pada
kata dan gambar-gambar. Kata dan
siklus II diperoleh persentase sebesar
gambar
87,05 % maka dari siklus I ke siklus II
peningkatan pemikiran simbolis dan
meningkat sebesar 31,53 %, sehingga
melampui batas hubungan informasi
398
pra
siklus
hingga
siklus
pendidikan
2-7
tahun
misalnya
anak
menunjukan
teori
mulai
adanya
Peningkatan Kepercayaan Diri … Titin Hermayanti
sensor dan tindakan fisik. Ketika anak-
dengan melakukan).
anak kepercayaan diri dia akan berani
karakter anak tidak hanya cukup
mengemukakan ide dan gagasan yang
dengan kata-kata tapi dapat dilakukan
dimilikinya di depan orang banyak.
dengan gerakan atau dengan menari
Dalam teori pembelajaran yang dikemukakan John Dewey mengatakan
Mengajarkan
karena dengan kegiatan menari mereka akan tampil dihadapan orang banyak.
bahwa learning by doing (belajar
Sosial
Kepercayaan Diri
Pendidikan
Gambar 5. Bagan Multidisipliner Kepercayaan diri melalui tari kreatif
Dalam ilmu sosial misalnya sebagaimana
Edwi
(2011:
83)
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data
mendefinisikan sosiologi adalah ilmu
dalam
yang mempelajari hubungan sosial
disimpulkan sebagai berikut: Proses
antara sesama manusia (individu dan
peningkatan kepercayaan diri pada
individu), antara individu dan ide-ide
anak TK B Satu Atap Kramat Jati 25
social. Penelitian ini akan bermanfaat
Jakarta Timur melalui tari kreatif.
untuk
dalam
Adapun pengembangan dalam proses
lingkungan
pembelajaran peningkatan kepercayaan
karena dengan anak kepercayaan diri
diri mengunakan media-media gambar
yang baik maka akan memudahkan
dan film lebah pada siklus I, pada
mereka berinteraksi dengan siapapun.
siklus II anak melatih kepercayaan
kesuksesan
bersosialisasi
dengan
anak
pembahasan,
maka
dapat
dirinya dengan menarikan tari kreatif bertema lebah. Hasil dari tari kreatif dapat meningkatkan kepercayaan diri. 399
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Berdasarkan data hasil tindakan yang
sumber yang mendukung baik itu
telah dilakukan terhadap 10 responden,
secara nasional atau internasional
pada saat pra siklus diketahui bahwa kepercayaan diri anak diperoleh ratarata persentase 26, 25 % pada siklus I diperoleh 55,52 % jadi dari pra siklus hingga siklus I meningkat sebesar 29,27 %. Pada siklus II diperoleh persentase sebesar 87,05 % maka dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 31,53 %, sehingga apabila dihitung terjadi peningkatan sebesar 60,80 % dari pra siklus hingga siklus II.
SARAN Berdasarkan
kesimpulan
dan
implikasi di atas, adapun yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi
guru
mengembangkan
diharapkan penelitian
dapat ini
sehingga akan berguna untuk sekolah 2. Bagi orang tua, diharapkan dapat menanamkan kepercayaan diri sejak dini. 3. Bagi Peneliti lain diharapkan mau mengembangkan penelitian ini dan lebih banyak memperkaya sumber-
400
DAFTAR PUSTAKA Desmita, Psikologi Perkembangan Bandung: Rosdakarya, 2009 Hawkins, Alma Mencipta Lewat Tari terj. Sumandiyo Hadi, Yogyakarta: ISI, 1990 M. Jazuli, Soeyobrongoto, Kebudayaan, Bandung: STSI Press, 1987. Rahayu, Aprianti Yovita Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Bercerita (Jakarta: Indeks, 2013), h. 63. Tilaar, HAR Pedagogik Teoritis untuk Indonesia, Jakarta: Kompas Gramedia, 2015 Sanan, Sabri dan Martinis Yamin dan Jamilah, Panduan PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta: Gaung Presada Press Group, 2013 Kassudiardjo, Bagong, Bagong Kussudiardja Dari Klasik Hingga Kontemporer Yogyakarta: Padepokan Press Tim Dosen Estetika, Estetita (Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, 2000 Soedarsono, et al, Indonesia Indah: Tari Tradisional Indonesia, Jakarta: Harapan Kita TMII/BP Soeryadiningrat, Babad lan Mekaring Djoget Djawi, Yogyakarta: Kombuning, 1980.